Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

HUBUNGAN ILMU AKHLAK DENGAN ILMU-ILMU LAINNYA

Disusun Oleh:

Kelompok 11

Imelda Arisya (12060121704)

Kumala Jumiyati Br. Ginting (12060122836)

Miftahul Husna (12060123378)

Dosen Pengampu:

Bambang Supradi, M.Pd.I

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

PEKANBARU

2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami panjatkan syukur dengan tulus kehadirat Allah Swt, karena berkat
taufik hidayat-Nya makalah ini dapat terselesaikan, makalah ini di susun untuk tugas mata
kuliah Aqidah Akhlaq yang di ampu oleh Bapak Bambang Supradi, M. Pd.I

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan junjungan kita Nabi besar
Muhammad Salallahu ‘alaihi wassalam, berserta keluarga dan sahabatnya hingga akhir
zaman, dengan di iringi upaya meneladani akhlaknya yang mulia.

Demi kesempurnaan makalah ini penyusun menerima kritik dan saran yang membangun,
agar makalah ini menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penyusun dan
dapat memberikan manfaat bagi pembaca umumnya.

Akhirnya kami berdo’a kehadirat Allah Swt mudah-mudahan upaya ini senantiasa
mendapat bimbingan ridha Allah Subhanahu Wa ta’ala. Amin ya Robbal Alamin.

Pekanbaru, 15 Desember 2020

Kelompok 11

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii

BAB I...............................................................................................................................................1

PENDAHULUAN..........................................................................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................................................1

C. Tujuan 2

BAB II

PEMBAHASAN.............................................................................................................................3

Hubungan ilmu akhlak dengan ilmu lainnya

A. HUBUNGAN ILMU AKHLAK DAN ILMU LAINNYA...................................................3

1. Hubungan ilmu akhlaq dengan Filsafat............................................................................3

2. Hubungan ilmu akhlaq dengan Psikologi........................................................................4

3. Hubungan ilmu akhlaq dengan Sosiologi........................................................................5

4. Hubungan ilmu akhlaq dengan Ilmu Hukum...................................................................6

5. Hubungan ilmu akhlaq dengan Ilmu Tasawuf.................................................................7

6. Hubungan ilmu akhlaq dengan Ilmu Pendidikan.............................................................7

7. Hubungan ilmu akhlaq dengan Akidah dan Ibadah.........................................................8

BAB III

PENUTUP.....................................................................................................................................10

A. Kesimpulan..........................................................................................................................10

B. Saran....................................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Perlu diketahui bahwa akhlak merupakan suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari
padanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak memerlukan pertimbangan
terlebih dahulu. Sedangkan ilmu akhlak adalah ilmu yang menejelaskan arti baik dan buruk,
dan menerangkan apa yang harus diperbuat oleh sebagian manusia terhadap sesamanya dan
menjelaskan tujuan yang hendak dicapai oleh manusia dalam perbuatan mereka dan
menunjukkan yang lurus yang harus diperbuat. Ilmu akhlak sering disamakan dengan etika,
namun diantara keduannya memiliki perbedaan yaitu etika menentukan baik dan buruk
perbuatan manusia dengan tolak ukur ajaran agama.
Dengan demikian objek pembahasan ilmu akhlak berkaitan dengan norma atau penilaian
terhadap suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang. Kaitannya dengan akhlak seseorang,
itu tidak terlepas dari tingkah laku(sikap) dengan sesama dan penciptanya(tuhan). Maka
dalam hal ini ilmu akhlak tentunya mempunyai hubungan-hubungan yang terkait dengan ilmu-
ilmu lainnya, baik dari segi tujuan, konsep dan kotribusi ilmu akhlak terhadap ilmu-ilmu
tersebut dan sebaliknya bagaimana kontribusi ilmu lain terhadap ilmu akhlak.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut,maka rumusan masalah yang dapat di tulis adalah :
1. Bagaimana hubungan antara ilmu akhlaq dengan Filsafat?
2. Bagaimana hubungan antara ilmu akhlaq dengan Psikologi?
3. Bagaimana hubungan antara ilmu akhlaq dengan Hukum?
4. Bagaimana hubungan antara ilmu akhlaq dengan Tasawuf?
5. Bagaimana hubungan antara ilmu akhlaq dengan Ilmu pendidikan?
6. Bagaimana hubungan antara ilmu akhlaq dengan Akidah dan Ibadah?
C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut,maka tujuan penulisan adalah :
1. Mengetahui hubungan antara ilmu akhlak dengan ilmu lainnya
2. Agar dapat mengimplementasikan hubungan ilmu akhlak dan ilmu lainnya dalam
kehidupan sehari-hari

1
BAB II

PEMBAHASAN

Hubungan ilmu akhlak dengan ilmu lainnya

Perkembangan keilmuan dalam Islam melaju dengan cepat dan pasti. Dalam hal ini
nabi Muhammad S AW sebagai tokoh penyebar agama Islam, telah memberikan penegasan
tentang fungsi dan peran ilmu dalam Islam. Nabi Muhammad Sallallahu alaihi wasallam
bersabda menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim, laki laki dan perempuan

Ilmu ilmu agama Islam muncul pada masa masa awal dinasti Abbasiyah, tepatnya
setelah kau muslimin dapat menciptakan stabilitas keamanan di seluruh wilayah Islam. Kau
muslimin yang tingkat ke hidupan nya semakin baik, tidak lagi berorientasi untuk
memperluas wilayah, melainkan berupaya untuk membangun suatu Peradaban melalui
pengembangan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu kegiatan muncullah berbagai kegiatan
yang berkaitan dengan kebangkitan ilmu pengetahuan. Kegiatan kegiatan tersebut berupa satu
penyusunan buku buku dua permasalan ilmu Islam dan tiga penerjemahan manuskrip dan
buku buku berbahasa asing ke bahasa Arab

Ilmu pengetahuan yang berkembang saat itu, tidak hanya ilmu agama Islam. Ilmu
ilmu keduniaan memang tidak bisa dipisahkan dari ilmu ilmu agama juga turut berkembang,
sehingga pada masa ini muncul bahasa Arab, ahli ilmu alam, dan para filsuf.

Ada beberapa hal yang mendorong berkembang nya ilmu pengetahuan sebagai berikut

1. Masuknya orang orang non Arab ke dalam agama Islam dalam kurung Mawarni Mawali
baik dari Persia Bizantium maupun Mesir. Sebagian dari mereka adalah orang dewasa
yang memiliki ilmu pengetahuan cukup tinggi, atau memiliki kemampuan di bidang
administrasi negara. Adapun sebagian yang lain, dari kalangan anak anak di bawah
Asuhan orang orang muslim yang kemudian hari menjadi ulama, ahli dalam ilmu agama
Islam

2. Dukungan Khalifah Abbasiyah terutama sejak Abu Ja’far al Manshur untuk melakukan
penerjemahan buku buku filsafat Yunani ke dalam bahasa Arab, serta pembukuan ilmu
ilmu Islam. Penulisan buku buku ini selain atas dorongan internal kau muslimin pada
waktu itu, juga sebagai upaya untuk melindungi pengaruh pemikiran pemikiran asing
yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.

2
3. Bertambahnya perhatian dalam menghafal Alqur’an dan pembukuan Hadis sehingga
mempermudah Ijtihad dan menemukan ilmu ilmu agama Islam

Ilmu ilmu agama Islam yang timbul di kalangan umat Islam ketika itu, antara lain
Ulum Alqur’an, ilmu Hadis, ilmu Viki usul Viki, ilmu Kalam kidah, ilmu Tasawuf, ilmu
sejarah Islam, ilmu pendidikan Islam dan ilmu Dakwah. Sementara itu Ahlaq sebagai sebuah
disiplin ilmu selama tidak ada kalau pas dari ilmu ilmu keislaman lainnya seperti filsafat atau
psikologi ilmu Kalam dan fiqih

Secara substansial, pengertian Ahlaq dan moral tidak terlalu berbeda keduanya
mengacu pada masalah perbuatan baik dan buruk. Oleh karena itu, sebagian ahli menyebut
bawahnya merupakan konsep moral dalam Islam. Dengan demikian, obyek formal dalam
kajian Ahlaq adalah tentang perilaku baik dan buruk manusia

Ahlaq sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri dalam menjalankan fungsinya
memiliki keterkaitan dengan ilmu ilmu lain. Lalu seperti apa hubungan ilmu Ahlaq dan ilmu
ilmu lainnya? Berikut ini akan dijelaskan hubungan antara ilmu akhlak dengan ilmu lainnya

A、Hubungan ilmu Akhlaq dengan filsafat

Menurut Alfaraby, filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam yang mau jut,
dan bertujuan menyelidiki hakikat nya. Sementara menurut Immanuel kan, filsafat
merupakan ilmu pokok dari segala pengetahuan, yang mencakup empat persoalan yaitu
A. Apa yang dapat kita ketahui dijawab oleh metafisika B. Apa yang boleh kita kerja
kan?Dijawab oleh etika, C. Sampai di mana penghargaan kita Dijawab oleh agama? Dan
Deni apa yang dinamakan dengan manusia dijawab oleh Anthropologi

Pada masa lampau, ketika ilmu ilmu sangat terbatas, ternyata filsafat menangis
semua ilmu, demikian juga filsuf pada masa itu, mampu menguasai menguasai semua
ilmu. Pada saat itu obyek kajian filsafat terbagi menjadi dua bagian pertama hal hal yang
tidak dapat intervensi manusia, kecuali yang berkaitan dengan perbuatan manusia
bersifat teori this kedua hal hal yang bergantung pada usaha manusia yaitu tindakan
tindakan manusia atau filsafat praktis

Filsafat teori this atau Al-Hikmah An-Nazhiriyah terbagi dalam tiga bagian

1. Filsafat ketuhanan Al-Hikmah An ilahiah, yaitu yang berkaitan dengan aturan -aturan
umum tentang eksistensi, awal mula eksistensi dan akhir eksistensi

3
2. Fisika thabiyat sifat benda

3. Matematika

Adapun filsafat praktis Al-Hikmah all Amalia terbagi dalam tiga bagian

1. Ahlaq yang menjadi penyebab atau kesesatan manusia


2. Manajemen rumah tangga tadbir Alman Silem dan sesuatu yang berkaitan dengan
keluarga
3. Politik dan manajemen negara

Antara ilmu filsafat dan pada awalnya saling berkaitan. Bahkan karya karya khusus
dibina Ahlaq juga turut berbicara mengenai manajemen rumah tangga dan politik negara.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa ilmu merupakan cabang bersafar praktis. Namun
demikian karena sekarang jumlah ilmu sedemikian banyak, berdiri menjadi tersendiri.

B. Hubungan ilmu Akhlaq dengan psikologi

Psikologi dapat diartikan sebagai ilmu mempelajari gejala jiwa manusia yang normal,
dewasa, dan beradab menurut Ahmad amin Fi psikologi menyelidiki dan membicarakan
kekuatan perasaan, paham, mengenal, ingatan, kehendak, kemerdekaan, khayalan, rasa
kasih, kenikmatan dan rasa sakit. Sementara itu membutuhkan sesuatu yang dibahas dalam
psikologi bahkan psikologi merupakan

Psikologi mempelajari tingkah Manusia selaku anggota masyarakat, sebagai


manifestasi dan aktivitas Rohani ya, terutama yang ada hubungannya dengan tingkah laku.
Selain itu psikologi juga membahas interaksi antara satu orang dengan lainnya dalam
masyarakat. Adapun memberikan gambaran kepada manusia tentang perbuatan baik dan
buruk, perbuatan yang tercela dan Terpuji, perbuatan yang halal dan haram

Sementara itu, apa psikologi agama menurut Zakiah Daradjat adalah ilmu yang
mempelajari kesadaran agama pada seseorang, yang pengaruhnya terlihat dalam perilaku
beragama orang itu dalam kehidupan. Thoeless Menyatakan bahwa persoalan pokok
dalam psikologi agama, adalah kajian terhadap kesadaran dan tingkah laku agama

Psikologi agama menolak Ihwal kehidupan beragama pada seseorang, dan


mempelajari seberapa besar pengaruh keyakinan agama terhadap sikap dan tingkah
laku,Serta keadaan hidup pada umumnya. Selain itu, psikologi agama juga mempelajari

4
pertumbuhan dan perkembangan jiwa agama pada seseorang, serta faktor faktor yang
mempengaruhi keyakinan tersebut.

Adapun KAhlaq berupaya mengkaji kehidupan seseorang, seberapa besar pengaruh


keyakinan agama terhadap sikap, perilaku, serta kesadaran hidup pada umumnya. Kalau
dipelajari bagaimana cara seseorang bersikap dan berperilaku baik sesuai dengan ajaran
agama

Oleh karena itu, memiliki keterkaitan dengan pisikolog I. Dalam hal ini, psikologi
berhubungan dengan tingkah laku, khususnya kejiwaan manusia, sementara ilmu Ahlaq
juga mempelajari tingkah laku manusia. Dengan demikian, antara psikologi dan ilmu
Ahlaq saling membutuhkan. Keduanya saling berkaitan, karena refleksi dari psikologi juga
menjadi refleksi dari Ahlaq seseorang. Pengendalian kejiwaan seseorang sangat
dipengaruhi oleh Ahlaq atau buka di pekerti seseorang.

C. Hubungan ilmu Ahlaq dengan sosiologi

Sosiologi mempelajari perbuatan manusia dalam masyarakat, di mana hal Aruba


merupakan obyek kajian dalam ilmu Ahlaq. Manusia tidak dapat hidup tanpa
bermasyarakat. Dalam hal ini, ilmu akhlak memberikan gambaran mengenai bentuk
masyarakat yang ideal, menyangkut perilaku manusia yang baik dan sesuai dengan ajaran
agama dalam masyarakat,

Sosiologi mempelajari tingkah laku,bahasa,agama dan keluarga, bahkan pemerintahan


dalam masyarakat. Semua hal tersebut berkaitan dengan tingkah laku yang timbul dari
kehendak jiwa (akhlak). Dengan demikian, sosiologi berkontribusi pada ilmu akhlak
dalam merumuskan pengertian kah laku manusia dalam kehidupannya.

Ilmu Ahlaq adalah bagian tidak terpisahkan dengan ilmu sosiologi, mengingat
keduanya saling berhubungan. Dengan mempelajari ilmu Ahlaq, seseorang akan mudah
dalam bergaul di masyarakat karena pada dasarnya sosiologi adalah cara hidup
bermasyarakat, maka antara ilmu Ahlaq dengan kamu sosiologi saling membutuhkan dan
keberadaannya saling melengkapi

Manusia adalah makhluk sosial, karena itu diperlukan sosiologi sebagai ilmu yang
mempelajari masalah masalah sosial manusia. Adapun ilmu Ahlaq, mempelajari
bagaimana seseorang bisa diterima dengan baik dalam komunitasnya, melalui tingkah laku

5
atau perbuatan yang baik. Dengan demikian, tidak diragukan lagi bahwa antara sosiologi
dan sehat mah loba saling berkaitan.

D. Hubungan ilmu Ahlaq dengan ilmu hukum

Antara ilmu hukum dan ilmu Ahlaq memiliki pokok pembicaraan yang sama, yaitu
perbuatan manusia. Tujuannya pun hampir sama, yaitu mengatur perbuatan manusia demi
terwujudnya keserasian, keselarasan, keselamatan dan kebahagiaan. Tata cara manusia
bertingkahlaku, terdapat pada kaidah-kaidah Ahlaq

Namun demikian, ruang lingkup ilmu Ahlaq lebih luas. Dalam hal ini, memerintahkan
perbuatan yang bermanfaat dan melarang perbuatan yang membahayakan. Adapun ilmu
hukum tidak demikian, banyak perbuatan yang jelas jelas bermanfaat, namun tidak
diperintahkan dalam ilmu hukum. Sebagai contoh berbuat baik kepada fakir miskin dan
diperlakukan baik antara suami dan istri. Sebaliknya, terdapat beberapa perbuatan yang
jelas jelas tidak baik, tetapi tidak dijaga dalam ilmu hukum misalnya dusta dan dengki.

Hukum tidak membahas hal hal tersebut, karena tidak mempunyai kapasitas untuk
memerintah atau melarang. Ilmu hukum berbicara sesuai aturan dan ketentuan hukumnya,
suatu perbuatan yang melanggar aturan hukum atau tidak. Jika tidak melanggar ketentuan,
hukum membolehkannya walaupun mungkin bertentangan dengan.

Hukum Islam memiliki lingkup pembahasan lebih lengkap dibanding ilmu Ahlaq itu
dalam hal ini semua perbuatan dinilai baik atau buruk oleh Ahlaq akan mendapatkan
kepastian hukum tertentu. Misalnya menyingkir kan Duri dari jalan raya, dinilai sebagai
perbuatan yang baik, sementara hukum positif menilainya tidak berarti apa apa. Dalam
hukum Islam, hal tersebut dinilai sebagai sesuatu yang dianjurkan (mandub)

Dengan demikian, pertalian antara hukum Islam dan Ahlaq, lebih ora dibandingkan
dengan hukum positif atau etika filsafat. Setiap perbuatan yang dinilai ada Akhlaq, pasti
mendapatkan kepastian hukum Islam, berupa salah satu dari lima kategori yaitu wajib,
sunnah, mubah, haram dan makruh.

Dengan demikian, akan tercipta kehidupan masyarakat yang damai, tentram, serta
terwujud kebagian manusia secara lahir dan batin.

6
E. Hubungan ilmu akhlak dengan ilmu tasawuf
Tasawuf ialah usaha melatih jiwa yang dilakukan dengan sungguh-sungguh, yang
dapat membebaskan manusia dari pengaruh kehidupan duniawi untuk bertaqarub kepada
tuhan. Dengan demikian, jiwa manusia akan menjadi bersih, mencerminkan akhlak mulia,
dan menemukan kebahagiaan spiritual. Tasawuf dapat dikategorikan menjadi dua yaitu :
1. Tasawuf nazhari. Konsep yang diajarkan dalam tasawuf ini adalah hulul, wihdatul
wujud, fana, baqa, dan berbagai konsep lain.
2. Tasawuf ‘amali (praktis), yaitu ajaran-ajaran moral yang dimaksudkan unutk
membentuk keshalehan seseorang, baik secara ritual maupun social.
Bertasawuf tanpa akhlak adalah hal mustahil. Seorang sufi adalah pelaku akhlak yang
luhur, tidak hanya kepada allah, tetapi juga kepada manusia dan seluruh makhluk-nya.
Islam merupakan agama yang sangat menjaga keseimbangan dalam beragama. Oleh
karena itu, antara keshalehan ritual dan individual dengan keshalehan social harus
seimbang.
Kriteria utama waliyullah, adalah orang yang bertakwa (taat kepada syariat islam)
bertawakal kepada allah, dan taqarub ilallah. Sebagian besar pembicaraan tasawuf
berkaitan dengan pengetahuan tentang ketuhanan (al-ma’arif Al-ilahiyyah). Akan tetapi,
hal tersebut tidak ditempuh dengan jalan ilmu dan pembuktian ilmiah. Ihwal ini ditempuh
dengan jalan penyaksian esoteric (as-suhud al-bathin).
Tujuan ilmu tasawuf adalah membersihkan hati (tazkiyatun nafs). Dalam hal ini, ilmu
akhlak dapat membantu seseorang untuk mnghilangkan berbagai penyakit hati, yang dapat
menghalangi pemiliknya dari esensi ketuhanan. Jadi, dapat dikatakan bahwa akhlak
merupakan pintu gerbang menuju ilmu tasawuf. Ihwal ini sekaligus memberikan bukti
bahwa antara ilmu akhlak dengan ilmu tasawuf saling mendukung, untuk mencapai
penjernihan hati yang hakiki menuju kebahagiaan manusia, yaitu mencapai kedekatan
kepada tuhan (taqarub ilallah).
F. Hubungan ilmu akhlak dengan ilmu Pendidikan
Pada dasarnya tujuan Pendidikan dalam islam adalah membentuk perilaaku anak didik
menjadi lebih baik dan mulia. Hasil Pendidikan yang baik, akan menghasilkan perilaku
akhlak yang baik pula bagi anak didiknya.
Hakikat Pendidikan adalah menyiapkan dan mendampingi seseorang agar
memperoleh kemajuan dan kesempurnaan. Ilmu Pendidikan dalam islam, memang sangat
erat kaitannya dengan ilmu akhlak. Menurut asy-syaibani, tujuan Pendidikan islam adalah
sebagai berikut :

7
1. Tujuan yang berkaitan dengan individu, mencakup perubahan yang berupa
pengetahuan, tingkah laku, jasmani dan rohani, dan kemampuan-kemampuan yang
harus dimiliki untuk hidup di dunia dan di akhirat.
2. Tujuan yang berkaitan dengan masyarakat, mencakup tingkah laku masyarakat,
tingkah laku individu dalam masyarakat, perubahan kehidupan masyarakat, dan
memperkaya pengalaman masyarakat.
3. Tujuan professional yang berkaitan dengan Pendidikan dan pengajaran sebagai
ilmu, sebagai seni, sebagai profesi, dan sebagaia kegiatan masyarakat.
Menurut ahmad tafsir, Pendidikan islam adalah bimbingan yang diberikan oleh
seseorang kepada orang lain, agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan
ajaran islam. Singkatnya, Pendidikan islam adalah bimbingan terhadap seseorang agar
ia menjadi muslin semaksimal mungkin.
G. Hubungan ilmu akhlak dengan akidah dan ibadah
Akidah merupakan barometer bagi setiap ucapan dan perbuatan dengan segala bentuk
interaksi manusia. Berdasarkan keterangan alquran dan sunnah, seorang yang beriman
kepada allah SWT, merupakan bukti bahwa ia memiliki akhlak terpuji.
Iman menurut Bahasa berarti membenarkan (at-tashdiq), sedangkan menurut syara’ adalah
membenarkan dengan hati, dalam arti menerima dan tunduk pada sesuatu yang berasal
dari agama Nabi Muhammad SAW.
Dapat disimpulkan bahwa iman bukan sekadar tasdiq (membenarkan) dalam hati,
tetapi diperlukan juga sikap menerima dan tunduk. Dengan kata lain, setelah
membenarkan dan mempercayai dalam hatinya, kemudian dilanjutkan dengan realisasi
penerimaan lisan, juga diamalkan dengan anggota badan.
Iman harus dihasilkan dari ilmu, pengetahuan, dan keyakinan. Keyakinan yang benar-
benar terhunjam dan berakar dalam hati, tanpa ragu sedikit pun, setelah melalui proses
pemikiran. Oleh karena itu, iman bersifat teoretis, yang hanya dapat dilihat dan dibutuhkan
melalui perbuatan dan pengamalan.
Dapat diketahui bahwa hubungan antara akhlak dengan iman sangat erat, keduanya
mempunyai titik pangkal yang sama, yaitu hati Nurani. Keduanya merupakan gambaran
jiwa atau hati yang bersifat anstrak. Akhlak adalah sikap jiwa yang telah tentram dengan
kuat, yang mendorong pemiliknya untuk melakukan perbuatan, sedangkan iman adalah
kepercayaan dalam hati yang mempunyai daya dorong terhadap tingkah laku seseorang.
Namun demikian, sikap jiwa tersebut tidak selamanya menjurus kepada hal-hal yang baik.
oleh karena itu, iman harus berperan memberikan dorongan terhadap sesuatu yang positif.

8
Iman merupakan pedoman terbaik bagi manusia dalam mengarungi hidup ini. Iman
menjadi sumber Pendidikan paling luhur, mendidik akhlak, karakter, dan mental manusia,
sehingga dengan iman tersebut manusia dapat mengatur keseimbangan yang harmonis
antara rohani dan jasmani.
Iman dapat membuat seorang muslim menjadi ikhlas, mau bekerja keras, bahkan rela
berkorban. Iman adalah motivasi dan pendorong yang paling dalam dan paling kuat dalam
pribadi seseorang, untuk melakukan kegiatan kebajikan dan amal shaleh.
Lalu, kolerasi atau hubungan antara akhlak dan akidah dapat dilihat pada firman Allah
SWT, yang mengaitkan keimanan dengan akhlak mulia.

“Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena allah,
(Ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum
mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih dekat
kepada takwa. Dan bertakwalah kepada allah, sungguh, allah mahateliti terhadap apa yang
kamu kerjakan” (QS. Al-Ma’idah).

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian diatas kami dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa ilmu akhlak adalah
suatu ilmu yang sangat penting dimiliki manusia karena dengan ilmu akhlak jiwa kita lebih
tenang, damai, dan menjadi manusia yang lebih baik. hubungan ilmu akhlak dengan ilmu
filsafat, psikologi, sosiologi, ilmu huku, ilmu tasawuf, ilmu Pendidikan, akidah dan ibadah
adalah untuk mengetahui apakah keadaan rohani dan jasmani baik individu ataupun
masyarakat tertentu baik dan buruk.

Hubungan antara ilmu akhlak dan ilmu tauhid adalah tauhid memberikan arah
terhadap akhlak, dan akhlak memberikan isi terhadap arahan tersebut. Hubungan antara ilmu
akhlak dan ilmu tasawuf adalah akhlak merupakan pangkal tolak tasawuf sedangkan tasawuf
adalah esensi dari akhlak itu sendiri. Hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Filsafat
adalah di dalam Ilmu filsafat dibahas hal-hal yang berhubungan dengan etika/akhlak dan
dibahas pula tentang Tuhan dan bahkan menjadi cabang ilmu tersendiri yaitu Etika dan
Theodica. Setelah mempelajari ilmu ilmu tersebut diharapkan dapat terwujud akhlak yang
baik. Hubungan antara Ilmu Akhlak dengan hukum disini adalah dalam hukum terdapat
perintah dan larangan, jika melaksanakan yang diperintahkan berarti dapat dikatakan
berakhlak baik, namun jika melanggar apa yang diperintahkan maka dapat dikatakan
akhlaknya buruk, dan hukum memberi balasan atas baik buruknya akhlak, dan dengan
ilmu lain-lainnya.

B. Saran

Semoga para pembaca makalah bisa mencerna ilmu dari makalah tentang judul yang
di atas, dan kami mengharapkan saran dan kritik agar bisa membuat makalah yang lebih
sempurna lagi.

1
DAFTAR PUSTAKA

Amir,Samsul Munir,.Ilmu Akhlak,,AMZAH,2019

Anda mungkin juga menyukai