Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM

DISUSUN OLEH :
NAMA : SHAKIRA DWI PUTRI
NIM : 224200010

UNIVERSITAS SJAKHYAKIRTI
TAHUN AJARAN 2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
segalarahmat, berkah, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikanmakalah yang berjudul “IPTEK DAN SENI DALAM
ISLAM”.Makalah ini disusun guna memberikan informasi tambahan
mengenaiperspektif Islam tentang IPTEK dan seni, dan juga untuk
memenuhi tugasmata kuliah Agama Islam.Penulis mengucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak yang sumbernyaberupa artikel dan
tulisan telah penulis jadikan referensi guna penyusunanmakalah ini,
semoga dapat terus berkarya guna menghasilkan tulisan-tulisanyang
mengacu terwujudnya generasi masa depan yang lebih baik.
Penulisberharap, semoga informasi yang ada dalam makalah ini dapat
berguna bagipenulis khususnya dan bagi para pembaca pada
umumnya.Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna,banyak kekurangan dan kesalahan. Penulis menerima kritik
dan saran yangmembantu guna penyempurnaan makalah ini.

Palembang, 14 November 2022

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………4
1.1. Latar Belakang…………………………………………….4
1.2. Rumusan Masalah…………………………………………5
1.3. Tujuan Penulisan…………………………………………..5
1.4. Metode Penulisan……………………………………..5
1.5. Sistematika Penulisan……………………………………...5
BAB II IPTEK DAN SENI……………………………………………………6
2.1. Pengertian IPTEK…………7
2.2. Pengertian Seni…………………
2.3.Integrasi Iman, Ilmu, Teknologi dan Seni……………….
BAB III PERAN DAN TANGGUNGJAWAB…………………30
3.1. Keutamaan Orang yang Berilmu………….
3.2. Tanggungjawab Ilmuwan Terhadap Lingkungan….
BAB IV PENUTUP……………………………………………………....81
4.1.Kesimpulan…………………………………………………...81
4.2.Saran………………………………………………………….81
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….......82
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
1.2.Rumusan Masalah
Makalah ini terfokus kan pada empat masalah yang akan dibahas
penulis yaitu :
1.2.1.Apakah pengertian IPTEK?
1.2.2.Apakah pengertian seni?
1.2.3.Bagaimana integrasi iman, ilmu, teknologi dan seni dalam
Islam?
1.2.4.Apakah peran utama orang yang berilmu dan
tanggungjawab ilmuwan terhadap lingkungan?
1.3.Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun dengan tujuan :
1.3.1.Mengetahui pandangan Islam maupun sekuler terhadap
IPTEK dan seni serta integrasi iman, ilmu, teknologi, dan seni.
1.3.2.Mengetahui peran utama orang yang berilmu dan
tanggungjawab ilmuwan terhadap lingkungan.
1.4.Metode Penulisan
1.4.1.Metode Literatur / Kepustakaan
Penulis menggunakan studi kepustakaan dari berbagai sumber
berupa media elektronik yang memuat informasi berkaitan
dengan IPTEK dan seni dalam perspektif Islam.
1.5.Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun secara sistematis terdiri dari 4 bab :
BAB I Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang, Rumusan
Masalah, Tujuan Penulisan, Metode Penulisan dan Sistematika
Penulisan.
BAB II Animisme, Dinamisme, dan Kejawen dalam pandangan Islam
BAB III Seni, budaya Indonesia, dan perkembangan iptek dalam
pandangan Islam
BAB IV Penutup yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
IPTEK DAN SENI
2.1.Pengertian IPTEK
Pengetahuan yang dimiliki manusia ada dua jenis, yaitu:1. Dari luar
manusia, ialah wahyu, yang hanya diyakini bagi mereka yang beriman
kepada Allah swt. Ilmu dari wahyu diterima dengan yakin, sifatnya
mutlak.2. Dari dalam diri manusia, dibagi dalam tiga kategori :
pengetahuan, ilmu pengetahuan, dan filsafat. Ilmu dari manusia
diterima dengan kritis, sifatnya nisbi. Al-Qur’an dan As- Sunnah
adalah sumber Islam yang isi keterangannya mutlak dan wajib
diyakini (QS. Al-Baqarah/2:1-5 dan QS. An-Najm/53:3-4).Dalam
sudut pandang filsafat ilmu, pengetahuan dengan ilmu sangat berbeda
maknanya. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui
manusia melalui tangkapan pancaindra, intuisi dan firasat sedangkan,
ilmu adalah pengetahuan yang sudah diklasifikasi, diorganisasi,
disistematisasi dan diinterpretasi sehingga menghasilkan kebenaran
obyektif, sudah diuji kebenarannya dan dapat diuji ulang secara
ilmiah. Secara etimologis kata ilmu berarti kejelasan, oleh karena itu
segala yang terbentuk dari akar katanya mempunyai ciri kejelasan.
Dalam Al-Qur’an, ilmu digunakan dalam arti proses pencapaian
pengetahuan dan obyek pengetahuan sehingga memperoleh kejelasan.
Dalam kajian filsafat, setiap ilmu membatasi diri pada salah satu
bidang kajian. Sebab itu seseorang yang memperdalam ilmu tertentu
disebut sebagai spesialis, sedangkan orang yang banyak tahu tetapi
tidak mendalam disebut generalis. Istilah teknologi merupakan
produk ilmu pengetahuan. Dalam sudut pandang budaya, teknologi
merupakan salah satu unsur budaya sebagai hasil penerapan praktis
dari ilmu pengetahuan. Meskipun pada dasarnya teknologi juga
memiliki karakteristik obyektif dan netral. Dalam situasi tertentu
teknologitidak netral lagi karena memiliki potensi untuk merusak dan
potensikekuasaan. Di sinilah letak perbedaan ilmu pengetahuan
dengan teknologi.
Teknologi dapat membawa dampak positif berupa kemajuan dan
kesejahteraan bagi manusia juga sebaliknya dapat membawa dampak
negatif berupa ketimpangan-ketimpangan dalam kehidupan manusia
dan lingkungannya yang berakibat kehancuran alam semesta. Dalam
pemikiran Islam, ada dua sumber ilmu yaitu akal dan wahyu.
Keduanya tidak boleh dipertentangkan. Manusia diberi kebebasan
dalam mengembangkan akal budinya berdasarkan tuntunan Al-Qur’an
dan sunnah rasul. Atas dasar itu, ilmu dalam pemikiran Islam ada
yang bersifat abadi( perennial knowledge) tingkat kebenarannya
bersifat mutlak, karena bersumber dari Allah. Ada pula ilmu yang
bersifat perolehan (aquired know ledge) tingkat kebenarannya bersifat
nisbi, karena bersumber dari akalpikiran manusia .Dalam pemikiran
sekuler perennial knowledge yang bersumber dari wahyu Allah tidak
diakui sebagai ilmu, bahkan mereka mempertentangkan antara wahyu
dengan akal, agama dipertentangkan dengan ilmu. Sedangkan dalam
ajaran Islam wahyu dan akal, agama dan ilmu harus sejalan tidak
boleh dipertentangkan. Memang demikian adanya karena hakikat
agama adalah membimbing dan mengarahkan akal.

2.2.Pengertian Seni
Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia dengan segala
prosesnya. Seni merupakan ekspresi jiwa seseorang. Hasil ekspresi
jiwa tersebut berkembang menjadi bagian dari budaya manusia. Seni
identik dengan keindahan. Keindahan yang hakiki identik dengan
kebenaran. Keduanya memiliki nilai yang sama yaitu keabadian. Seni
yang lepas dari nilai-nilai ketuhanan tidak akan abadi karena
ukurannya adalah hawa nafsu bukan akal dan budi. Seni mempunyai
daya tarik yang selalu bertambah bagi orang-orang yang kematangan
jiwanya terus bertambah.
2.3. Integrasi Iman, Ilmu, Teknologi dan Seni
Dalam pandangan Islam, antara agama, ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang
terintegrasi dalam suatu sistem yang disebut Dienul Islam. Di
dalamnya terkandung tiga unsur pokok yaitu aqidah, syari’ah dan
akhlak, dengan kata lain iman, ilmu dan amal shaleh atau ikhsan,
sebagaimana yang dinyatakan dalam Al-Qur’an S. Ibrahim/14:24-25.
Ayat di atas menganalogikan bangunan Dienul Islam bagaikan
sebatang pohon yang baik, iman diidentikkan dengan akar dari sebuah
pohon yang menopang tegaknya ajaran Islam. Ilmu diidentikkan
dengan batang pohon yang mengeluarkan dahan-dahan/cabang-
cabang ilmu pengetahuan. Sedangkan amal ibarat buah dari pohon itu
identik dengan teknologi dan seni. Pengembangan IPTEK yang lepas
dari keimanan dan ketakwaan tidak akan bernilai ibadah serta tidak
akan menghasilkan manfaat bagi umat manusia dan alam
lingkungannya bahkan akan menjadi malapetaka bagi kehidupannya
sendiri. Ilmu-ilmu yang dikembangkan atas dasar keimanan dan
ketakwaan kepada Allah akan memberikan jaminan kemaslahatan
bagi kehidupan umat manusia termasuk bagi lingkungannya.
BAB III
PERAN DAN TANGGUNGJAWAB

3.1. Keutamaan Orang yang Berilmu


Sering kali manusia melupakan segi etika atau moral dari hubungan
timbal balik antara manusia dengan lingkungan. Secara moral adalah
normal apabila lingkungan akan memberikan kepada manusia
berbagai hal yang akan diketemukannya. bahkan manusia juga harus
memberikan toleransi kepada kenyataan bahwa sewaktu-waktu dapat
timbul malapetaka bagi kehidupan manusia. Jika manusia dapat
berlaku adil dengan semua yang makhiuk hidup di alam ini, maka
disini letak kebenaran norma moral yang baik, dimana manfaat yang
diperoleh dari alam ini, harus juga memberikan manfaat kepada
manusia lain. Manusia dan masyarakat mengembangkan sistem nilai
yang sesuai dengan keadaan lingkungan. Manusia menyesuaikan pada
hidupnya dengan irama yang ditentukan oleh lingkungan alam.
Karena perubahan lingkungan alam berada di luar kendali tangan
manusia, maka manusia memasrahkan diri kepada lingkungan. Hal
inilah yang melahirkan suatu kebiasaan, tradisi dari hukum yang tidak
tertulis, yang kemudian mengatur pergaulan hidup masyarakat.
Perilaku manusia merupakan pencerminan dari moral manusia yang
dimilikinya. Citra manusia hanya mempunyai relevansi, jika dalam
kehidupan bersama dalam kelompok masyarakat. Sebab dalam
kehidupan berkelompok itulah terdapat sistem-sistem perlambang
yang selanjutnya berfungsi sebagai sumber nilai. Cara manusia
mewujudkan diri adalah hasil pilihannya sendiri. Oleh karena itu,
apapun pilihannya, manusia sendiri yang bertanggung jawab.
3.2. Tanggung jawab Ilmuwan Terhadap Lingkungan
Ada dua fungsi utama manusia di dunia yaitu sebagai abdun atau
hamba Allah dan sebagai khalifah Allah di bumi. Esensi dari abdun
adalah ketaatan, ketundukan dan kepatuhan kepada kebenaran dan
keadilan Allah, sedangkan esensi khalifah adalah tanggung jawab
terhadap diri sendiri dan alam lingkungannya, baik lingkungan sosial
maupun lingkungan alam. Dalam konteks abdun, manusia menempati
posisi sebagai ciptaan Allah. Posisi ini memiliki konsekuensi adanya
keharusan manusia untuk taat dan patuh kepada penciptanya.
Keengganan manusia menghambakan diri kepada Allah sebagai
pencipta akan menghilangkan rasa syukur atas anugerah yang
diberikan sang pencipta berupa potensi yang sempurna yang tidak
diberikan kepada makhluk lainnya yaitu potensi akal. Dengan
hilangnya rasa syukur mengakibatkan ia menghambakan diri kepada
hawa nafsunya. Keikhlasan manusia menghambakan dirinya kepada
Allah akan mencegah penghambaan manusia kepada sesama manusia
termasuk pada dirinya. Manusia diciptakan Allah dengan dua
kecenderungan yaitu kecenderungan kepada ketakwaan dan
kecenderungan kepada perbuatan fasik (QS. Asy-Syams/91:8).
Dengan kedua kecenderungan tersebut, Allah memberikan petunjuk
berupa agama sebagai alat bagi manusia untuk mengarahkan
potensinya kepada keimanan dan ketakwaan bukan pada kejahatan
yang selalu didorong oleh nafsu amarah. Fungsi yang kedua sebagai
khalifah atau wakil Allah di muka bumi. Manusia diberikan
kebebasan untuk mengeksplorasi, menggali sumber-sumber daya serta
memanfaatkannya dengan sebesar-besar kemanfaatan untuk
kehidupan umat manusia dengan tidak menimbulkan dampak negatif
terhadap lingkungan, karena alam diciptakan untuk kehidupan
manusia sendiri. Untuk menggali potensi alam dan memanfaatkannya
diperlukan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai. Allah
menciptakan alam, karena Allah menciptakan manusia. Oleh karena
itu, manusia mendapat amanah dari Allah untuk memelihara alam,
agar terjaga kelestariannya dan keseimbangannya untuk kepentingan
umat manusia.
BAB IV
PENUTUP

4.1. Saran
4.2. Kesimpulan
Ilmu pengetahuan dalam sudut pandang filsafat adalah segala sesuatu
yang diketahui manusia melalui tangkapan pancaindra, intuisi dan
firasat yang sudah diklasifikasi, diorganisasi, disistematisasi dan
diinterpretasi sehingga menghasilkan kebenaran obyektif, sudah diuji
kebenarannya dan dapat diuji ulang secara ilmiah. Sedangkan ilmu
pengetahuan dalam Al-Qur’an adalah proses pencapaian segala
sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan pancaindra, intuisi
dan firasat dan obyeknya sehingga memperoleh kejelasan. Teknologi
adalah dalam sudut pandang budaya ,teknologi merupakan salah satu
unsur budaya sebagai hasil penerapan praktis dari ilmu pengetahuan
yang ber karakteristik netral dan obyektif. Seni adalah hasil ungkapan
akal dan budi manusia dengan segala prosesnya serta merupakan
ekspresi jiwa seseorang. Hasil ekspresi jiwa tersebut berkembang
menjadi bagian dari budaya manusia. Seni identik dengan keindahan,
keindahan yang hakiki identik dengan kebenaran. Seni yang lepas dari
nilai-nilai ketuhanan tidak akan abadi karena ukurannya adalah hawa
nafsu bukan akal dan budi. Jika manusia berlaku adil dengan semua
yang makhluk hidup di alam ini, maka di sini letak kebenaran norma
moral yang baik, di mana manfaat yang diperoleh dari alam ini, harus
juga memberikan manfaat kepada manusia lain. Manusia
menyesuaikan pada hidupnya dengan irama yang ditentukan oleh
lingkungan alam. Karena perubahan lingkungan alam berada di luar
kendali tangan manusia, maka manusia memasrahkan diri kepada
lingkungan. Dalam pandangan Islam, antara iman, ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis
yang terintegrasi dalam suatu sistem yang disebut Dienul Islam. Di
dalam Dienul Islam terkandung tiga unsur pokok yaitu aqidah ,
syari’ah dan akhlak, dengan kata lain iman, ilmu dan amal shaleh atau
ikhsan. Pengembangan IPTEK yang lepas dari keimanan dan
ketakwaan tidak akan bernilai ibadah serta tidak akan menghasilkan
manfaat bagi umat manusia dan alam lingkungannya. Fungsi utama
manusia yaitu, abdun: ketaatan, ketundukan dan kepatuhan kepada
kebenaran dan keadilan, dan khalifah: tanggung jawab terhadap diri
sendiri dan alam lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun
lingkungan alam. Allah memberikan petunjuk berupa agama sebagai
alat bagi manusia untuk mengarahkan potensinya kepada keimanan
dan ketakwaan bukan pada kejahatan yang selalu didorong oleh nafsu
amarah. Manusia mendapat amanah dari Allah untuk memelihara
alam, agar terjaga kelestariannya dan keseimbangannya untuk
kepentingan umat manusia.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.si.its.ac.id/kurikulum/materi/iptek/manusialingkungan.
http://www.ziddu.com/download/
5235808/4MakalahSeniBudayadanIptekdalamPandanganIslam.rtf.htm
l
http://saiful-jihad.blogspot.com/2009/07/vi-ipteks-dalam-islam.

Anda mungkin juga menyukai