DOSEN PEMBIMBING:
MATAKULIAH:
DI SUSUN OLEH
KELOMPOK I:
(170101099) SOLEHUDDEEN BIN ROZALI
(170101093) AMJAD IRFANI BIN ARPAN
Segala puji dan syukur dipanjatkan atas kehadirat Allah SWT, Sang Pencipta alam semesta, dan
juga solawat dan salam ke atas junjungan besar Nabi Muhammad S.A.W serta ahli keluarga
baginda dan para sohabat baginda. Syukur kepada Allah SWT karena berkat limpahan rahmat,
taufiq, hidayah serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“ FILSAFAT PANCASILA DAN IDIOLOGI NASIONAL”.
Pada kesempatan ini, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada
Dosen pembimbing, KHAIRUL HALIM S.Pd.I,. M.A. selaku Dosen untuk matakuliah
Pendidikan & Kewarganegaraan serta semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah
ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
Demikian pengantar yang dapat sampaikan dimana penulis pun sadar bawasannya penulis
hanyalah seorang manusia yang tidak luput dari kesalahan serta kekurangan sedangkan
kesempurnaan hanya milik Allah Azza Wa’jala hingga dalam penulisan dan penyusunnnya
masih jauh dari kata sempurna akhirnya penulis hanya bisa berharap,bahwa dibalik ketidak
sempurnaan penulisan dan penyusunan makalah ini adalah ditemukan sesuatu yang dapat
memberikan manfaat atau bahkan hikmah bagi penulis, pembaca, dan bagi seluruh mahasiswa-
mahasiswi UIN Ar- Raniry.
SAMPUL................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................. 1
1.3 Manfaat ........................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian , Tujuan ........................................................................................ 3
1.4 Manfaat
Manfaat yang didapat dari makalah ini adalah:
1. Mahasiswa dapat menambah wawasan pengetahuan mengenai pancasila.
2. Mahasiswa dapat menambah wawasan pengetahuan mengenai ideologi.
3. Mahasiswa dapat menambah wawasan pengetahuan mengenai pancasila
sebagai ideologi nasional.
BAB II PEMBAHASAN
2.1> Pengertian dan Tujuan
(Filsafat Pancasila)
Pengertian:
-Pengertian Filsafat Pancasila adalah pemikiran yang dalam dipercayai dan
diyakini sebagai sesuatu norma-norma dan nilai-nilai yang dianggap
benar,adil,bijaksana,baik dan sesuai untuk bangsa Indonesia.
Tujuan:
1. Metode historis/sejarah
Metode ini baik karena dengan demikian pertumbuhan filsafat itu dapat diikuti
dari jumlahnya. Akan tetapi harus agak panjang untuk penulaannya dan bisa
menimbulkan kesalahpahaman.
2. Metode Ikhtisar
3. Metode Sistematis
Metode ini mencari arti serta maksud dari kodrat manusia yaitu bagaimana
manusia karena kodratnya akan penyelidikan yang biasanya disebut filsafat itu
lalu dicari akibat-akibatnya
4. Metode Kombinasi
Metode ini adalah kombinasi dari cara-cara tersebut yaitu sistematis, tetapi
tidak lepas dari sejarah dan dengan memperhatikan soal-soal terpenting yang
timbul bagi setiap manusia yang hidup sadar dan mampu menggunakan
pikirannya
Pembagian Filsafat
2. Al-Farabi dan Ibnu Sina membagi dua bagian yaitu filsafat teori dan
filsafat praktek.
BAB II PEMBAHASAN
>2.1 Pengertian & Tujuan
(Idiologi Nasional)
Pengertian:
-Ideologi berasal dari kata idea yang berarti gagasan,konsep, pengertian dasar,cita-
cita dan logos(lambang) yang berarti ilmu. Dari dua kata tersebut, dapat dikatakan
bahwa ideologi berarti ilmu tentang pengertian dasar dan idea. Dalam pengertian
sehari hari,kita dapat mengenal kata“idea”sebagai cita-cita. Dalam hal ini, cita-cita
haruslah bersifat tetap dan harus dicapai sehingga menjadi dasar,pandangan serta
paham untuk melangkah.
-Bagi bangsa Indonesia, sudah jelas dan tegas bahwa yang menjadi ideologi
nasional kita adalah Pancasila seperti yang terkandung dalam Pembukaan
UUD 1945 Alinea IV. Pancasila adalah dasar negara dan juga sebagai
pandangan hidup bangsa ini memiliki nilai-nilai yang memberikan arah dan
tujuan yang jelas, yaitu menuju masyarakat yang adil dan makmur yang
memiliki rasa:
BAB II PEMBAHASAN
>2.2 Ruang Lingkup Idiologi Nasional
BAB II PEMBAHASAN
>2.3 Hubungan Filsafat Pancasila & Idiologi Nasional
Filsafat dan ideologi tampaknya hampir serupa, tapi ternyata hal tersebut rupanya
tak sama. Tapi apakah kedua hal tersebut saling ada keterkaitan? Sebelumnya
marilah kita memahami dahulu pengertian dari keduanya.
Secara etimologis Kata falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia
merupakan kata serapan daripada bahasa Arab,yang juga diambil daripada bahasa
Yunani adalah ‘philosophia’. Dalam bahasa ini, kata ini merupakan kata majmuk
dan berasal daripada kata-kata philia(persahabatan, cinta)
dan sophia(kebijaksanaan). Sehingga arti harafiahnya adalah seorang “pencinta
kebijaksanaan”. Jadi Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan
pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Atau
dapat pula diartikan Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok
orang yang merupakan konsep dasar mcngenai kehidupan yang dicita-
citakan. Sedangkan ideologi berasal dari bahasa Prancis idéologie, merupakan
gabungan 2 kata yaitu, idéo yang mengacu kepada gagasan dan logie yang
mengacu kepada logos, kata dalam bahasa Yunani untuk menjelaskan logika dan
rasio. Destutt de Tracy menggunakan kata ini dalam pengertian etimologisnya,
sebagai "ilmu yang meliputi kajian tentang asal usul dan hakikat ide atau gagasan".
Filsafat dan ideologi memiliki keterkaitan, sebelum lahirnya sebuah ideologi maka
ada filsafat terlebih dahulu, filsafat berubah menjadi ideologi setelah filsafat
tersebut digunakan untuk cita-cita dan dikerjakan atau dipatuhi oleh manusia
tersebut. Seperti yang diungkapkan Roeslan Abdulgani (1986) “ Filsafat sebagai
pandangan hidup pada hakikatnya merupakan sistem nilai yang secara
epistemologis kebenarannya telah diyakini sehingga dijadikan dasar atau pedoman
bagi manusia dalam memandang realitas alam semesta, manusia, masyarakat,
bangsa, dan negara tentang makna hidup serta sebagai dasar dan pedoman bagi
manusia dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh hidup dan kehidupan.
Filsafat dalam pengertian ini telah menjadi suatu sistem cita-cita atau keyakinan-
keyakinan (belief-system) yang telah menyangkut praksis, karena di jadikan
landasan bidang kehidupannya. Hal itu berarti filsafat telah beralih dan menjelma
menjadi ideologi.
Filasafat adalah sebuah pemikiran kritis untuk melogikakan sesuatu, sehingga
filsafat menjadi akar dari setiap ilmu pengetahuan, sedangkan ideologi adalah
suatu ilmu yang mempelajari tentang cita-cita. Sudah tentu keterkaitan antara
keduanya sangat terlihat, apabila tidak ada sistem filsafat akankah ideologi ada?
Tanpa adanya filsafat, ideologi tidak akan ada. Filsafat lahir dari perenungan dan
pencarian jadi diri sehingga lahirlah cita-cita dan tujuan yang menjadi landasan
hidup seseorang atau suatu kelompok sehingga hal tersebut menjadi identitas bagi
pemilik ideologi tersebut.
Ideologi merupakan hasil filsafat, ideologi adalah output dari struktur pemikiran
yang sudah matang, komplit, serta sintesis berupa tawaran-tawaran terhadap sendi-
sendi kehidupan yang lebih kompleks. Ranah epistemologilah (yang bagian dalam
filsafat) yang kemudian menentukan kecenderungan dari Ideologi yang dihasilkan.
Jadi bagaimana jika pancasila itu dipandang sebagai suatu sistem filsafat dan
ideologi, apa pula kaitannya?
Sebagai suatu sistem filsafat serta ideologi maka pancasila harus memiliki unsur
rasional terutama dalam kedudukannya sebagai suatu sistem pengetahuan.
Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai dan pemikiran yang dapat
menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila. Pancasila dikatakan
sebagai filsafat karena Pancasila merupakan hasil perenungan jiwa yang mendalam
yang dituangkan dalam suatu sistem. Sila-sila Pancasila yang merupakan sistem
filsafat pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan organis. Pancasila sebagai
ideologi mengandung nilai-nilai yang berakar pada pandangan hidup bangsa.
Pancasila lahir dari hasil perenungan mendalam para founding father,dan
kemudian hasil perenungan tersebut dijadikan tujuan bersama atau dijadikan suatu
sistem keyakinan yang menjadi landasan bagi bangsa dan negara Indonesia. Dan
Pancasila juga telah menjadi identitas bangsa Indonesia, bukan hanya sebagai
landasan bangsa. Seperti halnya liberal dan sosialis hal tersebut pula lahir dari
sebuah sistem filsafat dan menjadi ideologi di negara-negara penganut sistem
tersebut sehingga hal tersebut kini menjadi landasan-landasan kehidupan bangsa
yang menganutnya , yang akhirnya menjadi jati diri negara mereka sehingga dapat
dibedakan dari bangsa-bangsa yang lain yang menganut ideologi yang berbeda
pula.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelah memperhatikan isi dalam pembahasan di atas, maka dapat penulis tarik
kesimpulan sebagai berikut:
Sekalipun pengertian ideologi bervariasi, tetapi jika dicermati sesungguhnya
terkandung inti-inti kesamaan. Kesamaan-kesamaannya, yakni ideologi adalah
prinsip, dasar, arah, dan tujuan dalam kehidupan. Selain mengetahui pengertian
ideologi, kita juga harus mengetahui fungsi ideologi. Ideologi berfungsi mendasari
kehidupan masyarakat sehingga mampu menjadi landasan, pedoman, dan bekal
serta jalan bagi suatu kelompok, masyarakat, bangsa, dan negara.
3.2 Saran
Adapun saran penulis kepada pembaca agar pembaca dapat mengetahui bahwa
pancasila sangat penting sebagai ideologi nasional dan bagi kehidupan kita, dan
agar pembaca dapat melaksanakan atau bisa menerapkan di kehidupa.
Perlu adanya penelitian atau study banding kedepannya agar memperlengkap
pengetahuan tentang pancasila sebagai ideologi nasional.
Selain dari pada itu, penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan karena
kami masih dalam proses pembelajaran.Dan yang kami harapkan dengan adanya
makalah ini,dapat menjadi wacana yang membuka pola pikir pembaca dan
memberi saran yang sifatnya tersirat maupun tersurat.