Anda di halaman 1dari 16

FILSAFAT PANCASILA & IDIOLOGI NASIONAL

DOSEN PEMBIMBING:

KHAIRUL HALIM S.Pd.I,.M.A

MATAKULIAH:

UIN11101/2/17/026/04 – PENDIDIKAN DAN


KEWARGANEGARAAN

DI SUSUN OLEH
KELOMPOK I:
(170101099) SOLEHUDDEEN BIN ROZALI
(170101093) AMJAD IRFANI BIN ARPAN

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN


HUKUM KELUARGA UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI AR-RANIRY BANDA ACEH

TAHUN 1 SEMESTER 1 2017/2018


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur dipanjatkan atas kehadirat Allah SWT, Sang Pencipta alam semesta, dan
juga solawat dan salam ke atas junjungan besar Nabi Muhammad S.A.W serta ahli keluarga
baginda dan para sohabat baginda. Syukur kepada Allah SWT karena berkat limpahan rahmat,
taufiq, hidayah serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“ FILSAFAT PANCASILA DAN IDIOLOGI NASIONAL”.

Pada kesempatan ini, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada
Dosen pembimbing, KHAIRUL HALIM S.Pd.I,. M.A. selaku Dosen untuk matakuliah
Pendidikan & Kewarganegaraan serta semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah
ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

Demikian pengantar yang dapat sampaikan dimana penulis pun sadar bawasannya penulis
hanyalah seorang manusia yang tidak luput dari kesalahan serta kekurangan sedangkan
kesempurnaan hanya milik Allah Azza Wa’jala hingga dalam penulisan dan penyusunnnya
masih jauh dari kata sempurna akhirnya penulis hanya bisa berharap,bahwa dibalik ketidak
sempurnaan penulisan dan penyusunan makalah ini adalah ditemukan sesuatu yang dapat
memberikan manfaat atau bahkan hikmah bagi penulis, pembaca, dan bagi seluruh mahasiswa-
mahasiswi UIN Ar- Raniry.

Darussalam, 10 Oktober 2017


Penulis
DAFTAR ISI

SAMPUL................................................................................................................  i

KATA PENGANTAR ...........................................................................................  ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I  PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1

1.2  Rumusan Masalah............................................................................................. 1

1.3  Manfaat  ........................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian , Tujuan ........................................................................................   3

2.2  Ruang Lingkup .........................................................................................   7

2.3 Hubungan   ..........................................................................................  9


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seluruh negara-negara didunia ini pasti memiliki suatu landasan atau dasar yang
kita kenal dengan Ideologi. Karena ideolgi merupakan merupakan dasar atau ide
atau cita-cita negara tersebut untuk semakin berkembang dan maju. Indonesia
merupakan salah satu dari negara-negara didunia juga merupakan satu dari sepuluh
negara di Asean. Indonesia menganut paham demokratis yang terbentuk dengan
pemerintahan adalah republik dibawah pimpinan seorang presiden. Presiden dalam
memimpin bangsa Indonesia dia tidak bisa mengandal visi dan misinya sendiri
untuk mencapai cita-cita bangsa, oleh karena itu harus memiliki suatu dasar atau
landasan yang dapat dijadikan sebagai patokan. Ideologi negara Indonesia adalah
Pancasila, pancasila bukan Ideologi negara bagi sebagian atau daerah-daerah
tertentu saja tetapi menyuluruh, terkadang perbedaan pendapat dalam mengartikan
dasar negara maka terjadilah pertikaian.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menuliskan Pancasila sebagai
Ideologi Nasional.

1.2 Perumusan Masalah


Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam penulisan ini penulis
memperoleh hasil yang diinginkan, maka penulis mengemukakan beberapa
rumusan masalah. Rumusan masalah itu adalah :
1. Apakah yang dimaksud Pancasila?
2. Apakah yang dimaksud Ideologi ?
3. Apakah yang dimaksud Pancasila Sebagai Ideologi Nasional ?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain:
1. Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Kwarganegaraan.
2. Untuk mengetahui apa itu Pancasila.
3. Untuk mengetahui apa itu Ideologi.
4. Untuk mengetahui apa itu Pancasila Sebagai Ideologi Nasional.

1.4 Manfaat
Manfaat yang didapat dari makalah ini adalah:
1. Mahasiswa dapat menambah wawasan pengetahuan mengenai pancasila.
2. Mahasiswa dapat menambah wawasan pengetahuan mengenai ideologi.
3. Mahasiswa dapat menambah wawasan pengetahuan mengenai pancasila
sebagai ideologi nasional.
BAB II PEMBAHASAN
2.1> Pengertian dan Tujuan
(Filsafat Pancasila)

Pengertian:
-Pengertian Filsafat Pancasila adalah pemikiran yang dalam dipercayai dan
diyakini sebagai sesuatu norma-norma dan nilai-nilai yang dianggap
benar,adil,bijaksana,baik dan sesuai untuk bangsa Indonesia.

Pengertian Filsafat Menurut Para Ahli :

1) SOEKARNO-manyatakan bahwa pancasila merupakan filsafat asli


Indonesia yang diambil dari budaya dan tradisi Indonesia dan akulturasi
budaya india (hindu-budha), Barat (Kristen) dan Arab (Islam).

-Beliau berpendapat bahwa (ketuhanan) ialah asli berasal dari Indonesia


(keadilan sosial) terinpirasi dari konsep ratu adil, Soekarno tidak pernah
menyinggung atau memprogandakan (persatuan).

2) NOTONOGARO-mengartikan bahwa Filsafat Pancasila ini memberikan


pengetahuan dan pengertian ilmiah yaitu tentang hakikat pancasila.

-Secara ontologi, kajian pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya


untuk mengetahui hakikat dasar sila-sila pancasila.

-Sedangkan menurut seorang ahli bernama Notonagoro, hakikat dasar antologi


pancasila adalah manusia, karena manusia ini yang merupakan subjek hukum
pokok sila-sila pancasila.

-Sedangkan jika secara epistemologis filsafat pancasila diartikan sebagai upaya


untuk mencari kebenaran pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan.
3) RUSLAN ABDULGANI-berpendapat bahwa Pancasila adalah filsafat
negara yang lahir sebagai ideologi kolektif (cita-cita bersama) seluruh bangsa
Indonesia.

Tujuan:

1) Untuk membentuk kepribadian yang seimbang yaitu keseimbangan


dengan unsur intelektual jasmani dan rohani.
2) Untuk membentuk manusia yang berjiwa pancasila sejati yang taat
kepada Tuhan, menjunjung keadilan, memiliki kejujuran serta
bertanggungjawab.
3) Untuk menumbuhkan wawasan berfikir integralistik, menjunjung tinggi
nilai filosofis dari pancasila serta mampu menerapkan metode ilmiah
mempelajari norma-norma/kaidah dan nilai-nilai yang digali daripada
Pancasila.
BAB II PEMBAHASAN

>2.2 Ruang Lingkup Filsafat Pancasila

Filsafat sebagai induk ilmu-ilmu lainnya pengaruhnya masih terasa. Setelah


filsafat ditingkalkan oleh ilmu-ilmu lainnya, ternyata filsafat tidak mati tetapi
hidup dengan corak tersendiri yakni sebagai ilmu yang memecahkan masalah
yang tidak terpecahkan oleh ilmu-ilmu khusus. Akan tetapi jelaslah bahwa
filsafat tidak termasuk ruangan ilmu pengetahuan yang khusus. Filsafat boleh
dikatakan suatu ilmu pengetahuan, tetapi obyeknya tidak terbatas, jadi
mengatasi ilmu-ilmu pengetahuan lainnya merupakan bentuk ilmu pengetahuan
yang tersendiri, tingkatan pengetahuan tersendiri. Filsafat itu erat hubungannya
dengan pengetahuan biasa, tetapi mengatasinya karena dilakukan dengan cara
ilmiah dan mempertanggungjawabkan jawaban-jawaban yang diberikannya.

 Metode dalam Filsafat

1. Metode historis/sejarah

Metode ini baik karena dengan demikian pertumbuhan filsafat itu dapat diikuti
dari jumlahnya. Akan tetapi harus agak panjang untuk penulaannya dan bisa
menimbulkan kesalahpahaman.

2. Metode Ikhtisar

Metode ini membentuk soal-soal yang dibicarakan dalam filsafat dan


menguraikan jawaban.

3. Metode Sistematis
Metode ini mencari arti serta maksud dari kodrat manusia yaitu bagaimana
manusia karena kodratnya akan penyelidikan yang biasanya disebut filsafat itu
lalu dicari akibat-akibatnya

4. Metode Kombinasi

Metode ini adalah kombinasi dari cara-cara tersebut yaitu sistematis, tetapi
tidak lepas dari sejarah dan dengan memperhatikan soal-soal terpenting yang
timbul bagi setiap manusia yang hidup sadar dan mampu menggunakan
pikirannya

Pembagian Filsafat

Berikut ini beberapa pembagian filsafat menurut beberapa para ahli :

1. Alcuinus, salah seorang tokoh “Filsafat Scholastik” pada zaman abad


pertengahan membagi filsafat sebagai berikut :

a. Bagian fisika yang menyelidiki apakah sebab-sebabnya sesuatu itu ada.

b. Bagian etika yang menentukan tata hidup.

c. Bagian logika yang mencari dasar-dasar untuk mengerti.

2. Al-Farabi dan Ibnu Sina membagi dua bagian yaitu filsafat teori dan
filsafat praktek.
BAB II PEMBAHASAN
>2.1 Pengertian & Tujuan
(Idiologi Nasional)
Pengertian:
-Ideologi berasal dari kata idea yang berarti gagasan,konsep, pengertian dasar,cita-
cita dan logos(lambang) yang berarti ilmu. Dari dua kata tersebut, dapat dikatakan
bahwa ideologi berarti ilmu tentang pengertian dasar dan idea. Dalam pengertian
sehari hari,kita dapat mengenal kata“idea”sebagai cita-cita. Dalam hal ini, cita-cita
haruslah bersifat tetap dan harus dicapai sehingga menjadi dasar,pandangan serta
paham untuk melangkah.

Pengertian Idiologi Nasional menurut Para Ahli:

1) Bapak PATRICK CORBETT-bahwa ideologi adalah struktur kejiwaan


yang tersusun oleh seperangkat keyakinan tentang penyelenggaraan hidup
bermasyarakat beserta pengorganisasiannya,seperangkat keyakinan
mengenai sifat hakikat manusia dan alam semesta yang ia hidup di
dalamnya,suatu pernyataan pendirian bahwa kedua perangkat keyakinan
tersebut independen,dan suatu dambaan agar keyakinan keyakinan tersebut
dapat di hayati dan pernyataan pendirian itu diakui sebagai kebenaran oleh
segenap orang yang menjadi anggota penuh dari kelompok sosial yang
bersangkutan.
2) A.S. HORNBY-pengertian ideologi adalah seperangkat gagasan yang
membentuk landasan teori ekonomi dan politik atau yang dipegangi oleh
seseorang ataupun sekelompok orang.
3) Bapak GUNAWAN SETIARDJA-merumuskan pengertian ideologi sebagai
seperangkat ide asasi tentang manusia dan seluruh realitas yang menjadikan
pedoman dan cita-cita hidup.
Tujuan:

1. Berisi prinsip-prinsip hidup berbangsa dan bernegara.


2. Menjadi dasar hidup berbangsa dan bernegara.
3. Memberikan arah dan tujuan dalam hidup berbangsa dan bernegara.

-Dengan demikian, bagi bangsa dan negara ideologi sangatlah penting


karena memberikan dasar arah dan tujuan bagi bangsa dan negara dalam
menjalankan kehidupannya, tanpa ideologi, suatu bangsa tidak akan dapat
berdiri kokoh dan mudah terombang-ambing oleh derasnya persoalan
kehidupan berbangsa dan bernegara.

-Demikian juga, suatu bangsa dan negara meskipun memiliki ideologi


nasional, apalagi ideologi nasionla tersebut tidak dihayati dan diamalkan
oleh masyarakat bangsanya (termasuk pemimpinnya), ideologi tersebut
hanya merupakan simbol belaka yang tidak mempunyai arti apa-apa bagi
kelangsungan hidup bebangsa dan bernegara.
Kurangnya pengamalan ideologi nasional oleh masyarakat dapa terjadi
apabila karena prinsip-prinsip dasr serta arah tujuan yang terkandung dalam
ideologi tersebut tidak dipahami, dimengerti, dipergunakan dan dilaksanakan
sebagai pedoman hidup berbangsa dan bernegara.

-Bagi bangsa Indonesia, sudah jelas dan tegas bahwa yang menjadi ideologi
nasional kita adalah Pancasila seperti yang terkandung dalam Pembukaan
UUD 1945 Alinea IV. Pancasila adalah dasar negara dan juga sebagai
pandangan hidup bangsa ini memiliki nilai-nilai yang memberikan arah dan
tujuan yang jelas, yaitu menuju masyarakat yang adil dan makmur yang
memiliki rasa:

1.Ketuhanan yang Maha Esa


2.Kemanusiaan yang adil yang beradab
3.Persatuan Indonesia
4.Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5.Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
-Ideologi bangsa Indonesia yang tercermin dan terkandung dalam
pembukaan UUD 1945 adalah ideologi perjuangan, yaitu ideologi yang sarat
dengan jiwa dan semangat perjuangan bangsa untuk mewujudkan negara
merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

-Negara kita menjadikan Pancasila sebagai ideologi nasional sesuai dengan


cita-cita, jiwa, dan kepribadian bangsa. Bangsa Indonesia menjunjung tinggi
nilai kenersamaan, kekeluaargaan dan keseimbangan dalam segala bidang
kehidupan, yaitu bidang politik, ekonommi, sosial budaya, dan pertahanan
keamanan (poleksosbud hankam) serta memiliki nilai-nilai yang lebih baik
dibandingkan dengan ideologi-ideologi yang ada.
Pancasila sebagai ideologi nwgara Indonesia dapat diartikan Pancasila
merupakan suatu konsep tentang sistem nilai yang secara individual maupun
kebersamaan dipandang sebagai prinsip hidup ideal yang dicita-citakan dan
kita inginkan untuk diwujudkan dalam kehidupan masyarakat dan negara
kita Republik Indonesia.

BAB II PEMBAHASAN
>2.2 Ruang Lingkup Idiologi Nasional

1) Memberikan struktur kognitif, ialah keseluruhan pengetahuan yang dapat


merupakan landasan untuk memahami dan menafsirkan dunia dan kejadian-
kejadian dalam alam sekitarnya.

2) Memberikan orientasi dasar dengan membuka wawasan yang memberikan


makna serta menunjukan tujuan dalam kehidupan manusia.
3) Memberikan norma-norma yang menjadi pedoman dan pegangan bagi seseorang
untuk melangka dan bertindak.

4) Memberikan bekal dan jalan bagi seseorang untuk menentukan identitasnya.

5) Memberikan kekuasaan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang


untuk menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan.

6) Memberikan pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami,


menghayati serta mempolakan tingka lakunya sesuai dengan orientasi dan norma-
norma yang terkandung didalamnya.

BAB II PEMBAHASAN
>2.3 Hubungan Filsafat Pancasila & Idiologi Nasional

Filsafat dan ideologi tampaknya hampir serupa, tapi ternyata hal tersebut rupanya
tak sama. Tapi apakah kedua hal tersebut saling ada keterkaitan? Sebelumnya
marilah kita memahami dahulu pengertian dari keduanya.
Secara etimologis Kata falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia
merupakan kata serapan daripada bahasa Arab,yang juga diambil daripada bahasa
Yunani adalah ‘philosophia’. Dalam bahasa ini, kata ini merupakan kata majmuk
dan berasal daripada kata-kata philia(persahabatan, cinta)
dan sophia(kebijaksanaan). Sehingga arti harafiahnya adalah seorang “pencinta
kebijaksanaan”. Jadi Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan
pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Atau
dapat pula diartikan Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok
orang yang merupakan konsep dasar mcngenai kehidupan yang dicita-
citakan. Sedangkan ideologi berasal dari bahasa Prancis idéologie, merupakan
gabungan 2 kata yaitu, idéo yang mengacu kepada gagasan dan logie yang
mengacu kepada logos, kata dalam bahasa Yunani untuk menjelaskan logika dan
rasio. Destutt de Tracy menggunakan kata ini dalam pengertian etimologisnya,
sebagai "ilmu yang meliputi kajian tentang asal usul dan hakikat ide atau gagasan".

Filsafat dan ideologi memiliki keterkaitan, sebelum lahirnya sebuah ideologi maka
ada filsafat terlebih dahulu, filsafat berubah menjadi ideologi setelah filsafat
tersebut digunakan untuk cita-cita dan dikerjakan atau dipatuhi oleh manusia
tersebut. Seperti yang diungkapkan Roeslan Abdulgani (1986) “ Filsafat sebagai
pandangan hidup pada hakikatnya merupakan sistem nilai yang secara
epistemologis kebenarannya telah diyakini sehingga dijadikan dasar atau pedoman
bagi manusia dalam memandang realitas alam semesta, manusia, masyarakat,
bangsa, dan negara tentang makna hidup serta sebagai dasar dan pedoman bagi
manusia   dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh hidup dan kehidupan.
Filsafat dalam pengertian ini telah menjadi suatu sistem cita-cita atau keyakinan-
keyakinan (belief-system) yang telah menyangkut praksis, karena di jadikan
landasan bidang kehidupannya. Hal itu berarti filsafat telah beralih dan menjelma
menjadi ideologi.
Filasafat adalah sebuah pemikiran kritis untuk melogikakan sesuatu, sehingga
filsafat menjadi akar dari setiap ilmu pengetahuan, sedangkan ideologi adalah
suatu ilmu yang mempelajari tentang cita-cita. Sudah tentu keterkaitan antara
keduanya sangat terlihat, apabila tidak ada sistem filsafat akankah ideologi ada?
Tanpa adanya filsafat, ideologi tidak akan ada. Filsafat lahir dari perenungan dan
pencarian jadi diri sehingga lahirlah cita-cita dan tujuan yang menjadi landasan
hidup seseorang atau suatu kelompok sehingga hal tersebut menjadi identitas bagi
pemilik ideologi tersebut.
Ideologi merupakan hasil filsafat, ideologi adalah output dari struktur pemikiran
yang sudah matang, komplit, serta sintesis berupa tawaran-tawaran terhadap sendi-
sendi kehidupan yang lebih kompleks. Ranah epistemologilah (yang bagian dalam
filsafat) yang kemudian menentukan kecenderungan dari Ideologi yang dihasilkan.
Jadi bagaimana jika pancasila itu dipandang sebagai suatu sistem filsafat dan
ideologi, apa pula kaitannya?
Sebagai suatu sistem filsafat serta ideologi maka pancasila harus memiliki unsur
rasional terutama dalam kedudukannya sebagai suatu sistem pengetahuan.
Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai dan pemikiran yang dapat
menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila. Pancasila dikatakan
sebagai filsafat karena Pancasila merupakan hasil perenungan jiwa yang mendalam
yang dituangkan dalam suatu sistem.  Sila-sila Pancasila yang merupakan sistem
filsafat pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan organis. Pancasila sebagai
ideologi mengandung nilai-nilai yang berakar pada pandangan hidup bangsa.
Pancasila lahir dari hasil perenungan mendalam para founding father,dan
kemudian hasil perenungan tersebut dijadikan tujuan bersama atau dijadikan suatu
sistem keyakinan yang menjadi landasan bagi bangsa dan negara Indonesia. Dan
Pancasila juga telah menjadi identitas bangsa Indonesia, bukan hanya sebagai
landasan bangsa. Seperti halnya liberal dan sosialis hal tersebut pula lahir dari
sebuah sistem filsafat dan menjadi ideologi di negara-negara penganut sistem
tersebut sehingga hal tersebut kini menjadi landasan-landasan kehidupan bangsa
yang menganutnya , yang akhirnya menjadi jati diri negara mereka sehingga dapat
dibedakan dari bangsa-bangsa yang lain yang menganut ideologi yang berbeda
pula.
BAB III
PENUTUP
3.1    Kesimpulan
Setelah memperhatikan isi dalam pembahasan di atas, maka dapat penulis tarik
kesimpulan sebagai berikut:
Sekalipun pengertian ideologi bervariasi, tetapi jika dicermati sesungguhnya
terkandung inti-inti kesamaan. Kesamaan-kesamaannya, yakni ideologi adalah
prinsip, dasar, arah, dan tujuan dalam kehidupan. Selain mengetahui pengertian
ideologi, kita juga harus mengetahui fungsi ideologi. Ideologi berfungsi mendasari
kehidupan masyarakat sehingga mampu menjadi landasan, pedoman, dan bekal
serta jalan bagi suatu kelompok, masyarakat, bangsa, dan negara.

3.2    Saran
Adapun saran penulis kepada pembaca agar pembaca dapat mengetahui bahwa
pancasila sangat penting  sebagai ideologi nasional dan bagi kehidupan kita, dan
agar pembaca dapat melaksanakan atau bisa menerapkan di kehidupa.
Perlu adanya penelitian atau study banding kedepannya agar memperlengkap
pengetahuan tentang pancasila sebagai ideologi nasional.
Selain dari pada itu, penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan karena
kami masih dalam proses pembelajaran.Dan yang kami harapkan dengan adanya
makalah ini,dapat menjadi wacana yang membuka pola pikir pembaca dan
memberi saran yang sifatnya tersirat maupun tersurat.

Anda mungkin juga menyukai