LAPORAN III C
ALAT PENUKAR PANAS
Pembimbing
Komalasari, ST. MT
Koordinator
Prof. Edy Saputra, ST. MT. Ph.D.
Kelompok I
Harfiah Faradila 1407123436
Ulhunk Aulia Kayabi 1407110496
Tantri Wilinda Julia 1407120358
LEMBAR PENGESAHAN
TKS 4057 TUGAS PERANCANGAN PABRIK
Semester Genap Tahun Akademik 2018/2019
LAPORAN III C
Alat Penukar Panas
Kelompok I
Harfiah Faradila 1407123436
Ulhunk Aulia Kayabi 1407110496
Tantri Wilinda Julia 1407120358
Catatan:
Pekanbaru,
Disetujui Pembimbing,
Komalasari ST., MT
NIP. 197101141998032001
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat
serta karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan III C Tugas Akhir Perancangan Pabrik
yang berjudul Alat Penukar Panas Pabrik Biodiesel dari Crude Palm Oil dengan kapasitas
86.490 kg/jam. Tugas akhir ini merupakan rangkaian akhir dari seluruh tugas kami dalam
menyelesaikan studi di Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Riau.
Selama menyelesaikan tugas akhir ini kami banyak mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak. Untuk itu kami menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya terutama
kepada dosen pembimbing Ibu Komalasari ST., MT. Tidak lupa pula kami ucapkan terima
kasih kepada rekan-rekan yang telah banyak membantu.
Dengan demikian kami mengharapkan kritik dan sara dari pembaca demi kesempurnaan
tugas akhir ini lebih lanjut. Semoga tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan ilmu dan teknologi, khususnya dalam bidang teknik kimia.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
Cover i
Lembar Pengesahan ii
Kata Pengantar iii
Daftar Isi iv
Daftar Gambar v
Daftar Tabel vi
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 2
BAB II Deskripsi Proses
2.1 Perpindahan Kalor 3
2.2 Alat Penukar Kalor 5
2.3 Jenis-Jenis Alat Penukar Kalor 5
2.4 Komponen Alat Penukar Kalor 9
2.5 Langkah-langkah Perancangan Heat Exchanger 13
BAB III Asumsi dan Pendekatan
3.1 Pemanas (Heater) 20
3.2 Pendingin (Cooler) 20
BAB IV Spesifikasi Alat
4.1 Heater 1 22
4.2 Heater 2 24
4.3 Heater 3 26
4.4 Heater 4 28
4.5 Cooler 1 30
4.6 Cooler 2 32
DAFTAR PUSTAKA 34
LAMPIRAN PERHITUNGAN
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Konstruksi Alat Penukar Panas Jenis Shell and 6
2.2 Skema Aliran Shell and Tube Exchanger (1-1 Exchanger) 7
2.3 Skema Aliran Fluida dalam Double Pipe Exchanger 8
2.4 Skema Aliran Box Cooler 9
2.5 Susunan pipa 10
2.6 Bentuk-bentuk Shell dan Penutupnya 11
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Dimensi Standar untuk Pipa Steel 10
2.2 Ketebalan Minimum Shell 12
2.3 Baffle Clearance dan Toleransi 12
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan perancangan ini adalah untuk memperoleh desain heat exchanger yang paling
optimal dengan perhitungan perpindahan panas fluida didalam shell and tube. Selain itu
utnuk mengetahui pola aliran serta distribusi kecepatan, temperatur dan tekanan fluida pada
sisi shell.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(2.1)
(2.2)
(2.3)
Dimana h adalah koefisien perpindahan panas dan merupakan fungsi dari jenis pengadukan
dan jenis fluida (Peters, 1991). Pada kondisi steady-state, persamaan yang digunakan adalah:
(2.4)
Perpindahan panas secara konveksi merupakan perpindahan panas yang melibatkan
bulk transport dan pencampuran elemen makro dari komponen panas dengan komponen
dingin dari gas atau cairan. Perpindahan ini juga umumnya melibatkan pertukaran energi
antara permukaan padatan dengan fluida. Perpindahan panas dengan konveksi dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu secara paksaan atau secara natural. Perpindahan konveksi
secara paksaan (forced) merupakan perpindahan panas dimana fluida dipaksakan untuk
melewati suatu permukaan padatan menggunakan pompa, kipas atau alat mekanik lainnya.
Perpindahan konveksi secara alami (natural) merupakan perpindahan dimana fluida yang
lebih panas atau lebih dingin pada suatu permukaan padat menyebabkan sirkulasi karena
perbedaan densitas sebagai akibat perbedaan temperatur fluida (Geankoplis, 1978).
2.1.3 Perpindahan Kalor Radiasi
Perpindahan panas terjadi dari sumber panas menuju penerima panas tanpa adanya
medium perpindahan panas merupakan perpindahan panas secara radiasi. Radiasi merupakan
perpindahan energi pada ruang kosong melalui gelombang elektromaknetik, perpindahan ini
hampir sama dengan pergerakan pada gelombang elektromaknetik cahaya. Bahan padat dan
cairan cenderung menyerap panas yang diradiasikan, sehingga perpindahan panas secara
radiasi umumnya dilakukan pada gas atau ruang hampa udara (Geankoplis, 1978).
Laju perpindahan panas secara radiasi dapat dihitung menggunakan persamaan berikut:
(2.5)
emisi dan diperoleh berdasarkan data percobaan. A merupakan area perpindahan panas yang
terekspos (ft2), sedangkan T merupakan temperatur absolut R (Peters, 1991).
2.2 Alat Penukar Kalor
Alat penukar panas berdasrkan fungsinya dapat dikelompokkan menjadi beberapa
yaitu:
1. Chiller alat penukar panas yang digunakan untuk mendinginkan fluida sampai temperatur
yang rendah. Temperatur fluida hasil pendinginan didalam chiller lebih rendah
dibandingkan dengan fluida pendinginan yang dihasilkan dari alat pendingin air. Media
pendingin pada chiller biasanya digunakan amoniak atau freon.
2. Kondensor merupakan alat penukar panas yang digunakan untuk mendinginkan uap atau
campuran uap sehingga terjadi perubahan fasa menjadi cairan. Media pendingin yang
digunakan umumnya adalah air. Uap atau campuran uap akan melepaskan panas laten
pada pendingin yang mengalir.
3. Cooler merupakan alat yang digunakan untuk mendinginkan cairan at ugas dengan
menggunakan air sebagai media pendingin. Akan tetapi tidak terjadi perubahan fasa.
4. Evaporator merupakan alat penukar opanas yang digunakan untuk penguapan cairan
menjadi uap. Dimana alat ini terjadi proses evaporasi (penguapan) suatu zat dari fasa cair
menjadi uap.
5. Reboiler merupakan alat penukar panas yang berfungsi mendidihkan kembali (reboil) serta
menguapkan sebagian cairan yang diproses. Adapun media pemanas yang sering
digunakan adalah uap atau zat panas yang sedang diproses.
6. Heat exchanger adalah alat penukar panas yang berujuan untuk memanfaatkan panas suatu
aliran fluida yang lain. Maka akan terjadi dua fungsi sekaligus, yaitu untuk memanaskan
fluida dan mendinginkan fluida yang panas.
Gambar 2.1 Konstruksi Alat Penukar Panas Jenis Shell and Tube (Coulson, 2005).
Keterangan:
1. Saluran ujung yang tetap
2. Topi ujung yang tetap
3. Saluran atau tepi ujung yang tetap
4. Tutup saluran (chanel cover)
5. Nosel ujung stasioner (Stationary head nozzle)
6. Pelat tube stasioner(Stationary tubes sheet)
7. Tube
8. Shell
9. Tutup shell(shell cover)
10. Flens shell pada ujung stasioner (shell flange stationary head end)
11. Flens shell ujung yang dibelakang (shell flange – Rear Head End)
12. Nossel shell (Shell Nozzle)
13. Flens penutup shell (shell cover flange)
14. Sambungan ekspansi (Expansion Joint)
15. Pelat tube yang mengambang (Floating Head Cover)
16. Tutup kepala yang mengambang (Floating Head Cover)
17. Flens kepala yang mengambang (Floating Head Flange)
18. Penahan kepala yang mengambang (Floating Head Backing Device)
19. Cincin pemisah (Split Shear Ring)
20. Flens penahan dengan slip – on – slip – on backing flange
21. Tutup kepala yang mengambang sebelah luar (Floating Head Cover)
22. Pelat tutup yang mengambang yang menyusur (Floating Tube Sheet Skirt)
23. Flens packing (Packing box flange)
24. Packing
25. Cincin penekan packing (Packing follower ring)
26. Cincin latern (Latern Ring)
27. Batang pengikat dan spasi (Tie Rod and Spacer)
28. Pelat penahan atau sekat transverse (Transverse Baffles or Support Plate)
29. Sekat yang disentuh langsung (Impingement Buffles)
30. Sekat yang longitudinal (Longitudinal Baffles)
31. Pemisah aliran pass (PassPartition)
32. Sambungan untuk venting (Vent Connection)
33. Sambungan untuk buangan (Drain Connection)
Jenis shell and tube digunakan pada proses yang melibatkan aliran besar. Pada
exchanger ini, aliran mengalir secara kontinu, banyak tube yang dipasang secara parallel
digunakan untuk mengalirkan fluida didalam tube ini. Tube tersusun dalam sebuah bundel
dan dibungkus dengan shell. Aliran dingin masuk dan mengalir didalam melewati semua tube
secara parallel. Fluida aliran panas masuk melalui ujung lainnya dan mengalir secara
counterflow pada bagian luar tube. Skema aliran dapat dilihat pada Gambar 2.2
Gambar 2.2 Skema Aliran Shell and Tube Exchanger (1-1 Exchanger) (Geankoplis, 1978).
Gambar 2.3 Skema Aliran Fluida Dalam Double Pipe Exchanger (Geankoplis, 1978).
2.3.3 Jenis Koil Pipa
Alat penukar panas jenis koil pipa merupakan pemana dengan pipa berbentuk koil yang
dibenamkan didalam sebuah box berisi air dingin yang mengalir atau disemprotkan untuk
mendinginkan fluida panas yang mengalir didalam pipa. Jenis ini dikenal sebagai box cooler
yang biasanya digunakan untuk memindahkan kalor yang relatif kecil dan fluida didalam
shell yang akan diproses lanjut. Skema aliran dapat dilihat pada Gambar 2.4.
Susunan pipa didalam alat penukar panas juga harus diperhatikan untuk memastikan
area pertukaran panas lebih besar dan pertukaran berlangsung sempurna. Pipa dapat disusun
berbentuk segitiga, segiempat atau ketupat seperti pada gambar 2.5. Penggunaan bentuk
segitiga dan ketupat memberikan laju transfer panas yang lebih besar tapi memiliki pressure
drop yang lebih tinggi dibandingkan bentuk segiempat. Bentuk segiempat dan ketupat
umumnya digunakan pada fluida dengan pengotor yang tinggi dimana dibutuhkan
pembersihan mekanik bagian luar tutup. Tube pitch (jarak antara bagian tengah pipa) adalah
1,25 kali dari diameter luar pipa. Bentuk segiempat digunakan untuk kemudahan
pembersihan, jarak antar pipa minimum yang adalah 0,25 in (6,4 mm) (Coulson, 2005).
diroll. Shell merupakan badan dari heat exchanger, dimana didapat tube bundle. Untuk
temperatur yang sangart tinggi kadang-kadang shell dibagi dua disambungkan dengan
sambungan ekspansi.
dibagi untuk mengurangi penurunan tekanan pada sisi shell disebabkan penurunan tekanan,
merupakan faktor kontrol dalam perencanaan dan operasi alat penukar kalor.
Tabel 2.2 Ketebalan Minimum Shell
Diameter Shell Carbon Steel Alloy
(mm) Pipe Plate Steel
150 7,1 3,2
200-300 9,3 3,2
330-580 9,5 7,9 3,2
610-740 7,9 4,8
760-990 9,5 6,4
1010 - 1520 11,1 6,4
1550 – 2030 12,7 7,9
2050 - 2540 12,7 9,5
Sumber: Coulson, 2005
Plate Shell
6 hingga 25 in Ds – in (3,2 mm) +0, - in (0,8 mm)
Dimana
( )
( )
(2.9)
( )
( )
(2.10)
(2.12)
1. Tentukan klasifikasi tube dari Tabel 9 dan Tabel 10 (Kern, 1965) untuk memilih bentuk
dan ukuran tube pitch serta OD tube, surface per lin ft2 (a”)
2. Penentuan temperatur kalorik, Tc dan tc
(2.14)
(2.15)
(2.17)
(2.18)
Tube:
(2.19)
Tube:
(2.21)
( ) (2.24)
( ) ( ) ( ) (2.25)
Tube:
( ) ( ) ( ) (2.26)
( ) (2.27)
12. Menentukan Koefisien koreksi hi dan hio terkoreksi pada temperatur dinding tw
Shell:
( ) (2.28)
(2.29)
Tube:
Pabrik Biodiesel dari CPO Kelompok 1/Genap 2018-2019
Dibuat Diperiksa Disetujui
Tantri W. J. Harfiah F.
Ulhunk A. K.
16
( ) (2.30)
(2.31)
(2.32)
(2.33)
Nilai f diperoleh dari Figure 29, nilai s adalah spesifik gravity (Kern, 1965)
Tube:
Besar pressure drop pada bagian pipa dapat dihitung menggunakan persamaan terhadap
faktor gesekan fluida yang dipanaskan atau didinginkan didalam tube.
∆PT (2.35)
∆Pt (2.36)
∆Pr (2.37)
Dimana ΔP allowable untuk gas adalah 1 psi dan untuk liquid adalah 10 psi. Sedangkan
untuk nilai ΔP pada kondisi tertentu dapat dilihat pada Tabel 8 (Kern, 1965).
Pabrik Biodiesel dari CPO Kelompok 1/Genap 2018-2019
Dibuat Diperiksa Disetujui
Tantri W. J. Harfiah F.
Ulhunk A. K.
17
(2.38)
(2.39)
Inner pipe:
( )
(2.41)
Inner pipe:
(2.43)
( )
(2.45)
Inner pipe:
(2.46)
( ) (2.47)
( ) ( ) ( ) (2.48)
Inner Tube:
( ) ( ) ( ) (2.49)
(2.50)
(2.57)
Rea’ (2.58)
( )
∆Pa (2.60)
∆Fa (2.61)
Ft 3x( ) (2.62)
Dimana ΔP allowable untuk gas adalah 1 psi dan untuk liquid adalah 10 psi. Sedangkan
untuk nilai ΔP pada kondisi tertentu dapat dilihat pada Tabel 8 (Kern, 1965).
Inner pipe:
Rep (2.63)
∆Pp (2.65)
∆Fp (2.66)
Dimana ΔP allowable untuk gas adalah 1 psi dan untuk liquid adalah 10 psi. Sedangkan
untuk nilai ΔP pada kondisi tertentu dapat dilihat pada Tabel 8 (Kern, 1965).
BAB III
ASUMSI DAN PENDEKATAN
g. Jika nilai A yang didapat besar dari 200 ft2 maka digunakan jenis alat penukar panas
jenis shell and tube heat exchanger.
h. Fluida yang memiliki laju alir yang lebih besar dialirkan di tube dan yang memiliki laju
alir yang kecil dialirkan di shell.
i. Data Desain yang dipilih tergantung pada flow area yang didapat (Tabel 11 Kern,
1950)
j. Nilai jH pada double pipe heat exchanger ditentukan dari nilai bilangan reynold yang
didapat (Figure 24 Kern, 1950).
k. Tebakan nilai koefisien perpindahan panas diambil pada rentang yang terdapat di
literatur (Figure 3 Kern, 1950).
l. Tebakan nilai specific heat panas diambil pada rentang yang terdapat di literatur (Tabel
4 Kern, 1950).
m. Double pipe exchanger selalu dipasang dalam 12ft, 15ft atau 20ft panjang efektif.
n. UD yang didapat dari hasil perhitungan harus berada pada rentang UD asumsi dan
diperbolehkan memiliki selisih ±2 dengan UD koreksi.
o. Tebakan RD diambil pada Tabel 8 Halaman 840 Kern, 1950. Nilai RD tidak boleh
kurang dari 0,003.
p. Tebakan nilai specific gravity panas diambil pada rentang yang terdapat di literatur (Hal
281 Kern, 1950).
q. Untuk jenis fluida heavy organic, nilai pressure drop boleh melebihi 10 psi
(Kern,1950).
BAB IV
SPESIFIKASI ALAT
4.1 Heater 1
Lembar Spesifikasi
Nama alat Heater 1 Kode alat E-101
Fungsi Menaikkan temperatur CPO sebelum memasuki reaktor R-101
Jenis Double pipe Heat Exchanger
Kondisi operasi
Cold fluid Hot fluid
Laju alir massa (lb/hr) 22812,7012 106,6569
Temperatur masuk (°F) 122 392
Temperatur keluar (°F) 149 392
Δt (°F) 256,2630
Beban panas, Q (btu/hr) 88976,3489
Luas perpindahan panas, A,
(ft2) 11,5736
Clean overall coefficient, UC
(Btu/hr.ft2.°F) 37,0417
Design overall coffiecient, UD
(Btu/hr.ft2.°F) 23,2588
Jumlah hairpin 1
Effective lenght, (ft) 12
Allowable Calculated
Dirt factor, RD 0,003 0,0160
Desain alat
Annulus Inner pipe
IPS 3 2
Schedule number 40 40
Inside Diameter, ID (in) 3,0680 2,0670
Outside diameter, OD (in) 3,5 2,38
Jenis fluida Steam Heavy organic
2
Flow area, a (ft ) 0,0204 0,0233
Pressure drop, ΔP (psi) 0,0001 0,0139
Gambar Alat
Steam 200°C
Steam 200°C
4.2 Heater 2
Lembar Spesifikasi Alat
Nama Alat Heater 2 Kode alat E-102
Fungsi Memanaskan umpan metanol sebelum memasuki reaktor R-101
Jenis Shell and tube
Shell side Tube side
Fluida Steam Fluida MeOH
Laju alir fluida (kg/jam) 3647,019 Laju alir fluida (kg/jam) 62334,02
Temperatur masuk (°F) 392 Temperatur masuk (°F) 77
Temperatur keluar (°F) 392 Temperatur keluar (°F) 149
Kalor umpan, Qumpan (kj/h) 7077952,132
Δt, LMTD koreksi 277,445
Luas Perpindahan panas (A), ft2 397,936
Clean overall coefficient, UC
(Btu/hr)(ft2)(°F) 3,380
Design overall coefficient, UD (Btu/hr) (ft2)
(°F) 60,763
Allowable Corrected
2
Dirt factor, RD (hr) (ft ) (°F)/btu 0,003 0,279
Shell side Tube side
Shell ID (in) 15,25 Tube OD (in) 1
Baffle space, B (in) 3,05 Tube ID (In) 0,856
Pass 1 Number of tube, Nt 76
Clearance, C' (in) 0,3 Tube length, L (ft) 20
Equivalent diameter, de
(in) 0,99 BWG 16
Flow area/tube a' (in) 0,594
Surface Area Per Lin, A" (In) 0,2618
Pitch (Square) 1,25
Passes 2
Allowable Calculated Allowable Calculated
Pressure Pressure drop, ΔP
drop, ΔP (psi) 1 0,99 (psi) 10 2,199
Gambar alat
Steam
65°C
200°C
Steam 25°C
200°C
4.3 Heater 3
Lembar Spesifikasi Alat
Nama Alat Heater 3 Kode alat E-104
Fungsi Untuk memanaskan umpan sebelum memasuki distilasi
Jenis Shell and Tube
Shell side Tube side
Fluida Steam Fluida Campuran ME
Laju alir fluida (kg/jam) 1874,320 Laju alir fluida (kg/jam) 70329,04
Temperatur masuk (°F) 392 Temperatur masuk (°F) 122
Temperatur keluar (°F) 392 Temperatur keluar (°F) 158
Kalor umpan, Qumpan (kj/h) 3447765,780
Δt, LMTD koreksi 251,571
Luas perpindahan panas (A), ft2 235,620
Clean overall coefficient, UC
(Btu/hr)(ft2)(°F) 3,756
Design overall coefficient, UD (Btu/hr) (ft2)
(°F) 58,165
Allowable Corrected
2
Dirt factor, RD (hr) (ft ) (°F)/btu 0,003 0,249
Shell side Tube side
Shell ID (in) 12 Tube OD (in) 1
Baffle space, B (in) 3,6 Tube ID (In) 0,87
Pass 1 Number of tube, Nt 45
Clearance, C' (in) 0,3 Tube length, L (ft) 20
Equivalent diameter, de (in) 0,99 BWG 16
Flow area/tube a' (in) 0,594
Surface Area Per Lin, A" (In) 0,2618
Pitch (Square) 1,25
Passes 2
Allowable Calculated Allowable Calculated
Pressure drop, Pressure drop,
ΔP (psi) 1 0,103 ΔP (psi) 10 4,758
Gambar alat
Steam
70°C
200°C
Steam 50°C
200°C
4.4 Heater 4
Lembar Spesifikasi Alat
Nama Alat Heater 4 Kode alat E-107
Fungsi Untuk memanaskan biodiesel sebelum memasuki distilasi 2
Jenis Shell and tube
Shell side Tube side
Fluida Steam Fluida Campuran ME
Laju alir fluida (kg/jam) 436,813 Laju alir fluida (kg/jam) 10333,31
Temperatur masuk (°F) 392 Temperatur masuk (°F) 107,816
Temperatur keluar (°F) 392 Temperatur keluar (°F) 320
Kalor umpan, Qumpan (kj/h) 847745,404
Δt, LMTD koreksi 154,545
Luas Perpindahan panas (A), ft2 293,216
Clean overall coefficient, Uc
(Btu/hr)(ft2)(°F) 1,562
Design overall coefficient, Ud (Btu/hr) (ft2)
(°F) 17,732
Allowable Corrected
2
Dirt factor, Rd (hr) (ft ) (°F)/btu 0,003 0,584
Shell side Tube side
Shell ID (in) 13,25 Tube OD (in) 1
Baffle space, B (in) 3,975 Tube ID (In) 0,87
Pass 1 Number of tube, Nt 56
Clearance, C' (in) 0,3 Tube length, L (ft) 20
Equivalent diameter, de (in) 0,99 BWG 16
Flow area/tube a' (in) 0,594
Surface area per lin, a" (in) 0,2618
Pitch (square) 1,25
Passes 2
Allowable Calculated Allowable Calculated
Pressure drop, Pressure drop,
ΔP (psi) 1 0,0086 ΔP (psi) 10 0,4962
Gambar alat
Steam
160°C
200°C
Steam 42,12°C
200°C
4.5 Cooler 1
Lembar Spesifikasi Alat
Nama Alat Cooler 1 Kode alat E-103
Fungsi Untuk mendinginkan produk keluaran reaktor R-101
Jenis Shell and tube
Shell side Tube side
Fluida Cooling Water Fluida Campuran ME
Laju alir fluida (kg/jam) 27041,691 Laju alir fluida (kg/jam) 72655,69
Temperatur masuk (°F) 77 Temperatur masuk (°F) 149
Temperatur keluar (°F) 122 Temperatur keluar (°F) 122
Kalor umpan, Qumpan (kj/h) -2825856,667
Δt, LMTD koreksi 28,327
Luas Perpindahan panas (A), ft2 1275,264
Clean overall coefficient, UC
(Btu/hr)(ft2)(°F) 21,541
Design overall coefficient, UD (Btu/hr) (ft2)
(°F) 74,145
Allowable Corrected
2
Dirt factor, RD (hr) (ft ) (°F)/btu 0,003 0,0329
Shell side Tube side
Shell ID (in) 23,25 Tube OD (in) 0,75
Baffle space, B (in) 6,975 Tube ID (In) 0,62
Pass 1 Number of tube, Nt 324
Clearance, C' (in) 0,3 Tube length, L (ft) 20
Equivalent diameter, de (in) 0,99 BWG 16
Flow area/tube a' (in) 0,594
Surface area per lin, a" (in) 0,1968
Pitch (square) 1
Passes 2
Allowable Calculated Allowable Calculated
Pressure Pressure drop,
drop, ΔP (psi) 10 1,3416 ΔP (psi) 10 0,7435
Gambar alat
Air Pendingin
65°C
25°C
4.6 Cooler 2
Lembar Spesifikasi Alat
Nama Alat Cooler 2 Kode alat E-110
Fungsi Mendinginkan produk biodiesel sebelum menuju tangki penyimpanan
Jenis Shell and tube
Shell side Tube side
Fluida Air Fluida Biodiesel
Laju alir fluida (kg/jam) 4190,802 Laju alir fluida (kg/jam) 9810,63
Temperatur masuk (°F) 77 Temperatur masuk (°F) 212
Temperatur keluar (°F) 122 Temperatur keluar (°F) 86
Kalor umpan, Qumpan (kj/h) -437938,801
Δt, LMTD koreksi 35,178
Luas Perpindahan panas (A), ft2 586,432
Clean overall coefficient, Uc
(Btu/hr)(ft2)(°F) 8,569
Design overall coefficient, Ud (Btu/hr) (ft2)
(°F) 20,121
Allowable Corrected
2
Dirt factor, Rd (hr) (ft ) (°F)/btu 0,003 0,0670
Shell side Tube side
Shell ID (in) 17,25 Tube OD (in) 1
Baffle space, B (in) 5,175 Tube ID (In) 0,87
Pass 1 Number of tube, Nt 112
Clearance, C' (in) 0,3 Tube length, L (ft) 20
Equivalent diameter, de (in) 0,99 BWG 16
Flow area/tube a' (in) 0,594
Surface area per lin, a" (in) 0,2618
Pitch (square) 1,25
Passes 2
Allowable Calculated Allowable Calculated
Pressure drop, Pressure drop,
ΔP (psi) 10 0,2208 ΔP (psi) 10 1,3771
Gambar alat
Air Pendingin
30°C
25°C
DAFTAR PUSTAKA
Coulson, J. M., Richardson, J. F., 2005, Chemical Engineering Design, 6th ed, Elsevier
Butterworth-heinemann.
Geankoplis, C. J., 1978, Transport Processes and Unit Operations, 3rd ed, Prentice- Hall
International, Inc.
Kern, D.G., 1950, Process Heat Transfer, McGraw-Hill International Book Company.
Peters, M. S., Temmerhaus, K. D., 1991, Plant Design and Economics For Chemical
Engineers International Edition, 4th ed, McGraw-Hill International Book Company.
Peralatan pemanas
Alat Heater 1 Kode
Fungsi Memanaskan CPO sebelum memasuki reaktor E-101
1. Menghitung LMTD
Fluida Panas Fluida Dingin Diff
T1 392 t2 149 Δt2 243
T2 392 t1 122 Δt1 270
0 27 Δt1-Δt2 -27
= 256,262
–
R= = 0, maka nilai FT=1. Sehingga Δt = LMTD = 256,262
m = = 48,3704 kg/jam.
ft2
Nilai A yang didapatkan kecil dari 200ft2. Menurut Kern (1983), jika nilai A lebih kecil
dari 200ft2, maka heat exnhanger yang digunakan yaitu tipe double pipe heat exchanger.
Jenis double pipe exchanger fittings yang dipilih adalah 3 x 2 (Tabel 6.1). dengan data flow
area dan annulus (Tabel 6.2) sebagai berikut:
Flow Area (in2) Annulus, in
Exchanger, IPS
Annulus Pipe de dej
3x2 2,93 3,35 1,57 0,69
Dimensi pipa yang digunakan berupa steel pipe (Tabel 11):
Pipa IPS OD (in) ID (in)
Annulus 3 3,5 3,068
Inner pipe 2 2,38 2,067
5. Desain Alat
Hot Fluid : Annulus Cold fluid : Inner pipe
(6’) Flow Area (6) Flow Area
( ) ( )
( )
(7) Mass velocity,
( )
= 5164,148
(11) ( ) ( ) ( )
( )( )( )
(Pers. 6.15a)
(9’)Dari nilai Rea maka 440 (Fig. 24)
(10’) Pada Tav, (12) (Pers. 6.5)
c 0,389 Btu/(lb)(°F)
k 0,02279 Btu/(hr)(ft2)(°F/ft) (Tabel 5)
( ) ( )
(11’) ( ) ( ) ( )
( )( )( )
13. Clean Overall Coefficient:
Required Lenght
Karena Required Length sepanjang 16,744 lin ft, menurut Kern (1983), DPHE biasanya
disusun dalam 12ft, 15ft dan 20ft effective length. Trial menggunakan 12ft effective length:
Jumlah Hairpin
Pressure Drop
Hot Fluid, Steam, Annulus Cold Fluid, heavy organic, Inner pipe
(1’) De’ (D2 – D1) (Pers. 6.4) (1) Rep 979464,2627
= (0,2556 – 0,1983)
= 0,0573 ft
( )
Rea’
(Spesifikasi CPO)
(Pers. 3.47b)
( )
2,279 ft
(2’) ∆Fa 0,0001506ft ∆Pp
Summary
h outside
UC 37,041
UD 23,258
Rd Calculated 0,016
Rd required 0,003
m = = 3647,02 kg/jam.
2. Menghitung LMTD
Fluida Panas Fluida Dingin Diff
T1 392 t2 ΔT2 243
149
T2 392 t1 ΔT1 315
77
0 72 ΔT1-ΔT2 -72
Aliran diasumsikan counterflow, maka LMTD (Pers. 5.14):
–
R= = 0, maka nilai FT=1.
Nilai A yang didapatkan lebih besar dari 200ft2. Menurut Kern (1983), jika nilai A
lebih besar dari 200ft2, maka heat exnhanger yang digunakan yaitu tipe shell and tube. Jenis
shell and tube exchanger yang dipilih adalah 1 in tube 1¼-in square pitch (Tabel 9) dengan
data flow area sebagai berikut:
Dipilih diameter luar (OD) pipa 1 in :
a’’ = 0,2618 ft2/ft (Tabel 10)
Panjang tube (L) = 20 ft
= 74,484
Dipilih jumlah tube 76, sehingga diperoleh tube passes= 2, ID shell 15,25 in (Tabel 9)
Koreksi koefisien UD :
76 x 20 ft x 0,2618 ft2/ft = 397,936 ft2
60,763
5. Desain Alat
Hot fluid : Shell side, Steam Cold fluid : Tube side, Metanol
Steam dialirkan pada shell side karena laju Metanol sebagai fluida dingin dialirkan
alir steam lebih kecil dibanding laju alir pada tube side karena laju alirnya lebih
umpan dingin. besar dibandingkan laju alir steam.
= 43185,18
(4) 140 (Fig. 24 Kern, 1965)
(4’) 240 (Fig. 28 Kern, 1965)
(5) Pada Tav =113 °F
(5’) Pada Tav = 392°F c 0,6042 Btu/(lbm)(°F)
C 0,49 Btu/(lb)(°F) (Fig. 24 Kern, 1965)
k 0,0187 Btu/(hr)(ft2)(°F/ft) k 0,1216 Btu/(hr)(ft2)(°F/ft)
(Tabel 5 Kern, 1965)
( ) ( )
( ) ( )
(6’) ( ) ( ) ( )
(6) ( ) ( ) ( )
( )( )( )
( )( )( )
(7’) Tube-wall temperature, tw
(7)
( ) °F
(8) Pada tw = 116,422°F
(8’) Pada tw = 116,422°F
( ) ( )
(Tabel 12)
18. Dirt Factor, RD:
UD ; 60,763 btu/hr(ft2)(°F)
Rd Ketentuan = 0,003
= 0,2794 hr/(ft2)(F/btu)
Pressure Drop
Hot Fluid, Steam, Shell Cold Fluid, light organic, Tube
Tout kondensat 50 °C
kJ/jam
Cooler membutuhkan air pendingin sebagai fluida pendingin untuk menurunkan suhu
bahan yang dialirkan. Air yang digunakan adalah air pada suhu 25°C dan keluar pada 50°C
ΔH = 104,8 – 209,3 kJ/kg = -104,5 kJ/kg
⁄
Air pendingin yang dibutuhkan:
m = = 27041,6906 kg/jam.
2. Menghitung LMTD
Fluida Panas Fluida Dingin Diff
T1 149 t2 122 ΔT2 27
T2 122 t1 77 ΔT1 45
27 45 ΔT1-ΔT2 -18
Aliran diasumsikan counterflow, maka LMTD (Pers. 5.14):
= 32,237
– –
R= = 0,6 S= = 0,625
= 392 ºF
= 135,5 ºF
Nilai A yang didapatkan lebih besar dari 200ft2. Menurut Kern (1983), jika nilai A
lebih besar dari 200ft2, maka heat exnhanger yang digunakan yaitu tipe shell and tube. Jenis
shell and tube exchanger yang dipilih adalah ¾ in in tube 1-in square pitch (Tabel 9) dengan
data flow area sebagai berikut:
Dipilih diameter luar (OD) pipa ¾ in:
a’’ = 0,1968 ft2/ft (Tabel 10)
Panjang tube (L) = 20 ft
= 321,86
Dipilih jumlah tube 324, sehingga diperoleh tube passes= 2, ID shell 23,25 in (Tabel 9)
Koreksi koefisien UD :
324 x 20 ft x 0,1968 ft2/ft = 1275,264 ft2
59,603
6. Desain Alat
Cold fluid : Shell side, Air pendingin Hot fluid : Tube side, metanol
Air pendingin dialirkan pada shell side Campuran metanol, biodiesel dan air
karena laju alir steam lebih kecil dibanding sebagai fluida panas dialirkan pada tube
laju alir umpan dingin. side karena laju alirnya lebih besar
dibandingkan laju alir air pendingin.
(1’) Flow Area (1) Flow Area
= 7236,35
(4) 25 (Fig. 24 Kern, 1965)
(4’) 48 (Fig. 28 Kern, 1965)
(5) Pada Tav =113 °F
(5’) Pada Tav = 99,5°F c 0,1233 Btu/(lbm)(°F)
( )
(8’) Pada tw = 124,145°F
lb/fthr
(9) Koefisien koreksi,
( ) 1,331
67,997 btu/hr (ft2 )°F
Pressure Drop
Cold Fluid, air pendingin, Shell Hot Fluid, medium organic, Tube
m = = 1874,319 kg/jam.
2. Menghitung LMTD
Fluida Panas Fluida Dingin Diff
T1 392 t2 158 ΔT2 243
T2 392 t1 122 ΔT1 270
0 72 ΔT1-ΔT2 -36
Aliran diasumsikan counterflow, maka LMTD (Pers. 5.14):
= 251,571
–
R= = 0, maka nilai FT=1. Sehingga Δt = LMTD = 251,571
= 392
=140
Nilai A yang didapatkan lebih besar dari 200ft2. Menurut Kern (1983), jika nilai A
lebih besar dari 200ft2, maka heat exnhanger yang digunakan yaitu tipe shell and tube. Jenis
shell and tube exchanger yang dipilih adalah 1 in OD tube 1¼-in square pitch (Tabel 9)
dengan data flow area sebagai berikut:
a’’ = 0,2618 ft2/ft (Tabel 10)
Panjang tube (L) = 20 ft
= ⁄
= 43,624
Dipilih jumlah tube 45, sehingga diperoleh tube passes= 2, ID shell 12 in (Tabel 9)
Koreksi koefisien UD :
45 x 20 ft x 0,2618 ft2/ft = 253,620 ft2
58,165
5. Desain Alat
Hot fluid: Shell side, Steam Cold fluid: Tube side, Metanol
Steam dialirkan pada shell side karena laju Campuran metanol dan metil ester sebagai
alir steam lebih kecil dibanding laju alir fluida dingin dialirkan pada tube side karena
umpan dingin. laju alirnya lebih besar dibandingkan laju
alir steam.
(6’) ( ) ( ) ( ) (6) ( ) ( ) ( )
( )( )( ) ( )( )( )
= 0,249 hr/(ft2)(F/btu)
Pressure Drop
Hot Fluid, Steam, Shell Cold Fluid, medium organic, tube
∆Ps
( )
0,103 psi ∆PT psi
∆P allowable = 10 psi
∆P allowable = 1 psi
Summary
4,128 h outside 41,725
UC 3,756
UD 58,165
Rd Calculated 0,249
Rd Required 0,003
Heater membutuhkan steam sebagai pemanas untuk menaikkan suhu bahan yang
dialirkan. Steam yang digunakan adalah saturated steam pada suhu 200°C.
ΔH = ΔH steam (200°C) = 2793,2 – 852,45 kJ/kg = 1940,75 kJ/kg
⁄
Steam yang dibutuhkan:
m = = 438,813 kg/jam.
2. Menghitung LMTD
Fluida Panas Fluida Dingin Diff
T1 392 t2 107,816 ΔT2 72
T2 392 t1 320 ΔT1 284,184
0 212,184 ΔT1-ΔT2 -212,184
Aliran diasumsikan counterflow, maka LMTD (Pers. 5.14):
154,545
–
R= = 0, maka nilai FT=1. Sehingga Δt = LMTD = 154,545
= 392 ºF
Pabrik Biodiesel dari CPO Kelompok 1/Genap 2018-2019
Dibuat Diperiksa Disetujui
Tantri W. J. Harfiah F.
Ulhunk A. K.
59
= 213,91 ºF
Nilai A yang didapatkan lebih besar dari 200ft2. Menurut Kern (1983), jika nilai A
lebih besar dari 200ft2, maka heat exnhanger yang digunakan yaitu tipe shell and tube. Jenis
shell and tube exchanger yang dipilih adalah 1 in OD tube 1¼-in square pitch (Tabel 9)
dengan data flow area sebagai berikut:
a’’ = 0,2618 ft2/ft (Tabel 10)
Panjang tube (L) = 20 ft
= ⁄
= 55,164
Dipilih jumlah tube 56, sehingga diperoleh tube passes= 2, ID shell 13,25 in (Tabel 9)
56 x 20 ft x 0,2618 ft2/ft = 193,216 ft2
17,731
= 3217,33
(9’) 88 (Fig. 28 Kern, 1965)
(9) 12 (Fig. 24 Kern, 1965)
( )
= 0,5838 hr/(ft2)(F/btu)
Pressure Drop
Hot Fluid, Steam, Shell Cold Fluid, Heavy organic, Tube
Tout kondensat 50 °C
m = = 4190,802 kg/jam.
2. Menghitung LMTD
Fluida Panas Fluida Dingin Diff
T1 212 t2 122 ΔT2 90
T2 86 t1 77 ΔT1 9
126 45 ΔT1-ΔT2 81
Aliran diasumsikan counterflow, maka LMTD (Pers. 5.14):
Nilai A yang didapatkan lebih besar dari 200ft2. Menurut Kern (1983), jika nilai A
lebih besar dari 200ft2, maka heat exnhanger yang digunakan yaitu tipe shell and tube. Jenis
shell and tube exchanger yang dipilih adalah 1 in OD tube 1¼-in square pitch (Tabel 9)
dengan data flow area sebagai berikut:
a’’ = 0,2618 ft2/ft (Tabel 10)
Panjang tube (L) = 20 ft
= ⁄
= 107,312
Dipilih jumlah tube 112, sehingga diperoleh tube passes= 2, ID shell 17,25 in (Tabel 9)
Koreksi koefisien UD :
122 x 20 ft x 0,2618 ft2/ft = 586,432 ft2
20,121
= 1476,62
(4’) 28 (Fig. 28 Kern, 1965) (4) 6,9 (Fig. 24 Kern, 1965)
( ) ( )
(6’) ( ) ( ) ( )
( )( )( ) (6) ( ) ( ) ( )
(7’) Tube-wall temperature, tw ( )( )( )
( ) °F (7)
( )
( )
= 0,067 hr/(ft2)(F/btu)
Pressure Drop
Cold Fluid, air pendingin, Shell Hot fluid, heavy organic, Tube
(1’) Res 2419,847 (1) Ret 1476,62
0,0028 ft2/in2 (Fig. 29 Kern, 1965) ft2/in2 (Fig. 29 Kern, 1965)
(Tabel 6, Kern, 1965)