III
Reakctor
Configuration
Kelompok 3
Anapuja K.
Dwi Novandri P.
Tantri W. J.
Rawdatul F.
Yasinta L. I.
7.1 Temperatur Kontrol
Penyuntikan
umpan langsung
ke reaktor pada
titik tengah
Jenis
dg Heat
Transfer Panas
Kontrol
Katalis
Tak Langsung
Temperatur
Reaktor
Carrier
7.2 Degradasi Katalis
7.3 Gas-Liquid & Liquid-Liquid reaktor
1. Massa molar komponen gas umumnya kecil
2. Interface gas dan cairan diasumsikan memiliki
pola aliran yang menghasilkan lapisan stagnan.
3. Konsentrasi sebagian besar gas dan cairan
diasumsikan seragam
Gas- 4. Agar reaksi terjadi, reaktan A harus ditransfer
Liquid dari gas ke cairan
5. Ada resistensi diffusional pada kedua lapisan
reaktor 6. Tidak ada perlawanan terhadap reaksi oleh
perpindahan massa
7. Perpindahan massa sebanding dengan interface
area dan konsentrasi dari driving force.
7.3 Gas-Liquid & Liquid-Liquid reaktor
Dimana:
NG,i = laju transfer Komponen i pada film
gas (kmol s-1 m-3)
kG,i = koefisien perpindahan massa pada
film gas (kmol Pa-1 m-2 s-1)
AI = daerah antarmuka per satuan volume
(m2 m-3)
PG,i = tekanan parsial Komponen i dalam
fasa gas bulk (Pa)
PI, i = tekanan parsial Komponen i pada
antarmuka (Pa)
7.3 Gas-Liquid & Liquid-Liquid reaktor
Hukum Henry:
NL,i = kL,iAI (CI,i CL,i)
Dimana :
NL,i = laju transfer Komponen i dalam film Dimana :
cair (kmol s-1 m-3) HA = Konstanta Hukum Henry
kL,i = koefisien perpindahan massa pada (Pa)
film gas (m s-1) xI, i = fraksi mol Komponen i
AI = daerah antarmuka per satuan volume dalam cairan pada antarmuka (-)
(m2 m-3) CI, i = konsentrasi Komponen i
CI,i = konsentrasi Komponen i pada dalam cairan pada antarmuka
antarmuka (kmol m-3) (kmol m-3)
CL,i = konsentrasi Komponen i dalam fase L = densitas molar fase cair
cair bulk (kmol m-3) (kmol m-3)
Gambar 7.3 pola pengontakan untuk reaktor gas-cair.
7.3 Gas-Liquid & Liquid-Liquid reaktor
Liquid-
Liquid
reaktor
7.4 Konfigurasi Reaktor
Reaktor
tubular
Stirred-Tank
Reaktor
1.Terdiri daritangki agitasi untuk
reaksi melibatkan cairan
2.Dapat beroperasi dalam batch,
semi-batch, continous
3.Operasi untuk batch dan semi-
batch lebi fleksibel tapi biaya TK
7.4 Konfigurasi Reaktor
1. Menggunakan katalis padat
2. Desain mendekati plug-flow
3. Paling sederhana menggunakan
susunan adiabatis dengan
mempertahankan kontrol suhu.
4. Kontrol suhu sulit dilakukan karena
perubahan panas melewati bed.
5. Jika kinerja katalis menurun, dapat
digunakan reaktor moving-bed katalitik
7.4 Konfigurasi Reaktor
7.4 Konfigurasi Reaktor
7.4 Konfigurasi Reaktor
7.4 Konfigurasi Reaktor
7.5 Konfigurasi Reaktor untuk reaksi
heterogen katalis padat
Fixed bed
adiabatis
Moving bed
1. Urutan termurah dari segi biaya
modal: fixed bed, tubular,
Fixed bed
moving, fluidized.
adiabatis
2. Jika penonaktifan katalis
intermediate
pendek, maka gunakanmoving
bed dan fluidized bed.
Fluidized bed
3. Sebaiknya gunakan reaktor
adiabatis fixed bed dengan
kondisidgreaktor
Tubular dan desain
indirect
katalis dimanipulasi untuk
heating/cooling
memperpanajng usia katalis
7.6 Konfigurasi Reaktor Melalui
Optimasi Superstruktur
Reaktor
Isotermal
Reaktor
Nonisotermal
Reaktor Nonisotermal
dengan bed adiabatik