Anda di halaman 1dari 36

TUGAS DESAIN PERPIPAAN THERMAL

b-Pinen Condensor 2

Fikri Mubarok
6813040016

DOSEN PEMBIMBING
George Endri Kusuma, ST, M.Sc.Eng

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK PERPIPAAN


JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
SURABAYA
2016

[Type text]

Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah S.W.T atas segala bantuan, kemudahan, petunjuk, dan
kekuatan dari-Nya dalam penyelesaian tugas Laporan Desain Perpipaan Thermal
dengan baik sebagai syarat kelulusan pada mata kuliah Desain Perpipaan Thermal.
Dalam penulisan laporan ini tiada semangat, kekuatan, dari penulis seorang diri
melainkan dengan bantuan Doa dari banyak pihak oleh sebab itu saya sebagai
penulis ingin mengucapkapkan terimakasih kepada :
1. Orang tuaku yang selalu memberi Doa, semangat, perhatiannya, dan
ketulusannya sepanjang hidup
2. George Endri Kusuma, ST,. M.Sc. Eng selaku Dosen Mata Kuliah Desain
Perpipaan Termal sekaligus Pembimbing yang telah memberikan arahan
serta bimbingannya dalam penyusunan laporan ini.
3. Teman-teman teknik perpipaan yang dengan senang hati memberi
masukan, semangat kepada penulis selama menyelesaikan laporan ini
Semoga Allah memberi karunia dan segala sesuatunya melebihi yang telah
diberikan. Penulis menyadari banyak kesalahan yang terjadi pada penulisan
laporan ini, dengan itu penulis sangat terbuka akan kritik serta saran yang anda
berikan untuk menjadikan laporan ini lebih baik lagi. Karena segala
kesempurnaan hanya milik Allah S.W.T dan ketidak sempurnaan mutlak dari
penulis.

Fikri Mubarok

[Type text]

Lembar Persembahan
Persembahanku
Untuk Almarhum Ibuku yang selalu dalam hatiku
Alm. Istiqomah
Akan kasihnya yang tiada batas.

[Type text]

Daftar Isi

Kata Pengantar....................................................................................................................i
Lembar Persembahan.........................................................................................................ii
Daftar Isi...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................5
1.1

Latar Belakang...................................................................................................5

1.2

Rumusan Masalah..............................................................................................5

1.3

Tujuan Penelitian................................................................................................5

1.4

Luaran yang diharapkan.....................................................................................5

1.5

Manfaat..............................................................................................................6

1.6

Batasan Masalah.................................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................7


2.1 Properti Fluida..........................................................................................................7
2.1.1 Steam.................................................................................................................7
2.1.2 Water.................................................................................................................8
2.2 Shell & TubeHeat exchanger..................................................................................10
2.3 Design Heat Exchanger..........................................................................................11
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.........................................................................13
3.1 Jadwal dan Tempat Penelitian................................................................................13
3.1.1 Waktu..............................................................................................................13
3.1.2 Tempat.............................................................................................................13
3.1.3 Peralatan..........................................................................................................13
3.2 Diagram Alur Pengerjaan.......................................................................................14
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN....................................................................15
4.1 Data Desain............................................................................................................15
4.2 Kalkulasi Software.................................................................................................17
4.3 Analisa....................................................................................................................19
4.3.1
Pengaruh heat transfer coef pada perubahan fase pada steam terhadap jarak
masukan pada shell side...........................................................................................19
4.3.2
drop

Hubungan jumlah tube, Overdesign, UD, UC, h Shell, h Tube, pressure


20

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................................22

[Type text]

5.1 Kesimpulan............................................................................................................22
5.2 Saran......................................................................................................................22
Lampiran 1. Perhitungan Manual.............................................................................23

[Type text]

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Condensor merupakan salah satu jenis heat exchanger yang terdiri dari jaringan
pipa yang digunakan untuk mengubah uap menjadi zat cair atau air. Sebagian besar
industri menggunakan heat exchanger jenis ini untuk mendukung kegiatan dalam proses
industrinya. Oleh karena itu diperlukan pemahaman dalam mendesain condesor yang
baik untuk mendukung kemampuan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja.
Mendesain condesor yang memiliki efisiensi tinggi juga merupakan syarat
kelulusan dalam mata kulia desain perpipaan termal. Sehingga diperlukan perhitungan
dan analisa mengenai desain kondensor yang paling tepat digunakan sesuai kebutuhan
industri. Berikut ini merupakan laporan mengenai desain condenser b-pinen 2.

1.2 Rumusan Masalah


Permasalahan yang dapat dirumuskan dan dibahas dari tugas ini adalah :
1. Bagaimana proses desain shell and tube heat exchanger yang bisa dibuat dan sesuai
dengan specification sheet yang sudah diberi?
2. Bagaimana proses desain yang sesuai agar mencapai temperatur dan tekanan keluar
yang diinginkan?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan yang akan dicapai dari tugas ini adalah :
1. Mengetahui proses desain shell and tube heat exchanger yang bisa dibuat dan sesuai
dengan specification sheet yang sudah diberi
2. Mengetahui proses desain yang sesuai agar mencapai temperatur dan tekanan keluar
yang diinginkan.

1.4 Luaran yang diharapkan


Luaran yang diharapakan dari tugas ini adalah :
1. Mahasiswa mampu mendapatkan kalkulasi manual dan kalkulasi software yang
mendekati disertai dengan analisa.

1.5 Manfaat
Manfaat dari tugas ini adalah :
5

[Type text]

1. Mahasiswa mampu menyelesaikan pekerjaan dilingkup yang lebih luas dengan


dilengkapi dengan kemampuan menganalisa data
2. Mahasiswa mampu mendesain heat exchanger sesuai dengan data di Industri
3. Mahasiswa mampu mengoperasikan software Engineering Equation Solver (EES) dan
Heat Transfer Research Inc (HTRI)
4. Mahasiswa mampu menulis laporan tugas dengan format Tugas Akhir.

1.6 Batasan Masalah


Batasan masalah dari tugas ini adalah :
1. Mahasiswa mampu mendesain heat exchanger dengan biaya seminimum mungkin
dengan kualitas/ spesifikasi desain sesuai data Industri.

[Type text]

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Properti Fluida
2.1.1 Steam
Steam adalah bahasa teknis dari uap air, yaitu fase gas dari air yang terbentuk
ketika air mendidih. Untuk mengubah air dari fase liquid (cair) menjadi fase gas
(steam) diperlukan energi panas untuk menaikan temperature air yang biasa disebut
sebagai Sensible Heat. Pada tekanan atmosphere titik didih air adalah 100 0C (2120F)
sedangkan apabila tekanan pada sistem dinaikan maka energi panas yang diperlukan
juga ikut naik.
Pada saat perubahan fase cair menjadi steam, temperature air tidak akan naik
meskipun dengan penambahan panas, penambahan panas digunakan untuk merubah
phase air dari cair ke gas.

Formula 1. grafik perubahan fase air

keterangan :
Q1 = Energi kalor yang digunakan untuk memanaskan air hingga titik didih
Q2 = Energi kalor yang digunakan untuk merubah fase air dari cair ke gas
M = Massa ( Kg )
C

= Kalor Jenis ( J/KgC ) (banyak kalor untuk menaikkan suhu 1 kg zat sebesar 10C)

T = Perubahan Suhu ( C )
L

= Kalor Laten ( J/Kg ) (banyak kalor untuk merubah wujud suatu zat)
Dari formula diatas bisa dilihat bahwa untuk energi kalor yang diperlukan untuk

mengubah fase air dari cair ke gas adalah:

[Type text]

Steam yang dipanaskan sampai pada temperature jenuhnya disebut Dry Saturated
Steam. Sedangkan steam yang belum dipanaskan sampai temperature jenuhnya
disebut wet steam. Presentase air dalam wet steam disebut sebagai %moisture.
Sehingga untuk mendapatkan kualitas steam dari wet steam adalah:

[Type text]

2.1.2 Water
Pengertian air adalah senyawa kimia yang merupakan hasil ikatan dari unsur
hidrogen (H2) yang bersenyawa dengan unsur oksigen (O) dalam hal ini membentuk
senyawa H2O. Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan
makhluk hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh
senyawa lain. Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah
sebagai air minum. Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air di dalam tubuh
manusia itu sendiri.

2.2 Prinsip Kerja Heat Exchanger


Panas adalah salah satu bentuk energi yang dapat dipindahkan dari suatu tempat ke
tempat lain, tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan sama sekali. Dalam suatu proses,
panas dapat mengakibatkan terjadinya kenaikan suhu suatu zat dan atau perubahan tekanan,
reaksi kimia dan kelistrikan.
Proses terjadinya perpindahan panas dapat dilakukan secara langsung, yaitu fluida
yang panas akan bercampur secara langsung dengan fluida dingin tanpa adanya pemisah dan
secara tidak langsung, yaitu bila diantara fluida panas dan fluida dingin tidak berhubungan
langsung tetapi dipisahkan oleh sekat-sekat pemisah.

2.3 Shell & Tube Heat Exchanger


Tipe shell & tube menjadi satu tipe yang paling mudah dikenal. Tipe ini
melibatkan tube sebagai komponen utamanya. Salah satu fluida mengalir di dalam tube,
sedangkan fluida lainnya mengalir di luar tube. Pipa-pipa tube didesain berada di dalam
sebuah ruang berbentuk silinder yang disebut dengan shell, sedemikian rupa sehingga
pipa-pipa tube tersebut berada sejajar dengan sumbu shell.

[Type text]

Gambar 4. Heat Exchanger Tipe Shell & Tube (a) satu jalur shell, satu jalur tube (b) satu
jalur shell, dua jalur tube

Komponen-komponen utama dari heat exchanger tipe shell & tube adalah sebagai
berikut :

Tube : Pipa tube berpenampang lingkaran menjadi jenis yang paling banyak
digunakan

padaheat

exchanger tipe

ini.

Desain

rangkaian

pipa tube dapat

bermacam-macam sesuai dengan fluida kerja yang dihadapi.

Gambar 5. Macam-macam Rangkaian Pipa Tube Pada Heat Exchanger Shell & Tube

Shell : Bagian ini menjadi tempat mengalirnya fluida kerja yang lain selain yang
mengalir di dalam tube. Umumnya shell didesain berbentuk silinder dengan
penampang melingkar. Material untuk membuat shell ini adalah pipa silindris jika
diameter desain dari shell tersebut kurang dari 0,6 meter. Sedangkan jika lebih dari
10

[Type text]

0,6 meter, maka digunakan bahan plat metal yang dibentuk silindris dan disambung
dengan proses pengelasan.

2.4 Design Heat Exchanger

1 2 ,0 0 0 0 in c h

3 ,9 3 7 f t

Gambar 6. Exchanger Drawing

11

[Type text]
Gambar 7. Setting Plan

Gambar 8. 3D Exchanger Drawing

12

[Type text]

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Jadwal dan Tempat Penelitian
3.1.1 Waktu
No Hari / Tanggal

Kegiatan

1.

Selasa / 22 Desember 2015 Kalkulasi manual Tubecount dan Ud (EES),


menentukan over design (HTRI), penyusanan
laporan (Bab I) dan Menentukan Spec Data
Heat Exchanger

2.

Rabu / 23 Desember 2015

3.

Selasa / 29 Desember 2015 Penyusunan laporan (Bab IV), kalkulasi


manual pressure drop

4.

Rabu / 30 Desember 2015

Penyusunan laporan (Bab IV), analisa (HTRI


dan Microsoft Excel)

5.

Senin/ 5 Januari 2015

Penyusunan laporan (Bab V)

Penyusunan laporan ( Bab II dan Bab IV),


kalkulasi manual Uc dan Rd (EES)

3.1.2 Tempat
Pembuatan design Heat Exchanger dan penyusunan laporan dilakukan di Politeknik
Pekapalan Negeri Surabaya.

3.1.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan pembuatan design Heat Exchanger dan penyusunan
laporan :

1. Laptop (dilengkapi dengan software HTRI dan EES)


2. Peralatan tulis serta kalkulator
3. Modul Design Perpipaan Thermal

13

[Type text]

3.2 Diagram Alur Pengerjaan

14

[Type text]

BAB IV ANALISA DAN DATA


4.1 Data Desain
Service of Unit

: b-Pinen Condensor 2

Type

: BEM Horz connected in

PERFORMANCE OF ONE UNIT


Shell side

Steam
Fluid Quantity
x in
x out
T in
T out
P in
P out

= 300 kg/hr
=1
=0
= 100 C
= 40 C
= 2.56 psia
= 2.56 psia

Tube side

Water
Fluid Quantity
x in
x out
T in
T out
P in
P out

= - kg/hr ( kalkulasi manual)


=0
=0
= 30 C
= 34 C
= 21.335 psia
= 21.335 psia
CONSTRUCTION OF ONE SHELL

Shell side

Design / Test Pressure


Design Temperature
No Passes per Shell
Corrosion Allowance
Connections Nominal Size dan Rating
In
Out

= full vacuum
= 110 C
=1
= 0 mm
= 50(150#)
= 40(150#)

15

[Type text]

Tube side

Design / Test Pressure


Design Temperature
No Passes per Shell
Corrosion Allowance
Connections Nominal Size dan Rating
In
Out

= 2 kgf / cm2G
= 110 C
=2
= 0 mm
= 40(150#)
= 40(150#)

Length

= 1200 mm

Tube type

= Plain

Material

= SS-304

Shell Cover

= SS-304

Baffles cross type

= Single Seg

16

[Type text]

4.2 Kalkulasi Software

17

[Type text]

18

[Type text]

4.3 Analisa

4.3.1

Hubungan jumlah tube, Overdesign, UD, UC, h Shell, h Tube, pressure drop

2500

2000

1500

1000

500

Grafik 1. Grafik Hubungan jumlah tube, Overdesign, UD, UC, h Shell, h Tube, pressure
drop, dan velocity tube

Data diatas merupakan hasil kalkulasi dari HTRI untuk B-Pinen Condensor 2 untuk
Steam - Watter. Grafik diatas menunjukkan pengaruh variasi jumlah Tube (Tube
Count) terhadap beberapa parameter yaitu Overdesign, Ud, Uc, Enthalpy, EMTD.
Dalam kondisi diatas dapat dilihat bahwa saat N bernilai 37, Overdesign mempunyai
nilai 0.31, dan saat nilai N dinaikkan menjadi 38, 39 dan 40, Overdesign akan
mengalami kenaikkan nilai sebesar 2.73, 5.16 dan 7.39. Semakin besar nilai dari N
(tube count) maka overdesignnya akan semakin besar. Hal ini dapat terjadi karena jika
N (tube count) divariasikan maka akan mempengaruhi terhadap luasan tube (A).
19

[Type text]

A tube =

N x A
144 x passestube

N berbanding lurus dengan luasan tube (A) sehingga nilai luasan akan semakin besar
pula. Hal itu akan berpengaruh terhadap angka Renold (Re). Dan dapat ditunjukkan
dengan rumus hubungan parameter tersebut:

Gt =

W
at

Re = De x

Jadi jika N (tube count) divariasikan akan berpengaruh terhadap nilai Re sehingga
semakin besar nilai Re maka nilai pressure drop di tube akan semakin besar pula.
Karena Re digunakan untuk menentukan nilai f tube dalam rumus berikut :
L
ftube x G tube 2 x
Passes tube
Pressure drop =
10
5.22 x 10 x D tube x s tube
Dari Grafik diatas dapat diketahui bahwa semakin kecil nilai velocity pada tube maka
akan semakin kecil pula perpindahan panas pada tube. Karena velocity digunakan
untuk menentukan nilai hi yang berpengaruh pada perpindahan panas dalam tube
sesuai dengan rumus berikut :
Hio = hi x

ID
OD

Berubahnya nilai h juga akan berpengaruh terhadap nilai Uc. Pada saat nilai h tube
1243.51, Uc mempunyai nilai sebesar 212.63. Saat h tube mempunyai nilai 1220.55
Uc bernilai 211.98. Nilai tersebut akan terus berjalan berbanding lurus. Meskipun
penurunan nilai h tidak begitu besar tetapi akan tetap berpengaruh terhadap nilai Uc.
Semakin besar nilai h akan semakin besar pula nilai dari Uc. Sesuai dengan rumus
berikut :
hiowater x ho steam
Uc= hio water +ho steam

20

[Type text]

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
1. Perubahan fase vapor menjadi liquid pada steam dipengaruhi semakin naiknya heat
transfer coef. Semakin besar nilai heat transfer coef maka perubahan fase akan
semakin cepat.
2. Adanya variasi yang diberikan di parameter tube count baik penambahan maupun
pengurangan pada heat exchanger akan mempengaruhi parameter yang ada, seperti
nilai Luas area, Velocity, Reynold, U actual , U Design, dan Overdesign
3. Semakin banyak jumlah tube pada heat exchanger maka nilai pressure drop akan
semakin kecil.

5.2 Saran
1. Pada kalkulasi sebaiknya menggunakan satuan british. Karena tabel maupun grafik
kebanyakan menggunakan satuan british.
2. Teliti dalam membaca tabel dan grafik
3. Membaca ketentuan ketentuan dari setiap fluida yang digunakan.

21

[Type text]

Lampiran 1. Perhitungan Manual


Heat Ballance

Shell Side
steam

= 300 kg/hr ; 661,4 lbm/hr

cp steam

= 1 Btu/lbm-F

T in steam

=100 C = 212 F

T out steam

= 40 C = 104 F

T steam

= 108 F

hg steam

= 1150 Btu/lbm

hf steam

= 180.2 Btu/lbm

h steam

= 970,2 Btu/lbm

22

[Type text]

Q1

= steam x (h steam)
= 661.4 lbm/hr x (970.2 Btu/lbm)
= 641670 btu/hr
= steam x (cp steam) x (T steam)

Q2

= 661.4 lbm/hr x 1 Btu/lbm-R x 108 F


= 71432 btu/hr
Q steam

= Q1 + Q2 = 713102 Btu/hr

b. Tube Side (water)


cp water

= 0.9991 Btu/lbm-F

T in water

= 34 C = 93.2 F

T out water

= 36 C = 96.3 F

T water

= 3.6 F

Q steam

= Q water

water

Q steam
cp water x T water

713102 Btu /hr


0.9991 Btu/ lbmF x 3,6 F

666437.08 Btu /hr


0.9991 Btu/lbmF x 7.3 F

= 198264 lbm/hr
LMTD
STEAM

WATER

212

Higher

96.8

115.2

104

Lower

93.2

10.8

108

Different

3.6

104.4

23

[Type text]

LMTD

T 1 T 2
T 1
ln
T 2

( 21296,8 )(10493,2)
(21296,8)
ln
(10493,2)

( )

= 44,1 F
R

T 1 T 2
t 1t 2

108
3,6

= 30
S

t 1 t 2
T 1T 2

3,6
108

= 0,033
[Fig.22 D.Q KERN]
Ft

= 0.95

= FT x LMTD
= 0.95 x 41.1 F
= 41.9 F

Menghitung Nt dan OD tube


Ud

= 400

Qsteam
U x T

713102
400 x 41,9

713102
380 x 41,9

713102
380 x 41,9

= 42.55 ft2
OD Tube (asumsi) = 1 inch = 0.08333 ft ; L = 1200 mm =1.2 m = 3.937ft

24

[Type text]

Nt

A
xDxL

42.55 ft 2
x 0.0 8333 ft x 3.937 ft

= 41.26 ~ 42
Dari table 9 2-phase untuk N = 42 dan OD tube 1 inch , maka besar ID Shell adalah
12 inch dan pada table 9 untuk diameter shell 12 inch 2 phases, nilai maksimal N
adalah 45, untuk perhitungan menggunakan N = 38.
Menghitung Dirt factor
Shell side

Tube side

ID

= 12 inch

number

= 38

Baffle Space

= 2.4 inch

Length

= 3.937 ft

Phases

=1

Phases

=2

OD

= 1 inch

BWG

= 16

Pitch

=1.25 inch square

Hot Fluid : Shell side, Steam


[Eq. 7.1 D.Q KERN]

Ashell

ID x C x B
144 xPt

12x 0.25 x 2,4

144 x 1.25

= 0,04 ft2
[Eq. 7.D.Q KERN]

25

[Type text]

Gshell

steam
A shell
661.4 lbm/hr
0,04 f t 2

lb
= 16535 hr f t 2
[Fig.15 D.Q KERN]

(158F)

= 2.42 x 0.01

= 0.0242

lb
fthr

lb
fthr

26

[Type text]

[Fig. 28 D.Q KERN]

Ds

OD tube 2
)
4
x OD tube

Pitch2 ( x

12
4
x

=
1.252

= 0.08239 ft
[Eq.7.3 D.Q KERN]
Gs
Res
= Ds x

lb
2
hr f t
lb
0.0242
ft hr
16535

Res

= 0.08239 ft x

Res

= 123839

T average steam = 158 F,

Cp

=1

Btu
lb F ,

[Fig. 1 D.Q.KERN]

Btu
K

= 0.01275

F
hr ft 2( ) ,
ft

Condensation of steam :

H0 steam

= 600

Btu
hr . ft 2 .

Cold Fluid : Tube side, Water


27

[Type text]

[Eq.7.48 D.Q KERN]

A tube

= 0.594 [in2]

Atube

N x a't
= 144 x n
3 8 x 0.594
144 x 2

= 0.07838 ft2

Gtube

water
A tube

lb
hr
0.07838 f t 2
198264

= 2.53E+06

lb
hr ft 2

[Fig.14 D.Q KERN]

(95F)

tube

lb
= 2.42 x 0.85 fthr
= 2.057

lb
fthr

[Table 10 D.Q.KERN]
0.870
12
Dtube
=

0.0725 ft

[Eq. 3.6 D.Q KERN]

Re tube

= Dtube x

tube

28

[Type text]

lb
hr ft 2
lb
2.057
fthr

2.530 E+ 06

Re tube

= 0.0725 x

Re tube

= 215767

V water

3600 x water

2.530 E+ 06
3600 x 1000

= 10

ft
s

[Fig.25 D.Q KERN]

hi water

= 2000

Btu
hr . ft 2 .

[Eq. 6.5 D.Q KERN]

hio water

= hi water x

= 2000 x

= 1740

Uc

ID tube
OD tube

0.870inch
1inch
Btu
hr . ft 2 .

hiowater x ho steam
= hio water +ho steam

1740 x 600
1740+600
29

[Type text]

= 446,2

Btu
2
hr . ft .

30

[Type text]

[Table 10 D.Q.KERN]

External surface

= 0.2618 ft

A tube

= Nt x L x external_surface
= 38 x 3.937 ft x 0.2618 ft
= 39.17 ft 2

Ud

Q steam
A tube x T

713102
39.17 x 41.9

= 434.5

Btu
hr . ft 2 .

Dirt factor

Rd

UcUd
Uc x Ud

446.2434.5
446.2 x 434.5

391.8 hr ft 2 FBtu378.4 hr ft 2 F /Btu


391.8 hr ft 2 FBtu x 378.4 hr ft 2 F /Btu
2

= 0.00005997

hr . ft .
Btu

Life time

Life time

UcUd
Rd

446.2434.5
0.00005997

31

[Type text]

= 195097.5488 jam = 267.257 bulan


Menghitung Pressure Drop
Shell Side (steam)
For Re = 123839
[Fig. 29 D.Q.KERN]
f

F t2
= 0,00013 Inch2
[Tabel 6 D.Q.KERN]

=1

12
12
ID shell =

= 1 ft

32

[Type text]

No. Of crosses
[Eq. 7.43 D.Q.KERN]

=2.4 inch

=47.24 inch

N+1

= 12 x B

= 236.2
= 237
[Eq. 7.44 D.Q.KERN]

Gs

= 16535

Ds

= 0.08239 ft
f x Gs2 x IDshell x (N +1)
5,22 x 1010 x Ds x S

PShell =

0,00013
PShell =

F t2
lb 2
x 16535
x 1 ft x( 237+1)
Inch2
hr f t 2
5,22 x 1010 x 0.08239 ft x 1

PShell = 0.01952 psi

Tube Side (Water)


Re water

= 215767

[Fig. 26 D.Q.KERN]
2

f tube = 0,00016

Ft
Inch2

Gt

= 2.53 x 106

Passes

=2
33

[Type text]

D tube

= 0.0725

[Tabel 6 D.Q.KERN]

=1

34

[Type text]

[Eq. 7.45 D.Q.KERN]

Pt

L
Passes
10
5,22 x 10 x D tube x S
f tube x 2 x

47.24
2
10
5,22 x 10 x 0.0 725 x 1

0.00016 x 2.53 x 10 62 x
=

= 6.392 psi

V water

=10

=10

P r

ft
s

4 x passes V water 2
x
s tube
2x g

4 x 2 102
x
1
2 x 10

= 40 psi

Ptube

Pt + Pr

6.392 psi + 40 psi

= 46.39 psi

35

Anda mungkin juga menyukai