b-Pinen Condensor 2
Fikri Mubarok
6813040016
DOSEN PEMBIMBING
George Endri Kusuma, ST, M.Sc.Eng
[Type text]
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah S.W.T atas segala bantuan, kemudahan, petunjuk, dan
kekuatan dari-Nya dalam penyelesaian tugas Laporan Desain Perpipaan Thermal
dengan baik sebagai syarat kelulusan pada mata kuliah Desain Perpipaan Thermal.
Dalam penulisan laporan ini tiada semangat, kekuatan, dari penulis seorang diri
melainkan dengan bantuan Doa dari banyak pihak oleh sebab itu saya sebagai
penulis ingin mengucapkapkan terimakasih kepada :
1. Orang tuaku yang selalu memberi Doa, semangat, perhatiannya, dan
ketulusannya sepanjang hidup
2. George Endri Kusuma, ST,. M.Sc. Eng selaku Dosen Mata Kuliah Desain
Perpipaan Termal sekaligus Pembimbing yang telah memberikan arahan
serta bimbingannya dalam penyusunan laporan ini.
3. Teman-teman teknik perpipaan yang dengan senang hati memberi
masukan, semangat kepada penulis selama menyelesaikan laporan ini
Semoga Allah memberi karunia dan segala sesuatunya melebihi yang telah
diberikan. Penulis menyadari banyak kesalahan yang terjadi pada penulisan
laporan ini, dengan itu penulis sangat terbuka akan kritik serta saran yang anda
berikan untuk menjadikan laporan ini lebih baik lagi. Karena segala
kesempurnaan hanya milik Allah S.W.T dan ketidak sempurnaan mutlak dari
penulis.
Fikri Mubarok
[Type text]
Lembar Persembahan
Persembahanku
Untuk Almarhum Ibuku yang selalu dalam hatiku
Alm. Istiqomah
Akan kasihnya yang tiada batas.
[Type text]
Daftar Isi
Kata Pengantar....................................................................................................................i
Lembar Persembahan.........................................................................................................ii
Daftar Isi...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................5
1.1
Latar Belakang...................................................................................................5
1.2
Rumusan Masalah..............................................................................................5
1.3
Tujuan Penelitian................................................................................................5
1.4
1.5
Manfaat..............................................................................................................6
1.6
Batasan Masalah.................................................................................................6
[Type text]
5.1 Kesimpulan............................................................................................................22
5.2 Saran......................................................................................................................22
Lampiran 1. Perhitungan Manual.............................................................................23
[Type text]
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Condensor merupakan salah satu jenis heat exchanger yang terdiri dari jaringan
pipa yang digunakan untuk mengubah uap menjadi zat cair atau air. Sebagian besar
industri menggunakan heat exchanger jenis ini untuk mendukung kegiatan dalam proses
industrinya. Oleh karena itu diperlukan pemahaman dalam mendesain condesor yang
baik untuk mendukung kemampuan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja.
Mendesain condesor yang memiliki efisiensi tinggi juga merupakan syarat
kelulusan dalam mata kulia desain perpipaan termal. Sehingga diperlukan perhitungan
dan analisa mengenai desain kondensor yang paling tepat digunakan sesuai kebutuhan
industri. Berikut ini merupakan laporan mengenai desain condenser b-pinen 2.
1.5 Manfaat
Manfaat dari tugas ini adalah :
5
[Type text]
[Type text]
keterangan :
Q1 = Energi kalor yang digunakan untuk memanaskan air hingga titik didih
Q2 = Energi kalor yang digunakan untuk merubah fase air dari cair ke gas
M = Massa ( Kg )
C
= Kalor Jenis ( J/KgC ) (banyak kalor untuk menaikkan suhu 1 kg zat sebesar 10C)
T = Perubahan Suhu ( C )
L
= Kalor Laten ( J/Kg ) (banyak kalor untuk merubah wujud suatu zat)
Dari formula diatas bisa dilihat bahwa untuk energi kalor yang diperlukan untuk
[Type text]
Steam yang dipanaskan sampai pada temperature jenuhnya disebut Dry Saturated
Steam. Sedangkan steam yang belum dipanaskan sampai temperature jenuhnya
disebut wet steam. Presentase air dalam wet steam disebut sebagai %moisture.
Sehingga untuk mendapatkan kualitas steam dari wet steam adalah:
[Type text]
2.1.2 Water
Pengertian air adalah senyawa kimia yang merupakan hasil ikatan dari unsur
hidrogen (H2) yang bersenyawa dengan unsur oksigen (O) dalam hal ini membentuk
senyawa H2O. Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan
makhluk hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh
senyawa lain. Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah
sebagai air minum. Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air di dalam tubuh
manusia itu sendiri.
[Type text]
Gambar 4. Heat Exchanger Tipe Shell & Tube (a) satu jalur shell, satu jalur tube (b) satu
jalur shell, dua jalur tube
Komponen-komponen utama dari heat exchanger tipe shell & tube adalah sebagai
berikut :
Tube : Pipa tube berpenampang lingkaran menjadi jenis yang paling banyak
digunakan
padaheat
exchanger tipe
ini.
Desain
rangkaian
Gambar 5. Macam-macam Rangkaian Pipa Tube Pada Heat Exchanger Shell & Tube
Shell : Bagian ini menjadi tempat mengalirnya fluida kerja yang lain selain yang
mengalir di dalam tube. Umumnya shell didesain berbentuk silinder dengan
penampang melingkar. Material untuk membuat shell ini adalah pipa silindris jika
diameter desain dari shell tersebut kurang dari 0,6 meter. Sedangkan jika lebih dari
10
[Type text]
0,6 meter, maka digunakan bahan plat metal yang dibentuk silindris dan disambung
dengan proses pengelasan.
1 2 ,0 0 0 0 in c h
3 ,9 3 7 f t
11
[Type text]
Gambar 7. Setting Plan
12
[Type text]
Kegiatan
1.
2.
3.
4.
5.
3.1.2 Tempat
Pembuatan design Heat Exchanger dan penyusunan laporan dilakukan di Politeknik
Pekapalan Negeri Surabaya.
3.1.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan pembuatan design Heat Exchanger dan penyusunan
laporan :
13
[Type text]
14
[Type text]
: b-Pinen Condensor 2
Type
Steam
Fluid Quantity
x in
x out
T in
T out
P in
P out
= 300 kg/hr
=1
=0
= 100 C
= 40 C
= 2.56 psia
= 2.56 psia
Tube side
Water
Fluid Quantity
x in
x out
T in
T out
P in
P out
Shell side
= full vacuum
= 110 C
=1
= 0 mm
= 50(150#)
= 40(150#)
15
[Type text]
Tube side
= 2 kgf / cm2G
= 110 C
=2
= 0 mm
= 40(150#)
= 40(150#)
Length
= 1200 mm
Tube type
= Plain
Material
= SS-304
Shell Cover
= SS-304
= Single Seg
16
[Type text]
17
[Type text]
18
[Type text]
4.3 Analisa
4.3.1
Hubungan jumlah tube, Overdesign, UD, UC, h Shell, h Tube, pressure drop
2500
2000
1500
1000
500
Grafik 1. Grafik Hubungan jumlah tube, Overdesign, UD, UC, h Shell, h Tube, pressure
drop, dan velocity tube
Data diatas merupakan hasil kalkulasi dari HTRI untuk B-Pinen Condensor 2 untuk
Steam - Watter. Grafik diatas menunjukkan pengaruh variasi jumlah Tube (Tube
Count) terhadap beberapa parameter yaitu Overdesign, Ud, Uc, Enthalpy, EMTD.
Dalam kondisi diatas dapat dilihat bahwa saat N bernilai 37, Overdesign mempunyai
nilai 0.31, dan saat nilai N dinaikkan menjadi 38, 39 dan 40, Overdesign akan
mengalami kenaikkan nilai sebesar 2.73, 5.16 dan 7.39. Semakin besar nilai dari N
(tube count) maka overdesignnya akan semakin besar. Hal ini dapat terjadi karena jika
N (tube count) divariasikan maka akan mempengaruhi terhadap luasan tube (A).
19
[Type text]
A tube =
N x A
144 x passestube
N berbanding lurus dengan luasan tube (A) sehingga nilai luasan akan semakin besar
pula. Hal itu akan berpengaruh terhadap angka Renold (Re). Dan dapat ditunjukkan
dengan rumus hubungan parameter tersebut:
Gt =
W
at
Re = De x
Jadi jika N (tube count) divariasikan akan berpengaruh terhadap nilai Re sehingga
semakin besar nilai Re maka nilai pressure drop di tube akan semakin besar pula.
Karena Re digunakan untuk menentukan nilai f tube dalam rumus berikut :
L
ftube x G tube 2 x
Passes tube
Pressure drop =
10
5.22 x 10 x D tube x s tube
Dari Grafik diatas dapat diketahui bahwa semakin kecil nilai velocity pada tube maka
akan semakin kecil pula perpindahan panas pada tube. Karena velocity digunakan
untuk menentukan nilai hi yang berpengaruh pada perpindahan panas dalam tube
sesuai dengan rumus berikut :
Hio = hi x
ID
OD
Berubahnya nilai h juga akan berpengaruh terhadap nilai Uc. Pada saat nilai h tube
1243.51, Uc mempunyai nilai sebesar 212.63. Saat h tube mempunyai nilai 1220.55
Uc bernilai 211.98. Nilai tersebut akan terus berjalan berbanding lurus. Meskipun
penurunan nilai h tidak begitu besar tetapi akan tetap berpengaruh terhadap nilai Uc.
Semakin besar nilai h akan semakin besar pula nilai dari Uc. Sesuai dengan rumus
berikut :
hiowater x ho steam
Uc= hio water +ho steam
20
[Type text]
5.2 Saran
1. Pada kalkulasi sebaiknya menggunakan satuan british. Karena tabel maupun grafik
kebanyakan menggunakan satuan british.
2. Teliti dalam membaca tabel dan grafik
3. Membaca ketentuan ketentuan dari setiap fluida yang digunakan.
21
[Type text]
Shell Side
steam
cp steam
= 1 Btu/lbm-F
T in steam
=100 C = 212 F
T out steam
= 40 C = 104 F
T steam
= 108 F
hg steam
= 1150 Btu/lbm
hf steam
= 180.2 Btu/lbm
h steam
= 970,2 Btu/lbm
22
[Type text]
Q1
= steam x (h steam)
= 661.4 lbm/hr x (970.2 Btu/lbm)
= 641670 btu/hr
= steam x (cp steam) x (T steam)
Q2
= Q1 + Q2 = 713102 Btu/hr
= 0.9991 Btu/lbm-F
T in water
= 34 C = 93.2 F
T out water
= 36 C = 96.3 F
T water
= 3.6 F
Q steam
= Q water
water
Q steam
cp water x T water
= 198264 lbm/hr
LMTD
STEAM
WATER
212
Higher
96.8
115.2
104
Lower
93.2
10.8
108
Different
3.6
104.4
23
[Type text]
LMTD
T 1 T 2
T 1
ln
T 2
( 21296,8 )(10493,2)
(21296,8)
ln
(10493,2)
( )
= 44,1 F
R
T 1 T 2
t 1t 2
108
3,6
= 30
S
t 1 t 2
T 1T 2
3,6
108
= 0,033
[Fig.22 D.Q KERN]
Ft
= 0.95
= FT x LMTD
= 0.95 x 41.1 F
= 41.9 F
= 400
Qsteam
U x T
713102
400 x 41,9
713102
380 x 41,9
713102
380 x 41,9
= 42.55 ft2
OD Tube (asumsi) = 1 inch = 0.08333 ft ; L = 1200 mm =1.2 m = 3.937ft
24
[Type text]
Nt
A
xDxL
42.55 ft 2
x 0.0 8333 ft x 3.937 ft
= 41.26 ~ 42
Dari table 9 2-phase untuk N = 42 dan OD tube 1 inch , maka besar ID Shell adalah
12 inch dan pada table 9 untuk diameter shell 12 inch 2 phases, nilai maksimal N
adalah 45, untuk perhitungan menggunakan N = 38.
Menghitung Dirt factor
Shell side
Tube side
ID
= 12 inch
number
= 38
Baffle Space
= 2.4 inch
Length
= 3.937 ft
Phases
=1
Phases
=2
OD
= 1 inch
BWG
= 16
Pitch
Ashell
ID x C x B
144 xPt
144 x 1.25
= 0,04 ft2
[Eq. 7.D.Q KERN]
25
[Type text]
Gshell
steam
A shell
661.4 lbm/hr
0,04 f t 2
lb
= 16535 hr f t 2
[Fig.15 D.Q KERN]
(158F)
= 2.42 x 0.01
= 0.0242
lb
fthr
lb
fthr
26
[Type text]
Ds
OD tube 2
)
4
x OD tube
Pitch2 ( x
12
4
x
=
1.252
= 0.08239 ft
[Eq.7.3 D.Q KERN]
Gs
Res
= Ds x
lb
2
hr f t
lb
0.0242
ft hr
16535
Res
= 0.08239 ft x
Res
= 123839
Cp
=1
Btu
lb F ,
[Fig. 1 D.Q.KERN]
Btu
K
= 0.01275
F
hr ft 2( ) ,
ft
Condensation of steam :
H0 steam
= 600
Btu
hr . ft 2 .
[Type text]
A tube
= 0.594 [in2]
Atube
N x a't
= 144 x n
3 8 x 0.594
144 x 2
= 0.07838 ft2
Gtube
water
A tube
lb
hr
0.07838 f t 2
198264
= 2.53E+06
lb
hr ft 2
(95F)
tube
lb
= 2.42 x 0.85 fthr
= 2.057
lb
fthr
[Table 10 D.Q.KERN]
0.870
12
Dtube
=
0.0725 ft
Re tube
= Dtube x
tube
28
[Type text]
lb
hr ft 2
lb
2.057
fthr
2.530 E+ 06
Re tube
= 0.0725 x
Re tube
= 215767
V water
3600 x water
2.530 E+ 06
3600 x 1000
= 10
ft
s
hi water
= 2000
Btu
hr . ft 2 .
hio water
= hi water x
= 2000 x
= 1740
Uc
ID tube
OD tube
0.870inch
1inch
Btu
hr . ft 2 .
hiowater x ho steam
= hio water +ho steam
1740 x 600
1740+600
29
[Type text]
= 446,2
Btu
2
hr . ft .
30
[Type text]
[Table 10 D.Q.KERN]
External surface
= 0.2618 ft
A tube
= Nt x L x external_surface
= 38 x 3.937 ft x 0.2618 ft
= 39.17 ft 2
Ud
Q steam
A tube x T
713102
39.17 x 41.9
= 434.5
Btu
hr . ft 2 .
Dirt factor
Rd
UcUd
Uc x Ud
446.2434.5
446.2 x 434.5
= 0.00005997
hr . ft .
Btu
Life time
Life time
UcUd
Rd
446.2434.5
0.00005997
31
[Type text]
F t2
= 0,00013 Inch2
[Tabel 6 D.Q.KERN]
=1
12
12
ID shell =
= 1 ft
32
[Type text]
No. Of crosses
[Eq. 7.43 D.Q.KERN]
=2.4 inch
=47.24 inch
N+1
= 12 x B
= 236.2
= 237
[Eq. 7.44 D.Q.KERN]
Gs
= 16535
Ds
= 0.08239 ft
f x Gs2 x IDshell x (N +1)
5,22 x 1010 x Ds x S
PShell =
0,00013
PShell =
F t2
lb 2
x 16535
x 1 ft x( 237+1)
Inch2
hr f t 2
5,22 x 1010 x 0.08239 ft x 1
= 215767
[Fig. 26 D.Q.KERN]
2
f tube = 0,00016
Ft
Inch2
Gt
= 2.53 x 106
Passes
=2
33
[Type text]
D tube
= 0.0725
[Tabel 6 D.Q.KERN]
=1
34
[Type text]
Pt
L
Passes
10
5,22 x 10 x D tube x S
f tube x 2 x
47.24
2
10
5,22 x 10 x 0.0 725 x 1
0.00016 x 2.53 x 10 62 x
=
= 6.392 psi
V water
=10
=10
P r
ft
s
4 x passes V water 2
x
s tube
2x g
4 x 2 102
x
1
2 x 10
= 40 psi
Ptube
Pt + Pr
= 46.39 psi
35