Anda di halaman 1dari 77

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGARUH PERENDAMAN AIR PADA PIPA YANG


TERLETAK DIANTARA KOMPRESOR DAN KONDENSOR
TERHADAP COP DAN EFISIENSI MESIN PENDINGIN
DENGAN DAYA KOMPRESOR 1/8 PK

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan


mencapai derajat sarjana S-1 Teknik Mesin

Oleh:

CANDRA BAYU AJI


NIM: 125214003

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

THE INFLUENCE OF SOAKING BY WATER TO THE PIPE


LOCATED BETWEEN COMPRESSOR AND CONDENSOR
AGAINST COP AND EFFICIENCY MACHINE COOLING
WITH CAPACITY OF COMPRESSOR 1/8 PK
FINAL PROJECT

As partial fulfillment of the requirement


to obtain the Sarjana Teknik degree in Mechanical Engineering

By

CANDRA BAYU AJI


Student Number: 125214003

MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM


MECHANICAL ENGINEERING DEPARTMENT
SCIENCE AND TECHNOLOGI FACULTY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

Saat ini mesin pendingin sangat berperan dalam kehidupan masyarakat.


Mesin pendingin dipergunakan untuk mendinginkan minuman seperti soft drink,
minuman kaleng, dan minuman berenergi tanpa membekukan cairan di dalam
kemasannya, akan tetapi dapat juga sebagai pengawet dan pendingin makanan.
Tujuan penelitian ini adalah : (a) merakit mesin pendingin dengan siklus kompresi
uap yang digunakan untuk mendinginkan minuman dengan pipa diantara
kompresor dan kondensor direndam (b) mengetahui karakteristik mesin pendingin
yang dirakit dengan perendaman pada pipa diantara kompresor dan kondensor (c)
menghitung kalor yang dihisap evaporator persatuan massa refrigeran (d)
menghitung kalor yang dilepaskan kondensor persatuan massa refrigeran (e)
menghitung kerja kompresor persatuan massa refrigeran (f) menghitung COPaktual
dan COPideal mesin pendingin (g) menghitung efisiensi mesin pendingin (h)
mengetahui pengaruh perendaman pipa yang terletak diantara kompresor dan
kondensor dengan air terhadap COP dan efisiensi mesin pendingin.

Mesin pendingin yang diteliti merupakan mesin pendingin dengan siklus


kompresi uap. Variasi yang digunakan adalah dengan perendaman dan tidak
direndam pada pipa diantara kompresor dan kondensor. Penelitian pertama pipa
diantara kompresor dan kondensor tidak direndam dan diuji sebanyak 3 kali dalam
3 hari. Penelitian kedua pipa diantara kompresor dan kondensor direndam
menggunakan air dengan volume 750 ml dan diuji sebanyak 3 kali dalam 3 hari.
Daya kompresor 1/8 PK, kondensor yang digunakan 7U, pipa kapiler sepanjang 1
m diameter 0,026 inci, evaporator jenis plat.

Hasil penelitian memberikan kesimpulan. Koefisien prestasi ideal


(COPideal) direndam lebih tinggi daripada yang tidak direndam. Koefisien prestasi
aktual (COPaktual) direndam lebih tinggi dibanding tidak direndam. Efisiensi mesin
pendingin untuk yang tidak direndam lebih tinggi daripada yang direndam.

Kata kunci : mesin pendingin, rendaman pipa diantara kondenser dan kompresor,
COP, efisiensi, kompresi uap.

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

At this time the engine coolant was instrumental in the life of the
community. Engine Coolants used to cool beverages like soft drink, beverage
cans, energy drinks and without freezing the liquid in the packaging, but can also
be as preservatives and cooling food. The purpose of this research is: (a) assemble
the cooling machine with steam compression cycle is used to cool the drink with
the pipe between the compressor and the condenser is immersed (b) knowing the
characteristics of the cooling machine assembled by submersion on the pipe
between the compressor and the condenser (c) calculating thermal evaporator
refrigerant mass unity smoked (d) calculate the heat released unity mass a
refrigerant condenser (e) calculate the mass of refrigerant compressors work
Union (f) calculate COPactual and COPideal cooling machine (g) calculate the
efficiency of the cooling machine (h) know how the submersion pipes located
between the compressor and the condenser with water against the COP and the
efficiency of the engine coolant.

Engine coolant cooling machine is researched with steam compression


cycle. A variation that is used is by soaking and not soaked in the pipe between
compressor and condenser. First research pipelines between compressor and
condenser not soaked and tested as much as 3 times in 3 days. The second
research of pipe between compressor and condenser water soaked with a volume
of 750 ml and tested as much as 3 times in 3 days. With the compressor power 1/8
PK, condenser used 7U, capillary pipe along the 1 m diameter 0.026 inch,
evaporator plate type.

Research results provide a conclusion. Coefficient of ideal achievement


(COPideal) soaked higher than not soaked. The actual achievements of the
coefficients (COPactual) are soaked is higher than not soaked. The efficiency of
the cooling machine for which is not higher than soaked.

Keywords : machine cooling, soaked pipe between compressor and condenser,


COP, efficiency, compression steam

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

serta limpahan rahmat-Nya, sehingga penyusunan Skripsi yang berjudul

“Pengaruh perendaman air pada pipa yang terletak diantara kompresor dan

kondensor terhadap COP dan efisiensi mesin pendingin dengan kapasitas

kompresor 1/8 PK” dapat diselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan Skripsi ini banyak

mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai

pihak dan berkat dari Tuhan Yang Maha Esa, kendala-kendala yang dihadapi

tersebut dapat diatasi. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terimakasih dan

penghargaan kepada:

1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

2. Sudi Mungkasi, S.Si., M.Math.Sc., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Ir. PK. Purwadi, M.T selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta dan juga selaku Dosen Pembimbing Skripsi, yang

telah dengan sabar, tekun, tulus dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan

pikiran memberikan bimbingan, motivasi, arahan, dan saran-saran yang sangat

berharga kepada penulis selama menyusun Skripsi.

4. Dosen Program Studi Teknik Mesin, yang telah memberi bekal ilmu

pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan menyelesaikan

penulisan Skripsi ini.

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5. Rekan-rekan Mahasiswa Program Studi Teknik Mesin yang telah banyak

memberikan masukan kepada penulis baik selama dalam mengikuti

perkuliahan maupun dalam penulisan skripsi ini.

6. Restu Utami dan Mikaela Quinsy Tigereva Arendra, yang telah menjadi

penyemangat dan pelepas lelah penulis selama penulisan skripsi ini.

7. C. Susilo dan ML. Nuratri Subarmastuti selaku orang tua, yang sangat banyak

memberikan bantuan moril, material, arahan, dan selalu mendoakan

keberhasilan dan keselamatan selama menempuh pendidikan.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah membantu

dalam penyelesaian penulisan Skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian dan penyusunan Skripsi ini

masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki, untuk itu kami mengharapkan

masukan, kritik, dan saran dari berbagai pihak untuk dapat menyempurnakannya.

Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat, baik bagi penulis maupun pembaca.

Terimakasih.

Yogyakarta, 6 November 2018

Penulis

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................i

TITLE PAGE .......................................................................................................ii

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................iii

HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................vi

ABSTRAK ..........................................................................................................vii

ABSTRACT ..........................................................................................................viii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ix

DAFTAR ISI .......................................................................................................xi

DAFTAR TABEL ...............................................................................................xiv

DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................1

1.1 Latar Belakang ...............................................................................1

1.2 Rumus Masalah..............................................................................2

1.3 Tujuan Penelitian ...........................................................................2

1.4 Batasan dalam Pembuatan Mesin ..................................................3

1.5 Manfaat Penelitian .........................................................................3

BAB II DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA...................................5

2.1 Dasar Teori ....................................................................................5

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.1.1 Prinsip Kerja Mesin Pendingin .............................................5

2.1.2 Siklus Kompresi Uap ............................................................6

2.1.3 Perhitungan Pada Siklus Kompresi Uap ...............................10

2.1.4 Komponen Komponen Siklus Kompresi Uap ......................14

2.1.4.1 Kompresor ................................................................14

2.1.4.2 Kondensor ................................................................15

2.1.4.3 Evaporator ................................................................16

2.1.4.4 Pipa Kapiler ..............................................................17

2.1.4.5 Filter .........................................................................18

2.1.4.6 Thermostat ................................................................19

2.1.4.7 Refrigeran .................................................................20

2.1.4.8 Lilitan Pada Pipa diantara

Kompresor dan Kondensor ......................................21

2.2 Tinjauan Pustaka .............................................................................22

BAB III PEMBUATAN ALAT ..........................................................................24

3.1 Persiapan Alat .................................................................................24

3.1.1 Komponen Utama Pembuatan Mesin Pendingin ..................24

3.1.2 Peralatan Pendukung Pembuatan Mesin Pendingin..............27

3.2 Pembuatan Mesin Pendingin...........................................................35

3.2.1 Proses Pembuatan Mesin Pendingin .....................................35

BAB IV METODE PENELITIAN .....................................................................38

4.1 Mesin yang Diteliti .........................................................................38

4.2 Alur Penelitian Pada Mesin Pendingin ...........................................38

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4.3 Alat Bantu Penelitian ......................................................................39

4.4 Variasi Penelitian ............................................................................43

4.5 Cara Pengambilan Data...................................................................43

4.6 Cara Mengolah Data dan Melakukan Pembahasan ........................43

4.7 Cara Mengambil Kesimpulan .........................................................45

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................46

5.1 Hasil Penelitian ...............................................................................46

5.2 Perhitungan .....................................................................................48

5.3 Pembahasan.....................................................................................51

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................55

6.1 Kesimpulan .....................................................................................55

6.2 Saran ...............................................................................................56

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................57

LAMPIRAN ........................................................................................................58

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Nilai tekanan pengukuran masuk dan keluar

kompresor dalam tekanan terukur satuan psi .................................46

Tabel 5.2 Nilai tekanan pengukuran masuk dan keluar

kompresor dalam tekanan terukur satuan psi dan MPa .................46

Tabel 5.3 Nilai suhu kerja evaporator dan kondensor

dalam satuan oC dan K ...................................................................47

Tabel 5.4 Nilai entalpi pada siklus kompresi uap ...........................................48

Tabel 5.5 Nilai Win, Qin, Qout, COP, dan Efisiensi

pada mesin pendingin yang diteliti ................................................50

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Prinsip kerja mesin pendingin .......................................................5

Gambar 2.2 Rangkaian Siklus Kompresi Uap ..................................................7

Gambar 2.3 Siklus kompresi uap pada diagram P-h .........................................8

Gambar 2.4 Siklus kompresi uap pada diagram T-s

yang disertai pemanasan lanjut dan pendinginan lanjut ..............8

Gambar 2.5 Diagram tekanan – entalpi R134a .................................................13

Gambar 2.6 Kompresor hermetik jenis torak ....................................................15

Gambar 2.7 Kondensor U, dengan 7U ............................................................16

Gambar 2.8 a) Evaporator Plat (b) Evaporator Pipa Bersirip..........................17

Gambar 2.9 Pipa Kapiler .................................................................................18

Gambar 2.10 Filter ............................................................................................19

Gambar 2.11 Thermostat ...................................................................................20

Gambar 2.12 Refrigeran jenis R134a ................................................................21

Gambar 2.13 Lilitan Pada Pipa diantara Kompresor dan Kondensor ...............22

Gambar 3.1 Kompresor hermetik jenis torak .................................................24

Gambar 3.2 Kondensor dengan 7U .................................................................25

Gambar 3.3 Pipa Kapiler .................................................................................26

Gambar 3.4 Evaporator plat ............................................................................26

Gambar 3.5 Filter ............................................................................................27

Gambar 3.6 Refrigeran R134a.........................................................................27

Gambar 3.7 Alumunium hollow ......................................................................28

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 3.8 Akrilik..........................................................................................28

Gambar 3.9 Styrofoam.....................................................................................29

Gambar 3.10 Tube Cutter ..................................................................................29

Gambar 3.11 Tube Expander.............................................................................29

Gambar 3.12 Manifold Gauge ...........................................................................30

Gambar 3.13 Alat Las Tembaga........................................................................31

Gambar 3.14 (a) Borak, (b) Bahan Las Tembaga .............................................31

Gambar 3.15 Pentil ............................................................................................32

Gambar 3.16 Metil ............................................................................................32

Gambar 3.17 Thermostat ...................................................................................33

Gambar 3.18 Pompa vakum ..............................................................................33

Gambar 3.19 Bak tampung................................................................................34

Gambar 3.20 Lilitan pipa diantara kompresor dan kondensor ..........................34

Gambar 4.1 Skematik mesin pendingin ..........................................................38

Gambar 4.2 Diagram alur penelitian mesin pendingin....................................39

Gambar 4.3 Stopwatch ....................................................................................40

Gambar 4.4 Pressure gauge ............................................................................40

Gambar 4.5 APPA digital ................................................................................41

Gambar 4.6 Thermocouple ..............................................................................41

Gambar 4.7 Kabel roll .....................................................................................42

Gambar 4.6 Botol minum ................................................................................42

Gambar 4.7 Diagram P-h R134a .....................................................................43

Gambar 4.8 Cara mendapatkan h1, h2, h3, h4 suhu kerja


evaporator dan suhu kerja kondensor pada Diagram P-h .............45

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 5.1 Diagram perbandingan Win ..........................................................51

Gambar 5.2 Diagram perbandingan Qin ...........................................................52

Gambar 5.3 Diagram perbandingan Qout ..........................................................52

Gambar 5.4 Diagram perbandingan COPideal ...................................................53

Gambar 5.5 Diagram perbandingan COPaktual ..................................................53

Gambar 5.6 Diagram perbandingan Efisiensi ..................................................54

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di dunia yang semakin modern dan cuaca yang semakin panas, kebutuhan

akan mesin pendingin semakin tinggi. Mesin pendingin yang ada di pasaran

sebagian besar merupakan mesin pendingin yang bekerja dengan siklus kompresi

uap. Menurut fungsinya, mesin pendingin berfungsi untuk membekukan,

mendinginkan, dan ada yang berfungsi untuk pengkondisian udara. Beberapa

contoh mesin pendingin yang digunakan untuk mendinginkan ataupun untuk

membekukan adalah : showcase, cold storage, freezer, kulkas, dan lain

sebagainya. Sedangkan mesin pendingin yang berfungsi untuk pengkondisian

udara adalah : AC, water chiller, air cooler dan lain sebagainya.

Mesin pendingin dapat dipergunakan untuk mendinginkan minuman kemasan

seperti : soft drink, minuman kaleng, minuman berenergi, dan lain – lain. Mesin

pendingin mudah di temukan di tempat-tempat perbelanjaan, rumah sakit, stasiun,

kantin sekolah, serta tempat-tempat lain yang kebanyakan berada di tempat yang

ramai yang dikunjungi banyak orang. Mesin pendingin menggunakan blower yang

digunakan untuk mengalirkan udara dingin dari evaporator ke dalam ruangan

mesin pendingin. Di belakang mesin pendingin biasanya terdapat bak

penampungan air hasil pencairan bunga es yang harus dibuang airnya setiap kali

penuh. Kondisi seperti ini mengganggu kenyamanan pemakai.

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dengan latar belakang tersebut, penulis berkeinginan untuk mempelajari,

memahami, serta mengetahui pengaruh dari perendaman pipa kondenser pada bak

air hasil pencairan bunga es terhadap unjuk kerja dari mesin pendingin serta

membantu mengurangi air hasil pencairan bunga es dengan menggunakan panas

dari pipa kondenser. Cara yang dilakukan adalah merakit serta meneliti mesin

pendingin yang dirakit dengan merendam sebagian pipa kondenser untuk

mengetahui apakah ada pengaruhnya atau tidak terhadap unjuk kerja dan efisiensi

mesin pendingin tersebut.

1.2. Rumusan Masalah

Masalah dirumuskan sebagai berikut:

a. Bagaimanakah merakit mesin pendingin yang bekerja dengan siklus kompresi

uap yang digunakan untuk mendinginkan minuman?

b. Bagaimanakah karakteristik mesin pendingin yang telah dirakit?

c. Bagaimanakah pengaruh rendaman air pada pipa yang terletak di antara

kompresor dan kondensor terhadap karakteristik mesin pendingin?

1.3.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian mesin pendingin adalah :

a. Merakit mesin pendingin dengan siklus kompresi uap yang digunakan untuk

mendinginkan minuman.

b. Mengetahui karakteristik mesin pendingin yang dirakit:

- Menghitung kalor yang dihisap evaporator persatuan massa refrigeran

(Qin)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

- Menghitung kalor yang dilepaskan kondensor persatuan massa refrigeran

(Qout)

- Menghitung kerja kompresor persatuan massa refrigeran (Win)

- Menghitung COPactual dan COPideal mesin pendingin

- Menghitung efisiensi mesin pendingin

c. Mengetahui pengaruh perendaman pipa yang terletak diantara kompresor dan

kondensor dengan air terhadap COP dan efisiensi mesin pendingin.

1.4. Batasan dalam Pembuatan Mesin Pendingin

Batasan-batasan dalam pembuatan mesin pendingin ini adalah :

a. Daya kompresor yang dipergunakan sebesar 1/8 PK.

b. Refrigeran yang digunakan pada mesin pendingin adalah R134a.

c. Pipa kapiler yang digunakan sepanjang 1 m, diameter 0,026 inchi, dan bahan

terbuat dari tembaga.

d. Kondensor yang digunakan U7

e. Evaporator yang dipergunakan evaporator plat dengan panjang 42 cm dan

lebar 30 cm.

f. Menggunakan tambahan komponen yaitu filter dan bak tampung air

bervolume 0,75 liter.

g. Ukuran ruang pendingin 20 cm x 33 cm x 45 cm

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan pada mesin pendingin

ini adalah :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

a. Dapat menjadi referensi bagi peneliti lain yang melakukan penelitian tentang

mesin pendingin.

b. Dapat menambah kasanah ilmu pengetahuan tentang penukar kalor

khususnya tentang mesin pendingin.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori

2.1.1 Prinsip Kerja Mesin Pendingin

Mesin pendingin atau refrigerator berfungsi untuk memindahkan kalor dari

dalam suatu ruangan ke luar ruangan atau menyerap kalor yang terdapat di dalam

ruangan bersuhu rendah untuk dipindahkan keluar dari ruangan tersebut. Gambar

2.1 menyajikan prinsip dasar mesin pendingin.

Luar Ruangan

(Lingkungan Bersuhu Tinggi)

Qout

Win
Refrigerator Daya Listrik

Qin

Ruangan yang dikondisikan

(Lingkungan Bersuhu Rendah)

Gambar 2.1 Prinsip dasar kerja mesin pendingin

Prinsip dasar kerja mesin pendingin dapat diaplikasikan pada kulkas dan

penyejuk udara ruangan. Pada kulkas, ruang yang dikondisikan adalah seluruh

5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ruangan yang ada di dalam kulkas, sedangkan yang bersuhu tinggi adalah

lingkungan di luar kulkas. Pada sistem penyejuk udara ruangan, yang

dikondisikan adalah ruangan yang ada di dalam gedung, sedangkan yang bersuhu

tinggi adalah di luar ruangan gedung.

Contoh lain penggunaan mesin pendingin atau refrigerator adalah sebagai

pengkondisian udara rumah tangga, hotel, ruang rapat, kantor, sekolah, dan juga

pengkondisian kabin alat transportasi seperti bus, mobil, kereta api, pesawat

terbang. Mesin pendingin juga dapat dipergunakan untuk mendinginkan,

membekukan, dan mengawetkan seperti pada freezer, ice maker, cold storage, dan

showcase.

2.1.2 Siklus Kompresi Uap

Mesin pendingin yang banyak digunakan umumnya bekerja dengan

menggunakan siklus kompresi uap. Komponen utama mesin pendingin dengan

siklus kompresi uap adalah kompresor, evaporator, kondensor, dan katup ekspansi

atau pipa kapiler. Gambar 2.2 menyajikan rangkaian komponen dari siklus

kompresi uap, Gambar 2.3 menyajikan siklus kompresi uap pada diagram P-h,

serta Gambar 2.4 menyajikan siklus kompresi uap pada diagram T-s. Tanda panah

pada gambar – gambar tersebut, menyatakan arah aliran refrigeran pada mesin

siklus kompresi uap. Sedangkan arah tanda panah pada aliran kalor menunjukkan

arah aliran kalor (Qin maupun Qout).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Qout

Win

Qin

Gambar 2.2 Rangkaian Komponen Utama Siklus Kompresi Uap


(Sumber: http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media)

Pada siklus kompresi uap, evaporator bekerja menghisap kalor yang ada di

dalam ruangan. Kalor yang diserap digunakan untuk menguapkan cairan

refrigeran. Oleh kompresor uap refrigeran dikompresi hingga mencapai tekanan

kondensor. Di dalam kondensor panas yang dibawa refrigeran tadi dibuang ke luar

lingkungan dengan cara dikondensasi. Kemudian tekanan refrigeran diturunkan

oleh pipa kapiler kembali ke tekanan kerja evaporator. Filter dipasang untuk

menjaga refrigeran tetap bersih. Penempatan filter adalah sebelum pipa kapiler,

karena pipa kapiler mudah buntu. Hal ini disebabkan karena ukuran diameter pipa

kapiler kecil. Kompresor bekerja karena adanya energi listrik, selama energi

listrik diberikan, siklus kompresi uap akan berlangsung terus menerus.

Pada Gambar 2.2, Gambar 2.3, dan Gambar 2.4, Qin merupakan kalor yang

diserap oleh evaporator persatuan massa refrigeran, proses ini berlangsung di

evaporator. Qout merupakan energi kalor yang dilepaskan oleh kondensor

persatuan massa refrigeran, proses tersebut berlangsung di kondensor. Win


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

merupakan kerja kompresor persatuan massa refrigeran, proses ini berlangsung di

kompresor.

3 3a Qout 2a 2
P2
Tekanan

Win
P1
4 1a 1
Qin

h
h3 = h4 h1 h2
Entalpi

Gambar 2.3 Siklus kompresi uap pada diagram P-h

2
Qout
3a
Tc 2a
3
Win
1
Te
4 1a
Qin
s
Entropi

Gambar 2.4 Siklus kompresi uap pada diagram T-s yang disertai pemanasan lanjut
dan pendinginan lanjut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Proses siklus kompresi uap yang terjadi disajikan pada Gambar 2.3 dan

Gambar 2.4 meliputi proses kompresi, desuperheating, kondensasi, pendinginan

lanjut, throttling (penurunan tekanan), penguapan dan proses pemanasan lanjut.

Tidak semua siklus kompresi uap menggunakan pemanasan dan pendinginan

lanjut.

a. Proses Kompresi (1 – 2)

Proses kompresi yang berlangsung pada entropi yang tetap (atau berlangsung

pada proses isoentropi). Kondisi awal refrigeran pada saat masuk di

kompresor adalah gas panas lanjut bertekanan rendah, setelah dikompresi

refrigeran menjadi gas panas lanjut bertekanan tinggi.

b. Proses Desuperheating (2 – 2a)

Proses ini berlangsung setelah refrigeran keluar dari kompresor. Refrigeran

yang keluar ini kemudian membuang panas ke lingkungan sehingga gas panas

lanjut turun suhunya, dan menjadi gas jenuh bertekanan tinggi.

c. Proses Kondensasi (2a – 3a)

Proses kondensasi merupakan proses pembuangan kalor dari kondensor ke

lingkungan sekitar kondensor pada suhu dan tekanan yang tetap. Terjadi

perubahan fase dari gas jenuh menjadi fase cair jenuh.

d. Proses Pendinginan Lanjut (3a – 3)

Proses pendinginan lanjut adalah proses untuk menurunkan suhu refrigeran

dari kondisi cair jenuh ke cair lanjut. Proses berlangsung pada tekanan tetap.

Proses ini terjadi aliran pendinginan dari kondensor ke lingkungan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

e. Proses Throttling atau Proses Penurunan Tekanan (3 – 4)

Proses throttling adalah proses penurunan tekanan refrigeran yang

berlangsung pada entalpi yang tetap. Kondisi refrigeran berubah bentuk dari

fase cair menjadi fase campuran antara cair dan gas. Akibat penurunan

tekanan, suhu refrigeran juga mengalami proses penurunan. Proses ini terjadi

di pipa kapiler.

f. Proses Evaporasi atau Penguapan (4 – 1a)

Pada proses evapoasi terjadi perubahan fase dari cair menjadi gas. Kalor yang

dipergunakan untuk merubah fase diambil dari lingkungan sekitar evaporator.

Proses berjalan pada tekanan yang tetap dan suhu yang sama. Suhu

evaporator lebih rendah dari suhu lingkungan di sekitar evaporator.

g. Proses Pemanasan Lanjut (1a – 1)

Pada proses pemanasan lanjut temperatur refrigeran mengalami kenaikan.

Walaupun temperatur gas refrigeran naik, tetapi tekanan tidak berubah.

Sebenarnya ada perubahan sedikit, namun perubahan ini diabaikan pada

sistem refrigerasi.

2.1.3 Perhitungan pada siklus kompresi uap

Diagram tekanan entalpi siklus kompresi uap dapat digunakan untuk

menganalisa unjuk kerja mesin pendingin kompresi uap yang meliputi kerja

kompresor persatuan massa refrigeran, energi yang dilepas kondensor persatuan

massa refrigeran, energi yang diserap evaporator persatuan massa refrigeran,

COPaktual, COPideal, efisiensi dan laju aliran massa refrigeran.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

a. Kerja kompresor (Win)

Kerja kompresor persatuan massa refrigeran yang diperlukan agar mesin

pendingin dapat bekerja dapat dihitung dengan Persamaan (2.1) :

Win = h2 - h1 (2.1)

pada Persamaan (2.1) :

Win : kerja yang dilakukan kompresor, (kJ/kg)

h2 : nilai enthalpi refrigeran keluar dari kompresor, (kJ/kg)

h1 : nilai enthalpi refrigeran masuk ke kompresor, (kJ/kg)

b. Energi kalor yang dilepas oleh kondensor (Qout)

Besar kalor yang dilepas kondensor persatuan massa refrigeran dapat dihitung

dengan Persamaan (2.2):

Qout = h2 - h3 (2.2)

pada Persamaan (2.2) :

Qout : energi kalor yang dilepas kondensor per satuan massa refrigeran, (kJ/kg)

h2 : nilai enthalpi refrigeran masuk ke kondensor, (kJ/kg)

h3 : nilai enthalpi refrigeran keluar dari kondensor, (kJ/kg)

c. Energi kalor yang diserap oleh evaporator (Qin)

Besar kalor yang diserap evaporator persatuan massa refrigeran dapat

dihitung dengan Persamaan (2.3) :

Qin = h1-h4 = h1-h3 (2.3)

pada Persamaan (2.3) :

Qin : energi kalor yang diserap evaporator per satuan massa refrigeran, (kJ/kg)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

h1 : nilai enthalpi refrigeran keluar evaporator (kJ/kg)

h4 : nilai enthalpi refrigeran masuk evaporator (kJ/kg)

d. Koefisien prestasi aktual / Coefficient of Performance aktual (COPaktual)

COPaktual mesin pendingin adalah perbandingan antara kalor yang diserap

evaporator dengan energi listrik yang diperlukan untuk menggerakkan kompresor.

Nilai COP mesin pendingin dapat dihitung dengan Persamaan (2.4):

𝑸𝑸𝑸𝑸𝑸𝑸 (𝒉𝒉𝒉𝒉−𝒉𝒉𝒉𝒉)
COPaktual= = (𝒉𝒉𝒉𝒉−𝒉𝒉𝟏𝟏) (2.4)
𝑾𝑾𝑾𝑾𝑾𝑾

pada Persamaan (2.4) :

Qin : Kalor yang diserap evaporator persatuan massa. (kJ/kg)

Win : kerja yang dilakukan kompresor. (kJ/kg)

e. Koefisien prestasi ideal / Coefficient of Performance ideal (COPideal)

COPideal merupakan COP maksimal yang dapat dicapai mesin pendingin,

dapat dihitung dengan Persamaan (2.5) :

COPideal = Te / (Tc – Te ) (2.5)

pada Persamaan (2.5) :

COPideal : koefisien prestasi maksimum mesin pendingin

Te : suhu mutlak evaporator, K

Tc : suhu mutlak kondensor, K


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

f. Efisiensi mesin kompresi uap (ƞ)

Efisiensi mesin pendingin dapat dihitung dengan Persamaan (2.6) :

𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶 𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎
η= (2.6)
𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶 𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖

pada Persamaan (2.6) :

η : efisiensi mesin pendingin

COPaktual : koefisien prestasi mesin pendingin

COPideal : koefisien prestasi maksimum mesin pendingin

Penggunaan diagram tekanan-entalpi tergantung dengan jenis bahan

pendingin atau refrigeran yang dipakai. Pada penelitian ini refrigeran yang

digunakan adalah jenis R134a. Untuk diagram tekanan-entalpi R134a disajikan

pada Gambar 2.5

Gambar 2.5 Diagram tekanan-entalpi R134a


(Sumber: http://www.chegg.com/homework-help/questions-and-answers)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

2.1.4 Komponen komponen siklus kompresi uap

Komponen utama dari mesin dengan siklus kompresi uap terdiri dari

kompresor, kondensor, pipa kapiler dan evaporator, serta komponen tambahannya

adalah filter, thermostat, refrigeran dan lilitan sebagian pipa kondensor.

2.1.4.1 Kompresor

Kompresor adalah suatu alat yang berfungsi untuk menaikkan tekanan.

Sebagai akibat kenaikan tekanan, suhu refrigeran juga ikut naik. Kompresor yang

sering dipakai pada mesin pendingin adalah jenis kompresor hermatik (Hermatic

Compressor). Kompresor ini digerakan langsung oleh motor listrik dengan

komponen mekanik dan berada dalam satu wadah tertutup. Kompresor hermatik

dapat bekerja dengan prinsip reciprocating maupun rotary, posisi porosnya bisa

vertikal maupun horizontal. Faktor lain penggunaan kompresor hermatik ini pada

mesin pendingin adalah motor dapat bekerja pada keadaan yang bersih, karena

dalam satu wadah yang tertutup tidak ada debu atau kotoran yang dapat

memasukinya. Dalam penggunaan kompresor hermatik ada beberapa keuntugan

dan kerugian, yang dimilikinya.

 Keuntungan :

a. Tidak memakai sil pada porosnya, sehingga jarang terjadi kebocoran bahan

refrigeran.

b. Bentuknya kecil dan harganya murah.

c. Tidak memakai penggerak dari luar sehingga suaranya lebih tenang dan

getarannya kecil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

 Kerugian :

a. Bagian yang rusak di dalam rumah kompresor tidak dapat diperbaiki sebelum

rumah kompresor dipotong.

b. Minyak pelumas didalam kompresor hermatik susah diperiksa.

Gambar 2.6 Kompresor Hermatik jenis torak


(Sumber: https://www.indotara.co.id)

2.1.4.2 Kondensor

Kondensor adalah suatu alat yang berfungsi untuk menurunkan suhu dan

merubah fase refrigeran dari fase gas menjadi cair. Pada saat terjadinya penurunan

suhu dan perubahan fase, panas dikeluarkan kondensor ke udara melalui rusuk-

rusuk kondensor. Sebagai akibat dari kehilangan panas, kondisi refrigeran

berubah dari gas panas lanjut ke gas jenuh dan kemudian berubah fase menjadi

cair lanjut. Pada saat perubahan dari gas panas lanjut ke gas jenuh, suhu refrigeran

mengalami penurunan, pada saat perubahan fase dari gas jenuh menjadi cair

jenuh, suhu refrigeran tetap dan pada saat proses subcooling, suhu refrigeran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

mengalami penurunan. Proses perubahan kondisi yang berlangsung di kondensor

berjalan pada tekanan yang tetap. Kondensor yang umum digunakan pada mesin

pendingin kapasitas kecil, adalah jenis pipa dengan jari-jari penguat, dengan

bentuk lintasan U. Gambar 2.7 menyajikan gambar kondensor dengan jari – jari

penguat.

Gambar 2.7 Kondensor U, dengan 7U

2.1.4.3 Evaporator

Evaporator merupakan salah satu komponen utama dari sistem

pendinginan, yang di dalamnya mengalir suatu cairan refrigeran yang berfungsi

sebagai penyerap panas dari produk yang didinginkan dengan cara merubah fase

dari cair menjadi gas. Proses penguapan memerlukan panas, panas diambil dari

lingkungan sekitar evaporator (air atau bahan makanan/minuman yang akan

didinginkan di sekitar evaporator). Evaporator jenis plate dan jenis pipa bersirip

yang sering dipakai untuk proses pendinginan makanan ataupun minuman. Bahan

pipa evaporator yang terbaik adalah logam, karena logam berfungsi sebagai

konduktor. Namun kebanyakan terbuat dari bahan tembaga atau alumunium.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

Tembaga dan kuningan dapat digunakan untuk semua refrigeran kecuali

ammonia. Tembaga akan larut oleh ammonia murni, alumunium dan magnesium

akan berkarat dengan cepat jika digunakan untuk methyl-klorida jika didalamnya

terdapat uap air. Jenis evaporator yang banyak digunakan pada mesin pendingin

adalah jenis pipa dengan plat datar atau plate, pipa-pipa, dan pipa dengan sirip-

sirip. Gambar 2.8 menyajikan gambar evaporator jenis plat dan jenis pipa bersirip.

(a) (b)

Gambar 2.8 (a)Evaporator Plat (b)Evaporator Pipa Bersirip

(Sumber: (a) https://tommyji.en.made-in-china.com (b)

http://www.bloganton.info)

2.1.4.4 Pipa Kapiler

Pipa kapiler berfungsi untuk menurunkan tekanan. Pipa kapiler merupakan

suatu pipa pada mesin pendingin dengan ukuran diameter berkisar antara 0,026

atau 0,031 inci, yang dimaksudkan untuk menghasilkan drop tekanan yang

diinginkan. Beberapa keuntungan menggunakan pipa kapiler adalah harganya

yang murah dan mudah dicari serta pada saat mulai beroperasi kompresor dapat

bekerja lebih ringan karena momen torquenya (momen puntir) yang diperlukan

lebih kecil. Pada sistem yang menggunakan katup-katup lain, pada saat kompresor

akan mulai bekerja di dalam sistem telah ada perbedaan tekanan pada sisi tekanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

tinggi dan rendah, tapi dengan memakai pipa kapiler pada saat kompresor tidak

bekerja tekanan didalam sistem akan jadi sama karena pada pipa kapiler tidak

terdapat alat penutup apa-apa, dengan demikian kompresor dapat bekerja lebih

ringan.

Gambar 2.9 Pipa Kapiler


(Sumber: https://www.tokopedia.com/sudirgateknik)

2.1.4.5 Filter

Filter (saringan) berguna untuk menyaring kotoran yang mungkin terbawa

aliran refrigeran selama bersirkulasi. Filter dipasang pada posisi sebelum pipa

kapiler, diharapkan kotoran tidak masuk ke dalam pipa kapiler. Dengan kondisi

yang bersih, kemungkinan pipa kapiler tersumbat menjadi kecil.Sehingga tidak

masuk ke dalam kompresor dan pipa kapiler. Dengan bahan pendingin yang

bersih menyebabkan evaporator dapat menyerap kalor lebih maksimal. Bentuk

filter berupa tabung kecil dengan diameter antara 10-20mm, sedangkan

panjangnya tak kurang dari 8-15mm, di dalam tabung tersebut terdapat penyaring

atau filter.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

Gambar 2.10 Filter


(Sumber: https://indonesian.alibaba.com/product-detail/copper-filter-drier-for-air-
conditioner-parts)

2.1.4.6 Thermostat

Thermostat adalah komponen tambahan yang berfungsi sebagai pengatur


batas suhu dalam ruang evaporator, mengatur lama berhenti kompresor, dan
mengatur kerja kompresor. Pada thermostat dilengkapi dengan tabung berisi
cairan yang mudah menguap. Tabung tersebut di tempatkan pada ruang mesin
pendingin (ruang evaporator) kemudian disalurkan oleh pipa kapiler ke ruang gas.

Prinsip kerja thermostat adalah jika ruang dalam mesin pendingin


mencapai suhu yang ditentukan, maka cairan dalam tabung thermostat akan beku,
cairan yang membeku akan menyusut, dengan terjadinya penyusutan tadi berarti
gas dari ruang gas akan mengalir ke pipa kapiler yang kosong, ruang gas akan
menjadi kendur, pegas akan menekannya sehingga kontak sakelar akan membuka,
dengan demikian terputuslah sambungan listrik dari PLN. Terputusnya aliran
listrik akan membuat kompresor berhenti bekerja dalam waktu yang relatif lama,
dan ketika ruang pendingin suhunya naik fluida dalam thermostat akan mencair
yang berarti ruang gas memberi tekanan pada sakelar kontak sehingga sakelar
menutup dan menghubungkan kembali arus listrik dari PLN, kompresor akan
kembali bekerja dan demikian kembali berturut – turut kerja thermostat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

Gambar 2.11 Thermostat


(Sumber: http://www.serviceacsurabayatehnik.com/2017/03/funsi-thermostat-
pada-kulkas)

2.1.4.7 Refrigeran

Fluida kerja yang dipergunakan dalam mesin pendingin disebut refrigeran.

Refrigeran adalah suatu zat yang mudah diubah wujudnya dari gas menjadi cair

atau sebaliknya. Untuk dapat terjadinya suatu proses pendinginan diperlukan

suatu bahan pendingin atau refrigeran yang digunakan untuk mengambil panas

dari evaporator dan membuangnya dalam kondensor.

Terdapat berbagai jenis refrigeran yang dapat digunakan dalam sistem

kompresi uap. Suhu kerja evaporator dan kondensor menentukan dalam pemilihan

refrigeran. Refrigeran yang umum digunakan pada mesin pendingin termasuk ke

dalam keluarga chlorinated fluorocarbons. Pada penelitian ini refrigeran yang

digunakan adalah jenis R134a. Beberapa syarat dari bahan pendingin yang dapat

dipergunakan untuk keperluan proses pendinginan antara lain :

 Tidak beracun dan tidak berbau dalam semua keadaan.

 Ramah lingkungan dan tidak merusak lapisan ozon


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

 Umur hidup di udara pendek

 Tidak memberikan efek pemanasan global.

 Tidak dapat terbakar atau meledak bila bercampur dengan udara, minyak

pelumas dan sebagainya.

 Tidak menyebabkan korosi terhadap bahan logam yang dipakai pada sistem

pendingin.

 Bila terjadi kebocoran mudah diketahui dengan alat–alat yang sederhana

maupun dengan alat detektor kobocoran.

 Mempunyai titik didih dan tekanan kondensasi yang rendah.

 Harganya tidak mahal dan mudah diperoleh.

Gambar 2.12 Refrigeran jenis R134a

(Sumber: https://www.budgetheating.com/Automotive-Freon-Refrigerant-
R134a-30lb-jug-p/26001.htm)

2.1.4.8 Lilitan Pada Pipa diantara Kompresor dan Kondensor

Lilitan pada pipa diantara kompresor dan kondensor adalah sebagai

pemanfaatan panas dari proses siklus kompresi uap. Lilitan ini nantinya akan

memanaskan air sisa siklus kompresi uap yang ditampung dalam wadah di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

belakang mesin pendingin (kulkas), yang kadang tiap seminggu sekali harus kita

buang, sehingga dari pemanfaatan ini dapat sedikit membantu mengurangi air sisa

siklus kompresi uap yang tertampung dalam wadah tanpa repot – repot untuk

membuang airnya.

Gambar 2.13 Lilitan Pada Pipa diantara Kompresor dan Kondensor

2.2 Tinjauan Pustaka

Siti Fatimah (2008) telah melakukan penelitian tentang elevasi aliran air

pendingin pada kondensor dengan pendingin air sistem menara dan filling, dengan

mengubah filling alumunium menjadi tembaga dan variasi aliran air pendingin

1m, 1,5m, 2m, 2,5m, 3m, bertujuan untuk meningkatkan COP dari mesin yang

diteliti tersebut. Dari hasil penelitian tersebut didapatkan COP tertinggi ada pada

aliran air pendingin 3m.

Perdana G.R (2014) telah melakukan penelitian tentang pengaruh

penggunaan water cooled condenser terhadap prestasi kerja mesin pendingin


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

menggunakan refrigeran LPG. Penelitian tersebut bertujuan mempercepat

perpindahan panas dan meningkatkan COP mesin pendingin tersebut. Dari hasil

penelitian tersebut didapatkan nilai COP sebesar 15,31 dengan debit aliran air

73,33 ml/detik.

Azridjal Aziz, Joko Harianto, dan Afdhal Kurniawan Mainil (2015) telah

melakukan penelitian tentang Potensi Pemanfaatan Energi Panas Terbuang Pada

Kondensor AC Sentral Untuk Pemanas Air Hemat Energi. Penelitian tersebut

bertujuan untuk memanfaatkan panas yang terbuang dari kondensor. Hasil

penelitian tersebut, panas yang dibuang kondensor yang dapat digunakan untuk

pemanas air adalah sebesar 228,318 kW dengan temperatur masuk kondensor

maksimal sebesar 57,78oC.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

PEMBUATAN ALAT

3.1. Persiapan Alat

3.1.1. Komponen Utama Mesin Pendingin

a. Kompresor

Kompresor merupakan jantung pada mesin pendingin yang memiliki fungsi

untuk menaikkan tekanan cairan refrigeran sehingga suhu refrigeran juga ikut

naik. Gambar 3.1 merupakan kompresor yang digunakan pada mesin pendingin:

Gambar 3.1 Kompresor hermetik jenis torak

Jenis kompresor : Hermetik jenis torak

Seri kompresor : ASD53K

Voltase : 220 – 240V

Daya Kompresor : 1/8 PK

Diamter Kompresor : 20 cm

Tinggi Kompresor : 15 cm

24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

b. Kondensor

Kondesor merupakan alat untuk mengubah fase refrigeran dari fase gas ke

cair, kondensor yang digunakan pada alat ini adalah kondensor berbentuk U dan

terdapat 7 lilitan pada pipa keluar dari kompresor menuju kondensor. Gambar 3.2

merupakan kondensor yang digunakan pada mesin pendingin:

Gambar 3.2 Kondensor dengan 7 U

Ukuran panjang x lebar : 42 cm x 30 cm

Panjang pipa :8m

Diameter pipa : 0,47 cm

Bahan pipa : Besi

Bahan sirip : Besi

Diameter sirip : 2 mm

Jumlah sirip : 120 buah

Jumlah U :7

c. Pipa Kapiler

Pipa kapiler berfungsi untuk menurunkan tekanan refrigeran, dari yang

semula tekanannya tinggi menjadi bertekanan rendah. Penurunan tekanan terjadi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

karena diameter dari pipa kapiler kecil. Gambar 3.3 merupakan gambar pipa

kapiler pada mesin pendingin:

Gambar 3.3 Pipa Kapiler

Panjang pipa kapiler : 1 m

Diameter pipa kapiler : 0,026 inchi

Bahan pipa kapiler : Tembaga

d. Evaporator

Evaporator digunakan untuk menguapkan refrigeran, yaitu merubah fase cair

refrigeran menjadi gas dengan menyerap kalor yang diambil dari lingkungan

evaporator tersebut. Gambar 3.4 merupakan evaporator yang pakai pada mesin

pendingin yaitu evaporator jenis plat.

Gambar 3.4 Evaporator plat

Ukuran plat : 30 cm x 20 cm

Bahan plat : alumunium


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

e. Filter

Filter merupakan alat untuk menyaring kotoran yang terdapat dalam cairan

refrigeran agar tidak terjadi penyumbatan dalam pipa kapiler. Kotoran dapat

berupa karat, butiran – butiran logam gergajian, dan lain – lain.

Gambar 3.5 Filter

Diameter filter : 0,5 cm

Panjang filter : 3 cm

Bahan filter : tembaga

f. Refrigeran

Refrigeran merupakan fluida kerja pada mesin pendingin. Pada mesin ini,

refrigeran yang dipakai adalah jenis R134a (Gambar 3.6). Sifat – sifat R134a

disajikan pada bab 2.4.1.7.

Gambar 3.6 Refrigeran R134a

3.1.2 Peralatan Pendukung Pembuatan Mesin Pendingin

a. Alumunium hollow segi empat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

Alumunium hollow segi empat digunakan sebagai kerangka untuk pembuatan

mesin pendingin ini, dengan berat lebih ringan dari besi dan tahan karat.

Gambar 3.7 Alumunium Hollow

Ukuran Penampang (p x l) : 3 cm x 1,7 cm

b. Akrilik

Akrilik digunakan untuk membuat ruangan sebagai penempatan evaporator

serta beban. Akrilik dipilih karena memiliki warna yang transparan, tahan dengan

suhu dingin, dan resiko untuk pecah lebih kecil dibandingkan kaca.

Gambar 3.8 Akrilik

c. Styrofoam

Styrofoam digunakan untuk melapisi ruangan evaporator agar suhu ruangan

evaporator tetap terjaga dingin dan mencegah kalor dari luar ruangan masuk ke

dalam ruangan evaporator.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

Gambar 3.9 Styrofoam

d. Tube cutter

Alat untuk memotong pipa tembaga agar hasil pemotongan rata sehingga

memudahkan saat melakukan pengelasan dalam pembuatan mesin ini (Gambar

3.10).

Gambar 3.10 Tube Cutter

e. Tube Expander

Alat untuk melebarkan atau mengembangkan pipa tembaga agar dapat

disambungkan dengan pipa lain (Gambar 3.11).

Gambar 3.11 Tube Expander


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

f. Manifold gauge

Manifold gauge merupakan alat untuk mengukur tekanan refrigeran dalam

siklus pendinginan, baik saat pengisian refrigeran atau saat mesin pendingin

beroperasi. Pengukuran tekanan dalam manifold gauge adalah pengukuran

tekanan evaporator atau tekanan hisap kompresor, dan tekanan kondesor atau

tekanan keluar kompresor (Gambar 3.12).

Gambar 3.12 Manifold Gauge

g. Alat las tembaga

Alat yang digunakan dalam proses pengelasan, dan dapat juga digunakan

untuk menambal, menyambung, atau melepaskan sambungan pipa tembaga pada

mesin pendingin (Gambar 3.13).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

Gambar 3.13 Alat Las Tembaga

h. Bahan Las

Bahan las digunakan untuk melakukan penyambungan pipa kapiler, bahan

yang dipakai perak tembaga dan borak.

(a) (b)

Gambar 3.14 (a) Borak (b) Bahan Las Tembaga


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

i. Pentil

Alat yang digunakan untuk mengisi gas / tempat masuk refrigeran, digunakan

juga saat pengisian metil dan merupakan tempat terjadinya proses pemvakuman.

Gambar 3.15 Pentil

j. Metil

Metil berfungsi untuk membersihkan saluran – saluran pada pipa kapiler.

Penggunaan metil dalam pembersihan saluran pipa kapiler ini sebanyak 1 tutup

botol metil.

Gambar 3.16 Metil


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

k. Thermostat

Thermostat berfungsi sebagai pengatur suhu evaporator. Penggunaan

thermostat pada mesin ini yaitu ketika suhu yang diinginkan sudah tercapai maka

kompresor secara otomatis akan mati.

Gambar 3.17 Thermostat

l. Pompa vakum

Pompa vakum digunakan untuk mengosongkan refrigeran dalam sistem

pendinginan, sehingga sistem menjadi vakum (hampa udara). Hal ini dilakukan

agar tidak mengganggu proses refrigerasi.

Gambar 3.18 Pompa Vakum


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

m. Bak tampung

Bak tampung ini berguna menampung air untuk merendam pipa yang terletak

diantara kompresor dan kondensor.

Gambar 3.19 Bak tampung

n. Lilitan pipa yang terletak diantara kompresor dan kondensor

Lilitan pada pipa diantara kompresor dan kondensor berfungsi sebagai

pemanas air rendaman yang berada dalam bak tampungan.

Gambar 3.20 Lilitan Pipa diantara Kompresor dan Kondensor


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

3.2 Pembuatan Mesin Pendingin

3.2.1. Proses Pembuatan Mesin Pendingin

Langkah – langkah yang dilakukan dalam pembuatan mesin pendingin

yaitu:

a. Mempersiapkan semua komponen utama mesin pendingin seperti kompresor,

kondensor, filter, pipa kapiler, evaporator, refrigeran R-134a, dan komponen

pendukungnya seperti alat potong pipa, alat pembengkok pipa, pompa vakum,

alat las, manifold gauge, dan alat – alat lain yang digunakan dalam

pembuatan mesin pendingin.

b. Pembuatan rangka mesin pendingin memerlukan alat pemotong alumunium

untuk memotong alumunium sesuai ukuran yang telah ditentukan, dan paku

keling untuk menyambungkan potongan alumunium sehingga menjadi sebuah

kerangka.

c. Proses penyambungan antara kompresor dengan kondensor menggunakan las,

dalam proses ini diperlukan pipa tembaga sebagai penghubung kompresor

dengan kondensor. Dalam penyambungan terdapat perbedaan material yang

akan disambung, pipa output kompresor terbuat dari besi sedangkan pipa

penghubung dari tembaga. Sehingga dalam proses ini membutuhkan bahan

bantuan yaitu borak yang berfungsi sebagai bahan tambahan dalam proses

pengelasan karena perbedaan karakteristik material serta mencegah terjadinya

kebocoran dalam sambungan dan agar tersambung dengan baik. Bahan yang

digunakan pada proses pengelasan ini menggunakan perak dan kuningan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

d. Proses pengelasan antara kondenser dengan input filter diperlukan pipa

tembaga sebagai penghubung antara pipa output kondenser dengan pipa input

filter. Proses penyambungan menggunakan las dengan bahan perak dan

kuningan. Diperlukan borak untuk perekat dalam proses pengelasan karena

perbedaan material antara kondenser dengan filter. Alat bantu yang

diperlukan adalah tang untuk menahan pipa tembaga saat proses

penyambungan.

e. Proses pengelasan antara filter dengan pipa kapiler adalah untuk

menyambung output filter dengan pipa kapiler. Proses penyambungan

menggunakan bahan perak dan kuningan. Tang digunakan untuk penahan saat

proses pengelasan tersebut.

f. Proses penyambungan antara pipa kapiler dengan evaporator. Penyambungan

dengan las dilakukan untuk menyambung output pipa kapiler dengan input

evaporator, dengan menggunakan bahan perak dan tembaga. Tang digunakan

sebagai alat bantu untuk penahan saat pengelasan serta memipihkan diameter

pipa input evaporator supaya output pipa kapiler tersambung dengan baik.

g. Proses penyambungan evaporator dengan kompresor dibutuhkan pipa

tembaga sebagai penghubung evaporator dengan kompresor. Proses

penyambungan las dengan bahan kuningan dan perak.

h. Proses pengisian metil berfungsi untuk membersihkan saluran – saluran pipa

pada mesin pendingin yang sudah jadi dan juga sebagai proses pengecekan

kebocoran pada mesin pendingin.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

i. Proses pemvakuman mesin pendingin menggunakan pompa vakum untuk

mengeluarkan udara – udara yang masih terjebak dalam saluran pipa mesin

pendingin agar nantinya proses siklus dalam mesin pendingin berjalan dengan

baik.

j. Proses pengisian refrigeran R-134a sebagai fluida kerja mesin pendingin.

Tekanan refrigeran yang dimasukkan dalam siklus mesin pendingin harus

sesuai dengan standar kerja mesin pendingin agar bekerja dengan baik.

k. Proses uji coba mesin pendingin setelah semua alat terpasang dengan baik,

hubungan kabel kompresor ke aliran listrik yang stabil, maka kompresor akan

menyala dan memompakan refrigeran ke seluruh komponen mesin pendingin

secara konstan atau stabil.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Mesin yang diteliti

Mesin yang diteliti merupakan mesin pendingin dengan siklus kompresi uap.

(Gambar 4.1).

Gambar 4.1 Skematik mesin pendingin


4.2 Alur penelitian pada mesin pendingin

Dalam penelitian mesin pendingin ini, pelaksanaan penelitian mengikuti alur

penelitian seperti yang tersaji pada Gambar 4.2

38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

Gambar 4.2 Diagram alur penelitian mesin pendingin

4.3 Alat bantu penelitian

Proses penelitian membutuhkan beberapa alat bantu yang dipergunakan

untuk mengambil data – data penelitian.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

a. Stopwatch

Stopwatch berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk mengukur

lamanya pengambilan data dalam penelitian mesin pendingin.

Gambar 4.3 Stopwatch


b. Pengukur Tekanan (pressure gauge)

Pressure gauge berfungsi untuk mengetahui nilai tekanan pada refrigeran.

Pressure gauge yang berwarna merah untuk mengukur tekanan tinggi, yang

berwarna biru untuk mengukur tekanan rendah.

Gambar 4.4 Pressure gauge

c. APPA

APPA berfungsi untuk menerima sinyal thermo-electric dari thermocouple

yang kemudian dipresentasikan dalam bentuk angka digital. Alat ini dapat

membaca dua pengukuran suhu sekaligus.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

Gambar 4.5 APPA digital

d. Thermocouple

Thermocouple berfungsi sebagai alat untuk mendeteksi suhu suatu benda

dengan 2 bahan konduktor yang dijadikan satu kemudian menimbulkan thermo-

electric, yang selanjutnya di baca oleh APPA.

Gambar 4.6 Thermocouple

e. Kabel roll

Kabel roll berfungsi untuk membagi daya listrik dari listrik PLN ke mesin

pendingin karena panjang kabel pada mesin pendingin terbatas.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

Gambar 4.7 Kabel roll

f. Botol minum

Botol minum ini berfungsi sebagai beban mesin pendingin, dengan berisi

air dengan volume 1000 ml. Jumlah : 1 botol.

Gambar 4.8 Botol minum

g. Diagram P-h R134a

Diagram P-h berfungsi untuk menggambarkan siklus kompresi uap pada

mesin pendingin. Dengan diagram ini dapat diketahui nilai entalpi (h1,h2,h3,h4),

suhu evaporator, dan suhu kondensor.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

Gambar 4.9 Diagram P-h R134a

4.4 Variasi Penelitian

Variasi penelitian yang digunakan adalah jumlah air yang dipergunakan

untuk merendam pipa yang terletak diantara kompresor dan kondensor. Penelitian

pertama menggunakan beban pendinginan (di ruang kulkas) 1 liter air tanpa

menggunakan rendaman air, diuji selama 6 jam. Penelitian kedua menggunakan

beban pendinginan 1 liter air dengan yang dipergunakan untuk merendam pada
3
pipa diantara kompresor dan kondensor 4 liter.

4.5 Cara pengambilan data

Cara mendapatkan data adalah melalui proses berikut:

a. Mengecek pada semua bagian mesin pendingin dan memastikan tidak ada

kebocoran dan kerusakan pada setiap komponen mesin pendingin.

b. Mempersiapkan botol minum yang dipakai untuk tempat air sebagai beban

pendinginan dan mengisinya dengan 1 liter air.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

c. Memasang thermocouple dan APPA untuk mengukur suhu pada beban,

ruangan, dan rendaman.

d. Menghidupkan mesin pendingin.

e. Melakukan pengambilan data nilai tekanan tinggi dan tekanan rendah.

Proses pengambilan data diukur setiap 15 menit dan berlangsung selama 6 jam.

4.6 Cara mengolah data dan melakukan pembahasan

Dari data yang diperoleh (P1,P2) dapat dibuat siklus kompresi uap pada

Diagram P-h. Dari Diagram tersebut diperoleh nilai entalpi (h1, h2, h3, h4), suhu

kerja evaporator dan suhu kerja kondensor. Nilai entalpi yang diperoleh dapat

digunakan untuk mengetahui karakteristik mesin pendingin dengan cara

menghitung kalor yang dilepas kondensor (Qout), kalor yang diserap evaporator

(Qin), kerja kompresor (Win), COP, efisiensi dari mesin pendingin serta laju aliran

massa. Untuk melakukan pengolahan data hasil – hasil penghitungan digambarkan

dalam bentuk grafik terhadap waktu. Pengolahan data dilakukan dengan

memperhatikan dari tujuan penelitian dan hasil – hasil penelitian sebelumnya.

Gambar 4.10 Cara mendapatkan nilai entalpi suhu kerja evaporator dan suhu kerja
kondensor pada Diagram P-h
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

4.7 Cara mendapatkan kesimpulan

Kesimpulan diperoleh dari hasil pengolahan data dan hasil pembahasan,

kesimpulan harus menjawab dari tujuan penelitian.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

HASIL PENELITIAN, PERHITUNGAN, DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

a. Nilai Tekanan

Hasil penelitian untuk nilai tekanan refrigeran masuk kompresor dan keluar

kompresor yang dihasilkan dengan variasi penelitian beban 1 liter, tanpa

rendaman dan ¾ rendaman. Data hasil penlitian disajikan pada Tabel 5.1 dan 5.2

merupakan data yang telah diolah.

Tabel 5.1 Nilai tekanan pengukuran masuk dan keluar kompresor dalam tekanan
terukur satuan psi

Variasi pada pipa diantara P1 P2


No
kompresor dan kondensor (psig) (psig)
1 Tanpa rendaman air 9,08 203,77
2 ¾ liter rendaman air 6,98 144,7

Tabel 5.2 Nilai tekanan pengukuran masuk dan keluar kompresor dalam tekanan
terukur satuan psi dan MPa

Variasi pada pipa P1 P2 P1 P2


diantara Tekanan Tekanan Tekanan Tekanan
No
kompresor dan Rendah Tinggi Rendah Tinggi
kondensor psia Mpa
Tanpa rendaman
1 23,78 218,47 0,164 1,506
air
¾ liter rendaman
2 21,68 159,4 0,149 1,099
air

46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

Data tekanan pada Tabel 5.2 didapat dengan cara menambah 14,7 psi pada

data hasil pengukuran alat ukur, kemudian dikonversi ke Mpa dengan acuan 1 psi

= 0,00689476 Mpa, sehingga didapat rumus konversi:

Tekanan Mpa = (data hasil pengukuran + 14,7 psi) x 0,00689476 MPa

b. Nilai suhu kerja evaporator dan kondensor

Hasil penelitian nilai suhu kerja evaporator dan kondensor untuk setiap

variasi penelitian disajikan dalam Tabel 5.3 dalam satuan oC dan satuan K.

Perhitungan konversi oC ke K adalah dengan menambah 273,15o pada suhu oC.

Tabel 5.3 Suhu kerja evaporator dan kondensor dalam satuan oC dan K

Variasi pada pipa Te Tc


No diantara kompresor dan o o
C K C K
kondensor
1 Tanpa rendaman air -16 257 52 325
2 ¾ liter rendaman air -18 255 42 315

c. Nilai entalpi

Data entalpi diambil dari setiap variasi penelitian yang disajikan pada Tabel

5.2 dengan menggambar pada diagram P-h. Nilai entalpi pada setiap variasi

penelitian disajikan pada Tabel 5.4


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

Tabel 5.4 Nilai entalpi pada siklus kompresi uap

Variasi pada pipa


h1 h2 h3 h4
No diantara kompresor
(kJ/kg) (kJ/kg) (kJ/kg) (kJ/kg)
dan kondensor
1 Tanpa rendaman air 395 438 275 275
2 ¾ rendaman air 390 430 262 262

5.2 Perhitungan

a. Menghitung kerja kompresor persatuan massa refrigeran (Win)

Menghitung kerja kompresor (Win) dapat dilakukan dengan menggunakan


Persamaan (2.1) yaitu Win = h2 – h1, kJ/kg. Perhitungan untuk Win diambil dari
nilai entalpi yang disajikan pada Tabel 5.4.

Win = h2 – h1 (kJ/kg)

= 438 – 395 (kJ/kg)

= 43 kJ/kg

b. Menghitung energi kalor persatuan massa refrigeran (Qin)

Menghitung energi kalor yang diserap evaporator dapat dihitung dengan

Persamaan (2.3) yaitu Qin = h1 – h4, kJ/kg. Penghitungan untuk Qin diambil dari

nilai entalpi yang disajikan pada Tabel 5.4.

Qin = h1 – h4 (kJ/kg)

= 395 - 275 (kJ/kg)

= 120 kJ/kg
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

c. Menghitung energi kalor persatuan massa refrigeran yang dilepas


kondensor (Qout)
Jumlah energi kalor yang dilepas oleh kondensor dapat dihitung dengan

menggunakan Persamaan (2.2) yaitu Qout = h2 – h3, kJ/kg. Penghitungan untuk

Qout diambil dari nilai entalpi yang disajikan pada Tabel 5.4.

Qout = h2 – h3 (kJ/kg)

= 438 - 275 (kJ/kg)

= 163 kJ/kg

d. Koefisien prestasi ideal (COPideal)

Perhitungan koefisien prestasi ideal (COPideal) dapat dihitung

menggunakan Persamaan (2.5) yaitu COPideal = Te / (Tc – Te) dengan Te dan Tc

menggunakan Tabel 5.3.

257
COPideal =
(325−257)

257
=
68

= 3,78

e. Koefisien prestasi aktual (COPaktual)

Perhitungan koefisien prestasi aktual (COPideal) dapat dihitung

menggunakan Persamaan (2.4) yaitu COPaktual = Qin/Win = (h1-h4)/(h2-h1) dengan

data entalpi Tabel 5.4.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

Q in (h 1 −h 4 ) (395−275) 120
COPaktual = = = = = 2,79
W in (h 2 −h 1 ) (438−395) 43

f. Efisiensi mesin pendingin (%)

Perhitungan efisiensi mesin pendingin dapat menggunakan persamaan

(2.6) yaitu Efisiensi = COPaktual/COPideal.

COP aktual
Efisiensi = x 100%
COP ideal

2,79
= x 100%
3,78

= 73,8 %

Tabel 5.5 Nilai Win, Qin, Qout, COP, dan Efisiensi pada mesin pendingin yang
diteliti

Variasi COP
pada pipa
diantara Win Qin Qout Efisiensi
No
kompresor (kJ/kg) (kJ/kg) (kJ/kg) COPideal COPaktual (%)
dan
kondensor
Tanpa
1 rendaman 43 120 163 3,78 2,79 73,8
air
¾ liter
2 rendaman 40 128 168 5,25 3,2 60,95
air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

5.3 Pembahasan

Mesin pendingin berhasil dibuat dan mampu bekerja mendinginkan beban

kerja dengan baik. Suhu kerja evaporator untuk variasi tanpa rendaman air adalah

-16oC dan untuk variasi ¾ liter rendaman air -18oC, lebih dingin dari suhu beban

yang didinginkan. Suhu kerja kondensor untuk variasi tanpa rendaman air adalah

52oC dan untuk variasi ¾ liter rendaman air 42oC, lebih panas dari udara luar yang

mendinginkan kondensor. Untuk menghindari pembekuan pada beban di dalam

ruang pendinginan, mesin pendingin dilengkapi dengan thermostat. Thermostat

berfungsi sebagai pemutus aliran listrik ke kompresor agar suhu kerja ruang

pendinginan terjaga pada kisaran 2oC – 10oC. Suhu ruang pendinginan akan

menyesuaikan dengan suhu yang diset pada thermostat, sehingga proses

pendinginan berlangsung secara baik.

Hasil penelitian untuk energi yang diberikan kompresor persatuan massa

refrigeran (Win) disajikan pada Gambar 5.1.

43,5
43
43
42,5
42
Win (kJ/kg)

41,5
Tanpa rendaman
41
3/4 rendaman
40,5
40
40
39,5
39
38,5

Gambar 5.1 Diagram perbandingan Win


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

Hasil penelitian untuk energi kalor persatuan massa yang diserap

evaporator (Qin) disajikan pada Gambar 5.2.

130
128
128

126
Qin (kJ/kg)

124 Tanpa rendaman

122 3/4 rendaman

120
120

118

116

Gambar 5.2 Diagram perbandingan Qin

Hasil penelitian untuk energi kalor persatuan massa yang dilepas

kondensor (Qout) disajikan pada Gambar 5.3.

169
168
168

167

166
Qout (kJ/kg)

165 Tanpa rendaman


164 3/4 rendaman
163
163

162

161

160

Gambar 5.3 Diagram perbandingan Qout


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

Hasil penelitian untuk koefisien prestasi ideal (COPideal) mesin pendingin

yang diteliti disajikan pada Gambar 5.4.

6
5,25
5

4 3,78
COPideal

Tanpa rendaman
3
3/4 rendaman

Gambar 5.4 Diagram perbandingan COPideal

Hasil penelitian untuk koefisien prestasi aktual (COPaktual) mesin

pendingin yang disajikan pada Gambar 5.5.

3,3
3,2
3,2

3,1

3
COPaktual

Tanpa rendaman
2,9
3/4 rendaman
2,79
2,8

2,7

2,6

2,5

Gambar 5.5 Diagram perbandingan COPaktual


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

Hasil penelitian efisiensi mesin pendingin yang diteliti disajikan pada

Gambar 5.6.

80 73,8
70
60,95
60
Efisiensi (%)

50
Tanpa rendaman
40
3/4 rendaman
30

20

10

Gambar 5.6 Diagram perbandingan Efisiensi

Nilai efisiensi tidak dapat mencapai 100% disebabkan karena proses –

proses yang terjadi pada siklus kompresi uap tidak dapat berlangsung secara ideal.

Pada saat proses siklus kompresi uap berjalan, terkadang bodi kompresor menjadi

panas sehingga terjadi perpindahan kalor di udara sekitar bodi. Saluran pipa yang

tidak terisolasi dengan baik antara pipa kapiler dengan evaporator dapat

mempengaruhi kerja mesin. Suhu evaporator yang rendah membuat uap air yang

melewati evaporator membeku sehingga perpindahan kalor yang terjadi di

evaporator tidak maksimal.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB VI

KESIMPULAN

6.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil penelitian adalah sebagai berikut:

a. Mesin pendingin bekerja secara baik dan dapat mendinginkan beban, dengan

suhu evaporator dan kondensor pada variasi tanpa rendaman sebesar -16oC

dan 52oC, sedangkan variasi ¾ rendaman sebesar -18oC dan 42oC.

b. Energi kalor persatuan massa yang dihisap oleh evaporator (Qin) pada variasi

tanpa rendaman sebesar 128 kJ/kg, untuk variasi ¾ rendaman sebesar 128

kJ/kg.

c. Energi kalor persatuan massa yang dilepas oleh kondensor (Qout) pada variasi

tanpa rendaman sebesar 163 kJ/kg, untuk variasi ¾ rendaman sebesar 168

kJ/kg.

d. Energi yang diberikan kompresor persatuan massa refrigeran (Win) pada

variasi tanpa rendaman sebesar 43 kJ/kg, untuk variasi ¾ rendaman sebesar

40 kJ/kg.

e. Koefisien prestasi ideal (COPideal) pada variasi tanpa rendaman sebesar 3,78

untuk variasi ¾ rendaman sebesar 5,25.

f. Koefisien prestasi aktual (COPaktual) pada variasi tanpa rendaman sebesar 2,79

untuk variasi ¾ rendaman sebesar 3,2.

g. Nilai efisiensi dari mesin pendingin untuk variasi tanpa rendaman sebesar

73,8%, untuk variasi ¾ rendaman sebesar 60,95%.

55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

6.2 Saran

Dari penelitian yang dilakukan dapat dikemukakan saran sebagai berikut:

a. Pengambilan data lebih baik dilakukan pada saat cuaca cerah, karena

pengaruh angin yang kencang serta suhu yang berubah – ubah membuat

pengambilan data kurang akurat.

b. Saluran pipa kapiler diberi isolator (gabus/styrofoam/busa) dengan tujuan

agar kinerja mesin pendingin bisa optimal.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

DAFTAR PUSTAKA

Andi, Feternus, 2015. Perbandingan Karakteristik Showcase Dengan Refrigeran

R134a Dan 502, Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Aziz Azridjal, Joko Harianto, Afdhal Kurniawan Mainil, 2015. Potensi

Pemanfaatan Panas Terbuang Pada Kondensor AC Sentral Untuk Pemanas

Air Hemat Energi, Riau: Universitas Riau, Bengkulu: Universitas

Bengkulu.

Fatimah, Siti, 2008. Analisis Pengaruh Elevasi Aliran Air Pendingin Kondensor

Terhadap Laju Perpindahan Kalor Dan Efisiensi Kerja Mesin, Malang:

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.

Perdana G.R, Nasrul Ilminnafik, dan Digdo Listyadi, 2014. Pengaruh Penggunaan

Water Cooled Condenser Terhadap Prestasi Kerja Mesin Pendingin

Menggunakan Refrigeran LPG, Jember: Universitas Jember.

Sumanto, 2004. Dasar – Dasar Mesin Pendingin, Yogyakarta: Andi Offset.

Yoga Satria, Albertus Agung, 2014. COP Dan Efisiensi Showcase Dengan

Panjang Pipa Kapiler 225 cm Dan Daya Kompresor 0,5 HP, Yogyakarta:

Universitas Sanata Dharma.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

LAMPIRAN

Beban : 1 liter air


Variasi : Tanpa rendaman

Tekanan
Tekanan Rendah Tekanan Tinggi Tekanan Tinggi
No Waktu Rendah
Dalam Psig Dalam Mpa
1 0 5,5 70 0,038 0,483
2 15 7 195 0,048 1,344
3 30 9 205 0,062 1,413
4 45 10 210 0,069 1,448
5 60 10 215 0,069 1,482
6 75 10 220 0,069 1,517
7 90 10 220 0,069 1,517
8 105 10 215 0,069 1,482
9 120 10 210 0,069 1,448
10 135 10 205 0,069 1,413
11 150 9 195 0,062 1,344
12 165 9 200 0,062 1,379
13 180 9 200 0,062 1,379
14 195 8,5 200 0,059 1,379
15 210 8 200 0,055 1,379
16 225 8 200 0,055 1,379
17 240 8,5 195 0,059 1,344
18 255 9 195,5 0,062 1,348
19 270 9 195 0,062 1,344
20 285 9 195 0,062 1,344
21 300 9 200 0,062 1,379
22 315 9 205 0,062 1,413
23 330 9 205 0,062 1,413
24 345 9 205 0,062 1,413
25 360 9 205 0,062 1,413
9,08 203,77 0,064 1,366
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

Beban : 1 liter air


Variasi : 3/4 rendaman (750 ml)

Tekanan Tekanan Tekanan


Tekanan Rendah
No Waktu Tinggi Rendah Tinggi
Dalam Psig Dalam Mpa
1 0 49 52 0,338 0,359
2 15 4,5 165 0,031 1,138
3 30 7 170 0,048 1,172
4 45 6,5 180 0,045 1,241
5 60 7,5 190 0,052 1,310
6 75 8 190 0,055 1,310
7 90 7,5 190 0,052 1,310
8 105 8 190 0,055 1,310
9 120 8 190 0,055 1,310
10 135 8 192,5 0,055 1,327
11 150 8 192,5 0,055 1,327
12 165 7,5 192,5 0,052 1,327
13 180 8 187,5 0,055 1,293
14 195 8 192,5 0,055 1,327
15 210 8 187,5 0,055 1,293
16 225 8 192,5 0,055 1,327
17 240 7,5 192,5 0,052 1,327
18 255 8 190 0,055 1,310
19 270 8 192,5 0,055 1,327
20 285 8 192,5 0,055 1,327
21 300 7,5 187,5 0,052 1,293
22 315 8 190 0,055 1,310
23 330 8 190 0,055 1,310
24 345 8 192,5 0,055 1,327
25 360 8 190 0,055 1,310
7,36 182,88 0,152 1,362
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

Anda mungkin juga menyukai