SKRIPSI
Oleh :
GIVRAN NOVENDREI
NIM : 165214053
FINAL PROJECT
By :
GIVRAN NOVENDREI
ABSTRAK
Saat ini mesin pendingin udara sangat berperan penting bagi masyarakat.
Pada negara beriklim tropis mesin pendingin udara dapat digunakan untuk
mengkondisikan udara. Water chiller merupakan salah satunya yang dapat
digunakan untuk mengkondisikan suhu udara pada suatu ruangan. Tujuan dari
penelitian ini adalah : (a) merancang dan merakit water chiller yang bekerja
dengan siklus kompresi uap, (b) mengetahui karakteristik water chiller yang telah
dibuat : (1) nilai Win, (2) nilai Qin, (3) nilai Qout, (4) nilai COPaktual, (5) nilai
COPideal, (6) efisiensi, (7) laju aliran massa (ṁ).
Penelitian ini dilakukan secara eksperimen di Laboratorium Teknik Mesin,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Dalam penelitian ini dirancang dan
dirakit water chiller dengan komponen-komponen utama yang tersusun atas :
kompresor berdaya ¾ PK, kondensor dengan pendingin udara, pipa kapiler, dan
evaporator jenis pipa bersirip. Refrigeran yang digunakan adalah R-22. Variasi
pada penelitian ini adalah panjang pipa kapiler, pipa kapiler yang digunakan yaitu
: 130 cm, 150 cm, dan 180 cm.
Dari hasil penelitian diperoleh : (a) mesin pendingin water chiller dapat
bekerja dengan baik, (b) Karakteristik yang dimiliki water chiller sebagai berikut :
(1) nilai Win tertinggi sebesar 48,20 kJ/kg pada panjang pipa kapiler 180 cm, (2)
nilai Qin tertinggi sebesar 136,60 kJ/kg pada panjang pipa kapiler 180 cm, (3) nilai
Qout tertinggi sebesar 184,80 kJ/kg pada panjang pipa kapiler 180 cm, (4) nilai
COPaktual tertinggi sebesar 2,83 kJ/kg pada panjang pipa kapiler 180 cm, (5) nilai
COPideal tertinggi sebesar 4,01 kJ/kg pada panjang pipa kapiler 180 cm, (6) nilai
efisiensi tertinggi sebesar 73,35 % pada panjang pipa kapiler 180, (7) laju aliran
massa refrigeran (ṁ) sebesar 0,00913 kg/s pada panjang pipa kapiler 180 cm.
Kata kunci : water chiller, siklus kompresi uap, pipa kapiler, refrigeran.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
At this time air conditioning machine is very important role for the
community. In tropical countries, air conditioning machines can be used to
condition the air. Water chiller is one of them that can be used to condition the air
temperature in a room. The purpose of this study is: (a) designing and assembling
a water chiller that works with a steam compression cycle, (b) knowing the
characteristics of the water chiller that has been made: (1) the Win value, (2) the
Qin value, (3) the Qout value, (4) COPactual value, (5) COPideal value, (6) efficiency,
(7) mass flow rate (ṁ).
This research was conducted experimentally at the Mechanical
Engineering Laboratory of Sanata Dharma University, Yogyakarta. In this study a
water chiller was designed and assembled with the main components composed
of: ¾ PK-powered compressor, air-cooled condenser, capillary pipe, and finned
pipe type evaporator. The refrigerant used is R-22. Variations in this study are the
length of capillary tubes, capillary pipes used are: 130 cm, 150 cm, and 180 cm.
From the research results obtained: (a) the water chiller cooling machine
can work well, (b) The characteristics of the water chiller are as follows: (1) the
highest Win value is 48,20 kJ/kg on capillary pipe length 180 cm, (2) the highest
Qin value is 136,60 kJ/kg on capillary pipe length 180 cm, (3) the highest Qout
value is 184,80 kJ/kg on capillary pipe length 180 cm, (4) highest COPactual value
of 2,83 kJ/kg on capillary pipe length 180 cm, (5) the highest COPideal value of
4,01 kJ/kg at capillary pipe length 180 cm, (6) the highest efficiency value of
73,35 % at capillary pipe length 180, (7) refrigerant mass flow rate (ṁ) of 0,00913
kg/s at 180 cm capillary pipe length.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.2.2 Siklus Kompresi Uap pada Diagram P-h dan Diagram T-s ............. 8
3.2 Bahan, Komponen, Alat Ukur, dan Perakitan Mesin Water Chiller ........... 41
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN ...........................................................................................................88
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 2.29 Proses Pengkondisian Udara dengan Mesin Water Chiller ............ 35
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.1 Siklus Kompresi Uap pada Diagram P-h R22 Untuk Panjang
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar L.3 Diagram P-h pada variasi panjang pipa kapiler 130 cm ................... 89
Gambar L.4 Diagram P-h pada variasi panjang pipa kapiler 150 cm ................... 89
Gambar L.5 Psychrometric Chart pada variasi panjang pipa kapiler 130 cm ...... 89
Gambar L.6 Psychrometric Chart pada variasi panjang pipa kapiler 150 cm ...... 89
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data Hasil Penelitian dengan Panjang Pipa Kapiler 130 cm ................ 70
Tabel 4.2 Data Hasil Penelitian dengan Panjang Pipa Kapiler 150 cm ............... 70
Tabel 4.3 Data Hasil Penelitian dengan Panjang Pipa Kapiler 180 cm ................ 70
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada iklim tropis tingkat kelembapan dan suhu udara relatif tinggi
nyaman bagi orang yang berada dalam suatu ruangan. Mesin pendingin yang
AC dan Water chiller memiliki peran yang sama halnya dengan mesin
pendingin yaitu untuk memindahkan kalor dari dalam ruangan keluar ruangan
dengan suatu medium perantara. Mesin water chiller berbeda dengan AC split
yang biasa terdapat pada satu ruangan. Water chiller bekerja dengan dua siklus
yaitu siklus primer dan siklus sekunder. Pada siklus primer yang bertindak sebagai
fluida kerja adalah refrigeran primer, sedangkan untuk siklus sekunder yang
bertindak sebagai fluida kerja adalah refrigeran sekunder berupa air yang
mesin water chiller, pengkondisian udaranya dilakukan oleh Fan Coil Unit (FCU)
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
beban pendinginan yang sangat besar, diatas 10 ton refrigerator (TR) sedangkan
AC split hanya dipergunakan untuk beban pendinginan yang kecil (paling besar
udara dengan banyak ruang. Namun water chiller juga memiliki kekurangan, bila
salah satu komponen utama dari chiller mengalami kendala atau kerusakan maka
udara dengan chiller biasa dipergunakan untuk bangunan – bangunan besar seperti
: mall, rumah sakit, hotel, gedung bertingkat, gedung olahraga, gedung bioskop,
Dengan kondisi yang seperti ini sistem pengkondisian udara sentral sangat
memiliki peran penting untuk menunjang aktivitas masyarakat, maka dari itu
pendingin untuk pengkondisian udara dengan cara membuat model mesin water
karakteristik dan dapat memahami sistem kerja water chiller yang telah dibuat.
pengkondisian udara ?
(Qin).
(Qout).
5. Menghitung COPideal yang dicapai oleh mesin siklus kompresi uap pada
water chiller.
6. Menghitung efisiensi (η) yang dicapai oleh mesin siklus kompresi uap
dengan sumber energi listrik. Komponen utama mesin siklus kompresi uap
kompresor.
e. Pipa kapiler yang digunakan memiliki panjang : 130 cm, 150 cm, dan 180
60 watt.
i. Pipa yang dipergunakan untuk sirkulasi input air berdiameter 1 inch dan
j. Pompa sirkulasi air yang dipakai memiliki jenis submersible dengan debit
o. Perhitungan pada mesin water chiller ini berdasarkan pada kondisi ideal
kerja siklus kompresi uap, dan tidak ada proses pendinginan lanjut serta
pemanasan lanjut.
a. Hasil penelitian dapat menjadi referensi bagi peneliti lain yang melakukan
ditempatkan di perpustakaan.
BAB 2
DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA
dari dalam ruangan ke luar ruangan atau menyerap kalor dari lingkungan bersuhu
utama yaitu : kompresor, evaporator, kondensor, dan katup ekspansi atau pipa
kapiler. Fluida yang dipergunakan pada siklus kompresi uap dinamakan dengan
refrigeran. Gambar 2.1 menunjukkan prinsip dasar kerja mesin pendingin siklus
kompresi uap.
Qout
Qin
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pada Gambar 2.1, Qin adalah besarnya kalor yang diserap mesin pendingin
dari lingkungan bersuhu rendah. Qout adalah besarnya kalor yang dilepas mesin
dilakukan mesin pendingin untuk memindahkan kalor. Pada proses ini Qout = Qin +
Win.
pengawet bahan makanan (kulkas, freezer, cold storage, dll), pendingin minuman
(show case, kulkas, dll), pengkondisian udara ruangan (air conditioner, water
chiller, dll) dan pembuat es (ice maker). Dengan berkembangnya informasi dan
teknologi sekarang ini, manusia telah merasakan dampak positif dari teknologi
mesin pendingin. Hasil yang dirasakan saat ini dengan adanya mesin pendingin
maka dari itu perkembangan mesin pendingin dari tahun ke tahun akan selalu
berkembang baik dari segi kegunaan hal-hal yang meliputi pendinginan lainya.
Rangkaian komponen utama pada siklus kompresi uap dapat dilihat pada
Gambar 2.2. Komponen utama pada siklus kompresi uap meliputi : kompresor
kondensor menuju pipa kapiler, dari pipa kapiler menuju evaporator dan dari
evaporator kembali menuju kompresor. Pada Gambar 2.2, Qin adalah besarnya
kalor yang diserap evaporator persatuan massa refrigeran. Qout adalah besarnya
kalor yang dilepas kondensor persatuan massa refrigeran dan Win adalah kerja
2.1.2.2 Siklus Kompresi Uap pada Diagram P-h dan Diagram T-s
Siklus kompresi uap bila digambarkan pada diagram P-h dan diagram T-s
seperti terlihat pada Gambar 2.3 dan Gambar 2.4. Proses – proses yang terjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pada siklus kompresi uap adalah (a) proses kompresi, (b) proses desuperheating,
(c) proses kondensasi, (d) proses pendinginan lanjut, (e) proses penurunan
tekanan, (f) proses evaporasi atau pendidihan refrigeran, dan (g) proses
pemanasan lanjut.
P
Qout
3 2a 2
P2 Tc
3a
Tekanan
Win
4 Tc 1
P1
1a
Qin
h
h3= h4 h1 h2
Entalpi
T
T2 2
Qout
Tc 3a 2a
Temperatur
Win
3
1
Te
4 1a
Qin
S
Entropi
10
a. Proses Kompresi (1 - 2)
Gambar 2.3 dan Gambar 2.4) dan berlangsung secara isentropik adiabatik
(isoentropi atau entropi konstan). Kondisi awal refrigeran pada saat masuk ke
dalam kompresor adalah gas panas lanjut bertekanan rendah, setelah mengalami
kompresi refrigeran akan menjadi gas panas lanjut bertekanan tinggi. Karena
proses ini berlangsung secara isentropik, maka temperatur ke luar kompresor pun
meningkat.
Proses penurunan suhu dari gas panas lanjut menjadi gas jenuh terjadi
pada tahap 2 – 2a (lihat Gambar 2.3 dan Gambar 2.4). Proses ini juga dinamakan
ini disebabkan adanya kalor yang mengalir dari refrigeran ke lingkungan karena
Proses kondensasi terjadi pada tahap 2a-3a (lihat Gambar 2.3 dan Gambar
2.4) berlangsung di dalam kondensor. Pada proses ini gas jenuh mengalami
perubahan fase menjadi cair jenuh. Proses berlangsung pada suhu dan tekanan
tetap. Pada proses ini terjadi aliran kalor dari kondensor ke lingkungan karena
Proses pendinginan lanjut terjadi pada tahap 3a – 3 (lihat Gambar 2.3 dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
refrigeran dari keadaan refrigeran cair. Proses ini berlangsung pada tekanan
konstan. Proses ini diperlukan agar kondisi refrigeran yang keluar dari kondensor
benar – benar berada dalam fase cair, untuk memudahkan mengalirnya refrigeran
kapiler secara isoentalpi (entalpi sama) (lihat Gambar 2.3 dan Gambar 2.4).
Dalam fasa cair refrigeran mengalir menuju ke komponen pipa kapiler dan
mengalami penurunan tekanan dan suhu. Sehingga suhu dari refrigeran lebih
rendah dari temperatur lingkungan. Pada tahap ini fase refrigeran berubah dari
Proses evaporasi terjadi pada tahap 4 – 1a (lihat Gambar 2.3 dan Gambar
2.4). Proses ini berlangsung di evaporator secara isobar (tekanan sama) dan
isotermal (suhu sama). Dalam fase campuran cair dan gas, refrigeran yang
seluruh fase refrigeran dari fase campuran cair dan gas menjadi gas jenuh.
12
kondisi refrigeran benar-benar dalam keadaan gas agar proses kompresi dapat
berjalan dengan baik dan kerja kompresor menjadi ringan. Selain itu juga
menganalisa unjuk kerja mesin pendingin kompresi uap yang meliputi kerja
kompresor (Win), energi yang dilepas kondensor (Qout), energi yang diserap
evaporator (Qin), COPaktual, COPideal, efisiensi (ɳ) dan laju aliran massa refrigeran
(ṁ).
dari titik dari 1 ke titik 2 (lihat Gambar 2.3 dan Gambar 2.4). Dapat dihitung
b. Energi kalor yang diserap oleh evaporator persatuan massa refrigeran (Qin)
Energi kalor yang diserap oleh evaporator persatuan massa refrigeran (Qin)
merupakan perubahan entalpi pada proses 4-1 (lihat Gambar 2.3 dan Gambar 2.4).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
c. Energi kalor yang dilepas oleh kondensor persatuan masa refrigeran (Qout)
merupakan perubahan entalpi pada proses 2-3 (lihat Gambar 2.3 dan Gambar 2.4).
(kJ/kg)
(kJ/kg)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
antara kalor yang diserap evaporator dengan kerja yang yang diberikan
𝑄𝑖𝑛 ℎ1−ℎ4
COPaktual = = ℎ2−ℎ1 (2.4)
𝑊𝑖𝑛
Koefisien prestasi ideal pada siklus kompresi uap standar dapat dihitung
15
𝐶𝑂𝑃 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
η= 𝑥 100% (2.6)
𝐶𝑂𝑃 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙
𝑉𝑥𝐼
ṁ= (2.7)
𝑊 𝑖𝑛 𝑥 1000
V : voltage (volt).
P=VxI (2.8)
16
Komponen utama dari mesin dengan siklus kompresi uap terdiri dari
a. Kompresor
uap yang mengalir dalam unit mesin pendingin. Dari cara kerja mensirkulasikan
Kompresor Open Unit (2) Komponen Sentrifugal (3) Kompresor Scroll (4)
17
mencegah kebocoran yang sering terjadi pada poros yang keluar dari houing
ventilasi untuk membuang kalor dari motor. Kompresor ini memiliki keuntungan
bila salah satu komponen mengalami kerusakan, maka bisa diganti tanpa
membongkar sistemnya.
2. Kompresor Sentrifugal
untuk mendapatkan energi kinetik pada impeller sudu dan energi kinetik ini
diubah menjadi tekanan potensial. Tekanan dan kecepatan uap yang rendah dari
saluran sunction dihisap kedalam lubang masuk atau mata roda impeller oleh aksi
dari shaft rotor, dan kemudian diarahkan dari ujung-ujung pisau ke rumah
18
3. Kompresor scroll
Prinsip kerja dari kompresor scroll adalah menggunakan dua buah scroll
(pusaran). Satu scroll dipasang tetap dan salah satu scroll lainnya berputar pada
orbit. Refrigeran dengan tekanan rendah dihisap dari saluran hisap oleh scroll dan
dikeluarkan melalui saluran tekan yang letaknya pada pusat orbit dari scroll
tersebut.
19
4. Kompresor Sekrup
kompresor dari ujung yang lain. Pada posisi langkah hisap terbentuk ruang hampa
sehingga uap mengalir kedalam. Nilai putaran terus berlanjut, refrigeran yang
terjadi penangkapan kuping rotor jantan oleh lekuk rotor betina, sehingga
saluran buang.
Pada kontruksi semi hermetik bagian poros engkol dari kompresor menjadi
satu dengan motor listrik, sehingga beberapa kerugian mekanis dapat dieliminasi.
isolator listrik pada motor listrik sebai baiknya, dan juga harus menggunakan
20
6. Kompresor Hermetik
sambungan las sehingga rapat udara. Pada kompresor semi-hermetik dengan rumah
terbuat dari besi tuang, bagian-bagian penutup dan penyambungnya masih dapat
dibuka. Sebaliknya dengan kompresor hermetik, rumah kompresor dibuat dari baja
dengan pengerjaan las, sehingga baik kompresor maupun motor listriknya tak dapat
21
b. Kondensor
Kondensor adalah alat penukar kalor untuk mengubah wujud gas refrigeran
pada suhu dan tekanan tinggi menjadi wujud cair. Jenis kondensor yang banyak
digunakan pada teknologi saat ini adalah kondensor dengan pendingin udara.
Kondensor seperti ini memiliki bentuk yang sederhana dan tidak memerlukan
perawatan khusus. Agar proses perubahan wujud yang diinginkan dapat terjadi,
maka kalor atau panas yang ada dalam gas refrigeran yang bertekanan tinggi harus
panas yang diserap refrigeran di evaporator dan kerja kompresor selama proses
kompresi. Dilihat dari sisi media yang digunakan kondensor dapat dibedakan 2
macam yaitu :
media pendingin. Air cooled condenser mempunyai dua tipe yaitu : (1) Natural
bebas atau konveksi alami. Aliran udara berlangsung karenanya adanya beda
massa jenis. Pada proses ini ada peralatan tambahan yang dipergunakan untuk
menggerakan aliran udara. Kondensor jenis ini dapat ditemui pada kondensor
22
paksa. Aliran udara berlangsung karena adanya kipas udara atau blower. Jenis ini
ditemui pada mesin kulkas dua pintu maupun pada mesin AC.
media pendinginnya. Menurut proses aliran yang ada pada kondensor ini terbagi
23
c. Evaporator
Evaporator merupakan tempat perubahan fase dari cair menjadi gas, atau
dapat disebut juga sebagai tempat penguapan. Saat perubahan fase, diperlukan
energi kalor. Energi kalor tersebut diambil dari lingkungan sekitar evaporator. Hal
tersebut terjadi karena temperatur refrigeran lebih rendah dari pada temperatur
refrigeran di evaporator berlangsung dalam tekanan tetap dan suhu tetap. Berbagai
jenis evaporator yang sering digunakan pada mesin siklus kompresi uap adalah
jenis pipa dengan sirip, pipa-pipa dengan jari-jari penguat dan jenis plat.
24
d. Pipa kapiler
pada siklus kompresi uap yang ditempatkan antara sisi tekanan tinggi dan sisi
tekanan rendah. Penggunaan pipa kapiler pada mesin siklus kompresi uap
mempermudah kerja kompresor pada waktu start, karena tekanan kondensor dan
evaporator sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
e. Kipas
Kipas tersusun atas motor listrik dan baling-baling atau sudu-sudu. Kipas
f. Filter Dryer
didalamnya terdapat fiber dan desiccant (bahan pengering) yang berfungsi untuk
menyaring benda-benda asing dan uap air dari sirkulasi refrigeran. Filter dryer
26
udara secara cepat dan cukup presisi. Untuk mengetahui nilai dari properti-
properti ( Tdb, Twb, W, RH, H, SpV ) bisa dilakukan apabila minimal dua buah
(Tdp), (d) specific humidity (W),(e) relative humidity (% RH), (f) enthalpy (H) dan
(g) volume spesific (SpV). Contoh psychrometric chart disajikan pada Gambar
2.19.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
tidak basah (tidak diselimuti kain basah). Tdb diposisikan sebagai garis vertikal
yang berawal dari garis sumbu mendatar yang terdapat di bagian bawah
psychrometric chart.
dalam kondisi basah (diselimuti kain basah). Twb diposisikan sebagai garis miring
ke bawah yang berawal dari garis saturasi yang terletak di bagian kanan
psychrometric chart.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Specific humidity adalah jumlah uap air yang terkandung di udara dalam
setiap kilogram udara kering (kg air/kg udara kering). Pada psychrometric chart
psychrometric chart.
1kg udara kering dengan jumlah air maksimum yang dapat terkandung dalam 1kg
f. Enthalpy (H)
Enthalpy adalah jumlah energi kalor panas total yang terkandung dalam
Volume Spesific adalah volume dari udara campuran dengan satuan meter
29
sebagai berikut (a) proses pendinginan dan penurunan kelembapan (cooling and
Gambar 2.20 Proses-proses yang terjadi pada udara dalam psychrometric chart
(Sumber : https://sustainabilityworkshop.autodesk.com /psycrometric_porcess.jpg)
dehumidifying) adalah proses penurunan kalor sensibel dan penurunan kalor laten
ke udara. Pada proses ini terjadi penurunan temperatur pada bola kering,
temperatur, bola basah, entalpi, volume spesifik, temperatur, titik embun, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
kering, temperatur bola basah, entalpi, dan volume spesifik. Sedangkan temperatur
titik embun dan kelembapan spesifik tetap konstan. Namun kelembapan relatif
psychrometric chart.
W1=W2
2
31
Proses ini menyebabkan perubahan temperatur bola kering, temperatur bola basah
dan volume spesifik. Selain itu, terjadi peningkatan temperatur bola basah, titik
dari udara sehingga temperatur udara mengalami penurunan. Pada proses ini,
terjadi penurunan pada suhu bola kering, suhu bola basah dan volume spesifik
suhu titik embun tidak terjadi perubahan atau konstan. Gambar 2.24 menyajikan
32
1
W1=W2
2
e. Proses humidifying
tanpa merubah suhu bola kering sehingga terjadi kenaikan entalpi, suhu bola
basah, titik embun dan kelembapan spesifik. Gambar 2.25 menyajikan proses
Tdb1 = Tdb2
f. Proses dehumidifying
pada udara tanpa merubah suhu bola kering sehingga terjadi penurunan entalpi,
33
Tdb1 = Tdb2
kandungan uap air pada udara. Gambar 2.27 menyajikan proses heating and
suhu bola basah dan kelembapan relatif tetapi terjadi peningkatan suhu bola
kering.
34
Pada proses ini udara dipanaskan disertai penambahan uap air. Pada proses
ini terjadi kenaikan kelembapan spesifik, entalpi, suhu bola basah, dan suhu bola
2.1.3.3 Proses-proses Udara yang Terjadi pada Mesin Water Chiller pada
Psychrometric Chart
a. Proses pencampuran udara luar dan udara yang dikondisikan pada ruangan
(udara balik)
dehumidifying.
humidifying
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Semua proses-proses utama ini dapat dilihat pada Gambar 2.30, yang menyajikan
pengkondisian udara.
B : Udara dalam ruangan yang dikondisikan udaranya. Sebagian dari udara ini di
36
Gambar 2.30 Proses pengkondisian udara dengan water chiller pada psychrometric chart
a. Proses pencampuran udara luar dan udara yang dikondisikan pada ruangan
(titik A-B)
Proses (A-B) merupakan proses pencampuran udara luar dan udara yang
dikondisikan pada ruangan. Pada proses ini udara luar akan bercampur dengan
udara yang ada pada ruangan dan menghasilkan kondisi udara di titik C (titik
Pada proses ini terjadi penurunan temperatur bola kering, temperatur bola
basah, dan volume spesifik dari udara, namun terjadi peningkatan kelembapan
relatif. Titik C merupakan titik awal sebelum proses sensible cooling, sedangkan
titik D merupakan titik akhir setelah proses sensible cooling, diperoleh dengan
menarik garis lurus secara horizontal menuju garis lengkung yang menunjukkan
37
Proses (D-F) merupakan proses penurunan suhu udara basah dan penurunan
suhu udara kering, nilai entalpi, volume spesifik, temperatur titik embun, dan
Pada proses ini udara dipanaskan disertai penambahan uap air. pada proses
ini terjadi kenaikan kelembapan spesifik, entalpi, suhu bola basah, suhu bola kering.
temperatur pipa kapiler terhadap kinerja mesin pendingin. Penelitian ini dilakukan
suhu pipa kapiler terhadap kondisi refrigeran dan kapasitas pendinginan dalam
mendapatkan kinerja sistem yang lebih baik. Penelitian ini memberikan hasil (a)
koefisien kinerja dari sistem pendingin meningkat (b) kinerja optimal dari
penelitian ini selama 30 menit diperoleh pada posisi suhu thermostat terendah
38
kapiler dan katup ekspansi termostatik pada sistem pendingin water chiller.
mengetahui karakteristik dari mesin pendingin water chiller (b) untuk mengkaji
seberapa jauh pengaruh penggunaan pipa kapiler dan katup ekspansi termostatik
sebagai alat eskpansi pada sistem pendingin water chiller. Penelitian ini
memberikan hasil (a) dengan katup ekspansi nilai yang diperoleh COP antara 3,21
hingga 3,66, sedangkan pipa kapiler mempunyai COP antara 2,15 hingga 2,46 (b)
mesin pendingin water chiller yang menggunakan fluida kerja R-12 dengan
menganalisa performasi sistem water chiller dengan fluida kerja R-12 dengan
variasi puli kompresor. Penelitian ini memberikan hasil (a) nilai COP akan
semakin turun jika kecepatan kompresor semakin besar (b) sistem refrigerasi akan
39
analisa pressure drop sistem water chiler menggunakan refrigeran R-22 dan
(a) untuk mendapatkan data kurva karateristik kompresor jenis rotary hermetic
0,5 PK terhadap kebutuhan konsumsi listrik untuk sistem pendingin water chiller
unjuk kerja antara sistem yang menggunakan refrigeran HCR-22 dengan sistem
yang menggunakan refrigeran R-22. Penelitian ini memberikan hasil (a) daya
listrik yang dibutuhkan kompresor dengan refrigeran R-22 lebih tinggi daripada
HCR-22 pada temperature keluar kondensor yang sama (b) COP dari sistem water
karakteristik siklus kompresi uap pada mesin pendingin showcase telah dilakukan
siklus kompresi uap yang dipergunakan selain pada mesin pendingin, juga telah
kompresi uap pada mesin pengering pakaian telah dilakukan oleh Purwadi, PK
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Objek penelitian ini adalah water chiller, seperti tersaji pada Gambar 3.1.
Water chiller bekerja dengan mempergunakan mesin siklus kompresi uap. Ukuran
water chiller memiliki panjang 1,6 m, lebar 0,5 cm, dan tinggi 1,5 m. Ukuran
ruangan panjang 1,2 m, lebar 0,7 m, dan tinggi 1,3 m. Refrigeran yang dipakai
Pada sistem pengkondisian udara ini, udara segar dimasukan dari luar dan
dicampur dengan udara balik. Udara segar dimasukkan dengan kipas udara segar
dan udara balik dialirkan dengan kipas udara balik. Udara campuran dialirkan
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
3.2 Bahan, Komponen, Alat Ukur, dan Perakitan Mesin Water Chiller
komponen mesin.
Adapun bahan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam proses perakitan
42
b. Besi L
c. Paku
43
Mur dan baut digunakan untuk menyatukan kayu sebagai alas komponen
e. Eva Sponge
Eva Sponge digunakan mengisolasi bak air sehingga air yang didinginkan
tetap terkondisi.
f. Sealtape
g. Pipa paralon
Pipa paralon (1 inch dan 8 inch) digunakan sebagai sirkulasi air dari bak
h. Alumunium foil
i. Pipa tembaga
j. Bak air
Bak air digunakan untuk menampung air yang didinginkan oleh mesin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Refrigeran primer adalah fluida kerja yang digunakan pada mesin siklus
komprsi uap. Refrigeran berfungsi untuk menyerap dan melepas kalor dari
lingkungan sekitar. Jenis refrigeran yang digunakan mesin dalam penelitian ini
adalah R-22.
45
m. Gergaji
ruangan dan kerangka mesin water chiller. Gergaji yang digunakan adalah gergaji
n. Palu
Palu digunakan untuk memukul paku sehinga paku dapat menyatu dengan
o. Mistar
p. Tube expander
46
Alat las ini digunakan untuk memanaskan pipa sambungan dan filler,
r. Tube cutter
s. Obeng
47
t. Kunci set
Kunci set yang digunakan berupa kunci pas dan kunci ring, untuk melepas
u. Bahan las
Bahan las yang digunakan untuk mengelas sambungan antar pipa yaitu
mengunakan filler dan borak. Borak digunakan agar sambungan lebih meerkat.
v. Pompa vakum
w. Metil
a. Kompresor
dan bersirkulasi dalam unit mesin pendingin. Kompresor yang digunakan berjenis
rotary dengan daya 3/4 PK, tegangan yang digunakan 220V, dan arus yang
48
b. Kondensor
dari fase uap menjadi cair. Untuk mengubah fase uap menjadi cair diperlukan
suhu lingkungan yang lebih rendah dari suhu refrigeran sehingga dapat terjadi
water chiller ini adalah kondensor jenis force draught condenser. Pada tipe ini
proses perpindahan kalornya secara konveksi paksa atau dengan bantuan kipas.
Kondensor tipe U dengan kipas satu set, jari-jari penguat dan bersirip dengan
jumlah U 5, panjang 28 cm, tinggi 28 cm, lebar 8,5 cm, diameter pipa 10 mm,
tebal sirip 0.1 mm, jarak antar sirip 3 mm dan jumlah sirip sebanyak 102. Pipa
49
c. Evaporator 1
dari cair menjadi gas, atau dapat disebut juga sebagai tempat penguapan. Jenis
evaporator yang digunakan merupakan jenis evaporator pipa bersirip dengan daya
¾ PK, panjang 36 cm, tinggi 30 cm, lebar 6 cm, jumlah U 7, dan jumlah sirip
sebanyak 184.
d. Pipa kapiler
tinggi ke tekanan rendah sebelum masuk ke evaporator pada siklus kompresi uap.
mempermudah kerja kompresor pada waktu start, karena tekanan kondensor dan
evaporator sama. Pipa kapiler ini terbuat dari bahan tembaga dengan diameter
0,54 mm dan panjang 130 cm, 150 cm, dan 180 cm.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
e. Evaporator 2
ruangan pendingin, didalamnya mengalir fluida (air) yang telah didinginkan oleh
tinggi 25 cm, dan jumlah sirip 8910. Evaporator ini terbuat dari alumunium dan
jenis evaporator ini adalah pipa bersirip. Pada evaporator terdapat 2 saluran yaitu
f. Kipas
Kipas tersusun atas motor listrik dan baling-baling (sudu). Kipas ini
perpindahan kalor. Kipas yang digunakan dalam water chiller ini berjumlah 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
buah yaitu kipas 4 di belakang kondensor dan kipas 5 di depan kondensor, kipas 2
di depan evaporator 2, kipas 3 untuk sirkulasi udara balik, dan kipas 4 untuk
Jumlah sudu :3
Diameter sudu : 50 cm
Tegangan : 220 V
Daya : 30 watt
Jumlah sudu :3
Tegangan : 220 V
Daya : 20 watt
Jumlah sudu :7
Tegangan : 220 V
Daya : 50 watt
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Jumlah sudu :5
Diameter sudu : 18 cm
Tegangan : 220 V
Daya : 30 watt
Jumlah sudu :5
Diameter sudu : 40 cm
Tegangan : 220 V
Daya : 30 watt
g. Pompa air
Pompa air digunakan untuk mensirkulasikan fluida kerja (air) yang telah
terkondisikan dari bak penampung air menuju ke evaporator 2. Pompa air yang
53
2000lt/jam, dan Hmax 2 m. Pompa air yang digunakan berjenis pompa submersible
(pompa celup) disebut juga electric submersible yang dioperasikan di dalam air.
penelitian, berikut alat-alat ukur penelitian yang dipakai : (a) termokopel dan
penampil suhu digital, (b) hygrometer, (c) stopwatch digital, (d) pressure gauge,
diinginkan pada saat water chiller bekerja, dengan cara menempelkan bagian
ujung dari termokopel pada tempat yang ingin diukur suhunya. Prinsip kerja alat
ini menggunakan sensor suhu yang digunakan untuk mendeteksi atau mengukur
suhu melalui dua jenis logam berbeda yang di gabung pada ujungnya sehingga
54
b. Hygrometer
tempat. Alat ini dapat mengetahui suhu udara basah dan kering karena terdapat
termometer basah dan kering. Kondisi bulb dibasahi dengan air untuk
thermometer yang dipergunakan mengukur suhu udara basah, dan tidak dibasahi
untuk mengukur mengukur suhu udara kering. Dengan diketahui suhu udara
kering dan basah dapat diketahui nilai kelembapan udara di tempat tersebut.
a b
Tdb (℃) Twb (℃)
50 50
40 40
30 30
20 20
10 10
0 0
-10 -10
55
c. Stopwatch digital
pengujian water chiller. Lama waktu yang dibutuhkan dalam setiap kali
d. Pressure gauge
siklus kompresi uap, pengukuran tekanan kerja kondensor, dan tekanan kerja
evaporator. Pressure gauge ini memiliki batas tekanan untuk pengukuran tekanan
kondensor (merah) memiliki batas maksimal 800 Psi dan untuk pengukuran
56
e. Tang ampere
Tang ampere (clamp meter) digunakan untuk mengukur arus listrik yang
mengalir pada kompresor dengan cara menjepit kedua rahang penjepitnya tanpa
harus mengkontak langsung dengan terminal listriknya. Kabel yang dijepit hanya
f. Gelas ukur
57
g. Tachometer
h. Anemometer
Alat yang dipergunakan untuk mengukur aliran udara segar masuk dan
udara balik.
58
Dalam perakitan water chiller, desain dilakukan dengan cara manual dan
a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk merakit water
chiller.
c. Memotong kayu dan triplek dengan ukuran 130 cm x 70 cm x dan 130 cm,
serta merakit untuk kerangka dan dinding ruang pendingin water chiller.
pipa tembaga.
i. Pemasangan kipas evaporator 2, kipas udara balik dan kipas udara segar.
dan kapiler.
m. Pengecekan ulang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
dilakukan antara lain : (a) proses pemetilan, (b) proses pemvakuman, dan (c)
a. Proses pemetilan
Proses pemetilan adalah pemberian metil pada pipa kapiler yang telah
3. Memasukkan ujung pipa kapiler pada wadah yang berisi metil, sehingga
b. Proses pemvakuman
kotoran yang terjebak dalam saluran refrigeran mesin kompresi uap. Langkah-
dipasang pada pentil yang sudah dipasang dopnya dan 1 selang (high
60
dengan cara menyalakan api dan mendekatkan dengan ujung pipa kapiler.
kebocoran.
dengan mengelas ujung potongan pipa kapiler tersebut hingga ujung pipa
1. Memasang salah satu selang pressure gauge berwarna biru (low pressure)
pada katup pengisian katup tengah pressure gauge, dan ujung selang
secara perlahan. Setelah tekanan pada pressure gauge berada pada tekanan
3. Setelah selesai melakukan pengisian, lepas selang pressure gauge dan cek
61
Alur penelitian mesin water chiller dapat dilihat pada Gambar 3.25
Mulai
Tidak
Uji Coba, Baik?
Ya
Pelaksanaan Penelitian
Pengambilan Data
Ya
Variasi Berlanjut?
Tidak
Selesai
62
digunakan pada water chiller. Variasi penelitian disajikan pada Tabel 3.1
Gambar 3.26
63
a. TA
Pada bagian ini terdapat alat pengukur suhu dan kelembapan udara yang
temperatur bola kering (TdbA) dan temperatur bola basah (TwbA) pada udara yang
b. TB
Pada bagian ini terdapat alat pengukur suhu dan kelembapan udara yang
temperatur kering (TdbB) dan temperatur bola basah (TwbB) udara yang ada di
c. TC
Pada bagian ini terdapat alat pengukur temperatur yang biasa disebut
campuran antara udara balik dan udara segar. Temperatur yang diukur merupakan
d. TE
Pada bagian ini terdapat alat pengukur temperatur yang biasa disebut
64
e. TF
Pada bagian ini terdapat alat pengukur temperatur yang biasa disebut
udara kering.
f. P1
Pada bagian ini terdapat alat ukur tekanan yang biasa disebut pressure
gauge. Pressure gauge ini berfungsi untuk mengukur tekanan kerja refrigeran di
g. P2
Pada bagian ini terdapat alat pengukur tekanan yang biasa disebut pressure
gauge. Pressure gauge ini berfungsi untuk mengukur tekanan kerja refrigeran di
h. M
Pada bagian ini terdapat alat ukur pengukur arus listrik yang biasa disebut
dengan ampere meter. Ampere meter ini berfungsi untuk mengukur arus listrik
oleh alat ukur yang dipergunakan di dalam penelitian. Pada penelitian ini
65
P-h untuk mendapatkan data entalpi, suhu kerja kondensor, suhu kerja evaporator,
kelembapan relatif, kelembapan spesifik, suhu titik embun, suhu udara basah, dll.
sebagai berikut :
dipersiapkan.
(1 atm).
66
Cara yang diperoleh dari hasil pengamatan langsung pada saat penelitian.
a. Data yang diperoleh dari peneitian dimasukan dalam tabel seperti Tabel
b. Untuk dapat menggunakan diagram P-h maka tekanan refrigeran Pcond dan
c. Mendapatkan nilai h1, h2, h3, h4, Tc dan Te dari siklus kompresi uap yang
sudah digambarkan.
67
g. Menghitung nilai COPaktual dan COPideal dari mesin siklus kompresi uap
Persamaan (2.6).
(2.7).
j. Mengolah data suhu udara yang dihasilkan oleh mesin water chiller.
sejenis. Dalam membahas hasil penelitian juga mengacu pada tujuan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
dituliskan adalah saran yang berisi masukan agar penelitian di masa mendatang
BAB 4
HASIL PENELITIAN, PERHITUNGAN, DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian pada mesin water chiller dengan siklus kompresi uap
disajikan berdasarkan (a) variasi panjang pipa kapiler 130 cm, (b) panjang pipa
kapiler 150 cm, dan (c) panjang pipa kapiler 180 cm meliputi : tekanan kerja
evaporator (P1), tekanan kerja kondensor (P2), arus yang dipergunakan kompresor
(I), temperatur bola kering di luar ruangan (TdbA), temperatur bola basah di luar
ruangan (TwbA), temperatur bola kering di dalam ruangan (TdbB), temperatur bola
basah di dalam ruangan (TwbB), suhu udara campuran (TC), suhu evaporator (TE),
dan suhu udara keluar evaporator (TF). Pengambilan data dilakukan sebanyak 3
kali untuk setiap variasi, kemudian dilakukan perhitungan dan diperoleh hasilnya.
Penelitian ini dilakukan selama 3 jam dengan 1 jam untuk memanaskan mesin dan
2 jam untuk pengambilan data, data diambil setiap 15 menit pada setiap variasi
selama sembilan tiga hari dengan tiga kali pengambilan data dalam satu hari.
Hasil rata- rata pengambilan data disajikan pada Tabel 4.1 s.d. Tabel 4.3. Pada
saat pengambilan data, volume air yang didinginkan oleh water chiller sebanyak
menggunakan beban berupa botol berisi air dengan jumlah 10 botol, untuk masing
- masing botol berkapasitas 1,5 liter. Kecepatan kipas kondensor sebesar 1300
rpm. Kecepatan kipas evaporator 2 sebesar 1360 rpm. Kecepatan kipas udara balik
sebesar 1800 rpm. Kecepatan kipas udara segar sebesar 2150 rpm.
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Tabel 4.1 Data hasil penelitian dengan panjang pipa kapiler 130 cm
Waktu Arus P1 gauge P2 gauge TA TB TC TE TF
Menit (A) (Mpa) (Mpa) Tdb (°C) Twb (°C) Tdb (°C) Twb (°C) TdC (°C) Tdb E(°C) Tdb F(°C)
0 1,933 0,310 2,088 28,067 25,833 25,633 22,933 27,233 7,333 11,567
15 1,937 0,310 2,099 28,500 26,000 23,667 19,567 26,833 7,100 15,567
30 1,937 0,313 2,111 28,000 25,667 22,433 18,433 26,333 6,767 15,267
45 1,943 0,310 2,109 27,167 25,500 22,100 18,167 25,200 6,600 15,100
60 1,950 0,313 2,065 27,333 25,467 21,600 17,833 24,400 6,467 14,400
75 1,947 0,308 2,031 27,333 25,500 21,200 17,667 23,867 6,233 14,200
90 1,953 0,310 2,065 27,333 25,800 21,200 17,600 23,667 5,933 14,300
105 1,960 0,310 2,051 27,700 25,833 21,100 17,333 23,533 5,767 14,233
120 1,970 0,310 2,053 27,500 25,733 21,000 17,267 23,333 5,600 14,067
Rata-rata 1,948 0,311 2,075 27,659 25,704 22,215 18,533 24,933 6,422 14,300
Tabel 4.2 Data hasil penelitian dengan panjang pipa kapiler 150 cm
Tabel 4.3 Data hasil penelitian dengan panjang pipa kapiler 180 cm
71
(P), temperatur (T), dan entalpi (h) yang terjadi didalam siklus kompresi uap. Data
yang digunakan untuk menggambarkan siklus kompresi uap pada diagram P-h
adalah tekanan kerja evaporator (P1) dan tekanan kerja kondensor (P2). Data - data
yang diperoleh pada diagram P-h adalah temperatur kerja evaporator (Tevap),
diagram P-h R22. Dari Tabel 4.3 dapat dilihat nilai tekanan P1 dan P2 pada variasi
panjang pipa kapiler 180 cm berturut-turut adalah 0,189 MPa dan 1,812 Mpa,
masih berupa tekanan pengukuran dan diubah ke dalam tekanan absolut berturut-
turut menjadi 0,291 MPa dan 1,913 MPa. Dari Tabel Thermodynamic Properties
kerja evaporator sebesar – 15,4 oC dan suhu kerja kondensor sebesar 48,9 oC.
Gambar 4.1 memperlihatkan bentuk dari siklus kompresi uap yang ada pada water
chiller yang digambarkan pada diagram P-h R22. Data - data enatalpi refrigeran di
titik 1,2,3, dan 4 yang diperoleh dipergunakan untuk menghitung Win, Qout, Qin,
COPaktual, COPideal, Efisiensi dan laju aliran massa refrigeran. Dari Tabel
398,9 kJ/kg, h2 = 447,1 kJ/kg, h3 = 262,3 kJ/kg, dan h4 = 262,3 kJ/kg. Temperatur
kerja evaporator Tevap = -15,4 oC dan temperature kerja kondensor Tkond = 48,9 oC.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Gambar 4.1 Siklus kompresi uap pada Diagram P-h R22 untuk panjang pipa kapiler 180
cm
Tabel 4.4 Besar nilai temperatur kerja evaporator (Tevap) dan kondensor (Tkond)
Temperatur
Tekanan Kerja
Variasi panjang pipa Kerja
kapiler P1abs P2abs Tevap Tkond
(MPa) (MPa) °C °C
130 cm 0,31 2,08 -13,70 52,90
150 cm 0,29 1,96 -15,30 50,40
180 cm 0,29 1,91 -15,40 48,90
Tabel 4.5 Besar nilai entalpi (h) berdasarkan Tabel Thermodynamic Properties of
Freon – 22 Refrigerant
73
Pada Diagram P-h yang telah digambarkan dapat dihitung nilai-nilai dari :
kerja kompresor (Win), energi kalor persatuan massa refrigeran yang dilepas oleh
kondensor (Qout), energi kalor yang diserap oleh evaporator (Qin), COPaktual,
COPideal, efisiensi mesin kompresi uap (η), dan laju aliran massa refrigeran (ṁ)
dari water chiller. Berikut ini merupakan contoh perhitungan data dari variasi
Win = h2-h1
= 48,2 kJ/kg
b. Energi kalor yang diserap oleh evaporator persatuan massa refrigeran (Qin)
Qin = h1-h4
= 136,6 kJ/kg
c. Energi kalor persatuan massa refrigeran yang dilepas oleh kondensor (Qout)
74
Qout = h2-h3
= 184,8 kJ/kg
Besarnya COPaktual mesin siklus kompresi uap pada water chiller dapat
136,6kJ/kg
= 48,2 kJ/kg
= 2,83
Besarnya COPideal mesin siklus kompresi uap pada water chiller dapat
𝑇𝑒𝑣𝑎𝑝
COPideal = 𝑇𝑐𝑜𝑛𝑑−𝑇𝑒𝑣𝑎𝑝
(−15,4+273,15)
= (48,9+273,15)−(−15,4+273,15)
= 4,01
Besarnya efisiensi mesin siklus kompresi uap pada water chiller dapat
75
COPaktual
η = 𝑥 100%
COPideal
2,83
= 𝑥 100%
4
= 73,35 %
Besarnya laju aliran massa refrigeran pada mesin siklus kompresi uap
VxI
ṁ =
Win x 1000
220 x 2
=
48,2 x 1000
= 0,0091 kg/detik
76
udara dengan water chiller saat mesin beroperasi. Dari data suhu yang didapat
Dari Tabel 4.1 dapat dilihat nilai suhu kering dan suhu basah setiap titik
TA, TB, TC, TD, TE, TF seperti TdbA, TwbA, TdbB, TwbB, TdbC, TdbE, dan TdbF untuk
panjang pipa kapiler 180 cm berturut- turut adalah 25,9 oC, 23,0 oC, 20 oC, 16,4
o
C, 20,1 oC, 4,7 oC, 10,4 oC. Gambar 4.2 menyajikan sistem pengkondisian udara
Gambar 4.2 Pengkondisian udara dengan water chiller pada psychrometric chart untuk
panjang pipa kapiler 180 cm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
4.3 Pembahasan
Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa water chiller dapat
bekerja dengan baik dan menghasilkan data yang baik. Dari penelitian yang
dilakukan, diperoleh data berupa tekanan kerja evaporator (P1), tekanan kerja
uap pada diagram P-h. Hasil yang didapat dari Thermodynamic Properties of
Freon – 22 berupa nilai entalpi yang dapat dilihat pada Tabel 4.5 untuk tiga
variasi penelitian. Dari entalpi yang didapat maka diperoleh nilai kerja kompresor
(Win), energi kalor persatuan massa refrigeran yang dilepas oleh kondensor (Qout),
energi kalor yang diserap oleh evaporator (Qin), koefisien prestasi / Actual
Performance (COPideal), efisiensi mesin kompresi uap pada water chiller (η), laju
perbandingan dari nilai-nilai perhitungan setiap variasi, dapat dilihat pada Gambar
48,3
48,20
48,2
48,1
48,0 47,95
Win kJ/kg
47,9
47,8
47,70
47,7
47,6
47,5
47,4
Gambar 4.3 Perbandingan nilai Win untuk variasi panjang pipa kapiler
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Dari Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa terjadi kenaikkan kerja kompresor
(Win) akibat pengaruh dari panjang pipa kapiler. Besarnya nilai Win tertinggi pada
panjang pipa kapiler 180 cm dengan nilai Win sebesar 48,2 kJ/kg. Kemudian
diikuti pada panjang pipa kapiler 150 cm dengan nilai sebesar 47,95 kJ/kg. Nilai
Win terendah didapat pada panjang pipa kapiler 130 cm dengan nilai Win sebesar
47,7 kJ/kg. Pada Gambar 4.3 terlihat terjadi perubahan nilai Win dari setiap
panjang pipa kapiler, namun perubahan nilai Win tidak signifikan. Dari data
tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin panjang pipa kapiler tidak terlalu
137
136,60
136
135,29
135
Qin kJ/kg
134
133
132,40
132
131
130
Gambar 4.4 Perbandingan nilai Qin untuk variasi panjang pipa kapiler
Dari Gambar 4.4 dapat diketahui besarnya energi kalor yang diserap oleh
evaporator (Qin) untuk ketiga variasi panjang pipa kapiler. Nilai Qin tertinggi
didapat pada panjang pipa kapiler 180 cm dengan nilai Qin sebesar 136,6 kJ/kg.
Kemudian diikuti pada panjang pipa kapiler 150 cm dengan nilai sebesar 135,29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
kJ/kg. Nilai Qin terendah didapat pada panjang pipa kapiler 130 cm dengan nilai
sebesar 132,4 kJ/kg. Dari Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa nilai Qin dipengaruhi
oleh panjang pipa kapiler, semakin panjang pipa kapiler maka nilai Qin yang
didapat semakin besar. Besarnya nilai Qin dipengaruhi oleh perubahan suhu kerja
Dengan suhu kerja evaporator yang rendah perbedaan suhu kerja evaporator
186
184,80
185
184 183,24
183
Qout kJ/kg
182
181
180,10
180
179
178
177
Gambar 4.5 Perbandingan nilai Qout untuk variasi panjang pipa kapiler
Dari Gambar 4.5 dapat diketahui besarnya energi kalor persatuan massa
refrigeran yang dilepas oleh kondensor (Qout) untuk ketiga variasi panjang pipa.
Nilai Qout tertinggi didapat pada panjang pipa kapiler 180 cm dengan nilai Qout
sebesar 184,8 kJ/kg. Kemudian diikuti dengan variasi panjang pipa kapiler 150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
cm dengan nilai Qout sebesar 183,24 kJ/kg. Nilai Qout terendah didapat dari variasi
pada panjang pipa kapiler 130 cm dengan nilai Qout sebesar 180,1 kJ/kg. Dari
Gambar 4.5 dapat dilihat bahwa nilai Qout pada setiap variasi mengalami
pertambahan, hal ini disebabkan karena dengan semakin panjang pipa kapiler,
kerja evaporator menyebabkan kalor yang diserap (Qin) semakin besar. Dengan
mengingat Qout = Win+Qin, maka jika Win dan Qin mengalami peningkatan maka
2,84
2,83
2,83
2,82
2,82
2,81
COPaktual
2,80
2,79
2,78 2,78
2,77
2,76
2,75
2,74
Gambar 4.6 Perbandingan nilai COPaktual untuk variasi panjang pipa kapiler
Dari Gambar 4.6 dapat diketahui nilai COPaktual untuk ketiga variasi
panjang pipa kapiler. Nilai COPaktual tertinggi didapat pada panjang pipa kapiler
180 cm dengan nilai COPaktual sebesar 2,83. Kemudian diikuti pada panjang pipa
kapiler 150 cm dengan nilai COPaktual sebesar 2,82. Nilai COPaktual terendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
didapat pada panjang pipa kapiler 130 cm dengan nilai COPaktual sebesar 2,77.
evaporator (Qin) dan kerja kompresor (Win), namun pada Gambar 4.6 perubahan
4,02
4,01
4,00
3,98
3,96
COPideal
3,94
3,92
3,92
3,90
3,90
3,88
3,86
3,84
3,82
Gambar 4.7 Perbandingan nilai COPideal untuk variasi panjang pipa kapiler
Dari Gambar 4.7 dapat diketahui nilai dari COPideal untuk ketiga variasi
panjang pipa kapiler. Tertinggi didapat pada panjang pipa kapiler 180 cm dengan
nilai COPideal sebesar 4,01. Kemudian diikuti pada panjang pipa kapiler 150 cm
dengan nilai COPideal sebesar 3,92. Nilai COPideal terendah didapat pada panjang
pipa kapiler 130 cm dengan nilai COPideal sebesar 3,89. COPideal adalah COP yang
dipengaruhi oleh suhu evaporasi dan suhu kondensasi, maka besar kecilnya
COPideal yang diperoleh tergantung dari suhu kerja evaporator dan suhu kerja
kondensor. Pada Gambar 4.7 dapat terlihat bahwa perubahan nilai COPideal pada
82
74,0
73,5 73,35
Dari Gambar 4.8 dapat diketahui nilai efisiensi (η) untuk ketiga variasi
panjang pipa kapiler. Nilai efisiensi tertinggi didapat pada panjang pipa kapiler
180 cm dengan nilai η sebesar 73,35 %. Kemudian diikuti pada panjang pipa
kapiler 150 cm dengan nilai η sebesar 71,89 %. Nilai efisiensi terendah didapat
pada panjang pipa kapiler 130 cm dengan nilai η sebesar 71,25 %, hal ini
0,00915
0,00912
0,0091
0,00905
ṁ kg/s
0,00898 0,00899
0,009
0,00895
0,0089
83
Dari Gambar 4.9 dapat diketahui perbandingan nilai laju aliran massa
refrigeran (ṁ) untuk ketiga variasi panjang pipa kapiler. Laju aliran massa
refrigeran tertinggi didapat pada panjang pipa kapiler 180 cm dengan nilai laju
aliran massa refrigeran sebesar 0,00912 kg/s. Kemudian diikuti pada panjang pipa
kapiler 150 cm dengan nilai laju aliran massa refrigeran sebesar 0,00899 kg/s.
Nilai laju aliran massa terendah didapat pada panjang pipa kapiler 130 cm dengan
nilai laju aliran massa refrigeran sebesar 0,00898 kg/s. Dapat dilihat pada Gambar
4.9 nilai laju aliran massa refrigeran terjadi peningkatan namun tidak signifikan.
Besarnya nilai laju aliran massa refrigeran dipengaruhi oleh daya kerja kompresor
(Win) dan arus listrik (I) yang dipergunakan kompresor. Semakin besar kerja yang
dilakukan kompresor maka arus listrik yang dibutuhkan kompresor semakin besar
maka nilai laju aliran massa yang diperoleh sebanding dengan besarnya nilai daya
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
berikut :
a. Water chiller yang telah dirancang dan dirakit dapat bekerja dengan baik.
1. Nilai Win tertinggi yang dicapai oleh mesin siklus kompresi uap
pada water chiller sebesar 48,20 kJ/kg yang didapat pada panjang
2. Nilai Qin tertingi yang dicapai oleh mesin siklus kompresi uap pada
water chiller sebesar 136,60 kJ/kg yang didapat pada panjang pipa
3. Nilai Qout tertingi yang dicapai oleh mesin siklus kompresi uap
pada water chiller sebesar 184,80 kJ/kg yang didapat pada panjang
4. Nilai COPaktual tertingi yang dicapai oleh mesin siklus kompresi uap
pada water chiller sebesar 2,83 yang didapat pada panjang pipa
5. Nilai COPideal tertingi yang dicapai oleh mesin siklus kompresi uap
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
pada water chiller sebesar 4,01 yang didapat pada panjang pipa
6. Nilai efisiensi (η) tertingi yang dicapai oleh mesin siklus kompresi
uap pada water chiller sebesar 73,35 % yang didapat pada panjang
7. Nilai laju aliran massa refrigeran (ṁ) tertingi yang dicapai oleh
mesin siklus kompresi uap pada water chiller sebesar 0,00912 kg/s
mesin siklus kompresi uap yang didapat akan semakin meningkat namun
tidak signifikan.
5.2 Saran
didalam ruangan tidak ada yang keluar, hal ini bertujuan agar suhu yang
alat ukur terlebih dahulu, agar pada saat melakukan pengambilan dapat
86
c. Pengambilan data sebaiknya dilakukan pada saat waktu dan cuaca yang
signifikan.
uap dalam kondisi yang baik, agar mesin dapat bekerja secara optimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Khairil, dkk. (2010). Efek Temperatur Pipa Kapiler Terhadap Kinerja
1 No 33 April 2010.
Nugroho, Agung. (2012). Analisa Sistem Mesin Pendingin Water Chiller Yang
2016, https://journal.itny.ac.id/index.php/ReTII/article/view/472.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
LAMPIRAN
89
Gambar L.3 Diagram P-h pada variasi panjang pipa kapiler 130 cm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar L.4 Diagram P-h pada variasi panjang pipa kapiler 150 cm
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Gambar L.5 Psychrometric Chart pada variasi panjang pipa kapiler 130 cm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar L.6 Psychrometric Chart pada variasi panjang pipa kapiler 150 cm
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96