Anda di halaman 1dari 87

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGARUH PUTARAN KIPAS OUTLET TERHADAP


KARAKTERISTIK MESIN PENGHASIL AQUADES
DENGAN SIKLUS KOMPRESI UAP

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai


Sarjana Teknik dibidang Teknik Mesin

Disusun Oleh :
EDUARDUS DONI SETIAWAN
NIM : 155214027

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

THE EFFECTS OF OUTLET FAN ROTATION TOWARD THE


CHARACTERISTICS OF AQUADES PRODUCING MACHINE
WITH A VAPOR COMPRESSION CYCLE

FINAL PROJECT

As partial fulfillment of the requirement


to obtain the Sarjana Teknik degree in Mechanical Engineering

By
EDUARDUS DONI SETIAWAN
Student Number: 155214027

MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM


MECHANICAL ENGINEERING DEPARTMENT
SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2019

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO HIDUP

MOTTO

Belajarlah dari sebuah kegagalan, kamu akan bangga saat mencapai sebuah
keberhasilan dan selalu libatkan Tuhan dalam pengambilan keputusan

Saya persembahkan skripsi ini untuk Tuhan Yesus Kristus yang


senantiasa memberi berkat, perlindungan, serta pikiran. Untuk
kedua orang tua saya, kakak dan seluruh keluarga.
Untuk sahabat dan teman-teman semua.

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

Pada umumnya aquades dihasilkan dengan proses penyulingan dan


demineralisasi. Dibutuhkan mesin penghasil aquades yang lebih aman, ramah
lingkungan, praktis dan sederhana yaitu, menggunakan mesin yang bekerja
dengan siklus kompresi uap. Tujuan dari penelitian ini adalah: (a) Merancang dan
merakit mesin penghasil aquades dengan siklus kompresi uap. (b) Mengetahui
volume aquades per jamnya yang dihasilkan mesin penghasil aquades untuk
berbagai kecepatan putar kipas outlet. (c) Mengetahui karakteristik dari mesin
siklus kompresi uap yang digunakan pada mesin penghasil aquades yang
menghasilkan volume aquades terbanyak per jamnya meliputi : Win, Qout, Qin,
COPaktual, COPideal dan efisiensi.
Mesin yang diteliti merupakan mesin penghasil aquades yang bekerja
menggunakan mesin siklus kompresi uap. Penelitian dilakukan di Laboratorium
Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Komponen utama mesin
penghasil aquades meliputi: kompresor, kondensor, evaporator dan pipa kapiler
dengan daya sebesar 1 PK serta menggunakan refrigeran 32, rangkaian pencurah
air dibuat menggunakan 2 bak pencurah air yang bervolume 0,034 m3, lubang
pencurah berdiameter 2 mm, jarak antar lubang 2 cm, air dialirkan menggunakan
pompa berdaya 100 watt, kipas berdaya 40 watt. Variasi penelitian dengan
menggunakan kecepatan putar kipas outlet 0 rpm, kecepatan putar kipas outlet
981 rpm, kecepatan putar kipas outlet 1226 rpm dan kecepatan putar kipas outlet
1664 rpm. Lemari kotak mesin penghasil aquades bervolume 2,5 m3.
Mesin penghasil aquades berhasil dibuat dan bekerja dengan baik. Mesin
mampu menghasilkan aquades dengan laju aliran volume air untuk kecepatan
putar kipas outlet 0 rpm sebesar 1,858 liter/jam, untuk kecepatan putar kipas
outlet 981 rpm sebesar 1,950 liter/jam, untuk kecepatan putar kipas outlet 1226
rpm sebesar 1,983 liter/jam dan untuk kecepatan putar kipas outlet 1664 rpm
sebesar 2,017 liter/jam. Mesin siklus kompresi uap yang menghasilkan volume
aquades terbanyak perjamnya memiliki Win sebesar 42,31 kJ/kg, Qout sebesar
268,53 kJ/kg, Qin sebesar 226,22 kJ/kg, COPaktual sebesar 5,35, COPideal sebesar
7,26 dan efisiensi sebesar 73,69 % .

Kata kunci : Mesin penghasil aquades, Siklus kompresi uap

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

Normally, aquades is produced by distillation and demineralization. We


need aquades producing machine that is safer, more environment friendly,
practical and simple; it is a machine that works using vapor compression cycle.
The aims of this research are: (a) Designing and assembling machinery that
produces aquades by using vapor compression cycle, (b) Discovering the volume
of aquades produced by the machine per hour for various rates of outlet fan, (c)
Discovering the characteristics of vapor compression cycle machinery in the
aquades producing machine that produces the most aquades volume per hour,
including Win, Qout, Qin, COPideal and efficiency.
The machine researched is aquades producing machine that works using
vapor compression cycle. The research was conducted at the Engineering
Laboratory of Sanata Dharma University in Yogyakarta. The main components of
the aquades producing machinery include compressor, condenser, evaporator and
capillary pipe of 1 HP and refrigerant 32, water-pouring assembly using 2 water-
pouring bucket of volume 0,034 m3, pouring hole with diameter of 2 mm, distance
between holes of 2 cm, water is flowed out using a pump of 100 watts, and a fan
of 40 watts. Variations are made in the research using different rates of outlet fan
of 0 rpm, 981 rpm, 1226 rpm and 1664 rpm. The volume of the box for the
aquades producing machine is 2,5 m3.
Aquades producing machine has been completely built and works properly. The
machine is able to produce aquades. With the rate of outlet fan of 0 rpm, it
produces water volume of 1.858 liter/hour. With the rate of outlet fan of 981 rpm,
it produces water volume of 1.950 liter/hour. With the rate of outlet fan of 1226
rpm, it produces water volume of 1.983 liter/hour and with the rate of outlet fan of
1664 rpm, it produces water volume of 2.017 liter/hour. The machine produces
the most volume of aquades per hour with Win of 42.31 kJ/kg, Qout of 268.53
kJ/kg, Qin of 226.22 kJ/kg, COPactual of 5.35, COPideal of 7.26 and efficiency of
73.69 %.

Keywords: Aquades producing machine, Vapor compression cycle

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik
dan lancar.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat wajib untuk setiap mahasiswa
Prodi Teknik Mesin untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik pada Prodi Teknik
Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian penelitian dan penyusunan


skripsi ini melibatkan banyak pihak. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan
terima kasih kepada :

1. Sudi Mungkasi, S.Si., M.Math.Sc., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

2. Ir. Petrus Kanisius Purwadi, M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta dan sekaligus sebagai Dosen
Pembimbing Skripsi.

3. Doddy Purwadianto S.T., M.T., selaku Kepala Laboratorium Energi, Prodi


Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, yang mengijinkan dan memfasilitasi dalam melakukan penelitian.

4. Dr. Eng. I Made Wicaksana Ekaputra selaku Dosen Pembimbing Akademik.

5. Seluruh Staf Pengajar dan Tenaga Kependidikan Prodi Teknik Mesin,


Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, yang
telah mendidik dan memberikan berbagai ilmu pengetahuan yang sangat
membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Ignatius Sajilan dan Chatarina Sartini sebagai orang tua yang telah
memberikan dukungan, baik secara materi maupun spiritual.

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

TITLE PAGE .......................................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO HIDUP ..................................... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA .............. vii

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

ABSTRAK............................................................................................................viii

ABSTRACT..............................................................................................................ix

KATA PENGANTAR.............................................................................................x

DAFTAR ISI.........................................................................................................xii

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xv

DAFTAR TABEL..............................................................................................xviii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 2

1.3 Tujuan ........................................................................................................... 2

1.4 Batasan Masalah ........................................................................................... 3

1.5 Manfaat ......................................................................................................... 4

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA ....................................... 5

2.1 Dasar Teori ................................................................................................... 5

2.1.1 Aquades ............................................................................................. 5

2.1.2 Metode-Metode Pembuatan Aquades ............................................... 5

2.1.3 Siklus Kompresi Uap ........................................................................ 7

2.1.4 Perhitungan-Perhitungan Pada Siklus Kompresi Uap ..................... 11

2.1.5 Psychrometric Chart ....................................................................... 13


2.1.5.1 Proses-Proses Yang Terjadi Pada Udara Dalam ....................... 15

Psychrometric Chart

2.1.5.2 Proses-Proses Pada Mesin Penghasil Aquades ......................... 21

2.1.5.3 Perhitungan Pada Psychrometric Chart ................................... 22

2.2 Tinjauan Pustaka ........................................................................................ 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 27

3.1 Objek Penelitian ......................................................................................... 27

3.2 Alat, Bahan dan Komponen Mesin ............................................................ 28

3.2.1 Alat .................................................................................................. 28

3.2.2 Bahan ............................................................................................... 30

3.2.3 Komponen Mesin ............................................................................ 31

3.2.3.1 Komponen Pendukung .............................................................. 34

3.3 Alat Ukur .................................................................................................... 37

3.4 Proses Pembuatan Mesin Penghasil Aquades ............................................ 39

3.5 Alur Penelitian ............................................................................................ 40

3.6 Metode Penelitian ....................................................................................... 41

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3.7 Variasi Penelitian ........................................................................................ 41

3.8 Cara Pengambilan Data .............................................................................. 41

3.9 Cara Pengolahan Data ................................................................................ 44

3.10 Cara Melakukan Pembahasan ................................................................... 45

3.11 Cara Pembuatan Kesimpulan dan Saran ................................................... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN, PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN ....... 46

4.1 Hasil Penelitian ........................................................................................... 46

4.2 Perhitungan Siklus Kompresi Uap ............................................................. 50

4.2.1 Diagram P-h .................................................................................... 50

4.3 Perhitungan Psychrometric Chart .............................................................. 54

4.3.1 Psychrometric Chart ....................................................................... 54

4.4 Pembahasan ................................................................................................ 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 64

5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 64

5.2 Saran ........................................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 65

LAMPIRAN ......................................................................................................... 66

A. Mesin Penghasil Aquades ........................................................................... 66

B. Contoh Gambar Psychrometric Chart ........................................................ 67

C. Contoh Gambar P-h Diagram ..................................................................... 69

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Proses destilasi ............................................................................... 6

Gambar 2.2 Siklus kompresi uap ....................................................................... 7

Gambar 2.3 Siklus kompresi uap pada diagram P-h .......................................... 8

Gambar 2.4 Siklus kompresi uap pada diagram T-s .......................................... 8

Gambar 2.5 Psychrometric chart ..................................................................... 14

Gambar 2.6 Proses-proses yang terjadi dalam psychrometric chart ................ 16

Gambar 2.7 Proses pendinginan dan penurunan kelembapan .......................... 17

Gambar 2.8 Proses pemanasan ......................................................................... 17

Gambar 2.9 Proses pendinginan dan menaikkan kelembapan ......................... 18

Gambar 2.10 Proses pendinginan ....................................................................... 18

Gambar 2.11 Proses menaikkan kelembapan .................................................... 19

Gambar 2.12 Proses penurunan kelembapan ..................................................... 19

Gambar 2.13 Proses pemanasan dan penurunan kelembapan ............................ 20

Gambar 2.14 Proses pemanasan dan menaikkan kelembapan ........................... 20

Gambar 2.15 Proses-proses yang terjadi pada mesin penghasil aquades .......... 21

Gambar 2.16 Skematik siklus udara mesin penghasil aquades dengan ............. 22

pencurah air

Gambar 3.1 Skematik mesin penghasil aquades dengan pencurah air ........... 27

Gambar 3.2 Evaporator jenis pipa bersirip ...................................................... 32

Gambar 3.3 Kondensor jenis pipa bersirip ....................................................... 32

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 3.4 Kompresor hermetik jenis rotari .................................................. 33

Gambar 3.5 Pipa kapiler ................................................................................... 33

Gambar 3.6 Filter ............................................................................................. 34

Gambar 3.7 Pompa air ..................................................................................... 34

Gambar 3.8 Kipas ............................................................................................ 35

Gambar 3.9 Bak pencurah air .......................................................................... 35

Gambar 3.10 Bak penampung air ...................................................................... 36

Gambar 3.11 APPA dan termokopel .................................................................. 37

Gambar 3.12 Pressure gauge ............................................................................. 37

Gambar 3.13 Hygrometer .................................................................................. 38

Gambar 3.14 Stopwacth ..................................................................................... 38

Gambar 3.15 Alur penelitian mesin penghasil aquades ..................................... 40

Gambar 3.16 Skematik penempatan alat ukur mesin penghasil aquades .......... 42

dengan pencurah air

Gambar 4.1 Siklus kompresi uap pada diagram P-h tanpa subcooling ........... 51

dan tanpa superheating untuk kecepatan putar kipas 1664 rpm

Gambar 4.2 Proses-proses udara pada mesin penghasil aquades pada ............ 55

psychrometric chart untuk kecepatan putar kipas 1664 rpm

Gambar 4.3 Kandungan uap air yang berhasil diembunkan oleh evaporator .. 60

Gambar 4.4 Volume air yang dihasilkan perjam ............................................. 60

Gambar 4.5 Laju aliran massa udara ................................................................ 61

Gambar 4.6 Debit aliran udara ......................................................................... 62

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 4.4 Perbandingan volume air yang dihasilkan pada semua ................ 62

variasi penelitian

Gambar A.1 Mesin penghasil aquades .............................................................. 66

Gambar B.1 Psychrometric chart untuk kecepatan putar kipas 0 rpm ............. 67

Gambar B.2 Psychrometric chart untuk kecepatan putar kipas 981 rpm ......... 67

Gambar B.3 Psychrometric chart untuk kecepatan putar kipas 1226 rpm ....... 68

Gambar B.4 Psychrometric chart untuk kecepatan putar kipas 1664 rpm ....... 68

Gambar C.1 Diagram P-h untuk kecepatan putar kipas 1664 rpm ................... 69

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Satuan dan kisaran pengukuran pressure gauge .......................... 38


Tabel 3.2 variasi penelitian .......................................................................... 41
Tabel 3.3 Data-data penelitian yang perlu dicatat ........................................ 43
Tabel 4.1 Data hasil rata-rata penelitian dengan kecepatan putar ................ 46
kipas 0 rpm
Tabel 4.2 Lanjutan data hasil rata-rata penelitian dengan kecepatan ........... 47
putar kipas 0 rpm
Tabel 4.3 Data hasil rata-rata penelitian dengan kecepatan putar ................ 47
kipas 981 rpm.
Tabel 4.4 Lanjutan data hasil rata-rata penelitian dengan kecepatan ........... 48
putar kipas 981 rpm
Tabel 4.5 Data hasil rata-rata penelitian dengan kecepatan putar ................ 48
kipas 1226 rpm
Tabel 4.6 Lanjutan data hasil rata-rata penelitian dengan kecepatan ........... 49
putar kipas 1226 rpm
Tabel 4.7 Data hasil rata-rata penelitian dengan kecepatan putar ................ 49
kipas 1664 rpm
Tabel 4.8 Lanjutan data hasil rata-rata penelitian dengan kecepatan ........... 50
putar kipas 1664 rpm
Tabel 4.9 Data kelembapan relatif yang didapatkan pada ........................... 56
psychrometric chart
Tabel 4.10 Data kelembapan spesifik yang didapatkan pada ......................... 56
psychrometric chart
Tabel 4.11 Data hasil perhitungan pada psychrometric chart ........................ 58
Tabel 4.12 Lanjutan data hasil perhitungan pada psychrometric chart ......... 59

xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada zaman sekarang ini, air merupakan kebutuhan yang sangat penting
demi berlangsungnya kehidupan semua makhluk di muka bumi ini terutama
manusia. Alam menyediakan air untuk semua makhluk hidup di muka bumi ini
karena air merupakan sumber kehidupan. Akan tetapi di daerah perkotaan susah
didapatkan air bersih yang layak diminum. Air tanah kita banyak yang telah
tercemar oleh air sungai. Hal ini dikarenakan air sungai kotor dan tidak mengalir.
Permukaan air sungai hampir sama dengan permukaan air laut. Dengan tidak bisa
mengalirnya air sungai ke laut maka air sumur di perkotaan tercemar oleh limbah
rumah tangga maupun limbah industri. Oleh sebab itu akhir-akhir ini banyak
masyarakat yang mengeluh tentang krisis air bersih di daerah perkotaan. Dengan
adanya permasalahan tersebut perlu adanya solusi cara mendapatkan air selain
dari dalam tanah.

Dengan perkembangan teknologi yang terus maju, kita harus bisa


menciptakan teknologi yang berguna bagi masyarakat. Untuk mengatasi
kekurangan air bersih di daerah perkotaan tersebut, kita dapat membuat inovasi
yaitu membuat sebuah mesin penghasil air dari udara. Dimana mesin tersebut
dapat mengambil air bukan dari dalam tanah melainkan air yang berada di udara.
Dapat dipilih mesin penghasil air yang bekerja dengan siklus kompresi uap. Mesin
penghasil air tersebut dapat merupakan solusi dari permasalahan krisis air bersih
di daerah perkotaan. Keunggulan air yang dihasilkan dari udara dibandingkan air
dari sumur yaitu tidak mengandung logam. Akan tetapi untuk menghasilkan air
dari udara membutuhkan waktu yang cukup panjang dari pada air sumur. Air dari
udara ini juga bisa langsung dikonsumsi tanpa harus direbus terlebih dahulu.
Air dari udara memiliki sifat yang sama dengan aquades. Aquades yang
berada di pasaran biasanya didapatkan dengan proses penyulingan. Dimana

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

air diuapkan kemudian diembunkan dengan melalui proses pendinginan.


Sedangkan proses demineralisasi dilakukan dengan menyaring atau mencampur
air dengan cairan kimia untuk memisahkan unsur logamnya. Biasanya aquades
yang dijual bebas di pasaran diperoleh dari hasil proses demineralisasi. Proses
penyulingan membutuhkan waktu yang lama. Air yang didapat lewat penyulingan
dan deminetralisasi disebut aquades.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari pembuatan mesin penghasil air dari udara


(aquades) ini adalah :

a. Bagaimanakah merancang dan merakit mesin penghasil aquades dengan


pencurah air menggunakan siklus kompresi uap.
b. Berapa volume aquades yang dihasilkan mesin penghasil aquades dengan
pencurah air untuk berbagai kecepatan putar kipas outlet.
c. Bagaimana karakteristik dari mesin siklus kompresi uap yang digunakan pada
mesin penghasil aquades dengan pencurah air yang menghasilkan volume
aquades terbanyak per jamnya tersebut.

1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian mesin penghasil air dari udara (aquades) ini adalah :
a. Merancang dan merakit mesin penghasil aquades dengan pencurah air
menggunakan siklus kompresi uap.
b. Mengetahui volume aquades per jamnya yang dihasilkan mesin penghasil
aquades dengan pencurah air untuk berbagai kecepatan putar kipas outlet.
c. Mengetahui karakteristik dari mesin siklus kompresi uap yang digunakan
pada mesin penghasil aquades dengan pencurah air yang menghasilkan
volume aquades terbanyak per jamnya tersebut :
1. Mengetahui besarnya kerja yang dilakukan kompresor (Win) persatuan
massa refrigeran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Mengetahui besarnya kalor yang dilepas kondensor (Qout) persatuan massa


refrigeran.
3. Mengetahui besarnya kalor yang diserap evaporator (Qin) persatuan massa
refrigeran.
4. Mengetahui besarnya COP aktual dan COP ideal dari mesin siklus
kompresi uap yang digunakan.
5. Mengetahui efisiensi dari mesin siklus kompresi uap yang digunakan.

1.4 Batasan Masalah

Batasan-batasan yang diambil di dalam penelitian ini adalah :


a. Mesin penghasil aquades bekerja menggunakan mesin dengan siklus
kompresi uap.
b. Komponen utama dari mesin siklus kompresi uap adalah kompresor,
kondensor, evaporator dan pipa kapiler. Komponen alat tersebut diambil dari
komponen mesin AC yang ada di pasaran.
c. Daya kompresor yang digunakan pada siklus kompresi uap adalah 1,0 PK
untuk komponen yang lain ukurannya menyesuaikan dengan besarnya daya
kompresor.
d. Mesin siklus kompresi uap menggunakan refrigeran R 32.
e. Lemari mesin penghasil aquades bervolume 2,5 m3.
f. Komponen-komponen yang digunakan pada siklus kompresi uap dan bak
pencurah air menggunakan komponen-komponen standar yang ada di
pasaran.
g. Untuk memperbanyak pengembunan digunakan pemasangan sistem pencurah
air dengan bak penampung air menggunakan pompa air untuk
mensirkulasikannya.
h. Siklus kompresi uap pada diagram P-h diasumsikan tidak ada pemanasaan
lanjut dan pendinginan lanjut.
i. Pada pencurah air menggunakan :
1. Kipas yang memiliki daya 40 watt, jumlah 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Pompa air yang memiliki daya 100 watt, jumlah 1.

3. Pipa PVC yang memiliki diameter 0,5 inch.

4. Bak air bervolume 0,0343 m3

5. Jarak antar lubang pada bak air 2 cm.

6. Diameter lubang pada bak air 2 mm.

1.5 Manfaat
Manfaat dari penelitian tentang mesin penghasil air dari udara (aquades)
ini adalah :
a. Dapat menambah kasanah ilmu pengetahuan tentang mesin penghasil
aquades yang dapat ditempatkan di Perpustakaan atau dipublikasikan pada
khalayak ramai.
b. Dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat luas.
c. Dapat dipergunakan untuk referensi bagi peneliti lain yang melakukan
penelitian sejenis.
d. Diperolehnya teknologi tepat guna berupa mesin penghasil aquades yang
lebih efektif, praktis, aman, sederhana dan ramah lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori


2.1.1 Aquades
Air destilasi (aquades) adalah air murni tidak mengandung logam,
berbahan dasar air PDAM atau sumur yang telah melewati proses pemurnian
dengan cara penyulingan atau proses demineralisasi. Proses penyulingan adalah
proses di mana air akan diuapkan kemudian diembunkan melalui proses
pendinginan. Sedangkan proses demineralisasi dilakukan dengan menyaring atau
mencampur air dengan cairan kimia untuk memisahkan unsur logamnya. Biasanya
air aquades yang dijual bebas di pasaran diperoleh dari hasil proses
demineralisasi. Proses penyulingan membutuhkan waktu yang lama. Air yang
didapat lewat penyulingan dan demineralisasi disebut aquades.

2.1.2 Metode Pembuatan Aquades


Saat ini di pasaran, metode dalam pembuatan aquades ada beberapa
macam, diantaranya proses demineralisasi dan proses penyulingan (destilasi).
a. Proses demineralisasi
Proses demineralisasi adalah sebuah proses penghilangan kadar garam dan
mineral dalam air melalui proses pertukaran ion (ion exchange process) dengan
menggunakan media resin atau softener anion dan kation. Proses ini mampu
menghasilkan air aquades dengan tingkat kemurnian yang sangat tinggi (ultra
pure water) dengan jumlah kandungan ionik dan an-ioniknya yang mendekati
angka nol, sehingga mencapai batas yang hampir tidak dapat dideteksi lagi.
Kelebihan dan kekurangan sistem demineralisasi :

1. Investasi awal yang dibutuhkan untuk proses ini lebih murah jika
dibandingkan dengan aplikasi sistem pengolahan air lainnya seperti reverse
osmosis.
2. Aplikasi ini tidak membutuhkan terlalu banyak tempat untuk pemasangannya.

5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Selektif dalam menghilangkan ion.


4. Limbah penukar ion memiliki konsentrasi yang tinggi dan membutuhkan
tempat pembuangan khusus
5. Proses tidak berjalan mudah jika kadar zat terlarut dalam airnya tinggi
6. Dibutuhkan pengolahan awal untuk sebagian besar air permukaaan
7. Biaya yang dibutuhkan untuk proses regenerasi ataupun pergantian media
resin jika dikalkulasikan untuk jangka waktu satu tahun cukup besar sehingga
membutuhkan anggaran yang bersifat rutin atau regular.

b. Proses penyulingan (destilasi)


Proses penyulingan (destilasi) adalah suatu proses pemisahan dengan
memanfaatkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas), maka
dapat dikatakan bahwa proses penyulingan merupakan proses pemisahan
komponen-komponennya berdasarkan perbedaan titik didihnya. Dalam
penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian
didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih
rendah akan menguap lebih dulu. Proses destilasi didahului dengan penguapan
senyawa cair dengan pemanasan, dilanjutkan dengan pengembunan uap yang
terbentuk dan ditampung dalam wadah yang terpisah untuk mendapatkan destilat.

Gambar 2.1 Proses destilasi


(Sumber : http://kliksma.com/2015/04/proses-penyulingan-air.html)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.1.3 Siklus Kompresi Uap

Siklus kompresi uap merupakan sistem refrigerasi yang menggunakan


refrigeran sebagai media kerjanya. Gambar 2.2 menunjukkan rangkaian
komponen siklus kompresi uap, Gambar 2.3 menunjukkan siklus kompresi uap
pada diagram P-h dan Gambar 2.4 pada diagram T-s. Pada beberapa Gambar
tersebut. Qin adalah besarnya kalor yang diserap evaporator persatuan massa
refrigeran, Qout adalah besarnya kalor yang dilepas kondensor persatuan massa
refrigeran dan Win adalah kerja yang dilakukan kompresor persatuan massa
refrigeran. Besarnya Qout merupakan penjumlahan dari Qin ditambah Win. Tanda
panah menunjukkan arah refrigeran mengalir pada siklus kompresi uap.
Komponen utama mesin terdiri dari kompresor, kondensor, pipa kapiler dan
evaporator. Qin dapat masuk ke evaporator karena suhu lingkungan lebih tinggi
dibandingkan suhu kerja evaporator, sedangkan Qout dapat keluar dari kondensor
karena suhu kerja kondensor lebih tinggi dari suhu lingkungan. Win dapat masuk
ke kompresor karena adanya listrik yang diberikan pada kompresor.

Gambar 2.2 Siklus kompresi uap


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 2.3 Siklus kompresi uap pada diagram P-h

Gambar 2.4 Siklus kompresi uap pada diagram T-s


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Keterangan pada Gambar 2.2, Gambar 2.3 dan Gambar 2.4:

Proses 1-2 : Proses kompresi kering.

Proses 2-2a : Proses penurunan suhu gas panas lanjut (desuperheating).

Proses 2a-3a : Proses kondensasi.

Proses 3a-3 : Proses pendinginan lanjut (subcooling).

Proses 3-4 : Proses penurunan tekanan.

Proses 4-1a : Proses evaporasi atau penguapan.

Proses 1a-1 : Proses pemanasan lanjut (superheating).

Di dalam siklus kompresi uap ini, refrigeran mengalami beberapa proses


yaitu:

a. Proses (1 – 2) merupakan proses kompresi kering

Proses kompresi ini dilakukan oleh kompresor, dimana refrigeran pada


saat masuk ke dalam kompresor adalah gas panas lanjut bertekanan rendah.
Setelah mengalami kompresi, refrigeran akan menjadi gas panas lanjut bertekanan
tinggi. Temperatur refrigeran akan lebih tinggi dari pada temperatur lingkungan.
Proses berlangsung pada nilai entropi yang tetap (iso-entropi, isentropis)

b. Proses (2 – 2a) merupakan proses penurunan suhu gas panas lanjut


(desuperheating)

Proses ini berlangsung sebelum memasuki kondensor. Refrigeran gas


panas lanjut yang bertemperatur tinggi akan diturunkan sampai titik gas jenuh. Hal
ini disebabkan adanya kalor yang mengalir ke lingkungan karena suhu refrigeran
lebih tinggi dari suhu lingkungan. Proses berlangsung pada tekanan yang tetap.

c. Proses (2a – 3a) merupakan proses kondensasi

Pada proses ini terjadi perubahan fase dari gas jenuh menjadi cair jenuh
dan berlangsung pada suhu dan tekanan yang tetap. Pada proses ini terjadi aliran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

kalor dari kondensor ke lingkungan karena suhu kondensor lebih tinggi dari suhu
udara lingkungan.

d. Proses (3a – 3) merupakan proses pendinginan lanjut (subcooling)

Proses pendinginan lanjut merupakan proses penurunan suhu refrigeran


cair jenuh ke keadaan refrigeran cair. Proses ini berlangsung pada tekanan
konstan. Proses ini diperlukan agar kondisi refrigeran yang keluar dari kondensor
benar-benar berada dalam fase cair, sebelum masuk pipa kapiler. Tujuan lain
adalah untuk menaikkan nilai COP mesin siklus kompresi uap.

e. Proses (3 – 4) merupakan proses penurunan tekanan

Proses ini terjadi di dalam pipa kapiler. Refrigeran mengalami penurunan


tekanan dan suhu. Sehingga suhu dari refrigeran lebih rendah dari temperatur
lingkungan. Pada proses ini refrigeran berubah fase dari cair menjadi fase cair dan
gas. Proses berjalan pada nilai entalpi yang tetap (proses isentalpi).

f. Proses (4 – 1a) merupakan proses penguapan (evaporasi)

Pada proses ini refrigeran cair dan gas yang mengalir ke evaporator
memiliki tekanan dan temperatur rendah sehingga ketika menerima kalor dari
lingkungan, akan mengubah seluruh fase fluida refrigeran menjadi gas jenuh.
Proses penguapan berlangsung pada tekanan dan suhu yang tetap.

g. Proses (1a – 1) merupakan proses pemanasan lanjut (superheating)

Pada proses ini uap refrigeran yang meninggalkan evaporator kemudian


akan mengalami pemanasan lanjut sebelum memasuki kompresor. Dengan
adanya pemanasan lanjut fase refrigeran berubah dari fase gas jenuh menjadi gas
panas lanjut. Dimana refrigeran yang kembali masuk ke kompresor benar-benar
fase gas. Proses ini juga bertujuan untuk menaikan kinerja dari mesin siklus
kompresi uap (COP Mesin).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

2.1.4 Perhitungan-Perhitungan Pada Siklus Kompresi Uap


Berdasarkan Gambar 2.3 dan Gambar 2.4 dapat dihitung besarnya Win,
Qout, Qin, COPaktual, COPideal, dan Efisiensi mesin siklus kompresi uap.

a. Kerja yang dilakukan kompresor persatuan massa refrigeran (Win)

Besarnya kerja yang dilakukan kompresor persatuan massa refrigeran


dapat dihitung menggunakan Persamaan (2.1):

Win = h2 – h1 ... (2.1)

Pada Persamaan (2.1) :

Win : kerja kompresor persatuan massa refrigeran, kJ/kg


h1 : nilai entalpi refrigeran saat masuk kompresor, kJ/kg
h2 : nilai entalpi refrigeran saat keluar kompresor, kJ/kg

b. Energi kalor yang dilepas kondensor persatuan massa refrigeran (Qout)

Besarnya energi kalor persatuan massa refrigeran yang dilepaskan oleh


kondensor dapat dihitung menggunakan Persamaan (2.2):

Qout = h2 – h3 ...(2.2)

Pada Persamaan (2.2) :

Qout : energi kalor yang dilepas kondensor persatuan massa refrigeran, kJ/kg

h2 : nilai entalpi refrigeran masuk kondensor, kJ/kg

h3 : nilai entalpi refrigeran keluar kondensor, kJ/kg

c. Energi kalor yang diserap oleh evaporator persatuan massa refrigeran


(Qin)

Besarnya energi kalor yang diserap oleh evaporator persatuan massa


refrigeran dapat dihitung menggunakan Persamaan (2.3):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

Qin = h1 – h4 ...(2.3)

Pada Persamaan (2.3) :

Qin : energi kalor yang diserap evaporator persatuan massa refrigeran, kJ/kg

h1 : nilai entalpi refrigeran saat keluar evaporator, kJ/kg

h4 : nilai entalpi saat keluar dari pipa kapiler. kJ/kg

d. Coefficient of Performance aktual (COPaktual)

COPaktual (Coefficient of Performance aktual) mesin kompresi uap adalah


perbandingan antara kalor yang diserap evaporator dengan energi listrik yang
diperlukan untuk menggerakkan kompresor dapat dihitung menggunakan
Persamaan (2.4):

Qin
COPaktual = .....2.4)
Win

Pada Persamaan (2.4) :

Qin : energi kalor yang diserap evaporator persatuan massa refrigeran, kJ/kg

Win : kerja kompresor persatuan massa refrigeran, kJ/kg

e. Coefficient of Performance ideal (COPideal)

COPideal (Coefficient of Performance ideal) merupakan COP maksimal


yang dapat dicapai mesin siklus kompresi uap, dapat dihitung menggunakan
Persamaan (2.5):

Tevap
COPideal = ...(2.5)
Tkond-Tevap

Pada Persamaan (2.5) :


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

Tkond : suhu mutlak kondensor, K


Tevap : suhu mutlak evaporator, K

f. Efisiensi mesin kompresi uap (η)

Efisiensi mesin kompresi uap pada mesin penghasil air aquadest dapat
dihitung menggunakan Persamaan (2.6):

COPaktual
η= x100% …(2.6)
COPideal

Pada Persamaan (2.6) :

η : efisiensi mesin kompresi uap.

COPaktual : Coefficient Of Performance aktual mesin kompresi uap,

COPideal : Coefficient Of Performance ideal mesin kompresi uap.

2.1.5 Psychrometric Chart


Psychrometric chart merupakan grafik thermodinamik udara yang
meliputi hubungan antar suhu, kelembapan, enthalpi, kandungan uap air dan
volume spesifik. Dengan psychrometric chart dapat diketahui secara lengkap
sifat-sifat dari udara pada kondisi tertentu. Dibutuhkan minimal dua parameter
yang sudah diketahui untuk mendapatkan nilai dari properti-properti udara yang
lain (Tdb, Twb, Tadp, W, RH, H, SpV). Contoh Gambar psychrometric chart dapat
dilihat pada Gambar 2.5

Parameter-parameter udara dalam psychrometric chart antara lain (a) Dry-


bulb temperature (Tdb), (b) Wet-bulb temperature (Twb), (c) Dew-point
temperature (Tadp), (d) Specific humidity (W), (e) Relative humidity (%RH), (f)
Entalpi (H), dan (g) Volume spesifik (SpV).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

Gambar 2.5 Psychrometric chart


a. Dry-bulb temperature (Tdb)

Dry-bulb temperature (Tdb) adalah suhu udara yang diperoleh melalui


pengukuran termometer dengan kondisi bulb pada keadaan kering. Tdb di
posisikan sebagai garis vertikal yang berawal dari garis sumbu mendatar yang
terletak di bagian bawah chart. Tdb ini merupakan ukuran panas sensibel,
perubahan Tdb menunjukkan adanya perubahan panas sensibel.

b. Wet-bulb temperature (Twb)

Wet-bulb temperature adalah suhu udara basah yang diperoleh melalui


pengukuran termometer dengan kondisi bulb basah. Twb di posisikan sebagai garis
miring ke bawah yang berawal dari garis saturasi yang terletak di bagian samping
kanan chart. Twb ini merupakan ukuran panas (enthalpi), perubahan Twb
menunjukkan adanya panas total.

c. Dew-point temperature (Tadp)

Dew-point temperature (Tadp) adalah suhu dimana udara mulai


menunjukkan pengembunan ketika didinginkan. Tadp ditandai sebagai titik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

sepanjang saturasi. Besarnya Tadp sama dengan Twb demikian pula Tdb. Perubahan
Tadp akan menunjukkan adanya perubahan panas laten atau adanya perubahan
kandungan uap air di udara.

d. Specific humidity (W)

Specific humidity adalah jumlah kandungan uap air di udara dalam setiap
satu kilogram udara kering (kg air/ kg udara kering). W diposisikan pada garis
sumbu vertikal yang ada di bagian samping kanan chart.

e. Relative humidity (%RH)

Relative humidity merupakan persentase perbandingan jumlah air yang


terkandung dalam udara dengan jumlah air maksimal yang dapat dikandung oleh
udara yang ada pada di suatu ruang atau lokasi tertentu pada suhu yang ditinjau.

f. Entalpi (H)

Entalpi adalah jumlah kalor total yang dimiliki campuran udara dan uap air
persatuan massa. Dinyatakan dalam satuan BTU/lb udara. Nilai entalpi dapat
diperoleh sepanjang skala di atas garis saturasi.

g. Volume spesifik (SpV)

Volume spesifik adalah volume udara campuran dengan satuan meter kubik
per kilogram udara kering, dapat juga dikatakan meter kubik udara kering atau
meter kubik campuran per kilogram udara kering.

2.1.5.1 Proses-Proses Yang Terjadi Pada Udara Dalam Psychrometric Chart

Proses-proses yang terjadi pada udara dalam psychrometric chart adalah


sebagai berikut: (a) proses pendinginan dan penurunan kelembapan (cooling and
dehumidifying), (b) proses pemanasan (sensibel heating), (c) proses pendinginan
dan menaikkan kelembapan (cooling and humidifying), (d) proses pendinginan
(sensibel cooling), (e) proses humidifying, (f) proses dehumidifying, (g) proses
pemanasan dan penurunan kelembapan (heating and dehumidifying), (h) proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

pemanasan dan menaikkan kelembapan (heating and humidifying). Gambar 2.6


menyajikan proses-proses tersebut pada psychrometric chart.

Gambar 2.6 Proses-proses yang terjadi dalam psychrometric chart


<sumber : https://www.google.co.id/search?q=PROSES+PROSES+YANG+TER
JADI+PADA+PSYCHROMETRIK+CAHART&source=lnms&tbm=isch&sa=X>
a. Proses pendinginan dan penurunan kelembapan (cooling and dehumidifying)

Proses pendinginan dan penurunan kelembapan adalah proses penurunan


panas sensibel dan penurunan panas laten ke udara. Pada proses ini, terjadi
penurunan temperatur bola kering, temperatur bola basah, entalpi, volume
spesifik, temperatur titik embun, dan kelembapan spesifik. Sedangkan
kelembapan relatif dapat mengalami peningkatan dan dapat mengalami
penurunan, tergantung dari prosesnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

Gambar 2.7 Proses pendinginan dan penurunan kelembapan (cooling and


dehumidifying)
b. Proses pemanasan (sensibel heating)

Proses pemanasan (heating) adalah proses penambahan panas sensibel ke


udara. Pada proses pemanasan, terjadi peningkatan temperatur bola kering,
temperatur bola basah, entalpi, dan volume spesifik. Sedangkan temperatur titik
embun dan kelembapan spesifik tetap konstan. Namun kelembapan relatif
mengalami penurunan.

Gambar 2.8 Proses pemanasan (sensible heating)

c. Proses pendinginan dan menaikkan kelembapan spesifik (cooling and


humidifying)

Proses pendinginan dan menaikkan kelembapan spesifik (cooling and


humidifying) berfungsi menurunkan suhu dan menaikkan kandungan uap air di
udara. Proses ini menyebabkan perubahan temperatur bola kering, temperatur bola
basah dan kelembapan spesifik. Pada proses ini, terjadi penurunan temperatur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

kering dan volume spesifik. Selain itu, terjadi peningkatan temperatur bola basah,
titik embun, kelembapan relatif dan kelembapan spesifik.

Gambar 2.9 Proses pendinginan dan menaikkan kelembapan (cooling and


humidifying)
d. Proses pendinginan (sensibel cooling)

Proses pendinginan adalah proses pengambilan panas sensibel dari udara


sehingga temperatur udara mengalami penurunan. Pada proses pendinginan,
terjadi penurunan pada temperatur bola kering, suhu bola basah dan volume
spesifik, namun terjadi peningkatan kelembapan relatif. Pada kelembapan spesifik
dan temperatur titik embun tidak terjadi perubahan atau konstan. Garis proses
pada psychrometric chart adalah garis horisontal kearah kiri.

Gambar 2.10 Proses pendinginan (sensible cooling)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

e. Proses humidifying

Proses humidifying merupakan proses penambahan kandungan uap air ke


udara tanpa merubah temperatur bola kering sehingga terjadi kenaikan entalpi,
temperatur bola basah, titik embun dan kelembapan spesifik. Garis proses pada
psychrometric chart adalah garis vertikal kearah ke atas.

Gambar 2.11 Proses menaikkan kelembapan (humidifying)

f. Proses dehumidifying

Proses dehumidifying merupakan proses pengurangan kandungan uap air


pada udara tanpa merubah temperatur bola kering sehingga terjadi penurunan
entalpi, temperatur bola basah, titik embun dan kelembapan spesifik. Garis proses
pada psychrometric chart adalah garis vertikal kearah ke bawah.

Gambar 2.12 Proses penurunan kelembapan (dehumidifying)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

g. Proses pemanasan dan penurunan kelembapan (heating and dehumidifying)

Proses ini berfungsi untuk kenaikan suhu bola kering dan menurunankan
kandungan uap air pada udara. Pada proses ini terjadi penurunan kelembapan
spesifik, entalpi, temperatur bola basah dan kelembapan relatif, tetapi terjadi
peningkatan temperatur bola kering. Garis proses pada psychrometric chart
adalah garis keatas kanan bawah.

Gambar 2.13 Proses pemanasan dan penurunan kelembapan (heating and


dehumidifying)
h. Proses pemanasan dan menaikkan kelembapan (heating and humidifying)

Pada proses ini udara dipanaskan disertai penambahan uap air. Pada proses
ini terjadi kenaikkan kelembapan spesifik, entalpi, suhu bola basah, suhu bola
kering. Garis proses pada psychrometric chart adalah garis kearah kanan keatas.

Gambar 2.14 Proses pemanasan dan menaikkan kelembapan (heating and


humidifying)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

2.1.5.2 Proses-Proses Pada Mesin Penghasil Aquades


Proses-proses yang terjadi pada mesin penghasil aquades dapat dilihat
pada Gambar 2.15. Proses-prosesnya meliputi:

Gambar 2.15 Proses-proses yang terjadi pada mesin penghasil aquades


Keterangan dari Gambar 2.15
a. Proses pendinginan dan penambahan kelembapan (cooling and
dehumidifying) di titik A-B dilakukan oleh pencurah air.

b. Proses pendinginan (sensible cooling) di titik B-C dilakukan oleh evaporator

c. Proses pendinginan dan penurunan kelembapan (cooling and dehumidifying)


di titik C-D dilakukan oleh evaporator.

d. Proses pemanasan dan menaikkan kelembapan (heating and humidifying) di


titik D-A dilakukan di lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

Gambar 2.16 Skematik siklus udara mesin penghasil aquades dengan pencurah air

2.1.5.3 Perhitungan Pada Psychrometric Chart


Dari data-data yang ada pada psychrometric chart dapat dihitung (a) laju
aliran volume air yang diembunkan, (b) besarnya volume air yang dihasilkan
perjamnya persatuan massa udara, (c) laju aliran massa udara, dan (d) debit aliran
udara.

a. Laju aliran volume air yang diembunkan

Laju aliran volume air yang diembunkan dapat dihitung menggunakan


Persamaan (2.9):

Vair = v
air
…(2.9)
∆t

Pada Persamaan (2.9)

Vair : laju aliran volume air yang di embunkan, liter/jam


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

vair : jumlah volume air yang diembunkan, liter

∆𝑡 : selang waktu yang dibutuhkan, jam

b. Kandungan uap air yang berhasil diembunkan oleh evaporator (ΔW).

Besarnya kandungan uap air yang berhasil diembunkan oleh evaporator


persatuan massa udara dapat dihitung menggunakan Persamaan (2.10):

∆W = WB – WA …(2.10)

Pada Persamaan (2.10)

∆W : uap air yang berhasil diembunkan oleh evaporator, kgair/kgudara

WA : kelembapan spesifik udara sebelum masuk evaporator, kgair/kgudara

WB : kelembapan spesifik udara setelah keluar evaporator, kgair/kgudara

c. Laju aliran massa udara (ṁudara).

Laju aliran massa udara dapat dihitung dengan Persamaan (2.11):


Vair
ṁ udara = (2.11)
WB-WA

Pada Persamaan (2.11)

WA : kelembapan spesifik udara masuk evaporator, kgair/kgudara

WB : kelembapan spesifik udara setelah keluar evaporator, kgair/kgudara

ṁudara : laju aliran massa udara, kgudara/jam

Vair : laju aliran volume air, liter/jam


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

d. Debit aliran udara

Debit aliran udara dapat dihitung menggunakan Persamaan (2.12):

ṁudara
Qudara= …(2.12)
ρudara

Pada Persamaan (2.12)

Qudara : debit aliran udara, m³/jam

ṁudara : laju aliran massa udara, kgudara/jam

ρudara : massa jenis udara (1,2 kg/m3)

2.2 Tinjauan Pustaka


Indri Yaningsih dan Tri Istanto, (2015) melakukan penelitian tentang studi
eksperimental pengaruh laju aliran massa udara terhadap produktivitas air tawar
unit desalinasi berbasis pompa kalor dengan menggunakan proses humidifikasi
dan dehumidifikasi. Penelitian ini dilakukan secara eksperimen. Pada penelitian ini
bertujuan untuk menguji pengaruh laju aliran massa udara terhadap produktivitas
air tawar unit desalinasi berbasis pompa kalor dengan menggunakan proses
humidifikasi dan dehumidifikasi. Pada penelitian ini laju aliran massa udara
divariasi sebesar 0,0103 kg/s, 0,0153 kg/s, 0,0202 kg/s, 0,0254 kg/s dan 0,0306
kg/s dengan cara mengatur kecepatan udara sebesar 2 m/s, 3 m/s, 4 m/s, 5 m/s dan
6 m/s. Untuk setiap pengujian, laju aliran massa air laut masuk humidifier dijaga
konstan sebesar 0,0858 kg/s, temperatur air laut masuk humidifier dijaga konstan
sebesar 45oC, salinitas air laut umpan sebesar 31.342 ppm dan air laut dalam
sistem ini disirkulasi ulang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas air
tawar unit desalinasi meningkat dengan kenaikan laju aliran massa udara hingga
ke sebuah nilai optimum dan menurun setelah nilai optimum tersebut. Produksi air
tawar optimum diperoleh pada laju aliran massa udara 0,0202 kg/s yaitu sebesar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

24,48 liter/hari. Produksi air tawar unit desalinasi ini pada laju aliran massa air laut
0,0858 kg/s untuk laju aliran massa udara 0,0103 kg/s, 0,0153 kg/s, 0,0202 kg/s,
0,0254 kg/s dan 0,0306 kg/s berturut-turut rata-rata sebesar 11,28 liter/hari, 18,72
liter/hari, 24,48 liter/hari, 23,04 liter/hari dan 21,60 liter/hari. Air tawar hasil unit
desalinasi memiliki nilai salinitas 620 ppm.
Frenky Christian Nababan dan Himsar Ambarita, (2015) melakukan
penelitian tentang rancang bangun alat desalinasi air laut sistem vakum natural
dengan media evaporator dan kondensor yang dimodifikasi flange. Penelitian ini
dilakukan secara eksperimen. Pada penelitian ini Desalinasi air sistem vakum
natural merupakan sebuah konsep inovatif sistem desalinasi baru yang
memanfaatkan pengaruh gaya gravitasi natural dan tekanan atmosfer untuk
membentuk ruang vakum dimana air laut dievaporasikan menggunakan sumber
panas dengan tingkat yang rendah. Dari hasil penelitian dan analisis yang
dilakukan pukul 09:00-17:00 WIB selama enam hari pada tanggal 12-14
November 2015 dan dilanjutkan 16-18 November 2015 diperoleh, kinerja alat
desalinasi berada pada temperatur rata-rata evaporasi 50˚C pada tekanan vakum
rata-rata 61,083 cmHg dengan energi listrik rata-rata proses evaporasi selama
pengujian adalah 1 kWh dan total kehilangan panas ratarata 7,45 W. Adapun
kuantitas air bersih rata-rata perhari yang diperoleh ialah 1,15 L.
Eko Romadhoni, (2017) melakukan penelitian tentang mesin penghasil air
aki menggunakan mesin siklus kompresi uap dilengkapi dengan humidifier.
Penelitian ini dilakukan secara eksperimen. Tujuan dari penelitian ini adalah: (a)
Merancang dan merakit mesin penghasil air aki dengan sistem kompresi uap yang
dilengkapi dengan humidifier. (b) Mengetahui karakteristik mesin penghasil air
aki yang telah dibuat meliputi: COPaktual (Coefficient of Performance), COPideal
(Coefficient of Performance), efisiensi dari mesin siklus kompresi uap dan
mengetahui jumlah air aki yang dihasilkan oleh mesin penghasil air aki per
jamnya. Komponen mesin penghasil air aki meliputi: mesin pendingin ruangan
atau AC yang dijual di pasaran dengan daya sebesar 3/4 PK serta menggunakan
refrigeran 410A, rangkaian pencurah air dibuat menggunakan pipa PVC
berdiameter 1/2 inch, lubang pencurah berdiameter 2 mm, jarak antar lubang 1,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

cm, rangkaian berjumlah 14 baris, air dialirkan menggunakan pompa berdaya 125
watt. Kipas pada humidifier berdaya 40 watt, kecepatan aliran udara 1,28 m/s
untuk kecepatan satu dan 1,62 m/s untuk kecepatan maksimal. Variasi penelitian
dengan menggunakan kipas kecepatan satu, kipas kecepatan maksimal dan kipas
pada humidifier off. Ukuran kotak mesin penghasil air aki berukuran p x l x t : 2
m x 1 m x 2 m. Mesin penghasil air aki berhasil dibuat dan bekerja dengan baik.
Mesin siklus kompresi uap yang digunakan memiliki nilai Coefficient of
Performance (aktual) sebesar 7,61, nilai Coefficient of Performance (ideal)
sebesar 10,6 dan memiliki nilai efisiensi sebesar 71,72%. Mesin mampu
menghasilkan air aki dengan laju aliran volume air untuk kipas pada humidifier
kecepatan maksimal sebesar 1,41 liter/jam, untuk kipas pada humidifier kecepatan
satu sebesar 1,35 liter/jam dan untuk kipas pada humidifier off sebesar 1,28
liter/jam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian


Objek yang digunakan pada penelitian ini adalah mesin penghasil aquades,
seperti tersaji pada Gambar 3.1. Mesin penghasil aquades bekerja dengan siklus
kompresi uap mempergunakan 2 bak pencurah air ukuran p x l x t : 0,34 m x 0,31
m x 0,325 m dengan jarak antar lubang 2 cm dengan diameter lubang 2 mm.
Ukuran mesin penghasil aquades panjang mesin 2,51 m, lebar mesin 0,985 m dan
tinggi mesin 1,01 m.

8
2

4
1

10
6 7

Gambar 3.1. Skematik mesin penghasil aquades dengan pencurah air


Keterangan Gambar 3.1 :

1. Kompresor
2. Kondensor

27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

3. Pipa kapiler
4. Evaporator
5. Bak pencurah air
6. Bak penampung air
7. Pompa
8. Kipas kondensor
9. Gelas ukur penampung aquades
10. Kipas variasi

3.2 Alat, Bahan dan Komponen Mesin

Dalam proses pembuatan mesin penghasil aquades diperlukan alat-alat


bantu dan bahan-bahan penelitian.

3.2.1 Alat

Adapun alat yang digunakan dalam penelitian adalah mesin penghasil


aquades adalah sebagai berikut:

a. Bor

Bor digunakan untuk melubangi bak pencurah air. Mata bor yang digunakan
memiliki diameter 2 mm.

b. Meteran

Meteran digunakan untuk mengukur balok kayu yang akan di jadikan rangka
utama mesin dan untuk mengukur papan yang akan digunakan untuk kotak utama
mesin.

c. Mistar

Mistar digunakan untuk mengukur dan membuat garis pada bak pencurah air
yang akan di lubangi menggunakan bor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

d. Gergaji besi

Gergaji besi digunakan untuk memotong pipa PVC. Dimana pipa PVC
tersebut digunakan untuk membuat rangkaian sehingga pompa dapat mengalirkan
air dari bak tampungan air bawah ke bak pencurah atas.

e. Gergaji kayu

Gergaji kayu digunakan untuk memotong kayu balok, papan kayu. Dimana
kayu balok digunakan untuk rangka utama mesin dan bak penampung air.

f. Gunting

Gunting digunakan untuk memotong terpal. Dimana terpal digunakan


sebagai pelapis bak penampungan air.

g. Cutter

Cutter digunakan untuk memotong lakban. Dimana lakban digunakan untuk


merapatkan mesin agar tidak ada celah udara yang masuk.

h. Obeng

Obeng digunakan untuk memasang dan mengencangkan skrup. Kunci pas


dan ring set digunakan untuk memasang dan mengencangkan baut.

i. Gerinda tangan
Gerinda tangan digunakan untuk membuat lubang pada dinding kotak.
Dimana lubang ini digunakan sebagai jalan keluar udara dari kondensor menuju
lingkungan.
j. Palu

Palu digunakan untuk memukul paku, dimana paku tersebut digunakan


untuk menyatukan kayu balok sehingga bisa menjadi kotak utama mesin.

k. Tube cutter

Tube cutter digunakan untuk alat pemotong pipa tembaga agar potongan
pada pipa tembaga dapat mengurangi resiko kebocoran refrigeran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

l. Tube expander

Tube expander atau pelebar pipa tembaga digunakan untuk melebarkan pipa
tembaga agar dapat tersambung dengan baik.

m. Tang

Tang digunakan untuk memotong kawat dan digunakan untuk menarik


kawat yang untuk mengikat mesin kompresi uap.

n. Amplas

Amplas digunakan untuk mengamplas permukaan kotak utama mesin


sehingga kelihatan lebih halus.

3.2.2 Bahan

Bahan yang diperlukan dalam proses pembuatan mesin penghasil aquades


sebagai berikut:

a. Kayu

Kayu digunakan untuk membuat rangka utama mesin penghasil aquades.

b. Papan
Papan digunakan untuk membuat bak penampung air
c. Kasiboard

Kasiboard digunakan untuk penutup luar kerangka dan penutup pintu mesin.

d. Terpal

Terpal digunakan untuk pelapis bak penampung air agar air tidak bocor.
Terpal yang dipakai adalah biasanya yang digunakan dipasaran.

e. Roda lemari

Roda digunakan untuk mempermudah memindahkan mesin penghasil


aquades.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

f. Engsel pintu

Engsel pintu digunakan untuk bagian kontrol agar mudah di buka dan di
tutup.

g. Kaca

Kaca digunakan untuk mengontrol pancuran air dan untuk melihat suhu
yang tertera pada hygrometer.

h. Paku

Paku digunakan untuk menyatukan rangka kayu mesin penghasil air aquades
serta digunakan untuk memasang papan kayu pada rangka kotak mesin.

i. Sekrup
Sekrup digunakan untuk memasang engsel pintu dan roda lemari.
j. Lakban

Lakban digunakan untuk merapatkan kondensor dan evaporator dipapan


kayu agar tidak ada celah udara yang masuk.

3.2.3 Komponen Mesin


a. Evaporator

Evaporator merupakan unit yang berfungsi untuk menguapkan refrigeran


dari fase cair menjadi gas sebelum masuk ke kompresor. Evaporator berfungsi
menyerap kalor yang berada di lingkungan. Evaporator ini berjenis pipa bersirip,
pipa berbahan tembaga dan bahan sirip adalah alumunium. Evaporator yang
digunakan memiliki spesifikasi panjang 77,3 cm, lebar 18,5 cm dan tinggi 25 cm.
Evaporator ini berjenis pipa bersirip, pipa berbahan tembaga dengan diameter pipa
6,20 mm dan jarak antar pipa 13 mm. Bahan sirip adalah alumunium dengan jarak
antar sirip 1 mm.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

Gambar 3.2 Evaporator jenis pipa bersirip

b. Kondensor

Kondensor merupakan suatu alat penukar kalor yang berfungsi


mengkondisikan refrigeran dari fase uap menjadi fase cair. Agar dapat berubah
fase dari uap menjadi cair diperlukan suhu di lingkungan lebih rendah dari suhu
refrigeran sehingga dapat terjadi pelepasan kalor di sekitar kondensor. Kondensor
yang digunakan memiliki spesifikasi panjang 84,8 cm, lebar 32 cm dan tinggi
59,6 cm. Kondensor ini berjenis pipa bersirip, pipa berbahan alumunium dengan
diameter pipa 6 mm dan jarak antar pipa 13 mm. Bahan sirip adalah alumunium
dengan jarak antar sirip 1 mm.

Gambar 3.3 Kondensor jenis pipa bersirip


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

c. Kompresor

Kompresor merupakan alat yang berfungsi untuk mensirkulasikan refrigeran


ke komponen siklus kompresi uap yang lainnya melalui pipa-pipa dengan cara
menghisap dan memompa refrigeran. Pada penelitian ini peneliti menggunakan
kompresor hermetik jenis rotari. Kompresor ini memiliki daya sebesar 1 HP
dengan tinggi 24 cm dan diameter 15 cm.

Gambar 3.4 Kompresor hermetik jenis rotari

d. Pipa kapiler

Pipa kapiler merupakan alat yang berfungsi untuk menurunkan tekanan


refrigeran dari tekanan tinggi ke tekanan rendah sebelum masuk ke evaporator.
Ketika tekanan refrigeran mengalami penurunan maka temperatur refrigeran juga
mengalami penurunan. Dari hasil pengukuran, diketahui ukuran diameter pipa
kapiler sebesar 0,8 mm. Pipa kapiler ini berbahan tembaga dengan panjang 50 cm.

Gambar 3.5 Pipa kapiler


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

e. Filter

Filter merupakan alat yang memiliki fungsi untuk menyaring kotoran dalam
pipa kapiler seperti uap air dan sisa-sisa pemotongan, korosi maupun kotoran -
kotoran yang lain. Dari hasil pengukuran, diketahui ukuran diameter filter sebesar
2 cm dan panjangnya 4,5 cm.

Gambar 3.6 Filter

3.2.3.1 Komponen Pendukung


a. Pompa Air

Pompa air digunakan untuk mensirkulasikan air dari bak penampung air ke
bak pencurah. Pompa air yang digunakan memiliki spesifikasi tinggi 20 cm dan
diameter 13,5 cm. Daya pompa 100 Watt dengan head hisap 6 m, head tekan 6 m
dan debit air yang 70 liter/menit.

Gambar 3.7 Pompa air


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

b. Kipas

Kipas digunakan untuk mensirkulasikan udara yang melewati evaporator ke


lingkungan. Kipas yang digunakan memiliki spesifikasi diameter kipas 25 cm.
Daya kipas 40 Watt dengan jumlah sudu 3 diameter sudu 23,4 cm.

Gambar 3.8 Kipas

c. Pipa PVC

Pipa PVC digunakan untuk saluran suplai air untuk mengalirkan air dari bak
penapungan air ke bak pencurah air.

d. TBA

TBA digunakan untuk memperkuat dan mempererat sambungan antara


keran dan sambungan pipa agar tidak terjadi kebocoran.

e. Lem pipa PVC Isaplas

Lem pipa PVC Isaplas digunakan untuk memperkuat sambungan pipa PVC
dengan sambungan T maupun L.

f. Refrigeran

Refrigeran merupakan jenis gas yang digunakan sebagai fluida pendingin.


Refrigeran berfungsi untuk menyerap kalor dan melepas kalor dari lingkungan
sekitar. Refrigeran yang digunakan pada penelitian adalah jenis R 32A.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

g. Bak Pencurah Air

Bak pencurah air digunakan untuk menambah kandungan air di dalam udara
sehingga aquades yang dihasilkan lebih banyak. Jumlah bak pencurah air 2
dengan ukuran bak pencurah air panjang 34 cm, lebar 31 cm dan tinggi 32,5 cm.
Dengan jarak lubang 2 cm, diameter lubang 2 mm dan jumlah baris lubang 16.

Gambar 3.9 Bak pencurah air

h. Bak Penampung Air

Bak penampung air digunakan untuk menampung air yang di teteskan oleh
bak pencurah air. Ukuran nya panjang 110 cm, lebarnya 80 cm dan tingginya 20
cm.

Gambar 3.10 Bak penampung air


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

3.3 Alat Ukur

Alat ukur dalam mendapatkan data dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:

a. Pengukur Suhu Digital dan Termokopel

Termokopel berfungsi untuk mengukur perubahan suhu atau temperatur


yang terjadi saat pengujian. Cara kerjanya yaitu ujung termokopel diletakkan
(ditempelkan atau digantung) pada bagian yang akan diukur, maka suhu akan
terbaca pada penampil suhu digital. Dalam pelaksanaan pengujian dilakukan
kalibrasi agar mendapatkan data yang akurat.

Gambar 3.11 APPA dan termokopel

b. Pressure Gauge

Pressure gauge berfungsi untuk mengukur tekanan refrigeran sisi rendah


maupun sisi tinggi.

Gambar 3.12 Pressure gauge


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

Tabel 3.1 Satuan dan kisaran pengukuran pressure gauge

No Satuan Kisaran pengukuran


1 Psig 0 s/d 500
2 kPa 0 s/d 3400
3 kg/cm2 0 s/d 35

c. Hygrometer

Hygrometer digunakan untuk mengukur kelembapan suhu pada saat


pengambilan data berlangsung dan juga untuk mengetahui suhu udara kering atau
suhu udara basah.

Gambar 3.13 Hygrometer

d. Stopwatch

Stopwatch digunakan untuk mengukur lama waktu melakukan pengambilan


data mesin penghasil aquades berlangsung.

Gambar 3.14 Stopwacth


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

e. Gelas Ukur

Gelas ukur digunakan untuk mengukur berapa hasil aquades yang dihasilkan
saat penelitian dilakukan.

3.4 Proses Pembuatan Mesin Penghasil Aquades

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan mesin penghasil


aquades, sebagai berikut:

a. Merancang skema mesin penghasil aquades.

b. Membuat rangka lemari mesin dengan menggunakan kayu balok sesuai


ukuran yang ditentukan.

c. Memasang dinding luar rangka lemari menggunakan kasiboard.

d. Memasang pintu pada lemari serta dipasang kaca.

e. Membuat bak penampungan air menggunakan papan kayu.

f. Melapisi bak penampungan air dengan terpal.

g. Melubangi bak pencurah air ukuran p x l x t : 0,34 m x 0,31 m x 0,325 m


dengan jarak lubang 2 cm dan diameter lubang 2 mm.

h. Membuat lubang di dinding untuk sirkulasi udara masukan menuju


kondensor.

i. Membuat lubang di dinding untuk sirkulasi udara masuk dan udara keluar
yang melewati evaporator.

j. Pemasangan komponen-komponen mesin siklus kompresi uap seperti:


kompresor, kondensor, filter, pipa kapiler, evaporator.

k. Pemasangan bak pencurah di atas lemari.

l. Pemasangan pipa, pompa, kipas dan kran air.

m. Memasang kelistrikan mesin siklus kompresi uap.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

3.5 Alur Penelitian

Mempersiapkan terlebih dahulu alur penelitian yang akan digunakan saat


penelitian, sebelum melakukan pengambilan data. Alur penelitian akan
mempermudah jalannya penelitian. Alur pelaksanaan penelitian mesin penghasil
aquades seperti yang tersaji pada Gambar 3.15.

Gambar 3.15 Alur penelitian mesin penghasil aquades


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

3.6 Metode Penelitian

Metode penelitian dilakukan secara eksperimen di Laboratorium


Perpindahan Kalor.

3.7 Variasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menvariasikan kecepatan putaran kipas


yang berada setelah evaporator. Tabel 3.2 menyediakan variasi penelitian yang
akan dilakukan.

Tabel 3.2 Variasi penelitian


Variasi Keterangan

Kecepatan putar kipas 0 rpm mesin bekerja dengan pencurah


1
air

Kecepatan putar kipas 981 rpm mesin bekerja dengan


2
pencurah air

Kecepatan putar kipas 1226 rpm mesin bekerja dengan


3
pencurah air

Kecepatan putar kipas 1664 rpm mesin bekerja dengan


4
pencurah air

3.8 Cara Pengambilan Data

Pengambilan data pada penelitian primer didasarkan pada apa yang


ditampilkan oleh alat ukur yang dipergunakan di dalam penelitian. Pada penelitian
ini mempergunakan alat ukur : APPA, termokopel, hygrometer, gelas ukur, dll.
Untuk data sekunder, mempergunakan diagram p-h untuk mendapatkan data
entalpi, suhu kerja kondensor, suhu kerja evaporator, dan mempergunakan
psychrometri chart untuk mendapatkan data-data : kelembapan relatif,
kelembaban spesifik, suhu titik embun, suhu udara basah, dll. Untuk mendapatkan
data-data sekunder, diperlukan data-data primer untuk menggambarkan siklus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

kompresi uap pada diagram p-h. Sedangkan untuk mendapatkan data-data pada
psychrometri chart, diperlukan data-data primer untuk menggambarkan proses
penangkapan air dari udara dengan mesin penghasil aquades. Posisi alat ukur pada
saat pengambilan data, seperti tersaji pada Gambar 3.16.

●Tdb, A
●Twb, A

2 10

●Tdb, B 3 20
● Tkond
●Twb, B

4 30
●Tevap
2
1 5 40
0
●Tdb, D

6 50

7 60
Gambar 3.16 Skematik penempatan alat ukur mesin penghasil aquades dengan
3
pencurah air
2
0
Keterangan :
Tdb, A : Suhu udara kering di titik A (udara luar).
Twb, A : Suhu udara basah di titik A (udara luar).
Tdb, B : Suhu udara kering sebelum evaporator di titik B.
Twb, B : Suhu udara basah sebelum evaporator di titik B.
4 setelah evaporator di titik D.
Tdb, D : Suhu udara kering
3
Tevap : Suhu kerja evaporator.
0
Tkond : Suhu kerja kondensor

5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

Langkah-langkah untuk pengambilan data dilakukan dengan sebagai


berikut :

a. Penelitian dilakukan di Laboratorium Perpindahan Kalor.


b. Mengkalibrasi APPA, hygrometer dan termokopel sebelum digunakan.
c. Mengisi bak penampung air.
d. Menyalakan mesin, pompa dan kipas yang ada di setelah evaporator.
e. Mengecek kipas, pompa dan bak pencurah air.
f. Mengatur alarm stopwatch sesuai dengan waktu yang dibutuhkan.
g. Setelah mesin dinyalakan dan mesin sudah bekerja dengan normal serta air
aquades mengalir dengan stabil maka dapat dilakukan pengambilan data.

h. Mencatat data - data penelitian yang ditunjukkan langsung pada penampil


suhu digital, termokopel, hygrometer serta jumlah air yang dihasilkan setiap
10 menit sekali selama dua jam.

i. Data yang perlu dicatat saat alarm stopwatch berbunyi dimasukkan pada
tabel seperti terlihat pada Tabel 3.3 :

Tabel 3.3 Data-data penelitian yang perlu dicatat

Refrigeran Udara
Kecepatan
Waktu Suhu di Volume air
No putar kipas T evap T kond Suhu di titik A Suhu di titik B
titik D
(menit) (rpm) (ᵒC) (ᵒC) Tdb (ᵒC) Twb (ᵒC) Tdb (ᵒC) Twb (ᵒC) Tdb (ᵒC) (ml)
1 10
2 20
3 30
4 40
5 50
6 60
7 70
8 80
9 90
10 100
11 110
12 120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

3.9 Cara Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari hasil pengamatan langsung pada saat penelitian.
Hasil pencatatan data dimasukkan kedalam tabel perhitungan. Berikut langkah-
langkah mengolah data :
a. Memasukan data yang diperoleh dari hasil pengujian ke dalam tabel seperti
Tabel 3.3. Hitung rata-rata dari tiga percobaan untuk setiap variasinya.

b. Untuk dapat menggunakan P-h diagram maka lihat suhu kondensor dan suhu
evaporator di Tabel 3.3.

c. Selanjutnya mencari entalpi suhu kerja kondensor (Tkond) dan suhu kerja
evaporator (Tevap) dengan menggunakan P-h diagram. Kemudian setelah
mendapatkan entalpi suhu kerja evaporator dan suhu kerja kondensor,
kemudian menghitung pertambahan kandungan uap air (Δw) menggunakan
phsychrometric chart.

d. Setelah entalpi diketahui, entalpi digunakan untuk mengetahui karakteristik


dari mesin siklus kompresi uap dengan cara menghitung besarnya kerja yang
dilakukan oleh kompresor persatuan massa refrigeran (Win) menggunakan
Persamaan (2.1), besarnya kalor yang dilepas oleh kondensor persatuan
massa refrigeran (Qout) menggunakan Persamaan (2.2), besarnya kalor yang
diserap oleh evaporator persatuan massa refrigeran (Qin) menggunakan
Persamaan (2.3), Coefficient Of Performance aktual mesin siklus kompresi
uap (COPaktual) menggunakan Persamaan (2.4), Coefficient Of Performance
ideal mesin siklus kompresi uap (COPideal) menggunakan Persamaan (2.5)
dan efisiensi dari mesin siklus kompresi uap menggunakan Persamaan (2.6).

e. Mencari nilai kelembapan spesifik udara setelah melewati pencurah (Wa)


serta nilai kelembapan spesifik udara setelah melewati evaporator (Wb)
dengan menggunakan psychrometric chart.

f. Setelah diketahui nilai kelembapan spesifik udara setelah melewati


humidifier (Wa) serta nilai kelembapan spesifik udara setelah melewati
evaporator (Wb), kemudian menghitung kandungan uap air yang berhasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

diembunkan oleh evaporator (Δw) untuk setiap variasi. Untuk menghitung


kandungan uap air yang berhasil diembunkan oleh evaporator (Δw)
digunakan Persamaan (2.10).

g. Menghitung laju aliran volume air yang berhasil diembunkan (Vair ) untuk
setiap variasi percobaan menggunakan Persamaan (2.9).

h. Setelah diketahui laju aliran volume air yang berhasil diembunkan (Vair),
kemudian menghitung laju aliran massa udara saat proses pengembunan
terjadi (ṁudara) untuk setiap variasi percobaan menggunakan Persamaan
(2.11).

i. Kemudian mencari debit aliran udara (Qudara) untuk setiap variasi percobaan
dengan menggunakan Persamaan (2.12).
j. Untuk memudahkan pembahasan, hasil-hasil dari proses menghasilkan
aquades ditampilkan dalam bentuk grafik. Pembahasan terhadap grafik
dilakukan dengan mengacu pada tujuan penelitian.

3.10 Cara Melakukan Pembahasan

Pembahasan dapat dilakukan setelah pengolahan data selesai dikerjakan.


Dengan selesainya pengolahan data, dapat dilakukan pembahasan terhadap hasil-
hasil penelitian. Untuk mempermudah pembahasan, hasil pengolahan data
ditampilkan dalam bentuk grafik. Pembahasan dilakukan dengan
mempertimbangkan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan dari peneliti lain
yang sebidang.

3.11 Cara Pembuatan Kesimpulan dan Saran

Dari analisis yang sudah dilakukan akan diperoleh suatu kesimpulan.


Kesimpulan merupakan inti pokok hasil penelitian dan kesimpulan harus
menjawab tujuan dari penelitian. Saran dibuat dengan tujuan agar hasil dari
penelitian yang akan dilakukan pada masa mendatang menjadi lebih baik lagi dari
penelitian yang sudah dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV
HASIL PENELITIAN, PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


Hasil yang didapatkan dalam penelitian pengaruh kecepatan putar kipas
outlet terhadap karakteristik mesin penghasil aquades dengan siklus kompresi uap
meliputi suhu kerja kondensor (Tkond), suhu kerja evaporator (Tevap), suhu udara
kering dan suhu udara basah sebelum memasuki mesin (TA), suhu udara kering
dan suhu udara basah setelah melewati pencurah air (TB), suhu udara kering
setelah melewati evaporator (TD) dan jumlah air yang dihasilkan. Pengujian
dilakukan dengan 3 kali percobaan untuk setiap variasi kecepatan putar kipas
outlet, yaitu kecepatan putar kipas 0 rpm, kecepatan putar kipas 981 rpm,
kecepatan putar kipas 1226 rpm dan kecepatan putar kipas 1664 rpm. Kemudian
dihitung hasil rata-ratanya. Hasil rata-rata disajikan pada Tabel 4.1 sampai dengan
Tabel 4.8.

Tabel 4.1 Data hasil rata-rata penelitian dengan kecepatan putar kipas 0 rpm

Kecepatan putar Refrigeran


Waktu
No kipas Tevap Tkond
(menit) (rpm) (ᵒC) (ᵒC)
1 10 6,90 45,00
2 20 6,23 45,20
3 30 6,70 45,93
4 40 6,57 45,80
5 50 6,90 46,33
6 60 6,57 46,30
0
7 70 7,23 46,37
8 80 7,23 46,53
9 90 7,23 46,90
10 100 7,23 46,53
11 110 7,23 46,73
12 120 7,23 45,97
Rata-rata 6,94 46,13

46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

Tabel 4.2 Lanjutan data hasil rata-rata penelitian dengan kecepatan putar kipas 0
rpm
Udara
Waktu Suhu di Volume air
Suhu di titik A Suhu di titik B
No titik D
Tdb Twb Tdb Twb Tdb
(menit) (ml)
(ᵒC) (ᵒC) (ᵒC) (ᵒC) (ᵒC)
1 10 26,10 22,17 24,67 23,17 14,67 300,00
2 20 26,33 22,17 24,83 23,17 14,43 583,33
3 30 26,50 22,50 25,17 23,50 13,87 833,33
4 40 26,50 22,33 24,83 23,33 13,63 1166,67
5 50 26,67 22,33 25,17 23,33 13,33 1466,67
6 60 26,50 22,33 25,00 23,33 13,53 1800,00
7 70 26,67 22,67 25,33 23,67 13,73 2116,67
8 80 27,00 22,67 25,33 23,50 13,73 2466,67
9 90 27,00 22,67 25,50 23,50 13,67 2750,00
10 100 27,17 22,67 25,50 23,67 13,57 3083,33
11 110 27,33 22,67 25,67 23,50 13,63 3383,33
12 120 26,50 22,50 25,50 23,50 13,23 3716,67
Rata-rata 26,69 22,47 25,21 23,43 13,75
Volume aquades yang dihasilkan per jam 1858,33 ml/jam

Tabel 4.3 Data hasil rata-rata penelitian dengan kecepatan putar kipas 981 rpm

Refrigeran
Kecepatan putar
Waktu
No kipas Tevap Tkond
(menit) (rpm) (ᵒC) (ᵒC)
1 10 6,57 45,30
2 20 6,50 45,53
3 30 6,77 45,53
4 40 6,77 45,67
5 50 7,03 46,00
6 60 7,03 46,07
981
7 70 7,03 46,20
8 80 6,90 46,37
9 90 7,10 46,40
10 100 7,17 46,90
11 110 7,17 46,70
12 120 7,37 47,00
Rata-rata 6,95 46,14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

Tabel 4.4 Lanjutan data hasil rata-rata penelitian dengan kecepatan putar kipas
981 rpm
Udara
Waktu Suhu di Volume air
Suhu di titik A Suhu di titik B
No titik D
Tdb Twb Tdb Twb
(menit) Tdb (ᵒC) (ml)
(ᵒC) (ᵒC) (ᵒC) (ᵒC)
1 10 26,17 22,50 24,67 23,50 13,17 316,67
2 20 26,33 22,67 24,83 23,67 13,17 616,67
3 30 26,33 22,67 24,83 23,67 13,47 933,33
4 40 26,67 22,83 25,00 23,67 13,33 1250,00
5 50 26,50 22,67 25,00 23,67 13,50 1550,00
6 60 26,83 22,83 25,17 23,83 13,67 1900,00
7 70 26,83 23,00 25,00 23,50 13,73 2233,33
8 80 26,67 22,67 25,00 23,50 13,17 2566,67
9 90 27,17 23,17 25,33 24,17 13,50 2883,33
10 100 27,00 23,33 25,33 24,33 13,70 3216,67
11 110 27,17 23,00 25,67 24,00 13,67 3566,67
12 120 27,50 23,33 25,67 24,17 13,93 3900,00
Rata-rata 26,76 22,89 25,13 23,81 13,50
Volume aquades yang dihasilkan per jam 1950 ml/jam

Tabel 4.5 Data hasil rata-rata penelitian dengan kecepatan putar kipas 1226 rpm

Refrigeran
Kecepatan putar
Waktu
No kipas Tevap Tkond
(menit) (rpm) (ᵒC) (ᵒC)
1 10 7,43 45,93
2 20 7,57 46,23
3 30 7,57 46,57
4 40 7,57 46,60
5 50 7,63 46,70
6 60 7,70 46,90
1226
7 70 7,77 46,87
8 80 7,90 47,07
9 90 8,17 47,23
10 100 7,97 47,10
11 110 8,10 47,40
12 120 8,17 47,43
Rata-rata 7,79 46,84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

Tabel 4.6 Lanjutan data hasil rata-rata penelitian dengan kecepatan putar kipas
1226 rpm
Udara
Waktu Suhu di Volume air
Suhu di titik A Suhu di titik B
No titik D
Tdb Twb Tdb Twb
(menit) Tdb (ᵒC) (ml)
(ᵒC) (ᵒC) (ᵒC) (ᵒC)
1 10 26,67 23,00 24,67 24,00 14,93 333,33
2 20 26,83 23,00 24,83 24,00 14,93 633,33
3 30 26,83 23,00 24,83 24,00 15,37 966,67
4 40 27,17 23,17 24,83 24,17 15,23 1283,33
5 50 27,17 23,33 24,83 24,17 15,13 1633,33
6 60 27,33 23,17 25,17 24,17 14,93 1966,67
7 70 27,33 23,33 24,83 24,33 15,23 2350,00
8 80 27,33 23,50 25,50 24,50 15,27 2616,67
9 90 27,50 23,33 25,33 24,33 15,43 2950,00
10 100 27,67 23,33 25,33 24,17 15,37 3250,00
11 110 27,83 23,33 25,33 24,33 15,30 3616,67
12 120 27,83 23,33 25,50 24,33 15,20 3966,67
Rata-rata 27,29 23,24 25,08 24,21 15,19
Volume aquades yang dihasilkan per jam 1983,33 ml/jam

Tabel 4.7 Data hasil rata-rata penelitian dengan kecepatan putar kipas 1664 rpm

Refrigeran
Kecepatan putar
Waktu
No kipas Tevap Tkond
(menit) (rpm) (ᵒC) (ᵒC)
1 10 7,77 46,10
2 20 7,77 46,13
3 30 7,90 46,60
4 40 7,90 46,73
5 50 7,90 46,90
6 60 8,10 46,73
1664
7 70 8,23 47,03
8 80 8,23 47,00
9 90 8,23 47,03
10 100 7,90 47,07
11 110 8,53 47,03
12 120 8,53 47,07
Rata-rata 8,08 46,79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

Tabel 4.8 Lanjutan data hasil rata-rata penelitian dengan kecepatan putar kipas
1664 rpm
Udara
Waktu Suhu di Volume air
Suhu di titik A Suhu di titik B
No titik D
Tdb Twb Tdb Twb
(menit) Tdb (ᵒC) (ml)
(ᵒC) (ᵒC) (ᵒC) (ᵒC)
1 10 26,33 23,50 24,83 24,33 14,83 350,0
2 20 26,33 23,33 24,83 24,33 14,67 650,0
3 30 26,67 23,17 24,83 24,17 14,80 983,3
4 40 26,83 23,33 24,83 24,17 14,80 1300,0
5 50 26,67 23,17 25,00 24,17 15,00 1650,0
6 60 26,67 23,00 24,83 24,00 15,07 1983,3
7 70 26,83 23,00 24,67 24,00 15,07 2366,7
8 80 27,00 23,33 24,83 24,17 15,10 2633,3
9 90 27,00 23,17 24,83 24,17 15,10 2983,3
10 100 27,17 23,50 25,17 24,33 15,23 3333,3
11 110 27,17 23,33 25,33 24,33 15,27 3666,7
12 120 27,17 23,17 25,33 24,17 15,30 4033,3
Rata-rata 26,82 23,25 24,94 24,19 15,02
Volume aquades yang dihasilkan per jam 2016,67 ml/jam

4.2 Perhitungan Siklus Kompresi Uap


4.2.1 Diagram P-h

Diagram P-h digunakan untuk menganalisa unjuk kerja mesin siklus


kompresi uap yang digunakan. Perhitungan pada mesin siklus kompresi uap dapat
diselesaikan setelah membuat siklus kompresi uap pada diagram P-h. Dari siklus
kompresi uap dapat diperoleh nilai entalpi refrigeran saat keluar evaporator (h1),
nilai entalpi refrigeran saat masuk kondensor (h2), entalpi refrigeran saat keluar
kondensor (h3), nilai entalpi refrigeran saat masuk evaporator (h4). Data yang
digunakan untuk menggambar diagram P-h yaitu suhu kerja kondensor (Tkond),
dan suhu kerja evaporator (Tevap). Siklus kompresi uap dianggap tidak ada proses
pemanasan lanjut dan pendinginan lanjut. Nilai-nilai yang diperoleh pada diagram
P-h adalah berdasarkan Tabel properties R32 dan siklus pada Gambar 4.1
menyajikan siklus kompresi uap yang digambarkan pada diagram P-h R 32, tanpa
proses pemanasan lanjut dan pendinginan lanjut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

Gambar 4.1 Siklus kompresi uap pada diagram P-h tanpa subcooling dan tanpa
superheating untuk kecepatan putar kipas 1664 rpm

Dari diagram P-h yang telah digambarkan pada Gambar 4.1 dengan variasi
kecepatan putar kipas 1664 rpm selama 2 jam, dari data penelitian didapatkan
suhu kerja kondensor (Tkond) sebesar 46,79oC (319,79 K), suhu kerja evaporator
(Tevap) sebesar 8,08oC (281,08 K), sehingga didapatkan nilai-nilai entalpi
refrigeran pada sistem kompresi uap. Nilai entalpi h1 sebesar 516,48 kJ/kg, nilai
entalpi h2 sebesar 558,79 kJ/kg, nilai entalpi h3 sama dengan nilai entalpi h4
sebesar 290,26 kJ/kg. Setelah mendapatkan nilai Tevap, Tkond, h1, h2, h3 dan h4,
maka dapat dihitung unjuk kerja mesin persatuan massa refrigeran, energi kalor
yang dilepaskan kondensor persatuan massa refrigeran, energi kalor yang diserap
evaporator persatuan massa refrigeran, COPaktual, COPideal dan efisiensi.

1. Kerja yang dilakukan kompresor persatuan massa refrigeran (Win)

Kerja kompresor persatuan massa refrigeran merupakan perubahan entalpi


pada proses 1-2 di Gambar 4.1 Dapat dihitung menggunakan Persamaan (2.1).
Kerja kompresor persatuan massa refrigeran (Win) adalah nilai entalpi refrigeran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

saat keluar kompresor (h2) dikurangi nilai entalpi refrigeran saat masuk kompresor
(h1). Perhitungan kerja kompresor untuk kecepatan putar kipas 1664 rpm adalah
sebagai berikut:

Win = h2 – h1

= 558,79 kJ/kg – 516,48 kJ/kg

= 42,31 kJ/kg

2. Energi kalor yang dilepas kondensor persatuan massa refrigeran (Qout)

Energi kalor persatuan massa refrigeran yang dilepaskan oleh kondensor


merupakan perubahan entalpi pada proses 2-3 (lihat Gambar 4.1). Perubahan
tersebut dapat dihitung dengan Persamaan (2.2). Energi kalor yang dilepaskan
kondensor persatuan massa refrigeran (Qout) adalah nilai entalpi refrigeran saat
masuk kondensor (h2) dikurangi nilai entalpi refrigeran keluar kondensor (h3).
Perhitungan energi kalor yang dilepaskan oleh kondensor untuk kecepatan putar
kipas 1664 rpm adalah sebagai berikut:

Qout = h2 – h3

= 558,79 kJ/kg – 290,26 kJ/kg

= 268,53 kJ/kg

3. Energi kalor yang diserap oleh evaporator persatuan massa refrigeran


(Qin)

Energi kalor yang diserap oleh evaporator persatuan massa refrigeran


merupakan perubahan entalpi pada proses 4-1 (lihat Gambar 4.1). Perubahan
entalpi tersebut dapat dihitung dengan Persamaan (2.3). Energi kalor yang diserap
oleh evaporator persatuan massa refrigeran (Qin) adalah nilai entalpi refrigeran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

saat keluar evaporator atau sama dengan nilai entalpi pada saat masuk kompresor
(h1) dikurangi nilai entalpi refrigeran saat masuk evaporator atau sama dengan
nilai entalpi saat keluar dari pipa kapiler (h4=h3). Perhitungan energi kalor yang
diserap oleh evaporator untuk kecepatan putar kipas 1664 rpm adalah sebagai
berikut:

Qin = h1 – h4

= 516,48 kJ/kg - 290,26 kJ/kg

= 226,22 kJ/kg

4. Coefficient of Performance aktual (COPaktual)

Coefficient of Performance aktual dapat dihitung dengan Persamaan (2.4).


Coefficient of Performance aktual adalah energi kalor yang diserap evaporator
persatuan massa refrigeran (Qin) dibagi kerja kompresor persatuan massa
refrigeran (Win). Perhitungan Coefficient of Performance aktual untuk kecepatan
putar kipas 1664 rpm adalah sebagai berikut:

Qin
COPaktual = Win

226,22 kJ/kg
=
42,31 kJ/kg

= 5,35

5. Coefficient of Performance ideal (COPideal)

Coefficient of Performance ideal dapat dihitung dengan Persamaan (2.5).


Coefficient Of Performance maksimum yang dapat dicapai mesin siklus kompresi
uap (COPideal) adalah suhu mutlak evaporator (Te) dibagi hasil pengurangan suhu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

mutlak kondensor (Tc) dengan suhu mutlak evaporator (Te). Perhitungan


Coefficient of Performance ideal untuk kecepatan putar kipas 1664 rpm adalah
sebagai berikut:

Te
COPideal =
Tc - Te
(281,08 K)
=
(319,79 K) - (281,08 K)

= 7,26

6. Efisiensi mesin kompresi uap (η)

Efisiensi mesin siklus kompresi uap dapat dihitung dengan Persamaan


(2.6). Efisiensi mesin siklus kompresi uap (η) adalah Coefficient Of Performance
aktual mesin siklus kompresi uap (COPaktual) dibagi Coefficient Of Performance
ideal mesin siklus kompresi uap (COPideal) dikali 100%. Perhitungan efisiensi
untuk kecepatan putar kipas 1664 rpm adalah sebagai berikut:

COPaktual
η= x100%
COPideal

5,35
= x 100 %
7,26

= 73,69 %

4.3 Perhitungan Psychrometric chart

4.3.1 Psychrometric chart

Psychrometric chart digunakan untuk menganalisa proses yang terjadi


pada udara saat mesin beroperasi menghasilkan aquades. Dalam menggambar
pshycrometric chart, ada beberapa variabel data yang diperlukan, yang diperoleh
dari data hasil penelitian, antara lain : suhu udara kering (Tdb) A dan suhu udara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

basah (Twb) A di lingkungan, kemudian suhu udara kering (Tdb) B dan suhu udara
basah (Twb) B setelah melewati pencurah air, suhu udara kering setelah melewati
evaporator (Tdb) D, suhu kerja evaporator (Tevap) dan suhu kerja kondensor (Tkond).

Gambar 4.2 Proses-proses udara pada mesin penghasil aquades pada


psychrometric chart untuk kecepatan putar kipas 1664 rpm

a. Kelembapan relatif udara sebelum melewati pencurah air (RHA) dan


kelembapan relatif udara setelah melewati pencurah air (RHB).

Kelembapan relatif udara sebelum melewati pencurah air (RHA) dapat


diketahui dari garis kelembapan relatif di titik A. Kelembapan relatif udara setelah
melewati pencurah air (RHB) dapat diketahui dari garis kelembapan relatif di titik
B. Untuk kecepatan putar kipas 1664 rpm memiliki nilai kelembapan relatif
sebelum melewati pencurah air (RHA) sebesar 76 % dan memiliki nilai
kelembapan relatif setelah melewati pencurah air (RHB) sebesar 94 %.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

Tabel 4.9 Data kelembapan relatif yang didapatkan pada psychrometric chart

RHA
No Variasi penelitian RHB (%)
(%)

1 Kecepatan putar kipas 0 rpm 70 87


2 Kecepatan putar kipas 981 rpm 70 89
3 Kecepatan putar kipas 1226 rpm 70 92
4 Kecepatan putar kipas 1664 rpm 76 94

b. Kelembapan spesifik udara setelah melewati pencurah air (WA) dan


kelembapan spesifik udara setelah melewati evaporator (WB).

Kelembapan spesifik udara setelah melewati pencurah air (WA) dan


kelembapan spesifik udara setelah melewati evaporator (WB) bisa diperoleh
dengan psychrometric chart. Kelembapan spesifik udara setelah melewati
pencurah air (WA) dapat diketahui melalui garis kelembapan spesifik di titik B.
Kelembapan spesifik udara setelah melewati evaporator (WB) dapat diketahui
melalui garis kembapan spesifik di titik D. Sebagai contoh menentukan
kelembapan spesifik udara setelah melewati pencurah air (WA) dan kelembapan
spesifik udara setelah melewati evaporator (WB) untuk kecepatan putar kipas 1664
rpm memiliki nilai kelembapan spesifik udara setelah melewati pencurah air (WA)
sebesar 0,0189 kgair/kgudara dan kelembapan spesifik udara setelah melewati
evaporator (WB) sebesar 0,0104 kgair/kgudara.

Tabel 4.10 Data kelembapan spesifik yang didapatkan pada psychrometric chart

WA WB
No Variasi penelitian
(kgair/kgudara) (kgair/kgudara)

1 Kecepatan putar kipas 0 rpm 0,0179 0,0098


2 Kecepatan putar kipas 981 rpm 0,018 0,0097
3 Kecepatan putar kipas 1226 rpm 0,0189 0,0105
4 Kecepatan putar kipas 1664 rpm 0,0189 0,0104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

c. Kandungan uap air yang berhasil diembunkan oleh evaporator (ΔW).

Kandungan uap air yang berhasil diembunkan oleh evaporator (ΔW) dapat
dihitung menggunakan Persamaan (2.10). Kandungan uap air yang berhasil
ditambahkan (ΔW) adalah kelembaban spesifik udara setelah melewati pencurah
air (WA) dikurangi kelembaban spesifik udara setelah melewati evaporator (WB).
Sebagai contoh perhitungan massa air yang berhasil diembunkan oleh evaporator
(ΔW) untuk kecepatan putar kipas 1664 rpm adalah sebagai berikut:
ΔW = WA – WB
= 0,0189 kgair/kgudara – 0,00104 kgair/kgudara
= 0,0085 kgair/kgudara

d. Laju aliran volume air yang berhasil diembunkan (Vair).

Laju aliran volume air yang berhasil diembunkan ( Vair) dapat dihitung
dengan menggunakan Persamaan (2.9). Laju aliran volume air yang berhasil
diembunkan (Vair) adalah jumlah air yang dihasilkan (vair) dibagi selang waktu
yang dibutuhkan (∆t). Sebagai contoh perhitungan laju aliran volume air yang
behasil diembunkan oleh evaporator (Vair) untuk kecepatan putar kipas 1664 rpm
adalah sebagai berikut:

vair
Vair =
∆t

4,033 liter
=
2 jam

= 2,017 liter/jam

e. Laju aliran massa udara (ṁudara).

Laju aliran massa udara saat proses pengembunan terjadi (ṁudara) dapat
dihitung dengan menggunakan Persamaan (2.11). Laju aliran massa udara saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

proses pengembunan (ṁudara) adalah laju aliran massa air (ṁair ) dibagi kandungan
uap air yang berhasil ditambahkan (ΔW). Sebagai contoh perhitungan laju aliran
massa udara saat proses pengembunan terjadi (ṁudara) untuk kecepatan putar kipas
1664 rpm adalah sebagai berikut:

Vair
ṁudara =
ΔW

2,017 liter/jam
=
0,0085 kgair/kgudara

= 237,29 kgudara/jam

f. Debit aliran udara (Qudara).

Debit aliran udara (Qudara) dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan


(2.12). Debit aliran udara (Qudara) adalah laju aliran massa udara saat proses
pengembunan (ṁudara) dibagi massa jenis udara (ρudara) sebesar 1,2 kg/m3. Sebagai
contoh perhitungan debit aliran udara (Qudara) untuk kecepatan putar kipas 1664
rpm adalah sebagai berikut:

ṁudara
Qudara =
ρudara

237,29 kgudara/jam
=
1,2 kg/m3

= 197,75 m³/jam

Tabel 4.11 Data hasil perhitungan pada psychrometric chart

∆W Vair
No Variasi penelitian
(kgair/kgudara) (liter/jam)
1 Kecepatan putar kipas 0 rpm 0,0081 1,858
2 Kecepatan putar kipas 981 rpm 0,0083 1,950
3 Kecepatan putar kipas 1226 rpm 0,0084 1,983
4 Kecepatan putar kipas 1664 rpm 0,0085 2,017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

Tabel 4.12 Lanjutan data hasil perhitungan pada psychrometric chart

ṁudara Qudara
No Variasi penelitian
(kgudara/jam) (m³/jam)

1 Kecepatan putar kipas 0 rpm 229,38 191,15


2 Kecepatan putar kipas 981 rpm 234,94 195,78
3 Kecepatan putar kipas 1226 rpm 236,07 196,73
4 Kecepatan putar kipas 1664 rpm 237,29 197,75

4.4 Pembahasan

Mesin penghasil aquades dengan mempergunakan siklus kompresi uap


yang dilengkapi dengan pencurah air berhasil dirakit dan mesin dapat bekerja
sesuai fungsinya. Kondisi udara memiliki kelembapan relatif sebesar 70%
sebelum melewati pencurah air kemudian meningkat menjadi sebesar 87% setelah
melewati pencurah air untuk kecepatan putar kipas 0 rpm. Kelembapan relatif
sebesar 70% sebelum melewati pencurah air kemudian meningkat menjadi sebesar
89% setelah melewati pencurah air untuk kecepatan putar kipas 981 rpm.
Kelembapan relatif sebesar 70% sebelum melewati pencurah air kemudian
meningkat menjadi sebesar 92% setelah melewati pencurah air untuk kecepatan
putar kipas 1226 rpm. Kelembapan relatif sebesar 76% sebelum melewati
pencurah air kemudian meningkat menjadi sebesar 94% setelah melewati
pencurah air untuk kecepatan putar kipas 1664 rpm. Meningkatnya kelembapan
relatif dikarenakan adanya pencurah air dan meningkatnya laju aliran massa udara
yang disebabkan oleh penambahan kipas variasi yang diletakkan di setelah
evaporator. Rata-rata kondisi udara yang dihasilkan memiliki kelembapan relatif
sebesar 71,50% sebelum melewati pencurah air dan meningkat hingga menjadi
sebesar 90,50% setelah melewati pencurah air.

Dari hasil penelitian didapatkan karakteristik dari mesin siklus kompresi


uap yang digunakan pada mesin penghasil aquades dengan pencurah air yang
menghasilkan volume aquades terbanyak per jamnya. Karakteristik mesin siklus
kompresi uap dapat dilihat pada Gambar 4.1. Pada kecepatan putar kipas 1664
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

memiliki Win sebesar 42,31 kJ/kg, Qout sebesar 268,53 kJ/kg, Qin sebesar 226,22
kJ/kg, COPaktual sebesar 5,35, COPideal sebesar 7,26 dan efisiensi sebesar 73,69 %.

0,0086

0,0085
0,0085
0,0084
∆W (kgair/kgudara)

0,0084
0,0083
0,0083
0,0082

0,0081
0,0081
0,0080

0,0079
Kecepatan putar kipas 0 rpm Kecepatan putar kipas 981 rpm
Kecepatan putar kipas 1226 rpm Kecepatan putar kipas 1664 rpm

Gambar 4.3 Kandungan uap air yang berhasil diembunkan oleh evaporator

2,050

2,000 2,017
Volume air (liter/jam)

1,983
1,950
1,950

1,900

1,850
1,858

1,800

1,750

Kecepatan putar kipas 0 rpm Kecepatan putar kipas 981 rpm


Kecepatan putar kipas 1226 rpm Kecepatan putar kipas 1664 rpm

Gambar 4.4 Volume air yang dihasilkan perjam


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

Pada Gambar 4.3 menunjukkan nilai pertambahan kelembapan spesifik


paling tinggi sebesar 0,0085 kgair/kgudara, pada variasi kecepatan putar kipas 1664
rpm dan paling rendah sebesar 0,0081 kgair/kgudara, pada variasi kecepatan putar
kipas 0 rpm. Pertambahan kelembapan spesifik terjadi karena adanya pencurah air
dan meningkatnya laju aliran massa udara yang disebabkan oleh penambahan
kipas variasi yang diletakkan di setelah evaporator.

Pada Gambar 4.4 laju aliran volume air yang dihasilkan memiliki nilai
yang berbeda-beda untuk setiap variasi nya. Laju aliran volume air yang
dihasilkan Vair rata-rata, untuk kecepatan putar kipas 0 rpm sebesar 1,858
liter/jam, untuk kecepatan putar kipas 981 rpm sebesar 1,958 liter/jam, untuk
kecepatan putar kipas 1226 rpm sebesar 1,983 liter/jam dan untuk kecepatan putar
kipas 1664 rpm sebesar 2,017 liter/jam. Maka laju aliran volume air yang
dihasilkan rata-rata adalah 1,954 liter/jam.

238,00

236,00 237,29
236,07
ṁudara (kgudara/jam)

234,00 234,94

232,00

230,00

228,00 229,38

226,00

224,00

Kecepatan putar kipas 0 rpm Kecepatan putar kipas 981 rpm


Kecepatan putar kipas 1226 rpm Kecepatan putar kipas 1664 rpm

Gambar 4.5 Laju aliran massa udara

Pada Gambar 4.5 menampilkan nilai laju aliran udara paling tinggi sebesar

237,29 kgudara/jam, pada variasi kecepatan putar kipas 1664 rpm dan paling

rendah sebesar 229,38 kgudara/jam, pada variasi kecepatan putar kipas 0 rpm.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

Tinggi rendahnya nilai ṁudara berdasarkan perbandingan antara jumlah massa air

yang diembunkan dengan jumlah perubahan kelembapan spesifik pada setiap

variasi yang dilakukan.

200,00

198,00
197,75
196,00 196,73
Qudara (m3/jam)

195,78
194,00

192,00

190,00 191,15

188,00

186,00
1

Kecepatan putar kipas 0 rpm Kecepatan putar kipas 981 rpm


Kecepatan putar kipas 1226 rpm Kecepatan putar kipas 1664 rpm

Gambar 4.6 Debit aliran udara

4500
4000
3500
Volume air (ml)

3000
2500
2000
1500
1000
500
0
0 20 40 60 80 100 120 140
Waktu (menit)
0 rpm 981 rpm 1226 rpm 1664 rpm

Gambar 4.7 Perbandingan volume air yang dihasilkan pada semua variasi
penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

Pada Gambar 4.6 menampilkan nilai perbandingan debit aliran udara


paling tinggi sebesar 197,75 m3/jam, pada variasi kecepatan putar kipas 1664
rpm dan paling rendah sebesar 191,15 m3/jam, pada variasi kecepatan putar
kipas sebesar 0 rpm. Nilai debit aliran udara didapat berdasarkan perbandingan
antara laju aliran massa udara dengan massa jenis udara itu sendiri.

Pada Gambar 4.7 menunjukkan perbandingan jumlah volume air yang


dihasilkan setiap 10 menit, yang dilakukan selama 2 jam pada semua variasi
penelitian. Dimana hasil air paling banyak sebesar 4033,33 ml, pada variasi
kecepatan putar kipas 1664 rpm dan hasil air paling sedikit sebesar 3716,67 ml,
pada variasi kecepatan putar kipas 0 rpm. Data tersebut memperlihatkan
perbedaan antar variasi. Semakin tinggi kecepatan putar kipas maka jumlah air
yang dihasilkan juga meningkat, hal ini disebabkan karena pada saat kecepatan
putar kipas meningkat maka udara yang mengandung uap air yang melewati
evaporator semakin banyak juga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian mesin penghasil aquades dengan pencurah air


diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

a. Mesin penghasil aquades dengan pencurah air menggunakan siklus kompresi


uap berhasil dirakit dan mesin dapat bekerja sesuai fungsinya.
b. Mesin penghasil aquades dengan pencurah air menggunakan siklus kompresi
uap. Memiliki laju aliran volume air yang dihasilkan rata-rata, untuk variasi
kipas pada kecepatan putar 0 rpm sebesar 1,858 liter/jam, untuk variasi kipas
pada kecepatan putar 981 rpm sebesar 1,958 liter/jam, untuk variasi kipas pada
kecepatan putar 1226 rpm sebesar 1,983 liter/jam dan untuk variasi kipas pada
kecepatan putar 1664 rpm sebesar 2,017 liter/jam.
c. Karakteristik dari mesin siklus kompresi uap yang digunakan pada mesin
penghasil aquades dengan pencurah air yang menghasilkan volume aquades
terbanyak per jamnya memiliki Win sebesar 42,31 kJ/kg, Qout sebesar 268,53
kJ/kg, Qin sebesar 226,22 kJ/kg, COPaktual sebesar 5,35, COPideal sebesar 7,26
dan efisiensi sebesar 73,69 % .

5.2 Saran

Dari hasil penelitian mesin penghasil aquades dengan pencurah air yang
telah dilakukan ada beberapa saran yang dapat dikemukakan :

a. Pada penelitian selanjutnya, disarankan menambahkan jumlah lubang pada


pencurah air agar kadar uap air yang ada di dalam udara semakin banyak.
Pada akhirnya volume aquades yang dihasilkan juga meningkat.
b. Pada penelitian selanjutnya, disarankan memperbanyak volume udara yang
masuk ke ruang mesin penghasil aquades.

64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Arismunandar, Wiranto dan Heizo Saito. 2002. Penyegaran Udara. Jakarta :


Pradnya Paramita

Eko Romadhoni. 2017. Mesin Penghasil Air Aki Menggunakan Mesin Siklus
Kompresi Uap Dilengkapi Dengan Humidifier. Yogyakarta : Sanata
Dharma

Gunawan, Ricky. 1988. Pengantar Teori Teknik Pendinginan (Refrijerasi). Jakarta


: Proyek Pengembangan Lembaga Kependidikan Tenaga Kependidikan

Kulsharestha, S.K. 1989. Buku Teks Termodinamika Terpakai Teknik Uap dan
Panas. Jakarta : Universitas Indonesia

Moran, Michael. J. 2006. Fundamentals of Engineering Thermodynamics. John


Wiley & Sons, Inc

Nababan, F.C. dan Ambarita, H. 2015. Rancang Bangun Alat Desalinasi Air Laut
Sistem Vakum Natural Dengan Media Evaporator Dan Kondensor Yang
Dimodifikasi Flange. Jurnal Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara

Sumanto. 2000. Dasar – Dasar Mesin Pendingin. Yogyakarta : Andi Offset

Yaningsih, I. dan Istanto, T. 2015. Studi Eksperimental Pengaruh Laju Aliran


Massa Udara Terhadap Produktivitas Air Tawar Unit Desalinasi Berbasis
Pompa Kalor Dengan Menggunakan Proses Humidifikasi Dan
Dehumidifikasi. Jurnal Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret

65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN

A. Mesin penghasil aquades

Gambar A.1 Mesin penghasil aquades

66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

B. Contoh gambar psychrometric chart

Gambar B.1 Psychrometric chart untuk kecepatan putar kipas 0 rpm

Gambar B.2 Psychrometric chart untuk kecepatan putar kipas 981 rpm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

Gambar B.3 Psychrometric chart untuk kecepatan putar kipas 1226 rpm

Gambar B.4 Psychrometric chart untuk kecepatan putar kipas 1664 rpm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

C. Contoh gambar diagram P-h

Gambar C.1 Diagram P-h untuk kecepatan putar kipas 1664 rpm

Anda mungkin juga menyukai