Anda di halaman 1dari 59

LAPORAN PROYEK AKHIR

Rancang Bangun Sistem Pengisi Botol Air Mineral


600 ml Berbasis PLC (Programmable Logic Control)

Fahru Rizky
NIM. 1721412035

Pembimbing
Nur Khamdi, S.Si., M.T.

PROGRAM STUDI TEKNIK MEKATRONIKA


POLITEKNIK CALTEX RIAU
2020

i
HALAMAN JUDUL

LAPORAN PROYEK AKHIR

Rancang Bangun Sistem Pengisi Botol Air Mineral


600 ml Berbasis PLC (Programmable Logic Control)

Fahru Rizky
NIM. 1721412035

Pembimbing
Nur Khamdi, S.Si., M.T.

PROGRAM STUDI TEKNIK MEKATRONIKA


POLITEKNIK CALTEX RIAU
2020

i
HALAMAN PENGESAHAN

Rancang Bangun Sistem Pengisi Botol Air Mineral 600 ml


Berbasis PLC (Programmable Logic Control)

Fahru Rizky
NIM. 1721412035

Proyek Akhir ini diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk


memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md)
di Politeknik Caltex Riau

Pekanbaru, 2020
Disetujui oleh:
Pembimbing, Penguji,

1. Nur Khamdi, S.S.T., M.T. 1. Made Rahmawaty, S.T.,M.Eng


NIP. 007511 NIP. 038105

2. Edilla, S.S.T.,M.T.
NIP. 038004

Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Mekatronika

Edilla, S.S.T. M.T.


NIP. 038004

ii
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam proyek akhir yang


berjudul:
“Rancang Bangun Sistem Pengisi Botol Air Mineral 600 ml
Berbasis PLC (Programmable Logic Control)”
Adalah benar hasil karya saya, dan tidak mengandung karya ilmiah
atau tulisan yang pernah diajukan di suatu Perguruan Tinggi.
Setiap kata yang dituliskan tidak mengandung plagiat, pernah ditulis
maupun diterbitkan orang lain kecuali yang secara tertulis diacu dalam
laporan proyek akhir ini dan disebutkan pada daftar pustaka. Saya siap
menanggung seluruh akibat apabila terbukti melakukan plagiat.

Pekanbaru, 2020

Fahru Rizky

iii
ABSTRAK

Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi di bidang


industri terus berkembang pesat. Hal ini ditandai dengan
bermunculannya mesin-mesin yang modern dan praktis untuk
digunakan. Salah satu contohnya adalah mesin pengemasan air
mineral pada botol. Yang dimana didalamnya terdapat 3 proses utama,
yaitu pengisi, penutup dan penyusun. Alat ini dikendalikan dengan
menggunakan suatu pengendali Programmable Logic Controller
(PLC) sehingga sistem gerak dari alat ini menjadi otomatis sesuai
dengan program yang telah dibuat oleh pengendali. Sistem Mekanik
untuk menggerakan botol Sembilan botol pada konveyor terbuat dari
bahan alumunium profile yang berbentuk persegi panjang dengan
ukuran 20mm x 20mm, pada bagian atas terdapat konveyor yang
didesain untuk menurunkan botol satu persatu menuju konveyor yang
berada dibawah, mekanik penurunan botol ini didesain menggunakan
akrilik sebagai jalannya botol dan terdapat motor dc sebagai pemisah
antara botol satu dan lainnya. Kontrol level air digunakan untuk
menjaga level air dalam tanki penyimpanan yang selanjutnya akan
disalurkan ke botol melalui solenoid valve. Mesin pengemasan air
mineral botol ini sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari,
sebagai contohnya mesin ini dapat digunakan oleh masyarakat untuk
mengembangkan usahanya sebagai produsen air mineral gelas. Alat
ini mampu melakukan pengisian air mineral ke botol 600 ml dengan
jumlah 24 buah botol dalam waktu 4 menit 24 detik untuk sampai pada
bagian penutup tutup botol.

Kata Kunci: Air¸ Proximity sensor, Programmable Logic Controller


(PLC).

iv
ABSTRACT

Along with the times, technology in the industry continues to


develop rapidly. This is marked by the emergence of modern machines
and practical to use. One example is the mineral water packaging
machine in bottles. In which there are 3 main processes, namely
fillers, covers and compilers. This program is created using a
Programmable Logic Controller (PLC) controller so that the motion
system of this tool becomes automatic in accordance with the program
created by the controller. The mechanics of the closure system are
designed using aluminum profiles with an acrylic workbench. The
bottle carrier section is designed in the form of a disc which in the
process of running the tool can reach 4 bottles in one process and the
disc player is designed using a Stepper motor. Where, it is expected to
complete 1 bottle closing process correctly and in less than 30
seconds. The mechanics of the bottle cap collection system are
designed automatically using a rectangular shaped plate with a width
of 3 cm according to the width of the bottle cap and tilted on a work
table with an aluminum profile buffer. In the pressing part of the bottle
cap using a DC motor with longdrat iron with capping the pressing
part of the bottle cap. This bottled mineral water packaging machine
is very useful in everyday life, for example this machine can be used
by the community to develop its business as a producer of bottled
mineral water. This tool is capable of filling mineral water into 600
ml bottles with a total 24 bottles in 4 minutes 24 seconds to arrive at
the lid of the bottle.

Keywords: Water, Proxmity Sensor, Programmable Logic Controller


(PLC).

v
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan berkat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan proyek akhir yang berjudul “Sistem Pengsisan Air
Mineral pada Gelas 250ml”. Proyek akhir ini disusun sebagai salah
satu syarat untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Diploma III pada
Program Studi Teknik Mekatronika Politeknik Caltex Riau.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada pihak yang telah banyak memberikan bantuan dan dukungan
yang tiada terhingga baik secara langsung maupun tidak langsung.
Ucapan terima kasih tersebut penulis tujukan kepada:
1. Tuhan YME atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis bisa
menyelesaikan tugas akhir ini tepat waktu.
2. Bapak Nur Khamdi, S.Si., M.T. selaku pembimbing, yang telah
memberikan ilmu dan bimbingan dengan penuh kesabaran kepada
penulis dalam menyelesaikan proyek akhir.
3. Dr. Mohammad Yanuar Hariyawan, S.T., M.T., selaku Direktur
Politeknik Caltex Riau yang telah memberikan dukungan moral
dalam menyelesaikan proyek akhir ini.
4. Bapak Edilla, S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik
Mekatronika yang telah memberikan izin untuk menyelesaikan
proyek akhir.
5. Seluruh Dosen Program Studi Teknik Mekatronika, Teknik
Mesin, Teknik Listrik yang telah memberikan bekal ilmu kepada
penulis dalam menyelesaikan proyek akhir.
6. Kedua orang tua, abang dan kakak penulis atas dukungan dan
kasih sayang tak terhingga, sehingga penulis bisa menyelesaikan
tugas akhir tepat waktu.
7. Buat sahabat-sahabat dan keluarga di meka G17, Trimai, dan
teman satu kontrakan yang tidak pernah bosan selalu membantu
saya dalam proyek akhir.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa dapat melimpahkan rahmat-
Nya kepada Bapak/Ibu dan rekan-rekan sekalian.
Penulis sangat menyadari sepenuhnya bahwa laporan proyek
akhir ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu segala jenis kritik,

vi
saran dan masukan yang membangun sangat penulis harapkan agar
dapat memberikan wawasan bagi pembaca dan yang paling utama
penulis sendiri.

Pekanbaru, 2020

Fahru Rizky

vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................... ii
PERNYATAAN ............................................................................ iii
ABSTRAK .................................................................................... iv
ABSTRACT ................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................... vi
DAFTAR ISI ............................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................... xi
DAFTAR TABEL ........................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah ....................................................... 2
1.3 Batasan Masalah............................................................ 2
1.4 Tujuan dan Manfaat....................................................... 2
1.4.1 Tujuan............................................................ 2
1.4.2 Manfaat .......................................................... 2
1.5 Metodologi Penelitian.................................................... 3
1.5.1 Studi Literatur ................................................ 3
1.5.2 Identifikasi Permasalahan ............................... 3
1.5.3 Perancangan ................................................... 3
1.6 Sistematika Penulisan .................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................... 5
2.1 Penelitian Terdahulu ...................................................... 5
2.2 Landasan Teori .............................................................. 8
2.2.1 Programmable Logic Controler (PLC) ........... 8

viii
2.2.2 Proximity sensor............................................10
2.2.3 Motor DC ......................................................11
2.2.4 Pompa Air .....................................................12
2.2.5 Relay .............................................................14
2.2.6 Power Supply (Catu Daya).............................16
2.2.7 Flowmeter sensor ..........................................16
2.2.8 Level Switch ..................................................17
2.2.9 Selenoid Linier ..............................................18
BAB III PERANCANGAN .......................................................... 19
3.1 Flowchart .................................................................... 19
3.2 Diagram Blok .............................................................. 22
3.3 Perancangan Mekanik.................................................. 23
3.4 Perancangan Elektro .................................................... 24
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS ...................................... 27
4.1 Hasil Perancangan ....................................................... 27
4.2 Pengujian .................................................................... 30
4.3 Peralatan Pengujian ..................................................... 30
4.4 Prosedur Pengujian ...................................................... 30
4.3.1 Prosedur pengujian secara manual .................30
4.3.2 Data pengujian secara manual ........................31
4.3.3 Prosedur pengujian secara otomatis ..................33
4.3.4 Data pengujian secara otomatis ......................36
4.5 Analisis ....................................................................... 38
4.5.1 Analisis data pengujian waktu untuk mengisi
satu botol air secara manual menggunakan flowmeter ............38
4.5.2 Analisis data pengujian waktu untuk mengisi
satu botol air secara manual tanpa menggunakan flowmeter ...39

ix
4.5.3 Analisis data pengujian penurunan botol dari
konveyor atas ke konveyor bawah secara otomatis .................39
4.5.4 Analisis data waktu pengisi air untuk satu botol
dan volume air secara otomatis ..............................................40
4.5.5 Analisis Program ...........................................41
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................... 44
5.1 Kesimpulan ................................................................. 44
5.2 Saran ........................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA ................................................................... 45
LAMPIRAN ................................................................................. 46

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Rancangan oleh (Triana, 2017) ................................... 5


Gambar 2. 2 Susunan limit switch (Nugroho, 2015) ......................... 6
Gambar 2. 3 Rancangan Oleh (Dinda, 2017) ................................... 7
Gambar 2. 4 Rancang bangun Alat pengisi air mineral pada botol 600
ml otomatis oleh (2 TM B, 2019) .................................................... 7
Gambar 3. 1 Flowchart alat pengisi air mineral pada 600 ml berbasis
PLC (Programmable Logic Controller)..........................................19
Gambar 3. 2 Flowchart pengisi air dari tangki cadangan ke tangki
pengisian .......................................................................................21
Gambar 3. 3 Diagram Blok alat pengisi air mineral pada 600 ml
berbasis PLC (Programmable Logic Controller) ............................22
Gambar 3. 4 Pandangan isometric alat pengisi air mineral botol 600
ml berbasis PLC ............................................................................23
Gambar 3. 5 Rangkaian kontrol alat pengisi air mineral botol 600 ml
berbasis PLC .................................................................................24
Gambar 4. 1 Tampak isometric dari alat pengisi air mineral botol 600
ml berbasis PLC…………………………………………………….27
Gambar 4. 2 Dudukan solenoid dan keran sebagai tempat pengisi air
......................................................................................................28
Gambar 4. 3 Tampak konveyor atas dan konveyor bawah ..............28
Gambar 4. 4 Tampak Tanki 1 dan Tanki 2......................................29
Gambar 4. 5 Hasil perancangan Elektro .........................................29
Gambar 4. 6 Menekan push button start .........................................33
Gambar 4. 7 Posisi awal 9 Botol disejajarkan diatas konveyor ........33
Gambar 4. 8 Proximity 1 mendeteksi adanya botol .........................34
Gambar 4. 9 Proximity 2 mendeteksi botol dan proses pengisi air
terjadi ............................................................................................34
Gambar 4. 10 Volume air terpenuhi pada botol ..............................35
Gambar 4. 11 Proximity 3 menghitung berapa botol dan botol bergerak
menuju bagian pengepres tutup ......................................................35
Gambar 4. 12 Menekan push button stop........................................36
Gambar 4. 13 Program PLC pada sistem pengisi air mineral botol 600
ml ..................................................................................................42

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Perbandingan Metode Terdahulu .................................... 8


Tabel 3. 1 Alamat input pada PLC…………………………………25
Tabel 3. 2 Alamat output pada PLC ...............................................26
Tabel 4. 1 Data waktu untuk pengisian satu botol air dengan flowmeter
(s)…………………………………………………………………...31
Tabel 4. 2 Data waktu untuk pengisian satu botol air tanpa flowmeter
(s) ..................................................................................................32
Tabel 4. 3 Data penurunan botol dari konveyor atas ke konveyor
bawah (otomatis) ...........................................................................36
Tabel 4. 4 Data waktu untuk pengisi satu botol air dan volume air
(otomatis) ......................................................................................37

xii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dewasa ini, peran teknologi dalam dunia industri telah
berkembang sangat pesat. Teknologi memegang peranan yang sangat
penting misalnya dalam otomasi suatu proses. Jika dibandingkan
dengan cara manual, hasil dari sebuah otomasi lebih praktis, efisien,
cepat dan akurat sehingga produk yang dihasilkan lebih berkualitas
dalam waktu yang lebih singkat. Selain itu, biaya produksi dapat
diminimalisir dengan menekan sesedikit mungkin tenaga manusia
yang diberdayakan. Oleh karena itu, sistem otomasi sangat dibutuhkan
dalam industri.
Otomasi industri pada perusahaan air minum hampir mencakup
seluruh bagian produksi termasuk bagian pekerjaan mengisi air ke
dalam botol. PLC (Programmable Logic Cotroller) adalah sebuah alat
yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan relai yang
kaitannya sangat erat dengan otomasi industri (Putra, 2004). Mesin
pengisian botol otomatis menggunakan PLC (Progammable Logic
Controller) merupakan solusi tepat agar perusahaan dapat
memproduksi secara praktis, efisien, cepat dan akurat. PLC akan
bekerja sesuai program yang ditanamkan pada dirinya.
Perkembangan pada filling plant suatu industri minuman
membuat rekayasa pengisian air kedalam botol menggunakan bantuan
sensor-sensor dengan unit pengolah adalah PLC. Sensor yang biasa
digunakan untuk menimbang volume air dalam botol adalah
menggunakan load-cell yang ditempatkan dibawah konveyor yang
menggerakan botol. Inti kerjanya dari sistem ini, valve pengisian air
dalam botol akan terus membuka (mengisikan air) sampai berat
(volume) air dalam botol telah sesuai dengan yang diharapkan.
Rekayasa lain adalah menggunakan fitur timer dari PLC dalam
mengisi botol juga sering dilakukan. Cara ini menentukan lamanya
waktu valve pengisi air selama beberapa waktu dengan asumsi arus air
dari valve pengisi dianggap selalu sama (Triana, 2017).
Beberapa rekayasa dalam proses pengisian air di atas memang berhasil
membuat sistem bekerja secara otomatis. Namun, diperlukan cara lain

1
untuk perusahaan untuk peningkatan efisiensi kerja. Saat perusahaan
memilih menggunakan bantuan sensor load-cell, masalah yang timbul
adalah perbedaan tebal belt tempat botol juga akan sangat
mempengaruhi hasil pembacaan sensor. Terlebih lagi jika proses
pengisian dilakukan saat konveyor berjalan. Disisi lain, ketika
perusahaan memilih menggunakan fitur timer dari PLC, ketidak
akuratan volume air terjadi saat variabel putaran menutupnya valve
mudah sekali berubah. Selain itu besarnya arus dari valve pengisi air
juga sering tidak mungkin linear (Dinda, 2017).
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, dirumuskan
permasalahan yang dibahas dalam proposal ini adalah bagaimana
mengoptimalkan kinerja sistem pengisi botol. Dari sisi kendali, sistem
menggunakan PLC sebagai unit pengontrol agar diperoleh hasil
pengisian yang tepat dan memiliki respon sistem yang cepat.
1.3 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam pembuatan proyek akhir ini
adalah:
1. Volume cairan yang ditampung dalam sistem ini adalah
600 ml.
2. Proses pengisian hanya bisa dilakukan sekali dalam sekali
proses.
3. Cairan yang digunakan tidak bersifat korosif.
1.4 Tujuan dan Manfaat
1.4.1 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah merancang dan
membuat suatu sistem pengisi botol air mineral 600 ml berbasis PLC.
Dimana, diharapkan dapat menyelesaikan 1 proses pengisian air
kedalam botol dengan tepat dan dalam waktu kurang lebih 120 detik.
1.4.2 Manfaat
Manfaat dari penelitian alat pengisian air mineral ke dalam
botol berbasis PLC adalah dapat melakukan pengisian botol dengan
cepat, sehingga dapat memenuhi tuntutan pasar yang semakin tinggi.

2
1.5 Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian diperlukan sebagai pondasi atau dasar
dalam sebuah penelitian. Adapun metodologi yang digunakan dalam
perancangan proyek akhir ini adalah sebagai berikut:

1.5.1 Studi Literatur


Studi literatur yang akan dilakukan untuk menunjang
pengerjaan alat ini dilakukan melalui:
1. Pencarian informasi dari buku, jurnal, dan paper yang terkait
2. Media berupa internet
3. Diskusi
4. Bimbingan dengan dosen pembimbing.
1.5.2 Identifikasi Permasalahan
Berdasarkan studi literatur yang telah dilakukan, maka
identifikasi masalah yang didapatkan adalah membuat mekanik untuk
penurunan gelas dan metode pengisian air pada gelas yang kemudian
dikontrol dengan menggunakan Programmable Logic Controller
(PLC).
1.5.3 Perancangan
Pembuatan tugas Rancang Bangun Sistem Pengisi Air Mineral
pada Botol 600 ml Berbasis PLC, diperlukan desain dan perancangan
guna mendapatkan gambaran tentang alat yang akan dibuat.
Perancangan tugas akhir alat pengisi air mineral dengan kontrol PLC
meliputi:
1. Perancangan Mekanik
Merancang desain mekanik pengisian air mineral dengan
menggunakan software Solidworks. Desain alat meliputi desain
kerangka secara keseluruhan.
2. Perancangan Elektronika
Perancangan sistem elektronika meliputi perancang rangkaian
untuk wiring input/output ke pusat kontroler.
3. Perancangan Program
Perancangan program menggunakan PLC sebagai kontroler
utama sistem.

3
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan proyek akhir ini secara
keseluruhan terdiri dari empat bab, masing-masing terdiri dari
beberapa sub bab. Adapun pokok pembahasan dari masing-masing
bab tersebut secara garis besar sebagai berikut:

ABSTRAK
Abstrak berisi suatu tulisan singkat dan menyeluruh dari isi
laporan proyek akhir. Dengan demikian diharapkan pembaca dapat
memahami isi dari abstrak proposal.
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan berisi latar belakang masalah yang merupakan
dasar penyusunan proyek akhir ini. Pada pendahuluan terdapat
perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat, metodologi
penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka membahas dasar teori yang digunakan
sebagai pendukung perancangan dan pembuatan proyek akhir ini.
Pada tinjauan pustaka terdapat penelitian terdahulu yang membahas
alat yang telah ada yang akan menjadi referensi untuk proyek yang
akan dibuat.
BAB III PERANCANGAN
Perancangan membahas mengenai tahap demi tahap
perancangan proyek akhir. Tahap perancangan dimulai dari desain
mekanik, desain elektronik, dingga perancangan alur kontrol untuk
perancangan proyek akhir.
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
Pengujian dan analisa membahas mengenai pengujian
terhadap sistem yang telah dibuat dan dilakukan analisa terhadap hasil
pengujian tersebut.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisi mengenai kesimpulan dan saran dari
Proyek Akhir yang telah dibuat.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu


Pada penelitian terdahulu oleh (Triana, 2017) mengenai
pengisian air pada botol dengan menggunakan timer dalam
penelitiannya, pada rancangannya peneliti menggunakan proximity
sensor untuk mendeteksi keadaan botol dan pompa air untuk
mendorong air ke gelas. Konveyor akan berhenti saat sensor proximity
mendeteksi botol kemudian pompa air akan aktif selama 5 detik,
waktu 5 detik tersebut merupakan waktu yang diperlukan untuk
mengisi botol sampai penuh, data tersebut didapat dari hasil
percobaan. Dengan begitu, maka pengisian air pada botol akan sesuai
dengan yang diharapkan. Pada Gambar 2.1 dapat dilihat rancangan
oleh Triana.

Gambar 2. 1 Rancangan oleh (Triana, 2017)

Dalam penelitian lainnya mengenai Sistem pengisian air


minuman pada gelas menggunakan 2 buah limit switch, yaitu limit
switch batas atas dan limit switch batas bawah. Dari gambar 2.2 dapat
dilihat bahwa sensor ketinggian cairan dilengkapi dengan pelampung
yang terhubung dengan limit switch.

5
Gambar 2. 2 Susunan limit switch (Nugroho, 2015)

Prinsip kerja dari sensor ketinggian di atas adalah


memanfaatkan kontak antara ujung tuas dengan limit switch. Pada saat
tangki kosong, pelampung bersifat membebani tuas, sehingga tuas
akan menyentuh limit switch bawah. Pada saat tangki berisi cairan
maka pelampung akan mengangkat ujung tuas sehingga menyentuh
limit switch atas (Nugroho, 2009).
Pada penelitian oleh (Dinda, 2017) peneliti merancang sebuah
sistem pengisian dengan menggunakan loadcell . Dengan cara kerja
Solenoid valve dan pompa akan menyala lalu lampu indikator
pengisian menyala dan botol akan mulai terisi air, apabila loadcell
sudah mendeteksi botol sesuai dengan setpoint yaitu 320 gram maka
solenoid valve akan menutup dan pompa berhenti bekerja. Loadcell
digunakan untuk mendeteksi berat dari botol yang sudah berisi air.
Sensor ini menghasilkan sinyal berupa perubahan nilai resistansi
apabila terdeteksi adanya beban. Pada Gambar 2.3 dapat dilihat
ilustrasi rancangan mesin oleh (Dinda, 2017).

6
Gambar 2. 3 Rancangan Oleh (Dinda, 2017)

Riset awal mengenai Rancang Bangun Sistem Pengisi Botol


Air Mineral 600 ml berbasis PLC sudah dilakukan oleh teman-teman
2 TM B (2019) dengan judul Rancang Bangun Alat Pengisi Air
Mineral pada Botol 600 ml Berbasis PLC (Programmable Logic
Controller) pada semester 3 dan 4 dengan mata kuliah workshop
mekatronika 1 dan workshop mekatronika 2. Pada riset awal ini
menggunakan metode dengan mikrokontroller arduino. Dimana pada
alat ini dapat dijelaskan dari sistem pengisian botol hanya bisa diisi
satu kali dan begitu juga dengan bagian penutupan yang hanya bisa
satu kali dalam sekali jalan dan pada alat sistem pengepakan baru
dapat dikerjakan tiga botol dalam sekali jalan. Bentuk dari alat yang
telah dibuat dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Gambar 2. 4 Rancang bangun Alat pengisi air mineral pada


botol 600 ml otomatis oleh (2 TM B, 2019)

7
Dari empat peneliti yang telah dijelaskan dapat diperjelas
pada Tabel 2.1 yang merupakan perbandingan metode terdahulu.
Sehingga mempermudah untuk mengetahui kontroler apa yang
digunakan seta kelebihan dan kekurangan dari alat tersebut.
Tabel 2. 1 Perbandingan Metode Terdahulu
No Peneliti Kontroller Media Kelebihan Kekurangan
1 Triana Programmable Pompa Pengisian Tidak
(2017) Logic air cepat akurat
Controller
(PLC)
2 Nugroho Programmable Limit Pengisian Tidak
(2009) Logic switch akurat Efisien
Controller
(PLC)
3 Dinda Programmable Loadcell Pengisian Loadcell
(2017) Logic akurat kurang
Controller optimal
(PLC)
4 2 TMB Mikrokontroller Arduino Ketepatan Pengisian
(2019) arduino dalam Lambat
pengisian
air agar
tidak
tumpah

Berdasarkan dari penelitian terdahulu, alat yang akan


dikembangkan memiliki kelebihan dalam pengisian yaitu dalam
proses pengisian memiliki input botol lebih dari 1 botol 600 ml yaitu
xhingga 9 botol 600ml yang akan disejajarkan diatas konveyor.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Programmable Logic Controler (PLC)


Definisi Programmable Logic Controller (PLC) menurut
National Electrical Manufactures Association (NEMA) adalah suatu
alat elektronika digital yang menggunakan memori yang dapat

8
diprogram untuk menyimpan instruksi-instruksi dari suatu fungsi
tertentu seperti logika, sekuensial, pewaktu dan aritmatika untuk
mengendalikan suatu proses. Dengan pengertian lain PLC adalah
suatu alat kendali elektronika yang dapat diprogram dengan
menggunakan fungsi logika. Pekembangan komponen mikro
elektronika, terutama yang bersifat dapat diprogram menghasilkan
suatu sistem kendali elektronika yang sangat fleksibel. Alat kendali
yang dapat diprogram tersebut salah satunya adalah sistem kendali
berbasis logika relay yang kemudian disebut PLC (Programmable
Logic Controller). Operasi PLC dalam pengendalian sistem terdiri
dari tiga tahap yaitu:
1. Pembacaan kondisi input (Scaning Input)
2. Pemrosesan kondisi input sesuai dengan program yang ada
memori.
3. Meng-update kondisi output untuk menggerakkan peralatan-
peralatan beban.

Gambar 2. 5 Diagram Blok Proses Kontrol pada PLC Secara Umum

Berikut adalah penjelasan dari Gambar 2.5 mengenai Diagram


Blok Proses Kontrol pada PLC:
1. Masukan berfungsi untuk memberikan sinyal, data atau perintah
yang diperlukan, selanjutnya sinyal/data diolah sedemikian rupa
sehingga menghasilkan nilai keluaran yang sudah ditentukan.
Sinyal-sinyal masukan biasanya terdiri dari berbagai macam jenis
tranduser, yaitu suatu komponen yang mengubah besaran fisika
kebentuk sinyal-sinyal listrik.
2. Proses adalah bekerjanya sistem kontrol sehubungan dengan
informasi-informasi yang diperoleh dari pembacaan sinyal-sinyal
masukan dan selanjutnya diproses untuk menghasilkan aksi
keluaran sesuai dengan deskripsi kerja yang telah ditentukan.
3. Keluaran kontrol merupakan suatu keluaran yang berhubungan
langsung dengan proses dari sistem kontrol, dimana keluaran
kontrol ini merupakan antarmuka bagi sistem kontrol agar dapat

9
mengendalikan suatu beban yang berdaya besar dengan sinyal
masukkan kecil/rendah.

2.2.2 Proximity sensor

Gambar 2. 6 Proximity sensor

Proximity sensor adalah sensor yang dapat mendeteksi


keberadaan objek yang ada di dekatnya tanpa melalui kontak fisik
dengan objek tersebut. Dapat dilihat pada Gambar 2.6 adalah
proximity sensor. Karakteristik dari sensor ini adalah mendeteksi
objek dengan jarak yang cukup dekat, berkisar antara 1 mm sampai
beberapa centi meter saja sesuai tipe sensor yang digunakan.
Proximity Kapasitif merupakan sensor yang akan mendeteksi semua
obyek yang ada dalam jarak sensingnya baik metal maupun non-metal.
Pada Tabel 2.1 dapat dilihat spesifikasi dari Proximity sensor. Dan
pada Gambar 2.7 dapat dilihat rangkaian dalam proximity sensor.

10
Gambar 2. 7 Rangkaian Proximity sensor

Tabel 2.1 Spesifikasi Sensor Proximity Kapasitif (Dinda, 2017)

2.2.3 Motor DC
Motor Listrik DC atau DC Motor adalah suatu perangkat yang
mengubah energi listrik menjadi energi kinetik atau gerakan (motion).
Motor DC ini juga dapat disebut sebagai Motor Arus Searah. Seperti
namanya, DC Motor memiliki dua terminal dan memerlukan tegangan
arus searah atau DC (Direct Current) untuk dapat menggerakannya.
Motor Listrik DC ini biasanya digunakan pada perangkat-perangkat
Elektronik dan listrik yang menggunakan sumber listrik DC seperti
Vibrator Ponsel, Kipas DC dan Bor Listrik DC.
Motor Listrik DC atau DC Motor ini menghasilkan sejumlah
putaran per menit atau biasanya dikenal dengan istilah RPM

11
(Revolutions per minute) dan dapat dibuat berputar searah jarum jam
maupun berlawanan arah jarum jam apabila polaritas listrik yang
diberikan pada Motor DC tersebut dibalikan. Motor listrik DC tersedia
dalam berbagai ukuran rpm dan bentuk. Kebanyakan motor listrik DC
memberikan kecepatan rotasi sekitar 3000 rpm hingga 8000 rpm
dengan tegangan operasional dari 1,5V hingga 24V. Apabila tegangan
yang diberikan ke motor listrik DC lebih rendah dari tegangan
operasionalnya maka akan dapat memperlambat rotasi motor DC
tersebut sedangkan tegangan yang lebih tinggi dari tegangan
operasional akan membuat rotasi motor DC menjadi lebih cepat.
Namun ketika tegangan yang diberikan ke motor DC tersebut turun
menjadi dibawah 50% dari tegangan operasional yang ditentukan
maka Motor DC tersebut tidak dapat berputar atau terhenti.
Sebaliknya, jika tegangan yang diberikan ke Motor DC tersebut lebih
tinggi sekitar 30% dari tegangan operasional yang ditentukan, maka
motor DC tersebut akan menjadi sangat panas dan akhirnya akan
menjadi rusak. Gambar 2.8 adalah animasi dari prinsip kerja Motor
DC.

Gambar 2. 8 Prinsip Kerja Motor DC


(http://teorick.blogspot.com/2012/10/prinsip-kerja-motor-dc.html)

2.2.4 Pompa Air

12
Gambar 2. 9 Pompa Air 12VDC

Pompa merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan


suatu cairan dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara menaikkan
tekanan cairan tersebut. Kenaikan tekanan cairan tersebut digunakan
untuk mengatasi hambatan-hambatan pengaliran. Hambatan-
hambatan pengaliran itu dapat berupa perbedaan tekanan, perbedaan
ketinggian atau hambatan gesek. Gambar 2.9 adalah penampakan dari
pompa air mini 12v. Dan spesifikasi pompa air dapat dilihat pada
Tabel 2.3.
Tabel 2.2 Spesifikasi Pompa Air 12vdc

13
2.2.5 Relay

Gambar 2. 10 Relay
Pada Gambar 2.10 dapat dilihat adalah modul relay. Relay
adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan
komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2
bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat
Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik
untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang
kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih
tinggi. Sebagai contoh, dengan Relay yang menggunakan
Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakan Armature Relay
(yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk menghantarkan listrik 220V
2A.

Gambar 2. 11 Konstruksi sederhana relay

14
Gambar 2. 12 Rangkain Modul relay

Dari Gambar 2.11 dapat dilihat konstruksi sederhana relay,


dan berikut penjelasannya. Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri
dari 2 jenis yaitu :
 Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan
akan selalu berada di posisi CLOSE (tertutup)
 Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan
akan selalu berada di posisi OPEN (terbuka)

Berdasarkan gambar diatas, sebuah Besi (Iron Core) yang dililit


oleh sebuah kumparan Coil yang berfungsi untuk mengendalikan Besi
tersebut. Apabila Kumparan Coil diberikan arus listrik, maka akan
timbul gaya Elektromagnet yang kemudian menarik Armature untuk
berpindah dari Posisi sebelumnya (NC) ke posisi baru (NO) sehingga
menjadi Saklar yang dapat menghantarkan arus listrik di posisi
barunya (NO). Posisi dimana Armature tersebut berada sebelumnya
(NC) akan menjadi OPEN atau tidak terhubung. Pada saat tidak dialiri
arus listrik, Armature akan kembali lagi ke posisi Awal (NC). Coil
yang digunakan oleh Relay untuk menarik Contact Poin ke Posisi
Close pada umumnya hanya membutuhkan arus listrik yang relatif
kecil.
Gambar 2.12 adalah gambar rangkaian dari modulrelay yang akan
digunakan untuk meneruskan input dari sensor sebagai input pada
PLC yang membutuhkan tegangan input 24v.

15
2.2.6 Power Supply (Catu Daya)
Power Supply atau dalam Bahasa Indonesia disebut dengan
Catu Daya adalah suatu alat listrik yang dapat menyediakan energi
listrik untuk perangkat listrik ataupun elektronika lainnya. Pada
dasarnya Power Supply atau Catu daya ini memerlukan sumber energi
listrik yang kemudian mengubahnya menjadi energi listrik yang
dibutuhkan oleh perangkat elektronika lainnya. Oleh karena itu,
Power Supply kadang-kadang disebut juga dengan istilah Electric
Power Converter.
Power supply diharapkan dapat melakukan fungsi-fungsi
berikut ini:
1. Rectification yaitu konversi input listrik AC menjadi DC.
2. Voltage Transformation yaitu memberikan keluaran tegangan
DC yang sesuai dengan yang dibutuhkan.
3. Filtering yaitu menghasilkan arus listrik DC yang lebih bersih,
bebas dari ripple ataupun noise listrik yang lain.
4. Regulation yaitu mengendalikan tegangan keluaran agar tetap
terjaga, tergantung pada tingkatan yang dinginkan, beban daya,
dan perubahan kenaikan temperatur kerja juga toleransi
perubahan tegangan daya input.
5. Isolation yaitu memisahkan secara elektrik output yang
dihasilkan dari sumber input.
6. Protection yaitu mencegah lonjakan tegangan listrik (jika
terjadi), sehingga tidak terjadi pada output, biasanya dengan
tersedianya sekering untuk auto shutdown jika hal ini terjadi.

2.2.7 Flowmeter sensor

Gambar 2. 13 Flowmeter sensor

16
Gambar 2.13 adalah flowmeter sensor Kegunaan flowmeter
adalah alat yang digunakan untuk mengetahui adanya suatu aliran
material (liquid, gas, powder) dalam suatu jalur aliran, dengan segala
aspek aliran itu sendiri, yang meliputi kecepatan aliran atau flow rate
dan total massa atau volume dari matrial yang mengalair dalam jangka
waktu tertentu atau sering disebut dengan istilah totalizer. Dengan
diketahuinya parameter dari aliran suatu matrial oleh alat ukur
flowmeter yang dikirim berupa data angka dan dapat juga diteruskan
guna menghasilkan aliran listrik atau sinyal yang bisa digunakan
sebagai input pada control atau rangkaian electric lainnya.
Pada kasus tertentu flowmeter dapat digunakan untuk
mendapatkan efisiensi dari suatu proses dengan cara melakukan
adjustment besar kecilnya suatu aliran fluida. Seperti di industri
manufacture dimana kebutuhan air, udara bertekanan dan steam yang
tentunya besar kecilnya harus mengacu pada kebutuhan lini produksi
berdasarkan konsumsi mesin pada proses produksi. Flowmeter di sini
bisa digunakan sebagai acuan besar kecilnya kebutuhan udara/air
/steam dengann menyetel valve sehingga mesin yang membutuhkan
udara lebih kecil bisa di sesuaiakn alirannya dan begitu juga
sebaliknya. Sehingga tidak ada lagi kekuranagan udara/air atau steam
untuk mesin2 yang membutuhkan lebih banyak.
2.2.8 Level Switch
Secara bahasa level switch berarti level artinya ketinggian,
sedangkan switch artinya saklar, jadi secara keseluruhan berarti saklar
otomatis yang digunakan untuk mendeteksi ketinggian, contohnya
digunakan untuk mendeteksi suatu volume benda cair yang terdapat
pada suatu tabung atau tangki penampungan seperti tangki air, tangki
minyak, dll.
Sensor dari level switch berada dibagian depan (besi panjang
yang dipisahkan oleh benda berwarna putih) berfungsi untuk
mendeteksi benda cair, kemudian kontrolnya ada di bagian belakang
berbentuk bulat, didalamnya terdapat rangkaian elektronik, yang
betugas sebagai pengontrol kerja level switch, selain itu juga sebagai
terminal untuk dihubungkan ke perangkat listrik lainnya, selain itu
level switch mempunyai tegangan kerja antara 100 - 200 Vac dan
mempunyai beban kerja sekitar 5 Ampere. Gambar 2.14 merupakan
gambar level switch.

17
Gambar 2. 14 Level Switch (tokopedia.com)

2.2.9 Selenoid Linier


Selenoida (Selenoid) adalah perangkat elektromagnetik yang
dapat mengubah energi listrik menjadi energi gerakan. Selenoid
merupakan sebuah kumparan yang terbuat dari kabel panjang yang
dililitkan secara rapat. Panjang Selenoid biasanya jauh lebih besar
daripada diameternya. Gambar 2.15 merupakan gambar dari solenoid
linier berjenis JF-1050B Pada dasarnya, energi yang dihasilkan oleh
Selenoida Linier ini sendiri dibedakan menjadi dua jenis yaitu:
1. Selenoid tipe tarik (Pull).
2. Selenoid tipe dorong (Push).

Gambar 2. 15 Selenoid JF-1050B (tokopedia.com)

18
BAB III
PERANCANGAN

Perancangan adalah tahap awal dari suatu proses pembuatan


dan pengerjaan alat atau mesin untuk mempermudah dan
memperlancar proses pembuatannya. Dalam proses pengerjaan
proyek akhir ini, perancangan menjadi bagian utama yang sangat
membantu untuk proses penyelesaian alat ini. Adapun masing-masing
tahap dalam proses perancangan alat ini seperti diagram blok,
flowchart, perancangan mekanik, dan perancangan elektronika.
3.1 Flowchart
Flowchart atau diagram alir berfungsi untuk mendeskripsikan
urutan pengisian botol oleh alat pengisi air mineral pada 600 ml
berbasis PLC (Programmable Logic Controller) dapat dilihat pada
Gambar 3.1.

Gambar 3. 1 Flowchart alat pengisi air mineral pada 600 ml berbasis


PLC (Programmable Logic Controller)

19
Dari flowchart yang tertera pada Gambar 3.2 menjelaskan
proses dari awal botol 600 ml masuk sampai pengisian air kedalam
botol. Pada saat botol 600 ml sudah disusun sebanyak 9 botol dan
kemudian penekanan push button, konveyor atas aktif dan botol
bergerak menuju konveyor bawah sehingga proximity 1 mendeteksi
adanya botol menyebabkan konveyor atas berhenti untuk menahan
botol selanjutnya. Lalu konveyor bawah aktif dan bergerak hingga
proximity 2 mendeteksi botol dan mulai melakukan proses pengisian
dengan metode solenoid valve aktif yaitu terbukanya katup pada
solenoid dan akan menaikkan keran yang membuat air keluar. Jika
tidak terdeteksi adanya botol, hal yang sama akan terjadi yakni proses
akan kembali ke awal. Setelah proses pengisian selesai maka konveyor
atas akan kembali aktif dan bergerak hingga botol selanjutnya
bergerak menuju konveyor bawah lalu proses akan berulang. Proses
tersebut akan berulang sampai 24 botol 600 ml yang disusun pada awal
proses terisi semua. Sensor proximity 3 akan menghitung jumlah botol
yang sudah terisi, jika nilai perhitungan sama dengan 24 maka proses
pengisi akan berhenti, namun jika belum tercapai maka proses pengisi
akan berlanjut. Kemudian proses penutup akan dilanjutkan setelah
proses pengisi selesai. Gambar 3.3 merupakan flowchart untuk
penjelasan proses sistem pengisi air pada tangki yang digunakan untuk
pengisi air mineral pada botol 600 ml berbasis PLC.

20
Gambar 3. 2 Flowchart pengisi air dari tangki cadangan ke
tangki pengisian

Keterangan:
1. Tangki 1 = Tangki Pengisian
2. Tangki 2 = Tangki Cadangan

21
3.2 Diagram Blok
Dalam perancangan suatu sistem dibutuhkan suatu blok
diagram yang dapat menjelaskan kerja sistem secara keseluruhan agar
sistem yang dibuat dapat berfungsi sesuai dengan yang diinginkan.
Rancang Bangun Sistem Pengisi Air Mineral Pada Botol 600 ml
Berbasis PLC (Programmable Logic Controller) ini ditunjukkan pada
Gambar 3.1.

Gambar 3. 3 Diagram Blok alat pengisi air mineral pada 600 ml


berbasis PLC (Programmable Logic Controller)

22
3.3 Perancangan Mekanik
Pada gambar 3.4 merupakan tampak isometrik dari hasil
perancangan alat pengisi air mineral botol 600ml berbasis PLC
(Programmable Logic Controller).

4
1

6
2

Gambar 3. 4 Pandangan isometric alat pengisi air mineral botol


600 ml berbasis PLC
Keterangan:
1. Konveyor bagian atas sebagai tempat disejajarkan 9 botol 600
ml yang akan di isi.
2. Konveyor bagian bawah sebagai penghubung dari konveyor
atas dan tempat pengisi air mineral pada botol akan terjadi.
3. Tempat dudukan solenoid dan keran sebagai media pengisi air
mineral pada botol.
4. Level switch berfungsi untuk memberi sinyal kepada pompa
air apabila air pada tanki 1 telah kurang dari level switch
bagian bawah.
5. Panel box sebagai tempat peletakan rangkaian elektronika
yang akan menggerakkan alat.

23
6. Bagian penghubung alat pengisi air mineral pada botol 600 ml
kepada alat pengepres tutup botol 600 ml.
3.4 Perancangan Elektro
Untuk menggerakkan alat pengisi air mineral botol 600 ml ini,
digunakan rangkaian yang dikontrol oleh PLC (Programmable Logic
Controller).

Gambar 3. 5 Rangkaian kontrol alat pengisi air mineral botol


600 ml berbasis PLC

24
Pada Gambar 3.5 rangkaian kontrol alat pengisi air mineral
botol 600 ml berbasis PLC, terdapat input berupa 3 buah proximity
yang terhubung dengan relay 5v. Lalu ada 2 input level switch 1 dan 2
yang langsung terhubung dengan 24v yang terdapat pada PLC
(Programmable Logic Controller). Kemudian ada 2 input untuk push
button start dan push button stop yang juga terhubung dengan 24v
pada PLC. Dan yang terakhir terdapat input flowmeter yang
menggunakan driver L298N. Pada bagian output, ada 2 motor DC
sebagai penggerak konveyor. Lalu terdapat pompa air, solenoid
sebagai pembuka dan penutup keran air. Dan yang terakhir terdapat
output 2 lampu indikator.
Tabel 3. 1 Alamat input pada PLC

No. Komponen Alamat Input

1. Level Switch 1 %I0.0

2. Level Switch 2 %I0.1

3. Proximity sensor 1 %I0.2

4. Flowmeter sensor %I0.3

5. Proximity sensor 2 %I0.4

6. Proximity sensor 3 %I0.6

7. Push Button Start %I0.7

8. Push Button Stop %I0.8

25
Tabel 3. 2 Alamat output pada PLC
No. Komponen Alamat Output

1. Motor DC 1 %Q0.6

2. Motor DC 2 %Q0.4

3. Pompa air %Q0.5

4. Solenoid %Q0.1

5. Lampu indikator hijau %Q0.7

6. Lampu indikator merah %Q0.8

26
BAB IV
PENGUJIAN DAN ANALISIS

Untuk mengetahui hasil dari sistem pengisian air mineral botol


600ml perlu dilakukan pengujian dan pengambilan data dari alat yang
telah dibuat, prosesnya akan dilakukan beberapa pengujian untuk
mengetahui kinerja dari sistem pengisian pada air mineral botol
600ml.
4.1 Hasil Perancangan
Hasil perancangan mekanik seperti pada Gambar 4.1
merupakan tampak keseluruhan dari alat pengisi air mineral pada
botol 600 ml berbasis PLC (Programmable Logic Controller) yang
memiliki dimensi 128 x 81 x 98cm. Kerangka alat dibuat
menggunakan bahan alumunium profile dan juga akrilik.

Gambar 4. 1 Tampak isometri dari alat pengisi air mineral


botol 600 ml berbasis PLC

Pada Gambar 4.2 merupakan dudukan dari solenoid dan keran


yang berfungsi untuk melakukan pengisian air pada botol 600 ml.
Bahan pada dudukan tersebut merupakan akrilik yang sudah di
cutting.

27
Gambar 4. 2 Dudukan solenoid dan keran sebagai
tempat pengisi air

Pada alat ini menggunakan 2 buah konveyor yang akan


membuat botol bergerak dari konveyor atas menuju konveyor bawah
yang dimana pada bagian konveyor bawah ini adalah tempat
melakukan pengisian air. Dapat dilihat pada Gambar 4.3.

Konveyor atas

Konveyor bawah

Gambar 4. 3 Tampak konveyor atas dan konveyor bawah

28
Pada Gambar 4.4 merupakan tanki 1 dan tanki 2 sebagai tempat
peletakan air yang akan diisi pada botol 600 ml. Tanki 1 berfungsi
sebagai tanki utama untuk pengisi air pada botol. Tanki 2 sebagai tanki
cadangan apabila level switch pada tanki 1 sudah mencapai bagian
bawah yang secara otomatis akan menghidupkan pompa air.

Tanki 1

Tanki 2

Gambar 4. 4 Tampak Tanki 1 dan Tanki 2

Pada gambar 4.5 merupakan hasil dari perancangan rangkaian


elektronika alat pengisi air mineral botol 600ml berbasis PLC yang
sudah dirangkai pada panel box dan dihubungkan pada komponen
yang digunakan pada alat.

Gambar 4. 5 Hasil perancangan Elektro

29
4.2 Pengujian
Pengujian sistem pengisi air mineral botol ini dilakukan dengan
menempatkan susunan botol 600ml pada konveyor atas, selanjutnya
sistem kerja dari alat ini akan menjalankan botol yang sudah disusun
untuk kemudian di turunkan satu persatu ke konveyor bawah, setelah
itu konveyor akan bergerak sampai pada posisi tertentu sensor
proximity mendeteksi botol dan berhenti kembali. Untuk proses
pengisi saat sensor proximity mendeteksi adanya botol maka keran
akan terbuka untuk mengisi botol sampai penuh dan akan otomatis
keran tertutup saat flowmeter mendapat data tertentu. Adapun hasil
yang akan diperoleh dari pengujian ini yaitu ketepatan dalam
pengisian air kedalam gelas dan waktu yang dibutuhkan dalam sekali
proses pengisian gelas. Dimana fungsi dari data tersebut akan menjadi
bahan untuk sinkronisasi dengan sistem pengepresan air mineral botol
600 ml dan sistem penyusun air mineral botol 600ml.
Untuk melakukan pengujian sistem pengisian air mineral botol
600ml terdapat beberapa hal yang diperlukan, seperti:

4.3 Peralatan Pengujian


1. Botol 600ml berfungsi sebagai bahan untuk dilakukan
pengujian.
2. Stopwatch berfungsi untuk mengetahui waktu saat dilakukan
pengujian.
3. Kamera berfungsi sebagai dokumentasi untuk pendukung
pengambilan data saat dilakukan pengujian.
4.4 Prosedur Pengujian
Pada prosedur pengujian ini terbagi menjadi 2 bagian. Yaitu
pengujian yang dilakukan secara manual dan otomatis, data yang
didapat pada pengujian ini berupa data waktu yang dibutuhkan untuk
mengisi satu botol air.
4.3.1 Prosedur pengujian secara manual
Langkah-langkah pengujian yang dilakukan pada saat
pengujian secara manual ini adalah:
1. Menaruh susunan botol pada konveyor atas.

30
2. Memberikan tegangan 12v pada motor DC agar konveyor
atas bergerak.
3. Memberikan tegangan 12v pada motor DC agar konveyor
bawah bergerak dan memutus tegangan 12v pada konveyor
atas.
4. Menyesuaikan berhenti botol pada keran pengisi air lalu
memutus tegangan 12v pada motor DC konveyor bawah.
5. Memberi tegangan 24V pada solenoid untuk mebuka keran
sekaligus menekan start stopwatch.
6. Kemudian memutus tegangan 24V saat botol terlihat sudah
penuh sekaligus menekan stop stopwatch.
7. Setelah proses terakhir selesai dilanjutkan oleh bagian
pengepresan tutup botol.
8. Menganalisa data yang didapat.
4.3.2 Data pengujian secara manual
Pengambilan data pada sistem pengisi air mineral botol 600ml
yang dilakukan secara manual adalah sebagai berikut:
1. Data pengisian air kedalam botol menggunakan flowmeter
Setelah botol berhasil jatuh dari konveyor atas ke konveyor
bawah maka langkah selanjutnya adalah proses pengisian air
kedalam botol dengan cara memberi tegangan pada solenoid yang
terhubung ke keran. Pada bagian pengisi air mineral kedalam
botol mempunyai tingkat keberhasilan yang baik, waktu yang di
dapat cukup konsisten dan mengalami sedikit perubahan. Pada
Tabel 4.2 terdapat data hasil percobaan pengisian air kedalam
gelas dengan 8 kali percobaan pada 3 tingkatan pada tanki air
dengan menggunakan flowmeter.

Tabel 4. 1 Data waktu untuk pengisian satu botol air dengan


flowmeter (s)
NO Dengan Flowmeter
Bagian 1 Bagian 2 Bagian 3
1 10.9 14.7 16.9
2 11.3 14.7 17.4
3 11.7 15.0 17.6
4 12.2 15.4 18.7

31
NO Dengan Flowmeter
Bagian 1 Bagian 2 Bagian 3
5 13.1 15.8 19.4
6 13.6 16.0 20.0
7 14.4 16.3 20.5
8 14.6 16.7 21.4

2. Data pengisian air kedalam botol menggunakan tanpa


flowmeter
Setelah botol berhasil jatuh dari konveyor atas ke konveyor
bawah maka langkah selanjutnya adalah proses pengisian air
kedalam botol dengan cara memberi tegangan pada solenoid yang
terhubung ke keran. Pada bagian pengisi air mineral kedalam
botol mempunyai tingkat keberhasilan yang baik, waktu yang di
dapat cukup konsisten dan mengalami sedikit perubahan. Pada
Tabel 4.2 terdapat data hasil percobaan pengisian air kedalam
gelas dengan 8 kali percobaan pada 3 tingkatan pada tanki air
tanpa menggunakan flowmeter.

Tabel 4. 2 Data waktu untuk pengisian satu botol air tanpa


flowmeter (s)
NO Tanpa Flowmeter
Bagian 1 Bagian 2 Bagian 3
1 8.8 9.5 11.7
2 8.9 10.1 12.1
3 9.0 10.3 12.4
4 9.1 10.4 12.7
5 9.2 10.6 13.2
6 9.4 10.7 13.5
7 9.7 11 13.7
8 9.9 11.3 14.3

32
4.3.3 Prosedur pengujian secara otomatis

Langkah-langkah pengujian yang dilakukan pada saat


pengujian secara otomatis ini adalah:
1. Gambar 4.6 Menghidupkan alat dengan menekan push
button start.

Gambar 4. 6 Menekan push button start

2. Botol yang disejajarkan sebanyak 9 botol diatas konveyor


atas akan bergerak menuju konveyor bawah. Dapat dilihat
pada gambar 4.7.

Gambar 4. 7 Posisi awal 9 Botol disejajarkan diatas konveyor

33
3. Proximity 1 akan mendeteksi adanya botol lalu memberi
sinyal kepada motor DC 2 untuk menggerakkan konveyor
bawah dan sinyal kepada motor DC 1 untuk mematikan
pergerakan konveyor atas. Dapat dilihat pada gambar 4.8.

Gambar 4. 8 Proximity 1 mendeteksi adanya botol


4. Konveyor bawah bergerak dan proximity 2 akan memberikan
sinyal kepada solenoid yang akan membuka keran untuk
pengisi dan juga memberikan sinyal kepada motor DC 2 untuk
berhenti. Dapat dilihat pada gambar 4.9.

Gambar 4. 9 Proximity 2 mendeteksi botol dan proses


pengisi air terjadi

34
5. Setelah volume air terpenuhi yang diatur oleh flowmeter,
maka konveyor bawah akan kembali bergerak dan konveyor
atas akan kembali bergerak. Seperti pada gambar 4.10.

Gambar 4. 10 Volume air terpenuhi pada botol


6. Proximity 3 akan menghitung jumlah berapa botol yang sudah
lewat dan menuju bagian pengepres botol. Yang terdapat pada
gambar 4.11.

Gambar 4. 11 Proximity 3 menghitung berapa botol


dan botol bergerak menuju bagian pengepres tutup

7. Proses pengulangan akan terjadi.


8. Dan tekan push button stop untuk mematikan alat. Seperti
pada Gambar 4.12.

35
Gambar 4. 12 Menekan push button stop
9. Menganalisa data yang didapat.
4.3.4 Data pengujian secara otomatis
Pengambilan data pada sistem pengisisan air mineral botol
600ml yang dilakukan secara otomatis dibagi menjadi 2 bagian, antara
lain:
1. Data penurunan botol dari konveyor atas ke konveyor bawah
Komponen utama pada sistem pengisian air mineral botol
600ml adalah botol plastik 600ml yang belum tertututp. Tingkat
keberhasilan penurunan botol dari konveyor atas ke konveyor
bawah sangat baik dengan menggunakan mekanik yang sudah
dibuat. Proses selanjutnya adalah pengisian, sistem tidak akan
membuka keran disaat sensor proximity tidak mendeteksi. Pada
Tabel 4.3 terdapat data hasil percobaan penurunan botol dari
konveyor atas ke konveyor bawah dengan jumlah botol 3, 6, dan 9.

Tabel 4. 3 Data penurunan botol dari konveyor atas ke konveyor


bawah (otomatis)
Percobaan Kondisi 3 Botol 6 Botol 9 Botol
1 Berhasil 1-3 1-6 1, 2, 4, 5, 7-9
Gagal - - 3 dan 6
2 Berhasil 2 dan 3 1-4, 6 2-7, 9
Gagal 1 5 1 dan 8
3 Berhasil 1-3 1, 2, 4, 5 1-3, 5-9

36
Percobaan Kondisi 3 Botol 6 Botol 9 Botol
Gagal - 3 dan 6 4
4 Berhasil 1-3 1, 3-6 1-8
Gagal - 2 9
5 Berhasil 1-3 1-6 1, 3-9
Gagal - - 2

2. Data pengisian air kedalam botol


Setelah botol berhasil jatuh dari konveyor atas ke konveyor
bawah maka langkah selanjutnya adalah proses pengisian air
kedalam botol saat sensor proximity mendeteksi adanya botol maka
solenoid yang terhubung ke keran akan aktif. Pada bagian pengisian
air kedalam gelas mempunyai tingkat keberhasilan yang baik, waktu
yang di dapat cukup konsisten dan mengalami sedikit perubahan.
Setelah terisi sesuai volume yang diatur pada flowmeter, air yang
didalam botol akan diukur dengan gelas ukur. Pada Tabel 4.4
terdapat data hasil percobaan pengisian air dan keakurasian pengisi
air dengan flowmeter kedalam botol dengan 8 kali percobaan pada 3
tingkatan pada tanki air.

Tabel 4. 4 Data waktu untuk pengisi satu botol air dan volume air
(otomatis)
NO Dengan Flowmeter
Bagian 1 Bagian 2 Bagian 3
1 13.3 detik 16.2 detik 18.9 detik
630 ml 635 ml 630 ml
2 14.4 detik 15.4 detik 19.2 detik
625 ml 620 ml 620 ml
3 14.5 detik 15.4 detik 20.4 detik
635ml 620 ml 610 ml
4 14.7 detik 17.5 detik 21.4 detik
620 ml 615 ml 620 ml
5 15.7 detik 17.8 detik 21.2 detik
640 ml 615 ml 630 ml
6 15.3 detik 17.5 detik 21.8 detik
640 ml 620 ml 620 ml
7 15.1 detik 18 detik 22.6 detik

37
NO Dengan Flowmeter
Bagian 1 Bagian 2 Bagian 3
630 ml 615 ml 620 ml
8 16 detik 18.4 detik 23.4 detik
630 ml 620 ml 620 ml

4.5 Analisis
Dari pengujian yang telah dilakukan secara manual dan secara
otomatis pada alat sistem pengisian air mineral botol 600ml. Pengujian
yang dilakukan secara manual didapatkan data berupa waktu yang
dibutuhkan untuk mengisi satu botol air. Dan pada pengujian yang
dilakukan secara otomatis didapatkan data yang sama halnya dengan
yang dilakukan pada pengujian secara manual. Kemudian dapat
dilakukan analisis pada data-data tersebut.

4.5.1 Analisis data pengujian waktu untuk mengisi satu botol air
secara manual menggunakan flowmeter
Pada pengisian air kedalam botol yang dilakukan secara manual
menggunakan flowmeter dengan 3 bagian yang berbeda pada tanki air,
pada setiap bagian dilakukan percobaan sebanyak 8 kali, karena satu
bagian tangki hanya dapat mengisi sebanyak 8 botol air. Waktu yang
diperlukan untuk mengisi satu botol air pada saat menggunakan
flowmeter berkisar antara 10.9 detik sampai 21.4 detik. Hasil
pengujian yang telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Dari data yang telah didapatkan dapat dianalisa bahwa pada
bagian pengisian air kedalam botol menggunakan flowmeter
membutuhkan rentan waktu yang cukup berbeda karena pada saat
menggunakan flowmeter untuk melakukan pengisian air akan ada
hambatan dari flowmeter itu sendiri, tetapi volume air yang dihasilkan
oleh flowmeter sangat presisi. Data yang didapat bisa saja mengalami
sedikit error karena kesalahan penguji pada saat menekan tombol
stopwatch. Pengian air kedalam botol sudah menunjukan waktu cukup
baik dengan selisih waktu dari batas maksimal tanki sampai minimal
tanki selisih beberapa detik.

38
4.5.2 Analisis data pengujian waktu untuk mengisi satu botol air
secara manual tanpa menggunakan flowmeter
Pada pengisian air kedalam botol yang dilakukan secara
manual tanpa menggunakan flowmeter dengan 3 bagian yang berbeda
pada tanki air, pada setiap bagian dilakukan percobaan sebanyak 8
kali, karena satu bagian tanki hanya dapat mengisi sebanyak 8 botol
air. Waktu yang diperlukan untuk mengisi satu botol air pada saat
tanpa menggunakan flowmeter berkisar antara 8.8 detik sampai 14.3
detik. Hasil pengujian yang telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel
4.2.
Dari data yang telah didapatkan dapat dianalisa bahwa pada
bagian pengisian air kedalam botol tanpa menggunakan flowmeter
membutuhkan rentan waktu yang lebih cepat dibanding menggunakan
flowmeter karena pengisian dilakukan tanpa ada hambatan pada
flowmeter tetapi pada setiap pengisian untuk 24 botol waktunya
berberda. Data yang didapat bisa saja mengalami sedikit error karena
kesalahan penguji pada saat menekan tombol stopwatch. Pengian air
kedalam botol tanpa menggunakan flowmeter sudah menunjukkan
waktu yang cukup baik dan lebih cepat debanding menggunakan
flowmeter.

4.5.3 Analisis data pengujian penurunan botol dari konveyor atas


ke konveyor bawah secara otomatis
Pada penurunan botol dari konveyor atas ke konveyor bawah
yang dilakukan secara otomatis dengan jumlah botol yang berbeda
yaitu 3 botol, 6 botol, dan 9 botol dan dengan 5 kali percobaan. Data
dapat dilihat pada Tabel 4.3
Dari data yang telah didapat pada Tabel 4.3 dapat dianalisa
bahwa dengan lebih sedikit botol yang berada diatas konveyor maka
tingkat keberhasilannya lebih tinggi, begitu pula sebaliknya dengan
lebih banyak botol yang berada diatas konveyor maka tingkat
keberhasilan menurun. Hal tersebut disebabkan oleh botol yang
tersusun diatas konveyor berdempetan yang membuat botol jadi tidak
seimbang. Tetapi, walaupun tingkat keberhasilannya lebih rendah
dibanding dengan 3 botol diatas konveyor, data dengan 5 kali
percobaan 9 botol hanya mengalami paling banyak 2 botol saja yang
jatuh.

39
4.5.4 Analisis data waktu pengisi air untuk satu botol dan volume
air secara otomatis
Pada pengisian air kedalam botol yang dilakukan secara
otomatis hanya dapat menggunakan flowmeter dan tidak bisa tanpa
flowmeter karena untuk mematikan keran pengisi perlu input pada
flowmeter. Data yang diambil dengan 3 bagian yang berbeda pada
tanki air, pada bagian level switch sudah diukur sampai mana titik
tertinggi air dan juga titik terendah air pada level switch yang diukur
menggunakan penggaris dan dibagi menjadi 3 bagian. Setiap bagian
dilakukan percobaan sebanyak 8 kali. Hasil pengujian dapat dilihat
pada Tabel 4.4.
Dari data yang didapatkan dapat dianalisa bahwa waktu yang
didapat ketika menggunakan flowmeter baik secara otomatis ataupun
manual, waktu yang didapat sekitar 13.3 detik hingga 23.4 detik dan
volume air yang didapatkan melebihi 600 ml karena botol yang
digunakan pada saat pengujian melebihi 600 ml. Data yang didapatkan
bisa saja error karena kesalahan dalam penekanan stopwatch. Waktu
yang dibutuhkan untuk mencapai 600 ml dengan menggunakan
flowmeter dan dengan bagian yang berbeda pada tanki air membuat
waktu yang dibutuhkan untuk mengisi tiap botol berbeda-beda dan
menjadi lebih lama, tetapi volume air yang didapatkan konsisten diatas
600 ml.

40
4.5.5 Analisis Program

41
Gambar 4. 13 Program PLC pada sistem pengisi air mineral botol
600 ml

Pada Gambar 4. 13 merupakan program PLC dari alat pengisi


air mineral pada botol 600 ml, program tersebut dibuat menggunakan
aplikasi Twido Suite versi 2.1. Program dari alat pengisi air mineral
botol 600 ml ini berjumlah 18 rung. Alat pengisi air mineral botol 600
ml menggunakan 8 input dan 6 output yang sudah diprogram pada
Twido Suite. Input dan output dapat dilihat pada Tabel 3.1 dan Tabel
3.2.

42
Dari program PLC yang sudah dibuat dapat dianalisa sebagai
berikut, angka yang tepat agar botol 600 ml volume air nya terpenuhi
pada flowmeter ialah 255. Setelah volume air pada botol 600 ml sudah
terpenuhi, input proximity 2 pada program diberikan timer 2 detik agar
botol 600 ml yang volume airnya sudah terpenuhi tidak terdeteksi lagi.
Pada saat botol bergerak dari konveyor atas menuju konveyor
bawah, lalu proximity 1 mendeteksi adanya botol yang akan membuat
konveyor bawah bergerak menuju bagian pengisi, setelah botol
terdeteksi oleh proximity 2 maka konveyor bawah akan berhenti dan
akan melakukan pengisian pada botol 600 ml. Setelah volume air pada
botol terpenuhi maka botol akan bergerak menuju bagian pengepres
tutup botol dan botol yang berada di konveyor atas akan bergerak
menuju konveyor bawah. Lalu proses pengulangan akan terjadi

43
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian dan analisa maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Waktu yang dibutuhkan untuk mengisi 24 botol 600 ml yang
setara 1 kardus ialah 4.24 menit.
2. Dengan adanya flowmeter pada bagian pengisi, volume air yang
masuk kedalam botol sangat stabil.
3. Waktu yang dibutuhkan untuk mengisi air botol 600 ml secara
berurutan menggunakan flowmeter semakin banyak botol yang
diisi maka waktu yang dibutuhkan semakin lama.
4. Penurunan botol lebih berpotensi berhasil apabila permukaan
botol rata.
5. Apabila tidak menggunakan flowmeter, waktu untuk pengisian
air tidak menentu dan tergantung pada tanki air utama.

5.2 Saran
Sedangkan dari hasil pengujian pada alat pengisi air mineral
botol 600 ml berbasis PLC didapatkan beberapa saran yaitu:
1. Apabila ingin melakukan pengembangan pada alat pengisi air
mineral botol 600 ml ini sangat disarankan untuk bisa membuat
sistem peletakan botol 600 ml secara otomatis dan tidak
menggunakan tangan.
2. Apabila ingin melakukan pengembangan sangat disarankan
botol yang tersedia untuk di isi bisa lebih dari 9 botol agar
menghemat waktu.
3. Merancang sebuah mekanisme penampungan air agar
memudahkan apabila air pada saat pengambilan data dan juga
bila ada error pada proses pengisi tumpah.

44
DAFTAR PUSTAKA

Dinda, N. R. (2017). SISTEM KONTROL PENGISIAN AIR MINUM


KEMASAN BERBASIS PLC. POLITEKNIK NEGERI
JAKARTA.
Nugroho, Y. E. H. (2009). Sistem Pengisian dan Penutupan Produk
Minuman pada Miniatur Terdistribusi berbasis PLC OMRON.
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Triana, E. (2017). APLIKASI MESIN PENGISIAN DAN PENUTUP
BOTOL OTOMATIS BESERTA PENGEMASANNYA
MENGGUNAKAN DUA KONVEYOR PADA INDUSTRI
RUMAH TANGGA. UNIVERSITAS GADJAH MADA.

45
LAMPIRAN

46

Anda mungkin juga menyukai