Fahru Rizky
NIM. 1721412035
Pembimbing
Nur Khamdi, S.Si., M.T.
i
HALAMAN JUDUL
Fahru Rizky
NIM. 1721412035
Pembimbing
Nur Khamdi, S.Si., M.T.
i
HALAMAN PENGESAHAN
Fahru Rizky
NIM. 1721412035
Pekanbaru, 2020
Disetujui oleh:
Pembimbing, Penguji,
2. Edilla, S.S.T.,M.T.
NIP. 038004
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Mekatronika
ii
PERNYATAAN
Pekanbaru, 2020
Fahru Rizky
iii
ABSTRAK
iv
ABSTRACT
v
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan berkat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan proyek akhir yang berjudul “Sistem Pengsisan Air
Mineral pada Gelas 250ml”. Proyek akhir ini disusun sebagai salah
satu syarat untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Diploma III pada
Program Studi Teknik Mekatronika Politeknik Caltex Riau.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada pihak yang telah banyak memberikan bantuan dan dukungan
yang tiada terhingga baik secara langsung maupun tidak langsung.
Ucapan terima kasih tersebut penulis tujukan kepada:
1. Tuhan YME atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis bisa
menyelesaikan tugas akhir ini tepat waktu.
2. Bapak Nur Khamdi, S.Si., M.T. selaku pembimbing, yang telah
memberikan ilmu dan bimbingan dengan penuh kesabaran kepada
penulis dalam menyelesaikan proyek akhir.
3. Dr. Mohammad Yanuar Hariyawan, S.T., M.T., selaku Direktur
Politeknik Caltex Riau yang telah memberikan dukungan moral
dalam menyelesaikan proyek akhir ini.
4. Bapak Edilla, S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik
Mekatronika yang telah memberikan izin untuk menyelesaikan
proyek akhir.
5. Seluruh Dosen Program Studi Teknik Mekatronika, Teknik
Mesin, Teknik Listrik yang telah memberikan bekal ilmu kepada
penulis dalam menyelesaikan proyek akhir.
6. Kedua orang tua, abang dan kakak penulis atas dukungan dan
kasih sayang tak terhingga, sehingga penulis bisa menyelesaikan
tugas akhir tepat waktu.
7. Buat sahabat-sahabat dan keluarga di meka G17, Trimai, dan
teman satu kontrakan yang tidak pernah bosan selalu membantu
saya dalam proyek akhir.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa dapat melimpahkan rahmat-
Nya kepada Bapak/Ibu dan rekan-rekan sekalian.
Penulis sangat menyadari sepenuhnya bahwa laporan proyek
akhir ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu segala jenis kritik,
vi
saran dan masukan yang membangun sangat penulis harapkan agar
dapat memberikan wawasan bagi pembaca dan yang paling utama
penulis sendiri.
Pekanbaru, 2020
Fahru Rizky
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................... ii
PERNYATAAN ............................................................................ iii
ABSTRAK .................................................................................... iv
ABSTRACT ................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................... vi
DAFTAR ISI ............................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................... xi
DAFTAR TABEL ........................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah ....................................................... 2
1.3 Batasan Masalah............................................................ 2
1.4 Tujuan dan Manfaat....................................................... 2
1.4.1 Tujuan............................................................ 2
1.4.2 Manfaat .......................................................... 2
1.5 Metodologi Penelitian.................................................... 3
1.5.1 Studi Literatur ................................................ 3
1.5.2 Identifikasi Permasalahan ............................... 3
1.5.3 Perancangan ................................................... 3
1.6 Sistematika Penulisan .................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................... 5
2.1 Penelitian Terdahulu ...................................................... 5
2.2 Landasan Teori .............................................................. 8
2.2.1 Programmable Logic Controler (PLC) ........... 8
viii
2.2.2 Proximity sensor............................................10
2.2.3 Motor DC ......................................................11
2.2.4 Pompa Air .....................................................12
2.2.5 Relay .............................................................14
2.2.6 Power Supply (Catu Daya).............................16
2.2.7 Flowmeter sensor ..........................................16
2.2.8 Level Switch ..................................................17
2.2.9 Selenoid Linier ..............................................18
BAB III PERANCANGAN .......................................................... 19
3.1 Flowchart .................................................................... 19
3.2 Diagram Blok .............................................................. 22
3.3 Perancangan Mekanik.................................................. 23
3.4 Perancangan Elektro .................................................... 24
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS ...................................... 27
4.1 Hasil Perancangan ....................................................... 27
4.2 Pengujian .................................................................... 30
4.3 Peralatan Pengujian ..................................................... 30
4.4 Prosedur Pengujian ...................................................... 30
4.3.1 Prosedur pengujian secara manual .................30
4.3.2 Data pengujian secara manual ........................31
4.3.3 Prosedur pengujian secara otomatis ..................33
4.3.4 Data pengujian secara otomatis ......................36
4.5 Analisis ....................................................................... 38
4.5.1 Analisis data pengujian waktu untuk mengisi
satu botol air secara manual menggunakan flowmeter ............38
4.5.2 Analisis data pengujian waktu untuk mengisi
satu botol air secara manual tanpa menggunakan flowmeter ...39
ix
4.5.3 Analisis data pengujian penurunan botol dari
konveyor atas ke konveyor bawah secara otomatis .................39
4.5.4 Analisis data waktu pengisi air untuk satu botol
dan volume air secara otomatis ..............................................40
4.5.5 Analisis Program ...........................................41
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................... 44
5.1 Kesimpulan ................................................................. 44
5.2 Saran ........................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA ................................................................... 45
LAMPIRAN ................................................................................. 46
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR TABEL
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1
untuk perusahaan untuk peningkatan efisiensi kerja. Saat perusahaan
memilih menggunakan bantuan sensor load-cell, masalah yang timbul
adalah perbedaan tebal belt tempat botol juga akan sangat
mempengaruhi hasil pembacaan sensor. Terlebih lagi jika proses
pengisian dilakukan saat konveyor berjalan. Disisi lain, ketika
perusahaan memilih menggunakan fitur timer dari PLC, ketidak
akuratan volume air terjadi saat variabel putaran menutupnya valve
mudah sekali berubah. Selain itu besarnya arus dari valve pengisi air
juga sering tidak mungkin linear (Dinda, 2017).
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, dirumuskan
permasalahan yang dibahas dalam proposal ini adalah bagaimana
mengoptimalkan kinerja sistem pengisi botol. Dari sisi kendali, sistem
menggunakan PLC sebagai unit pengontrol agar diperoleh hasil
pengisian yang tepat dan memiliki respon sistem yang cepat.
1.3 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam pembuatan proyek akhir ini
adalah:
1. Volume cairan yang ditampung dalam sistem ini adalah
600 ml.
2. Proses pengisian hanya bisa dilakukan sekali dalam sekali
proses.
3. Cairan yang digunakan tidak bersifat korosif.
1.4 Tujuan dan Manfaat
1.4.1 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah merancang dan
membuat suatu sistem pengisi botol air mineral 600 ml berbasis PLC.
Dimana, diharapkan dapat menyelesaikan 1 proses pengisian air
kedalam botol dengan tepat dan dalam waktu kurang lebih 120 detik.
1.4.2 Manfaat
Manfaat dari penelitian alat pengisian air mineral ke dalam
botol berbasis PLC adalah dapat melakukan pengisian botol dengan
cepat, sehingga dapat memenuhi tuntutan pasar yang semakin tinggi.
2
1.5 Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian diperlukan sebagai pondasi atau dasar
dalam sebuah penelitian. Adapun metodologi yang digunakan dalam
perancangan proyek akhir ini adalah sebagai berikut:
3
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan proyek akhir ini secara
keseluruhan terdiri dari empat bab, masing-masing terdiri dari
beberapa sub bab. Adapun pokok pembahasan dari masing-masing
bab tersebut secara garis besar sebagai berikut:
ABSTRAK
Abstrak berisi suatu tulisan singkat dan menyeluruh dari isi
laporan proyek akhir. Dengan demikian diharapkan pembaca dapat
memahami isi dari abstrak proposal.
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan berisi latar belakang masalah yang merupakan
dasar penyusunan proyek akhir ini. Pada pendahuluan terdapat
perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat, metodologi
penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka membahas dasar teori yang digunakan
sebagai pendukung perancangan dan pembuatan proyek akhir ini.
Pada tinjauan pustaka terdapat penelitian terdahulu yang membahas
alat yang telah ada yang akan menjadi referensi untuk proyek yang
akan dibuat.
BAB III PERANCANGAN
Perancangan membahas mengenai tahap demi tahap
perancangan proyek akhir. Tahap perancangan dimulai dari desain
mekanik, desain elektronik, dingga perancangan alur kontrol untuk
perancangan proyek akhir.
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
Pengujian dan analisa membahas mengenai pengujian
terhadap sistem yang telah dibuat dan dilakukan analisa terhadap hasil
pengujian tersebut.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisi mengenai kesimpulan dan saran dari
Proyek Akhir yang telah dibuat.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
Gambar 2. 2 Susunan limit switch (Nugroho, 2015)
6
Gambar 2. 3 Rancangan Oleh (Dinda, 2017)
7
Dari empat peneliti yang telah dijelaskan dapat diperjelas
pada Tabel 2.1 yang merupakan perbandingan metode terdahulu.
Sehingga mempermudah untuk mengetahui kontroler apa yang
digunakan seta kelebihan dan kekurangan dari alat tersebut.
Tabel 2. 1 Perbandingan Metode Terdahulu
No Peneliti Kontroller Media Kelebihan Kekurangan
1 Triana Programmable Pompa Pengisian Tidak
(2017) Logic air cepat akurat
Controller
(PLC)
2 Nugroho Programmable Limit Pengisian Tidak
(2009) Logic switch akurat Efisien
Controller
(PLC)
3 Dinda Programmable Loadcell Pengisian Loadcell
(2017) Logic akurat kurang
Controller optimal
(PLC)
4 2 TMB Mikrokontroller Arduino Ketepatan Pengisian
(2019) arduino dalam Lambat
pengisian
air agar
tidak
tumpah
8
diprogram untuk menyimpan instruksi-instruksi dari suatu fungsi
tertentu seperti logika, sekuensial, pewaktu dan aritmatika untuk
mengendalikan suatu proses. Dengan pengertian lain PLC adalah
suatu alat kendali elektronika yang dapat diprogram dengan
menggunakan fungsi logika. Pekembangan komponen mikro
elektronika, terutama yang bersifat dapat diprogram menghasilkan
suatu sistem kendali elektronika yang sangat fleksibel. Alat kendali
yang dapat diprogram tersebut salah satunya adalah sistem kendali
berbasis logika relay yang kemudian disebut PLC (Programmable
Logic Controller). Operasi PLC dalam pengendalian sistem terdiri
dari tiga tahap yaitu:
1. Pembacaan kondisi input (Scaning Input)
2. Pemrosesan kondisi input sesuai dengan program yang ada
memori.
3. Meng-update kondisi output untuk menggerakkan peralatan-
peralatan beban.
9
mengendalikan suatu beban yang berdaya besar dengan sinyal
masukkan kecil/rendah.
10
Gambar 2. 7 Rangkaian Proximity sensor
2.2.3 Motor DC
Motor Listrik DC atau DC Motor adalah suatu perangkat yang
mengubah energi listrik menjadi energi kinetik atau gerakan (motion).
Motor DC ini juga dapat disebut sebagai Motor Arus Searah. Seperti
namanya, DC Motor memiliki dua terminal dan memerlukan tegangan
arus searah atau DC (Direct Current) untuk dapat menggerakannya.
Motor Listrik DC ini biasanya digunakan pada perangkat-perangkat
Elektronik dan listrik yang menggunakan sumber listrik DC seperti
Vibrator Ponsel, Kipas DC dan Bor Listrik DC.
Motor Listrik DC atau DC Motor ini menghasilkan sejumlah
putaran per menit atau biasanya dikenal dengan istilah RPM
11
(Revolutions per minute) dan dapat dibuat berputar searah jarum jam
maupun berlawanan arah jarum jam apabila polaritas listrik yang
diberikan pada Motor DC tersebut dibalikan. Motor listrik DC tersedia
dalam berbagai ukuran rpm dan bentuk. Kebanyakan motor listrik DC
memberikan kecepatan rotasi sekitar 3000 rpm hingga 8000 rpm
dengan tegangan operasional dari 1,5V hingga 24V. Apabila tegangan
yang diberikan ke motor listrik DC lebih rendah dari tegangan
operasionalnya maka akan dapat memperlambat rotasi motor DC
tersebut sedangkan tegangan yang lebih tinggi dari tegangan
operasional akan membuat rotasi motor DC menjadi lebih cepat.
Namun ketika tegangan yang diberikan ke motor DC tersebut turun
menjadi dibawah 50% dari tegangan operasional yang ditentukan
maka Motor DC tersebut tidak dapat berputar atau terhenti.
Sebaliknya, jika tegangan yang diberikan ke Motor DC tersebut lebih
tinggi sekitar 30% dari tegangan operasional yang ditentukan, maka
motor DC tersebut akan menjadi sangat panas dan akhirnya akan
menjadi rusak. Gambar 2.8 adalah animasi dari prinsip kerja Motor
DC.
12
Gambar 2. 9 Pompa Air 12VDC
13
2.2.5 Relay
Gambar 2. 10 Relay
Pada Gambar 2.10 dapat dilihat adalah modul relay. Relay
adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan
komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2
bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat
Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik
untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang
kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih
tinggi. Sebagai contoh, dengan Relay yang menggunakan
Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakan Armature Relay
(yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk menghantarkan listrik 220V
2A.
14
Gambar 2. 12 Rangkain Modul relay
15
2.2.6 Power Supply (Catu Daya)
Power Supply atau dalam Bahasa Indonesia disebut dengan
Catu Daya adalah suatu alat listrik yang dapat menyediakan energi
listrik untuk perangkat listrik ataupun elektronika lainnya. Pada
dasarnya Power Supply atau Catu daya ini memerlukan sumber energi
listrik yang kemudian mengubahnya menjadi energi listrik yang
dibutuhkan oleh perangkat elektronika lainnya. Oleh karena itu,
Power Supply kadang-kadang disebut juga dengan istilah Electric
Power Converter.
Power supply diharapkan dapat melakukan fungsi-fungsi
berikut ini:
1. Rectification yaitu konversi input listrik AC menjadi DC.
2. Voltage Transformation yaitu memberikan keluaran tegangan
DC yang sesuai dengan yang dibutuhkan.
3. Filtering yaitu menghasilkan arus listrik DC yang lebih bersih,
bebas dari ripple ataupun noise listrik yang lain.
4. Regulation yaitu mengendalikan tegangan keluaran agar tetap
terjaga, tergantung pada tingkatan yang dinginkan, beban daya,
dan perubahan kenaikan temperatur kerja juga toleransi
perubahan tegangan daya input.
5. Isolation yaitu memisahkan secara elektrik output yang
dihasilkan dari sumber input.
6. Protection yaitu mencegah lonjakan tegangan listrik (jika
terjadi), sehingga tidak terjadi pada output, biasanya dengan
tersedianya sekering untuk auto shutdown jika hal ini terjadi.
16
Gambar 2.13 adalah flowmeter sensor Kegunaan flowmeter
adalah alat yang digunakan untuk mengetahui adanya suatu aliran
material (liquid, gas, powder) dalam suatu jalur aliran, dengan segala
aspek aliran itu sendiri, yang meliputi kecepatan aliran atau flow rate
dan total massa atau volume dari matrial yang mengalair dalam jangka
waktu tertentu atau sering disebut dengan istilah totalizer. Dengan
diketahuinya parameter dari aliran suatu matrial oleh alat ukur
flowmeter yang dikirim berupa data angka dan dapat juga diteruskan
guna menghasilkan aliran listrik atau sinyal yang bisa digunakan
sebagai input pada control atau rangkaian electric lainnya.
Pada kasus tertentu flowmeter dapat digunakan untuk
mendapatkan efisiensi dari suatu proses dengan cara melakukan
adjustment besar kecilnya suatu aliran fluida. Seperti di industri
manufacture dimana kebutuhan air, udara bertekanan dan steam yang
tentunya besar kecilnya harus mengacu pada kebutuhan lini produksi
berdasarkan konsumsi mesin pada proses produksi. Flowmeter di sini
bisa digunakan sebagai acuan besar kecilnya kebutuhan udara/air
/steam dengann menyetel valve sehingga mesin yang membutuhkan
udara lebih kecil bisa di sesuaiakn alirannya dan begitu juga
sebaliknya. Sehingga tidak ada lagi kekuranagan udara/air atau steam
untuk mesin2 yang membutuhkan lebih banyak.
2.2.8 Level Switch
Secara bahasa level switch berarti level artinya ketinggian,
sedangkan switch artinya saklar, jadi secara keseluruhan berarti saklar
otomatis yang digunakan untuk mendeteksi ketinggian, contohnya
digunakan untuk mendeteksi suatu volume benda cair yang terdapat
pada suatu tabung atau tangki penampungan seperti tangki air, tangki
minyak, dll.
Sensor dari level switch berada dibagian depan (besi panjang
yang dipisahkan oleh benda berwarna putih) berfungsi untuk
mendeteksi benda cair, kemudian kontrolnya ada di bagian belakang
berbentuk bulat, didalamnya terdapat rangkaian elektronik, yang
betugas sebagai pengontrol kerja level switch, selain itu juga sebagai
terminal untuk dihubungkan ke perangkat listrik lainnya, selain itu
level switch mempunyai tegangan kerja antara 100 - 200 Vac dan
mempunyai beban kerja sekitar 5 Ampere. Gambar 2.14 merupakan
gambar level switch.
17
Gambar 2. 14 Level Switch (tokopedia.com)
18
BAB III
PERANCANGAN
19
Dari flowchart yang tertera pada Gambar 3.2 menjelaskan
proses dari awal botol 600 ml masuk sampai pengisian air kedalam
botol. Pada saat botol 600 ml sudah disusun sebanyak 9 botol dan
kemudian penekanan push button, konveyor atas aktif dan botol
bergerak menuju konveyor bawah sehingga proximity 1 mendeteksi
adanya botol menyebabkan konveyor atas berhenti untuk menahan
botol selanjutnya. Lalu konveyor bawah aktif dan bergerak hingga
proximity 2 mendeteksi botol dan mulai melakukan proses pengisian
dengan metode solenoid valve aktif yaitu terbukanya katup pada
solenoid dan akan menaikkan keran yang membuat air keluar. Jika
tidak terdeteksi adanya botol, hal yang sama akan terjadi yakni proses
akan kembali ke awal. Setelah proses pengisian selesai maka konveyor
atas akan kembali aktif dan bergerak hingga botol selanjutnya
bergerak menuju konveyor bawah lalu proses akan berulang. Proses
tersebut akan berulang sampai 24 botol 600 ml yang disusun pada awal
proses terisi semua. Sensor proximity 3 akan menghitung jumlah botol
yang sudah terisi, jika nilai perhitungan sama dengan 24 maka proses
pengisi akan berhenti, namun jika belum tercapai maka proses pengisi
akan berlanjut. Kemudian proses penutup akan dilanjutkan setelah
proses pengisi selesai. Gambar 3.3 merupakan flowchart untuk
penjelasan proses sistem pengisi air pada tangki yang digunakan untuk
pengisi air mineral pada botol 600 ml berbasis PLC.
20
Gambar 3. 2 Flowchart pengisi air dari tangki cadangan ke
tangki pengisian
Keterangan:
1. Tangki 1 = Tangki Pengisian
2. Tangki 2 = Tangki Cadangan
21
3.2 Diagram Blok
Dalam perancangan suatu sistem dibutuhkan suatu blok
diagram yang dapat menjelaskan kerja sistem secara keseluruhan agar
sistem yang dibuat dapat berfungsi sesuai dengan yang diinginkan.
Rancang Bangun Sistem Pengisi Air Mineral Pada Botol 600 ml
Berbasis PLC (Programmable Logic Controller) ini ditunjukkan pada
Gambar 3.1.
22
3.3 Perancangan Mekanik
Pada gambar 3.4 merupakan tampak isometrik dari hasil
perancangan alat pengisi air mineral botol 600ml berbasis PLC
(Programmable Logic Controller).
4
1
6
2
23
6. Bagian penghubung alat pengisi air mineral pada botol 600 ml
kepada alat pengepres tutup botol 600 ml.
3.4 Perancangan Elektro
Untuk menggerakkan alat pengisi air mineral botol 600 ml ini,
digunakan rangkaian yang dikontrol oleh PLC (Programmable Logic
Controller).
24
Pada Gambar 3.5 rangkaian kontrol alat pengisi air mineral
botol 600 ml berbasis PLC, terdapat input berupa 3 buah proximity
yang terhubung dengan relay 5v. Lalu ada 2 input level switch 1 dan 2
yang langsung terhubung dengan 24v yang terdapat pada PLC
(Programmable Logic Controller). Kemudian ada 2 input untuk push
button start dan push button stop yang juga terhubung dengan 24v
pada PLC. Dan yang terakhir terdapat input flowmeter yang
menggunakan driver L298N. Pada bagian output, ada 2 motor DC
sebagai penggerak konveyor. Lalu terdapat pompa air, solenoid
sebagai pembuka dan penutup keran air. Dan yang terakhir terdapat
output 2 lampu indikator.
Tabel 3. 1 Alamat input pada PLC
25
Tabel 3. 2 Alamat output pada PLC
No. Komponen Alamat Output
1. Motor DC 1 %Q0.6
2. Motor DC 2 %Q0.4
4. Solenoid %Q0.1
26
BAB IV
PENGUJIAN DAN ANALISIS
27
Gambar 4. 2 Dudukan solenoid dan keran sebagai
tempat pengisi air
Konveyor atas
Konveyor bawah
28
Pada Gambar 4.4 merupakan tanki 1 dan tanki 2 sebagai tempat
peletakan air yang akan diisi pada botol 600 ml. Tanki 1 berfungsi
sebagai tanki utama untuk pengisi air pada botol. Tanki 2 sebagai tanki
cadangan apabila level switch pada tanki 1 sudah mencapai bagian
bawah yang secara otomatis akan menghidupkan pompa air.
Tanki 1
Tanki 2
29
4.2 Pengujian
Pengujian sistem pengisi air mineral botol ini dilakukan dengan
menempatkan susunan botol 600ml pada konveyor atas, selanjutnya
sistem kerja dari alat ini akan menjalankan botol yang sudah disusun
untuk kemudian di turunkan satu persatu ke konveyor bawah, setelah
itu konveyor akan bergerak sampai pada posisi tertentu sensor
proximity mendeteksi botol dan berhenti kembali. Untuk proses
pengisi saat sensor proximity mendeteksi adanya botol maka keran
akan terbuka untuk mengisi botol sampai penuh dan akan otomatis
keran tertutup saat flowmeter mendapat data tertentu. Adapun hasil
yang akan diperoleh dari pengujian ini yaitu ketepatan dalam
pengisian air kedalam gelas dan waktu yang dibutuhkan dalam sekali
proses pengisian gelas. Dimana fungsi dari data tersebut akan menjadi
bahan untuk sinkronisasi dengan sistem pengepresan air mineral botol
600 ml dan sistem penyusun air mineral botol 600ml.
Untuk melakukan pengujian sistem pengisian air mineral botol
600ml terdapat beberapa hal yang diperlukan, seperti:
30
2. Memberikan tegangan 12v pada motor DC agar konveyor
atas bergerak.
3. Memberikan tegangan 12v pada motor DC agar konveyor
bawah bergerak dan memutus tegangan 12v pada konveyor
atas.
4. Menyesuaikan berhenti botol pada keran pengisi air lalu
memutus tegangan 12v pada motor DC konveyor bawah.
5. Memberi tegangan 24V pada solenoid untuk mebuka keran
sekaligus menekan start stopwatch.
6. Kemudian memutus tegangan 24V saat botol terlihat sudah
penuh sekaligus menekan stop stopwatch.
7. Setelah proses terakhir selesai dilanjutkan oleh bagian
pengepresan tutup botol.
8. Menganalisa data yang didapat.
4.3.2 Data pengujian secara manual
Pengambilan data pada sistem pengisi air mineral botol 600ml
yang dilakukan secara manual adalah sebagai berikut:
1. Data pengisian air kedalam botol menggunakan flowmeter
Setelah botol berhasil jatuh dari konveyor atas ke konveyor
bawah maka langkah selanjutnya adalah proses pengisian air
kedalam botol dengan cara memberi tegangan pada solenoid yang
terhubung ke keran. Pada bagian pengisi air mineral kedalam
botol mempunyai tingkat keberhasilan yang baik, waktu yang di
dapat cukup konsisten dan mengalami sedikit perubahan. Pada
Tabel 4.2 terdapat data hasil percobaan pengisian air kedalam
gelas dengan 8 kali percobaan pada 3 tingkatan pada tanki air
dengan menggunakan flowmeter.
31
NO Dengan Flowmeter
Bagian 1 Bagian 2 Bagian 3
5 13.1 15.8 19.4
6 13.6 16.0 20.0
7 14.4 16.3 20.5
8 14.6 16.7 21.4
32
4.3.3 Prosedur pengujian secara otomatis
33
3. Proximity 1 akan mendeteksi adanya botol lalu memberi
sinyal kepada motor DC 2 untuk menggerakkan konveyor
bawah dan sinyal kepada motor DC 1 untuk mematikan
pergerakan konveyor atas. Dapat dilihat pada gambar 4.8.
34
5. Setelah volume air terpenuhi yang diatur oleh flowmeter,
maka konveyor bawah akan kembali bergerak dan konveyor
atas akan kembali bergerak. Seperti pada gambar 4.10.
35
Gambar 4. 12 Menekan push button stop
9. Menganalisa data yang didapat.
4.3.4 Data pengujian secara otomatis
Pengambilan data pada sistem pengisisan air mineral botol
600ml yang dilakukan secara otomatis dibagi menjadi 2 bagian, antara
lain:
1. Data penurunan botol dari konveyor atas ke konveyor bawah
Komponen utama pada sistem pengisian air mineral botol
600ml adalah botol plastik 600ml yang belum tertututp. Tingkat
keberhasilan penurunan botol dari konveyor atas ke konveyor
bawah sangat baik dengan menggunakan mekanik yang sudah
dibuat. Proses selanjutnya adalah pengisian, sistem tidak akan
membuka keran disaat sensor proximity tidak mendeteksi. Pada
Tabel 4.3 terdapat data hasil percobaan penurunan botol dari
konveyor atas ke konveyor bawah dengan jumlah botol 3, 6, dan 9.
36
Percobaan Kondisi 3 Botol 6 Botol 9 Botol
Gagal - 3 dan 6 4
4 Berhasil 1-3 1, 3-6 1-8
Gagal - 2 9
5 Berhasil 1-3 1-6 1, 3-9
Gagal - - 2
Tabel 4. 4 Data waktu untuk pengisi satu botol air dan volume air
(otomatis)
NO Dengan Flowmeter
Bagian 1 Bagian 2 Bagian 3
1 13.3 detik 16.2 detik 18.9 detik
630 ml 635 ml 630 ml
2 14.4 detik 15.4 detik 19.2 detik
625 ml 620 ml 620 ml
3 14.5 detik 15.4 detik 20.4 detik
635ml 620 ml 610 ml
4 14.7 detik 17.5 detik 21.4 detik
620 ml 615 ml 620 ml
5 15.7 detik 17.8 detik 21.2 detik
640 ml 615 ml 630 ml
6 15.3 detik 17.5 detik 21.8 detik
640 ml 620 ml 620 ml
7 15.1 detik 18 detik 22.6 detik
37
NO Dengan Flowmeter
Bagian 1 Bagian 2 Bagian 3
630 ml 615 ml 620 ml
8 16 detik 18.4 detik 23.4 detik
630 ml 620 ml 620 ml
4.5 Analisis
Dari pengujian yang telah dilakukan secara manual dan secara
otomatis pada alat sistem pengisian air mineral botol 600ml. Pengujian
yang dilakukan secara manual didapatkan data berupa waktu yang
dibutuhkan untuk mengisi satu botol air. Dan pada pengujian yang
dilakukan secara otomatis didapatkan data yang sama halnya dengan
yang dilakukan pada pengujian secara manual. Kemudian dapat
dilakukan analisis pada data-data tersebut.
4.5.1 Analisis data pengujian waktu untuk mengisi satu botol air
secara manual menggunakan flowmeter
Pada pengisian air kedalam botol yang dilakukan secara manual
menggunakan flowmeter dengan 3 bagian yang berbeda pada tanki air,
pada setiap bagian dilakukan percobaan sebanyak 8 kali, karena satu
bagian tangki hanya dapat mengisi sebanyak 8 botol air. Waktu yang
diperlukan untuk mengisi satu botol air pada saat menggunakan
flowmeter berkisar antara 10.9 detik sampai 21.4 detik. Hasil
pengujian yang telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Dari data yang telah didapatkan dapat dianalisa bahwa pada
bagian pengisian air kedalam botol menggunakan flowmeter
membutuhkan rentan waktu yang cukup berbeda karena pada saat
menggunakan flowmeter untuk melakukan pengisian air akan ada
hambatan dari flowmeter itu sendiri, tetapi volume air yang dihasilkan
oleh flowmeter sangat presisi. Data yang didapat bisa saja mengalami
sedikit error karena kesalahan penguji pada saat menekan tombol
stopwatch. Pengian air kedalam botol sudah menunjukan waktu cukup
baik dengan selisih waktu dari batas maksimal tanki sampai minimal
tanki selisih beberapa detik.
38
4.5.2 Analisis data pengujian waktu untuk mengisi satu botol air
secara manual tanpa menggunakan flowmeter
Pada pengisian air kedalam botol yang dilakukan secara
manual tanpa menggunakan flowmeter dengan 3 bagian yang berbeda
pada tanki air, pada setiap bagian dilakukan percobaan sebanyak 8
kali, karena satu bagian tanki hanya dapat mengisi sebanyak 8 botol
air. Waktu yang diperlukan untuk mengisi satu botol air pada saat
tanpa menggunakan flowmeter berkisar antara 8.8 detik sampai 14.3
detik. Hasil pengujian yang telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel
4.2.
Dari data yang telah didapatkan dapat dianalisa bahwa pada
bagian pengisian air kedalam botol tanpa menggunakan flowmeter
membutuhkan rentan waktu yang lebih cepat dibanding menggunakan
flowmeter karena pengisian dilakukan tanpa ada hambatan pada
flowmeter tetapi pada setiap pengisian untuk 24 botol waktunya
berberda. Data yang didapat bisa saja mengalami sedikit error karena
kesalahan penguji pada saat menekan tombol stopwatch. Pengian air
kedalam botol tanpa menggunakan flowmeter sudah menunjukkan
waktu yang cukup baik dan lebih cepat debanding menggunakan
flowmeter.
39
4.5.4 Analisis data waktu pengisi air untuk satu botol dan volume
air secara otomatis
Pada pengisian air kedalam botol yang dilakukan secara
otomatis hanya dapat menggunakan flowmeter dan tidak bisa tanpa
flowmeter karena untuk mematikan keran pengisi perlu input pada
flowmeter. Data yang diambil dengan 3 bagian yang berbeda pada
tanki air, pada bagian level switch sudah diukur sampai mana titik
tertinggi air dan juga titik terendah air pada level switch yang diukur
menggunakan penggaris dan dibagi menjadi 3 bagian. Setiap bagian
dilakukan percobaan sebanyak 8 kali. Hasil pengujian dapat dilihat
pada Tabel 4.4.
Dari data yang didapatkan dapat dianalisa bahwa waktu yang
didapat ketika menggunakan flowmeter baik secara otomatis ataupun
manual, waktu yang didapat sekitar 13.3 detik hingga 23.4 detik dan
volume air yang didapatkan melebihi 600 ml karena botol yang
digunakan pada saat pengujian melebihi 600 ml. Data yang didapatkan
bisa saja error karena kesalahan dalam penekanan stopwatch. Waktu
yang dibutuhkan untuk mencapai 600 ml dengan menggunakan
flowmeter dan dengan bagian yang berbeda pada tanki air membuat
waktu yang dibutuhkan untuk mengisi tiap botol berbeda-beda dan
menjadi lebih lama, tetapi volume air yang didapatkan konsisten diatas
600 ml.
40
4.5.5 Analisis Program
41
Gambar 4. 13 Program PLC pada sistem pengisi air mineral botol
600 ml
42
Dari program PLC yang sudah dibuat dapat dianalisa sebagai
berikut, angka yang tepat agar botol 600 ml volume air nya terpenuhi
pada flowmeter ialah 255. Setelah volume air pada botol 600 ml sudah
terpenuhi, input proximity 2 pada program diberikan timer 2 detik agar
botol 600 ml yang volume airnya sudah terpenuhi tidak terdeteksi lagi.
Pada saat botol bergerak dari konveyor atas menuju konveyor
bawah, lalu proximity 1 mendeteksi adanya botol yang akan membuat
konveyor bawah bergerak menuju bagian pengisi, setelah botol
terdeteksi oleh proximity 2 maka konveyor bawah akan berhenti dan
akan melakukan pengisian pada botol 600 ml. Setelah volume air pada
botol terpenuhi maka botol akan bergerak menuju bagian pengepres
tutup botol dan botol yang berada di konveyor atas akan bergerak
menuju konveyor bawah. Lalu proses pengulangan akan terjadi
43
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian dan analisa maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Waktu yang dibutuhkan untuk mengisi 24 botol 600 ml yang
setara 1 kardus ialah 4.24 menit.
2. Dengan adanya flowmeter pada bagian pengisi, volume air yang
masuk kedalam botol sangat stabil.
3. Waktu yang dibutuhkan untuk mengisi air botol 600 ml secara
berurutan menggunakan flowmeter semakin banyak botol yang
diisi maka waktu yang dibutuhkan semakin lama.
4. Penurunan botol lebih berpotensi berhasil apabila permukaan
botol rata.
5. Apabila tidak menggunakan flowmeter, waktu untuk pengisian
air tidak menentu dan tergantung pada tanki air utama.
5.2 Saran
Sedangkan dari hasil pengujian pada alat pengisi air mineral
botol 600 ml berbasis PLC didapatkan beberapa saran yaitu:
1. Apabila ingin melakukan pengembangan pada alat pengisi air
mineral botol 600 ml ini sangat disarankan untuk bisa membuat
sistem peletakan botol 600 ml secara otomatis dan tidak
menggunakan tangan.
2. Apabila ingin melakukan pengembangan sangat disarankan
botol yang tersedia untuk di isi bisa lebih dari 9 botol agar
menghemat waktu.
3. Merancang sebuah mekanisme penampungan air agar
memudahkan apabila air pada saat pengambilan data dan juga
bila ada error pada proses pengisi tumpah.
44
DAFTAR PUSTAKA
45
LAMPIRAN
46