HIDROPONIK
105821117117 105821117217
FAKULTAS TEKNIK
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
karunia-Nya, penulis Laporan Tugas Akhir ini yag berjudul “Rancang Bangun
baik.
Proposal skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
studi Strata Satu (S-1) pada Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Elektro Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Pada proses penyusunan proposal ini tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak, penulis menyampaikan rasa hormat dan terimakasih kepada Bapak Dr.
Eng.Ir.H. Sulfajdi Basri Hasanuddin, M.Eng selaku Dosen pembimbing 1 dan
Bapak Hafid, ST., M.T selaku Dosen Pembimbing 2 yang telah banyak meluangkan
waktu serta memberikan bimbingan dan pengarahan.
Maka dari itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala bentuk kritikan
dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca agar dapat memotivasi kami
kedepannya dalam penyusunan lain yang lebih baik.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
2. Perancangan Mekanik ....................................................................................... 25
3. Pembuatan Rangkaian ....................................................................................... 25
BAB IV ............................................................................................................................. 40
Pengujian dan Pembahasan………………………………………………………………………………………...40
A. Pengujian Hasil…………………………………………………………………………………………………40
1. Pengujian Fungsional...........................................................................................40
a. Pengujian Power Suplay………………………………………………………………………40
b. Pengujian Sensor Ph Meter………………………………………………………………...40
c. Pengujian Sensor DHT11……………………………………………………………………. 41
d. Pengujian RTC……………………………………………………………………………………..43
2. Pengujian Kinerja……………………………………………………………………………………………..45
B. Pembahasan Hasil……………………………………………………………………………………………46
1. Pembahasan Fungsional…………………………………………………………………………….46
a. Pembahasan Power Suplay………………………………………………………………….46
b. Pembahasaan Ph Meter………………………………………………………………………46
c. Pembahasaan DHT11…………………………………………………………………………..47
d. Pembahasan RTC…………………………………………………………………………………47
2. Pembahasaan kinerja………………………………………………………………………………..48
BAB V…………………………………………………………………………………………………………………………..50
Kesimpulan dan Saran…………………………………………………………………………………………………50
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………………………………….51
Lampiran…………………………………………………………………………………………………………………..52
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada zaman modern saat ini perkembangan teknologi dari tahun ketahun
merupakan salah satu metode pertanian modern yang tengah populer pada saat ini,
hal ini dikarenakan semakin minimnya lahan pertanian akibat dari pengembangan
dari sektor industri, perkantoran, dan perumahan sehingga membuat lahan pertanian
tanam tanpa menggunakan tanah, biasanya dikerjakan dalam kamar kaca dengan
menggunakan medium air yang berisi zat hara. Hidroponik merupakan cara
5
bercocok tanam dengan menggunakan air yang telah diberi kandungan hara atau
yang sangat efisien dijaman saat ini mengingat metode ini tidak memerlukan lahan
yang luas.
merupakan pengganti dari pada media tanah, kualitas tanaman bergantung dari
nutrisi yang tergantung pada air. Pemberian nutrisi yang tepat akan berpengaruh
Sistem hidroponik yang paling banyak digunakan ialah sistem Nutrient Film
Tecnique dimana konsep dasar dari sistem ini adalah mengalirkan nutrisi
hidroponik ke akar tanaman secara terus menerus, hal ini membuat pertumbuhan
mengontrol keaadan nutrisi. Namun dengan di alirinya nutrisi secara terus menerus
dengan kemajuan tekhnologi, untuk itu perlu adanya alat yang mampu memberikan
proyek akhir dengan judul “Rancang Bangun Monitoring dan Kontrol Pada Sistem
Hidroponik”.
B. Rumusan Masalah
6
1. Bagaimana membuat dan merancang alat monitoring dan kontrol pada
sistem hidroponik?
C. Tujuan
1. Mampu membuat dan merancang alat monitoring dan kontrol pada sistem
hidroponik
D. Manfaat
instrumentasi.
E. Batasan Masalah
- Suhu air
7
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tanaman Hidroponik
medianya. Secara etimologi, hidroponik berasal dari bahasa Yunani yang terdiri
dari dua kata yakni hydro dan ponos. Hydro yang artinya air dan ponos yang artinya
kerja. Jadi, apabila disatukan hidroponik adalah teknik budidaya tanaman dengan
memanfaatkan air dan tidak menggunakan tanah (humus) sebagai media tanam atau
soilles. Nama lain dari hidroponik adalah soilless culture atau teknik budidaya
adalah suatu teknik budidaya tanaman dengan memanfaatkan air sebagai media
tanam yang kaya dengan berbagai nutrisi. Dengan demikia teknik ini dapat
menggunakan air sebagai media tanamnya akan tetapi dalam prakteknya air yang
diperlukan dalam bercocok tanam tidaklah sebanyak seperti budidaya dengan cara
secara rutin, sehingga hal ini menjadi faktor penunjang mengapa hasil tanamannya
lebih aman dan sehat. Untuk menunjang hasil tanaman hidroponik maka
9
diperlukanlah nutrisi pendukung diantaranya pasir, sabut kelapa, pecahan kerikil
dan batu karang, batu apung, serbuk kayu dan kawat kasa nilon.
Di era sekarang ini, menanam dengan sistem hidroponik adalah alternatif yang
tepat untuk mendapatkan sayuran dan buah-buahan di lahan yang sempit atau
terbatas. Ditambah lagi dengan kondisi Indonesia yang beriklim tropis adalah
tempat yang cocok untuk menerapkan metode ini. Bercocok tanam dengan
hidroponik akan mendapatkan hasil yang bagus jika diiringi dengan hobi. Karena
jika dimulai dari hobi maka akan sangat berpotensi untuk dijadikan bisnis.
namun yang kami gunakan adalah metode Nutrient Film Technique (NFT)
Metode NFT yaitu suatu metode budidaya tanaman dengan akar tanaman
tumbuh pada lapisan nutrisi yang dangkal dan tersirkulasi sehingga tanaman dapat
1. Media Tanam
Untuk media tanamnya yaitu menggunakan air dengan kelembapan serta
unsur hara yang cukup. Tidak hanya itu saja, media tanam yang terbaik
untuk teknik penanaman hidroponik ini memiliki drainase yang bagus.
Dengan begitu terbebas dari zat-zat beracun atau berbahaya bagi tanaman.
2. Air
Air adalah unsur paling penting untuk tanaman hidroponik untuk
mendukung pertumbuhannya. Kualitas tanaman dan hasil panen tanaman
hidroponik sangat bergantung pada unsur yang satu ini.
3. Unsur Hara
Unsur hara merupakan unsur yang tidak kalah penting dalam tumbuh
kembang tanaman hidroponik. Tanaman hidroponik memerlukan nutrisi
yang cukup agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Disarankan
untuk memberikan larutan unsur hara pada tanaman hidroponik secara
teratur.
4. Oksigen
Unsur lain dalam penanaman hidroponik yang perlu diperhatikan yaitu
kadar oksigennya. Hindari sebaik mungkin agar kadar oksigen pada
tanaman hidroponik rendah. Pasalnya kondisi tersebut dapat menyebabkan
dinding sel sulit untuk ditembus. Hal tersebut dapat berakibat buruk bagi
10
tanaman hidroponik. Tanaman dapat layu dan kekurangan air yang
membuatnya semakin berisiko untuk mati.
1. Selada
2. Bayam
3. Tanaman Herbal
4. Bunga Mawar
5. Melon
B. Arduino Uno
11
memulai merakit ATMega328 dari awal di breadboard. Model board Arduino Uno
12
1. Input dan Output
Arduino Uno memiliki jumlah pin yang termasuk banyak dari semua papan
pengembangan Arduino Uno memiliki 14 buah digital pin yang dapat digunakan
dan digital (Read). Pin-pin tersebut bekerja pada tegangan 5V, dan setiap pin dapat
menyediakan atau menerima arus sebesar 20 mA, dan memiliki tahanan pull-up
sekitar 20-50kΩ (secara default dalam posisi disconnect). Nilai maksimum adalah
mikrokontroller.
a. Serial, terdiri dari 2 pin : pin 0 (RX) dan pin 1 (TX) yang digunakan untuk
b. External Interrups, yaitu pin 2 (untuk interrupt 0) dan pin 3 (interrupt 1). Kedua
c. PWM: Pin 3, 5, 6, 9, 10, dan 11, yang menyediakan output PWM 8-bit dengan
e. LED : Pin 13. Pada pin 13 terhubung built-in led yang dikendalikan oleh digital
pin no 13. Set HIGH untuk menyalakan led, LOW untuk memadamkannya.
f. TWI : Pin A4 (SDA) dan pin A5 (SCL) yang mendukung komunikasi TWI
13
Arduino Uno memiliki 6 buah input analog, yang diberi tanda dengan A0, A1,
A2, A3, A4, A5. Masing-masing pin analog tersebut memiliki resolusi 10 bits (jadi
bisa memiliki 1024 nilai). Secara default, pin-pin tersebut diukur dari ground ke
5V, namun bisa juga menggunakan pin AREF dengan menggunakan fungsi
Liquid Crystal Display (LCD) adalah salah satu jenis display elektronik
yang dibuat dengan teknologi CMOS logic yang bekerja dengan tidak
terhadap front-lit atau mentransmisikan cahaya dari back-lit. Liquid Crystal Display
(LCD) berfungsi sebagai penampil data baik dalam bentuk karakter, huruf, angka
ataupun grafik. Contoh Liquid Crystal Display (LCD) 20x4 diperlihatkan pada
gambar 2.3.
Liquid Crystal Display (LCD) adalah lapisan dari campuran organik antara
lapisan kaca bening dengan elektroda transparan indium oksida dalam bentuk
14
tampilan seven segment dan lapisan elektroda pada kaca belakang. Ketika elektroda
diaktifkan dengan medan listrik (tegangan), molekul organik yang panjang dan
memiliki polarizer cahaya vertikal depan dan polarizer cahaya horisontal belakang
yang diikuti dengan lapisan reflektor. Cahaya yang dipantulkan tidak dapat
diaktifkan terlihat menjadi gelap dan membentuk karakter data yang ingin
ditampilkan.
Pin 1 Ground
Pin 2 Vcc
Pin 3 Pengatur Kotras
Pin 4 “RS” Instruction/Register Select
Pin 5 “R/W” Read/Write Registers
Pin 6 “EN” Enable
Pin 7 - Pin 14 Data I/O Pin
Pin 15 Vcc
Pin 16 Ground
Pompa air DC atau yang sering disebut mini water pump merupakan pompa air
mini yang memiliki banyak fungsi untuk kebutuhan pompa air di rumah. Pompa air
ini termasuk dalam kategori pompa air fleksibel karena memiliki desain yang cukup
kecil serta juga proses pemasangan yang juga cukup mudah dan praktis sehingga
Anda tidak perlu memancing hisapan awal pompa ini dengan menggunakan air.
15
Pompa air ini memang tidak membutuhkan daya listrik yang cukup besar,
tercatat pompa air ini memiliki tegangan kerja 6-12 volt. Adapun spesifikasi lain
dari pompa JT-500 DC yaitu terbuat dari bahan plastik, tinggi 98mm dan lebar
38mm, water outlet outer diameter 12mm, water outlet diameter 9,7mm, laju aliran
Node MCU ESP8266 ialah sebuah platform Iot yang bersifat opensource,
tersusun dari suatu perangkat keras system on chip ESP8266 dari ESP8266 buatan
development board berbasis ESP8266 lainnya yaitu adanya module shield untuk
pendukung hardware plug and play. Module Shield development yang dimaksud
antara lain: OLED Shield, Motor Shield, DHT Shield, Battery LiPo Shield, Relay
Shield, DC Power Shield, Micro SD Shield, DHT11 Shield, ProtoBoard Shield dan
lain sebagainya
16
Gambar 2.7 Modul NodeMCU ESP8266
F. Sensor DHT11
Komponen untuk pendeteksi suhu dan kelembaban udara yang digunakan yaitu
sensor DHT11. DHT11 merupakan sensor pengukur suhu dan kelembaban pada
satu modul yang dimana memiliki elemen resestif seperti perangkat pengukur suhu
contohnya yaitu NTC. Keunggulan dari sensor DHT11 dibanding dengan yang lain
di antaranya memiliki kualitas pembacaan data yang sangat baik, responsive (cepat
Real time clock (RTC) adalah jam elektronik berupa chip yang dapat
menghitung waktu (mulai detik hingga tahun) dengan akurat dan menjaga /
menyimpan data waktu tersebut secara real time. DS3231 adalah RTC (real time
17
clock) dengan kompensasi suhu kristal osilator yang terintegrasi (TCX0). TCX0
menyediakan sebuah clock referensi yang stabil dan akurat, dan memelihara akurasi
RTC sekitar +2 menit per tahun. Keluaran frekwensi tersedia pada pin 32 kHz.
SEN0161 merupakan tipe sensor yang memiliki fungsi untuk menghitung atau
mengukur nilai pH atau derajat keasaman suatu cairan khususnya nilai pH dari air.
Nilai yang dapat dibaca oleh sensor pH ini yaitu berkisar antara 0-14. Modul sensor
pH ini terdiri dari dua bagian yaitu Liquid pH 0-14 Value Detect Test Sensor
seperti spidol di ujung dan ujung satunya yaitu jumper BNC). Prinsip kerja sensor
pH SEN0161 yaitu ketika bagian bawah dari sensor dimasukkan ke dalam larutan
maka sensor akan menghasilkan data analog (ADC) yang kemudian akan di
konversi menjadi nilai pH dengan perhitungan yang telah ditentukan pada program
arduino.
18
I. Relay
kumparan kawat penghantar yang dililit pada inti besi. Bila kumparan ini
J. Power Suply
Power Supply merupakan bagian yang paling penting dalam suatu peralatan
blok rangkaian serta bagian-bagian yang membutuhkan kinerja yang didukung oleh
sering mengalami kerusakan yang disebabkan oleh tidak stabilnya nilai tegangan
yang disupply oleh rangkaian power supply. Selain itu, ketidakstabilan tegangan
aktif yang pada umumnya sangat rentan terhadap tegangan yang tidak stabil. Pada
19
Gambar 2.13 Power Suply
20
BAB III
METODE KEGIATAN
Alat dan Bahan yang digunakan dalam perancangan ini diperlihatkan dalam
21
10 Kikir 1 Buah
11 Multimeter Digital 1 Buah
12 Lem Pipa 1 Buah
13 Mata Bor 1 Buah
14 Lem Korea 1 Buah
15 Personal Computer 1 Buah
22
C. Metode Perancangan
1. Studi Literatur
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan yaitu mencari referensi berupa teori
yang relevan dengan kegiatan rancangan sistem monitoring dan kontrol budidaya
hidroponik, diantaranya:
2. Identifikasi Masalah
Tahap identifikasi masalah merupakan hal yang penting dalam kegiatan ini.
Adapun masalah yang akan dihadapi pada proses ini yaitu bagaimana cara
pembuatan dan penyusunan rangkaian pada papan PCB, desain sistem monitoring
dan kontrol budidaya hidroponik serta program yang akan digunakan, serta pada
kegiatan simulasi atau pengujian program pada sistem monitoring dan kontrol
budidaya hidroponik.
23
Power Suply
Nutrisi
Arduino Uno
Pompa DC
Output
Gambar 3.2 Blok Diagram Sistem Monitoring dan Kontrol Sistem Hidroponik
kontrol budidaya hidroponik dapat dilihat pada gambar 3.1. Arduino merupakan
pusat pengendali. Input dari sistem ini yaitu Real Time Clock DS3231 sebagai
Timer dan sensor yang berfungsi sebagai input akan mengirim data dan
diteruskan ke arduino. Data tersebut akan diproses di chip arduino agar dapat
24
Perangkat terdiri dari relay, WeMos D1 Mini, dan LCD. Relay berfungsi
untuk mengirim data dari dan ke user. LCD berfungsi untuk menampilkan
2. Perancangan Mekanik
hidroponik, dibutuhkan desain dari wadah untuk peletakan tanaman yang akan
dibudidayakan.
3. Pembuatan Rangkaian
Rangkaian elektronik dari alat yang dibuat terdiri dari: Liquid Crystal
berupa karakter, huruf maupun angka yang merupakan hasil dari pembacaan
25
sensor yang terlebih dahulu diproses oleh arduino. Rangkaian LCD yang
26
c. Perancangan Sensor pH SEN0161 dengan Arduino
SEN0161 ialah sensor akan mengukur nilai ADC larutan ketika ujung
sensor menyentuh larutan tersebut. Ketika nilai ADC telah diketahui maka
DHT11 yang terhubung pada Arduino dapat dilihat pada gambar 3.7.
27
Gambar 3.7 Rangakaian DHT11 dengan Arduino
28
f. Perancangan Relay dan WeMos D1 Mini
29
g. Perancangan Rangkaian Sistem Monitoring dan Kontrol budidaya
hidroponik
Pada gambar 3.11, dapat dilihat gambar rangkaian alat yang dibuat secara
keseluruhan. Pada alat yang dibuat terdapat beberapa masukan data seperti Soil
Moisture, RTC DS3231, DHT11 dan Sensor pH. Pemroses data yaitu Arduino Uno.
Keluaran data seperti Liquid Crystal Display, Relay, dan WeMos D1 Mini
dihubungkan dengan komponen I2C kemudian I2C dihubungkan dengan pin SDA
dan SCL. Relay dihubungkan dengan pin 2 WeMos. WeMos D1 Mini dihubungkan
30
Masukan data terdiri dari sensor dan real time clock. Pada bagian sensor
terdapat 3 jenis sensor yang digunakan sebagai masukan yaitu pertama sensor
DHT11 yang berfungsi untuk mendeteksi suhu dan kelembapan udara disekitar.
Real Time Clock berfungsi untuk menghidupkan pompa secara otomatis. Pompa
akan aktif dan melakukan penyiraman sebanyak 6 kali dalam satu hari.
Bagian kedua yaitu pengolahan data, pengolahan data yang digunakan yaitu
Arduino uno. Arduino uno berfungsi mengolah data yang masuk dari sensor dan
31
h. Tahap Perancangan Perangkat Lunak
32
2) Pembuatan Flowchart program NodeMCU ISP8266
33
3) Pembuatan flowchart aplikasi
4) Perancangan program
34
1. Membuka Aplikasi arduino
35
Gambar 3.17 Menu Tools dengan Sub Menu Board
36
5. Program diketik pada halaman sketch. Setelah selesai, dilakukan
USB to Serial.
37
Dalam perancangan program aplikasi smartphone, digunakan MIT App
appinvertor.mit.edu
38
Gambar 3.23 Tampilan saat mengatur block editor
39
BAB IV
A. PENGUJIAN HASIL
sistem kerja
Pada metode hasil pengujian data akan disajikan kedalam sebuah table
setelah data tersebut dimasukkan kedalam table langkah selanjutnya ialah mencari
nilai eror dari masing-masing komponen. Nilai eror yang telah didapat kemudian
∑𝑒𝑟𝑜𝑟
%eror = ∑𝑈𝑗𝑖 𝐶𝑜𝑏𝑎 𝑥100% (2)
40
1. Pengujian Fungsional
Pada pengujian fungsional ini kita dihadapkan pada tiap-tiap bagian atau
kelompok. Pengujian fungsional ini bertujuan untuk mengetahui fungsi dari tiap-
tiap komponen yang kita gunakan apakah berfungsi sesuai dengan apa yang kita
Pada pengujian power sulay ini bertujuan untuk mengetahui berapa output
ph ini merupakan larutan ph yang sudah diketahui nilanya, biasanya terdiri dari pH
asam, basah, dan netral. Nilai pH pada alat sistem monitoring hidroponik akan
41
Pada table 4.2 hasil dari pengujian sensor pH, untuk perhitungan persentase nilai
Dimana Nilai sensor meruakan nilai dari hasil pembacaan alat, sedangkan nilai
0.6
%eror = 0.4 𝑥100%
%eror = 0.015 %
c. Pengujian DHT 11
rangsangan pada sistem Monitoring dan Kontrol Hidroponik. Pada pengujian ini
pembanding. Hasil pembacaan sensor akan ditampilkan pada LCD yang sudah
42
Pada table 4.3 hasil dari pengujian sensor DHT11, untuk perhitungan
persentase nilai eror pada sensor DHT11 ini dengan menggunakan rumus :
Dimana Nilai sensor meruakan nilai dari hasil pembacaan alat, sedangkan
nilai acuan merupakan hasil dari pembacaan alat Hygrometer, berikut contoh
0.7
%eror = 26.7 𝑥100%
%eror = 0.026%
Pada table 4.3 hasil dari pengujian sensor DHT11, untuk perhitungan
persentase nilai eror pada sensor DHT11 ini dengan menggunakan rumus :
Dimana Nilai sensor meruakan nilai dari hasil pembacaan alat, sedangkan
nilai acuan merupakan hasil dari pembacaan alat Hygrometer, berikut contoh
43
85−84
%eror = 𝑥100%
84
1
%eror = 84 𝑥100%
%eror = 0.011 %
d. Pengujian RTC
Real Time Clook (RTC) berfungsi sesuai dengan apa yang kita inginkan, pada
pengujian kali ini menggunakan relay sebagai output, dimana pada sistem
Monitoring dan Kontrol Hidroponik ini akan diberikan set point untuk
Pada table 4.5 RTC telah diberi set point waktu dengan Relay sebagai
Outputnya. RTC diberi set point 3 jam sekali untuk mengaktifkan relay dan akan
44
2. Pengujian Kinerja
mengetahui unjuk kerja pada sistem. Unjuk kerja tersebut dimodelkan pada
45
21:00 26 95% 6.55 26 95% 6.55 HIGH On
8
21:30 26 95% 6.55 26 95% 6.55 Low Off
Tabel 4.6 Pengujian Unjuk Kerja sistem Monitoring dan Kontrol Tanaman
Hidroponik
B. PEMBAHASAN
1. Pembahasan Fungsional
Dari hasil pengujian pada table 4.1 yang mana merupakan uji tegangan
keluaran yang dihasilkan oleh power suplay, bekerja dengan baik dan memenuhi
kriteria yang diharapkan dimana tegangan keluaran yang terbaca sesuai dengan
kebutuhan.
Dari hasil pengujian sensor Ph Meter dapat dilihat pada table 4.2 hasil
Buffer Ph Ph Meter
46
buffer ph. Berdasarkan hasil pada tabl 4.2 memiliki rata – rata nilai eror sebesar
0.022% dengan demikian fungsi sensor Ph dapat dikatakn bekerja dengan normal.
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat dilihat pada table 4.3 dan
4.4 hasil pembacaan suhu dan kelembababn kurang lebih sama dengan
pembandingnya yaitu alat ukur termohygrometer. Berdasarkan hasil pada table 4.3
untuk pengujian suhu memiliki nilai eror rata – rata 0,0685 dan pada table 4.4 untuk
pengujian kelembaban memiliki rata – rata nilai eror 0,0685 dengan demikian
Termohygrometer
47
Grafik perbandingan Kelembaban DHT11 dengan
Termohygrometer
100
96 96
95 95
95
90
86 86
85
84
85
80
75
1 2 3 4
Dari pengujian yang telah dilakukan RTC dapat bekerja dengan baik dan
normal sesuai dengan table 4.5 dimana RTC di perintahkan memberikan sinyal
HIGHT pada relay setiap 3 jam sekali dan akan memberikan sinyal LOW setelah
30 menit . Ketika Relay mendapatkan sinyal HIGH maka pompa akan ON dan
2. Pembahasan Kinerja
pada Moinitoring dan Kontrol Tanaman Hidroponik ini berdasarkan table 4.6.
dimana dalam penyaluran nutrisi dilakukan tiap 3 jam sekali selama 30 menit
kemudian ditampilkan pada LCD dan aplikasi android yaitu Virtuino telah
memenuhi kriteria yang diharapkan. RTC sebagai input pengendali relay agar
pompa pendistribusi nutrisi dapat bekerja, telah mampu mengikuti perintah yang
48
pembacaan sensor ke aplikasi Virtuino juga telah berfungsi sebagaimana yang telah
diharapakan .
49
BAB V
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengujian monitoring dan kontrol pada
yang meliput suhu udara, kelembaban udara, dan kandungan Ph dalam air.
Alat ini terdiri dari 3 proses utama yaitu input, proses dan output. Input
terdiri dari sensor DHT11, pH meter, dan RTC. Data dari sensor DHT11,pH
meter, dan RTC kemudian di proses oleh arduino uno dan dikirim ke
NodeMCU. Output dari alat ini yaitu pompa air, dan LCD 16X2.
di perintahkan. Pompa air akan aktif ketika relay dibari masukan HIGH dan
akan mati ketika diberi masukan LOW, masukan HIGH diperolah setiap 3
jam sekali dan masukan low diperoleh setiap 30 menit sekali terhitung sejak
B. SARAN
Berdasarkan dari hasil proyek akhir ini, masih banyak terdapat kekurangan,
hal ini dikarenakan keterbatasan materi, kemampuan dan waktu, sehingga penulis
50
1. Pengaturan jadwal pendistribusian nutria masih melalui program, oleh karna
itu diperlukan antar muka tambahan seperti keypad yang berfungsi sebagai
51
DAFTAR PUSTAKA
Aprilia, T (2018) Monitoring dan Kontrol Hidroponik Wick berbasis android Surabaya:
institusu Bisnis dan Informatika STIKOM Surabaya
Putri, Dian Mustika. 2017. Mengenal Wemos D1 Mini dalam Dunia IoT.
https://dianmstkputri.wordpress.com. Diakses pada tanggal 8 Juli 2019.
52