Anda di halaman 1dari 86

`TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN PENGISIAN AIR DAN PENUTUPAN


BOTOL OTOMATIS

Oleh:

JAFAR MUSTHAFA

18.41626

Diajukan untuk memenuhi salah Satu Syarat Kelulusan Program

Diploma III Program Studi Teknik Elektronika

TEKNIK ELEKTRONIKA

POLITEKNIK PRATAMA MULIA

SURAKARTA

2021
HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Tugas Akhir

RANCANG BANGUN PENGISIAN AIR DAN PENUTUPAN


BOTOL OTOMATIS

Diterima dan disetujui oleh Dosen Pembimbing Tugas Akhir di Politeknik

Pratama Mulia Surakarta pada :

Hari : Kamis

Tanggal : 16 September 2021

Mengesahkan Disetujui

Direktur Dosen Pembimbing

Drs. Sunaryo, S.T.,M.T. Isus Sudarno, S.T.,M.Eng.

NIK: 0024045502 NIDN: 0613047802

ii
HALAMAN PENGESAHAN

RANCANG BANGUN PENGISIAN AIR DAN PENUTUPAN


BOTOL OTOMATIS

Diajukan dan dipertahankan pada ujian pendadaran Tugas Akhir dihadapan

Dewan penguji sebagai salah satu syarat kelulusaan di Politeknik Pratama Mulia

Surakarta pada:

Hari : Kamis

Tanggal : 16 September 2021

Menyetujui tim penguji :

1. Isus Sudarno, S.T.,M.Eng. (…………….)

2. Jumardi, S.Pd.,M.Eng. (…………….)

Mengesahkan

Panitia Ujian Akhir DIII Teknik Elektronika

Ketua Program Studi Teknik Elektronika

Yaya Finayani, S.T.,M.Eng.

NIDN. 0620117102

iii
MOTTO

1. Ingatlah, jika kamu menjadi pemimpin, bukan berarti semua orang akan

mengakuimu. Tapi jika semua orang mengakuimu, itulah pemimpin yang

sebenarnya. (Itachi Uciha)

2. Aku tidak ingin hidup seribu tahun. Bagiku, bisa hidup untuk hari ini saja

sudah bersyukur. (Portgas D. Ace)

3. Tidak ada gunanya memiliki sesuatu yang berharga jika kamu tak sanggup

untuk melindunginya. (Portgas D. Ace).

4. Mungkin di dunia ini tidak ada yang terjadi secara kebetulan, sebab

semuanya terjadi karena suatu alasan. (Silver Rayleigh)

5. Masalah biasanya datang secara tiba-tiba, maka terbiasalah.(Anonymous)

6. Menangislah lalu bangkitlah (Shanks)

7. Banyak orang ingin melupakan masa lalu, tapi sedikit orang yang belajar dari

masa lalu. (Nico Robin)

8. There is no reason not to follow your heart. (steve job)

9. Patience is key element of success. (Bill gates)

iv
HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan rasa syukur atas nikmat dan rahmat Allah SWT,

laporan Tugas Akhir ini penulis persembahkan kepada:

1. Drs. Sunaryo, S.T.,M.T., selaku Direktur Utama Politeknik Pratama Mulia

Surakarta.

2. Yaya Finayani, S.T.,M.Eng., selaku Ketua Program Studi Teknik

Elektronika Politeknik Pratama Mulia Surakarta.

3. Isus Sudarno, S.T.,M.Eng., selaku Pembimbing Tugas Akhir Program Studi

Teknik Elektronika Politeknik Pratama Mulia Surakarta.

4. Seluruh dosen Program Studi Teknik Elektronika Politeknik Pratama Mulia

Surakarta

5. Bapak, Ibu dan keluarga yang mendukung

6. Teman-teman Teknik Elektronika Politeknik Pratama Mulia Surakarta

angkatan 2018

7. Saudara atau saudariku seperjuangan dari awal masuk sampai sekarang

8. Keluarga besar HMJ Elektronika

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan karunia beserta rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat

menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Rancang Bangun Pengisian Air dan

Penutupan Botol Otomatis”.

Penyusunan penelitian ini merupakan salah satu syarat yang harus

dipenuhi mahasiswa Program Studi Teknik Elektronika Politeknik Pratama Mulia

dalam Tugas Akhir.

Penelitian ini disusun atas kerjasama dan berkat bantuan dari berbagai

pihak. Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT, yang telah memberikan kelancaran dan kesehatan sehingga

penyusun dapat membuat serta menyelesaikan alat dan laporan tugas

akhir.

2. Bapak Drs. Sunaryo, S.T.,M.T., selaku Direktur Utama Politeknik Pratama

Mulia.

3. Yaya Finayani, S.T.,M.Eng., selaku Ketua Program Studi Teknik

Elektronika yang telah memberikan bimbingan, arahan dan masukan yang

membangun kepada penyusun dalam menyusun laporan ini.

4. Bapak Sudarno, S.T.,M.Eng. selaku Pembimbing Tugas Akhir yang telah

memberikan bimbingan, arahan, waktu dan tenaganya selama pelaksanaan

dan penyusunan penulisan tugas akhir ini.

5. Orang tua dan keluarga penulis yang telah memberikan bantuan dukungan

material dan moral selama pelaksanaan dan penyusunan penulisan tugas

vi
akhir ini.

6. Rekan– rekan seperjuangan yang telah membantu dan saling memberikan

dukungan dalam menyelesaikan tugas akhir dan penyusunan penulisan

tugas akhir ini.

Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas

segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Tugas Akhir ini

membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Surakarta, 20 Mei 2021

Penyusun

Jafar Musthafa

vii
ABSTRAK

RANCANG BANGUN ALAT PENGISIAN AIR DAN PEUTUPAN BOTOL


OTOMATIS
Jafar Musthafa / 18.41626
Banyaknya penggunaan mesin pengisian air pada industri air minum pada
era saat ini menjadikan alasan pembuatan Tugas Akhir berjudul Rancang Bangun
Alat Pengisian Air dan Penutupan Botol Otomatis. Memiliki beberapa rumusan
masalah, diantaranya adalah bagaimana cara membuat alat serta bagaimana kerja
dari alat pengisian air dan penutupan botol otomatis. Alat ini bisa digunakan di
dunia industri, karena dapat memudahkan dan menghemat waktu pengerjaan.
Mesin yang dibuat ini terdapat komponen-komponen yang sangat berperan
penting dalam pengoprasian mesin otomatis ini diataranya Programmable Logic
Controller (PLC) merupakan alat kontrol yang dapat diprogram secara logika
menerima input, memberikan output. Untuk itu, dibuatlah prototipe mesin
pengisian air secara otomatis untuk menghasilkan minuman kemasan yang praktis
dan mudah di dapat. Dibuatnya alat tersebut dapat menjelaskan bagaimana cara
membuat mesin pengisian air otomatis dan menjelaskan bagaimana cara kerja dari
alat tersebut.
Dalam proses perancangan alat, penulis melakukan beberapa cara untuk
mengumpulkan beberapa data melalui observasi di lingkungan kampus dan
wawancara terhadap dosen maupun alumni tentang baik buruknya bahan yang
akan digunakan serta mencari referensi dari berbagai sumber di internet. Penulis
menyimpulkan dari pengumpulan data didapat tentang bahan dari kerangka
alangkah baiknya menggunakan Alu 2020 dan 2040 karena dalam proses
pemasanganya hanya menggunakan baut dan mudah diubah-ubah bentuk dari
kerangka alat. Penulis juga mendapatkan referensi tentang komponen yang akan
digunakan seperti sensor infrared, motor DC baik itu tentang spesifikasi maupun
cara penggunaannya dari datasheet di internet.
Dari hasil penelitian dan eksperimen didapatkan mesin yang dapat mengisi
dan menutup botol minuman ringan dengan kemasan 500ml. Mesin ini
menggunakan kontrol berbasis Programmable Logic Controller (PLC) dengan
sensor Infrared FC-51 yang menggunakan fungsi relay dan optocoupler. Mesin ini
menggunakan sumber tegangan AC 220V dan tegangan DC 12V serta 5V, untuk
proses filling dan cupping menggunakan timer pada PLC serta telah didapatkan
ukuran dan rangcang bangun dari masing-masing mekanis yang digunakan dalam
mesin ini, sehingga mesin ini dapat di rancang bangun secara nyata. Mesin ini
masih dapat dikembangkan untuk ukuran dan jenis botol serta pengemasan hasil
akhirnya.

Kata Kunci : Pengisian Air, Penutupan Botol, Programmable Logic


Contoller (PLC)

viii
ABSTRACT

DESIGN AND CONSTRUCTION OF AUTOMATIC BOTTLE CLOSING


AND WATER FILLING EQUIPMENT
Jafar Mustafa / 18.41626
The large number of uses of water filling machines in the drinking water
industry in the current era makes the reason for making a Final Project entitled
Design of Water Filling and Automatic Bottle Closing Devices. It has several
problem formulations, including how to make a tool and how to work from a
water filling device and automatic bottle closing. This tool can be used in the
industrial world, because it can facilitate and save processing time. The machine
that was made contains components that play an important role in the operation of
this automatic machine, including the Programmable Logic Controller (PLC)
which is a control device that can be programmed logically to receive input,
provide output. For this reason, a prototype of an automatic water filling machine
was made to produce packaged drinks that are practical and easy to obtain. The
making of the tool can explain how to make an automatic water filling machine
and explain how the tool works.
In the process of designing the tool, the author did several ways to collect
some data through observations in the campus environment and interviews with
lecturers and alumni about the good and bad of the materials to be used and
looking for references from various sources on the internet. The author concludes
from collecting data obtained about the material of the framework, it would be
better to use Alu 2020 and 2040 because in the installation process it only uses
bolts and is easy to change the shape of the tool frame. The author also gets
references about the components to be used such as infrared sensors, DC motors,
both about specifications and how to use them from datasheets on the internet.
From the results of research and experiments obtained a machine that can
fill and close soft drink bottles with 500 ml packaging. This machine uses
Programmable Logic Controller (PLC) based control with FC-51 Infrared sensor
that use relay and optocoupler functions. This machine uses a 220V AC voltage
source and 12V and 5V DC voltage, for the filling and cupping process using a
timer on the PLC and the size and design of each mechanical used in this
machine, so this machine can be designed in real terms. This machine can still be
developed for the size and type of bottles and packaging of the final product.

Keywords : Water Filling, Bottle Closing, Programmable Logic


Controller (PLC)

ix
DAFTAR ISI

TUGAS AKHIR ..................................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii

MOTTO ................................................................................................................ iv

HALAMAN PERSEMBAHAN.............................................................................v

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi

ABSTRAK .......................................................................................................... viii

ABSTRACT .......................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ...........................................................................................................x

DAFTAR TABEL............................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1

1.1. Latar Belakang Masalah .............................................................................1

1.2. Batasan Masalah.........................................................................................4

1.3. Rumusan Masalah ......................................................................................4

1.4. Tujuan dan Manfaat ...................................................................................4

BAB II DASAR TEORI .........................................................................................5

2.1. Conveyor ....................................................................................................5

2.2. PLC (Programmable Logic Control)..........................................................5

2.3. Motor DC ...................................................................................................6

2.4 Motor Stepper ........................................................................................... 7

x
2.5 Pompa Air ................................................................................................. 8

2.6. Relay 5v .................................................................................................... 9

2.7. Optocoupler .............................................................................................. 9

2.8. Modul Sensor Infrared ............................................................................ 10

2.9. Power Supply ......................................................................................... 12

2.10. Driver Motor A4988 ................................................................................ 12

BAB III METODOLOGI ....................................................................................14

3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Tugas Akhir .........................................14

3.2. Alat dan Bahan .........................................................................................14

3.2.1. Alat ...................................................................................................... ....14

3.2.2. Bahan .................................................................................................... ...15

3.2.2.1. Hardware .........................................................................................15

3.2.2.2. Software...........................................................................................16

3.3. Perancangan dan Desain ..........................................................................16

3.5. Flowchart ................................................................................................ 18

3.6. Wiring Diagram Alat Pengisian dan Penutupan Botol Otomatis .......... 20

3.7. Metode Pengumpulan Data .....................................................................22

3.7.1 Observasi ............................................................................................. 22

3.7.2 Wawancara .......................................................................................... 23

3.7.3 Dokumen ............................................................................................. 23

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 23

4.1. Hasil....................................................................................................... 23

4.1.1. Spesifikasi Alat ..................................................................................... 25

xi
4.1.2. Diagram Bagian Pengisian Air dan Penutupan Botol Otomatis ........... 26

4.1.2.1. Bagian Input ................................................................................... 26

4.1.2.2. Bagian Proses ................................................................................. 27

4.1.2.2.1. Proses Pengisian Air .................................................................... 27

4.1.2.2.2. Proses Pemasangan Tutup Botol .................................................. 28

4.1.2.2.3. Proses Penutupan Tutup Botol ..................................................... 29

4.1.2.3 Bagian Output ................................................................................ 30

4.1.3. Ladder Diagram Keseluruhan .............................................................. 30

4.2. Pembahasan ......................................................................................... 34

4.2.1. Cara Merancang ................................................................................. 34

4.2.1.1. Pemasangan Conveyer dan Pemasangan Belt ................................ 34

4.2.1.2. Pemasangan Botol Rotary .............................................................. 36

4.2.1.3. Pemasangan Pompa Pengisi Air Pada Botol .................................. 37

4.2.1.4. Pemasangan Slide Cap ................................................................... 38

4.2.1.5. Pemasangan Motor Stepper dan Motor Pengencangan Tutup ....... 39

4.2.1.6. Pemasangan Sensor Pengisian ....................................................... 40

4.2.1.7. Pemasangan Sensor Botol Rotary .................................................. 40

4.2.1.8. Pemasangan Sensor Pengencangan Tutup ..................................... 41

4.2.1.9. Pemasangan Sensor Reset .............................................................. 41

4.2.1.10. Pemasangan Rangkaian Optocoupler ............................................. 42

4.2.1.11. Pemasangan Regulator 7805 .......................................................... 43

4.2.1.12. Pemasangan Instalasi Kabel Ke Blok Terminal .............................. 44

4.2.1.13. Pemasangan Ke Sumber Daya ........................................................ 44

xii
4.2.1.14. Pemasangan Ke PLC ....................................................................... 45

4.2.1.15 Hasil Perancangan Mekanik Keseluruhan ....................................... 45

4.2.2. Wiring Sensor FC-51 ke PLC ............................................................ 46

4.2.2.1. Pembahasan Tahapan Intruksi Sensor ............................................. 49

4.2.2.1.1. Intruksi Menyalakan dan Mematikan Konveyor .......................... 49

4.2.2.1.2. Intruksi Pengisian Air ................................................................... 49

4.2.2.1.3. Intruksi Rotary On/Off .................................................................. 51

4.2.2.1.4. Intruksi Pengencangan Tutup ....................................................... 52

4.2.2.1.5. Intruksi Reset dan Pengaktifan Sensor 2...................................... 54

4.2.3. Cara Penggunaan Alat ........................................................................ 55

4.2.4. Hasil Percobaan Kerja Alat ................................................................ 56

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 59

5.1. Kesimpulan ........................................................................................... 59

5.2. Saran ..................................................................................................... 59

Daftar Pustaka ..................................................................................................... 61

Lampiran ............................................................................................................. 62

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Waktu Pelaksaan Tugas Akhir .............................................................. 14

Tabel 3.2 Arti Simbol Wiring Diagram ................................................................ 22

Tabel 4.1 Hasil Percobaan Jarak Sensor ............................................................... 56

Tabel 4.2 Hasil Percobaan Pengencangan Tutup Botol ........................................ 57

Tabel 4.3 Hasil Analisa Mekanik .......................................................................... 57

Tabel 4.4 Hasil Analisa Keseluruhan .................................................................... 58

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Conveyor ............................................................................................. 5

Gambar 2.2 Progammable Logic Control (PLC) .................................................... 5

Gambar 2.3 Diagram Blok penggunaan PLC ......................................................... 6

Gambar 2.4 Motor DC ............................................................................................ 7

Gambar 2.5 Motor Stepper ...................................................................................... 7

Gambar 2.6 Motor Pengisian/Pompa Air ................................................................ 8

Gambar 2.7 Relay.................................................................................................... 9

Gambar 2.8 Optocoupler ......................................................................................... 9

Gambar 2.9 Modul Sensor Infrared ...................................................................... 11

Gambar 2.10 Power Supply .................................................................................. 12

Gambar 2.11 Bentuk driver A4988 ....................................................................... 12

Gambar 2.12 Konfigurasi pin Step Resolution Driver A4988 .............................. 13

Gambar 3.1 Design Perancangan Alat .................................................................. 17

Gambar 3.2 Letak Pemasangan Sensor ................................................................. 17

Gambar 3.3 Flowchart Alat Pengisian dan Penutupan Botol Otomatis ................ 19

Gambar 3.9 Wiring Diagram................................................................................. 21

Gambar 4.1 Hasil Alat Pengisian dan Penutupan Botol Otomatis ........................ 24

Gambar 4.2 Diagram Bagian Alat Pengisian dan Penutupan Botol...................... 26

Gambar 4.3 Botol .................................................................................................. 27

Gambar 4.4 Proses Pengisian Air.......................................................................... 27

Gambar 4.5 Proses Pemberian Tutup Botol .......................................................... 28

Gambar 4.6 Proses Pengencangan Tutup Botol .................................................... 30

xv
Gambar 4.7 Ladder Diagram Keseluruhan ........................................................... 31

Gambar 4.8 Pemasangan Rangka Conveyor ......................................................... 35

Gambar 4.9 Pemasangan Belt Conveyor .............................................................. 36

Gambar 4.10 Pemasangan Alas Rotary ................................................................. 36

Gambar 4.11 Pemasangan Botol Rotary ............................................................... 37

Gambar 4.12 Pemasangan Pompa Air Mini .......................................................... 37

Gambar 4.13 Pemasangan Selang Pompa Pengisian ............................................ 38

Gambar 4.14 Pemasangan Slide Cap .................................................................... 38

Gambar 4.15 Pemasangan Motor Stepper............................................................. 39

Gambar 4.16 Pemasangan Motor Stepper dan Motor Pengencangan ................... 39

Gambar 4.17 Pemasangan Sensor Pengisian ........................................................ 40

Gambar 4.18 Pemasangan Sensor Botol Rotary ................................................... 41

Gambar 4.19 Pemasangan Sensor Pengencangan Tutup Botol ............................ 41

Gambar 4.20 Pemasangan Sensor Reset ............................................................... 42

Gambar 4.21 Rangkaian Optocoupler ................................................................... 42

Gambar 4.22 Jalur PCB Optocoupler ................................................................... 43

Gambar 4.23 Wiring Rangkaian Optocoupler ...................................................... 43

Gambar 4.24 Wiring Regulator 7805 .................................................................... 44

Gambar 4.25 Pemasangan Instalasi Kabel ke Terminal........................................ 44

Gambar 4.26 Proses Instalasi Kabel Ke Sumber Daya ......................................... 45

Gambar 4.27 Pemasangan Instalasi Kabel ke PLC ............................................... 45

Gambar 4.28 Hasil Perancangan Mekanik Keseluruhan....................................... 46

Gambar 4.29 Wiring diagram sensor FC-51 ke PLC ............................................ 46

xvi
Gambar 4.30 Skema rangkaian sensor FC-51 ke PLC.......................................... 47

Gambar 4.31 Ladder Diagram Conveyor .............................................................. 49

Gambar 4.32 Proses Pengisian Air oleh Sensor 1 ................................................. 49

Gambar 4.33 Ladder Diagram Pengisian Air ........................................................ 50

Gambar 4.34 Proses Pengaktifan Rotary oleh Sensor 2 ........................................ 51

Gambar 4.35 Ladder Diagram Pengaktifan Rotary............................................... 52

Gambar 4.36 Proses Pengencangan Tutup ............................................................ 52

Gambar 4.37 Ladder Diagram Pengencangan Tutup Botol .................................. 53

Gambar 4.38 Proses Reset Program ...................................................................... 54

Gambar 4.39 Ladder Diagram Reset Program dan Continue ............................... 55

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

1. Foto Alat ........................................................................................................ 62

2. Datasheet Sensor Infrared .............................................................................. 64

3. Datasheet Motor DC ...................................................................................... 65

4. Datasheet Optocoupler ................................................................................... 66

5. Ladder Diagram Keseluruhan ........................................................................ 67

xviii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Peran teknologi dewasa ini telah berkembang dengan pesat, ditambah

dengan adanya era persaingan bebas. Otomatisasi merupakan salah satu realisasi

dari perkembangan teknologi, dan merupakan satu–satunya alternatif yang tidak

dapat dielakkan lagi untuk memperoleh sistem kerja yang sederhana, praktis, dan

efisien sehingga memperoleh hasil dengan tingkat keakuratan yang tinggi. Segi

waktu juga harus dipertimbangkan, karena dengan semakin pendek waktu yang

diperlukan untuk proses produksi, maka akan mendapatkan hasil yang mempunyai

kualitas lebih jika dibandingkan dengan proses produksi yang menggunakan

waktu lebih lama. Selain jumlah produksi lebih banyak, biaya pengoperasiannya

juga dapat ditekan seminim mungkin serta membutuhkan tenaga yang lebih

sedikit, sehingga proses produksi tersebut memperoleh keuntungan lebih tinggi.

Berdasarkan pertimbangan–pertimbangan diatas, untuk menunjang proses

otomatisasi agar faktor–faktor produksi dapat tercapai dibutuhkan sistem kontrol.

PLC (Programable Logic Controller) merupakan salah satu kontroler yang umum

digunakan. Pada dasarnya didalam PLC (Programable Logic Controller) terdapat

beberapa peralatan yang berfungsi sebagai relay, coil, latching coil, timer, counter,

perubahan analog ke digital, perubahan digital ke analog dan lain sebagainya yang

dapat digunakan untuk mengendalikan peralatan dengan bantuan program yang

kita rancang sesuai dengan kehendak kita.

1
Selama ini, untuk pengaturan sistem-sistem ini masih menggunakan relay-

relay konvensional sebagai pengontrolnya. Salah satu masalah yang sering

muncul adalah jika salah satu relay rusak maka secara otomatis sistem akan

berhenti dan hanya akan dapat dijalankan lagi jika relay tersebut telah selesai

diperbaiki, proses ini biasanya memakan waktu yang lama. Selain itu jika sistem

yang hendak diperbaharui maka keseluruhan sistem harus dibongkar. Sedangkan

apabila menggunakan PLC (Programable Logic Controller) waktu perbaikan dan

pembaharuan sistem relatif lebih singkat karena hanya dengan mengganti program

sistem dapat berjalan kembali.

Pada umumnya proses pengontrolan suatu sistem dibangun oleh

sekelompok alat elektronik, yang dimaksudkan untuk meningkatkan stabilitas,

akurasi, dan mencegah terjadinya transisi pada proses pengaplikasianya. Sistem

otomasi dapat dibagi menjadi sistem kontrol dan aplikasi yang akan dikontrol.

Bagian penting yang mendasari sistem otomasi pada kinerja sistem ini adalah

pergeseran peran dalam pengambilan keputusan.

Pengambilan keputusan yang sebelumya dilakukan oleh manusia beralih

pada alat kontrol digital yang berisikan suatu program yang sesuai dengan proses

yang ingin dibuat atau dicapai. Kelebihan lainnya dari PLC (Programable Logic

Controller) ini adalah efisien, hal ini dikarenakan program yang dibuat dapat

mewakili banyaknnya komponen-komponen elektronika lainnya.

Sistem kontrol PLC ini dapat digunakan untuk pengisian dan penutupan

botol secara otomatis yang sering disebut sebagai MESIN FILLING CAPING

BOTTLE dengan menggunakan proxymity infrared sensor misalnya. Mesin filling

2
caping bottle menggunakan PLC OMRON dengan ukuran botol yang berbeda-

beda yang terdiri dari komponen-komponen elektronika lainya dan komponen-

komponen listrik yang dirangkai sedemikian rupa, sehingga dapat berfungsi untuk

pengisian botol yang masing-masing botol berbeda ukuran, tinggi renda dan

volume dalam botol tersebut. Sekarang ini sudah ada mesin pengisian botol secara

otomatis, dimana botol-botol yang berbeda ukuran diletakkan diatas konveyor,

mesin konveyor dioprasikan sesuai keinginan maka secara otomatis mesin

konveyer akan bekerja. Mesin konveyor semacam ini dilengkapi dengan sistem

kontrol otomatis, sehingga proses kerjanya dapat dikontrol oleh manusia. Lalu

konveyor berhenti dan botol tepat dibawah mesin cupping dan dari tangki

penampungan terdapat pompa air ukuran kecil, proses pengisisan ini berpacu pada

program plc, yang dimana proses pengisian di atur oleh timer pada program plc

dimana ketepatan atau presisi sangat di perlukan untuk pelakuka proses ini,

setelah botol terisi makan akan berjalan menuju proses pemberian dan penutupan

botol yang dimana ini juga membutuh kan ke tepatan yang harus baik.

Dari pembahasan masalah Mesin Filling caping bottle diatas terdapat

proxymity infrared sensor yg digunakan untuk mengaktifkan program timer pada

PLC untuk mengatur berapa acuan ketepatan, dimana ketepatan itu terdapat pada

pengisisan botol dan pada saat botol memasuki mesin pemberian tutup dan

pengencangan tutup botol, dan timer juga mengatur supaya bagaimana botol bisa

di isi dan di tutup secara bergantian. (CourseHero, 2020)

3
1.2 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas permasalahan yang ada adalah :

1. Membuat alat pengisian air dan penutupan botol otomatis

2. Cara kerja alat pengisian air dan penutupan botol otomatis

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,

maka dapat diambil beberapa rumusan masalah dalam pembuatan tugas akhir ini,

diantaranya :

1. Bagaimana membuat alat pengisian air dan penutupan botol otomatis

2. Bagaimana cara kerja dari alat pengisian air dan penutupan botol otomatis

1.4 Tujuan dan Manfaat

Tujuan yang hendak dicapai pada pembuatan tugas akhir ini adalah :

1. Menjelaskan cara merancang alat pengisian air dan penutupan botol

otomatis baik secara mekanik maupun elektrik

2. Menjelaskan cara kerja alat pengisian dan penutupan botol otomatis.

Manfaat yang bisa diperoleh dari pembuatan alat tugas akhir ini adalah :

1. Memberikan pengetahuan dasar mengenai rancang bangun alat pengisian

air dan penutupan botol berbasis PLC.

2. Prototipe yang dibuat dapat diterapkan pada keadaan yang sebenarnya oleh

kampus Politeknik Pratama Mulia.

3. Sebagai referensi pada tugas akhir dengen tema yang sama untuk bisa

dikembangkan lebih lanjut.

4
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Conveyor

Gambar 2.1 Conveyor

Merupakan suatu alat yang berfungsi untuk mengangkut atau

memindahkan barang, Untuk itu wujud dari konveyor seperti yang ditunjukan

pada Gambar 2.1 banyak dipilih sebagai alat angkut bahan-bahan industri yang

padat.

Prinsip kerja belt conveyor adalah mengangkut barang yang ada di atas

belt, dimana umpan atau inlet pada sisi tail dengan menggunakan chute dan

setelah sampai di head material ditumpahkan akibat belt berbalik arah. Belt

digerakkan oleh drive / head pulley dengan menggunakan motor penggerak

(Admin)

2.2 Programmable Logic Controller (PLC)

Gambar 2.2 Programmable Logic Controller (PLC)

5
PLC ditunjukan pada Gambar 2.2 beroperasi dengan cara memeriksa

input dari sebuah proses guna mengetahui statusnya kemudian sinyal input ini

diproses berdasarkan instruksi logika yang telah diprogram dalam memori.

Sebagai hasilnya adalah berupa sinyal output. Sinyal output inilah yang dipakai

untuk mengendalikan peralatan atau mesin. (CourseHero, 2020)

Prinsip Kerja PLC pada prinsipnya sebuah Programmble Logic

Controllers (PLC) bekerja dengan menerima data-data dari peralatan input luar,

seperti yang di jelaskan pada Gambar 2.3 berikut ini:

Gambar 2.3 Diagram Blok Penggunaan PLC

2.3 Motor DC

Motor Listrik DC adalah suatu perangkat yang mengubah energi listrik

menjadi energi kinetik atau gerakan (motion). Motor DC ini juga dapat disebut

sebagai motor arus searah.

Ketika arus listrik dc atau arus listrik searah mengalir melalui kumparan

dalam medan magnet, gaya magnet menghasilkan torsi yang akan memutar motor.

Komutator membalik arah arus listrik setiap setengah putaran untuk menjaga arah

putaran pada arah yang sama.

6
Pada Gambar 2.4 Menunjukan gambar motor dc yang digunakan untuk

bagian conveyor dari alat pengisian dan penutupan botol otomatis

Gambar 2.4 Motor DC

Motor DC tersusun dari dua bagian yaitu bagian diam (stator) dan bagian bergerak

(rotor). Stator motor arus searah adalah badan motor atau kutub magnet (sikat-

sikat), sedangkan yang termasuk rotor adalah jangkar lilitanya. Pada motor, kawat

penghantar listrik yang bergerak tersebut pada dasarnya merupakan lilitan yang

berbentuk persegi panjang yang disebut kumparan. (Kho)

2.4 Motor Stepper

Gambar 2.5 Motor Stepper

Motor stepper adalah perangkat elektromekanis yang bekerja dengan

mengubah pulsa elektronis menjadi gerakan mekanis diskrit. Seperti yang

ditunjukan pada Gambar 2.5 adalah wujud dari motor stepper. Karena motor

7
stepper berputar secara bertahap, tidak kontinyu seperti berputarnya motor AC

induksi. Motor stepper bergerak berdasarkan urutan pulsa yang diberikan kepada

motor. Karena itu, untuk menggerakkan motor stepper diperlukan pengendali

motor stepper yang membangkitkan pulsa-pulsa periodik. (Samsul, 2019)

2.5 Pompa Air Mini

Gambar 2.6 Pompa Air Mini

Pompa air diperlihatkan pada Gambar 2.6 diatas. Pengertian pompa air

secara umum adalah alat yang digunakan untuk memindahkan cairan atau (fluida)

dari suatu tempat ke tempat lainya melalui saluran (pipa) dengan menggunakan

tenaga listrik untuk mendorong air yang dipindahkan secara terus menerus.

Pada prinsipnya, unit mesin pompa air menghisap dan mendorong air

dengan menggunakan putaran dari kipas impeller. Air yang ditarik akan terus

menerus menarik air dari sumber air kemudian dialirkan menuju pipa output.

(CourseHero, 2020)

8
2.6 Relay

Gambar 2.7 Relay

Relay merupakan komponen elektronika seperti yang ditunjukan pada

gambar Gambar 2.7 berupa saklar atau switch elektrik yang dioperasikan secara

listrik dan terdiri dari 2 bagian utama yaitu Elektromagnet (coil) dan mekanikal

(seperangkat kontak Saklar/Switch). Komponen elektronika ini menggunakan

prinsip elektromagnetik untuk menggerakan saklar sehingga dengan arus listrik

yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih

tinggi. (CourseHero, 2020)

2.7 Photocoupler / Optocoupler

Gambar 2.8 Optocoupler

Optocoupler adalah sebuah komponen dalam elektronika yang berfungsi

untuk menghubungkan cahaya optik seperti yang ditunjukan pada Gambar 2.8

diatas. Istilah lain untuk optocoupler di dunia elektronika adalah photocoupler,

9
optical isolator, dan opto-isolator.

Optocoupler terdiri dari dua bagian utama, yaitu transmitter serta receiver

dengan fungsi sebagai berikut:

1. Transmitter berguna untuk mengirimkan cahaya optik

2. Receiver bertindak sebagai alat pendeteksi sumber cahaya.

Meskipun optocoupler terdiri dari dua bagian, keduanya tidak terhubung

secara langsung sehingga tidak terjadi suatu hubungan konduktif. Meskipun tak

memiliki hubungan konduktif, transmitter dan receiver tetap bisa digabungkan

dan menjadi komponen penyusun optocoupler.

Optocoupler juga dapat dipakai untuk membuat saklar elektrik dengan

fungsi otomatis. Hal ini disebabkan oleh cara kerja optocoupler yang

menggunakan cahaya optik sebagai masukan atau input. Setelahnya, diolah dan

menghasilkan output berupa kondisi On atau Off.

Keunggulan utama dari optocoupler adalah adanya isolasi listrik yang

cukup tinggi yang memisahkan terminal input dan output. Dengan begitu,

komponen ini hanya memerlukan sinyal digital kecil untuk bisa mengendalikan

daya bolak-balik, tegangan, serta arus listrik yang tinggi. (Barokah, 2021)

2.8 Modul Sensor Infrared

Modul sensor infrared FC-51 merupakan suatu rangkaian yang digunakan

untuk mendeteksi sinar infra merah pada area kerjanya. Dalam rangkaian sensor

infrared FC-51 ini terdapat dua buah komponen infrared yaitu pemancar infrared

(IR Transmitter) dan penerima infrared (IR Receiver). Pemancar infrared

merupakan sebuah photodioda yang dapat memancarkan sinar infra merah,

10
sendangkan penerima infrared merupakan sebuah dioda khusus yang berfungsi

sebagai penerima sinar infra merah. Bagian-bagian sensor infrared FC-51 terlihat

pada Gambar 2.9

Gambar 2.9 Modul Sensor Infrared

Pada saat sumber tegangan dihubungkan ke 5V (VCC) dan GND, maka

LED indikator sinyal akan hidup (ON). Cara kerja dari sensor infrared FC-51 ini

adalah dengan memancarkan sinar infra merah melalui IR Transmitter. Jika tidak

ada benda yang ada di wilayah pancaran infra merah, maka tidak ada media yang

dapat memantulkan sinar infra merah tersebut. IR Receiver infra merah tidak akan

mendeteksi apapun. Pada keadaan ini, LED indikator sinyal akan mati (OFF) dan

sinyal keluaran akan berlogika HIGH ( 5 V ).

Jika ada benda yang ada di wilayah pancaran infra merah IR Transmitter

tersebut, maka sinar infra merah tersebut akan dipantulkan kembali. Pantulan

sinar infra merah ini akan dideteksi oleh IR Receiver dan akan diproses oleh IC

LM393. Pada keadaan sepeti ini, LED indikator sinyal akan hidup (ON) dan

sinyal keluaran akan berlogika LOW ( 0 V ). Jarak benda yang dideteksi bisa

disesuaikan dengan cara memutar potensio (pengatur jarak) agar dapat mendeteksi

benda dengan jarak antara 2 cm hingga 15 cm. Sensor infrared FC-51 ini bekerja

dengan tegangan 5 volt DC. (Wahyudi)

11
2.9 Power Supply

Gambar 2.10 Power Supply

Power Supply seperti yang ditunjukan pada Gambar 2.10 diatas adalah

salah satu hardware di dalam perangkat komputer yang berperan untuk

memberikan suplai daya. Biasanya komponen power supply ini bisa ditemukan

pada chasing komputer dan berbentuk persegi. (CourseHero, 2020)

2.10 Driver Motor A4988 (MicroStep)

Gambar 2. 11 Bentuk Komponen Driver Motor A4998

A4988 adalah driver microstepping untuk mengendalikan motor stepper

bipolar yang mempunyai translator bawaan untuk pengoperasian yang lebih

mudah. Driver motor ini dapat mengontrol kerja motor stepper hanya dengan 2

pin dari kontroler, pin pertama untuk mengontrol arah putaran, pin kedua untuk

mengontrol step motor. (Samsul, 2019)

12
Driver ini menyediakan lima step resolutions yang berbeda: Full-Step,

Half-Step, Quarter-Step, Eighth-Step dan Sixteenth-Step dengan konfigurasi Pin

sebagai berikut :

Gambar 2.11 Konfigurasi Pin Step Resolution Motor Stepper

13
BAB III

METODOLOGI

3.1 Tempat Dan Waktu Pelaksanaan Tugas Akhir

Tempat pelaksanaan dari pembuatan tugas akhir ini akan dilakukan di

Laboratorium Kendali Politeknik Pratama Mulia Surakarta dengan waktu

penyusunan tugas akhir dari penentuan judul hingga pelaksanaan ujian tugas akhir

sekitar delapan bulan. Dimulai pada bulan Maret hingga September 2021 dengan

rincian jenis kegiatan yang pada tabel sebagai berikut,

Tabel 3.1 Waktu Pelaksanaan Tugas Akhir

Maret April Mei Juni Juli Agustus September


Penentuan
Judul
Penyusunan
Proposal
Pembuatan
Produk
Pembuatan
Laporan
Pelaksanaan
Ujian TA

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Untuk membuat dan menyelesaikan tugas akhir ini penulis menggunakan

beberapa alat diantaranya :

1. Gergaji 5. Cutter

2. Obeng 6. Solder

3. Tang Potong

4. Lem Tembak

14
3.2.2 Bahan

3.2.2.1 Perangkat Keras (Hardware)

Dalam membuat dan menyelesaikan Tugas Akhir ini, diperlukan beberapa

bahan yang berupa perangkat keras atau hardware , diantaranya :

a. PLA/Filamen Secukupnya

b. Alu 2040 Secukupnya

c. Alu 2020 Secukupnya

d. Mur Dan Baut Secukupnya

e. PLC Secukupnya

f. Laptop/PC Secukupnya

g. Sensor Infrared Secukupnya

h. Relay Secukupnya

i. Microstep Secukupnya

j. IC 7805 Secukupnya

k. Photocoupler Secukupnya

l. Motor DC Secukupnya

m. Motor Steper Secukupnya

n. Kabel Penghubung Secukupnya

o. Power Supply Secukupnya

p. Jok Motor Secukupnya

q. Pralon Secukupnya

r. Terminal Block Secukupnya

s. Saklar Secukupnya

15
3.2.2.2 Perangkat Lunak (Software)

Dalam membuat dan menyelesaikan Tugas Akhir ini, diperlukan beberapa

bahan yang berupa perangkat lunak atau software yaitu CX-Programmer yang

akan digunakan untuk membuat ledder diagram program pengisian dan penutupan

botol secara otomatis.

3.3 Perancangan Desain Pengisian dan Penutupan botol secara otomatis

Tahap proses pembuatan alat ini diawali dengan pembuatan design 3D

untuk mempermudah dalam proses pembuatan dan merangkai alat, agar tersusun

dan sesuai dengan design yang di buat. Pada Gambar 3.1 adalah menerangkan

tentang skema pemasangan komponen alat. Pada gambar tersebut terdapat 5

rangkaian kerja, yang pertama adalah konveyor yang berfungsi menjalankan botol

ke alur yang telah di tentukan lalu yang kedua adalah pengisian air setalah itu

rangkaian kerja yang ke tiga adalah botol di berikan tutup botol otomatis secara

mekanik dan yang ke empat adalah botol akan masuk di rotary yang berfungsi

memutarkan botol ketempat pengencangan lalu proses terakhir atau ke lima

adalah botol pengencangan tutup botol yang nanti akan di teruskan dengan

keluarnya botol pada alat.

16
Gambar 3.1 Design Perancangan Alat

Gambar 3.2 Letak Pemasangan Sensor

Pada Gambar 3.2 adalah perancangan dimana saja sensor-sensor akan di

letakan, ada empat sensor yang akan di gunakan dalam perancangan alat tersebut

yang dimana setiap sensor memiliki fungsi yang berbeda-beda, Sensor 1 adalah

sensor yang digunakan agar konveyor berhenti tepat dibawah selang pengisian air

supaya botol bisa terisi air dengan mudah, Sensor 2 adalah sensor untuk

menghidupkan motor rotary yang dimana pada saat menghidupkan motor rotary

membutuhkan program timer dalam pengaktifannya, Sensor 3 berfungsi agar

botol berhenti tepat di bawah alat untuk mengencangkan tutup botol, lalu Sensor 4

adalah sensor reset yang digunakan agar program PLC kembali pada posisi awal.

17
3.4 Flowchart Pengisian dan Penutupan Botol Otomatis

Untuk memudahkan dalam memahami sistem kerja Pengisian Dan

Penutupan Botol Otomatis ini, penulis membuatkan flowchart dari Aplikasi

Pengisian dan Penutupan Botol Otomatis seperti yang ditunjukkan oleh Gambar

3.3. Saat alat dihidupkan maka conveyor akan hidup/berjalan, kemudian botol

diletakan di conveyor untuk dibawa ke tempat pengisian dimana sensor yang akan

mendeteksi, jika sensor tidak mendeteksi maka conveyor akan tetap berjalan

sampai sensor mendeteksi botol lalu conveyor akan mati dan motor pengisian

akan hidup utnuk mengisi botol selama waktu yang ditentukan. Setelah motor

pengisian mati maka conveyor akan hidup dan menjalankan botol menuju ke

sensor rotary saat mendeteksi botol maka motor rotary/penggerak akan hidup.

Saat motor rotary hidup botol akan berputar menuju ke sensor 3, saat sensor 3

mendeteksi botol maka motor rotary akan off dan mulai mengidupkan motor

stepper dan motor pengencangan selama waktu yang ditentukan untuk

mengencangkan tutup botol. Setelah proses pengencangan tutup botol selesai

maka motor stepper akan on dan mulai menaikan pengencang tutup botol. Saat

motor Stepper off, maka motor rotary akan hidup menuju ke sensor 4 untuk

mereset program dan botol siap dipacking.

18
Start

Conveyor ON Isi Botol

Input Botol
Motor Rotary berputar
membawa botol Botol
Conveyor berjalan
membawa botol Tidak
Sensor 3
Tidak Mendeteksi

Sensor 1
Ya
Mendeteksi
Motor Rotary OFF dan
Ya Motor Pengencangan ON
selama 13s
Conveyor OFF,pompa air
ON selama 7s
Isi Botol

Isi Botol
Motor Rotary ON

Conveyor ON
Tidak
Tidak Sensor 4
Mendeteksi
Sensor 2
Mendeteksi
Ya
Ya Motor Rotary OFF
Motor Conveyor OFF dan
Motor Rotary ON
Finish

Gambar 3.3 Flowchart Pengisian dan Penutupan Botol Otomatis

19
3.5 Wiring Diagram Alat Pengisian dan Penutupan Botol Secara

Otomatis Menggunkan PLC

Seperti pada pembahasan sebelumnya, sudah dijelaskan beberapa

komponen lain yang digunakan pada project tugas akhir ini selain PLC. Sensor

infrared, relay, saklar power, motor dc, motor steper, microstep dan lain

sebagainya. Pada pembahasan kali ini akan lebih berfokus pada wiring atau

pengkabelan seluruh komponen yang digunakan pada alat ini. Untuk lebih

lengkapnya dapat diliat pada Gambar 3.4 dibawah ini. Beberapa komponen lain

yang belum dijelaskan diatas juga bisa dilihat pada gambar berikut.

20
Gambar 3.4 Wiring Diagram Alat

Untuk Penjelasan tentang Wiring diagram dari Gambar 3.4 dijelaskan pada Tabel

3.2 yang merupakan arti dari Singkatan pada wiring diagram diatas

21
Tabel 3.2 Arti Simbol Wiring Diagram

Simbol Pengertian

+ Sambungan ke sumber positif

- Sambungan ke sumber negatif

O Output pada sensor

C Command

NC Kontak Normaly Close

NO Kontak Normaly Open

Gnd/ Ground

5V/12v Sumber tegangan

Sr1 Sensor 1 (isi air)

Sr2 Sensor 2 (aktif rotar)

Sr3 Sensor 3 (pengencangan)

Sr4 Sensor 4 (reset)

R Motor Rotary

KV Motor Konveyor

MP Motor Pengisian Air

P Motor Pengencangan

3.6 Metode Pengumpulan Data

Tugas akhir ini disusun secara bertahap untuk lebih memudahkan dalam

pembuatan alat maupun penyusunan laporannya.Adapun metode pengumpulan

data yang digunakan sebagai berikut:.

3.6.1. Observasi

22
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis

terhadap gejala-gejala yang diteliti. penulis melakukan pengamatan

terhadap konveyor yang ada didunia industri maupun dilingkungan

kampus. Pada lingkungan kampus Politeknik Pratama Mulia kebanyakan

konveyor buatan alumni terbuat dari mika dan juga kayu untuk kerangka

dari konveyornya, sedangkan untuk belt kebanyakan menggunakan kain

dan karet

3.6.2 Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data antara dua orang

atau lebih yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung,

penyusun melakukan tanya jawab terhadap alumni mahasiswa Politeknik

Pratama Mulia yaitu Saudara Yanuar, penyusun disarankan menggunakan

alu 2020 dan alu 2040 sebagai kerangka dari konveyor agar lebih mudah

dalam mengubah ubah kerangka jika ada ada kekeliruan dalam

pemasangan maka dari itu penyusun dapat memindah mindah posisi

kerangka dengan mudah karena proses mengubungkan kerangka hanya

dengan baut serta menggunkan 3D printer agar lebih mudah dalam proses

perancangan alat dengan hasil, Rancang Bangun Pengisian Air dan

Penutupan Botol Otomatis.

3.6.3 Dokumen

Dokumen adalah data-data referensi melalui Perpustakaan kampus,

user manual dan media internet (E-book) Hasilnya adalah referensi yang

dapat dilihat di Daftar Pustaka

23
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Merupakan hasil dari perancangan alat Pengisian Air dan Botol Otomatis

Gambar 4.1 Hasil Alat Pengisian Air dan Penutupan Botol Otomatis

Berikut merupakan fungsi dari bagian bagian alat pengisian air pada

gambar 4.1 diatas:

1. Tombol ON/OFF berfungsi menyalakan alat serta mematikan alat

2. Botol berfungsi sebagai Input

3. Conveyor berfungsi untuk mengangkut barang ke tempat yang dituju

4. Selang pompa pengisian berfungsi mengalirkan air dari wadah ke botol

5. Sensor 1 berfungsi membaca botol agar botol dapat berhenti tepat di

bawah selang pengisian

6. Sleeding Cup berfungsi meletakan tutup botol secara otomatis saat botol

berjalan di conveyor

24
7. Sensor 2 berfungsi membaca botol yang digunakan untuk menghidupkan

botol rotary

8. Botol Rotary berfungsi sebagai dudukan botol agar saat pengencangan

tutup saat kurang presisi tidak bergeser atau jatuh serta untuk

memindahkan barang ke tempat pengencangan tutup

9. Motor Pengencangan Tutup berfungsi mengencangkan tutup botol

10. Motor Stepper berfungsi untuk menaikan dan menurunkan motor

pengencangan tutup

11. Sensor 3 berfungsi membaca botol agar botol dapat berhenti tepat dibawah

motor pengencangan tutup

12. Sensor 4 berfungsi mereset program/menjalankan ulang program

13. PLC berfungsi sebagai pengontrol/program untuk menjalankan alat

4.1.1 Spesifikasi Alat


Input Saklar ON/OFF, dan Modul Sensor Infrared
Output Motor DC, Pompa air mini dan Motor Stepper serta
Motor Pengencang tutup botol

Kontroler PLC Omron CPIE–20

Komponen Elektronik Relay 5 VDC, Optocoupler,IC Regulator 7805

Tegangan Operasi 12 VDC, 5 VDC dan 220 VDC

Mekanisme Kerja Pengisian Air, Pemasangan Tutup Botol dan


Pengencangan Tutup Botol

Panjang 103 cm
Keseluruhan
Lebar Keseluruhan 21 cm

Tinggi Keseluruhan 47 cm

25
4.1.2 Diagram Bagian Pengisian dan Penutupan Botol Otomatis

Gambar 4.2 Diagram Bagian Pengisian dan Penutupan Botol Otomatis

Pada Gambar 4.2 Menjelaskan alur kerja dari alat pengisian dan penutupan

botol secara otomatis, seperti yang terlihat ada 3 bagian dalam cara kerja alat ini,

yaitu Bagian Input, Bagian Proses, dan Bagian Output.

4.1.2.1. Bagian Input

Dalam bagian input terdapat botol sebagai inputan atau pengaktifan sensor

yang dimana sinyal-sinyal sensor IR yang aktif karena adanya botol ini akan di

proses di PLC, dan botol ini akan bekerja pada 4 sensor inframerah, yang pertama

sensor inframerah 1 akan memproses pengisian air 300ml pada botol, lalu botol

berjalan dan akan sendirinya tutup botol akan bertempat diujung botol dengan

melalui sleding tutup botol yang menuju rotary. Sensor inframerah 2 akan

mengaktifkan rotary yang memproses botol ke tempat pengencangan tutup botol.

Sensor inframerah 3 akan mengkatifkan rangkaian pengencangan tutup botol,lalu

botol akan didorong menuju sensor inframerah 4. Sensor inframerah 4 berfungsi

mengulang proses dari awal kembali / reset.

26
Gambar 4.3 Botol
4.1.2.2. Bagian Proses

Dalam bagian proses terdapat beberapa langkah kerja yaitu ketika pengisian

air, pemasangan tutup botol dan penutupan botol.

4.1.2.2.1. Proses Pengisian Air

Pada proses ini botol akan mengkaktifkan sensor 1 aktif dan akan

mengisikan air pada botol seperti pada gambar 4.4, dan langkah-langkah yang

terjadi dari pengaktifan sensor 1 ini yang terjadi adalah:

Gambar 4.4 Proses Pengisian Air

1. Sensor 1 atau sensor isi air aktif.

2. Data akan diproses sesuai program yang sudah dibuat di PLC.

3. Konveyor akan berhenti.

4. Motor pump/pengisian air aktif selama kurang lebih botol terisi sampai

batas maksimal 500 ml.

27
5. Setelah motor pump mati maka akan terjeda 2 detik sebelum konveyor

aktif kembali.

6. Setelah konveyor hidup kembali maka akan berlanjut pada proses

berikutnya yaitu proses pemasangan tutup botol

4.1.2.2.2. Proses Pemasangan Tutup Botol

Pada pemasangan tutup botol ini tidak menggunakan program untuk

langkah kerjanya, pada proses ini botol akan diberi tutup secara mekanik tepat

setelah pengisian air, lalu konveyor kembali berjalan maka tutup botol akan

disangkutkan dengan bibir botol yang menyebabkan tutup tersangkut dengan

botol dan berada tepat di atas botol seperti pada gambar 4.5 di bawah, dan ketika

botol sudah diberi tutup botol maka proses selanjutnya adalah pengencangan tutup

botol.

Gambar 4.5 Proses Pemberian Tutup Botol

28
4.1.2.2.3. Proses Penutupan Botol

Pada proses penutupan botol ini bagian yang paling penting adalah timer

PLC yang digunakan sebagai waktu untuk pengencangan botol yang cukup untuk

mengencangkang tutup botol, terdapat juga rangkaian proses yang lainya, berikut

ini adalah beberapa rangkaian proses untuk penutupan botol,

1. Pada proses ini setelah botol di beri tutup secara mekanik, botol akan

berjalan dari konveyor menuju rotary.

2. Ketika botol hampir memasuki rotary, maka botol akan mengaktifkan

sensor 2 yaitu sensor jeda rotary berputar.

3. Setelah botol masuk ke dalam rotary dan sudah mengaktifkan sensor 2

maka selang beberapa detik motor rotary akan berputar.

4. Setelah berputar motor akan mengaktifkan sensor 3 yang dimana sensor 3

ini adalah sensor untuk menghidupkan alat pengencangan botol secara

otomatis tersebut.

5. Ketika alat untuk mengencangkan tutup botol ini aktif, maka alat tersebut

akan turun mendekati tutup botol dan mengencangkan tutup pada botol

tersebut.

6. Setelah tutup botol dirasa sudah kencang, maka alat iki akan naik ke posisi

awal.

7. Untuk waktu naik dan turun nya pengencangan tutup botol tersebut adalah

tergantung program timer pada PLC.

8. Setelah alat pengencangan kembali ke posisi awal, maka motor rotary

akan berputar kembali yang membawa botol ke bagian output.

29
Gambar 4.6 berikut adalah gambaran ketika botol dalam proses pengencangan

tutup botol.

Gambar 4.6 Proses Pengencangan Tutup Botol


4.1.2.3. Bagian Output

Bagian output adalah hasil dari proses yang sudah di kerjakan oleh alat yaitu

botol sudah ada air dan tutup nya secara otomatis, yang di mana pada hal ini botol

sudah siap untuk dipacking.

4.1.3. Ladder Diagram Keselurahan

30
Gambar 4.7 Gambar Ladder Diagram Kesuluruhan
Pada ladder program rung 0 adalah program yang berfungsi untuk pengak

tifan konfeyor dengan cara menghubungkan tegangan pada alamat 0.00 yaitu

31
on/off, dan setelah pada 0.00 terhubung maka konfeyor akan berjalan.

Pada rung 1 adalah program ketika sensor 1 mendeteksi botol, maka sensor

mengirimkan input ke plc untuk pengaktifan motor pengisian air yang di atur oleh

timer 000 selama 7 detik

Pada rung 2 yaitu ketika sensor 2 aktif maka yang terjadi adalah timer 001

akan bekerja dan setelah timer mencapai waktu batas yang ditentukan maka

digunakan untuk menghubungkan tegangan pada rung 11, dan pada rung 11 ini

akan terjadi penguncian tegangan dan output dari rung 11 ini akan

menghubungkan tegangan pada rung 3 yang menyebab kan motor rotary berputar

Setelah rotari berputar maka botol akan terdeteksi sensor 3 yang berada di

rung 4, setelah sensor 3 mendeteksi adanya botol maka akan menyebabkan RY 1

dan RY 2 pada rung 4 dan 5 bekerja, akibat aktifnya RY tersebut mengakibatkan

motor pengencangan berputar turun, turunnya motor ini di atur oleh timer 002,

dan setelah timer 2 hidup maka pada motor penutupan botol akan aktif dan pada

hal ini yang terjadi adalah alat akan mengencangkan tutup botol selama 2 detik

yang diatur oleh timer 3, setelah timer 3 mencapai bats pewaktu maka pada hal ini

akan memutus hubungan tegangan pada RY 2 dan penutup botol dan yang terjadi

adalah pengencangan akan berputar ke atas atau naik, naiknya pengencangan ini

di atur oleh timer 4

Pada hal ini apabila ada botol yang sudah di isi air dan akan menuju ke

rotary, ketika di rotary masih melakukan pengerjaaan maka yang terjadi adalah

botol akan berhenti tepat di depan sensor 2, karena pada rung 10 berfungsi ketika

RY 1, RY 2 dan motor penutupan botol aktif ketika sensor 2 mendeteksi benda

32
maka akan menghubungkan tegangan pada out register 1.09, out register tersebut

akan berfungsi menghentikan konveyor, maka tidak ada penumpukan tugas yang

terjadi di rotary

Setelah tugas di rotary sudah selesai dengan ditandai timer 4 sudah

mencapai bats waktu yang di tentukan, makan rotary akan berputar menuju sensor

4 pada rung 8.

Setelah botol mengenai sensor reset maka di semua program akan di ulang

seperti awal kembali dan konveyor kembali berjalan, dan pada sensor 2 yang

sebelumnya ada botol berhenti maka sensor 2 akan men timer ulang agar rotary

kembali berputar, dan akan melakukan tugas sama seperti pada saat botol pertama

dan program alat akan terus melakukan tugas berulang dengan cara yang sama.

33
4.1 Pembahasan

4.2.1 Cara Merancang

Cara Merancang Alat Pengisian Air Dan Penutupan Botol Secara

Otomatis Menggunakan PLC terdiri dari proses dibawah ini :

1. Pemasangan Conveyor dan Pemasangan Belt

2. Pemasangan Botol Rotary

3. Pemasangan Pompa Pengisi Air Pada Botol

4. Pemasangan Slide Cap

5. Pemasangan Motor Stepper dan Motor Pengencangan Tutup

6. Pemasangan Sensor Pengisian

7. Pemasangan Sensor Botol Rotari

8. Pemasangan Sensor Pengencangan Tutup

9. Pemasangan Sensor Reset

10. Pemasangan Rangkaian Optocoupler

11. Pemasangan Regulator 7805

12. Pemasangan Instalasi Kabel ke Blok Terminal

13. Pemasangan Sumber Daya

14. Pemasangan ke PLC

15. Hasil Perancangan Mekanik Keseluruhan

4.2.1.1 Pemasangan Conveyor

Pada Gambar 4.8 menjelaskan tentang proses pembuatan rangka conveyor.

Dudukan tersebut terbuat dari bahan alumunium. Conveyor digunakan untuk

34
mendistribusikan dari botol kosong ke tempat pengisian air lalu ke botol rotary.

Untuk ukuran dari conveyor tersebut adalah :

1. Panjang conveyor 57 cm

2. Tinggi conveyor 16 cm

3. Lebar conveyor 17 cm

Gambar 4.8 Pemasangan Rangka Conveyor

Gambar 4.9 adalah hasil pembuatan conveyor serta pemasangan belt

conveyor. untuk ukuran belt conveyor :

1. Panjang belt 120 cm

2. Lebar belt 12 cm

3. Ketebalan 1 mm.

35
Gambar 4.9 Pemasangan Belt Conveyor

4.2.1.2 Hasil Pemasangan Botol Rotary

Gambar 4.11 dibawah menggambarkan keseluruhan sistem botol rotari.

Pembuatan dudukan nya menggunakan bahan alumunium, tinggi 24 cm, panjang

dan lebar 20 cm. Pada bagian bawah alas rotary dipasang 4 buah gotri agar

berputarnya alas menjadi licin seperti yang ditunjukan pada Gambar 4.10

dibawah.

Gambar 4.10 Pemasangan Alas Rotary

36
Gambar 4.11 Pemasangan Botol Rotary

4.2.1.3 Pemasangan Pompa Pengisi Air Pada Botol

Gambar 4.12 dibawah merupakan pompa air mini yang nantinya akan

dimasukan ke dalam wadah/tangki air yang nantinya akan digunakan untuk

mengisi air pada botol. Gambar 4.13 dibawah merupakan pemasangan selang air

pada atas sensor 1 yang mana saat sensor 1 aktif pompa akan hidup dan mulai

mengisi botol melalui selang tersebut.

Gambar 4.12 Pompa Air Mini

37
Gambar 4.13 Pemasangan Selang Pompa Air Pengisian

4.2.1.4 Pemasangan Slide Cap

Gambar 4.14 merupakan slide cap yang berfungsi sebagai pemasangan

tutup botol secara mekanik terbuat dari alimunium siku tipis dengan ujung mika

untuk penahan tutup botol. Dimana nantinya diletakan beberapa tutup botol pada

slide cap yang otomatis turun dengan sendirinya karena pemasangannya yang

dibuat miring.

Gambar 4.14 Pemasangan Slide Cap

38
4.2.1.5 Pemasangan Motor Stepper dan Motor Pengencangan Tutup

Gambar 4.15 merupakan pemasangan motor stepper pada dudukan yang

menghubungkan dengan motor pengencangan tutup botol, terbuat dari cetakan 3D

printer yang didalam nya dibuat bergerigi agar tidak slip saat berputar untuk

mengencangkan cap botol. Gambar 4.16 merupakan proses pemasangan Motor

stepper dan motor pengencangan botol pada alat

Gambar 4.15 Pemasangan Motor Stepper

Gambar 4.16 Pemasangan Motor Stepper dan Motor Pengencangan Tutup

39
4.2.1.6 Pemasangan Sensor Pengisian

Gambar 4.17 merupakan pemasangan sensor pengisian yang berguna jika

sensor active maka conveyor akan mati dan pompa air akan hidup dan mulai

mengisi air pada botol melalui selang air yang dipasang.

Gambar 4.17 Pemasangan Sensor Pengisian

4.2.1.7 Pemasangan Sensor Botol Rotary

Gambar 4.18 merupakan pemasangan sensor botol rotary yang berguna

saat botol berjalan di conveyor saat mendekati botol rotary maka sensor akan

active dan mulai mengaktifkan timer pada program PLC yang kemudian

menghidupkan botol rotary dengan memutarkan botol ke tempat pengencangan

tutup botol. Fungsi timer digunakan agar saat jatuh ke botol rotary tidak langsung

berputar, jadi botol bisa lebih presisi jatuhnya ke wadah

40
Gambar 4.18 Pemasangan Sensor Botol Rotary

4.2.1.8 Pemasangan Sensor Pengencangan Tutup Botol

Gambar 4.19 merupakan pemasangan sensor pengencangan tutup botol

yang berguna saat botol berputar di botol rotary maka sensor akan membaca dan

mematikan botol rotary dan mulai menghidupkan motor stepper dan mulai

menghidupkan motor pengencangan tutup botol

Gambar 4.19 Pemasangan Sensor Pengencangan Tutup Botol

4.2.1.9 Pemasangan Sensor Reset

Gambar 4.20 merupakan sensor reset yang berguna untuk mereset ulang

program PLC yang pada saat botol berputar di botol rotary setelah dari

41
pengencangan maka sensor akan aktif dan mematikan botol rotary dan mulai

menghidupkan conveyor lagi.

Gambar 4.20 Sensor Reset

4.2.1.10 Pemasangan Rangkaian Optocoupler 5VDC to 12VDC

Pada Gambar 4.21 menunjukan rangkaian Optocoupler yang berfungsi

untuk mengubah tegangan 5v menjadi 12v. Jika ada tegangan 5v yang masuk ke

optocoupler maka akan optocoupler akan aktif dan mengalirkan tegangan 12v dari

vcc ke output. Penggunaan rangkaian ini digunakan pada keluaran sensor infrared

yang berupa tegangan 5v agar terbaca di PLC, karena Input PLC tidak bisa

membaca tegangan 5v maka diubah menjadi 12 v agar terbaca. Pada Gambar 4.22

menunjukan wiring rangkaian optocoupler

Gambar 4.21 Rangkaian Optocoupler

42
Gambar 4.22 Jalur PCB Optocoupler

Gambar 4.23 Wiring Rangkaian Optocoupler

4.2.1.11 Pemasangan Regulator DC 7805

Pada Gambar 4.24 Menunjukan wiring regulator 7805. Pada rangkaian ini

regulator 7805 digunakan untuk mengubah tegangan 12v menjadi 5v untuk

menyuplai tegangan motor conveyor dan motor pompa pengisian serta motor

pengencangan

43
Gambar 4.24 Wiring Regulator 7805

4.2.1.12 Pemasangan Kabel Instalasi Pada Blok Terminal

Gambar 4.25 merupakan proses pemasangan kabel/instalasi kabel ke

terminal yang berguna memudahkan proses penyambungan ke power supply dan

juga PLC.

Gambar 4.25 Pemasangan Instalasi Kabel Terminal

4.2.1.13 Pemasangan Sumber Daya

Gambar 4.26 merupakan proses instalasi kabel ke sumber daya dari

terminal yang nantinya akan menyuplai tegangan kepada alat seperti motor

maupun sensor,dll.

44
Gambar 4.26 Proses Instalasi Kabel ke Sumber Daya

4.2.1.14 Pemasangan ke PLC

Gambar 4.27 merupakan pemasangan instalasi kabel ke PLC yang berguna

memasukan program PLC ke alat,agar sesuai dengan perintah yang kita inginkan

lalu tinggal dijalankan

Gambar 4.27 Pemasangan Instalasi Kabel ke PLC

4.2.1.15 Hasil Perancangan Mekanik Keseluruhan

Hasil perancangan mekanik keseluruhan seperti terlihat pada gambar 4.28

sebuah alat pengisian air dan penutupan botol otomatis.

45
Gambar 4.28 Hasil Perancangan Mekanik Keseluruhan

4.2.2 Wiring Sensor FC-51 ke PLC

Gambar 4.29 Wiring Diagram Sensor Inframerah FC 51 ke PLC

46
Gambar 4.30 Skema Rangkaian Sensor Inframerah FC 51 ke PLC

Gambar 4.29 Wiring diagram dan skema rangkaian sensor inframerah FC 51 ke


PLC Keterangan:

1. Sensor 1: sensor inframerah 1 yang berada pada bagian proses

pengisian merupakan sensor yang berfungsi untuk pengaktifan motor

pengsian air dan pemberhetian conveyor waktu yang ditentukan

selama pengisian air.

2. Sensor 2: sensor inframerah 2 merupakan sensor yang berfungsi untuk

jeda pengaktifan rotari dan mematikan conveyor.

3. Sensor 3: sensor inframerah 3 merupakan sensor yang berfungsi utnuk

mengaktifkan motor pengencangan tutup botol dan memberhentikan

rotari selama proses pengencangan, jika sudah selesai proses

pengancangan rotari akan kembali aktif .

4. Sensor 4: sensor inframerah 4 merupakan sensor yang berfungsi

mereset ulang program dari awal kembali.

47
Sensor FC 51 berkerja bila ditandai dengan perubahan pada led sensor dari

terang menjadi redup dan kembali lagi menjadi terang maka bisa dikatakan sensor

inframerah FC 51 berkerja secara normal. Sensor inframerah FC 51 juga akan

berkerja dengan maksimal bila jarak antara sensor dan objek memenuhi standar

ketentuan sensor. Objek yang dibaca sensor juga harus mempunyai pantulan balik

led cahaya, supaya sensor inframerah FC 51 mampu membaca objek dengan baik

dan tepat. Sensor inframerah FC 51 tidak akan berkerja apabila objek tidak

memiliki pantulan balik led sensor inframerah FC 51, dan sensor juga akan tidak

akan bekerja jika jarak antara objek dan sensor inframerah FC 51 terlalu jauh dari

kemampuan pembacaan sensor.

Sensor inframerah FC 51 tidak akan berkerja pula jika sumber daya yang

digunakan tidak mencakupi 5V. Sedangkan sensor akan terbaca pada PLC ketikan

outputan sensor inframerah FC 51 sebesar 12 V, maka dari itu sensor akan

lansung disambungkan pada optoclouper phototransistor yang mengubah

outputan sensor inframerah FC 51 dari 5 V menjadi 12 V, dengan menmanfaatkan

sambungan sumber dari optoclouper phototransistor yang 12 V.

Sensitivitas sensor inframerah juga terpengaruh dengan lingkungan

sekitar, apabila lingkungan disekitar sensor terlalu terang maka sensor inframerah

FC 51 juga bisa mebaca kepakaan cahaya lingkungan sekitar maka menimbulkan

keaktifan sensor yang terus menerus yang membuat kinerja sensor berantakan dan

menghiraukan objek yang sudah ditentukan, karena cahaya dari luar membuat

cahaya led inframerah menjadi redup dan susah untuk pembacaan cahaya led

inframerah yang dipantulkan balik. Jika lingkungan disekitar gelap maka sensor

48
inframerah FC 51 akan berkeja secara maksimal pada saat pembacaan objek,

karena tidak terganggu dari cahaya lain selain cahaya dari led sensor inframerah

FC 51.

4.2.2.1 Pembahasan Tahapan-Tahapan Intruksi Sensor

4.2.2.1.1. Intruksi Menyalakan dan Mematikan Conveyor

Untuk menjalankan konveyor tekan tombol on input 0.00 di NC kan agar

terkoneksi, dan konveyor akan menyala sesuai kecepatan yang sudah ditentukan,

sedangkan untuk memtikan konveyor tekan tombol off 00 di NOkan agar

sambungan terputus kembali yang menyebabkan konveyor mati. Seperti yang

ditunjuakan pada gambar 4.31 dibawah.

Gambar 4.31 Ladder Diagram Conveyor

4.2.2.1.2. Intruksi Pengisian Air

Gambar 4. 32 Proses Pengisian Air oleh Sensor 1

49
Ketika sensor IR mendeteksi adanya benda maka pada kontak sensor

inframerah 1 (pengisian air) akan bekerja atau pada posisi kontak NC atau

terhubung, dalam pengaktifan sensor inframerah 1 ini ada tiga langkah kerja yaitu

pada sensor bekerja untuk menghidupkan motor pengisian air selama 7 detik, lalu

sensor bekeja sebagai kunci pada sensor inframerah 2 karena program ini bekerja

secara step by step artinya sensor 2 tidak akan pernah bisa bekerja sebelum sensor

1 bekerja, dan sensor bekerja sebagai menghentikan atau menghidupkan jalannya

konveyor, seperti pada gambar 4.32.

Gambar 4.33 Ladder Diagram Pengisian Air


Pada gambar ladder diagram 4.33 menujukan kinerja proses pengisian air ke

dalam botol yang di input dari sensor inframerah 1 yang memberhenteikan

conveyor dan menghidupkan motor pengisian air selama 7 detik yang sudah diatur

oleh timer, ketika timer sudah mencapai batas waktu maka akan conveyor akan

jalan kembali untuk melanjutkan proses.

50
4.2.2.1.3. Intruksi Rotary On/Off

Ketika sensor 2 mendeteksi benda maka timer akan bekerja,timer ini

berfungsi untuk waktu tunda kapan rotary akan bekerja dan sensor 2 akan

mengitruksi ke program PLC suapaya sensor 3 bisa aktif, setelah timer sudah aktif

maka pada kontak NO T001 akan terhubung yang menyebabkan motor rotary

bekerja seperti gambar 4.34 di bawah ini

Gambar 4.34 Proses Pengaktifan Rotari oleh Sensor 2

Pada gambar ladder diagram ini menujukan sensor inframerah 2 membaca

botol yang bergerak dan meberi inputan untuk mengaktifkan motor rotary

berputar dan menghentikan conveyor untuk menjeda pergantian proses penutupan

botol secara beragantian.

51
Gambar 4.35 Ladder Diagram Pengaktifan Roatary

4.2.2.1.4 Intruksi Pengencangan Tutup Botol

Gambar 4.36 Proses Pengencangan Tutup

Gambar 4.36 Proses Pengencangan Tutup Botol Oleh Sensor adalah

ketika sensor 3 melakukan pengencangan tutup botol hidup yang pertama

terjadi adalah motor rotary berhenti dan pada relay 1 dan relay 2 aktif,

pengaktifan relay 1 adalah pe nghubungan tegangan ke microstep yang

menyebabkan microstep hidup, dan pengaktifan relay 2 adalah agar pengencangan

turun selama 12 detik yang bertujuan supaya motor pengencangan bisa sampai ke

52
tutup botol yang ingin dikencangkan dan timer 2 pada output relay 2 adalah untuk

jeda kapan motor pengencangan berputar.

Setelah timer 2 bekerja maka yang akan terjadi adalah aktifnya motor

pengencangan selama 2 detik, dan timer 3 adalah pada saat waktu timer 3 aktif

maka yang terjadi adalah timer 3 memutuskan koneksi ke motor pengencangan

dan relay 2 yang mengakibatkan putaran pada motor pengencangan berhenti

dan motor pengencangan akan naik selama 14 detik seperti posisi semula.

Pengaruh aktifnya timer 3 berpengaruh juga terhadap aktifnya timer 4, dan

fungsi timer 4 ini ada 3 yaitu yang pertama adalah untuk pewaktu berapa detik

motor pengencangan naik, yang kedua adalah ketika timer 4 telah aktif makayang

terjadi adalah pemutusan tegangan pada relay 1, dan yang ketiga adalah untuk

menghubungkan kembali tegangan menuju output motor rotari yang berarti

setelah motor pengencangan sudah berhenti di posisi semula, maka pada rotari

akan berputar kembali.

Gambar 4.37 Ladder Diagram Pengencangan Tutup Botol


Pada ladder diagram ini menjukan proses masukan input dari sensor

53
inframerah 3 yang langsung mengaktifkan motor stepper yang turun selama 12

detik dan pada detik ke 10 motor DC 5V juga aktif berputar untuk proses

pengencangan selama 2 detik, jika proses sudah selaesai maka tegangan akan

berbalik untuk menaikan motor stepper tersebut dan mengaktifkan motor rotary

berputar untuk proses selanjutnya.

4.2.2.1.5. Intruksi Reset dan Pengaktifan Sensor 2

Salah satu pengaruh aktifnya timer 4 adalah memutarkan kembali rotary,

dan dengan hal inilah sensor 4 akan mendeteksi botol yang berputar setelah

pengencangan botol, dan ketika sensor 4 ini aktif maka yang terjadi pada program

adalah semua hubungan tegangan yang masih ada dalam timer atau yang lain nya

akan terputus dan menyebabkan rotari berhenti tetapi akan menyalakan kembali

tegangan yang terhubung pada konveyor. Sensor inframerah 4 juga mengakifkan

kinerja sensor inframerah 2 untuk melakuakan proses pada botol yang selanjutnya seperti

gambar 4.38 di bawah ini.

Gambar 4.38 Proses Reset Program

54
Ketika botol mengenai sensor inframerah 4 maka semua program akan reset

dan mengaktifkan sensor inframerah 2 yang sudah ada botol untuk melanjutkan

prosess seperti botol yang tadi, proses ini akan terus berlangsung hingga sakelar

off ditekan makan akan mematikan semua program alat ini

Gambar 4.39 Ladder Diagram Reset Program dan Conitnue


4.2.3. Cara Penggunaan Alat Pengisian dan Penutupan Botol Otomatis

Cara penggunaan dan pengoperasian alat pengisian dan penutupan botol

secara otomatis dengan kontrol PLC ini adalah sebagai berikut :

1. Memastikan kabel sudah terpasang dengan benar sesuai dengan diagram

yang sudah disediakan.

2. Menghidupkan alat dengan menekan tombol saklar yang berada di alat

tersebut.

3. Meletakan botol kosong pada ujung awal konveyor

4. Tunggu sampai alat menyelesaikan tugasnya secara otomatis.

5. Mengambil botol yang sudah terisi dan tertutup botol secara otomatis.

6. Melakukkan langkah-langkah itu lagi secara berulang.

7. Ketika ingin mematikan alat, matikan dengan menekan tombol saklar pada

posisi off.

55
4.2.4. Hasil Percobaan Kerja Alat

Setelah alat dirakit dan diprogram kemudian selanjutnya adalah percobaan

kerja alat pengisian dan penutupan botol secara otomatis. Adapun beberapa hasil

percobaan alat adalah sebagai berikut :

1. Percobaan pada sensor, di percobaan kali ini penulis melihat apakah sensor

bekerja dengan baik, melihat dari segi presisi dan ketepatan saat botol

berhenti tepat di sonsor dan kelancaran waktu yang telah di tentukan, dan

hasilnya sesuai yang kita inginkan. Tabel di bawah menujukan hasil

percobaan jarak sensitifitas sensor inframerah FC 51 terhadap botol,

Tabel 4.1 Hasil Percobaan Jarak Sensitivitas

Sensor inframerah FC 51 Jarak sensor inframerah pada botol

1cm 2cm 3cm 4cm 5cm

Sensor 1 P KP TJ TJ TJ

Sensor 2 TD TD KP P KP

Sensor 3 P KP TJ TJ TJ

Sensor 4 KP P KP TJ TJ

Keterangan :

P = Presisi

KP = Kurang Presisi

TJ = Terlalu Jauh

TD = Terlalu Dekat

2. Percobaan pada timer pengencangan tutup botol, percobaan ini dilakukan

untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai

56
kekencangan yang cukup. Berikut adalah Tabel 4.1 hasil percobaan

program timer plc untuk proses pengencangan tutup botol

Tabel 4.2 Hasil Percobaan Pengencangan Tutup Botol

Percobaan Timer setting Presentasi Keterangan


Ke-n PLC Kekencangan Cap
botol Di hasilkan
1 5 detik 10% Sangat kurang
kencang
2 10 detik 70% Kurang kencang
3 16 detik +-100% Direkomendasikan
4 20 detik >100% Terlalu offer

3. Analisa Mekanik, Analisa ini dilakukan untuk mengetahui tingkat

keberhasilan rancang bangun/mekanik alat yang telah dibuat. Berikut

adalah Tabel 4.2 Hasil Analisa Mekanik :

Tabel 4.2 Hasil Analisa Mekanik

Conveyor Slide cap botol Botol Rotary Botol jatuh ke


bidang miring
Ok, tidak ada sesekali kendala Terjadi Kendala di botol
kendala
namun kendala kendala jika jatuh ke bidang
dibagian
conveyor tersebut bisa botol jatuh ke miring sering
kurang lebih
diatasi karna ada motor rotasi terjadi tumpah air
sudah 100
kali pengaturan jarak tidak sesuai jika air pada
percobaan
main slide botol. setingan botol penuh.
conveyor
tetap motor
berjalan
pengencangan
normal.
.
4. Analisa Sistem Keseluruhan, Analisis sistem keseluruhan alat ini

dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari software yang telah

dibuat. Berikut adalah Tabel 4.3 hasil analisa sistem keseluruhan:

57
Tabel 4.3 Hasil Analisa Keseluruhan

Input plc Output plc Keterangan

Percobaan Sensor infrared

S1 S2 S3 S4 M.A M.R MS M.P Sesuai

1 √ 0 0 0 √ 0 0 0 Sesuai

2 0 √ 0 0 0 √ 0 0 Sesuai

3 0 0 √ 0 0 0 √ √ Sesuai

4 0 0 0 √ 0 0 0 0 Sesuai

Keterangan :

• S1= Sensor Air • 0= Tidak Aktif

• S2= Sensor Motor Rotasi • M.A= Motor Air

• S3= Sensor Motor • M.R= Motor Rotasi

Pengencangan tutup Botol • MS= MicroStep

• S4= Sensor Reset • M.P= Motor Pengencangan

• √= Aktif Tutup Botol

Keberhasilan dari pengujian ini diukur dari ketepatan sensor yang

mendeteksi adanya benda dan di dukung pula dengan kepresisian alat,

dengan diperoleh data tersebut maka dapat di nyatakan semua perangkat,

modul atau alat yang terpasang bekerja dengan baik.

58
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Alat ini dibuat dengan tahapan membuat konveyor dan botol rotary,

membuat mekanik alat seperti slide cup dan pengencangan tutup botol,

pemasangan komponen elektronik seperti motor dan pemasangan sensor,

instalasi kabel dari alat ke sumber daya serta ke PLC

2. Cara kerja alat ini adalah otomatis karena adanya sensor infrared sebagai

pengaktifan program perintah seperti pengisian air dan pengencangan

tutupnya. Pada saat alat dihidupkan dengan menekan tombol ON, input

berupa botol yang diletakan di ujung conveyor akan berjalan menuju tempat

pengisian air dan pemasangan tutup botol, lalu menuju ke botol rotary untuk

proses pengencangan tutup botol sampai botol tersebut menuju ke tempat

akhir/pengambilan botol. Untuk mematikan alat, matikan dengan menekant

tombol OFF.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat diajukan dalam tugas akhir ini adalah sebagai

berikut :

1. Untuk lingkungan kampus Politeknik Pratama Mulia

1. Dikembangkan lagi untuk pengemasan hasil akhir.

2. Dikembangkan lagi untuk ukuran dan jenis botol

2. Untuk Pembaca

59
1. Sebagai referensi pada tugas akhir dengen tema yang sama untuk

bisa dikembangkan lebih lanjut

2. Memberikan pengetahuan dasar mengenai rancang bangun alat

pengisian air dan penutupan botol berbasis PLC.

60
Daftar Pustaka
Admin. (t.thn.). Pengertian Conveyor Belt dan Fungsinya. Dipetik 08 02, 2021, dari
https://www.dnm.co.id/pengertian-belt-conveyor-dan-apa-saja-jenisnya/
Barokah, R. (2021, 03 26). Pengertian Optocoupler,Jenis-jenis dan Prinsip Kerjanya.
Dipetik 08 02, 2021, dari https://rezekibarokah.com/pengertian-optocoupler-
dan-prinsip-kerjanya/
CourseHero. (2020). Sistem Pengisian Air dan Penutupan Botol Terintegrasi.
Kho, D. (t.thn.). Pengertian Motor DC dan Prinsip Kerjanya. Dipetik 08 02, 2021, dari
Komponen Elektronika: https://teknikelektronika.com/pengertian-motor-dc-
prinsip-kerja-dc-motor/
Samsul, E. (2019, 04 08). Motor Stepper Prinsip Kerja dan Pengendalian pada Otomasi
Industri. Dipetik 08 02, 2021, dari http://jagootomasi.com/motor-stepper-
prinsip-kerja-dan-pengendalian-pada-otomasi-industri/
Wahyudi, A. (t.thn.). Cara Kerja Modul Infrared FC-51 Sensor Infra Merah. Dipetik 08 02,
2021, dari https://www.tptumetro.com/2021/01/cara-kerja-modul-infrared-fc-
51-sensor.html

LAMPIRAN

1. Foto Alat

Tampak Depan

61
Tampak Samping

Tampak Samping

Tampak Atas

Proses Pengisian Air Pada Botol

62
Proses Pembacaan Sensor Rotary saat Botol akan masuk ke botol rotary

Proses Pengencangan Tutup Botol

Proses Selesai/Reset

2. Datasheet Sensor Infrared

63
SPECIFIKASI TEKNIS SENSOR INFRARED

Nomor Model FC-51


Sudut Deteksi 35 Derajat
Tegangan Operasi 3.0V – 6.0V
Rentang Deteksi 2cm – 30cm (dapat di sesuaikan
menggunakan potensiometer)

Ukuran PCB 3.1cm (P) X 1,4cm (L)


Level Keluaran Aktif Keluaran level logika rendah saat
hambatan/halangan terdeteksi
Level Keluaran Tidak Aktif Keluaran level logika tinggi saat
hambatan/halangan tidak terdeteksi
Konsumsi Saat Ini • Pada 3.3V:~23mA
• Pada 5.0V:~43mA
3. Datasheet Motor DC

64
4. DataSheet Optocoupler

65
5. Ladder Diagram Keselurahan

66
67
68

Anda mungkin juga menyukai