Tugas Akhir
Untuk memenuhi sebagai persyaratan
Mencapai derajat Sarjana S – 1 Jurusan Teknik Elektro
Oleh :
F1B117006
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM
2022
TUGAS AKHIR
1. Pembimbing Utama
2. Pembimbing Pendamping
Mengetahui,
Plt. Ketua Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik
Universitas Mataram
ii
TUGAS AKHIR
IMPLEMENTASI PENGAWASAN DAN PENYIRAMAN OTOMATIS
DENGAN PROTOKOL MQTT PADA BUDIDAYA CACING TANAH
BERBASIS INTERNET OF THINGS
Oleh :
Andi Muhamad Hanif
F1B117006
Telah diujikan di depan Tim Penguji
Pada tanggal 04 Agustus 2022
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat mencapai derajat Sarjana S – 1
Jurusan Teknik Elektro
1. Penguji 1
2. Penguji 2
3. Penguji 3
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR
NIM : F1B117006
Fakultas : Teknik
Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil dari karya saya
sendiri. Dari sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya yang di tulis atau diterbitkan
orang lain kecuali sebagai pertimbangan acuan atau kutipan dengan mengikuti tata
penulisan karya ilmiah yang lazim pada umumnya.
Penulis
iv
PRAKATA
Segala puji syukur penulis dalam panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala
atas segala berkat, rahmat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan tugas akhir ini dengan judul “Implementasi Pengawasan Dan Penyiraman
Otomatis Dengan Protokol MQTT Pada Budidaya Cacing Tanah Berbasis Internet of
Things”.
Penulis menyadari bahwa dari Tugas Akhir ini jauh dari kesempurnaan, maka dari
itu penulis akan mengharapkan segala dari saran dan kritik yang dapat membangun dan
membuat penelitian ini semakin baik kedepannya. Dalam akhir kata, penulis berharap
Tugas Akhir ini semoga bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini
tidak lepas dari peran berbagai macam pihak yang telah dapat memberikan sebagai
semangat, dukungan, serta bantuan bimbingan. Dalam kesempatan kali ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya terutama kepada :
vi
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan
dukungan serta saran kepada penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan
baik.
Maka dari itu kritik serta saran yang sangat di harapkan untuk menyempurnakan
Tugas Akhir ini agar dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan kedepannya dapat
menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, dengan segala hormat dan kekurangan yang ada
pada penelitian ini, penulis ucapkan terima kasih.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i
PRAKATA ...................................................................................................................... v
viii
2.2.4 NodeMCU Esp8266 ................................................................................... 11
2.2.5 Sensor Kelembaban Tanah (Soil Moisture) ............................................. 11
2.2.5.1 Skematik Perancangan Sistem Sensor Kelembaban Tanah ................. 12
2.2.6 Sensor pH Tanah ........................................................................................ 13
2.2.6.1 Prinsip Kerja Sensor pH Tanah ........................................................... 13
2.2.7 Relay ......................................................................................................... 14
2.2.8 Breadboard ............................................................................................... 15
2.2.9 Pompa Air ................................................................................................. 15
2.2.10 Power Supply ........................................................................................... 16
2.2.11 Soil Tester (Three Way Soil Meter) ......................................................... 17
2.2.12 Software Arduino IDE .............................................................................. 17
2.2.13 Thingspeak ............................................................................................... 18
2.2.14 MQTT (Message Queuing Telemetry Transport) .................................... 19
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................... 21
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Cacing Tanah (Lumbricus Rubellus) .......................................................... 8
Otomatis ..................................................................................................... 25
Tanah ......................................................................................................... 26
xii
Gambar 3.4 Flowchart Program Pada Arduino Uno ...................................................... 30
Gambar 4.3 Server Messages Pada Aplikasi Android MQTT Push Client .................... 46
Gambar 4.5 Grafik Korelasi Sensor Kelembaban Tanah Dengan Soil Tester ................ 49
Gambar 4.7 Grafik Korelasi Sensor pH Tanah Dengan Soil Tester ............................... 53
Gambar 4.16 Hasil Pengukuran Kelembaban Pada Media Cacing Tanah ..................... 71
MQTT ..................................................................................................... 73
MQTT ..................................................................................................... 74
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Karakteristik Sensor pH Tanah ....................................................................... 13
Tabel 4.1 Pengkalibrasian Sensor Kelembaban Tanah Dengan Soil Tester ................... 49
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Sensor Kelembaban Tanah Dengan Soil Tester ................... 57
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Sensor pH Tanah Dengan Soil Tester .................................. 59
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Sensor Kelembaban Tanah Dan Waktu Durasi
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Program Arduino Uno (Sistem Kontrol) ..................................................... 80
xvi
ABSTRAK
Cacing tanah (Lumbricus Rubellus) adalah cacing tanah yang memiliki kegunaan
sebagai bahan dasar dalam memberi pakan hewan dan obat-obatan. Pada budidaya cacing
tanah faktor mempengaruhi kehidupan cacing tersebut adalah kelembaban dan pH, Dengan
adanya Internet of Things (IoT) maka dibuatlah rancangan alat yang dapat melakukan
mendeteksi kelembaban tanah pada media cacing tanah yang digunakan saat ini berkisar
70.00% - 90.00% sedangkan pH tanah pada media cacing tanah yang digunakan saat ini
berkisar 3 – 8. Waktu yang disarankan untuk melakukan penyiraman otomatis yang baik
dapat dilakukan pada pagi, siang, ataupun sore hari. Sistem penyiraman otomatis pada
media cacing tanah yang dirancang pada penelitian ini dapat mampu mengetahui
kelembaban tanah dan pH tanah dan memperkirakan kondisi tanah dengan waktu durasi
penyiraman secara otomatis berdasarkan dari sensor kelembaban tanah dan sensor pH tanah
yang terbaca pada setiap sensor menggunakan 2 mikrokontroler yaitu Arduino Uno dan
NodeMCU Esp8266 yang di lengkapi dengan Platform Thingspeak dan Protokol MQTT.
Selain itu, diberikan kemampuan untuk mengontrol dan memonitoring kelembaban dan pH
dengan penyiraman otomatis untuk dapat menyimpan data berdasarkan dari waktu ke
waktu dengan menggunakan Platform Thingspeak dan Protokol MQTT secara realtime dan
mampu memberikan notifikasi melalui smartphone. Dari hasil pengujian, sensor
kelembaban tanah memiliki nilai akurasi dengan rata-rata persentase error sebesar 0.57%
dan sensor pH tanah memiliki nilai akurasi dengan rata-rata persentase error sebesar 2.50.
Sistem penyiraman otomatis berdasarkan sensor kelembaban tanah memiliki nilai akurasi
rata-rata sebesar kelembaban 73.12% dan waktu durasi penyiraman sebesar 129 detik dan
sistem penyiraman otomatis berdasarkan perbandingan kelembaban memiliki nilai akurasi
rata-rata sebesar 72.48% dan perbandingan pH rata-rata sebesar 6.95 dengan waktu durasi
penyiraman sebesar 45.1 detik.
Kata Kunci : cacing tanah, kelembaban, pH, waktu durasi penyiraman, IoT, platform
thingspeak, protokol MQTT.
xvii
ABSTRACT
xviii
BAB 1
PENDAHULUAN
Cacing tanah Lumbricus rubellus memiliki banyak jenis kegunaan. Hal ini dapat
menjadikan cacing tanah berpotensi besar untuk dapat dikembangkan. Proses dalam
budidaya cacing tidak memiliki lahan luas, manajemen dapat memelihara yang relatif,
siklus produksi membuat cacing tanah mudah berkembang dengan pesat. Cacing tanah
membutuhkan berupa kotoran ternak. Sisa kotoran ternak menjadi pupuk bekas cacing
disebut vermikompos (Faroh dkk, 2014).
Berdasarkan dari manfaat tersebut, budidaya cacing memiliki peluang usaha cukup
tinggi, dalam melakukan budidaya cacing beberapa faktor penting diperhatikan, yaitu
menjelaskan bahwa membuat habitat buatan budidaya cacing perlu beberapa hal yaitu
lingkungan yang teduh dan aman, keadaan suhu udara diantaranya adalah 15o-25o, pada
kelembaban udara dan tanah antara 15%-30%, pada keasaman media ber-pH 6,0-7,2, dan
tersedia bahan organik cacing tanah dengan jumlah yang memadai. Dari sesuai
permasalahan diperlukan untuk sistem mengetahui kondisi habitat cacing yang memonitor
suhu, kelembaban tanah, dan juga ph tanah secara realtime, pada sistem ini hanya
dilengkapi dengan satu aktuator adalah sebagai penyiraman otomatis apabila kelembaban
sudah kering, maka kelembabannya selalu terjaga. Hasil monitoring dapat dikirim dengan
melalui web sehingga mudah dipantau melalui internet (Zulkarnain dkk, 2019).
Cacing tanah dapat di kondisikan melalui media yang sesuai berkecukupan pakan,
terlindung dari cahaya, pH netral, dan sirkulasi udara dan air yang baik. Untuk dapat
mencapai suhu dan kelembaban media yang optimum perlu dapat dikontrol dengan adanya
penyiraman air. Cacing tanah dapat mengandung air sebanyak 70 sampai 95% dengan
bobot hidupnya, sehingga kehilangan air merupakan masalah dari utama cacing untuk
mempertahankan fungsi-fungsi dari tubuhnya sehingga bekerja secara normal (Brata,
2006).
1
Kegunaan pada media tanah yang akan digunakan sebagai lokasi pembudidaya
cacing tanah harus dengan tempat habitat aslinya yaitu sifatnya seperti tanah yang sedikit
asam sampai netral yaitu pH antara 6–7,2 mengandung bahan organik dalam jumlah yang
besar. Bahan organik berasal dari tanaman yang sudah mati, kotoran ternak, dan juga
dedaunan yang sudah gugur. Alat yang diperlukan untuk pengembur cacing tanah
tergantung dari bekerja kondisi tanah untuk tempat media sebagai pembudidaya cacing
(Purwantara, 2017).
Internet of Things adalah suatu objek benda maupun perangkat kemampuan untuk
mengirim dan menerima data jaringan dengan tidak adanya interaksi manusia dengan
komputer. Pada saat perkembangan internet of things mempunyai begitu banyak tantangan.
Untuk mengatasinya adalah diperlukan proses manajemen pada sistem perangkat sebagai
mengawasi adanya ketersediaan perangkat internet of things yang digunakan untuk sistem
monitoring (Abilovani dkk, 2018).
Berdasarkan latar belakang, adapun permasalahan dalam penelitian tugas akhir ini
sebagai berikut:
2
1.3 Batasan Masalah
Adapun terkait dari batasan masalah dalam melakukan penelitian tugas akhir ini
sebagai berikut :
Tujuan dari penelitian tugas akhir ini yang di dapat adalah sebagai berikut :
1. Mengkalibrasi dan menguji sensor kelembaban tanah (Soil Moisture) dan sensor pH
tanah dengan alat pembanding standar yaitu soil tester.
2. Menguji sensor kelembaban tanah untuk mengetahui kelembaban dan waktu durasi
penyiraman otomatis pada media cacing tanah.
3. Menguji perbandingan antara kelembaban dan pH dengan waktu durasi penyiraman
otomatis pada media cacing tanah.
4. Menguji sistem kontrol dan sistem monitoring serta dapat memberikan informasi
kelembaban dan pH dari media cacing tanah secara realtime dengan menggunakan
platform thingspeak dan broker mosquitto sebagai protokol MQTT yang sudah
terhubung pada server.
3
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun juga manfaat dari penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui cara kerja sistem kontrol dan sistem monitoring pada penyiraman
otomatis dengan menggunakan 2 mikrokontroler yaitu Arduino Uno dan NodeMCU
Esp8266 dengan masukan sensor yaitu sensor kelembaban tanah (Soil Moisture) dan
sensor pH tanah, sehingga dapat mengirim data kelembaban dan pH melalui
platform thingspeak untuk dapat mengamati aliran data langsung di cloud dan
protokol MQTT sebagai sumber menerima informasi dengan masuknya notifikasi.
2. Mengembangkan alat dan menjadikan wawasan sebagai sumber ilmu lebih menarik
lagi ke depannya.
Untuk mengetahui gambaran ringkas mengenai dari laporan penelitian tugas akhir
ini dan mempermudah dalam memahami isinya, maka pembahasan dibagi menjadi 5
bab sebagai berikut :
Bab 1. Pendahuluan
Bab ini membahas terkait dari tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab ini membahas terkait dari tentang tinjauan pustaka yang menjabarkan hasil
penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini dan landasan teori yang
menjabarkan teori - teori penunjang yang berhubungan dengan penelitian ini.
4
Bab 3. Metodologi Penelitian
Bab ini membahas tentang dengan metode penelitian, mulai dari pengajuan
pelaksanaan penelitian, diagram alir penelitian, menentukan alat dan bahan, serta
lokasi penelitian, dan langkah-langkah penelitian.
Bab ini membahas tentang dari hasil dan pembahasan yang diperoleh sesuai
berdasarkan hasil pengukuran dan perhitungan.
Bab 5. Penutup
Bab ini yakni membahas tentang kesimpulan dan saran berdasarkan hasil dari
pembahasan yang telah diperoleh sebelumnya.
5
BAB 2
6
aplikasi (Blynk). Sementara web thingspeak dapat memantau dan merekam data sensor
YL69, DHT11 sensor dan kondisi pompa setiap 20 detik.
Dasar Teori tentang konsep-konsep yang akan digunakan dalam perancangan dan
pembuatan sistem pada penelitian ini akan dibahas pada subbab sebagai berikut :
Cacing tanah (Lumbricus Rubellus) adalah memiliki alat gerak yang dinamakan
setae berbentuk seperti kasar, letaknya beraturan pada setiap segmen. Setae digerakkan
oleh dua berkas otot yaitu muskulus praktor yang berfungsi untuk mendorong setae
keluar dan muskulus yang berfungsi menarik kembali setae ke dalam rongganya. Didalam
tubuh cacing tanah terdapat lima pasang organ kontraktil yang berfungsi sebagai jantung
serta terdapat pigmen hemoglobin di dalam plasma darahnya. Manfaat dan fungsi cacing
tanah adalah sebagai pengurai bahan organik, penghasil pupuk limbah organik. Selain itu
sebagai bahan baku sumber protein hewani (64-72%) dan asam amino esensial (Atdy,
2019). Morfologi cacing tanah dapat dilihat dalam Gambar 2.1 sebagai berikut.
(Sumber : https://anekabudidaya.com/cara-ternak-cacing-tanah/)
8
2.2.2 Internet of Things
Internet of Things merupakan sebuah penggabungan kata dari internet dan things
arti sebuah kata dari internet adalah sebuah jaringan komputer yang menggunakan jaringan
protokol dan arti kata things dapat diartikan sebagai objek fisik. Objek objek tersebut misal
sensor data yang terbaca oleh sensor dapat dikirm melalui internet. Dari data pembaca
sensor yang sudah dikirim melalui internet maka memerlukan sebuah penyajian yang dapat
dimengerti oleh pengguna agar dapat mempermudah modul pertukaran informasi antara
bahasa analog sensor dengan bahasa digital server atau aplikasi yang dapat dipahami oleh
pengguna aplikasi (Nalendra & Mujiono, 2020).
9
Gambar 2.3 Arduino Uno
10
2.2.4 NodeMCU Esp8266
NodeMcu adalah platform sumber IOT terbuka dan itu di bangun di ESP8266
terintegrasi modil Wi-Fi. Hal ini juga melibatkan dengan firmware yang berjalan pada Wi-
Fi ESP8266 sistem pada chip dan terdiri dari 17 tujuan umum pin input/output dalam, 10
pin pin digital dan 1 analog pin. Dengan menggunakan NodeMCU itu mengembangkan
platform komunikasi untuk hardware dan software modul (Nalendra & Mujiono, 2020).
Untuk merubah nilai ADC value menjadi persentase dapat digunakan rumus sebagai
berikut :
11
Kelembaban Tanah = (100 – ( ) x 100) (2.1)
Keterangan :
12
2.2.6 Sensor pH Tanah
PH tanah adalah sebuah single chip sensor dan kelembaban relatif dengan multi
modul sensor yang outputnya telah dikalibrasi secara digital. Dibagian dalamnya terdapat
kapasitas polimer sebagai elemen untuk sensor kelembaban relatif dan sebuah pita
regangan yang digunakan sebagai sensor temperature. Output kedua sensor digabungkan
dan dihubungkan pada ADC 14 bit dan sebuah interface serial pada satu chip yang sama
(Mutia Mawardah, 2019).
13
Gambar 2.9 Blok Diagram Sensor pH Tanah
2.2.7 Relay
Relay adalah saklar otomatis yang bergerak oleh arus mempunyai gulangan
bertegangan rendah yang digulung pada suatu inti. Motor AC dapat dikontrol menggunakan
rangkaian DC atau dengan beban tegangan sumber yang tidak sama antara rangkaian
tegangan pengontrol dan tegangan beban merupakan fungsi dari Relay. Mengontrol
mengaktifkan/menonaktifkan beban dengan sumber tegang yang tidak sama merupakan
fungsi dari Relay. Berfungsi sebagai pemilih hubungan, untuk penggarap rangkaian delay
(tunda), untuk pemutus arus pada kondisi tertentu merupakan fungsi dari Relay (Fuadi &
Candra, 2020).
14
Gambar 2.11 Skematik Modul Relay
2.2.8 Breadboard
Pompa jenis ini menggunakan tegangan input DC sebesar 3-5 V, dengan arus 130-
220 mA. Dalam penelitian ini, digunakan untuk memberikan atau mengalirkan air ke dalam
kompos pada saat proses pembuatan berlangsung dengan menggunakan smartphone lewat
aplikasi Blynk (Syukhron dkk, 2021). Bentuk pompa ini dapat dilihat pada gambar sebagai
berikut :
15
Gambar 2.13 Pompa Air
Power supply merupakan penyesuaian tegangan ini dilakukan oleh sebuah alat yang
dinamakan Power Supply atau adaptor. Power supply untuk PC sering disebut PSU (Power
Supply Unit) PSU termasuk power conversion AC/DC. Fungsi utamanya mengubah listrik
arus bolak balik (AC) yang tersedia dari aliran listrik (di Indonesia, PLN) menjadi arus
listrik searah (DC) yang dibutuhkan oleh komponen pada PC (Sirait dkk, 2017).
16
2.2.11 Soil Tester (Three Way Soil Meter)
Soil tester merupakan alat untuk mengukur 3 nilai parameter yang terdapat dalam
tanah yaitu kelembaban, suhu, dan pH tanah. Alat ini digunakan untuk membantu pekerjaan
diladang sehingga dapat membantu untuk memonitoring tanah yang akan dijadikan sebagai
media tanam. Alat soil tester ini menggunakan Arduino Uno R3 sebagai mikrokontroler
untuk mengolah data dan memproses data. Untuk inputan data pada mikrokontroler
terdapat 3 sensor utama yang berfungsi untuk mengukur parameter yaitu YL-69 sebagai
pengukur kelembaban, LM35 sebagai pengukur suhu tanah, dan sensor pH tanah untuk
mengetahui nilai parameter yang diukur (Lolok, 2020).
Arduino IDE adalah suatu program khusus untuk suatu komputer agar dapat
membuat suatu rancangan atau sketsa program untuk papan Arduino. IDE Arduino
merupakan software yang sangat canggih ditulis dengan menggunakan java (Syukhron dkk,
2021). IDE Arduinio terdiri dari :
17
2. Compiler adalah sebuah modul yang mengubah kode program (bahasa
Processing) menjadi kode biner. Bagaimana pun sebuah mikrokontroler tidak
akan bisa memahami bahasa Processing.
3. Uploader adalah sebuah modul yang memuat kode biner dari komputer ke
dalam memory di dalam papan Arduino. Sebuah kode program Arduino
umumnya disebut dengan istilah sketch.
2.2.13 ThingSpeak
Thingspeak adalah layanan platform analitik IoT yang dapat digunakan untuk
mengumpulkan, memvisualisasikan, dan menganalisis aliran data langsung di cloud.
Thingspeak memberikan visualisasi data secara instan yang diposting oleh sebuah
perangkat ke Thingspeak. Dengan kemampuan untuk menjalankan kode MATLAB,
sehingga Thingspeak dapat digunakan untuk melakukan analisis dan pemrosesan data
online saat datanya masuk atau tersedia. Thingspeak sering digunakan untuk membuat
prototype dan pembuktian konsep IoT yang memerlukan analisis. Thingspeak
memungkinkan untuk mengumpulkan, menampilkan, dan menganalisis aliran data
langsung di cloud (Nurdiyanto, 2019). Berikut adalah kelebihan dan Thingspeak :
18
c) Menggunakan kemampuan MATLAB untuk mengolah data IoT.
d) Mampu menjalankan analisis IoT secara otomatis berdasarkan jadwal yang
ditentukan.
e) Bertindak secara otomatis atas data dan bisa berkomunikasi menggunakan
layanan pihak ketiga seperti Twilio dan Twitter.
Menyiapkan IoT server atau Thingspeak. Agar Thingspeak dapat menerima data ada
beberapa langkah yang harus dilakukan. Langkah pertama adalah membuat akun di website
thingspeak.com. Setelah masuk ke website, pertama klik menu Sign Up, kedua isi data yang
diperlukan, seperti User ID, Email, Time Zone, Password, Password Confirmation, dan
ketiga klik Create Account untuk membuat sebuah akun yang akan digunakan.
20
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan dibahas tahap rencana pelaksanaan tentang penelitian
“Implementasi Pengawasan Dan Penyiraman Otomatis Dengan Protokol MQTT Pada
Budidaya Cacing Tanah Berbasis Internet of Things. Dalam pelaksanaan pengerjaan Tugas
Akhir ini terdapat beberapa tahap yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
Pada diagram fishbone dapat dilihat bahwa mengenai pembahasan pada bab ini akan
di mulai dari studi literatur agar dapat mengetahui bagaimana cara melakukan suatu
implementasi atau perancangan sistem penyiraman otomatis media cacing tanah pada
aplikasi. Selanjutnya pembahasan tentang analisis kebutuhan pengguna dan analisis
kebutuhan alat dan bahan. Kemudian juga pada bab ini membahas implementasi yang
mencakup perancangan hardware dan perancangan software dan melakukan
21
pengkalibrasian dari masing-masing setiap sensor. Sehingga dapat mempermudah untuk
melakukan pengujian sistem antara hardware dan software.
Studi literatur berfungsi mengumpulkan data pustaka serta teori-teori yang berkaitan
dengan judul Tugas Akhir ini dapat melibatkan beberapa serangkaian dalam kegiatan
seperti membaca, mencatat, dan mengelola suatu bahan penelitian yang didapatkan melalui
dari beberapa jurnal, artikel, dan buku referensi lainnya untuk dapat mendukung dalam
penyusunan Tugas Akhir. Tahap ini bertujuan agar peneliti dapat memiliki pengetahuan
dasar dan menjadi dasar sebagai dalam mengerjakan Tugas Akhir yang berjudul
“Implementasi Pengawasan Dan Penyiraman Otomatis Dengan Protokol MQTT Pada
Budidaya Cacing Tanah Berbasis Internet of Things”. Pada sistem pengawasan dan
penyiraman otomatis ini dapat bertujuan untuk menginformasikan kelembaban dan pH
untuk dapat mengontrol dan memonitoring dengan melalui proses penyiraman secara
otomatis.
Pada tahap analisis kebutuhan akan dilakukan analisis terhadap kebutuhan dari
sistem pengawasan dan penyiraman otomatis. Analisis yang akan dilakukan meliputi
analisis alat dan bahan serta analisis kebutuhan pengguna untuk dapat membangun
implementasi dan perancangan sistem pengawasan dan penyiraman otomatis.
22
3.3.1 Analisis Kebutuhan Pengguna
Pada Tugas Akhir ini, dalam penentuan kebutuhan pengguna dapat difokuskan
pemberitahuan proses kelemababan dan pH pada sistem pengawasan dan penyiraman
otomatis media cacing tanah. Analisis yang akan dilakukan adalah analisis perangkat
keras dan perangkat lunak. Dalam sistem pengawasan dan penyiraman otomatis ini,
dibutuhkan dari beberapa peralatan dan bahan sebagai berikut :
1. Perangkat Keras
a. Laptop : AMD A9-9400 RADEON R5,5
b. RAM : 4 GB
c. System Type : 64 Bit
d. Hp Android
23
3. Perangkat Lunak
a. Sistem Operasi Windows 10
b. Arduino IDE
c. Adobe Photoshop CS6
d. IoT Platform Thingspeak
e. MQTT Push Client
f. Draw.IO
g. Microsoft Word 2010
h. Microsoft Excel 2010
24
3.4 Implementasi Sistem
Gambar 3.2 Skema Sistem Kontrol Dan Sistem Monitoring Penyiraman Otomatis
Pada gambar 3.2 dapat dilihat sebuah skema sistem kontrol dan sistem
monitoring dilakukan dengan menggunakan Arduino Uno dan NodeMCU Esp8266
sebagai mikrokontroler, terdapat dengan 2 sensor yang memiki tujuan fungsi
masing-masing untuk membentuk sistem kontrol dengan tujuan agar dapat
mengontrol ke NodeMCU Esp8266 sebagai media sistem monitoring untuk
mengetahui kelembaban dan pH pada media cacing tanah. Kemudian terdapat relay
berfungsi sebagai saklar elektrik yang bekerja secara otomatis berdasarkan perintah,
power supply sebagai memberikan tegangan input AC untuk mendapatkan tegangan
DC, dan pompa air berfungsi untuk memproses atau mengaliri air, sehingga
melakukan penyiraman otomatis pada media cacing tanah.
25
Secara umum, implementasi perangkat keras dapat dijelaskan dengan blok
diagram pada gambar 3.3.
Gambar 3.3 Blok Diagram Sistem Penyiraman Otomatis Media Cacing Tanah
1. Masukan
a. Sensor Kelembaban Tanah
Sensor kelembaban tanah merupakan sensor yang dapat mendeteksi kelembaban
dalam tanah. Sensor ini terdiri dua probe, kemudian membaca resistansinya
untuk mendapatkan nilai tingkat kelembaban, sehingga berguna untuk
mendeteksi dan mengamati data dengan memberikan informasi melalui platform
thingspeak dan protokol MQTT.
26
b. Sensor pH Tanah
Sensor pH tanah merupakan sensor untuk mendeteksi tingkat keasaman dan
kebasaan dari suatu tanah yang diukur dari media cacing tanah pada saat
penelitian ini kisaran 3 – 8. Dan berguna untuk melakukan mendeteksi dan
mengamati data dengan memberikan informasi melalui platform thingspeak dan
protokol MQTT.
2. Proses
a. Arduino Uno
Arduino Uno merupakan mikrokontroler yang terdiri dari 6 pin analog dan 14
pin input dari output digital berfungsi sebagai pengontrolan alat masukan dari 2
sensor, keluaran dari 1 pompa, dan dapat mengirimkan data ke NodeMCU
Esp8266.
b. NodeMCU ESP8266
NodeMCU Esp8266 merupakan sebuah mikrokontroler dengan modul Wi-Fi
yang berfungsi sebagai monitoring dengan mengirimkan data pada Internet
Cloud.
c. Internet Cloud
Internet cloud merupakan sebuah proses pengolahan daya komputasi melalui
jaringan internet yang memiliki fungsi agar dapat menjadikan internet sebagai
pusat server untuk mengelola data dan juga aplikasi pada pengguna.
27
3. Keluaran
a. Pompa Air
Pompa air berfungsi untuk memproses atau mengaliri air, sehingga penyiraman
dapat dilakukan secara otomatis berdasarkan dari nilai yang sudah ditentukan.
b. Platform Thingspeak
Platform thingspeak bertujuan memastikan data kelembaban dan pH yang telah
dikirim oleh NodeMCU Esp8266, sehingga dapat digunakan untuk melakukan
analisis atau menampilkan pemrosesan data online dari 2 sensor sebagai
masukan yaitu sensor kelembaban tanah dan pH tanah saat datanya masuk atau
tersedia.
c. MQTT
MQTT berfungsi untuk menampilkan sebagai sumber informasi dengan
masuknya notifikasi data kelembaban dan pH dari hasil monitoring penyiraman
otomatis media cacing tanah dengan menggunakan aplikasi android berdasarkan
sesuai dari topic yang sudah di buat dan waktu hasil proses pengiriman dari
platform thingspeak.
28
3.4.2 Implementasi Perangkat Lunak (Software)
29
Gambar 3.4 Flowchart Program pada Arduino Uno
Dari gambar 3.4 dapat dilihat bahwa Arduino Uno bertugas untuk
mengolah data hasil dari pembacaan sensor kelembaban dan pH yang
kemudian dikirimkan secara serial ke mikrokontroler NodeMCU Esp8266.
Selain itu Arduino Uno bertugas memberi perintah relay untuk mengaktifkan
pompa dengan secara otomatis.
30
2. Pembuatan Program Pada NodeMCU Esp8266
Dari gambar 3.5 dapat dilhat bahwa NodeMCU Esp8266 bertugas untuk
menerima data hasil dari pembacaan sensor kelembaban dan pH dari Arduino
Uno secara serial kemudian mencari koneksi Wi-Fi sesuai yang telah
diprogramkan. Jika sudah terhubung, NodeMCU Esp8266 dapat mengirimkan
data hasil pembacaan sensor kelembaban dan pH ke server thingspeak dan
MQTT untuk ditampilkan data pada halaman platform thingspeak dan protokol
MQTT.
31
3.4.2.1 Implementasi Halaman Dan Channel Platform Thingspeak
Setiap channel baru memiliki setting channel pada bagian Name berfungsi
memberi nama channel yang digunakan dan centang field untuk membuat
wadah data baru. Kemudian centang untuk “Show Status” dan klik Save
Channel. Klik private view untuk melihat channel stats, bagian ini akan
menampilkan grafik sederhana dari data yang masuk. Pada channel ID berfungsi
sebagai channel number diperlukan untuk dapat mengetahui channel yang dapat
dihubungkan, channel ID dituliskan menjadi myChannelNumber. APIKeys
digunakan sebagai kunci untuk dapat masuk ke data. Write API Key berfungsi
sebagai API Key untuk pengiriman data ke thingspeak. Sedangkan Read API
Key berfungsi sebagai API Key untuk pembacaan data dari thingspeak ke
perangkat lainnya.
32
3.4.2.2 Implementasi Client Server MQTT Pada Smartphone
Pada pembuatan client yang digunakan aplikasi MQTT Push Client yang
akan menghubungkan ke MQTT broker maka dibuatkan pada mosquitto pada
gambar 3.7 sebagai berikut.
Dapat dilihat pada gambar 3.7 merupakan pengaturan Host, Port, User,
dan Password. Pengaturan yang akan diakses oleh client agar dapat terhubung
ke server MQTT adalah Host, Port, User, dan Password yang harus sesuai
dengan MQTT server, sehingga bisa menangani publish dan subscribe data,
mosquitto juga harus mengakses Username dan Password sebagai server yang
akan digunakan.
33
3.5 Kalibrasi Dan Pengujian
Kalibrasi dan Pengujian yang akan dilakukan terdiri dari kalibrasi sensor
kelembaban tanah, kalibrasi sensor pH tanah, pengujian sensor kelembaban tanah,
pengujian sensor pH tanah, pengujian sensor kelembaban tanah dan waktu durasi
penyiraman, pengujian perbandingan kelembaban dan pH dengan waktu durasi
penyiraman, pengujian platform thingspeak, pengujian protokol MQTT, dan pengujian
sistem keseluruhan.
34
Gambar 3.8 Flowchart Kalibrasi Sensor Kelembaban Tanah
35
3.5.2 Cara Kalibrasi Sensor pH Tanah
36
3.5.3 Cara Pengujian Sensor Kelembaban Tanah Dan Waktu Durasi Penyiraman
Pada Media Cacing Tanah
Gambar 3.10 Flowchart Pengujian Sensor Kelembaban Tanah Dan Waktu Durasi Penyiraman
Pada Media Cacing Tanah
37
3.5.4 Cara Pengujian Perbandingan Kelembaban Dan pH Dengan Waktu Durasi
Penyiraman Pada Media Cacing Tanah
Gambar 3.11 Flowchart Pengujian Perbandingan Kelembaban Dan pH Dengan Waktu Durasi
Penyiraman Pada Media Cacing Tanah
38
3.5.5 Cara Pengujian Platform Thingspeak
39
3.5.6 Cara Pengujian Protokol MQTT
40
3.5.7 Cara Pengujian Sistem Keseluruhan
41
BAB 4
Pada bab ini akan dibahas hasil dari “Implementasi Pengawasan Dan Penyiraman
Otomatis Dengan Protokol MQTT Pada Budidaya Cacing Tanah Berbasis Internet of
Things” yang terkait meliputi pembahasan tentang bagaimana cara alat bekerja dan hasil
pengujian serta analisis dari setiap komponen pendukung pada saat alat tersebut beroperasi.
Gambar 4.1 Hasil Implementasi Sistem Pengawasan Dan Penyiraman Otomatis Pada Media
Cacing Tanah
42
1. Laptop
Laptop merupakan salah satu hardware yang akan digunakan sebagai untuk
menjalankan program yang terdiri dari software Arduino IDE, Platform Thingspeak,
dan Protokol MQTT.
2. Bak Penampung Air
Bak penampung air berfungsi untuk menampung air yang akan memompa air dalam
melakakukan proses penyiraman otomatis berdasarkan nilai yang sudah ditentukan.
Pada Bak penampung tersebut dengan berisi air yaitu 350 mL.
3. Pot Media Cacing Tanah
Pot media cacing tanah berfungsi untuk dapat menampung media cacing tanah
dengan ketentuan menggunakan berupa sensor kelembaban tanah dan sensor pH
tanah untuk dapat mendeteksi berdasarkan hasil kelembaban dan pH serta
melakukan penyiraman secara otomatis.
4. Arduino Uno
Arduino Uno merupakan mikrokontroler yang berfungsi untuk dapat melakukan
sistem pengontrol berupa dari sensor kelembaban tanah, sensor pH tanah, relay, dan
mengirim data pada NodeMCU Esp8266.
5. NodeMCU ESP8266
NodeMCU Esp8266 merupakan mikrokontroler yang berfungsi untuk dapat
melakukan sistem monitoring berupa dari hasil data kelembaban dan pH yang di
kirim ke Platform Thingspeak dan Protokol MQTT.
6. Relay
Relay berfungsi sebagai sistem saklar elektrik secara otomatis yaitu dapat
menghidupkan atau mematikan pompa air.
7. Pompa Air
Pompa air berfungsi untuk memproses atau mengaliri air, untuk dapat melakukan
sistem penyiraman secara otomatis yang terhubung dengan selang, sehingga
memberikan siraman pot pada media cacing tanah.
8. Power Supply
Power supply berfungsi dapat menghantarkan sumber tegangan dari tegangan AC
ke tegangan DC.
43
9. Sensor Kelembaban Tanah (Soil Moisture)
Sensor kelembaban tanah berfungsi untuk melakukan mendeteksi pada hasil
kelembaban dari pot media cacing tanah.
10. Sensor pH Tanah
Sensor pH tanah berfungsi untuk melakukan mendeteksi pada hasil pH dari pot
media cacing tanah.
44
4.1.2 Perangkat Lunak (Software)
Hasil dari implementasi perangkat lunak atau software yang telah dibuat dan
kemudian akan diakses melalui halaman pada platform thingspeak. Halaman
monitoring sistem penyiraman otomatis pada media cacing tanah terdiri dari 2 field
untuk memberi sebuah informasi terkait data kelembaban dan pH. Selain dari fungsi
monitoring, pengguna juga dapat mengunduh hasil pada pembacaan sensor dalam
berbentuk file excel dan juga pengguna dapat diberikan notifikasi atau pesan jika nilai
pembacaan sensor tidak sesuai dengan batas yang sudah ditentukan. Gambar 4.2
merupakan hasil implementasi tampilan user interface dari monitoring sistem
penyiraman otomatis pada media cacing tanah halaman platform thingspeak.
45
4.1.2.2 Perangkat Lunak Tampilan Pada Protokol MQTT
Pada hasil dari sistem implementasi dengan menggunakan protokol MQTT untuk
berkomunikasi dengan Client lainnya yaitu mikrokontroler. Salah satu library MQTT
yang tersedia secara gratis atau open source adalah mosquitto. Broker mosquitto
berfungsi untuk dapat menghubungkan publisher dan subscriber. Publisher informasi
pesan berfungsi untuk menampilkan data pada kelembaban dan pH jika sudah broker
running dari server maka akan muncul pesan masuk berupa data kelembaban dan pH
yang akan tampil pada aplikasi android yaitu MQTT Push Client. Kemudian Subscriber
berfungsi untuk menerima data kelembaban dan pH dari publisher. Sehingga subscriber
nantinya akan meminta data yang akan diproses oleh publisher. Kemudian akan
membuat topic untuk melakukan transaksi data yang harus di miliki dari suatu tujuan
topic tertentu. Setelah mendapatkan data kelembaban dan pH, selanjutnya akan
dianalisis atau dapat proses menjadi sebuah sistem monitoring yang terstruktur.
Gambar 4.3 Server Messages Pada Aplikasi Android MQTT Push Client
46
4.2 Pengujian Sistem
Pengujian sensor akan dilakukan untuk dapat mengetahui apakah dari setiap sensor
sudah bisa bekerja dan sesuai dengan program. Dalam hal pengujian sensor dilakukan
dengan membandingkan hasil pengukuran sensor yang tampil pada Serial Monitor dengan
hasil pengukuran menggunakan soil tester yang ada. Perbandingan akan dilakukan dalam
perhitungan persentase error sehingga dapat diketahui tingkat akurasi data hasil dalam
pembacaan sensor menggunakan rumus persamaan di bawah ini :
Dalam sistem pengujian yang akan dilakukan dari beberapa bagian, yaitu :
47
4.2.1 Kalibrasi Sensor Kelembaban Tanah (Soil Moisture)
48
Tabel 4.1 Pengkalibrasian Sensor Kelembaban Tanah Dengan Soil Tester
Dari nilai variabel X (nilai soil tester) dan variabel Y (nilai pembaca sensor) akan
menentukan nilai korelasi yang bisa di dapatkan pada software aplikasi Microsoft Excel
dengan memilih menu Insert kemudian pilih Scatter. Selanjutnya klik titik series pada
diagram, kemudian pilih format Trendline, pilih options, klik pilihan Linear dan
Display R-squared value on chart, maka akan mendapatkan nilai R2 seperti gambar 4.5.
Gambar 4.5 Grafik Kolerasi Sensor Kelembaban Tanah Dengan Soil Tester
49
Pada kriteria berdasarkan nilai korelasi sebagai berikut :
Y = a + bX (4.3)
Dimana :
a = konstanta
b= (4.4)
a= (4.5)
50
Dari tabel 4.1 di dapatkan grafik hubungan antara nilai pembaca sensor dan nilai
soil tester. Dengan hasil persamaan linear yaitu :
Dimana Y adalah nilai pembaca sensor dan X adalah nilai kelembaban tanah
yang diukur menggunakan soil tester analog. Untuk mendapatkan nilai kelembaban,
maka persamaan linear akan dikonversikan menjadi persamaan sebagai berikut :
x= (4.7)
Persamaan linear ini yang nantinya akan dimasukkan ke dalam program Arduino
untuk mencari nilai kelembaban tanah dalam bentuk persen (%).
51
4.2.2 Kalibrasi Sensor pH Tanah
52
Tabel 4.2 Pengkalibrasian Sensor pH Tanah Dengan Soil Tester
Dari nilai variabel X (nilai soil tester) dan variabel Y (nilai pembaca sensor) akan
menentukan nilai korelasi yang bisa didapatkan pada software aplikasi Microsoft Excel
dengan memilih menu Insert kemudian pilih Scatter. Selanjutnya klik titik series pada
diagram, kemudian pilih format Trendline, pilih options, klik pilihan Linear dan
Display R-squared value on chart, maka akan mendapatkan nilai R2 seperti gambar 4.7.
Berdasarkan dari gambar diatas menunjukkan bahwa sensor pH tanah yang akan
digunakan adalah memiliki korelasi yang sangat kuat dengan nilai R2 sebesar 0,9978
sehingga layak digunakan untuk melakukan penelitian ini.
Y = a + bX (4.8)
Dimana :
a = konstanta
b = koefisien / kemiringan
b= (4.9)
( )
a= (4.10)
54
Dari tabel 4.2 di dapatkan grafik hubungan antara nilai pembaca sensor dan nilai
soil tester. Dengan hasil persamaan linear yaitu :
Dimana Y adalah nilai pembaca sensor dan X adalah nilai pH tanah yang diukur
menggunakan soil tester analog. Untuk mendapatkan nilai pH, maka persamaan linear
akan dikonversikan menjadi persamaan sebagai berikut :
x= (4.12)
Persamaan linear ini yang nantinya akan dimasukkan kedalam program Arduino
untuk mencari nilai pH tanah.
55
4.2.3 Pengujian Sensor Kelembaban Tanah (Soil Moisture)
Pada tahap ini untuk dapat menguji alat sensor sehingga dapat mengetahui
tingkat keakurasian pembacaan sensor kelembaban tanah yang terdapat dari persamaan
linear hasil hubungan nilai pembaca sensor (ADC) dengan soil tester. Pengujian
kelembaban dilakukan dengan cara memulai dalam pengukuran dari tanah yang kering,
kemudian memberikan air secara bertahap agar kelembaban tanah mengalami
perubahan mulai dari 10% sampai 100% hingga dapat membandingkan nilai pada soil
tester dan nilai sensor sebenarnya.
56
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Sensor Kelembaban Tanah Dengan Soil Tester
No Soil Tester Hasil Dari Kelembaban Tanah (%) Persentase Error (%)
Kelembaban (%)
1 80 81.60 1.32
2 79 79.22 0.27
3 78 77.65 0.44
4 77 76.54 0.59
5 76 75.53 0.61
6 75 74.70 0.4
7 74 73.87 0.17
8 73 72.39 0.83
9 72 71.84 0.22
10 71 70.37 0.88
Rata-rata Persentase Error (%) 0.57
Berdasarkan dari data hasil pengujian sensor kelembaban tanah diatas pada tabel
4.3 didapatkan pada hasil perhitungan nilai error yang diperoleh terendah sebesar 0.4%
dan error tertinggi sebesar 1.32%, kemudian di dapatkan untuk hasil perhitungan dari
nilai rata-rata persentase error adalah 0.57%. Dari tabel diatas maka di dapat nilai
persentase error yang dikatakan cukup rendah sehingga memperoleh sensor kelembaban
tanah digunakan untuk penelitian ini sangat baik.
Pada umum sebelumnya, untuk rentang kerja dari sensor kelembaban tanah ini
dapat bekerja sendiri dengan baik mulai rentang 0.00% - 100.00%. Kemudian nilai
kelembaban tanah yang digunakan untuk mengetahui media cacing tanah pada saat ini
adalah umumnya berkisar 70.00% - 90.00%, namun dalam pengambilan sesuai data
pengujian sensor kelembaban tanah kisaran 81.60% - 70.37%.
57
4.2.4 Pengujian Sensor pH Tanah
Pengujian alat yang dilakukan untuk melihat tingkat keakurasian pada pembaca
sensor pH. Pengujian pada sensor pH dapat dilakukan yaitu sebanyak 10 kali percobaan
dengan menyesuaikan batas minimal dan maksimal dari soil tester analog 3,5 sampai 8.
58
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Sensor pH Tanah Dengan Soil Tester
Berdasarkan dari data hasil pengujian sensor pH tanah diatas pada tabel 4.4 di
dapatkan pada hasil perhitungan nilai error yang diperoleh terendah sebesar 0.29% dan
error tertinggi sebesar 5.73%, kemudian di dapatkan untuk hasil perhitungan dari nilai
rata-rata persentase error adalah 2.50%. Dari tabel diatas maka di dapat nilai persentase
error yang dikatakan cukup rendah, sehingga memperoleh sensor pH tanah digunakan
untuk penelitian ini sangat baik.
Pada umum sebelumnya, untuk rentang kerja dari sensor pH tanah ini dapat
bekerja sendiri dengan baik mulai rentang 0 - 14. Kemudian nilai pH tanah yang
digunakan untuk mengetahui media cacing tanah pada saat ini adalah umumnya
berkisar 3 – 8, namun dalam pengambilan sesuai data pengujian sensor pH tanah
kisaran 6.81 – 6.45.
59
4.2.5 Pengujian Sensor Kelembaban Tanah Dan Waktu Durasi Penyiraman Pada
Media Cacing Tanah
Gambar 4.10 Pengujian Sensor Kelembaban Tanah Dan Waktu Durasi Penyiraman Pada Media
Cacing Tanah
60
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Sensor Kelembaban Tanah Dan Waktu Durasi Penyiraman Pada Media
Cacing Tanah
Berdasarkan dari hasil pengujian sebanyak 10 kali sensor kelembaban tanah dan
waktu durasi penyiraman pada gambar 4.10 dan tabel 4.5 di dapatkan pada hasil rata-
rata kelembaban sebesar 73.12% dan rata-rata waktu durasi penyiraman sebesar 129
detik. Lama waktu durasi penyiraman sangat dipengaruhi oleh jarak sensor kelembaban
tanah dengan selang air. Semakin pendek selang air, maka pompa air akan semakin
cepat berhenti dan sebaliknya.
Jika dalam tanah kondisi sedikit lembab, maka nilai kelembaban pada sensor
kisaran di bawah rata-rata 10.00% dikarenakan sensor belum melakukan mendeteksi,
sehingga pompa tersebut dinyatakan ON. Apabila nilai kelembaban kisaran 82.82% -
75.44% saat sensor melakukan mendeteksi, maka pompa tersebut dinyatakan OFF, dan
tidak melakukan penyiraman karena kondisi tanah sedikit lembab. Dikarenakan bahwa
61
pengujian sensor kelembaban tanah dan waktu durasi penyiraman ini diperlukan waktu
yang pasti agar dapat mengetahui mulainya penyiraman ON. Kemudian sebaliknya, jika
nilai kelembaban pada sensor kisaran di bawah 70.00% sesuai dari kondisi tanah sedikit
lembab, maka pompa tersebut dinyatakan ON, dan tanah berubah menjadi kondisi basah
dengan sesuai dari waktu durasi penyiraman yang sudah ditentukan, hal ini terjadi
karena letak pada sensor dan selang air sangat berpengaruh. Apabila nilai kelembaban
pada sensor kisaran diatas 70.00% dengan kondisi tanah basah, maka pompa dinyatakan
OFF, sehingga pada pengujian waktu durasi penyiraman ini diperlukan waktu yang
pasti untuk melembabkan tanah hingga mencapai kelembaban 70.00% - 77.93% dan
tidak melakukan penyiraman, dikarenakan bahwa kondisi tanah yang sangat basah tidak
membutuhkan air bahwa akan menimbulkan cacing keluar dari media tanah tersebut.
62
4.2.6 Pengujian Perbandingan Kelembaban Dan pH Dengan Waktu Durasi
Penyiraman Pada Media Cacing Tanah
Pada pengujian ini menggunakan pot media cacing tanah yang terdiri dari
beberapa campuran tanah dengan kompos yang akan digunakan sebagai penampung
media cacing tanah, sehingga dapat mengetahui dari perbandingan kedua data yaitu data
kelembaban dan pH. Pada sistem ini akan di ukur tingkat kelembaban dan pH dengan
penyiraman yang secara otomatis pada media cacing tanah dapat dilihat pada gambar
4.11 dan tabel 4.6 sebagai berikut.
Gambar 4.11 Pengujian Perbandingan Kelembaban Dan pH Dengan Waktu Durasi Penyiraman
Pada Media Cacing Tanah
63
Tabel 4.6 Hasil Pengujian Perbandingan Kelembaban Dan pH Dengan Waktu Durasi Penyiraman
Pada Media Cacing Tanah
64
Gambar 4.12 Grafik Hasil Perbandingan Kelembaban Dengan Waktu Durasi Penyiraman Pada
Media Cacing Tanah
Untuk nilai kelembaban paling tertinggi ada pada data ke 1 adalah 85.77% dan
nilai kelembaban paling terendah ada pada data ke 10 adalah 66.95%. Di karenakan
bahwa nilai kelembaban kisaran 85.77% - 70.55% dan dinyatakan pompa tersebut OFF.
Dan sebaliknya jika nilai kelembaban kisaran dibawah 70.00%, maka dinyatakan
pompa tersebut ON. Kemudian jika nilai kelembaban kisaran diatas 69.44% - 70.46%
dinyatakan pompa tersebut OFF. Dapat di simpulkan bahwa jika semakin kecil nilai
kelembaban yang di dapat, maka kondisi tanah yang di dapat akan semakin rendah. Dan
sebaliknya jika semakin besar nilai kelembaban yang di dapat maka kondisi tanah yang
di dapat akan semakin tinggi.
65
Gambar 4.13 Grafik Hasil Perbandingan pH Dengan Waktu Durasi Penyiraman Pada Media
Cacing Tanah
Untuk nilai pH paling terbesar ada pada data ke 7 adalah 7.11 dan nilai pH paling
terkecil ada pada data ke 1 adalah 6.74. Pada umumnya, rentang nilai pH yang
digunakan untuk mengetahui media cacing tanah pada saat ini adalah kisaran 3 – 8,
namun dalam pengambilan sesuai data perbandingan kisaran 7.11 – 6.74. Maka di
simpulkan bahwa jika semakin kecil nilai pH yang di dapat di bawah nilai netral 7,
maka semakin besar tingkat keasaman dan dinyatakan kondisi media cacing tanah akan
semakin subur. Dan sebaliknya jika semakin besar nilai pH yang di dapat diatas nilai
netral 7, maka semakin kecil tingkat keasaman dan dinyatakan kondisi media cacing
tanah tidak subur atau disebut tingkat kebasaan.
66
4.2.7 Pengujian Platform Thingspeak
67
4.2.8 Pengujian Protokol MQTT
kemudian pilih versi sesuai dari spesifikasi laptop yang digunakan. Jika sudah
terunduh maka akan melakukan penginstalan mosquitto sampai selesai, langkah
berikutnya akan menjalani broker tersebut dengan cara membuka cmd, kemudian
pilih run administrator > kemudian jalankan broker mosquitto dengan cara “net
start mosquitto”. Langkah berikutnya akan mengkonfigurasi user dengan
password dari broker tersebut, sehingga nantinya mendaftarkan ke server pada
aplikasi android. Jika sudah terdaftar ke server, maka akan membuat sebuah topic
subscriber berfungsi untuk dapat mengetahui informasi data kelembaban dan pH yang
sudah dikirim melalui publisher ke broker dan subscriber adalah sebagai penerima
data tersebut. Hasil dari tampilan data kelembaban dan pH yang sudah diterima dan
ditampilkan pada aplikasi android yaitu MQTT Push Client dapat dilihat pada gambar
4.15.
68
4.2.9 Pengujian Notifikasi
Pada pengujian notifikasi dalam implementasi ini berfungsi untuk melakukan uji
coba terhadap sistem apakah sudah sesuai dengan yang diprogramkan dalam
memberikan sebuah informasi kepada publisher ketika kondisi nilai yang sudah
ditentukan. Hasil pengujian notifikasi pada sistem ini dapat dilihat pada tabel 4.7.
Syarat
No Notifikasi Notifikasi Keterangan
Kelembaban di Kelembaban
sekitar sistem lebih dan pH yang
1 dari 70.00% dan pH dideteksi dari Berhasil
kurang dari 7.00 masing-masing
sensor
Kelembaban di Akan
sekitar sistem Melakukan
2 kurang dari 70.00% penyiraman Berhasil
dan pH kurang dari dan nilai pH
7.00 kondisi tetap
Kelembaban di Penyiraman
sekitar sistem lebih selesai sesuai
3 dari 70.00% dan pH dari nilai Berhasil
kurang dari 7.00 standar dan
nilai pH
semakin besar
69
Kelembaban di Akan
sekitar sistem melakukan
4 kurang dari 70.00% penyiraman Berhasil
dan pH kurang dari dan nilai pH
7.00 semakin kecil
70
4.2.10 Pengujian Sistem Keseluruhan
71
karenakan sensor ketika baru melakukan mendeteksi di butuhkan waktu agar
pembacaannya menunjukkan nilai yang sebenarnya atau akurat.
72
Gambar 4.18 Tampilan Hasil Pengukuran Pada Platform Thingspeak
Berdasarkan gambar 4.18 merupakan suatu antar muka dari hasil pengukuran
pada platform thingspeak. Di karenakan platform thingspeak sudah mampu
memberikan informasi kelembaban dan pH dengan jelas, dan sesuai data hasil
pembacaan sensor di sajikan dalam bentuk kurva grafik kepada pengguna.
Gambar 4.19 Tampilan Hasil Pengukuran Tampilan Pertama Pada Protokol MQTT
73
Gambar 4.20 Tampilan Hasil Pengukuran Tampilan Kedua Pada Protokol MQTT
Berdasarkan gambar 4.19 dan 4.20 merupakan suatu antar muka dari hasil
pengukuran pada protokol MQTT. Di karenakan protokol MQTT sudah mampu
memberikan informasi kelembaban dan pH melalui hasil proses pada broker bertujuan
untuk dapat melakukan menerima data dengan cara subscribe agar publisher mengirim
data tersebut melalui broker serta adanya masuk pesan notifikasi.
74
BAB 5
5.1 Kesimpulan
75
5.2 Saran
Pada penulisan tugas akhir ini terdapat beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai
acuan dan pertimbangan potensi yang dikembangkan dari perancangan ini dikarenakan
masih belum bisa dikatakan sempurna, sehingga saran dari penulis antara lain :
76
DAFTAR PUSTAKA
A-hussein, N., & Salman, A. D. (2020). IoT Monitoring System Based on MQTT
Publisher/Subscriber Protocol. Iraqi Journal of Computer, Communication, Control
and System Engineering, 28 April, 75–83. https://doi.org/10.33103/uot.ijccce.20.3.7
Abilovani, Z. B., Yahya, W., & Bakhtiar, F. A. (2018). Implementasi Protokol MQTT
Untuk Sistem Monitoring Perangkat IoT. 2(12), 7521–7527.
Brata, B. (2006). Pertumbuhan Tiga Spesies Cacing Tanah Akibat. Jurnal Ilmu-Ilmu
Pertanian Indonesia, 8(1), 69–75.
Faroh, A. N., & Solichin, M. (2014). Vermikompos Penghasil Biomassa Cacing Tanah (
Lumbricus rubellus ) Dan Cacing Kalung Serta Kompos Dengan Metode Budidaya
Efektif. Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional Program Kreativitas Mahasiswa -
Kewirausahaan 2014 (PIMNAS PKM-K), 1(1), 1–4.
Hariyanto, N., Nataliana, D., & Nurdiansyah, S. (2017). Perancangan dan Realisasi
Sistem Otomatisasi Pengendali Ornamental Fountain Berbasis Mikrokontroler
Arduino Pro Mini. 5(1), 68–84.
Mahardika, T., Hanuranto, I. A. T. M. ., & Dr. Istikmal, S.T, M. . (2020). Desain Dan
Implementasi Sistem Pemantauan Alat Siram Tanaman Cabai Dengan Sensor Soil
Moisture Berbasis IoT. 7(1), 18–20.
77
Mawardah, M. (2019). Alat Pendeteksi Sensor pH Tanah pada Mikrokontruller Arduino
Uno. PROGRAM STUDI D-III FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATRA UTARA. MEDAN.
Nalendra, A. K., & Mujiono, M. (2020). Perancangan IoT (Internet of Things) pada
Sistem Irigasi Tanaman Cabai. Generation Journal, 4(2), 61–68.
https://doi.org/10.29407/gj.v4i2.14187
Prasetyo, D., & M. Ibrahim Ashari, ST, MT Bagus Dr. F. Yudi Limpraptono, ST, M.
(2019). Pengembangan Alat Pendeteksi Kandungan Nutrisi Tanah Berbasis
Arduino. july.
Santoso, I., Adiwisastra, M. F., Simpony, B. K., Supriadi, D., Purnia, & Silvi, D. (2021).
IMPLEMENTASI NodeMCU DALAM HOME AUTOMATION DENGAN
SISTEM KONTROL APLIKASI BLYNK. Swabumi, 9(1), 32–40.
https://doi.org/10.31294/swabumi.v9i1.10459
Sokop, S. J., , Dringhuzen J. Mamahit, ST., M. E., & , Sherwin R.U.A. Sompie, ST., M.
(2016). Trainer Periferal Antarmuka Berbasis Mikrokontroler Arduino Uno. Jurnal
Teknik Elektro Dan Komputer, 5(3), 13–23.
78
Somantri, & Mamun, C. (2021). SISTEM MONITORING PEMELIHARAAN TANAMAN
CABE BERBASIS INTERNET OF THINGS (IoT) MENGGUNAKAN MOBILE
APPS. 2(4), 6.
Sutama, I. W., Gama, A. W. O., Negara, I. G. A., & Falah, M. Y. (2021). Sistem
Monitoring Penyiraman Otomatis Tanaman Bunga Gemitir Menggunakan Aplikasi
Mobile dan Web Thingspeak. 4(2), 1–13.
Syukhron, I., Rahmadewi, R., & Ibrahim. (2021). Penggunaan Aplikasi Blynk Untuk
Monitoring dan Kontrol Jarak Jauh pada Sistem Kompos Pintar Berbasis IoT.
Electrician, 15(1), 1–11. https://doi.org/10.23960/elc.v15n1.2158
Tani, P. (2021, April 1). Cara Ternak Cacing Tanah. Retrieved juli 25, 2021, from
AnekaBudidaya.Com: https://anekabudidaya.com/cara-ternak-cacing-tanah/
79
LAMPIRAN
#include <SoftwareSerial.h>
float kelembaban = 0;
float Soilnilai1 = 0;
int PHnilai1 = 0;
String data1,data2;
void setup() {
Serial.begin(115200);
s.begin(115200);
//sensor kelembaban
pinMode(pinSoil, INPUT);
//sensor ph
pinMode(pinPH, INPUT);
80
//mengaktifkan pompa
pinMode(Pump_water, OUTPUT);
void loop() {
kelembaban = analogRead(pinSoil);
PHnilai1 = analogRead(pinPH);
delay(500);
Soilnilai1 = kelembaban-1044.9;
Soilnilai = abs(Soilnilai1/-10.842);
PHnilai = (PHnilai1-906.32)/-125.7;
Serial.print("Humidity = ");
Serial.print(Soilnilai);
Serial.println(" %");
Serial.print("pH = ");
Serial.print(PHnilai);
Serial.println(" pH");
digitalWrite(Pump_water, HIGH);
digitalWrite(Pump_water, LOW);
delay(5000);
81
data1 = String(Soilnilai);
s.print(data1);
data2 = String(PHnilai);
s.print(data2);
Serial.println(datakirim);
delay(10000);
82
Lampiran 2 Program NodeMCU Esp8266 (Sistem Monitoring)
#include "ThingSpeak.h"
#include <SoftwareSerial.h>
#include <ESP8266WiFi.h>
#include <WiFiClient.h>
#include <PubSubClient.h>
char data;
String datakirim;
83
WiFiClient espClient;
PubSubClient client(espClient);
void setup_wifi() {
Serial.begin(115200);
s.begin(115200);
while (!Serial) {
; //wait for serial port to connect. Needed for native USB port only
delay(2000);
WiFi.mode(WIFI_OFF);
delay(2000);
WiFi.mode(WIFI_STA);
WiFi.begin(ssid, password);
Serial.println("");
Serial.print("Connecting");
delay(1000);
Serial.print(".");
Serial.println("");
Serial.print("Terhubung ke ");
Serial.println(ssid);
84
Serial.print("IP addres : ");
Serial.println(WiFi.localIP());
Serial.println("\nWiFi connected\n");
ThingSpeak.begin(espClient);
void reconnect() {
while (!client.connected()) {
Serial.println("connected");
client.subscribe("pengawasan");
Serial.println("Topic Subscribe");
} else {
Serial.print("failed, rc=");
Serial.print(client.state());
delay(1000);
Serial.println(topic);
Serial.print("Message:");
String pengawasan;
85
while (s.available()) {
pengawasan.concat(data);
Serial.print((char)payload[i]);
pengawasan += (char)payload[i];
Serial.println();
Serial.println(length);
Serial.println();
Serial.println("---------------------");
Serial.println(pengawasan);
void setup() {
setup_wifi();
client.setServer(mqttServer, 1883);
client.setCallback(callback);
delay(3000);
void loop() {
if (!client.connected()) {
reconnect();
client.loop();
86
String pengawasan;
while (s.available()) {
data = s.read();
pengawasan.concat(data);
Serial.println(pengawasan);
msgStr = String(Soilnilai);
char msg[arrSize];
Serial.println(msgStr);
msgStr.toCharArray(msg, arrSize);
client.publish(topic, msg);
msgStr = "";
msgStr1 = String(PHnilai);
char msg1[arrSize1];
Serial.println(msgStr1);
87
msgStr1.toCharArray(msg1, arrSize1);
client.publish(topic, msg1);
msgStr1 = "";
if(espClient.connect(server, 80)){
postStr += "&field1=";
postStr += String(Soilnilai);
postStr += "&field2=";
postStr += String(PHnilai);
postStr += "\r\n\r\n";
client.print("Host: api.thingspeak.com\n");
client.print("Connection: close\n");
client.print("Content-Type: application/x-www-form-urlencoded\n");
client.print("Content-Length: ");
client.print(postStr.length());
client.print("\n\n");
client.print(postStr);
Serial.print("%: ");
Serial.println(Soilnilai);
Serial.print("pH: ");
Serial.println(PHnilai);
88
delay(10000);
89
Lampiran 3 Budidaya Mengambil Beberapa Media Cacing Tanah
90
Lampiran 5 Hasil Implementasi Perangkat Keras Sistem Pengawasan Dan Penyiraman
Otomatis
91
Lampiran 6 Hasil Mendeteksi Kelembaban Dan pH Dengan Pompa Pada Bak Penampung
Air
92
1
Overview
What is an electronic brick? An electronic brick is an electronic module which can be assembled like Lego bricks simply by
plugging in and pulling out. Compared to traditional universal boards and circuit modules assembled with various
electronic components, electronic brick has standardized interfaces, plug and play, simplifying construction of prototype
circuit on one’s own. There are many types of electronic bricks, and we provide more than twenty types with different
functions including buttons, sensors, Bluetooth modules, etc, whose functions cover from sensor to motor drive, from
Ethernet to wireless communication via Bluetooth, and so on. We will continue to add more types to meet the various
needs of different projects.
Electronic brick of soil moisture sensor is mainly used to detect the moisture content in the soil. The control board can get
the moisture value or threshold in the soil via analog or digital pins.
Features
1. Plug and play, easy to use. Compatible with the mainstream 2.54 interfaces and 4-Pin Grove interfaces in the market.
th
Soil moisture sensor iteadstudio.com 12 , April, 2013
2
2. With use of M4 standard fixed holes, compatible with M4-standard kits such as Lego and Makeblock.
3. With switch to shift between analog and digital output. Able to read the specific soil moisture information (analog) or
the over-wet or over-dry soil information according to the threshold (digital). The adjustable potentiometer is used to
set the moisture threshold.
th
Soil moisture sensor iteadstudio.com 12 , April, 2013
3
4. With hysteresis comparator circuit for more stable digital output voltage.
Specifications
PCB size 71.65mm X 24.00mm X 1.6mm
Working voltage 3.3or 5V DC
Operating voltage 3.3 or 5V DC
Compatible interfaces 2.54 3-pin interface and 4-pin Grove interface(1)(2)
Note 1: D for digital output port, A for analog output port, S for analog/digital output port ( defined according to the
switch), V and G for voltage at the common collector and ground respectively
Note 2: When setting as analog output, output range is 0-3.3V or 0-5V according to the working voltage; when setting as
digital output, output is 0/3.3V or 0/5V according to the working voltage.
Electrical characteristics
Parameter Min. Typical Max. Unit
Working voltage 2.1 5 5.5 VDC
Analog output voltage(VCC=5V) 0 Vout 5 V
Digital output voltage(VCC=5V) 0 - 5 V
Working current(VCC=5V) - 5 - mA
Threshold hysteresis ΔUth - VCC*0.09 - V
th
Soil moisture sensor iteadstudio.com 12 , April, 2013
4
Hardware
Top view
th
Soil moisture sensor iteadstudio.com 12 , April, 2013
5
DEMO
1. Push the snap switch of sensor to analog output, connect S port to A0 port of Arduino board, and we will use the
following program to read the analog value of soil and send it to computer for display via the serial port.
void loop() {
int sensorValue = analogRead(ASignal);
Serial.println(sensorValue);
}
2. Push the snap switch of sensor to digital output, connect S port to D2 port of Arduino board, and we will use the
following program to read the digital value of soil and send the threshold to computer for display .
int DSIGNAL = 2;
void setup()
{
Serial.begin(9600);
th
Soil moisture sensor iteadstudio.com 12 , April, 2013
6
pinMode(DSIGNAL, INPUT);
}
void loop()
{
int DsignalState = digitalRead(DSIGNAL);
Serial.println(DsignalState);
delay(100);
}
Revision history
Version Description Date Written by Audited by
v1.0 Initial edition 12th, April, 2013 Stan Lee Tse Zhe
th
Soil moisture sensor iteadstudio.com 12 , April, 2013
w w w . d e p o i n o v a s i . c o m
DATASHEET
SENSOR pH TANAH
Spesifikasi :
• B e k e r j a p a d a t e g a n g a n D C 5 V o l t
• S u p p o r t a r d u i n o d a n m i k r o k o n t r o l l e r l a i n n y a
• K o e f i s i e n l i n e a r i t a s d a t a p H t a n a h s e b e s a r 0 . 9 9 6 2
• K e d a l a m a n t a n a h p a d a s a a t p e n g u k u r a n s e b e s a r 6 c m d a r i u j u n g s e n s o r
• R u m u s p e r s a m a a n u m u m k o n v e r s i d a t a k o n d u k t i v i t a s y = -0.0693x + 7.3855,
dimana : x = nilai ADC, dan y=pH
1
w w w . d e p o i n o v a s i . c o m
DESKRIPSI
SENSOR pH TANAH
P I N W a r n a K a b e l D e s k r i p s i
O O
u t p u t H i t a m u t p u t k e p i n A 0 a r d u i n o
G G
n d P u t i h N D a r d u i n o
a b e l 1 . P i n S e n s o r
S e n s o r p H a n a h m e r u p a k a n s e n s o r p e n d e t e k s i t i n g k a t k e a s a m a n ( a c i d )
a t a u k e b a s a a n ( a l k a l i ) t a n a h . S k a l a p H y a n g d a p a t d i u k u r o l e h s e n s o r p H a n a h
i n i m e m i l i k i r a n g e 3 . 5 h i n g g a 8 . S e n s o r i n i d a p a t l a n g s u n g d i s a m b u n g k a n d e n g a n
p i n a n a l o g a r d u i n o m a u p u n p i n a n a l o g m i k r o k o n t r o l l e r l a i n n y a , t a n p a h a r u s
m e m a k a i m o d u l p e n g u a t t a m b a h a n .
KARAKTERISTIK
SENSOR pH TANAH
P a r a m e t e r S i m b o l M i n M a x U n i t s
masukan
T
e g a n g a n V c c 3 . 0 4 . 7 V
e g a n g a n k e l u a r a n Δ V o l t 4 4 5 A D C
R e s p o n W a k t u t 0 . 1 0 . 3 S
S e n s i t i v i t a s V c c 0 . 0 3 6 0 . 2 3 4 V
a b e l 2 . K a r a k t e r i s t i k S e n s o r
2
w w w . d e p o i n o v a s i . c o m
P e r b a n d i n g a n n i l a i e r h a d a i l a i e n s o r
p H T A N A H t p N A D C S
y = - 0 . 0 6 9 x + 7 . 3 8 5
R ²
n
= 0 . 9 9 6
S e
A D C A r d u i n o
1 2 4
0 0 0 3 0 0
p H T A N A H
G
T
r a f i k 3 . K a r a k t e r i s t i k n i l a i p H A N A H t e r h a d a p n i l a i A D C S e n s o r
3
w w w . d e p o i n o v a s i . c o m
DIAGRAM KONEKSI
S B
U
u t i h = G N D
o m p u t e r
i t a m = O u t p u t t o A 0
A r d u i n o
e n s o r
a m b a r 4 . D i a g r a m K o n e k s i S e n s o r k e A r d u i n o d a n K o m p u t e r
4
w w w . d e p o i n o v a s i . c o m
LAMPIRAN TABEL
P e r c o b a a n S e n s o r p H A N A H d e n g a n t a n a h d i b e r i l a r u t a n p H B u f f e r A s a m - B a s a
T T
a n a h A s a m a n a h B a s a
O O
C a i r a n A V M e t e r C a i r a n B a s a A V M e t e r
p H A D C p H A D C
A s a m ( m l ) ( m V ) ( m l ) ( m V )
0 7 4 9 . 7 7 0 7 4 1 . 5 6
6 6 1 1 7 . 9 2 0 6 7 3 6 4
1 2 4 . 9 2 0 4 3 5 1 2 - - -
1 8 4 . 3 2 3 4 4 5 1 8 - - -
T T
a b e l 5 . D a t a u j i s e n s o r p H a n a h
D i d a p a t k a n p e r s a m a a n :
O
T
p H a n a h A V M e t e r ( m V ) A D C H a s i l R u m u s ( p H )
7 3 6 4 7 . 1 0 8 3
7 4 1 . 5 6 6 . 9 6 9 7
7 4 9 . 7 7 6 . 9 0 0 4
6 1 1 7 . 9 2 0 5 . 9 9 9 5
4 . 9 2 0 4 3 5 4 . 9 6
4 . 3 2 3 4 4 5 4 . 2 6 7
a b e l 6 . D a t a u j i r u m u s k o n v e r s i A D C k e p H
5
w w w . d e p o i n o v a s i . c o m
LAMPIRAN GAMBAR
G
T
a m b a r 7 . S e n s o r p H a n a h
G
T
a m b a r 8 . S a m p e l a n a h d a n L a r u t a n P H B u f f e r A s a m - B a s a
6
w w w . d e p o i n o v a s i . c o m
G
T
a m b a r 9 . S a m p e l a n a h y a n g s u d a h d i b e r i l a r u t a n b u f f e r A s a m - B a s a
a m b a r 1 0 . P e r a n g k a t p e n g u j i a n b e r u p a s e n s o r p H t a n a h , a n a l o g p H m e t e r ,
A V m e t e r d i g i t a l , a r d u i n o , l a p t o p , k a b e l d a t a U S B , t a n a h s a m p e l A s a m - B a s a