Anda di halaman 1dari 123

IMPLEMENTASI PENGAWASAN DAN PENYIRAMAN OTOMATIS

DENGAN PROTOKOL MQTT PADA BUDIDAYA CACING TANAH


BERBASIS INTERNET OF THINGS

Tugas Akhir
Untuk memenuhi sebagai persyaratan
Mencapai derajat Sarjana S – 1 Jurusan Teknik Elektro

Oleh :

ANDI MUHAMAD HANIF

F1B117006

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MATARAM

2022
TUGAS AKHIR

IMPLEMENTASI PENGAWASAN DAN PENYIRAMAN OTOMATIS


DENGAN PROTOKOL MQTT PADA BUDIDAYA CACING TANAH
BERBASIS INTERNET OF THINGS
Oleh :
Andi Muhamad Hanif
F1B117006
Telah diperiksa dan disetujui oleh Tim Pembimbing :

1. Pembimbing Utama

Budi Darmawan, S.T., M.Eng. Tanggal :


NIP : 19850526 201504 1 002

2. Pembimbing Pendamping

Lalu A. Syamsul Irfan Akbar, S.T., M.Eng. Tanggal :


NIP : 19830310 200912 1 004

Mengetahui,
Plt. Ketua Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik
Universitas Mataram

A. Sjamsjiar Rachman, ST., MT.


NIP : 197111124 199903 1 004

ii
TUGAS AKHIR
IMPLEMENTASI PENGAWASAN DAN PENYIRAMAN OTOMATIS
DENGAN PROTOKOL MQTT PADA BUDIDAYA CACING TANAH
BERBASIS INTERNET OF THINGS
Oleh :
Andi Muhamad Hanif
F1B117006
Telah diujikan di depan Tim Penguji
Pada tanggal 04 Agustus 2022
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat mencapai derajat Sarjana S – 1
Jurusan Teknik Elektro

Susunan Tim Penguji

1. Penguji 1

Syafarudin Ch, S.T., M.T. Tanggal :


NIP : 19690612 199702 1 001

2. Penguji 2

Cipta Ramadhani, S.T., M.Eng. Tanggal :


NIP : 19850616 201903 1 008

3. Penguji 3

Djul Fikry Budiman, S.T., M.T. Tanggal :


NIP : 19720726 200012 1 001

Mataram, Agustus 2022


Dekan Fakultas Teknik
Universitas Mataram

Muhamad Syamsu Iqbal, S.T., M.T., Ph.D.


NIP : 19720222 199903 1 002

iii
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR

Saya bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Andi Muhamad Hanif

NIM : F1B117006

Jurusan : Teknik Elektro

Fakultas : Teknik

Judul : Implementasi Pengawasan Dan Penyiraman Otomatis


Dengan Protokol MQTT Pada Budidaya Cacing Tanah
Berbasis Internet of Things

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil dari karya saya
sendiri. Dari sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya yang di tulis atau diterbitkan
orang lain kecuali sebagai pertimbangan acuan atau kutipan dengan mengikuti tata
penulisan karya ilmiah yang lazim pada umumnya.

Mataram, 07 Agustus 2022

Penulis

iv
PRAKATA
Segala puji syukur penulis dalam panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala
atas segala berkat, rahmat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan tugas akhir ini dengan judul “Implementasi Pengawasan Dan Penyiraman
Otomatis Dengan Protokol MQTT Pada Budidaya Cacing Tanah Berbasis Internet of
Things”.

Tugas akhir ini dapat dilaksanakan di Laboratorium Komputer Dan Jaringan,


Universitas Mataram dan juga bertempat di rumah peneliti. Tujuan dari peneliti ini adalah
dapat dilakukannya pengembangan yang mampu mengimplementasikan sistem penyiraman
otomatis untuk mengetahui kelembaban dan pH dengan waktu durasi penyiraman dari
media cacing tanah yang di lengkapi dengan Platform Thingspeak dan Protokol MQTT.
Selain itu diberikan kemampuan untuk mengontrol dan memonitoring, sehingga mudah
menyimpan data secara realtime. Tugas akhir ini juga disusun untuk memenuhi salah satu
syarat kelulusan yang harus ditempuh guna mencapai gelar kesarjanaan di Jurusan Teknik
Elektro Fakultas Teknik Universitas Mataram.

Penulis menyadari bahwa dari Tugas Akhir ini jauh dari kesempurnaan, maka dari
itu penulis akan mengharapkan segala dari saran dan kritik yang dapat membangun dan
membuat penelitian ini semakin baik kedepannya. Dalam akhir kata, penulis berharap
Tugas Akhir ini semoga bermanfaat bagi pembaca.

Mataram, 07 Agustus 2022

Penulis

v
UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini
tidak lepas dari peran berbagai macam pihak yang telah dapat memberikan sebagai
semangat, dukungan, serta bantuan bimbingan. Dalam kesempatan kali ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya terutama kepada :

1. Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan berkat, rahmat, hidayah,


kesabaran, kekuatan, dan kesempatan untuk dapat mampu menyelesaikan Tugas
Akhir ini dengan baik.
2. Bapak Dosen Budi Darmawan, S.T., M.Eng. selaku Dosen Pembimbing Utama
yang telah memberikan bimbingan serta masukan, arahan, dan semangat selama
menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.
3. Bapak Dosen Lalu A. Syamsul Irfan Akbar, S.T., M.Eng. selaku Dosen
Pembimbing Pendamping yang telah memberikan bimbingan serta masukan,
arahan, dan semangat selama menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.
4. Bapak Dosen Tim Penguji yang telah memberikan kritikan, masukan, arahan, dan
saran untuk dapat menyempurnakan Tugas Akhir ini dengan baik.
5. Keluarga khususnya kepada orang tua dan saudara penulis yang telah memberikan
dukungan, semangat, serta do’a dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.
6. Teman-teman dan sahabat khususnya Teknik Elektro Sore 2017 yang telah banyak
membantu, mendoakan, dan menyemangati penulis untuk mampu dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.
7. Teman-teman dan sahabat seperjuangan keluarga besar seangkatan Teknik Elektro
2017 yang telah banyak membantu, mendoakan, dan menyemangati penulis untuk
mampu dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.
8. Teman-teman atau kakak tingkat khususnya yang sudah alumni serta angkatan
Teknik Elektro 2015 dan 2016 yang telah banyak membantu penulis untuk mampu
menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.

vi
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan
dukungan serta saran kepada penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan
baik.

Maka dari itu kritik serta saran yang sangat di harapkan untuk menyempurnakan
Tugas Akhir ini agar dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan kedepannya dapat
menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, dengan segala hormat dan kekurangan yang ada
pada penelitian ini, penulis ucapkan terima kasih.

Mataram, 07 Agustus 2022

Penulis

vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................. ii

PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR ............................................................ iv

PRAKATA ...................................................................................................................... v

UCAPAN TERIMA KASIH .......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ........................................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... xvi

ABSTRAK ...................................................................................................................... xvii

ABSTRACT ...................................................................................................................... xviii

BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
1.3 Batasan Masalah .............................................................................................. 3
1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................................. 3
1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................................... 4
1.6 Sistematika Penulisan ...................................................................................... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI ................................................ 6

2.1 Tinjauan Pustaka .............................................................................................. 6


2.2 Dasar Teori ...................................................................................................... 8
2.2.1 Cacing Tanah (Lumbricus Rubellus) ........................................................ 8
2.2.2 Internet of Things ...................................................................................... 9
2.2.3 Arduino Uno ............................................................................................. 9

viii
2.2.4 NodeMCU Esp8266 ................................................................................... 11
2.2.5 Sensor Kelembaban Tanah (Soil Moisture) ............................................. 11
2.2.5.1 Skematik Perancangan Sistem Sensor Kelembaban Tanah ................. 12
2.2.6 Sensor pH Tanah ........................................................................................ 13
2.2.6.1 Prinsip Kerja Sensor pH Tanah ........................................................... 13
2.2.7 Relay ......................................................................................................... 14
2.2.8 Breadboard ............................................................................................... 15
2.2.9 Pompa Air ................................................................................................. 15
2.2.10 Power Supply ........................................................................................... 16
2.2.11 Soil Tester (Three Way Soil Meter) ......................................................... 17
2.2.12 Software Arduino IDE .............................................................................. 17
2.2.13 Thingspeak ............................................................................................... 18
2.2.14 MQTT (Message Queuing Telemetry Transport) .................................... 19
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................... 21

3.1 Rencana Tahap Penelitian ................................................................................ 21

3.2 Studi Literatur .................................................................................................. 22

3.3 Analisis Kebutuhan .......................................................................................... 22

3.3.1 Analisis Kebutuhan Pengguna ................................................................... 23

3.4 Implementasi Sistem ........................................................................................ 25

3.4.1 Implementasi Perangkat Keras (Hardware) ............................................. 25

3.4.2 Implementasi Perangkat Lunak (Software) ................................................ 29

3.4.2.1 Implementasi Halaman Dan Channel Platform Thingspeak ............... 32

3.4.2.2 Implementasi Client Server MQTT Pada Smartphone ........................ 33

3.5 Kalibrasi Dan Pengujian .................................................................................. 34

3.5.1 Cara Kalibrasi Sensor Kelembaban Tanah ............................................... 34

3.5.2 Cara Kalibrasi Sensor pH Tanah ............................................................... 36


ix
3.5.3 Cara Pengujian Sensor Kelembaban Tanah Dan Waktu Durasi

Penyiraman Pada Media Cacing Tanah ...................................................... 37

3.5.4 Cara Pengujian Perbandingan Kelembaban Dan pH Dengan Waktu

Durasi Penyiraman Pada Media Cacing Tanah .......................................... 38

3.5.5 Cara Pengujian Platform Thingspeak ......................................................... 39

3.5.6 Cara Pengujian Protokol MQTT ................................................................. 40

3.5.7 Cara Pengujian Sistem Keseluruhan ........................................................... 41

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN HASIL PEMBAHASAN ............................................ 42

4.1 Hasil Implementasi ........................................................................................... 42

4.1.1 Perangkat Keras (Hardware) ...................................................................... 42

4.1.2 Perangkat Lunak (Software) ....................................................................... 45

4.1.2.1 Perangkat Lunak Tampilan Pada Thingspeak ....................................... 45

4.1.2.2 Perangkat Lunak Tampilan Pada Protokol MQTT ............................... 46

4.2 Pengujian Sistem ............................................................................................... 47

4.2.1 Kalibrasi Sensor Kelembaban Tanah (Soil Moisture) ................................ 48

4.2.2 Kalibrasi Sensor pH Tanah ......................................................................... 52

4.2.3 Pengujian Sensor Kelembaban Tanah (Soil Moisture) ............................... 56

4.2.4 Pengujian Sensor pH Tanah ........................................................................ 58

4.2.5 Pengujian Sensor Kelembaban Tanah Dan Waktu Durasi Penyiraman

Pada Media Cacing Tanah .......................................................................... 60

4.2.6 Pengujian Perbandingan Kelembaban Dan pH Dengan Waktu Durasi

Penyiraman Pada Media Cacing Tanah ...................................................... 63

4.2.7 Pengujian Platform Thingspeak .................................................................. 67

4.2.8 Pengujian Protokol MQTT ......................................................................... 68

4.2.9 Pengujian Notifikasi ................................................................................... 69


x
4.2.10 Pengujian Sistem Keseluruhan ................................................................. 71

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 75

5.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 75

5.2 Saran ................................................................................................................. 76

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 77


LAMPIRAN ..................................................................................................................... 80

xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Cacing Tanah (Lumbricus Rubellus) .......................................................... 8

Gambar 2.2 Konsep Internet of Things ........................................................................... 9

Gambar 2.3 Arduino Uno ............................................................................................... 10

Gambar 2.4 Pinout Arduino Uno .................................................................................... 10

Gambar 2.5 Pinout NodeMCU Esp8266 ........................................................................ 11

Gambar 2.6 Sensor Kelembaban Tanah ......................................................................... 12

Gambar 2.7 Skematik Sensor Kelembaban Tanah ......................................................... 12

Gambar 2.8 Sensor pH Tanah ......................................................................................... 13

Gambar 2.9 Blok Diagram Sensor pH Tanah ................................................................. 14

Gambar 2.10 Modul Relay .............................................................................................. 14

Gambar 2.11 Skematik Modul Relay .............................................................................. 15

Gambar 2.12 Breadboard ............................................................................................... 15

Gambar 2.13 Pompa Air ................................................................................................. 16

Gambar 2.14 Power Supply ............................................................................................ 16

Gambar 2.15 Soil Tester ................................................................................................. 17

Gambar 2.16 Arduino IDE .............................................................................................. 18

Gambar 2.17 Halaman Depan Platform Thingspeak ...................................................... 19

Gambar 2.18 Prinsip Kerja MQTT ................................................................................. 20

Gambar 3.1 Diagram Fishbone Implementasi Dan Perancangan ................................... 21

Gambar 3.2 Skema Sistem Kontrol Dan Sistem Monitoring Penyiraman

Otomatis ..................................................................................................... 25

Gambar 3.3 Blok Diagram Sistem Penyiraman Otomatis Media Cacing

Tanah ......................................................................................................... 26

xii
Gambar 3.4 Flowchart Program Pada Arduino Uno ...................................................... 30

Gambar 3.5 Flowchart Program Pada NodeMCU Esp8266 ........................................... 31

Gambar 3.6 Halaman Dan Channel Platform Thingspeak ............................................. 32

Gambar 3.7 Server Mosquitto Broker MQTT ................................................................ 33

Gambar 3.8 Flowchart Kalibrasi Sensor Kelembaban Tanah ........................................ 35

Gambar 3.9 Flowchart Kalibrasi Sensor pH Tanah ....................................................... 36

Gambar 3.10 Flowchart Pengujian Sensor Kelembaban Tanah Dan Waktu

Durasi Penyiraman Pada Media Cacing Tanah ...................................... 37

Gambar 3.11 Flowchart Pengujian Perbandingan Kelembaban Dan pH Dengan

Waktu Durasi Penyiraman Pada Media Cacing Tanah ........................... 38

Gambar 3.12 Flowchart Pengujian Platform Thingspeak .............................................. 39

Gambar 3.13 Flowchart Pengujian Protokol MQTT ...................................................... 40

Gambar 3.14 Flowchart Pengujian Sistem Keseluruhan ................................................ 41

Gambar 4.1 Hasil Implementasi Sistem Pengawasan Dan Penyiraman Otomatis

Pada Cacing Tanah ................................................................................... 42

Gambar 4.2 User Interface Halaman Platform Thingspeak ........................................... 45

Gambar 4.3 Server Messages Pada Aplikasi Android MQTT Push Client .................... 46

Gambar 4.4 Hasil Pengkalibrasian Sensor Kelembaban Tanah ..................................... 48

Gambar 4.5 Grafik Korelasi Sensor Kelembaban Tanah Dengan Soil Tester ................ 49

Gambar 4.6 Hasil Kalibrasi Sensor pH Tanah ................................................................ 52

Gambar 4.7 Grafik Korelasi Sensor pH Tanah Dengan Soil Tester ............................... 53

Gambar 4.8 Pengujian Sensor Kelembaban Tanah ........................................................ 56

Gambar 4.9 Pengujian Sensor pH Tanah ........................................................................ 58

Gambar 4.10 Pengujian sensor Kelembaban Tanah Dan Waktu Durasi

Penyiraman Pada Media Cacing Tanah .................................................. 60


xiii
Gambar 4.11 Pengujian Perbandingan Kelembaban Dan pH Dengan Waktu

Durasi Penyiraman Pada Media Cacing Tanah ...................................... 63

Gambar 4.12 Grafik Hasil Perbandingan Kelembaban Dengan Waktu Durasi

Penyiraman Pada Media Cacing Tanah .................................................. 65

Gambar 4.13 Grafik Hasil Perbandingan pH Dengan Waktu Durasi Penyiraman

Pada Media Cacing Tanah ...................................................................... 66

Gambar 4.14 Tampilan Hasil Platform Thingspeak ....................................................... 67

Gambar 4.15 Tampilan Hasil Tampilan MQTT Push Client ......................................... 68

Gambar 4.16 Hasil Pengukuran Kelembaban Pada Media Cacing Tanah ..................... 71

Gambar 4.17 Hasil Pengukuran pH Pada Media Cacing Tanah ..................................... 72

Gambar 4.18 Tampilan Hasil Pengukuran Pada Platform Thingspeak .......................... 73

Gambar 4.19 Tampilan Hasil Pengukuran Tampilan Pertama Pada Protokol

MQTT ..................................................................................................... 73

Gambar 4.20 Tampilan Hasil Pengukuran Tampilan Kedua Pada Protokol

MQTT ..................................................................................................... 74

xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Karakteristik Sensor pH Tanah ....................................................................... 13

Tabel 4.1 Pengkalibrasian Sensor Kelembaban Tanah Dengan Soil Tester ................... 49

Tabel 4.2 Pengkalibrasian Sensor pH Tanah Dengan Soil Tester .................................. 53

Tabel 4.3 Hasil Pengujian Sensor Kelembaban Tanah Dengan Soil Tester ................... 57

Tabel 4.4 Hasil Pengujian Sensor pH Tanah Dengan Soil Tester .................................. 59

Tabel 4.5 Hasil Pengujian Sensor Kelembaban Tanah Dan Waktu Durasi

Penyiraman Pada Media Cacing Tanah ......................................................... 61

Tabel 4.6 Hasil Pengujian Perbandingan Kelembaban Dan pH Dengan Waktu

Durasi Penyiraman Pada Media Cacing Tanah .............................................. 64

Tabel 4.7 Tampilan Hasil Pengujian Notifikasi .............................................................. 69

xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Program Arduino Uno (Sistem Kontrol) ..................................................... 80

Lampiran 2 Program NodeMCU Esp8266 (Sistem Monitoring) .................................... 83

Lampiran 3 Budidaya Mengambil Beberapa Media Cacing Tanah ............................... 90

Lampiran 4 Mengukur Tegangan Pada Power Supply ................................................... 90

Lampiran 5 Hasil Implementasi Perangkat Keras Sistem Pengawasan Dan

Penyiraman Otomatis .................................................................................. 91

Lampiran 6 Hasil Mendeteksi Kelembaban Dan pH Dengan Pompa Pada Bak

Penampung Air ............................................................................................ 92

xvi
ABSTRAK

Cacing tanah (Lumbricus Rubellus) adalah cacing tanah yang memiliki kegunaan
sebagai bahan dasar dalam memberi pakan hewan dan obat-obatan. Pada budidaya cacing
tanah faktor mempengaruhi kehidupan cacing tersebut adalah kelembaban dan pH, Dengan
adanya Internet of Things (IoT) maka dibuatlah rancangan alat yang dapat melakukan
mendeteksi kelembaban tanah pada media cacing tanah yang digunakan saat ini berkisar
70.00% - 90.00% sedangkan pH tanah pada media cacing tanah yang digunakan saat ini
berkisar 3 – 8. Waktu yang disarankan untuk melakukan penyiraman otomatis yang baik
dapat dilakukan pada pagi, siang, ataupun sore hari. Sistem penyiraman otomatis pada
media cacing tanah yang dirancang pada penelitian ini dapat mampu mengetahui
kelembaban tanah dan pH tanah dan memperkirakan kondisi tanah dengan waktu durasi
penyiraman secara otomatis berdasarkan dari sensor kelembaban tanah dan sensor pH tanah
yang terbaca pada setiap sensor menggunakan 2 mikrokontroler yaitu Arduino Uno dan
NodeMCU Esp8266 yang di lengkapi dengan Platform Thingspeak dan Protokol MQTT.
Selain itu, diberikan kemampuan untuk mengontrol dan memonitoring kelembaban dan pH
dengan penyiraman otomatis untuk dapat menyimpan data berdasarkan dari waktu ke
waktu dengan menggunakan Platform Thingspeak dan Protokol MQTT secara realtime dan
mampu memberikan notifikasi melalui smartphone. Dari hasil pengujian, sensor
kelembaban tanah memiliki nilai akurasi dengan rata-rata persentase error sebesar 0.57%
dan sensor pH tanah memiliki nilai akurasi dengan rata-rata persentase error sebesar 2.50.
Sistem penyiraman otomatis berdasarkan sensor kelembaban tanah memiliki nilai akurasi
rata-rata sebesar kelembaban 73.12% dan waktu durasi penyiraman sebesar 129 detik dan
sistem penyiraman otomatis berdasarkan perbandingan kelembaban memiliki nilai akurasi
rata-rata sebesar 72.48% dan perbandingan pH rata-rata sebesar 6.95 dengan waktu durasi
penyiraman sebesar 45.1 detik.

Kata Kunci : cacing tanah, kelembaban, pH, waktu durasi penyiraman, IoT, platform
thingspeak, protokol MQTT.

xvii
ABSTRACT

Earthworms (Lumbricus Rubellus) are earthworms that have uses as a basic


ingredient in providing animal feed and medicine. In earthworm cultivation, the factors
affecting the life of the worms are humidity and pH. With the Internet of Things (IoT), a
device design that can detect soil moisture in earthworm media currently used ranges from
70.00% - 90.00% while the soil pH at The earthworm media used today ranges from 3 – 8.
The recommended time for automatic watering can be done in the morning, afternoon, or
evening. The automatic watering system on earthworm media designed in this study can be
able to determine soil moisture and soil pH and estimate soil conditions and the duration of
watering automatically based on the soil moisture sensor and soil pH sensor which are
read on each sensor using 2 microcontrollers, namely Arduino Uno and NodeMCU
Esp8266 which is equipped with the Thingspeak Platform and MQTT Protocol. In addition,
it is given the ability to control and monitor humidity and pH with automatic watering to be
able to store data based on time to time using the Thingspeak Platform and the MQTT
Protocol in real time and be able to provide notifications via smartphones. From the test
results, the soil moisture sensor has an accuracy value with an average error percentage of
0.57% and the soil pH sensor has an accuracy value with an average error percentage of
2.50. An automatic watering system based on a soil moisture sensor has an average
accuracy value of 73.12% humidity and a watering duration of 129 seconds and an
automatic watering system based on a humidity ratio has an average accuracy value of
72.48% and an average pH ratio of 6.95 and time watering duration of 45.1 seconds.

Keywords : earthworms,humidity, pH, watering duration, IoT, thingspeak platform, MQTT


protocol.

xviii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Cacing tanah Lumbricus rubellus memiliki banyak jenis kegunaan. Hal ini dapat
menjadikan cacing tanah berpotensi besar untuk dapat dikembangkan. Proses dalam
budidaya cacing tidak memiliki lahan luas, manajemen dapat memelihara yang relatif,
siklus produksi membuat cacing tanah mudah berkembang dengan pesat. Cacing tanah
membutuhkan berupa kotoran ternak. Sisa kotoran ternak menjadi pupuk bekas cacing
disebut vermikompos (Faroh dkk, 2014).

Berdasarkan dari manfaat tersebut, budidaya cacing memiliki peluang usaha cukup
tinggi, dalam melakukan budidaya cacing beberapa faktor penting diperhatikan, yaitu
menjelaskan bahwa membuat habitat buatan budidaya cacing perlu beberapa hal yaitu
lingkungan yang teduh dan aman, keadaan suhu udara diantaranya adalah 15o-25o, pada
kelembaban udara dan tanah antara 15%-30%, pada keasaman media ber-pH 6,0-7,2, dan
tersedia bahan organik cacing tanah dengan jumlah yang memadai. Dari sesuai
permasalahan diperlukan untuk sistem mengetahui kondisi habitat cacing yang memonitor
suhu, kelembaban tanah, dan juga ph tanah secara realtime, pada sistem ini hanya
dilengkapi dengan satu aktuator adalah sebagai penyiraman otomatis apabila kelembaban
sudah kering, maka kelembabannya selalu terjaga. Hasil monitoring dapat dikirim dengan
melalui web sehingga mudah dipantau melalui internet (Zulkarnain dkk, 2019).

Cacing tanah dapat di kondisikan melalui media yang sesuai berkecukupan pakan,
terlindung dari cahaya, pH netral, dan sirkulasi udara dan air yang baik. Untuk dapat
mencapai suhu dan kelembaban media yang optimum perlu dapat dikontrol dengan adanya
penyiraman air. Cacing tanah dapat mengandung air sebanyak 70 sampai 95% dengan
bobot hidupnya, sehingga kehilangan air merupakan masalah dari utama cacing untuk
mempertahankan fungsi-fungsi dari tubuhnya sehingga bekerja secara normal (Brata,
2006).

1
Kegunaan pada media tanah yang akan digunakan sebagai lokasi pembudidaya
cacing tanah harus dengan tempat habitat aslinya yaitu sifatnya seperti tanah yang sedikit
asam sampai netral yaitu pH antara 6–7,2 mengandung bahan organik dalam jumlah yang
besar. Bahan organik berasal dari tanaman yang sudah mati, kotoran ternak, dan juga
dedaunan yang sudah gugur. Alat yang diperlukan untuk pengembur cacing tanah
tergantung dari bekerja kondisi tanah untuk tempat media sebagai pembudidaya cacing
(Purwantara, 2017).

Internet of Things adalah suatu objek benda maupun perangkat kemampuan untuk
mengirim dan menerima data jaringan dengan tidak adanya interaksi manusia dengan
komputer. Pada saat perkembangan internet of things mempunyai begitu banyak tantangan.
Untuk mengatasinya adalah diperlukan proses manajemen pada sistem perangkat sebagai
mengawasi adanya ketersediaan perangkat internet of things yang digunakan untuk sistem
monitoring (Abilovani dkk, 2018).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, adapun permasalahan dalam penelitian tugas akhir ini
sebagai berikut:

1. Bagaimana cara melakukan sistem penyiraman otomatis sehingga dapat mengetahui


kelembaban dan waktu durasi penyiraman dari media cacing tanah tersebut ?
2. Bagaimana cara melakukan sistem penyiraman otomatis sehingga dapat mengetahui
perbandingan antara kelembaban dan pH dengan waktu durasi penyiraman dari
media cacing tanah tersebut ?
3. Bagaimana cara mengimplementasikan sistem kontrol dan sistem monitoring agar
dapat terhubung ke internet sehingga dapat mengetahui kelembaban dan pH dengan
melalui platform thingspeak dan protokol MQTT ?

2
1.3 Batasan Masalah

Adapun terkait dari batasan masalah dalam melakukan penelitian tugas akhir ini
sebagai berikut :

1. Pengujian di lakukan sebagai pembudidayaan hanya menggunakan media cacing


tanah.
2. Mengukur kelembaban dan pH pada media cacing tanah dengan sensor yang di
gunakan yaitu kelembaban tanah (Soil Moisture) dan pH tanah dengan adanya alat
pembanding standar yaitu soil tester yang terdapat dalam media cacing tanah.
3. Membuat sistem kontrol dan sistem monitoring yang terdapat masukan sensor
kelembaban tanah (Soil Moisture) dan sensor pH tanah untuk menampilkan
visualisasi data yaitu platform thingspeak dan protokol MQTT.
4. Sistem broker protokol MQTT yang digunakan adalah broker mosquitto.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian tugas akhir ini yang di dapat adalah sebagai berikut :

1. Mengkalibrasi dan menguji sensor kelembaban tanah (Soil Moisture) dan sensor pH
tanah dengan alat pembanding standar yaitu soil tester.
2. Menguji sensor kelembaban tanah untuk mengetahui kelembaban dan waktu durasi
penyiraman otomatis pada media cacing tanah.
3. Menguji perbandingan antara kelembaban dan pH dengan waktu durasi penyiraman
otomatis pada media cacing tanah.
4. Menguji sistem kontrol dan sistem monitoring serta dapat memberikan informasi
kelembaban dan pH dari media cacing tanah secara realtime dengan menggunakan
platform thingspeak dan broker mosquitto sebagai protokol MQTT yang sudah
terhubung pada server.

3
1.5 Manfaat Penelitian

Adapun juga manfaat dari penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui cara kerja sistem kontrol dan sistem monitoring pada penyiraman
otomatis dengan menggunakan 2 mikrokontroler yaitu Arduino Uno dan NodeMCU
Esp8266 dengan masukan sensor yaitu sensor kelembaban tanah (Soil Moisture) dan
sensor pH tanah, sehingga dapat mengirim data kelembaban dan pH melalui
platform thingspeak untuk dapat mengamati aliran data langsung di cloud dan
protokol MQTT sebagai sumber menerima informasi dengan masuknya notifikasi.
2. Mengembangkan alat dan menjadikan wawasan sebagai sumber ilmu lebih menarik
lagi ke depannya.

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk mengetahui gambaran ringkas mengenai dari laporan penelitian tugas akhir
ini dan mempermudah dalam memahami isinya, maka pembahasan dibagi menjadi 5
bab sebagai berikut :

 Bab 1. Pendahuluan

Bab ini membahas terkait dari tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

 Bab 2. Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori

Bab ini membahas terkait dari tentang tinjauan pustaka yang menjabarkan hasil
penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini dan landasan teori yang
menjabarkan teori - teori penunjang yang berhubungan dengan penelitian ini.

4
 Bab 3. Metodologi Penelitian

Bab ini membahas tentang dengan metode penelitian, mulai dari pengajuan
pelaksanaan penelitian, diagram alir penelitian, menentukan alat dan bahan, serta
lokasi penelitian, dan langkah-langkah penelitian.

 Bab 4. Hasil dan Pembahasan

Bab ini membahas tentang dari hasil dan pembahasan yang diperoleh sesuai
berdasarkan hasil pengukuran dan perhitungan.

 Bab 5. Penutup

Bab ini yakni membahas tentang kesimpulan dan saran berdasarkan hasil dari
pembahasan yang telah diperoleh sebelumnya.

5
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Penelitian tentang Implementasi Penyiraman Otomatis Pada Budidaya Cacing


Tanah dibutuhkan untuk meningkatkan suatu kelembaban dan keasaman untuk media hidup
pada cacing tanah. Dalam hal ini meneliti tentang penggunaan alat-alat yang akan
digunakan khususnya yaitu sensor soil moisture dan sensor pH tanah. (Purwantara, 2017)
melakukan penelitian tentang Rancang Bangun Smart Farming pada Pembudidayaan cacing
tanah lumbricus rubellus menggunakan Arduino Uno telah berhasil dibuat dengan
menggabungkan beberapa komponen dan rangkaian, diantaranya catu daya sebagai sumber
tegangan, sensor DHT 11, FC-28 dan Push Button Switch sebagai input, rangkaian relay
untuk menghidupkan water pump dan kipas, sebagai penampil hasil deteksi sensor.
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, sensor yang digunakan dalam proyek
akhir ini telah bekerja dengan baik. Pada sensor FC-28 mempunyai rata-rata error 1.37%
DHT 1.84%, dan pada menghitung umur cacing tanah sudah sesuai dengan waktu secara
real time.

(Sutama dkk, 2021) Pada penelitian tentang Sistem Monitoring Penyiraman


Otomatis Tanaman Bunga Gemitir Menggunakan Aplikasi Mobile Dan Web Thingspeak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara kerja prinsip sensor dalam sistem
pemantauan penyiraman tanaman dengan aplikasi seluler (Blynk) dan hal-hal berbicara
web. Desain web Thingspeak bertujuan untuk memproses perekam data. Untuk memproses
dan mengirimkan YL69 data sensor dan sensor DHT11, digunakan mikrokontroler Arduino
UNO serta relay sebagai saklar untuk mengalirkan dan memutuskan aliran listrik ke pompa
air. Hasil desain menunjukkan bahwa sistem pemantauan penyiraman tanaman otomatis ini
dapat bekerja dengan baik, di mana kelembaban tanah di bawah <50%, pompa air akan
hidup “ON” dan jika kelembaban tanah di atas >60% pompa air akan mati “MATI”. Dari
hasil perancangan dan pengujian sistem monitoring yang dilakukan mampu memantau data
dari sensor YL69, sensor DHT11 dan kondisi pompa secara real-time dengan ponsel

6
aplikasi (Blynk). Sementara web thingspeak dapat memantau dan merekam data sensor
YL69, DHT11 sensor dan kondisi pompa setiap 20 detik.

(Somantri & Mamun. C, 2021) Melakukan penelitian tentang Sistem Monitoring


Pemeliharaan Tanaman Cabe Berbasis Internet of Things (IoT) Menggunakan Mobile Apps.
Pengukuran yang manual untuk mengetahui kondisi lingkungan tanaman cabai tentu akan
kurang efisien dari segi waktu, oleh karena itu dibutuhkannya suatu sistem yang dapat
memantau tanaman cabai secara real time. Dengan memanfaatkan internet of things untuk
memonitoring ekosistem pertanian dan dapat dijadikan acuan bagi para pembudidaya
tanaman cabai dalam mengambil keputusan. Sistem ini dirancang agar para pembudidaya
tanaman cabai dapat mengetahui informasi parameter ukur yakni kelembapan tanah,
kelembapan udara, suhu, dan pH. Pengujian dilakukan dengan menyesuaikan dan
membandingkan sensor Suhu dan kelembapan udara DHT11, Sensor kelembapan tanah
YL-69 dan sensor pH tanah dengan alat ukur yang sudah baku dan dijual dipasaran,
sehingga nilai hasil ukur sensor mendekati dengan alat-alat yang sudah sudah baku. Setelah
mendapatkan data data hasil pengukuran kemudian data data tersebut dikirim ke Web
Thingspeak Sehingga user dapat mantau data-data tersebut melalui aplikasi yang sudah
dibuat menggunakan MIT App Inventor di smartphone android.

(A-hussein. N & Salman. A. D, 2020) Meneliti tentang IoT Monitoring System


Based on MQTT Publisher/Subscriber Protocol. Dimana beberapa teknologi kontemporer
telah digunakan dan para pengembang telah memajukan struktur untuk mengumpulkan data
dari sistem sensor yang dapat dikirim ke bagian mana pun dari dunia melalui Internet.
Internet of Things dapat digunakan untuk berbagai tujuan seperti mengendalikan, melacak
dan mengelola sistem. Dalam penelitian ini, kami mempresentasikan karya Protokol
perutean internet MQTT untuk bertukar informasi sensor antara dua yang berbeda
perangkat. Platform IoT adalah tentang pemantauan suhu dan kelembaban di rumah pintar
berdasarkan protokol MQTT yang memungkinkan koneksi ini. Namun, MQTT protokol
bekerja dalam mode penerbitan / berlangganan. Pekerjaan yang diusulkan menggunakan
Esp8266 NodeMCU sebagai penerbit dan model Raspberry pi3 (B) sebagai pelanggan.
Juga, itu menggunakan sensor dht11 untuk mengukur suhu dan kelembaban.
Pengukurannya adalah dikumpulkan dari sensor dan bergantian antara dua perangkat
7
melalui broker MQTT (pelayan). Node-Red dan Thingspeak dirancang sebagai situs web
untuk berbagi data.

2.2 Dasar Teori

Dasar Teori tentang konsep-konsep yang akan digunakan dalam perancangan dan
pembuatan sistem pada penelitian ini akan dibahas pada subbab sebagai berikut :

2.2.1 Cacing Tanah (Lumbricus Rubellus)

Cacing tanah (Lumbricus Rubellus) adalah memiliki alat gerak yang dinamakan
setae berbentuk seperti kasar, letaknya beraturan pada setiap segmen. Setae digerakkan
oleh dua berkas otot yaitu muskulus praktor yang berfungsi untuk mendorong setae
keluar dan muskulus yang berfungsi menarik kembali setae ke dalam rongganya. Didalam
tubuh cacing tanah terdapat lima pasang organ kontraktil yang berfungsi sebagai jantung
serta terdapat pigmen hemoglobin di dalam plasma darahnya. Manfaat dan fungsi cacing
tanah adalah sebagai pengurai bahan organik, penghasil pupuk limbah organik. Selain itu
sebagai bahan baku sumber protein hewani (64-72%) dan asam amino esensial (Atdy,
2019). Morfologi cacing tanah dapat dilihat dalam Gambar 2.1 sebagai berikut.

Gambar 2.1 Cacing Tanah (Lumbricus Rubellus)

(Sumber : https://anekabudidaya.com/cara-ternak-cacing-tanah/)

8
2.2.2 Internet of Things

Internet of Things merupakan sebuah penggabungan kata dari internet dan things
arti sebuah kata dari internet adalah sebuah jaringan komputer yang menggunakan jaringan
protokol dan arti kata things dapat diartikan sebagai objek fisik. Objek objek tersebut misal
sensor data yang terbaca oleh sensor dapat dikirm melalui internet. Dari data pembaca
sensor yang sudah dikirim melalui internet maka memerlukan sebuah penyajian yang dapat
dimengerti oleh pengguna agar dapat mempermudah modul pertukaran informasi antara
bahasa analog sensor dengan bahasa digital server atau aplikasi yang dapat dipahami oleh
pengguna aplikasi (Nalendra & Mujiono, 2020).

Gambar 2.2 Konsep Internet of Things

(Sumber : Nalendra & Mujiono, 2020)

2.2.3 Arduino Uno

Arduino Uno adalah mikrokontoler yang menggunakan ATMega328 biasa


digunakan pada Arduino Uno. ATMega328 terdiri dari input/output 14 pin (6 pin sebagai
PWM), analog input 6 pin, 16 MHz osilator kristal, koneksi USB, power jack, ICSP header,
dan tombol reset. ATMega328 mempunyai fungsi yang banyak diperlukan untuk
mikrokontroler, mudah menghubungkaannya ke sebuah laptop dengan kabel USB atau
supply dengan menggunakan adaptor AC menjadi DC atau memakai powerbank untuk
memulainya (Fuadi & Candra, 2020).

9
Gambar 2.3 Arduino Uno

(Sumber : Fuadi & Candra, 2020)

Gambar 2.4 Pinout Arduino Uno

(Sumber : Sokop dkk, 2016)

10
2.2.4 NodeMCU Esp8266

NodeMcu adalah platform sumber IOT terbuka dan itu di bangun di ESP8266
terintegrasi modil Wi-Fi. Hal ini juga melibatkan dengan firmware yang berjalan pada Wi-
Fi ESP8266 sistem pada chip dan terdiri dari 17 tujuan umum pin input/output dalam, 10
pin pin digital dan 1 analog pin. Dengan menggunakan NodeMCU itu mengembangkan
platform komunikasi untuk hardware dan software modul (Nalendra & Mujiono, 2020).

Gambar 2.5 Pinout NodeMCU Esp8266

(Sumber : Nalendra & Mujiono, 2020)

2.2.5 Sensor Kelembaban Tanah (Soil Moisture)

Moisture sensor adalah sensor kelembaban yang dapat mendeteksi kelembaban


dalam tanah. Sensor ini sangat sederhana, tetapi ideal untuk memantau taman kota, atau
tingkat air pada tanaman dipekarangan rumah. Sensor ini terdiri dua probe untuk
melewatkan arus melalui tanah, kemudian membaca resistansinya untuk mendapatkan nilai
tingkat kelembaban. Semakin banyak air membuat tanah lebih mudah menghantarkan
listrik (resistansi kecil), sedangkan tanah yang kering sangat sulit menghantarkan listrik
(resistansi besar) (Nalendra & Mujiono, 2020).

Untuk merubah nilai ADC value menjadi persentase dapat digunakan rumus sebagai
berikut :

11
Kelembaban Tanah = (100 – ( ) x 100) (2.1)

Keterangan :

ADC Value : Inputan digital pin pada Arduino

Gambar 2.6 Sensor Kelembaban Tanah

(Sumber : Prasetyo dkk, 2019)

2.2.5.1 Skematik Perancangan Sistem Sensor Kelembaban Tanah (Soil Moisture)

Pada desain perangkat keras di node kelembaban tanah, nodeMCU di


sambungkan ke sensor menggunakan jumper sepanjang 1 meter yang berfungsi agar
ketika penyiraman nodeMCU tidak terkena air. Sensor kelembaban tanah disambungkan
pada pin A0, pin 3V, dan Ground. Pada bagian ini akan dibahas mengenai Desain
perangkat keras yang akan digunakan dalam sistem. (Mahardika dkk, 2020). Desain yang
dirancang adalah sebagai berikut :

Gambar 2.7 Skematik Sensor Kelembaban Tanah

(Sumber : Mahardika dkk, 2020)

12
2.2.6 Sensor pH Tanah

Sensor pH tanah merupakan sensor untuk mengukur tingkat keasaman atau


kebasaan suatu tanah yang diukur dengan skala ph antara 0 sampai 14. Suatu benda
dikatakan bersifat asam jika angka skala ph kurang dari 7 dan disebut basa jika skala ph
lebih dari 7. Jika skala ph 7 maka benda tersebut bersifat netral, tidak asam maupun basa
(Prasetyo dkk, 2019).

Tabel 2.1 Karakteristik Sensor pH Tanah

Sensor pH Tanah Arduino


VCC 5V
GND GND
Output A0

Gambar 2.8 Sensor pH Tanah

(Sumber : Prasetyo dkk, 2019)

2.2.6.1 Prinsip Kerja Sensor pH Tanah

PH tanah adalah sebuah single chip sensor dan kelembaban relatif dengan multi
modul sensor yang outputnya telah dikalibrasi secara digital. Dibagian dalamnya terdapat
kapasitas polimer sebagai elemen untuk sensor kelembaban relatif dan sebuah pita
regangan yang digunakan sebagai sensor temperature. Output kedua sensor digabungkan
dan dihubungkan pada ADC 14 bit dan sebuah interface serial pada satu chip yang sama
(Mutia Mawardah, 2019).

13
Gambar 2.9 Blok Diagram Sensor pH Tanah

(Sumber : Mutia Mawardah, 2019)

2.2.7 Relay

Relay adalah saklar otomatis yang bergerak oleh arus mempunyai gulangan
bertegangan rendah yang digulung pada suatu inti. Motor AC dapat dikontrol menggunakan
rangkaian DC atau dengan beban tegangan sumber yang tidak sama antara rangkaian
tegangan pengontrol dan tegangan beban merupakan fungsi dari Relay. Mengontrol
mengaktifkan/menonaktifkan beban dengan sumber tegang yang tidak sama merupakan
fungsi dari Relay. Berfungsi sebagai pemilih hubungan, untuk penggarap rangkaian delay
(tunda), untuk pemutus arus pada kondisi tertentu merupakan fungsi dari Relay (Fuadi &
Candra, 2020).

Gambar 2.10 Modul Relay

(Sumber : Fuadi & Candra, 2020)

14
Gambar 2.11 Skematik Modul Relay

(Sumber : Atdy, 2019)

2.2.8 Breadboard

Breadboard berfungsi sebagai tempat untuk menanamkan perangkat IoT yang


bersifat sementara artinya perangkat yang terpasang di breadboard bisa dilepas kembali
(Santoso dkk, 2021).

Gambar 2.12 Breadboard

(Sumber : Santoso dkk, 2021)

2.2.9 Pompa Air

Pompa jenis ini menggunakan tegangan input DC sebesar 3-5 V, dengan arus 130-
220 mA. Dalam penelitian ini, digunakan untuk memberikan atau mengalirkan air ke dalam
kompos pada saat proses pembuatan berlangsung dengan menggunakan smartphone lewat
aplikasi Blynk (Syukhron dkk, 2021). Bentuk pompa ini dapat dilihat pada gambar sebagai
berikut :

15
Gambar 2.13 Pompa Air

(Sumber : Syukhron dkk, 2021)

2.2.10 Power Supply

Power supply merupakan penyesuaian tegangan ini dilakukan oleh sebuah alat yang
dinamakan Power Supply atau adaptor. Power supply untuk PC sering disebut PSU (Power
Supply Unit) PSU termasuk power conversion AC/DC. Fungsi utamanya mengubah listrik
arus bolak balik (AC) yang tersedia dari aliran listrik (di Indonesia, PLN) menjadi arus
listrik searah (DC) yang dibutuhkan oleh komponen pada PC (Sirait dkk, 2017).

Gambar 2.14 Power Supply

(Sumber : Sirait dkk, 2017)

16
2.2.11 Soil Tester (Three Way Soil Meter)

Soil tester merupakan alat untuk mengukur 3 nilai parameter yang terdapat dalam
tanah yaitu kelembaban, suhu, dan pH tanah. Alat ini digunakan untuk membantu pekerjaan
diladang sehingga dapat membantu untuk memonitoring tanah yang akan dijadikan sebagai
media tanam. Alat soil tester ini menggunakan Arduino Uno R3 sebagai mikrokontroler
untuk mengolah data dan memproses data. Untuk inputan data pada mikrokontroler
terdapat 3 sensor utama yang berfungsi untuk mengukur parameter yaitu YL-69 sebagai
pengukur kelembaban, LM35 sebagai pengukur suhu tanah, dan sensor pH tanah untuk
mengetahui nilai parameter yang diukur (Lolok, 2020).

Gambar 2.15 Soil Tester

(Sumber : Novan & Setyawan, 2021)

2.2.12 Software Arduino IDE

Arduino IDE adalah suatu program khusus untuk suatu komputer agar dapat
membuat suatu rancangan atau sketsa program untuk papan Arduino. IDE Arduino
merupakan software yang sangat canggih ditulis dengan menggunakan java (Syukhron dkk,
2021). IDE Arduinio terdiri dari :

1. Editor Program adalah sebuah window yang memungkinkan pengguna


menulis dan mengedit program dalam bahasa Processing.

17
2. Compiler adalah sebuah modul yang mengubah kode program (bahasa
Processing) menjadi kode biner. Bagaimana pun sebuah mikrokontroler tidak
akan bisa memahami bahasa Processing.
3. Uploader adalah sebuah modul yang memuat kode biner dari komputer ke
dalam memory di dalam papan Arduino. Sebuah kode program Arduino
umumnya disebut dengan istilah sketch.

Gambar 2.16 Arduino IDE

(Sumber : Hariyanto dkk, 2017)

2.2.13 ThingSpeak

Thingspeak adalah layanan platform analitik IoT yang dapat digunakan untuk
mengumpulkan, memvisualisasikan, dan menganalisis aliran data langsung di cloud.
Thingspeak memberikan visualisasi data secara instan yang diposting oleh sebuah
perangkat ke Thingspeak. Dengan kemampuan untuk menjalankan kode MATLAB,
sehingga Thingspeak dapat digunakan untuk melakukan analisis dan pemrosesan data
online saat datanya masuk atau tersedia. Thingspeak sering digunakan untuk membuat
prototype dan pembuktian konsep IoT yang memerlukan analisis. Thingspeak
memungkinkan untuk mengumpulkan, menampilkan, dan menganalisis aliran data
langsung di cloud (Nurdiyanto, 2019). Berikut adalah kelebihan dan Thingspeak :

a) Konfigurasi perangkat mudah untuk mengirim data ke Thingspeak


menggunakan protokol IoT popular.
b) Menampilkan data sensor secara realtime.

18
c) Menggunakan kemampuan MATLAB untuk mengolah data IoT.
d) Mampu menjalankan analisis IoT secara otomatis berdasarkan jadwal yang
ditentukan.
e) Bertindak secara otomatis atas data dan bisa berkomunikasi menggunakan
layanan pihak ketiga seperti Twilio dan Twitter.

Menyiapkan IoT server atau Thingspeak. Agar Thingspeak dapat menerima data ada
beberapa langkah yang harus dilakukan. Langkah pertama adalah membuat akun di website
thingspeak.com. Setelah masuk ke website, pertama klik menu Sign Up, kedua isi data yang
diperlukan, seperti User ID, Email, Time Zone, Password, Password Confirmation, dan
ketiga klik Create Account untuk membuat sebuah akun yang akan digunakan.

Gambar 2.17 Halaman Depan Platform Thingspeak

(Sumber : Farmadi & Nugrahadi, 2017)

2.2.14 MQTT (Message Queuing Telemetry Transport)

Protokol MQTT (Message Queuing Telemetry Transport) merupakan protokol


pesan yang sangat sederhana dan juga ringan. Protokol MQTT menggunakan arsitektur
publish dan subscribe yang dirancang secara terbuka dan mudah untuk diimplementasikan,
mampu menangani ribuan pengguna jarak jauh dengan hanya menggunakan satu server.
Protokol MQTT terdiri dari 2 komponen utama, yaitu MQTT Client dan MQTT Broker.
MQTT Client merupakan protokol yang berada pada perangkat, seperti halnya Arduino.
Sedangkan MQTT broker berfungsi untuk menangani publish dan juga subscribe data.
Pada sistem ini menggunakan protokol MQTT untuk berkomunikasi, dikarenakan protokol
19
MQTT memiliki kemudahan dalam pengimplementasiannya dan juga ringan baik dalam
pengirimannya maupun konsumsi tegangannya (Indrasto, 2019).

Gambar 2.18 Prinsip Kerja MQTT

(Sumber : Indrasto, 2019)

20
BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan dibahas tahap rencana pelaksanaan tentang penelitian
“Implementasi Pengawasan Dan Penyiraman Otomatis Dengan Protokol MQTT Pada
Budidaya Cacing Tanah Berbasis Internet of Things. Dalam pelaksanaan pengerjaan Tugas
Akhir ini terdapat beberapa tahap yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :

3.1 Rencana Tahap Penelitian

Pada rencana tahap penelitian mengenai sistem pengawasan dan penyiraman


otomatis pada media cacing tanah dapat dilihat pada gambar 3.1.

Gambar 3.1 Diagram Fishbone Implementasi Dan Perancangan

Pada diagram fishbone dapat dilihat bahwa mengenai pembahasan pada bab ini akan
di mulai dari studi literatur agar dapat mengetahui bagaimana cara melakukan suatu
implementasi atau perancangan sistem penyiraman otomatis media cacing tanah pada
aplikasi. Selanjutnya pembahasan tentang analisis kebutuhan pengguna dan analisis
kebutuhan alat dan bahan. Kemudian juga pada bab ini membahas implementasi yang
mencakup perancangan hardware dan perancangan software dan melakukan

21
pengkalibrasian dari masing-masing setiap sensor. Sehingga dapat mempermudah untuk
melakukan pengujian sistem antara hardware dan software.

3.2 Studi Literatur

Studi literatur berfungsi mengumpulkan data pustaka serta teori-teori yang berkaitan
dengan judul Tugas Akhir ini dapat melibatkan beberapa serangkaian dalam kegiatan
seperti membaca, mencatat, dan mengelola suatu bahan penelitian yang didapatkan melalui
dari beberapa jurnal, artikel, dan buku referensi lainnya untuk dapat mendukung dalam
penyusunan Tugas Akhir. Tahap ini bertujuan agar peneliti dapat memiliki pengetahuan
dasar dan menjadi dasar sebagai dalam mengerjakan Tugas Akhir yang berjudul
“Implementasi Pengawasan Dan Penyiraman Otomatis Dengan Protokol MQTT Pada
Budidaya Cacing Tanah Berbasis Internet of Things”. Pada sistem pengawasan dan
penyiraman otomatis ini dapat bertujuan untuk menginformasikan kelembaban dan pH
untuk dapat mengontrol dan memonitoring dengan melalui proses penyiraman secara
otomatis.

3.3 Analisis Kebutuhan

Pada tahap analisis kebutuhan akan dilakukan analisis terhadap kebutuhan dari
sistem pengawasan dan penyiraman otomatis. Analisis yang akan dilakukan meliputi
analisis alat dan bahan serta analisis kebutuhan pengguna untuk dapat membangun
implementasi dan perancangan sistem pengawasan dan penyiraman otomatis.

22
3.3.1 Analisis Kebutuhan Pengguna

Pada Tugas Akhir ini, dalam penentuan kebutuhan pengguna dapat difokuskan
pemberitahuan proses kelemababan dan pH pada sistem pengawasan dan penyiraman
otomatis media cacing tanah. Analisis yang akan dilakukan adalah analisis perangkat
keras dan perangkat lunak. Dalam sistem pengawasan dan penyiraman otomatis ini,
dibutuhkan dari beberapa peralatan dan bahan sebagai berikut :

1. Perangkat Keras
a. Laptop : AMD A9-9400 RADEON R5,5
b. RAM : 4 GB
c. System Type : 64 Bit
d. Hp Android

2. Alat Dan Bahan


a. 1 Buah Arduino Uno
b. 1 Buah NodeMCU Esp8266
c. 1 Buah Sensor Kelembaban Tanah (Soil Moisture)
d. 1 Buah Sensor pH Tanah
e. 1 Buah Relay
f. 1 Buah Breadboard
g. 1 Buah Pompa Air DC
h. 1 Buah Power Supply 5V 5.5A
i. 1 Buah Selang
j. 1 Bak Penampung Air
k. 1 Buah Soil Tester

23
3. Perangkat Lunak
a. Sistem Operasi Windows 10
b. Arduino IDE
c. Adobe Photoshop CS6
d. IoT Platform Thingspeak
e. MQTT Push Client
f. Draw.IO
g. Microsoft Word 2010
h. Microsoft Excel 2010

24
3.4 Implementasi Sistem

3.4.1 Implementasi Perangkat Keras (Hardware)

Gambar 3.2 Skema Sistem Kontrol Dan Sistem Monitoring Penyiraman Otomatis

Pada gambar 3.2 dapat dilihat sebuah skema sistem kontrol dan sistem
monitoring dilakukan dengan menggunakan Arduino Uno dan NodeMCU Esp8266
sebagai mikrokontroler, terdapat dengan 2 sensor yang memiki tujuan fungsi
masing-masing untuk membentuk sistem kontrol dengan tujuan agar dapat
mengontrol ke NodeMCU Esp8266 sebagai media sistem monitoring untuk
mengetahui kelembaban dan pH pada media cacing tanah. Kemudian terdapat relay
berfungsi sebagai saklar elektrik yang bekerja secara otomatis berdasarkan perintah,
power supply sebagai memberikan tegangan input AC untuk mendapatkan tegangan
DC, dan pompa air berfungsi untuk memproses atau mengaliri air, sehingga
melakukan penyiraman otomatis pada media cacing tanah.
25
Secara umum, implementasi perangkat keras dapat dijelaskan dengan blok
diagram pada gambar 3.3.

Gambar 3.3 Blok Diagram Sistem Penyiraman Otomatis Media Cacing Tanah

Pada gambar 3.3 merupakan gambaran arsitektur dari implementasi sistem


penyiraman otomatis media cacing tanah yang akan dibuat pada penelitian ini.
Berikut adalah beberapa penjelasan dari masing-masing proses yang terdapat pada
Gambar 3.3.

1. Masukan
a. Sensor Kelembaban Tanah
Sensor kelembaban tanah merupakan sensor yang dapat mendeteksi kelembaban
dalam tanah. Sensor ini terdiri dua probe, kemudian membaca resistansinya
untuk mendapatkan nilai tingkat kelembaban, sehingga berguna untuk
mendeteksi dan mengamati data dengan memberikan informasi melalui platform
thingspeak dan protokol MQTT.

26
b. Sensor pH Tanah
Sensor pH tanah merupakan sensor untuk mendeteksi tingkat keasaman dan
kebasaan dari suatu tanah yang diukur dari media cacing tanah pada saat
penelitian ini kisaran 3 – 8. Dan berguna untuk melakukan mendeteksi dan
mengamati data dengan memberikan informasi melalui platform thingspeak dan
protokol MQTT.

2. Proses
a. Arduino Uno
Arduino Uno merupakan mikrokontroler yang terdiri dari 6 pin analog dan 14
pin input dari output digital berfungsi sebagai pengontrolan alat masukan dari 2
sensor, keluaran dari 1 pompa, dan dapat mengirimkan data ke NodeMCU
Esp8266.

b. NodeMCU ESP8266
NodeMCU Esp8266 merupakan sebuah mikrokontroler dengan modul Wi-Fi
yang berfungsi sebagai monitoring dengan mengirimkan data pada Internet
Cloud.

c. Internet Cloud
Internet cloud merupakan sebuah proses pengolahan daya komputasi melalui
jaringan internet yang memiliki fungsi agar dapat menjadikan internet sebagai
pusat server untuk mengelola data dan juga aplikasi pada pengguna.

27
3. Keluaran
a. Pompa Air
Pompa air berfungsi untuk memproses atau mengaliri air, sehingga penyiraman
dapat dilakukan secara otomatis berdasarkan dari nilai yang sudah ditentukan.

b. Platform Thingspeak
Platform thingspeak bertujuan memastikan data kelembaban dan pH yang telah
dikirim oleh NodeMCU Esp8266, sehingga dapat digunakan untuk melakukan
analisis atau menampilkan pemrosesan data online dari 2 sensor sebagai
masukan yaitu sensor kelembaban tanah dan pH tanah saat datanya masuk atau
tersedia.

c. MQTT
MQTT berfungsi untuk menampilkan sebagai sumber informasi dengan
masuknya notifikasi data kelembaban dan pH dari hasil monitoring penyiraman
otomatis media cacing tanah dengan menggunakan aplikasi android berdasarkan
sesuai dari topic yang sudah di buat dan waktu hasil proses pengiriman dari
platform thingspeak.

28
3.4.2 Implementasi Perangkat Lunak (Software)

Implementasi perangkat lunak dapat dilakukan dengan membuat program


menggunakan software Arduino IDE dalam menggunakan bahasa pemrograman
yang menyerupai bahasa C yang akan di terintegritas dengan platform thingspeak
dan MQTT Push Client. Program yang dibuat akan berdasarkan dari skema
perangkat keras yang telah dibuat dengan disesuaikan kebutuhan platform
thingspeak dan MQTT Push Client, setelah perangkat bisa dijalankan dengan
program yang dibuat, maka dilakukan untuk menampilkan data berupa informasi
kelembaban dan pH dari Thingspeak dan MQTT Push Client.

1. Pembuatan Program Pada Arduino Uno

Pembuatan program pada Arduino Uno pada NodeMCU Esp8266


menggunakan software Arduino IDE. Pada gambar 3.4 terdapat diagram alir
program sebagai berikut.

29
Gambar 3.4 Flowchart Program pada Arduino Uno

Dari gambar 3.4 dapat dilihat bahwa Arduino Uno bertugas untuk
mengolah data hasil dari pembacaan sensor kelembaban dan pH yang
kemudian dikirimkan secara serial ke mikrokontroler NodeMCU Esp8266.
Selain itu Arduino Uno bertugas memberi perintah relay untuk mengaktifkan
pompa dengan secara otomatis.

30
2. Pembuatan Program Pada NodeMCU Esp8266

Pembuatan program pada NodeMCU Esp8266 menggunakan software


Arduino IDE. Pada gambar 3.5 terdapat diagram alir program sebagai
berikut.

Gambar 3.5 Flowchart Program Pada NodeMCU Esp8266

Dari gambar 3.5 dapat dilhat bahwa NodeMCU Esp8266 bertugas untuk
menerima data hasil dari pembacaan sensor kelembaban dan pH dari Arduino
Uno secara serial kemudian mencari koneksi Wi-Fi sesuai yang telah
diprogramkan. Jika sudah terhubung, NodeMCU Esp8266 dapat mengirimkan
data hasil pembacaan sensor kelembaban dan pH ke server thingspeak dan
MQTT untuk ditampilkan data pada halaman platform thingspeak dan protokol
MQTT.

31
3.4.2.1 Implementasi Halaman Dan Channel Platform Thingspeak

Pada pembuatan halaman dan channel yang digunakan platform


thingspeak. Channel ini berfungsi untuk menyimpan data yang dikumpulkan
oleh thingspeak pada gambar 3.6 sebagai berikut.

Gambar 3.6 Halaman Dan Channel Platform Thingspeak

Setiap channel baru memiliki setting channel pada bagian Name berfungsi
memberi nama channel yang digunakan dan centang field untuk membuat
wadah data baru. Kemudian centang untuk “Show Status” dan klik Save
Channel. Klik private view untuk melihat channel stats, bagian ini akan
menampilkan grafik sederhana dari data yang masuk. Pada channel ID berfungsi
sebagai channel number diperlukan untuk dapat mengetahui channel yang dapat
dihubungkan, channel ID dituliskan menjadi myChannelNumber. APIKeys
digunakan sebagai kunci untuk dapat masuk ke data. Write API Key berfungsi
sebagai API Key untuk pengiriman data ke thingspeak. Sedangkan Read API
Key berfungsi sebagai API Key untuk pembacaan data dari thingspeak ke
perangkat lainnya.

32
3.4.2.2 Implementasi Client Server MQTT Pada Smartphone

Pada pembuatan client yang digunakan aplikasi MQTT Push Client yang
akan menghubungkan ke MQTT broker maka dibuatkan pada mosquitto pada
gambar 3.7 sebagai berikut.

Gambar 3.7 Server Mosquitto Broker MQTT

Dapat dilihat pada gambar 3.7 merupakan pengaturan Host, Port, User,
dan Password. Pengaturan yang akan diakses oleh client agar dapat terhubung
ke server MQTT adalah Host, Port, User, dan Password yang harus sesuai
dengan MQTT server, sehingga bisa menangani publish dan subscribe data,
mosquitto juga harus mengakses Username dan Password sebagai server yang
akan digunakan.

33
3.5 Kalibrasi Dan Pengujian

Kalibrasi dan Pengujian yang akan dilakukan terdiri dari kalibrasi sensor
kelembaban tanah, kalibrasi sensor pH tanah, pengujian sensor kelembaban tanah,
pengujian sensor pH tanah, pengujian sensor kelembaban tanah dan waktu durasi
penyiraman, pengujian perbandingan kelembaban dan pH dengan waktu durasi
penyiraman, pengujian platform thingspeak, pengujian protokol MQTT, dan pengujian
sistem keseluruhan.

3.5.1 Cara Kalibrasi Sensor Kelembaban Tanah

Pengujian ini dilakukan untuk memastikan sebuah sensor memiliki


pembacaan akurasi data kelembaban tanah yang sesuai dengan standar. Soil tester
yang digunakan adalah There Way Soil Meter. Pada pengujian ini dapat dilakukan
menggunakan pot media cacing tanah dengan cara mengamati nilai pembaca sensor
dari sensor pada kondisi media cacing tanah dengan mengamati nilai kelembaban
tanah sesuai tertera soil tester berupa there way soil meter. Konversi nilai pembaca
sensor dan soil tester menggunakan persamaan regresi linear yang akan di terapkan
di microsoft excel.

34
Gambar 3.8 Flowchart Kalibrasi Sensor Kelembaban Tanah

35
3.5.2 Cara Kalibrasi Sensor pH Tanah

Pengujian ini dilakukan untuk memastikan sebuah sensor memiliki


pembacaan akurasi data pH yang sesuai dengan standar. Soil tester yang digunakan
adalah There Way Soil Meter. Pada pengujian ini dapat dilakukan menggunakan pot
media cacing tanah dengan cara mengamati nilai pembaca sensor dari sensor pada
kondisi media cacing tanah dengan mengamati nilai pH sesuai tertera berupa there
way soil meter. Konversi nilai pembaca sensor dan soil tester menggunakan
persamaan regresi linear yang akan di terapkan di microsoft excel.

Gambar 3.9 Flowchart Kalibrasi Sensor pH Tanah

36
3.5.3 Cara Pengujian Sensor Kelembaban Tanah Dan Waktu Durasi Penyiraman
Pada Media Cacing Tanah

Pengujian sensor kelembaban tanah dan waktu durasi penyiraman bertujuan


untuk mengamati berapa lama penyiraman yang dilakukan secara otomatis untuk
dapat mengetahui kelembaban pada pot media cacing tanah. Teknik pengambilan
data pengujian ini dengan menyiapkan pot media cacing tanah bersama sensor
kelembaban tanah. Kemudian pompa dihidupkan secara otomatis berdasarkan nilai
yang sudah ditentukan dengan seberapa waktu mulai saat menyiram dengan
menggunakan stopwatch untuk mencapai kelembaban yang optimal.

Gambar 3.10 Flowchart Pengujian Sensor Kelembaban Tanah Dan Waktu Durasi Penyiraman
Pada Media Cacing Tanah

37
3.5.4 Cara Pengujian Perbandingan Kelembaban Dan pH Dengan Waktu Durasi
Penyiraman Pada Media Cacing Tanah

Pengujian perbandingan bertujuan untuk mengamati kelembaban dan pH


pada pot media cacing tanah dengan melakukan waktu durasi penyiraman otomatis
untuk dapat mengetahui kelembaban dan pH sesuai dari pot media cacing tanah
tersebut.

Gambar 3.11 Flowchart Pengujian Perbandingan Kelembaban Dan pH Dengan Waktu Durasi
Penyiraman Pada Media Cacing Tanah

38
3.5.5 Cara Pengujian Platform Thingspeak

Pengujian platform thingspeak bertujuan untuk memberikan informasi berupa


mengamati data kelembaban dan pH pada pot media cacing tanah dalam bentuk
sistem yang telah di kontrol dan di monitoring dari sensor kelembaban tanah dan
sensor pH tanah pada Arduino Uno dan NodeMCU Esp8266, sehingga dapat
mengirim data secara realtime berdasarkan dalam bentuk kurva grafik kepada
pengguna.

Gambar 3.12 Flowchart Pengujian Platform Thingspeak

39
3.5.6 Cara Pengujian Protokol MQTT

Pengujian protokol MQTT bertujuan untuk memberikan informasi berupa


aplikasi android untuk dapat mengamati data kelembaban dan pH pada pot media
cacing tanah dalam bentuk sistem yang telah di kontrol dan di monitoring dari
sensor kelembaban tanah dan sensor pH tanah pada Arduino Uno dan NodeMCU
Esp8266, sehingga dapat mengirim data secara realtime berdasarkan hasil dari
broker yang sudah dijalankan sesuai publisher sebagai mengirim data dan subscribe
sebagai menerima data.

Gambar 3.13 Flowchart Pengujian Protokol MQTT

40
3.5.7 Cara Pengujian Sistem Keseluruhan

Pengujian sistem keseluruhan dilakukan sistem kontrol dan sistem


monitoring untuk mengamati data kelembaban dan pH pada pot media cacing tanah
yang tertera pada sistem komunikasi IoT terdiri dari platform thingspeak dan
protokol MQTT dengan cara mengamati hasil pengukuran dalam bentuk kurva
grafik dan pesan yang telah dikirim melalui MQTT dengan cara publisher dan
subscribe pada data kelembaban dan pH dengan penyiraman otomatis yang
dihasilkan.

Gambar 3.14 Flowchart Pengujian Sistem Keseluruhan

41
BAB 4

IMPLEMENTASI DAN HASIL PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas hasil dari “Implementasi Pengawasan Dan Penyiraman
Otomatis Dengan Protokol MQTT Pada Budidaya Cacing Tanah Berbasis Internet of
Things” yang terkait meliputi pembahasan tentang bagaimana cara alat bekerja dan hasil
pengujian serta analisis dari setiap komponen pendukung pada saat alat tersebut beroperasi.

4.1 Hasil Implementasi

4.1.1 Perangkat Keras (Hardware)

Gambar 4.1 menunjukkan hasil implementasi mekanik beserta perangkat keras


dari sistem pengawasan dan penyiraman otomatis dengan menggunakan protokol MQTT
pada budidaya cacing tanah berbasis Internet of Things yang terdapat beberapa fungsinya
masing-masing.

Gambar 4.1 Hasil Implementasi Sistem Pengawasan Dan Penyiraman Otomatis Pada Media
Cacing Tanah

42
1. Laptop
Laptop merupakan salah satu hardware yang akan digunakan sebagai untuk
menjalankan program yang terdiri dari software Arduino IDE, Platform Thingspeak,
dan Protokol MQTT.
2. Bak Penampung Air
Bak penampung air berfungsi untuk menampung air yang akan memompa air dalam
melakakukan proses penyiraman otomatis berdasarkan nilai yang sudah ditentukan.
Pada Bak penampung tersebut dengan berisi air yaitu 350 mL.
3. Pot Media Cacing Tanah
Pot media cacing tanah berfungsi untuk dapat menampung media cacing tanah
dengan ketentuan menggunakan berupa sensor kelembaban tanah dan sensor pH
tanah untuk dapat mendeteksi berdasarkan hasil kelembaban dan pH serta
melakukan penyiraman secara otomatis.
4. Arduino Uno
Arduino Uno merupakan mikrokontroler yang berfungsi untuk dapat melakukan
sistem pengontrol berupa dari sensor kelembaban tanah, sensor pH tanah, relay, dan
mengirim data pada NodeMCU Esp8266.
5. NodeMCU ESP8266
NodeMCU Esp8266 merupakan mikrokontroler yang berfungsi untuk dapat
melakukan sistem monitoring berupa dari hasil data kelembaban dan pH yang di
kirim ke Platform Thingspeak dan Protokol MQTT.
6. Relay
Relay berfungsi sebagai sistem saklar elektrik secara otomatis yaitu dapat
menghidupkan atau mematikan pompa air.
7. Pompa Air
Pompa air berfungsi untuk memproses atau mengaliri air, untuk dapat melakukan
sistem penyiraman secara otomatis yang terhubung dengan selang, sehingga
memberikan siraman pot pada media cacing tanah.
8. Power Supply
Power supply berfungsi dapat menghantarkan sumber tegangan dari tegangan AC
ke tegangan DC.
43
9. Sensor Kelembaban Tanah (Soil Moisture)
Sensor kelembaban tanah berfungsi untuk melakukan mendeteksi pada hasil
kelembaban dari pot media cacing tanah.
10. Sensor pH Tanah
Sensor pH tanah berfungsi untuk melakukan mendeteksi pada hasil pH dari pot
media cacing tanah.

44
4.1.2 Perangkat Lunak (Software)

4.1.2.1 Perangkat Lunak Tampilan Pada Thingspeak

Hasil dari implementasi perangkat lunak atau software yang telah dibuat dan
kemudian akan diakses melalui halaman pada platform thingspeak. Halaman
monitoring sistem penyiraman otomatis pada media cacing tanah terdiri dari 2 field
untuk memberi sebuah informasi terkait data kelembaban dan pH. Selain dari fungsi
monitoring, pengguna juga dapat mengunduh hasil pada pembacaan sensor dalam
berbentuk file excel dan juga pengguna dapat diberikan notifikasi atau pesan jika nilai
pembacaan sensor tidak sesuai dengan batas yang sudah ditentukan. Gambar 4.2
merupakan hasil implementasi tampilan user interface dari monitoring sistem
penyiraman otomatis pada media cacing tanah halaman platform thingspeak.

Gambar 4.2 User Interface Halaman Platform Thingspeak

45
4.1.2.2 Perangkat Lunak Tampilan Pada Protokol MQTT

Pada hasil dari sistem implementasi dengan menggunakan protokol MQTT untuk
berkomunikasi dengan Client lainnya yaitu mikrokontroler. Salah satu library MQTT
yang tersedia secara gratis atau open source adalah mosquitto. Broker mosquitto
berfungsi untuk dapat menghubungkan publisher dan subscriber. Publisher informasi
pesan berfungsi untuk menampilkan data pada kelembaban dan pH jika sudah broker
running dari server maka akan muncul pesan masuk berupa data kelembaban dan pH
yang akan tampil pada aplikasi android yaitu MQTT Push Client. Kemudian Subscriber
berfungsi untuk menerima data kelembaban dan pH dari publisher. Sehingga subscriber
nantinya akan meminta data yang akan diproses oleh publisher. Kemudian akan
membuat topic untuk melakukan transaksi data yang harus di miliki dari suatu tujuan
topic tertentu. Setelah mendapatkan data kelembaban dan pH, selanjutnya akan
dianalisis atau dapat proses menjadi sebuah sistem monitoring yang terstruktur.

Gambar 4.3 Server Messages Pada Aplikasi Android MQTT Push Client

46
4.2 Pengujian Sistem

Pengujian sensor akan dilakukan untuk dapat mengetahui apakah dari setiap sensor
sudah bisa bekerja dan sesuai dengan program. Dalam hal pengujian sensor dilakukan
dengan membandingkan hasil pengukuran sensor yang tampil pada Serial Monitor dengan
hasil pengukuran menggunakan soil tester yang ada. Perbandingan akan dilakukan dalam
perhitungan persentase error sehingga dapat diketahui tingkat akurasi data hasil dalam
pembacaan sensor menggunakan rumus persamaan di bawah ini :

Persentase error (%) = x 100 (4.1)

Rata – rata error (%) = (4.2)

Dalam sistem pengujian yang akan dilakukan dari beberapa bagian, yaitu :

1. Pengujian Sensor Kelembaban Tanah (Soil Moisture).


2. Pengujian Sensor pH Tanah.
3. Pengujian Sensor Kelembaban Tanah (Soil Moisture) Dan Waktu Durasi
penyiraman Pada Media Cacing Tanah.
4. Pengujian Perbandingan Kelembaban Dan pH Dengan Waktu Durasi
Penyiraman Pada Media Cacing Tanah.
5. Pengujian Platform Thingspeak.
6. Pengujian Protokol MQTT.
7. Pengujian Sistem Keseluruhan.

47
4.2.1 Kalibrasi Sensor Kelembaban Tanah (Soil Moisture)

Sensor kelembaban tanah (Soil Moisture) dalam perancangan ini adalah


berfungsi untuk mencari nilai kelembaban yang terdapat di dalam pot media cacing
tanah.

Pada pengujian sensor kelembaban tanah (Soil Moisture) terlebih dahulu


dilakukan kalibrasi sehingga dapat membandingkan antara hubungan nilai pembaca
sensor (ADC) terhadap soil tester analog (3 in 1 soil meter). Pada nilai pembacaan soil
tester analog memiliki rentang pengukuran kelembaban mulai dari 1-10, maka nilai
rentang soil tester analog diubah menjadi bentuk persen seperti 1 = 10% sampai 10 =
100%. Hasil perbandingan kalibrasi dapat dilihat pada gambar 4.4 dan tabel 4.1.

Gambar 4.4 Hasil Pengkalibrasian Sensor Kelembaban Tanah

48
Tabel 4.1 Pengkalibrasian Sensor Kelembaban Tanah Dengan Soil Tester

No Soil Tester Hasil Dari Sensor Kelembaban Tanah


Kelembaban (%) Nilai Pembaca Sensor (ADC)
1 80 176
2 79 186
3 78 195
4 77 214
5 76 225
6 75 235
7 74 244
8 73 254
9 72 263
10 71 271

Dari nilai variabel X (nilai soil tester) dan variabel Y (nilai pembaca sensor) akan
menentukan nilai korelasi yang bisa di dapatkan pada software aplikasi Microsoft Excel
dengan memilih menu Insert kemudian pilih Scatter. Selanjutnya klik titik series pada
diagram, kemudian pilih format Trendline, pilih options, klik pilihan Linear dan
Display R-squared value on chart, maka akan mendapatkan nilai R2 seperti gambar 4.5.

Gambar 4.5 Grafik Kolerasi Sensor Kelembaban Tanah Dengan Soil Tester
49
Pada kriteria berdasarkan nilai korelasi sebagai berikut :

1. 0,00 - 0,199 : Dinyatakan Korelasi Sangat Lemah


2. 0,20 - 0,399 : Dinyatakan Korelasi Lemah
3. 0,40 - 0,599 : Dinyatakan Korelasi Cukup
4. 0,60 - 0,799 : Dinyatakan Korelasi Kuat
5. 0,80 – 1,000 : Dinyatakan Korelasi Sangat Kuat

Berdasarkan dari gambar diatas menunjukkan bahwa sensor kelembaban tanah


yang akan digunakan adalah memiliki korelasi yang sangat kuat dengan nilai R 2 sebesar
0.9909 sehingga layak digunakan untuk melakukan penelitian ini.

Selanjutnya melakukan perhitungan regresi pada saat mengkalibrasi sensor,


sehingga menunjukkan nilai yang dikeluarkan sama dengan soil tester sebenarnya.

Rumus regresi adalah sebagai berikut :

Y = a + bX (4.3)

Dimana :

Y = variabel akibat (nilai pembaca sensor)

a = konstanta

b = koefisien regresi / kemiringan

X = variabel faktor (nilai soil tester)

Rumus mencari perhitungan nilai a dan b adalah sebagai berikut :

b= (4.4)

a= (4.5)

50
Dari tabel 4.1 di dapatkan grafik hubungan antara nilai pembaca sensor dan nilai
soil tester. Dengan hasil persamaan linear yaitu :

y = -10.842x + 1044.9 (4.6)

Dimana Y adalah nilai pembaca sensor dan X adalah nilai kelembaban tanah
yang diukur menggunakan soil tester analog. Untuk mendapatkan nilai kelembaban,
maka persamaan linear akan dikonversikan menjadi persamaan sebagai berikut :

x= (4.7)

Persamaan linear ini yang nantinya akan dimasukkan ke dalam program Arduino
untuk mencari nilai kelembaban tanah dalam bentuk persen (%).

51
4.2.2 Kalibrasi Sensor pH Tanah

Sensor pH Tanah dalam perancangan ini adalah berfungsi untuk mencari


keasaman dan kebasaan yang terdapat di dalam pot media cacing tanah.

Pada pengujian sensor pH tanah terlebih dahulu dilakukan kalibrasi yang


bertujuan untuk dapat membandingkan antara hubungan nilai pembaca sensor (ADC)
dengan nilai soil tester analog (3 in 1 soil meter). Nilai pembaca sensor (ADC) akan
dibandingkan dengan nilai soil meter yang memiliki rentang nilai 3,5 sampai 8 untuk
mendapatkan persamaan nilai pH yang akan nantinya dimasukkan ke dalam program
Arduino. Hasil perbandingan kalibrasi dapat dilihat pada gambar 4.6 dan tabel 4.2.

Gambar 4.6 Hasil Kalibrasi Sensor pH Tanah

52
Tabel 4.2 Pengkalibrasian Sensor pH Tanah Dengan Soil Tester

No Soil Tester Hasil Dari Sensor pH Tanah Nilai


pH Pembaca Sensor (ADC)
1 7.0 29
2 6.9 39
3 6.8 51
4 6.7 64
5 6.6 76
6 6.5 88
7 6.4 99
8 6.3 114
9 6.2 127
10 6.1 143

Dari nilai variabel X (nilai soil tester) dan variabel Y (nilai pembaca sensor) akan
menentukan nilai korelasi yang bisa didapatkan pada software aplikasi Microsoft Excel
dengan memilih menu Insert kemudian pilih Scatter. Selanjutnya klik titik series pada
diagram, kemudian pilih format Trendline, pilih options, klik pilihan Linear dan
Display R-squared value on chart, maka akan mendapatkan nilai R2 seperti gambar 4.7.

Gambar 4.7 Grafik Korelasi Sensor pH Tanah Dengan Soil Tester


53
Pada kriteria berdasarkan nilai korelasi sebagai berikut :

1. 0,00 – 0,199 : Dinyatakan Korelasi Sangat Lemah


2. 0,20 – 0,399 : Dinyatakan Korelasi Lemah
3. 0,40 – 0,599 : Dinyatakan Korelasi Cukup
4. 0,60 – 0,799 : Dinyatakan Korelasi Kuat
5. 0,80 – 1,000 : Dinyatakan Korelasi Sangat Kuat

Berdasarkan dari gambar diatas menunjukkan bahwa sensor pH tanah yang akan
digunakan adalah memiliki korelasi yang sangat kuat dengan nilai R2 sebesar 0,9978
sehingga layak digunakan untuk melakukan penelitian ini.

Selanjutnya melakukan perhitungan regresi pada saat mengkalibrasi sensor,


sehingga menunjukkan nilai yang dikeluarkan sama dengan soil tester sebenarnya.

Rumus regresi adalah sebagai berikut :

Y = a + bX (4.8)

Dimana :

Y = variabel akibat (nilai pembaca sensor)

a = konstanta

b = koefisien / kemiringan

X = variabel faktor (nilai soil tester)

Rumus mencari perhitungan nilai a dan b adalah sebagai berikut :

b= (4.9)

( )
a= (4.10)

54
Dari tabel 4.2 di dapatkan grafik hubungan antara nilai pembaca sensor dan nilai
soil tester. Dengan hasil persamaan linear yaitu :

y = -125.7x + 906.32 (4.11)

Dimana Y adalah nilai pembaca sensor dan X adalah nilai pH tanah yang diukur
menggunakan soil tester analog. Untuk mendapatkan nilai pH, maka persamaan linear
akan dikonversikan menjadi persamaan sebagai berikut :

x= (4.12)

Persamaan linear ini yang nantinya akan dimasukkan kedalam program Arduino
untuk mencari nilai pH tanah.

55
4.2.3 Pengujian Sensor Kelembaban Tanah (Soil Moisture)

Pada tahap ini untuk dapat menguji alat sensor sehingga dapat mengetahui
tingkat keakurasian pembacaan sensor kelembaban tanah yang terdapat dari persamaan
linear hasil hubungan nilai pembaca sensor (ADC) dengan soil tester. Pengujian
kelembaban dilakukan dengan cara memulai dalam pengukuran dari tanah yang kering,
kemudian memberikan air secara bertahap agar kelembaban tanah mengalami
perubahan mulai dari 10% sampai 100% hingga dapat membandingkan nilai pada soil
tester dan nilai sensor sebenarnya.

Gambar 4.8 Pengujian Sensor Kelembaban Tanah

56
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Sensor Kelembaban Tanah Dengan Soil Tester

No Soil Tester Hasil Dari Kelembaban Tanah (%) Persentase Error (%)
Kelembaban (%)
1 80 81.60 1.32
2 79 79.22 0.27
3 78 77.65 0.44
4 77 76.54 0.59
5 76 75.53 0.61
6 75 74.70 0.4
7 74 73.87 0.17
8 73 72.39 0.83
9 72 71.84 0.22
10 71 70.37 0.88
Rata-rata Persentase Error (%) 0.57

Berdasarkan dari data hasil pengujian sensor kelembaban tanah diatas pada tabel
4.3 didapatkan pada hasil perhitungan nilai error yang diperoleh terendah sebesar 0.4%
dan error tertinggi sebesar 1.32%, kemudian di dapatkan untuk hasil perhitungan dari
nilai rata-rata persentase error adalah 0.57%. Dari tabel diatas maka di dapat nilai
persentase error yang dikatakan cukup rendah sehingga memperoleh sensor kelembaban
tanah digunakan untuk penelitian ini sangat baik.

Pada umum sebelumnya, untuk rentang kerja dari sensor kelembaban tanah ini
dapat bekerja sendiri dengan baik mulai rentang 0.00% - 100.00%. Kemudian nilai
kelembaban tanah yang digunakan untuk mengetahui media cacing tanah pada saat ini
adalah umumnya berkisar 70.00% - 90.00%, namun dalam pengambilan sesuai data
pengujian sensor kelembaban tanah kisaran 81.60% - 70.37%.

57
4.2.4 Pengujian Sensor pH Tanah

Pengujian alat yang dilakukan untuk melihat tingkat keakurasian pada pembaca
sensor pH. Pengujian pada sensor pH dapat dilakukan yaitu sebanyak 10 kali percobaan
dengan menyesuaikan batas minimal dan maksimal dari soil tester analog 3,5 sampai 8.

Gambar 4.9 Pengujian Sensor pH Tanah

58
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Sensor pH Tanah Dengan Soil Tester

No Soil Tester Hasil Dari pH pH Tanah Persentase Error (%)


1 7.0 6.81 2.71
2 6.9 6.77 1.88
3 6.8 6.73 1.02
4 6.7 6.68 0.29
5 6.6 6.65 0.75
6 6.5 6.63 2
7 6.4 6.56 2.5
8 6.3 6.53 3.65
9 6.2 6.48 4.51
10 6.1 6.45 5.73
Rata-rata Persentase Error (%) 2.50

Berdasarkan dari data hasil pengujian sensor pH tanah diatas pada tabel 4.4 di
dapatkan pada hasil perhitungan nilai error yang diperoleh terendah sebesar 0.29% dan
error tertinggi sebesar 5.73%, kemudian di dapatkan untuk hasil perhitungan dari nilai
rata-rata persentase error adalah 2.50%. Dari tabel diatas maka di dapat nilai persentase
error yang dikatakan cukup rendah, sehingga memperoleh sensor pH tanah digunakan
untuk penelitian ini sangat baik.

Pada umum sebelumnya, untuk rentang kerja dari sensor pH tanah ini dapat
bekerja sendiri dengan baik mulai rentang 0 - 14. Kemudian nilai pH tanah yang
digunakan untuk mengetahui media cacing tanah pada saat ini adalah umumnya
berkisar 3 – 8, namun dalam pengambilan sesuai data pengujian sensor pH tanah
kisaran 6.81 – 6.45.

59
4.2.5 Pengujian Sensor Kelembaban Tanah Dan Waktu Durasi Penyiraman Pada
Media Cacing Tanah

Pada pengujian sensor kelembaban tanah dengan waktu durasi penyiraman


otomatis pada pompa DC dari media cacing tanah dilakukan untuk mengetahui apakah
pompa tersebut dapat mengeluarkan air sesuai dengan waktu yang ditentukan
berdasarkan dengan kondisi kelembaban tanah. Pompa air akan melakukan penyiraman
secara otomatis pada tanah sesuai dengan data inputan yang di dapat dari sensor
kelembaban tanah. Jika sensor kelembaban belum mendeteksi pada media cacing tanah,
maka dinyatakan pompa akan ON. Dan sebaliknya jika sensor kelembaban akan
mendeteksi media cacing tanah, maka otomatis pompa akan OFF. Hasil pengujian
sensor kelembaban tanah dengan waktu durasi penyiraman secara otomatis dapat dilihat
pada gambar 4.10 dan tabel 4.5 sebagai berikut.

Gambar 4.10 Pengujian Sensor Kelembaban Tanah Dan Waktu Durasi Penyiraman Pada Media
Cacing Tanah

60
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Sensor Kelembaban Tanah Dan Waktu Durasi Penyiraman Pada Media
Cacing Tanah

Waktu Durasi Status


No Kelembaban (%) Penyiraman Pompa Kondisi Tanah
(detik)
1 82.82 12 detik OFF Sedikit Lembab
2 75.44 15 detik OFF Sedikit Lembab
3 69.81 26 detik ON Basah
4 77.93 39 detik OFF Lembab
5 74.70 74 detik OFF Lembab
6 70.00 123 detik ON Basah
7 70.00 203 detik ON Basah
8 70.37 206 detik OFF Lembab
9 69.44 294 detik ON Basah
10 70.73 298 detik OFF Lembab
Rata- 73.12 129
rata

Berdasarkan dari hasil pengujian sebanyak 10 kali sensor kelembaban tanah dan
waktu durasi penyiraman pada gambar 4.10 dan tabel 4.5 di dapatkan pada hasil rata-
rata kelembaban sebesar 73.12% dan rata-rata waktu durasi penyiraman sebesar 129
detik. Lama waktu durasi penyiraman sangat dipengaruhi oleh jarak sensor kelembaban
tanah dengan selang air. Semakin pendek selang air, maka pompa air akan semakin
cepat berhenti dan sebaliknya.

Jika dalam tanah kondisi sedikit lembab, maka nilai kelembaban pada sensor
kisaran di bawah rata-rata 10.00% dikarenakan sensor belum melakukan mendeteksi,
sehingga pompa tersebut dinyatakan ON. Apabila nilai kelembaban kisaran 82.82% -
75.44% saat sensor melakukan mendeteksi, maka pompa tersebut dinyatakan OFF, dan
tidak melakukan penyiraman karena kondisi tanah sedikit lembab. Dikarenakan bahwa

61
pengujian sensor kelembaban tanah dan waktu durasi penyiraman ini diperlukan waktu
yang pasti agar dapat mengetahui mulainya penyiraman ON. Kemudian sebaliknya, jika
nilai kelembaban pada sensor kisaran di bawah 70.00% sesuai dari kondisi tanah sedikit
lembab, maka pompa tersebut dinyatakan ON, dan tanah berubah menjadi kondisi basah
dengan sesuai dari waktu durasi penyiraman yang sudah ditentukan, hal ini terjadi
karena letak pada sensor dan selang air sangat berpengaruh. Apabila nilai kelembaban
pada sensor kisaran diatas 70.00% dengan kondisi tanah basah, maka pompa dinyatakan
OFF, sehingga pada pengujian waktu durasi penyiraman ini diperlukan waktu yang
pasti untuk melembabkan tanah hingga mencapai kelembaban 70.00% - 77.93% dan
tidak melakukan penyiraman, dikarenakan bahwa kondisi tanah yang sangat basah tidak
membutuhkan air bahwa akan menimbulkan cacing keluar dari media tanah tersebut.

62
4.2.6 Pengujian Perbandingan Kelembaban Dan pH Dengan Waktu Durasi
Penyiraman Pada Media Cacing Tanah

Pada pengujian ini menggunakan pot media cacing tanah yang terdiri dari
beberapa campuran tanah dengan kompos yang akan digunakan sebagai penampung
media cacing tanah, sehingga dapat mengetahui dari perbandingan kedua data yaitu data
kelembaban dan pH. Pada sistem ini akan di ukur tingkat kelembaban dan pH dengan
penyiraman yang secara otomatis pada media cacing tanah dapat dilihat pada gambar
4.11 dan tabel 4.6 sebagai berikut.

Gambar 4.11 Pengujian Perbandingan Kelembaban Dan pH Dengan Waktu Durasi Penyiraman
Pada Media Cacing Tanah

63
Tabel 4.6 Hasil Pengujian Perbandingan Kelembaban Dan pH Dengan Waktu Durasi Penyiraman
Pada Media Cacing Tanah

Pot Media Cacing Tanah


Waktu Status
No Kelembaban K.Tanah pH K.Tanah Durasi Pompa Keterangan
(%) Penyiraman
(detik)
1 85.77 S.Lembab 6.74 Asam 1 detik OFF Berhasil
2 78.39 S.Lembab 7.04 Basa 5 detik OFF Berhasil
3 74.24 S.Lembab 7.01 Basa 13 detik OFF Berhasil
4 71.93 S.Lembab 6.93 Asam 20 detik OFF Berhasil
5 70.55 S.Lembab 6.97 Asam 29 detik OFF Berhasil
6 69.63 Basah 6.75 Asam 57 detik ON Berhasil
7 70.46 Lembab 7.11 Basa 66 detik OFF Berhasil
8 69.44 Basah 7.06 Basa 82 detik ON Berhasil
9 67.51 Basah 6.98 Asam 87 detik ON Berhasil
10 66.95 Basah 6.97 Asam 91 detik ON Berhasil
Rata- 72.48 - 6.95 - 45.1 - -
rata

64
Gambar 4.12 Grafik Hasil Perbandingan Kelembaban Dengan Waktu Durasi Penyiraman Pada
Media Cacing Tanah

Berdasarkan dari hasil pengujian perbandingan kelembaban pada media cacing


tanah dilakukan sebanyak 10 kali pada tabel 4.6 dan gambar grafik 4.12 di dapatkan
nilai kelembaban menunjukkan rata-rata 72.48% dan rata-rata waktu durasi penyiraman
45.1 detik.

Untuk nilai kelembaban paling tertinggi ada pada data ke 1 adalah 85.77% dan
nilai kelembaban paling terendah ada pada data ke 10 adalah 66.95%. Di karenakan
bahwa nilai kelembaban kisaran 85.77% - 70.55% dan dinyatakan pompa tersebut OFF.
Dan sebaliknya jika nilai kelembaban kisaran dibawah 70.00%, maka dinyatakan
pompa tersebut ON. Kemudian jika nilai kelembaban kisaran diatas 69.44% - 70.46%
dinyatakan pompa tersebut OFF. Dapat di simpulkan bahwa jika semakin kecil nilai
kelembaban yang di dapat, maka kondisi tanah yang di dapat akan semakin rendah. Dan
sebaliknya jika semakin besar nilai kelembaban yang di dapat maka kondisi tanah yang
di dapat akan semakin tinggi.

65
Gambar 4.13 Grafik Hasil Perbandingan pH Dengan Waktu Durasi Penyiraman Pada Media
Cacing Tanah

Berdasarkan dari hasil pengujian perbandingan pH pada media cacing tanah


dilakukan sebanyak 10 kali pada tabel 4.6 dan gambar grafik 4.13 di dapatkan nilai pH
menunjukkan rata-rata 6.95 dan rata-rata waktu durasi penyiraman 45.1 detik.

Untuk nilai pH paling terbesar ada pada data ke 7 adalah 7.11 dan nilai pH paling
terkecil ada pada data ke 1 adalah 6.74. Pada umumnya, rentang nilai pH yang
digunakan untuk mengetahui media cacing tanah pada saat ini adalah kisaran 3 – 8,
namun dalam pengambilan sesuai data perbandingan kisaran 7.11 – 6.74. Maka di
simpulkan bahwa jika semakin kecil nilai pH yang di dapat di bawah nilai netral 7,
maka semakin besar tingkat keasaman dan dinyatakan kondisi media cacing tanah akan
semakin subur. Dan sebaliknya jika semakin besar nilai pH yang di dapat diatas nilai
netral 7, maka semakin kecil tingkat keasaman dan dinyatakan kondisi media cacing
tanah tidak subur atau disebut tingkat kebasaan.

66
4.2.7 Pengujian Platform Thingspeak

Pengujian Platform Thingspeak bertujuan untuk memastikan data kelembaban


dan pH yang telah dikirim oleh NodeMCU Esp8266 dapat diterima dan ditampilkan
pada halaman platform thingspeak. Untuk dapat mengirim data ke platform thingspeak,
user harus terlebih dahulu membuat akun thingspeak dengan cara mengisi data diri dan
alamat e-mail, kemudian melakukan proses verifikasi e-mail. Jika akun thingspeak
terverifikasi, langkah berikutnya adalah membuat Channel dan Field yang akan
digunakan sebagai menampilkan data hasil pengukuran. Pada dashboard channel yang
dibuat, langkah berikutnya adalah mendapatkan API Key dari channel tersebut dengan
cara mengklik menu API Key dan memilih kode Write API Key. API adalah singkatan
dari Application Programming Interface yang memungkinkan dua atau lebih aplikasi
berbeda dapat saling berikomunikasi, sehingga hasil dari bacaan sensor dapat dikirim
dan ditampilkan pada channel yang sudah dibuat. Hasil dari tampilan data kelembaban
dan pH yang sudah diterima dan ditampilkan oleh platform thingspeak dapat dilihat
pada gambar 4.14.

Gambar 4.14 Tampilan Hasil Platform Thingspeak

67
4.2.8 Pengujian Protokol MQTT

Pengujian Protokol MQTT bertujuan untuk dapat memberikan informasi data


kelembaban dan pH yang masuk melalui client yang sudah dikirim oleh NodeMCU
Esp8266 dapat diterima dan ditampilkan pada aplikasi android dengan broker yang
akan digunakan yaitu mosquitto. Untuk dapat mengirim data menggunakan protokol
MQTT tersebut, dapat dilakukan dengan cara menginstal aplikasi mosquitto yaitu
mengunduh dan mengunjungi link “https://mosquitto.org/download/”,

kemudian pilih versi sesuai dari spesifikasi laptop yang digunakan. Jika sudah
terunduh maka akan melakukan penginstalan mosquitto sampai selesai, langkah
berikutnya akan menjalani broker tersebut dengan cara membuka cmd, kemudian
pilih run administrator > kemudian jalankan broker mosquitto dengan cara “net
start mosquitto”. Langkah berikutnya akan mengkonfigurasi user dengan
password dari broker tersebut, sehingga nantinya mendaftarkan ke server pada
aplikasi android. Jika sudah terdaftar ke server, maka akan membuat sebuah topic
subscriber berfungsi untuk dapat mengetahui informasi data kelembaban dan pH yang
sudah dikirim melalui publisher ke broker dan subscriber adalah sebagai penerima
data tersebut. Hasil dari tampilan data kelembaban dan pH yang sudah diterima dan
ditampilkan pada aplikasi android yaitu MQTT Push Client dapat dilihat pada gambar
4.15.

Gambar 4.15 Tampilan Hasil MQTT Push Client

68
4.2.9 Pengujian Notifikasi

Pada pengujian notifikasi dalam implementasi ini berfungsi untuk melakukan uji
coba terhadap sistem apakah sudah sesuai dengan yang diprogramkan dalam
memberikan sebuah informasi kepada publisher ketika kondisi nilai yang sudah
ditentukan. Hasil pengujian notifikasi pada sistem ini dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.7 Tampilan Hasil Pengujian Notifikasi

Syarat
No Notifikasi Notifikasi Keterangan
Kelembaban di Kelembaban
sekitar sistem lebih dan pH yang
1 dari 70.00% dan pH dideteksi dari Berhasil
kurang dari 7.00 masing-masing
sensor
Kelembaban di Akan
sekitar sistem Melakukan
2 kurang dari 70.00% penyiraman Berhasil
dan pH kurang dari dan nilai pH
7.00 kondisi tetap
Kelembaban di Penyiraman
sekitar sistem lebih selesai sesuai
3 dari 70.00% dan pH dari nilai Berhasil
kurang dari 7.00 standar dan
nilai pH
semakin besar

69
Kelembaban di Akan
sekitar sistem melakukan
4 kurang dari 70.00% penyiraman Berhasil
dan pH kurang dari dan nilai pH
7.00 semakin kecil

70
4.2.10 Pengujian Sistem Keseluruhan

Pada pengujian sistem keseluruhan dilakukan di rumah peneliti di BTN BHP


Labuapi, Lombok Barat. Pengujian ini bertujuan untuk memonitoring penyiraman
otomatis pada media cacing tanah dengan menggunakan komunikasi IoT. Hasil
pengukuran kelembaban dan pH ditampilkan di platform thingspeak dan protokol
MQTT sehingga dapat mengamatinya dari platform thingspeak maupun protokol
MQTT.

Gambar 4.16 Hasil Pengukuran Kelembaban Pada Media Cacing Tanah

Berdasarkan gambar 4.16 merupakan grafik hasil pengukuran kelembaban pada


media cacing tanah dengan interval pembacaan 1 menit perdata yang dilakukan
pengamatan selama 1 jam lebih dan terdiri dari 22 sampel data sensor. Berdasarkan
grafik diatas dapat diamati bahwa nilai kelembaban dengan mencapai 82.54% - 70.27%
saat sensor melakukan mendeteksi maka pompa dinyatakan OFF. Jika nilai kelembaban
pada sensor mencapai di bawah 70.00% maka pompa dinyatakan ON dengan kondisi
tanah tersebut basah. Sebaliknya jika nilai kelembaban mencapai diatas 70.00% -
79.31% otomatis pompa dinyatakan OFF dengan kondisi tanah tersebut lembab. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa semakin kecil nilai kelembaban yang di dapat maka kondisi
tanah yang di dapat akan semakin rendah, sebaliknya jika semakin besar nilai
kelembaban yang di dapat maka kondisi tanah yang didapat akan semakin tinggi. Di

71
karenakan sensor ketika baru melakukan mendeteksi di butuhkan waktu agar
pembacaannya menunjukkan nilai yang sebenarnya atau akurat.

Gambar 4.17 Hasil Pengukuran pH Pada Media Cacing Tanah

Berdasarkan gambar 4.17 merupakan grafik hasil pengukuran pH pada media


cacing tanah dengan interval pembacaan 1 menit perdata yang dilakukan pengamatan
selama 1 jam lebih dan terdiri dari 22 sampel data sensor. Berdasarkan grafik diatas
dapat diamati bahwa nilai pH umumnya kisaran 3 - 8, maka cendrung stabil mencapai
nilai pH semakin kecil 6.71 sampai 3.85 dan kemudian kembali mencapai nilai pH
semakin besar 5.73 sampai 6.73, dan mengalami nilai pH semakin kecil lagi 6.32
sampai 5.52, serta kembali lagi nilai pH semakin besar 6.10 sampai 6.28, kemudian
kembali lagi dengan nilai pH semakin kecil 6.87 hingga 6.53 sampai dengan
pengambilan data sesuai waktu yang sudah ditentukan. Hal ini dapat di simpulkan
bahwa jika semakin kecil nilai pH yang di dapat, maka semakin besar tingkat
keasaman. Dan sebaliknya jika semakin besar nilai pH yang di dapat, maka semakin
kecil tingkat keasaman. Di karenakan sensor ketika baru melakukan mendeteksi di
butuhkan waktu agar pembacaannya menunjukkan nilai yang sebenarnya atau akurat.

72
Gambar 4.18 Tampilan Hasil Pengukuran Pada Platform Thingspeak

Berdasarkan gambar 4.18 merupakan suatu antar muka dari hasil pengukuran
pada platform thingspeak. Di karenakan platform thingspeak sudah mampu
memberikan informasi kelembaban dan pH dengan jelas, dan sesuai data hasil
pembacaan sensor di sajikan dalam bentuk kurva grafik kepada pengguna.

Gambar 4.19 Tampilan Hasil Pengukuran Tampilan Pertama Pada Protokol MQTT

73
Gambar 4.20 Tampilan Hasil Pengukuran Tampilan Kedua Pada Protokol MQTT

Berdasarkan gambar 4.19 dan 4.20 merupakan suatu antar muka dari hasil
pengukuran pada protokol MQTT. Di karenakan protokol MQTT sudah mampu
memberikan informasi kelembaban dan pH melalui hasil proses pada broker bertujuan
untuk dapat melakukan menerima data dengan cara subscribe agar publisher mengirim
data tersebut melalui broker serta adanya masuk pesan notifikasi.

74
BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan implementasi, pengujian, dan pengamatan yang telah dilakukan pada


penelitian Implementasi Pengawasan Dan Penyiraman Otomatis Dengan Protokol MQTT
Pada Budidaya Cacing Tanah Berbasis Internet of Things ini, dapat disimpulkan bahwa :

1. Pengujian sensor kelembaban tanah dan sensor pH tanah yang dilakukan


sebanyak 10 kali percobaan dengan alat soil tester there way soil meter
menghasilkan rata-rata error kelembaban sebesar 0.57% dan error pH sebesar
2.50 dengan kondisi tanah pada pot media cacing tanah.
2. Pengujian sistem yang dibuat penyiraman otomatis dilakukan sebanyak 10 kali
percobaan sensor kelembaban tanah dengan waktu durasi penyiraman yang
cukup baik dengan menghasilkan rata-rata kelembaban sebesar 73.12% dan rata-
rata waktu durasi penyiraman sebesar 129 detik dengan mengetahui kondisi pada
pot media cacing tanah.
3. Pengujian sistem yang dibuat sebagai perbandingan kelembaban dan pH
dilakukan sebanyak 10 kali percobaan dengan waktu durasi penyiraman secara
otomatis yang cukup baik menghasilkan rata-rata perbandingan kelembaban
72.48% dan rata-rata perbandingan pH sebesar 6.95 dengan rata-rata waktu
durasi penyiraman 45.1 detik dengan mengetahui kondisi pada pot media cacing
tanah.
4. Pengujian sistem kontrol dan sistem monitoring yang telah dirancang sudah dapat
diimplementasikan dapat mengontrol dan memonitoring nilai kelembaban dan
pH melalui platform thingspeak dan protokol MQTT secara realtime dan mudah
menerima informasi serta masuknya notifikasi pada MQTT melalui smartphone.

75
5.2 Saran

Pada penulisan tugas akhir ini terdapat beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai
acuan dan pertimbangan potensi yang dikembangkan dari perancangan ini dikarenakan
masih belum bisa dikatakan sempurna, sehingga saran dari penulis antara lain :

1. Sensor kelembaban tanah dan pH tanah yang digunakan sebaiknya memiliki


tingkat akurasi yang tinggi dan proses kalibrasi sebaiknya menggunakan alat
yang cukup akurat agar sensor dapat mendeteksi kelembaban tanah dan pH tanah
secara akurat.
2. Implementasi untuk protokol MQTT sebaiknya menggunakan dengan broker
cloud MQTT, sehingga dapat mudah cara melakukan pengiriman atau transfer
data dengan fitur lengkap serta masuk notifikasi.

76
DAFTAR PUSTAKA

A-hussein, N., & Salman, A. D. (2020). IoT Monitoring System Based on MQTT
Publisher/Subscriber Protocol. Iraqi Journal of Computer, Communication, Control
and System Engineering, 28 April, 75–83. https://doi.org/10.33103/uot.ijccce.20.3.7

Abilovani, Z. B., Yahya, W., & Bakhtiar, F. A. (2018). Implementasi Protokol MQTT
Untuk Sistem Monitoring Perangkat IoT. 2(12), 7521–7527.

ATDY, M. F. J. (2019). PENGONTROLAN KELEMBABAN MENGGUNAKAN


KONTROLER ON-OFF DAN PENGONTROLAN SUHU MENGGUNAKAN
KONTROLER LOGIKA FUZZYPADA BUDIDAYA CACING TANAH. Jurusan
Teknik Elekto Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Malang.

Brata, B. (2006). Pertumbuhan Tiga Spesies Cacing Tanah Akibat. Jurnal Ilmu-Ilmu
Pertanian Indonesia, 8(1), 69–75.

Farmadi, A., & Nugrahadi, D. T. (2017). IMPLEMENTASI INTERNET OF THINGS (


IoT) PADA SISTEM MONITORING RUMAH KACA DENGAN MENGGUNAKAN
MIKROKONTROLER YANG TERTANAM SITEM FUZZY. Seminar Nasional
Informatika Dan Aplikasinya (SNIA) 2017, 1(September), 67–70.

Faroh, A. N., & Solichin, M. (2014). Vermikompos Penghasil Biomassa Cacing Tanah (
Lumbricus rubellus ) Dan Cacing Kalung Serta Kompos Dengan Metode Budidaya
Efektif. Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional Program Kreativitas Mahasiswa -
Kewirausahaan 2014 (PIMNAS PKM-K), 1(1), 1–4.

Hariyanto, N., Nataliana, D., & Nurdiansyah, S. (2017). Perancangan dan Realisasi
Sistem Otomatisasi Pengendali Ornamental Fountain Berbasis Mikrokontroler
Arduino Pro Mini. 5(1), 68–84.

INDRASTO, E. Y. (2019). RANCANG BANGUN ALAT MONITORING KUALITAS


UDARA PADA KANDANG AYAM BERBASIS WEB MENGGUNAKAN
PROTOKOL MQTT. Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Semarang. Semarang.

LOLOK, R. (2020). ALAT SENSOR SOIL TESTER. JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA.

Mahardika, T., Hanuranto, I. A. T. M. ., & Dr. Istikmal, S.T, M. . (2020). Desain Dan
Implementasi Sistem Pemantauan Alat Siram Tanaman Cabai Dengan Sensor Soil
Moisture Berbasis IoT. 7(1), 18–20.

77
Mawardah, M. (2019). Alat Pendeteksi Sensor pH Tanah pada Mikrokontruller Arduino
Uno. PROGRAM STUDI D-III FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATRA UTARA. MEDAN.

Muhamad Zulkarnain, Hadiwiyatno, N. zakaria. (2019). RANCANG BANGUN SISTEM


KONTROL KELEMBAPAN MEDIA PADA BUDIDAYA CACING TANAH.
Jartel, 9(4), 470–474.

Nalendra, A. K., & Mujiono, M. (2020). Perancangan IoT (Internet of Things) pada
Sistem Irigasi Tanaman Cabai. Generation Journal, 4(2), 61–68.
https://doi.org/10.29407/gj.v4i2.14187

Nurdiyanto, I. A. (2019). Monitoring Data Curah Hujan Berbasis Internet of Things.


Jurusan Teknik Elektro. Fakultas Sains Dan Teknologi. Universitas Sanata
Dharma. Yogyakarta.

Prasetyo, D., & M. Ibrahim Ashari, ST, MT Bagus Dr. F. Yudi Limpraptono, ST, M.
(2019). Pengembangan Alat Pendeteksi Kandungan Nutrisi Tanah Berbasis
Arduino. july.

Pratama, M. K. N., & Setiawan, G. (2021). Rancang Bangun Sistem Pengontrol


Kelembaban Tanah Pertanian Sayur Pakcoy dan Sawi. Jurnal Otomasi Kontrol Dan
Instrumentasi, 13(2), 101–108. https://doi.org/10.5614/joki.2021.13.2.5

Purwantara, H. (2017). Rancang Bangun Smart Farming Pada Pembudidayaan Cacing


Tanah Lumbricus Rubellus Menggunakan Arduino UNO. Jurusan Elektronika-D3
Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

Santoso, I., Adiwisastra, M. F., Simpony, B. K., Supriadi, D., Purnia, & Silvi, D. (2021).
IMPLEMENTASI NodeMCU DALAM HOME AUTOMATION DENGAN
SISTEM KONTROL APLIKASI BLYNK. Swabumi, 9(1), 32–40.
https://doi.org/10.31294/swabumi.v9i1.10459

Shamaratul Fuadi, O. C. (2020). Prototype Alat Penyiram Tanaman Otomatis dengan


Sensor Kelembaban dan Suhu Berbasis Arduino. Jurnal Teknik Elektro Indonesia,
1(1), 21–25.

Sirait, F., Herwiansya, I. S., & Supegina, F. (2017). PENINGKATAN EFISIENSI


SISTEM PENDISTRIBUSIAN AIR DENGAN MENGGUNAKAN IoT (Internet of
Things). Jurnal Elektro, 8(3), 234–239.

Sokop, S. J., , Dringhuzen J. Mamahit, ST., M. E., & , Sherwin R.U.A. Sompie, ST., M.
(2016). Trainer Periferal Antarmuka Berbasis Mikrokontroler Arduino Uno. Jurnal
Teknik Elektro Dan Komputer, 5(3), 13–23.

78
Somantri, & Mamun, C. (2021). SISTEM MONITORING PEMELIHARAAN TANAMAN
CABE BERBASIS INTERNET OF THINGS (IoT) MENGGUNAKAN MOBILE
APPS. 2(4), 6.

Sutama, I. W., Gama, A. W. O., Negara, I. G. A., & Falah, M. Y. (2021). Sistem
Monitoring Penyiraman Otomatis Tanaman Bunga Gemitir Menggunakan Aplikasi
Mobile dan Web Thingspeak. 4(2), 1–13.

Syukhron, I., Rahmadewi, R., & Ibrahim. (2021). Penggunaan Aplikasi Blynk Untuk
Monitoring dan Kontrol Jarak Jauh pada Sistem Kompos Pintar Berbasis IoT.
Electrician, 15(1), 1–11. https://doi.org/10.23960/elc.v15n1.2158

Tani, P. (2021, April 1). Cara Ternak Cacing Tanah. Retrieved juli 25, 2021, from
AnekaBudidaya.Com: https://anekabudidaya.com/cara-ternak-cacing-tanah/

79
LAMPIRAN

Lampiran 1 Program Arduino Uno (Sistem Kontrol)

#include <SoftwareSerial.h>

SoftwareSerial s(2, 3);

int pinSoil = A3;

int pinPH = A2;

float kelembaban = 0;

float Soilnilai = 0.0;

float Soilnilai1 = 0;

int PHnilai1 = 0;

float PHnilai = 0.0;

String data1,data2;

const int Pump_water = 7;

void setup() {

Serial.begin(115200);

s.begin(115200);

//sensor kelembaban

pinMode(pinSoil, INPUT);

//sensor ph

pinMode(pinPH, INPUT);

80
//mengaktifkan pompa

pinMode(Pump_water, OUTPUT);

void loop() {

kelembaban = analogRead(pinSoil);

PHnilai1 = analogRead(pinPH);

delay(500);

Soilnilai1 = kelembaban-1044.9;

Soilnilai = abs(Soilnilai1/-10.842);

PHnilai = (PHnilai1-906.32)/-125.7;

Serial.print("Humidity = ");

Serial.print(Soilnilai);

Serial.println(" %");

Serial.print("pH = ");

Serial.print(PHnilai);

Serial.println(" pH");

if(Soilnilai > 70.00){

digitalWrite(Pump_water, HIGH);

if(Soilnilai < 70.00){

digitalWrite(Pump_water, LOW);

delay(5000);

81
data1 = String(Soilnilai);

s.print(data1);

data2 = String(PHnilai);

s.print(data2);

String datakirim = String(data1) + "#" + String(data2);

Serial.println(datakirim);

delay(10000);

82
Lampiran 2 Program NodeMCU Esp8266 (Sistem Monitoring)

#include "ThingSpeak.h"

#include <SoftwareSerial.h>

#include <ESP8266WiFi.h>

#include <WiFiClient.h>

#include <PubSubClient.h>

String msgStr = "";

String msgStr1 = "";

char data;

String datakirim;

String Soilnilai, PHnilai;

String apiKey = "L0Z4SRSNKO81LRT5";

const char *ssid = "realme8i";

const char *password = "mobileprogresive";

const char* server = "api.thingspeak.com";

const char* mqttServer = "test.mosquitto.org";

const char* mqttUser = "root";

const char* mqttPassword = "wateringsystem";

const char* topic = "pengawasan";

unsigned long myChannelNumber = 1765209;

SoftwareSerial s(14, 12);

83
WiFiClient espClient;

PubSubClient client(espClient);

void setup_wifi() {

//letakkan kode pengaturan disini, untuk dijalankan sekali;

Serial.begin(115200);

s.begin(115200);

while (!Serial) {

; //wait for serial port to connect. Needed for native USB port only

delay(2000);

WiFi.mode(WIFI_OFF);

delay(2000);

WiFi.mode(WIFI_STA);

WiFi.begin(ssid, password);

Serial.println("");

Serial.print("Connecting");

while (WiFi.status() != WL_CONNECTED) {

delay(1000);

Serial.print(".");

Serial.println("");

Serial.print("Terhubung ke ");

Serial.println(ssid);

84
Serial.print("IP addres : ");

Serial.println(WiFi.localIP());

Serial.println("\nWiFi connected\n");

ThingSpeak.begin(espClient);

void reconnect() {

while (!client.connected()) {

Serial.print("Attempting MQTT connection...");

if (client.connect(mqttServer, mqttUser, mqttPassword)) {

Serial.println("connected");

client.subscribe("pengawasan");

Serial.println("Topic Subscribe");

} else {

Serial.print("failed, rc=");

Serial.print(client.state());

Serial.println(" try again in 5 seconds");

delay(1000);

void callback(char*topic, byte* payload, unsigned int length) {

Serial.print("Message arrived in topic: ");

Serial.println(topic);

Serial.print("Message:");

String pengawasan;

85
while (s.available()) {

pengawasan.concat(data);

for (int i = 0; i < length; i++) {

Serial.print((char)payload[i]);

pengawasan += (char)payload[i];

Serial.println();

Serial.print("Message size :");

Serial.println(length);

Serial.println();

Serial.println("---------------------");

Serial.println(pengawasan);

void setup() {

setup_wifi();

client.setServer(mqttServer, 1883);

client.setCallback(callback);

delay(3000);

void loop() {

if (!client.connected()) {

reconnect();

client.loop();

86
String pengawasan;

while (s.available()) {

data = s.read();

pengawasan.concat(data);

Serial.println(pengawasan);

Serial.println("Berhasil menerima data dari Arduino");

Soilnilai = pengawasan.substring(0, 5);

PHnilai = pengawasan.substring(5, 9);

msgStr = String(Soilnilai);

byte arrSize = msgStr.length() + 3;

char msg[arrSize];

Serial.print("Publish Data: ");

Serial.println(msgStr);

msgStr.toCharArray(msg, arrSize);

client.publish(topic, msg);

msgStr = "";

msgStr1 = String(PHnilai);

byte arrSize1 = msgStr1.length() + 2;

char msg1[arrSize1];

Serial.print("Publish Data: ");

Serial.println(msgStr1);

87
msgStr1.toCharArray(msg1, arrSize1);

client.publish(topic, msg1);

msgStr1 = "";

if(espClient.connect(server, 80)){

String postStr = apiKey;

postStr += "&field1=";

postStr += String(Soilnilai);

postStr += "&field2=";

postStr += String(PHnilai);

postStr += "\r\n\r\n";

client.print("POST /update HTTP/1.1\n");

client.print("Host: api.thingspeak.com\n");

client.print("Connection: close\n");

client.print("X-THINGSPEAKAPIKEY: " + apiKey + "\n");

client.print("Content-Type: application/x-www-form-urlencoded\n");

client.print("Content-Length: ");

client.print(postStr.length());

client.print("\n\n");

client.print(postStr);

Serial.print("%: ");

Serial.println(Soilnilai);

Serial.print("pH: ");

Serial.println(PHnilai);

Serial.println("\n Send to Thingspeak.");

88
delay(10000);

Serial.println("Channel update successful.");

89
Lampiran 3 Budidaya Mengambil Beberapa Media Cacing Tanah

Lampiran 4 Mengukur Tegangan Pada Power Supply

90
Lampiran 5 Hasil Implementasi Perangkat Keras Sistem Pengawasan Dan Penyiraman
Otomatis

91
Lampiran 6 Hasil Mendeteksi Kelembaban Dan pH Dengan Pompa Pada Bak Penampung
Air

92
1

Tech Support: support@iteadstudio.com

Soil Moisture Sensor

Overview

What is an electronic brick? An electronic brick is an electronic module which can be assembled like Lego bricks simply by
plugging in and pulling out. Compared to traditional universal boards and circuit modules assembled with various
electronic components, electronic brick has standardized interfaces, plug and play, simplifying construction of prototype
circuit on one’s own. There are many types of electronic bricks, and we provide more than twenty types with different
functions including buttons, sensors, Bluetooth modules, etc, whose functions cover from sensor to motor drive, from
Ethernet to wireless communication via Bluetooth, and so on. We will continue to add more types to meet the various
needs of different projects.
Electronic brick of soil moisture sensor is mainly used to detect the moisture content in the soil. The control board can get
the moisture value or threshold in the soil via analog or digital pins.

Features
1. Plug and play, easy to use. Compatible with the mainstream 2.54 interfaces and 4-Pin Grove interfaces in the market.

th
Soil moisture sensor iteadstudio.com 12 , April, 2013
2

Tech Support: support@iteadstudio.com

2. With use of M4 standard fixed holes, compatible with M4-standard kits such as Lego and Makeblock.

3. With switch to shift between analog and digital output. Able to read the specific soil moisture information (analog) or
the over-wet or over-dry soil information according to the threshold (digital). The adjustable potentiometer is used to
set the moisture threshold.

th
Soil moisture sensor iteadstudio.com 12 , April, 2013
3

Tech Support: support@iteadstudio.com

4. With hysteresis comparator circuit for more stable digital output voltage.

Specifications
PCB size 71.65mm X 24.00mm X 1.6mm
Working voltage 3.3or 5V DC
Operating voltage 3.3 or 5V DC
Compatible interfaces 2.54 3-pin interface and 4-pin Grove interface(1)(2)
Note 1: D for digital output port, A for analog output port, S for analog/digital output port ( defined according to the
switch), V and G for voltage at the common collector and ground respectively
Note 2: When setting as analog output, output range is 0-3.3V or 0-5V according to the working voltage; when setting as
digital output, output is 0/3.3V or 0/5V according to the working voltage.

Electrical characteristics
Parameter Min. Typical Max. Unit
Working voltage 2.1 5 5.5 VDC
Analog output voltage(VCC=5V) 0 Vout 5 V
Digital output voltage(VCC=5V) 0 - 5 V
Working current(VCC=5V) - 5 - mA
Threshold hysteresis ΔUth - VCC*0.09 - V

th
Soil moisture sensor iteadstudio.com 12 , April, 2013
4

Tech Support: support@iteadstudio.com

Hardware

Top view

Switch and indicator


1. Regulating of threshold voltage:
The threshold voltage is a voltage for comparison. When the soil moisture value read by the sensor is above the threshold
value, a low level (0V) will be digitally output; when the soil moisture value read by the sensor is below the threshold value,
a high level (3.3V or 5V) will be digitally output. In this way, the digital pin can be used directly to read the current soil
moisture value to see if it is above the threshold or not. The threshold voltage can be regulated by simply twisting the
potentiometer which is shown in Figure 1., and it increases by rotating to left side and decreases by rotating to right side.

th
Soil moisture sensor iteadstudio.com 12 , April, 2013
5

Tech Support: support@iteadstudio.com

2. Switch to shift between analog and digital output


For 4-pin Grove interface, this switch makes no sense.
For S pin in 2.54mm 3-pin interface, it outputs analog signals when switch is pushed to A terminal and digital signals
when pushed to D terminal. When there is analog signal output, it can read the specific soil moisture value; when
there is digital signal output, it can only indicate whether the soil moisture value is above threshold value or not.

DEMO
1. Push the snap switch of sensor to analog output, connect S port to A0 port of Arduino board, and we will use the
following program to read the analog value of soil and send it to computer for display via the serial port.

int ASignal = A0;


void setup() {
Serial.begin(9600);
}

void loop() {
int sensorValue = analogRead(ASignal);
Serial.println(sensorValue);
}

2. Push the snap switch of sensor to digital output, connect S port to D2 port of Arduino board, and we will use the
following program to read the digital value of soil and send the threshold to computer for display .

int DSIGNAL = 2;
void setup()
{
Serial.begin(9600);

th
Soil moisture sensor iteadstudio.com 12 , April, 2013
6

Tech Support: support@iteadstudio.com

pinMode(DSIGNAL, INPUT);
}

void loop()
{
int DsignalState = digitalRead(DSIGNAL);
Serial.println(DsignalState);
delay(100);
}

Revision history
Version Description Date Written by Audited by
v1.0 Initial edition 12th, April, 2013 Stan Lee Tse Zhe

th
Soil moisture sensor iteadstudio.com 12 , April, 2013
w w w . d e p o i n o v a s i . c o m

DATASHEET
SENSOR pH TANAH

Spesifikasi :

• B e k e r j a p a d a t e g a n g a n D C 5 V o l t

• S u p p o r t a r d u i n o d a n m i k r o k o n t r o l l e r l a i n n y a

• K o e f i s i e n l i n e a r i t a s d a t a p H t a n a h s e b e s a r 0 . 9 9 6 2

• K e d a l a m a n t a n a h p a d a s a a t p e n g u k u r a n s e b e s a r 6 c m d a r i u j u n g s e n s o r

• R u m u s p e r s a m a a n u m u m k o n v e r s i d a t a k o n d u k t i v i t a s y = -0.0693x + 7.3855,
dimana : x = nilai ADC, dan y=pH

1
w w w . d e p o i n o v a s i . c o m

DESKRIPSI
SENSOR pH TANAH

P I N W a r n a K a b e l D e s k r i p s i

O O

u t p u t H i t a m u t p u t k e p i n A 0 a r d u i n o

G G

n d P u t i h N D a r d u i n o

a b e l 1 . P i n S e n s o r

S e n s o r p H a n a h m e r u p a k a n s e n s o r p e n d e t e k s i t i n g k a t k e a s a m a n ( a c i d )

a t a u k e b a s a a n ( a l k a l i ) t a n a h . S k a l a p H y a n g d a p a t d i u k u r o l e h s e n s o r p H a n a h

i n i m e m i l i k i r a n g e 3 . 5 h i n g g a 8 . S e n s o r i n i d a p a t l a n g s u n g d i s a m b u n g k a n d e n g a n

p i n a n a l o g a r d u i n o m a u p u n p i n a n a l o g m i k r o k o n t r o l l e r l a i n n y a , t a n p a h a r u s

m e m a k a i m o d u l p e n g u a t t a m b a h a n .

KARAKTERISTIK
SENSOR pH TANAH
P a r a m e t e r S i m b o l M i n M a x U n i t s

masukan
T

e g a n g a n V c c 3 . 0 4 . 7 V

e g a n g a n k e l u a r a n Δ V o l t 4 4 5 A D C

R e s p o n W a k t u t 0 . 1 0 . 3 S

S e n s i t i v i t a s V c c 0 . 0 3 6 0 . 2 3 4 V

a b e l 2 . K a r a k t e r i s t i k S e n s o r

2
w w w . d e p o i n o v a s i . c o m

P e r b a n d i n g a n n i l a i e r h a d a i l a i e n s o r

p H T A N A H t p N A D C S

y = - 0 . 0 6 9 x + 7 . 3 8 5

R ²

n
= 0 . 9 9 6

S e

A D C A r d u i n o

1 2 4

0 0 0 3 0 0

p H T A N A H

G
T

r a f i k 3 . K a r a k t e r i s t i k n i l a i p H A N A H t e r h a d a p n i l a i A D C S e n s o r

3
w w w . d e p o i n o v a s i . c o m

DIAGRAM KONEKSI

S B
U

u t i h = G N D

o m p u t e r

i t a m = O u t p u t t o A 0

A r d u i n o

e n s o r

a m b a r 4 . D i a g r a m K o n e k s i S e n s o r k e A r d u i n o d a n K o m p u t e r

4
w w w . d e p o i n o v a s i . c o m

LAMPIRAN TABEL

DATA UJI SENSOR


T

P e r c o b a a n S e n s o r p H A N A H d e n g a n t a n a h d i b e r i l a r u t a n p H B u f f e r A s a m - B a s a

T T

a n a h A s a m a n a h B a s a

O O

C a i r a n A V M e t e r C a i r a n B a s a A V M e t e r

p H A D C p H A D C

A s a m ( m l ) ( m V ) ( m l ) ( m V )

0 7 4 9 . 7 7 0 7 4 1 . 5 6

6 6 1 1 7 . 9 2 0 6 7 3 6 4

1 2 4 . 9 2 0 4 3 5 1 2 - - -

1 8 4 . 3 2 3 4 4 5 1 8 - - -

T T

a b e l 5 . D a t a u j i s e n s o r p H a n a h

D i d a p a t k a n p e r s a m a a n :

y = -0.0693x + 7.3855, dimana : x = nilai ADC, dan y=pH

O
T

p H a n a h A V M e t e r ( m V ) A D C H a s i l R u m u s ( p H )

7 3 6 4 7 . 1 0 8 3

7 4 1 . 5 6 6 . 9 6 9 7

7 4 9 . 7 7 6 . 9 0 0 4

6 1 1 7 . 9 2 0 5 . 9 9 9 5

4 . 9 2 0 4 3 5 4 . 9 6

4 . 3 2 3 4 4 5 4 . 2 6 7

a b e l 6 . D a t a u j i r u m u s k o n v e r s i A D C k e p H

5
w w w . d e p o i n o v a s i . c o m

LAMPIRAN GAMBAR

G
T

a m b a r 7 . S e n s o r p H a n a h

G
T

a m b a r 8 . S a m p e l a n a h d a n L a r u t a n P H B u f f e r A s a m - B a s a

6
w w w . d e p o i n o v a s i . c o m

G
T

a m b a r 9 . S a m p e l a n a h y a n g s u d a h d i b e r i l a r u t a n b u f f e r A s a m - B a s a

a m b a r 1 0 . P e r a n g k a t p e n g u j i a n b e r u p a s e n s o r p H t a n a h , a n a l o g p H m e t e r ,

A V m e t e r d i g i t a l , a r d u i n o , l a p t o p , k a b e l d a t a U S B , t a n a h s a m p e l A s a m - B a s a

Anda mungkin juga menyukai