Anda di halaman 1dari 55

PENGONTROLAN DAN PEMELIHARAAN DARI SISTEM

KELISTRIKAN MESIN HOT PRESS RUBBER di PT.


INDUSTRI KARET NUSANTARA

Oleh :

Frandika Anugrah Simatupang

5193131024

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK

ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI

MEDAN MARET 2022

i
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN INDUSTRI

PENGONTROLAN DAN PEMELIHARAAN SISTEM


KELISTRIKAN DARI MESIN HOT PRESS RUBBER di PT.
INDUSTRI KARET NUSANTARA MEDAN

Oleh :

Frandika Anugrah

Simatupang 5193131024

Diajukan untuk memenuhi syarat seminar PKLI Pendidikan Teknik Elektro


Program Studi S-1 Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan

Medan, Maret 2022

Disetujui Dosen Pembimbing

PKLI

Dr. Sukarman Purba, S.T., M.Pd

NIP : 19620523.198703.1.002

ii
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN INDUSTRI

PENGONTROLAN DAN PEMELIHARAAN SISTEM


KELISTRIKAN MESIN HOT PRESS RUBBER

Oleh

Frandika Anugrah Simatupang

5193131024

Medan, Maret 2022

Pembimbing Lapangan Dosen Pembimbing

( Perusahaan )

Teguh Mahardi, S.T Dr. Sukarman Purba, S.T,.

M.Pd NIP :

1960052819860110022

Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Elektro

Dr. Salman Bintang, M.Pd

NIP : 196806151993031001

iii
ABSTRAK
Frandika Anugrah Simatupang (5193131024) “ Pengontrolan dan
Pemeliharaan Sistem Kelistrikan dari Mesin Hot Press Rubber di PT. Industri
Karet Nusantara Medan “ yang dilaksanakan selama satu bulan terhitung mulai
tanggal 17 Januari 2022 hingga 17 Februari 2022.

Praktik Kerja Lapangan Industri (PKLI) ini dilaksanakan di PT. Industri


Karet Nusantara berlokasi di Jl. Medan-Tebing Tinggi No.Km. 12, Amplas, Kec.
Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara 20148.

PT. Industri Karet Nusantara merupakan sebuah perusahaan yang


memproduksi produk-produk berbahan dasar karet yang proses pembuatannya
menggunakan alat-alat dan mesin-mesin dengan sistem kelistrikan seperti mesin
press, konveyor, panel. Sehingga pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Industri
(PKLI) yang berdasarkan kelistrikan dapat dilakukan dengan baik.

Pengoperasian dan pemeliharaan sistem kelistrikan mesin press setiap hari


pada saat memproduksi karet memiliki beberapa langkah dan pengaturan yang harus
dilakukan dengan baik dan benar agar mesin press tersebut berjalan dengan baik dan
benar.

Praktik Kerja Lapangan Industri (PKLI) bertujuan untuk menambah wawasan


dan ilmu pengetahuan yang berkaitan langsung dengan dunia kerja bagi penyusun
sebagai mahasiswa, yang nantinya diharapkan menjadi orang yang siap pakai dalam
dunia industri serta menerapkan ilmu yang diperoleh selama dibangku perkuliahan.

Laporan Praktik Kerja Lapangan Industri (PKLI) bertujuan untuk syarat


kelulusan dari mata kuliah Praktik Kerja Lapangan Industri (PKLI). Laporan ini juga
bertujuan sebagai bukti dari penyelesaian Praktik Kerja Lapangan (PKLI) yang telah
dilangsungkan selama 1 bulan, penyelesaian tersebut sejalan dengan pemahaman dan
kompetensi yang telah dikuasai. Metode pengumpulan informasi dan data yang
dilakukan adalah studi lapangan, konsultasi dengan dosen pembimbing, dan studi
dokumentasi pelaksanaan.

iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Ilmiah yang berjudul “
Pengontrolan dan Pemeliharaan Sistem Kelistrikan dari Mesin Hot Press
Rubber di PT. Industri Karet Nusantara Medan “ yang dilaksanakan selama satu
bulan terhitung dari tanggal 17 Januari 2022 hingga 17 Februari 2022.

Penulisan karya ilmiah ini merupakan salah satu syarat akademik untuk
memenuhi mata kuliah Penulisan Karya Ilmiah di Jurusan Pendidikan Teknik
Elektro, Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. Laporan ini disusun berdasarkan
observasi lapangan serta peninjauan langsung terhadap objek praktek.

Pada kesempatan ini saya menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-


besarnya kepada banyak pihak yang telah membantu penyelesaikan penyusunan
Karya Ilmiah ini. Dan bantuan serta motivasi dari orang-orang terdekat saya maka
laporan ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Untuk itu saya
mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada kedua orang tua saya. Ayah
Timbul Simatupang dan Ibu Lasmaria Hutagalung yang telah memberikan
motivasi, doa dan dukungan baik moral maupun material.
Saya juga mengucapkan terimakasih banyak kepada bapak Dr. Sukarman
Purba, S.T., M.Pd. selaku dosen mata kuliah Penulisan Karya Ilmiah yang telah
banyak membantu saya dan meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing saya
serta memberi masukan dan juga nasehat kepada saya sehingga selesai dengan baik
dan tepat waktu.
Saya juga mengucapkan terimakasih kepada Yang Terhormat:
1. Prof. Dr. Harun Sitompul,M.Pd, selaku Dekan Fakultas Teknik UNIMED.
2. Dr. Zulkifli, M.Si. selaku Wakil Dekan 1 Fakultas Teknik UNIMED
3. Dr. Salman Bintang, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Elektro
Fakultas Teknik UNIMED.
4. Drs. Dadang Mulyana, M.Pd, selaku Ketua Prodi Jurusan Pendidikan Teknik
Elektro Fakultas Teknik UNIMED.
5. Prof. Dr. Baharuddin, S.T, M.Pd, selaku dosen Pembimbing Akademik.
6. Bapak/Ibu Dosen Pendidikan Teknik Elektro yang telah banyak memberikan
ilmunya kepada saya selama masa perkuliahan.

v
7. Staff Administrasi di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro yang sudah banyak
membantu dalam pengurusan berkas.
8. Orang tua tercinta yang telah memberi semangat yang tidak ternilai selama
melaksanakan kegiatan.
9. Bapak Jasir Swondo selaku Direktur PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA
10. Bapak Muhammad Ismed selaku Kabid SDM dan Umum PT. INDUSTRI
KARET NUSANTARA
11. Bapak Teguh Mahardi, S.T. Selaku Pembimbing Lapangan selama Praktik
Kerja Lapangan Industri berlangsung
12. Teman-teman Penulisan Karya Ilmiah yang telah memberikan dukungan
untuk tetap semangat dalam menyusun laporan ini.
13. Kepada semua teman - teman Prodi Pendidikan Teknik Elektro 2019 yang
telah memberikan dukungan kepada saya.

Dalam penulisan laporan ini, saya menyadari bahwa Karya Ilmiah ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu mohon kepada semua pihak yang membaca
laporan ini untuk memberikan kritik dan saran yang membangun, sehingga kesalahan
dalam laporan ini dapat diperbaiki ke depannya dan dapat bermanfaat bagi saya dan
bagi pembaca.

Medan, Maret 2022

Penulis

FRANDIKA ANUGRAH SIMATUPANG

NIM: 5193131024

vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................... iii

ABSTRAK................................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR................................................................................................. v

DAFTAR ISI............................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR...............................................................................................

DAFTAR TABEL ...................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................................... 1

A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 2
C. Maksud dan Tujuan.................................................................................. 2
D. Manfaat PKLI............................................................................................... 3
E. Waktu dan Tempat PKLI.........................................................................4
F. Gambaran Umum Perusahaan..............................................................4

BAB II. Kajian Teori............................................................................................... 8

A. Pengertian Sistem Pengontrolan Motor Listrik..............................8


B. Ruang Lingkup Sistem Kontrol.............................................................8
1. Latar Belakang Pengontrolan......................................................................8
2. Permasalahan..................................................................................................... 9
C. Jenis – Jenis Sistem Pengontrolan........................................................10
1. Sistem Pengontrolan Terbuka (Open Loop System)..........................10
2. Sistem Pengontrolan Tertutup (Closed Loop System ).....................11
3. Perbandingan Antara Sistem Pengontrolan Terbuka (Open Loop
System ) dan Sistem Pengontrolan Tertutup (Closed Loop System)
...................................................................................................................................... 12
D. Fungsi Dasar Sistem Kontrol Motor Listrik......................................13

vii
E. Pengertian Pemeliharaan....................................................................... 15
1. Tujuan Pemeliharaan...................................................................................... 15
2. Jenis – Jenis Pemeliharaan............................................................................16
3. Jadwal Pemeliharaan....................................................................................... 16
F. Komponen Panel Daya.............................................................................17
G. Motor Listrik Hot Press........................................................................... 25
1. Komponen Motor Listrik.............................................................................. 25
2. Konstruksi Motor Listrik.............................................................................. 28

BAB III. TEKNIK PELAKSANAAN........................................................................34

A. Pengalaman Lapangan......................................................................................... 34
B. Perawatan dan Perbaikan Motor Listrik......................................................34
C. Refleksi Mahasiswa PKLI.................................................................................... 40

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN....................................................................41

A. Kesimpulan................................................................................................. 41
B. Saran.............................................................................................................. 41

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 42

LAMPIRAN................................................................................................................ 4

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Praktik Kerja Lapangan Industri (PKLI) merupakan salah satu mata kuliah
wajib yang ada di Program Studi Pendidikan Teknik Elektro, dimana tujuannya
juga untuk meningkatkan kualitas mahasiswa dari segi kompetensi kompetensi
di bidang keindustrian. Pelaksaan PKLI yang dilakukan oleh penulis berada di
PT.Industri Karet Nusantara Medan untuk meningkatkan kompetensi tentang
sistem kelistrikan yang digunakan pabrik tersebut pada saat melakukan produksi.
Ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini semakin menuntut lembaga
perguruan tinggi untuk meningkatkan metode pengajaran dan pendidikannya.
Untuk itu Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan, khususnya program studi
Pendidikan Teknik sebagai salah satu akademis yang berorientasi pada ilmu
pengetahuan dan teknologi memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
mengembangkan diri agar rnampu mengakomodasi perkembangan yang ada.
Salah satu sistern yang digunakan yaitu dengan memaasukkan prograrn kerja
praktek pada kurikuhun sebagai kegiatan yang wajib diikuti oleh mahasiswa.
Program kerja praktek ini mahasiswa dituntut bekerja secara langsung terjun
kelapangan untuk memperluas wawasan dan cara berfikir.
Mahasiswa tidak halrya dituntut untuk memiliki ilmu pengetahuan yang luas
tetapi juga memiliki keterampilan dan kemampuan menerapkan ilmu yang
dimiliki. Universitas Negeri Medan meningkatkan kerja sama dibidang industri,
dalam hal ini bisa dilakukan dengan ,study excursion, kerja praktek,
magang,.loint research, dan lain sebagainya. Karena itu mengapa kerja praktek
merupakan salah satu kuliah yang wajib harus diikuti.

1
Mesin press rubber merupakan sebuah mesin yang menggunakan energi
listrik sebagai sumber nya. Penggunaan mesin press rubber tidak terlepas dari
pengontrolan yang baik dari panel dan instalasi daya agar tidak terjadi gangguan
pada saat penggunaan mesin press nya.
Oleh sebab itu berdasarkan pengalaman Praktik Kerja Lapangan Industri
(PKLI) yang telah dilaksanakan, penulis mengangkat judul laporan PKLI :
Pengontrolan dan Pemeliharaan Mesin Press Rubber di PT. Industri Karet
Nusantara Medan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sistem kelistrikan yang digunakan mesin press rubber ?
2. Bagaimana pengontrolan dari panel daya pada mesin press rubber ?
3. Bagaimana pemeliharaan dan relay yang diterapkan pada sistem kelistrikan
mesin press rubber ?

C. Maksud Dan Tujuan


1. Maksud PKLI
Maksud dilaksanakannya Praktek Kerja lapangan Industri (PKLI) yang
diwujudkan dalam kerja di PT. Industri Karet Nusantara sebagai salah satu
syarat Tugas Akhir untuk menyelesaikan Studi Sarjana dan sebagai kegiatan
mahasiswa untuk mencari Pengalaman kerja sebelum memasuki dunia kerja
yang sesungguhnya, serta mengaplikasikan ilmu yang diperoleh mahasiswa di
perguruan tinggi di lapangan Industri.
2. Tujuan PKLI
Tujuan pelaksanaan praktek kerja lapangan industri PT. Industri Karet
Nusantara, adalah :
a. Meningkatkan kompetensi dasar tentang sistem kelistrikan, seperti mesin
listrik, panel daya, instalasi daya, instalasi penerangan, grounding.
b. Mengetahui pengontrolan sistem kelistrikan mesin press rubber pada saat
pengoperasiannya.

2
c. Mengetahui pemeliharaan dari panel daya mesin press rubber.
d. Mengetahui proteksi yang digunakan pada sistem kelistrikan mesin press
rubber

D. Manfaat PKLI

Adapun manfaat yang dapat diperoleh, yaitu :


1. Bagi Mahasiswa :
a. Memperoleh pengetahuan baru tentang pengontrolan dan pemeliharaan
panel daya pada sistem kelistrikan mesin press rubber
b. Dapat membandingkan antara teori yang didapat dari bangku kuliah dengan
kenyataan yang terjadi dilapangan / industri.
c. Menambah wawasan untuk mempersiapkan diri secara teori dan praktik.
d. Telah menyelesaikan mata kuliah Praktek Kerja Lapangan Industri di
Jurusan Pendidikan Teknik Elektro sebanyak 2 SKS
2. Bagi Fakultas Teknik – Universitas Negeri Medan :
a. Meningkatkan kualitas lulusan dari Fakultas Teknik dengan keseimbangan
antara teori dan praktik.
b. Menjalin kerjasama antara pihak universitas terutama fakultas teknik
dengan dunia industri.
c. Menjalin kerjasama dengan industri dalam meningkatkan mutu lulusan
Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri
Medan.
d. Dapat mengetahui keberadaan perusahaan dari sudut pandang mahasiswa
yang melakukan Praktek Kerja Lapangan Industri di PT. Industri Karet
Nusantara
3. Bagi Perusahaan
a. Perusahaan dapat melakukan sharing dengan mahasiswa mengenai
perkembangan tentang jaringan distribusi.
b. Sebagai sarana untuk memberikan kriteria tenaga kerja yang dibutuhkan
oleh PT. Industri Karet Nusantara.

3
c. Ikut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan dapat meningkatkan
kualitas manusia yang mengarahkan peningkatan intelektual dan
profesionalisme.
d. Perusahaan dapat memanfaatkan tenaga tugas mahasiswa untuk beroperasi
membantu pegawai mekanik kelistrikan PT. Industri Karet Nusantara

E. Waktu dan Tempat PKLI


1. Waktu PKLI
Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Industri (PKLI) berlangsung selama 1
bulan atau 30 hari dimulai pada tanggal 17 Januari 2022 dan selesai hingga
tanggal 17 Februari 2022 . Jadwal pelaksanaan berlangsung dari hari senin-jum’at
selama 9 jam setiap harinya tepatnya dimulai pada pukul 08:00 WIB hingga 17:00
WIB
2. Tempat PKLI
Tempat pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Industri yaitu di PT. Industri
Karet Nusantara Jl. Medan – Tebing Tinggi No. Km. 12, Amplas, Kec. Percut Sei
Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara 20148.

F. Profil Umum

PT. Industri Karet Nusantara a. Sejarah Singkat PT. Industri Karet Nusantara
PT. Industri Karet Nusantara didirikan pada tahun 1965 dan dikelola oleh Yayasan
Dana Tanaman Keras (DATAK) Sumatera Utara dengan nama Pabrik Ban Sepeda
TAVIP yang memproduksi ban luar dan ban dalam sepeda. Sejak mulai berdiri
hingga saat ini, PT. Industri Karet Nusantara beberapa kali mengalami pengalihan
pengelolaan mulai dari pertengahan tahun1968, hingga awal tahun 1971
pengelolaannya dialihkan dari DATAK kepada PT. Perkebunan II (PERSERO)
Tanjung Morawa sesuai SK Mentan No. 175/Kpts/OP/8/68 dengan Industri Karet
TAFIKA yang memproduksi ban sepeda dan karet gelang.

Sampai dengan pertengahan tahun 1971 berdasarkan SK perwakilan B.C/PT.


Perkebunan III (PERSERO) dengan produk yang dihasilkan berupa Rubber Article,

4
karet gelang dan ban sepeda, itupun hanya beberapa bulan saja, karenapada tahun
1971 sesuai SK Dirjenbun No.76/BCU.KPB/Kpts/1971 pengelolaannya beralih
kepada KPB.PNP/PT. Perkebunan III (PERSERO) IIX Sumut – Aceh sampai dengan
tahun 1977.

Pada awal 1978 sesuai dengan SK. Mentan No.12/Kpts/UM/1978


pengelolaannya dialihkan kembali kepada PT. Perkebunan III (PERSERO) hingga 13
Februari 1996, dan sejak saat itu PT. Industri Karet Nusantara ini tidak memproduksi
ban sepeda, akan tetapi menambah jenis produk yaitu sarung tangan karet, dock
fender, dan conveyer belt. Pada Januari 2003 hingga Desember 2004, Pabrik Industri
Karet Nusantara PTPN-III berdasarkan KPTS Direksi No.III.10/SKPTS/R/07A/2003
tanggal 27 Januari 2003 mengurangi unit usahanya yaitu sarung tangan karet dan
karet gelang. Sehingga pada saat itu Pabrik Industri Karet Nusantara hanya
memproduksi Rubber Article ( dock fender, conveyer belt dan benang karet).

Pada Januari 2005 hingga 20 Juni 2006, Pabrik Industri Karet Nusantara PTPN-
III sesuai dengan SKPTS No.3.08/SKPTS/R/01/2005 tanggal 10 Januari 2005
berubah nama menjadi PRTRA (Pabrik Rubber Thread dan Rubber Article).

Akan tetapi pada tanggal 1 Juli 2006 sampai saat ini, Pabrik Rubber Thread dan
Rubber Article (PRTA) PTPN-III berdasarkan surat edaran IKN No.IKN/SE/01/2006
tanggal 27 Juni 2006 berubah nama menjadi PRTA dan PRPNE (Resiprene) yang
menghasilkan produk Rubber Article, Rubber Thread dan Resipren.

Ruang lingkup perusahaan ini adalah memproduksi benang karet yang bermutu
tinggi dan mampu bersaing dipasar ekspor maupun impor yang bahan dasarnya
berasal dari karet alam. Lokasi perusahaan PT. Industri Karet Nusantara (PT. IKN)
yaitu Jalan Medan – Tanjumg Morawa km 9,5 Kecamatan Medan Amplas,
Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara, dan Unit Pabrik Resiprene 35 yang
berlokasi di Desa Sei Bamban Estate, Kelurahan Sei Bamban, Kabupaten Serdang
Bedagai, Provinsi Sumatera Utara

5
1. Visi dan Misi Perusahaan
Sebagaimana lazimnya pabrik yang memiliki tujuan untuk mendukung dan
memberikan konstribusi kepada visi dan misi yang telah ditetapkan oleh
perusahaan, dimana visi dan misinya adalah sebagai berikut :

VISI

Menjadi perusahaan Industri Hilir Karet dengan Tata Kelola Bisnis terbaik,
berdaya saing tinggi dan fokus pada pelanggan

MISI

a. Memberikan nilai tambah dan margin bagi Stake Holder


b. Mengembangkan Industri Hilir Karet berbasis Teknologi dan berorientasi
pasar secara berkesinambungan
c. Menjadikan perusahaan terpilih yang menarik bagi mitra bisnis dan Investor
d. Mengembangkan inovasi untuk meraih pasar / pelanggan
e. Melaksanakan seluruh aktivitas perusahaan yang berwawasan lingkungan

TATA NILAI

a. Team-work
Selalu mengutamakan kerja sama tim, agar mampu menghasilkan sinerji
optimal bagi perusahaan.
b. Innovation
Selalu menghargai kreatifitas dan menghasilkan inovasi dalam methoda
baru dan produk baru
c. Exellence
Selalu memperlihatkan gairah keunggulan dan berusaha bekerja keras
untuk hasil maksimal sesuai dengan kompetensi kita.
d. Proactivity
Selalu bersikap proaktif, dengan penuh inisiatif dan mengevaluasi resiko
yang mungkin terjadi.

6
e. Responsibility
Bertanggung jawab atas keputusan yg diambil dan tindakan yg dilakukan

G. Struktur organisasi PT. Industri Karet Nusantara

PT. Industri Karet Nusantara memiliki struktur organisasi yang


menggambarkan karangka hubungan antara pimpinan dengan karyawan. Untuk
mengetahui kedudukan, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing bagian.
Struktur organisasi Unit biasanya berbentuk bagan yang menunjukan fungsi dari
pimpinan sampai posisi masing-masing bidang karyawan. Struktur organisasi selain

7
memperhatikan tingkat spesialisasi aktivitas tersebut, juga menjelaskan hirarki dan
susunan kewenangan, serta hubungan pelaporan (siapa melapor, pada siapa). Dengan
adanya struktur organisasi, stabilitas dan komunitas organisasi tetap dapat dilakukan.

8
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pengertian Sistem Pengontrolan Motor Listrik


Pengertian sistem secara sederhana dapat diartikan dengan ikatan dari
beberapa bagian atau komponen atau peralatan yang saling tergantung satu sama
lainnya. Sistem ini akan berfungsi jika seluruh bagian atau komponen atau
peralaannya lengkap. Sementara pengontrolan motor listrik dapat diartikan
sebagai pengaturan, pelayanan atau pengawasan terhadap bekerjanya motor listrik
agar motor listrik yang dipergunakan untuk menggerakkan mesin-mesin dapat
melakukan proses kerja sesuai dengan yangdikehendaki dan aman bagi operator
maupun aman bagimotor listrik itu sendiri. Berdasarkan uraian diatas, maka
sistem pengontrolan motor listrik dalam arti yang luas meliputi menjalankan,
mengerem, memutar balik putaran,mengatur kecepatan motor listrik, melindungi
peralatankontrol termasuk motor listrik itu sendiri sampai dengan menghentikan
motor listrik. Banyak atau sedikitnyabentuk-bentuk pengontrolan yang dapat
diterapkan pada sistem pengontrolan motor listrik sangat tergantung kepada kerja
motor listrik yang diinginkan. Apabila kerja motor listrik hanya untuk berputar
dan berhenti, maka bentuk sistem pengontrolannya hanya menjalankan
danmenghentikan motor listrik yang diterapkan. Sedangakan apabila motor listrik
bekerja untuk aplikasi lebih banyakatau motor listrik yang digunakan lebih dari
satu makasemua bentuk pengontrolan seperti mengerem, membalik putaran,
mengasut, dan kerja motor listrik secara berurutan atau bergantian dan sebagainya
dapat diterapkan.

B. Ruang Lingkup Sistem Kontrol


1. Latar Belakang Pengontrolan
Sebelum pengontrolan mesin-mesin di industri yang serba otomatis
ditemukan, penggunaan pengontrolan dimulai dengan yang paling sederhana.

9
Kegiatan pengontrolan terhadap bekerjanya motor listrik senantiasa
berkembang terutama setelah diperkenalkannya sakelar magnet atau kontaktor
magnet, relay pengatur, tombol tekan, dan sakelar pelampung. Dengan adanya
peralatan kontrol tersebut, maka pengontrolan motor listrik dari mesin press
dapat dibuat semi otomatis dan otomatis dengan istilah lain disebut sistem
pengontrolan tertutup. Dikatakan sebagai pengontrolan otomatis jika untuk
menjalankan dan menghentikan motor listrik tersebut tidak lagi diperlukan
tenaga manusia sebagai operator. Walaupun tingkat otomatis di bidang
pengontrolan mesin- mesin di industri sudah sedemikian majunya, tetapi pada
awal pengontrolan tersebut dioperasikan masih tetap diperlukan tenaga
operator untuk pemberian tenaga listriknya. Munculnya komponen elektronika
seperti Silicon Control Rectifier (SCR), DIAC, TRIAC, rangkaian logika
(Digital Integrated Circuit), dan microprosesor telah melahirkan pula peralatan
kontrol seperti sistem pengaturan (servo system), Programmable Logic Control
(PLC) dan micro computer. Dengan peralatan kontrol ini lebih memungkinkan
dilakukan proses pengontrolan mesin-mesin yang sangat kompleks yang
disertai efisiensi dan efektivitas yang tinggi.
2. Permasalahan
Pengontrolan motor listrik merupakan suatu proses yang dilakukan di
dalam pemanfaatan motor listrik di industri. Oleh karena itu perlu dipahami
secara teori dan praktek. Dengan menitikberatkan pada pengetahuan
rangkaian pengontrolan yang praktis, diharapkan makin teliti dalam
menentukan bentuk pengontrolan untuk setiap jenis pekerjaan motor listrik.
Oleh karena penentuan bentuk pengontrolan yang tidak sesuai dengan jenis
pekerjaan motor, akan menyebabkan berkurangnya efektivitas dari mesin
tersebut. Oleh karenanya, kebutuhan akan teknisi-teknisi yang memiliki
pengetahuan dan keterampilan di bidang sistem pengontrolan motor listrik
semakin meningkat Faktor lain yang harus dipertimbangkan dalam
pengontrolan motor listrik di industri adalah penggunaan jala-jala listrik.
Apabila beban memerlukan daya listrik kecil maka sebaiknya gunakan jala-
jala listrik satu phasa dan motor listrik satu phasa. Namun apabila beban

1
memerlukan daya listrik yang besar, maka gunakan jala-jala listrik tiga phasa
dan motor listrik tiga phasa. Oleh karenanya dewasa ini di industri banyak
digunakan motor listrik tiga phasa sebagai tenaga penggerak dibandingkan
motor listrik satu phasa karena beban listrik yang besar.

C. Jenis-jenis Sistem Pengontrolan


Berdasarkan kerja dari sistem peralatan kontrolnya, pengontrolan motor
listrik dibagi dalam dua bagian utama, yaitu sistem pengontrolan terbuka (open
loop system) dan sistem pengontrolan tertutup (closed loop system).
1. Sistem Pengontrolan Terbuka (Open Loop System)
Untuk mendapat gambaran tentang sistem pengontrolan terbuka (open loop
system) dapat diambil suatu contoh mesin tenun pembuat kain. Jika mesin
tenun akan dioperasikan maka sumber daya listrik akan dialirkan melalui
peralatan kontrol, kemudian motor listrik bekerja dan selanjutnya mesin tenun
melaksanakan tugas untuk menenun serat-serat benang menjadi kain. Apabila
salah satu serat benang terputus, sakelar pada peralatan kontrol harus terbuka.
Maka daya listrik ke motor terputus, akibatnya mesin tenun berhenti. Di sini
diperlukan seorang operator pengamat yang akan membuka dan menutup
saklar apabila terjadi benang putus. Hal ini dilaksanakan berdasarkan
pengamatan operator pada mesin tenun. Sistem kerja pengontrolan seperti ini
disebut sistem pengontrolan terbuka, yang digambarkan dalam blok diagram
Dari gambar blok diagram sistem pengontrolan terbuka terlihat bahwa input
yang diinginkan adalah motor listrik harus berhenti apabila ada benang yang
putus, sedangkan output yang terjadi adalah mesin tenun tetap bekerja
meskipun ada benang yang putus. Ternyata dalam hal ini signal output (akibat)
tidak memengaruhi input (penyebab). Maka pada sistem ini perubahan kerja
dari motor listrik hanya dapat terjadi jika sistem kerja kontrolnya diubah oleh
tenaga manusia (operator) secara manual.

1
2. Sistem Pengontrolan Tertutup (Closed Loop System)
Apabila fungsi operator pada mesin tenun di atas digantikan oleh sakelar mini
(micro switch) yang dipasang pada serat benang, maka sistem pengontrolan
terbuka dapat berubah menjadi sistem pengontrolan tertutup (closed loop
system) yang dapat digambarkan dalam bentuk blok diagram: Sakelar
Peralatan kontrol Motor Listrik Mesin tenun + Input Output signal Feed Back
Apabila salah satu serat benang pada mesin tenunputus, maka segera akan
diberikan signal kepada sakelar mini (micro switch). Akibatnya posisi kontak
dari sakelar mini akan tertutup, arus listrik mengalir ke peralatan kontrol,
seterusnya pemberian daya listrik yang ke motor listrik akan terputus, motor
listrik berhenti berputar dan akhirnya mesin tenun juga berhenti. Apabila
benang yang putus tadi disambungkan, maka sakelar mini membuka lagi dan
mesin tetap membutuhkan operator untuk menghubungkan sumber daya listrik
ke motor untuk permulaan berputar. Di sini terlihat bahwa output memengaruhi
input, maka sistem ini disebut sistem pengontrolan tertutup. Atau dengan kata
lain sistem pengontrolan tertutup adalah sistem pengontrolan yang
memanfaatkan pengaruh yang ditimbulkan dari hasil kerja motor untuk
melakukan perubahan operasinya tanpa menggunakan tenaga operator.
Munculnya peralatan kontrol seperti Programmable Logic Control (PLC) dan
analog komputer, penyambungan benang putus sudah dapat dilakukan secara
otomatis tanpa harus dilakukan oleh tenaga manusia. Dengan penerapan sistem
kontrol ini memungkinkan beberapa mesin tenun dapat dikontrol oleh satu
orang operator. uraian dari kedua jenis sistem pengontrolan tersebut, maka
pemakaian sistem pengontrolan tertutup merupakan cara pengontrolanByang
paling efisien dan efektif untuk digunakan dalam pengontrolan motor listrik,
jika dibandingkan dengan sistem pengontrolan terbuka. Di samping
keuntungan yang diperoleh dari penggunaan sistem pengontrolan tertutup,
terdapat juga kekurangannya yaitu kebutuhan tenaga manusia (man power)

1
dalam suatu pabrik akan jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan
penggunaan sistem pengontrolan terbuka. Sehingga akan berdampak pada
meningkatnya jumlah pengangguran. Sehubungan dengan hal ini, maka
penerapan sistem pengontrolan. tertutup yang canggih di Negara kita perlu
dipertimbangan dengan tepat dan cermat.

3. Perbandingan antara Sistem Pengontrolan Terbuka (Open Loop System)


dan Sistem Pengontrolan Tertutup (Closed Loop System)
Suatu kelebihan dari sistem kontrol lup tertutup adalah penggunaan umpan
balik respons sistem relatif kurang peka terhadap ganggaun eksternal yang
membuat dan perubahan internal pada parameter sistem. Jadi mungkin dapat
digunakan komponen-komponen yang relatif kurang teliti dan murah untuk
mendapatkan pengontrolan "plant" dengan teliti, hali ini tidak mungkin
diperoleh pada sistem lup terbuka. Dari segi kestabilan, sistem kontrol lup
terbuka lebih mudah dibuat karena kestabilan selalu bukan merupakan
persoalan utama. Sebaliknya, kestabilan selalu merupakan persoalan utama
pada sistem kontrol lup tertutup karena cenderung terjadi kesalahan akibat
koreksi berlebih yang dapatNmenimbulkan osilasi pada amplitude konstan
ataupun berubah. Harus ditekankan bahwa untuk sistem dengan masukan yang
telah diketahui sebelumnya dan tidak ada gangguan, maka disarankan untuk
menggunakan kontrol lup terbuka. Sistem kontrol lup tertutup mempunyai
kelebihan hanya jika terdapat gangguan yang tidak dapat diramal dan/atau
perubahan yang tidak dapat diramal pada komponen sistem. Perhatikan bahwa
batas kemampuan daya keluaran ikut menentukan biaya, berat dan ukuran
sebuah sistem servomekanisme (atau penanaman modal, tenaga kerja, dan
sebagainya, pada sistem bisnis). Untuk memperkecil daya yang diperlukan oleh
sistem, bila mungkin dapat digunakan kontrol lup terbuka. Kombinasi yang
sesuai antara kontrollup terbuka dan tertutup biasanya lebih murah dan akan
memberikan performansi sistem keseluruhan yang diinginkan. Beberapa sistem
kontrol lup terbuka yang sering dijumpai dapat diubah menjadi sistem kontrol
lup tertutup, jika operator manusia dipandang sebagai kontroler,

1
membandingkan masdukan dan keluaran kemudian melakukan aksi koreksi
yang berdasarkan semacam pada selisih atau kesalahan yang diperoleh. Jika
kita berusaha menganalisis sistem kontrol lup tertutup yang melibatkan
operator manusia semacam itu, kita akan menjumpai persoalan yang sulit
dalam menuliskan persamaan yang menggambarkan perilaku manusia. Salah
satu dari beberapa faktor yang kompleks dalam kasus ini adalah kemampuan
penalaran dari operator manusia. Jika operator mempunyai banyak
pengalaman,Nia akan menjadi kontroler yang lebih baik, dan hal ini harus
diperhitungkan dalam menganalisis sistem itu. Sistem kontrol yang mempunyai
kemampuan untuk menalar disebut sistem kontrol dengan penalaran (learning
control system). Konsep ini masih cukup baru dan belum diselidiki
sepenuhnya. Berbeda dengan sistem kontrol adaptif, konsep ini sudah banyak
dikenal dan menjadi perhatian disainer sistem, karena pada sistem kontrol
adaptif, mempunyai karakteristik dinamik yang diidentifikasikan setiap saat
sehingga parameter kontroler dapat diatur untuk menjaga performansi optimal,
di samping itu sistem kontrol adaptif mengikuti perubahan sekeliling, juga
akan menyesuaikan kesalahan-kesalahan atau ketidakpastian desain teknik
yang layak dan akan mengkompensasi kerusakan sebagian kecil komponen-
komponen sistem sehingga memperbesar keandalan sistem keseluruhan.

D. Fungsi dasar sistem Kontrol Motor Listrik

Sistem kendali motor menjalankan beberapa fungsi dasar. Yang tercantum di


bawah ini jelas tidak tunggal, tetapi sangat umum. Fungsi dasar ini akan
dibahas lebih detail dalam materi ini.

Penting tidak hanya untuk memahami fungsi dasar dari sistem kontrol, tetapi
juga untuk mengetahui bagaimana menggunakan komponen kontrol untuk
mengimplementasikan logika rangkaian yang diperlukan.

a. Mulai fungsi di sistem control

1
Menghidupkan motor adalah salah satu tujuan utama rangkaian kontrol
motor. Bergantung pada persyaratan rangkaian, beberapa metode dapat
digunakan. Cara termudah adalah mulai melintasi garis. Ini dilakukan
dengan menghubungkan motor langsung ke kabel daya.

Namun, dalam beberapa kasus, mungkin motor perlu dihidupkan dengan


kecepatan rendah dan berakselerasi hingga kecepatan penuh dalam jangka
waktu tertentu. Dalam kasus lain, mungkin perlu untuk membatasi jumlah
arus atau torsi selama penyalaan.

b. Hentikan fungsi dalam sistem control

Fungsi lain dari sistem kendali adalah untuk menghentikan motor. Cara
termudah adalah dengan mencabut motor dari kabel daya dan kemudian
menghentikannya.

Namun, dalam beberapa kasus, mungkin perlu menghentikan motor lebih


cepat, atau menahan beban melalui rem saat motor dihentikan.

c. Fungsi inching Pada Sistem Kontrol

Inching adalah metode yang digunakan untuk menggerakkan motor dengan


daya pendek. Ini biasanya dilakukan untuk memindahkan motor atau beban
ke posisi yang diinginkan.

Perbedaan antara joging dan jogging adalah joging dicapai dengan


menghubungkan sementara motor ke tegangan listrik penuh, dan joging
dicapai dengan menghubungkan sementara motor ke tegangan yang
diturunkan.

d. Fungsi kontrol kecepatan dalam sistem control

Beberapa sistem kontrol membutuhkan kecepatan variabel. Ada beberapa


cara untuk mencapai ini. Salah satu metode yang paling umum adalah melalui
kontrol konversi frekuensi.

1
Digunakan pada motor arus bolak-balik (AC), atau dengan mengontrol
tegangan yang diterapkan ke dinamo dan medan magnet motor arus searah
(DC). Metode lain mungkin melibatkan penggunaan kopling DC.

e. Fungsi proteksi motor dan sirkuit

Salah satu fungsi utama kebanyakan sistem kontrol adalah memberikan


perlindungan untuk komponen sirkuit dan motor.

Sekring dan pemutus sirkuit biasanya digunakan untuk perlindungan sirkuit,


sedangkan relai beban berlebih digunakan untuk melindungi motor.

f. Fungsi proteksi lonjakan dalam sistem control

Masalah lain di banyak rangkaian kontrol adalah ketika daya ke koil relai
atau kontaktor dimatikan, runtuhnya medan magnet menghasilkan lonjakan
atau lonjakan tegangan.

Medan magnet yang tersebar secara konstan dapat menyebabkan lonjakan


tegangan hingga ratusan volt

E. Pengertian Pemeliharaan
Menurut Sudrajat (2011), Pemeliharaan atau lebih dikenal dengan kata
maintance dapat didefenisikan sebagai suatu aktivitas yang di perlukan untuk
menjaga atau mempertahankan kualitas pemeliharaan suatu fasilitas agar fasilitas
agar fasilitas tersebut berfungsi dengan baik dalam kondisi siap pakai.
Sedangkan fasilitas yang dimaksudkan disini adalah bukan hanya mesin-
mesin produksi saja yang memerlukan perawatan tetapi juga fasilitas lain seperti
panel kotak kontak, motor listrik, kabel dan semua yang berkitan dengan kinerja
dari sistem kelistrikan mesin press.

F. Tujuan Pemeliharaan
Menurut Sudrajat (2011), Tujuan maintance ialah kegiatan pendukung bagi
kegiatan komersil, maintance harus dilakukan secara efektif, efisien dan berbiaya

1
rendah. Dengan adanya biaya maintance ini, maka mesin produksi dapat
digunakan sesuai dengan rencana dan tidak mengalami kerusakan selama jangka
waktu tertentu yang telah direncanakan tercapai, Beberapa tujuan maintance yang
utama adalah :
1. Kemampuan berproduksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai rencana produksi
2. Menjaga kualitas panel dan motor listrik pada tingkat yang tepat untuk
memenuhi apa yang dibutuhkan sehingga tidak terjadi gangguan pada sistem
kelistrikan dari mesin press saat kegiatan berlangsung
3. Untuk memperpanjang masa pakai dari panel kotak kontak dan motor listrik
dari mesin press rubber

G. Jenis – Jenis Pemeliharaan Panel Listrik


1. Predective Maintenance (Conditional Maintenance)
Adalah pemeliharaan yang dilakukan dengan cara mempredeksi kondisi suatu
perlatan listrik. Apakah dan kapan kemungkinan peralatan listrik tersebut
menuju kegagalan. Dengan mempredeksi tersebut dapat diketahui gejala
kerusakan secara dini. Cara ini biasa dipakai adalah monitor kondisi secara
online baik dalam peralatan beroperasi maupun tidak beroperasi. Untuk ini
diperlukan peralatan dan personil untuk analisa. Pemeliharaan ini disebut juga
pemeliharaan berdasarkan kondisi (Conditional Base Maintenance).

2. Preventive Maintenance (Time Base Maintenance)


Adalah pemeliharaan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya peralatan
secara tiba-tiba dan untuk memepertahankan unjuk kerja peralatan yang
optimal sesuai umur teknis peralatannya. Kegiatan ini dilakukan secara berkala
dengan berpedoman kepada: Instructional manual dari pabrik, Standar-standar
yang ada dan pengalaman operasi dilapangan. Pemeliharaan ini disebut juga
pemeliharaan berdasarkan waktu (Time BaseMaintenance).

3. Corrective Maintenance

1
Adalah pemeliharaan yang dilakukan secara berencana pada waktu-waktu
tertentu, ketika peralatan listrik mengalami kelainan atau unjuk kerja rendah
pada saat menjalankan fungsinya dengan tujuan untuk mengembalikan pada
kondisi semula disertai perbaikan dan penyempurnaan instalasi. Pemeliharaan
ini disebut juga Currative Maintenance, yang berupa Trouble Shooting atau
penggantian part / bagian yang rusak atau kurang berfungsi yang dilaksanakan
secara terencana.

4. Breakdown Maintenance
Adalah pemeliharaan yang dilaksanakan setelah terjadi kerusakan mendadak
yang waktunya tidak tertentu dan sifatnya darurat.

E. Komponen Panel Daya Mesin Press


1. Miniatur Circuit Breaker (MCB)
MCB atau Miniature Circuit Breaker adalah sebuah komponen listrik yang
berguna untuk mengamankan beban lebih atau hubung singkat (Short Circuit)
yang disebabkan oleh lonjakan listrik yang tidak disengaja maupun disengaja.
Contoh Short Circuit yang disengaja, Memasukan 2 buah kabel phase dan
netral pada stok kontak dan di sambungan kabel tersebut. Maka akan keluar
sebuah percikan api jika MCB msh belum trip, jika MCB bagus makan
percikan api tidak sebesar dengan MCB yang kurang bagus atau sudah lama
dipakai. Contoh Short Circuit tidak disengaja seperti, anda mempunyai pompa
air tiba-tiba pompa air tersebut tidak bisa jalan dan keluar sebuah asap atau bau
terbakar. Kemudian MCB dirumah anda trip atau turun, membuktikan mcb
tersebut bekerja ketika ada short circuit pada pompa anda. MCB berfungsi
sebagai pengaman beban lebih Overload dan hubung singkat short circuit yang
disebabkan oleh ketidak sengajaan manusia dan disengaja oleh manusia.

1
2. Moulded Case Circuit Breaker (MCCB)
MCCB adalah singkatan dari Moulded Case Circuit Breaker, sebagai
pengaman terjadinya hubung singkat short circuit dan beban lebih overload
agar tidak terjadi kerusakan pada motor listrik maupun kebakaran yang
disebabkan oleh short circuit yang selalu menimbulkan bunga api. MCCB
biasanya digunakan oleh industri karena MCCB hanya untuk pengaman listrik
3 phase, dan motor listrik industri juga menggunakan listrik 3 phase Jadi jika
anda ingin bertemu apa itu namanya MCCB dan digunakan untuk apa mampir
deh ke pabrik terdekat dan minta tolong untuk dilihatkan apa itu MCCB.

3. Pilot Lamp atau Lampu Panel


Pilot Lamp disini berfungsi untuk menunjukan jika ada arus atau tegangan
yang masuk dengan tanda bahwa pilot lamp tersebut menyala. Pilot lamp
sendiri memiliki beberapa warna biasanya untuk tegangan distribusi seperti
phase R, S, T menggunakan warna Biru, Kuning, Merah, Tergantung sebuah
perusahaan jika menganut PUIL (Persyaratan Umum Instalasi Listrik) lama
biasanya menggunakan Merah, Kuning, Hijau. Tetapi ada juga yang pilot
lampnya sama antara phase R, S, T menggunakan hijau yang membedakan
adalah lebel dari penel listrik tersebut.

1
4. Push Button
Push Button adalah komponen penting berada pada panel listrik sebagai
komponen kontrol. Fungsi dari Push Button ini adalah untuk menghubungkan
arus jika ditombol akan nyambung N/O ( Normaly Open), biasanya Push
Button ini berwana hijau. Jika ditombol lepas atau N/C (Normaly Close) maka
tegangan akan lepas, push button ini biasanya identik dengan warna merah.
Push button mempunya beberapa tipe pada gambar diatas adalah tipe 1 kontak
jadi pilih NC atau NO. ada juga push button 2 tipe NC dan NO jadi bisa wiring
2 kabel di 1 push button,
Prinsip kerja push button adalah sebuah mekanik spirng atau peer ya jadi dia
ditombol itu di tekan Ketika dilepas push button akan kembali lagi seperti
semula.

5. Selector Switch
Selector Switch adalah Komponen listrik yang berfungsi sebagai memilih
atau select sebuah mode di panel listrik, selector switch memiliki kontak yaitu
berupa kontak N/O atau N/C. Perbedaan dengan push button adalah dalam hal
posisi jika push button bekerja ketika ditombol sedangkan Selector Switch
bekerja ketika diputar ke kiri atau ke kanan. Contoh sebuah Selector Switch
dipakai pada panel listrik untuk menggerakan conveyor maju mundur, jadi

2
Selector Switch ini akan memilih maju atau mundur.
Ketika Selector Switch sudah dipilih baru bisa ditombol push button motor
akan berjalan sesuai Selector Switch yang dipilih.

6. Emergency Stop
Emergency Stop adalah komponen yang berfungsi untuk memberhentikan
mesin secara cepat (emergency), kontak emergency stop ini biasanya
menggunakan kontak N/C.
Prinsip kerja Emergency adalah memutus tegangan utama control pada
mesin, untuk mengaktifkan emergency stop ini tinggal di pencet dengan
telapak tangan.
Jika ingin melepas emergency tinggal di putar ke kanan emergency akan
kembali normal.

7. Kontaktor 3 Phase =
Pengertian Fungsi dan Wiring Dari Kontaktor bisa disebut Magnetic
Contactor karena prinsip kerja dari kontaktor tersebut menggunakan medan
magnet yang timbul oleh arus listrik. Didalam kontaktor tersebut ada sebuah
kumparan untuk menjadi magnet karena dialiri oleh arus listrik.
Kontaktor menimbul kan magnet yang bisa disebut Coil yang menarik
kontak - kontak NO (Normaly Open) menjadi NC (Normaly Close) bahasa
indonesia menutup.

2
8. TOR ( Thermal Overload Relay)
Thermal Overload Relay (TOR) adalah sebuah alat elektronik untuk
mengamankan beban lebih Overload bedasarkan suhu Thermal yang
mempunyai relay untuk memutuskan sebuah rangkaian control
Seperti direct online dan start delta untuk mengoperasikanya biasanya hanya
menggunakan push button Start / Stop.
Thermal Overload Relay bekerja saat suhu pada dalam TOR tersebut
terpenuhi, jadi TOR ini terdapat sebuah settingan berapa maksimum amper
untuk melakukan trip jika ampere tersebut sudah terpenuhi. Didalam TOR
tersebut ada sebuah Bimetal Element yang menjadi panas saat ampere beban
sudah melebihi ampere settingan TOR.
Mangkanya disebut Thermal yaitu suhu, gampangnya seperti kabel yang
hanya mampu dilewati arus 5A tetapi bebanya 10A maka kabel tersebut akan
panas
Seperti halnya TOR ini prinsip kerjanya sama tetapi bedanya ketika suhu
tersebut terpenuhi maka akan menggerakan sebuah coil untuk menutup atau
membuka kontak yang ada di TOR tersebut.

2
9. Terminal Block
Komponen Terminal Block ini berfungsi sebagai tempat penyambungan
kabel (terminal) antara kabel dalam panel listrik dengan kabel yang keluar di
panel listrik.
Terminal block ini juga membuat panel menjadi tampak prefesional dan
ramping karena tidak memakan banyak tempat.

10. Omega Rails atau Din Rail


Omega Rails ini berfungsi sebagai sebuah freme atau tatakan untuk
menempelnya seperti kontaktor, mcb, terminal block, power supply, plc, dan
komponen lainya yang mendukung untuk diletakan pada omega rails ini.

2
11. Relay Control
Komponen Listrik Relay adalah suatu peranti yang menggunakan
elektromagnet untuk mengoperasikan seperangkat kontak N/O atau N/C.
terdiri dari kumparan kawat penghantar yang dililit pada inti besi.
Bila kumparan ini dienergikan, medan magnet yang terbentuk menarik
armatur berporos yang digunakan sebagai pengungkit mekanisme sakelar
magnet.

12. Ampere Meter Digital


Ampere Meter Digital ini berfungsi untuk menampilkan sebuah beban
ampere pada mesin listrik yang saat ini digunakan secara realtime.
Komponen ini juga perlu pendukung sensor yaitu CT atau bisa disebut
Current Transformer.

2
13. Volt Meter Digital
Volt Meter Digital ini berfungsi untuk menampilkan sebuah voltase atau
tegangan 1 phase maupun 3 phase pada mesin listrik maupun panel distribusi
secara realtime.

2
Komponen Motor Listrik

1. Stator Coil
2. Rotor Coil
3. Main Shaft
4. Brush
5. Bearing
6. Drive Pulley
7. Motor Housing

Fungsi Tiap Bagian

1. Stator/Armature Coil

Stator termasuk komponen utama motor listrik. Karena komponen ini akan
bersinggungan langsung dengan kinerja motor. Stator merupakan lilitan tembaga
statis yang terletak mengililingi poros utama. Fungsi stator adalah untuk
membangkitkan medan magnet pada di sekitar rotor.

komponen ini terdiri dari lempengan besi yang dililit oleh tembaga. Tembaga
ini dihubungkan dengan sumber arus. Sehingga ketika lilitan tersebut dialiri arus
listrik, akan menyebabkan kemagnetan pada stator. Pada sebuah motor umumnya

2
memiliki tiga buah stator coil. Hal ini tergantung kapasitas motor itu sendiri
tentunya. Semakin banyak jumlah kumparan, maka semakin besar kemagnetan yang
dihasilkan. Hal ini tentunya akan mempengaruhi kecepatan motor.

3. Rotor Coil/Komutator

Bagian ini juga menyerupai stator, bedanya rotor merupakan lilitan tembaga
yang bersifat dinamis. Bersifat dinamis karena lilitan ini menempel bersama main
shaft atau poros utama motor yang akan berputar.
sama halnya dengan stator coil, semakin banyak jumlah lilitan pada rotor maka
semakin besar pula putaran yang dihasilkan. Umumnya digunakan tembaga dengan
diameter yang kecil. Hal ini bertujuan agar jumlah lilitan lebih banyak walau
memerlukan panjang kawat yang besar.
Ujung lilitan akan terhubung dengan sebuah rotor lain yang terletak di ujung
poros utama.

3. Main Shaft
Poros utama adalah komponen logam yang memanjang sebagai tempat
menempelnya beberapa komponen. Selain rotor coil, komponen yang menempel
pada poros ini adalah drive pulley. Umumnya poros utama terbuat dari bahan
aluminium yang anti karat. Selain itu komponen ini juga harus stabil pada putaran
dan suhu tinggi.

4. Brush

2
Brush adalah sikat tembaga yang akan menghubungkan sumber arus litrik
dengan rotor coil. Sikat ini menempel pada rotor kecil yang terletak diujung rotor
utama. Gesekan yang terjadi akan mengalirkan arus dengan arah yang sama
walaupun rotor berputar. Sehingga putaran dapat sinkron dan kontinyu.
Gesekan ini akan didukung oleh pegas yang terletak dibelakang sikat
tembaga. Pegas ini akan selalu menekan brush sehingga sikat ini akan selalu
menempel pada rotor walau berputar pada RPM tinggi.
Dalam sebuah motor harus dilengkapi dua buah brush. Brush ini akan
menyuplai arus dan masa untuk rotor coil. Selain itu komponen ini menjadi penyebab
populer yang mengakibatkan motor listrik mati. Kerak yang menempel pada
permukaan brush akan menyebabkan aliran arus terhambat. Selain itu kondisi brush
yang aus karena terus tergesek juga bisa menghambat aliran arus terhambat.

5. Bearing
Karena alat ini menghasilkan putaran, maka diperlukan komponen khusu
yang akan dijadikan bantalan agar putaran berlangsung dengan mulus. Inilah fungsi
dari bearing, sebagai bantalan antara permukaan poros dengan motor housing.
Bearing umunya berbahan aluminium yang memiliki gaya gesek ringan. Sehingga
tidak menghambat putaran motor.

6. Drive Pulley
Komponen ini terletak diujung bagian luar poros utama. Fungsinya untuk
mentransfer putaran motor menuju komponen lain. Komponen ini umumnya
berbentuk gear atau pulley, yang siap dihubungkan dengan komponen yang perlu
digerakan dengan motor ini.

7. Motor Housing
Dibagian terluar motor listrik kita akan menemui sebuah plat besi yang
digunakan untuk melindungi semua komponen electric motor. Selain itu, motor
housing juga berfungsi untuk melindungi kita selaku pemakai dari putaran rotor yang
sangat tinggi.

2
Kontruksi Motor Induksi
Motor induksi pada dasarnya mempunyai 3 bagian penting seperti yang
diperlihatkan pada gambar. sebagai berikut.

1. Stator : Merupakan bagian yang diam dan mempunyai kumparan yang dapat
menginduksikan medan elektromagnetik kepada kumparan rotornya.

2. Celah : Merupakan celah udara: tempat berpindahnya energy dari stator ke rotor.

2
3. Rotor : Merupakan bagian yang bergerak akibat adanya induksi magnet dari
kumparan stator yang diinduksikan kepada rotor.

Bentuk konstruksi rotor sangkar motor induksi secara lebih rinci diperlihatkan pada
gambar 5.

3
Prinsip Kerja Motor Induksi
Motor induksi bekerja berdasarkan induksi elektromagnetik dari kumparan stator
kepada kumparan rotornya. Bila kumparan stator motor induksi 3-fasayang
dihubungkan dengan suatu sumber tegangan 3-fasa,maka kumparan stator akan
menghasilkan medan magnet yang berputar. Garis-garis gaya fluks yang
diinduksikan dari kumparan stator akan memotong kumparan rotornya sehingga
timbul emf (ggl) atau tegangan induksi. Karena penghantar (kumparan) rotor
merupakan rangkaian yang tertutup,maka akan mengalir arus pada kumparan rotor.

3
Penghantar (kumparan )rotor yang dialiri arus ini berada dalam garis gaya fluks yang
berasal dari kumparan stator sehingga kumparan rotor akan mengalami gaya Lorentz
yang menimbulkan torsi yang cenderung menggerakkan rotor sesuai dengan arah
pergerakan medan induksi stator.

Medan putar pada stator tersebut akan memotong konduktor-konduktor pada


rotor,sehingga terinduksi arus dan sesuai dengan Hukum Lentz, rotor pun akan turut
berputar mengikuti medan putar stator.Perbedaan putaran relatif antara stator dan
rotor disebut slip. Bertambahnya beban,akan memperbesar kopel motor yang oleh
karenanya akan memperbesar pula arus induksi pada rotor, sehingga slip antara
medan putar stator dan putaran rotor pun akan bertambah besar. Jadi, Bila beban
motor bertambah,putaran rotor cenderung menurun.

Pada rangka stator terdapat kumparan stator yang ditempatkan pada slot- slotnya
yang dililitkan pada sejumlah kutup tertentu.Jumlah kutup ini menentukan kecepatan
berputarnya medan stator yang terjadi yang diinduksikan ke rotornya. Makin besar
jumlah kutup akan mengakibatkan makin kecilnya kecepatan putar medan stator dan
sebaliknya. Kecepatan berputarnya medan putar ini disebut kecepatan sinkron.
Besarnya kecepatan sinkron ini adalah sebagai berikut.

Ω sin k = 2.π.f(listrik,rad/dt)

=2.π.f/P(mekanik,rad/dt)

atau:

Ns= 60.f/P(putaran/menit,rpm)

yang mana:

f= frekuensi sumber AC(Hz)

3
P = jumlah pasang kutup

Ns dan ω sin k = kecepatan putaran sinkron medan magnet stator

Prinsip kerja motor induksi berdasarkan macam fase sumber tegangannya dapat
dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut dibawah ini.

1. Sumber 3-fase

Sumber 3-fase ini biasanya digunakan oleh motor induksi 3-fase. Motor induksi 3-
faseini mempunyai kumparan 3-fase yang terpisah antar satu sama lainya sejarak
1200 listrik yang dialiri oleh arus listrik 3-fase yang berbeda fase 1200 listrik antar
fasenya,sehingga keadaan ini akan menghasilkan resultan fluks magnet yang
berputar seperti halnya kutup magnet aktual yang berputar secara mekanik. Bentuk
gambaran sederhana hubungan kumparan motor induksi 3-fase dengan dua kutup
Stator diperlihatkan pada gambar 8.

3
Bentuk gambaran fluk yang terjadi pada motor induksi 3-fasa diperllihatkan pada
gambar 9.(fluks yang terjadi pada kumparan 3-fase diasumsikan sinusoidal seperti
yang diperlihatkan pada gambar 9.a dengan arah fluks positif seperti

Gambar.9.b)

3
BAB III

TEKNIK PELAKSANAAN

A. Teknik Pelaksanaan
Prakek Kerja Lapangan Industri ( PKLI ) yang dilaksanakan di PT. Industri
Karet Nusantara berlangsung selama 1 bulan terhitung dari tanggal 17 Januari
2022 – 17 Februari 2022 berlokasi di Jl. Medan – Tebing Tinggi. No. KM 12,
Amplas, Kec. Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara 20148.
Dalam penyusunan laporan ini penulis telah melakukan berbagai kegiatan dan
usaha untuk mendapatkan informasi dan data-data yang berhubungan dengan
topik pembahasan yang telah dilampirkan, seperti studi lapangan yaitu
pengamatan langsung di lapangan terhadap obyek permasalahan disertai dengan
tanya jawab dengan pembimbing lapangan, operator, dan teknisi yang bekerja di
PT. Industri Karet Nusantara. Hasil pengalaman lapangan yang telah didapat
penulis dari kegaiatan PKLI di PT. Industri Karet Nusantara yakni :
a) Melakukan pengontrolan pada panel kontrol
b) Melakukan pemeriksaan daripada motor listrik mesin press
c) Melakukan pengecekan pada panel instalasi daya
d) Melakukan pemeliharaan terhadap panel kontrol dan motor listrik
e) Melakukan penginstalasian penerangan pada sebuah ruangan
f) Melakukan perbaikan pada kabel yang mengalami kerusakan

B. Perawatan dan Perbaikan Motor Listrik


1. Masalah di Lapangan
Pada saat melaksanakan Praktk Kerja Lapangan Industri ( PKLI ) di PT.
Industri Karet Nusantara. Penulis melakukan beberapa pengecekan pada motor
listrik seperti melakukan :
a. Current Check
Yakni Penulis memonitoring keaadaan motor dalam keadaan berjalan dan
melakukan pengecekan pada arus listrik yang bekerja pada motor.

3
Memastikan arus listrik yang bekerja pada motor masih dibawah arus
maksimal yang tertera pada nameplate motor. Dengan melakukan
perhitungan :
I max = P / V . cos phi . 1.7

Pengecekan dilakukan untuk mengetahui bahwa arus kerja motor nya


masih dibawah arus max nya atau pengecekan dilakukan agar arus kerja
motor tidak melebihi batas yang tertera pada nameplate motor sehingga
motor masih dikatakan normal

b. Insulation Resistance Check


Penulis melakukan pengecekan ketika pada saat operasi, motor listrik
tiba-tiba mengalami kendala dan berhenti berjalan. Sehingga dilakukan
pengecekan pada beberapa tahanan isolasi yang ada pada motor dengan
menggunakan insulation tester atau megger. Langkah awal yang dilakukan
adalah dengan melakukan pengukuran pada tahanan isolasi tiap phasa
terhadap ground. Hasil daripada pengukuran didapatkan bahwasanya
tahanan isolasi dari motor lebih kecil dari 1 mega ohm, dapat diambil
kesimpulan bahwasanya jika lebih kecil dari 1 mega ohm maka keadaan
lilitan terhadap ground lembab dan bisa mengakibatkan short circuit ketika
motor dijalankan.

3
c. Temperature Check
Pengecekan yang dilakukan penulis yakni pengecekan terhadap
ketahan isolasi motor terhadap suhu kerja yang didasari pada nameplate
motor yang terera pada insulation class. Pengecekan dilakukan dengan
visual check dengan menggunakan temperature gun . Pengecekan suhu ini
dilakukan untuk memastikan agar motor tidak mengalami overheating saat
dijalankan.

d. Repairation
Melakukan pengecekan pada lilitan motor yang menghasilkan induksi
elektromagnetik pada saat motor tidak berputar

Pemeliharaan Fisik Terhadap Motor Listrik

Hampir semua inti motor dibuat dari baja silikon atau baja gulung dingin yang
dihilangkan karbonnya, sifat-sifat listriknya tidak berubah dengan usia. Walau
begitu, perawatan yang buruk dapat memperburuk efisiensi motor karena umur
motor dan operasi yang tidak handal. Sebagai contoh, pelumasan yang tidak benar
dapat menyebabkan meningkatnya gesekan pada motor dan penggerak transmisi
peralatan. Kehilangan resistansi pada motor, yang meningkat dengan kenaikan suhu.
Kondisi ambien dapat juga memiliki pengaruh yang merusak pada kinerja motor.

3
Sebagai contoh, suhu ekstrim, kadar debu yang tinggi, atmosfir yang korosif, dan
kelembaban dapat merusak sifat-sifat bahan isolasi; tekanan mekanis karena siklus
pembebanan dapat mengakibatkan kesalahan penggabungan. Perawatan yang tepat
diperlukan untuk menjaga kinerja motor. Sebuah daftar periksa praktek perawatan
yang baik akan meliputi sebagai berikut :

1) Pemeriksaan motor secara teratur untuk pemakaian bearings dan rumahnya (untuk
mengurangi kehilangan karena gesekan) dan untuk kotoran/debu pada saluran
ventilasi motor (untuk menjamin pendinginan motor)

2) Pemeriksaan kondisi beban untuk meyakinkan bahwa motor tidak kelebihan atau
kekurangan beban Perubahan pada beban motor dari pengujian terakhir
mengindikasikan suatu perubahan pada beban yang digerakkan, penyebabnya
yang harus diketahui.
3) Pemberian pelumas secara teratur. Pihak pembuat biasanya memberi rekomendasi
untuk cara dan waktu pelumasan motor. Pelumasan yang tidak cukup dapat
menimbulkan masalah, seperti yang telah diterangkan diatas. Pelumasan yang
berlebihan dapat juga menimbulkan masalah, misalnya minyak atau gemuk yang
berlebihan dari bearing motor dapat masuk ke motor dan menjenuhkan bahan
isolasi motor, menyebabkan kegagalan dini atau mengakibatkan resiko kebakaran
yang benar dan
4) Pemeriksaan secara berkala untuk sambungan motor peralatan yang digerakkan
Sambungan yang tidak mengakibatkan sumbu dan bearings lebih cepat aus,
kerusakan terhadap motor dan peralatan yang digerakkan. Benar dapat

3
mengakibatkan sumbu as dan bearings lebih cepat aus, mengakibatkan kerusakan
terhadap motor dan peralatan yang digerakkan.

2. APD ( Alat Pelindung Diri ) dan peralatan yang digunakan saat melakukan
pemeliharaan terhadap panel kontrol dan motor listrik
Pelaksanaaan pemeliharaan terhadap panel kontrol dan motor listrik perlu adanya
ADP dan perlatan yang harus digunakan seperti :
a) Helm
Helm, Digunakan untuk melindungi kepala dari material yang jatuh

b) Sarung tangan karet


Fungsi sarung tangan karet adalah untuk pekerjaan listrik agar tidak terjadi
bahaya kena arus listrik, maka pekerja sebaiknya harus memakai sarung

tangan berbahan karet.

3
c) Obeng Tespen
obeng tespen memiliki 2 fungsi yang dapat digunakan secara bersama,
yaitu untuk mengetahui ada atau tidaknya tegangan dan arus listrik yang
mengalir pada suatu benda atau instalasi listrik.

d) Obeng Kombinasi
digunakan untuk membuka dan mengencangkan berbagai jenis baut
maupun skrup.

e) Megger Ohm
untuk mengukur tahan isolasi dari suatu instalasi atau untuk mengetahui
apakah penghantar dari suatu instalasi terdapat hubung langsung, apakah
antara fasa dengan fasa atau dengan nol atau dengan pembumian

4
f) Contact Clener
Digunakan untuk membersihkan peralatan listrik atau peralatan elektornik
dari debu, kotoran gemuk, minyak atau air seperti membersihkan peralatan
dan instrumen listrik seperti switch, relay, control panel dan juga motor
listrik

C. Refleksi Mahasiswa PKLI


Pelaksanaan PKLI ( Praktik Kerja Lapangan Industri ) yang telah dilakukan
selama satu bulan di PT. Industri Karet Nusantara, Penulis telah mendapatkan
pengalaman dan pengetahuan terkait teori-teori penerapan ilmu yang didapat
selama proses pembelajaran yang telah didapat selama menduduki bangku
perkuliahan dengan pelaksanaan yang telah dilakukan di lapangan.
Peningkatan kompetensi yang sangat meningkat didapat setelah melaksanaan
program PKLI. Terutama tentang pengetahuan dan kompetensi dasar dari sistem
pengontrolan motor listrik dan juga pemeliharaan dari sistem kelistrikan mesin
press rubber.

4
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. sistem pengontrolan motor listrik dalam arti yang luas meliputi menjalankan,
mengerem, memutar balik putaran,mengatur kecepatan motor listrik,
melindungi peralatankontrol termasuk motor listrik itu sendiri sampai dengan
menghentikan motor listrik. Banyak atau sedikitnya bentuk-bentuk
pengontrolan yang dapat diterapkan pada sistem pengontrolan motor listrik
sangat tergantung kepada kerja motor listrik yang diinginkan. Apabila kerja
motor listrik hanya untuk berputar dan berhenti, maka bentuk sistem
pengontrolannya hanya menjalankan dan menghentikan motor listrik yang
diterapkan. Sedangakan apabila motor listrik bekerja untuk aplikasi lebih
banyakatau motor listrik yang digunakan lebih dari satu maka semua bentuk
pengontrolan seperti mengerem, membalik putaran, mengasut, dan kerja motor
listrik secara berurutan atau bergantian dan sebagainya dapat diterapkan.
2. Pemeliharaan atau lebih dikenal dengan kata maintance dapat didefenisikan
sebagai suatu aktivitas yang di perlukan untuk menjaga atau mempertahankan
kualitas pemeliharaan suatu fasilitas agar fasilitas agar fasilitas tersebut
berfungsi dengan baik dalam kondisi siap pakai. Seperti panel kotak kontak,
motor listrik, kabel dan semua yang berkitan dengan kinerja dari sistem
kelistrikan mesin press.

4
B. Saran
Adapun saran yang diberikan penulis pada Praktik Kerja Lapangan Industri
(PKLI) adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil pengamatan lapangan yang telah saya lakukan yang telah
saya lakukan di PT. Industri Karet Nusantara, saya menyarankan untuk lebih
meningkatkan dan memperhatikan lebih baik lagi dalam penggunaan APD
(Alat Pelindung Diri) yang lengkap, khusunya dalam pemakaian helm dan
sarung tangan yang sesuai dengan SOP untuk menjamin keselamatan saat
sedang melakukan pengoperasian dan perbaikan dalam hal kelistrikan sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan
2. Hendaknya memperhatikan pemeliharaan yang baik dan melakukan rutinitas
dalam pemeliharaan motor listrik. Agar motor dapat digunakan dalam jangka
waktu yang lama dan tidak mengalami kendala saat sedang beroperasi
3. Hendaknya melakukan perbaikan pada kabel-kabel penghubung panel dengan
motor listrik sesuai dengan SOP agar tidak timbul korsleting

4
DAFTAR PUSTAKA

Naim, Muhammad, 2021. Sistem Kontrol dan Kelistrikan Mesin. Pekalongan : PT


Nasya Expanding Management

https://duniaberbagiilmuuntuksemua.blogspot.com/2017/05/wiring-diagram-
rangkaian-star-delta-untuk-starting-motor-3-phase.html

4
LAMPIRAN

A. Gambar Rencana Proyek yang di Kerjakan

4
B. Foto-Foto Dokumentasi Pelaksanaan Proyek Selama PKLI

4
4

Anda mungkin juga menyukai