PROPOSAL PENELITIAN
TENTANG
Oleh:
Fina Andika Frida Astuti,S.T.,M.T.
NIDN. 0011058403
Arif Rochman Fachrudin,ST.,MT.
0725107802
Silvia Rahmi Ekasari, ST., MT.
NIDN. 2001018703
1
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM USULAN PENELITIAN
1 Judul penelitian : Simulasi Performansi Heat Exchanger Tipe Shell and Hellical Tube
dengan Variasi Temperatur dan Kecepatan fluida
2 Tim Peneliti:
Bidang
No Nama Jabatan Jurusan Alokasi Waktu
Keahlian
1 Fina Andika Frida Ketua Teknik Mesin Teknik 8 jam per minggu
Astuti,ST.,MT Mesin
2 Arif Rochman Anggota 1 Teknik Mesin Teknik 6 jam per minggu
Fachrudin,ST.,MT Mesin
3 Obyek Penelitian:
Shell and helical tube
4 Masa Pelakanaan : 1 April s/d 15 November 2022
5 Biaya : Rp 8.000.000,-
6 Lokasi Penelitian : Bengkel Politeknik Negeri Malang
7 TKT awal : TKT Akhir yang dihasilkan : 2
8 Group Riset : -
9 Instansi yang terlibat :-
10 Temuan yang ditargetkan : Mendapatkan performansi yang optimum dari Shell and
Helical Tube Heat Exchanger
11 Kontribusi mendasar pada suatu bidang ilmu :
Dengan penelitian ini diharapkan mampu merancang Shell and Helical Tube Heat
Exchanger yang efektif sehingga mendapatkan kinerja yang bagus sebagai alat
pemindah panas.
12 Jurnal Ilmiah yang menjadi sasaran : Jurnal Nasional Eksergi rencana tahun publikasi
2022
13 Rencana luaran HKI, buku, Purwarupa atau luaran lainnya yang ditargetkan, tahun
rencana perolehan atau penyelesaian :-
3
RINGKASAN
Shell and Helical Tube Exchanger merupakan salah satu alat penukar kalor dengan
memanfaatkan 2 pipa yaitu pipa bagian luar dan pipa bagian dalam (Helical tube). Fluida
panas mengalir pada bagian dalam, dan fluida pendingin mengalir berlawanan arah pada pipa
bagian luar (Shell), sehingga terjadi proses pendingin fluida panas yang mengalir di pipa
bagian dalam, yaitu panas dari fluida panas dipindahkan ke fluida dingin yang mengalir.
Proses ini berjalan terus menerus.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui performansi shell and helical dengan variasi
kecepatan fluida pada helical tube dan temperatur input pada helical tube dengan mengetahui
seberapa besar penurunan suhu panas fluida yang masuk pada shell and helical tube.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan simulasi, dengan menggunakan
software Ansys 19.2. Shell and Helichal Tube heat exchanger didesain dengan variasi
kecepatan fluida shell and tube 5 m/s, 7,5 m/s, 10 m/s. Temperatur fluida yang masuk
divariasi sebesar: 800 100 0C, 120 0 C. Temperatur yang keluar merupakan indikator
kinerjanya. Hasil simulasi yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan hasil teoritik. Hasil
yang telah ada dianalisis dan akan ditampilkan dengan menggunakan grafik supaya lebih
mudah dipahami bagi pembacanya.
Dalam penelitian ini, direncanakan difungsikan pada lingkungan yang relevan,
komponen- komponen dalam penelitian ini harus dapat beroperasi dengan baik serta sudah
terintegrasi dengan baik dengan manufaktur prototipe yang telah teruji sebagai fungsi alat
uji sehingga bisa mencapai TKT 2
Kata kunci:, penukar kalor, helical, shell and tube, heat exchanger
4
ABSTRACT
Shell and Helical Tube Exchanger is a heat exchanger by utilizing 2 pipes, namely
the outer pipe and the inner pipe (Helical tube). The hot fluid flows on the inside, and the
cooling fluid flows in the opposite direction on the outside pipe (Shell), resulting in a cooling
process of the hot fluid flowing in the inside pipe, where the heat from the hot fluid is
transferred to the cold flowing fluid. This process runs continuously.
This study aims to determine the performance of shell and helical with variations in
shell diameter and helical tube diameter and to find out how much the decrease in heat
temperature of the fluid that enters the shell and helical tube is.
This research was conducted using simulation, using Ansys 19.2 software. Shell and
Tube heat exchangers are designed with variations and diameters of helical tubes of 30 mm,
50 mm and 70 mm. The temperature of the incoming fluid is varied by: 80 0 100 0C, 120 0
C By measuring the temperature changes that occur between the inlet and outlet sides of the
shell and tube. Temperature of output is performance. The simulation results obtained are
then compared with the theoretical results. The existing results are analyzed and will be
displayed using graphs to make it easier to understand for the reader.
In this study, it is planned to function in the relevant environment, the components
in this study must be able to operate properly and have been well integrated with prototype
manufacturing that has been tested as a function of test equipment so that it can reach TKT
2
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
panas yang mengalir di pipa bagian dalam, yaitu panas dari fluida panas dipindahkan ke fluida
dingin yang mengalir. Proses ini berjalan terus menerus sampai stabil.
Dalam penggunaan shell and helichal tube heat exchanger sebagai penukar kalor diperlukan
inovasi untuk membuat perpindahan panas lebih efektif. Oleh karena itu penelitian ini menganalisis
menyangkut penambahan sirip pada tube
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Heat exchanger atau penukar panas adalah alat yang digunakan untuk
menukarkan panas secara kontinyu dari suatu medium ke medium lainnya dengan
membawa energi panas. Suatu heat exchanger terdiri dari elemen penukar kalor
yang disebut sebagai inti atau matrix yang berisikan di dinding penukar panas, dan
elemen distribusi fluida seperti tangki, nozzle masukan, nozzle keluaran, pipa-pipa,
dan lain-lain. Biasanya, tidak ada pergerakan pada bagian-bagian dalam heat
exchanger. Namun, ada pengecualian untuk regenerator rotary dimana matriksnya
digerakan berputar dengan kecepatan yang dirancang. Dinding permukaan heat
exchanger adalah bagian yang bersinggungan langsung dengan fluida yang
mentransfer panasnya secara konduksi. ( Holman, 1994)
Hampir disemua heat exchanger, perpindahan panas didominasi oleh
konveksi dan konduksi dari fluida panas ke fluida dingin, dimana keduanya
dipisahkan oleh dinding. Perpindahan panas secara konveksi sangat dipengaruhi
oleh bentuk geometri heat exchanger dan tiga bilangan tak berdimensi, yaitu
bilangan Reynold, bilangan Nusselt dan bilangan Prandtl fluida. Besar konveksi
yang terjadi dalam suatu double-pipe heat exchanger akan berbeda dengan cros-
flow heat exchanger atau compact heat exchanger atau plate heat exchanger untuk
berbeda temperatur yang sama. Sedangkan besar ketiga bilangan tak berdimensi
tersebut tergantung pada kecepatan aliran serta properti fluida yang meliputi
massa Jenis, viskositas absolut, panas jenis dan konduktivitas panas.
4
Gambar 2.1 Heat Exchanger (http://www.indiamart.com)
5
laju alir fluida yang dipertukarkan panasnya harus diatur. Ada beberapa fitur
desain termal yang akan diperhitungkan saat merancang tabung di shell dan
penukar panas tabung. Ini termasuk:
a. Diameter pipa : Untuk mengurangi masalah fouling dan pembersihan,
diameter tabung yang lebih besar dapat digunakan. Jadi untuk menentukan
diameter tabung, ruang yang tersedia, biaya dan sifat fouling dari cairan harus
dipertimbangkan.
b. Ketebalan tabung: Ketebalan dinding tabung biasanya ditentukan
untuk memastikan:
• Ada ruang yang cukup untuk korosi
• Getaran aliran-diinduksi memiliki ketahanan
• Kekuatan Axial
Kadang-kadang ketebalan dinding ditentukan oleh perbedaan tekanan
maksimum di dinding.
c. Panjang tabung : penukar panas biasanya lebih murah ketika mereka
memiliki diameter shell yang lebih kecil dan panjang tabung panjang.
Dengan demikian, biasanya ada tujuan untuk membuat penukar panas
sekecil mungkin. Namun, ada banyak keterbatasan untuk ini, termasuk
ruang yang tersedia di mana akan digunakan dan kebutuhan untuk
memastikan bahwa ada tabung tersedia dalam panjang yang dua kali
panjang yang dibutuhkan (sehingga tabung dapat ditarik dan diganti).
d. Tabung pitch : ketika mendesain tabung, lebih baik untuk memastikan
bahwa tabung pitch (yaitu jarak pusat-pusat tabung sebelah) tidak
kurang dari 1,25 kali diameter luar tabu(Shirazi, 2020)
Shell and tube Heat Exchanger terdiri dari serangkaian tabung. Satu set
dari tabung berisi cairan yang harus dipanaskan atau didinginkan. Cairan
kedua berjalan lebih dari tabung yang sedang dipanaskan atau didinginkan
sehingga dapat menyediakan panas atau menyerap panas yang dibutuhkan.
(Hasan et al., 2020)
1. Head
Head yaitu kepala heat exchanger yang berfungsi sebagai penutup bagian
depan dan belakang shell. Bentuk dari kepala heat exchanger ini adalah
6
lingkaran. Tebal plat dari kepala heat exchanger ini tergantung dengan
hasil perhitungan yang ditentukan dari karakteristik fluida yang akan
diproses di dalam heat exchanger. Head ini dapat dihubungkan dengan
dinding bejana (shell) heat exchanger dengan baut dan connection
tubesheet dimana ukuran atau diameter dari pada head harus sama dengan
shell, untuk ketebalan bejana akan sedikit lebih tipis dibandingkan dengan
ketebalan dinding, sedangkan untuk jenis material sama dengan material
yang digunakan pada shell. (Fachrudin, Arif Rochman, Gumono,
2019)Berikut ini adalah gambar head heat exchanger :
(a) (b)
2. Shell
Shell merupakan komponen heat exchanger tempat terjadinya proses
pertukaran kalor antar fluida. Shell berbentuk silinder yang dapat menahan
tekanan dari luar. Tebalnya shell tergantung dari hasil perhitungan dan dari
karakteristik fluida yang akan diproses didalamnya, dimana dinding shell
terbuat dari plat baja yang di roll dibentuk menjadi suatu diameter
lingkaran yang berbentuk tabung. Ukuran dan diameter shell dapat
disesuaikan dengan dengan hasil perhitungan panjang tube dan jumlah tube
didalamnya. Berikut ini adalah contoh gambar shell heat exchanger :
7
Gambar 2.3 Shell
3. Tube
Tube adalah pipa-pipa berukuran kecil sebagai tempat mengalirnya fluida
yang akan didinginkan atau dipanaskan pada heat exchanger. Ukuran dari
pipa ini diperoleh dari asumsi dan perhitungan perpindahan panasnya.
Biasanya terbuat dari material yang memiliki konduktivitas thermal yang
besar. Bentuk dari tube dapat disesuaikan dengan heat exchanger yang
akan digunakan seperti terlihat pada gambar 2.4 dibawah ini :
4. Buffles
Buffles adalah sekat sekat yang dipasang pada tube yang berfungsi untuk
mengarahkan aliran sehingga distribusi perpindahan panas merata dan
juga sebagai penopang komponen tube.
8
Gambar 2.5 Buffles (http://www.alternative-heating-info.com)
5. Nozzle
Nozzle berfungsi sebagai penghubung antara shell dengan proses
pemipaan aliran fluida yang akan dialirkan keluar masuk (nozzle outlet
inlet) dari dan shell itu sendiri, dari dan ke proses lanjutan kedalam
sistem pemipaan atau interface atau alat-alat instrumen pendukung
lainnya.
9
kombinasi type front head, shell, dan rear head. Gambar berikut adalah type-type
head dan shell yang dimaksud.
Setelah mengetahui karateristik dari masing masing type shell and tube
heat exchanger, selanjutnya desain didasarkan atas keperluan atau servicenya.
Desain yang komplex biasanya menimbulkan biaya yang lebih mahal dan
perawatan yang lebih sulit sehingga biasanya hanya digunakan untuk keperluan
yang tidak memungkinkan penggunaan yang lebih simpel. Tabung mungkin
berbentuk lurus atau bengkokkan dimana dengan bentuk U atau sering disebut
dengan U-tubes(Hoang, 2018).
Gambar 2.8 U-tube dan Straight Tube Heat Exchanger (Sitompul, 1993)
10
digunakan untuk mendidihkan air dari steam turbin condenser menjadi uap air
untuk mengendalikan turbin tersebut untuk menghasilkan tenaga. Kebanyakan
shell and tube heat exchanger memiliki desain aliran baik 1,2, atau 4 aliran pada
sisi tabung. Hal ini bergantung pada frekuensi fluida pada tabung yang melalui
fluida pada shell (munzir qadri & Chandra, n.d.).
Pada heat exchanger berfasa tunggal, fluida masuk pada satu ujung tabung
dan keluar melalui ujung tabung lainnya. Steam turbin condenser dalam
pembangkit tenaga sering merupakan 1-pass straight tube heat exchanger. Dua
dan empat pass merupakan desain yang umum karena fluida dapat masuk dan
keluar pada sisi yang sama. Hal tersebut membuat konstruksinya menjadi lebih
sederhana (Handoyo & Ahsan, 2012). Terdapat baffles yang mengarahkan aliran
melalui sisi shell sehingga fluida tidak mengambil jalan pintas melalui sisi shell
yang dapat menyebabkan volume arus rendah yang tidak efektif.
Heat exchanger arus berlawanan merupakan yang paling efisien sebab
memberikan perbedaan suhu rata-rata yang paling tinggi antara arus dingin
dengan arus panas. Banyak perusahaan tidak menggunakannya sebab dapat rusak
dengan mudah dan menjadi lebih mahal untuk dibangun. Sering multiple heat
exchanger dapat digunakan untuk menirukan arus aliran berlawanan dari
exchanger tunggal yang besar.(Badescu, 2017)
11
kebocoran melalui suatu tabung antara sisi shell dan tube yang menyebabkan fluida
yang lewat terkontaminasi dan kemungkinan hilangnya
tekanan.(Widhiyanuriyawan, 2011)
Penelitian penelitian sebelumnya (Bahrehmand & Abbassi, 2016) ,
(Bahrehmand & Abbassi, 2016) dan (Mola et al., 2020) menyinpulkan bahwa pada
alat penukar panas shell and hellical tube mempunyai kemampuan yang baik dalam
menurunkan temperatur yang masuk melalui tube, material, kecepatan fluida tube,
kecepatan fluida shell perlu diinvestigasi lebih lanjut.
12
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simulasi
komputer dan metode eksperimen. Metode simulasi komputer menggunakan
software berbasis Finite Element Methode (FEM), yaitu Ansys versi 19.2. Tujuan
dari metode ini adalah memperoleh perkiraan fenomena yang terjadi sebelum
melakukan metode eksperimen. Metode eksperimen dalam penelitian ini adalah
menggunakan simulasi Ansys
13
Penelitian ini dilakukan dengan langkah seperti gambar 3.1 berikut ini:
14
3.2 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di bengkel Teknik Mesin Politeknik Negeri Malang dan
di Jalan Patimura 93 Batu
Fluida yang akan didinginkan melewati hellical tube dan fluida pendingin melalui saluran
shell dari bawah menuju atas. Data temperatur semua dicatat untuk dianalisa. Dari hasil
simulasi dihasilkan temperatur output dari shell and hellical heat exchanger, yang
kemudian dianalisa untuk menentukan performansi penukar kalor ini.
Tabel 3.1 Rencana tabel data penelitian untuk 4 variasi jumlah sirip dan Temperatur
Evaporator.
Kecepatan T Tube T Tube T Shell T Shell Tu (T) WAKTU
Fluida (m/s) in Out (T) in (T) Out (T) (t)
1 80
2 100
5
3 120
1 80
2 7,5 100
3 120
1 80
2 100
10
3 120
16
Tabel 3.1. Rencana Target Capaian Tahunan
No. Jenis Luaran Tahun
2021
1 Publikasi Ilmiah Internasional Tidak ada
Nasional Tidak ada
terakreditasi
Nasional Tidak ada
Terakreditasi
2 Pemakalah dalam temu Internasional
ilmiah Nasional Tidak ada
3 Invited speaker temu Internasional Tidak ada
ilmiah Nasional Tidak ada
4 Visiting Lecturer Internasional Tidak ada
5 Hak Kekayaan Paten Tidak ada
Intelektual (HKI) Paten sederhana Tidak ada
Hak cipta Tidak ada
Rahasia dagang Tidak ada
Desain produk Tidak ada
industri
Indikasi Tidak ada
geografis
Perlindungan Tidak ada
variatas tanaman
Perlindungan Tidak ada
topografi sirkuit
terpadu
6 Teknologi Tepat Guna Tidak ada
7 Model/Purwarupa/Desin/ Karya Seni/ Tidak ada
Rekayasa social
8 Buku Ajar (ISBN) Tidak ada
9 Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT) 2
17
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
Bulan ke-
No. Uraian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
I Pengajuan dan Seleksi Usulan
II Pengumpulan Data
1 Eksplorasi tema penelitian
2 Mengumpulkan data ta pendukung
3 Mempersiapkan peralatan dan instalasi
4 Pengambilan data
5 Pengambilan ulang data
III Analisa Data
1 Memilah data
2 Analisis Data
IV Pembahasan dan penyusunan kesimpulan
1 Penyusunan pembahasan dan pembuatan grafik
2 Penyusunan kesimpulan
V Seminar Hasil dan Pelaporan
18
DAFTAR PUSTAKA
20