Disusun sebagai syarat mata kuliah Penyusunan Karya Ilmiah dan Proposal
Disusun oleh:
ALSYA PRATIWI
1104162071
UNIVERSITAS TELKOM
BANDUNG
2019
LEMBAR PENGESAHAN
Universitas Telkom
Disusun oleh:
ALSYA PRATIWI
1104162071
Pembimbing I Pembimbing II
ii
RINGKASAN
Bahan bakar yang kita gunakan saat ini semakin menipis serta kompor
gasifikasi yang masih memiliki kendala dengan warna api merah. Oleh karena itu,
pada penelitian ini akan dirancang kompor gasifikasi biomassa tipe downdraft dan
updraft dengan bahan bakar yang berasal dari biomassa yaitu limbah kayu sengon
dan kayu jati dalam bentuk wood pellet. Kompor gasifikasi tipe downdraft memiliki
tinggi reaktor sebesar 60cm, tinggi keseluruhan 105cm, diameter luar 40cm,
diameter dalam 35cm dan memiliki lubang sebanyak 50 buah. Sedangkan pada
kompor gasifikasi tipe updraft memiliki tinggi reaktor sebesar 30cm, tinggi
keseluruhan 50cm, diameter luar 20cm, diameter dalam 15cm dan memiliki lubang
sebanyak 65 buah. Pada penelitian ini metode pengujian menggunakan dua variasi
pola tiup udara, yaitu direct dan cyclone agar penyebaran api pada reaktor dapat
menyebar secara merata. Dari pengujian kompor gasifikasi akan didapat data
temperatur air dalam panci, temperatur api, lama waktu nyala api, lama waktu
mendidihkan air, warna api dan pola api tersebut.
iii
DAFTAR ISI
iv
2.6 Water Boiling Test (WBT) ..................................................................... 15
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Proses Gasifikasi …………………………………………..……….. 7
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jadwal dan Milestone ……………………………………………….… 5
Tabel 3.1 Data Variabel Penelitian Kompor Gasifikasi Tipe Downdraft …..…... 19
Tabel 3.2 Data Variabel Penelitian Kompor Gasifikasi Tipe Updraft ………...... 19
Tabel 3.4 Data Persentase Warna Api pada AFR 1,62 …………………………. 27
Tabel 3.6 Data Persentase Warna Api pada AFR 1,62 …………………………. 28
Tabel 3.8 Data Persentase Warna Api pada AFR 1,62 ………………………..... 29
Tabel 3.10 Data Persentase Warna Api pada AFR 1,62 ………………………... 30
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Biomassa belum bisa digunakan langsung sebagai bahan bakar karena sifatnya
yang memiliki kerapatan energi yang rendah, permasalahan pada penyimpanan dan
penanganan, maka perlu dibuat menjadi produk pellet. Produk pellet yang
digunakan salah satunya adalah pellet kayu sengon dan pellet kayu jati. Penggunaan
pellet kayu sebagai bahan bakar menghasilkan emisi CO2 delapan kali lebih rendah
dibandingkan dengan penggunaan gas [2]. Pellet kayu sengon dan kayu jati juga
dapat digunakan sebagai bahan bakar pada kompor gasifikasi (teknologi yang
digunakan untuk keperluan memasak dalam rumah tangga) dan mulai menggeser
penggunaan LPG. Berdasarkan Pusat Studi Kebijakan Publik (PUSKEPI) telah
terjadi kasus ledakan sebanyak 189 kali dalam pemakaian gas LPG di Indonesia
sejak tahun 2008 hingga Juli 2010. Jika tetap bergantung pada LPG, maka akan
menimbulkan beberapa ancaman serius seperti, minimnya cadangan gas jika tidak
ditemukan sumur gas yang baru, ketidakstabilan harga permintaan yang lebih besar
daripada produksinya dan hasil pembakaran yang dapat mengakibatkan polusi gas
rumah kaca. Oleh karena itu, pengembangan biomassa yang ramah lingkungan serta
sumber daya alam yang tidak akan habis perlu dikembangkan.
1
2
Bagaimana pengaruh dua variasi jenis pola tiupan udara terhadap kinerja serta
karakteristik api pada kompor gasifikasi tipe downdraft dan updraft yang berbahan
bakar limbah kayu dalam bentuk pellet.
6. Penyusunan Laporan
Hasil dari penelitian dan analisis ditulis dalam bentuk laporan tugas
akhir atau skripsi.
5
Deskripsi
No. Durasi Tanggal Selesai Milestone
Tahapan
Telah tersedia
variasi bahan
bakar biomassa
Pembuatan
1 2 minggu 9 Nov 2019 yang akan
Bahan Bakar
digunakan untuk
pengujian kinerja
kompor gasifikasi
Pembuatan
Kompor gasifikasi
Kompor
tipe downdraft siap
2 Gasifikasi tipe 2 minggu 16 Nov 2019
untuk dilakukan
downdraft dan
pengujian
updraft
Data keluaran dari
Pengujian
pola tiup udara
3 Kompor 2 minggu 30 Nov 2019
terhadap variasi
Gasifikasi
biomassa
Penyusunan
4 Laporan/Tugas 4 minggu 31 Jan 2020 Buku TA selesai
Akhir
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biomassa
2.1.1 Definisi Biomassa
Biomassa merupakan bagian dari tumbuhan atau hewan yang dapat digunakan
sebagai bahan bakar padat atau diubah ke dalam bentuk gas untuk menghasilkan
energi panas atau bahan bakar. Biomassa merupakan campuran kompleks yang
terdiri dari karbohidrat, lemak, protein dan lainnya. Biomassa merupakan sumber
daya terbarukan yang memiliki nilai ekonomis rendah (El Basam dan Maegaard,
2004). Potensi dari biomassa sebesar 50.000 MW yang bersumber dari limbah kayu
hutan, limbah pertanian dan kelapa sawit [3].
Biomassa tersedia dalam jumlah besar dan cocok untuk dimanfaatkan serta
dikembangkan di Indonesia. Pemanfaatan biomassa sebagai bahan bakar alternatif
merupakan solusi yang tepat atas permasalahan penggunaan bahan bakar fosil.
Dengan memanfaatkan energi biomassa ini banyak keuntungan dari segi
lingkungan seperti, mengurangi bau tidak sedap, mengurangi efek gas rumah kaca
serta menanggulangi pencemaran lingkungan yang dapat mencemarkan beberapa
penyakit. Pemanfaatan limbah seperti ini secara ekonomis akan sangat kompetitif
seiring naiknya harga bahan bakar fosil.
2.1.2 Kandungan Biomassa
Biomassa mengandung beberapa komponen penting dengan rasio yang
berbeda-beda, yaitu :
a. Hemiselulosa
Sebagian besar terdiri dari gula seperti, glukosa, xilosa, dan lainnya, dengan
rasio 20-40% serta mengandung sedikit CH4 [4].
b. Selulosa
Merupakan polimer glukosa dengan rasio 40-60%. Kandungan dari selulosa
terdiri dari 49,3% O, 44,4% C dan 6,2 % H [4].
c. Lignin
Molekul komplek yang memiliki rasio 10-25% [4].
6
7
d. Air
Kadar air pada biomassa tidak boleh melebihi 20%, karena akan
menyebabkan heat loss yang berlebihan dan memberikan beban pada tahap
pengeringan.
biomassa. Melalui proses konveksi kadar air akan hilang, karena pada reaktor
terjadi pemanasan udara yang bergerak mengeluarkan kandungan air [1].
2. Proses pirolisis
Merupakan proses dekomposisi dari bahan bakar dengan pada temperatur
tertentu dengan udara yang terbatas. Pada proses ini akan mengalami kenaikan
temperatur, sehingga dapat mencapai 300-700ºC. Akibat dari proses pirolisis,
maka akan menghasilkan tiga produk dengan fasa yang berbeda, yaitu produk
cari berupa tar, produk gas berupa producer gas (H2, CO, CO2, H2O dan CH4)
dan produk padat berupa arang [7].
3. Proses pembakaran atau oksidasi
Bahan bakar akan teroksidasi oleh oksigen dan udara. Proses ini
menghasilkan panas (eksoterm) yang memanaskan lapisan karbon di bawah.
Temperatur pada proses ini lebih dari 900ºC serta akan memecah substansi tar,
sehingga menghasilkan kandungan tar yang rendah pada gasifier downdraft.
Pada daerah pembakaran, sekitar 20% arang akan mengalami oksidasi menjadi
CO2 dan H2O dan 80% akan turun ke bawah, kemudian membentuk lapisa
reduction dimana hampir seluruh karbon akan digunakan [1].
4. Proses reduksi
Merupakan reaksi penyerapan panas (endoterm) dan terjadi reaksi kimia
yang berguna untuk menghasilkan flammable gas. Proses ini terjadi pada
temperatur 400-900ºC dan menghasilkan gas bakar seperti H2, CO dan CH4 [5].
yang dihasilkan mengalir ke atas melewati bahan bakar yang belum terbakar,
sementara bahan bakar akan terus jatuh ke bawah [5].
Pada gambar tersebut terlihat aliran udara bergerak ke bagian bawah yaitu
zona gasifikasi yang menghasilkan asap pirolisis, sehingga menyebabkan asap
tersebut melalui zona gasifikasi yang panas. Hal tersebut membuat tar yang
terkandung dalam asap terbakar, sehingga reaktor tersebut menghasilkan gas
yang bersih. Tar merupakan salah satu pengotor yang paling merugikan dan
haru dihindari karena sifatkan yang korosif. Kelebihan gasifikasi pada tipe ini
adalah biayanya murah, lebih panas, dan lebih mudh pada proses pembakaran.
1. Direct (langsung)
Pola tiupan ini merupakan metode pola tiupan udara secara langsung. Udara
yang berasal dari kipas langsung disalurkan ke dalam sistem pembakaran.
2. Cyclone (siklon)
Pola tiupan ini merupakan metode dengan pola tiupan udara secara tidak
langsung, sebelum masuk ke ruang pembakaran, udara dari kipas akan
disalurkan ke sebuah alat penampung. Kelebihan dari metode ini adalah dapat
menghasilkan tinggi api yang merata, karena udara terdistribusi secara
menyeluruh di ruang bakar.
2.2.3 Kalor
Kalor didefinisikan sebagai energi panas suatu zat. Kalor merupakan proses
transfer dari suatu zat ke zat lainnya karena adanya perubahan tempeatur. Kalor
dapat berpindah dari suhu tinggi ke suhu rendah. Ada tiga jenis perpindahan kalor
yang dapat terjadi:
1. Konveksi
Perpindahan kalor disertai dengan perpindahan zat perantaranya, biasa
terjadi diantara permukaan sebuah benda dengan fluida fasa gas atau fasa cair.
Contoh perpindahan konveksi adalah saat sedang memasak menggunakan panci,
kemudian panas api dari kompor pindah ke bagian bawah panci.
2. Konduksi
11
1. Api Putih
Api ini merupakan api yang paling panas dan berada di dalam inti bumi.
Temperatur yang dimiliki oleh api ini lebih dari 2000ºC dan banyak
digunakan di pabrik-pabrik yang memproduksi material besi dan bahan
sejenisnya [10].
4. Api Jingga
Api dengan warna jingga biasa dijumpai pada pembakaran arang atau
kayu dan memiliki temperatur antara 1000ºC sampai 1200ºC [10].
16
17
Uraian dari tahapan penelitian yang akan dilakukan pada diagram sebelumnya,
sebagai berikut :
Diameter Jumlah
Pengujian
Lubang Diameter Lubang Tinggi
Kompor Nilai AFR
Pada Woodpellet Pada Reaktor
Gasifikasi
Reaktor Reaktor
Pola tiupan
udara
direct
1,08 3mm 9mm 50 buah 60cm
Pola tiupan
udara
cyclone
Diameter Jumlah
Pengujian
Lubang Diameter Lubang Tinggi
Kompor Nilai AFR
Pada Woodpellet Pada Reaktor
Gasifikasi
Reaktor Reaktor
Pola tiupan
udara
direct
1,08 3mm 9mm 65 buah 30cm
Pola tiupan
udara
cyclone
20
1. Kompor ini memiliki tinggi 105cm. Terdiri dari badan kompor yang
berfungsi sebagai pelindung bagian dalam kompor.
2. Blower, berfungsi sebagai pendistribusi udara ke bagian proses
pembakaran.
3. Tinggi reaktor 60cm, diameter dalam 35 cm dan diameter luar 40cm. Ruang
reaktor ini merupakan tempat terjadinya proses pembakaran.
4. Hopper yang berfungsi sebagai tempat memasukkan bahan bakar menuju
reaktor.
5. Terdapat lubang pada kompor, sebagai tempat keluarnya api.
21
1. Termokopel Tipe K
frekuensi yang tetap, namun tegangan rata-rata yang dapat diubah dan duty
cycle yang bervariasi (persentase panjang pulsa high dalam satu periode),
semakin besar duty cycle yang dimodulasi maka semakin cepat putaran motor
yang dihasilkan.
1. Waktu Mulai
Waktu dimana, mulainya penyalaan api yang disebabkan oleh terbakarnya
bahan bakar.
2. Waktu Operasi
Waktu dimana, ketika api menyala hingga padamnya api karena bahan bakar
telah habis dan hanya arang yang tersisa.
3. Total Waktu Operasi
Total waktu operasi adalah dimana jumlah dari waktu mulai dan waktu
operasi.
4. Temperatur Api
Temperatur api dilakukan dengan Thermocouple tipe K, dimana yang
memiliki prinsip adanya perbedaan panas secara gradien, kemudian akan
menghasilkan tegangan yang biasa disebut efek termoelektrik.
5. Persentase Warna Api
Persentase warna api dapat ditentukan dengan menggunakan software
Coreldraw. Gambar api yang telah diambil pada proses penelitian, kemudian
26
6. Persentase Char
Persentase char dapat dihitung dengan cara membandingkan antara massa
arang dengan massa bahan bakar, dan dapat dirumuskan sebagai berikut :
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 (𝑘𝑔)
%Char = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟 (𝑘𝑔) 𝑥100%
1 0
2 3
3 6
… …
10 27
27
1 0
2 3
3 6
… …
10 27
1 0
2 3
3 6
… …
10 27
28
1 0
2 3
3 6
… …
10 27
1 0
2 5
3 10
… …
10 50
29
1 0
2 5
3 10
… …
10 50
1 0
2 5
3 10
… …
10 50
30
1 0
2 5
3 10
… …
10 50
3. Pola api pada kompor gasifikasi tipe downdraft dengan pola tiup udara
direct. (dalam bentuk gambar/foto)
4. Pola api pada kompor gasifikasi tipe downdraft dengan pola tiup udara
cyclone. (dalam bentuk gambar/foto)
5. Pola api pada kompor gasifikasi tipe updraft dengan pola tiup udara direct.
(dalam bentuk gambar/foto)
6. Pola api pada kompor gasifikasi tipe updraft dengan pola tiup udara cyclone.
(dalam bentuk gambar/foto)
DAFTAR PUSTAKA
31