MATERI
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA
Disusun Oleh :
Prameswari Citradhitya
MATERI
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA
Disusun Oleh :
Prameswari Citradhitya
LEMBAR PENGESAHAN
Semarang,
Dosen Pengampu
Aji Prasetyaningrum,S.T.,M.T.
NIP. 19610021994032003
ii
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA
RINGKASAN
Viskositas atau kekentalan adalah suatu sifat yang dimiliki tiap fluida
baik yang gas maupun cairan. Viskositas sendiri dibagi menjadi dua,
viskositas dinamis dan viskositas kinematis. Pada praktikum ini
bertujuan untuk menentukan viskositas dinamis dengan menggunakan
metode Ostwald dari Poiseulle. mahasiswa diharapkan mampu
menentukan viskositas dinamis suatu zat dan membuat grafik serta
memahami hubungan antara viskositas dengan % volume, densitas,
dan suhu suatu zat.
Viskositas adalah suatu gesekan antara lapisan zat cair atau gas yang
mengalir. Tiap molekul dalam cairan dianggap dalam kedudukan
setimbang. Maka sebelum lapisan molekul dapat melewati lapisan molekul
lainnya diperlukan suatu energi tertentu sehingga suatu lapisan zat cair
dapat meluncur diatas lapisan lainny.Metode Ostwald, yaitu metode untuk
mengetahui viskositas dengan perbedaan suhu, jenis larutan dan waktu
yang dibutuhkan oleh cairan pada viskosimeter Ostwald . Faktor-faktor
yang mempengaruhi viskositas yaitu densitas, suhu, tekanan, dan
gaya gesek.
Dalam praktikum ini digunakan metode Ostwald dengan
menghitung waktu alir cairan dari titik batas atas “S1” ke titik batas bawah
“S2” dengan viskosimeter Ostwald. Viskositas dapat diketahui dengan
membandingkan cairan dengan zat pembanding yang telah dicari terlebih
dahulu viskositasnya. Sampel yang digunakan antara lain Bearbrand 30%V
pada suhu 35ºC, 45ºC, 55ºC dan 65ºC. Juga ada Hilo dengan 10,20,30 dan
40%V. Yang terakhir adalah Sprite dengan 15,25,35 dan 45 %V.
Dari hasil praktikum, didapatkan hasil viskositas dinamis. Viskosita
dinamis sprite pada kadar 15%V;25%V;35%V;45%V berturut-turut ialah 0.89563
Cpoise;1.07689 Cpoise;1.25299 Cpoise;1.35064 Cpoise. Viskositas diniamis Hilo
pada kadar 10%V;20%V;30%V;40%V berturut-turut ialah 1.2925 Cpoise;1.3937
Cpoise;1.5875 Cpoise;1.6381 Cpoise. Viskositas dinamis Berabrand 30%V pada
suhu 35oC;40oC;50oC;55oC berturut-turut ialah 0.7894 Cpoise;0.7612
Cpoise;0.7851 Cpoise;0.8811 Cpoise.
Saran untuk praktikum selanjutnya amati laju alir lebih teliti dan sebaiknya
saat penetapan S1 dan S2 harus benar-benar dicermati dan kondisi kontsan.
iii
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................ ii
RINGKASAN.................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .............................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... vii
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Tujuan Praktikum ..................................................................... 1
1.3 Manfaat Praktikum ................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 3
2.1 Pengertian ............................................................................... 3
2.2 Macam-Macam Viskositas ...................................................... 3
2.3 Viskositas Suatu Larutan ......................................................... 4
2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Viskositas......................... 5
2.5 Cara-Cara Penentuan Visksitas ................................................ 6
2.6 Kegunaan Viskositas .............................................................. 7
BAB III METODE PRAKTIKUM .................................................................. 8
3.1 Bahan dan Alat yang Digunakan............................................... 8
3.2 Gambar Rangkaian Alat ........................................................... 8
3.3 Prosedur Praktikum .................................................................. 8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 10
4.1 Data Hasil Aquadest .............................................................. 10
4.2 Hubungan %Volume dengan Viskositas................................ 10
4.2.1 Hubungan %Volume dengan Viskositas pada Sprite ............. 10
4.2.2 Hubungan %Volume dengan Viskositas pada Hilo................ 11
4.3 Hubungan Densitas dengan Viskositas .................................. 12
4.4 Hubungan Suhu dengan Viskositas pada Bearbrand................ 13
BAB V PENUTUP ........................................................................................ 14
5.1 Kesimpulan ............................................................................ 14
5.2 Saran ...................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 15
LAMPIRAN
iv
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA
DAFTAR TABEL
v
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA
DAFTAR GAMBAR
vi
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA
DAFTAR LAMPIRAN
vii
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA
BAB I
PENDAHULUAN
1
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA
2
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Viskositas adalah suatu gesekan antara lapisan zat cair atau gas yang
mengalir. Tiap molekul dalam cairan dianggap dalam kedudukan setimbang.
Maka sebelum lapisan molekul dapat melewati lapisan molekul lainnya
diperlukan suatu energi tertentu sehingga suatu lapisan zat cair dapat meluncur
diatas lapisan lainnya. Karena adanya gaya gesekan antara lapisan zat cair,
maka suatu zat akan bersifat menahan aliran. Besar kecilnya gaya gesekan
tersebut tergantung dari sifat zat cair yang dikenal dengan nama viskositas
(Daniels, 1961).
𝐹
Dirumuskan: 𝜂 = 𝑑𝑣 (Perry, 2008)
𝐴
𝑑𝑦
Dengan: η = viskositas
F = gaya gesek
A = luas permukaan zat cair
dv = perbedaan kecepatan antara dua lapisan zat cair yang berjarak
dy
Jadi viskositas dapat didefinisikan sebagai gaya tiap satuan luas (N/m2)
yang diperlukan untuk mendapatkan beda kecepatan sebesar 1 m/s antara dua
lapisan zat cair yang sejajar dan berjarak 1 m (Perry, 2008).
Dalam satuan SI, viskositas sebesar 1 N.s/m2 disebut 10 poise. Untuk
kekentalan yang kecil dapat digunakan centipoise (10-2 poise) (Perry, 2008).
3
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA
banyaknya zat cair yang mengalir per satuan luas tiap detik, satuannya
adalah m2/s atau 104 stokes.
Hubungan antara viskositas dinamis (𝜇) dengan viskositas
kinematis (𝜐) adalah (Perry, 2008):
𝜇
𝜐=
𝜌
Dengan,
𝜐 = viskositas kinematis (m2/s)
𝜇 = viskositas dinamis (N.s/m2)
𝜌 = densitas (kg/m3)
4
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA
4. Viskositas Intrinsik
Adalah rasio antara viskositas spesifik dengan konsentrasi zat
terlarut yang diekstrapolasi sampai konsentrasi mendekati nol (saat
pengenceran tak terhingga). Viskositas intrinsik menunjukkan kemampuan
suatu polimer dalam larutan untuk menambah viskositas larutan tersebut.
Nilai viskositas dari suatu senyawa makromolekul di dalam larutan adalah
salah satu cara yang paling banyak digunakan dalam karakterisasi senyawa
tersebut.Secara umum, viskositas intrinsik dari makromolekul linear
berkaitan dengan berat molekul atau derajat polimerisasinya. Viskositas
intrinsik dinyatakan dengan rumus:
𝜂𝑠𝑝
[𝜂] = lim
𝑐→0 𝑐
5
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA
6
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA
𝑔 : Percepatan Gravitasi
Persamaan di atas dapat ditulis ulang menjadi:
2 𝑟²𝑔
𝜂= (𝜎 − 𝜌)
9 𝑣
7
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA
BAB III
METODE PRAKTIKUM
8
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA
6. Catat waktu yang diperlukan oleh cairan untuk mengalir dari batas atas ”s1”
ke batas bawah ”s2”.
7. Ulangi langkah 1 s/d 6 untuk sampel yang akan dicari viskositasnya.
𝜌ₓ𝑡ₓ
8. Tentukan harga viskositas dengan rumus 𝜂ₓ = 𝜂ₐ
𝜌ₐ𝑡ₐ
9
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Percobaan Aquadest
Tabel 4.1 Hasil percobaan Aquadest
T(oC) Densitas(gr/ml) t(s) Viskositas(cp)
30oC 0.99567 1,4 0,9
10
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA
11
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA
(Sutiah,2018)
Dari persamaan tersebut dapat diartikan, semakin besar densitas maka
viskositas juga semakin besar.
Hubungan yang terjadi antara desnitas dengsn viskositas dalam praktikum
sudah sesuai dengan teori. Yaitu densitas berbanding lurus dengan viskositas.
Semakin besar densitas maka viskositas juuga semakin besar
12
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA
13
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Dari hasil praktikum,didapatkan hasil viskositas dinamis. Viskosita
dinamis sprite pada kadar 15%V;25%V;35%V;45%V ialah 0.89563
Cpoise;1.07689 Cpoise;1.25299 Cpoise;1.35064 Cpoise. Viskositas
diniamis Hilo pada kadar 10%V;20%V;30%V;40%V ialah 1.2925
Cpoise;1.3937 Cpoise;1.5875 Cpoise;1.6381 Cpoise. Viskositas dinamis
Berabrand 30%V pada suhu 35oC;40oC;50oC;55oC ialah 0.7894
Cpoise;0.7612 Cpoise;0.7851 Cpoise;0.8811 Cpoise.
2. Grafik hubungan antara %Volume dengan viskositas selalu naik. Grafik
hubungan antara densitas dengan viskositas selalu naik. Grafik hubungan
antara suhu dengan viskositas terjadi naik-turun hal tersbut menyimpang
karena seharusnya semakin besar suhunya maka viskositas semakin
turun,tetapi pada praktikum terjadi naiknya viskositas karena pengukuran
yang terlalu lama.
3. Hubungan antara viskositas dengan %volume ialah berbanding lurus.
Hubungan viskositas dengan densitas juga berbanding lurus. Sedangkan
hubungan viskositas dengan suhu ada yang berbanding lurus ada yang
berbanding terbalik
5.2 Saran
1. Panaskan sampel 3-4oC diatas suhu yang diharapkan agar saat pengujian
tidak terjadi penurunan yang drastis
2. Amati laju alir lebih teliti
3. Sebaiknya saat penetapan S1 dan S2 harus benar-benar dicermati dan
kondisi kontsan
14
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA
DAFTAR PUSTAKA
15
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA
RINGKASAN
i
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA
DAFTAR ISI
RINGKASAN...................................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... v
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Tujuan Praktikum ...................................................................... 1
1.3 Manfaat Praktikum .................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 3
2.1 Pengertian.................................................................................. 3
2.2 Metode Penentuan Tegangan Muka ........................................... 3
2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tegangan Muka .................. 4
2.4 Kegunaan Tegangan Muka ........................................................ 4
2.5 Pengaruh Kohesi dan Adhesi Terhadap Tegangan Muka ........... 4
BAB III METODE PRAKTIKUM ................................................................... 6
3.1. Bahan dan Alat yang Digunakan ................................................ 6
3.2. Gambar Rangkaian Alat ............................................................. 6
3.3. Prosedur Praktikum ................................................................... 6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 8
4.1. Data Hasil Aquadest .................................................................. 8
4.2. Hubungan %Volume dengan Viskositas .................................... 8
4.2.1 Metode Kenaikan Pipa Kapiler .................................................. 8
4.2.2 Metode Tetes (Volume Konstan) ............................................... 9
4.2.3 Metode Tetes (Tetes Konstan) ................................................. 10
4.3. Hubungan Densitas dengan Viskositas .................................... 11
4.3.1 Metode Kenaikan Pipa Kapiler ................................................ 11
4.3.2 Metode Tetes (Volume Konstan) ............................................. 13
4.3.3 Metode Tetes (Tetes Konstan) ................................................. 14
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 16
5.1 Kesimpulan ............................................................................. 16
5.2 Saran ....................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 17
LAMPIRAN
ii
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA
DAFTAR TABEL
iii
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA
DAFTAR GAMBAR
iv
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA
DAFTAR LAMPIRAN
v
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA
BAB I
PENDAHULUAN
1
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA
2
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Molekul-molekul yang terletak didalam cairan dikelilingi oleh
molekul-molekul lain sehingga mempunyai resultan gaya sama dengan nol.
Sedangkan untuk molekul yang berada di permukaan cairan, gaya tarik ke
bawah tidak diimbangi oleh gaya tarik ke atas. Akibat dari gaya tarik ke bawah
ini, maka bila keadaan memungkinkan cairan akan cenderung mempunyai luas
permukaan yang sekecil-kecilnya. Misalnya tetesan cairan akan berbentuk
bola, karena untuk suatu volume tertentu bentuk bola akan mempunyai luas
permukaan yang sekecil-kecilnya, maka ada tegangan pada permukaan cairan
yang disebut tegangan permukaan (Daniels, 1961).
Sehingga tegangan permukaan dapat didefinisikan sebagai gaya yang
bekerja sepanjang permukaan cairan dengan sudut yang tegak lurus pada garis
yang panjangnya 1 cm yang mengarah ke dalam cairan. Satuan tegangan
permukaan dalam cgs yaitu dyne/cm sedangkan dalam SI yaitu N/m (Daniels,
1961).
2. Metode Tetes
Jika cairan tepat akan menetes maka gaya tegangnan permukaan
sama dengan gaya yang disebabkan oleh gaya berat itu sendiri, maka:
mg = 2πγr
3
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA
4
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA
gaya kohesi dan adhesi antara zat cair dengan dinding kapiler. Tegangan
permukaan suatu cairan berhubungan dengan garis gaya tegang yang dimiliki
permukaan cairan tersebut. (Juliyanto dkk.,2016).
Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zat cair cenderung
untuk menegang, sehingga permukaannya tampak seperti selaput tipis. Hal ini
dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi antara molekul air. Pada zat cair yang
adesiv berlaku bahwa besar gaya kohesinya lebih kecil dari pada gaya adesinya
dan pada zat yang nonadesiv berlaku sebaliknya. Salah satu besaran yang
berlaku pada sebuah pipa kapiler adalah sudut kontak, yaitu sudut yang
dibentuk oleh permukaan zat cair yang dekat dengan dinding. Sudut kontak ini
timbul akibat gaya tarik menarik antara zat yang sama (gaya kohesi) dan gaya
tarik-menarik antara molekul zat yang berbeda (adesi) (Juliyanto dkk.,2016).
Salah satu aspek yang mempengaruhi daya kohesi adalah kerapatan dan
jarak antarmolekul dalam suatu benda. Kohesi berbanding lurus dengan
kerapatan suatu benda. Jika kerapatan semakin besar maka gaya kohesi akan
didapatkan semakin besar. Adhesi menyebabkan air untuk bergerak
naik(Heriyani dan Mugisidi,2016).Dalam pipa kapiler, gaya adhesi antara
partikel air dan kaca lebih besar daripada gaya kohesi antara partikel partikel
air, maka air akan naik dalam pipa kapiler. Sebaliknya raksa cenderung turun
dalam pipa kapiler, jika gaya kohesinya lebih besar daripada gaya adhesinya.
Kenaikan atau penurunan zat cair pada pipa kapiler disebabkan oleh adanya
tegangan permukaan ( γ ) yang bekerja pada keliling persentuhan zat cair
dengan pipa (Juliyanto dkk.,2016).
5
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA
BAB III
METODE PERCOBAAN
Keterangan:
1. Alat untuk metode tetes
2. Alat untuk metode pipa kapiler
Data yang diperlukan:
- Densitas - Jumlah tetesan
- Tinggi cairan - Volume tetesan
6
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA
B. Tetes Konstan
1. Tentukan densitas sampel dengan menggunakan picnometer.
2. Isi alat metode tetes dengan menggunakan aquadest sebagai
cairan pembanding.
3. Buka kran dengan sudut tertentu dan tetap selama percobaan,
biarkan aquadest menetes sejumlah tetesan yang telah
ditentukan (Y tetesan).
4. Hitung volume tetesan.
5. Lakukan langkah 1 s/d 4 untuk sampel yang akan dicari
tegangan mukanya.
𝜌ₓ𝑣ₓ
6. Hitung tegangan mukanya dengan rumus 𝛾ₓ = 𝛾ₐ
𝜌ₐ𝑣ₐ
7
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
8
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA
9
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA
10
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA
11
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA
12
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA
Grafik 4.3.2 Hubungan antara Suhu dengan tegangan muka pada hilo
dengan metode tetes (volume konstan)
Grafik diatas menunjukan hubungan antara suhu dengan tegangan
muka. Grafik diatas menunjukan naik-turun. Grafik naik pada suhu
35oC sampai 55oC. lalu turun pada suhu 65oC.
Suhu pengukuran atau suhu sistem dinaikkan, maka energi kinetik
molekul-molekulnya juga meningkat yang menyebabkan meningkatnya
getaran molekul. Getaran atau gerak vibrasional dari molekul-molekul
air tersebut akan melemahkan interaksi antar molekul, seperti ikatan
hidrogen atau gaya van der Waals. Hal ini berakibat langsung pada
penurunan tegangan permukaan suatu cairan dengan meningkatnya
suhu system (Tang dan Suendo,2011).hilo tidak mengandung surfaktan.
Surfaktan (Surface Active Agent) adalah zat seperti deterjen yang
ditambahkan pada cairan untuk meningkatkan sifat penyebaran atau
pembasahan dengan menurunkan tegangan permukaan cairan
khususnya air (Furi dan coniwanti,2012).
Hubungan yang terjadi antara suhu dengan tegangan muka dalam
metode tetes (volume konstan) terjadi pnyimpangan. Hal tersebut
ditandai dengan adanya grafik yang naik padahal seharusnya turun.
13
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA
Grafik 4.3.3 Hubungan suhu dengan tegangan muka pada hilo dengan
metode tetes (tetes konstan)
Grafik diatas menunjukan hubungan suhu dengan teegangan muka.
Grafik tersebut terjadi naik-turun. Tegangan muka naik pada suhu 35oC
sampai 55oC. lalu tegangan muka turun saat suhu 65oC.
Suhu pengukuran atau suhu sistem dinaikkan, maka energi kinetik
molekul-molekulnya juga meningkat yang menyebabkan meningkatnya
getaran molekul. Getaran atau gerak vibrasional dari molekul-molekul
air tersebut akan melemahkan interaksi antar molekul, seperti ikatan
hidrogen atau gaya van der Waals. Hal ini berakibat langsung pada
penurunan tegangan permukaan suatu cairan dengan meningkatnya
suhu system (Tang dan Suendo,2011).hilo tidak mengandung surfaktan.
Surfaktan (Surface Active Agent) adalah zat seperti deterjen yang
ditambahkan pada cairan untuk meningkatkan sifat penyebaran atau
pembasahan dengan menurunkan tegangan permukaan cairan
khususnya air (Furi dan coniwanti,2012).
14
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA
15
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Nilai tegangan muka metode pipa kapiler pada shampoo dengan kadar
5%V;10%V;15%V;20%V yaitu 0.387863; 0.467984;0.391403 ;0.471572.
Nilai tegangan muka metode pipa kapiler pada Hilo 20% dengan suhu
35oc;45oc;55oC;65oC ialah 0.472374;0.391796;0.311864; 0.314192.
Tegangan muka pada metode tetes pada shampoo dengan kadar
5%V;10%V;15%V;20%V ialah 0.348417;0.344705;0.334824;0.307269.
Tegangan muka metode tetes pada hilo 20% dengan suhu
35oc;45oc;55oC;65oC ialah 0.791567;0.903243;0.963211;0.714521
2. Hubungan %V dengan tegangan muka ialah berbanding lurrus. Yaitu
semakin besar %V maka semakin besar juga tegangan mukanya. Terdapat
beberapa grafik yang tidak sesuai dengan teroi karena adanya kandungan
zat surfuktan pada shampoo yang dapat menurunkan tegangan muka
3. Dari ketiga metode tersebut terjadi penyimpangan karena masing-masing
metode memengaruhi nilai tegangan muka. nilai tegangan muka tersebut
ada yang sesuai teori ada yang menyimpang. terjadi penyimpangan karena
kandungan zat surfuktan yang terdapat pada shampoo sehingga mampu
menurunkan tegangan muka serta ketidak adaannya zat surfuktan pada hilo
yang menyebabkan naiknya tegangan muka.
5.2 Saran
1. Sediakan alat hitung tetes agar lebih akurat
2. Asisten laboratorium dapat memantau praktikan agar tidak salah prosedur
3. Untuk praktikum kedepannya,semua praktikan diharapkan dapat
memahami konsep secara menyeluruh.
16
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA
DAFTAR PUSTAKA
17
LEMBAR DATA HASIL PRAKTIKUM
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA II
Materi :
Viskositas dan Tegangan Muka
A-1
I. TUJUAN PERCOBAAN
Viskositas:
1. Menentukan viskositas dinamis suatu zat.
2. Membuat grafik antara %V vs ηx, ρx vs ηx, dan Tx vs ηx.
3. Menentukan hubungan antara viskositas dengan %volume, densitas larutan,
dan suhu suatu zat.
Tegangan Muka:
1. Menentukan nilai tegangan muka berdasarkan metode kenaikan pipa kapiler
dan metode tetes
2. Menentukan pengaruh %V terhadap tegangan muka.
3. Mengetahui pengaruh tinggi, jumlah tetesan, dan volume tetesan terhadap
tegangan muka.
II. PERCOBAAN
2.1. Bahan Yang Digunakan
Viskositas:
1. Bearbrand 30%V (35oC,45oC,55oC,65oC)
2. Hilo 10%V,20%V,30%V,40%V
3. Sprite 15%V ,25%V,35%V,45%V
4. Aquadest
Tegangan Muka:
1. Hilo 20%V (35oC,45oC,55oC,65oC)
2. Shampoo 5%V,10%V,15%V,20%V
3. Aquadest secukupnya.
2.2. Alat Yang Dipakai
Viskositas :
1. Viskometer Ostwald 5. Stopwatch
2. Beaker glass 6. Neraca analitik
3. Picnometer 7. Gelas ukur
4. Corong 8. Erlenmeyer
Tegangan Muka :
1. Pipa Kapiler
2. Alat Metode Tetes
3. Picnometer
4. Corong
5. Beaker glass
6. Neraca analitik
A-2
7. Gelas ukur
8. Mistar
9. Erlenmeyer
Keterangan:
1. Alat untuk metode tetes
2. Alat untuk metode pipa kapiler
Data yang diperlukan:
- Densitas - Jumlah tetesan
- Tinggi cairan - Volume tetesan
2.3 Cara kerja
Viskositas :
1. Tentukan densitas sampel dengan menggunakan picnometer.
2. Tentukan batas atas ”s1” dan batas bawah ”s2” pada viskometer
ostwald.
3. Isi viskometer ostwald dengan menggunakan 15 ml cairan
pembanding (aquadest).
4. Hisap air (melalui selang karet) sampai permukaan cairan lebih
tinggi dari batas atas ”s1” yang telah ditentukan. Kemudian biarkan
cairan mengalir secara bebas.
5. Hidupkan stopwatch pada saat cairan tepat berada di garis batas atas
”s1” dan matikan stopwatch saat cairan tepat berada pada garis batas
bawah ”s2”.
6. Catat waktu yang diperlukan oleh cairan untuk mengalir dari batas
atas ”s1” ke batas bawah ”s2”.
7. Ulangi langkah 1 s/d 6 untuk sampel yang akan dicari viskositasnya.
8. Tentukan harga viskositas dengan rumus
𝜌ₓ𝑡ₓ
𝜂ₓ = 𝜂ₐ
𝜌ₐ𝑡ₐ
Tegangan Muka :
Metode Kenaikan pipa kapiler
1. Tentukan densitas sampel dengan menggunakan picnometer.
A-3
2. Tuangkan 100 ml cairan pembanding (aquadest) ke dalam beaker
glass 100 ml.
3. Masukan pipa kapiler ke dalam beaker glass, biarkan beberapa saat
agar aquadest naik ke pipa.
4. Setelah tinggi aquadest konstan, tutup bagian atas dari pipa kapiler
dengan ibu jari lalu angkat, kemudian ukur tingginya menggunakan
mistar .
5. Ulangi langkah 1, 2 dan 3 untuk sampel yang akan dicari tegangan
mukanya .
6. Hitung tegangan mukanya dengan rumus
𝜌ₓℎₓ
𝛾ₓ = 𝛾ₐ
𝜌ₐℎₐ
Metode Tetes
A . Volume Konstan
1. Tentukan densitas sampel dengan menggunakan aquadest
sebagai cairan pembanding.
2. Isi alat metode tetes dengan menggunakan aquadest sebanyak X
ml sebagai cairan pembanding.
3. Buka kran dengan sudut tertentu dan tetap selama percobaan,
biarkan aquadest menetes sampai habis.
4. Hitung jumlah tetesan.
5. Lakukan langkah 1 s/d 4 untuk sampel yang akan dicari
tegangan mukanya.
6. Hitung tegangan mukanya dengan rumus
𝜌ₓ𝑛ₐ
𝛾ₓ = 𝛾ₐ
𝜌ₐ𝑛ₓ
B. Tetes Konstan
1. Tentukan densitas sampel dengan menggunakan picnometer.
2. Isi alat metode tetes dengan menggunakan aquadest sebagai
cairan pembanding.
3. Buka kran dengan sudut tertentu dan tetap selama percobaan,
biarkan aquadest menetes sejumlah tetesan yang telah
ditentukan (Y tetesan).
4. Hitung volume tetesan.
5. Lakukan langkah 1 s/d 4 untuk sampel yang akan dicari
tegangan mukanya.
A-4
6. Hitung tegangan mukanya dengan rumus
𝜌ₓ𝑣ₓ
𝛾ₓ = 𝛾ₐ
𝜌ₐ𝑣ₐ
2.4 Hasil Percobaan
Viskositas :
Taq = 30oC
Mpicno = 11,247 gram
Mpicno+aq = 43,29 gram
Maq =32,044 gram
𝜌 aq =0,99567 gr/ml
Vaq = 32,1823
a. Sprite
%V Msampel+picno(gr) 𝜌(gr/ml) t(s)
15% 32,233 1,00157 1,38
25% 32,336 1,00477 1,66
35% 32,360 1,00552 1,93
45% 32,523 1,01058 2,07
b. Hilo
%V Msampel+picno(gr) 𝜌(gr/ml) t(s)
10% 32,213 1,0090 2,00
20% 32,313 1,00403 2,15
30% 32,433 1,00770 2,44
40% 32,533 1,01080 2,51
c. Bearbrand 30%
T(oC) Msampel+picno(gr) 𝜌(gr/ml) t(s)
35 27,10 1,05402 1,16
40 25,69 0,99918 1,18
50 25,65 0,99670 1,22
55 25,61 0,99607 1,37
Tegangan Muka
Aquadest
𝜌 = 0,99567 gr/ml
haq = 0,9 cm
vaq =12 ml
n = 192 tetes
A-5
1. Kenaikan Pipa kapiler
a. Shampoo
%V Msampel+picno(gr) h(cm) 𝜌(gr/ml)
5% 25,37 0,5 0,9867
10% 25,49 0,6 0,9914
15% 25,60 0,5 0,9950
20% 25,69 0,6 0,9990
b. Hilo 20%
T(oC) Msampel+picno(gr) h(cm) 𝜌(gr/ml)
35 25,73 0,6 1,0007
45 25,62 0,5 0,9960
55 25,69 0,4 0,9910
65 25,67 0,4 0,9984
2. Metode Tetes
a. Tetes Konstan
i. Shampoo
%V Msampel+picno(gr) V(ml) 𝜌(gr/ml)
5% 25,37 1,50 0,9867
10% 25,49 1,45 0.9914
15% 25,60 1,40 0,9950
20% 25,69 1,15 0,9990
ii. Hilo 20%
%V Msampel+picno(gr) V(ml) 𝜌(gr/ml)
35 25,73 1,9 1,0070
45 25,62 2,4 0,9966
55 25,69 2,5 0,9990
65 25,69 2,4 0,9991
b. Volume Konstan
i. Shampo
%V Msampel+picno(gr) V(ml) 𝜌(gr/ml)
5% 25,37 385 0,9867
10% 25,49 391 0,9914
15% 25,60 404 0,9950
ii. Hilo 20%
T(oC) Msampel+picno(gr) V(ml) 𝜌(gr/ml)
35 25,73 173 1,0073
A-6
45 25,62 150 0,9966
55 25,69 141 0,9990
65 25,69 129 0,6780
Praktikan Asisten
A-7
LEMBAR PERHITUNGAN VISKOSITAS
Taq = 30oC
Mpicno = 11.247 gram
Mpicno+aq = 43.29 gram
Maq = 32.044 gr
𝜌 aq = 0.99567 gr/ml
Vaq = 32.1823 ml
a. Sprite
• Kadar 15%
ρₓ= 1.00157 gr/ml
tx= 1.38 s
𝜌ₓ𝑡ₓ
𝜂ₓ = 𝜂ₐ
𝜌ₐ𝑡ₐ
1.00157 ×1.38
= 0.99567×1.4 × 0.9
= 0.89563 c poise
• Kadar 25%
ρₓ= 1.00477 gr/ml
tx= 1.66 s
𝜌ₓ𝑡ₓ
𝜂ₓ = 𝜂ₐ
𝜌ₐ𝑡ₐ
1.00477×1.66
= × 0.9
0.99567×1.4
= 1.07689 c poise
• Kadar 35%
ρₓ= 1.00552 gr/ml
tx= 1.93 s
𝜌ₓ𝑡ₓ
𝜂ₓ = 𝜂ₐ
𝜌ₐ𝑡ₐ
1.00552×1.93
= × 0.9
0.99567×1.4
= 1.25299 c poise
• Kadar 45%
ρₓ= 1.01058 gr/ml
tx= 2.07 s
𝜌ₓ𝑡ₓ
𝜂ₓ = 𝜂ₐ
𝜌ₐ𝑡ₐ
1.01058×2.07
= 0.99567×1.4 × 0.9
= 1.35064 cpoise
B-1
b. Hilo
• Kadar 10%
ρₓ= 1.0090 gr/ml
tx= 2.00 s
𝜌ₓ𝑡ₓ
𝜂ₓ = 𝜂ₐ
𝜌ₐ𝑡ₐ
1.00090×2
= 0.99567×1.4
= 1.2925 c poise
• Kadar 20%
ρₓ= 1.00403 gr/ml
tx= 2.151 s
𝜌ₓ𝑡ₓ
𝜂ₓ = 𝜂ₐ
𝜌ₐ𝑡ₐ
1.00403×2.15
= 0.99567×1.4
= 1.3937 c poise
• Kadar 30%
ρₓ= 1.00770 gr/ml
tx= 2.44 s
𝜌ₓ𝑡ₓ
𝜂ₓ = 𝜂ₐ
𝜌ₐ𝑡ₐ
1.00770×2.44
= × 0.9
0.99567×1.4
= 1.5875 c poise
• Kadar 40%
ρₓ= 1.01080 gr/ml
tx= 2.51 s
𝜌ₓ𝑡ₓ
𝜂ₓ = 𝜂ₐ
𝜌ₐ𝑡ₐ
1.01080×2.51
= × 0.9
0.99567×1.4
= 1.6381 c poise
= 0.7894 c poise
B-2
• T=40oC
ρₓ= 0.9918 gr/ml
tx= 1.18 s
𝜌ₓ𝑡ₓ
𝜂ₓ = 𝜂ₐ
𝜌ₐ𝑡ₐ
0.9918×1.18
= 0.99567×1.4 × 0.9
= 0.7612 c poise
• T=50oC
ρₓ= 0.99670 gr/ml
tx= 1.22 s
𝜌ₓ𝑡ₓ
𝜂ₓ = 𝜂ₐ
𝜌ₐ𝑡ₐ
0.99670×1.22
= 0.99567×1.4 ×0.9
=0.7851 c poise
• T=55oC
ρₓ= 0.99607 gr/ml
tx= 1.37 s
𝜌ₓ𝑡ₓ
𝜂ₓ = 𝜂ₐ
𝜌ₐ𝑡ₐ
0.99607×1.37
= × 0.9
0.99567×1.4
= 0.811 c poise
B-3
LEMBAR PERHITUNGAN TEGANGAN MUKA
=0.3881 dyne/cm
• 10%
ρₓ= 0.9914 gr/ml
hx=0.6 cm
𝜌ₓℎₐ
𝛾ₓ = 𝛾ₐ
𝜌ₐℎₓ
0.9914×0.6
= 0.99567×0.9 × 0.705
= 0.4680 dyne/cm
• 15%
ρₓ= 0.9950 gr/ml
hx=0.5 cm
𝜌ₓℎₐ
𝛾ₓ = 𝛾ₐ
𝜌ₐℎₓ
0.9950×0.5
= 0.99567×0.9 × 0.705
= 0.3914 dyne/cm
• 20%
ρₓ= 0.9990 gr/ml
hx=0.6 cm
𝜌ₓℎₐ
𝛾ₓ = 𝜌ₐℎₓ
𝛾ₐ
B-4
0.9990×0.6
= 0.99567×0.9 × 0.705
= 0.4716 dyne/cm
b. Hilo 20%V
• T =35oC
ρₓ= 1.0007 gr/ml
hx=0.6 cm
𝜌ₓℎₐ
𝛾ₓ = 𝛾ₐ
𝜌ₐℎₓ
1.0007×0.6
= 0.99567×0.9 × 0.705
= 0.4724 dyne/cm
• T = 45oC
ρₓ= 0.9960 gr/ml
hx=0.5 cm
𝜌ₓℎₐ
𝛾ₓ = 𝛾ₐ
𝜌ₐℎₓ
0.9960×0.5
= 0.99567×0.9 × 0.705
= 0.5557 dyne/cm
• T = 55oC
ρₓ= 0.9910 gr/ml
hx=0.4 cm
𝜌ₓℎₐ
𝛾ₓ = 𝛾ₐ
𝜌ₐℎₓ
0.9910×0.4
= 0.99567×0.9 × 0.705
= 0.3119 dyne/cm
• T = 65oC
ρₓ= 0.99814 gr/ml
hx=0.4 cm
𝜌ₓℎₐ
𝛾ₓ = 𝛾ₐ
𝜌ₐℎₓ
0.99814×0.4
= 0.99567×0.9 × 0.705
= 0.3141 dyne/cm
2. Metode Tetes
a. Tetes Konstan
1) Shampoo
• 5%
ρₓ= 0.9867 gr/ml
vx=1.5 ml
B-5
𝜌ₓ𝑣ₓ
𝛾ₓ = 𝛾ₐ
𝜌ₐ𝑣ₐ
0.9867×1.5
= × 0.705
0.99567×12
= 0.0873 dyne/cm
• 10%
ρₓ= 0.9914 gr/ml
vx=1.45 ml
𝜌ₓ𝑣ₓ
𝛾ₓ = 𝛾ₐ
𝜌ₐ𝑣ₐ
0.9914×1.45
= 0.99567×12 × 0.705
= 0.0848 dyne/cm
• 15%
ρₓ= 0.9950 gr/ml
vx=1.4 ml
𝜌ₓ𝑣ₓ
𝛾ₓ = 𝛾ₐ
𝜌ₐ𝑣ₐ
0.9950×1.4
= 0.99567×12 × 0.705
= 0.0822 dyne/cm
• 20%
ρₓ= 0.9990 gr/ml
vx=1.15 ml
𝜌ₓ𝑣ₓ
𝛾ₓ = 𝛾ₐ
𝜌ₐ𝑣ₐ
0.9990×1.15
= × 0.705
0.99567×12
= 0.0670 dyne/cm
2) Hilo 20%
• T=35oC
ρₓ= 1,0070 gr/ml
vx= 1.9 ml
𝜌ₓ𝑣ₓ
𝛾ₓ = 𝛾ₐ
𝜌ₐ𝑣ₐ
1.0070×1.9
= 0.99567×12 × 0.705
= 0.1129 dyne/cm
• T = 45oC
ρₓ= 0.9966 gr/ml
vx= 2.4 ml
𝜌ₓ𝑣ₓ
𝛾ₓ = 𝛾ₐ
𝜌ₐ𝑣ₐ
0.9966×2.4
= 0.99567×12 × 0.705
B-6
= 0.1411 dyne/cm
• T = 55oC
ρₓ= 0.9990 gr/ml
vx= 2.5 ml
𝜌ₓ𝑣ₓ
𝛾ₓ = 𝛾ₐ
𝜌ₐ𝑣ₐ
0.9990×2.5
= 0.99567×12 × 0.705
= 0.1474 dyne/cm
• T = 65oC
ρₓ= 0.991 gr/ml
vx= 2.4 ml
𝜌ₓ𝑣ₓ
𝛾ₓ = 𝛾ₐ
𝜌ₐ𝑣ₐ
0.991×2.4
= 0.99567×12 × 0.705
= 0.1415 dyne/cm
b. Volume Konstan
1. Shampoo
• 5%
ρₓ= 0.9867 gr/ml
nx= 385 tetes
𝜌ₓ𝑛ₐ
𝛾ₓ = 𝛾ₐ
𝜌ₐ𝑛ₓ
0.9867×192
= 0.99567×385 × 0.705
= 0.34842 dyne/cm
• 10%
ρₓ= 0.9914 gr/ml
nx= 391 tetes
𝜌ₓ𝑛ₐ
𝛾ₓ = 𝛾ₐ
𝜌ₐ𝑛ₓ
0.9914×192
= × 0.705
0.99567×391
= 0.34470 dyne/cm
• 15%
ρₓ= 0.9950 gr/ml
nx= 404 tetes
𝜌ₓ𝑛ₐ
𝛾ₓ = 𝛾ₐ
𝜌ₐ𝑛ₓ
0.9950×192
= 0.99567×404 × 0.705
= 0.33482 dyne/cm
B-7
• 20%
ρₓ= 0.9990 gr/ml
nx= 442 tetes
𝜌ₓ𝑛ₐ
𝛾ₓ = 𝛾ₐ
𝜌ₐ𝑛ₓ
0.9990×192
= 0.99567×442 × 0.705
= 0.30727 dyne/cm
2. Hilo 20% suhu berbeda
• T = 35oC
ρₓ= 1.0073 gr/ml
nx= 173 tetes
𝜌ₓ𝑛ₐ
𝛾ₓ = 𝛾ₐ
𝜌ₐ𝑛ₓ
1.0073×192
= 0.99567×173 × 0.705
= 0.79157 dyne/cm
• T = 45oC
ρₓ= 0.9966 gr/ml
nx= 150 tetes
𝜌ₓ𝑛ₐ
𝛾ₓ = 𝛾ₐ
𝜌ₐ𝑛ₓ
0.9966×192
= × 0.705
0.99567×150
= 0.90324 dyne/cm
• T = 55oC
ρₓ= 0.9990 gr/ml
nx= 141 tetes
𝜌ₓ𝑛ₐ
𝛾ₓ = 𝛾ₐ
𝜌ₐ𝑛ₓ
0.9990×192
= 0.99567×141 × 0.705
= 0.96321 dyne/cm
• T = 65oC
ρₓ= 0.6780 gr/ml
nx= 129 tetes
𝜌ₓ𝑛ₐ
𝛾ₓ = 𝛾ₐ
𝜌ₐ𝑛ₓ
0.6780×192
= 0.99567×129 × 0.705
= 0.71452 dyne/cm
B-8
LEMBAR KUANTITAS REAGEN
LABORATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA II
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
KUANTITAS REAGEN
TUGAS TAMBAHAN:
Cari dan ringkas pengaruh gaya kohesi dan adhesi pada tegangan muka (ditaruh
di bab 2)
C-1
LEMBAR PERHITUNGAN REAGEN VISKOSITAS
Basis 100ml
a. bearbrand
• 30%V
𝑉𝐵𝑏
= 30%
𝑉𝑡𝑜𝑡
30
VBb = 100 × 100𝑚𝑙
VBb = 30 ml
Vaq = 70 ml
b. Hilo
• 10%V
𝑉𝐻𝑖
= 10%
𝑉𝑡𝑜𝑡
10
VHi = 100 × 100𝑚𝑙
VHi = 10 ml
Vaq = 90 ml
• 20%V
𝑉𝐻𝑖
= 20%
𝑉𝑡𝑜𝑡
20
VHi = × 100𝑚𝑙
100
VHi = 20 ml
Vaq = 80 ml
• 30%V
𝑉𝐻𝑖
= 30%
𝑉𝑡𝑜𝑡
30
VHi = 100 × 100𝑚𝑙
VHi = 30 ml
Vaq = 70 ml
• 40%V
𝑉𝐻𝑖
= 40%
𝑉𝑡𝑜𝑡
40
VHi = 100 × 100𝑚𝑙
VHi = 40 ml
Vaq = 60 ml
c. Sprite
• 15%V
𝑉𝑆𝑝
= 15%
𝑉𝑡𝑜𝑡
D-1
15
VSp = 100 × 100𝑚𝑙
VSp = 15 ml
Vaq = 85 ml
• 25%V
𝑉𝑆𝑝
= 25%
𝑉𝑡𝑜𝑡
25
VSp = × 100𝑚𝑙
100
VSp = 25 ml
Vaq = 75 ml
• 35%V
𝑉𝑆𝑝
= 40%
𝑉𝑡𝑜𝑡
35
VSp = 100 × 100𝑚𝑙
VSp = 35 ml
Vaq = 65 ml
• 45%V
𝑉𝑆𝑝
= 45%
𝑉𝑡𝑜𝑡
45
VSp = 100 × 100𝑚𝑙
VSp = 45 ml
Vaq = 55 ml
D-2
LEMBAR PERHITUNGAN REAGEN TEGANGAN MUKA
Basis 100ml
a. Hilo 20%V
𝑉𝐻𝑖
= 20%
𝑉𝑡𝑜𝑡
20
VHi = 100 × 100𝑚𝑙
VHi = 20 ml
Vaq = 80 ml
b. Shampoo
• 5%V
𝑉𝑆ℎ
= 5%
𝑉𝑡𝑜𝑡
5
VSh = 100 × 100𝑚𝑙
VSh = 5 ml
Vaq = 95 ml
• 10%V
𝑉𝑆ℎ
= 10%
𝑉𝑡𝑜𝑡
10
Vsh = 100 × 100𝑚𝑙
Vsh = 10 ml
Vaq = 90 ml
• 15%V
𝑉𝑠ℎ
= 15%
𝑉𝑡𝑜𝑡
15
Vsh = 100 × 100𝑚𝑙
Vsh = 15 ml
Vaq = 85 ml
• 20%V
𝑉𝑠ℎ
= 20%
𝑉𝑡𝑜𝑡
20
VHi = 100 × 100𝑚𝑙
VHi = 20 ml
Vaq = 80 ml
D-3
LEMBAR ASISTENSI
DIPERIKSA
KETERANGAN TANDA TANGAN
NO TANGGAL
1. 14-5-2020 P0 oleh asisten.
2. 16-5-2020 P1 oleh asiten.
3. 28-5-2020 ACC oleh dosen