DISUSUN OLEH:
Wakil Dekan I
Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Airlangga
ii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
KARYA TULIS ILMIAH
iii
ABSTRAK
Kata kunci : Imunomodulator, Meniran (Phyllanthus niruri L), TNFα, Ayam Layer
iv
KATA PENGATAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan hidayah dan petunjuk bagi umat manusia, demikian juga Shalawat
dan Salam kepada Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan yang baik dan
patut kita contoh dalam kehidupan kita sehari- hari karena limpahan rahmat dan
karunia-Nyalah sehingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Potensi
Imunomodulator Meniran (Phyllanthus niruri Linn) terhadap Aktifitas TNF-a
pada Ayam Layer dalam rangka mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah yang
diadakan oleh PT.Medion ini dapat terselesaikan.
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
COVER.................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS........................................ iii
ABSTRAK............................................................................................... vi
KATA PENGATAR................................................................................ v
DAFTAR ISI............................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR............................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................ ix
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Penilitian............................................... 1
1.2 Tujuan............................................................................ 2
1.3 Manfaat.......................................................................... 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.......................................................... 3
2.1 Meniran (Phyllanthus niruri L)..................................... 3
2.1.1 Sinonim Meniran.............................................. 3
2.1.2 Klasifikasi Meniran........................................... 3
2.1.3 Morfologi Meniran........................................... 3
2.1.4 Kandungan Meniran......................................... 4
2.1.5 Ekstrak Meniran................................................ 5
2.1.6 Immunomodulator pada Meniran..................... 6
2.1.7 Kandungan Meniran dapat Meningkatkan 6
Sistem Imun.......................................................
2.2 Flavonoid....................................................................... 7
2.3 TNF-a............................................................................. 7
2.4 Ayam Petelur................................................................. 9
2.4.1 Deskripsi Ayam Petelur.................................... 9
2.4.2 Fase Ayam Petelur............................................ 10
a. Fase Starter................................................ 10
b. Fase Grower.............................................. 10
c. Fase Layer................................................. 11
BAB 3 MATERI DAN METODE....................................................... 13
3.1 Alat................................................................................. 13
3.1.1 Alat ekstraksi dan pembuatan suspensi............ 13
3.1.2 Alat uji ELISA.................................................. 13
3.2 Bahan............................................................................. 13
3.2.1 Alat ekstraksi dan pembuatan suspensi............ 13
3.2.2 Bahan material ELISA...................................... 13
3.3 Metode Kerja Ekstraksi dan Suspensi........................... 13
3.3.1 Pengambilan Sampel........................................ 13
3.3.2 Perencanaan Dosis............................................ 13
3.3.3 Persiapan Hewan Percobaan............................. 13
3.3.4 Pembuatan Larutan Uji..................................... 14
3. 4 Metode Kerja ELISA..................................................... 14
BAB 4 PEMBAHASAN 16
4.1 Analisis Data.................................................................. 16
vi
4.2 Pembahasan................................................................... 16
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 17
5.1 Kesimpulan..................................................................... 17
5.2 Saran............................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 18
LAMPIRAN............................................................................................. 20
DAFTAR RIWAYAT HIDUP (CV)....................................................... 24
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Mengetahui potensi imunomodulator meniran (Phyllanthus niruri Linn)
terhadap aktifitas TNF-a pada ayam layer
1.3 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi mengenai
kemampuan aktivitas imunomodulator dari ekstrak meniran (Phyllanthus niruri
Linn) terhadap aktifitas TNF-a pada ayam layer, sehingga dapat digunakan
sebagai imunomodulator alami ayam layer.
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
rata, pangkal membulat, ujung tumpul, panjang sekitar 1,5 cm, lebar sekitar 7 mm.
Dalam 1 tanaman ada bunga betina dan bunga jantan. Bunga jantan keluar di
bawah ketiak daun, sedangkan bunga betina keluar di atas ketiak daun, bunga
berwarna kekuningan. Daun kelopak berbentuk bintang, mahkota putih kecil.
Buah kotak, bulat, licin, bergaris tengah 2- 2,5 mm, berwarna hijau keunguan. Biji
kecil, keras, bentuk ginjal, cokelat (Damle, 2008; Indonesian Hospital
Association, 2004).
Ekstraksi adalah penarikan zat aktif yang diinginkan dari bahan mentah
obat dengan menggunakan pelarut yang dipilih dimana zat aktif yang diinginkan
dapat larut. Sistem pelarut yang digunakan dalam ekstraksi dipilih berdasarkan
kemampuan pelarut dalam melarutkan jumlah maksimum zat aktif yang dinginkan
larut dan seminimum mungkin untuk unsur yang tidak di inginkan. Zat aktif dari
tanaman obat yang secara umum sama sifat kimianya, mempunyai sifat kelarutan
yang sama dan dapat diekstraksi secara simultan dengan pelarut tunggal atau
campuran (Ansel, 1989).
Sistem ekstraksi yang digunakan untuk menyari zat aktif dalam herba
meniran (Phyllantus niruri L.) yaitu sistem penyarian dengan metode maserasi
dengan pelarut etanol 70%. Pada akhir ekstraksi akan didapatkan ekstrak kental
herba meniran (Phyllantus niruri L.). Digunakan pelarut etanol karena etanol
tidak menyebabkan pembengkakan membran sel, sehingga memperbaiki stabilitas
6
bahan obat terlarut. Dengan etanol kadar 70% volume dapat dihasilkan bahan
aktif yang optimal, karena bahan pengotor hanya larut dalam skala kecil.
Sistem imun dalam sel berfungsi memakan fagosit, maka nafsu makan sel imun
tersebut akan meningkat. jika fungsinya mengeluarkan gobetween yang
menambah ketahanan tubuh, hasil pengeluaran akan lebih baik. atau jika kerjanya
mengeluarkan sel lain, proses urainya berlangsung dengan baik.
2.2 Flavonoid
dan IL-1beta. Genistein telah dilaporkan menghambat IL-1beta, IL-6 dan TNF α
yang diproduksi dalam darah.
2.3 TNF-a
TNF-α berperan dalam pertahanan pejamu untuk infeksi bakteri, virus dan
parasit. TNF-α diproduksi oleh makrofag dan diaktifkan oleh sel T limfosit,
antigen, sel NK, dan sel mast 12,14. TNF-α biasanya tidak terdeteksi pada
individu sehat tapi sering ditemukan dalam kondisi inflamasi dan infeksi dalam
serum12. TNF-α bekerja terhadap leukosit dan endotel, menginduksi inflamasi
akut pada kadar rendah karena TNF-α merupakan pirogen yang kuat12.TNF-α
berperan pada inflamasi sistemik pada kadar sedang.TNF-α menimbulkan
kelainan patologis syok septik pada kadar yang tinggi, sebab TNF-α bersifat
sitotoksik12.
dimanfaatkan ayam layer juga dimanfaatkan sebagai ayam pedaging bila sudah
memasuki masa afkir.
a. Fase Starter
Fase starter adalah ayam yang berumur 0 sampai 6 atau 7 minggu, dimana
tingkat pertumbuhannya relatif cepat dan merupakan masa yang menentukan bagi
kehidupan selanjutnya (Rasyaf, 1997). Pertumbuhan periode starter dipengaruhi
seleksi ketat yang meliputi keaktifan gerak, nafsu makan baik, pertumbuhan
cepat, bobot badan seragam, tingkat kematian rendah, kaki kuat dan mata cerah
(Siregar dan Sabrani, 1986).
b. Fase Grower
Fase grower pada ayam layer terbagi kedalam dua kelompok yaitu umur 6-
10 minggu disebut fase awal grower, ayam terjadi pertumbuhan anatomi dan
11
sistem hormonal. Sedangkan, pada umur 10-18 minggu sering disebut fase
developer, perkembangan ditandai dengan pertumbuhan anatomi kerangka ayam
dan otot daging yang lebih dominan (Fadilah dan Fatkhuroji, 2013). Fase grower
secara fisik tidak mengalami perubahan yang berarti, perubahan hanya dari ukuran
tubuh yang semakin bertambah dan bulu yang semakin lengkap serta kelamin
sekunder yang mulai nampak. Rasyaf (1995) mengatakan bahwa selama fase ini
terjadi perkembangan ukuran dan terbentuknya rangka, perkembangan organ
tubuh, perkembangan hormonal, dan perkembangan organ reproduksi (Rasyaf,
1995).
Pada fase grower terjadi perkembangan ukuran sel. Di fase ini Frame size
(kerangka tubuh) berkembang mencapai bentuk sempurna. Fase grower memiliki
3 waktu kritis yang harus diperhatikan oleh peternak yaitu umur 6-7 minggu, 12
minggu, dan 14 minggu. Antara minggu 6 dan 7 adalah puncak perkembangan
frame size, dimana 80% frame size sudah mencapai dimensi akhir. Oleh karena
itu, saat penimbangan berat badan di minggu kelima, ayam-ayam yang belum
memiliki frame size optimal dipisahkan lalu tetap diberikan ransum starter dan
diberikan multivitamin (Adlan dkk., 2012). Perkembangan kerangka tubuh
minggu ke-12 telah mencapai maksimal setidaknya ada dua hal yang perlu
diperhatikan yaitu mengejar ketinggalan frame size (berat badan) sebelum minggu
ke-12, dan mempertahankan berat tubuh yang sudah sama atau 10% di atas
standar untuk menghadapi masa awal bertelur. Selain tercapainya berat tubuh
yang sesuai dan perkembangan frame size yang optimal, tingkat keseragaman
ayam juga perlu tetap diperhatikan (Adlan dkk., 2012). Lebih lanjut dinyatakan
bahwa pada minggu ke 14 merupakan perkembangan organ reproduksi dan
medullary bone ( bagian tulang yang menyimpan cadangan kalsium untuk
cangkang telur pada ayam) yang pesat. Pada fase ini ketersediaan kalsium dan
vitamin D sangat dibutuhkan.
c. Fase Layer
Menurut Kartasudjana dan Suprijatna (2006) fase layer adalah ayam umur
18 minggu setelah melewati fase pertumbuhan, ayam ini mulai dipindahkan ke
kandang dan tidak memindahkan ayam yang sudah berproduksi. Setelah
12
Scott, dkk. (1982) membagi periode produksi ayam layer menjadi dua
periode yaitu fase I dari umur 22-42 minggu dengan rataan produksi telur 78%
dan berat telur 56 g, fase II umur 42-72 minggu dengan rataan produksi telur 72%
dan bobot telur 60 g.
13
BAB 3
MATERI DAN METODE
3. 1 Alat
3.1.1 Alat ekstraksi dan pembuatan suspensi
Pelatan yang dipakai terdiri dari kapas, kertas saring, destilasi vakum,
rotary evaporator, pipet tetes, gelas ukur, timbangan hewan, spatel, jarum
oral, timbangan analitik, kaca objek, cawan penguap, oven, desikator, neraca
listrik, mortar dan stamper, spuit berukuran 5 ml, kandang ayam, mikropipet,
tabung reaksi, rak tabung reaksi, batang pengaduk, erlenmeyer, corong gelas,
neraca timbangan.
3.1.2 Alat uji ELISA
96-Wells Microplate, Micropipettes, Multichannel pipette, Elisa test kit.
3.2 Bahan
3.2.1 Bahan ekstraksi dan pembuatan suspensi
Bahan yang dipakai terdiri dari meniran kering 1,4 kg, etanol, akuades,
tinta cina, larutan NaCl fisiologis 0,9%, heparin, NaCMC 0,5%, asam asetat
1% dan tween 80 1%.
3.2.2 Bahan material ELISA
Antigen M, Monoclonal Ab, Microplate, Blocking Buffer, Serum
sample, Conjugate (secondary Ab + Enzyme), Subtrate, Stop Sol.
terimobilisasi pada permukaan lubang, bukan pada protein serum yang lain
atau protein yang terbloking.
e. Antibodi sekunder, yang akan mengikat sembarang antibodi pendeteksi,
ditambahkan dalam lubang. Antibodi sekunder ini akan berkonjugasi
menjadi enzim dengan substrat spesifik. Tahap ini bisa dilewati jika
antibodi pendeteksi berkonjugasi dengan enzim.
f. Plate dicuci untuk membuang kelebihan konjugat enzim-antibodi yang
tidak terikat.
g. Dimasukkan substrat yang akan diubah oleh enzim untuk mendapatkan
sinyal kromogenik/ fluorogenik/ elektrokimia.
h. Hasil dikuantifikasi dengan spektrofotometer, spektrofluorometer atau alat
optik/ elektrokimia lainnya.
16
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Analisis Data
Kadar TNFa diukur dengan ELISA metode sandwich. Data dianalisa
dengan Uji Kruskal-Wallis, dengan tingkat kepercayaan 95%.
4.2 Pembahasan
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Adlan, M., Y. Utomo, F. Afmy, dan N. Fitriany. 2012. Laporan Penilaian Ternak
Unggas Ayam Petelur. Fakultas Peternakan. Universitas Jendral.
Soedirman. Purwokerto.
Baratawidjaja K. Imunologi Dasar. Ed. 7. Jakarta: Penerbit FKUI, 2006.
Dalimartha Setiawan. 2000. Atlas TumbuhanObat Indonesia. Bogor
:TrobusAgriwidya.
Detrick B, Nagineni CN, Hooks J. Cytokines: Regulators of Immune Responses
and Key Therapeutic Targets. IN: Gorman MRG ,Donnenberg AD. (Eds).
Handbook of Human Imunology. 2nd ed. CRC Press, 2008. HTA Indonesia,
37-40.
Fadilah, R. ;Iswandari ; Polana , A. 2007. Beternak Unggas Bebas Flu Burung,
Agromedia Pustaka. Jakarta. Hal 48-76.
Fadilah, R. danFatkhuroji. 2013. Memaksimalkan Produksi Ayam Ras Petelur.
Agromedia Pustaka. Jakarta
Fadilah, R., A. Polana, S. Alamdan E. Purwanto. 2007. Sukses Beternak Ayam
Broiler. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Harimuksti, I. 2013. Kandungan Saponin dan Flavonoid pada Daun Pepaya
(Carica Papaya L.) Akibat Perebusan Bersama Daun Singkong (Manihot
utilissima), Skripsi. Semarang : IKIP PGRI . hal. 17-18.
Kardinan. A., & Kusuma. F., 2004, Meniran Penambah Daya Tahan Tubuh
Alami, Jakarta: Agromedia
Kusriningrum, R. S. 2008. Perancangan Percobaan. Airlangga University Press.
Surabaya.
Maat S. 1997. Phyllanthus niruri L sebagai imunostimulator pada mencit.
[Disertasi]. Program Pascasarjana Universitas Airlangga, Surabaya.
Mc Donald, P., R. A. Edwards, J. F. D. Greenhalgh and C. A. Morgan. 2002.
Animal Nutrition. 5 th Edition. Longman Scientific and Technical, New
York.
Rasyaf, M. 2001. BeternakAyamPedaging. CetakanKe-XX. PenebarSwadaya.
Jakarta.
19
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Latifah Ayu Prameswari
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi S1 Pendidikan Dokter Hewan
4 NIM 061511133090
5 Tempat dan Tanggal Lahir Merauke, 15 Mei 1997
6 E-mail prameswarilatifah@gmail.com
7 Nomer Telepon/HP 085731317505
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN 3 Sambirejo SMP Maryam SMAN 17 Surabaya
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 2003 - 2009 2009-2012 2012-2015
1 - - -
Institusi Pemberi
No. Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
1.
25
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Endah Paraswati
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi S1 Pendidikan Dokter Hewan
4 NIM 061411131128
5 Tempat dan Tanggal Lahir Nganjuk, 16 November 1995
6 E-mail endah.paraswati@yahoo.com
7 Nomer Telepon / HP 085735314414
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
SDN SMPN 1 SMAN
Nama Institusi Tanjunganom 1 Tanjunganom 1Tanjunganom
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 2001-2008 2008-2011 2011-2014
Institusi Pemberi
No. Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan