Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KIMIA ANALITIK

IODIMETRI: PENETAPAN KADAR VITAMIN C


disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Kimia Analitik
Dosen Pengampu : Mochamad Rizal Maulana, S.KM., M.KL.

disusun oleh :
Nama : Husnul Agustianingrum
NIM : P1337434322056

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN TEKNOLOGI


LABORATORIUM MEDIK 
JURUSAN ANALIS KESEHATAN 
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG 
TAHUN 2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga pembuatan makalah dengan
judul “Iodimetri: Penetapan Kadar Vitamin C” dapat dilaksanakan dengan lancar,
sehingga makalah ini dapat terkumpul tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah kimia analitik serta untuk menambah wawasan, sesuai materi
perkuliahan kimia analitik ini, ilmu pengetahuan mahasiswa dan untuk
mempelajari lebih dalam lagi tentang iodimetry beserta penetapan kadarnya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh untuk dikatakan sempurna baik
isi maupun penyajiannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik
yang bersifat membangun bagi perbaikan laporan di masa yang akan datang.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang
berkepentingan .

Semarang, 4 Mei 2023

PENULIS

i
DAFTAR ISI
HALAMAN

HALAMAN SAMPUL…………………………………………………i
KATA PENGANTAR ........................................................................... ii
DAFTAR ISI ..........................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 1
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 2
D. Manfaat Penelitian.............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Titrasi Iodimetri….............................................................................. 3
B. Alat dan Bahan.................................................................................... 4
C.Prosedur…………………………........................................................ 5
D. Penetapan Kadar Pada Vitamin C…………………………….……...6
BAB III SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .........................................................................................8
B. Saran....................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................9

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Vitamin C dalam tubuh berperan dalam pembentukan dan pemeliharaan


zat perekat yang menghubungkan sel-sel dengan sel dari berbagai jaringan.
Vitamin C menunjukkan beberapa fungsi antara lain adalah untuk
pembentukan jaringan tubuh, pembentukan collagen, memperkuat pembuluh
darah, penyerapan zat besi (Fe),dan antioksidan.Vitamin C adalah vitamin
yang larut dalam air, yang diperlukan oleh tubuh untuk membentuk kolagen
dalam tulang, tulang rawan, otot, pembuluh darah, dan membantu dalam
penyerapan zat besi (Rahmawati & Hana, 2013).
Vitamin C merupakan vitamin yang paling tidak stabil dari semua
vitamin dan mudah rusak selama pemprosesan dan penyimpanan. Vitamin C
mudah larut dalam air, vitamin yang paling labil karena mudah rusak oleh
panas dan udara. Suhu berpengaruh nyata terhadap kandungan vitamin C,
semakin tinggi suhu maka kandungan vitamin C semakin menurun.
Pendinginan dapat memperlambat kecepatan reaksi reaksi metabolisme,
dimana pada umunya setiap penurunan suhu 80 C, Kecepatan reaksinya akan
berkurang menjadi kira kira setengahnya. Vitamin C mudah teroksidasi jika
terkena udara dan proses ini dipercepat oleh panas, sinar, alkali, enzim,
oksiator serta katalis tembaga dan besi (Safaryani et al, 2007).
Kadar vitamin C dapat diketahui dengan metode titrasi redoks yang
digunakan adalah titrasi langsung yang menggunakan iodium. Iodium akan
mengoksidasi senyawa-senyawa yang mempunyai potensial reduksi yang lebih
kecil dibanding iodium. Vitamin C mempunyai potensial reduksi yang lebih
kecil daripada iodium sehingga dapat dilakukan titrasi langsung dengan
iodium. Mengenai hal tersebut, makalah ini dibuat untuk mengetahui proses
dan prosedur dalam penetapan kadar secara iodimetri terhadap vitamin C.

B. Rumusan Masalah

1
Pemaparan latar belakang diatas dapat ditarik rumusan masalah pada
makal ini yaitu:
“Bagaimana prosedur dan proses penetapan kadar dengan iodimetri
pada vitamin C.”

C. Tujuan
Makalah ini bertujuan agar dapat a membantu pengertian dan
pemahaman mengenai prosedur dan Langkah-langkah dalam melakukan
penetapan kadar pada vitamin C.

D. Manfaat

Penulisan makalah ini diharapkan dapat membantu untuk menjadi


referensi dalam melakukan percobaan praktikum serta sebagai literatur
pengetahuan mengenai penetapan kadar vitamin C dengan metode iodimetri.

2
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Titrasi Iodimetri

Titrasi iodimetri merupakan titrasi redoks yang menggunakan larutan


standar I2 sebagai titran dalam suasana netral atau sedikit asam. Titrasi
tersebut juga dapat dikatakan dengan titrasi langsung karena dalam proses
titrasi ini I2 berfungsi sebagai pereaksi. Dalam proses reaksi redoks
harus selalu ada oksidator dan reduktor, karena jika suatu unsur
bertambah bilangan oksidasinya (melepaskan elektron), maka harus ada
suatu unsur yang digunakan untuk menangkap elektron yang terlepas.
Sehingga dalam proses reaksi redoks tidak mungkin hanya ada oksidator
saja ataupun reduktor saja. Titrasi iodimetri dilakukan dalam keadaan
netral atau dalam kisaran asam lemah sampai basa lemah. Pada pH tinggi
(basa kuat) I2 dapat mengalami reaksi disproporsionasi menjadi hipoiodat
(Erwanto et al., 2018).
Iodimetri merupakan titrasi langsung dan merupakan metode
penentuan atau penetapan kuantitatif yan pada dasar penentuannya adalah
jumlah I2 yang bereaksi dengan sampel atau terbentuk dari reaksi antara
sampel dengan ion iodida. Iodimetri adalah titrasi redoks dengan I2
sebagai peniter. Titrasi Iodimetri merupakan titrasi langsung terhadap zat-
zat yang potensial oksidasinya lebih rendah dari sistem iodium-iodida,
sehingga zat tersebut akan teroksidasi oleh iodium.
Metode titrasi iodometri langsung (iodimetri) mengacu kepada titrasi
dengan suatu larutan iod standar. Metode titrasi iodometri tak langsung
(iodometri) adalah berkenaan dengan titrasi dari iod yang dibebaskan dalam
reaksi kimia (Andarwulan, 2011). Larutan standar yang digunakan dalam
kebanyakan proses iodometri adalah natrium thiosulfat. Garam ini biasanya
berbentuk sebagai pentahidrat Na2S2O3.5H2O. Larutan tidak boleh
distandarisasi dengan penimbangan secara langsung, tetapi harus
distandarisasi dengan standar primer. Larutan natrium thiosulfat tidak

3
stabil untuk waktu yang lama (Day dan Underwood, 1981) Tembaga
murni dapat digunakan sebagai standar primer untuk natrium thiosulfat dan
dianjurkan apabila thiosulfat harus digunakan untuk penentuan tembaga
(Andarwulan, 2011).
Cara melakukan analisis dengan menggunakan senyawa pereduksi
senyawa iodium secara langsung disebut iodimetri, dimana digunakan
larutan iodium untuk mengoksidasi reduktor-reduktor yang dapat
dioksidasi secara kuantitatif pada titik ekivalennya (Dewi et al., 2013).

B. Alat dan Bahan


Alat:

Buret klem dan statif

Palleus Ball

Pipet gondok

4
Corong Beaker glass

Gelas ukur Erlenmeyer

Bahan:
1. I2 0,1 N 25 ml
2. Vitamin C 10ml
3. Aquadest 40 ml
4. H2SO4 2N 5 ml
5. Amilum 1% 1 ml

C. Prosedur
1. Masukkan 10 ml vitamin C kedalam Erlenmeyer
2. Tambahkan 40 ml aquadest kedalam erlenmye yang berisi vitamin C
tersebut
3. Tambahkan 5 ml H2SO4 2N kedalam Erlenmeyer yang sama tadi

5
4. Tambahkan 1 ml indicator amilum 1%
5. Titrasi dengan iodine 0,1N, yang telah siap didalam biuret
6. Amati perubahan warna

D. Penetapan Kadar pada Vitamin C


Vitamin C bereaksi dengan iodium akan menghasilkan asam
dehidroaskorbat dan iodium bertindak sebagai oksidator dengan
menggunakan indikator amilum. Prinsip dari titrasi iodimetri yaitu iodin
mengadisi ikatan rangkap vitamin C pada atom karbon C nomor 2 dan 3,
ikatan rangkap yang diadisi oleh iodin akan terputus menjadi ikatan tunggal.
Jika seluruh vitamin C telah diadisi oleh iodin maka iodin yang menetes
selanjutnya saat titrasi akan bereaksi dengan larutan indikator amilum
membentuk iod amilum yang berwarna biru. Terbentuknya warna biru
menunjukan bahwa proses titrasi telah selesai, karena seluruh vitamin C sudah
diadisi oleh iodin sehingga volume iodin yang dibutuhkan saat titrasi setara
dengan jumlah vitamin C. Perlakuan titrasi ini harus segera dilakukan dengan
cepat karena banyak faktor yang menyebabkan oksidasi vitamin C misalnya
pada saat penyiapan sampel. Hal ini disebabkan karena vitamin C mudah
bereaksi dengan O2 di udara menjadi asam dehidroaskorbat. Berdasarkan
pendapat Chempakam (1983), bahwa kerusakan vitamin C berhubungan
dengan aktivitas enzim ascorbic acid oxidase yang terdapat dalam jumlah
lebih tinggi pada buah yang masak (Rahman et al., 2015).
Pada awal titrasi, adanya vitamin C menyebabkan triiodide berubah
menjadi ioniodida, sehingga tidak terbentuk kompleks iod-amilum dan warna
biru kehitaman tidak terbentuk. Ketika semua vitamin C telah teroksidasi,
secepatnya triiodide bereaksi dengan amilum sehingga terbentuk warna biru
kehitaman(USU, 2011).

6
Gambar titik akhir titrasi iodinmetri

Warna dari sebuah larutan iodin 0,1N cukup intens sehingga iodin
dapat bertindak sebagai indicator bagi dirinya sendiri. Iodin juga memberikan
warna ungu atau violet yang intens untuk zat-zat pelarut seperti karbon
tetraklorida dan kloroform,dan terkadang kondisi ini dipergunakan dalam
mendeteksi titik akhir dari titrasi-titrasi. Namun demikian, suatu larutan
(penyebaran koloidal) dari kanji lebih umum dipergunakan,karena warna biru
gelap dari kompleks iodin-kanji bertindak sebagai suatu tes yang amat
sensitive untuk iodin. Mekanisme pembentukan kompleks yang berwarna ini
tidak diketahui,namun ada pemikiran bahwa molekul-molekul iodin tertahan
dipermukaan amylose, suatu konstituen dari kanji. Larutan-larutan kanji
dengan mudah didekomposisinya oleh bakteri, dan biasanya sebuah substansi,
seperti asam borat, ditambahkan sebagai bahan pengawet (Underwood, 2002 :
297).

7
BAB 3
PENUTUP

A. Simpulan

Penetapan kadar pada vitamin C menggunakan metode iodium yaitu


dengan titrasi secara langsung. Penetapan kadar dengan metode iodium ini
melibatkan proses reaksi redoks harus selalu ada oksidator dan reduktor,
karena jika suatu unsur bertambah bilangan oksidasinya (melepaskan
elektron), maka harus ada suatu unsur yang digunakan untuk menangkap
elektron yang terlepas. Prinsip dari titrasi iodimetry dalam penetapan kadar
vitamin C yaitu iodin mengadisi ikatan rangkap vitamin C pada atom karbon
C nomor 2 dan 3, ikatan rangkap yang diadisi oleh iodin akan terputus
menjadi ikatan tunggal. Titik akhir dari titrasi ini yaitu terbentuknya warna
biru, karena seluruh vitamin C sudah diadisi oleh iodin sehingga volume
iodin yang dibutuhkan saat titrasi setara dengan jumlah vitamin C.

B. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan
makalah ini, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang
perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan
penulis.

Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat
diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya serta menemukan
banyak litelatur yang lainnya agar memeunculkan pengethuan dan
perkembangan baru bagi makalah ini Sehingga bisa terus menghasilkan
penelitian dan karya tulis yang bermanfaat bagi banyak orang.

8
DAFTAR PUSTAKA

Nurfadillah Zulfa. 2021. Penetapan Kadar Vitamin C Pada Tablet Effervescent


Dengan Perbedaan Suhu Pelarut Secara Titrasi Iodimetri, Karya Tulis
Ilmiah. Poltekkes Bengkulu. Diakses pada 4 Mei 2023 pada pukul 20.32
http://repository.poltekkesbengkulu.ac.id/1310/1/KTI
%20ZULFA%20untuk%20CD%20%281%29.pdf
Falutfi Retno. 2018. Penetapan Kadar Vitamin C dengan Metode Iodimetri.
Laporan Praktikum. Academia.edu. STIKES Bakti Mandala Husada Slawi.
Diakses pada 4 Mei 2023 pada pukul 20.35
https://www.academia.edu/37533623/PENENTUAN_KADAR_
VITAMIN_C_DENGAN_METODE_IODIMETRI
Noer Yusuf. Penetapan Kadar Asam Askorbat (Vitamin C) Iodimetri.
Asymmetricalife.com. Diakses pada 4 Mei 2023 pukul 21.40.
https://www.asymmetricalife.com/2016/03/penetapan-kadar-
asam-askorbat-vitamin-c_11.html
Larasati Arsyania. 2022 Analisis Pangan (Analisis Penetapan Kadar Vitamin C
Metode Iodimetri). Laporan Praktikum. Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa. Diakses pada 4 Mei 2023 pada pukul 21.45.
https://www.studocu.com/id/document/universitas-sultan-
ageng-tirtayasa/teknologi-pangan/44442000-26-arsyania-
larasati-analisis-kadar-vitamin-c-metode-iodimetri/28222284
Triyana Evi, dkk. 2017. Perbandingan Metode Penentu Kadar Vitamin C Pada
Minuman Kemasan Menggunakan Metode Spektofotometer UV-VIS dan
Iodimetri. Jurnal. FMIPA UM. Diakses pada 4 Mei 2023 pada pukul
21.48.
https://diploma.chemistry.uii.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/
Prosiding-SNKP-UM-2017-Puji-Kurniawati-2.pdf
Rahmawati Huda. 2014. Titrasi Iodimetri vitamin C. Jurnal Praktikum.
Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta. Diakses pada 4 Mei 2023 pada
pukul 21.51. https://www.academia.edu/6885641/iodimetri

Anda mungkin juga menyukai