Tugas Akhir
Oleh :
KAMALUDIN
NIM. 1502012
2. Aa Setiawan, S.T.,M.T.
DEWAN PENGUJI
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir ini adalah asli hasil
karya saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau dipublikasikan oleh orang lain, kecuali yang
secara tertulis disebutkan sumbernya dalam naskah dan dalam daftar pustaka.
Kamaludin
NIM. 1502012
iii
ABSTRAK
Kata kunci: Energi, Pemanfaatan Energi, Split Air Conditioner Water Heater,
Perancangan Alat Penukar Kalor Tipe Helikal.
iv
ABSTRACT
Energy is a major human need. Humans need energy to carry out their activities.
Without energy, there is no life in this world. However, the problem that arises now
is the limited source of energy. Until now, almost all human energy needs were
obtained from sources in non-renewable nature. One of the energy reuse
applications is Split Air Conditioner Water Heater (S-ACWH) which is by utilizing
the exhaust heat from the AC compressor to heat water so that it can be used for
bathing and other necessities that require warm water. This system works by using
a heat exchanger (APK) installed in an AC system to utilize the energy in the system.
The AC used in testing this system is ½ PK. The purpose of this design was to
determine the performance of the 400 C design temperature with the use of a helical
type heat exchanger with a pipe length of 3,8 meter design results and 1 hour of
water heating time on this S-ACWH system. From the test results obtained, the
temperature of the water within 1 hour can reach a temperature of 45,10 C
exceeding the design temperature of 40 0 C. This design is said to be achieved in
accordance with the initial design of the water temperature reaching 40 0 C in less
than 1 hour.
Key words: Energy, Energy Utilization, Split Air Conditioner Water Heater, Design
of Helical Type Heat Exchanger
v
HALAMAN MOTTO
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-
orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah mengetahui apa
yang kamu kerjakan” (Al-Mujadillah:11)
"Apabila Anda berbuat kebaikan kepada orang lain, maka Anda telah berbuat baik
terhadap diri sendiri." (Benyamin Franklin)
JANGAN MENYERAH
“Banyak kegagalan yang dialami dalam kehidupan ini, tapi sesungguhnya tanpa
disadari betapa dekatnya dengan keberhasilan disaat kita jauh dari kata
menyerah.”
(Ipit09, 2018)
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Waktu yang sudah kujalani dengan jalan hidup yang sudah ditakdirkan
hingga sampai dipenghujung awal perjuanganku. Dengan segala kesadaran dan
kerendahan hati, sebagaimana bentuk terima kasih yang setinggi-tingginya untuk
kedua orang tua. Saya abadikan semangat, doa, dorongan, kasih sayang dan
pengorbanan beserta karya sederhana ini.
Untuk ribuan tujuan yang harus dicapai, untuk jutaan impian yang akan
dikejar, untuk sebuah pengharapan, agar hidup menjadi bermakna. Hidup tanpa
mimpi ibarat arus sungai, mengalir tanpa tujuan. Teruslah belajar, berusaha, dan
berdoa untuk menggapainya. Jatuh berdiri lagi, kalah mencoba lagi, gagal bangkit
lagi. Never give up! Sampai Allah SWT berkata “waktunya pulang”.
Hanya sebuah karya kecil dan untaian kata-kata ini yang dapat
kupersembahkan kepada kedua orang tua, terimalah bukti kecil ini sebagai kado
keseriusanku untuk membalas pengorbananmu. Tugas Akhir ini kupersembahkan.
Penulis
vii
KATA PENGANTAR
Allhamdulillah, Puji dan syukur penulis ucapkan terima kasih kepada Allah
SWT, yang telah melimpahkan Rahmat dan Taufiq-Nya sehingga penulis diberi
kesempatan untuk meyelesaikan Tugas Akhir ini yang berjudul “Rancang Bangun
Split Air Conditioner Water Heater Menggunakan Alat Penukar Kalor Tipe
Helikal”.
Dengan demikian penulis berharap kiranya apa yang telah penulis bahas
dalam Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Adapun tujuan dari laporan
Tugas Akhir ini untuk melengkapi program perkuliahan Diploma III (D3) Program
Studi Teknik Pendingin dan Tata Udara Politeknik Negeri Indramayu tahun 2018.
Sesuai dengan kemampuan yang penulis miliki, yang tidak luput dari segala
keterbatasan, banyak kendala yang penulis hadapi dalam menyelesaikan Tugas
Akhir ini. Demikian pula kendala yang terutama datang dalam diri. Tetapi dengan
bantuan berbagai pihak akhirnya penulis dapat mengatasi kendala-kendala tersebut.
Sehingga dalam kesempatan ini tepatlah kiranya bila penulis menghanturkan rasa
hormat dan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah
membantu, terutama kepada yang terhormat:
1. Kedua Orang tua, saudara dan seluruh keluarga atas dukunganya.
2. Bpk. Ir. Casiman Sukardi, ST.,M.T., selaku Direktur Politeknik Negeri
Indramayu
3. Bpk. Rofan aziz, ST.,M.T., selaku ketua program studi Teknik Pendingin dan
Tata Udara.
4. Bpk. Yudhy Kurniawan, ST.,M.T., selaku dosen pembimbing I, yang telah
banyak memberikan dorongan dalam bentuk bimbingan dan pengarahannya
kepada penulis.
5. Bpk. Aa Setiawan ST.,M.T., selaku dosen pembimbing II.
6. Dosen Teknik pendingan dan Tata Udara Politeknik Negeri Indramayu yang
telah memberikan ilmunya serta seluruh staff admnistrasi yang selalu membantu
keperluan penulis menyelesaikan masalah akademis.
viii
7. Abdul Qobir, selaku rekan tugas akhir. Terimakasih atas perjuangan dan
ketabahanya.
8. Teman satu angkatan program studi Teknik Pendingin dan Tata Udara ‘HIMRA
VIII’. Terimkasih atas kerjasama, inspirasi dan solidaritasnya
9. Rekan-rekan penulisan Tugas akhir, Mahasiswa satu angkatan dan seluruh
angkatan Politeknik Negeri Indramayu atas bantuan serta dorongan semangat
kepada penulis.
Akhir kata penulis mohon maaf bila ada kesalahan dalam pembuatan Tugas
Akhir ini penulis menghargai semua krtikan serta saran dari pembaca guna
kesempurnaan Tugas Akhir ini di masa yang akan datang. Semoga Tugas Akhir ini
dapat bermanfaat untuk semuanya.
Penulis
ix
DAFTAR ISI
ABSTRACT ......................................................................................................... v
x
2.2.2 Kalor Laten (Latent Heat) ...........................................................................10
2.3 Perpindahan Kalor .......................................................................................11
2.3.1 Konduksi .....................................................................................................11
2.3.2 Konveksi .....................................................................................................11
2.4 Sistem Refrigerasi .......................................................................................12
2.4.1 Siklus Kompresi Uap ..................................................................................12
2.4.2 Koefisien Kerja Sistem ...............................................................................15
2.5 Alat Penukar Kalor ......................................................................................16
2.5.1 Perhitungan Alat Penukar Kalor .................................................................16
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Studi Literatur .............................................................................................19
3.2 Skematik Sistem S-ACWH .........................................................................19
3.3 Rancangan Alat ...........................................................................................20
3.3.1 Perancangan Alat Penukar Kalor ................................................................22
3.3.2 Mendesain Alat ...........................................................................................29
3.3.2.1 Alat Penukar Kalor Tipe Helikal ..............................................................29
3.3.2.2 Instalasi Sistem Kelistrikan .......................................................................30
3.3.2.3 Desain Split Air Conditioner Water Heater ..............................................31
3.4 Pemilihan Alat dan Bahan ..........................................................................31
3.4.1 Pemilihan Sistem Air Conditioning ............................................................31
3.4.2 Pemilihan Komponen Kelistrikan ...............................................................32
3.4.3 Pemilihan Bahan S-ACWH ........................................................................32
3.4.4 Daftar Peralatan Yang Digunakan ..............................................................33
3.5 Pembuatan Alat ...........................................................................................34
3.5.1 Pembuatan Body Based S-ACWH ..............................................................34
3.5.2 Pembuatan Alat Penukar Kalor ...................................................................35
3.3.3 Pengelasan APK Pada Tabung Air Panas ...................................................35
3.6 Instalasi dan Pengujian Alat ........................................................................36
3.6.1 Tes Kebocoran ............................................................................................36
3.6.2 Pemvakuman Sistem ...................................................................................37
3.6.3 Charging Freon ...........................................................................................37
3.6.4 Pengujian Alat .............................................................................................37
xi
3.7 Pengambilan Data .......................................................................................37
BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengambilan Data ............................................................................399
4.2 Hasil Perancangan .......................................................................................40
4.2.1 S-ACWH Tanpa Menggunakan APK .........................................................40
4.2.2 S-ACWH Menggunakan APK ....................................................................42
4.2.3 Koefisien Kinerja Alat ................................................................................46
4.2.4 Efisiensi Sistem Refrigerasi ........................................................................47
4.2.5 Penggunaan Daya Listrik dan Estimasi Biaya yang Dikeluarkan ..............47
4.2.6 Perbandingan Data Rancangan Dengan Data Aktual .................................48
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ..................................................................................................50
5.2 Saran.............................................................................................................50
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 51
LAMPIRAN ........................................................................................................ 52
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Plot Diagram P-h Dari Data Rancangan S-ACWH Tanpa APK .....53
Lampiran 2 Plot Diagram P-h Dari Pengukuran S-ACWH Tanpa APK ............54
Lampiran 3 Plot Diagram P-h S-ACWH Menggunakan APK ...........................55
Lampiran 4 Tabel Data Hasil Pengukuran S-ACWH Tanpa APK .....................56
Lampiran 5 Tabel Data Hasil Pengukuran S-ACWH Menggunakan APK ........57
Lampiran 6 Tabel Data COP Dan Efisiensi S-ACWH .......................................58
Lampiran 7 Tabel Properties Of Saturated Water ..............................................59
Lampiran 8 Tabel Properties Of Selected Metallic Solids ..................................60
Lampiran 9 Tabel Properties R-32 .....................................................................61
Lampiran 10 Tabel Properties Difluoromethane (HFC-32) .................................62
Lampiran 11 Tabel Tarif Dasar Listrik PT PLN (Persero) ...................................63
Lampiran 12 Dokumentasi Pengerjaan Alat .........................................................64
xv
BAB I
PENDAHULUAN
1
Memang bukan suatu sistem yang baru, sistem ini telah dikembangkan
beberapa tahun sebelumnya. Namun sistem S-ACWH tidak lepas dari berbagai
persoalan, mulai dari waktu pemanasan air yang relative lama, dan juga air yang
dipanaskan tidak terlalu tinggi.
Alat ini dirancang untuk mengetahui capaian temperatur hasil rancangan
pada S-ACWH menggunakan alat penukar kalor tipe helikal dengan diameter pipa
APK ¼ inch dalam proses pemanasan air.
2
1. Manfaat Bagi Mahasiswa
a. Merupakan syarat kelulusan diploma III Politeknik Negeri Indramayu.
b. Dapat mengaplikasikan teori-teori yang didapatkan di perkuliahan yang
bermanfaat untuk masyarakat.
c. Dapat menerapkan ilmu pengetahuan tentang pendingin dan tata udara
dalam upaya pemanfaatan energi panas yang terbuang dari Split Air
Conditioner.
2. Manfaat Bagi Politeknik Negeri Indramayu
Penulisan laporan Tugas Akhir ini Sebagai tambahan informasi dan
referensi bagi mahasiswa, terutama yang akan melaksanakan Tugas Akhir
untuk menunjang proses perkuliahan di jurusan Teknik Pendingin dan Tata
Udara.
3
BAB V PENUTUP
Merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran yang
timbul selama dan setelah pembuatan alat.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
5
Gambar 2.1 Pemanas Air Listrik
(Sumber: http://sanfordlegenda.blogspot.com/2012/09/Electric-Water-Heater-Pemanas-
Air-Listrik.html)
6
2.1.3 Pemanas Air Tenaga Surya
Tipe ini merupakan tipe alat pemanas air yang ramah lingkungan karena
menggunakan radiasi panas matahari sebagai sumber energi nya. Prinsip kerjanya
adalah dengan memanfaatkan energi radiasi matahari yang diserap oleh absorber,
kemudian air panas ditampung di dalam tangki yang diisolasi. Fluida mengalir
dengan cara memanfaatkan perbedaan massa jenis air di dalam tangki. Beberapa
sistem pemanas telah dilengkapi dengan heater tambahan sehingga dapat
memanaskan air walapun tidak ada sinar matahari.
7
Gambar 2.4 Siklus S-ACWH [8]
8
Proses 2’-3:
Refrigeran didinginkan pada kondensor seperti pada siklus
pendinginan biasa.
Proses 3-4:
Refrigeran keluaran kondensor dan penukar kalor digabungkan
sebelum diekspansi. Cairan refrigeran dengan tekanan dan
temperatur tinggi diekspansikan sehingga mengalami penurunan
tekanan dan temperatur.
Proses 4-1:
Refrigeran di evaporator dalam keadaan temperatur rendah sehingga
dapat menyerap kalor pada ruangan. Selama proses penguapan di
dalam pipa terdapat campuran refrigeran fasa cair dan uap. Proses
ini berlangsung pada tekanan tetap sampai mencapai derajat
superheat.
9
2.2 Kalor
Kalor adalah salah satu bentuk energi. Jika suatu zat menerima atau
melepaskan kalor, maka ada uda kemungkinan yang terjadi. Yang pertama adalah
terjadinya perubahan temperatur zat tersebut, kalor seperti ini disebut dengan kalor
sensibel (sensibel heat). Dan yang kedua adalah terjadi perubahan fase zat, kalor
jenis ini disebut dengan kalor laten (latent heat).
10
hubungan antara energi kalor dengan laju perpindahan kalor yang terjadi
adalah sebagai berikut:
Q = q . ∆T (3)
Dimana: Q = Energi kalor yang dilepas atau diterima suatu zat [J]
q = Laju perpindahan kalor [Watt]
∆t = Waktu yang dibutuhkan memindahkan energi kalor [s]
2.3.1 Konduksi
Konduksi adalah perpindahan kalor yang terjadi melalui perogolakan
molekular suatu material tanpa diikuti perpindahan material secara menyeluruh.
Contoh dari konduksi adalah ketika suatu batang logam yang dipanaskan pada salah
satu ujungnya, maka panas tersebut lama kelamaan akan dapat dirasakan diujung
yang lain.
2.3.2 Konveksi
Konveksi adalah perpindahan kalor melalui gerakan massa dari fluida
seperti air atau udara, ketika fluida yang dipanaskan bergerak menjauhi sumber
panas dan menuju daerah dengan temperatur lebih rendah dengan membawa energi.
Contoh dari peristiwa konveksi adalah ketika proses memasak air, dimana air yang
berada pada bagian bawah wadah akan bergerak menjauhi sumber panasnya.
Perpindahan kalor dengan konveksi ini dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
konveksi bebas (free convection), dimana aliran terjadi akibat dari gaya apung yang
timbul dari perbedaan densitas fluida karena variasi temperatur dalam fluida. Yang
selanjutnya adalah konveksi paksa (forced convection), dimana aliran yang terjadi
akibat adanya kerja dari luar seperti kipas, pompa ataupun pergerakan angin.
11
2.4 Sistem Refrigerasi
Refrigerasi merupakan suatu proses penarikan kalor dari suatu ruangan ke
lingkungan sehingga temperatur ruangan lebih rendah dari temperatur
lingkungannya. Kinerja mesin refrigerasi kompresi uap ditentukan oleh kapasitas
pendinginan dan pemanasan, daya kompresi, koefisien kinerja dan faktor kinerja.
Sesuai dengan konsep kekekalan energi, panas tidak dapat dimusnahkan tetapi
dapat dipindahkan. Sehingga refrigerasi selalu berhubungan dengan proses-proses
aliran panas dan perpindahan panas.
12
Pada diagram P-h siklus kompresi uap dapat digambarkan sebagai berikut
ini:
13
Dimana,
Qe = Daya kompresi yang dilakukan (kW)
ṁ = Laju aliran massa refrigeran (kg/s)
qe = Kerja kompresi yang dilakukan (kJ/kg)
h2 = Entalpy refrigeran saat keluar kompresor (kJ/kg)
h1 = Entalpy refrigeran saat masuk kompresor (kJ/kg)
3) Proses ekspansi (3 – 4). Proses ini berlangsung secara isoentalpi, hal ini
berarti tidak terjadi penambahan entalpi tetapi terjadi drop tekanan dan
penurunan temperatur. Proses penurunan tekanan terjadi pada katup
ekspansi yang berbentuk pipa kapiler yang berfungsi mengatur laju aliran
refrigeran dan menurunkan tekanan.
h3 = h4 ............................................. (8)
14
Dimana,
h2 = entalpy refrigeran saat masuk ekspansi (kJ/kg)
h3 = entalpy refrigeran saat keluar ekspansi (kJ/kg)
atau,
ℎ −ℎ
COPaktual = ℎ1 − ℎ4 ................................ (12)
2 1
𝐶𝑂𝑃 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
c. η = x 100 %........... (14)
𝐶𝑂𝑃 𝐶𝑎𝑟𝑛𝑜𝑡
15
2.5 Alat Penukar Kalor
APK merupakan suatu peralatan dimana terjadinya perpindahan panas dari
suatu fluida yang temperaturnya lebih tinggi ke fluida lain yang temperaturnya
lebih rendah. Proses perpindahan panas tersebut dapat dilakukan secara langsung
atau tidak langsung. Maksudnya adalah:
APK yang langsung, yaitu dimana fluida yang panas akan bercampur langsung
dengan fluida yang dingin (tanpa adanya pemisah) dalam suatu bejana atau
ruangan tertentu.
APK yang tidak langsung, yaitu dimana fluida panas tidak berhubungan
langsung (indirect contact) dengan fluida dingin, jadi perpindahan panasnya itu
mempunyai media perantara seperti pipa, pelat atau peralatan jenis lainnya.
ρ .Vair
Qair = x Cp x (Takhir – Tawal) (15)
∆𝑡
Dimana,
Qair = Laju perpindahan panas untuk memanaskan air [Watt]
ρ = Massa jenis air [1000 kg/m3 ] [4]
V = Volume air [m3 ]
Δt = Waktu yang dibutuhkan untuk memindahkan energi kalor [s]
Sedangkan untuk mengetahui koefisien perpindahan panas konveksi pada
sisi dalam pipa dapat diketahui menggunakan rumus persamaan berikut [1]:
𝑁𝑢 . 𝐾𝑓
hi = (16)
𝑑𝑖
Dimana,
hi = Koefisien perpindahan panas pada sisi dalam pipa [W/m2 .K]
Nu = Bilangan Nusselt
Kf = Konduktivitas thermal freon [W/m.K]
di = Diameter dalam pipa [m]
Re = Bilangan Reynolds
Pr = Bilangan Prandtl
16
di = Diameter pipa bagian dalam [m]
D = Diameter helikal [m]
Dimana,
Rth = Hambatan thermal [K/W]
hi = Koefisien perpindahan panas pada sisi dalam pipa [W/m2 .K]
ho = Koefisien perpindahan panas pada luar dalam pipa [W/m2 .K]
Ai = Luas penampang dalam pipa [m2 ]
Ao = Luas penampang luar pipa [m2 ]
K = Konduktifitas thermal tembaga [W/m.K]
17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Mulai
Studi literatur
Skematik Alat
Perancangan Alat
Pembuatan Alat
Pengambilan data
Selesai
18
3.1 Studi Literatur
Studi literatur merupakan proses pembelajaran bahan-bahan yang
berkaitan dengan materi bahasan yang berasala dari buku-buku, jurnal ilmiah,
dan situs-situs internet dll.
19
3.3 Rancangan Alat
Desain rancangan untuk S-ACWH dilakukan sebagai acuan untuk
mengetahui berapa nilai kapasitas pendinginan (evaporator) dan pembuangan panas
(kondensor) dan daya pada pada alat penukar kalor. Nilai yang digunakan adalah
temperatur evaporator dan kondensor. “Perbedaan nilai temperatur evaporator
dengan ruangan adalah 6-7°C (Althouse, 2000:655). Sehingga temperatur ruangan
bisa mencapai 22°C, maka data rancangannya adalah sebagai berikut:
Temperatur evaporator : 15°C + 273 = 288 K
Temperatur kondensor : 50°C + 273 = 323 K
Untuk nilai entalphi dapat diketahui pada diagram p-h:
20
Besarnya nilai enthalpi tersebut didapat dari diagram p-h dan daya
kompresor didapat dari spesifikasi kompresor yang digunakan. Berdasarkan
gambar dan diketahuinya nilai enthalpi serta daya kompresor, maka nilai kerja
kompresi, laju aliran massa, pembuangan kalor, kapasitas kondensor, efek
refrigerasi, kapasitas evaporator, dan koefisien kinerja rancangan alat ini dapat
diketahui.
h1 = 518 kj/kg
h2 = 558 kj/kg
h3 = h4 = 302 kj/kg
Daya kompresor = 430 Watt = 0,43 kW
21
Besarnya kapasitas evaporator :
Q e = ṁ × qe = 0,01 × 302 = 2,16 kW = 𝟐. 𝟏𝟔𝟎 𝐖𝐚𝐭𝐭
4. Koefisien kinerja
qe 216
COPaktual = = = 𝟓, 𝟒
qw 40
Te 288
COPcarnot = = = 𝟖, 𝟐
Tc − Te 323 − 288
5. Efisiensi Refrigerasi
COP aktual 5,4
Efisiensi = = = 66%
COP carnot 8,2
Dimana:
Qair = Laju perpindahan panas untuk memanaskan air [Watt]
ρ = Massa jenis air [1000 kg/m3 ] [4]
V = Volume air [30 Liter = 30 dm3 = 0,03 m3 ]
Δt = Waktu yang dibutuhkan untuk memanaskan air [3600 s]
Cp air = Kalor spesifik air [4.179 J/kg.K] temperatur 313 K (Lampiran 7)
ΔT = Beda temperatur [Takhir – Tawal] [K]
Tawal = 270 C = 300 K
Takhir = 400 C = 313 K
Sehingga:
𝜌.𝑉
Qair = . Cp . ΔT
Δt
= 452,7 Watt
Qair Qair
ho = =
Ao.∆T π.do.L.∆T
23
Dimana:
ho = Koefisien perpindahan panas pada sisi luar pipa [W/m2 .K]
Qair = Kalor yang dibutuhkan air [452,7 Watt]
do = Diameter luar pipa [0,0064 m]
L = Panjang pipa [m]
ΔT = Beda temperatur [Takhir – Tawal] [K]
452,7 W
ho =
3.14 . 0.0064 m . L . 13 K
𝟏.𝟕𝟑𝟒,𝟒𝟖
ho = W/m2 .K
𝐋
24
569,6 𝑊𝑎𝑡𝑡
=
2.560 𝑊𝑎𝑡𝑡
= 22 %
Dimana:
Qkoil = Kalor yang dilepas koil [569,6 Watt]
TC in = Temperatur masuk koil [660 C = 339 K]
TC out = Temperatur keluar koil [500 C = 323 K]
Ta = Temperatur rata-rata refrigeran [47,20 C = 320,2 K]
Tawal = Temperatur awal air [270 C = 300 K]
Takhir = Temperatur akhir air [400 C = 313 K]
Sehingga:
Tcin−Tcout
Rth = Tcin − Ta
Qkoil . ln( )
Tcout − Ta
339 K − 323 K
= 339 K − 320,2 K
569,6 Watt . ln( )
323 K − 320,2 K
= 0,0147 K/W
Dimana:
ṁ = Laju aliran massa refrigeran [0,01 kg/s]
ρ = Massa jenis refrigeran R-32 [958 kg/m3 ] (Lampiran 10)
A = Luas penampang pipa [m2 ]
25
Sehingga:
ṁ
v =
𝜌. 𝐴
ṁ
=
ρ . (0,25 . π . d2 )
0 ,01 kg/s
=
958 kg/𝑚3 . (0,25 . 3,14 . (0.0064 m)2 )
0 ,01 kg/s
=
958 kg/m3 . 3,4x10 −5 m2
= 0,3 m/s
Dimana:
ρ = Massa jenis refrigeran R-32 [958 kg/m3 ] (Lampiran 10)
v = Laju refrigeran [0,3 m/s]
μ = Viskositas refrigeran R-32 pada temperatur 339 K [75,1 x 10-6 N.s/m2 ]
(Lampiran 9)
di = Diameter dalam pipa [0,006 m]
Sehingga:
ρ . v . di
Re =
μ
= 2,29 x 104
26
Sehingga:
Nu = 0.023 . Re0,85 . Pr 0,4 (di/D)0,1
= 0.023 . (2,29 x 104 )0,85 . (1,99)0,4 . (0,006 m/0,1 m)0,1
= 113,9
= 1.879,3 W/m2 .K
Dimana:
k = Konduktivitas thermal pipa tembaga [401 W/m.K] (Lampiran 8)
Ai = Luas penampang pipa bagaian dalam [m2 ]
Ao = Luas penampang pipa bagaian luar [m2 ]
hi = Koefisien perpindahan panas pada pipa bagian dalam [1.879,3 W/m2 .K]
ho = Koefisien perpindahan panas pada pipa bagian luar [1.734,48 W/m2 .K]
di = Diameter dalam pipa [6 mm = 0,006 m]
do = Diameter luar pipa [6,4 mm = 0,0064 m]
27
ri = Jari-jari dalam pipa [3 mm = 0,003 m]
ro = Jari-jari luar pipa [3,2 mm = 0,0032 m]
Rth = Resistans thermal [0,0147 K/W]
Sehingga,
1 ln(𝑟𝑜/𝑟𝑖 ) 1
Rth = + +
𝜋 𝑑𝑖 𝐿 . ℎ𝑖 2𝜋𝐾𝐿 𝜋 𝑑𝑜 𝐿 . ℎ𝑜
1 ln(0,0032/0,003)
Rth = + +
0,0188 m2 L . 1.879,35 W/m2 .K 2 . 3,14 . 401 W/m.K L
1
0,02 m2 . 1.734,48 W/m2 .K
0,028 0,000023 0,0285
Rth = + +
L L L
0,0565
0,0147 =
L
0,0565
L = = 3,8 meter
0,0147
Dari hasil perhitungan perencanaan alat penukar kalor tipe helikal (spring)
pada tabung water heater dari panas buang pada kompresor diperoleh data panjang
pipa APK ¼ inch yaitu 3,8 meter dengan jumlah lilitan 12 dimasukan dalam tabung
dengan volume 30 liter.
l. Efisiensi pemanasan air
Untuk menghitung efisiensi dalam proses pemanasan air bisa digunakan
menggunakan persamaan berikut:
𝑄𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡
𝜂= x 100%
𝑄𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡
28
𝑄𝑎𝑖𝑟
= x 100%
𝑄𝑘𝑜𝑖𝑙
452,7 𝑊𝑎𝑡𝑡
= x 100%
569,6 𝑊𝑎𝑡𝑡
= 79%
29
Gambar 3.4 Alat Penukar Kalor Tipe Helikal
30
3.3.2.3 Desain Split Air Conditioner Water Heater
S-ACWH adalah sistem yang memanfaatkan panas buang dari sistem
pendinginan pada AC Split untuk memanaskan air. Sebagian kalor dari refrigeran
yang sudah dikompresi oleh kompresor digunakan untuk memanaskan air dengan
bantuan alat penukar kalor. Sistem ini didesain sesuai dengan perancangan yang
telah ditentukan sehingga penggunaan bahan sesuai dengan kebutuhan yang telah
ditentukan sebelumnya.
31
Tabel 3.1 Spesifikasi Unit Sistem Air conditioning
Merk Panasonic
No. Model CU-YN5RKJ
Fase 1
Tegangan 220 V
Frekuensi 50 Hz
Pendinginan 1.47 KW
Kapasitas Pendinginan 5000 BTU/h
Masukan Maksimum 560 W / 3.0 A
Tipe Refrigeran R-32
Berat Refrigeran 340 g
Arus 2.1 A
Masukan Daya 430 W
Tekanan Kerja Maksimum
Tekanan Tinggi 4.15 Mpa
Tekanan Rendah 2.55 Mpa
32
Tabel 3.3 Daftar Bahan Pada S-ACWH
No Item Size Qty
1 Tangki Aluminium 34 x 34 cm 1 buah
2 Pipa tembaga ¼ inch 6 meter
3 Pipa tembaga 3/8 inch 6 meter
4 Karpet Glass woll 2 x 1 meter 1 buah
5 Duct tipe - 2 roll
6 Hand valve ¼ inch 3 buah
7 Triplek 2 x 1 meter 2 lembar
8 Besi hole 3 x 3 cm 3 meter
9 Besi Siku 3 x 3 cm 2 meter
10 Seltip - 4 buah
11 Baut - 20 buah
12 Cat - 2 kaleng
13 Tiner - 1 kaleng
14 Kuas - 2 buah
33
8 Tang kombinasi - - 1 Buah
9 Obeng Kombinasi - 1 Buah
10 Tespen - - 1 Buah
11 Palu - - 1 Buah
13 Kunci inggris Menyesuaikan Tekiro 2 Buah
14 Manifold - Refco 1 Set
15 Vacum pump - Value 1 Buah
16 Kunci L - Tekiro 1 Set
34
3.5.2 Pembuatan Alat Penukar Kalor
Pada tahap ini dilakukan proses pembentukan alat penukar kalor tipe helikal
dengan menggunakan alat spring bending dan bantuan tabung silinder untuk
membuat bentuk helikal alat penukar kalor, sehingga dapat menunjang proses
pembendingan pipa dengan bentuk helikal.
35
3.6 Instalasi dan Pengujian Alat
Proses instalasi terbagi menjadi dua bagian yaitu instalasi pemipaan dan
kelistrikan. Instalasi pemipaan merupakan proses pemasangan pipa pada beberapa
komponen sistem refrigerasi agar saling terhubung dengan cara brazing, swaging
dan flaring sesuai dengan modifikasi jalur pemipaan pada sistem ini. Pada sistem
ini aliran refrigeran dari kompresor dihubungkan dengan alat penukar kalor tipe
helikal yang berada pada tabung penyimpan air, sehingga pipa outlet kompresor
dan pipa inlet kondensor dipotong kemudian dihubungkan dengan alat penukar
kalor. Dengan demikian, refrigeran dengan temperatur tinggi yang keluar dari
kompresor akan mengalir terlebih dahulu melalui alat penukar kalor lalu menuju ke
kondensor. Di dalam tabung penyimpan air akan terjadi pertukaran kalor antara
refrigeran dan air karena adanya perbedaan suhu antara keduanya. Untuk proses
pengujian alat ini dilakukan setelah proses instalasi telah selesai.
36
3.6.2 Pemvakuman Sistem
Setelah dilakukan pengecekan kebocoran pada sistem dan dipastikan tidak
ada kebocoran, yaitu dilakukan proses pemvakuman sistem untuk mengeluarkan
udara atau gas N2 dari sistem. Pemvakuman ini dilakukan dengan pemasangan
selang manifold pada katup servis dan pompa vakum kemudian tunggu sekitar
beberapa menit hingga indikator tekanan pada manifold dibawah atmosfir (-30 psi).
37
pengambilan data akan dilakukan pada saat alat beroperasi. Adapun alat ukur yang
digunakan adalah sebagai berikut:
a. Thermometer digital
b. Thermocouple
c. Tang amper
d. Stopwatch
Pengambilan data yang akan dilakukan yaitu data unit S-ACWH
menggunakan APK berdiameter ¼ inch inch dengan beban air dengan kapasistas
30 liter. Pengambilan data ini dilakukan selama 1 jam dengan rentang waktu 5
menit sekali. Data yang akan diambil adalah sebagai berikut:
a. Temperatur out kompresor
b. Temperatur in dan out kondensor
c. Temperatur in dan out evaporator
d. Temperatur in dan out APK (Alat Penukar Kalor)
e. Tekanan suction
f. Tekanan discharge
g. Arus
h. Tegangan
i. Temperatur air
38
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
50
40 Temperatur Air
30 In APK
20 Out APK
10
0
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
Waktu (menit)
Gambar 4.1 Grafik Data Temperatur Air dan In Out APK Terhadap Waktu
39
mengalami kesetimbangan temperatur. Dan temperatur keluar APK lebih rendah
dari tempeatur masuk APK akibat terjadinya perpindahan panas tersebut.
40
Gambar 4.2 Diagram P-h Hasil Perancangan S-ACWH Tanpa APK
Didapatkan:
h1 = 518 kJ/kg
h2 = 561 kJ/kg
h3 = h4 = 328 kj/kg
Daya kompresor =I.V
= 1,42 A × 220 Volt (dari hasil pengukuran)
= 312 Watt
= 0,312 kW
41
Q w = ṁ x qw
Maka,
Daya kompresor 0,312 kW
ṁ= = = 0,007 kg/s
Kerja kompresi 43 kj/kg
4. Koefisien kinerja
qe 190
COPaktual = = = 𝟒, 𝟒
qw 43
𝐓𝐞 𝟐𝟖𝟗. 𝟗
𝐂𝐎𝐏𝐜𝐚𝐫𝐧𝐨𝐭 = = = 𝟔, 𝟓
𝐓𝐜 − 𝐓𝐞 𝟑𝟑𝟒, 𝟒 − 𝟐𝟖𝟗. 𝟗
5. Efisiensi refrigerasi
COP aktual 4,4
Efisiensi = = = 68 %
COP carnot 6,5
43
Untuk mengetahui laju aliran massa refrigeran, maka gunakan persamaan
(5) karena,
Q w = ṁ x qw
Maka,
Daya kompresor 0,31 kW
ṁ= = = 0,0119 kg/s
Kerja kompresi 26 kj/kg
9. Koefisien kinerja
qe 245
COPaktual = = = 𝟗, 𝟒
qw 26
𝐓𝐞 𝟐𝟖𝟗. 𝟐
𝐂𝐎𝐏𝐜𝐚𝐫𝐧𝐨𝐭 = = = 𝟏𝟑, 𝟏
𝐓𝐜 − 𝐓𝐞 𝟑𝟏𝟏, 𝟏𝟔 − 𝟐𝟖𝟗. 𝟐
10. Efisiensi refrigerasi
COP aktual 9,4
Efisiensi = = = 72 %
COP carnot 13,1
= 936,5 Watt
12. Kalor yang dilepas koil
Kalor yang dilepas koil dapat diperhitungkan dengan menggunakan rumus
persamaan berikut:
Qkoil = ṁ . Cp . ΔT
Dimana:
ṁ = Laju aliran massa refrigeran [0,0119 kg/s] (dari perhitungan
sebelumnya)
TC in = Temperatur masuk koil [61,860 C = 334,86 K] (nilai rata-rata dari
hasil pengukuran) (Lampiran 5)
TC out = Temperatur keluar koil [39,050 C = 312,05 K] (nilai rata-rata dari
hasil pengukuran) (Lampiran 5)
Cp = Kalor jenis refrigeran [3.560 J/kg.K] (Lampiran 9)
Sehingga:
Qkoil = ṁ . Cp . ΔT
= 0,0119 kg/s . 3.560 J/kg.K . (334,86 K – 312,05 K)
= 996,3 Watt
45
13. Efisiensi pemanasan air
Untuk efisiensi dalam proses pemanasan air dapat diperhitungkan dengan
menggunakan rumus persamaan berikut:
𝑄𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡
𝜂= x 100%
𝑄𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡
𝑄𝑎𝑖𝑟
= x 100%
𝑄𝑘𝑜𝑖𝑙
936,5 𝑊𝑎𝑡𝑡
= x 100%
996 ,3 𝑊𝑎𝑡𝑡
= 94%
COP Aktual
10.0
9.0
8.0
7.0
6.0
S-ACWH Tanpa APK
5.0
4.0 S-ACWH Menggunkana APK 1/4 inch
3.0
2.0
1.0
0.0
Kondisi
Dari grafik diatas terlihat perbandingan nilai COP aktual, dapat dilihat
perbandingan nilai COP antara sistem menggunakan APK dan tanpa menggunakan
APK. Nilai COP yang menggunakan APK lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa
menggunakan APK yaitu 9,4 dan nilai COP tanpa menggunakan APK yaitu 4,4.
46
Hal ini disebabkan karena penggunaan APK menambah proses pelepasan kalor
yaitu proses pembuangan panas secara alami. Sehingga kerja kondensor tidak
terlalu berat dan temperatur yang masuk ke pipa kapiler lebih rendah dibandingkan
tanpa tambahan penggunaan APK.
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
Kondisi
47
Berdasarkan tabel pada Lampiran 11, Politeknik Negeri Indramayu termasuk
golongan tarif 1-3/TM maka biaya yang akan dikeluarkan adalah sebagai berikut:
Diketahui:
Tegangan = 220 V
Arus = 1,41 A
Daya = V . I = 220 V . 1,41 A = 310 Watt = 0,31 kW
Running Time (RT) = 1 jam
TDL = Rp. 1.467,28 (Tarif dasar listrik PLN)
Maka,
a. Estimasi pemakaian listrik harian
Pemakaian sehari = Daya × RT × TDL
= 0,31 kW x 1 jam × Rp. 1.467,28/kWh
= Rp. 454,85
Jadi, biaya pemakaian listrik yang dikeluarkan selama sehari yaitu Rp.
454,85. Sehingga, estimasi biaya pemakaian listrik selama sebulan sebesar Rp.
13.645,5.
48
Tabel 4.1 Perbandingan Data Rancangan dengan Data Aktual
Parameter Rancangan Aktual
Qair 452,7 Watt 936,5 Watt
Qkoil 569,6 Watt 996,36 Watt
Waktu Tercapai Temperatur Desain 60 Menit 30 Menit
Temperatur Puncak Air Dalam Waktu 60 Menit 400 C 45,10 C
Efisiensi Pemanasan Air (ղ) 79% 94%
Dari tabel data diatas, bahwa data rancangan awal untuk proses pemanasan
air sebesar 30 liter dengan temperatur desain 40 0 C dalam waktu 60 menit
membutuhkan kalor untuk memanaskan air sebesar 452,7 Watt dengan kalor yang
dilepas oleh koil (alat penukar kalor) 569,6 Watt. Sehingga dapat diperoleh efisiensi
dalam proses pemanasan air yaitu 79%. Sedangkan dari data aktual didapatkan nilai
yang berbeda bahkan lebih baik dari data rancangan.
Dari hasil pengambilan data didapatkan nilai parameter-parameter aktual
sesuai dengan hasil perhitungan yang telah dilakukan. Proses pemanasan air dengan
kapasitas 30 liter mencapai temperatur air pada tabung dengan waktu 30 menit
dengan capaian temperatur 40,10 C dan dalam waktu 60 menit mencapai temperatur
air pada tabung sebesar 45,10 C. Panas yang diperoleh air dalam proses pemanasan
yaitu sebesar 936,5 Watt dari panas yang dilepas koil sebesar 996,36 Watt.
Sehingga niali efisiensi dalam proses pemanasan air yaitu sebesar 94%.
Nilai temperatur air aktual lebih besar dibandingkan dengan data rancangan
karena kalor yang dilepas oleh alat penukar kalor (Qkoil) lebih besar dibandingkan
dengan yang rancangan sehingga kalor yang diterima oleh air (Qair) lebih besar
dibandingkan yang rancangan. Jadi, waktu dalam proses pemanasan air lebih cepat
dibandingkan dengan desain waktu rancangan untuk mencapai temperatur desain
yang diinginkan. Dan dapat diperhitungkan dan disimpulkan bahwa nilai efisiensi
aktual lebih besar dibandingkan dengan efisiensi rancangan.
49
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil tugas akhir ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Penggunaan alat penukar kalor tipe helikal dengan diameter pipa ¼ inch dan
panjang pipa 3,8 meter menggunakan AC berdaya ½ PK dapat memanaskan
air lebih dari 400 C dengan waktu 60 menit.
2. Penggunaan sistem S-ACWH akan menghasilkan performansi yang lebih
besar ketimbang AC biasa karena adanya proses heat recovery.
3. Nilai efisiensi dalam proses pemanasan air sebesar 94% dikarenakan kalor
yang dilepas oleh alat penukar kalor (Qkoil) besar sehingga kalor yang
diterima air dalam proses pemanasan (Qair) pun besar. Dan panas yang
dilepas koil pada tabung air dapat dioptimalkan dengan baik dalam proses
pemanasan air.
5.2 Saran
1. Sebaiknya pipa keluaran kompresor yang menuju alat penukar kalor
diinsulasi sehingga mengurangi heat loss pada pipa karena kontak langsung
dengan udara luar.
2. Untuk hasil pengujian yang lebih optimal harus dilakukan pada kondisi
temperatur lingkungan yang stabil. Karena perbedaan temperatur
lingkungan sangat mempengaruhi temperatur refrigeran.
3. Penambahan pressure gauge pada sisi keluaran APK untuk mengetahui
perubahan tekanan pada penggunaan alat penukar kalor.
50
DAFTAR PUSTAKA
[1] Daniel Santoso, F. Dalu Setiaji, 2013, Pemanfaatan Panas Buang Pengkondisi
Udara Sebagai Pemanas Air Dengan Menggunakan Penukar Panas Helikal.
Vol 12 no. 2.
[4] Incropera, Frank P. and Dewitt, David P. 2008. “Fundamentals Of Heat And
Mass Transfer” Seventh Edition. New York: John Wiley & Sons.
[5] H.J. Laue, Regional report Europe: “heat pumps––status and trends”,
International Journal of Refrigeration 25 (2002) 414–420.
[6] Mohamed E Ali, 2006, Natural Convection Heat Transfer from Vertical
Helical Coils in Oil, Heat transfer Engineering, vol. 27 no. 3.
[8] Ichwan Nurhalim, “Rancang Bangun dan Pengujian Unjuk Kerja Alat Penukar
Kalor Tipe Serpentine Pada Split Air Conditioner Water Heater” Skripsi
Program Sarjana Fakultas Teknik UI, Depok 2010.
51
LAMPIRAN
52
Lampiran 1
Plot Diagram P-h Dari Data Rancangan S-ACWH Tanpa Menggunakan APK
Lampiran 2
Plot Diagram P-h Dari Data Pengukuran S-ACWH Tanpa Menggunakan APK
Lampiran 3
Plot Diagram P-h Dari Data Pengukuran S-ACWH Menggunakan APK ¼ Inch
Tabel Data Hasil Pengukuran S-ACWH Tanpa Menggunakan APK
Lampiran 4
TABEL DATA PENGUJIAN SPLIT AIR CONDITIONING WATER HEATER TANPA APK
Waktu Temperatur Pipa (0 C) Tekanan (Psi)
V A
(Menit) Out Komp. In Konden. Out Konden. In Evap. Out Evap. PS PD
5 58 52.2 35.4 18.5 24.9 160 265 220 1.42
10 62.1 55.7 35.4 18.1 25.1 160 265 220 1.42
15 63.2 57.3 35.5 17.8 24.8 160 265 220 1.42
20 63.8 59.4 35.8 17.5 24.2 160 265 220 1.42
25 64.7 61.1 35.9 17.2 24.6 160 265 220 1.42
30 65.5 62.8 36.1 17.1 24.2 160 265 220 1.42
35 64.6 63 36.2 16.9 24.2 160 265 220 1.42
40 66 63.9 36.4 16.7 24.1 160 265 220 1.42
45 69.4 64.2 36.4 16.3 24.1 160 265 220 1.43
50 72.9 65.3 36.5 15.9 23.6 160 265 220 1.43
55 73.6 65.9 36.7 15.7 23.9 160 265 220 1.43
60 76.4 66.2 36.8 15.4 24 160 265 220 1.43
Rata" 66.7 61.4 36.1 16.9 24.3 160 265 220 1.42
Tabel Data Hasil Pengukuran S-ACWH Menggunakan APK ¼ Inch
Lampiran 5
TABEL DATA PENGUJIAN SPLIT AIR CONDITIONER WATER HEATER MENGGUNAKAN APK ¼ INCH
Waktu Temperatur Pipa (0 C) Tekanan (Psi) V I
(Menit) Out Komp. In APK Out APK Water In Kond. Out Kond. In Evap. Out Evap. PS PD (Volt) (Ampere)
5 58 56 36.2 32,3 34.9 26.7 18 28.1 160 265 220 1.41
10 60.2 58 36.2 33.4 35.6 27.3 17.7 27.1 160 265 220 1.42
15 62.8 58.2 36.4 37.7 36.7 27.5 17.5 27.3 160 265 220 1.41
20 62.9 58.4 37.8 38.5 36.9 26.2 17.2 27.5 160 270 220 1.4
25 63.1 60.4 38.2 39.8 37.2 26.9 16.6 27.7 160 270 220 1.4
30 63.6 61 39 40.5 37.4 26.6 16.1 27.8 160 270 220 1.41
35 65 62.2 39.3 42.3 38.3 26.7 15.7 28 160 270 220 1.41
40 65.4 63.4 39.8 42.6 39.4 27.8 15.3 28.1 158 272 220 1.41
45 66.1 64.5 40.3 43 39.6 27.6 15.2 28.3 158 272 220 1.42
50 67 65.3 40.8 43.6 40.3 28.2 15 28.5 156 272 220 1.42
55 67.8 67.1 42.1 44.8 40.7 28.4 14.9 28.6 156 272 220 1.42
60 69.9 67.8 42.5 45.1 40.9 28 14.7 28.6 156 272 220 1.42
Rata” 64.32 61.86 39.05 40.4 38.16 27.33 16.16 27.97 158 269 220 1.41
Tabel Data COP Dan Efisiensi S-ACWH
Lampiran 6
TABEL DATA COP DAN EFISIENSI SPLIT AIR CONDITIONER WATER HEATER
Tabel Properties of Saturated Water
Lampiran 7
Data COP Dan Efisiensi S-ACWH
Lampiran 6
Sumber: Incropera, Frank P. and Dewitt, David P. 2008. “Fundamentals Of Heat And Mass Transfer” Seventh Edition. New York: John Wiley & Sons.
Tabel Properties of Selected Metallic Solids
Lampiran 8
Sumber: Incropera, Frank P. and Dewitt, David P. 2008. “Fundamentals Of Heat And Mass Transfer” Seventh Edition. New York: John Wiley & Sons.
Tabel Properties R-32
Lampiran 9
Tabel Properties of Saturated Water
Lampiran 7
62
Lampiran 11
Tabel Tarif Dasar Listrik PT PLN (Persero)
Sumber: www.pln.co.id
63
Lampiran 12
Dokumentasi Pengerjaan Alat
Proses Pembuatan Body Based S-ACWH Proses Bending Pipa APK S-ACWH
Proses Pengelasan Pipa APK Pada Tabung Proses Pengelasan Pipa Sambungan Indikator
Discharge Pressure
64
Proses Charging Freon Pengambilan Data Temperatur Air
65