SKRIPSI
Oleh:
FRANS FERDINAND SITUMORANG
110401138
Kata kunci : Air heater, Bahan bakar, Boiler, Recovery Boiler, Steam.
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas
berkat, kasih, kekuatan dan kesehatan yang diberikan selama pengerjaan skripsi
ini, sehingga skripsi ini dapat saya selesaikan.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan
untuk mencapai gelar sarjana di Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara. Adapun yang menjadi judul skripsi ini yaitu :
“ANALISA PEMAKAIAN AIR HEATER SUMBER PANAS STEAM
HASIL EKSTRAKSI TURBIN TERHADAP PENGHEMATAN BAHAN
BAKAR RECOVERY BOILER ”
Dalam penulisan skripsi ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh
penulis. Untuk itu penulis secara khusus menyampaikan terima kasih kepada
dosen pembimbing Bapak Ir.Tekad Sitepu, MT yang telah bersedia meluangkan
waktunya untuk memberikan saran dan membimbing serta sumbangan pikiran
bagi penulisan skripsi ini.
Selama penulisan skripsi ini, penulis juga mendapat banyak bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:
1. Orang Tua saya Apul Situmorang dan Magdalena br Sitanggang yang selalu
memberi doa, semangat, motivasi, dan materi dalam hidup saya hingga
penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik .
2. Bapak Dr.Ing.Ir.Ikwansyah Isranuri selaku Ketua Departemen Teknik Mesin
Fakultas Teknik USU.
3. Bapak Ir. M. Syahril Gultom, MT. selaku Sekretaris Departemen Teknik
Mesin Universitas Sumatera.
4. Bapak Ir.Syahrul Abda,M.Sc dan Bapak Ir.A.Halim Nasution pembanding
yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan dalam penulisan
skripsi ini.
5. Bapak/Ibu Staff Pengajar dan Pegawai di Departemen Teknik Mesin USU,
yang telah banyak membantu penulis dan memberikan bimbingan selama
perkuliahan.
6. Saudara saya Rizal Situmorang, Indryani Situmorang, dan Glory
Situmorang.
Medan, 2016
Penulis,
FRANS F SITUMORANG
NIM. 110401138
ABSTRAK .......................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
2.6.2 Konduksi............................................................................. 21
2.11 Proses Perpindahan Panas Pada Pemanas Udara( Air Heater) .... 31
3.2.2 Data..................................................................................... 44
Gambar 2.11 Pendinginan sebuah balok yang panas dengan konveksi paksa ....21
Gambar 2.13 Blackbody disebut sebagai pemancar dengan arah yang bebas.....24
Gambar 2.14 Distribusi Suhu Dalam air heater untuk jenis aliran counterflow 25
η Efisensi %
o
T Temperatur C
h Entalpi kJ/kg
Superheater
P Tekanan bar
Pembangkit listrik yang akan dibahas lebih lanjut dalam penelitian ini
adalah Recovery Boiler. Bahan bakar yang digunakan recovery boiler adalah
black liquor yaitu suatu cairan yang mengandung padatan 70%-72% yang didaur
Adapun tujuan dari penelitian alat pemanas udara (air heater) ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui besar panas yang diserap alat pemanas udara (air
hetaer).
2. Untuk menganalisa penghematan penggunaan bahan bakar setelah
penggunaan alat pemanas udara (air heater).
3. Untuk mengetahui besaran panas yang diserap pada komponen
boiler superheater dan economizer.
Adapun batasan masalah yang akan dibahas dalam laporan ini adalah:
4. Temperatur udara pada air heater yang masuk 30°C dan keluar
pemanas udara 105°C
5. Data mentah pada masing – masing komponen boiler dibandingkan
dengan data yang diperoleh dari hasil analisa menggunakan software
ANSYS.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan pendahuluan tentang studi kasus dan pemecahan
masalah yang berisi antara lain : Latar belakang, batasan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, metode penulisan dan sistematika
penulisan.
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Mu’in (1999), boiler atau ketel uap adalah pesawat konversi
energi yang mengkonversikan energi kimia (potensial) dari bahan bakar menjadi
energi panas. Ketel uap terdiri dari dua komponen utama yaitu : dapur, sebagai
alat untuk merubah energi kimia menjadi energi panas dan alat penguap yang
merubah energi panas (pembakaran) menjadi energi potensial uap.
Boiler yang digunakan di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk ada 2 yaitu Multi
Fuel Boiler dan Recovery Boiler.Multi Fuel Boiler ini menggunakan bahan bakar
fiber, cangkang sawit dan kulit kayu sedangkan Recovery Boiler menggunakan
bahan bakar limbah hasil pengolahan pulp (black liquor). Boiler yang akan saya
teliti adalah Recovery Boiler.
Sistem boiler terdiri dari: sistem air umpan, sistem steam dan sistem
bahan bakar. Sistem air umpanmenyediakan air untuk boiler secara otomatis
sesuai dengan kebutuhan steam. Berbagai valve disediakan untuk keperluan
perawatan dan perbaikan. Sistem steam mengumpulkan dan mengontrol produksi
steam dalam boiler. Steam dialirkan melalui system pemipaan ke titik pengguna.
Pada keseluruhan sistem, tekanan steam diatur menggunakan kran dan dipantau
dengan alat pemantau tekanan. Sistem bahan bakaradalah semua peralatan yang
digunakan untuk menyediakan bahan bakar untuk menghasilkan panas yang
dibutuhkan.Peralatan yang diperlukan pada sistem bahan bakar tergantung pada
jenis bahan bakar yang digunakan pada sistem.Air yang disuplai ke boiler untuk
dirubah menjadi steam disebut air umpan. Dua sumber air umpan adalah:
1. Kondensat atau steam yang mengembun yang kembali ke proses.
2. Air make up (air baku yang sudah diolah) yang harus diumpankan dari luar
ruang boiler ke plant proses.
Prinsip kerja boiler sebenarnya cukup sederhana sama seperti pada saat kita
sedang mendidihkan air menggunakan panci. Proses pendidihan air tersebut akan
selalu diiringi proses perpindahan panas yang melibatkan bahan bakar, udara,
material wadah air, serta air itu sendiri. Proses perpindahan panas ini mencakup tiga
jenis perpindahan panas yang sudah sangat kita kenal yakni konduksi, konveksi, dan
radiasi.
Pada boiler pipa air di atas misalnya, sumber panas didapatkan dari
pembakaran bahan bakar di dalam furnace. Energi panas ini sebagian akan terpancar
secara radiasi ke pipa-pipa evaporator sehingga memanaskan pipa-pipa tersebut.
Panas yang terserap oleh permukaan pipa akan secara konduksi berpindah ke sisi
permukaan dalam pipa. Di dalam pipa, mengalir air yang terus-menerus menyerap
3. Superheater
Superheater adalah peralatan yang berfungsi untuk menaikkan
temperatur uap jenuh sampai menjadi uap panas lanjut sesuai dengan
kebutuhan untuk menggerakkan turbine. Karena uap yang terbentuk dari
pemanasan didalam pipa – pipa di ruang bakar berada dalam wujud jenuh
atau basah maka uap yang demikian jika digunakan atau diekspansi dalam
4. Air Heater
Komponen ini merupakan alat yang berfungsi untuk memanaskan
udara yang digunakan untuk menghembus/meniup bahan bakar agar dapat
terbakar sempurna. Udara yang akan dihembuskan, sebelum melewati air
heater memiliki suhu yang sama dengan suhu udara normal (suhu luar)
yaitu 28°C. Namun, setelah melalui air heater, suhunya udara tersebut
akan meningkat menjadi 130°C sehingga sudah dapat digunakan untuk
menghilangkan kandungan air yang terkandung didalamnya karena uap air
dapat menganggu proses pembakaran.
Besar panas yang diserap oleh Air heater ini dari steam untuk
memanaskan udara pembakaran dapat dihitung dengan persamaan berikut:
Steam
Condensate
5. Economizer
Economizer merupakan salah satu peralatan yang meningkatkan
efisiensi boiler karena memanfaatkan kalor yang terkandung dalam flue
gas sebelum terbuang ke atmosfer melalui stack. Dengan kata lain dengan
adanya ekonomiser maka unit PLTU telah menghemat konsumsi bahan
2 Konduksi
Sebuah batang silinder dengan material tertentu diisolasi pada sisi
terluarnya dan pada kedua ujung permukaannya memiliki suhu yang
berbeda yakni 𝑇1 > 𝑇2 . Perbedaan temperatur tersebut menyebabkan
perpindahan panas secara konduksi pada arah x positif. Dapat diukur laju
perpindahan panas qx, dan kita dapat menentukan qx bergantung pada
variabel-variabel berikut : ΔT, yakni perbedaan temperatur ; Δx, yakni
panjang batang ; dan A, yakni luas penampang tegak lurus bidang.
𝑞𝑥 𝑑𝑇
𝑞"𝑥 = = −𝐾 𝑑𝑋 (2.9)
𝐴
3 Radiasi
Radiasi berbeda dengan mekanisme perpindahan panas secara
konduksi dan secara konveksi. Perpindahan panas secara radiasi tidak
membutuhkan kehadiran suatu material sebagai media perpindahan panas.
Faktanya, energi yang ditransfer dengan radiasi adalah yang tercepat
(secepat kecepatan cahaya) dan dapat terjadi pada ruangan vakum.
Perpindahan panas secara konduksi dan konveksi terjadi dari temperatur
yang tinggi ke temperatur yang lebih rendah. Pada radiasi, perpindahan
panas dapat terjadi pada 2 benda yang memiliki temperatur yang tinggi
dan dipisahkan oleh benda yang memiliki temperatur yang lebih rendah.
Dengan menganggap permukaan benda yang kecil As, emisifitas ε,
dan kemampuan untuk menyerap α pada temperatur T yang terdiri dari
keisotermalan yang besar dalam bentuk yang tertutup pada benda
blackbody.Blackbody dapat didefenisikan sebagai pemancar dan penyerap
radiasi yang sempurna. Pada temperatur dan panjang gelombang tertentu,
tidak ada permukaan yang dapat memancarkan energi yang lebih banyak
daripada blackbody. Blackbody menyerap semua radiasi tanpa
memperhatikan panjang gelombang dan arahnya. Blackbody juga
memancarkan energi radiasi yang merata dalam segala arah dalam setiap
unit area searah dengan arah emisi,yang disebut sebagai pemancar diffuse.
Gambar 2.13 Blackbody disebut sebagai pemancar dengan arah yang bebas
(Sumber : Cengel)
Energi radisi yang dipancarkan oleh sebuah blackbody tiap satuan waktu
dan tiap satuan luasan area ditetapkan secara eksperimental oleh Joseph
Stefan pada tahun 1879 dan dapat dituliskan
𝐸𝑏(𝑇) = 𝜎𝑇 4 (2.10)
Gambar 2.14 Distribusi Suhu Dalam air heater untuk jenis aliran
counterflow
keterangan :
(2.11)
Dimana :
∆T1=Th,i-Tc,o
∆T2=Th,o-Tc,i
Dimana:
1
𝑈= 1 1 J/𝑚2 K
+
ℎ𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 ℎ𝑔.𝑏𝑢𝑎𝑛𝑔
Siklus Rankine adalah model operasi mesin uap panas yang secara umum
ditemukan di pembangkit listrik. Sumber panas yang utama untuk siklus Rankine
adalah batu bara, gas alam, minyak bumi, nuklir, dan panas matahari.
Sumber:cengel
Sumber:cengel
Air masuk pompa pada kondisi 1 sebagai cairan jenuh dan dikompresi
sampai tekanan operasi boiler. Temperatur air akan meningkat selama kompresi
isentropik ini melalui sedikit pengurangan dari volume spesifik air. Jarak vertikal
antara 1–2 pada T–s diagram ini biasanya dilebihkan untuk lebih amannya proses.
Air memasuki boiler sebagai cairan terkompresi pada kondisi 2 dan akan
menjadi uap superheated pada kondisi 3. Dimana panas diberikan oleh boiler ke
air pada T tetap. Boiler dan seluruh bagian yang menghasilkan steam ini disebut
sebagai steam generator.
Sumber: www.academia.edu
Alat pemanas udara (air heater) termasuk pada jenis sekunder. Meskipun
temperatur uap ekstraksi turbin (steam) yang akan dibuang mempunyai
temperatur minimum yaitu 70℃.. Apabila pembuangan uap panas (steam) dibawa
temperatur minimum ini, akan mengakibatkan terjadinya pengembunan pada uap
tersebut. Tetapi pada recovery boiler ini uap hasil ekstraksi turbin (steam)
digunakan kembali sebagai bahan pemanas pada air heater karena tidak
memungkinkannya penggunaan flue gas yang memiliki tingkat keasaman yang
tinggi dan mengandung senyawa clorin dan salt yang dapat mengakibatkan
kerusakan pada material air tube.
Alat pemanas udara (air heater) mernyerap panas dari uap ekstraksi turbin
(steam) yang mana bertujuan untuk memanaskan udara pembakaran. Alat
pemanas udara rekuperatif adalah alat pengalih panas dengan jenis plat yang
bekerja sebagai unit. Arusnya berlawanan arah atau aliran silang.
Pemanas udara yang digunakan recovery boiler adalah jenis pemanas tipe
rekuperatif. Pada alat pemanas udara tipe rekuperatif, kalor bepindah secara
langsung dari panas uap ekstraksi turbin (steam) ke udara yang melintas pada
permukaan penukar kalor ini, biasanya berbentuk tabung, walaupun ada yang
berbentuk plat.
Unit model tabung biasanya berupa penukar kalor selongsong dan tabung
aliran berlawanan arah, dimana gas mengalir di dalam tabung-tabung lurus
vertikal dan horizontal.
Pemanas udara jenis tabung terdiri atas beberapa macam rancangan yang
disesuaikan dengan ruang dan denah pembangkit uap. Pemanas udara ini ada yang
Q Serap= Q Lepas
Dimana pada alat pemanas udara fluida yang menyerap panas adalah
udara, sedangkan fluida yang melepas panas adalah gas buang. Dalam hal ini
besar panas yang diserap udara dan besar panas yang dilepas gas buang dapat
dihitung dengan persamaan berikut.
Menurut Holman J.P (1993), sifat fluida dingin dievaluasi pada temperatur
rata-rata adalah :
𝑇ℎ𝑖 + 𝑇ℎ𝑜
𝑇ℎ =
2
Menurut William J.S (1988) besar panas yang diserap fluida dingin
(udara) adalah sebagai berikut :
𝑄 = 𝑚 𝐶𝑝 ∆𝑇
Dimana :
Dimana:
Alat pemanas udara (air heater) yang digunakan di PT. Toba Pulp
Lestari,Tbk menggunakan alat pemanas udara tipe rekuperatif . Pada alat pemanas
udara tipe rekuperatif, kalor bepindah secara langsung dari uap panas (steam) ke
udara yang melintas pada permukaan penukar kalor ini, biasanya berbentuk
tabung, walaupun ada yang berbentuk plat.
Unit model tabung biasanya berupa penukar kalor selongsong dan tabung
aliran berlawanan arah, dimana gas mengalir di dalam tabung-tabung lurus
vertikal dan horizontal.
Pemanas udara jenis tabung terdiri atas beberapa macam rancangan yang
disesuaikan dengan ruang dan denah pembangkit uap. Pemanas udara ini ada yang
mempunyai satu lintasan vertikal dan horizontal dan aliaran searah dan
berlawanan arah.
Alat pemanas udara (air heater) menggunakan pemanas berupa uap hasil
ekstraksi turbin (steam). Steam dari hasil ekstraksi turbin yang memiliki
temperatur sekitar 170 °C akan memanaskan udara luar hingga mencapai suhu
sekitar 130 °C dan steam yang keluar dari air heater akan berubah menjadi
kondensat akibat penurunan temperatur setelah mengalami perpindahan panas ke
udara luar yang masuk dalam air heater. Udara panas dari air heater akan masuk
ke ruang bakar sedangkan kondensat dari perubahan steam akan masuk ke feed
water sistem.
Adapun sistem aliran udara pada recovery boiler yaitu udara masuk
melalui secondary air fan ke dalam air heater, di dalam air heater udara luar
dipanaskan dengan menggunakan steam hasil dari ekstraksi turbin, sedangkan
untuk memanaskan steam menjadi steam superheat sebelum masuk keturbin
digunakan flue gas yang berasal dari hasil pembakaran bahan bakar yang dialirkan
ke superheater 2, superheater 1, dan economizer yang selanjutnya dari
Uap
C
Flue Gas
Udara
Air
Eco F SP1
FWS AH SP2
T
SF
Sistem boiler terdiri dari sistem air umpan, sistem steam, dan sistem
bahan bakar. Pada bagian ini, yang akan dibahas lebih lanjut adalah sistem bahan
bakar. Bahan bakar (fuel) adalah segala bahan yang dapat dibakar (Ir.Syamsir A :
146). Bahan bakar dibakar untuk menghasilkan panas (kalor).
Bahan bakar hanya dapat terbakar bila sudah cukup panas. Proses
pembakaran merupakan proses kimia antara bahan bakar, udara dan panas. Proses
a. Bahan bakar
b. Oksigen
Berbagai jenis bahan bakar (seperti bahan bakar cair, padat, dan gas) yang
tersedia tergantung pada berbagai faktor seperti biaya, ketersediaan, penyimpanan,
handling, dan lain-lain.
Bahan bakar padat yang terdapat dibumi kita ini berasal dari zat-zat
organik. Bahan bakar padat mengandung unsur-unsur antara lain : Zat arang atau
Karbon (C), zat lemas atau Nitrogen (N), Hidrogen (H), Belerang (S), zat asam
atau Oksigen (O) Abu dan Air yang kesemuanya itu terikat dalam satu
persenyawaan kimia.
Bahan bakar cair berasal dari minyak bumi. Minyak bumi didapat dari
dalam tanah dengan jalan mengebornya pada ladang-ladang minyak, dan
memompanya sampai ke atas permukaan bumi, untuk selanjutnya diolah lebih
lanjut menjadi berbagai jenis minyak bakar.
Didalam tanah banyak terkandung : Gas Bumi (Petrol Gas) atau sering
disebut pula dengan gas alam, yang timbul pada saat proses pembentukan minyak
bumi, gas tambang, dan gas rawa CH4 (Methane). Seperti halnya dengan minyak
bumi, gas alam tersebut diperoleh dengan jalan pengeboran dari dalam tanah, baik
Bahan bakar yang digunakan untuk Recovery Boiler ini adalah black
liquor. Black Liquor adalah suatu cairan yang mengandung padatan 70%-72%
yang didaur ulang dari digester pada proses pembuatan kertas. Black Liquor
warnanya hitam dikarenakan reaksi kimia yang terjadi antara serpihan kayu,
dengan bahan-bahan kimia yang digunakan untuk pemasakan dalam liquor
(TPL,2002).
Nilai kalor merupakan energi kalor yang dilepaskan bahan bakar pada
waktu terjadinya oksidasi unsur-unsur kimia yang ada pada bahan bakar tersebut.
Bahan bakar adalah zat kimia yang apabila direaksikan dengan oksigen (O₂) akan
menghasilkan sejumlah kalor. Bahan bakar dapat berwujud gas, cair, maupun
padat. Selain itu, bahan bakar merupakan suatu senyawa yang tersusun atas
beberapa unsur seperti karbon (C), hidrogen (H), belerang (S), dan nitrogen (N).
Reaksi pembakaran akan menghasilkan gas baru, udara lebih dari sejumlah
energi. Senyawa-senyawa yang merupakan hasil dari reaksi pembakaran disebut
gas asap.
a. Berat gas asap teoritis (Gt)
Gt = Ut + (1-A) kg/kgBB
Dimana A = kandungan abu dalam bahan bakar (ash)
Gas asap yang terjadi terdiri dari:
➢ Hasil reaksi atas pembakaran unsur-unsur bahan bakar dengan O₂ dari
udara seperti CO₂, H₂ O, SO₂
➢ Unsur N₂ dari udara yang tidak ikut bereaksi
➢ Sisa kelebihan udara
Dari reaksi pembakaran sebelumnya diketahui:
1 kg C menghasilkan 3,66 kg CO₂
1 kg S menghasilkan 1,996 kg SO₂
1 kg H menghasilkan 8,9836 kg H₂ O
Maka untuk menghitung berat gas asap pembakran perlu dihitung dulu
masing-masing komponen gas asap tersebut (Ir. Syamsir A. Muin, Pesawat-
pesawat konversi 1 (Ketel Uap) 1988:196):
Berat CO₂ = 3,66 C kg/kg
Berat SO₂ = 2 S kg/kg
Berat H₂ O = 9 H2 kg/kg
Berat N₂ = 77% Us kg/kg
Berat O₂ = 23% 20% Ut
Dari perhitungan di atas maka akan didapatkan jumlah gas asap:
Berat gas asap (Gs) = W CO₂ + W SO₂ + W H₂ O + W N₂ + W O₂
Atau
b. Berat gas asap sebenarnya (Gs)
Gs = Us + (1-A) kg/kgBB
Untuk menetukan komposisi dari gas asap didapatkan:
Dimana :
Vg = Volume gas asap (m3/kgBB)
C = Nilai carbon bahan bakar
S = Nilai Sulfur bahan bakar
H₂ = Nilai Hidrogen bahan bakar
METODE PENELITIAN
3.1.1 Tempat
3.1.2 Waktu
3.2.1 Alat
Bahan yang digunakan adalah data yang diperoleh dari tempat penelitian
untuk menghitung energi panas yang diserap setiap alat pemanas boiler.
2. Menghitung energi yang diserap setiap alat pemanas yang ada pada
boiler.
4. Menganalisa gas buang (flue gas) hasil pembakaran pada ruang bakar.
Mulai
Study
Literatur
Survey
Pengambilan
Data
Analisa data
Hasil
Ya
Kesimpulan
Selesai
Gambar 3.5 Alur pengerjaan skripsi
timbul dalam proses analisa pengaruh penggunaan air heater pada boiler dalam
1. Pengumpulan data
data dari air heater yang akan diolah untuk mengetahui besar
• Buatan Finland
4. Analisa pembahasan
5. Penutup
skripsi ini.
Bahan bakar yang digunakan pada recovery boiler di PT. Toba Pulp
Lestari, Tbk merupakan jenis bahan bakar cair yaitu black liquor.
𝑤𝑠 (𝐻𝑆𝑎𝑡 −𝐻𝑎)
𝑤𝑓 = 𝐿𝐻𝑉 𝑥 ƞ𝐾
Dimana :
𝑊𝑓 : jumlah bahan bakar yang dibutuhkan (kg bahan bakar/jam)
P = 61,34bar
P = 6.134 kPa = 6,13 MPa P = 6,1 MPa
T = 360,5 ℃
Dengan menggunakan tabel thermodinamika ,diperoleh nilai h sebesar 3072,1
kJ/kg
= 38.520 kg/jam
= 38,52 ton/jam
Maka:
Besar udara pembakaran sebenarnya adalah :
8
(𝑊𝑎 )akt = 4,65 + 100 x 4,65
= 4,65 + 0,37
= 5,02 kg udara/kg bahan bakar
Banyaknya kebutuhan udara pembakaran tiap jamnya adalah :
W Total = Wf x (𝑊𝑎 )akt
= 38.520 kg bahan bakar/jam x 5,02 udara/kg bahan bakar
=193.372 kg udara/jam
=193,372 ton udara/jam
Besar volume udara sebenarnya adalah :
(𝑉𝑎 )akt = (𝑉𝑎 )th + [fa x (𝑉𝑎 )th]
= 3,57 + (0,08 x 3,57)
= 3,57 + 0,28
𝒎𝟑 𝒖𝒅𝒂𝒓𝒂
= 3,85 𝒌𝒈𝒃𝒂𝒉𝒂𝒏𝒃𝒂𝒌𝒂𝒓
Untuk volume
5,6
(𝐶𝑂2)v = x C𝑚3 𝐶𝑂2/ kg bahan bakar
3
5,6
(𝐶𝑂2)v = x 0,372
3
Volumenya adalah
3
0,66 kg / kg bahan bakar = 5,6 (CO)v + 0,1791
3
(CO)v = 0,66 – 0,1791
5,6
3
(CO)v = 0,49
5,6
R = 1,07
Maka :
𝑊𝑔 = 1 + 4,65 (1,079 – 0,002) kg gas buang / kg bahan bakar
= 1+ (4,65 x 1,077)
= 1+ 5,01
= 6,01 kg gas buang / kg bahan bakar
= 6,62 + 0,49
m3
= 7,11 kg bahan bakar
= 13,8%
0,036
(SO2)v = x 100%
4,98
= 0,07%
0,754
(O2)v = x 100%
4,98
= 15,15%
= 70,28%
Maka:
𝑄𝑖𝑛 = 38.520kg / jam x 12.917 kJ/ kg x 0,97
= 482.635.954 kJ / jam
Dimana:
𝑇𝑟𝑏 = temperatur furnace ,℃
𝑄𝑖𝑛 = besar panas yang masuk , kJ / jam
𝑊𝑔 = berat gas asap basah ,kg/jam
Cp = panas jenis gas buang ,kJ / kg℃
Sedangkan untuk mencari nilai Cp gas buang dapat ditentukan dengan:
𝑄𝑖𝑛
𝐶𝑝 =
𝑊𝑔 𝑥 Tr
Jadi:
482.635.954
Cp = 236.120 𝑥 9500𝐶
Cp = 2,15 kJ / kg 0C
𝑇𝑖𝑛 = 950,710C
Maka :
𝑄𝐻𝑇𝑆 = 160.130 kJ/jam x (3071,6 - 2999,25) kJ/kg
𝑘𝐽
= 11.633.444,5 𝑗𝑎𝑚
Dimana :
𝑇𝑖𝑛 = temperatur masuk HTS (℃)
𝑄𝐻𝑇𝑆 = besar panas yang diserap oleh HTS (kJ/jam)
𝑊𝑔 = berat gas asap basah (kg/jam)
Cp = panas jenis gas buang (kJ/kg℃)
Sedangkan untuk mencari nilai Cp gas buang dapat ditentukan dengan :
𝑇𝑖𝑛 = 879,80 ℃
Cp = 0,091
Maka temperatur gas buang masuk LTS adalah:
15740779
𝑇𝑖𝑛 =
236120 𝑥 0,091
𝑇𝑖𝑛 = 732,5 ℃
𝑄 𝐸𝑐𝑜
𝐶𝑝 =
𝑊𝑔 𝑥 Tr
Dimana Tr = tempeatur rata-rata
450 ℃ + 500℃
= 475℃
2
21.516.347,8
Jadi Cp = 236.120 𝑥 475
Cp = 0,19 kJ/kg℃
Maka temperatur gas buang masuk economizer adalah
21.516.347,8
𝑇𝑖𝑛 = 236.120 x 0,19
𝑇𝑖𝑛 = 479,6 ℃
Jadi, setelah diperoleh besar 𝑄𝐴𝐻 maka 𝑄𝑖𝑛 yang dibutuhkan dari bahan
bakar adalah sebesar :
𝑄𝑖𝑛 awal = 𝑄𝑖𝑛 baru + 𝑄𝐴𝐻
= 682,25 (kg / 𝑚3 )
Berikut adalah gambar hasil dari analisa penyebaran panas setelah dilakukan
analisa software dengan menggunakan Ansys di dalam boiler
Maka :
𝑄𝐻𝑇𝑆 = 160.130 kJ/jam x (3190,76 - 3049,27) kJ/kg
𝑘𝐽
= 22.655.832,9 𝑗𝑎𝑚
1. Persiapan Geometry
Pada langkah ini, geometri yang dibuat dalam bentuk 3D dengan format
parasolid (x_t) di-import ke dalam ansys agar dapat diolah pada langkah
berikutnya.
2. Pembentukan Mesh
Pada langkah ini setelah geometri yang akan disimulasikan berhasil
dimasukkan ke dalam Ansys, langkah berikutnya adalah pembentukkan
mesh. Mesh yang akan dibentuk akan secara otomatis ditentukan semua
ukuran dan bentuknya oleh Ansys sesuai dengan yang dibutuhkan.
Pada bagian mesh, untuk scale kita harus menentukan skala ukuran
dari geometri yang telah kita buat. Terkadang geometri yang kita
persiapkan dibuat dalam ukuran meter sedangkan fluent membacanya
dalam milimeter, hal ini akan menyababan ukuran geometri mengecil dari
ukuran yang seharusnya. Untuk memperbaiki hal tersebut geometri
tersebut harus kita skalakan terlebih dahulu. Pada check kita bisa
memerikasa mesh yang telah dibentuk dan untuk mendapatkan kualitas
mesh tersebut apakah layak pakai gunakan Report Quality. Dan untuk
memperlihatkan mesh dapat digunakan Display.
Pada bagian Solver, perhitungan dilakukan dengan basis tekanan,
menggunakan kecepatan mutlak, aliran tetap karena itu kita memilih
Pressure-Based untuk Type, Absolute untuk Velocity Formulation, dan
Steady untuk Time. Untuk melibatkan gravitasi pada perhitungan centang
pada Gravity, dengan nilai -9,82 m/s2 pada arah sumbu Y.
60000
59000
b.bakar setelah AH (liter/
58000 jam )
b.bakar sebelum AH
57000 (liter/ jam )
b.bakar sebelum AH
56000 ANSYS (liter/ jam )
55000
54000
hari ke 1 hari ke 8 hari ke 15 hari ke 22 hari ke 29
= 0,4 %
5.2 Saran
1. Perlu dilakukan pengoptimalan kinerja komponen – komponen boiler agar
dapat meningkatkan jumlah penghematan bahan bakar yang digunakan.
2. Perlu dilakukan Meintenance menyeluruh pada komponen –komponen
boiler agar komponen tersebut mampu menghasilkan kinerja sesuai atau
mendekati kamampuan desainnya.
3. Perlu dilakukan penelitian dengan metode yang lain untuk
mengembangkan penelitian lebih lanjut.