Anda di halaman 1dari 88

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH VARIASI DEBIT AIR DAN POSISI


SUDUT FILLER IJUK TERHADAP EFEKTIVITAS COOLING
TOWER
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan
Pendidikan Tingkat Sarjana (S1) pada Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Bengkulu

OLEH :

ARDINAL SIPAHUTAR
G1C014027

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BENGKULU
2020

i
ABSTRAK
Dalam penelitian ini posisi sudut (α) filler dan debit air yang masuk ke
cooling tower mempengaruhi kinerja dari cooling tower tersebut. Perpaduan
antara kedua variasi tersebut diharapkan akan menghasilkan panas yang dibuang
ke atsmosfir lebih banyak. Peningkatan debit air yang masuk ini dilakukan
dengan mengatur kran dan disesuaikan dengan alat ukur debit air berbasis
Arduino, sehingga debit air yang masuk dapat diketahui.Penelitian ini difokuskan
pada variasi debit air yaitu 6 liter/menit, 12 liter/menit, 18 liter/menit dan variasi
posisi sudut pada filler 1, filler 2 dan filler 3 yaitu α=10°, α=15° dan α=20°.
Untuk debit air 6 liter/menit menunjukkan efektivitas cooling tower yang
maksimal. .Nilai efektivitas 6 liter/menit paling tinggi yaitu pada filler 3 dengan
nilai efektivitas yaitu 53,60% , 52,60% dan 48,00% . Untuk debit 18 liter/menit
filler 1 menunjukkan nilai efektivitas yang rendah yaitu 31,00% , 29,,50%, dan
27,00%. Untuk sudut 20° posisi filler 3 merupakan posisi terbaik karena
kecepatan udara dari bawah ke atas bertambah banyak dan udara yang
mendingikan air semakin banyak juga.Dan pada sudut 10° pada filler 1
menunjukkan posisi kurang baik , karena pengisi berada di atas di dekat fan
sehingga kecepatan udara dari bawah ke atas semakin berkurang dan udara yang
mendinginkan air semakin sedikit sehingga mempengaruhi nilai efektivitas.

Kunci: Cooling tower, Efektivitas, debit air , posisi sudut filler (α)

ii
ABSTRACT

In the research the position angel (α) filling material and the flow water that
enters the cooling tower affect the performance of the cooling tower.The combination
between the two variations is expected to generate heat rejected to atsmosfir.
Increased discharge of incoming in water is done by setting the faucet and adjusted
with Arduino-based flow water, so that the flow water discharge can be known. This
research is focused on variations of water discharge which are 6 liters / minute, 12
liters / minute, 18 liters / minute and variations in position angle (α) filler 1, filler 2
and filler 3 are α = 10 °, α = 15 ° and α = 20 °. For flow water of 6 liters / minute
shows the maximum effectiveness of cooling tower. The effectiveness value of 6
liters / minute is in filler 3 of 53,60% , 52,60% dan 48,00%. For flow water of 18
liters / minute in filler 1shows a low effectiveness value of 31,00% , 29,50%, dan
27,00%. And the range value at an angle of 20 ° in filler shows the greatest value.
This shows that at an angle of 20 ° is the best position because the velocity of the air
from bottom to top increases and the air that desires more water. At an angle of 10 °
in filler 1shows the position of the cooling tower performance is not good because
the filler is above the fan so that the air velocity from the bottom up decreases and
the air that cools the water less so that it affects the value of effectiveness.

Key words : Cooling tower, effectiveness, flow water, position angle of filling
material (α).

iii
HALAMAN PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Tugas Akhir yang mengambil
topik “ ANALISIS PENGARUH VARIASI DEBIT AIR DAN POSISI SUDUT
FILLER IJUK TERHADAP EFEKTIVITAS COOLING TOWER” tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana disuatu perguruan tinggi,
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah dan
disebut dalam daftar pustaka.

Bengkulu, 2020

ARDINAL SIPAHUTAR

G1C014027

iv
MOTTO
Dalam hidup ini saya memiliki motto yang membuat saya terus berjuang
dan maju terus dan pantang mundur apapun yang saya alami.

 Jangan tanyakan pada diri Anda apa yang dibutuhkan dunia.


Bertanyalah apa yang membuat Anda hidup, kemudian kerjakan.
Karena yang dibutuhkan dunia adalah orang yang antusias” (Harold
Whitman)
 Jadilah seperti gedung-gedung pencakar langit yang selalu kuat dan
kokoh walaupun diterjang angin dan badai.(Ardinal Sipahutar)
 Jangan pernah berpikir masalah itu besar tapi berpikirlah bahwa saya
memiliki Tuhan yang maha besar.( Ulangan 31:6)
 “Don’t give up when you still have something to give. Nothing is really over
until the moment you stop trying” –(Brian Dyson)

Persembahan
Penuh rasa syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
esa atas segala rahnat dan anugrahnya. Karya ini kupersembahkan
kepada:
 Tuhan Yesus kristus yang memberi penuh kasih dan
anugrahnya yang besar dalam hidupku.
 Bangsa dan Negaraku.
 Kedua orang tuaku tercinta yang membesarkanku,
terimakasih atas cinta kasih dan perjuangan serta kasih
yang yag tulus yang diberikan kepadaku, tanpa ada rasa
mengeluh dn putus asa menghadapi diriku, seluruh
dukungan , motivasi dan doa yang kalian berikan akan
selalu ada dalam hidupku sebagai pemacu dalam
semangatku menjalani hari-hariku.
 Sipahutar Family (Lae Rado panjaitan, Kakak Renni
Sipahutar, Kakak Susanti sipahutar, Emalia

v
Sipahutar,dan Novalina sipahutar) yang selalu
memberikan motivasi dan semangat.
 Semua dosen-dosen Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik, Universitas Bengkulu, yang telah
memberi banyak ilmu , pengalaman, motivasi dan
semangat yang tidak pernah didapat di tempat lain yang
tidak ternilai harganya.
 Elia Uliarta B yang selalu menyemangati, mengingatkan
dan mendukungku.
 Keluarga Christian Engineering Society, tempat
berkumpul dan berdiskusi tentang apapun. Yang
mmberikan support selama perkuliahan.
 Keluarga Teknik Mesin 2014 , Himpunan Mahasiswa
Mesin Universitas bengkulu yang telah berjuang bersama
dalam nikmatnya kuliah dan memberikan dukungan
motivasi yang lebih baik.
 Teman-teman di Kontrakan Pejuang S.T (Bg Pirwan, Bg
Benget, Bg Novalis,Bg Jhonson ,Bg Rinaldi ,Bg Lubis, Bg
Dani, Dosman, Vindo, Eko, Pardamean, Boster, Bertino)
yang memberikan support yang baik.
 Almamaterku.

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa, yang memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.

vi
Tugas Akhir dengan Judul “ANALISIS PENGARUH VARIASI DEBIT AIR
DAN POSISI SUDUT FILLER IJUK TERHADAP EFEKTIVITAS COOLING
TOWER” dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat guna mendapatkan gelar
Sarjana (S.T) pada Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas
Bengkulu

Dengan selesainya laporan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih


sebanyak-banyaknya kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat dan rahmat-Nya
sehingga laporan skripsi ini dapat terselesaikan.
2. Kedua orang tua dan seluruh keluarga yang telah memberi support dan
doa.Terimakasih Pak, Mak kalian dengan sabar merawat dan mendidik saya
dan membesarkan saya hingga sekarang.
3. Bapak Agus Nuramal S.T.,M.T selaku ketua Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Bengkulu.
4. Bapak Angky Puspawan S.T.,M.Eng selaku pembimbing utama skripsi yang
banyak membantu memberi motivasi , bahkan selalu mencari solusi-solusi
terbaik dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak Yovan Witanto S.T.,M.T selaku pembimbing pendamping skripsi
saya yang telah memberikan banyak saran dan pemikiran-pemikiran serta
masukan yang baik dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak Ahmad Fauzan Suryono S.T.,M.T selaku penguji utama yang telah
memberikan masukan dan saran dalam skripsi ini.
7. Bapak Hendri Van Hoten S.T.,M.T selaku penguji kedua yang telah
memberikan masukan dan saran dalam skripsi ini.
8. Seluruh dosen-dosen dan staf di Program Studi Teknik Mesin Fakultas
Teknik Universitas Bengkulu.
9. Keluarga Teknik mesin 2014 dan Himpunan Mahasiswa mesin (HMM) yang
telah sama-sama berjuang dalam perkuliahan dari awal masuk sampai
sekarang.

vii
10. Seluruh Keluarga Christian Engineering Society tempat berkumpul bersama,
bertukar pikiran dan tempat diskusi selama perkuliahan.
11. Sipahutar Family (Lae Rado panjaitan, Kakak Renni Sipahutar,Eva br
,Panjaitan Kakak Susanti sipahutar, Emalia Sipahutar,dan Novalina
sipahutar) yang selalu memberikan motivasi dan semangat.
12. Senior Teknik Mesin yang telah memberi ide untuk menyelesaikan laporan
skripsi ini.
13. Teman-teman di Kontrakan Pejuang S.T (Bg Pirwan, Bg Benget, Bg
Novalis,Bg Jhonson,Bg Lubis, Bg Dani, Bg Rinaldi ,Dosman, Eko,Vindo,
Pardamean, Boster, Bertino) yang memberikan support yang baik.

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyempurnakannya.


Namun, jika masih ditemukan kekurangan dalam penulisan laporan ini, kritik dan
saran yang membangun sangat penulis harapkan guna penyempurnaan pembuatan
laporan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga laporan skripsi ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bengkulu, 2020

Penulis

(Ardinal Sipahutar)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i

viii
ABSTRAK....................................................................................................................ii
ABSTRACT.................................................................................................................iii
HALAMAN PERNYATAAN....................................................................................iv
MOTTO........................................................................................................................v
KATA PENGANTAR...............................................................................................vii
DAFTAR ISI...............................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................xi
DAFTAR TABEL......................................................................................................xv
DAFTAR SIMBOL..................................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................................2
1.4 Batasan Masalah..................................................................................................3
1.5 Manfaat Penelitian...............................................................................................3
1.6 Sistematika Penulisan..........................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................4
2.1 Jenis-Jenis Cooling Tower...................................................................................4
2.2 Jenis-Jenis Aliran Angin Mekanik (Mechanical-Draft Cooling Tower).............6
2.3 Kontruksi Cooling Tower....................................................................................8
2.4 Jenis-Jenis Bahan Pengisi..................................................................................10
2.5 Fungsi dan Cara Kerja Cooling Tower..............................................................13
2.6 Kinerja Cooling Tower......................................................................................14
2.7 Parameter Menentukan Kinerja Cooling Tower................................................16
2.8 Pengertian Pompa..............................................................................................19
2.9 Ijuk.....................................................................................................................21
2.10 Air....................................................................................................................22
2.11 Penelitian Terdahulu........................................................................................22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................................24
3.1 Diagram Alir Penelitian.....................................................................................24

ix
3.2 Metode Penelitian..............................................................................................26
3.3 Alat dan Bahan Penelitian.................................................................................26
3.4 Prosedur Pengujian............................................................................................33
3.5 Skema Alat Cooling Tower...............................................................................34
3.6 Skema Sensor Pada Cooling Tower...................................................................35
3.7 Skema Pengujian Cooling Tower....................................................................36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................37
4.1 Hasil...................................................................................................................37
4.2 Pembahasan.......................................................................................................46
BAB V PENUTUP.....................................................................................................60
5.1 Kesimpulan........................................................................................................60
5.2 Saran..................................................................................................................61
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................62
LAMPIRAN...............................................................................................................64

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Menara Pendingin Basah Aliran Angin Alami (Natural-Draft Cooling
Tower)........................................................................................................................5
Gambar 2.2 Menara Pendingin Aliran Angin Mekanik (Mechanical-Draft Cooling
Tower)........................................................................................................................6
Gambar 2.3 Aliran Air Dorong (Forced Draft)........................................................7

Gambar 2.4 Aliran Tarik (Induced-Draft)................................................................7

x
Gambar 2.5 Kontruksi Cooling Tower.....................................................................8

Gambar 2.6 Splash Fill.............................................................................................10

Gambar 2.7 Film Fill................................................................................................10

Gambar 2.8 Low Clog Film Fill...............................................................................11

Gambar 2.9 Grafik Lintasan Udara Pada Menara Pendingin Aliran Berlawanan....13

Gambar 2.10 Skema Kerja Cooling Tower..............................................................14

Gambar 2.11 Grafik Range dan Approach temperatur Pada Cooling Tower...........15

Gambar 2.12 Pompa Torak.......................................................................................19

Gambar 2.13 Pompa Gear........................................................................................20

Gambar 2.14 Pompa Dinding...................................................................................20

Gambar 2.15 Pompa Sentrifugal..............................................................................21


Gambar 3.1 Diagram Alir.........................................................................................25

Gambar 3.2 Alat Cooling Tower..............................................................................26

Gambar 3.3 Exaust Fan............................................................................................27

Gambar 3.4 Pompa (Pump)......................................................................................28

Gambar 3.5 Alat Ukur Debit Air..............................................................................29

Gambar 3.6 Themocouple Digital Type K ..............................................................30

Gambar 3.7 Thermometer........................................................................................30

Gambar 3.7 Digital Thermometer............................................................................30

Gambar 3.9 Pipa.......................................................................................................31

Gambar 3.10 Katub..................................................................................................31

Gambar 3.11 Bak Penampung..................................................................................31

Gambar 3.12 Water Heater......................................................................................32

Gambar 3.13 Ijuk......................................................................................................32

xi
Gambar 3.14 Skema Alat Cooling Tower................................................................34

Gambar 3.15 Letak Sensor Pada Cooling Tower.....................................................35

Gambar 3.16 Hasil Dari Sensor Temperatur............................................................35

Gambar 3.17 Skema Pengujian Cooling Tower.......................................................36

Gambar 4.1 Grafik Kinerja Cooling Tower pada posisi Filler 1 dengan Sudut
α=10°.....................................................................................................................46

Gambar 4.2 Grafik Kinerja Cooling Tower pada posisi Filler 2 dengan Sudut
α=10°.....................................................................................................................46

Gambar 4.3 Grafik Kinerja Cooling Tower pada posisi Filler 3 dengan Sudut
α=10°..........................................................................................................................47

Gambar 4.4 Grafik Kinerja Cooling Tower pada posisi Filler 1 dengan Sudut
α=15°..........................................................................................................................47

Gambar 4.5 Grafik Kinerja Cooling Tower pada posisi Filler 2 dengan Sudut
α=15°..........................................................................................................................47

Gambar 4.6 Grafik Kinerja Cooling Tower pada posisi Filler 3 dengan Sudut
α=15°..........................................................................................................................48

Gambar 4.7 Grafik Kinerja Cooling Tower pada posisi Filler 1 dengan Sudut
α=15°..........................................................................................................................48

Gambar 4.8 Grafik Kinerja Cooling Tower pada posisi Filler 2 dengan Sudut
α=15°...........................................................................................................................49

Gambar 4.9 Grafik Kinerja Cooling Tower pada posisi Filler 3 dengan Sudut
α=20°...........................................................................................................................49

Gambar 4.10 Grafik Evaporation loss(WE), Drift Loss(WD), Blow down (WB) dan
Make Up Water pada posisi Filler 1 dengan Q water =6 l/min,12 l/min,18 l/min dan α
=10°.............................................................................................................................51

xii
Gambar 4.11 Grafik Evaporation loss(WE), Drift Loss(WD), Blow down (WB) dan
Make Up Water pada posisi Filler 1 dengan Q water =6 l/min,12 l/min,18 l/min dan α
=15°.............................................................................................................................51

Gambar 4.12 Grafik Evaporation loss(WE), Drift Loss(WD), Blow down (WB) dan
Make Up Water pada posisi Filler 1 dengan Q water =6 l/min,12 l/min,18 l/min dan α
=20°.............................................................................................................................52

Gambar 4.13 Grafik Evaporation loss(WE), Drift Loss(WD), Blow down (WB) dan
Make Up Water pada posisi Filler 2 dengan Q water =6 l/min,12 l/min,18 l/min dan α
=10°.............................................................................................................................52

Gambar 4.14 Grafik Evaporation loss(WE), Drift Loss(WD), Blow down (WB) dan
Make Up Water pada posisi Filler 2 dengan Q water =6 l/min,12 l/min,18 l/min dan α
=15°.............................................................................................................................53

Gambar 4.15 Grafik Evaporation loss(WE), Drift Loss(WD), Blow down (WB) dan
Make Up Water pada posisi Filler 2 dengan Q water =6 l/min,12 l/min,18 l/min dan α
=20°.............................................................................................................................53

Gambar 4.16 Grafik Evaporation loss(WE), Drift Loss(WD), Blow down (WB) dan
Make Up Water pada posisi Filler 3 dengan Q water =6 l/min,12 l/min,18 l/min dan α
=10°.............................................................................................................................54

Gambar 4.17 Grafik Evaporation loss(WE), Drift Loss(WD), Blow down (WB) dan
Make Up Water pada posisi Filler 2 dengan Q water =6 l/min,12 l/min,18 l/min dan α
=15°.............................................................................................................................54

Gambar 4.18 Grafik Evaporation loss(WE), Drift Loss(WD), Blow down (WB) dan
Make Up Water pada posisi Filler 2 dengan Q water =6 l/min,12 l/min,18 l/min dan α
=20°.............................................................................................................................55

Gambar 4.19 Kapasitas Pendinginan Cooling Tower pada posisi Filler 1...............56

Gambar 4.20 Kapasitas Pendinginan Cooling Tower pada posisi Filler 2................56

xiii
Gambar 4.21 Kapasitas Pendinginan Cooling Tower pada posisi Filler 3................56

Gambar 4.22 Efektivitas Cooling Tower pada posisi Filler 1...................................57

Gambar 4.23 Efektivitas Cooling Tower pada posisi Filler 2...................................57

Gambar 4.23 Efektivitas Cooling Tower pada posisi Filler 3..................................58

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1Kebutuhan Filling Material........................12

Tabel 2.2 Komposisi Kandungan Unsur Kimia Pada Serat Ijuk.................................21

Tabel 4.1 Hasil Data Pengujian Cooling Tower pada posisi Filler 1.........................37

Tabel 4.2 Hasil Data Pengujian Cooling Tower pada posisi Filler 1.........................38

Tabel 4.3 Hasil Data Pengujian Cooling Tower pada posisi Filler 1.........................39

Tabel 4.4 Data Hasil Perhitungan Cooling Tower Range (°C), Approach (°C),
Efektivitas (%) ,Kapasitas pendinginan (kJ/s) , Kapasitas pendinginan Spesifik
(kJ/s.m2) dan Debit air spesifik (kg/s.m2) pada posisi Filler 1.................................40

xiv
Tabel 4.5 Data Hasil Perhitungan Cooling Tower Range (°C), Approach (°C),
Efektivitas (%) ,Kapasitas pendinginan (kJ/s) , Kapasitas pendinginan Spesifik
(kJ/s.m2) dan Debit air spesifik (kg/s.m2) pada posisi Filler 2....................................41

Tabel 4.6 Data Hasil Perhitungan Cooling Tower Range (°C), Approach (°C),
Efektivitas (%) ,Kapasitas pendinginan (kJ/s) , Kapasitas pendinginan Spesifik
(kJ/s.m2) dan Debit air spesifik (kg/s.m2) pada posisi Filler 3....................................42

Tabel 4.7 Data Hasil Perhitungan Kehilangan Air Akibat Evaporation (WE) ,
Kehilangan Air Akibat Drift Loss (WD), Kehilangan Air Akibat Blow Down (WB) dan
Make up Water Cooling Tower (Make Up WaterCT) pada posisi Filler 1..................43

Tabel 4.8 Data Hasil Perhitungan Kehilangan Air Akibat Evaporation (WE) ,
Kehilangan Air Akibat Drift Loss (WD), Kehilangan Air Akibat Blow Down (WB) dan
Make up Water Cooling Tower (Make Up WaterCT) pada posisi Filler 2..................44

Tabel 4.9 Data Hasil Perhitungan Kehilangan Air Akibat Evaporation (WE) ,
Kehilangan Air Akibat Drift Loss (WD), Kehilangan Air Akibat Blow Down (WB) dan
Make up Water Cooling Tower (Make Up WaterCT) pada posisi Filler 1...................45

DAFTAR SIMBOL

qspec = Kapasitas pendinginan spesifik (kJ/s.m2)

q = Kapasitas pendinginan (kJ/s)


ṁ = Laju aliran massa fluida air (kg/s)

Cp = Kalor jenis air (kJ/kg.K)

ΔT = Perbedaan temperatur air masuk dan temperatur air keluar (K)

ACT = Luas penampang cooling tower (m2)

ṁspec = Laju aliran fluida air spesifik (kg/s.m2)

G =Laju aliran massa udara (kg/s)

xv
WE = Kehilangan air akibat Evaporation (m3/jam)

WD = Kehilangan air akibat Drift Loss (m3/jam)

WB = Kehilangan air akibat Blowdown (m3/jam)


kg = kilogram

kJ =kilo Joule

°C = Derajat Celcius

K =Kelvin

s =second/detik

m2 =
meter kuadrat

m3 =
meter kubik

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Cooling tower banyak digunakan di industri untuk sistem pendinginan air.
Cooling tower banyak ditemui di perusahaan-perusahaan dan dunia industri lainnya.
Cooling tower merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk menurunkan suhu
aliran air dengan cara mengekstraksi panas dari air dan mengemisikannya ke
atmosfir. Sistem pendingin mesin sangat berpengaruh terhadap kinerja mesin karena
proses pendinginan adalah bagian dari proses efisiensi mesin itu bekerja sendiri.
Salah satu alat penukar kalor yang menggunakan air dan udara sebagai fluida
kerjanya adalah cooling tower. Cooling tower berfungsi sebagai alat untuk
mendinginkan air panas dari kondensor dengan cara dikontakkan langsung dengan
udara secara konveksi paksa menggunakan fan.
Perancangan pembangunan cooling tower konvensional akan memiliki dampak
yang berpengaruh terhadap industri kecil. Cooling tower konvensional dapat
digunakan untuk menjaga temperatur air.Contohnya menjaga temperatur air pada
ikan kerapu.
Penelitian terdahulu meneliti tentang variasi debit air dan ketinggian pengisi
calciboard terhadap efektivitas cooling tower. Menggunakan filling material
berbentuk horizontal dengan variasi ketinggian yaitu 100 cm, 150 cm dan 200 cm.
Variasi debit air yang digunakan yaitu 6 liter/menit , 12 liter/menit dan 18 liter/menit.
Dari percobaan yang dilakukan didapatkan nilai efektivitas terendah pada variasi 18
liter/menit, hal ini disebabkan karena kecepatan air yang lebih cepat mengakibatkan
pembuangan panas kurang optimal. Ketinggian pengisi 150 cm mengalami perubahan
kinerja yang menunjukkan pengisi terlalu tinggi sehingga kecepatan udara dari bawah
ke atas semakin berkurang dan udara yang mendinginkan air semakin sedikit
sehingga mempengaruhi nilai efektivitas. Penguapan air terbesar terjadi pada variasi

1
ketinggian pengisi 100 cm dan debit air 12 liter/menit menghasilkan laju penguapan
sebesar 0,28 liter /menit.
Pada penelitian cooling tower konvensional ini akan divariasikan debit air yang
masuk kedalam cooling tower dan dimodifikasi dengan menggunakan bahan pengisi
ijuk yang ramah lingkungan dan mudah didapatkan.Ijuk juga bisa berfungsi sebagai
penyerap panas dan bisa juga sebagai penyaring air yang baik. Posisi sudut filling
material ditentukan dengan adanya variasi sudut. Pemilihan variasi sudut digunakan
karena filling material cooling tower berbentuk miring. Dengan filling material
berbentuk miring akan menahan laju jatuh air lebih lama karena air akan turun
perlahan-lahan dan berkumpul pada satu titik sebelum jatuh ke bak penampung
( water basin). Lamanya air tertahan pada filling material akan mempengaruhi laju
penguapan air dan akan menghasilkan pembuangan panas ke atmosfer lebih
optimal.Cooling tower ini menggunakan satu exhaust fan yang dipasang diatas
cooling tower.

1.2 Rumusan Masalah


Penelitian ini akan melakukan analisa efektivitas cooling tower dengan
menggunakan bahan pengisi ijuk .Adapun perumusannya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh variasi debit air pada pada cooling tower terhadap
efektivitas cooling tower?
2. Bagaimana pengaruh posisi sudut filler ijuk cooling tower terhadap
efektivitas cooling tower?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui variasi debit air terhadap efektivitas yang terjadi pada
cooling tower.
2. Untuk mengetahui pengaruh posisi sudut filler ijuk terhadap efektivitas dari
cooling tower.

2
1.4 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Fluida dalam cooling tower diasumsikan konstan.
2. Sistem aliran air terisolasi sempurna.
3. Temperatur masuk cooling tower 60 °C.
4. Variasi debit air yaitu 6 liter/menit, 12 liter/menit, 18 liter/menit.
5. Sudut posisi filler pengisi ijuk yaitu 10°, 15°, 20°.
6. Tebal filling material ijuk yaitu 3 cm.
7. Hanya menggunakan satu kipas (fan) yang dipasang diatas cooling tower.

1.5 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui efektivitas cooling tower dengan adanya variasi debit air.
2. Mengetahui efektivitas cooling tower dengan adanya variasi posisi sudut
filler ijuk.

1.6 Sistematika Penulisan


Adapun sistematika penulisan dari penelitian ini adalah:
BAB I : PENDAHULUAN Terdiri atas latar belakang, tujuan, batasan masalah,
dan sistematika penulisan dari penelitian ini. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Berisikan tentang dasar teori mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penelitian
ini. BAB III : METODE PENELITIAN Terdiri atas hal-hal yang berhubungan
dengan diagram alir penelitian, alat dan bahan penelitian, dan prosedur pengujian.
BAB IV :HASIL DAN PEMBAHASAN .Terdiri atas hal-hal yang berkaitan
dengan hasil data penelitan,grafik dan pembahasan.BAB V: PENUTUP. Terdiri
dari saran dan kesimpulan. DAFTAR PUSTAKA. Terdiri dari referensi yang ada
pada tinjauan pustaka. LAMPIRAN: Terdiri dari lampiran perhitungan dan
lampiran gambar.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jenis-Jenis Cooling Tower


Menara pendingin (cooling tower) digunakan sebagai alat pendingin fluida,
dengan udara sebagai media pendingin. Menara pendingin merupakan peralatan
yang digunakan untuk menurunkan suhu aliran air dengan cara mengekstraksi panas
dari air dan mengemisikan panas ke atmosfer. [5]

Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan di Star Energy Geothermal


Wayang Windu Ltd berkaitan dengan pengukuran nilai efektivitas pendinginan
mesin Cooling tower unit 1 yang bertujuan untuk menganalisis efektivitas
pendinginan pada jam tertentu. Pengukuran efektivitas dilakukan dengan
memperhatikan dua hal penting yaitu nilai approach dan nilai range. Range adalah
perbedaan atau jarak antar temperature air masuk dan keluar menara pendingin,Jadi
nilai range yang tinggi berarti bahwa menara pendingin telah mampu menurunkan
suhu air secara efektif dan kinerjanya baik, Sedangkan approach adalah perbedaan
suhu air dingin keluar menara pendingin dan suhu wetbulb ambient, semakin rendah
approach semakin baik kinerja cooling tower.[1]

Menurut EL. Wakil, menara pendingin basah (wet cooling tower) secara
garis besar dibagi menjadi dua, yaitu jenis menara pendingin basah aliran angin
alami (natural-draft cooling tower) dan menara pendingin aliran angin mekanik
(mechanical- draft cooling tower).

1. Menara pendingin basah aliran angin alami (natural-draft cooling tower)

Menara pendingin basah aliran angin alami tidak menggunakan kipas,dan


aliran udaranya bergantung semata-mata pada tekanan dorong alami dan tidak ada
bagian yang bergerak. Udara mengalir keatas karena adanya perbedaan massa jenis
antara atmosfer dengan udara kalor lembab didalam menara pendingin yang bersuhu

4
lebih tinggi daripada udara atmosfer sekitarnya. Menara pendingin basah aliran angin
alami ini memiliki tinggi bisa mencapai puluhan meter. Menara pendingin basah
aliran angin alami (natural-draft cooling tower) dapat dilihat pada Gambar 2.1

Gambar 2.1 Menara Pendingin Basah Aliran Angin Alami (natural-draft


cooling tower) [2]

2. Menara pendingin aliran angin mekanik (mechanical- draft cooling tower).

Menara pendingin aliran angin mekanik ini udara mengalir karena adanya
kipas yang digerakkan secara mekanik. Fungsi kipas adalah mendoroang udara
(forced-draft) atau menarik udara melalui menara (induced-draft) yang dipasang
diatas atau dibawah menara. [2]

Menara pendingin aliran angin mekanik (mechanical- draft cooling tower)


dapat dilihat pada Gambar 2.2

5
Gambar 2.2 Menara Pendingin Aliran Angin Mekanik (Mechanical-
Draft Cooling Tower). [2]

2.2 Jenis-Jenis Aliran Angin Mekanik (Mechanical-Draft Cooling Tower)


Ada dua jenis aliran angin mekanik (mechanical-draft cooling tower) yaitu aliran
angin dorong (forced-draft) dan aliran angin tarik (induced-draft).

a. Aliran angin dorong (forced-draft)


Jenis aliran angin dorong (forced-draft) kipas yang dipasang di bagian
bawah, sehingga mendorong udara melalui menara. Aliran angin ini secara
teoritis banyak disukai karena kipas beroperasi dengan udara yang lebih
dingin, sehinggga konsumsi daya menjadi lebih kecil. Tetapi berdasarkan
beberapa kasus jenis ini memiliki masalah yang berkaitan dengan distribusi
udara, kebocoran, dan resirkulasi udara kalor dan lembab kembali ke menara.
Aliran angin dorong (forced-draft) dapat dilihat pada Gambar 2.3

6
Gambar 2.3 Aliran Angin Dorong (forced-draft) [3]

b. Aliran tarik (induced-draft).


Pada menara aliran angin tarik, udara masuk dari sisi menara melalui
bukabukaan yang cukup besar pada kecepatan rendah dan bergerak melalui
bahan pengisi (filling material). Pemasangan kipas pada puncak menara dan
membuang udara kalor dan lembab ke atmosfer.[3]
Aliran tarik (induced-draft) dapat dilihat pada Gambar 2.4

Gambar 2.4 Aliran Tarik (induced-draft) [3]

7
2.3 Kontruksi Cooling Tower
Adapun kontruksi dari cooling tower dapat dilihat pada Gambar 2.5

Fan

Filling material

Pipa Sprinkler
casing

ventilasi

Hot water inlet Tower support

Inlet Louver
Cool water outlet
Water basin

[4]
Gambar 2.5 Kontruksi Cooling Tower

1. Kipas (fan)
Kipas merupakan bagian terpenting dari sebuah menara pendingin
karena berfungsi untuk menarik udara dingin dan mensirkulasikan udara
tersebut di dalam menara untuk mendinginkan air. Jika kipas tidak berfungsi
maka kinerja menara pendingin tidak akan optimal. Kipas digerakkan oleh
motor listrik yang dikopel langsung dengan poros kipas.
2. Kerangka Pendukung (Tower Support)
Kerangka pendukung cooling tower berfungsi untuk mendukung
menara pendingin agar dapat berdiri kokoh dan tegak.

8
3. Rumah menara pendingin( Casing)
Casing berfungsi sebagai rumah dari komponen-komponen cooling
tower sehingga harus memiliki ketahanan yang baik terhadap segala cuaca
agar komponen awet dan memiliki umur pakai yang lama.
4. Pipa Sprinkler
Berfungsi untuk mensirkulasikn air secara merata pada menara
pendingin, sehingga perpidahan kalor air dapat menjadi efektif dan efisien.
5. Penampung air (Water Basin)
Berfungsi sebagai pengumpul air sementara yang jatuh dari filling
material sebelum disirkulasikan kembali ke kondensor. Kolam air dingin
terletak pada bagian bawah menara . kolam biasanya memiliki sebuah lubang
atau titik terendah untuk pengeluaran air dingin.
6. Ventilasi
Adalah pergerakan udara masuk dan keluar dari ruangan tertutup.
7. Lubang udara (inlet louver)

Inlet louver berfungsi sebagai tempat masuknya udara melalui celah-


celah yang ada. Melalui inlet louver akan terlihat kualitas dan kuantitas air
yang akan di distribusikan.

8. Bahan pengisi (Filling material).

Hampir seluruh menara menggunakan bahan pengisi (terbuat dari


plastik atau kayu) untuk memfasilitasi perpindahan panas dengan
memaksimalkan kontak udara dan air. Bahan pengisi harus dapat
menimbulkan kontak yang baik antara air dan udara agar terjadi laju
perpindahan kalor yang baik. Bahan pengisi harus kuat, ringan dan tahan
lapuk.

9. Saluran air dingin keluar (cool water outlet)

Merupakan titik masuk bagi udara menuju menara. Saluran masuk

9
bisa berada pada seluruh sisi menara (desain aliran melintang) .

10. Saluran air panas masuk ( hot water inlet )

Tempat dimana temperatur air yang panas masuk melalui aliran pipa.
[4]

2.4 Jenis-Jenis Bahan Pengisi


` Jenis bahan pengisi dapat dibagi menjadi 3 yaitu:

1. Bahan pengisi jenis percikan (splash fill)


Jenis bahan ini adalah air jatuh diatas lapisan yang berurut dari batang
pemercik horisontal, yang secara terus menerus pecah menjadi tetesan yang
lebih kecil, sambil membasahi permukaan bahan pengisi. Luas permukaan
butiran air adalah luas permukaan perpidahan kalor dengan udara. Bahan
pengisi percikan dari plastik memberikan perpindahan kalor yang lebih baik,
dapat dilihat pada Gambar 2.6

Gambar 2.6 Splash fill [5]


2. Bahan pengisi jenis film (film fill)
Bagian ini terdiri dari permukaan lapisan plastik tipis dengan jarak
berdekatan dimana diatasnya terdapat semprotan air, membentuk lapisan film
yang tipis dan melakukan kontak dengan udara. Ada banyak macam bentuk
seperti: datar, bergelombang, berlekuk dan bentuk lainnya. Pada bahan
pengisi film, air membentuk lapisan tipis pada sisi-sisi lembaran pengisinya.
Luas permukaan dari lembaran pengisi adalah luas perpindahan kalor dengan
udara sekitar. Jenis bahan pengisi film lebih efisien dan memberi perpindahan

10
kalor yang sama dalam volume yang lebih kecil daripada bahan pengisi jenis
splash, dapat dilihat pada Gambar 2.7

Gambar 2.7 Film Fill [5]

3. Bahan pengisi sumbatan rendah (Low clog film fill)


Jenis pengisi ini dengan ukuran flute yang lebih tinggi, saat ini sedang
dikembangkan untuk mengatasi air yang keruh. Jenis ini merupakan pilihan
terbaik untuk jenis air yang berasal dari laut karena adanya penghematan daya
kinerja dibandingkan tipe bahan pengisi jenis percikan konvensional, dapat
dilihat pada Gambar 2.8

Gambar 2.8 Low-clog Film Fill [5]

11
[5]
Tabel 2.1. Kebutuhan Filling Material

Splash fill Film fill Low clog film


fill

Rasio I/g yang 1.1-1.5 1.5-2.0 1.4-1.8


mungkin

Luas 30-45 150 85-100


perpindahan
panas
efektif(m2/m3)

Kebutuhan 5-10 1.2-1.5 1.5-1.8


tinggi bahan
pengisi(m)

Kebutuhan head 9-12 5-8 6-9


pompa

Kebutuhan Tinggi Sangat rendah Rendah


jumlah udara

12
2.5 Fungsi dan Cara Kerja Cooling Tower

1. Fungsi cooling tower


Cooling tower secara garis besar berfungsi untuk menyerap kalor dari air
panas dan mengubah sejumlah air yang relatif dingin untuk dipergunakan
kembali di suatu instalasi pendingin, dengan kata lain cooling tower berfungsi
untuk menurunkan suhu aliran air dengan cara mengekstraksi panas dari air
dan mengemisikannya ke atmosfer. Berikut adalah Gambar 2.9 Grafik
lintasan udara pada menara pendingin aliran berlawanan.

Gambar 2.9 Grafik Lintasan Udara Pada Menara Pendingin Aliran Berlawanan[6]

2. Cara kerja cooling tower

Prinsip kerja cooling tower berdasarkan pada pelepasan kalor,


perpindahan kalor berlangsung dari air ke udara. cooling tower menggunakan
penguapan dimana sebagian air diuapkan ke aliran udara yang bergerak dan
kemudian dibuang ke atmosfer. Prinsip kerja cooling tower dapat dilihat pada
Gambar 2.10 Air dari bak dipompa menuju heater untuk dipanaskan dan
dialirkan menuju cooling tower. Air panas yang keluar tersebut secara
langsung melakukan kontak dengan udara sekitar yang bergerak secara paksa
karena pengaruh kipas yang terpasang pada bagian atas menara pendingin,

13
lalu mengalir jatuh ke bahan pengisi.
Sistem ini sangat efektif dalam proses pendinginan air karena suhu
kondensasinya sangat rendah mendekati suhu wet-bulb udara. Didalam
cooling tower juga dipasang katup make up water untuk menambah kapasitas
air pendingin jika terjadi kehilangan air ketika proses evaporative cooling
sedang berlangsung. [6] Skema kerja cooling tower dapat dilihat pada Gambar
2.10

Gambar 2.10 Skema Kerja Cooling Tower[6]

2.6 Kinerja Cooling Tower

Bagian ini menjelaskan tentang bagaimana kinerja tenaga pendinginan dapat


dikaji. Kinerja menara pendingin dievaluasi untuk mengkaji tingkat approach dan
range saat ini terhadap nilai desain, mengidentifikasi area terjadinya pemborosan
energi dan memberikan saran perbaikan. Selama evaluasi kinerja, peralatan
pemantauan yang portabel digunakan untuk mengukur. Sebagai evaluasi kinerja,
pemantauan dilaksanakan untuk mengukur parameter-parameter signifikan berikut
ini:

1. Temperatur udara wet bulb

14
2. Temperatur udara dry bulb
3. Temperatur air masuk cooling tower
4. Temperatur air keluar cooling tower
5. Temperatur udara keluar
6. Laju aliran air

7. Laju aliran udara.

Range adalah pengurangan suhu air yang melalui menara pendingin


sedangkan approach adalah selisih antar suhu bola basah (wet bulb) yang masuk dan
suhu air yang keluar. Suhu pada umumnya diukur menggunakan termometer biasa
yang sering dikenal seperti suhu bola-basah (wet bulb) dan suhu bola-kering (dry
bulb) adalah suhu yang bolanya di beri kasa basah, jika air menguap dari kasa dan
bacaan suhu pada termometer menjadi rendah daripada suhu bola-kering. Saat
kelembaban tinggi, penguapan akan berlangsung lambat dan suhu bola-basah (T wb)
identik dengan suhu bola-kering (Tdb). Namun suhu temperatur bola basah akan
semakin jauh perbedaannya dengan temperatur bola kering.[7] Dapat dilihat pada
gambar 2.11

Gambar 2.11. Grafik Range Dan Approach Temperatur Pada Cooling Tower[7]

15
2.7 Parameter Menentukan Kinerja Cooling Tower
Parameter terukur untuk menentukan kinerja cooling tower adalah sebagai
berikut:

a. Range

Merupakan perbedaan antara suhu air masuk dan keluar menara


pendingin. Range (cooling tower) yang tinggi berarti bahwa menara
pendingin telah mampu menurunkan suhu air secara efektif, dan kinerjanya
bagus. Rumusnya adalah:
Range (°C) = [temperatur air masuk (°C) – temperatur air
keluar(°C)].................................................................................................(2.1)

b. Approach

Merupakan perbedaan antara suhu air dingin keluar menara


pendingin dan suhu wet bulb ambien. Semakin rendah approach semakin
baik kinerja menara pendingin. Walaupun, range dan approach harus
dipantau, ‘approach’ merupakan indikator yang lebih baik untuk kinerja
cooling tower.
Approach CT (°C) = [temperatur air keluar (°C) – temperatur wet
bulb(°C)]......................................................................................................(2.2)

c. Efektivitas
Merupakan perbandingan antara range dan range ideal (dalam
persentase), yaitu perbedaan antara suhu masuk air pendingin dan suhu wet
bulb ambien. Semakin tinggi perbandingan ini, maka semakin tinggi
efektivitas cooling tower.

Range
Efektivitas (ԑ) =
(Range+ Approach)
x 100%................................

(2.3)

16
d. Kapasitas Pendinginan

Merupakan panas yang dibuang dalam KKal/jam, sebagai hasil dari


kecepatan aliran masa air, panas spesifik dan perbedaan suhu. Kapasitas
pendinginan suatu menara pendingin adalah setara dengan kemampuan
menara pendingin tersebut dalam membuang panas ke lingkungan. Kapasitas
pendinginan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

q = ṁ. Cp. ΔT.................................................................................(2.4)

e. Kapasitas Pendinginan Spesifik

Kapasitas pendinginan spesifik persatuan luas penampang menara


pendingin dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

q
q spec = A CT ......................................................................................

(2.5)

di mana:

qspec = Kapasitas pendinginan spesifik (kJ/s.m2)

q = Kapasitas pendinginan (kJ/s)


ṁ = Laju aliran massa fluida (kg/s)

Cp = Kalor jenis air (kJ/kg.K)

ΔT = Perbedaan temperatur air masuk dan temperatur air keluar (K)

ACT = Luas penampang cooling tower (m2)

f. Laju Aliran Fluida Air Spesifik

Sesuai dengan ukuran luas penampang cooling tower dan debit air,
maka dapat dihitung debit air spesifik dengan rumus sebagai berikut:

17

ṁspec = .................................................................................
A CT
(2.6)

di mana:

ṁspec = Laju aliran fluida air spesifik (kg/s.m2)

ṁ = Laju aliran massa fluida air (kg/s)

ACT = Luas Penampang Cooling Tower (m2) [4]

g. Laju aliran massa udara (G)

G= Qudara x ρudara.............................................................................(2.7)

h. Perbandingan L/G Cooling Range

Laju aliran massa air


Ratio = .................................................................(2.8)
Laju aliran massa udara

i. Kehilangan Air Akibat Evaporation Loss (WE)

WE = 0,00085 × Qwater x range....................................................................(2.9)

j. Kehilangan Air Akibat Drift Loss (WD)

WD = 0,2 % × Qwater..................................................................,................(2.10)

k. Kehilangan Air Akibat blow down (WB)

WE
WB = ..................................................................................................
1,7−1
(2.11)

l. Make Up Water Cooling Tower

Make Up WaterCT = WE + WD + WB................................................(2.12) [ 4]

18
2.8 Pengertian Pompa
Pompa adalah suatu alat yang berfungsi untuk memindahkan fluida dari suatu
tempat ketempat lain melalui media instalasi pemipaan dengan terjadinya perubahan
tekanan pada fluida yang berlangsung secara terus menerus (countinue). Perubahan
tekanan terjadi pada bagian hisap (suction) dan keluaran (discharge) pompa. Pompa
digerakkan dengan menggunaan motor ataupun turbin.

Klasifikasi pompa secara umum adalah:


1. Pompa tekanan statis
Pompa jenis ini digunakan untuk suatu system pemompaan yang
mempunyai head statis dan kapasitas yang dihasilkan oleh pompa ini tidak
terus-menerus. Jenis pompa ini antara lain:
a. Pompa torak (reciprocating)
Pompa ini bekerja berdasarkan gerakan bolak-balik dari torak.

Dapat dilihat pada gambar 2.12

Gambar 2.12 Pompa Torak[8]


2. Pompa Gear
Pompa ini terdiri dari sebuah rumah pompa dengan sambungan isap
dan sambungan kempa dan didalamnya berputar dua buah roda gigi.Dapat
dilihat pada Gambar 2.13

19
suction discharge

Gambar 2.13 Pompa Gear[8]

3. Pompa dinding

Pompa yang memiliki poros tumggal ini bekerja dengan sebuah rotor
berbentuk silinder yang diberi aluran-aluran lurus pada kelilingnya.Dapat
dilihat pada Gambar 2.14

Gambar 2.14 Pompa dinding [8]

4. Pompa tekanan dinamis

Prinsip kerja pompa tekanan statis adalah memberikan tekanan fluida secara
periodik pada fluida yang terkurung di dalam rumah pompa. Pompa tekanan dinamis
disebut juga rotodynamic pump, turbo pump. Pompa yang termasuk ini adalah:
pompa jet dan pompa sentrifugal. [8]

20
Gambar 2.15 Pompa Sentrifugal[8]

2.9 Ijuk
Ijuk yang dihasilkan pohon aren mempunyai sifat fisik diantaranya : berupa
helaian benang (serat) berwarna hitam, berdiameter kurang dari 0,5 mm, bersifat
kaku dan ulet (tidak mudah putus). Selama ini pemanfaatan ijuk belum terlalu
banyak yaitu diantaranya sebagai bahan pembuat sapu dan tali tambang. Masih
banyak serat ijuk yang belum dimanfaatkan sehingga terbuang percuma.
Perkembangan teknologi memungkinkan perluasan pemanfaatan serat ijuk,
diantaranya sebagai pengisi bahan bangunan. Ijuk bersifat lentur dan tidak mudah
rapuh, sangat tahan terhadap genangan asam termasuk genangan air laut yang
mengandung garam. [9]

Tabel 2.2 Komposisi Kandungan Unsur Kimia Pada Serat Ijuk[9]


Kandugan Unsur Kimiawi Komposisi (%)

Selulosa 51,54

Hemiselulosa 15,88

Lignin 43,09

Air 8,9

Abu 2,54

21
2.10 Air

Air merupakan zat cair yang tidak ada rasa, warna dan bau pada kondisi
standar,yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0 °C), yang
terdiri dari hidrogen dan oksigen dengan rumus kimiawi H 2O. Satu molekul air
tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom
oksigen. Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang sanagat penting, yang memiliki
kemampuan untuk melarutkan banyak zat-zat kimia lainnya, seperti garam-garam,
gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.Kalor jenis air
adalah sebesar 4,2 x 103 kJ/kg.K.

2.11 Penelitian Terdahulu


Penelitian Lintang (2011) meneliti tentang “Pengaruh Variasi Jarak Antar
Flat Filler Horizontal Terhadap Unjuk Kerja Cooling Tower”. Dengan bahan
pengisi plastik dan menggunakan cooling tower forced draft dengan tinggi 1,5 meter
dengan blower. Hasil penelitian didapat laju perpindahan kalor terkecil pada debit
air panas masuk cooling tower 6 liter/menit dengan variasi jarak antar flat filler 4c m
yaitu 2818,4837 watt. Laju kalor perpindahan tertinggi terjadi pada debit air panas
masuk 10 liter/menit dengan variasi jarak antar flat filler horizontal 8cm yaitu
sebesar 9135,1837 watt.
Penelitian Hidayat (2014) meneliti tentang “Analisis Beban Kalor Cooling
tower Induced Draft Counterflow Dengan Bahan Pengisi Bambu Wulung”.
Pelaksanaan percobaan dilakukan pada cooling tower dengan dimensi tinggi
keseluruhan 320 cm, luas 70 cm 2, dan berdiameter 60cm. Bahan pengisi terbuat dari
bambu wulung yang dibelah, dengan lebar 4 cm, tebal 1 cm, dan jarak antar bambu
0,2 cm. Penelitian ini bertujuan untuk mencari kinerja maksimal dari cooling tower
dengan variasi suhu awal 40°C, 50 °C, 60°C, 70°C, ketinggian 100cm, 150cm, dan
200cm.. Efektivitas pendinginan tertinggi terjadi pada variasi dengan suhu awal
40°C, ketinggian 200 cm sebesar 68,08 % dengan menggunakan bahan pengisi.

22
Perubahan temperatur air tertinggi terjadi pada variasi suhu awal 70°C, tinggi 200
cm, tanpa atau dengan bahan pengisi, dengan nilai 17 °C dan 23°C.
Penelitian Yohanes (2010) tentang “Karakteristik Menara Pendingin dengan
Bahan Isian Ijuk”. Dari hasil penelitian didapatkan Rentang nilai rata-rata
karakteristik menara, NTU adalah 0,652-0,331, dan efektivitas perpindahan kalor,
Eff adalah (35,9-19,0)%, ini berlaku untuk kisaran rasio laju aliran massa air/udara,
mw/ms = 4,46-9,48.

Penelitian Prasetyo (2016) meneliti tentang “Variasi Debit Air Dan


Ketinggian Pengisi Calciboard Terhadap Efektivitas Cooling Tower Forced Draft
Counterf’low. Laju penguapan air terbesar terjadi pada variasi ketinggian pengisi
100 cm dan debit air 12 liter/menit menghasilkan laju penguapan sebesar 0,28
liter /menit. Peningkatan kecepatan aliran air berpengaruh pada debit air yang
masuk pada cooling tower dan kapasitas pendinginan cooling tower. Pada saat debit
12 liter/menit adalah laju penguapan terbaik dan untuk penggunaan debit 18
liter/menit menunjukkan grafik penurunan karena melewati batas maksimum
kinerja cooling tower.

23
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Diagram Alir Penelitian
Langkah-langkah pada tugas akhir ini dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Mulai

Studi Literatur/ Referensi

Penentuan Topik

Persiapan Alat dan Bahan

Perancangan Cooling Tower

Uji Fungsional Cooling Tower

Pengujian Dan Pengambilan Data


Efektivitas Cooling Tower

Data Input:

Tinlet =......°C Twb=......°C

Toutlet =......°C Tdb=......°C

Qwater =......liter/menit

24
A

Data Output:

Range (°C) = Tin - Tout

Approach (°C) =Twb-Tout

Range
Efektivitas CT(%) =
(Range+ Approach)
x 100 (%)

q = q = ṁ. Cp. ΔT (kJ/s)

q
qspec = qspec = A CT ( kJ/s. m2)


ṁspec = (kg/s..m2)
A CT

G = Qudara x ρudara (kg/s)

Laju aliran massa air


Ratio =
Laju aliran massa udara

WE =0,00085 × Qwater x range (m3/jam)

WD =0,2 % × Qwater (m3/jam)

WE
WB = (m3/jam)
1,7−1

Pembahasan

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

25
3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian


eksperimental. Dengan variasi debit air masuk dan ketinggian pengisi. Yaitu
dengan melakukan pengamatan secara langsung untuk memperoleh data sebab
akibat melalui eksperimen, guna mendapatkan data empiris. Dalam hal ini obyek
penelitian yang diamati adalah pengaruh variasi ketinggian pengisi dan debit air
terhadap unjuk efektivitas cooling tower.

3.3 Alat dan Bahan Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan alat dan bahan yaitu sebagai berikut:

3.3.1 Alat Penelitian

Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Cooling Tower

Merupakan alat yang digunakan untuk mendinginkan fluida air.

Dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Alat Cooling Tower

26
2. Kipas (fan)

Merupakan alat yang digunakan untuk menarik udara dingin dan


mensirkulasikan udara tersebut di dalam menara untuk mendinginkan
air. Dapat dilihat pada Gambar 3.3

Gambar 3.3 Exhaust Fan

Spesifikasi:

Model :MV-250 NEX

Daya :30 Watt

Tegangan :AC 220V ; 50 Hz

Dimensi :400 x 215 x 445 mm

Berat :± 3.65 Kg

Kode :EF 250

Diameter fan :10”

27
3. Pompa (Pump)

Merupakan alat yang digunakan untuk memompa air kedalam cooling


tower. Dapat dilihat pada Gambar 3.4

Gambar 3.4 Pompa (Pump)

Spesifikasi Pompa:

Model SHIMIZU PS-116 BIT

Daya 125 Watt

Tegangan 220V / 240V

Kapasitas 10-24 L/min

Tinggi Maksimum 9 meter

28
4. Alat Debit Ukur Air

Merupakan alat yang digunakan untuk menghitung debit air yang


masuk ke cooling tower.Adapun bagian-bagian dari alat ini yaitu
dapat dilihat pada Gambar 3.5

1.Kabel Jumper

2.Board arduino

3.Liquid Crystal Display

4.Arduino Uno

5.Sensor Water Flow Type YF-S201

Gambar 3.5 Alat Ukur Debit Air

5. Thermocouple Digital Type-K

Merupakan alat yang digunakan untuk mengukur temperatur yang ada


pada cooling tower. Thermocouple Digital Type-K menggunakan dua
sensor. Dapat dilihat pada Gambar 3.6

29
Gambar 3.6 Thermocouple Digital Type-K

6. Thermometer

Merupakan alat yang digunakan untuk mengukur termometer bola


basah ( wet bulb ) dan termometer bola kering (dry bulb). Dapat
dilihat pada Gambar 3.7

Gambar 3.7 Thermometer

7. Digital Thermometer

Merupakan alat yang digunakan untuk mengukur temperatur air


masuk dan temperatur air keluar.

Gambar 3.8 Digital Thermometer

30
8. Pipa

Digunakan untuk mengatur aliran air yang dihubungkan dengan


pompa. Dapat dilihat pada Gambar 3.9

Gambar 3.9 Pipa

9. Katub

Katub telah di disain dengan busur 360° . Digunakan untuk mengatur


aliran debit air yang masuk ke pipa.Dapat dilihat pada Gambar 3.10

Gambar 3.10 Katub

10. Bak Penampung

Digunakan untuk menampung air yang jatuh. Dapat dilihat pada


Gambar 3.11

Gambar 3.11 Bak Penampung Air

31
11. Water Heater ( Pemanas air )
Merupakan alat yang digunakan untuk menaikkan temperatur air yang
dibutuhkan untuk penelitian. Dapat dilihat pada Gambar 3.12

Gambar 3.12 Water Heater

12. Kunci Set , Tang , Obeng

Digunakan untuk memasang dan membongkar alat cooling tower.

3.3.2 Bahan

Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai


berikut.

1. Air

Merupakan bahan yang digunakan dalam penelitian ini.

2. Ijuk

Berfungsi sebagai bahan pengisi dari cooling tower. Dapat dilihat


pada Gambar 3.5

Gambar 3.13 Ijuk

32
3.4 Prosedur Pengujian
3.4.1 Persiapan Alat Pengujian

Persiapan alat pengujian dilakukan dengan merangkai alat cooling


tower berbahan pengisi dari ijuk. Menyiapkan instalasi perpipaan sesuai
dengan kebutuhan.

3.4.2 Pemeriksaan Alat Pengujian

Memeriksa semua kelengkapan komponen alat pengujian cooling


tower dan melakukan percobaan aliran air pada pipa.
3.4.3 Tahapan Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan dengan mengukur variabel saat
melakukan pengujian.Tahap-tahap dalam melakukan pengujian adalah sebagai
berikut.
1. Merangkai komponen-komponen cooling tower dan bahan pengisi ijuk
dan menghubungkan pipa dengan motor penggerak/ pompa. Dengan
bahan pengisi di letakkan pada ketinggian tertentu.Pemasangan alat ukur
temperatur pada titik-titik yang ditentukan yaitu sebagai berikut:
a. Tin = Temperatur air masuk cooling tower.
b. Tout = Temperatur air keluar cooling tower.
c. Twb = Temperatur welt bulb udara masuk cooling tower.
d. Tdb = Temperatur dry bulb udara masuk cooling tower.
2. Panaskan air dengan temperatur tertentu dan hidupkan kipas (exhaust
fan).
3. Hubungkan motor penggerak/pompa dan atur debit air pada alat ukur debit
air berbasis arduino.
4. Mengatur posisi filler bahan pengisi ijuk yaitu pada filler 1, filler 2 dan
filler 3.
5. Mencatat temperatur yang ditunjukkan termokopel dan termometer digital
di titik yang telah ditentukan.

33
6. Pengumpulan data
7. Perhitungan data

3.5 Skema Alat Cooling Tower


Adapun skema pengujian efektivitas cooling tower terhadap variasi
ketebalan filler kulit lantung yang diuji yaitu :
Exhaust fan dan pompa yang dinyalakan menggunakan arus listrik,
kemudian air hangat ( air temperature tinggi ) dihisap dan didorong melalui pipa, dan
debit air diatur sesuai dengan yang dibutuhkan sehingga debit air akan diukur
menggunakan sensor pengukur debit air berbasis arduino. Air akan dialirkan melalui
pipa sampai puncak cooling tower dan akan disemprotkan melalu pipa yang sudah
dilubangi kecil sepanjang pipa yang diletakkan diatas filler. Air akan jatuh melalui
filler cooling tower serta akan tejadi evaporasi antara udara dan air hangat. Dimana
hasil evaporasi akan dibuang keluar oleh Exhaust fan. Setelah air melalui filler akan
jatuh ke penampungan sementara sebelum kembali lagi ke penampungan awal. Dapat
dilihat pada Gambar 3.14

Keterangan Gambar :

1. Sumber Arus
2. Exhaust Fan
3. Pompa Shimizu
4. Pipa Air Masuk
5. Kran Pengatur Debit
6. Sensor Debit Air
berbasis Arduino
7. Fentilasi Udara
Hisap
8. Pipa Air Keluar

Gambar 3.14 Skema Alat Cooling Tower

34
3.6 Skema Sensor Pada Cooling Tower
Pada pengujian cooling tower untuk mengukur temperatur memerlukan alat
ukur. Adapun pemasangan alat ukur pada titik-titik yang ditentukan yaitu sebagai
berikut:
1. Tin = Temperatur air masuk cooling tower.
2. Tout = Temperatur air keluar cooling tower.
3. Twb = Temperatur welt bulb udara masuk cooling tower.
4. Tdb = Temperatur dry bulb udara masuk cooling tower.

Letak sensor temperatur pada cooling tower dapat dilihat pada Gambar 3.15

Gambar 3.15 Letak Sensor Pada Cooling Tower

Pada pengujian cooling tower temperatur akan terlihat pada lcd sensor, dapat
dilihat pada Gambar 3.16

T outlet T inlet

Gambar 3.16 Hasil Dari Sensor Temperatur

35
3.7 Skema Pengujian Cooling Tower
Skema pengujian pada cooling tower dapat dilihat pada Gambar 4.7

Gambar 3.17 Skema Pengujian Cooling Tower

Gambar 3.17 menunjukkan skema pengujian yang dilakukan pada cooling


tower. Cooling tower ini memiliki satu exhaust fan yang dipasang diatas cooling
tower. Pada pengujian cooling tower digunakan variasi sudut pada filler 1, filler 2
dan filler 3. Filler 1 diletakkan paling atas atau di dekat exhaust fan , filler 2
diletakkan di tengah cooling tower dan filler 3 diletakkan paling bawah (dapat dilihat
pada Gambar 3.17 diatas) .Pengujian dilakukan pada filler 1, filler 2 dan filler 3
dengan sudut 10°,sudut 15° dan sudut 20°dengan debit 6 l/min , 12 l/min dan 18
l/min.

36
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil
Adapun hasil pengujian cooling tower yang dilakukan pada penelitian ini
dapat dilihat pada Tabel 4.1, Tabel 4.2 dan Tabel 4.3 berikut ini:

Tabel 4.1 Hasil Data Pengujian Cooling Tower pada Posisi Filler 1

Posisi Debit air Tin Tout Twb Tdb


Sudut (α) Qwater (°C) (°C) (°C) (°C)
(°) (l/min)
10 6 60 51,90 41 43

10 12 60 53,30 40 42

10 18 60 54,60 40 42

15 6 60 51,40 41 43

15 12 60 52,60 40 42

15 18 60 54,10 40 42

20 6 60 51,30 41 43

20 12 60 52,50 40 42

20 18 60 53,80 40 42

37
Tabel 4.2 Hasil Data Pengujian Cooling Tower pada Posisi Filler 2

Posisi Debit air Tin Tout Twb Tdb


Sudut (α) Qwater (°C) (°C) (°C) (°C)
(°) (l/min)
10 6 60 51,40 41 43

10 12 60 52,60 40 42

10 18 60 54,10 40 42

15 6 60 50,90 41 43

15 12 60 52,10 40 42

15 18 60 53,30 40 42

20 6 60 50,50 41 43

20 12 60 51,50 40 42

20 18 60 53,00 40 42

38
Tabel 4.3 Hasil Data Pengujian Cooling Tower pada Posisi Filler 3

Posisi Debit air Tin Tout Twb Tdb


Sudut (α) Qwater (°C) (°C) (°C) (°C)
(°) (l/min)
10 6 60 50,40 41 43

10 12 60 51,60 40 42

10 18 60 53,80 40 42

15 6 60 50,00 41 43

15 12 60 51,50 40 42

15 18 60 53,00 40 42

20 6 60 49,80 41 43

20 12 60 51,30 40 42

20 18 60 52,20 40 42

Pengujian dilakukan pada cooling tower dengan variasi sudut yaitu sudut
10°,sudut 15° dan sudut 20°. Dan variasi debit air yang digunakan yaitu 6 liter/menit ,
12 liter/menit dan 18 liter/ menit. Pengujian dilakukan pada posisi filler 1, posisi
filler 2 dan posisi filler 3 dengan variasi sudut dan variasi debit air

Setelah melakukan pengujian akan dilakukan perhitungan untuk mendapatkan


nilai Range (°C), Approach (°C), Efektivitas (%) ,Kapasitas pendinginan (kJ/s) ,
Kapasitas pendinginan Spesifik (kJ/s.m2) dan Debit air spesifik (kg/s.m2). Hasil
perhitungan dapat dilihat pada lampiran.

39
Adapun hasil data perhitungan data hasil perhitungan cooling tower : range
(°c), approach (°c), efektivitas (%) ,kapasitas pendinginan (kJ/s) , kapasitas
pendinginan spesifik (kJ/s.m2) dan debit air spesifik (kg/s.m2).dapat dilihat pada tabel
4.4 , tabel 4.5 dan tabel 4.6

Tabel 4.4 Data Hasil Perhitungan Cooling Tower Range (°C), Approach (°C),
Efektivitas (%) ,Kapasitas pendinginan (kJ/s) , Kapasitas pendinginan Spesifik
(kJ/s.m2) dan Debit air spesifik (kg/s.m2) pada Posisi Filler 1.

Posisi Debit Range Appro Efektivi Kapasitas Kapasitas Laju


Sudut Qwater ach tas pendingin pendinginan aliran
α (l/min) (°C) (°C) ԑ Q spesifik fluida air
(°) (%) (kJ/s) qspec spesifik
(kJ/s.m2) (ṁspec)
(kg/s.m2)
10 6 8,10 10,90 42,63 116,07 455,17 0,38

10 12 6,70 13,30 33,50 231,0 905,88 0,77

10 18 5,40 14,60 27,00 344,89 1352,30 1.15

15 6 8,60 10,40 45,26 116,28 456,0 0,38

15 12 7,40 12,60 37,00 231,57 908,11 0,77

15 18 5,90 14,10 29,50 345,51 1354,94 1,15

20 6 8,70 10,30 45,78 116,32 456,15 0,38

20 12 7,50 12,50 37,50 231,66 908,47 0,77

20 18 6,20 13,80 31,00 345,88 1356,39 1,15

40
Tabel 4.5 Data Hasil Perhitungan Cooling Tower Range (°C), Approach (°C),
Efektivitas (%) ,Kapasitas pendinginan (kJ/s) , Kapasitas pendinginan Spesifik
(kJ/s.m2) dan Debit air spesifik (kg/s.m2) pada Posisi Filler 2.

Posisi Debit Rang Appro Efektivi Kapasitas Kapasitas Laju


Sudut Qwater e ach tas pendingin pendinginan aliran
α (l/min) (°C) ԑ q spesifik fluida air
(°) (°C) (%) (kJ/s) qspec spesifik
(kJ/s.m2) (ṁspec)
(kg/s.m2)
10 6 8,50 10,50 44,73 116,24 455,84 0,38

10 12 6,90 13,10 34,50 231,16 906,50 0,77

10 18 5,80 14,20 29,00 345.38 1354,43 1,15

15 6 9,10 9,90 45,50 116,49 456,82 0,38

15 12 7,90 12,10 39,50 231,19 909,45 0,77

15 18 6,70 13,30 33,50 346,50 1352,82 1,15

20 6 9,50 9,500 50,00 116,65 457,45 0,38

20 12 8,10 11,90 40,50 232,98 913,64 0,77

20 18 7,00 13,00 35,00 346,87 1360,87 1,15

41
Tabel 4.6 Data Hasil Perhitungan Cooling Tower Range (°C), Approach (°C),
Efektivitas (%) ,Kapasitas pendinginan (kJ/s) , Kapasitas pendinginan Spesifik
(kJ/s.m2) dan Debit air spesifik (kg/s.m2) pada Posisi Filler 3.

Posisi Debit Range Appro Efektivi Kapasitas Kapasitas Laju


Sudut Qwater ach tas pendingin pendinginan aliran
α (l/min) (°C) (°C) ԑ q spesifik fluida air
(°) (%) (kJ/s) qspec spesifik
(kJ/s.m2) (ṁspec)
(kg/s.m2)
10 6 9,60 9,4 48,00 116,69 457,60 0,38

10 12 8,40 11,60 42,00 232,40 911,37 0,77

10 18 6,20 13,80 32,20 345,88 1356,39 1.15

15 6 10,0 9,0 52,60 116,86 458,27 0,38

15 12 8,50 11,50 42,50 232,48 911,68 0,77

15 18 7,0 13,0 35,00 346,87 1360,27 1.15

20 6 10,20 8,80 53,60 116,94 458,58 0,38

20 12 8,70 11,30 43,50 232,65 912,35 0,77

20 18 7,80 12,20 39,00 347,68 1364,15 1.15

42
Adapun data hasil perhitungan kehilangan air akibat evaporation (WE) ,
kehilangan air akibat drift loss (WD), kehilangan air akibat blow down (WB) dan make
up water cooling tower (Make Up WaterCT).Dapat dilihat pada tabel 4.7 , tabel 4.8
dan tabel 4.9 berikut ini:

Tabel 4.7 Data Hasil Perhitungan Kehilangan Air Akibat Evaporation (WE) ,
Kehilangan Air Akibat Drift Loss (WD), Kehilangan Air Akibat Blow Down (WB) dan
Make up Water Cooling Tower (Make Up WaterCT) pada Posisi Filler 1.

Posisi Debit air WE WD WB Make Up


Sudut Qwater (m3/jam) (m3/jam) (m3/jam) WaterCT
α (l/min) (m3/jam)
(°)
10 6 0,0024 0,00072 0,0034 0,00652

10 12 0,0041 0,00144 0,0058 0,01134

10 18 0,0049 0,0021 0,0070 0,01400

15 6 0,0026 0,00072 0,0037 0,00702

15 12 0,0045 0,00144 0.0064 0,01234

15 18 0,0054 0,0021 0,0077 0,01520

20 6 0,0026 0,00072 0,0037 0,00702

20 12 0,0045 0,00144 0,0064 0,01234

20 18 0,0056 0,0021 0,0080 0,01570

43
Tabel 4.8 Data Hasil Perhitungan Kehilangan Air Akibat Evaporation (WE) ,
Kehilangan Air Akibat Drift Loss (WD), Kehilangan Air Akibat Blow Down (WB) dan
Make up Water Cooling Tower (Make Up WaterCT) pada Posisi Filler 2

Posisi Debit air WE WD WB Make Up


Sudut Qwater (m3/jam) (m3/jam) (m3/jam) WaterCT
α (l/min) (m3/jam)
(°)
10 6 0,0026 0,00072 0,0037 0,00702

10 12 0,0042 0,00144 0,0060 0,01104

10 18 0,0053 0,0021 0,0075 0,01490

15 6 0,0027 0,00072 0,0038 0,00722

15 12 0,0048 0,00144 0,0068 0,01304

15 18 0,0061 0,0021 0,0087 0,01690

20 6 0,0029 0,00072 0,00341 0,00772

20 12 0,0049 0,00144 0,0070 0,01334

20 18 0,0064 0,0021 0,0091 0,01760

44
Tabel 4.9 Data Hasil Perhitungan Kehilangan Air Akibat Evaporation (WE) ,
Kehilangan Air Akibat Drift Loss (WD), Kehilangan Air Akibat Blow Down (WB) dan
Make up Water Cooling Tower (Make Up WaterCT) pada Posisi Filler 3

Posisi Debit air WE WD WB Make Up


Sudut Qwater (m3/jam) (m3/jam) (m3/jam) WaterCT
α (liter/min) (liter/jam)
(°)
10 6 0,0029 0,00072 0,0041 0,00772

10 12 0,0051 0,00144 0.0072 0,01374

10 18 0,0056 0,0021 0,0080 0,0157

15 6 0,0030 0,00072 0,0042 0,00792

15 12 0,0052 0,00144 0,0074 0,01404

15 18 0,0064 0,0021 0,0091 0,01760

20 6 0,0031 0,00072 0,0044 0,00822

20 12 0,0053 0,00144 0,0075 0,01424

20 18 0,0071 0,0021 0,0101 0,01930

45
4.2 Pembahasan
Untuk memudahkan dalam pembahasan hasil dari pengujian cooling
tower, maka dibuat kedalam beberapa grafik berikut ini:
Grafik karakteristik dan kinerja cooling tower pada posisi filler 1
,filler 2 dan filler 3 pada sudut α=10° dapat dilihat pada Gambar 4.1, Gambar
4.2 dan Gambar 4.3 berikut ini :

Performance Cooling Tower


70

60
Temperatur , T(°C)

50
Debit 6 l/min
40 Debit 12 l/min
Debit 18 l/min
30

20

10

0
Tin Tout Twb Tdb Range Approach

Gambar 4.1 Grafik Kinerja Cooling Tower pada posisi Filler 1 dengan Sudut α=10°

Performance Cooling Tower


70

60
Tem p eratu r , T(°C)

50
Debit 6 l/min
40 Debit 12 l/min
Debit 18 l/min
30

20

10

0
Tin Tout Twb Tdb Range Approach

Gambar 4.2 Grafik Kinerja Cooling Tower pada posisi Filler 2 dengan Sudut α=10°

46
Performance Cooling Tower
70

60

T em p era t u r , T (°C)
50
Debit 6 l/min
40 Debit 12 l/min
Debit 18 l/min
30

20

10

0
Tin Tout Twb Tdb Range Approach

Gambar 4.3 Grafik Kinerja Cooling Tower pada posisi Filler 3 dengan Sudut α=10°

Grafik karakteristik dan kinerja cooling tower pada posisi filler 1,filler 2 dan
filler 3 pada sudut α=15° dapat dilihat pada Gambar 4.4, Gambar 4.5 dan Gambar 4.6
berikut ini:

Performance Cooling Tower


70
T em p era tu r , T (°C )

60

50
Debit 6 l/min
40 Debit 12 l/min
Debit 18 l/min
30

20

10

0
Tin Tout Twb Tdb Range Approach

Gambar 4.4 Grafik Kinerja Cooling Tower pada posisi Filler 1 dengan Sudut α=15°

Performance Cooling Tower


70

60
Tem p era tu r , T(°C)

50
Debit 6 l/min
40 Debit 12 l/min
Debit 18 l/min
30

20

10

0
Tin Tout Twb Tdb Range Approach

47
Gambar 4.5 Grafik Kinerja Cooling Tower pada posisi Filler 2 dengan Sudut α=15°

Performance Cooling Tower


70

60
Tem p e ra tu r , T(°C)
50
Debit 6 l/min
40 Debit 12 l/min
Debit 18 l/min
30

20

10

0
Tin Tout Twb Tdb Range Approach

Gambar 4.6 Grafik Kinerja Cooling Tower pada posisi Filler 3 dengan Sudut α=15°

Grafik karakteristik dan kinerja cooling tower pada posisi filler 1 , filler 2
dan filler 3 dapat dilihat pada Gambar 4.7, Gambar 4.8 dan Gambar 4.9 berikut ini:

Performance Cooling Tower


70

60
T em p eratu r , T (°C )

50
Debit 6 l/min
40 Debit 12 l/min
Debit 18 l/min
30

20

10

0
Tin Tout Twb Tdb Range Approach

Gambar 4.7 Grafik Kinerja Cooling Tower pada posisi Filler 1 dengan Sudut α=20°

48
Performance Cooling Tower
70

60

Temperatur , T(°C)
50
Debit 6 l/min
40 Debit 12 l/min
Debit 18 l/min
30

20

10

0
Tin Tout Twb Tdb Range Approach

Gambar 4.8 Grafik Kinerja Cooling Tower pada posisi Filler 2 dengan Sudut α=20°

Performance Cooling Tower


70

60
Tem p eratu r , T(°C)

50
Debit 6 l/min
40 Debit 12 l/min
Debit 18 l/min
30

20

10

0
Tin Tout Twb Tdb Range Approach

Gambar 4.9 Grafik Kinerja Cooling Tower pada posisi Filler 3 dengan Sudut α=20°

Gambar grafik pada posisi filler 1, posisi filler 2 dan posisi filler 3
memperlihatkan karakteristik cooling tower dan kinerja cooling tower pada sudut
α=10°,15°, dan 20° dengan debit yaitu 6 l/min, 12 l/min dan 18 l/min.Range
mengalami perbedaan suhu yang tidak terlalu jauh pada tiap kondisi.Hal ini
disebabkan karena adanya metode pipa semprotan pada cooling tower yang dibuat
berbentuk spiral dengan adanya penambahan lubang untuk membuat percikan air
sebelum sampai ke bak penampungan (water resin). Air panas (air bertemperatur
tinggi) yang keluar dari lubang pipa secara langsung melakukan kontak dengan udara
sekitar yang bergerak secara paksa karena pengaruh kipas (fan) yang ada pada
cooling tower. Untuk kondisi approach, dimana selisih antara temperatur air keluar

49
dan temperatur welt bulb pada semua kondisi menunjukkan bahwa proses
pendinginan temperatur udara masuk ke temperatur kerja keluar tidak mendekati
temperatur welt bulb (bola basah) sehingga mengindikasikan temperatur lingkungan
kurang berjalan dengan baik. Sedangkan temperatur dry bulb (bola kering)
menunjukkan nilai tidak terlalu jauh, ini mengindikasikan bahwa kelembapan udara
yang terjadi tinggi.

Nilai range pada sudut 20° dan debit air 6 liter/ menit pada posisi filler 1,
posisi filler 2 dan posisi filler 3 menunjukkan nilai paling besar. Hal ini disebabkan
karena pada filler air ditahan lebih lama dan jatuh perlahan-lahan ke suatu titik dan
jatuh ke bak penampungan dalam bentuk tetesan hujan. Nilai range paling besar yaitu
pada sudut 20° dan debit air 6 liter/ menit pada posisi filler 3 dengan nilai range 10,2
°C. Ini menunjukkan bahwa pada sudut 20° merupakan posisi terbaik karena
kecepatan udara dari bawah ke atas bertambah banyak dan udara yang mendinginkan
air semakin banyak juga. Pada sudut 10° pada posisi filler 1 menunjukkan posisi
kinerja cooling tower yang kurang baik karena filling material berada di atas di dekat
fan sehingga kecepatan udara dari bawah ke atas semakin berkurang dan udara yang
mendinginkan air semakin sedikit sehingga mempengaruhi nilai efektivitas.

Debit air 6 liter/menit menunjukkan bahwa pada saat air jatuh ditahan
perlahan-lahan di filling material sehingga memecah aliran air yang jatuh ke
bawah.Berbeda dengan debit air 18 liter/menit aliran air tidak terpecah dengan baik
disebabkan oleh aliran air yang cepat.

Selama proses pendinginan di cooling tower berlangsung terjadi laju water


loss (Evaporation loss (WE), Drift Loss (WD), Blow down (WB) dan Make Up Water)
pada posisi filler 1 , posisi filler 2 dan posisi filler 3 berikut ini:

Laju Kehilangan Air Di Cooling Tower (Evaporation loss (WE), Drift Loss
(WD), Blow down (WB) dan Make Up Water) pada posisi Filler 1 dapat dilihat pada
Gambar 4.10 , Gambar 4.11 dan Gambar 4.12 berikut ini:

50
Kehilangan Air Di Cooling Tower
0.02

0.01

Laju Water Loss (m3/jam) 0.01

0.01 Q= 6 l/min , α=10°


Q= 12 l/min , α=10°
0.01 Q= 18 l/min , α=10°

0.01

0
WE WD WB Make Up Water CT

Gambar 4.10 Grafik Evaporation loss(WE), Drift Loss(WD), Blow down (WB) dan
Make Up Water pada posisi Filler 1 dengan Q water =6 l/min,12 l/min,18 l/min dan α
=10°

Kehilangan Air Di Cooling Tower


0.02

0.01
Laju W ater Loss (m3/jam)

0.01

0.01 Q= 6 l/min , α=15°


Q= 12 l/min , α=15°
0.01 Q= 18 l/min , α=15°

0.01

0
WE WD WB Make Up Water CT

Gambar 4.11 Grafik Evaporation loss(WE), Drift Loss(WD), Blow down (WB) dan
Make Up Water pada posisi Filler 1 dengan Q water =6 l/min,12 l/min,18 l/min dan α
=15°.

51
Kehilangan Air Di Cooling Tower
0.02

0.02
Laju W ate r Loss (m 3 /jam )
0.01

0.01
Q= 6 l/min , α=20°
0.01 Q= 12 l/min , α=20°
Q= 18 l/min , α=20°
0.01

0.01

0
WE WD WB Make Up Water CT

Gambar 4.12 Grafik Evaporation loss(WE), Drift Loss(WD), Blow down (WB) dan
Make Up Water pada posisi Filler 1 dengan Q water =6 l/min,12 l/min,18 l/min dan α
=20°

Laju Kehilangan Air Di Cooling Tower (Evaporation loss (WE), Drift Loss
(WD), Blow down (WB) dan Make Up Water) pada Posisi Filler 2 dapat dilihat pada
Gambar 4.13, Gambar 4.14 dan Gambar 4.15

Kehilangan Air Di Cooling Tower


0.02

0.01
Laju Water Loss (m3/jam)

0.01

0.01 Q= 6 l/min , α=10°


Q= 12 l/min , α=10°
0.01 Q= 18 l/min , α=10°

0.01

0
WE WD WB Make Up Water CT

52
Gambar 4.13 Grafik Evaporation loss(WE), Drift Loss(WD), Blow down (WB) dan
Make Up Water pada posisi Filler 2 dengan Q water =6 l/min,12 l/min,18 l/min dan α
=10°

Kehilangan Air Di Cooling Tower


0.02

0.02
Laju Water Loss (m3/jam)

0.01

0.01
Q= 6 l/min , α=15°
0.01 Q= 12 l/min , α=15°
Q= 18 l/min , α=15°
0.01

0.01

0
WE WD WB Make Up Water CT

Gambar 4.14 Grafik Evaporation loss(WE), Drift Loss(WD), Blow down (WB) dan
Make Up Water pada posisi Filler 2 dengan Q water =6 l/min,12 l/min,18 l/min dan α
=15°

Kehilangan Air Di Cooling Tower


0.02
0.02
0.02
Laju Water Loss (m3/jam)

0.01
Q= 6 l/min , α=20°
0.01
Q= 12 l/min , α=20°
0.01 Q= 18 l/min , α=20°
0.01
0.01
0
0
0
WE WD WB Make Up Water CT

53
Gambar 4.15 Grafik Evaporation loss(WE), Drift Loss(WD), Blow down (WB) dan
Make Up Water pada posisi Filler 2 dengan Q water =6 l/min,12 l/min,18 l/min dan α
=20°

Laju Kehilangan Air Di Cooling Tower (Evaporation loss (WE), Drift Loss
(WD), Blow down (WB) dan Make Up Water) pada posisi Filler 3 dapat dilihat pada
Gambar 4.15, Gambar 4.16 dan Gambar 4.17

Kehilangan Air Di Cooling Tower


0.02

0.02
Laju W ate r Loss (m3/jam)

0.01

0.01
Q= 6 l/min , α=10°
0.01 Q= 12 l/min , α=10°
Q= 18 l/min , α=10°
0.01

0.01

0
WE WD WB Make Up Water CT

Gambar 4.16 Grafik Evaporation loss(WE), Drift Loss(WD), Blow down (WB) dan
Make Up Water pada posisi Filler 1 dengan Q water =6 l/min,12 l/min,18 l/min dan α
=10°

54
Kehilangan Air Di Cooling Tower
0.02
Laju W ate r Loss (m3/jam) 0.02
0.02
0.01
Q= 6 l/min , α=15°
0.01
Q= 12 l/min , α=15°
0.01 Q= 18 l/min , α=15°
0.01
0.01
0
0
0
WE WD WB Make Up Water CT

Gambar 4.17 Grafik Evaporation loss(WE), Drift Loss(WD), Blow down (WB) dan
Make Up Water pada posisi Filler 3 dengan Q water =6 l/min,12 l/min,18 l/min dan α
=15°

Kehilangan Air Di Cooling Tower


0.03
Laju W ate r Loss (m 3 /jam )

0.02

Q= 6 l/min , α=20°
0.02
Q= 12 l/min , α=20°
Q= 18 l/min , α=20°
0.01

0.01

0
WE WD WB Make Up Water CT

Gambar 4.18 Grafik Evaporation loss(WE), Drift Loss(WD), Blow down (WB) dan
Make Up Water pada posisi Filler 3 dengan Q water =6 l/min,12 l/min,18 l/min dan α
=20°

Gambar 4.10 sampai Gambar 4.18 menunjukkan grafik parameter laju


kehilangan air (water loss) selama terjadinya proses proses pendinginan pada cooling

55
tower. Ciri-cirinya ada make up water dan blowdown. Adanya kehilangan air pada
saat pendinginan air disebabkan karena adanya evaporation, dimana adanya sejumlah
air berubah karena adanya ekstraksi uap dari air yang diemisikan ke atmosfir. Karena
proses ini merupakan proses evaporasi maka akan ada pemekatan konsentrasi
dissolved solid pada air. Air yang hilang akibat tetesan (drift loss), dimana air
meninggalkan cooling tower sebagai droplets of water (droplet air), seperti titik
hujan. Untuk menggantikan laju kehilangan air (water loss) akibat evaporasi maka
harus ada make up water.Dan untuk menyeimbangkan pemekatan dissolved solid
maka harus ada blowdown.

Akibat adanya laju kehilangan air pada cooling tower dibutuhkan make up
water cooling tower yaitu untuk memenuhi kebutuhan akan tambahan air selama
terjadi proses pendinginan pada cooling tower. Evaporation loss(WE), Drift
Loss(WD), dan Blow down (WB) yang paling besar terjadi pada posisi filler 3.Maka
dibutuhkan make up water cooling tower sebesar 0,01930 m3/jam atau 19,30
liter/jam.

Kapasitas Pendinginan
400
345.51345.88
344.89
350

300

250 231 231.57231.66 α=10°


α=15°
k J/s

200 α=20°

150
116.07116.28
116.32
100

50

0
6 l/min 12 l/min 18 l/min

Gambar 4.19 Kapasitas Pendinginan Cooling Tower pada Posisi Filler 1

56
Kapasitas Pendinginan
400
345.38346.5346.87
350

300

250 231.16231.19232.98 α=10°


α=15°
k J/s 200 α=20°

150
116.24116.49116.65
100

50

0
6 l/min 12 l/min 18 l/min

Gambar 4.20 Kapasitas Pendinginan Cooling Tower pada Posisi Filler 2

Kapasitas Pendinginan
400
345.88346.87347.68
350

300

250 232.4232.48232.65 α=10°


α=15°
kJ/s

200 α=20°

150
116.69116.86116.94
100

50

0
6 l/min 12 l/min 18 l/min

Gambar 4.21 Kapasitas Pendinginan Cooling Tower pada Posisi Filler 3

Pengaruh variasi posisi (sudut) pengisi dengan kecepatan udara tetap


mempengaruhi kinerja dari kapasitas pendinginan cooling tower. Pada debit 18
liter/menit pada semua posisi filler menunjukkan kapasitas pendinginan yang lebih
tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa untuk mendinginkan air pada cooling tower
dibutuhkan pendinginan yang besar untuk mendapatkan kinerja yang optimal. Hal ini
menunjukkan bahwa laju penguapan pada debit 18 liter/menit kurang optimal karena
karena kecepatan aliran air yang cepat dan tidak diimbangi oleh kecepatan udara dan
pembuangan panas kurang optimal sehingga dibutuhkan kapasitas pendinginan yang
besar supaya kinerjanya semakin baik.

57
Efektivitas Cooling Tower
50
45.26 45.78
45 42.63
40 37 37.5
Efe k ti v itas , ԑ ( % ) 35 33.5
31
29.5 Sudut 10°
30 27 Sudut 15°
25 Sudut 20°
20
15
10
5
0
6 l/min 12 l/min 18 l/min

Gambar 4.22 Efektivitas Cooling Tower pada Posisi Filler 1

Efektivitas Cooling Tower


60

50
50
Efe kti vitas , ԑ (% )

44.73 45.5
39.5 40.5
40
34.5 35 Sudut 10°
33.5
Sudut 15°
30 29 Sudut 20°

20

10

0
6 l/min 12 l/min 18 l/min

Gambar 4.23 Efektivitas Cooling Tower pada Posisi Filler 2

Efektivitas Cooling Tower


60
52.6 53.6
E fe k ti v it as , ԑ (% )

50 48
42 42.5 43.5
40 39
35 Sudut 10°
32.2 Sudut 15°
30 Sudut 20°

20

10

0
6 l/min 12 l/min 18 l/min

Gambar 4.24 Efektivitas Cooling Tower pada Posisi Filler 3

58
Gambar 4.22, Gambar 4.23 dan Gambar 4.24 memperlihatkan grafik
efektivitas cooling tower. Kemampuan cooling tower dalam mendinginkan air
bertemperatur tinggi akibat adanya kontak dengan filling material dalam menyerap
sejumlah kalor menjadi air bertemperatur rendah. Nilai range besar dan mendekati
approach menunjukkan bahwa semakin besar kemampuan cooling tower dalam
menyerap dan melepaskan panas.

Gambar 4.22 menunjukkan efektivitas cooling tower pada posisi filler 1,


grafik menunjukkan bahwa nilai paling besar terdapat pada debit 6 l/min dengan
sudut 20° dengan nilai efektivitasnya 45,78 % dan nilai paling rendah terdpat pada
debit 18 l/min dengan sudut 10° dengan nilai efektivitasnya 27,00%. Gambar 4.23
menunjukkan efektivitas cooling tower pada posisi filler 2, grafik menunjukkan
bahwa nilai paling besar terdapat pada debit 6 l/min dengan sudut 20° dengan nilai
efektivitasnya 50,00% dan nilai paling rendah terdpat pada debit 18 l/min dengan
sudut 10° dengan nilai efektivitasnya 29,00%. Gambar 4.24 menunjukkan
efektivitas cooling tower pada posisi filler 3, grafik menunjukkan bahwa nilai paling
besar terdapat pada debit 6 l/min dengan sudut 20° dengan nilai efektivitasnya
53,20% dan nilai paling rendah terdpat pada debit 18 l/min dengan sudut 10° dengan
nilai efektivitasnya 32,20%.

59
BAB V

PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan, perhitungan dan analisa dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:

1. Pengaruh variasi debit air pada pengaturan katub air pada cooling tower
mengakibatkan perubahan nilai Range (°C), Approach (°C), Efektivitas (%)
,Kapasitas pendinginan (kJ/s) , Kapasitas pendinginan spesifik (kJ/s.m2) dan
Debit air spesifik (kg/s.m2). Untuk debit 6 liter/menit menunjukkan efektivitas
cooling tower yang maksimal.Nilai efektivitas 6 liter/menit paling tinggi yaitu
pada filler 3 dengan nilai efektivitas yaitu 53,60 %, 52,60 % dan 48 %. Untuk
debit 18 liter/menit filler 1 menunjukkan nilai efektivitas yang rendah yaitu 31 %,
29,50 %, dan 27 %. Hal ini disebabkan karena kecepatan aliran air yang cepat
dan tidak diimbangi oleh kecepatan udara, sehingga pembuangan panas kurang
optimal.
2. Pengaruh variasi posisi sudut pada setiap filler cooling tower mengakibatkan
perubahan nilai Range (°C), Approach (°C), Efektivitas (%) ,Kapasitas
pendinginan (kJ/s) , Kapasitas pendinginan spesifik (kJ/s.m2) dan Debit air
spesifik (kg/s.m2). Nilai range pada sudut 20° dan debit air 6 liter/ menit pada
filler 1, filler 2 dan filler 3 menunjukkan nilai paling besar. Dan pada sudut 10°
pada filler 1, filler 2, dan filler 3 nilai paling rendah.Untuk sudut 20° posisi filler
3 merupakan posisi terbaik karena kecepatan udara dari bawah ke atas bertambah
banyak dan udara yang mendingikan air semakin banyak juga.Dan pada sudut
10° pada filler 1 menunjukkan posisi kurang baik , karena pengisi berada di atas
di dekat fan sehingga kecepatan udara dari bawah ke atas semakin berkurang dan
udara yang mendinginkan air semakin sedikit sehingga mempengaruhi nilai
efektivitas.

60
5.2 Saran
Penelitian mengenai analisis pengaruh variasi debit air dan ketinggian posisi
pengisi ijuk terhadap efektivitas cooling tower telah selesai diselesaikan,maka
disarankan beberapa hal berikut ini:
1. Penelitian ini masih terbatas pada analisa pengaruh kecepatan air yang
mempengaruhi debit air yang masuk pada cooling tower. Penelitian lanjutan
diharapkan dapat memvariasikan komponen lebih banyak lagi seperti variasi
bahan pengisi dan debit air yang masuk pada cooling tower. Sehingga
memperoleh efektivitas cooling tower yang semakin baik.
2. Penelitian ini menggunakan satu kipas (fan) yang diletakkan diatas cooling
tower , diharapkan pada penelitian selanjutnya untuk menggunakan dua kipas
(fan) untuk mendapatkan kinerja yang lebih maksimal.
3. Penelitian ini memvariasikan posisi sudut pada filling material , diharapkan
penelitian lanjutan untuk memvariasikan posisi filling material seperti posisi
horizontal dan vertikal.

61
DAFTAR PUSTAKA

[1] Joko S , (2018). Pengaruh Penambahan Kisi-Kisi Pada Kinerja Cooling


Tower.Kediri : Jurusan Teknik, Fakultas Teknik, Universitas Nusantara PGRI Kediri.
1 2
[2] Ahmad M dan Zicko P . (2018). Analisis Efektivitas Mesin Cooling Tower
Menggunakan Range dan Approach. Yogyakarta : Jurnal Jurusan Teknik Industri,
Fakultas Teknik, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta.

[3] Raden S.P. (2015) Analisa perhitungan beban cooling tower pada fluida di mesin
injeksi plastik. Jakarta: Jurnal Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas
Mercu Buana.
[4] Puspawan, Angky. (2019) ‘The Effectivness of Cooling Tower of Mechanical
Draft-Unit 3 Steam Power Plant Case Study in PT.PLN (Persero), Bukit Asam
Sector, Tanjung Enim Regency, South Sumatera Province’ Jurnal Ilmiah Teknik
Mesin (JTM), Vol. 3, No. 2, Oktober 2019, ISSN No. 2597-4254.
http://repository.unib.ac.id/20544/

[5] Puspawan, Angky. ( 2011) ‘ Studi Eksperimental Perbandingan Efektivitas


Cooling Water Dengan Menggunakan Fill Dan Tanpa Fill Terhadap Pengaruh
Variasi Temperatur Masukan’ Teknosia, Vol. 11, No. 9, Hal. 28-39, Tahun V,
September 2011, ISSN 1978-8819. http://repository.unib.ac.id/6911/

[6] Ferbrianto, Jeri. Angky Puspawan., dan Yovan Witanto. ( 2015 ) ‘ Kaji
Eksperimental Efektivitas Menara Pendingin ( CT ) Terhadap Variasi Volume Media
Pendinginan Aquades Dan Cooling Liquid Pada Computer ‘ Undergraduated Thesis,
Universitas Bengkulu. http://repository.unib.ac.id/10473/

[7] Yopi H , (2015). “Analisis Performa Cooling Tower LCT 400 Pada PT.XYZ,
Tambun Bekasi” Jurnal Imiah Teknik Mesin, Universitas Islam 45 Bekasi.

[8] Sularso,dan Tahara ,H., 2000 .Pompa dan Kompresor. Jakarta: PT Pradnya
Paramita.

62
[9] Tri Wahyudi, 2014. Penggunaan Ijuk Dan Sabut Kelapa Terhadap Kuat Tekan
Pada Beton K-100. Jurnal Teknik Sipil, Fakultas teknik Universitas Pasir Pengaraian.
[10] Puspawan, Angky. ( 2015 ) ‘Puspawan, Angky. ( 2015 ) ‘ Analisa Efektivitas
Heat Exchanger Pada Kondisi Operasi Studi Kasus Di Unit 1 Pembangkit Listrik
Tenaga Air ( PLTA) Musi PT. PLN-PERSERO, Kec. Ujan Mas, Kab. Kepahiang,
Provinsi Bengkulu. Telematik, Vol. 7 No. 1. pp.2-13. ISSN 1979-8555.
http://repository.unib.ac.id/10481/

[11] Puspawan, Angky. ( 2017 ) ‘ Estimation Study Effectiveness Of Heat Exchanger


And Design Of Heat Exchanger As Reference For Maintenance Work ( Case Study In
The Musi Hydropower Of Ujan Mas, Kepahiang Regency, Bengkulu Province ).
Rekayasa Mekanik, Vol. 1. No. 1. Hal. 1-8. ISSN 2597-4254.
http://repository.unib.ac.id/17173/

[12] Martha, Stevan Indo. Angky Puspawan., dan Afdal Kurniawan. (2014) ‘ Kaji
Eksperimental Efektivitas Cooling Tower Mini Pada Komputer’. Undergraduated
thesis, Universitas Bengkulu. http://repository.unib.ac.id/9242/

63
LAMPIRAN

64
Lampiran 1

Cara Pembuatan Filling Material Ijuk

1.Siapkan bahan yaitu ijuk .Bersihkan ijuk dari debu yang menempel pada ijuk. Dapat
dilihat pada Gambar berikut ini:

Gambar 1.Ijuk

2.Kemudian ijuk dibuat dalam bentuk tali dengan cara dipilin memanjang .Dapat
dilihat pada Gambar 2 berikut ini:

Gambar 2. Tali Ijuk

3. Buat dudukan/bingkai persegi dengan menggunakan kayu/ bambu . Kemudian ijuk


diikat dan dililit pada bingkai .

65
Gambar 3. Filling material Ijuk

Lampiran 2 Posisi Sudut Filler 1, Filler 2 dan Filler 3

1.Posisi filler 1 dengan sudut α=10° , α=15° dan α=20°

2.Posisi filler 2 dengan sudut α=10° , α=15° dan α=20°

66
3.Posisi filler 3 dengan sudut α=10° , α=15° dan α=20°

Cooling tower ini memiliki satu exhaust fan yang dipasang diatas cooling
tower. Pada pengujian cooling tower digunakan variasi sudut pada filler 1, filler 2
dan filler 3. Filler 1 diletakkan paling atas atau di dekat exhaust fan , filler 2
diletakkan di tengah cooling tower dan filler 3 diletakkan paling bawah (dapat dilihat
pada Gambar 3.17 diatas) .Pengujian dilakukan pada filler 1, filler 2 dan filler 3
dengan sudut 10°,sudut 15° dan sudut 20°dengan debit 6 l/min , 12 l/min dan 18
l/min.

67
Lampiran 2 Hasil Pengujian Di Tiap Filler Dengan Variasi Sudut Dan Variasi Debit
Air.

68
69
70
71
72

Anda mungkin juga menyukai