OLEH :
ARDINAL SIPAHUTAR
G1C014027
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
2020
i
ABSTRAK
Dalam penelitian ini posisi sudut (α) filler dan debit air yang masuk ke
cooling tower mempengaruhi kinerja dari cooling tower tersebut. Perpaduan
antara kedua variasi tersebut diharapkan akan menghasilkan panas yang dibuang
ke atsmosfir lebih banyak. Peningkatan debit air yang masuk ini dilakukan
dengan mengatur kran dan disesuaikan dengan alat ukur debit air berbasis
Arduino, sehingga debit air yang masuk dapat diketahui.Penelitian ini difokuskan
pada variasi debit air yaitu 6 liter/menit, 12 liter/menit, 18 liter/menit dan variasi
posisi sudut pada filler 1, filler 2 dan filler 3 yaitu α=10°, α=15° dan α=20°.
Untuk debit air 6 liter/menit menunjukkan efektivitas cooling tower yang
maksimal. .Nilai efektivitas 6 liter/menit paling tinggi yaitu pada filler 3 dengan
nilai efektivitas yaitu 53,60% , 52,60% dan 48,00% . Untuk debit 18 liter/menit
filler 1 menunjukkan nilai efektivitas yang rendah yaitu 31,00% , 29,,50%, dan
27,00%. Untuk sudut 20° posisi filler 3 merupakan posisi terbaik karena
kecepatan udara dari bawah ke atas bertambah banyak dan udara yang
mendingikan air semakin banyak juga.Dan pada sudut 10° pada filler 1
menunjukkan posisi kurang baik , karena pengisi berada di atas di dekat fan
sehingga kecepatan udara dari bawah ke atas semakin berkurang dan udara yang
mendinginkan air semakin sedikit sehingga mempengaruhi nilai efektivitas.
Kunci: Cooling tower, Efektivitas, debit air , posisi sudut filler (α)
ii
ABSTRACT
In the research the position angel (α) filling material and the flow water that
enters the cooling tower affect the performance of the cooling tower.The combination
between the two variations is expected to generate heat rejected to atsmosfir.
Increased discharge of incoming in water is done by setting the faucet and adjusted
with Arduino-based flow water, so that the flow water discharge can be known. This
research is focused on variations of water discharge which are 6 liters / minute, 12
liters / minute, 18 liters / minute and variations in position angle (α) filler 1, filler 2
and filler 3 are α = 10 °, α = 15 ° and α = 20 °. For flow water of 6 liters / minute
shows the maximum effectiveness of cooling tower. The effectiveness value of 6
liters / minute is in filler 3 of 53,60% , 52,60% dan 48,00%. For flow water of 18
liters / minute in filler 1shows a low effectiveness value of 31,00% , 29,50%, dan
27,00%. And the range value at an angle of 20 ° in filler shows the greatest value.
This shows that at an angle of 20 ° is the best position because the velocity of the air
from bottom to top increases and the air that desires more water. At an angle of 10 °
in filler 1shows the position of the cooling tower performance is not good because
the filler is above the fan so that the air velocity from the bottom up decreases and
the air that cools the water less so that it affects the value of effectiveness.
Key words : Cooling tower, effectiveness, flow water, position angle of filling
material (α).
iii
HALAMAN PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Tugas Akhir yang mengambil
topik “ ANALISIS PENGARUH VARIASI DEBIT AIR DAN POSISI SUDUT
FILLER IJUK TERHADAP EFEKTIVITAS COOLING TOWER” tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana disuatu perguruan tinggi,
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah dan
disebut dalam daftar pustaka.
Bengkulu, 2020
ARDINAL SIPAHUTAR
G1C014027
iv
MOTTO
Dalam hidup ini saya memiliki motto yang membuat saya terus berjuang
dan maju terus dan pantang mundur apapun yang saya alami.
Persembahan
Penuh rasa syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
esa atas segala rahnat dan anugrahnya. Karya ini kupersembahkan
kepada:
Tuhan Yesus kristus yang memberi penuh kasih dan
anugrahnya yang besar dalam hidupku.
Bangsa dan Negaraku.
Kedua orang tuaku tercinta yang membesarkanku,
terimakasih atas cinta kasih dan perjuangan serta kasih
yang yag tulus yang diberikan kepadaku, tanpa ada rasa
mengeluh dn putus asa menghadapi diriku, seluruh
dukungan , motivasi dan doa yang kalian berikan akan
selalu ada dalam hidupku sebagai pemacu dalam
semangatku menjalani hari-hariku.
Sipahutar Family (Lae Rado panjaitan, Kakak Renni
Sipahutar, Kakak Susanti sipahutar, Emalia
v
Sipahutar,dan Novalina sipahutar) yang selalu
memberikan motivasi dan semangat.
Semua dosen-dosen Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik, Universitas Bengkulu, yang telah
memberi banyak ilmu , pengalaman, motivasi dan
semangat yang tidak pernah didapat di tempat lain yang
tidak ternilai harganya.
Elia Uliarta B yang selalu menyemangati, mengingatkan
dan mendukungku.
Keluarga Christian Engineering Society, tempat
berkumpul dan berdiskusi tentang apapun. Yang
mmberikan support selama perkuliahan.
Keluarga Teknik Mesin 2014 , Himpunan Mahasiswa
Mesin Universitas bengkulu yang telah berjuang bersama
dalam nikmatnya kuliah dan memberikan dukungan
motivasi yang lebih baik.
Teman-teman di Kontrakan Pejuang S.T (Bg Pirwan, Bg
Benget, Bg Novalis,Bg Jhonson ,Bg Rinaldi ,Bg Lubis, Bg
Dani, Dosman, Vindo, Eko, Pardamean, Boster, Bertino)
yang memberikan support yang baik.
Almamaterku.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa, yang memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.
vi
Tugas Akhir dengan Judul “ANALISIS PENGARUH VARIASI DEBIT AIR
DAN POSISI SUDUT FILLER IJUK TERHADAP EFEKTIVITAS COOLING
TOWER” dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat guna mendapatkan gelar
Sarjana (S.T) pada Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas
Bengkulu
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat dan rahmat-Nya
sehingga laporan skripsi ini dapat terselesaikan.
2. Kedua orang tua dan seluruh keluarga yang telah memberi support dan
doa.Terimakasih Pak, Mak kalian dengan sabar merawat dan mendidik saya
dan membesarkan saya hingga sekarang.
3. Bapak Agus Nuramal S.T.,M.T selaku ketua Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Bengkulu.
4. Bapak Angky Puspawan S.T.,M.Eng selaku pembimbing utama skripsi yang
banyak membantu memberi motivasi , bahkan selalu mencari solusi-solusi
terbaik dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak Yovan Witanto S.T.,M.T selaku pembimbing pendamping skripsi
saya yang telah memberikan banyak saran dan pemikiran-pemikiran serta
masukan yang baik dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak Ahmad Fauzan Suryono S.T.,M.T selaku penguji utama yang telah
memberikan masukan dan saran dalam skripsi ini.
7. Bapak Hendri Van Hoten S.T.,M.T selaku penguji kedua yang telah
memberikan masukan dan saran dalam skripsi ini.
8. Seluruh dosen-dosen dan staf di Program Studi Teknik Mesin Fakultas
Teknik Universitas Bengkulu.
9. Keluarga Teknik mesin 2014 dan Himpunan Mahasiswa mesin (HMM) yang
telah sama-sama berjuang dalam perkuliahan dari awal masuk sampai
sekarang.
vii
10. Seluruh Keluarga Christian Engineering Society tempat berkumpul bersama,
bertukar pikiran dan tempat diskusi selama perkuliahan.
11. Sipahutar Family (Lae Rado panjaitan, Kakak Renni Sipahutar,Eva br
,Panjaitan Kakak Susanti sipahutar, Emalia Sipahutar,dan Novalina
sipahutar) yang selalu memberikan motivasi dan semangat.
12. Senior Teknik Mesin yang telah memberi ide untuk menyelesaikan laporan
skripsi ini.
13. Teman-teman di Kontrakan Pejuang S.T (Bg Pirwan, Bg Benget, Bg
Novalis,Bg Jhonson,Bg Lubis, Bg Dani, Bg Rinaldi ,Dosman, Eko,Vindo,
Pardamean, Boster, Bertino) yang memberikan support yang baik.
Bengkulu, 2020
Penulis
(Ardinal Sipahutar)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i
viii
ABSTRAK....................................................................................................................ii
ABSTRACT.................................................................................................................iii
HALAMAN PERNYATAAN....................................................................................iv
MOTTO........................................................................................................................v
KATA PENGANTAR...............................................................................................vii
DAFTAR ISI...............................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................xi
DAFTAR TABEL......................................................................................................xv
DAFTAR SIMBOL..................................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................................2
1.4 Batasan Masalah..................................................................................................3
1.5 Manfaat Penelitian...............................................................................................3
1.6 Sistematika Penulisan..........................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................4
2.1 Jenis-Jenis Cooling Tower...................................................................................4
2.2 Jenis-Jenis Aliran Angin Mekanik (Mechanical-Draft Cooling Tower).............6
2.3 Kontruksi Cooling Tower....................................................................................8
2.4 Jenis-Jenis Bahan Pengisi..................................................................................10
2.5 Fungsi dan Cara Kerja Cooling Tower..............................................................13
2.6 Kinerja Cooling Tower......................................................................................14
2.7 Parameter Menentukan Kinerja Cooling Tower................................................16
2.8 Pengertian Pompa..............................................................................................19
2.9 Ijuk.....................................................................................................................21
2.10 Air....................................................................................................................22
2.11 Penelitian Terdahulu........................................................................................22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................................24
3.1 Diagram Alir Penelitian.....................................................................................24
ix
3.2 Metode Penelitian..............................................................................................26
3.3 Alat dan Bahan Penelitian.................................................................................26
3.4 Prosedur Pengujian............................................................................................33
3.5 Skema Alat Cooling Tower...............................................................................34
3.6 Skema Sensor Pada Cooling Tower...................................................................35
3.7 Skema Pengujian Cooling Tower....................................................................36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................37
4.1 Hasil...................................................................................................................37
4.2 Pembahasan.......................................................................................................46
BAB V PENUTUP.....................................................................................................60
5.1 Kesimpulan........................................................................................................60
5.2 Saran..................................................................................................................61
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................62
LAMPIRAN...............................................................................................................64
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Menara Pendingin Basah Aliran Angin Alami (Natural-Draft Cooling
Tower)........................................................................................................................5
Gambar 2.2 Menara Pendingin Aliran Angin Mekanik (Mechanical-Draft Cooling
Tower)........................................................................................................................6
Gambar 2.3 Aliran Air Dorong (Forced Draft)........................................................7
x
Gambar 2.5 Kontruksi Cooling Tower.....................................................................8
Gambar 2.9 Grafik Lintasan Udara Pada Menara Pendingin Aliran Berlawanan....13
Gambar 2.11 Grafik Range dan Approach temperatur Pada Cooling Tower...........15
xi
Gambar 3.14 Skema Alat Cooling Tower................................................................34
Gambar 4.1 Grafik Kinerja Cooling Tower pada posisi Filler 1 dengan Sudut
α=10°.....................................................................................................................46
Gambar 4.2 Grafik Kinerja Cooling Tower pada posisi Filler 2 dengan Sudut
α=10°.....................................................................................................................46
Gambar 4.3 Grafik Kinerja Cooling Tower pada posisi Filler 3 dengan Sudut
α=10°..........................................................................................................................47
Gambar 4.4 Grafik Kinerja Cooling Tower pada posisi Filler 1 dengan Sudut
α=15°..........................................................................................................................47
Gambar 4.5 Grafik Kinerja Cooling Tower pada posisi Filler 2 dengan Sudut
α=15°..........................................................................................................................47
Gambar 4.6 Grafik Kinerja Cooling Tower pada posisi Filler 3 dengan Sudut
α=15°..........................................................................................................................48
Gambar 4.7 Grafik Kinerja Cooling Tower pada posisi Filler 1 dengan Sudut
α=15°..........................................................................................................................48
Gambar 4.8 Grafik Kinerja Cooling Tower pada posisi Filler 2 dengan Sudut
α=15°...........................................................................................................................49
Gambar 4.9 Grafik Kinerja Cooling Tower pada posisi Filler 3 dengan Sudut
α=20°...........................................................................................................................49
Gambar 4.10 Grafik Evaporation loss(WE), Drift Loss(WD), Blow down (WB) dan
Make Up Water pada posisi Filler 1 dengan Q water =6 l/min,12 l/min,18 l/min dan α
=10°.............................................................................................................................51
xii
Gambar 4.11 Grafik Evaporation loss(WE), Drift Loss(WD), Blow down (WB) dan
Make Up Water pada posisi Filler 1 dengan Q water =6 l/min,12 l/min,18 l/min dan α
=15°.............................................................................................................................51
Gambar 4.12 Grafik Evaporation loss(WE), Drift Loss(WD), Blow down (WB) dan
Make Up Water pada posisi Filler 1 dengan Q water =6 l/min,12 l/min,18 l/min dan α
=20°.............................................................................................................................52
Gambar 4.13 Grafik Evaporation loss(WE), Drift Loss(WD), Blow down (WB) dan
Make Up Water pada posisi Filler 2 dengan Q water =6 l/min,12 l/min,18 l/min dan α
=10°.............................................................................................................................52
Gambar 4.14 Grafik Evaporation loss(WE), Drift Loss(WD), Blow down (WB) dan
Make Up Water pada posisi Filler 2 dengan Q water =6 l/min,12 l/min,18 l/min dan α
=15°.............................................................................................................................53
Gambar 4.15 Grafik Evaporation loss(WE), Drift Loss(WD), Blow down (WB) dan
Make Up Water pada posisi Filler 2 dengan Q water =6 l/min,12 l/min,18 l/min dan α
=20°.............................................................................................................................53
Gambar 4.16 Grafik Evaporation loss(WE), Drift Loss(WD), Blow down (WB) dan
Make Up Water pada posisi Filler 3 dengan Q water =6 l/min,12 l/min,18 l/min dan α
=10°.............................................................................................................................54
Gambar 4.17 Grafik Evaporation loss(WE), Drift Loss(WD), Blow down (WB) dan
Make Up Water pada posisi Filler 2 dengan Q water =6 l/min,12 l/min,18 l/min dan α
=15°.............................................................................................................................54
Gambar 4.18 Grafik Evaporation loss(WE), Drift Loss(WD), Blow down (WB) dan
Make Up Water pada posisi Filler 2 dengan Q water =6 l/min,12 l/min,18 l/min dan α
=20°.............................................................................................................................55
Gambar 4.19 Kapasitas Pendinginan Cooling Tower pada posisi Filler 1...............56
Gambar 4.20 Kapasitas Pendinginan Cooling Tower pada posisi Filler 2................56
xiii
Gambar 4.21 Kapasitas Pendinginan Cooling Tower pada posisi Filler 3................56
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1Kebutuhan Filling Material........................12
Tabel 4.1 Hasil Data Pengujian Cooling Tower pada posisi Filler 1.........................37
Tabel 4.2 Hasil Data Pengujian Cooling Tower pada posisi Filler 1.........................38
Tabel 4.3 Hasil Data Pengujian Cooling Tower pada posisi Filler 1.........................39
Tabel 4.4 Data Hasil Perhitungan Cooling Tower Range (°C), Approach (°C),
Efektivitas (%) ,Kapasitas pendinginan (kJ/s) , Kapasitas pendinginan Spesifik
(kJ/s.m2) dan Debit air spesifik (kg/s.m2) pada posisi Filler 1.................................40
xiv
Tabel 4.5 Data Hasil Perhitungan Cooling Tower Range (°C), Approach (°C),
Efektivitas (%) ,Kapasitas pendinginan (kJ/s) , Kapasitas pendinginan Spesifik
(kJ/s.m2) dan Debit air spesifik (kg/s.m2) pada posisi Filler 2....................................41
Tabel 4.6 Data Hasil Perhitungan Cooling Tower Range (°C), Approach (°C),
Efektivitas (%) ,Kapasitas pendinginan (kJ/s) , Kapasitas pendinginan Spesifik
(kJ/s.m2) dan Debit air spesifik (kg/s.m2) pada posisi Filler 3....................................42
Tabel 4.7 Data Hasil Perhitungan Kehilangan Air Akibat Evaporation (WE) ,
Kehilangan Air Akibat Drift Loss (WD), Kehilangan Air Akibat Blow Down (WB) dan
Make up Water Cooling Tower (Make Up WaterCT) pada posisi Filler 1..................43
Tabel 4.8 Data Hasil Perhitungan Kehilangan Air Akibat Evaporation (WE) ,
Kehilangan Air Akibat Drift Loss (WD), Kehilangan Air Akibat Blow Down (WB) dan
Make up Water Cooling Tower (Make Up WaterCT) pada posisi Filler 2..................44
Tabel 4.9 Data Hasil Perhitungan Kehilangan Air Akibat Evaporation (WE) ,
Kehilangan Air Akibat Drift Loss (WD), Kehilangan Air Akibat Blow Down (WB) dan
Make up Water Cooling Tower (Make Up WaterCT) pada posisi Filler 1...................45
DAFTAR SIMBOL
xv
WE = Kehilangan air akibat Evaporation (m3/jam)
kJ =kilo Joule
°C = Derajat Celcius
K =Kelvin
s =second/detik
m2 =
meter kuadrat
m3 =
meter kubik
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
1
ketinggian pengisi 100 cm dan debit air 12 liter/menit menghasilkan laju penguapan
sebesar 0,28 liter /menit.
Pada penelitian cooling tower konvensional ini akan divariasikan debit air yang
masuk kedalam cooling tower dan dimodifikasi dengan menggunakan bahan pengisi
ijuk yang ramah lingkungan dan mudah didapatkan.Ijuk juga bisa berfungsi sebagai
penyerap panas dan bisa juga sebagai penyaring air yang baik. Posisi sudut filling
material ditentukan dengan adanya variasi sudut. Pemilihan variasi sudut digunakan
karena filling material cooling tower berbentuk miring. Dengan filling material
berbentuk miring akan menahan laju jatuh air lebih lama karena air akan turun
perlahan-lahan dan berkumpul pada satu titik sebelum jatuh ke bak penampung
( water basin). Lamanya air tertahan pada filling material akan mempengaruhi laju
penguapan air dan akan menghasilkan pembuangan panas ke atmosfer lebih
optimal.Cooling tower ini menggunakan satu exhaust fan yang dipasang diatas
cooling tower.
2
1.4 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Fluida dalam cooling tower diasumsikan konstan.
2. Sistem aliran air terisolasi sempurna.
3. Temperatur masuk cooling tower 60 °C.
4. Variasi debit air yaitu 6 liter/menit, 12 liter/menit, 18 liter/menit.
5. Sudut posisi filler pengisi ijuk yaitu 10°, 15°, 20°.
6. Tebal filling material ijuk yaitu 3 cm.
7. Hanya menggunakan satu kipas (fan) yang dipasang diatas cooling tower.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut EL. Wakil, menara pendingin basah (wet cooling tower) secara
garis besar dibagi menjadi dua, yaitu jenis menara pendingin basah aliran angin
alami (natural-draft cooling tower) dan menara pendingin aliran angin mekanik
(mechanical- draft cooling tower).
4
lebih tinggi daripada udara atmosfer sekitarnya. Menara pendingin basah aliran angin
alami ini memiliki tinggi bisa mencapai puluhan meter. Menara pendingin basah
aliran angin alami (natural-draft cooling tower) dapat dilihat pada Gambar 2.1
Menara pendingin aliran angin mekanik ini udara mengalir karena adanya
kipas yang digerakkan secara mekanik. Fungsi kipas adalah mendoroang udara
(forced-draft) atau menarik udara melalui menara (induced-draft) yang dipasang
diatas atau dibawah menara. [2]
5
Gambar 2.2 Menara Pendingin Aliran Angin Mekanik (Mechanical-
Draft Cooling Tower). [2]
6
Gambar 2.3 Aliran Angin Dorong (forced-draft) [3]
7
2.3 Kontruksi Cooling Tower
Adapun kontruksi dari cooling tower dapat dilihat pada Gambar 2.5
Fan
Filling material
Pipa Sprinkler
casing
ventilasi
Inlet Louver
Cool water outlet
Water basin
[4]
Gambar 2.5 Kontruksi Cooling Tower
1. Kipas (fan)
Kipas merupakan bagian terpenting dari sebuah menara pendingin
karena berfungsi untuk menarik udara dingin dan mensirkulasikan udara
tersebut di dalam menara untuk mendinginkan air. Jika kipas tidak berfungsi
maka kinerja menara pendingin tidak akan optimal. Kipas digerakkan oleh
motor listrik yang dikopel langsung dengan poros kipas.
2. Kerangka Pendukung (Tower Support)
Kerangka pendukung cooling tower berfungsi untuk mendukung
menara pendingin agar dapat berdiri kokoh dan tegak.
8
3. Rumah menara pendingin( Casing)
Casing berfungsi sebagai rumah dari komponen-komponen cooling
tower sehingga harus memiliki ketahanan yang baik terhadap segala cuaca
agar komponen awet dan memiliki umur pakai yang lama.
4. Pipa Sprinkler
Berfungsi untuk mensirkulasikn air secara merata pada menara
pendingin, sehingga perpidahan kalor air dapat menjadi efektif dan efisien.
5. Penampung air (Water Basin)
Berfungsi sebagai pengumpul air sementara yang jatuh dari filling
material sebelum disirkulasikan kembali ke kondensor. Kolam air dingin
terletak pada bagian bawah menara . kolam biasanya memiliki sebuah lubang
atau titik terendah untuk pengeluaran air dingin.
6. Ventilasi
Adalah pergerakan udara masuk dan keluar dari ruangan tertutup.
7. Lubang udara (inlet louver)
9
bisa berada pada seluruh sisi menara (desain aliran melintang) .
Tempat dimana temperatur air yang panas masuk melalui aliran pipa.
[4]
10
kalor yang sama dalam volume yang lebih kecil daripada bahan pengisi jenis
splash, dapat dilihat pada Gambar 2.7
11
[5]
Tabel 2.1. Kebutuhan Filling Material
12
2.5 Fungsi dan Cara Kerja Cooling Tower
Gambar 2.9 Grafik Lintasan Udara Pada Menara Pendingin Aliran Berlawanan[6]
13
lalu mengalir jatuh ke bahan pengisi.
Sistem ini sangat efektif dalam proses pendinginan air karena suhu
kondensasinya sangat rendah mendekati suhu wet-bulb udara. Didalam
cooling tower juga dipasang katup make up water untuk menambah kapasitas
air pendingin jika terjadi kehilangan air ketika proses evaporative cooling
sedang berlangsung. [6] Skema kerja cooling tower dapat dilihat pada Gambar
2.10
14
2. Temperatur udara dry bulb
3. Temperatur air masuk cooling tower
4. Temperatur air keluar cooling tower
5. Temperatur udara keluar
6. Laju aliran air
Gambar 2.11. Grafik Range Dan Approach Temperatur Pada Cooling Tower[7]
15
2.7 Parameter Menentukan Kinerja Cooling Tower
Parameter terukur untuk menentukan kinerja cooling tower adalah sebagai
berikut:
a. Range
b. Approach
c. Efektivitas
Merupakan perbandingan antara range dan range ideal (dalam
persentase), yaitu perbedaan antara suhu masuk air pendingin dan suhu wet
bulb ambien. Semakin tinggi perbandingan ini, maka semakin tinggi
efektivitas cooling tower.
Range
Efektivitas (ԑ) =
(Range+ Approach)
x 100%................................
(2.3)
16
d. Kapasitas Pendinginan
q = ṁ. Cp. ΔT.................................................................................(2.4)
q
q spec = A CT ......................................................................................
(2.5)
di mana:
Sesuai dengan ukuran luas penampang cooling tower dan debit air,
maka dapat dihitung debit air spesifik dengan rumus sebagai berikut:
17
ṁ
ṁspec = .................................................................................
A CT
(2.6)
di mana:
G= Qudara x ρudara.............................................................................(2.7)
WD = 0,2 % × Qwater..................................................................,................(2.10)
WE
WB = ..................................................................................................
1,7−1
(2.11)
18
2.8 Pengertian Pompa
Pompa adalah suatu alat yang berfungsi untuk memindahkan fluida dari suatu
tempat ketempat lain melalui media instalasi pemipaan dengan terjadinya perubahan
tekanan pada fluida yang berlangsung secara terus menerus (countinue). Perubahan
tekanan terjadi pada bagian hisap (suction) dan keluaran (discharge) pompa. Pompa
digerakkan dengan menggunaan motor ataupun turbin.
19
suction discharge
3. Pompa dinding
Pompa yang memiliki poros tumggal ini bekerja dengan sebuah rotor
berbentuk silinder yang diberi aluran-aluran lurus pada kelilingnya.Dapat
dilihat pada Gambar 2.14
Prinsip kerja pompa tekanan statis adalah memberikan tekanan fluida secara
periodik pada fluida yang terkurung di dalam rumah pompa. Pompa tekanan dinamis
disebut juga rotodynamic pump, turbo pump. Pompa yang termasuk ini adalah:
pompa jet dan pompa sentrifugal. [8]
20
Gambar 2.15 Pompa Sentrifugal[8]
2.9 Ijuk
Ijuk yang dihasilkan pohon aren mempunyai sifat fisik diantaranya : berupa
helaian benang (serat) berwarna hitam, berdiameter kurang dari 0,5 mm, bersifat
kaku dan ulet (tidak mudah putus). Selama ini pemanfaatan ijuk belum terlalu
banyak yaitu diantaranya sebagai bahan pembuat sapu dan tali tambang. Masih
banyak serat ijuk yang belum dimanfaatkan sehingga terbuang percuma.
Perkembangan teknologi memungkinkan perluasan pemanfaatan serat ijuk,
diantaranya sebagai pengisi bahan bangunan. Ijuk bersifat lentur dan tidak mudah
rapuh, sangat tahan terhadap genangan asam termasuk genangan air laut yang
mengandung garam. [9]
Selulosa 51,54
Hemiselulosa 15,88
Lignin 43,09
Air 8,9
Abu 2,54
21
2.10 Air
Air merupakan zat cair yang tidak ada rasa, warna dan bau pada kondisi
standar,yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0 °C), yang
terdiri dari hidrogen dan oksigen dengan rumus kimiawi H 2O. Satu molekul air
tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom
oksigen. Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang sanagat penting, yang memiliki
kemampuan untuk melarutkan banyak zat-zat kimia lainnya, seperti garam-garam,
gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.Kalor jenis air
adalah sebesar 4,2 x 103 kJ/kg.K.
22
Perubahan temperatur air tertinggi terjadi pada variasi suhu awal 70°C, tinggi 200
cm, tanpa atau dengan bahan pengisi, dengan nilai 17 °C dan 23°C.
Penelitian Yohanes (2010) tentang “Karakteristik Menara Pendingin dengan
Bahan Isian Ijuk”. Dari hasil penelitian didapatkan Rentang nilai rata-rata
karakteristik menara, NTU adalah 0,652-0,331, dan efektivitas perpindahan kalor,
Eff adalah (35,9-19,0)%, ini berlaku untuk kisaran rasio laju aliran massa air/udara,
mw/ms = 4,46-9,48.
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Diagram Alir Penelitian
Langkah-langkah pada tugas akhir ini dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Mulai
Penentuan Topik
Data Input:
Qwater =......liter/menit
24
A
Data Output:
Range
Efektivitas CT(%) =
(Range+ Approach)
x 100 (%)
q = q = ṁ. Cp. ΔT (kJ/s)
q
qspec = qspec = A CT ( kJ/s. m2)
ṁ
ṁspec = (kg/s..m2)
A CT
WE
WB = (m3/jam)
1,7−1
Pembahasan
Kesimpulan
Selesai
25
3.2 Metode Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan alat dan bahan yaitu sebagai berikut:
Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Cooling Tower
26
2. Kipas (fan)
Spesifikasi:
Berat :± 3.65 Kg
27
3. Pompa (Pump)
Spesifikasi Pompa:
28
4. Alat Debit Ukur Air
1.Kabel Jumper
2.Board arduino
4.Arduino Uno
29
Gambar 3.6 Thermocouple Digital Type-K
6. Thermometer
7. Digital Thermometer
30
8. Pipa
9. Katub
31
11. Water Heater ( Pemanas air )
Merupakan alat yang digunakan untuk menaikkan temperatur air yang
dibutuhkan untuk penelitian. Dapat dilihat pada Gambar 3.12
3.3.2 Bahan
1. Air
2. Ijuk
32
3.4 Prosedur Pengujian
3.4.1 Persiapan Alat Pengujian
33
6. Pengumpulan data
7. Perhitungan data
Keterangan Gambar :
1. Sumber Arus
2. Exhaust Fan
3. Pompa Shimizu
4. Pipa Air Masuk
5. Kran Pengatur Debit
6. Sensor Debit Air
berbasis Arduino
7. Fentilasi Udara
Hisap
8. Pipa Air Keluar
34
3.6 Skema Sensor Pada Cooling Tower
Pada pengujian cooling tower untuk mengukur temperatur memerlukan alat
ukur. Adapun pemasangan alat ukur pada titik-titik yang ditentukan yaitu sebagai
berikut:
1. Tin = Temperatur air masuk cooling tower.
2. Tout = Temperatur air keluar cooling tower.
3. Twb = Temperatur welt bulb udara masuk cooling tower.
4. Tdb = Temperatur dry bulb udara masuk cooling tower.
Letak sensor temperatur pada cooling tower dapat dilihat pada Gambar 3.15
Pada pengujian cooling tower temperatur akan terlihat pada lcd sensor, dapat
dilihat pada Gambar 3.16
T outlet T inlet
35
3.7 Skema Pengujian Cooling Tower
Skema pengujian pada cooling tower dapat dilihat pada Gambar 4.7
36
BAB IV
Tabel 4.1 Hasil Data Pengujian Cooling Tower pada Posisi Filler 1
10 12 60 53,30 40 42
10 18 60 54,60 40 42
15 6 60 51,40 41 43
15 12 60 52,60 40 42
15 18 60 54,10 40 42
20 6 60 51,30 41 43
20 12 60 52,50 40 42
20 18 60 53,80 40 42
37
Tabel 4.2 Hasil Data Pengujian Cooling Tower pada Posisi Filler 2
10 12 60 52,60 40 42
10 18 60 54,10 40 42
15 6 60 50,90 41 43
15 12 60 52,10 40 42
15 18 60 53,30 40 42
20 6 60 50,50 41 43
20 12 60 51,50 40 42
20 18 60 53,00 40 42
38
Tabel 4.3 Hasil Data Pengujian Cooling Tower pada Posisi Filler 3
10 12 60 51,60 40 42
10 18 60 53,80 40 42
15 6 60 50,00 41 43
15 12 60 51,50 40 42
15 18 60 53,00 40 42
20 6 60 49,80 41 43
20 12 60 51,30 40 42
20 18 60 52,20 40 42
Pengujian dilakukan pada cooling tower dengan variasi sudut yaitu sudut
10°,sudut 15° dan sudut 20°. Dan variasi debit air yang digunakan yaitu 6 liter/menit ,
12 liter/menit dan 18 liter/ menit. Pengujian dilakukan pada posisi filler 1, posisi
filler 2 dan posisi filler 3 dengan variasi sudut dan variasi debit air
39
Adapun hasil data perhitungan data hasil perhitungan cooling tower : range
(°c), approach (°c), efektivitas (%) ,kapasitas pendinginan (kJ/s) , kapasitas
pendinginan spesifik (kJ/s.m2) dan debit air spesifik (kg/s.m2).dapat dilihat pada tabel
4.4 , tabel 4.5 dan tabel 4.6
Tabel 4.4 Data Hasil Perhitungan Cooling Tower Range (°C), Approach (°C),
Efektivitas (%) ,Kapasitas pendinginan (kJ/s) , Kapasitas pendinginan Spesifik
(kJ/s.m2) dan Debit air spesifik (kg/s.m2) pada Posisi Filler 1.
40
Tabel 4.5 Data Hasil Perhitungan Cooling Tower Range (°C), Approach (°C),
Efektivitas (%) ,Kapasitas pendinginan (kJ/s) , Kapasitas pendinginan Spesifik
(kJ/s.m2) dan Debit air spesifik (kg/s.m2) pada Posisi Filler 2.
41
Tabel 4.6 Data Hasil Perhitungan Cooling Tower Range (°C), Approach (°C),
Efektivitas (%) ,Kapasitas pendinginan (kJ/s) , Kapasitas pendinginan Spesifik
(kJ/s.m2) dan Debit air spesifik (kg/s.m2) pada Posisi Filler 3.
42
Adapun data hasil perhitungan kehilangan air akibat evaporation (WE) ,
kehilangan air akibat drift loss (WD), kehilangan air akibat blow down (WB) dan make
up water cooling tower (Make Up WaterCT).Dapat dilihat pada tabel 4.7 , tabel 4.8
dan tabel 4.9 berikut ini:
Tabel 4.7 Data Hasil Perhitungan Kehilangan Air Akibat Evaporation (WE) ,
Kehilangan Air Akibat Drift Loss (WD), Kehilangan Air Akibat Blow Down (WB) dan
Make up Water Cooling Tower (Make Up WaterCT) pada Posisi Filler 1.
43
Tabel 4.8 Data Hasil Perhitungan Kehilangan Air Akibat Evaporation (WE) ,
Kehilangan Air Akibat Drift Loss (WD), Kehilangan Air Akibat Blow Down (WB) dan
Make up Water Cooling Tower (Make Up WaterCT) pada Posisi Filler 2
44
Tabel 4.9 Data Hasil Perhitungan Kehilangan Air Akibat Evaporation (WE) ,
Kehilangan Air Akibat Drift Loss (WD), Kehilangan Air Akibat Blow Down (WB) dan
Make up Water Cooling Tower (Make Up WaterCT) pada Posisi Filler 3
45
4.2 Pembahasan
Untuk memudahkan dalam pembahasan hasil dari pengujian cooling
tower, maka dibuat kedalam beberapa grafik berikut ini:
Grafik karakteristik dan kinerja cooling tower pada posisi filler 1
,filler 2 dan filler 3 pada sudut α=10° dapat dilihat pada Gambar 4.1, Gambar
4.2 dan Gambar 4.3 berikut ini :
60
Temperatur , T(°C)
50
Debit 6 l/min
40 Debit 12 l/min
Debit 18 l/min
30
20
10
0
Tin Tout Twb Tdb Range Approach
Gambar 4.1 Grafik Kinerja Cooling Tower pada posisi Filler 1 dengan Sudut α=10°
60
Tem p eratu r , T(°C)
50
Debit 6 l/min
40 Debit 12 l/min
Debit 18 l/min
30
20
10
0
Tin Tout Twb Tdb Range Approach
Gambar 4.2 Grafik Kinerja Cooling Tower pada posisi Filler 2 dengan Sudut α=10°
46
Performance Cooling Tower
70
60
T em p era t u r , T (°C)
50
Debit 6 l/min
40 Debit 12 l/min
Debit 18 l/min
30
20
10
0
Tin Tout Twb Tdb Range Approach
Gambar 4.3 Grafik Kinerja Cooling Tower pada posisi Filler 3 dengan Sudut α=10°
Grafik karakteristik dan kinerja cooling tower pada posisi filler 1,filler 2 dan
filler 3 pada sudut α=15° dapat dilihat pada Gambar 4.4, Gambar 4.5 dan Gambar 4.6
berikut ini:
60
50
Debit 6 l/min
40 Debit 12 l/min
Debit 18 l/min
30
20
10
0
Tin Tout Twb Tdb Range Approach
Gambar 4.4 Grafik Kinerja Cooling Tower pada posisi Filler 1 dengan Sudut α=15°
60
Tem p era tu r , T(°C)
50
Debit 6 l/min
40 Debit 12 l/min
Debit 18 l/min
30
20
10
0
Tin Tout Twb Tdb Range Approach
47
Gambar 4.5 Grafik Kinerja Cooling Tower pada posisi Filler 2 dengan Sudut α=15°
60
Tem p e ra tu r , T(°C)
50
Debit 6 l/min
40 Debit 12 l/min
Debit 18 l/min
30
20
10
0
Tin Tout Twb Tdb Range Approach
Gambar 4.6 Grafik Kinerja Cooling Tower pada posisi Filler 3 dengan Sudut α=15°
Grafik karakteristik dan kinerja cooling tower pada posisi filler 1 , filler 2
dan filler 3 dapat dilihat pada Gambar 4.7, Gambar 4.8 dan Gambar 4.9 berikut ini:
60
T em p eratu r , T (°C )
50
Debit 6 l/min
40 Debit 12 l/min
Debit 18 l/min
30
20
10
0
Tin Tout Twb Tdb Range Approach
Gambar 4.7 Grafik Kinerja Cooling Tower pada posisi Filler 1 dengan Sudut α=20°
48
Performance Cooling Tower
70
60
Temperatur , T(°C)
50
Debit 6 l/min
40 Debit 12 l/min
Debit 18 l/min
30
20
10
0
Tin Tout Twb Tdb Range Approach
Gambar 4.8 Grafik Kinerja Cooling Tower pada posisi Filler 2 dengan Sudut α=20°
60
Tem p eratu r , T(°C)
50
Debit 6 l/min
40 Debit 12 l/min
Debit 18 l/min
30
20
10
0
Tin Tout Twb Tdb Range Approach
Gambar 4.9 Grafik Kinerja Cooling Tower pada posisi Filler 3 dengan Sudut α=20°
Gambar grafik pada posisi filler 1, posisi filler 2 dan posisi filler 3
memperlihatkan karakteristik cooling tower dan kinerja cooling tower pada sudut
α=10°,15°, dan 20° dengan debit yaitu 6 l/min, 12 l/min dan 18 l/min.Range
mengalami perbedaan suhu yang tidak terlalu jauh pada tiap kondisi.Hal ini
disebabkan karena adanya metode pipa semprotan pada cooling tower yang dibuat
berbentuk spiral dengan adanya penambahan lubang untuk membuat percikan air
sebelum sampai ke bak penampungan (water resin). Air panas (air bertemperatur
tinggi) yang keluar dari lubang pipa secara langsung melakukan kontak dengan udara
sekitar yang bergerak secara paksa karena pengaruh kipas (fan) yang ada pada
cooling tower. Untuk kondisi approach, dimana selisih antara temperatur air keluar
49
dan temperatur welt bulb pada semua kondisi menunjukkan bahwa proses
pendinginan temperatur udara masuk ke temperatur kerja keluar tidak mendekati
temperatur welt bulb (bola basah) sehingga mengindikasikan temperatur lingkungan
kurang berjalan dengan baik. Sedangkan temperatur dry bulb (bola kering)
menunjukkan nilai tidak terlalu jauh, ini mengindikasikan bahwa kelembapan udara
yang terjadi tinggi.
Nilai range pada sudut 20° dan debit air 6 liter/ menit pada posisi filler 1,
posisi filler 2 dan posisi filler 3 menunjukkan nilai paling besar. Hal ini disebabkan
karena pada filler air ditahan lebih lama dan jatuh perlahan-lahan ke suatu titik dan
jatuh ke bak penampungan dalam bentuk tetesan hujan. Nilai range paling besar yaitu
pada sudut 20° dan debit air 6 liter/ menit pada posisi filler 3 dengan nilai range 10,2
°C. Ini menunjukkan bahwa pada sudut 20° merupakan posisi terbaik karena
kecepatan udara dari bawah ke atas bertambah banyak dan udara yang mendinginkan
air semakin banyak juga. Pada sudut 10° pada posisi filler 1 menunjukkan posisi
kinerja cooling tower yang kurang baik karena filling material berada di atas di dekat
fan sehingga kecepatan udara dari bawah ke atas semakin berkurang dan udara yang
mendinginkan air semakin sedikit sehingga mempengaruhi nilai efektivitas.
Debit air 6 liter/menit menunjukkan bahwa pada saat air jatuh ditahan
perlahan-lahan di filling material sehingga memecah aliran air yang jatuh ke
bawah.Berbeda dengan debit air 18 liter/menit aliran air tidak terpecah dengan baik
disebabkan oleh aliran air yang cepat.
Laju Kehilangan Air Di Cooling Tower (Evaporation loss (WE), Drift Loss
(WD), Blow down (WB) dan Make Up Water) pada posisi Filler 1 dapat dilihat pada
Gambar 4.10 , Gambar 4.11 dan Gambar 4.12 berikut ini:
50
Kehilangan Air Di Cooling Tower
0.02
0.01
0.01
0
WE WD WB Make Up Water CT
Gambar 4.10 Grafik Evaporation loss(WE), Drift Loss(WD), Blow down (WB) dan
Make Up Water pada posisi Filler 1 dengan Q water =6 l/min,12 l/min,18 l/min dan α
=10°
0.01
Laju W ater Loss (m3/jam)
0.01
0.01
0
WE WD WB Make Up Water CT
Gambar 4.11 Grafik Evaporation loss(WE), Drift Loss(WD), Blow down (WB) dan
Make Up Water pada posisi Filler 1 dengan Q water =6 l/min,12 l/min,18 l/min dan α
=15°.
51
Kehilangan Air Di Cooling Tower
0.02
0.02
Laju W ate r Loss (m 3 /jam )
0.01
0.01
Q= 6 l/min , α=20°
0.01 Q= 12 l/min , α=20°
Q= 18 l/min , α=20°
0.01
0.01
0
WE WD WB Make Up Water CT
Gambar 4.12 Grafik Evaporation loss(WE), Drift Loss(WD), Blow down (WB) dan
Make Up Water pada posisi Filler 1 dengan Q water =6 l/min,12 l/min,18 l/min dan α
=20°
Laju Kehilangan Air Di Cooling Tower (Evaporation loss (WE), Drift Loss
(WD), Blow down (WB) dan Make Up Water) pada Posisi Filler 2 dapat dilihat pada
Gambar 4.13, Gambar 4.14 dan Gambar 4.15
0.01
Laju Water Loss (m3/jam)
0.01
0.01
0
WE WD WB Make Up Water CT
52
Gambar 4.13 Grafik Evaporation loss(WE), Drift Loss(WD), Blow down (WB) dan
Make Up Water pada posisi Filler 2 dengan Q water =6 l/min,12 l/min,18 l/min dan α
=10°
0.02
Laju Water Loss (m3/jam)
0.01
0.01
Q= 6 l/min , α=15°
0.01 Q= 12 l/min , α=15°
Q= 18 l/min , α=15°
0.01
0.01
0
WE WD WB Make Up Water CT
Gambar 4.14 Grafik Evaporation loss(WE), Drift Loss(WD), Blow down (WB) dan
Make Up Water pada posisi Filler 2 dengan Q water =6 l/min,12 l/min,18 l/min dan α
=15°
0.01
Q= 6 l/min , α=20°
0.01
Q= 12 l/min , α=20°
0.01 Q= 18 l/min , α=20°
0.01
0.01
0
0
0
WE WD WB Make Up Water CT
53
Gambar 4.15 Grafik Evaporation loss(WE), Drift Loss(WD), Blow down (WB) dan
Make Up Water pada posisi Filler 2 dengan Q water =6 l/min,12 l/min,18 l/min dan α
=20°
Laju Kehilangan Air Di Cooling Tower (Evaporation loss (WE), Drift Loss
(WD), Blow down (WB) dan Make Up Water) pada posisi Filler 3 dapat dilihat pada
Gambar 4.15, Gambar 4.16 dan Gambar 4.17
0.02
Laju W ate r Loss (m3/jam)
0.01
0.01
Q= 6 l/min , α=10°
0.01 Q= 12 l/min , α=10°
Q= 18 l/min , α=10°
0.01
0.01
0
WE WD WB Make Up Water CT
Gambar 4.16 Grafik Evaporation loss(WE), Drift Loss(WD), Blow down (WB) dan
Make Up Water pada posisi Filler 1 dengan Q water =6 l/min,12 l/min,18 l/min dan α
=10°
54
Kehilangan Air Di Cooling Tower
0.02
Laju W ate r Loss (m3/jam) 0.02
0.02
0.01
Q= 6 l/min , α=15°
0.01
Q= 12 l/min , α=15°
0.01 Q= 18 l/min , α=15°
0.01
0.01
0
0
0
WE WD WB Make Up Water CT
Gambar 4.17 Grafik Evaporation loss(WE), Drift Loss(WD), Blow down (WB) dan
Make Up Water pada posisi Filler 3 dengan Q water =6 l/min,12 l/min,18 l/min dan α
=15°
0.02
Q= 6 l/min , α=20°
0.02
Q= 12 l/min , α=20°
Q= 18 l/min , α=20°
0.01
0.01
0
WE WD WB Make Up Water CT
Gambar 4.18 Grafik Evaporation loss(WE), Drift Loss(WD), Blow down (WB) dan
Make Up Water pada posisi Filler 3 dengan Q water =6 l/min,12 l/min,18 l/min dan α
=20°
55
tower. Ciri-cirinya ada make up water dan blowdown. Adanya kehilangan air pada
saat pendinginan air disebabkan karena adanya evaporation, dimana adanya sejumlah
air berubah karena adanya ekstraksi uap dari air yang diemisikan ke atmosfir. Karena
proses ini merupakan proses evaporasi maka akan ada pemekatan konsentrasi
dissolved solid pada air. Air yang hilang akibat tetesan (drift loss), dimana air
meninggalkan cooling tower sebagai droplets of water (droplet air), seperti titik
hujan. Untuk menggantikan laju kehilangan air (water loss) akibat evaporasi maka
harus ada make up water.Dan untuk menyeimbangkan pemekatan dissolved solid
maka harus ada blowdown.
Akibat adanya laju kehilangan air pada cooling tower dibutuhkan make up
water cooling tower yaitu untuk memenuhi kebutuhan akan tambahan air selama
terjadi proses pendinginan pada cooling tower. Evaporation loss(WE), Drift
Loss(WD), dan Blow down (WB) yang paling besar terjadi pada posisi filler 3.Maka
dibutuhkan make up water cooling tower sebesar 0,01930 m3/jam atau 19,30
liter/jam.
Kapasitas Pendinginan
400
345.51345.88
344.89
350
300
200 α=20°
150
116.07116.28
116.32
100
50
0
6 l/min 12 l/min 18 l/min
56
Kapasitas Pendinginan
400
345.38346.5346.87
350
300
150
116.24116.49116.65
100
50
0
6 l/min 12 l/min 18 l/min
Kapasitas Pendinginan
400
345.88346.87347.68
350
300
200 α=20°
150
116.69116.86116.94
100
50
0
6 l/min 12 l/min 18 l/min
57
Efektivitas Cooling Tower
50
45.26 45.78
45 42.63
40 37 37.5
Efe k ti v itas , ԑ ( % ) 35 33.5
31
29.5 Sudut 10°
30 27 Sudut 15°
25 Sudut 20°
20
15
10
5
0
6 l/min 12 l/min 18 l/min
50
50
Efe kti vitas , ԑ (% )
44.73 45.5
39.5 40.5
40
34.5 35 Sudut 10°
33.5
Sudut 15°
30 29 Sudut 20°
20
10
0
6 l/min 12 l/min 18 l/min
50 48
42 42.5 43.5
40 39
35 Sudut 10°
32.2 Sudut 15°
30 Sudut 20°
20
10
0
6 l/min 12 l/min 18 l/min
58
Gambar 4.22, Gambar 4.23 dan Gambar 4.24 memperlihatkan grafik
efektivitas cooling tower. Kemampuan cooling tower dalam mendinginkan air
bertemperatur tinggi akibat adanya kontak dengan filling material dalam menyerap
sejumlah kalor menjadi air bertemperatur rendah. Nilai range besar dan mendekati
approach menunjukkan bahwa semakin besar kemampuan cooling tower dalam
menyerap dan melepaskan panas.
59
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan, perhitungan dan analisa dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Pengaruh variasi debit air pada pengaturan katub air pada cooling tower
mengakibatkan perubahan nilai Range (°C), Approach (°C), Efektivitas (%)
,Kapasitas pendinginan (kJ/s) , Kapasitas pendinginan spesifik (kJ/s.m2) dan
Debit air spesifik (kg/s.m2). Untuk debit 6 liter/menit menunjukkan efektivitas
cooling tower yang maksimal.Nilai efektivitas 6 liter/menit paling tinggi yaitu
pada filler 3 dengan nilai efektivitas yaitu 53,60 %, 52,60 % dan 48 %. Untuk
debit 18 liter/menit filler 1 menunjukkan nilai efektivitas yang rendah yaitu 31 %,
29,50 %, dan 27 %. Hal ini disebabkan karena kecepatan aliran air yang cepat
dan tidak diimbangi oleh kecepatan udara, sehingga pembuangan panas kurang
optimal.
2. Pengaruh variasi posisi sudut pada setiap filler cooling tower mengakibatkan
perubahan nilai Range (°C), Approach (°C), Efektivitas (%) ,Kapasitas
pendinginan (kJ/s) , Kapasitas pendinginan spesifik (kJ/s.m2) dan Debit air
spesifik (kg/s.m2). Nilai range pada sudut 20° dan debit air 6 liter/ menit pada
filler 1, filler 2 dan filler 3 menunjukkan nilai paling besar. Dan pada sudut 10°
pada filler 1, filler 2, dan filler 3 nilai paling rendah.Untuk sudut 20° posisi filler
3 merupakan posisi terbaik karena kecepatan udara dari bawah ke atas bertambah
banyak dan udara yang mendingikan air semakin banyak juga.Dan pada sudut
10° pada filler 1 menunjukkan posisi kurang baik , karena pengisi berada di atas
di dekat fan sehingga kecepatan udara dari bawah ke atas semakin berkurang dan
udara yang mendinginkan air semakin sedikit sehingga mempengaruhi nilai
efektivitas.
60
5.2 Saran
Penelitian mengenai analisis pengaruh variasi debit air dan ketinggian posisi
pengisi ijuk terhadap efektivitas cooling tower telah selesai diselesaikan,maka
disarankan beberapa hal berikut ini:
1. Penelitian ini masih terbatas pada analisa pengaruh kecepatan air yang
mempengaruhi debit air yang masuk pada cooling tower. Penelitian lanjutan
diharapkan dapat memvariasikan komponen lebih banyak lagi seperti variasi
bahan pengisi dan debit air yang masuk pada cooling tower. Sehingga
memperoleh efektivitas cooling tower yang semakin baik.
2. Penelitian ini menggunakan satu kipas (fan) yang diletakkan diatas cooling
tower , diharapkan pada penelitian selanjutnya untuk menggunakan dua kipas
(fan) untuk mendapatkan kinerja yang lebih maksimal.
3. Penelitian ini memvariasikan posisi sudut pada filling material , diharapkan
penelitian lanjutan untuk memvariasikan posisi filling material seperti posisi
horizontal dan vertikal.
61
DAFTAR PUSTAKA
[3] Raden S.P. (2015) Analisa perhitungan beban cooling tower pada fluida di mesin
injeksi plastik. Jakarta: Jurnal Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas
Mercu Buana.
[4] Puspawan, Angky. (2019) ‘The Effectivness of Cooling Tower of Mechanical
Draft-Unit 3 Steam Power Plant Case Study in PT.PLN (Persero), Bukit Asam
Sector, Tanjung Enim Regency, South Sumatera Province’ Jurnal Ilmiah Teknik
Mesin (JTM), Vol. 3, No. 2, Oktober 2019, ISSN No. 2597-4254.
http://repository.unib.ac.id/20544/
[6] Ferbrianto, Jeri. Angky Puspawan., dan Yovan Witanto. ( 2015 ) ‘ Kaji
Eksperimental Efektivitas Menara Pendingin ( CT ) Terhadap Variasi Volume Media
Pendinginan Aquades Dan Cooling Liquid Pada Computer ‘ Undergraduated Thesis,
Universitas Bengkulu. http://repository.unib.ac.id/10473/
[7] Yopi H , (2015). “Analisis Performa Cooling Tower LCT 400 Pada PT.XYZ,
Tambun Bekasi” Jurnal Imiah Teknik Mesin, Universitas Islam 45 Bekasi.
[8] Sularso,dan Tahara ,H., 2000 .Pompa dan Kompresor. Jakarta: PT Pradnya
Paramita.
62
[9] Tri Wahyudi, 2014. Penggunaan Ijuk Dan Sabut Kelapa Terhadap Kuat Tekan
Pada Beton K-100. Jurnal Teknik Sipil, Fakultas teknik Universitas Pasir Pengaraian.
[10] Puspawan, Angky. ( 2015 ) ‘Puspawan, Angky. ( 2015 ) ‘ Analisa Efektivitas
Heat Exchanger Pada Kondisi Operasi Studi Kasus Di Unit 1 Pembangkit Listrik
Tenaga Air ( PLTA) Musi PT. PLN-PERSERO, Kec. Ujan Mas, Kab. Kepahiang,
Provinsi Bengkulu. Telematik, Vol. 7 No. 1. pp.2-13. ISSN 1979-8555.
http://repository.unib.ac.id/10481/
[12] Martha, Stevan Indo. Angky Puspawan., dan Afdal Kurniawan. (2014) ‘ Kaji
Eksperimental Efektivitas Cooling Tower Mini Pada Komputer’. Undergraduated
thesis, Universitas Bengkulu. http://repository.unib.ac.id/9242/
63
LAMPIRAN
64
Lampiran 1
1.Siapkan bahan yaitu ijuk .Bersihkan ijuk dari debu yang menempel pada ijuk. Dapat
dilihat pada Gambar berikut ini:
Gambar 1.Ijuk
2.Kemudian ijuk dibuat dalam bentuk tali dengan cara dipilin memanjang .Dapat
dilihat pada Gambar 2 berikut ini:
65
Gambar 3. Filling material Ijuk
66
3.Posisi filler 3 dengan sudut α=10° , α=15° dan α=20°
Cooling tower ini memiliki satu exhaust fan yang dipasang diatas cooling
tower. Pada pengujian cooling tower digunakan variasi sudut pada filler 1, filler 2
dan filler 3. Filler 1 diletakkan paling atas atau di dekat exhaust fan , filler 2
diletakkan di tengah cooling tower dan filler 3 diletakkan paling bawah (dapat dilihat
pada Gambar 3.17 diatas) .Pengujian dilakukan pada filler 1, filler 2 dan filler 3
dengan sudut 10°,sudut 15° dan sudut 20°dengan debit 6 l/min , 12 l/min dan 18
l/min.
67
Lampiran 2 Hasil Pengujian Di Tiap Filler Dengan Variasi Sudut Dan Variasi Debit
Air.
68
69
70
71
72