BIDANG KONVERSI
DISUSUN OLEH :
REZKI RIANSAH FITRA MASDI
G1C014015
i
2 KATA PENGANTAR
Puji syukur atas rahmat Allah SWT yang Maha Pemurah akhirnya laporan
kerja praktek ini dapat terselesaikan juga. Dan ucapan beribu terima kasih hanya
kepada Allah SWT, Dzat yang Maha Tinggi dan Agung, yang telah memberikan
banyak kemudahan dalam pembuatan laporan kerja praktek ini dan tanpa
kehendak dari-Nya penulis tidak mungkin dapat menyelesaikan laporan kerja
praktek dengan judul “ Perawatan Mesin Pencacah Prebreaker pada Karet
Remah”
Adapun penulisan laporan kerja praktek ini dilakukan dalam rangka
memenuhi salah satu persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Teknik Program
Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Bengkulu. Ucapan terima kasih
juga penulis persembahkan kepada berbagai pihak atas bimbingan dan bantuannya
di dalam pengerjaan laporan kerja praktek ini. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga
laporan kerja praktek ini dapat terselesaikan.
2. Kedua orang tua dan adik saya yang saya cintai, dengan doa dan
dukungannya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan kerja praktek ini.
3. Bapak Agus Nuramal,S.T.,M.T selaku kepala Program Studi Teknik
Mesin Universitas Bengkulu Bapak
4. Bapak Angky Puspawan, S.T.,M.T selaku dosen pembimbing kerja
praktek yang telah banyak membimbing saya.
5. Bapak Dr. Hendri Hestiawan, S.T.,M.M.,M.T selaku koordinator kerja
praktek.
6. Bapak Bursamin selaku training koordinator DI PT. BUKIT ANGKASA
MAKMUR
7. Kepada teman-teman seperjuangan kerja praktek saya Nur Salam
Wahyudi,Ridho Alfat, dan Nofransyah..
ii
8. Seluruh keluarga seperjuangan Teknik Mesin Angkatan 2014 yang saya
banggakan yang telah banyak memberi semangat dan dukungan dalam
menjalakan kerja praktek ini.
9. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
banyak membantu dalam penyusunan laporan kerja praktek.
iii
3 ABSTRAK
4
iv
1 DAFTAR ISI
Contents
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
ABSTRAK.............................................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................viii
DAFTAR TABEL.................................................................................................ix
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................2
1.3 Tujuan............................................................................................................2
1.4 Manfaat.........................................................................................................2
1.5 Batasan Masalah...........................................................................................2
1.6 Sistematika Penulisan...................................................................................3
BAB II TINJAUN PUSTAKA..............................................................................4
2.1 Sejarah PT. Bukit Angkasa Makmur (BAM).................................................4
2.2 Visi dan Misi PT. Bukit Angkasa Makmur (BAM).......................................5
2.3 Pengertian Maintenance.................................................................................6
2.4 Jenis-jenis Perawatan.....................................................................................7
2.5 Istilah dalam Maintenance.............................................................................9
2.6 Komponen-Komponen Mesin Prebreaker..................................................12
2.7 Proses Pengolahan Karet (Crumb Rubber).................................................13
BAB III..................................................................................................................15
METODELOGI...................................................................................................15
3.1 Diagram Alir................................................................................................15
3.2 Waktu dan Tempat.......................................................................................16
3.3 Metode Pengambilan Data...........................................................................16
3.4 Objek Yang Diamati....................................................................................17
3.5 Data Spesifikasi Alat Yang Diamati............................................................17
3.6 Proses Pengeporasian Mesin Prebreaker......................................................18
v
BAB IV..................................................................................................................20
HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................20
4.1 Hasil Pengamatan.........................................................................................20
4.2 Metode Perawatan dan Cara Perawatan Yang Dilakukan Pada Komponen
Mesin Prebreaker...............................................................................................23
4.3 Pembahasan..................................................................................................25
BAB V....................................................................................................................26
PENUTUP.............................................................................................................26
5.1 Kesimpulan..............................................................................................26
5.2 Saran........................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................27
10
11
12
13
14
vi
15 DAFTAR GAMBAR
vii
5 DAFTAR TABEL
viii
ix
6 BAB I
7 PENDAHULUAN
Lateks adalah suatu istilah yang dipakai untuk menyebut getah yang
dikeluarkan oleh pohon karet. Lateks terdapat pada bagian kulit,daun dan
integument biji karet. lateks diperoleh dari tanaman hevea brasiliensis. Diolah dan
diperdagangkan sebagai bahan industri dalam bentuk karet sheet, crepe, lateks
pekat dan karet remah (crumb rubber).
Kerja dari mesin prebeaker ini memiliki peran penting maka dilakukakanlah
preventive maintenance untuk mencegah terjadinya kerusakan. Pentingnya sistem
kerja pada mesin prebeaker dalam proses produksi, maka diperlukan suatu
pengamatan dalam setiap masalah yang terjadi ketika proses produksi sedang
berjalan. Dari pengamatan kerusakan yang terjadi dapat dilakukan proses
perawatan pada mesin prebeaker sehingga dapat mengurangi atau mencegah
terjadinya kerusakan pada mesin prebeaker.
1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari kerja praktek lapangan adalah bagaimana
cara mengetahui keusakan pada mesin prebreaker dan cara perawatan yang
dilakukan pada mesin prebeaker?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari maintenance pada mesin prebreaker adalah sebagai
berikut:
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari maintenance pada mesin prebreaker adalah sebagai
berikut :
2
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan terdiri dari beberapa BAB yaitu BAB I
PENDAHULUAN menjelaskan laporan kerja praktek ini secara umum berisi:
latar belakang masalah, rumusan masalah,tujuan, manfaat, batasan masalah, dan
sistematika penulisan, BAB II TINJAUAN PUSTAKA berisi tentang landasan
teori yang menunjang dan melandasi laporan ini. BAB III METODOLOGI
PENELITIAN berisi tahap proses penelitian, metode yang digunakan untuk
pengambilan data serta tahapan-tahapannya, BAB IV HASIL DAN
PEMBAHASAN dan BAB V PENUTUP berisi kesimpulan dan saran,
DAFTAR PUSTAKA dan LAMPIRAN.
3
8 BAB II
TINJAUN PUSTAKA
4
PT. Bukit Angkasa Makmur berlokasi di Jln. Raya Bengkulu Curup Desa
Kembang Seri Km 14 Kecamatan Talang Empat, Kabupaten Bengkulu Tengah
dengan jarak dari jalan lintas sekitar 50 meter. Adapun luas lahan pabrik
PT.Bukit Angkasa Makmur adalah 4,7 Ha, secara rinci yang berbatasan langsung
dengan lokasi pabrik adalah:
- Sebelah Selatan berbatasan langsung dengan perumahan penduduk
- Sebelah Utara berbatasan dengan aliran sungai Bengkulu
- Sebelah Timur juga berbatasan dengan aliran sungai Bengkulu
- Sebelah Barat berbatasan dengan kebun masyarakat.
Secara umum keadaan geografi areal Pabrik PT.Bukit Angkasa Makmur adalah
datar yang disekelilingi di belakang oleh aliran sungai Bengkulu dan perkebunan
warga serta pemukiman penduduk. [1]
Misi :
Kebijakan Mutu :
5
manajemen mutu secara berkesinambungan.
6
Gambar 2.1 Skema Perawatan [3]
a. Perawatan preventif
Adalah jenis pekerjaan perawatan yang bertujuan untuk mencegah
terjadinya kerusakan, atau cara perawatan yang direncanakan untuk pencegahan
(preventif). Ruang lingkup pekerjaan preventif termasuk : inspeksi, perbaikan
kecil, pelumasan dan penyetelan, sehingga peralatan atau mesin-mesin selama
beroperasi terhindar dari masalah-masalah kerusakan.
b. Perawatan korektif
Perawatan korektif adalah jenis pekerjaan perawatan yang dilakukan untuk
memperbaiki dan meningkatkan kondisi fasilitas atau peralatan sehingga
mencapai standar yang dapat diterima. Dalam perbaikan dapat dilakukan
peningkatan-peningkatan sedemikian rupa, seperti melakukan perubahan atau
modifikasi rancangan agar peralatan menjadi lebih baik.
c. Perawatan berjalan
Dimana jenis pekerjaan perawatan dilakukan ketika fasilitas atau peralatan
dalam keadaan bekerja. Perawatan berjalan diterapkan pada peralatan-peralatan
7
yang harus beroperasi terus dalam melayani proses produksi.
d. Perawatan prediktif
Perawatan dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan atau
kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi dari sistem peralatan. Biasanya
perawatan prediktif dilakukan dengan bantuan panca indra atau alat-alat monitor
yang canggih.
e. Perawatan setelah terjadi kerusakan
Pekerjaan perawatan dilakukan setelah terjadi masalah kerusakan pada
peralatan, dan untuk memperbaikinya harus disiapkan suku cadang, material, alat-
alat dan tenaga kerjanya.
f. Perawatan darurat
Adalah pekerjaan perbaikan yang harus segera dilakukan karena terjadi
kemacetan atau kerusakan yang tidak terduga. Disamping jenis-jenis perawatan
yang telah disebutkan diatas, terdapat juga beberapa jenis pekerjaan lain yang
biasa dianggap merupakan jenis pekerjaan perawatan seperti:
1. Perawatan dengan cara penggantian (replacementinstead of maintenance)
Perawatan dilakukan dengan cara mengganti peralatan tanpa dilakukan
perawatan, karena harga peralatan pengganti lebih murah bila dibandingkan
dengan biaya perawatannya. Atau alasan lainnya adalah apabila perkembangan
teknologi sangat cepat, peralatan tidak dirancang untuk waktu yang lama, atau
banyak komponen rusak tidak memungkinkan lagi diperbaiki.
8
2.5 Istilah dalam Maintenance
Istilah-istilah yang umum digunakan dalam maintenance adalah sebagai
berikut.
1. Availability
Perioda waktu pada fasilitas/peralatan dalam keadaan siap untuk
dipakai/dioperasikan
2. Downtime
Perioda/waktu pada fasilitas/peralatan dalam keadaan tidak
dipakai/dioperasikan.
3. Check
Menguji dan membandingkan terhadap alat yang telah dikalibrasi.
4. Facility Register
Alat pencatat data fasilitas/peralatan, istilah lainnya adalah inventarisasi
peralatan/fasilitas.
5. Maintenance Management
Organisasi maintenance pada suatu kebijakan yang sudah disepakati
bersama.
6. Maintenance Schedule
Suatu daftar menyeluruh yang berisi kegiatan maintenance dan
kejadian- kejadian yang menyertainya.
7. Maintenance Planning
Suatu perencanaan yang menetapkan suatu pekerjaan serta metoda,
peralatan, sumber daya manusia dan waktu yang diperlukan untuk
dilakukan dimasa yang akan datang.
8. Overhaul
Pemeriksaan dan perbaikan secara menyeluruh terhadap suatu fasilitas
atau bagian dari fasilitas sehingga mencapai standar yang dapat diterima.
9. Test
Membandingkan keadaan suatu alat/fasilitas terhadap standar yang
dapat diterima.
9
2.6 Mesin dan Peralatan
Mesin produksi adalah mesin-mesin yang secara langsung berperan dalam
proses produksi.
1. Mobile crusher
2.Mesin prebreaker
3.Bucket elevator
10
Gambar 2.4 Bucket Elevator [5]
4. Mesin extruder
Mesin single dryer berfungsi untuk mengeringkan lateks. Mesin single dryer
dapat dilihat pada Gambar 2.6
6. Mesin press
11
Gambar 2.7 Mesin Press [5]
1.Bak penampung
2. Poros
Poros (shaft) adalah suatu bagian stasioner yang berputar, biasanya
berpenampang bulat, dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi, pully,
12
bantalan. Poros mencakup berbagai varasi seperti as (axle) dan gelondong
(spindle) sebuah as adalah poros apabila dia diam atau berputar, yang tidak
rnendapat beban punter. Suatu poros berputar yang pendek disebut gelondong
(spindle). Bila lendutan lenteral dari poros harus dijaga pada batas yang ketat
poros tersebut harus ditentukan ukurannya berdasarkan lendotan sebelum
melakukan analisa atas tegangan-tegangan. alasan untuk ini adalah kalau poros
tersebut dibuat cukup kaku sehingga lendutan tidak terlalu besar. ada
kemungkinan tegangan-tegangan yang dihasilkan arnan.
3. Bantalan
Bantalan adalah elemen mesin yang menempuh poros berbeban, sehinga
putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus. aman.
Bantalan harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta elernen mesin
lainnya dapat bekerja dengan baik. Jika bantalan tidak berfungsi dengan baik
maka prestasi seluruh sistem akan menurun sehingga tidak dapat bekerja dengan
baik jadi, bantalan dalam permesinan dapat disamakan perannya dengan pondasi
pada gedung.
4. Rantai
V-belt dan pulley berfungsi berfungsi menghantarkan daya, cara kerja pulley
sering digunakan untuk mengubah arah dari gaya yang dia berikan, mengirim
gerak rotasi. V-belt adalah sabuk atau belt yang terbuat dari serat karet dan
mempunyai penampang trapesium. V-belt berfungsi untuk mentransmisikan daya
dari poros satu ke poros yang lain melalui pulley yang berputar. [5]
13
2.8 Proses Pengolahan Karet (Crumb Rubber)
Proses produksi crumb rubber dimulai dari proses sortasi bahan baku, bahan
baku yang diolah harus sesuai persyaratan mutu yang dipersyaratkan oleh
perusahaan agar memenuhi standar produk yang dihasilkan, kemudian bahan
tersebut di proses di pabrik melalui beberapa proses tahapan proses pengolahan
secara umum proses pengolahan crumb rubber dilakukan dua tahap berikut:
1. Tahap basah
Proses ini dimulai dari bahan baku yang dimasukan kedalam mesin
breaker,kemudian bahan baku dipotong menjadi kecil lalu dibawa oleh conveyor
menuju hammermil agar bahan baku dihancurkan menjadi potongan yang lebih
kecil.setelah itu bahan baku dimasukan kedalam bak penampungan air yang telah
disirkulasi dengan bantuan kipas sehingga pada proses ini terjadi proses
pemisahan kotoran.
2. Tahap kering
Proses tahap kering ini dimulai dari pengeringan blanker hasil penjemuran
di dalam mesin dryer untuk menghasilkan crumb rubber, proses ini dimulai dari
14
penurunan blanker yang sudah kering dari ruangan jemur, kemudian bahan
diremah atau di crumb dengan mesin cutter atau shereder dan ditampung dalam
blanker bersih, remahan ini dipompakan kedalam cetakan (trolly) melalui corong
pemisah, dimana air akan kembali kedalam bak shereder kemudian crumb yang
masih basah dimasukan ke dryer untuk dikeringkan.
15
9 BAB III
10 METODELOGI
3.1 Diagram Alir
Adapun langkah-langkah yang dalam pelaksanaan kerja praktek di PT.
BAM Bengkulu Tengah. Dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Studi literatur
Identifikasi Masalah
Studi Kasus
Pembahasan
16
3.2 Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakan kerrja praktek ini yaitu :
Waktu : 26 Desember 2019-26 Januari 2020
Tempat : PT. BUKIT ANGKASA MAKMUR (BAM)
Alamat :JL. Bengkulu – Curup Km.14 Kembang Seri, Bengkulu Tengah.
17
3.4 Objek Yang Diamati
Penggerak Electromotor
Arus 105 Ampere (A)
18
3.6 Proses Pengeporasian Mesin Prebreaker
Adapun langkah-langkah proses yang terjadi pada pengeperasian mesin
prebreaker sebagai berikut
1. Penyortiran karet
Karet disortir sebelum masuk kedalam mesin prebreaker yaitu dengan tujuan
memisahkan karet yang terkontaminasi dengan kotoran seperti tanah , kayu, batu
dan logam. Dapat dilihat pada Gambar 3.3
Pada proses ini karet yang sudah disortir dimasukkan kedalam conveyer.
Conveyer akan berjalan membawa karet menuju bak mesin prebreaker. Dapat
dilihat pada Gambar 3.4
19
3. Proses pada bak penampung
Karet yang disalurkan melalui conveyer akan masuk ke bak penampungan pada
mesin prebeaker sebelum dicacah oleh pisau pencacah. Dapat dilihat pada Gambar
3.5
Karet yang terkumpul pada bak penampung akan dicacah oleh pisau pencacah
pada mesin prebreaker. Dapat dilihat pada Gambar 3.6
20
11 BAB IV
12 HASIL DAN PEMBAHASAN
Penyebab terjadinya korosi dan keruskan pada mata pisau mesin prebreaker
disebabkan oleh adanya zat asam yang terkandung pada lateks serta penggunaan
air yang kurang bersih saat proses produksi sedang berlangsung. Jenis material
yang terdapat pada mata pisau prebreaker adalah baja perkakas JIS SKD11.Dapat
dilihat pada Gambar 4.1
Tanda tanda kerusakan yang terjadi pada bearing yaitu berubahnya warna pada
permukaan bearing. Hal ini disebabkan kekurangan pelumasan yang
mengakibatkan goresan, keausan berlebih dan akhirnya akan menyebabkan
keseluruhan bagian bearing mengalami kerusakan yang dapat menimbulkan
masalah pada putaran mesin prebreaker menjadi tidak stabil dan menimbulkan
suara berisik, sehingga bearing tersebut lama kelamaan akan pecah dan dapat
21
mengakibatkan poros pada mesin prebreaker tersebut cepat panas. Dapat dilihat
pada Gambar 4.2
22
Gambar 4.4 Kopling Mesin Prebreaker
23
4.2 Metode Perawatan dan Cara Perawatan Yang Dilakukan Pada
Komponen Mesin Prebreaker
1.Mata pisau
Karena adanya korosi pada mata pisau yang menyebabkan mata pisau nya
tumpul (tidak tajam), maka dilakukan perwatan dengan cara melakukan
pengerindaan pada permukaan mata pisau. Yaitu dengan tujuan agar mata pisau
nya tajam dan bisa digunakan untuk beroperasi kembali.
2.Bearing
24
3. V-Belt
4.Karet kopling.
Karena adanya hentakan pada putaran mesin yang mengakibat karet kopling
mengalami retak. Maka dilakukan pergantian dengan komponen yang baru.
4.3 Pembahasan
Pada proses berikut ini akan membahas tentang perawatan mesin
prebreaker pada pencacahan karet yang masih berbentuk balok, sehingga pada
proses perrmesinan perawatan (maintenanace) sangatlah berperan penting dan
memiliki tujuan antara lain yaitu untuk memperpendek periode kerusakan pada
mesin sampai batas minimum dengan mempertimbangkan aspek ekonomis.
25
Jenis perawatan yang dipilih pada mesin prebreaker yaitu preventif
maintenance, diplihnya perawatan ini untuk melakukan pencegahan kerusakan
yang berskala besar pada saat produksi berlangsung maupun pada saat tidak
berproduksi.
13 BAB V
14 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
26
pisau yang rusak yaitu mata pisau yang diganti tidak sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan dan itu merupakan salah satu penyebab pisau sering
mengalami kerusakan.
3. Apabila terjadi kerusakan pada mata pisau maka tentunya berdampak
buruk pada kinerja mesin itu sendiri dan berakibat buruk pada saat proses
pencacahan produksi sehingga mengakibatkan produksi yang tidak sesuai
standar mutu yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
5.2 Saran
15 DAFTAR PUSTAKA
[1] Manual Book, Pabrik Karet Crumb Rubber, PT.Bukit Angkasa Makmur.
Jln.Bengkulu Curup Km.14 Kembang Seri, Kecamatan Talang Empat
Kabupaten Bengkulu Tengah Provinsi Bengkulu
[2] Buku catatan mekanik di PT. Bukit Angkasa Makmur. Buku pedoman
tentang mesin conveyor di PT.Bukit Angkasa Makmur.
[3] Supandi (1990) , Pengertian serta perancangan maintenance dalam mesin
industri, Surabaya
[4] Margono,.Pemeliharaan dan perawatan mesin, Teknik Mesin Undip.
[5] repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/.../Chapter%20II.pdf?...diakses
pada tanggal 24 juni 2020 , jam 20.00 wib
[6] Khaidir Amypalupy 2010, Pengolahan Bahan Olah Karet Balai Penelitian
Sembawa - Pusat Penelitian Karet Palembang.
27
28
L
A
M
P
I
R
A
N
I
II