75%(4)75% menganggap dokumen ini bermanfaat (4 suara)
1K tayangan6 halaman
Hasil akhir minyak kelapa sawit diolah menjadi produk konsumsiataupun kimia dasar dengan nilai tambah produk yang tinggi. Dari industri hilirminyak kelapa sawit dapat menghasilkan lebih dari 100 jenis produk turunannamun di Indonesia baru 23 jenis produk hilir yang sudah diproduksi secarakomersial. (Kemenperin, 2009)
Hasil akhir minyak kelapa sawit diolah menjadi produk konsumsiataupun kimia dasar dengan nilai tambah produk yang tinggi. Dari industri hilirminyak kelapa sawit dapat menghasilkan lebih dari 100 jenis produk turunannamun di Indonesia baru 23 jenis produk hilir yang sudah diproduksi secarakomersial. (Kemenperin, 2009)
Hasil akhir minyak kelapa sawit diolah menjadi produk konsumsiataupun kimia dasar dengan nilai tambah produk yang tinggi. Dari industri hilirminyak kelapa sawit dapat menghasilkan lebih dari 100 jenis produk turunannamun di Indonesia baru 23 jenis produk hilir yang sudah diproduksi secarakomersial. (Kemenperin, 2009)
Tanaman kelapa sawit menghasilkan buah yang disebut tandan buah segar (TBS), setelah diolah tandan buah segar akan menghasilkan minyak yang terdiri atas 2 macam; minyak berasal dari daging buah (messocarp) yang dihasilkan melalui perebusan dan pemerasan (press), minyak jenis ini dikenal sebagai minyak sawit kasar atau crude palm oil (CPO); minyak berasal dari inti sawit, dikenal sebagai minyak inti sawit atau palm kernel oil (PKO). CPO dan PKO dapat dibuat menjadi berbagai produk, pabrik CPO dan PKO disebut refineri dan ekstraksi yang menghasilkan beberapa jenis minyak siap pakai seperti minyak goreng dan berbagai jenis minyak yang harus diproses lebih lanjut untuk menghasilkan produk lain.
Hasil akhir minyak kelapa sawit diolah menjadi produk konsumsi
ataupun kimia dasar dengan nilai tambah produk yang tinggi. Dari industri hilir minyak kelapa sawit dapat menghasilkan lebih dari 100 jenis produk turunan namun di Indonesia baru 23 jenis produk hilir yang sudah diproduksi secara komersial. (Kemenperin, 2009). Selain sebagai sumber minyak goreng kelapa sawit, produk turunan kelapa sawit ternyata masih banyak manfaatnya dan sangat prospektif untuk dapat lebih dikembangkan, antara lain: 1. Produk Turunan CPO Produk turunan CPO selain minyak goreng kelapa sawit, dapat dihasilkan margarine, shortening, Vanaspati (Vegetable ghee), Ice creams, Bakery Fats, Instans Noodle, Sabun dan Detergent, Cocoa Butter Extender, Chocolate dan Coatings, Specialty Fats, Dry Soap Mixes, Sugar Confectionary, Biskuit Cream Fats, Filled Milk, Lubrication, Textiles Oils dan Bio Diesel. Khusus untuk biodiesel, permintaan akan produk ini pada beberapa tahun mendatang akan semakin meningkat, terutama dengan diterapkannya kebijaksanaan di beberapa negara Eropa dan Jepang untuk menggunakan renewable energy. 2. Produk Turunan Minyak Inti Sawit Dari produk turunan minyak inti sawit dapat dihasilkan Shortening, Cocoa Butter Substitute, Specialty Fats, Ice Cream, Coffee Whitener/Cream, Sugar Confectionary, Biscuit Cream Fats, Filled Mild, Imitation Cream, Sabun, Detergent, Shampoo dan Kosmetik. 3. Produk Turunan Oleochemicals Kelapa Sawit Dari produk turunan minyak kelapa sawit dalam bentuk oleochemical dapat dihasilkan Methyl Esters, Plastic, TextileProcessing, Metal Processing,Lubricants, Emulsifiers, Detergent, Glicerine, Cosmetic, Explosives, Pharmaceutical Products dan Food Protective Coatings
1.2 PRODUK TURUNAN MINYAK KELAPA SAWIT
a. Margarine
Margarine merupakan produk turunan dari minyak kelapa sawit
dan mengandung lemak tak jenuh yang aman bagi kesehatan. Agar dapat diolah menjadi margarin, minyak nabati berbentuk cair tersebut dikristalisasi terlebih dahulu menjadi lemak padat melalui proses hidrogenasi (penjenuhan asam lemak). Komponen lain yang sering ditambahkan adalah air, garam flavor mentega, zat pengemulsi (berbentuk lesitin, gliserin, atau kuning telur), zat pewarna (minyak sawit merah atau betakaroten sintetik), bahan pengawet (sodium benzoat, asam benzoat atau potassium sorbat), serta vitamin A dan D. Ciri-ciri margarin yang menonjol adalah bersifat plastis, padat pada suhu ruang, agak keras pada suhu rendah, teksturnya mudah dioleskan, serta segera dapat mencair di dalam mulut (Gsianturi, 2004)
b. Shortening (Mentega Putih)
Mentega putih banyak dikembangkan dari minyak kelapa sawit. Caranya
adalah memisahkan stearin (bagian minyak kelapa sawit yang berbentuk padat dengan olein (bagian minyak kelapa sawit yang berbentuk cair). Olein selanjutnya diolah menjadi minyak goreng, sedangkan strearin ini diolah lebih lanjut menjadi shorthening atau margarin. Namun demikian, karena tekstur stearin masih lembek dan mudah meleleh pada suhu kamar, maka sering dilakukan reaksi hidrogenasi untuk membuat lemak tersebut lebih padat lagi. Mentega putih biasanya digunakan untuk membuat buttercream atau bakpao.
c. Emulsifier
Emulsifier merupakan bahan yang bersifat dapat menyatukan
komponen yang bersifat polar dengan non polar. Emulsifier sudah banyak digunakan dalam industri seperti industri pangan, kosmetik, farmasi, konstruksi bangunan, dan lain-lain. Pada umumnya surfaktan/emulsifier yang digunakan adalah surfaktan berbasis minyak bumi yang bersifat non- renewable dan non-biodegradable serta tidak ramah lingkungan. Namun saat ini sudah banyak emulsifier yang dibuat dengan bahan dasar minyak nabati. Surfaktan yang berasal dari minyak sawit ini dibutuhkan di kalangan industri, seperti industri plastik, minyak, konstruksi, kosmetik (bahan bedak), kulit, dan agrochemical. d. Sabun Minyak kelapa sawit berwarna jingga kemerahan karena adanya kandungan zat warna karotenoid sehingga jika akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun harus dipucatkan terlebih dahulu. Sabun yang terbuat dari 100% minyak kelapa sawit akan bersifat keras dan sulit berbusa. Maka dari itu, jika akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun, minyak kelapa sawit harus dicampur dengan bahan lainnya. e. Coconut Butter Coconut butter dibuat dari daging kelapa parut kering yang dihaluskan sampai keluar minyaknya. Kemudian, baik minyak dan cacahan daging tersebut dicampur sampai merata hingga membentuk konsistensi seperti pasta. Cara yang sama juga dipakai untuk membuat peanut butter atau almond butter. Coconut butter biasanya berwarna putih dengan tekstur yang lembut dan creamy. Rasa dari coconut butter ini pun manis alami, dengan lemak nabati yang sehat. Di dalam coconut butter ini, terkandung lemak dan serat yang banyak. Di dalamnya juga ada potasium, magnesium, dan mengandung kalori yang menyumbangkan energi. f. Es Krim
Minyak sawit merah merupakan salah satu alternatif jenis lemak
nabati yang dapat digunakan sebagai bahan pengganti lemak susu dalam pembuatan es krim serta dapat meningkatkan kandungan gizi karena kadar karotenoid dan vitamin E minyak sawit merah yang tinggi (Ketaren,1986).
Keunggulan minyak sawit merah dibandingkan dengan susu sapi
yaitu tidak mengandung laktosa, bebas kolesterol, bergizi tinggi, teknologi pembuatannya relatif mudah, dan biaya produksinya murah (Astawan, 2004). Minyak sawit merah tidak mengandung kolesterol karena merupakan produk nabati. Namun es krim yang berasal dari lemak nabati memiliki kekurangan yaitu lebih mudah meleleh, kurangnya stabilitas emulsi, dan mempengaruhi tekstur es krim yang dihasilkan dimana kehalusan tekstur es krim ditentukan oleh kandungan lemak susu (Aime et al., 2001).
g. Vanaspati (Vegetable Ghee)
Vegetable ghee adalah minyak atau lemak makan dengan tekstur semi solid dan berupa suspensi yang terbuat dan minyak nabati yang telah mengalami proses refining, bleaching, deodorisasi dan hidrogenasi, kecuali apabila bahan bakunya berasal dari minyak sawit dapat pula tidak melalui proses hidrogenasi, mempunyai titik leleh yang ideal pada suhu di atas suhu ruang dan bercita rasa lemak hewan melalui penambahan flavoring agent (SNI, 1999). h. Mie Instan Bahan utama mie instan adalah mie kering yang terbuat dari tepung terigu, minyak sawit serta garam. Minyak goreng yang umum digunakan untuk membuat mie adalah minyak kelapa sawit. Minyak goreng berfungsi untuk memberi rasa gurih pada adonan, penghantar panas, dan menambah kalori dalam mie. i. Cocoa Butter Substitutes Minyak sawit dan minyak inti sawit merupakan bahan baku yang penting dalam pengembangan hard-butters seperti produk pengganti cocoa butter (Cocoa Butter Substitutes/CBS) dan produk sejenis cocoa butter (Cocoa Butter Equivalent/CBE, Cocoa Butter Replacer/CBR). Hal ini dikarenakan minyak inti sawit atau Palm Kernel Oil (PKO) memiliki rantai karbon yang mirip dengan CNO. Keduanya memiliki karakteristik fisik yang juga serupa satu dengan yang lain, sehingga PKO dapat juga digunakan dalam pembuatan CBS. Cocoa Butter Substitutes (CBS) diproduksi melalui proses fraksinasi dan hidrogenasi. Proses produksi CBS terdiri dari beberapa tahap reaksi yaitu degumming, bleaching, hidrolisa, fraksinasi (destilasi) bertahap, dan hidrogenasi. DAFTAR PUSTAKA