Anda di halaman 1dari 39

RANCANGAN INKUBATOR TELUR OTOMATIS BERBASIS

ARDUINO UNO

LAPORAN TUGAS AKHIR

SYAHRUL RAMADHAN
202408016

PROGRAM STUDI D3 FISIKA


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2022
RANCANGAN INKUBATOR TELUR OTOMATIS BERBASIS
ARDUINO UNO

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh


gelar Ahli Madya

SYAHRUL RAMADHAN
202408016

PROGRAM STUDI D3 FISIKA


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2022
PERNYATAAN ORISINALITAS

RANCANGAN INKUBATOR TELUR OTOMATIS


BERBASIS ARDUINO UNO

LAPORAN TUGAS AKHIR

Saya menyatakan bahwa laporan tugas akhir ini adalah hasil karya sendiri, kecuali
beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, 11 Juni 2023

Syahrul Ramadhan
202408016
PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR

Judul : Rancangan Inkubator Telur Otomatis Berbasis


Arduino Uno
Kategori : Laporan Tugas Akhir
Nama : Syahrul Ramadhan
Nomor Induk Mahasiswa : 202408016
Program Studi : D3 Fisika
Fakultas : VOKASI – Universitas Sumatera Utara

Disetujui di
Medan, tanggal-bulan-tahun

Ketua Program Studi, Pembimbing,

Yuan Alfinsyah Sihombing, S.Pd., M.Sc Drs, Kurnia Brahmana M.Si


NIP. 198907052015041004 NIP. 196009301986011001

i
RANCANGAN INKUBATOR TELUR OTOMATIS BERBASIS
ARDUINO UNO

ABSTRAK

Pada peternakan ayam, peternak biasanya menggunakan sebuah inkubator un-


tuk menetaskan telur telur ayam. Dalam inkubator tersebut terdapat lampu yang di
pakai untuk menghangatkan telur sehingga telur dapat menetas dengan kualitas baik
dan hanya lampu pijar. namun pada umumnya dalam proses penetasan telur tersebut
sering terjadi beberapa hambatan. Hambatan yang dialami dalam penetasan telur
ayam yaitu pada inkubator hanya menggunakan lampu pijar saja tanpa ada alat notif-
ikasi bahwa telur ayam telah menetas maupun pemberitahuan lampu pijar mati, tidak
adanya deteksi suhu pada inkubtor tersebut dan kurangnya perhatian secara serius
dalam pengembangan ternak telur ayam. Sehingga dirangkai alat penetas telur otom-
atis yang mampu menghilangkan hambatan dalam proses penetasan dalam inkubator.
Inkubator telur dibekali mikrokontroller Arduino uno, sensor DHT 22, lampu pijar
serta motor servo sebagai penggerak putaran rak pada inkubator telur. Inkubator
dirangkai untuk mengatur suhu dan kelembapan yang dibutuhkan telur untuk
menetas.

Kata Kunci: Arduino uno, inkubator telur, lampu pijar, sensor DHT 22, telur.

ii
DESIGN OF AUTOMATIC EGG INCUBATOR BASED ARDUINO
UNO

ABSTRACT

On chicken farms, breeders usually use an incubator to incubate chicken


eggs. In the incubator there is a lamp that is used to warm the eggs so that the eggs
can hatch with good quality and only incandescent light. but in general in the
process of hatching the eggs often occur some obstacles. Barriers experienced in
hatching chicken eggs, namely the incubator only uses an incandescent lamp without
any notification device that the chicken eggs have hatched or notification of the
incandescent lamp turning off, there is no temperature detection in the incubtor and
a lack of serious attention in the development of chicken egg livestock. So that an
automatic egg incubator is assembled which is able to remove obstacles in the
hatching process in the incubator. The egg incubator is equipped with an Arduino
uno microcontroller, a DHT 22 sensor, an incandescent lamp and a servo motor to
drive the rotation of the rack in the egg incubator. The incubator is assembled to
regulate the temperature and humidity required for the eggs to hatch.

Keywords: Arduino uno, egg, egg incubator, incandescent lamps, sensor DHT 22.

iii
PENGHARGAAN

Puji syukur atas kehadirat Allah Subhanahu wa taala yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayah-Nya serta memberikan banyak kesempatan, sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas akhir ini yang berjudul “RANCANGAN INKUBATOR
TELUR OTOMATIS BERBASIS ARDUINO UNO” dengan baik. Dalam
penyusunan laporan ini, penulis menyadari bahwa laporan ini tidak terlepas dari
dukungan, semangat, serta bimbingan dari berbagai pihak, baik bersifat moril
maupun materil, oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada Yth. Ibu Dekan Dr. Nursahara Pasaribu, M.Sc., beserta jajarannya di
lingkungan FMIPA USU. Bapak Yuan Alfinsyah Sihombing, S.Pd., M.Sc., dan Dr.
Zikri Noer, S.Si., M.Sc., selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi D3 Fisika USU.
Bapak Drs, Kurnia Brahmana M.Si selaku Dosen pembimbing yang atas bantuannya
yang luar biasa saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan baik. Seluruh Dosen
dan Tenaga Kependidikan Program Studi D3 Fisika dan Fakultas di lingkungan
FMIPA USU. Orang tua yang sudah mendukung dan memberi semangat setiap saat.
Kakak dan abang saya yang sudah membimbing saya. Teman-teman seperjuangan
yang sudah membantu saya dalam penulisan laporan dan pembuatan tugas akhir ini.

Medan, 11 juni 2023

Syahrul Ramadhan

iv
DAFTAR ISI

Halaman
PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR i
ABSTRAK ii
ABSTRACT iii
PENGHARGAAN iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 2
1.3. Batasan Masalah 2
1.4. Tujuan 2
1.5. Manfaat 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 3


2.1. Mesin Penetas Telur 3
2.2 Prinsip Kerja Inkubator Telur 3
2.3 Suhu Dalam Penetasan 4
2.1.1 Mikrokontroller (Arduino Uno) 4
2.1.2 Sensor DHT22 5
2.1.3 Resistor 6
2.1.4 Liquid Crystal Display (LCD) 7
2.1.5 RTC DS3231 7
2.1.6 Motor 8
2.1.7 PCB (Printed Circuid Board) 9
2.1.8 Dioda 9
2.1.9 Buzzer 10
2.1.10 Lampu 10
2.1.11 Kapasitor 11

BAB 3 METODE PENELITIAN 12


3.1. Waktu dan Tempat 12
3.2. Alat dan Bahan 12
3.2.1 Alat 12
3.2.2 Bahan 12
3.3 Diagram Blok 13
3.4 Prinsip Kerja Diagram Blok 13
3.5 Diagram Alir (Flowchart) 14

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 17


4.1.Hasil dan Pengujian 17

v
4.1.1 Pengujian Sensor 17
4.1.2 Pengujian Lampu 17
4.1.3 Pengujian Tampilan LCD 18
4.1.4 Pengujian Alat Keadaan Beroperasi 18

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 20


5.1. Kesimpulan 20
5.2. Saran 21

DAFTAR PUSTAKA 22
LAMPIRAN 24

vi
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman


Tabel

4.1 Pengujian pertama interval waktu kenaikan suhu sensor 17


DHT 22
4.2 Pengujian durasi waktu lampu mati sampai menyala 17

4.3 Pengujian alat keadaan beroperasi 19

vii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


Gambar

2.1 Bentuk fisik Arduin uno 5


2.2 Bentuk fisik sensor DHT 22 6
2.3 Resistor 6
2.4 LCD (Liquid Crystal Display) 8
2.5 RTC3231 8
2.6 Bentuk servo motor DC dan simbol motor DC 8
2.7 Jenis jenis PCB 9
2.8 Simbol diode 10
2.9 Buzzer 10
2.10 Lampu pijar 11
2.11 Kapasitor 11
3.1 Diagram Blok 13
3.2 Simbol Flowchart 14
3.3 Flowchart 15
4.1 Pengujian Tampilan LCD 18

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman


Lampiran

1 Program alat inkubator telur 24

ix
DAFTAR SINGKATAN

A = ampere
V = volt
Dst = Liquid Crystal Display
PCB = Print Ciircuit Board
RTC = Real Time Clock
IC = Integrated Circuit
AVR = Alf Vegard Risc processor
OTP = One Time Password
C = Celcius

x
1

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada peternakan ayam, peternak biasanya menggunakan sebuah inkubator
untuk menetaskan telur telur ayam. Dalam inkubator tersebut terdapat lampu yang di
pakai untuk menghangatkan telur sehingga telur dapat menetas dengan kualitas baik
dan hanya lampu pijar, sehingga tidak terkontrolnya apabila telur sudah menetas dan
tidak terkontrolnya situasi inkubator pada proses penetasan telur ayam. Sering
terjadinya lupa memisahkan hasil ayam yang telah menetas yang mengakibatkan
penumpukan ayam di inkubator. Biasanya peternak menggunakan inkubator dengan
harga yang relatif mahal dengan spesifikasi inkubator hanya lampu pijar dan alas
inkubator saja yang mengakibatkan peternak mengurangi biaya modal ternak telur
ayam serta tidak mendapatkan informasi yang terdapat di inkubator tersebut.
Dengan berkembangnya teknologi saat ini yang semakin canggih, sejalan
dengan kemajuan zaman maka penggunaan teknologi semakin meningkat. Salah
satunya perangkat kontroler yaitu mikrokontroler. Arduino merupakan kit elektronik
atau papan rangkaian elektronik yang di dalamnya terdapat komponen utama yaitu
sebuah chip mikrokontroler dari perusahaan Atmel serta software pemrograman yang
berlisensi Saat ini Arduino sangat popular di seluruh dunia. Banyak pemula yang
belajar mengenal robotika dan elektronika lewat Arduino karena mudah dipelajari.
Tapi tidak hanya pemula, para professional pun ikut senang mengembangkan
elektronik menggunakan Arduino.
Saat menggunakan inkubator untuk pengeraman mikroba sebaiknya tidak
terlalu penuh atau overload karena hal itu dapat memperbesar risiko kontaminan. Hal
pertama yang perlu dilakukan sebelum menggunakan inkubator adalah mengatur alat
dan bahan dan memasukkannya ke dalam inkubator dengan susunan efektif.

Maka dari itu, untuk menyelesaikan masalah tersebut dirancang sebuah


inkubator dengan memanfaatkan alat mikrokontroler. Dimana alat mikrokontroler
akan digabungkan dengan sensor gerak dan notifikasi berbasis Arduino. Sehingga
pada saat telur telah menetas atau lampu pijar mati dan sensor output berupa suhu yang
ada di inkubator di deteksi oleh sensor akan di tampilkan oleh serial monitor Arduino
2

melalui layar LCD dengan mengukur suhu dari -50 derajat sampai 150 derajat, maka
sensor gerak akan mendeteksi telur yang sudah menetas. (Finsa Nurpandi, 2017).

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan uraian latar belakang, maka permasalahan yang dikaji adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana prinsip kerja Inkubator Telur berbasis Arduino uno?
2. Berapa suhu yang harus dijaga oleh pengguna Inkubator Telur berbasis Arduino
uno?
3. Bagaimana perbandingan waktu yang dihabiskan untuk telur menetas pada
Inkubator Telur ?
1.3 Batasan masalah
Dalam perancangan dan pembuatan tugas akhir ini diberikan batasan masalah
sebagai berikut:
1. Jenis telur yang digunakan adalah telur ayam.
2. Pada pembahasan ini Inkubator Telur menggunakan sitem IoT.
3. Pada proses penetasan telur pada Inkubator Telur kemungkinan kecil bisa terjadi
kegagalan untuk penetasan.
1.4 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah:
1. Untuk mengetahui prinsip kerja Inkubator Telur berbasis Arduino uno.
2. Untuk mengetahui suhu yang harus dijaga, dan daya yang digunakan pada
Inkubator Telur berbasis Arduino Uno.
3. Untuk mengetahui perbandingan waktu yang dihabiskan untuk telur menetas pada
Inkubator Telur.
1.5 Manfaat
Manfaat dari penulisan tugas akhir ini adalah:
1. Membantu peternak dalam mengurangi kegagalan dan mempercepat penetasan
telur.
2. Memberikan sumbangsih ide pengembangan tekhnologi alternatif kepada
masyarakat.
3. Memajukan fasilitas dan menambah produk inovasi Universitas Sumatera Utara
dalam sektor teknologi dan informasi.
3

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mesin Penetas Telur
Mesin tetas merupakan salah satu media yang berupa box dengan konstruksi
yang sedemikian rupa sehingga panas di dalamnya tidak terbuang. Suhu di dalam box
dapat diatur sesuai ukuran derajat panas yang dibutuhkan selama periode penetasan.
Prinsip kerja penetasan telur dengan mesin tetas ini sama dengan induk unggas (Adib
Johan, 2016).
2.2 Prinsip Kerja Inkubator Telur
Reproduksi merupakan proses perkembang biakan untuk setiap makhluk
hidup, termasuk unggas yang banyak di budidayakan sebagai hewan ternak di
Indonesia. Semua unggas melakukan reproduksinya dengan cara bertelur. Setelah
melalui proses perkawinan antara indukan jantan dan betina, selang waktu tertentu
indukan betina akan mengeluarkan telur hasil pembuahannya.
Jumlah telur yang dihasilkan untuk setiap jenis unggas bervariasi. Ayam dapat
menghasilkan 13-20 butir telur dalam sekali masa bertelur dimana seekor ayam dapat
menghasilkan 1 butir telur dalam sehari. Berbeda dengan ayam, itik hanya dapat
menghasilkan 2-3 butir telur per tiga hari. Secara alami, induk betina akan mengerami
telurnya selama waktu tertentu hingga menetas menjadi anakan. Waktu yang
dibutuhkan untuk mengerami telurnya berbedabeda untuk setiap jenis unggas. Lama
penetasan telur ditempat pengeraman sangat tergantung dari besar kecilnya telur.
Semakin besar ukuran telur biasanya semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk
mengerami telur hingga saat menetas menjadi anakan sebaliknya, semakin kecil
ukuran telur maka akan semakin cepat pula waktu pengeraman yang dibutuhkan.
Setiap telur dari berbagai jenis unggas mempunyai lama waktu penetasan yang
berbeda-beda. Telur ayam mempunyai lama penetasan normal selama 21 hari, untuk
telur itik/bebek mempunyai lama penetasan selama 27 - 30 hari, sedangkan untuk
entok mempunyai lama penetasan selama 35 – 40 hari.
Jika hanya mengandalkan pengeraman alami persentase keberhasilan telur
yang menetas hanya sekitar 50% - 60%. Kegagalan ini dapat disebabkan karena
kondisi lingkungan yang tidak stabil dan dapat mengakibatkan embrio didalam telur
tidak berkembang dengan sempurna. Dalam usaha peternakan, penetasan telur
4

merupakan hal yang sangat penting untuk kelangsungan usaha.


Mesin penetas menggunakan thermostat yang memutuskan arus listrik yang
masuk ke kipas dan lampu ketika suhu di dalam ruangan akan mencapai 38°C dan
menghubungkan kembali arus listrik ke kipas dan lampu pada saat suhu ruangan akan
mencapai 37,5°C. Suhu yang dibutuhkan oleh telur adalah 38°C dan kelembaban dari
hari 1 sampai hari ke 18 adalah 55% sampai 60% sedangkan dari hari ke 19 sampai
hari ke 21 adalah 70%. Kekurangan dari penelitian ini ialah kelembaban yang tidak
bisa diatur karena masih menggunakan bak air yang di letakan dibawah rak telur.
Dengan tingkat keberhasilan hampir mencapai 100%. (Mohamad Rizky Wirajaya,
2020).
2.3 Suhu Dalam Penetasan
Embrio akan berkembang bila suhu udara di sekitar telur minimal 36,5 °C,
namun perkembangan ini sangat lambat. Di bawah suhu udara praktis embrio tidak
mengalami perkembangan, sehingga penyimpanan telur tetas sebaiknya sama atau
dibawah suhu tersebut. Penyimpanan telur tetas dibawah titik beku tidak dianjurkan
karena sewaktu telur dikeluarkan dari tempat penyimpanan akan terjadi pengembunan
dan permukaan telur berair, sehingga kuman pada kulit telur akan masuk ke dalam
telur yang menyebabkan pembusukan telur saat ditetaskan, akan sangat menurunkan
daya tetas.
Suhu yang baik untuk pertumbuhan embrio adalah berkisar 36,5 – 38 °C.
Untuk mencapai suhu tersebut sehingga embrio dapat berkembang dengan baik. Untuk
menjamin embrio mendapat suhu yang ideal untuk perkembangan yang normal.
Kisaran suhu ini tergantung dari jenis penetasan yang didasarkan atas pengalaman
dalam pembuatan penetasan untuk dapat mencapai daya tetas yang baik. (Abdul Kodir
Al bahar, 2022).

Berikut ini adalah komponen inkubator telur :

2.1.1 Mikrokontroller (Arduino Uno)


Menurut Bishop (2002) Mikrokontroller adalah rangkaian terpadu tunggal,
dimana semua blok rangkaian yang kita jumpai sebagai unit-unit terpisah di dalam
sebuah komputer digabungkan menjadi satu.
Arduino adalah kit elektronik atau papan rangkaian elektronik open source
5

yang didalamnya terdapat komponen utama, yaitu sebuah chip mikrokontroller dengan
jenis AVR dari perusahaan Atmel. Mikrokontroller itu sendiri adalah chip atau IC
(integrated circuit) yang biasa di program dengan komputer tujuan menanamkan
program pada mikrikontroler adalah agar rangkaian elektronik dapat membaca input,
memproses input tersebut dan kemudian menghasilkan output (Ridarmin, 2019).

Gambar 2.1 Bentuk fisik Arduino uno


(Sumber: http://belajar-dasar-pemrograman.blogspot.com/2013/03/arduino-uno.html)

2.1.2 Sensor DHT22


DHT22 adalah sensor digital untuk temperatur sekaligus kelembapan pertama
didunia yang diklaim oleh pabrik pembuatnya yaitu Sensirion Corp yang mempunyai
kisaran pengukuran dari 0-100% RH dan akurasi RH absolute +/- 3% RH. Sedangkan
akurasi pengukuran temperatur +/- 0.4oC pada suhu 25oC. Modul sensor ini sudah
memiliki keluaran digital dan sudah terkalibrasi, jadi pengguna tidak perlu lagi
melakukan konversi A/D ataupun kalibrasi data sensor.
DHT22 merupakan modul sensor suhu dan kelembaban relatif . DHT22 adalah
sebuah single chip sensor suhu dan kelembaban relatif dengan multi modul sensor
yang output telah dikalibrasi secara digital. Dibagian dalamnya terdapat kapasitas
polimer sebagai eleman untuk sensor kelembaban relatif dan sebuah pita regangan
yang digunakan sebagai sensor temperatur.
Output kedua sensor digabungkan dan dihubungkan pada ADC 14 bit dan
sebuah interface serial pada satu chip yang sama. Sensor ini mengahasilkan sinyal
keluaran yang baik dengan waktu respon yang cepat. DHT 22 ini dikalibrasi pada
6

ruangan dengan kelembaban yang teliti menggunakan hygrometer sebagai


referensinya. Koefisien kalibrasinya telah diprogramkan kedalam OTP memory.
Koefisien tersebut akan digunakan untuk mengaklibrasi keluaran dari sensor selama
proses pengukuran (Rahmad Hidayat Rahim, 2015).

Gambar 2.2 Bentuk fisik sensor DHT 22


(Sumber: https://learn.adafruit.com/dht/overview)
2.1.3 Resistor
Resistor adalah salah satu komponen elekronika yang berfungsi sebagai
penahan arus yang mengalir dalam suatu rangkaian dan berupa terminal dua komponen
elektronik yang menghasilkan tegangan pada terminal yang sebanding dengan arus
listrik yang melewatinya sesuai dengan hukum Ohm (V = IR) (Suryani, 2020).

Gambar 2.3 Resistor


(Sumber : https://pixabay.com/id/photos/perlawanan-penghambat-daftar-5722984/)
7

2.1.4 Liquid Crystal Display (LCD)


LCD (Liquid Crystal Display) adalah suatu jenis media tampil yang
menggunakan kristal cair sebagai penampil utama. LCD sudah digunakan diberbagai
bidang misalnya alat - alat elektronik seperti televisi, kalkulator, atau pun layar
komputer. LCD (Liquid Crytal Display) adalah salah satu komponen elektronika yang
berfungsi sebagai tampilan suatu data, baik karakter, huruf ataupun grafik. Dipasaran
tampilan LCD sudah tersedia dalam bentuk modul yaitu tampilan LCD beserta
rangkaian pendukungnya. LCD mempunyai pin data, kontrol catu daya, dan pengatur
kontras tampilan. Pada proyek ini aplikasi LCD yang digunakan ialah LCD dot matrik
dengan jumlah karakter 2x16. LCD sangat berfungsi sebagai penampil yang nantinya
akan digunakan untuk menampilkan suhu dan kelembaban sensor DHT22 (Yusuf
Noviasyah, 2022).

Gambar 2.4 LCD (Liquid Crystal Display)


(Sumber : http://www.leselektronika.com/2012/06/liguid-crystal-display-lcd-16-x-
2.html)
2.1.5 RTC DS3231
Modul RTC (Real Time Clock) ini memiliki akurasi dan presisi yang sangat
tinggi dalam mencacah waktu dengan menggunakan IC RTC DS3231. DS3231
memiliki kristal internal dan rangkaian kapasitor tuning di mana suhu dari kristal
dimonitor secara berkesinambungan dan kapasitor disetel secara otomatis untuk
menjaga kestabilan detak frekuensi.
Pencacahan waktu pada RTC dapat bergeser hingga hitungan menit
perbulannya, terutama pada kondisi perubahan suhu yang ekstrim. Modul ini paling
8

jauh hanya bergeser kurang dari 1 menit pertahunnya, dengan demikian modul ini
cocok untuk aplikasi kritis yang sensitif terhadap akurasi waktu yang tidak perlu
disinkronisasikan secara teratur terhadap jam eksternal . Akses modul ini dilakukan
melalui antarmuka I2C yang dapat dikatakan identik dengan pengalamatan register
pada RTC DS1307, dengan demikian kode program yang sudah dibuat untuk arduino
atau mikro-kontroler lain dapat berjalan (Stenly Asali, 2021).

Gambar 2.5 RTC3231


(Sumber : http://indomaker.com/product/blog/tutorial-akses-data-real-time-clock-
ds3231-menggunakan-nodemcu/)
2.1.6 Motor
Motor DC adalah jenis motor listrik yang bekerja menggunakan sumber
tegangan DC. Motor DC atau motor arus searah, menggunakan arus langsung yang
tidak langsung. Kumparan medan pada motor DC disebut stator (bagian yang tidak
berputar) dan kumparan jangkar disebut rotor (Antonius Managam Simamora, 2022).

Gambar 2.6 Bentuk servo motor DC dan simbol motor DC


(Sumber : https://thecityfoundry.com/motor-dc/)
9

2.1.7 PCB (Printed Circuit Board)


Printed Circuit Board merupakan kepanjangan dari PCB. Dalam bahasa
Indonesia, kepanjangan ini memiliki arti Papan Sirkuit Cetak atau Papan Rangkaian
Cetak. Dari istilah tersebut dapat diartikan bahwa PCB memiliki pengertian yaitu
sebuah papan yang digunakan untuk menghubungkan komponen elektronik.
Printed Circuit Board (PCB) merupakan gabungan dari beberapa lapisan yang
digabungkan menjadi satu berdasarkan jenis lapisannya yaitu Single sided PCB,
Double sided PCB dan Double sided PCB . Lapisan lapisan ini tersusun dari struktur
dan komposisi standar PCB, struktur dan komposisi standar PCB adalah subtract,
tembaga, soldermask, dan silkscreen. (Nur Kurniasari, 2021).

Gambar 2.7 Jenis jenis PCB


(Sumber : https://www.kelasplc.com/pengertian-pcb-dan-fungsinya-beserta-jenis-
jenisnya/)
2.1.8 Dioda
Dioda secara etimologis pengertian dioda berasal dari dua buah kata DI (dua)
dan ODA (elektroda), yang artinya dua elektroda. Secara harfiah pengertian dioda
adalah sebuah komponen elektronika yang memiliki dua buah elektroda dimana
elektroda berpolaritas positif disebut Anoda dan elektroda yang berpolaritas negatif
disebut Kathoda. Fungsi dioda sangat berhubungan dengan sistem pengendalian arus
tegangan. Dioda merupakan komponen aktif yang bersaluran dua, tapi khusus untuk
dioda termionik mungkin memiliki saluran ketiga sebagai pemanas. Namun pada
umumnya dioda memiliki dua elektroda aktif dimana isyarat listrik dapat mengalir.
Kebanyakan komponen ini digunakan karena karakteristik satu arah yang dimilikinya,
sedangkan dioda varikap (variable capacitor / kondensator variabel) digunakan
sebagai kondensator terkendali tegangan (Imam Saukani, 2019).
10

Gambar 2.8 Simbol dioda


(Sumber : https://wikielektronika.com/dioda/)
2.1.9 Buzzer
Pengertian Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang dapat mengubah
sinyal listrik menjadi getaran suara. Buzzer dapat digunakan dengan DFRduino atau
alat pengendali lainnya, modul ini dapat mengontrol suara bel atau musik MID
sederhana. (Siswanto, 2018).

Gambar 2.9 Buzzer


(Sumber : https://www.aldyrazor.com/2020/05/buzzer-arduino.html)
2.1.10 Lampu
Lampu berguna sebagai pemanas, pemanas juga diacu pada penetas telor, pada
sistem ini pemanas yang digunakan adalah 4 buah lampu, denga total 20 watt,
menggunakan lampu sebagai pemanas agar menghasilkan keadaan temperature yang
merata. (Noor Yulita, 2015).
11

Gambar 2.10 Lampu Pijar


(https://id.wikipedia.org/wiki/Lampu_pijar)
2.1.11 Kapasitor
Kapasitor adalah peralatan listrik yang mempunyai sifat kapasitif yang akan
berfungsi sebagai penyeimbang sifat induktif. Kapasitas kapasitor diproduksi dalam
berbagai kapasitas mulai dari ukuran 5 kVAR. (Ahmad Dani, 2018).

Gambar 2.11 Kapasitor


(Sumber : https://en.wikipedia.org/wiki/Capacitor)
12

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat


Proses penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni
2023, bertempat di tempat tinggal pribadi.
3.2 Alat dan Bahan
Terdapat beberapa alat dan bahan yang dibutukan dalam pembuuatan alat ini.
3.2.1 Alat
 Mesin Bor
 Obeng
 Solder
 Gergaji potong
 Tang kombinasi
 Bor listrik
 Multimeter
 Meteran
 Gunting
3.2.2 Bahan
 Mikrokontroler ATmega328 (Arduino Uno)
 LCD
 Lampu Pijar
 Sensor DHT22
 PCB
 Motor
 Kipas
 Buzzer
 Resistor
 Kapasitor
 Dioda
 Baut 6mm
13

 Pipa Paralon 1 Icnh


 Mur 6mm
 Tombol setting
 Driver atomizer
 Heater
 RTC DS3231
 Triplex
 Gear
 Rantai
 Regulator LM7805
 Led
 Jembatan H
 Driver kipas
 Driver motor
 Atomizer
 Dimmer
3.3 Diagram Blok
Adapun diagram blok dari sistem yang dirancang, seperti yang diperlihatkan
pada Gambar 3.1.

Suhu Inkubator LCD

Arduino Uno Motor


DHT22 Dimmer
Servo

Kipas
Heater
Gambar 3.1 Diagram Blok

3.4 Prinsip Kerja Diagran Blok

Sistem utama pada mesin penetas telur otomatis ini diatur oleh mikrokontroler.
Input mikrokontroler ini diperoleh dari sensor DHT22 untuk mendapatkan nilai suhu
14

dan yang tepat dalam penetasan telur. Data dari sensor tersebut akan ditampilkan
nilainya pada LCD. Heater atau pemanas yang dimaksudkan disini adalah bohlam
(lampu pijar), dimana bohlam dapat menghasilkan panas yang dapat mempercepat
penetasan telur.

Suhu di dalam dan di luar inkubator tentulah berbeda, suhu di luar inkubator dapat
mempengaruhi proses penetasan telur ini. Jika suhu pada inkubator terlalu panas lampu
pemanas sebagian akan redup sebagian yang akan dikontrol oleh dimmer, tetapi
apabila suhu pada inkubator masih dibawah nilai yang ditetapkan maka lampu
pemanas akan dihidupkan semua. Nilai suhu dan kelembaban pada inkubator yang
dipantau oleh sensor DHT22 akan ditampilkan ke display LCD (Liquid Crystal
Display).

3.5 Diagram Alir (Flowchart)

Gambar 3.2 Simbol Flowchart


15

Mulai

Inisialisasi

Input setting point suhu


dan kelembapan

Tampilkan ke LCD (suhu dan


kelembapan)

Suhu > 39°C

Lampu Off

Suhu < 38°C

Lampu On

Suhu>setting point
or kelembapan
Kipas On

Setiap 4 jam motor berputar sebesar 180°


Kipas Off

Selesai

Gambar 3.3 Flowchart


16

Adapun flowchart pada alat dapat dilihat pada Gambar 3.3. Flowchart
memudahkan kita untuk membaca sistem kerja suatu alat. Sistem kerja dari alat dapat
kita perhatikan melalui flowchart diatas, yaitu ketika alat dihidupkan maka akan
dilakukan input suhu dan kelembapan pada alat dimana nilai suhu dan kelembapan
akan ditampilkan pada LCD. Jika suhu pada inkubator telur >39 °C lampu akan off,
namun jika suhu < 38°C lampu akan menyala agar menyesuaikan suhu yang
dibutuhkan telur untuk menetas. Suhu yang sudah diatur juga akan mempengaruhi
kerja kipas dimana disetiap kondisi yang tepat kipas akan off jika diperlukan dan on
jika diperlukan. Setiap 4 jam sekali motor pada inkubator telur akan berputar sebesar
180°.
17

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan Pengujian

Untuk tujuan utama proses pengujian alat terbagi menjadi beberapa pengujian
penting, yaitu pengujian pada komponen-komponen alat dan pengujian dari alat
yang sudah terpasang komponen-komponen nya dan mengetahui efisiensi yang
didapat dari komponen yang dipasang pada alat yang dibuat.

4.1.1 Pengujian Sensor


Tabel 4.1 Pengujian pertama interval waktu kenaikan suhu sensor DHT 22

Suhu (°C) Waktu (detik)

Suhu ruang (32,5°C) 0 ( waktu awal )


33 1 menit
34 2 menit 20 detik
36 3 menit 20 detik
37 4 menit 9 detik
38 13 menit 58 detik

Dari hasil pengujian interval waktu kenaikan suhu pada sensor DHT 22 pertama.

4.1.2 Pengujian Lampu

Pengujian ini dilakukan dengan memperhatikan durasi waktu lampu mati


sampai hidup atau dengan kata lain suhu dalam inkubator telur stabil.

Tabel 4.2 Pengujian durasi waktu lampu mati sampai menyala

Pengukuran 1 2 3 4 5
18

Durasi lampu 3 menit 3 menit 4 3 menit 3 menit 4 3


mati 9 detik detik detik menit
Dari hasil pengujian pada tabel di atas dapat hasil dari durasi lampu nyala
sampai mati dengan suhu yang dibaca sensor DHT 22 antara 36-38 . Melihat hasil
tersebut durassi waktu nyala lampu berada dikisaran waktu di atas 3 menit, dengan
durasi terpanjang 3 menit 9 detik , dan durasi terpendek berada di 3 menit detik pada
saat percobaan 3 dan 5.

4.1.3 Pengujian Tampilan LCD

Gambar 4.1 Pengujian Tampilan LCD

4.1.4 Pengujian Alat Keadaan Beroperasi

Pengujian alat ini dilaksanakan dengan melakukan uji kerja dari sistem yang
terpasang. Proses pengujian alat ini dilakukan dari program arduino sampai dengan tes
nyala Lampu yang bertujan sebagai pemanas dan pengujian Motor sebagai penggerak
rak telur. Dimana dari pengujian yang telah dilakukan mendapatkan hasil berupa data
tentang perubahan panas yang dihasilkan oleh lampu terhadap waktu selama proses
pengujian berlangsung. Pengujian yang dilakukan untuk melihat kondisi lampu dalam
keadaan hidup dan mati dari pengaruh panas lampu yang dihasilkan.
19

Tabel 4.3 Data pengujian alat keadaan beroperasi

NO Waktu (H:M:S) Suhu (°C) Kelembapan (%) Kondisi lampu


1 0.00:00 36 72 On
2 0.05:00 37,5 65 On
3 0.10:07 38 64 Off
4 0.20:00 36,5 70 On
5 0.40:10 37,5 65 On
6 1.20:05 38 64 Off
7 1.30:24 36 72 On

Maka dari itu, sesuai dengan data yang telah didapat bahwa jika keadaan dalam
proses penetasan telur berlangsung dengan baik dan terstrukstur penggunaan alat
penetas telur yang telah dibuat sudah memenuhi kriteria dalam penetasan telur
berdasarkan suhu dan kelembaban yang dihasilkan inkubator telur.
20

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan tentang alat inkubator telur dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Mesin penetas menggunakan thermostat yang memutuskan arus listrik yang
masuk ke kipas dan lampu ketika suhu di dalam ruangan akan mencapai 38°C dan
menghubungkan kembali arus listrik ke kipas dan lampu pada saat suhu ruangan
akan mencapai 37,5°C. Suhu yang dibutuhkan oleh telur adalah 38°C dan
kelembaban dari hari 1 sampai hari ke 18 adalah 55% sampai 60% sedangkan dari
hari ke 19 sampai hari ke 21 adalah 70%. Kekurangan dari penelitian ini ialah
kelembaban yang tidak bisa diatur karena masih menggunakan bak air yang di
letakan dibawah rak telur. Dengan tingkat keberhasilan hampir mencapai 100%.
2. Suhu yang baik untuk pertumbuhan embrio adalah berkisar 36,5 – 38 °C. Untuk
mencapai suhu tersebut sehingga embrio dapat berkembang dengan baik. Untuk
menjamin embrio mendapat suhu yang ideal untuk perkembangan yang normal.
Kisaran suhu ini tergantung dari jenis penetasan yang didasarkan atas pengalaman
dalam pembuatan penetasan untuk dapat mencapai daya tetas yang baik.
3. Waktu yang dibutuhkan untuk mengerami telurnya berbedabeda untuk setiap jenis
unggas. Lama penetasan telur ditempat pengeraman sangat tergantung dari besar
kecilnya telur. Semakin besar ukuran telur biasanya semakin lama waktu yang
dibutuhkan untuk mengerami telur hingga saat menetas menjadi anakan
sebaliknya, semakin kecil ukuran telur maka akan semakin cepat pula waktu
pengeraman yang dibutuhkan. Setiap telur dari berbagai jenis unggas mempunyai
lama waktu penetasan yang berbeda-beda. Telur ayam mempunyai lama
penetasan normal selama 21 hari, untuk telur itik/bebek mempunyai lama
penetasan selama 27 - 30 hari, sedangkan untuk entok mempunyai lama penetasan
21

selama 35 – 40 hari. Dengan menggunakan inkubator telur maka penetasan telur


dapat terlaksana 21 hari dengan minimnya terjadi kegagalan.

5.2 Saran

1. Sebaiknya alat memiliki power backup, sebagai sumber tegangan ketika terjadi
pemadaman listrik.
2. Sebaiknya telur yang digunakan adalah telur ayam, dengan begitu sesuai dengan
alat yang dirancang.
3. Sebaiknya keadaan inkubator telur tetap dicek pengoperasiannya untuk
menghindari kegagalan penetasan telur.
22

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kodir Al bahar, 2022. Rancang Bangun Incubator Penetas Telur Berbasis
Mikrokontroller Arduino Uno Dilengkapi Sensor DHT 22. Jurnal Elektro Vol
10. 44-45
Adib Johan, 2016. Analisis Laju Perpindahan Panas Radiasi Pada Inkubator Penetas
Telur Ayam Berkapasitas 30 Butir. Prodi Teknik Mesin, Fakultas Teknik,
Universitas Muhammadiyah Jember. 29
Ahmad Dani, 2018. Perbaikan Faktor Daya Menggunakan Kapasitor Sebagai
Kompensator Daya Reaktif (Studi Kasus Sinar Husni). Teknik Elektro, Sekolah
Tinggi Teknologi Sinar Husni. 2-3
Antonius Managam Simamora, 2022. Rancang Bangun Pengendali Suhu dan
Kelembapan Alat Tetas Telur Berbasis Arduino Uno. Jurnal Sains dan
Teknologi, Programstudi Teknik Elektro, Universitas Darma Agung. Medan.
70
Finsa Nurpandi, 2017. Inkubator Penetasan Telur Ayam Berbasis Arduino. Program
Studi Teknik Informatika. Universitas Suryakancana. 66-67
Imam Saukani, 2019. Metode Penyelamatan Data Di Media Penyimpanan Flasdisk
Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Malang. 12
Mohamad Rizky Wirajaya, 2020. Rancang Bangun Mesin Penetas Telur Otomatis
Menggunakan Mikrokontroller Arduino Uno. Jambura Journal of Electrical
and Electronics Engineering. 24-25
Noor Yulita Dwi Setyaningsih, 2015. Pemilihan Lampu Sebagai Pemanas Pada
Inkubator Bayi. Department of Electrical Engineering and Information
Technology Faculty of Engineering, University of Gadjah Mada, Yogyakarta,
Indonesia. 25
Nur Kurniasari, 2021. Deteksi Jalur yang Terputus Pada Rangkaian Listrik Dalam
PCB Menggunakan Metode Convolutional Neural Network (CNN). Jurnal
Sistem Cerdas dan Rekayasa, Departemen Teknologi Informasi, Institut Sains
dan Teknologi Terpadu Surabaya, Surabaya, Indonesia. 8-9
Rahmad Hidayat Rahim, 2015. Rancang Bangun Alat Penetas Telur Otomatis Berbasis
Mikrokontroler ATMega8535. Jurusan Teknik Elektro-FT UNSRAT, Manado.
2-3
Ridarmin, 2019. Protoype Robotv Line Follower Arduino Uno Menggunakan 4 Sensor
TCRT5000 22. Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
(STMIK) Dumai. Jurnal Informatika, Manajemen dan Komputer. 18
23

Yusuf Noviansyah, 2022. Rancang Bangun Inkubator Penetas Telur Otomatis


Menggunakan Sensor Suhu Berbasis Mikrokontroller WEMOS D1 ESP8266.
Jurnal Teknik Elektro Raflesia, Politeknik Raflesia. 23
Siswanto, 2018. Pengamanan Ruangan Dengan Dfrduino Uno R3, Sensor Mc-38, Pir,
Notifikasi SMS, Twitter. Jurnal Resti (Rekayasa Sistem dan Teknologi I
nformasi). 69
Stenly Asali, 2021. Rancang Bangun Alat Penetas Telur Ayam Otomatis Dengan
Pengiriman Data Via SMS Gateway Berbasis Arduino Nano. Jurnal Ilmiah
Foristek Jurusan Teknik Elektro UNTAD. 58-59
Suryani, 2020. Sistem Pengontrolan MI3F Dengan Tiga Kecepatan Berbasic PLC.
Prodi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar.
42-43
24

LAMPIRAN

#include <LiquidCrystal.h>
#include "DHT.h"
#define DHTPIN 12
#define DHTTYPE DHT11

const int rs = 3, en = 2, d4 = 4, d5 = 5, d6 = 6, d7 = 7;
LiquidCrystal lcd(rs, en, d4, d5, d6, d7);

int buzz = 11;


int led = 10;
int t_merah = A0;
int t_putih = A3;
int t_kuning = 13;
int t_hijau = A1;
int t_biru = A2;
int heater = 8;
int motor = 9;

DHT dht(DHTPIN, DHTTYPE);

void setup() {
lcd.begin(16, 2);
dht.begin();

pinMode(led, OUTPUT);
digitalWrite(led, LOW);
analogWrite(buzz, 127);
delay(250);
analogWrite(buzz, 0);
digitalWrite(led, HIGH);
delay(10);
}

void loop()
{
delay(2000);
float h = dht.readHumidity();
float t = dht.readTemperature();
float f = dht.readTemperature(true);
if (isnan(h) || isnan(t) || isnan(f)) {
lcd.setCursor(0,0);
25

lcd.print("Sensor T & rH !");


lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("perlu perbaikan.");
return;
}

lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("Rh: ");
lcd.setCursor(3,1);
lcd.print(h);

lcd.setCursor(9,1);
lcd.print("T: ");
lcd.setCursor(11,1);
lcd.print(t);

delay(100);
}

Anda mungkin juga menyukai