Diajukan Oleh
EKA WAHYUNI
NIM 2020013
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PEPSETUJUAN ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
ABSTRAK iv
PERNYATAAN KEORISINILAN v
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR ISI viii
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR LAMPIRAN x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 7
C. Tujuan Penelitian 7
D. Manfaat Penelitian 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Bahan Tambahan Pangan 10
1. Pengertian Bahan Tambahan Pangan 10
2. Tujuan Penggunaan Bahan Pengawet 10
3. Penggolongan Bahan Tambahan Pangan 11
4. Bahan Tambahan yang diizinkan 11
5. Bahan Tambahan yang tidak diizinkan 12
B. Tinjauan Tentang Zat Pengawet 13
1. Pengertian Zat Pengawet 13
2. Tujuan Penggunaan Bahan Pengawet 13
3. Jenis- Jenis Bahan Pengawet 14
4. Persyaratan Zat Pengawet 14
1
C. Tinjauan Tentang Boraks 15
1. Pengertian Boraks 15
2. Penyalahgunaan Boraks 17
3. Toksisitas Pada Boraks 18
4. Dampak Penggunaan Boraks 19
D. Tinjauan Tentang Bakso 20
1. Pengertian Bakso 20
2. Mutu Bakso 22
3. Boraks pada Bakso dan Ciri-cirinya 22
E. Tinjauan Tentang Mie Basah 23
1. Pengertian Mie Basah 23
2. Jenis Mie Basah 26
3. Cara Pembuatan Mie Basah 27
F. Kerangka Teori 30
G. Kerangka Konsep Penelitian 32
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian 33
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 33
C. Populasi dan Sample 34
D. Teknik Pengumpulan Data 36
E. Metode Analisa Data 37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
B. Pembahasan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
di rumah sakit dan 3000 orang meninggal setiap tahunnya karena penyakit
(Haq, 2014).
keracunan obat, kosmetik, dan sumber lainnya. Adanya cemaran kimia dalam
kontaminasi kimia, zat berbahaya seperti formalin, boraks, dan pewarna testis
hidup manusia. Makanan berasal dari bahan pangan yang merupakan segala
kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah maupun
3
dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan
kesehatan konsumen, pengolahan makanan yang tidak sehat, dan isu bahan
makanan halal untuk agama. masyarakat seperti Islam. Banyak produsen yang
terus menggunakan BTP secara tidak benar karena berbagai alasan, mulai dari
pewarna tekstil pada makanan, kesalahan BTP antara lain penggunaan boraks
dan formalin, serta penggunaan bahan pengawet lain yang tidak memenuhi
agar awet dan kenyal. Zat ini bukan merupakan BTM dan Food Grade. Bahan
Boraks ini merupakan bahan pengawet kayu dan rotan. Selain itu biasa juga
Boraks berasal dari bahasa Arab yaitu Bouraq. Merupakan Kristal lunak yang
terkandung unsur boron, berwarna dan mudah larut dalam air. Boraks juga
pisang molen, lemper, siomay, lontong, ketupat, dan pangsit. Selain digunakan
untuk mengawetkan juga dapat membuat makanan lebih kenyal teksturnya dan
4
memperbaiki penampakannya. Akan tetapi boraks dinyatakan sebagai bahan
Boraks adalah senyawa kimia turunan dari logam berat boron (B).
Boraks merupakan anti septik dan pembunuh kuman. Bahan ini banyak
digunakan sebagai bahan anti jamur, pengawet kayu, dan antiseptik pada
oleh darah dan disimpan dalam hati. Karena tidak mudah larut dalam air
iritasi pada lambung, dan menyebabkan gangguan pada ginjal, hati, dan testis
(Widayat, 2011).
Pengawet boraks dan formaldehida adalah salah satu senyawa berbahaya yang
ditemukan dalam makanan ini. Produk mie basah, tahu, bakso, kerupuk, dan
5
Kecamatan Kota Makassar ditemukan pada 31 dari 42 sampel bakso
Kecamatan Wajo Kota Makassar dari 3 sampel mie basah yang dijual di Kota
penelitian untuk mengidentifikasi kandungan boraks pada bakso dan mie basah
B. RUMUSAN MASALAH
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
6
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
mengenai adanya kandungan Boraks pada Bakso dan Mie basah di Jalan
2. Manfaat Praktis
terhadap kesehatan dari kandungan Boraks pada Bakso dan Mie Basah.
penelitian tersebut.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
adalah bahan yang tidak lazim digunakan sebagai pangan dan bukan
bertujuan sebagai :
c. Tidak menurunkan kualitas gizi, warna, cita rasa dan bau bahan
rendah; dan
8
3. Penggolongan Bahan Tambahan Pangan
makanan, secara tidak sengaja baik itu jumlah banyak maupun sedikit
Bahan ini juga merupakan residu atau kontaminan dari bahan yang
9
c. Antioksidan (Antioxidant);
g. Humektan (Humectant);
i. Pemanis (Sweetener);
j. Pengawet (Preservative);
k. Pengemulsi (Emulsifier);
m. Pewarna (Colour).
adalah:
d. Dulsin (Dulcin);
e. Formalin (Formaldehyde);
h. Kloramfenikol (Chloramphenicol);
10
i. Minyak nabati yang dibrominasi (Brominated vegetable oils);
j. Nitrofurazon (Nitrofurazone);
l. Nitrobenzen (Nitrobenzene).
c. Tidak menurunkan kualitas gizi, warna, cita rasa dan bau bahan
rendah; dan
11
3. Jenis-jenis Bahan Pengawet
konsumen; dan
(Sugiyono, 2016)
Berikut ini adalah standar untuk pengawet kimia dan semua bahan
d. Mudah larut;
12
e. Tidak menurunkan kualitas makanan yang diawetkan dalam hal rasa,
toksik;
1. Pengertian Boraks
Boraks adalah senyawa kimia yang terbuat dari logam berat boron
kayu, dan antiseptik. Boraks adalah bentuk kristal putih yang dapat
ditemukan dalam endapan yang terbentuk dari penguapan mata air panas
atau danau garam. Boraks adalah senyawa kimia alami yang terdiri dari
boron (B) dan oksigen (O) yang termasuk dalam kelompok mineral borat
13
tradisional di Jawa. Boraks juga biasa digunakan pada industri makanan
Student-activity.binus.ac.id
Gambar 2.1 Boraks
berbentuk kristal putih, tidak berbau dan stabil pada suhu dan tekanan
normal. Dalam air, boraks berubah menjadi natrium hidroksida dan asam
Boraks adalah bubuk kristal putih yang tidak berbau, larut dalam
air tetapi tidak dalam alkohol, memiliki pH sekitar 9,5, berat molekul
381,37, titik leleh 743oC dalam bentuk kistik, dan densitas 1,73 g/cm3.
Karena mengandung unsur logam berat boron (B), boraks disebut sebagai
senyawa kimia turunan boron. Ini adalah senyawa terhidrasi dari garam
14
(H2B4O7), asam ortoborat (H3BO3), dan asam metaborat (HBO2), yang
2. Penyalahgunaan Boraks
2017)
Wolf, 2013)
kelenturan yang berbeda dengan bakso yang dibuat dengan jumlah daging
15
yang banyak. Saat digoreng, kerupuk yang mengandung boraks
mengembang dan menjadi empuk, dengan rasa yang enak dan renyah. Ikan
basah yang tidak rusak hingga 3 hari pada suhu kamar, dengan insang
merah tua yang tidak cemerlang, dan bau formalin yang nyata. Tahu yang
berbentuk bagus, kenyal, tidak mudah hancur, awet hingga lebih dari 3
hari, bahkan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es, dan berbau menyengat
khas formalin. Mie basah biasanya lebih awet sampai 2 hari pada suhu
kamar (25 derajat celcius), berbau menyengat, kenyal, tidak lengket dan
daya pengawet boraks disebabkan karna adanya toksisitas boran atau asam
sebagian besar ekskresi. Karena kadar yang relatif tinggi terdapat di otak,
hati, dan ginjal, perubahan patogen di otak dan ginjal dapat diamati. Asam
16
borat tidak diperbolehkan untuk digunakan dalam makanan karena efek
bila dikonsumsi dalam makanan, tetapi zat ini diserap dalam tubuh secara
kulit. Boraks yang tertelan dalam jumlah banyak dan diserap oleh tubuh
seperti pusing, muntah, diare, dan kram perut. Boraks berpotensi merusak
manusia. Boraks memiliki efek racun yang sangat berbahaya pada sistem
akan menyebabkan gangguan otak, hati, lemak dan ginjal. Dalam jumlah
17
apabila dikonsumsi secara terus-menerus dapat mengganggu gerak
degradasi mental, serta rusaknya saluran pencernaan, ginjal, hati dan kulit
kulit yang luka atau membran mukosa (Napitupulu & Abadi, 2018)
dengan boraks dalam dosis yang tinggi. Gejala klinis saat keracunan
kejang;
j. Kematian.
1. Pengertian Bakso
18
Bakso adalah produk pangan yang terbuat dari bahan utama daging
kedalam air panas jika ingin dikonsumsi. Langkah untuk membuat adonan
yang tajam atau diblender. Setelah itu daging diuleni dengan es batu atau
air es (1015% berat daging) dan garam dengan bumbu lainnya sampai
dibentuk. Sedikit demi sedikit di tambah tepung kanji pada adonan agar
https:/?images.app.goo.gl
diputar dengan tangan sehingga terbentuk bola bakso. Bagi orang yang
telah mahir, untuk membuat bola bakso ini cukup dengan mengambil
Adonan yang keluar dari ibu jari dan telunjuk membentuk bulatan lalu
19
diambil dengan sendok kemudian direbus dalam air mendidih selama ± 3
media yang baik bagi kuman untuk tumbuh dan berkembang biak,
sehingga akan memiliki masa simpan yang pendek bila disimpan pada
2. Mutu Bakso
Cara untuk menilai mutu bakso yang paling mudah adalah dengan
warna, bau, rasa dan tekstur. Adanya jamur atau lendir perlu diamati,
berbahaya bagi manusia. Racun tersebut akan merusak fungsi saraf jika
saat ini masih banyak terutama pada bakso demi mendapat keuntungan
20
boraks juga merupakan senyawa yang bisa memperbaiki tekstur makanan
rusak sampai lima hari pada suhu kamar (25ºC) dan teksturnya sangat
c. Bakso mengandung boraks tahan lama atau awet selama 3 hari sedang
tepung terigu atau tepung terigu dengan atau tanpa pencantuman bahan
makanan lain dan bahan tambahan pangan yang disetujui, bentuk khas
mie, dan siap disajikan setelah dimasak, sesuai dengan Standar Nasional
21
Cookpad.com
Indonesia pada Tahun 1990, penggunaan tepung terigu untuk pembuatan mie
Indonesia, mie kuah adalah hidangan yang populer. Mie pernah dibuat dari
beras dan tepung kacang. Mie basah memiliki umur simpan satu hari.
dipotong dan sebelum dijual. Kadar air mencapai 52 persen, sehingga umur
simpan terbatas 40 jam pada suhu kamar. Menurut (Kastalani, 2011) Mie
basah yang baik adalah yang memiliki nilai kimia yang memenuhi kriteria
22
Lemak 3,3 Vitamin B1 (mg) -
1. Bau
2. Rasa
3. Warna
23
8 Cemaran Mikroba
bahan baku, proses produksi, jenis produk yang ditawarkan, dan kadar air
mie di Asia dipisahkan menjadi dua jenis berdasarkan warna: mie putih
mie berbahan dasar tepung, khususnya tepung terigu, dan mie tembus
Mie dibedakan menjadi mie basah mentah dan mie basah matang
ada dua jenis yaitu mie basah (seperti mie ayam dan mie kuning) dan mi
kering (seperti mie telur dan mie kuning atau mie instan).
a. Mie Segar merupakan jenis mie yang tidak mengalami proses tambahan
setelah pemotongan;
24
b. Mie Basah merupakan mie salah satu jenis mie yang mengalami proses
sebelumnya;
d. Mie Instan merupakan produk mie kering yang dibuat dari bahan tepung
air, dan garam, dengan atau tanpa garam alkali. Bahan utama dalam mie
(Nurhasanah, 2017).
25
dengan tepung dan menarik serat gluten, menghasilkan adonan yang
digunakan untuk pembuatan mie basah berkisar antara 20% hingga 35%
dari total berat tepung. Sementara itu, Badrudin (2002) menyatakan bahwa
jumlah air yang ideal dalam adonan mie basah mentah adalah sekitar 34%
menyerap air dan menarik serat gluten, menghasilkan adonan yang elastis
air yang digunakan. Waktu pengadukan yang optimal untuk mie Mocaf
adalah 15 hingga 25 menit. Adonan akan menjadi lembut dan lengket jika
diremas kurang dari 15 menit, tetapi kaku, rapuh, dan kering jika diremas
produksi mie basah mentah berkisar antara 20% hingga 35% dari total
26
berat tepung. Sementara itu, Badrudin (2000) menyatakan bahwa jumlah
air yang ideal dalam adonan mie basah mentah adalah sekitar 34% sampai
40% dari berat tepung. Hal ini karena mie memiliki tekstur yang mudah
keras, rapuh, dan lengket. Mi yang dihasilkan akan menjadi kaku, rapuh,
dan sulit membentuk lembaran jika diberi air kurang dari 34%. Sedangkan
jika ditambahkan air lebih dari 40%, mie yang dihasilkan akan lembek dan
lengket.
250C dan 400c. Adonan yang dihasilkan akan menjadi keras, rapuh, dan
keras jika suhu adonan kurang dari 25 °C, namun jika suhu adonan lebih
besar dari 40 °C, adonan yang dihasilkan akan lengket dan mie menjadi
adalah elemen paling penting dalam sifat adonan. Protein gluten ditandai
dengan konsentrasi tinggi prolin dan asam glutamat. Fitur fisik gliadin dan
27
Gluten adalah protein utama yang ditemukan dalam tepung terigu
dan digunakan untuk membuat mie. Kadar protein dalam tepung terigu
harus cukup tinggi agar mie menjadi elastis dan tahan terhadap tarikan
F. Kerangka Teori
Zat Pengawet
Boraks
Uji kualitatif
Permenkes RI No.
033/Menkes /Per/2012
28
G. Kerangka Konsep Penelitian
Boraks
Pemeriksaan Laboratorium
(Uji Kertas Kurkumin)
29
H. Definisi Konseptual
dikonsumsi. 033/Menkes/Per/XI/2012.
033/Menkes/Per/XI/2012.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai suatu kejadian dan bertujuan
mengumpulkan data semata (Nazir, 2003). Pada penelitian ini penulis ingin mengambarkan
bagaimana kandungan boraks pada bakso yang dijual oleh pedagang yang memiliki kios
permanen di Jalan Perintis Kemerdekaan Kota Makasar melalui uji laboratorium. Sehingga
dilakukan pemeriksaan laboratorium menggunakan metode kualitatif yaitu uji warna dengan
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang
ingin diteliti (Sugiarto et al. 2003). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
sedangkan sampel adalah bakso dan mie basah dari semua warung bakso tersebut
dimana setiap warung diteliti sebanyak 2 sampel yaitu bakso dan mie basah.
2. Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive
sampling. Purposive sampling adalah salah satu teknik non random sampling,
penelitian saja yang menganggap unsur-unsur yang dikehendaki telah ada dalam
anggota sampel yang diambil. Adapun kriteria atau ciri-ciri khusus sampel yang di
ambil ialah semua bakso dan mie basah yang warnanya tampak putih mengkilap, bau
terasa tidak alami dan teksturnya tidak lengket. Pada penelitian ini digunakan 5
sampel bakso dan 5 sampel mie basah pada masing-masing pedagang yang berbeda
1) Alat
a) Pisau
b) Gunting
c) Talenan
d) Sendok
e) Gelas ukur
f) Timbangan analitik
g) Pinset
h) Pipet tetes
i) Wadah bening
j) Saringan
b) Kunyit
c) Kertas tumerik
b. Prosedur pemeriksaan
dalam larutan kunyit yang digunakan untuk mengidentifikasi boraks. Uji warna
kertas tumerik pada pengujian boraks dengan cara membuat kertas tumerik
dahulu, yaitu : Diambil beberapa potong kunyit, Kemudian tumbuk dan saring
sebanyak 70% atau setara 10 ml aduk dan homogenkan, selanjutnya buat kertas
persegi dengan ukuran 4x4 cm kemudian gunting berdasarkan pola yang telah
dibuat lalu celupkan kertas saring ke dalam cairan kunyit tersebut dan keringkan .
memasukkan satu sendok teh boraks ke dalam wadah bening yang berisi air dan
aduk larutan boraks. Teteskan pada kertas tumerik yang sudah disiapkan. Amati
perubahan warna pada kertas tumerik. Warna yang dihasilkan tersebut akan
dipergunakan sebagai kontrol positif. Metode uji warna dengan kertas tumerik
sampel kemudian ambil sampel bakso dan mie basah sebanyak 15 gram. Lalu
haluskan sampel sampai halus. Setelah itu masukkan sampel bakso dan mie
basah tersebut ke wadah bening dan tambahkan aquades sebanyak 150 ml.
Setelah itu ambil kertas tumerik (kertas kurkumin) dan celupkan ke dalam larutan
sampel selama 1-2 menit kemudian keringkan. Amati perubahan warnanya, Jika
2017).
1. Data Primer
Data primer diperoleh dari hasil pengamatan dan hasil uji laboratorium yang
dilakukan.
2. Data Sekunder
Data sekunder yang dimaksud adalah data yang diperoleh dari hasil studi
penelitian.
Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan laboratorium di peroleh secara manual
dan disajikan dalam bentuk tabel serta di analisa secara deskriptif kemudian
Ya Tidak
1. Bakso
2. Bakso
3. Bakso
4. Bakso
5. Bakso
6. Mie Basah
7. Mie Basah
8. Mie Basah
9. Mie Basah
Lampiran 1.
LEMBAR OBSERVASI
LEMBAR WAWANCARA
A. Tujuan :
Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan penjual tentang boraks
B. Pertanyaan panduan
a. Identitas Diri
1) Nama :
2) Alamat :
3) Pendidikan Terahir :
b. Pertanyaan penelitian