Anda di halaman 1dari 94

PENGARUH AROMATERAPI PAPPERMINT TERHADAP

KETIDAKEFEKTIFAN JALAN NAFAS PADA ANAK


DENGAN BRONKOPNEUMONI DI KAMPUNG
CIKEMPONG PAKANSARI
CIBINONG BOGOR

PROPOSAL SKRIPSI

DISUSUN OLEH:
ERIN NURUL AFIPAH
152020004

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIJAYA HUSADA BOGOR
TAHUN 2022

1
PENGARUH AROMATERAPI PAPPERMINT TERHADAP
KETIDAKEFEKTIFAN JALAN NAFAS PADA ANAK
DENGAN BRONKOPNEUMONI DI KAMPUNG
CIKEMPONG PAKANSARI
CIBINONG BOGOR

PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan sebagai salah ssatu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wijaya Husada

DISUSUN OLEH:
ERIN NURUL AFIPAH
152020004

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIJAYA HUSADA BOGOR
TAHUN 2022

2
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN

“Proposal Skripsi ini hasil karya sendiri dan semua sumber pustaka yang menjadi

rujukan dalam penyusunan skripsi ini telah saya nyatakan dengan benar. Apabila di

kemudian hari terbukti bahwa skripsi ini merupakan hasil

plagiat/pemalsuan/penyuapan/pertukangan maka saya siap menerima sanksi yang

berlaku di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ( STIKes) Wijaya Husada Bogor dengan

segala resiko yang harus saya tanggung”.

Nama : Erin Nurul Afipah

Nim : 152020004

Tanggal : Februari 2022

Tanda Tangan :
Materai 6000

i
HALAMAN PERSETUJUAN

PENGARUH AROMATERAPI PAPPERMINT TERHADAP


KETIDAKEFEKTIFAN JALAN NAFAS PADA ANAK
DENGAN BRONKOPNEUMONI DI KAMPUNG
CIKEMPONG PAKANSARI
CIBINONG BOGOR

Penyusun : Erin Nurul Afipah

NIM : 152020004

Proposal Skripsi ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan

Tim penguji Karya Tulis Ilmiah (STIKes) Wijaya Husada Program Studi

SI Keperawatan

Bogor, Februari 2022

Dosen Pembimbing

( Ns. Tisna Yanti, S.Kep, M.Kes )

ii
HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH AROMATERAPI PAPPERMINT TERHADAP


KETIDAKEFEKTIFAN JALAN NAFAS PADA ANAK
DENGAN BRONKOPNEUMONI DI KAMPUNG
CIKEMPONG PAKANSARI
CIBINONG BOGOR

Penyusun : Erin Nurul Afipah


NIM : 152020004

Proposal ini telah dipertahankan dan disahkan oleh Tim Penguji Sidang
Proposal Skripsi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes)
Wijaya Husada Program Studi SI Keperawatan
Bogor, Februari 2022

Mengesahkan,
Penguji I Penguji II

( Fitria Hari Wibawa,SST.,M.Kes) ( Ns. Tisna Yanti, S.Kep., M.Kes)

Mengetahui,
Ketua STIKes Wijaya Husada Bogor

( dr. Pridady, Sp. PD-KGEH )

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang maha pengasih dan maha penyanyang

yang telah memberikan Rahmat Hidayah serta Karunia -Nya sehingga penyusunan

Proposal Skripsi yang berjudul Pengaruh Aromaterapi Pappermint terhadap

ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada anak dengan bronkopneumoni di Kampung

Cikempong Pakansari Cibinong Bogor , dapat selesai tepat pada waktu dan berjalan

dengan lancar.

Dalam penyusunan Skripsi ini, tentunya tidak terlepas dari bantuan, bimbingan,

dukungan, serta doa yang sangat mendukung dari berbagai pihak, untuk itu pada

kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis dengan menyampaikan

terimakasih kepada yg terhormat :

1. Allah SWT yang selalu memberikan nikmat-Nya, Hidayah, serta Karunia-

Nya, dan segala rizky yang telah diberikan Allah SWT kepada penulis serta

atas izin-Nya Penulis dapat menyelesaikan Proposal Skripsi ini tepat pada

waktunya

2. Ketua Yayasan Wijaya Husada Bogor.

3. Ketua STIKes Wijaya Husada Bogor.

4. Dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, motivasi,

dukungan serta kritik dengan penuh kesabaran dan keikhlasan.

5. Dosen Penguji Proposal Skripsi

iv
6. Seluruh Staf Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wijaya Husada Bogor

atas ilmu dan bimbingannya.

7. Kepala Desa Kp. Cikempong, Ketua RW 07 terima kasih telah mengizinkan

untuk melakukan penelitian.

8. Kedua orang tua tercinta, kakak dan adik yang telah memberikan doa dan

dukungan yang tak henti-hentinya.

9. Seluruh Responden atas keikutsertaan dan kerjasamanya, sehingga laporan

proposal penelitian ini dapat selesai sesuai waktunya.

10. Pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah berpartisipasi

dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari dalam penulisan Skripsi ini dapat bermanfaat. Oleh

karena itu segala saran, kritikan dan masukan yang membangun sangat

penulis harapkan demi kemajuan dan kesempurnaan dalam penyusunan

Skripsi ini di masa yang akan datang.

Bogor,Februari 2022

Penyusun

Erin Nurul Afipah

v
DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ii

LEMBAR PENETAPAN PENGUJI iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP iv

KATA PENGANTAR v

DAFTAR ISI vii

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR BAGAN x

DAFTAR LAMPIRAN xi

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1
B. Rumusan masalah 2
C. Tujuan 3
1. Tujuan Umum 3
2. Tujuan Khusus 3
D. Manfaat 4
1. Manfaat Teoritis 4
2. Manfaat Praktis 4
E. Ruang Lingkup Penelitian
5
F. Keaslian Penelitian 5

vi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10

A. Konsep Aromaterapi Pappermint 10


1. Definisi Aromaterapi Pappermint 10
2. Manfaat Aromaterapi pappermint 11
3. Kandungan Daun Mint 12
4. Efektifitas Daun Mint 12
5. Kontra Indikasi Aromaterapi 14
B. Konsep Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas 15
1. Definisi Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas 15
2. Penyebab Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas 15
3. Tanda dan Gejala Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas 16
4. Penatalaksanaan ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas 17
C. Konsep Penyakit Bronkopneumoni 19
1. Definisi Bronkopneumoni 19
2. Etiologi Bronkopneumoni 20
3. Tanda dan Gejala Bronkopneumoni 20
4. Patofisiologi Bronkopneumoni 21
5. Pathway Bronkopneumoni 22
6. Pemeriksaan Penunjang Bronkopneumon 23
7. Penatalaksanaan Bronkopneumoni 23
8. Komplikasi Bronkopneumoni 23
D. Kerangka Konsep 25

BAB III METODE PENELITIAN 26

A. Jenis dan Desain Penelitian 26


B. Kerangka Teori Penelitian 27
C. Variabel Penelitian 28

vii
1. Variabel Bebas (Independent Variabel) 28
2. Variabel Terkait (Dependent Variabel) 28
D. Hipotesis Penelitian 28
E. Definisi Operasional 29
F. Populasi dan Sampel 31
1. Populasi 31
2. Sampel 27
G. Lokasi dan Tempatt Penelitian 31
H. Etika Penelitian 31
I. Metode dan Alat Pengumpulan Data 33
1. Metode Pengumpulan Data 33
2. Alat pengumpulan Data 34
J. Pengolahan dan Analisa Data 34
1. Pengolahan Data 34
2. Analisa Data 37

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian 5


Tabel 3.2 Definisi Operasional 29

ix
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Pathway Bronkopneumoni 22


Bagan 3.1 Kerangka Teori 25
Bagan 3.2 Kerangka Konsep Penelitian 27

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Sop Aromaterapi pappermint

Lampiran 2 : Lembar observasi pasien

Lampiran 3 : Lembar permohonan menjadi responden

Lampiran 4 : Informed Consent

Lampiran 5 : Lembar Data Diri Pasien

Lampiran 6 : Jadwal Penelitian

Lampiran 7 : Lembar Konsul

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bronkopneumoni adalah suatu penyakit saluran pernafasan serius yang

sebagian besar menyerang pada anak anak, penyakit ini diawali dengan kuman

masuk ke dalam saluran pernafasan atas menimbulkan kuman berlebih di

bronkus, bronkopneumoni disebabkan oleh Bakteri, Virus, Jamur. 1

Penyebab kematian pada anak anak di seluruh dunia, ada 15 negara dengan

angka kematian tertinggi dikalangan anak anak akibat bronkopneumoni di dunia

mencapai 43 kematian per 1000, indonesia termasuk urutan ke 8 yaitu sebanyak

32 per 1000 kelahiran (WHO, 2017). Insiden kasus bronkopneumoni yang terjadi

pada anak anak menurut(Depkes, 2017) , kasus yang terjadi di dunia sekitar 6,3

juta jiwa, di indonesia sendiri mencapai 1,6 juta jiwa, kasus terbesar yang terjadi

diindonesia terjadi pada daerah jawa barat yaitu mencapai 28,86%. Di kabupaten

bogor mencapai 724 kasus pada tahun 2018 (Ri, 2018). 2

Bronkopneumoni jika tidak segera dilakukan perawatan maka akan

menyebabkan terjadinya emfisema, ostitis media akut atelaktasis, meningitis

(Ridha, 2014). Pada kasus bronkopneumonia pada anak perawat berperan

memulihkan suatu kondisi klien dan memberi anjuran kepada orang tua atau

keluarga klien untuk segera membawa klien ke Rumah Sakit jika terjadi tanda

serta gejala tersebut. 3


Peran perawat sangatlah penting dalam memberikan perawatan pasien

Bronkopneumoni. Pengobatan bronkopneumoni dapat dilakukan secara

farmakologi dan non farmakologi, salah satu tindakan non farmakologi yaitu

dengan pemberian aromaterapi pappermint.4

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Amelia et al., 2018) tentang

Aromaterapi pappermint terhadap masalah keperawatan ketidakefektifan

bersihan jalan nafas anak dengan bronkopneumoni, di dapatkan hasil yang

signifikan menggunakan one group pretest dan posttest aromaterapi pappermint

memiliki pengaruh terhadap keefektifan jalan nafas anak dengan

bronkopneumoni Hasil diperoleh data p-value 0,002 < 0,05 yang artinya ada

pengaruh aromaterapi pappermint terhadap masalah keperawatan

ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada pasien anak usia 1-5 tahun dengan

bronkopneumonia. Berdasarkan hasil penelitian ini maka aromaterapi pappermint

dapat dijadikan terapi non farmakologi untuk mengatasi masalah keperawatan

ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada pasien anak dengan

bronkopneumonia.. 5

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal di kampung

cikempong pakansari cibinong bogor dengan metode observasi pada 30 penderita

bronkopneumoni di kampung cikempong pakansari cibinong bogor dimana yang

berjenis kelamin laki laki dan perempuan. Dengan rentang usia 2-10 tahun. 6

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis sangat tertarik untuk

menyusun suatu laporan kasus yang berjudul “Pengaruh Aromaterapi Pappermint

2
Terhadap Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas Pada Anak Dengan

Bronkopneumoni di Kampung Cikempong Pakansari Cibinong Bogor ”

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “adakah pengaruh

aromaterapi pappermint terhadap ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada anak

dengan bronkopneumoni di Kampung Cikempong Pakansari Cibinong Bogor”

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Diketahuinya Pengaruh Aromaterapi Pappermint terhadap

ketidakefektifan bersihan jalan nafaas pada anak dengan bronkopneumoni di

Kampung Cikempong Pakansari Cibinong Bogor.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya distribusi frekuensi ketidakefektifan bersihan jalan nafas

pada anak dengan bronkopneumoni sebelum diberikan aromaterap

pappermint

b. Diketahuinya distribusi frekuensi ketidakefektifan bersihan jalan nafas

pada anak dengan bronkopneumoni sesudah diberikan aromaterap

pappermint

c. Diketahuinya Pengaruh Aromaterapi Pappermint terhadap ketidakefektifan

bersihan jalan nafaas pada anak dengan bronkopneumoni di Kampung

Cikempong Pakansari Cibinong Bogor.

3
D. Manfaat

1. Manfaat Toritis

Bagi ilmu pengetahuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan ilmiah bagi ilmu keperawatan yang berkaitan dengan Aromaterapi

pappermint terhadap ketidakefektifan jalan nafas pada anak dengan

bronkopneumoni.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi ilmu pengetahuan (scienitific)

Hasil penelitian yang di dapat diharapkan dapat menambah pengetahuan

dalam ilmu keperawatan anak tentang pengaruh aromaterapi pappermint

terhadap ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada anak dengan

bronkopneumoni.

b. Bagi pengguna (consumer)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan

yang bermanfaat dan dapat dijadikan pedoman dalam memahami tentang

pengaruh aromaterapi pappermint terhadap bersihan jalan nafas pada anak

dengan bronkopneumoni

E. Ruang Lingkup Penelitian

1. Ruang Lingkup Materi Pengaruh aromaterapi pappermint terhadap

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada anak dengan bronkopneumoni.

4
2. Ruang Lingkup Responden

Hasil analisis data umum menggambarkan distribusi responden berdasarkan

karakteristik responden meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, frekuensi

pernafasan dan akumulasi sputum.

3. Ruang Lingkup Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari Tahun 2022

4. Ruang Lingkup Tempat

Di kampung Cikempong Pakansari Cibinong Bogor

5. Ruang Lingkup Metode

Penelitian ini menggunakan one group pre test-post test

F. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

Nama Judul Variabel Metode Hasil


No
Peneliti Penelitian Penelitian Penelitian Penelitian

1. Sherly Aromaterapi Variabel Penelitian ini Aromaterapi

Amelia, pappermint independen : menggunakan pappermint

rola terhadap Aromaterapi eksperimen semu dapat

Oktoriana masalah pappermint (Quasi dijadikan

dan Niko keperawatan Eksperiment) terapi non

(2018) bersihan Variabel dengan desain farmakologi

RNJ. jalan nafas dependen: One Group untuk

5
1(2) : 77- anak dengan Bersihan jalan Pretest-Posttest mengatasi

83 bronkopneu nafas design. Pada masalah

moni penelitian ini, keperawatan

diberikan satu ketidakefektif

perlakuan yaitu an bersihan

pemberian jalan nafas

aromaterapi pada pasien

pappermint pada anak dengan

satu kelompok bronkopneum

perlakuan. onia

Pengukuran dan

observasi

bersihan jalan

nafas (frekuensi

nafas, akumulasi

sekret/ sputum,

dan ronchi)

dilakukan

sebelum

diberikan

aromaterapi

6
pappermint

(pretest) dan

setelah dilakukan

pemberian

aromaterapi

pappermint

(posttest).respond

en dengan

berpedoman pada

kuesioner

terstruktur

2. Dirga Pengaruh Pengaruh Penelitian ini Berdasarkan

Setianto, aromaterapi aromaterapi menggunkan grafik pada

Indhit tri pappermint pappermint metode study penelitian

utami, terhadap terhadap kasus tersebut

Sapti penurunan penurunan menunjukan

Ayubbana respiratory respiratory rate bahwa

(2021) rate pada pasien tb sebelum

No. ISSN penerapan

(2807- aromaterapi

3649) essential oil

7
pepermint

frekuensi

pernafasan

pasien 32x/

menit dan

setelah

dilakukan

penerapan

aromaterapi

essential oil

pepermint

frekuensi

pernafasan

pasien

menjadi 29x/

menit.

3.. Haris Pengaruh Variabel Jenis penelitian Hasil dari

silitoga, inhalasi Independe: ini yaitu kuantatif penelitian ini

Cory sederhana inhalasi daun dengan quasi dapat

betty, menggunaka mint eksperiment. dijelaskan

Theresa n daun mint Pada penelitian bahwa

8
sihombing (pappermint) ini ingin inhalasi

, Irma terhadap Variabel mengetahui sederhana

Simangun penurunan dependen: pengaruh inhalasi daun mint

song dan sesak nafas Penurunan sederhana daun berpengaruh

Karmila pada sesak nafas mint terhadap terhadap

kaban penderita penurunan sesak penurunan

(2020) paru pada penderita sesak napas

No.ISSN Paru. pada pasien

(2655- Paru

4712)

Keaslian peneliti ini dapat digunakan untuk membedakan peneliti yang

sekarang ataupun dengan peneliti selanjutnya. Berdasarkan uraian penyataan

tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Pengaruh Aromaterapi

Pappermint terhadap Bersihan Jalan Nafas pada Anak dengan Bronkopneumoni

di Kampung Cikempong Pakansari Cibinong Bogor”

9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Aromaterapi pappermint

1. Definisi Aromaterapi pappermint

Aromaterapi pappermint adalah suatu penyembuhan yang berasal dari

alam dengan menggunakan pappermint sebagai tambahan baku. Pappermint

mengandung menthol sehingga sering sering digunakan juga sebagai bahan

baku obat flu. Aroma terapi menthol yang terdapat pada pappermint memiliki

inflamasi, sehingga nantinya akan membuka saluran pernafasan. Selain itu,

pappermint juga akan mengobati infeksi akibat serangan bakteri. Karena

pappermint memiliki sifat antibakteri. Pappermint akan melonggarkan

bronkus sehingga akan melancarkan pernafasan. Untuk melegakan pernafasan

bisa untuk menghirup pappermint secara langsung (Hatami et al., 2017). 7

Aromaterapi merupakan tindakan terapeutik dengan menggunakan

minyak essensial yang bermanfaat untuk meningkatkan keadaan fisik dan

psikologi sehingga menjadi lebih baik. Setiap minyak essensial memiliki efek

farmakologis yang unik, seperti antibakteri, antivirus, diuretik, vasodilator,

penenang, dan merangsang adrenal. Ketika minyak essensial dihirup, molekul

masuk ke rongga hidung dan merangsang sistem limbik di otak. Sistem limbik

adalah daerah yang memengaruhi emosi dan memori serta secara langsung

terkait dengan adrenal, kelenjar hipofisis, hipotalamus, bagian-bagian tubuh

10
yang mengatur denyut jantung, tekanan darah, stess, memori, keseimbangan

hormon, dan pernafasan (Amelia et al., 2018). 8

Aromaterapi adalah terapi yang menggunakan minyak essensial atau

sari minyak murni untuk membantu memperbaiki atau menjaga kesehatan,

membangkitkan semangat, menyegarkan dan menenangkan pernafasan

(Astuti, 2015). 9

2. Manfaat Aromaterapi

Manfaat aromaterapi menjadi lima (Hatami et al., 2017).

a. Relaksasi Banyak penelitian yang telah membuktikan bahwa minyak

esensial yang dipakai dalam aromaterapi.

b. Meningkatkan kualitas tidur

Minyak aromaterapi dapat membantu orang untuk mengurangi stress.

Aromaterapi dapat membantu mengatasi masalah tidak bisa tidur atau

insomnia, cemas, atau restless leg syndrome dan gatal dimalam hari yang

sering terjadi dapat menggunakan aromaterapi untuk membantu tidurnya.

Minyak essensial dalam aromaterapi yang digunakan dapat berupa minyak

c. Mengobati masalah pernafasan

Minyak aromaterapi memiliki antiseptik yang dapat membantu

membersihkan udara dari bakteri, kuman, dan jamur. Dampak yang

ditimbulkan organisme tersebut mengganggu pernafasan, seperti sumbatan,

batuk, atau bersin.

11
d. Meredakan nyeri dan peradangan

Minyak aromaterapi dapat meredakan nyeri atau mengurangi otot yang

tegang, nyeri sendi, jaringan yang mengalami peradangan, atau sakit

kepala,. Minyak aromaterapi yang biasa digunakan yaitu jahe, kunyit, dan

jeruk untuk meredakan nyeri sendi. Aromaterapi untuk mengatasi sakit

kepala menggunakan aroma daun mint, spearmint, dan rosemary.

e. Mengurangi mual

Minyak aromaterapi seperti jahe, kunyit, anggur, daun mint, lemon,

kamomil, dan eucalyptus dapat membantu megatasi penyakit asam

lambung, mual, morning sickness atau emesis gravidarum (mual saat

hamil), atau kram perut saat Premenstrual Syndrome (PMS). 10

3. Kandungan Daun Mint

Daun mint mempunyai kandungan minyak essensial menthol dan

menthone. Pada daun dan ujung-ujung cabang tanaman mint yang sedang

berbunga mengandung 1% minyak atsiri, 78% mentol bebas, 2%

mentolmtercampur ester, dan sisanya resin, tannin, asam cuka. Selain itu,

kandungan monoterpene, menthofuran, sesquiterpene, triterpene, flavonoid,

karotenoid, tannin dan beberapa mineral lain juga ditemukan dari minyak

daun mint (Tijitrosoepomo, 2013). 11

Menthol berkhasiat sebagai obat karminatif (penenang), antispasmodic

(antibatuk) dan diaforetik (menghangatkan dan menginduksi keringat).

12
MinyakMenthapiperitaL.mempunyai sifat mudah menguap, tidak

berwarna, berbau tajam dan menimbulkan rasa hangat diikuti rasa dingin

menyegarkan. Minyak ini diperoleh dengan cara menyuling ternanya (batang

dan daun), sehingga minyak yang sudah diisolasimentholnya disebut

dementholizedoil (DMO) (Hadipoentyanti, 2012). 12

Pappermint (Mentha piperita) merupakan salah satu minyak

aromatherapy berasal dari keluarga/family mint, tanaman ini mengandung

minyak esensial yang memiliki komponen utama yaitu menthol (50-60%)

yang dapat memberikan sensasi dingin di kulit, menthol mampu menurunkan

rasa gatal yang di sebabkan oleh hysytamine(Sinaga, 2018). 13

4. Efektifitas Daun Mint

Aroma terapi daun mint adalah suatu penyembuhan yang berasal dari

alam dengan menggunakan daun mint sebagai tambahan baku. Daun mint

mengandung menthol sehingga sering digunakan juga sebagai bahan baku

obat flu. Aroma menthol yang terdapat pada daun mint memiliki anti

inflamasi, sehingga nantinya akan membuka saluran pernafasan. Selain itu,

daun mint juga akan membantu mengobati infeksi akibat serangan bakteri.

Karena daun mint memiliki sifat antibakteri. 14

Daun mint akan melonggarkan bronkus sehingga akan melancarkan

pernafasan. Untuk melegakan pernafasan bisa untuk menghirup daun mint

secara langsung. Sedangkan inhalasi sederhana adalah menghirup uap hangat

dari air mendidih telah dicampur dengan aroma terapi sebagai penghangat,

13
misalnya daun mint. Terapi inhalasi ditujukan untuk mengatasi bronkospasme,

mengencerkan sputum, menurunkan hipereaktivitas bronkus serta mengatasi

infeksi. Penggunaan terapi inhalasiini diindikasikan untuk pengobatan asma,

penyakit paru obstruksi kronis, tuberculosis (Rasmin, 2012). 15

Kandungan penting yang terdapat didaun mint adalah menthol

(dekongestan alami). Daun mint mempunyai kandungan minyak essensial

menthol dan menthone. Pada daun dan ujung-ujung cabang tanaman mint

yang sedang berbunga mengandung 1% minyak atsiri, 78% mentol bebas, 2%

mentol tercampur ester, dan sisanya resin, tannin, asam cuka (Tijitrosoepomo,

2013). 16

5. Kontra Indikasi Aromaterapi Pappermint

kontraindikasi dalam pemberian aromaterapi (Solehati & Kosasih, 2015).

a). indikasi

Aromaterapi pappermint digunakan untuk meringankan kondisi pernafasan

dan essensial memiliki sifat bronkolitik, antipasmodie dan secretolytic

b). Kontra

Aromaterapi ini mengandalkan indera penciuman agar pelaksanaannya

lebih optimal. Hal ini menunjukan bahwa tidak dapat dilakukan pada

pasien yang mengalami gangguuan indera penciuman. 17

14
B. Konsep Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas

1. Definisi Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas

Bersihan jalan napas tidak efektif merupakan ketidakmampuan

membersihkan sekret atau obstruksi jalan napasuntuk mempertahankan jalan

napas tetap paten Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau

obstruksi dari saluran pernafasan untuk mempertahankan kebersihan jalan

nafas (Nurarif. A.H dan Kusuma. H, 2015). 18

Bersihan jalan napas tidak efektif adalah ketidakmampuan

membersihkan sekret atau obstruksi jalan napas untuk mempertahankan jalan

napas tetap paten (Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2018) 19

2. Penyebab Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas

Bersihan jalan napas tidak efektif secara fisiologis disebabkan oleh

spasme jalan napas, hipersekresi jalan napas, disfungsi neuromuskuler, benda

asing dalam jalan napas, adanya jalan napas buatan, sekresi yang tertahan,

hiperplasia dinding jalan napas, proses infeksi, respon alergi, dan efek agen

farmakologi (mis. anastesi). Sedangkan penyebab secara situasional

diantaranya merokok aktif, merokok pasif, dan terpajan polutan (Tim Pokja

SDKI DPP PPNI, 2016). 20

Penyebab bersihan jalan napas tidak efektif pada bronkopneumoni

adalah hipersekresi pada percabangan trakeobronkial yang terakumulasi dan

15
mengental sehingga menyumbat jalan napas, Sekresi trakeobronkial ini

berasal dari pencairan nekrosis kaseosa (pengkijuan) (Price Sylvia A, 2016).21

3. Tanda dan Gejala Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas

Bersihan jalan napas tidak efektif dikelompokkan menjadi tanda dan

gejala mayor dan minor. Mayor adalah tanda/gejala yang ditemukan sekitar

80%-100% untuk validasi diagnosis. Sedangkan minor merupakan

tanda/gejala yang tidak harus ditemukan, namun jika ditemukan dapat

mendukung penegakan diagnosis (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016). 22

Tanda dan gejala pada pasien dengan diagnosa keperawatan bersihan

jalan napas tidak efektif sesuai dengan standar diagnosa keperawatan

indonesia (SDKI) adalah seperti :

1) Gejala dan tanda mayor

a) Subjektif : Tidak tersedia

b) Objektif : batuk tidak efektif, tidak mampu batuk, sputum berlebih,

wheezing dan ronkhi, mekonium di jalan napas

2) gejala dan tanda minor

a) subjektif : dispnea, sulit bicara, ortopnea

b) objekti : gelisah, sianosis, bunyi napas menurun, frekuensi napas

berubah, pola napas berubah 23

4. Penatalaksanaan bersihan jalan napas tidak efektif

16
a. Latihanbatukefektif

Latihan batuk efektif merupakan aktivitas yang dilakukan untuk

membersihkan sekresi pada jalan napas. Tujuan batuk efektif adalah

meningkatkan mobilisasi sekresi dan mencegah risiko tinggi retensi

sekresi (Arif, 2018). Dengan suatu metode yang mengajarkan teknik

batuk yang benar diharapkan pasien dapat menghemat energi agar tidak

mudah lelah serta dapat mengeluarkan dahak secara maksimal (Mubarak,

I. Indrawati L, 2015). 24

b. Fisioterapidadadandrainasepostural

Fisioterapi dada (perkusi dan vibrasi) dan drainase postural

merupakan serangkaian tindakan keperawatan yang bertujuan

membersihkan dan mempertahankan kepatenan jalan napas (Mubarak, I.

Indrawati L, 2015). Perkusi adalah tindakan adalah tindakan menepuk-

nepuk kulit dengan tenaga penuh menggunakan kedua tangan yang

dibentuk meyerupai mangkuk secara bergantian. Tindakan ini bertujuan

melepaskan sumbatan sekret pada dinding bronkus. Sedangkan vibrasi

adalah serangkaian getaran kuat yang dihasilkan oleh kedua tangan yang

diletakkan mendatar di atas dada pasien. Tujuannya adalah untuk

meningkatkan turbulensi udara yang dihembuskan sehingga sekret

terlepas dari dinding bronkus (Mubarak, I. Indrawati L, 2015). 25

Drainase postural adalah drainase sekret dari berbagai segmen paru

dengan memanfaatkan gaya gravitasi . Drainase postural menggunakan

17
posisi spesifik yang memungkinkan gaya gravitasi untuk membantu

dalam membuang sekresi bronkial. Sekresi mengalir dari bronkiolus yang

terkena ke dalam bronki dan trakea lalu membuangnya dengan

membatukkan atau penghisapan. Drainase postural digunakan untuk

menghilangkan atau mencegah obtruksi bronkial yang disebabkan oleh

akumulasi sekret (Smeltzer, S.C & Bare, 2013). 26

Tindakan drainase postural dilakukan dengan membaringkan pasien

dalam posisi yang berbeda secara bergantian, sehingga gaya gravitasi

membantu untuk mengalirkan sekresi dari jalan napas bronkial yang lebih

kecil ke bronki yang besar dan trakea. Pasien biasanya dibaringkan dalam

lima posisi yaitu satu posisi untuk mendrainase setiap lobus, kepala lebih

rendah, pronasi, lateral kanan dan kiri, serta duduk tegak (Smeltzer, S.C

& Bare, 2013). 27

c. Terapi inhalasi

Terapi inhalasi merupakan terapi pemberian obat dengan cara

menghirup larutan obat yang telah diubah menjadi bentuk uap dengan

bantuan alat tertentu, misalnya nebulizer. Tujuan terapi inhalasi adalah

merelaksasi saluran pernapasan, menekan proses peradangan dan

pembengkakan selaput lendir, mengencerkan dan memudahkan

pengeluaran dahak, menjaga selaput lendir dalam keadaan lembab, serta

melegakan pernapasan (Lusianah, Indrayani, 2012). 28

18
Nebulizer adalah alat genggam yang menyemburkan medikasi atau

agens pelembab seperti agens bronkodilator atau mukolitik menjadi

mikroskopik dan mengirimkannya ke dalam paru-paru ketika pasien

menghirup napas(Smeltzer, S.C & Bare, 2013). Pada pasien dengan

bersihan jalan napas tidak efektif yang disebabkan oleh kentalnya sekret

di jalan napas sehingga tersumbat biasanya diberikan agens mukolitik

yang berfungsi untuk mengencerkan sekresi pulmonal sehingga mudah

dikeluarkan (Somantri, n.d.). 29

C. Konsep Penyakit Bronkopneumoni.

1. Definisi

Bronchopneumonia adalah suatu peradangan paru yang biasanya

menyerang di brokioli terminal. Bronkeoli terminal tersumbat oleh eksudat

mokopurulenyang membentuk bercak-bercak konsolidasi di lobuli yang

berdekatan. Penyakit ini sering bersifat sekunder, menyertai infeksi saluran

pernapasan atas, demam infeksi yang spesifik dan penyakit yang melemahkan

daya tahan tubuh (Nurarif. A.H dan Kusuma. H, 2015). 30

Bronkopnuemonia adalah radang pada paru-paru yang

menggambarkan pneumonia yang mempunyai penyebaran berbercak, teratur

dalam satu area atau lebih yang berlokasi di dalam bronki dan meluas ke

parenkim paru (Samuel, 2019). 31

Bronkopnwumoni adalah suatu peradangan pada parenkim paru yang

meluas sampai bronkioli atau dengan kata lain peradangan yang terjadi pada

19
Jaringan paru melalui saluran pernafasan atau melalui hematogen sampai ke

bronkus (Riyadi, 2017). 32

2. Etiologi Bronkopneumoni

Secara umum bronkopneumoni diakibatkan penurunan mekanisme

pertahanan tubub terhadap virulensi organisme patogen. Orang normal dan

sehat mempunyai mekanisme pertahanan tubuh terhadap organ pernafasan

yang terdiri atas : reflek glotis dan batuk, adanya lapisan mukus, gerakan silia

yang menggerakan kuman keluar dari organ, dan sekresi humoral setempat

(Nurarif. A.H dan Kusuma. H, 2015).

Timbulnya bronkopneumonia disebabkan oleh :

a. Bakteri : Streptococcus, Staphylococcus, Influenza, Klebsiella

b. Virus : legionella, Pneumonia

c. Jamur : Aspergillus, Spesies, Candida Albicans

d. Aspirasi makanan, sekresi orofaringeal atau isi lambung ke dalam paru-

paru

e. Terjadinya karena kongesti paru yang lama33

3. Tanda dan gejala

Tanda dan gejala yang muncul pada penyakit bronkopneumoni

(Wijayaningsih, K, 2013).

a. Peningkatan suhu tubuh yang

b. Pernafasan cepat dan dangkal disekitar pernafasan cuping hidung

c. Sianosis sekitar hidung dan mulut

20
d. Kadang kadang muntah dan diare

e. Batuk, pada permulaan penyakit tidak ditemukan, tapi setelah beberapa

hari, mula-mula kering, kemudian menjadi produktif 34

4. Patofisiologi

Bronkopneumonia merupakan peradangan pada parenkim paru

yangdisebabkan oleh bakteri, virus, jamur ataupun benda asing

(Wijayaningsih, K, 2013). Suhu tubuh meningkat dan dapat disertai kejang

karena demam yangsangat tinggi. Anak yang mengalami bronkopneumonia

sangat gelisah, dipsnea,pernafasan cepat, dan dangkal disertai pernapasan

cuping hidung, serta sianosisdisekitar hidung dan mulut, merintih dan sianosis

Bakteri yang masuk ke paru-paru menuju ke bronkioli dan alveoli melalui

saluran napas yang menimbulkan reaksi peradangan hebat dan menghasilkan

cairanedema yang kaya protein dalam alveoli dan jaringan interstitial. Alveoli

dan septa menjadi penuh dengan cairan edema yangberisi eritrosit dan fibrin

serta relative sedikit leukosit sehingga kapiler alveoli menjadi melebar.

Apabila proses konsolidasi tidak dapat berlangsung dengan baikmaka setelah

edema dan terdapatnya eksudat pada alveolus maka membran dari alveolus

akan mengalami kerusakan.Perubahan tersebut akan berdampak padapada

penurunan jumlah oksigen yang dibawa oleh darah.Sehingga berakibat

padahipoksia dan kerja jantung meningkat akibat saturasi oksigen yang

menurun danhiperkapnia. Penurunan itu yang secara klinis menyebabkan

penderita mengalamipucat sampai sianosis.35

21
5. Pathway

a) penderita yang dirawat di rs


Jamur, virus, bakteri, protozoa
b) Penderita yang mengalami
supresi sistem pernafasan
c) Kontaminasi persalatan RS

Infeksi saluran pernafasan bawah


Saluran
pernafasan atas

Proses Kuman berlebih di Infeksi saluran


peradangan bronkus pencernaan

Ketidakefektifan Peningkatan flora


Akumulasi
bersihan jalan normal dalam usus
sekret
nafas

Resiko ketidakseimbangan elektrolit


Anorekisa Intake berkurang

Ketidakseimbangan nutrisi

Bagan 2.1 Pathway

(Nurarif. A.H dan Kusuma. H, 2015)

6. Pemeriksaan Penunjang

22
pemeriksaan penunjang yang dapat menegakkan diagnosa keperawatan

(Nurarif. A.H dan Kusuma. H, 2015).

a) Pemeriksaan Laboratorium : Pemeriksaan darah, Pemeriksaan sputu,

Analisa gas darah, Kultur darah, Sampel, darah, sputum, dan urin.

b) Pemeriksaan Radiologi : Rontgenogram Thoraks,

Laringoskopi/bronkoskop 36

7. Penatalaksanaan Bronchopneumonia

Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada anak dengan bronkopneumonia

(Wijaya, A.S, & Putri, 2013).

a. Menjaga Kelancaran Pernapasan

b. Kebutuhan Istirahat

c. Kebutuhan Nutrisi dan Cairan Pasien, Untuk mencegah dehidrasi dan

kekurangan kalori dipasang infus dengan caieran glukosa 5% dan NaCl

0,9%

d. Mengontrol Suhu Tubuh37

8. Komplikasi

Komplikasi yang terjadi pada penyakit bronkopneumonia (Wijayaningsih, K,

2013).

a. Empisem, kondisi dimana kantung udara di paru-paru secara bertahap

hancur membuat napas menjadi lebih pendek.

23
b. Otitis media akut, terjadi jika tidak diobati maka sputum yang

berlebihan akan masuk kedalam tuba sehingga menghalangi masuknya

udara.

c. Ateletaksis, kebocoran paru-paru, baik parsial atau seluruhnya, atau

sebagian (lobus).

d. Emfisema

Kondisi dimana kantung udara di paru-paru secara bertahap hancur,

membuat nafas lebih pendek

e. Meningitis

Radang selaput otak dan sumsum tulang belakang, biasanya disebabkan

oleh infeksi.38

24
D. Kerangka Teori

Anak dengan bronkopneumoni Tanda dan gejala bronkopneumoni

a. Peningkatan suhu tubuh


b. Pernafasan cepat dan dangkal

Faktor penyebab bronkopneumoni c. Sianosis sekitar hidung dan


mulut
a. Bakteri : Streptococcus,
d. Kadang kadang muntah dan
Staphylococcus, Influenza,
diare
Klebsiella
e. Batuk
b. Virus : legionella, Pneumonia
c. Jamur : Aspergillus, Spesies, Candida
Albicans
d. Aspirasi makanan, sekresi
orofaringeal atau isi lambung ke Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

dalam paru-paru
e. Terjadinya karena kongesti
paru yang lama

Penatalaksanaan

Non farmakologi dengan menggunakan


Keterangan : Diteliti aromaterapi ( papppermint)

Tidak Diteliti

Bagan 3.1 Kerangka Teori

(Wijaya, A.S, & Putri, 2013)

25
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian merupakan hal yang harus dipersiapkan sebelum terjun

langsung ke lapangan(Arikunto, 2014). mengatakan bahwa metode penelitian

adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data

penelitiannya. Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk

mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan,

dan dibuktikan suatu penge- tahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat

digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam

bidang pendidikan (Sugiyono, 2018). 39

Desain penelitian pada hakikatnya merupakan suatu strategi untuk mencapai

tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau

penuntun penelitian pada seluruh proses penelitian (Sujarweni, 2014). 40

Desain penelitian ini menggunakan desain kuantitatif (desktiptif)

menggunakan metode pre-eksperimen dengan one-group pretest-posttest.

Dimana rancangan penelitian ini tidak ada kelompok perbandingan (kontrol)

tetapi paling tidak sudah dilakukan observasi pertama (pretest) yang

memungkinkan peneliti dapat menguji perubahan-perubahan yang terjadi

setgelah adanya eksperimen (Notoatmodjo, 2013). 41

26
Pretest Perlakuan Postest
O1 X O2

Keterangan :

O1 : nilai pretest (sebelum diberikan perlakuan

X : perlakuan (treatment)

O : nilai posttest (setelah diberikan perlakuan)

Paradigma desain penelitian ini terdapat pretest sebelum diberikan

perlakuan, sehingga hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat

membandingkan dengan keadaan sebelum diberikan perlakuan. 42

B. Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka konsep adalah merupakan uraian tentang hubungan atau ka

itan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang

telah dilakukan. Kerangka konsep ini terdiri dari Variabel-Variabel serta hubung

an Variabel yang satu dengan yang lain (Notoatmodjo, 2013). 43

Berdasarkan hasil studi keputusan dan kerangka teori, terdapat disusun kerangka

konsep penelitian sebagai berikut:

Variabel Independent (X) Variabel dependen (Y)

Aromaterapi Ketidakefektifan jalan


Pappermint nafas

Bagan 3.2 Kerangka Konsep Penelitian

27
C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya merupakan sesuatu yang berbentuk apa saja

yang ditetapkan untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebu

t sebagai upaya untuk memberikan solusi pada permasalahan. Variabel penelitian

pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan ole

h peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kem

udian ditarik kesimpulannya.(Sugiyono, 2018) Dalam penelitian ini terdiri 2 (du

a) variabel yaitu:

1. Variabel Bebas (Independen Variabel)

Variabel Bebas (Independen Variabel) adalah Variabel yang mempengaruhi at

au yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya Variabel (dependen), ya

ng disimbolkan dengan symbol (X). Dalam penelitiannya ini yang menjadi var

iabel bebas adalah aromaterapi pappermint (Sugiyono, 2018).

2. Variabel Terkait (Dependen Variabel)

Variabel Terikat (Dependen) adalah Variabel yang dipengaruhi atau menjadi

akibat karena adanya Variabel bebas, yang disimbolkan dengan symbol (Y). D

alam penelitiannya ini yang menjadi variabel terikat adalah ketidakefektifan

jalan nafas (Sugiyono, 2018)44

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah alternatife dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi pro

blematika yang diajukan dalam penelitiannya. Dugaan jawaban tersebut merupak

an kebenaran yang sifatnya sementara, yang akan diuji kebenarannya dengan dat

28
a yang dikumpulkan melalui penelitian, Hipotesis Alternatif atau Hipotesis Kerja

adalah penerjemahan hipotesis

peneliti secara operasional. Statistik sendiri digunakan tidak untuk langsung m

enguji hipotesis alternatif, akan tetapi digunakan untuk menolak atau menerima h

ipotesis nihil (nol).

Ha: Ada pengaruh aromaterapi pappermint terhadap ketidakefektifan bersihan

jalan nafas pada anak dengan bronkopneumoni djika p value ≤0.05.) Hipotesis N

ol atau Hipotesis Nihil adalah hipotesis yang meniadakan perbedaan antara kelo

mpok atau meniadakan hubungan sebab akibat antar variable yang artinya selisih

variable pertama dengan variable kedua adalah nol atau nihil

E. Definisi Operasional

Tabel 3.2 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur CaraUkur Hasil Ukur Skala U

kur

1 Variabel Daun mint atau Kuesioner Observasi 1.sebelum Ordinal

Indepen dikenal dengan nama dan

den (beb ilmiah Mentha sesudah

as) piperita L adalah dilakukan

Aromate sebuah tanaman pemberian

rapi herbal aromatik aromatera

Papper penghasil minyak pi

29
mint atsiri yang disebut pappermin

minyak permen t

(pepppermint oil)

( Ardisela,2012).

2 Variabel Ketidakmampuan Kuesioner Observasi 1.pernafas Ordinal

depende untuk membersihkan an normal

n (terika sekresi atau anak ±

t) obstruksi dari (20-30)

Ketidak saluran pernafasan Pernafasan

efektifa untuk tidak

n jalan mempertahankan normal

nafas kebersihan jalan anak > 30

nafas (WHO, 2019). (WHO,

2019)

F. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subje

k yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh pe

30
neliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam

penelitian ini adalah sebanyak 30 responden.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti. Teknik

pengambilan sampling pada penelitian ini adalah total sampling,. Total

sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama

dengan populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah 30 responden

G. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kampung cikempong pakansari cibinong bogor

dan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan februari 2022.

H. Etika Penelitian

1. Informed Consent (persetujuan menjadi klien )

Lembar persetujuan ini akan diberikan oleh orang tua dari pasien anak

dengan bronkopneumonia untuk dijadikan sebagai responden dalam penelitian

ini, apabila orang tua dari anak tersebut menyetujui anaknya untuk dijadikan

sebagai penelitian ini untuk diberikan intervensi aroma terapi pappertmint

maka orang tua diminta untuk menandatangani informed consent atau lembar

persetujuan menjadi responden, namun apabila orang tua yang tidak

menyetujui atau menolak anaknya untuk dijadikan responden maka tidak

diminta untuk menandatangani informed consent atau dikosongkan pada

bagian tanda tangan persetujuan tersebut. hal ini dilakukan agar

31
mempermudah peneliti dalam menemukan para calon responden untuk

dijadikan sebagi responden yang akan dilibatkan dalam penelitian ini.

2. Anonimity (tanpa nama)

Identitas nama responden tidak akan dicantumkan pada lembar

pengumpulan data, dan untuk mengetahui keikutsertaannya peneliti hanya

menggunakan inisial. Peneliti memberikan jaminan kerahasiaan hasil

penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi

yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok

data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset sehingga tidak terlihat

informasi dan data pada pasien.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan mengenai informasi yang telah didapat oleh peneliti dari

klien maupun keluarga klien akan dijamin kerahasiaannya, agar pasien

mendapatkan perlindungan dari ketidaknyamanan maupun kerugian. Peneliti

hanya mencantumkan inisial responden untuk menjamin kerahasiaan

informasi yang didapatkan dari responden dalam penyusunan laporan

penelitian. Semua data hanya digunakan untuk keperluan analisis data sampai

penyusunan laporan dalam penelitian. 46

I. Alat dan Metode pengumpulan data

1. Metode pengumpulan data dan Langkah pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah melakukan

wawancara kepada orang tua, observasi dan beberapa dokumen rekam medik

32
pada paseien anak dengan bronkopneumonia sebelum dan sesudah dilakukan

pemberian aroma terapi pappermint

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengumpulan data untuk

mengukur suatu keberhasilan dari aroma terapi pappermint adalah dengan

melihat suatu lembar pengamatan yang berupa catatan perkembangan anak

dengan bronkopneumonia sebelum dan sesudah diberikan aroma terapi

pappermint

a). Memperoleh surat ijin untuk melakukan penelitian.

b).Peneliti memberikan informasi mengenai tujuan penelitian yang

ikutsertaan dalam penelitian ini kepada orang tua calon responden, bagi

orang tua yang menyetujui dan bersedia mengikutsertakan anaknya untuk

berpartisipasi dalam penelitian ini diminta orang tua calon responden untuk

menandatangani lembar persetujuan penelitian (informed consent)

c).Peneliti membagikan lembar persetujuan penelitian (informed consent)

kepada responden penelitian yang bersedia berpartisipasi dalam penelitian

untuk ditandatangani lembar persetujuan

d).Peneliti memberikan aroma terapi pappermint pada pasien anak

bronkopneumoni dengan usia 2-10 tahun

2. Alat pengumpulan data ( instrumen)

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah suatu lembar

pengamatan atau hasil observasi dengan intervensi yang sudah diberikan pada

anak bronkopneumonia yaitu dengan aroma terapi pappermint maupun yang

33
tidak diberikan aroma terapi pappermint dengan menggunakan beberapa

catatan hasil observasi, selain itu instrumen yang digunakan dalam penelitian

ini adalah dengan menggunakan stetoskop untuk mengetahui adanya bunyi

ronchi atau tidak. peneliti menggunkan lembar kuesioner yang berisi tentang

beberapa pengetahuan orang tua mengenai penyakit bronkopneumonia. Selain

itu, peneliti menggunakan lembar SOP atau standar operasional proseudur

dalam pemberian aroma terapi pappermint.

J. Metode Pengolahan Data dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

Pengolahan data dalam peneliti ini meliputi tahap-tahap sebagai berikut:

a. Editing

Editing adalah memeriksa data yang telah dikumpulkan baik berupa daftar

pertanyaan, kartu atau buku registrasi. Editing bertujuan untuk melengkapi

data yang belum lengkap.

b. Coding

Coding adalah bagian dari suatu kegiatan dalam kode numeric (angka)

terhadap data yang terdiri dari beberapa kategori, pemberian dalam kode

ini sangat penting pada pengelolaan dan analisa data dengan menggunakan

computer. Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode artinya

dalam satu buku (code book) agar memudahkan melihat kembali.

1. Jenis kelamin

Laki-laki :1

34
Perempuan :2

2. Usia

2 – 4 tahun :1

4 – 7 tahun :2

7 – 10 tahun :3

3. Pendidikan

Belum Sekolah :1

Tk / paud :2

SD :3

4. Frekuensi Nafas sebelum diberikan Aromaterpi

Frekuensi nafas <30 : 1

Frekuensi nafas >30 : 2

5. Frekuensi Nafas sesudah diberikan Aromaterpi

Frekuensi nafas <30 : 1

Frekuensi nafas >30 : 2

c. Entry Data

Entry data adalah memasukkan data penelitian pada program computer unt

uk pengolahan data dengan menggunakan computer.

d. Tabulasi

Tabulasi adalah mengkelompokkan data sesuai dengan tujuan penelitian ya

ng selanjutnya dimasukkan dalam pengolahan data. Penyusunan data bertuj

uan untuk memudahkan dalam menjumlah, menyusun dan menata untuk di

35
sajikan dan dianalisis. Penyusunan data pada penelitian ini menggunakan ta

bulasi dengan proses komputerisasi.

e. Processing

Processing adalah jawaban dari masing-masing responden yang telah mem

bentuk kode (angka atau huruf) lalu di proses kedalam program computer

(SPSS). Dalam proses ini dituntut keahlian agar tidak terjadi bias. Merubah

semua hasil jawaban responden dengan mengkode jawaban dengan mengg

unakan angka yang merubah nilai.

f. Cleaning data (pembersihan data)

Merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di-entry apakah

ada kesalahan atau tidak dan kegiatan peneliti dalam memasukan data-data

hasil penelitian kedalam table-tabel sesuai kriteria yang telah ditentukan be

rdasarkan lembar observasi yang telah ditentukan kodenya.

Langka-langkah pembersihan data adalah sebagai berikut:

1). Mengetahui missing data

Untuk mengetahui data yang hilang (missing) dapat dilakukan dengan m

embuat distribusi frekuensi masing-masing variable.

2). Mengetahui variasi data

Dengan melihat variasi data dapat dideteksi apakah data yang dimasukk

an benar atau salah. Cara mendeteksi dengan membuat distribusi masin

g-masing variable.

36
g. Mengetahui konsistensi data

Cara untuk mengetahui adanya ketidakkonsistensian data dapat dilakukan d

engan menghubungi dua Variabel. 47

2. Analisa Data

Dalam penelitian ini untuk melakukan analisa data dengan

menggunakan bantuan program SPSS.

a. Analisa Univariat

Tujuan dari analisis univariat adalah untuk mendeskripsikan distribusi dari

masing-masing variabel yang diteliti. Pada penelitian ini variabel yang did

eskripsikan melalui analisis univariat adalah adalah variabel dependent yai

tu Usia dan Jenis Kelamin dan variable Dependen risiko terjadinya

diabetic foot ulcers. Data yang diubah diperoleh kemudian dihitung masin

g-masing kelompok dan disajikan menggunakan table serta diinterprestasi

kan.

f
P= x 100%
n

Keterangan :

P= nilai presentase

f= nilai yang diperoleh dari setiap kelompok

n= jumlah responden36.

37
b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat adlah analisis untuk menguji pengaruh dan perbedaan

antara variabel, dalam penelitian ini analisis bivariat digunakan untuk

menganalisis pengaruh aromaterapi pappermint terhadap ketidakefektifan

bersihan jalan nafas pada ank dengan bronkopneumoni di kampung

cikempong pakansari cibinong bogor tahun 2022.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas data adalah pengujian yang harus dilakukan

sebelum melakukan pengujian hipotesis yang bertujuan untuk data

yang telah dikumpulkan berdistribusi normal atau diambil dari

populasi normal. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah

populasi data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini diguna

kan untuk menentukan teknik analisis pengujian hipotesis. Dalam pene

litian ini uji normalitas dihitung menggunakan uji shapiro wilk dengan

taraf sig 0,05. Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas, seb

agai berikut:

1. Jika nilai signifikan ˂ 0,05 maka data berdistribusi tidak

normal.

2. Jika nilai signifikan > 0,05 maka data berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

38
Uji homohgenitas dilakukan setelah uji normalitas berdistribusi

normal. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji

levene. Uji homogenitas dilakukan untuk menguji homogen atau

tidaknya sampel yang diambil dari populasi yang sama. Sampel

dapat dikatakan memiliki varian populasi sama jika probabilitas

perhitungan lebih besar dari 0,05 atau p > 0,05. Apabila hasil uji

homogenitas menunjukan data homogen, lalu diuji hubungan dua

rata-ratanya menggunakan uji statistik parametik dengan t-test

3. Uji Hipotesis

Menurut Triton (2016) sampel t-test adalah pengujian

menggunakan distribusi terhadap signifikan perbedaan nilai rata

rata tertentu dari dua kelompok sampel yang tidak berhubungan

selain itu.

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :

“ada pengaruh aromaterapi pappermint terhadap ketidakefektifan

bersihan jalan nafas pada anak dengan bronkopneumoni di

kampung cikempong pakansari cibinong bogor”

39
Ho : tidak ada pengaruh aromaterapi pappermint terhadap

ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada anak dengan

bronkopneumoni di kampung cikempong pakansari cibinong bogor

Ha : adanya pengaruh aromaterapi pappermint terhadap

ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada anak dengan

bronkopneumoni di kampung cikempong pakansari cibinong bogor

Pengambilan keputusan untuk hipotesis menggunakan kriteria

penerimaan penoplakan hipotesis nihil (Ho) pada taraf signifikan

5%, adalah apabila t hitungan > t tabel, Hipotesis nihil (Ho) ditolak

atau hipotesis alternatif (Ha) diterima, tetapi apabila t hitungan < t

tabel, hipotesis nihil (Ho) diterima atau hipotesis alternatif (Ha)

ditolak. Selain itu untuk menentukan hipotesis nihil (Ho) diterima

atau tidak dapat juga dilihat melalui signifikasi atau probabilitas

yaitu apabila probabilitas > 0,05 hipotesis nihil (Ho) diterima atau

hipotesis alternatif (Ha) ditolak, sedangkan jika probabilitas <0,05

hipotesis nihil (Ho) ditolak atau hipotesis alternatif (Ha) diterima.

40
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

Bab ini membahas hasil penelitian Pengaruh Aromaterapi pappermint

terhadap Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas pada Anak dengan

Bronkopneumoni di Kampung Cikempong. Pengambilan data ini

menggunakan data sekunder dengan menggunakan lembar observasi dan

dokumentasi dengan jumlah responnden yaitu 30. Data yang diperoleh

kemudian di analisa dan di tabulasi setelah itu disajikan Dalam bentuk tabel

Penelitian ini dilaksanakan di Kampung Cikempong Pakansari

Cibinong Bogor pada bulan Februari 2022. pada saat melakukan penelitian ini

peneliti terjun langsung dengan dibantu oleh asisten peneliti yang berjumlah

satu orang yang dimana asisten tersebut membantu untuk mengabil

dokumentasi kemi mengobservasi langsung pada saat penelitian dengan

mengkaji pre dan post intervensi pemberian Aromaterapi dengan

menggunakan lembar observasi. Sebelum melakukan penelitian ini perawat

membagikan informed consent, peneliti menjelaskan dahulu kegunaan dari

informed consent atau lembar persetujuan. Penelitian ini menggunakan

kuantitatif yaitu dengan menggunakan pre-eksperimental dengan penelitian

41
one group pretest-posttest dimana penelitian ini terdapat pretest sebelum

diberikan perlakuan dan posttest setelah diberikan perlakuan.

B. Hasil Penelitian

1. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kampung Cikempong Pakansari Cibinong

Bogor. Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 05 Februari 2022 sd 14

Februari 2022 dan dilakukan pengambilan data. Dalam pelaksanaan

pengumpulan data dibantu oleh satu asisten yang akan mengambil gambar

dokumentasi dalam pemberian intervensi. Jumlah responden dalam penelitian

ini yaitu 30 responden yang diberikan pengaruh aromaterapi pappermint

terhadap ketidakefektifan bersihan jalan nafas dengan pada anak dengan

bronkopneumoni. hasil penelitian ini dianalisis secara univariat dan bivariate.

Analisis univariat dihasilkan dalam bentuk distribusi frekuensi yang meliputi

diketauinya jenis kelamin, usia, serta pendidikam , selanjutnya akan

dianalisis bivariate guna untuk mengetahui adanya pengaruh aromaterapi

pppermint terhadap ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada anak dengan

Bronkopneumoni.

2. Hasil analisa univariat

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 30 responden, berikut

adalah gambaran responden berdasarkan lembar observasi pengaruh

aromaterapi pappermint terhadap ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada

42
anak dengan bronkopneumoni di kampung cikempong pakansari cibinong

bogor. Hasil penelitian ini dilakukan dengan cara analisis univariat yang akan

dijelaskan sebagai berikut :

a. Karakteristik subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin Pasien

No Jenis Frekuensi Jumlah


kelamin
1. Laki-laki 10 33,3%
2. Perempuan 20 66,7%

Sumber : data sekunder yang diolah

Berdasarkan tabel 4.1 yang diolah frekuensi karakteristik berdasrkan jenis

kelamin dapat disimpulkan bahwa yang berjenis kelamin laki-laki

terdapat 10 responden (33,3%), perempuan 20 responden (66,7%).

b. Karakteristik subjek penelitian berdasarkan usia

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Karakteristik Berdasarkan Usia

No Jenis Frekuensi Jumlah


kelamin
Sumber : data
1. Laki-laki 10 33,3%
sekunder yang
2. Perempuan 20 66,7%
diolah

43
Berdasarkan 4.2 yang diolah frekuensi karakteristik berdasarkan usia

dapat disimpulkan bahwa usia 2-4 tahun tedapat 2 rsponden (6,7%), usia

4-7 terdapat 13 responden (43,3%), usia 15 (50,0%).

c. Karakteristik subjek penelitian berdasarkan pendidikan

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Karakteristik Berdasarkan Usia

No Usia Frekuensi Jumlah


1. 2-4 2 6,7%
Tahun
2. 4-7 13 43,3%
Tahun
3. 7-10 15 50,0%
Tahun

Sumber : data sekunder yang diolah

Berdasarkan 4.3 yang diolah frekuensi karakteristik berdasarkan

Pendidikan dapat disimpulkan bahwa 2 responden yang belum bersekolah

(6,7%), 13 responden tk (43,3%), dan 15 responden sd (50,0%).

d. Karakteristik subjek penelitian berdasarkan frekuensi nafas sebelum

diberikan aromaterapi pappermint

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi nafas sebelum diberikan Aromaterapi pappermint

Frekuensi Frekuensi Jumlah

nafas

44
<30 0 0%

>30 30 100%

Sumber : data sekunder yang diolah

Berdasarkan 4.4 yang diolah karakteristik berdasarkan frekuensi nafas

sebelum dilakukan aromaterapi pappermint dapat disimpulkan bahwa

yang memiliki frekuensi nafas <30x/menit yaitu 0 responden atau bernilai

(0%) dan yang memiliki frekuensi nafas >30 yaitu 30 responden atau

bernilai (100%).

e. Karakteristik subjek penelitian berdasarkan frekuensi nafas setelah

diberikan aromaterapi pappermint

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Karakteristik Berdasarkan frekuensi nafas setelah

diberikan Aromaterapi pappermint

Frekuensi Frekuensi Jumlah

nafas

<30 30 100%

>30 0 0%

Sumber : data sekunder yang diolah

Berdasarkan 4.5 yang diolah karakteristik berdasarkan frekuensi nafas

setelah diberikan aromaterapi pappermint dapat disimpulkan bahwa yang

memiliki frekuensi nafas <30x/menit yaitu 30 responden atau bernilai

45
(100%) dan yang memiliki frekuensi nafas >30 yaitu 0 responden atau

bernilai (0%).

3. Hasil Analisis Bivariate

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang

diambil berasal dari populasi yang sama atau berdistribusi normal .

metode yang dilakukan dalam uji normalitas data yaitu dengan uji Shapiro

wilk.

Tabel 4.6

Hasil Uji Normalitas Data.

Karakteristik bersihan
jalan nafas
Statistic Df Sig.
sebelum diberikan ,947 30 ,144
perlakuan
sesudah diberikan ,890 30 ,005
perlakuan

Sumber : data sekunder yang diolah

Berdasarkan tabel 4.6 hasil dari uji normalitas data dengan Shapiro Wilk

dapat diketahui bahwa sebelum dilakukan perlakuan signifikan bernilai

0,144 dan setelah diberikan perlakuan signifikan bernilai 0,005 maka

dapat disimpulkan data berdistribusi normal.

46
b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengambil apakah sampel memiliki

varian yang sama atau tidak, hasil pengujian homogenitas data dengan

menggunakan teknik lavence test. Dapat dilihat pada tabel 4.7

Tabel 4.7

Hasil Uji Homogenitas

Levene
Statistic df1 df2 Sig.
Based on ,508 3 25 ,680
Mean
Based on ,416 3 25 ,743
Median
Based on ,416 3 22,520 ,743
Median and
with adjusted
df
Based on ,502 3 25 ,684
trimmed
mean

Sumber : data sekunder yang diolah

Berdasarkan hasil uji homogenitas dengan menggunanakan levene test

pada tabel 4.7 diatas menunjukan bahwa nilai sig 0,68 atau p>0,05 maka

dapat dikatakan memiliki varian populasi yang sama.

47
4. Uji Hipotesis

Setelah melakukan pengujian analisis ( normalitas dan homogenitas)

dan diketahui kedua kelompok berdistribusi normal dari kedua varians

populasi yang sama, uji selanjutnya adalah pengujian hipotesis penelitian

menggunakan uji Paired Samples T-test. Uji Paired Samples T-test ini

dilakukan untuk mengetahui pengaruh Aromaterapi pappermint terhadap

ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada anak dengan bronkopneumoni

Tabel 4.8

Hasil Uji T-Test

Karakteristik Significance
bersihan jalan nafas
One- Two-Sided
N Correlation Sided p p
sebelum diberikan 30 ,583 ,001 ,001
perlakuan &
sesudah diberikan
perlakuan

Sumber : data sekunder yang diolah

Berdasarkan tabel 4.8 di atas menunjukan bahwa pemberian

aromaterapi pepprmint memiliki pengaruh terhadap ketidakefektifan jalan

nafas pada anak dengan bronkopneumoni.

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji statistic Paired

Samples T-test dengan program SPSS versi 16.1 di dapatkan p value = 0,001

(α = 0,05, artinya Ha diterima berarti ada pengaruh aromaterapi pappermint

48
terhadap ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada anak dengan

bronkopneumoni di kampung cikempong pakansari cibinong bogor. Hasil uji

statistik paired t-test bahwa r hitung = 0,58 yaitu positif yang berarti semakin

sering diberikan aromaterapi pappermint maka ada keberhasilan untuk

meningkatkan keefektifan bersihan jalan nafas pada anak dengan

bronkopneumoni.

C. Pembahasan

1). Hasil Univariat

Pembahasan dalah kesenjangan yang muncul setelah peneliti melakukan

penelitian kemudian membandingkan hasil penelitian. Penelitian ini

merupakan penelitain tentang pengaruh aromaterapi pappermint terhadap

ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada anak dengan bronkopmneumoni di

kampung cikempong pakansari cibinong bogor.

a. Karakteristik subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin pasien yang

mengalami ketidakefektifan berihan jalan nafas dengan bronkopneumoni

di kampung cikempong pakansai cibinong bogor.

Berdasarkan tabel 4.1 tentang distribusi frekuensi karakteristik

berdasarksan jenis kelamin pasien dengan masalah ketidakefektifan jalan

nafas dengan bronkopneumoni yaitu terdapat 30 responden, pada

responden yang berjenis kelamin laki-laki yaitu 10 responden atau bernilai

(33,3%) dan responden yang berjenis kelamin perempuan mencapai 20

responden atau bernilai (66,7%). hasil penelitian ini sebanding dengan

49
penelitian yang dilakukan Sherly Amelia, rola Oktoriana dan Niko (2018)

RNJ. 1(2) : 77-83hasil penelitian menggunakan Quasi eksperimen one

group petest dan posttest design. Hasil diperoleh data p-value 0,002 <0,05

yang artinya ada pengaruh aromaterapi pappermint terhadap masalah

keperawatan ketidakefektifan jalan nafas pada pasien anak 1-5 tahun

dengan bronkopneumoni.

Jenis kelamin merupakan pensifatan atau opembagian jenis

kelamin manuia yang ditentukan secara biologis yang melekat pada

jenis kelamin tertentu alat alat alat tertentu secara biologis melekat dan

tidak bisa dipertukarkan antara laki laki dan permpuan. Peneliti

berasumsi bahwa jenis kelamin bukan salah satu faktor utama

ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada anak dengan

bronkopneumoni

b. Karakteristik subjek penelitian berdasarkan usia pasien yang mengalami

ketidakefektifan berihan jalan nafas dengan bronkopneumoni di

kampung cikempong pakansai cibinong bogor.

Berdasarkan tabel 4.2 tentang distribusi frekuensi karakteristik

berdasarksan usia pasien dengan masalah ketidakefektifan jalan nafas

dengan bronkopneumoni yaitu terdapat 30 responden, pada responden

yang berusia 2-4 tahun berjumlah 2 responsen atau benilai (6,7%), yang

bersusia 4-7 tahun berjumlah 13 orang atau bernilai (43,3%), dan yang

berusia 7-10 tahun berjumlah 15 orang atau bernilai (50,0%).

50
usia adalah satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan suatu

benda atau makhluk, baik yang hidup maupun yang mati. Semisal, umur

manusia dikatakan lima belas tahun diukur sejak dia lahir hingga waktu

umur itu dihitung.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan antara teori dan hasil

penelitian bahwa bronkopneumoni merupakan suatu yang rentan terjadi

pada anak terutama pada anak yang berusia 2-10 tahun.

Bronkopneumoni sering terjadi pada anak karena anak anak sangat

rentan terkena bakteri, virus jamur serta benda asing yang lainnya.

c. Karakteristik subjek penelitian berdasarkan pendidikan pasien yang

mengalami ketidakefektifan berihan jalan nafas dengan

bronkopneumoni di kampung cikempong pakansai cibinong bogor.

berdasarkan tabel 4.3 tentang distribusi frekuensi karakteristik

berdasrkan pendidikan pasien dengan masalah ketidakefektifan

bersihan jalan nafas pada anak dengan bronkopneumoni pada responden

yang belum bersekolah terdapat 2 responden dengan nilai (6,7%), yang

berpendidikan sd terdapat 13 responden dengan nilai (43,4%), dan

responden yang berpeendidikan Sd terdapat 15 responden dengaan nilai

(50,0%)

d. karakteristik berdasarkan frekuensi nafas sebelum diberikan aromaterapi

pappermint

51
Berdasarkan 4.4 yang diolah karakteristik berdasarkan frekuensi

nafas sebelum dilakukan aromaterapi pappermint dapat disimpulkan

bahwa yang memiliki frekuensi nafas <30x/menit yaitu 0 responden atau

bernilai (0%) dan yang memiliki frekuensi nafas >30 yaitu 30 responden

atau bernilai (100%). Frekuensi nafas merupakan jumlah nafas

seseorang yang diambil per menit pada usia anak normalnya suatu

pernfasan yaitu 20-30x/ dan pada anak dengan frekuensi abnormal

bernilai > 30x/ menit dalam penelitian ini peneliti menggunakan menit

Alat ukur NOC dengan menghitung frekuensi nafas per menit.

e. Karakteristik subjek penelitian berdasarkan frekuensi nafas setelah

diberikan aromaterapi pappermint

Berdasarkan 4.5 yang diolah karakteristik berdasarkan frekuensi

nafas setelah diberikan aromaterapi pappermint dapat disimpulkan

bahwa yang memiliki frekuensi nafas <30x/menit yaitu 30 responden

atau bernilai (100%) dan yang memiliki frekuensi nafas >30 yaitu 0

responden atau bernilai (0%).

2). Hasil bivariate

Pengaruh aromaterapi pappermint terhadap ketidakefektifan bersihan

jalan nafas pada anak dengan bronkopneumoni terhadap ketidakefektifan

bersihan jalan nafas pada anak dengan bronkopneumoni

Berdasarkan tabel 4.7 hasil uji homogenitas dengan menggunakan uji

levene test didapatkan nilai mean yaitu 0,680%, median 0,743%, berdasarkan

52
nilai median dengan pnyesuaian df 0,743%, berdasrkan hasil akumulasi dengan

hitungan uji homogenitas levene yaitu bernilai 0,68% signifikan atau p>0,05

maka dapat dikatakan populasi bernilai sama atau memiliki variasi yang sama.

Berdasarkan tabel 4.8 hasil uji T-test yaitu tentang pengaruh

aromaterpi pappermint terhadap ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada anak

dengan bronkopneumoni hasil penelitian ini sebanding dengan penelitian

dilakukan Sherly Amelia, rola Oktoriana dan Niko (2018) RNJ. 1(2) : 77-83

hasil penelitian menggunakan Quasi eksperimen one group petest dan posttest

design. Hasil diperoleh data p-value 0,002 <0,05 yang artinya ada pengaruh

aromaterapi pappermint terhadap masalah keperawatan ketidakefektifan jalan

nafas pada pasien anak 1-5 tahun dengan bronkopneumon

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji statistic Paired

Samples T-test dengan program SPSS versi 16.1 di dapatkan p value = 0,001 (α

= 0,05, artinya Ha diterima berarti ada pengaruh aromaterapi pappermint

terhadap ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada anak dengan

bronkopneumoni di kampung cikempong pakansari cibinong bogor. Hasil uji

statistik paired t-test bahwa r hitung = 0,58 yaitu positif yang berarti semakin

sering diberikan aromaterapi pappermint maka ada keberhasilan untuk

meningkatkan keefektifan bersihan jalan nafas pada anak dengan

bronkopneumoni. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hasil

signifikan atau adanya pengaruh aromaterapi pappermint terhadap

ketidakrefektifan bersihan jalan nafas pada anak dengan bronkopneumoni.

53
D. Keterbatasan penelitian

Penelitian menyadari bahwa peneliti masih jauh dari Sempurna dan

memiliki keterbatasan. Keterbatasan ini dapat berasal dari penelitian sendiri

maupun keterbatasan instrumen yang ada. Berikut ini adalah keterbatasan yang

ada pada penelitian :

1. Hasil penelitian ini hanya menggambarkan keadaan di kampung cikempong

pakansari cibinong bogor. Sehingga hasil dari tempat penelitian lain akan

berbeda

2. Pengumpulan data dengan lembar observasi menggunakan data sekunder, jika

terjadi kesalahan dalam menentukan nilai skala, kadaluarsa atau sudah tidak

relevan dapat mempengaruhi hasil penelitian.

E. Implikasi terhadap lahan penelitian

1. Bagi lokasi penelitian

Hasil penelitian ini menunjukan adanya pengaruh aromaterapi pappermint

pada anak dengan bronkopneumoni di kampung cikempong pakansari cibinong

bogor. Dengan hasil tersebut diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan

informasi bagi warga kampung cikempong untuk alternatif atau pengobatan non

farmakologi yang dapat dilakukan secara mandiri.

2. Bagi peneliti selanjutnya

a. Diharapkan pada penelitian selanjutnya untuk menggunakan tempat

penelitian yang berbeda

54
b. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan informsai tambahan

terkait dengan pengaruh aromaterapi pappermint terhadap ketidakefektifan

bersihan jalan nafas pada anak dengan bronkopneumoni

3. Bagi responden

Untuk meningkatkan tentang pengaruh aromaterapi pappermint terhadap

ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada anak dengan bronkopneumoni dan

diharapkan mampu melakukan penatalaksanaan bronkopneumoni.

55
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil dan pembahasan penelitian yang dilakukan di kampung cikempong

pakansari cibinong bogor mengenai pengaruh aromaterapi pappermint terhadap

ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada anak dengan bronkopneumoni di

kampung cikempong pakansari cibinong bogor, dapat ditarik beberapa

kesimpulan yakni sebgai berikut :

a. Diketahui frekuensi nafas sebelum dilakukan aromaterapi pappermint dapat

disimpulkan bahwa yang memiliki frekuensi nafas <30x/menit yaitu 0

responden atau bernilai (0%) dan yang memiliki frekuensi nafas >30 yaitu

30 responden atau bernilai (100%).

b. Diketahui frekuensi nafas setelah diberikan aromaterapi pappermint dapat

disimpulkan bahwa yang memiliki frekuensi nafas <30x/menit yaitu 30

responden atau bernilai (100%) dan yang memiliki frekuensi nafas >30 yaitu

0 responden atau bernilai (0%).

c. Berdasarkan hasil uji homogenitas dengan menggunanakan levene test pada

tabel 4.4 diatas menunjukan bahwa nilai sig 0,68 atau p>0,05 maka dapat

dikatakan memiliki varian populasi yang sama.

56
d. Diketahui hasil uji statistik p value = 0,001 (α = 0,05, artinya Ha diterima

berarti ada pengaruh aromaterapi pappermint terhadap ketidakefektifan

bersihan jalan nafas pada anak dengan bronkopneumoni di kampung

cikempong pakansari cibinong bogor.

B. Saran

Beberapa saran yang direkomendasi oleh peneliti sebagai berikut :

1. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan pengetahuan khususnya

ilmu keperawatan anak tentang pengaruh aromateapi pappermint terhadap

ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada anak dengan bronkopneumoni.

2. Bagi STIKes wijaya husada

Diharapkan penelitian ini sebagai bahan referensi untuk masukan peneliti di

masa mendatang tentang pengaruh aromateapi pappermint terhadap

ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada anak dengan bronkopneumoni.

2. Bagi responden

Untuk meningkatkan pengetahuan pasien khususnya tentang pengaruh

aromateapi pappermint terhadap ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada

anak dengan bronkopneumoni. dan diharapkan mampu melakukan

perawatan dengan baik dan benar

57
DAFTAR PUSTAKA

1. Amelia, S., Oktorina, R., & Astuti, N. (2018). Aromaterapi Peppermint

Terhadap Masalah Keperawatan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas Anak

Dengan Bronkopneumonia. Real in Nursing Journal, 1(2), 77.

https://doi.org/10.32883/rnj.v1i2.266

2. Arif, M. (2018). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan

Sistem Pernafasan. Jakarta : Salemba Medika.

3. Arikunto. (2014). Prosedur Penelitian. Jakarta : PT Rineka Cipta.

4. Astuti, S. (2015). Asuhan Keperawatan Anak. Jakarta : Erlangga.

5. Depkes. (2017). Profil Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta : EGC.

6. Hadipoentyanti. (2012). pedoman teknisi tanaman metha. Bogor : Balai

penelitian tanaman rempah obat.

7. Lusianah, Indrayani, E. . & S. (2012). Prosedur Keperawatan. Jakarta : CV

Medika

8. Mubarak, I. Indrawati L, S. J. (2015). Buku Ajar Keperawatan Dasar.

Jakarta : Medika

9. Notoatmodjo. (2013). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

10. Nurarif. A.H dan Kusuma. H. (2015). Asuhan Keperawatan Berdasarkan

Medis. Jakarta : Media Action.

58
11. Price Sylvia A. (2016). Patofisiologi Konsep Klinik Proses Penyakit. Jakarta :

: EGC.

12. Rasmin, M. (2012). Prosedur Tindakan Paru dan Pernafasan Diagnostik

Terapi. Jakarta : Pulmonologi Fk UI.

13. Ri, D. (2018). Profil Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta : EGC.

14. Ridha. (2014). Buku Ajar Keperawatan Anak. Jakarta : Pustaka Belajar.

15. Riyadi, S. & S. (2017). Asuhan Keperawatan pada Anak. Jakarta : Graha

Ilmu.

16. Samuel, A. (2019). Bronkopneumonia on pediatric patient. J Agromed Unila,

1(2), 185–189.

17. Sinaga, F. T. Y. (2018). Faktor Risiko Bronkopneumonia pada Usia Dibawah

Lima Tahun yang dirawat Inap di RSUD DR. H. Abdoel Moeloek Provinsi

Lampung Tahun 2015. Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati, 4(2),

154–164.

18. Smeltzer, S.C & Bare, B. . (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah

(8th ed.). Yogyakarta : EGC

19. Solehati & Kosasih. (2015). Konsep dan Aplikasi Relaksasi dalam

Keperawatan. Bandung : PT Refika Aditama.

20. Somantri, I. (n.d.). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan

Sistem Pernafasan. Jakarta : Salemba Medika.

21. Sugiyono, S. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D

(Alfabeta). Yogyakarta : EGC

59
22. Sujarweni, W. (2014). Metode Penelitian. Pustaka Baru Pres. Yogyakarta :

EGC

23. Tijitrosoepomo, G. (2013). Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta. Yogyakarta

: UGM.

24. Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan

Indonesia (SDKI) (1st ed.). Jakarta : Persatuan Perawat Indonesia.

25. Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keprawatan Indonesia

(SLKI) (1st ed.). Jakarta : Persatuan Perawat Indonesia.

26. WHO. (2017). Angka Kematian pada Anak. Jakarta : EGC.

27. WHO. (2019). Sistem Pernafasan. Jakarta : World Health Organization.

28. Wijaya, A.S, & Putri, Y. . (2013). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :

EGC.

29. Wijayaningsih, K, S. (2013). Asuhan Keperawtan Anak. Jakarta : CV. Trans

Info Medika.

60
LAMPIRAN - LAMPIRAN

61
Bogor, 15 Februari 2020

Perihal : Permohonan Penelitian

Kepada : Kepala Desa Kp.Cikempong


Yth. Ketua STIKes Wijaya Husada Bogor
di.
Tempat

Dengan hormat

Sehubungan dengan surat Mahasiswa yang telah disetujui pembimbing STIKes


Wijaya Husada Bogor, untuk Mahasiswa Tingkat Akhir STIKes Wijaya Husada
Bogor dengan ini kami mengajukan uji validitas, studi pendahuluan & penelitian di
Kampung Cikempong Pakansari Cibinong Bogor.

Nama mahasiswa dan judul sebagai berikut :

Institusi Nama Mahasiswa Prodi Judul

Pengaruh aromaterapi
pappermint terhadap
STIKes ketidakefektifan bersihan
Wijaya Erin Nurul SI keperawatan jalan nafas pada anak
Husada Afipah Non reguler dengan bronkopneumoni
Bogor di kampung Cikempong
Pakansari Cibinong
Bogor

Demikian permohonan dari kami, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima
kasih.

Mengetahui, Hormat Kami,

62
Dosen Pembimbing Mahasiswa

(Ns. Tisna, S.Kep., M.Kes) (Erin Nurul Afipah)


Lampiran :-
Perihal : Jawaban Surat Permohonan Penelitian

Kepada Yth. Ketua STIKES Wijaya Husada Bogor


di
Tempat

Dengan Hormat
Sehubung dengan surat permohonan yang kami terima, perihat ijin studi pendahuluan
dan penelitian mahasiswa STIKES Wijaya Husada BOGOR ATAS NAMA :
Nama : Erin Nurul Afipah
Prodi : SI Keperawatan
Judul Penelitian : Pengaruh aromaterapi pappermint terhadap ketidakefektifan
bersihan jalan nafas pada anak dengan bronkopneumoni di
Kampung Cikempong Pakansari Cibinong Bogor
Telah kami setujui untuk mengadakan studi pendahuluan dan penelitian di
Kp.Cikempong Pakansari Cibinong Bogor. Demkian surat ini kami buat dengan
sebenarnya agar dapat dipergunakan seperlunya. Terima kasih.

Hormat kami
An Kp.Cikempong Rw 07

Teguh Hariyadi, S.Pd

63
`

Hasil Observasi Responden


No Frekuensi Nafas Frekuensi Nafas TTV TTV
Responden Sebelum diberikan Sesudah diberikan Sebelum diberikan Sesudah diber
aromaterapi aromaterapi aromaterapi aromaterapi

1 Hari ke1 Hari ke1 : 32 x/mnt Hari ke 1 Hari ke 1


Rr : 34x/mnt Rr : 32x/mnt Nadi : 88 x/mnt Nadi : 30 x/
Suhu :36,6 x/mnt Suhu :36,7 x/

Hari ke 2 Hari ke 2 Hari ke 2 Hari ke 2


Rr : 32x/mnt Rr : 30x/mnt Nadi : 86 x/mnt Nadi : 88 x/
Suhu :36,5 x/mnt Suhu :36,5 x/

Hari ke 3 Hari ke 3 Hari ke 3 Hari ke 3


Rr : 30x/mnt Rr : 28x/mnt Nadi : 89 x/mnt Nadi : 90 x/
Suhu :36,3 x/mnt Suhu :36,5 x/

2 Hari ke1 Hari ke1 Hari ke 1 Hari ke 1


Rr : 32x/mnt Rr : 31x/mnt Nadi : 85 x/mnt Nadi : 90 x/
Suhu :36,3 x/mnt Suhu :36,4 x/

Hari ke 2 Hari ke 2 Hari ke 2 Hari ke 2


Rr : 31x/mnt Rr : 29x/mnt Nadi : 87 x/mnt Nadi : 89 x/
Suhu :36,5 x/mnt Suhu :36,5 x/

Hari ke 3 Hari ke 3 Hari ke 3 Hari ke 3


Rr : 29x/mnt Rr : 28x/mnt Nadi : 86 x/mnt Nadi : 89 x/
Suhu :36,3 x/mnt Suhu :36,1 x/

3 Hari ke1 Hari ke1 Hari ke 1 Hari ke 1


Rr : 35x/mnt Rr : 34x/mnt Nadi : 87 x/mnt Nadi : 89 x/
Suhu :36,1 x/mnt Suhu :36,0 x/

Hari ke 2 Hari ke 2 Hari ke 2 Hari ke 2


Rr : 34x/mnt Rr : 32x/mnt Nadi : 88 x/mnt Nadi : 90 x/
Suhu :36,5 x/mnt Suhu :36,1 x/

64
Hari ke 3 Hari ke 3 Hari ke 3 Hari ke 3
Rr : 32x/mnt Rr : 28x/mnt Nadi : 83 x/mnt Nadi : 88 x/
Suhu :36,5 x/mnt Suhu :36,5 x/

4 Hari ke1 Hari ke1 Hari ke 1 Hari ke 1


Rr : 36x//mnt Rr : 35x/mnt Nadi : 88 x/mnt Nadi : 88 x/
Suhu :36,6 x/mnt Suhu :36,6 x/

Hari ke 2 Hari ke 2 Hari ke 2 Hari ke 2


Rr : 35x/mnt Rr : 33x/mnt Nadi : 86 x/mnt Nadi : 86 x/
Suhu :36,5 x/mnt Suhu :36,5 x/

Hari ke 3 Hari ke 3 Hari ke 3 Hari ke 3


Rr : 33x//mnt Rr : 30x//mnt Nadi : 89 x/mnt Nadi : 89 x/
Suhu :36,3 x/mnt Suhu :36,3 x/

5 Hari ke1 Hari ke1 Hari ke 1 Hari ke 1


Rr : 35x/mnt Rr : 34x/mnt Nadi : 84 x/mnt Nadi : 88 x/
Suhu :36,6 x/mnt Suhu :36,4 x/m

Hari ke 2 Hari ke 2 Hari ke 2 Hari ke 2


Rr : 32x/mnt Rr : 32x/mnt Nadi : 86 x/mnt Nadi : 89 x/
Suhu :36,3 x/mnt Suhu :36,5 x/m

Hari ke 3 Hari ke 3 Hari ke 3 Hari ke 3


Rr : 30x/mnt Rr : 28x/mnt Nadi : 89 x/mnt Nadi : 89 x/
Suhu :36,3 x/mnt Suhu :36,3 x/

6 Hari ke1 Hari ke1 Hari ke 1 Hari ke 1


Rr : 35x/mnt Rr : 33x /mnt Nadi : 88 x/mnt Nadi : 88 x/
Suhu :36,6 x/mnt Suhu :36,6 x/

Hari ke 2 Hari ke 2 Hari ke 2 Hari ke 2


Rr : 32x/mnt Rr : 30x /mnt Nadi : 86 x/mnt Nadi : 86 x/
Suhu :36,5 x/mnt Suhu :36,5 x/

Hari ke 3 Hari ke 3 Hari ke 3 Hari ke 3


Rr : 30x/mnt Rr : 27x /mnt Nadi : 91 x/mnt Nadi : 89 x/
Suhu :36,6 x/mnt Suhu :36,4 x/

7 Hari ke1 Hari ke1 Hari ke 1 Hari ke 1

65
Rr : 34x/mnt Rr : 32x/ mnt Nadi : 86 x/mnt Nadi : 88 x/
Suhu :36,5 x/mnt Suhu :36,7 x/

Hari ke 2 Hari ke 2 Hari ke 2 Hari ke 2


Rr : 32x/mnt Rr : 30x /mnt Nadi : 84 x/mnt Nadi : 85 x/
Suhu :36,2 x/mnt Suhu :36,5 x/

Hari ke 3 Hari ke 3 Hari ke 3 Hari ke 3


Rr : 30x/mnt Rr : 27x /mnt Nadi : 89 x/mnt Nadi : 93 x/
Suhu :36,3 x/mnt Suhu :36,4 x/

8 Hari ke1 Hari ke1 Hari ke 1 Hari ke 1


Rr : 32x /mnt Rr : 30x /mnt Nadi : 88 x/mnt Nadi : 90 x/
Suhu :36,6 x/mnt Suhu :36,4 x/

Hari ke 2 Hari ke 2 Hari ke 2 Hari ke 2


Rr : 30x /mnt Rr : 28x /mnt Nadi : 83 x/mnt Nadi : 86 x/
Suhu :36,5 x/mnt Suhu :36,5 x/

Hari ke 3 Hari ke 3 Hari ke 3 Hari ke 3


Rr : 28x /mnt Rr : 26x /mnt Nadi : 85 x/mnt Nadi : 88 x/
Suhu :36,3 x/mnt Suhu :36,5 x/

9 Hari ke1 Hari ke1 Hari ke 1 Hari ke 1


Rr : 35x /mnt Rr : 33x /mnt Nadi : 83 x/mnt Nadi : 86 x/
Suhu :36,7 x/mnt Suhu :36,7 x/

Hari ke 2 Hari ke 2 Hari ke 2 Hari ke 2


Rr : 33x /mnt Rr : 30x /mnt Nadi : 85 x/mnt Nadi : 86 x/
Suhu :36,5 x/mnt Suhu :36,6 x/

Hari ke 3 Hari ke 3 Hari ke 3 Hari ke 3


Rr : 30x/mnt Rr : 27x /mnt Nadi : 82 x/mnt Nadi : 85 x/
Suhu :36,1 x/mnt Suhu :36,3 x/

10 Hari ke1 Hari ke1 Hari ke 1 Hari ke 1


Rr : 36x /mnt Rr : 35x /mnt Nadi : 90 x/mnt Nadi : 94 x/
Suhu :36,2 x/mnt Suhu :36,5 x/

Hari ke 2 Hari ke 2 Hari ke 2 Hari ke 2


Rr : 32x/mnt Rr : 31x /mnt Nadi : 87 x/mnt Nadi : 88 x/
Suhu :36,4 x/mnt Suhu :36,5 x/

66
Hari ke 3 Hari ke 3 Hari ke 3 Hari ke 3
Rr : 31x /mnt Rr : 28x /mnt Nadi : 89 x/mnt Nadi : 92 x/
Suhu :36,3 x/mnt Suhu :36,6 x/

11 Hari ke1 Hari ke1 Hari ke 1 Hari ke 1


Rr : 36x /mnt Rr : 35x /mnt Nadi : 88 x/mnt Nadi : 89 x/
Suhu :36,2 x/mnt Suhu :36,4 x/

Hari ke 2 Hari ke 2 Hari ke 2 Hari ke 2


Rr : 32x/mnt Rr : 31x /mnt Nadi : 87 x/mnt Nadi : 88 x/
Suhu :36,5 x/mnt Suhu :36,7 x/

Hari ke 3 Hari ke 3 Hari ke 3 Hari ke 3


Rr : 30x/mnt Rr : 28x /mnt Nadi : 89 x/mnt Nadi : 90 x/
Suhu :36,4 x/mnt Suhu :36,3 x/

12 Hari ke1 Hari ke1 Hari ke 1 Hari ke 1


Rr : 38x /mnt Rr : 36x /mnt Nadi : 84 x/mnt Nadi : 88 x/
Suhu :36,2 x/mnt Suhu :36,6 x/

Hari ke 2 Hari ke 2 Hari ke 2 Hari ke 2


Rr : 35x /mnt Rr : 32x/mnt Nadi : 88 x/mnt Nadi : 89 x/
Suhu :36,5 x/mnt Suhu :36,6 x/

Hari ke 3 Hari ke 3 Hari ke 3 Hari ke 3


Rr : 32x /mnt Rr : 29x /mnt Nadi : 89 x/mnt Nadi : 91 x/
Suhu :36,5 x/mnt Suhu :36,6 x/

13 Hari ke1 Hari ke1 Hari ke 1 Hari ke 1


Rr : 37x /mnt Rr : 35x /mnt Nadi : 82 x/mnt Nadi : 84 x/
Suhu :36,4 x/mnt Suhu :36,6 x/

Hari ke 2 Hari ke 2 Hari ke 2 Hari ke 2


Rr : 35x /mnt Rr : 32x/mnt Nadi : 88 x/mnt Nadi : 89 x/
Suhu :36,2 x/mnt Suhu :36,5 x/

Hari ke 3 Hari ke 3 Hari ke 3 Hari ke 3


Rr : 32x /mnt Rr : 29x /mnt Nadi : 81 x/mnt Nadi : 86 x/
Suhu :36,4 x/mnt Suhu :36,7 x/

14 Hari ke1 Hari ke1 Hari ke 1 Hari ke 1

67
Rr : 36x /mnt Rr : 35x /mnt Nadi : 83 x/mnt Nadi : 86 x/
Suhu :36,3 x/mnt Suhu :36,6 x/

Hari ke 2 Hari ke 2 Hari ke 2 Hari ke 2


Rr : 32x/mnt Rr : 32x/mnt Nadi : 82 x/mnt Nadi : 87 x/
Suhu :36,6 x/mnt Suhu :36,7 x/

Hari ke 3 Hari ke 3 Hari ke 3 Hari ke 3


Rr : 30x/mnt Rr : 27x /mnt Nadi : 89 x/mnt Nadi : 90 x/
Suhu :36,7 x/mnt Suhu :36,9 x/

15 Hari ke1 Hari ke1 Hari ke 1 Hari ke 1


Rr : 36x /mnt Rr : 34x/mnt Nadi : 88 x/mnt Nadi : 89 x/
Suhu :36,3 x/mnt Suhu :36,6 x/

Hari ke 2 Hari ke 2 Hari ke 2 Hari ke 2


Rr : 32x/mnt Rr : 32x/mnt Nadi : 85 x/mnt Nadi : 86 x/
Suhu :36,2 x/mnt Suhu :36,4 x/

Hari ke 3 Hari ke 3 Hari ke 3 Hari ke 3


Rr : 30x/mnt Rr : 27x /mnt Nadi : 88 x/mnt Nadi : 89 x/
Suhu :36,3 x/mnt Suhu :36,5 x/

16 Hari ke1 Hari ke1 Hari ke 1 Hari ke 1


Rr : 35x /mnt Rr : 33x /mnt Nadi : 89 x/mnt Nadi : 88 x/
Suhu :36,2 x/mnt Suhu :36,4 x/

Hari ke 2 Hari ke 2 Hari ke 2 Hari ke 2


Rr : 34x /mnt Rr : 32x/mnt Nadi : 86 x/mnt Nadi : 88 x/
Suhu :36,5 x/mnt Suhu :36,2 x/

Hari ke 3 Hari ke 3 Hari ke 3 Hari ke 3


Rr : 30x/mnt Rr : 27x/mnt Nadi : 82 x/mnt Nadi : 84 x/
Suhu :36,6 x/mnt Suhu :36,7 x/

17 Hari ke1 Hari ke1 Hari ke 1 Hari ke 1


Rr : 34x/mnt Rr : 34x/mnt Nadi : 89 x/mnt Nadi : 88 x/
Suhu :36,2 x/mnt Suhu :36,5 x/

Hari ke 2 Hari ke 2 Hari ke 2 Hari ke 2


Rr : 32x/mnt Rr : 30x/mnt Nadi : 89 x/mnt Nadi : 93 x/
Suhu :36,5 x/mnt Suhu :36,8 x/

68
Hari ke 3 Hari ke 3 Hari ke 3 Hari ke 3
Rr : 30x/mnt Rr : 28x/mnt Nadi : 88 x/mnt Nadi :90 x/
Suhu :36,3 x/mnt Suhu :36,5 x/

18 Hari ke1 Hari ke1 Hari ke 1 Hari ke 1


Rr : 35x/mnt Rr : 33x/mnt Nadi : 83 x/mnt Nadi : 87 x/
Suhu :36,4 x/mnt Suhu :36,6 x/

Hari ke 2 Hari ke 2 Hari ke 2 Hari ke 2


Rr : 32x/mnt Rr : 30x/mnt Nadi : 83 x/mnt Nadi : 85 x/
Suhu :36,2 x/mnt Suhu :36,4 x/

Hari ke 3 Hari ke 3 Hari ke 3 Hari ke 3


Rr : 30x/mnt Rr : 28x/mnt Nadi : 89 x/mnt Nadi : 90 x/
Suhu :36,3 x/mnt Suhu :36,5 x/

19 Hari ke1 Hari ke1 Hari ke 1 Hari ke 1


Rr : 32x/mnt Rr : 30x/mnt Nadi : 88 x/mnt Nadi : 90 x/
Suhu :36,6 x/mnt Suhu :36,6 x/

Hari ke 2 Hari ke 2 Hari ke 2 Hari ke 2


Rr : 30x/mnt Rr : 29x/mnt Nadi : 86 x/mnt Nadi : 86 x/
Suhu :36,5 x/mnt Suhu :36,5 x/

Hari ke 3 Hari ke 3 Hari ke 3 Hari ke 3


Rr : 30x/mnt Rr : 27x/mnt Nadi : 89 x/mnt Nadi : 93 x/
Suhu :36,1 x/mnt Suhu :36,3 x/

20 Hari ke1 Hari ke1 Hari ke 1 Hari ke 1


Rr : 34x/mnt Rr : 34x/mnt Nadi : 87 x/mnt Nadi : 89 x/
Suhu :36,2 x/mnt Suhu :36,2 x/

Hari ke 2 Hari ke 2 Hari ke 2 Hari ke 2


Rr : 32x/mnt Rr : 32x/mnt Nadi : 80 x/mnt Nadi : 88 x/
Suhu :36,0 x/mnt Suhu :36,2 x/

Hari ke 3 Hari ke 3 Hari ke 3 Hari ke 3


Rr : 30x/mnt Rr : 30x/mnt Nadi : 89 x/mnt Nadi : 90 x/
Suhu :36,1 x/mnt Suhu :36,3 x/

21 Hari ke1 Hari ke1 Hari ke 1 Hari ke 1

69
Rr : 35x/mnt Rr : 33x/mnt Nadi : 83 x/mnt Nadi : 86 x/
Suhu :36,4 x/mnt Suhu :36,5 x/

Hari ke 2 Hari ke 2 Hari ke 2 Hari ke 2


Rr : 32x/mnt Rr : 30x/mnt Nadi : 86 x/mnt Nadi : 83 x/
Suhu :36,1 x/mnt Suhu :36,3 x/

Hari ke 3 Hari ke 3 Hari ke 3 Hari ke 3


Rr : 30x/mnt Rr : 28x/mnt Nadi : 84 x/mnt Nadi : 89 x/
Suhu :36,2 x/mnt Suhu :36,0 x/

22 Hari ke1 Hari ke1 Hari ke 1 Hari ke 1


Rr : 35x/mnt Rr : 33x/mnt Nadi : 80 x/mnt Nadi : 83 x/
Suhu :36,4 x/mnt Suhu :36,6 x/

Hari ke 2 Hari ke 2 Hari ke 2 Hari ke 2


Rr : 30x/mnt Rr : 30x/mnt Nadi : 85 x/mnt Nadi : 88 x/
Suhu :36,5 x/mnt Suhu :36,2 x/

Hari ke 3 Hari ke 3 Hari ke 3 Hari ke 3


Rr : 30x/mnt Rr : 28x/mnt Nadi : 83 x/mnt Nadi : 86 x/
Suhu :36,2 x/mnt Suhu :36,1 x/

23 Hari ke1 Hari ke1 Hari ke 1 Hari ke 1


Rr : 33x/mnt Rr : 31x/mnt Nadi : 82 x/mnt Nadi : 85 x/
Suhu :36,2 x/mnt Suhu :36,4 x/

Hari ke 2 Hari ke 2 Hari ke 2 Hari ke 2


Rr : 31x/mnt Rr : 28x/mnt Nadi : 84 x/mnt Nadi : 86 x/
Suhu :36,0 x/mnt Suhu :36,1 x/

Hari ke 3 Hari ke 3 Hari ke 3 Hari ke 3


Rr : 28x/mnt Rr : 26x/mnt Nadi : 86 x/mnt Nadi : 89 x/
Suhu :36,3 x/mnt Suhu :36,6 x/

24 Hari ke1 Hari ke1 Hari ke 1 Hari ke 1


Rr : 33x /mnt Rr : 32x/mnt Nadi : 88 x/mnt Nadi : 90 x/
Suhu :36,4 x/mnt Suhu :36,6 x/

Hari ke 2 Hari ke 2 Hari ke 2 Hari ke 2


Rr : 32x/mnt Rr : 29x/mnt Nadi : 89 x/mnt Nadi : 93 x/
Suhu :36,5 x/mnt Suhu :36,7 x/

70
Hari ke 3 Hari ke 3 Hari ke 3 Hari ke 3
Rr : 30x/mnt Rr : 27x/mnt Nadi : 89 x/mnt Nadi : 90 x/
Suhu :36,2 x/mnt Suhu :36,3 x/

25 Hari ke1 Hari ke1 Hari ke 1 Hari ke 1


Rr : 36x/mnt Rr : 34x/mnt Nadi : 84 x/mnt Nadi : 85 x/
Suhu :36,1 x/mnt Suhu :36,3 x/

Hari ke 2 Hari ke 2 Hari ke 2 Hari ke 2


Rr : 32x/mnt Rr : 30x/mnt Nadi : 86 x/mnt Nadi : 87 x/
Suhu :36,2 x/mnt Suhu :36,5 x/

Hari ke 3 Hari ke 3 Hari ke 3 Hari ke 3


Rr : 30x/mnt Rr : 28x/mnt Nadi : 88 x/mnt Nadi : 90 x/
Suhu :36,2 x/mnt Suhu :36,6 x/

26 Hari ke1 Hari ke1 Hari ke 1 Hari ke 1


Rr : 34x/mnt Rr : 32x/mnt Nadi : 81 x/mnt Nadi : 84 x/
Suhu :36,2 x/mnt Suhu :36,4 x/

Hari ke 2 Hari ke 2 Hari ke 2 Hari ke 2


Rr : 32x/mnt Rr : 30x/mnt Nadi : 83 x/mnt Nadi : 86 x/
Suhu :36,1 x/mnt Suhu :36,4 x/

Hari ke 3 Hari ke 3 Hari ke 3 Hari ke 3


Rr : 30x/mnt Rr : 28x/mnt Nadi : 85 x/mnt Nadi : 86 x/
Suhu :36,2 x/mnt Suhu :36,3 x/

27 Hari ke1 Hari ke1 Hari ke 1 Hari ke 1


Rr : 35x//mnt Rr : 31x/mnt Nadi : 87 x/mnt Nadi : 88 x/
Suhu :36,1 x/mnt Suhu :36,3 x/

Hari ke 2 Hari ke 2 Hari ke 2 Hari ke 2


Rr : 31x/mnt Rr : 29x/mnt Nadi : 89 x/mnt Nadi : 90 x/
Suhu :36,1 x/mnt Suhu :36,2 x/

Hari ke 3 Hari ke 3 Hari ke 3 Hari ke 3


Rr : 30x/mnt Rr : 27x/mnt Nadi : 91 x/mnt Nadi : 89 x/
Suhu :36,2 x/mnt Suhu :36,3 x/

28 Hari ke1 Hari ke1 Hari ke 1 Hari ke 1

71
Rr : 36x/mnt Rr : 34x/mnt Nadi : 89 x/mnt Nadi : 90 x/
Suhu :36,2 x/mnt Suhu :36,5 x/

Hari ke 2 Hari ke 2 Hari ke 2 Hari ke 2


Rr : 31x/mnt Rr : 31x/mnt Nadi : 86 x/mnt Nadi : 90 x/
Suhu :36,5 x/mnt Suhu :36,6 x/

Hari ke 3 Hari ke 3 Hari ke 3 Hari ke 3


Rr : 30x/mnt Rr : 29x/mnt Nadi : 89 x/mnt Nadi : 92 x/
Suhu :36,2 x/mnt Suhu :36,4 x/

29 Hari ke1 Hari ke1 Hari ke 1 Hari ke 1


Rr : 34x/mnt Rr : 31x/mnt Nadi : 83 x/mnt Nadi : 88 x/
Suhu :36,2 x/mnt Suhu :36,0 x/

Hari ke 2 Hari ke 2 Hari ke 2 Hari ke 2


Rr : 31x/mnt Rr : 29x/mnt Nadi : 86 x/mnt Nadi : 89 x/
Suhu :36,4 x/mnt Suhu :36,5 x/

Hari ke 3 Hari ke 3 Hari ke 3 Hari ke 3


Rr : 29x/mnt Rr : 27x/mnt Nadi : 89 x/mnt Nadi : 91 x/
Suhu :36,2 x/mnt Suhu :36,1 x/

30 Hari ke1 Hari ke1 Hari ke 1 Hari ke 1


Rr : 33x//mnt Rr : 31x/mnt Nadi : 89 x/mnt Nadi : 88 x/
Suhu :36,4 x/mnt Suhu :36,6 x/

Hari ke 2 Hari ke 2 Hari ke 2 Hari ke 2


Rr : 31x/mnt Rr : 28x/mnt Nadi : 87 x/mnt Nadi : 89 x/
Suhu :36,2 x/mnt Suhu :36,0 x/

Hari ke 3 Hari ke 3 Hari ke 3 Hari ke 3


Rr : 28x/mnt Rr : 26x/mnt Nadi : 89 x/mnt Nadi : 90 x/
Suhu :36,0 x/mnt Suhu :36,4 x/

72
Hasil Output SPSS

73
Standar Operasional Prosedur Aroma Terapi Pappermint

SOP “pengaruh aromaterapi pappermint terhadap ketidakefektifan bersihan


jalan nafas pada anak dengan bronkopneumoni ”

NO INTRUKSI KERJA

1. Definisi aromaterapi
Aromaterapi adalah suatu metode dalam
pappermint
relaksasi yang menggunakan minyak
essensial dalam pelaksanaannya berguna
untuk meningkatkan kesehatan fisik, emosi,
dan spirit seseorang (Solehati & Kosasih,
2015).

2. Tujuan Aromaterapi Meningkatkan keefektifan bersihan jalan


pappermint nafas pada pasien anak dengan
bronkopneumonia

3. Persiapan alat 1. Alat inhalasi / Humidifier


2. Air
3. esensial pappermint.
4. Tisu
4. Fase kerja 1. Jaga privasi pasien
2. Mencuci tangan
3. Atur posisi pasien
4. Mengisi alat inhalasi dengan air
dan menuangkan esensial

74
pappermint ke dalam humidifier
sebanyak 5-10 tetes
5. Menyalakan alat
6. Setelah 5-10 menit menghirup
aromaterpapi
7. Bersihkan mulut dan hidung
dengan tisue
8. Setelah terapi selesi bersihkan alat
9. Mencuci tangan

75
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada
Yth. Saudara/i

Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh


Perkenalkan nama saya Erin Nurul Afipah Mahasiswi Tingkat Akhir Prodi SI
Keperawatan STIKes Wijaya Husada Bogor. Dalam rangka penyelesaian tugas akhir
atau Skripsi yang berjudul “Pengaruh Aromaterapi Pappermint Terhadap
Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas pada Anak dengan Bronkopneumoni di
Kampung Cikempong Pakansari Cibinong Bogor Tahun 2022.” Saya mengharapkan
partisipasi Anda dalam memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan dengan jujur. Segala informasi yang Anda berikan sangat berharga bagi
penelitian ini dan akan terjamin kerahasiaannya serta hanya dipergunakan untuk
kepentingan penelitian. Apakah Anda bersedia untuk menjadi responden dalam
penelitian ini?
Ya Bersedia
Tidak Bersedia
Terimakasih atas kesediaan Anda berpartisipasi dalam membantu proses penelitian
ini.
Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.

Hormat saya,

76
Erin Nurul Afipah
Lampiran 4
INFORMED CONSENT

Sya yang bertanda tangan dibawah ini :

Inisial / Nama :

Umur :

Alamat :

Setelah mendapatkan penjelasan tentang tujuan dan manfat penelitian bahwa


segala informasi tentang penelitian ini akan dirahasiakan dan hanya untuk penelitiaan,
maka saya (keluarga bersedia/tidak bersedia) untuk menjadiresponden penelitian
berjudul “PENGARUH AROMATERAPI PAPPERMINT TERHADAP
KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS PADA ANAK DENGAN
BRONKOPNEUMONI ” Apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan dari saya
akibat ini, maka saya akan bertnggung jawab dan tidak akan menuntut dikemudian
hari

Bogor Februari 2022

Responden

( _____________ )

77
Dokumentasi Penelitian

78
Jadwal Penelitian
Tahun 2022
No Kegiatan
Januari Februari Maret April Mei

Pengajuan
1
Judul
Studi
2
Pendahuluan
Bimbingan
3
Proposal
Sidang
4
Proposal
Revisi
5
Proposal
Pengumpulan
6
Proposal
Sidang
7
Proposal

8 Penelitian

Bimbingan
9
Skripsi

79
LEMBAR KONSULTASI SKRIPSI

Nama Mahasiswa : Erin Nurul Afipah


NIM : 152020004
Program Studi : SI Keperawatan
Dosen Pembimbing : Ns. Tisna Yanti, S.Kep., M.Kes
Judul Penelitian : Pengaruh Aromaterapi Pappermint Terhadap
Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas pada Anak
dengan Bronkopneumoni di Kampung Cikempong
Pakansari Cibinong Bogor Tahun 2022

Hari/Tanggal Materi Catatan/


Paraf Pembimbing
Konsultasi Konsultasi Keterangan
Selasa, 18 Januari ACC Judul Skripsi
Judul
2022 Lanjut BAB I
Jumat, 21 januari Bab 1,2,3  Perbaiki
2022 tujuan
 Perbaiki latar
belakang
masukan
penelitian
 Perbaiki
penulisan
 Gunakan

80
footnotes
Bab 1,2,3  Perbaikan bab
Jumat, 25 januari 1, 2, 3
2022  Perbaikan
lampiran
 Perbaikan
penulisan
dengan
Jumat, 11 februari medeley
Bab 1,2,3
2022  Perbaikan sub
bab
 Perbaikan
latar belakang

81

Anda mungkin juga menyukai