Oleh
VIKA SETIAWATI
NIM: 2021030171
KORELASI
CROSS SECTIONAL
Oleh
VIKA SETIAWATI
NIM: 2021030171
i
SURAT PERNYATAAN
Saya bersumpah bahwa proposal ini adalah hasil karya sendiri dan
atau publikasi.
Jombang
Yang menyatakan
Vika setiawati
NIM: 2021030171
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Hari :
Tanggal :
Oleh
Pembimbing I
Pembimbing II
iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI
Pada Tanggal :
PANITIA PENGUJI
Mengetahui,
Ketua STIKES HUSADA Ka. Prodi Sarjana Keperawatan STIKES HUSADA
Jombang Jombang
iv
BIODATA
A. Data Pribadi
Kaliwates
Kabupaten Jember
6. E-mail : vikasetiawati.vs@gmail.com
jombang,
Vika Setiawati
v
MOTTO
MENJADI SEMPURNA
vi
PERSEMBAHAN
semangat, motivasi, cinta, kasih dan sayang yang begitu tulus pada saya.
2. Orang tua, Ibu dan Bapak mertua yang selalu memberikan doa, restu serta
skripsi ini.
4. Rekan-rekan perawat RS Bina Sehat, yang telah bekerja sama dengan baik
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT, atas berkat dan rahmatNya
peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Proposal ini dilakukan untuk mencapai
Peneliti menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
sangatlah sulit untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu peneliti
2. Dra. Hj. Soelijah Hadi, M.Kes.,MM selaku Ketua STIKES Husada Jombang.
Husada Jombang.
penyusunan skripsi.
6. Bapak dan Ibu penguji serta civitas akademik STIKES Husada Jombang atas
viii
DAFTAR ISI
ix
4.6 DEFINISI OPERASIONAL 23
4.7 ANALISA DATA 26
4.8 KETERBATASAN 29
DAFTAR PUSTAKA 31
LAMPIRAN 32
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
DAFTAR SINGKATAN
RS : Rumah Sakit
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
insulin. Tanda dan gejala penyakit DM adalah sering buang air kecil (poliuri),
sering haus (polidipsi), sering merasa lapar (polifagia), lemas, dan mudah
lelah. Gejala lain yang mungkin dikeluhkan adalah kesemutan , gatal, mata
kabur, dan impotensi pada pria, serta keputihan pada wanita. Terdapat empat
penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas tidak dapat menghasilkan hormon
insulin yang cukup atau ketika tubuh tidak efektif menggunakan insulin yang
darah puasa lebih dari 126 mg/dl atau kadar glukosa darah sewaktu lebih dari
200 mg/dl.
1
2
dari Riskesdas 2018 di Jawa Timur mendapat urutan nomer 5 dari prevalensi
namun dilaporkan, dalam laporan tahunan Instalasi Rawat Jalan RS Bina Sehat
tahunan, 2021).
resiko penyakit jantung dan stroke dan neuropati (kerusakan syaraf), retinopati
dalam konteks budaya dan sistem nilai yang ada yang terkait dengan tujuan,
hidup pada konteks budaya dan sistem nilai dimana individu hidup dan
standar yang ditetapkan, kualitas hidup yang kurang baik dapat mempengaruhi
3
mempengaruhi kualitas hidup penderita (Fayers, P. M., & Machin, D., 2013).
Selain dari faktor komplikasi kualitas hidup juga dipengaruhi oleh dukungan
tidak mengikuti beberapa aktivitas kerja bakti dan tidak ada acara rekreasi
sudah lama dan harus rutin kontrol, sehingga tidak banyak waktu untuk
bentuk dukungan yang diberikan oleh salah satu anggota keluarga untuk
4
2013).
1.3 Tujuan
Jember
1.4 Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya
akan datang
1. Bagi responden
akan datang
6
4. Bagi perawat
melitus type 2.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian DM
glukosa dalam darah karena tubuh tidak dapat menghasilkan insulin atau
dari aliran darah ke dalam sel-sel tubuh di mana glukosa diubah menjadi
merupakan ciri khas DM. Hiperglikemi, jika dibiarkan dalam jangka waktu
yang lama, dapat menyebabkan kerusakan pada berbagai organ tubuh, yang
2.1.2 Klasifikasi DM
1) DM Tipe 1
7
8
seperti: infeksi virus, racun atau beberapa faktor diet telah dikaitkan
dengan DM tipe 1. Penyakit ini bisa berkembang pada semua umur tapi
DM tipe 1 paling sering terjadi pada anak-anak dan remaja. Orang dengan
2) DM Tipe 2
DM tipe 2 adalah jenis DM yang paling umum, terhitung sekitar 90% dari
seiring waktu, suatu keadaan produksi insulin yang relatif tidak memadai
yang lebih tua, namun semakin terlihat pada anak-anak, remaja dan orang
antara konsumsi tinggi minuman manis dan risiko DM tipe 2 (IDF, 2017).
3) DM Gestasional
selama trimester kedua dan ketiga kehamilan meski bisa terjadi kapan
9
2.1.3 Etiologi DM
1) DM Tipe 1
ini terjadi pada orang yang rentan secara genetik dan (mungkin) dipicu oleh
disebabkan oleh interaksi genetika dan lingkungan, dan ada beberapa faktor
penyakit.
sel. Bisa juga, virus ini menyerang melalui reaksi otoimunitas yang
(2) Enterovirus
rentan secara genetis (Hober & Sane, 2010). Sebuah tinjauan dan
2) DM Tipe 2
badan dan obesitas dan dengan bertambahnya usia serta dengan etnis dan
riwayat keluarga (IDF, 2017). DM tipe 2 ditandai oleh resistensi insulin dan
dengan benar: jumlah insulin yang diberikan tidak menghasilkan hasil yang
dalam fungsi sel β pankreas adalah karena penurunan massa sel β yang
sendiri (Unger & Parkin, 2010). Etiologi DM tipe 2 adalah kompleks dan
Efek dari varian gen umum yang diketahui dalam menciptakan disposisi
(3) Usia
tingginya pasien DM yang berasal dari orang tua yang memiliki riwayat
hidup pasien yang tidak sehat juga bereperan dalam terjadinya DM ini
(Pangemanan, 2014).
3) DM Gestasional
dan konsentrasi gula darah tinggi (OsgoodND, Roland FD, Winfried KG,
2017).
Secara garis besar faktor risiko DM Tipe 2 terbagi menjadi tiga, yaitu
pertama faktor risiko yang tidak dapat diubah meliputi riwayat genetik,
umur ≥45 tahun, jenis kelamin, ras dan etnik, riwayat melahirkan dengan
berat badan lahir bayi >4000 gram atau riwayat menderita DM gestasional
dan riwayat lahir dengan berat badan rendah yaitu <2500 gram. Kedua,
faktor yang dapat diubah yaitu obesitas, kurangnya aktivitas fisik, hipertensi,
dislipidemia, dan diet tidak sehat. Serta ketiga yaitu faktor risiko lainnya
1) Riwayat Keluarga
Transmisi genetik adalah paling kuat terdapat dalam DM, jika orang tua
orang tuanya hanya menderita DM adalah sebesar 15%. Jika kedua orang
untuk mendapatkan DM dari ibu lebih besar 10-30% dari pada ayah
2) Usia
Usia lebih dari 45 tahun adalah kelompok usia yang berisiko menderita
2014).
3) Jenis Kelamin
mengatur kadar gula darah (OsgoodND, Roland FD, Winfried KG, 2011).
DM gestasional dapat terjadi pada ibu yang hamil di atas usia 30 tahun,
dan melahirkan bayi dengan berat lahir >4 000 gram dan adanya
Dabelea, 2008).
6) Obesitas
jika IMT >25 k g/m2 dan obesitas jika IMT>30 kg/ m2 (WHO, 2015).
menderita tiga atau lebih dari lima faktor risiko berikut (Codario, 2017):
a. Obesitas abdomen dengan lingkar pinggang > 102 cm (pria) dan > 88
cm (wanita);
15
8) Hipertensi
yang menetap pada tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg atau tekanan
9) Dislipidemia
tidak dapat diserap oleh tubuh karena ketidak mampuan hormon insulin
12) Merokok
13) Pekerjaan
besar risiko DM ada pada ibu rumah tangga (27,3%) dan pengusaha atau
14) Pendidikan
menengah (26%).
tinggi lebih tinggi dibanding sosial ekonomi rendah. Demikian pula studi
1) DM Tipe 1
Polidipsia adalah rasa haus berlebihan yang timbul karena kadar glukosa
glukosa tidak dapat disimpan sebagai glikogen dalam hati serta adanya
Pasien DM akan merasa cepat lapar dan lemas, hal tersebut disebabkan
2) DM Tipe 2
Polidipsia adalah rasa haus berlebihan yang timbul karena kadar glukosa
glukosa tidak dapat disimpan sebagai glikogen dalam hati serta adanya
2014)
Kadar gula kulit merupakan 55% kadar gula darah pada orang biasa.
Pada pasien DM, rasio meningkat sampai 69-71% dari glukosa darah
3) DM Gestasional
darah, tekanan darah, berat badan dan profil lipid melalui pengelolaan secara
1) Edukasi Pemberdayaan
makan untuk masyarakat umum yaitu makanan yang seimbang dan sesuai
Karbohidrat yang dianjurkan sebesar 45- 65% total asupan energi, asupan
lemak sekitar 20- 25% kebutuhan kalori dan protein sebesar 10 – 20%
total asupan energi, pembatasan natrium tidak boleh lebih dari 3000 mg
(1 sendok teh), konsumsi cukup serat (kurang lebih 25g/hari) dan pemanis
3) Latihan jasmani
Kegiatan jasmani sehari- hari dan latihan jasmani secara teratur (3- 4 kali
4) Intervensi farmakologis
Terapi farmakologis untuk pasien DM terdiri dari obat oral dan injeksi.
2.1.7 Komplikasi
buruk. Gula darah tinggi yang tidak normal dapat memiliki dampak yang
pada tipe 1 dan 2, dan koma hiperosmolar pada tipe 2. Gula darah yang
rendah dapat terjadi pada semua tipe DM dan dapat menyebabkan kejang
atau berolahraga lebih dari biasanya, atau jika dosis obat anti-DM terlalu
tinggi.
23
ginjal dan saraf, dan meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
pembuluh darah kecil di retina. DM adalah salah satu penyebab utama gagal
dapat berdampak buruk pada ibu dan anak, secara substansial meningkatkan
2.2.1 Definisi
percaya diri akan bertambah dan motivasi untuk menghadapi masalah yang
manusia.
terhadap anggotanya.
1) Dukungan informasional
perhatian.
3) Dukungan instrumental
4) Dukungan emosional
dukungan dari suami atau istri serta dukungan dari saudara kandung atau
sesuatu yang dapat diakses atau diadakan untuk keluarga yaitu dukungan
dari sakit, fungsi kognitif, fisik, dan kesehatan emosi. Selain itu, dukungan
A. Faktor internal
kesehatan pula.
(4) Spiritual
B. Faktor eksternal
sakit.
biasanya akan lebih tanggap terhadap tanda dan gejala penyakit. Hal
keluarga:
secara teratur
kemampuan penderita
keadaan penderita
2.3.1 Pengertian
2017).
dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Dimana faktor internal
1. Umur
maka pola berfikir seseorang akan lebih baik. Individu dengan usia
yang matang akan lebih berfikir secara rasional dan termotivasi dalam
2. Jenis kelamin
3. Pendidikan
4. Pekerjaan
hidup. Terdapat perbedaan antara odha yang bekerja dengan yang tidak
lebih baik dibandingkan dengan yang tidak serta berperan aktif dalam
lingkungan sosial.
c. Istirahat tidur
tidur, bangun pada saat malam hari, bangun terlalu pagi dan tidak
bisa kembali untuk tidur sehingga kurang merasa segar pada saat
a. Perasaan positif
c. Harga diri
kendali diri.
d. Gambaran diri
lain.
e. Perasaan negatif
cemas dan merasa kurang bahagia dalam hidup yang berakibat pada
a. Pergerakan
lain-lain
d. Kapasitas kerja
a. Hubungan perorangan
b. Hubungan sosial
5. Dimensi lingkungan
a. Keamanan fisik
b. Sumber penghasilan
c. Fungsi keluarga
dan relaksasi.
f. Transportasi
transportasi.
36
2020).
Pasien DM tpie 2
Faktor yang
mempengaruhi dukungan
keluarga:
A.Faktor internal
1. Tahap Perkembangan 1. Dukungan keluarga
2. Pendidikan dan tingkat baik
Dukungan 2. Dukungan keluarga
pengetahuan
keluarga cukup
3. Faktor emosi
4. Spiritual 3. Dukungan keluarga
B.Faktor eksternal kurang
1. Prakteki dikeluarga 4.
2. Faktor sosioekonomi
Faktor yang
mempengaruhi kualitas 1. Kualitas hidup tinggi
hidup: 2. Kualitas hidup
1. Umur sedang
Kualtas hidup
2. Jenis kelamin 3. Kualitas hidup
3. Pendidikan rendah
4. Pekerjaan 5.
Keterangan:
Diteliti
Tidak Diteliti
37
38
3.2 Hipotesa
Populasi
Semua pasien DM type 2 di Poli Penyakit Dalam RS Bina Sehat Jember 471 paien
Sampel
Pasien DM type 2 di Poli Penyakit Dalam RS Bina Sehat 83 responden
Teknik sampling
Purposive sampling
Analisa data
Uji Kendall’ Tau
Kesimpulan
H0 diterima jika p>α (α=0,05)
H0 ditolak jika p<α (α=0,05)
Gambar 4.2 Kerangka kerja penelitian
39
40
4.2.1 Populasi
type 2 di Poli Penyakit Dalam RS Bina Sehat Jember yaitu bulan Januari
518 dan Februari 423 pasien sehingga didapatkan populasi 471 pasien.
4.2.2 Sampel
n= N
N(d)² + 1
= 471
471(10 % ¿ ¿ 2+ 1
= 82,48 = 83 responden
Keterangan :
n= Jumlah Sampel
N= Jumlah populasi
akan tetapi sebagian saja dari populasi (Sugiyono, 2014). Penelitian ini
1. Kriteria inklusi
2. Kriteria eksklusi
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu ditetapkan oleh peneliti untuk
Penyakit Dalam RS Bina Sehat Jember. Data yang mendukung penelitian ini
adalah data primer yaitu data yang diperoleh dari obyek yang diteliti oleh
kuesioner.
Penelitian ini dilakukan di Poli Penyakit dalam RS Bina Sehat Jember dengan
melakukan penelitian.
44
meminta izin kepada kepala rawat jalan RS Bina Sehat Jember untuk
responden
melakukan penelitian selama satu bulan dimulai pada bulan Agustus 2022
4.7.1 Coding
yang masuk.. Pada tahap ini peneliti melakukan pemberian kode terhadap
4.7.2 Transfering
Pada tahap ini data yang telah dilengkapi kemudian dimasukkan ke dalam
variabelnya.
4.7.3 Tabulating
Analisa univariat adalah suatu teknik analisis data terhadap satu variabel
Analisa bivariat adalah analisa untuk menguji ada atau tidaknya hubungan
penyakit dalam RS Bina Sehat Jember. Uji analisa statistik yang digunakan
penelitian. Jika responden menolak maka peneliti tidak akan memaksa dan
4.9.3 Kerahasiaan
Daftar Pustaka
Kozier, Barbara & Erb, Glenora, dkk. 2012. Funda mental keperawatan. Edisi 8
volume 1. Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC.
Kumar, G . S., Majumdar, A., Pevithra, G. 2014. Quality of Life (QOL) and Its
Associated Factors Using WHOQOL-BREF Among Elderly in Urban
Puducherry, India. Journal of Clinical & Diagnostic Research, 8(1), 54–57.
Mansjoer, Arif, dkk. 2019. Kapita selekta kedokteran. Edisi 7. Jilid 2. Jakarta.
EGC
Nursalam, 2016. Metode penelitian ilmu keperawatan. Edisi 5. Jakarta : Penerbit
Salemba Medika.
Notoatmojo, Soekidjo, 2010. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta. PT
Rineka Cipta
Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik.
Jakarta : rineka cipta
RS Bina Sehat. 2021. Laporan Tahunan Rawat Jalan RS Bina Sehat
48
Skyler, Ricordi. 2011. Stopping type 2 DM, attempts to prevetor care type 1 DM
in man, Vol. 60, Hal. 1-2
htpps://www.nebi.nlm.nih.gov/pubmed/21193733
Snell, Richard S. 2012. Neuro anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Editor
: Devi Yulianti. Ed. Ke-7. Jakrta : EGC
Yeung et all. 2011. Enterovirus infection and type 1 DM melitus, systematic
riview and meta-analysis of observational molecular studies, hal. 1-2
https://www.nebi.nim.nih.gov/pubmed/21292721
49
Lampiran 1
LEMBAR PERSETUJUAN MENADI RESPONDEN
NIM : 2021030167
Adapun informasi yang diberikan dan diterima akan dijamin kerahasiaan dan saya
bertanggung jawab apabila informasi ang diberikan merugikan. Sehubungan
dengan hal tersebut, apabila Anda setuju untuk ikut serta dalam penelitian ini
mohon untuk menandatangani kolom yang telah disediakan.
Responden Peneliti
( ) Ika Arifiyanti
50
Lampiran 2
INSTRUMENT PENELITIAN
A. DATA RESPONDEN
Nama :
Usia :
Jenis kelamin :
Pendidikan :
Pekerjaan :
1. Keluarga mendampingi
pasien dalam perawatan
2. Keluarga tetap
memperhatikan keadaan
pasien selama pasien
sakit
3. Keluarga berusaha
mendengarkan setiap kali pasien
mengeluh
4. Keluarga dengan ramah
membantu pasien untuk
memenuhi kebutuhan
pasien
Dukungan instrumental
perasaan Anda
dalam
kehidupan
sehari-hari?
yang Anda
butuhkan
dalam
kehidupan
sehari-hari?
13 Seberapa
sering Anda
memiliki
kesempatan
untuk
bersenang-
senang atau
rekreasi?
14 Seberapa baik
kemampuan
Anda dalam
bergaul?
aktivitas
kehidupan
Anda sehari-
hari?
17 Seberapa
puaskah Anda
dengan
dukungan
yang Anda
peroleh dari
teman Anda?
18 Seberapa
puaskah Anda
dengan
kondisi
tempat Anda
tinggal saat
ini?
19 Seberapa
puaskah Anda
dengan akses
Anda pada
pelayanan
kesehatan?
perasaan
negatif seperti
kesepian,
putus asa,
cemas dan
depresi?