Anda di halaman 1dari 108

SKRIPSI

HUBUNGAN PERSEPSI SUAMI TERHADAP MINAT MENGGUNAKAN


ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI PUSKESMAS PEMBANTU
KALIHARAPAN
KABUPATEN NABIRE PAPUA TENGAH

OLEH :
ROSINA PIGOME
2281A1056

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


FAKULTAS KEPERAWATAN & KEBIDANAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN (IIK) STRADA INDONESIA
TAHUN 2024
SKRIPSI

HUBUNGAN PERSEPSI SUAMI TERHADAP MINAT MENGGUNAKAN


ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI PUSKESMAS PEMBANTU
KALIHARAPAN
KABUPATEN NABIRE PAPUA TENGAH

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam


Program Studi S1 Kebidanan IIK STRADA Indonesia

OLEH :

ROSINA PIGOME
2281A1056
PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
FAKULTAS KEPERAWATAN & KEBIDANAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN (IIK) STRADA INDONESIA
TAHUN 2024
SURAT PERNYATAAN

Saya bersumpah bahwa usulan penelitian ini adalah hasil karya


sendiri dan belum perna di kumpulkan oleh orang lain untuk
meperoleh gelar dari berbagai jenjang pendidikan di perguruan
tinggi manapun.

Kediri, Desember 2023


Yang menyatakan

Rosina Pigome
NIM:2281A1056
HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN PERSEPSI SUAMI TERHADAP MINAT MENGGUNAKAN


ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI PUSKESMAS PEMBANTU KALIHARAPAN
KABUPATEN NABIRE PROVINSI PAPUA TENGAH
Oleh :

Rosina Pigome
2281A1056

Penelitian ini Telah di Uji dan Di Nilai


Oleh Panitia Penguji
Pada program Studi S1 Kebidanan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan
Pada hari, tanggal Februari 2024

PANITIA PENGUJI
Ketua Penguji
Atiksetiawan wahyunigsih S.Kep.Ns.M.Kep ………………………………..
Anggota penguji
1. Bd.Miftakhur Wahyuningsih SST.M.Keb ………………………………….

2. Bd.Candra Wahyu SST.M.Kes …………………………………

Mengetahui
Dekanfakultas Keperawatan dan Kebidanan
Istitut Ilmu Kesehatan (IIIK) strata Indonesia

Dr.Agusta Dian Elia s.Kep.Ns,M,Kep


Nidn.072008850
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,Atas
berkat rahmat dan bimbingan-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian
dengan judul “HUBUNGAN PERSEPSI SUAMI TERHADAP MINAT
MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI PUSKESMAS
PEMBANTU KALIHARAPAN KABUPATEN NABIRE PAPUA TENGAH”.
Bersama ini perkenankan penulis mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya dengan hati tulus kepada :

1. Dr Sentot Imam Suprapto.,MM,. selaku Rektor IIK STRADA Indonesia


yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk mengikuti
dan menyelesaikan pendidikan di Program Studi S1 Kebidanan
2. Dr Agusta Dian Ellina,.S.Kep,.Ns,.M.Kep selaku Dekan Fakultas
Keperawatan dan Kebidanan IIK STRADA Indonesia
3. Riza Tsalatsatul Mufida,.SST,.Bd,.M.Keb selaku Kaprodi S1 Kebidanan
4. Bd. Candra Wahyuni, SST, M.Kes selaku pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan arahan pada penyusunan Penelitian ini,
5. Responden dan semua pihak yang turut membantu dalam Penelitian
ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan Penelitian ini
masih jauh dari sempurna. Untuk itu segala kritik dan saran dari
semua pihak sangatlah kami butuhkan demi kesempurnaan Penelitian
ini. Semoga Penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis
khususnya. Amin

Kediri, 2024

Peneliti
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul i
Halaman Persetujuan i
Halaman Pengesahan ii
Kata Pengantar iii
Daftar Isi v
Daftar Gambar vi
Daftar Tabel vii
Daftar Lampiran viii
Abstrak ix

BAB I. PENDAHULUAN
A.Latar belakang 1
B.Rumusan Masalah 3
C.Tujuan Penelitian 4
D.Manfaat Penelitian 4
1. Manfaat teoritis 4
2. Manfaat praktis 4
E. Keaslian Penelitian 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


A.Landasan Teori 10
B.Kerangka Konsep 22
C. Hipotesis 23

BAB III. METODE PENELITIAN


Desain Penelitian
25
A. Kerangka Kerja 26
B. Populasi, Sampel, dan Sampling 27
1. Populasi 27
2. Sampel 27
3. Sampling 27
C. Variabel Penelitian 28
D.Definisi Operasional 28
E. Lokasi Penelitian 29
F. Teknik Pengumpulan Data 30
G.Analisis Data 31
H.Etika penelitian 31

BAB IV. HASIL


A. Deskripsi lokasi penelitian 32
B. Hasil analisis univariat 32
C. Hasil analisis bivariat 35

BAB V. PEMBAHASAN
A. Persepsi suami terhadap penggunaan kondom 37
B. Minat suami terhadap penggunaan kondom 38
C. Hubungan persepsi dan minat terhadap penggunaan kondom 39

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan 40
B. Saran 40

DAFTAR PUSTAKA 43
LAMPIRAN 46
DAFTAR GAMBAR

HALAMAN

Gambar 2.1 Kerangka Konsep 22


Gambar 3.1 Kerangka Kerja 25

DAFTAR TABEL
HALAMAN

Tabel 2.1 Keaslian penelitian 6


Tabel 3.1 Definisi Operasional 28
Tabel 4.1 Deskripsi karakteristik responden 32
Tabel 4.2 Deskripsi karakteristik responden berdasarkan pendidikan 33
Tabel 4.3 Deskripsi karakteristik responden menggunakan kondom 34
Tabel 4.4 Distribusi frekuensi persepsi suami menggunakan kondom 34
Tabel 4.5 Distribusi frekuensi tingkat minat suami terhadap kondom 35
Tabel 4.6 Hubungan persepsi suami terhadap minta menggunakan kondom 36
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Lembar Konsultasi Dosen 46


Lampiran 2 Kuesioner Pengumpulan Data 49
Lampiran 3 Kisi-Kisi Kuesioner 52
Lampiran 4 Informed Consent 53
Lampiran 5 Persetujuan Menjadi Responden 54
Lampiran 6 Surat ijin studi pendahuluan 55
ABSRAK

HUBUNGAN PERSEPSI SUAMI TERHADAP MINAT


MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI PUSKESMAS
PEMBANTU KALIHARAPAN KABUPATEN NABIRE PAPUA TENGAH

Rosina Pigome

Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia

bdfitriayu@gmail.com rizamufida89@iik-strada.ac.id

Persepsi telah pentingnya sebuah produk kondom mulai dari rasa, kualitas dan
Jenisnya sangatlah mempengaruhi pemikiran konsumen dalam memilih
membeli sebuah kondom. , Peran pria dalam ber KB memang sangat pentin.
Badan Pusat Statistik Papua tahun 2019, penggunaan KB kondom 160 orang,
tahun 2020, berjumlah 174, dan 2021 berjumlah 189 orang, menunjukkanada
peningkatan dalam minat penggunaan KB kondom. Tujuan mengetahui
hubungan persepsi suami terhadap minatnya menggunakan alat KB Kondom di
PKM Pembantu Kaliharapan Kab. Nabire Papua Tengah Tahun 2024.
Jenis penelitian dengan pendekatan cross sectional, jumlah responden
40sampel,,dikumpul menggunakan kuisioner Hasil Nilai p-value sebesar
0,003, yang lebih kecil dari tingkat signifikansi yang umumnya digunakan
(0,05) ,yaitu Terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi suamiterhadap
kondom dan minat suami terhadap penggunaan kondom di puskesmas
pembantu Kaliharapan Nabire, .Faaktor budaya, agama, dan struktur sosial
lokal perlu di dukung oleh tenaga Kesehatan Di Kabupaten Nabire,Propinsi
Papua Tengah

KataKunci : Minat suami, kondom , informasi petugas Kesehatan.


ABSTRACK

HUBUNGAN PERSEPSI SUAMI TERHADAP MINAT MENGGUNAKAN


ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI PUSKESMAS PEMBANTU
KALIHARAPAN KABUPATEN NABIRE PAPUA TENGAH

Rosina Pigome

Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia

bdfitriayu@gmail.com rizamufida89@iik-strada.ac.id

Prception has the importance of a condom product ranging from the taste, quality and
type of it greatly influences consumer thinking in choosing and buying the condom.
The Central Statistical Agency of Papua Hunan 2019, the use of condom 160 people, in
2020, totaled 174, and in 2021 totaled 189 people, indicates there is an increase in the
interest in using condom.
e aim is to find out the relationship of the husband's perception of interest in the use
of the condom tool at the CPM of the Bhai Khaliharapan Kab. Nabire Papua Middle
Year 2024.The type of research with cross sectional approach, the number of
respondents 40 samples, collected using the questionnaire result p-value value of
0,003, which is smaller than the commonly used degree of significance (0,05), i.e.
There is a significant relationship between the husband's perception of condoms and
the husband's interest in using condoms in the puskesmas of PKM Kaliharapan
Nabire,.Local cultural, religious, and social structural factors need to be supported by
health forces in Nabire District, Central Papua Province

Keywords: Husband interests, condoms, health officer information


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latatar Belakang

Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu program pemerintah yang
bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan memberikan kontribusi bagi
masyarakat dalam mewujudkan norma keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (Segoro et al,
2013). Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) laju pertumbuhan penduduk Indonesia
pada 2023 berada di angka 1,13% dan Kementerian PPN/Bappenas memproyeksikan
jumlah penduduk Indonesia pada 2045 di perkirakan telah mencapai 324 juta orang atau
bertambah 54,42 juta orang dibanding 2020 (Databoks, 2023). Ketidakpercayaan
terhadap kondom lebih banyak kurangnya pengetahuan terhadap kondom, kondom
kemungkinan rusak pada saat digunakan , kurang sensasi seksual, merasa tidak nyaman
membeli kondom, merasa tidak nyaman menggunakan kondom.
Persepsi pentingnya sebuah produk kondom mulai dari rasa, kualitas dan
jenisnya sangatlah mempengaruhi pemikiran konsumen dalam memilih dan membeli
sebuah kondom. Persepsi yang di miliki oleh konsumen selain didasari oleh kesehatan,
juga di dasari oleh sebuah rasa formalitas/syarat dalam berhubungan seksual. Kurangnya
budaya dalam menggunakan kondom demi kesehatan terlihat dari banyaknya individu
yang tidak menggunakan kondom dalam berhubungan seksual sehingga mengakibatkan
kehamilan yang tidak diinginkan dan mereka mengambil sebuah pilihat aborsi, sedangkan
resiko dari aborsi adalah terjadinya kemandulan dan berujung pada kematian. Kemudian,
budaya yang ada di Indonesia mengenai perilaku seksual baik dalam hubungan suami istri
atau orang yang belum menikah mempengaruhi keputusan pembelian banyak orang
terhadap produk kondom, upaya mencegah kehamilan yang tidak diinginkan baik oleh
pasangan suami istri atau kehamilan pra-nikah menimbulkan kesadaran telah kebutuhan
kondom pria yang menjadi alat untuk menekan kehamilan yang tidak diinginkan atau
mencegah penyakit menular seksual bagi individu yang aktif berhubungan seksual
(Wijaya, 2016).
Menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Peran pria dalam ber
KB memang sangat penting sekali untuk ditingkatkan karena peran pria dalam KB masih
rendah dibawah 5 persen. Selanjutnya, menurut data hasil Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017, kesertaan KB pria masih sangat rendah dengan
persentase capaian KB kondom sebesar 2,5% dan vasektomi sebesar 0,2%. Sementara
data Survei Kinerja dan Akuntabilias Program (SKAP) 2019 capaian KB kondom 3% dan
vasektomi 0,2%. Hal ini terjadi karena masih banyak keluarga yang beranggapan bahwa
KB adalah urusan perempuan, masih rendahnya pengetahuan pria tentang KB pria
(Wijaya, 2016).
Di Papua, kurangnya kesertaan pria mengikuti program KB disebabkan kurangnya
pengetahuan dan informasi, kesadaran dan sosialisasi pelayanan KB pria kepada
masyarakat (BKKBN Papua, 2023). Menurut Badan Pusat Statistik Papua tahun 2019,
penggunaan KB kondom 160 orang, tahun 2020 berjumlah 174, dan tahun 2021
berjumlah 189 orang. Ini menunjukkan ada peningkatan dalam minat penggunaan KB
kondom di Nabire. Penelitian yang berjudul ketidak efektifan penggunaan kondom pada
pasangan usia subur menyattelah alasan partisipan menggunakan kondom agar tidak
hamil, mencegah penyakit, coba-coba, murah. Alasan partisipan berhenti menggunakan
kondom karena tidak nyaman, repot memakainya, malu, mengurangi kenikmatan seksual,
menimbulkan rasa sakit bagi istri, ada penghalang dan efektifitasnya tidak terjamin
(Parinussa, 2020). Selain itu, penelitian yang berjudul faktor-faktor penyebab suami
memilih kondom dan tidak memilih kondom di kelurahan sentang kecamatan kisaran
timur menyattelah bahwa faktor usia dan pengetahuan yang mempengaruhi pemilihan
kondom (Tampubolon, 2017).
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan
persepsi suami minat menggunakan alat kb kondom di Puskesmas Pembantu Kaliharapan
Kabupaten Nabire Papua Tengah yang bertujuan untuk mengetahui dukungan suami
terhadap penggunaan kondom di Puskesmas Pembantu Kaliharapan Kabupaten Nabire
Papua Tengah tahun 2023.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka dapat dirumuskan masalahnya,


yaitu : Adakah hubungan persepsi suami terhadap minat menggunakan alat KB
Kondom di Puskesmas Pembantu Kaliharapan Kabupaten Nabire Papua Tengah?

C. Tujuan Penelitian

1.Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan persepsi suami terhadap minat

menggunakan alat kontrasepsi kondom.

2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui hubungan persepsi suami terhadap minat


menggunakan alat Kontrasepsi Kondom
2. Mengetahui Tingkat persepsi suami terhadap penggunaan kondom
3. Mengetahui Tingkat minat suami terhadap penggunaan kondom
D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis
Memberikan kontribusi wawasan keilmuan tentang hubungan persepsi
suami terhadap minat menggunakan alat kontrasepsi kondom di
Puskesmas Pembantu Kaliharapan Kabupaten Nabire Papua Tengah.
2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat diambil manfaatnya oleh semua


pihak, khususnya :
a. Bagi Responden
Memberikan informasi terkait Alat Kontrasepsi kondom pada pria
sehingga diharapkan dapat meningkatkan minat dalam
menggunakan Alat Kontrasepsi kondom.
b. Bagi Lahan Peneliti
Diharapkan penelitian ini dapat berguna bagi institusi penelitian
dalam memberikan edukasi terkait penggunaan alat Kontrasepsi
kondom.
c. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan data dasar dan acuan
bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian terkait
hubungan persepsi suami terhadap minat menggunakan alat
Kontrasepsi kondom.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian mengenai hubungan persepsi suami terhadap minat

menggunakan alat kontrasepsi kondom pernah dilakukan oleh peneliti

sebelumnya, yaitu:
N Nama Peneliti, Judul Nama Jurnal Variabel Metode Desain Hasil
o Tahun Independ Dependen Peneliti Sampling
en (X) (Y) an
1 Summer. L. Willingne Luar negeri; Minat Penggunaan Cross Purposive Penelitian ini
Martins & ss to use BMC, Contraception and pria kontrasepsi sectiona sampling pada 187
Christy.M.Bora novel Reproductive Medicine pria : male l responden
as, 2023 reversible (2023) 8:41; 8:41 birth yang
methods https://doi.org/10.1186/s40 control menggunaka
of male 834-023-00242-y (MBC) n metode
birth MBC.
control: a
communit Dalam
y-based analisis
survey of bivariat
cisgender karakteristik
men in sosiodemogr
the United afi dan
States kesehatan,
hanya sedikit
yang
menunjukka
n hubungan
dengan
kesediaan
minat
menggunaka
n MBC.

Antusiasme
terhadap
MBC tinggi.
Namun
berkurang
dalam
konteks
potensi efek
samping dan
hambatan.
2 Ahmad, 2009 Frekuensi Indonesia; Faktor- Menggunak Cross Purposive Penelitian ini
dan KESMAS, Jurnal faktor an alat sectiona sampling pada 16.366
determina Kesehatan Masyarakat kontribus kontrasepsi l dengan orang.
n Nasional Vol. 3, No. 5, i pria menggunak
kontrasep April 2009 an data Distribusi
si pria di sekunder metode
Indonesia SDKI responden
2002/2003 berdasarkan
kontrasepsi
pria meliputi
vasektomi
(81;
0,5%),kondo
m (386;
2,4%)
pantang
berkala (504;
3,1%) dan
senggama
terputus
(593; 3,6%).

Pada
penelitian ini
ditemukan
prevalensi
menggunaka
n kontrasepsi
pada pria
adalah
(7,7%).
Penggunaan
kontrasepsi
pria
berdasarkan
status
penggunaan
saat survei
(current
user) adalah
4,4% dan
status
penggunaan
kontrasepsi
pria
sebelumnya
(ever user)
adalah 3,3%.
Distribusi
metode
responden
berdasarkan
kontrasepsi
pria meliputi
vasektomi
(81; 0,5%)
kondom
(386;
2,4%)
pantang
berkala (504;
3,1%) dan
senggama
terputus
(593; 3,6%).

Variabel
yang
berhubungan
dengan
penggunaan
kontrasepsi
pria meliputi
umur,
pendidikan,
pengetahuan
KB,
kemandirian
dan tempat
tinggal.
1. Penelitian dengan judul Willingness to use novel reversible methodso f male

birth control: a community-based survey of cisgender men in the United States, oleh

Summer. L. Martins & Christy.M.Boraas tahun 2023 dengan jumlah sampel 187 pria

yang menggunakan kontrasepsi : male birth control (MBC) diantaranya yaitu gel, pil,

suntik, implan dan oklusi vas dan analisis datamenggunakan modifed Poisson

regression.

2. Penelitian dengan judul Frekuensi dan determinan kontrasepsi pria di

Indonesia, oleh Ahmad tahun 2009 dengan jumlah sampel 16.366 orang diambil dari

data sekunder SDKI 2002/2003 dan analisis data menggunakan regresi logistik.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Konsep Persepsi

Persepsi adalah tanggapan langsung dari suatu serapan atau proses seseorang

mengetahui beberapa hal melalui pengindraan. Sedangkan dalam kamus besar

psikologi, persepsi diartikan sebagai suatu proses pengamatan seseorang terhadap

lingkungan dengan menggunakan indra-indra yang dimiliki sehingga ia menjadi sadar

telah segala sesuatu yang ada dilingkungannya.

Proses terjadinya persepsi yaitu dengan diterimanya stimulus berupa objek audio

maupun visual. Stimulus harus dapat melewati ambang batas sesuai dengan setiap

individu, agar stimulus dapat diterima oleh panca indera. persepsi merupakan suatu

yang terjadi dalam tahap-tahap berikut (Saripudin dkk, 2022).:

a. Tahap pertama, yaitu proses fisik, merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus

oleh alat indera manusia.

b. Tahap kedua, proses fisiologis, merupakan proses diteruskannya stimulus yang

diterima oleh reseptor (alat indera) melalui saraf -saraf sensoris.

c. Tahap ketiga, proses psikologik, merupakan proses timbulnya kesadaran individu

tentang stimulus yang diterima reseptor.

d. Tahap ke empat, merupakan hasil yang di dapat dari proses persepsi yaitu berupa

tanggapan dan perilaku.


Adapun Factor-faktor yang berpengaruh terhadap persepsi orang (Saripudin dkk, 2022).

a. Orang yang diamati setiap individu berusaha membuat penilaian terhadap


tingkah laku orang yang diamati, dengan memberikan pelatihan pada
orang tersebut seringkali individu tidak menyadari factor yang
mempengaruhi penilaiannya. Setatus dan kedudukan dengan orang yang
diamati secara sadar atau tidak, seringkali mempengaruhi perilakunya
dalam hubungan dengan orang lain.
b. Situasi aspek-aspek dari situasi seperti pekerjaan dan atribut -atribut lain
yang melekat pada diri seseorang yang melakukan persepsi, telah
mempengaruhi pengamatanya terhadap objek, situasi atau manusia
lainya. Oleh karna itu, masing-masing individu mempunyai persepsi yang
berbeda dalam mengamati lingkunganya.
c. Pengamat persepsi juga dipengaruhi oleh kondisi individu dari si pengamat.
Salah satu aspek internal yang mempengaruhi persepsi seseorang adalah
faktor kebutuhan. Sesorang cenderung mengarahkan perhatianya pada
hal-hal yang dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhanya.
d. Persepsi diri untuk memahami prilaku orang lain, seseorang harus
mengerti bagaimana ia mengamati dirinya sendiri atau bagaimana konsep
dirinya, konsep diri dinyattelah sebagai gambaran mental mengenai apa
pendapat kita tentang diri kita sendiri, konsep diri tentu saja unik, tetapi
juga bersifat menetap dalam diri individu, sehingga individu cenderung
mempunyai gaya hidup sendiri yang khas. Bereaksi, berpikir dan bertindak
dengan cara tertentu dengan orang lain.
e. Persepsi diri dan pengamatan terhadap orang lain. Dengan mengenal dan
memahami diri sendiri memudahkan kita untuk memahami orang lain
dengan tepat dan lebih sedikit membuat kesalahan menilai orang lain. Bila
seseorang mau menerima dirinya sendiri, maka ia cenderung dapat
melihat aspek-aspek positif dari oaring lain yang berarah telah
memperluas pandanganya dalam melihat dan memilih orang lain.
2. Konsep Kontrasepsi

Istilah kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti “melawan”
atau “mencegah”, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang
matang dengan sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari
kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat
adanya pertemuan antara sel telur dengan sel sperma (Anggraini, et al, 2021).
Untuk itu, berdasarkan maksud dan tujuan kontrasepsi, maka yang membutuhkan
kontrasepsi adalah pasangan yang aktif melakukan hubungan seks dan kedua-
duanya memiliki kesuburan normal namun tidak menghendaki kehamilan.
Kontrasepsi adalah usaha -usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan, usaha itu
dapat bersifat sementara dapat bersifat permanen (Narulita, Herdiana, & Jayatmi,
2023). Kontrasepsi adalah cara atau alat yang digunakan dengan tujuan untuk
mencegah terjadinya kehamilan. Seorang wanita bisa mendapatkan kehamilan
apabila sperma bertemu dengan sel telur. Penggunaan alat kontrasepsi telah
mencegah sel telur dan sel sperma bertemu, menghentikan produksi sel telur,
menghentikan penggabungan sel sperma dan sel telur yang telah dibuahi yang
menempel pada lapisan rahim (RI, 2022).
Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya menggunakan
kontrasepsi dan sebagai peserta KB, diharapkan juga memberikan pelayanan KB
pada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai mitra. Partisipasi pria
dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak langsung. Partisipasi pria
secara langsung dalam program KB adalah menggunakan salah satu cara atau
metode pencegahan kehamilan. Dengan menggunakan metode kontrasepsi efektif
seperti kondom dan MOP. Strategi untuk meningkatkan partisipasi laki-laki dalam
ber-KB antara lain perlu dilakukan sosialisasi yang lebih intensif, dan kampanye
melalui media massa, yang menampilkan bintang iklan yang populer, sehingga
keikut sertaan laki-laki dalam Program KB tidak lagi dianggap sebagai sesuatu yang
tabu atau memalukan.
Kondom adalah suatu alat kontrasepsi berupa sarung dari karet yang
diselubungkan ke organ intim lelaki, yang bekerja dengan cara mencegah sperma
bertemu dengan sel telur sehingga tidak terjadi pembuahan (Tampubolon, 2017).
Alasan menggunakan kondom terdiri atas beberapa kondisi. Pertama, mereka
menggunakan kondom sebagai alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan.
Kemudian, Alasan kedua mereka menggunakan kondom sebagai alat kontrasepsi
untuk mencegah penularan penyakit kelamin. Alasan ketiga mereka menggunakan
kondom sebagai alat kontrasepsi adalah ingin coba-coba karena ada sosialisasi
dari pusesmas dan juga dari TV. Selanjutnya, Alasan untuk kemudian berhenti
menggunakan kondom sebagai kontrasepsi secara umum terdiri atas dua kategori
yakni sosial budaya/agama dan kenikmatan seksual. Untuk faktor sosial budaya,
seluruh partisipan beranggapan bahwa dari segi sosial budaya atau agama, tidak
ada masalah atau tidak ada larangan bagi mereka untuk menggunakan kondom
atau melakukan kontrasepsi (Parinussa, 2020).

Metode Kontrasepsi

a. Metode Kontrasepsi Alamiah

1) Definisi
Keluarga Berencana Alamiah (KBA) didefinisikan oleh WHO sebagai
metode-metode untuk merencana dan mencegah kehamilan melalui
pengamatan tanda-tanda dan gejala-gejala alamiah yang timbul pada fase
fertil dan infertil dari siklus menstruasi, dengan menghindari senggama
selama fase fertil bila kehamilan hendak dihindari (Anggraini dan Martini,
2020).

2) Cara kerja
Untuk menggunakan Metode Kontrasepsi Alamiah secara efektif, sebagian
besar pasangan perlu memodifikasi perilaku seksual mereka. Mereka
diharuskan mengamati tanda-tanda fertilitas pasangan wanita secara
harian dan mencatatnya sesuai sistem standar tertentu. Pasangan tersebut
perlu berkomunikasi satu sama lain untuk menentukan masa kesuburan
mereka, mengetahui waktu-waktu subur, apabila kehamilan tidak
dikehendaki, tidak melakukan senggama selama hari-hari subur (fertil)
tersebut (Anggraini dan Martini, 2020).
3) Jenis-jenis KBA

a) Metode kalender

Metode kalender menggunakan prinsip pantang berkala, yaitu tidak


melakukan persetubuhan pada masa subur istri. Untuk menentukan
masa subur istri digunakan tiga patokan, (1) ovulasi terjadi 14 ± 2 hari
sebelum haid yang telah datang, (2) sperma dapat hidup dan membuahi
selama 48 jam setelah ejakulasi, dan (3) ovum dapat hidup 24 jam
setelah ovulasi. Jadi apabila konsepsi ingin dicegah, koitus harus
dihindari sekurang-kurangnya selama 3 hari (72 jam), yaitu 48 jam
sebelum ovulasi dan 24 jam sesudah ovulasi (Sulistyawati, 2013).

b) Metode suhu basal tubuh

Suhu basal adalah suhu tubuh sebelum ada aktifitas apapun, biasanya
diambil pada saat bangun tidur dan belum meninggalkan tempat tidur.
Suhu basal tubuh telah meningkat setelah ovulasi. Pencatatan suhu
dilakukan setiap hari pada sebuah tabel/ kertas grafik. Suhu tubuh
wanita pada saat istirahat (suhu tubuh basal) meningkat sedikit demi
sedikit sekitar 0,9o F (0,5o C), setelah sel telur dilepaskan. Untuk
mengetahui suhu tubuh basal, seorang wanita harus mengukur suhu
tubuhnya setiap pagi sebelum bangun dari tempat tidur (Anggraini dan
Martini, 2020).
c) Metode lendir serviks/Methode ovulasi billings (MOB)

Methode ovulasi billings (MOB) adalah cara metode lendir serviks yang
terjadi pada perubahan kadar estrogen (Varney, 2007). MOB merupakan
salah satu cara merencanakan keluarga secara alamiah sengan
menyesuaikan perilaku seksual dengan pola kesuburan seseorang
perempua, yang dapat diketahui dengan memperhatikan gejala-gejala
atau tanda-tanda yang dapat diketahui dengan memperhatikan gejala-
gejala atau tandatanda yang secara alamiah (Anggraini dan Martini,
2020).
d) Metode simtomtermal
Masa subur dapat ditentukan dengan mengamati suhu tubuh dan lendir
serviks.

(1) Setelah darah haid berhenti, hubungan seksual dapat dilakukan pada
malam hari pada hari kering dengan berselang sehari selama masa tak
subur. Ini adalah aturan selang hari kering (aturan awal), atau sama
denga metode lendir serviks.
(2) Masa subur mulai ketika ada perasaan basah atau munculnya lendir, ini
adalah aturan awal. Aturan yang sama dengan metode lendir serviks,
yaitu berpantang melakukan hubungan seksual sampai masa subur
berakhir.
(3) Pantang melakukan hubungan seksual sampai hari puncak dan aturan
perubahan suhu telah terjadi.
4) Apabila aturan ini tidak mengidentifikasi hari yang sama sebagai hari
akhir masa subur, selalu ikuti aturan yang paling konservatif, yaitu
aturan yang mengidentifikasi masa subur yang paling panjang
(Sulistyawati, 2013).
a. Koitus interuptus (senggama terputus)
Senggama terputus adalah metode keluarga berencana tradisional, dimana
pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum pria
mencapai ejakulasi .Di sebut juga dengan Koitus Interputus dan menarik
keluar (Anggraini dan Martini, 2020).

b. Metode Barier Pria (Kondom)


Kondom merupakan selubung/sarung karet ya berbentuk silinder dengan muaranya
berpinggir tebal,yang bila di gulung berbentuk rata atau mempunyai bentuk seperti
putting susu yang di pasang pada penis saat berhubungan seksual.Terbuat dari berbagai
bahan,seperti lateks(karet),polyurethane,polyisoprene,kulit domba,dan nitrile.Jenis
kondom pria ada 4 yaitu kondom biasa kondom berkontur (bergerigi),kondom
beraroma,dan kondom tidak beraroma.
kondom perlu memperhatikan cara menggunakan kondom yang benar dan
tepat
Cara kerja kondom

menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan cara


mengemas sperma di ujung selubung karet yang dipasang pada penis,
sehingga sperma tersebut tidak tercurah ke dalam saluran reproduksi
Perempuan (Anggraini dkk.2021)
Khusus untuk kondom yang terbuat dari lateks dan vinil dapat mencegah
penularan mikoorganisme (IMS termasuk HBV dan HIV/AIDS) dari satu
pasangan kepada pasngan yang lain.
Efektivitas metode kondom tergantung pada penggunanya.Jika di gunakan
dengan benar Ketika hubungan seksual,kemungkinan hamil hanya 2 per
100 kehamilan pada tahun pertama pemakaian kondom juga 80%-90%
efektif mencegah infeksi HIV pada klien.Kriteria kelayakan medis semua
pria dapat secara aman menggunakan kondom pria kecuali mereka dengan
reaksi alergi berat terhadap karet lateks
Keuntungan dari kondom yaitu; murah dan dapat di beli bebas,tidak
memerlukan pemeriksaan khusus,proteksi ganda(selain mencegah
kehamilan tetapi juga mencegah IMS termasuk HIV-AIDS),membantu
mencegah terjadinya kanker serviks (mengurangi iritasi bahankarsinogenik
eksogen pada serviks).
Keterbatasan
pada kondom yaitu cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan
kontrasepsi,agak mengganggu hubungan seksual (mengurangi sentuhan
langsung),bisa menyebabkan kesulitan untuk mempertahankan
ereksi,malu membelinya di depan umum.Waktu pemakaian kapan saja
Perempuan atau pasangan menginginkan perlindungan ter hadap
kehamilan atau IMS.Efek samping kondom berupa;kondom bocor atau di
curigai ada curahan di vagina saat berhubungan,reaksi alergi.jika terdapat
kondom yang rusak di buang ganti yang baru atau gunakan kondom
spermisida,pertimbangkan penggunaan kontrasepsi darurat,gunakan
kondom yang lebih tipis atau anjurkan kontrasepsi lain.

c. Kontrasepsi Barier pada Wanita

1) Diafragma

Diafragma adalah mangkok karet yang fleksibel dengan pinggir yang


mudah dibengkokkan dan disisipkan dibagian atas vagina, mencegah
sperma mencapai saluran reproduksi bagian atas (uterus dan tuba)
untuk mencegah terjadinya konsepsi. Jenis-jenis diafragma meliputi
diafragma pegas datar, diafragma pegas kumparan, dan Arcting
(Anggraini dan Martini, 2020)

2) Kap serviks

Kap serviks adalah alat kontrasepsi yang hanya menutupi serviks saja.
Macam-macam kap serviks meliputi Prentif CavityRim Cap, Dumas atau
Vault Cap, dan Vemule Cap (Anggraini dan Martini, 2020).
3) Spermisida

Spermisida adalah bahan kimia (biasanya non oksinol) yang diguntelah


untuk menonaktifkan atau membunuh sperma. Spermisida dikemas
dalam bentuk aerosol (busa), tablet vagina, supositoria, atau dissolvable
film dan krim (Sulistyawati, 2013).

4) Kondom wanita

Kondom untuk wanita tidak hanya berfungsi mencegah kehamilan, tetapi


juga merupakan alat yang efektif melawan HIV, gonore, klamidia, dan
trikomoniasis; apabila digunakan dengan benar. Untuk memasukkan
kondom wanita, tekan cincin kondom yang berada di dalam ujung
tertutup kondom, kemudian ujung berselubung yang tertutup
dimasukkan ke dalam vagina sedalam mungkin untuk memasukkannya
melewati tulang pubis. Cincin yang terbuka tetap berada di luar vagina,
sebagian menutupi vulva dan perinium (Sulistyawati, 2013).

d. Kontrasepsi Pil

Kontrasepsi pil adalah salah satu jenis kontrasepsi oral hormonal yang
diminum secara rutin setiap hari untuk mencegah kehamilan. Hormon yang
terkandung di dalam pil KB, yaitu hormon estrogen dan progreseron, adalah
hormon yang sama yang diproduksi oleh tubuh wanita. Jenis-jenis pil KB
terdiri atas:

1) Pil KB kombinasi adalah jenis pil KB yang umum ditemui dipasaran. Pil KB
jenis ini mengandung dua jenis hormon, yaitu estrogen dan
progesteron.
2) Pil KB laktasi adalah jenis yang cocok untuk wanita menyusui atau wanita
yang mempunyai alergi terhadap hormon estrogen. Pil KB laktasi hanya
mengandung hormon progestin (Irmawaty dan Lumban, 2020).
e. Kontrasepsi Amenorea Laktasi (MAL)

MAL adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI)
secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan
ataupun minuman apapun lainnya. Syarat untuk depat menggunakan
MAL adalah dengan menyusui secara penuh (full breast feeding),MAL
dapat di pakai sebagai kontrasepsi apabila pemberian ASI lebih dari 8 kali
sehari siang dan malam(Anggraini dkk.2021)ibu belum menstruasi,bayi
berusia kurang dari 6 bulan.cara kerja mencegah pelepasan telur dari
ovarium (ovulasi)Sering menyusui secar sementara mencegah pelepasan
hormon alami yang dapat menyebabkan ovulasi.

f. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)/ Intra Uterine Devices

Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) merupakan suatu metode


kontrasepsi yang dipasang dalam rahim untuk mencegah terjadinya
pertemuan antara sel telur dengan sel sperma.menjepit kedua saluran
yang menghalangi indung telur sehingga tidak terjadi pembuahan.Jenis
AKDR ada 2 yaitu AKDR CU(non hormonal) AKDR LNG (hormonal ).
AKDR CU (AKDR coper) Suatu rangkaian plastic yang lentur dan kecil
dengan lengan atau kawat copper (tembaga) di sekitarnya.Terdapat 2 jenis
AKDR CU yaitu AKDR CU T-380A dan AKDR Nova T-380.AKDR CU inipaling
banyak beredar di Indonesia karena termasuk dalam program KB
pemerintah.Cara kerja menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke
saluran telur karena tembaga pada AKDR menyebabkan reaksi inflamasi
steril yang toksik terhadap sperma.Memiliki efektifitas tinggi berkisar 0,6-
0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama 91 kegagalan
dalam 125-170 kehamilan)
AKDR LNG (Levonorgestrel)Suatu alat berbahan plastic berbentuk T yang
secara terus -menerus melepaskan sejumlah kecil hormon progestin
( levonorgestrel) setiap hari.Cara kerja menghambat sperma membuahi sel
telur.
g. Alat Kontrasepsi Implan

Implant adalah batang plastic berukuran kecil dan lentur,seukuran batang


korek api,yang melepaskan hormon progestin yang menyerupai hormon
progesterone alami di dalam Perempuan.Implant di pasang di bawah kulit
lengan kiri sebelah atas bagian dalam.Jenis implant ada 2 yaitu;
Implant 2 batang;terdiri dari 2 batang impant mengandung hormon
levonorgestrel.Efektifitas hingga 4 tahun penggunaan(studi terkini
menunjukan bahwa jenis ini memiliki efektifitas tinggi hingga 5 tahun.
Implant
Satu batang ;terdiri dari 1 batang implant mengandung hormon
etonogestrel,efektif hingga 3 tahun penggunaan (studi terkini menunjukan
bahwa jenis ini memiliki efektivitas tinggi hingga 5 tahun).Cara kerjanya
yaitu;
Dengan mencegah peiepasan telur dari ovarium (menekan ovulasi)dan
mengentalkan lender serviks (menghambat bertemunya sperma dan telur.
(kemenkes 2021).

h. Vasektomi

Vasektomi adalah prosedur bedah sukarela yang memiliki resiko rendah


untuk menghentikan kesuburan secara permanen pada pria yang tidak
ingin anak lagi.Vasektomi di lakukan dengan memotong dan mengikat vas
(ductus)deferens tanpa menggunakan pisau bedah,dengan tujuan
memutuskanaliran sperma dari testis sehingga terjadi azoospermia.Cara
kerja mengikat dan memotong setiap saluran vas deferens sehingga
sperma tidak tercampur dengan semen.Semen di keluarkan,tetapi tidak
dapat menyebabkan kehamilan.(Kemenkes 2021).
i. Tubektomi

Prosedur bedah sukarela untuk menghentikan kesuburan secara


permanen pada Perempuan yang tidak ingin anak lagi.Terdapat 2 jenis
tubektomi yaitu;
Mini laparatomi dengan membuat insisi kecil pada perut.Tuba fallopi di
Tarik ke irisan untuk di potong dan di ikat.Terdapat 2 jenis mini
laparatomi,yaitu;Mini laparatomi suprapubic;pada masa interval dan Mini
laparatomi sub umbilicus;pada paskah persalinan.
Laparaskopi dengan memasukan pipa kecil Panjang dengan lensa di
dalamnya ke dalam perut melalui insisi kecil. Laparaskopi memungkinkan
dokter untuk mencapai dan memblok atau memotong tuba fallopi di
dalam perut
.Cara kerja mengoklusi tuba falopi (mengikat dan memotong atau
memasang cincin),sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum.

j. Suntik Kombinasi.

Metode kontrasepsi suntikan kombinasi (KSK) yang mengandung 2 hormon yaitu


progestin dan estrogen seperti hormon progesterone dan estrogen alami pada tubuh
Perempuan.
Cara kerja yaitu;Mencegah pelepasan sel telur dari ovarium(Menekan
ovulasi),Membuat lender serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma
terganggu,Perubahan pada endometrium (atrofi) sehingga impementasi
terganggu,Menghambat tranportasi gamet oleh tuba,

h. Suntik Progestin

Kontrasepsi suntik progestin(KSP).


Kontrasepsi suntik yang mengandung progestin saja seperti hormon
progesterone alaami dalam tubuh Perempuan.
Terdapat 2 jenis KSP yaitu;
Depot Medroxy Progesterone Acetate (DMPA )di sebut juga Depo-
Provera,KSP paling banyak digunakan merupakan suntikan
Intramuskuler.Versi subkutan pada system suntik Uniject dalam prefiled
dosis Tunggal syringe hipodermik sebagai deposubq provera 104 suntikan.
Norethisterone Enanthase (NET-EN )suntikan intramuskuler
Cara Kerja
Mencegah pelepasan telur dari ovarium (menekan ovulasi )
Mengentalkan lender serviks sehingga menunjukan kemampuan penetrasi
sperma
Menjadikan selaput lender Rahim tipis dan atrofi
Cara pemakaian
asetat (MPA),Estradiol mendroksiprogesteron pionate,suntik 1 bulan
sekali,suntik 2 bulan sekali dan suntik 3 bulan sekali dengan cara
disuntik intramuskular (di daerah bokong).(Kemenkes 2021 )

3. Pengetahuan

Pengetahuan Menurut Bloom, pengetahuan adalah hasil dari tahu,


dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu
objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni
indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Narulita,
Herdiana, & Jayatmi, 2023).. Pengetahuan adalah merupakan hasil
mengingat suatu hal, termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah
dialami baik secara sengaja maupun tidak sengaja dan ini terjadi setelah
orang melakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu obyek tertentu.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang.
Adapun faktor-faktor tersebut diantaranya (Narulita, Herdiana, & Jayatmi,
2023).

1) Pendidikan Tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya


seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh,
pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang makin semakin baik
pula pengetahuannya.
2) Informasi- Informasi telah memberikan pengaruh pada pengetahuan
seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi
jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV,
radio atau surat kabar maka hal itu telah dapat meningkatkan
pengetahuan seseorang.
3) Usia Menurut Singgih makin tua umur seseorang maka proses-proses
perkembangan mentalnya bertambah baik, tetapi pada umur tertentu,
bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti
ketika berumur belasan tahun

B. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian merupakan kerangka hubungan antara konsep-konsep yang


ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang telah dilakukan (Notoadmodjo, 2019).
Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini yaitu :

Faktor yang Pengetahuan Persepsi suami


mempengaruhi : alat kontrasepsi
Dukungan
keluarga,
pendidikan Minat
penggunaan
alat
Keterangan : kontrasepsi

= variabel yang diteliti

= arah hubungan

Gambar 2.1 Kerangka konsep penelitian hubungan persepsi suami


terhadap minat menggunakan alat kontrasepsi kondom.
C. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari sebuah penelitian atau dalil sementara yang
kebenarannya perlu dibuktikan dalam penelitian tersebut dan hasil dari hipotesis dapat
diterima atau ditolak (Notoadmodjo, 2019). Berdasarkan kerangka konsep penelitian ini
dapat dijelaskan bahwa hipotesis penelitian ini sebagai berikut :
Ho : Tidak ada hubungan persepsi suami terhadap minat menggunakan alat kb kondom di
PuskesmasPembantu Kaliharapan Kabupaten Nabire Papua Tengah.
Ha : Ada hubungan persepsi suami terhadap minat menggunakan alat kontrasepsi Kondom
di Puskesmas Pembantu Kaliharapan Kabupaten Nabire Papua Tengah.
BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bagian ini diuraikan tentang metode yang digunakan dalam


penelitian, meliputi desain penelitian, kerangka kerja, populasi,
sampel dan sampling, identifikasi variabel, definisi operasional,
lokasi dan waktu penelitian, prosedur pengambilan dan
pengumpulan data, cara analisis data, masalah etika, serta
keterbatasan penelitian (Hidayat, 2019).

A. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan strategi dalam mengidentifikasi


permasalahan sebelum perancangan akhir pengumpulan data (Nursalam,
2019). Penelitian ini menggunakan metode penelitian Analitik
Observasional, yaitu Rancangan penelitian yang digunakan untuk
mengetahui hubungan sebab akibat antara dua variabel secara
observasional, dimana bentuk hubungan dapat: perbedaan, hubungan
atau pengaruh hanya dilakukan sekali untuk masing-masing variabel
penelitian dimana peneliti hanya melakukan observasi, tanpa memberikan
intervensi pada variabel yang telah diteliti (Notoatmodjo, 2019).
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penenlitian ini adalah
pendekatan cross sectional yaitu penelitian yang variabel bebas dan variabel
terikatnya diukur secara bersamaan dan dilakukan sesaat atau sekali
(Nursalam,2019).
B. Kerangka Kerja

Kerangka kerja adalah bagian kerja terhadap rancangan kegiatan yang

telah dilakukan (Hidayat,2010).

Populasi
seluruh suami yang telah menggunakan alat kontrasepsi kondom di Puskesmas
Pembantu Kaliharapan Kabupaten Nabire Papua Tengah sebanyak 30 responden

Purposive sampling

Sampel

Sebagian suami yang telah menggunakan alat kontrasepsi kondom

PPuskesmas Pembantu Kaliharapan Kab. Nabire Papua Tengah sebanyak ….


Pengumpulan Data

Variabel Independent Variabel Dependent


Keterlibatan Pengguna kondom pengetahuan menggunakan alat
(kuesioner) kontrasepsi kondom (observasi)

Pengolahan data

Editing, Coding, Tabulating

Analisa data
Telah menggunakan uji statistik Chi-Square

Hasil

Kesimpulann

Gambar 3.1 Kerangka Kerja Penelitian


C. Populasi, Sampel dan Sampling

a. Populasi
Populasi adalah seluruh kelompok orang (atau lembaga, peristiwa,
atau objek studi lainnya) yang ingin digambarkan dan dipahami
(Firmansyah & Dede, 2022). Dalam penelitian ini, populasi yang
telah diteliti adalah suami yang menggunakan Kontrasepsi kondom
di Puskesmas Pembantu Kaliharapan Kabupaten Nabire Tengah.

b. Sampel
Sampel adalah kelompok yang mewakili populasi yang telah diteliti
dipahami (Firmansyah & Dede, 2022). Dalam penelitian ini, sampel
yang telah diteliti sebanyak 40 responden. Yang sesuai dengan
kriteria inklusi yaitu :
1. Jenis kelamin : laki – laki
2. Status perkawinan : sudah menikah
3. Menggunakan kontrasepsi kondom
4. Riwayat kunjungan konsultasi di Puskesmas Pembantu
Kaliharapan Kabupaten Nabire Tengah.
Sedangkan , kriteria eksklusi yaitu belum menikah, tidak menggunakan
Kontrasepsi kondom.

D. Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran
yang dimiliki atau didapatkan dalam sebuah penelitian terkait suatu
konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2019).
1. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang nilainya menentukan


variabel lain (Nursalam, 2019). Variabel independent penelitian ini
yaitu minat suami menggunakan kontrasepsi kondom.

2. Variabel Dependen

Variabel Dependen adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh


variabel lain (Nursalam, 2019). Variabel dependent penelitian ini
yaitu penggunaan kontrasepsi kondom.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional


berdasarkan karakteristik yang dapat diamati dari suatu yang
didefinisikan tersebut yang memungkinkan peneliti untuk melakukan
secara cermat terhadap obyek atau fenomena (Nursalam, 2019).
Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Parameter/ Alat ukur Skala data Kategori


operasional indikator
Variabel ketertarikan Tujuan suami Kuesioner Ordinal Ya = 1
dependen : suami terkait menggunakan KB Tidak = 0
Minat suami menggunakan
KB kondom.

Pengalaman Persepsi suami Kuesioner Ordinal Ya = 1


Persepsi suami tentang objek, menggunakan KB Tidak = 0
peristiwa, atau
hubungan-
hubungan yang
diperoleh
dengan
menyimpulkan
informasi dan
menafsirkan
pesan
Variabel Alat kontrasepsi Jenis KB kondom kuesioner Ordinal Ya = 1
independen : yang yang telah Tidak = 0
KB kondom pemakaiannya digunakan serta
berkisar 1 – 3 efek samping yang
bulan. telah dirasakan
oleh suami
F. Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian Puskesmas pembantu Kaliharapan Kabupaten Nabire Papua


Tengah

1. Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan pada 05, januari 2024 sampai 30, januari 2024

G. Teknik Pengumpulan Data

Instrumen merupakan alat ukur yang telah digunakan peneliti pada waktu
penelitian menggunakan suatu metode (Arikunto, 2010). Pada penelitian ini data
yang telah digunakan adalah jenis data primer. Jenis data primer diperoleh dari
pengukuran gaya hidup dengan menggunakan kuesioner dan penggunaan alat
kontrasepsi kondom dengan lembar observasi.
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
1) Peneliti telah meminta ijin kepada Kepala Puskesmas, Puskesmas Pembantu
Kaliharapan, Kabupaten Nabire Tengah
2) Peneliti juga telah memberikan informed consent kepada responden dan
menerangkan maksud dan tujuan penelitian, setelah itu pemberian kuesioner
kepada responden.
3) Setelah data terkumpul, maka peneliti melakukan pengolahan data melalui
tahapan berikut :
1) Editing

Kegiatan memeriksa kelengkapan dan meneliti data-data yang telah


dikumpulkan, terutama dari kelengkapan jawaban, keterbacaan tulisan,
kejelasan makna, kesesuaian dan relevansinya dengan data yang lain (Nursalam,
2014).

2) Coding

Pemberian kode dengan cara peneliti melakukan klasifikasi jawaban yang


diberikan responden sesuai dengan macamnya (Nursalam, 2014).

3) Scoring

Peneliti memberikan skor dan simbol berupa angka atau huruf yang memberikan petunjuk
pada setiap jawaban responden berdasarkan variabel yang diteliti agar nantinya bisa lebih
mempermudah dalam pengolahan data (Nursalam, 2014).

4) Tabulating

Kegiatan memasukkan data-data hasil penelitian ke dalam tabel-tabel sesuai


kriteria sehingga didapatkan jumlah data sesuai dengan kuiesioner.

5) cleating

Pengecekan kembali data yang telah dimasukkan ke dalam komputer. Peneliti


tidak mendapati kesalahan data yang telah dimasukan dalam komputer. Dalam
melakukan pengumpulan data, penulis melakukan sendiri, jadi tidak melibatkan
observer
H. Analisis Data

Analisa data merupakan bagian yang sangat penting untuk mencapai tujuan pokok penelitian, yaitu
menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang mengungkap fenomena (Nursalam, 2019). Pada
penelitian setelah data terkumpul maka dilakukan tabulasi data. Untuk mengetahui hubungan
antara variabel, dilakukan uji statistik Chi-Square menggunakan Statistical Product and Solution
Service (SPSS) untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas
dan variabel tergantung yang berskala nominal dengan derajat kemaknaan ditentukan α = 0,05
artinya jika hasil uji statistik menunjukkan p ≤ α maka ada hubungan signifikan antar variabel
(Nursalam, 2019).

1. Analisa Univariat

Analisa univariat digunakan untuk melihat distribusi frekuensi dari masing-


masing variabel yang diteliti baik variabel independen (persepsi suami)
dengan variabel dependen (minat menggunakan kondom) di puskesmas
pembantu kaliharapan kabupaten nabire papua tengah.

2. Analisa Bivariat

Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel bebas


(minat menggunakan kondom) dengan variabel terikat (persepsi
suami). Berdasarkan desain penelitian dan variabel yang digunakan
maka uji statistik yang digunakan adalah chi-square. Teknik analisa chi-
square menggunakan derajat kepercayaan 95% dengan α 5%, sehingga
jika nilai p (p value) ≤ 0,05 berarti hasil perhitungan statistik bermakna
(signifikan) atau menunjukkan ada hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen dan apabila nilai p value > 0,05
berarti hasil perhitungan statistik tidak bermakna atau tidak ada
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.

Hasil analisa bivariat, jawaban diterjemah dengan perhitungan:


H1 : diterima apabila p ≤ 0,05 yang berarti ada hubungan antara
persepsi suami dengan minat menggunakan kondom

H0 : ditolak apabila p > 0,05 yang berarti tidak ada hubungan


antara p e r s e p s i s u a m i d e n g a n m i n a t m e n g u n a k a n
kondom

3. Analisa Multivariat

Melihat variabel yang paling berhubungan dengan variabel dependen


yaitu persepsi suami dalam minat mengunakan kondom.
I. Etika Penelitian

1. Informed Consent

Lembar persetujuan telah diberikan sebelum dimulai penelitian dan peneliti


menjelaskan maksud dan tujuan yang telah dilakukan serta dampak yang
mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data. Jika calon responden
bersedia untuk diteliti, maka ,mereka harus menandatangani lembar tersebut.
Jika calon responden menolak untuk diteliti maka peneliti tidak boleh memaksa
dan tetap menghormati hak-haknya (Hidayat, 2019).

2. Anomnity

Untuk menjaga kerahasiaan responden maka peneliti tidak telah menentukan


nama responden pada lembar pengumpulan data. Cukup dengan memberi kode
pada masing-masing lembar tersebut (Hidayat, 2019).

b. Confidentiality

Kerahasiaan informasi responden terjamin oleh peneliti karena hanya kelompok data
tertentu saja yang disajikan atau dilaporkan sebagai hasil riset (Hidayat, 2019)
BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Diskripsi Lokasi Penelitian


Puskesmas pembantu Kaliharapan berada di daerah nabire kabupaten nabire papua Tengah.
Profil sebagai berikut :

1. Nama : Puskesmas pembantu kaliharapan.

2. Alamat : Jl. Tembagapura kaliharapan.

3. Telp :

4. Status : Terakriditasi media

5. Email :

6. Website :

7. Jumlah SDM : 4 orang (terdiri 3 orang bidang,dan 1 perawat,

B. Hasil analisis Univariat

Melakukan analisa univariat terhadap variabel penelitian dengan menyajikan bentuk tabel dan teks.
Adapun variabel yang disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi adalah karakteristik responden
berdasarkan umur, pendidikan dan waktu penggunaan kondom. Variabel univariat disajikan
distribusi frekuensi adalah minat penggunaan kondom.
1. Deskripsi Karakteristik Responden

Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan umur

Umur (tahun) Frekuensi Persentase


<20 6 20
20-35 18 60
> 35 6 20
Total 30 100,0

Berdasarkan tabel diatas , didapatkan bahwa rentang umur dari responden


yaitu suami yang menggunakan kondom adalah umur 20-35 tahun sebanyak 60
%, umur< 20 tahun sebanyak 20% dan umur >35 tahun sebanyak 20%. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden dalam studi tersebut berusia
antara 20 hingga 35 tahun dengan persentase sebanyak 60%. Ini menunjukkan
bahwa rentang usia 20-35 tahun memiliki frekuensi tertinggi di antara kelompok
umur yang disurvei.

Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan

Pendidikan Frekuensi Persentase


Dasar 10 33.3
Menengah 18 60
Tinggi 2 6.7
Total 30 100,0

Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan hasil yaitu responden suami yang


menggunakan kondom memiliki latar belakang pendidikan dasar sebanyak 33.3
%, menengah 60% dan tinggi sebanyak 6.7%. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa mayoritas responden dalam studi tersebut memiliki latar
belakang pendidikan menengah dengan mayoritas responden dalam studi
tersebut memiliki latar belakang pendidikan menengah, dengan persentase
sebanyak 60%. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok responden dengan tingkat
pendidikan menengah memiliki frekuensi tertinggi di antara kelompok
pendidikan yang disurvei.
Tabel 4.3 Karakteristik responden berdasarkan waktu menggunakan kondom

Penggunaan kondom Frekuensi Persentase


Selalu 17 56.6
Kadang-kadang 9 30
Jarang 4 13.4
Total 30 100,0

Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan paling banyak responden menggunakan


kondom yaitu selalu 56.6%, kadang-kadang 30% dan jarang 13.4%. Dapat
disimpulkan bahwa mayoritas responden dalam studi cenderung menggunakan
kondom secara teratur atau selalu, dengan persentase sebanyak 56.6%. Ini
menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki kebiasaan menggunakan
kondom secara konsisten.

2) Distribusi Frekuensi Persepsi Suami Menggunakan Kondom

Tabel 4.4 distribusi frekuensi persepsi suami menggunakan kondom di

puskesmas Pembantu Kaliharapan Nabire

Persepsi Penggunaan Frekuensi Persentase


kondom
Positif 15 50.0%
Negatif 15 50.0%
Total 30 100,0

Berdasarkan tabel 4.4 didapatkan hasil persepsi suami menggunakan kondom di


puskesmas tersebut terbagi secara merata antara positif dan negatif, masing-
masing dengan persentase 50%. Ini menunjukkan bahwa pandangan atau sikap
terhadap penggunaan kondom di kalangan suami di puskesmas tersebut tidak
secara dominan positif atau negatif, melainkan terdistribusi secara merata antara
kedua persepsi tersebut.
3) Distribusi Frekuensi Tingkat Minat Suami Terhadap Penggunaan Kondom

Tabel 4.5 distribusi frekuensi minat suami menggunakan kondom di puskesmas


Pembantu Kaliharapan Nabire
Minat penggunaan Frekuensi Persentase
kondom
Tertarik 18 60.0%
Tidak tertarik 12 40.0%
Total 30 100,0

Berdasarkan tabel 4.5 didapatkan hasil yaitu sebanyak 60% suami tertarik
menggunakan kondom, dan sisanya 40% suami tidak memiliki minat menggunakan
kondom. Ini menunjukkan bahwa sebanyak 60% suami menunjukkan minat untuk
menggunakan kondom, sementara 40% sisanya tidak memiliki minat menggunakan
kondom. Ini menunjukkan bahwa mayoritas suami di puskesmas tersebut
menunjukkan minat untuk menggunakan kondom, namun tetap ada sebagian yang
tidak tertarik.

C. Hasil Analisis Bivariat

Setelah dilakukan distribusi frekuensi berdasarkan beberapa variabel yang diteliti


dalam penelitian ini, selanjutnya dilakukan analisis bivariat dengan uji chi square
dengan CI 9% dan α =0.05. Analisa ini bertujuan mencari hubungan persepsi suami
terhadap minat dalam menggunakan kondom di puskesmas Pembantu Kaliharapan
Nabire.
Tabel 4.6 hubungan persepsi suami terhadap minat dalam menggunakan kondom di

puskesmas Pembantu Kaliharapan Nabire

Minat
Tertarik Tidak Total
Tertari
k
Persepsi Positif Count 13 2 17
Suami
% of 43,33% 6,66% 56,66%
Total
Negati Count 5 10 15
f
% of 7,5% 7,5% 50%
Total
Total Count 16,66% 33,33 30
% of 60.0% 40.0% 100.0%
Total

Berdasarkan tabel 4.6 di atas diketahui nilai Asymp. Sig. (2-sided) pada uji Pearson Chi-
Square adalah sebesar 0,003. Karena nilai Asymp. Sig. (2-sided) 0,003 < 0,05, maka
berdasarkan dasar pengambilan Keputusan di atas, dapat disimpulkan bahwa H0
ditolak dan Ha diterima. Dimana, suami yang memiliki persepsi positif terhadap
penggunaan kondom, sebanyak 13 dari mereka (43.33%) tertarik untuk menggunakan
kondom, sementara hanya 2 suami (6.66%) yang tidak tertarik. Sedangkan, suami yang
memiliki persepsi negatif terhadap penggunaan kondom, sebanyak 5 dari mereka
(7.5%) tertarik untuk menggunakan kondom, sedangkan 10 suami (7.5%) lainnya tidak
tertarik. Dengan demikian, terdapat hubungan antara persepsi suami terhadap
penggunaan kondom dan minat mereka untuk menggunakannya, dimana suami
dengan persepsi positif cenderung memiliki minat yang lebih tinggi dalam
menggunakan kondom.
BAB V

PEMBAHASAN

A. Persepsi Suami Terhadap Penggunaan Kondom

Berdasarkan tabel 4.4 didapatkan hasil persepsi suami menggunakan kondom


yaitu positif sebanyak 50% dan persepsi negatif sebanyak 50%. Hal ini juga
didukung oleh penelitian cross sectional terkait persepsi suami tentang penggunaan
alat kontrasepsi pria didapatkan hasil persepsi suami tentang penggunaan alat
kontrasepsi pria dengan kategori positif 41.9% yang telah mendukung penggunaan
alat kontrasepsi dan persepsi negatif sebanyak 58% yang artinya belum mendukung
penggunaan alat kontrasepsi pria (Ratnawati., 2018). Kemudian, penelitian
selanjutnya terkait hubungan pengetahuan dan persepsi pria menggunakan kondom
didapatkan hasil persepsi pria dengan Pemakaian kondom menyatakan ada
hubungan yang bermakna antara persepsi dengan pemakaian kondom dengan nilai
hasil p value = 0,000 < 0,05 (Sarmini & Hutabarat., 2019). Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa persepsi suami tentang penggunaan kondom dan alat
kontrasepsi pria memainkan peran penting dalam keputusan mereka untuk
menggunakan kondom. Selain itu, pengetahuan juga mempengaruhi persepsi
mereka, yang menunjukkan pentingnya edukasi tentang kondom dan alat
kontrasepsi pria dalam meningkatkan kesadaran dan penerimaan terhadap
penggunaannya.
B. Minat Suami Terhadap Penggunaan Kondom

Berdasarkan tabel 4.5 didapatkan hasil yaitu sebanyak 60% suami tertarik
menggunakan kondom, dan sisanya 40% suami tidak memiliki minat menggunakan
kondom. Penelitian terkait keikutsertaan pria dalam penggunaan kb mendapatkan
hasil yaitu pria pasangan usia subur tertarik menggunakan kondom (Batubara et al.,
2023). Selain itu, penelitian pengetahuan dengan minat menggunakan kondom
didapatkan hasil ada hubungan pengetahuan dengan minat menggunakan alat
kontrasepsi kondom pada suami (Chumaida., 2022). Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa mayoritas suami menunjukkan minat yang positif dalam
menggunakan kondom. Partisipasi pria dalam penggunaan kontrasepsi, termasuk
kondom, sangat penting dalam program keluarga berencana. Selain itu, peningkatan
pengetahuan tentang kondom dapat mempengaruhi minat suami untuk
menggunakannya sebagai alat kontrasepsi.

C. Hubungan Persepsi dan Minat Terhadap Penggunaan Kondom

Berdasarkan tabel 4.6 di atas diketahui nilai Asymp. Sig. (2-sided) pada Chi-
Square adalah sebesar 0,003. Karena nilai Asymp. Sig. (2-sided) 0,003 < 0,05, maka
berdasarkan dasar pengambilan Keputusan di atas, dapat disimpulkan bahwa H0
ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat diartikan bahwa Ada hubungan
antara Persepsi suami terhadap kondom dan minat suami terhadap penggunaan
kondom di puskesmas Pembantu Kaliharapan Nabire. Penelitian terkait yang
dilakukan oleh Wulandari tahun 2022 menyatakan hasil Ada hubungan
pengetahuan suami dengan partisipasi suami menggunakan alat kontrasepsi
kondom di Wilayah Kerja Puskesmas Haji Pemanggilan Kabupaten Lampung Tengah
(p-value = 0,018). Selanjutnya, penelitian hubungan minat pria dalam pemilihan
kondom yang dilakukan Batubara et al tahun 2022 mendapatkan hasil bahwa
pendidikan (0,000), pengetahuan (0,000), dan dukungan istri (0,001) berhubungan
dengan minat pada pria pasangan usia subur dalam pemilihan alat kontrasepsi
kondom. Hubungan yang ditemukan dalam penelitian-penelitian ini menekankan
pentingnya edukasi, pengetahuan, dan dukungan sosial dalam meningkatkan
kesadaran dan penerimaan terhadap penggunaan kondom sebagai metode
kontrasepsi.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1) Persepsi Suami Menggunakan Kondom: Separuh dari suami memiliki persepsi


positif terhadap penggunaan kondom, sementara separuh lainnya memiliki
persepsi negative

2) Minat Suami Menggunakan Kondom: Sebagian besar suami (60%) menunjukkan


minat untuk menggunakan kondom, sementara 40% sisanya tidak tertarik.

3) Hubungan antara Persepsi dan Minat Suami Terhadap Penggunaan Kondom:


Terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi suami terhadap kondom dan
minat suami terhadap penggunaan kondom di puskesmas Pembantu Kaliharapan
Nabire. Nilai p-value sebesar 0,003, yang lebih kecil dari tingkat signifikansi yang
umumnya digunakan (0,05), menunjukkan bahwa hubungan ini bukan karena
kebetulan.

B. Saran

• Saran Teoritik
Diharapkan untuk mengembangkan penelitian selanjutnya terkait hubungan
faktor-faktor sosial seperti budaya, agama, dan struktur sosial lokal
memengaruhi persepsi suami terhadap penggunaan kondom sebagai alat
kontrasepsi. Dengan demikian, penelitian selanjutnya dalam hal ini diharapkan
dapat memberikan wawasan yang berharga tentang faktor-faktor yang
memengaruhi persepsi suami terhadap penggunaan kondom sebagai alat
kontrasepsi, yang pada gilirannya dapat membantu dalam upaya meningkatkan
akses dan penggunaan kondom untuk kesehatan reproduksi yang lebih baik.

1. Saran Praktik

a. Bagi Responden

Disarankan bagi suami untuk menggunakan kondom sebagai alat kontrasepsi


dalam upaya mencegah jarak kehamilan yang dekat. Hal ini penting karena
penggunaan kondom dapat membantu mencegah kehamilan yang tidak
diinginkan dengan cara yang efektif. Selain itu, kondom juga merupakan
pilihan yang dapat memberikan kontrol tambahan kepada suami atas
kesehatan reproduksi mereka dan mengurangi risiko penularan penyakit
menular seksual. Dengan demikian, penggunaan kondom adalah langkah yang
bijaksana dan bertanggung jawab bagi suami yang ingin menjaga kesehatan
reproduksi mereka sendiri dan pasangan mereka.

b. Bagi Lahan Peneliti

Disarankan untuk mengembangkan penggunaan alat kontrasepsi lainnya selain


kondom sebagai upaya mencegah kehamilan jarak dekat. Meskipun kondom
efektif dalam mencegah kehamilan dan penyakit menular seksual, variasi
dalam pilihan kontrasepsi dapat memberikan fleksibilitas dan kesesuaian yang
lebih besar dengan kebutuhan dan preferensi individu.

c. Bagi Petugas Kesehatan


Disarankan agar petugas kesehatan terus memberikan edukasi yang
berkelanjutan dan mudah diakses tentang kondom dan keluarga berencana
kepada masyarakat, sehingga mereka dapat membuat keputusan yang lebih
sadar dan bertanggung jawab terkait kesehatan reproduksi mereka sendiri dan
keluarga mereka.

DAFTAR PUSTAKA
(BKKBN), B. K. (2021). Paritas. Retrieved from file:///C:/Users/user/Downloads/153-File%20Utama
%20Naskah-347-1-10-20200206.pdf
Adelina, R. (2021). Program Keluarga Berencana Di Indonesia. Retrieved from
https://s2kesmas.fkm.unair.ac.id/banyak-anak-banyak-rejeki/
Alsammani, M. A., Jafer, A. M., Khieri, S., Ali, A. O., & Shaaeldin, M. a. (2019). Effect of Grand
Multiparity on Pregnancy Outcomes in Women Under 35 Years of Age: a Comparative Study.
Journal of the academy of medical sciences in Bosnia and Herzegovina, doi:
10.5455/medarh.2019.73.92-96.
Anggraini, K. (2016). Persalinan. Retrieved from
https://repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/BAB%20II%20KARINA%20IKA
%20ANGGRAINI_P1337424518077.pdf
Boro, S. (2016). Asuhan Kebidanan Komprehensif PAda Ny. M G4P2A2 Dengan Masalah Jarak
Kehamilan Kurang dari 2 tahun dan Grande Mutipara Di Wilayah Kerja Puskesmas Muara
Kapak. Balikpapan: Politeknik Kesehatan Kemenkes Kalimantan Timur. Retrieved from
https://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1017/1/Selviana%20Boro.pdf
Departemen Kesehatan RI. (2017). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Dirck, H. (2020). Paritas Dalam Kehamilan Grandemulti . Retrieved from https://repository.um-
surabaya.ac.id/2073/3/bab_2.pdf
Duli, N. (2019). Metode penelitian kuantitatif. Retrieved from
https://deepublishstore.com/shop/metodologi-penelitian/
Fitriani. (2022). Asuhan Kebidanan Kmperhensif Pada NY "S" Dengan Grande Multipara Di BPM
Rini Eka Lestari Amd,Keb Desa Carangwulung Wonosalam Jombang. Retrieved from
Perpustakaan stikes insan cendekia medika jombang-online:
https://digilib.itskesicme.ac.id/akasia/index.php?
p=show_detail&id=4190&keywords=#:~:text=Abstrak%20%3A%20Grademultipara
%20adalah%20wanita%20yang,dengan%20kegembiraan%20dan%20suka%20cita.
Hendra. (2020). PERAN IMUNOTERAPI PADA TATALAKSANA ALERGI MAKANAN. JKR,
ISSN (print): 2477-3778; ISSN (online): 2622-8344.
Hidayat, A. (2011). Metode penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba
Medika.
Hidayat, A. (2017). Metodologi Penelitian Keperawatan dan Kesehatan. Retrieved from
https://shopee.co.id/Metodologi-Penelitian-Keperawatan-dan-Kesehatan-Oleh-A.-Aziz-Alimul-
Hidayat-i.36791572.571059749
Kartika, S., & Brahmadhi, A. (2016). Hubungan antara multiparitas terhadap terjadinya perdarahan
antepartum di RSIA Aprilia Cilacap. Sainteks, Volume XIII No 1, Maret 2016. page 12-21.
Loisza, A. (2020). Faktor-faktor yang berhubungan dengan tingginya kehamilan resiko tinggi di
Puskesmas Puter. Retrieved from file:///C:/Users/user/Downloads/52-Article%20Text-51-1-10-
20210218.pdf
Long, B., Koyfman, A., & Gottlieb, M. (2019). Evaluation and Management of Angioedema in the
Emergency Department. West JEM Integrating Emergency Care With Population Health, doi:
10.5811/westjem.2019.5.42650.
Luluk. (2014). KTI Luluk. Retrieved from
https://repository.um-surabaya.ac.id/2076/3/BAB_2_KTI_LULUK.pdf
Mardiah, K., Veftisia, V., & Nirmasari, C. (2019). Hubungan dukungan suami terhadap penggunaan
alat kontrasepsi di desa Banyukuning Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.
Semarang: Universitas Ngudi Waluyo Ilmu Kesehatan.
Mawaddatulnadila, S. (2020, Maret). Patogenesis Dan Patofisiologi Urtikaria. Retrieved from
https://www.scribd.com/document/453288818/Patogenesis-dan-Patofisiologi-Urtikaria
Memon, R., & Tiwari, V. (2023, August 8). Angioedema. Retrieved from StatPearls [Internet]:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538489/#:~:text=Angioedema%20is%20non
%2Dpitting%20edema,when%20it%20involves%20the%20larynx.
Mgaya, A., Massawe, S., Kidanto, H., & Mgaya, H. (2013). Grand multiparity: is it still a risk in
pregnancy? BMC Pregnancy and Childbirth, https://doi.org/10.1186/1471-2393-13-241.
Mursalim, L. (2018). Faktor- faktor yang mempengaruhi kunjungan ibu hamil. Retrieved from
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/16500/1/Lestari%20Mursalim_70200114010.pdf
Musfah, J. (2019). Pendidikan Perempuan Indonesia. Retrieved from
https://fitk.uinjkt.ac.id/pendidikan-perempuan-indonesia/
Narulita, L., Herdiana, H., & Jayatmi, I. (2023). HUBUNGAN PERSEPSI SUAMI, MEDIA
INFORMASI DAN PERAN TENAGA KESEHATAN DALAM PEMILIHAN ALAT
KONTRASEPSI KB SUNTIK 3 BULAN DI PMB Y KABUPATEN PESISIR SELATAN
TAHUN 2022. Sentri : jurnal riset ilmiah, ejournal.nusantaraglobal.ac.id/index.php/sentri.
National Health Services. (2023, May). Angioedema. Retrieved from
https://www.nhsinform.scot/illnesses-and-conditions/skin-hair-and-nails/
angioedema#:~:text=Substances%20known%20to%20trigger%20allergic,particularly%20wasp
%20and%20bee%20stings
Notoadmodjo, S. (2019). Metodologi Penelitian Kesehatan. Retrieved from
https://www.google.com/search?
sca_esv=564926619&rlz=1C1YTUH_idID1036ID1036&q=notoatmodjo+2018&tbm=isch&so
urce=lnms&sa=X&ved=2ahUKEwj-
k_jz9KaBAxXtXGwGHZ2HBIwQ0pQJegQIChAB&biw=852&bih=749&dpr=1.13#imgrc=Dj
_PXq96xOir8M
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. In R. Cipta, Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta; ISBN 978-979-518-984-8. Retrieved from
https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=197163
Nursalam. (2014). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
RI, K. (2022, Agustus 08). Kontrasepsi Tepat Tingkatkan Kesehatan Reproduksi. Retrieved from
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1143/kontrasepsi-tepat-tingkatkan-kesehatan-
reproduksi
Santika, E. (2023). Terus Bertumbuh, Ini Tren Jumlah Penduduk Dunia Sejak 1960. Retrieved from
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/07/28/terus-bertumbuh-ini-tren-jumlah-
penduduk-dunia-sejak-1960#:~:text=Dalam%20satu%20dekade%20terakhir%2C
%20jumlah,mencapai%203%2C03%20miliar%20jiwa.
Saripudin, Nuru, H., & Felizita, E. (2022). Hubungan Pengetahuan Dan Dukungan Suami Dengan
Penggunaan Alat Kontrasepsi Di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Tepong Kabupaten Empat
Lawang. Jurnal Kebidanan Manna, ISSN 2963-7112 (Online).
Siagian, D., Daulay, R., & Dona, S. (2019). Asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi
grande multigravida di Puskesmas Pekauman Banjarmasin. Retrieved from
http://repository.unism.ac.id/786/2/%283%29%20ABSTRAK%20%28Autosaved%29.pdf
Simonsen, S. E., & Varner, M. (2023, August). Grand Multiparity. Retrieved from
https://www.uptodate.com/contents/grand-multiparity#H1
Simonsen, S., Lockwood, C., & Chakrabarti, A. (2023, Agustus). Grand multiparity. Retrieved from
Grand multiparity: https://www.uptodate.com/contents/grand-multiparity#topicContent
Utami, F. P., Gustina, E., Sulistiawan, D., Matahari, R., & Sari, B. P. (2022). Husband’s influence in
the use of long-acting reversible contraception (LARC) method in Special Region of
Yogyakarta, Indonesia. Bulletin of the national research centre, https://doi.org/10.1186/s42269-
022-00771-7.
Utari, I., Sudiasa, P., & Prapyatiningsih, Y. (2020). DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN
ANGIOEDEMA. Retrieved from file:///C:/Users/user/Downloads/103-37-285-3-10-
20190618.pdf
WHO (World Health Organization). (2018). Angka Kematian Ibu dan Angka. WHO. Retrieved from
World Health Statistics.
Wibawa, P. (2016). Biomembran. Retrieved from
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/e621f9f9efaa2cee4c2b594f22f8545a.p
df
World Allergic Organization. (2019, September). Angioedema. Retrieved from
https://www.worldallergy.org/education-and-programs/education/allergic-disease-resource-
center/professionals/angioedema#:~:text=Angioedema%20is%20a%20transient%20swelling,be
%20normal%20or%20mildly%20erythematous.
Yuniyanti, B., Lusiana, A., & Chunaeni, S. (2023). Faktor-Faktor Berhubungan dengan Komplikasi
Kehamilan. Retrieved from https://repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/ARTIKEL
%20Bekti%20Yuniyanti,%20Arum%20Lusiana,%20Siti%20Chunaeni.pdf
INSTITUT ULMU KESEHATAN
STRADA INDOESIA
Jln. Manila . No. 37 Sumberece Telp (0354) 7009713 Fax (0354)
695139 Kota Kediri Jawa Timur 64133

1. LEMBAR KONSULTASI

NAMA : Rosina pigome

NIM : 2281A1056

JUDUL : HUBUNGAN PERSEPSI SUAMI TERHADAP MINAT MENGGUNAKAN


ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI PUSKESMAS PEMBANTU KALIHARAPAN
KAPATEN NABIRE PAPUA TENGAH

PEMBIMBING : Bd. Candra wahyuningsih.SST.M.Keb

No Tanggal Uraian TandaTangan


10-092/023 Konsultasi Judul
1

16-10/2023 Revisi judul dan ACC judul


2

03-11/2023 Konsultasi Bab 1,2,dan 3


3
19-03 Halaman depan dilengkapi
Bab 2 ditambah kerangka teori dan hipotesis Bab 3 ditambah
4
kerangka kerja

24-11/2023 ACC dengan revisi


5

6 10-03/2024 Konsul Skripsi

19-03/2024 Revisi 1 Skripsi

7 Abstrak

Dokumentasi

Pembahasan

Teori pembahasan

Opini penelitian

Daftar pustaka dan

lampiran

8
2. Koesioner pengumpulan data
3. KISI KISI KUESIONER
HUBUNGAN PERSEPSI SUAMI TERHADAP MINAT MENGGUNAKAN ALAT KB
KONDOM DI PKM PEMBANTU KALIHARAPAN KAB. NABIRE PAPUA TENGAH

Skor
No Variabel Indikator Jumlah soal Skor jawaban
maksimal

1. Independent :

Minat suami Tujuan suami 6 Ya = 1 6

menggunakan KB Tidak = 0

KB yang

2. Dependen : digunakan dan 12 Ya = 1 12

KB kondom efek samping Tidak = 0


4. Informend consent
5. lembar persetujuan
6. Permohonan Ijin Studi
Lampiran kegiatan Penelitian
\
INSTITUT ILMU KESEHATAN STRADA INDONESIA
KOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAN
Jl. Manila No. 37 Sumberece, Kec. Pesantren, Kota Kediri, Jawa Timur 64133

1 Status Protokol

€ Protokol Baru

€ Protokol awal versi terakhir

€ Amandemen

€ Lanjutan
2 Tanggal Pengajuan

3 Tanggal Terima Penelitian

4 Petugas yang menerima

5 Institusi Pengusul

6 Nomor Protokol

7 Judul Penelitian

8 Nama Peneliti

9 Anggota Peneliti

10 Nomor Telepon

11 Waktu Pelaksanaan Penelitian

12 Kelengkapan Dokumen Subyek Ada Tidak


Manusia

€ Proposal Penelitian

€ CV Peneliti

€ Protokol Penelitian Subyek


Manusia
€ Infom Consent

€ Self Asessesmet

€ Hasil Review

€ Lembar Pernyataan Komite


Etik
€ Lembar Revisi Kaji Etik
13 Tanggal dan Keputusan KE Katagori

€ High Risk

€ Low Risk

Sekertariat KEP IIK STRADA INDONESIA

TTD

( )
INSTITUT ILMU KESEHATAN STRADA INDONESIA
KOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAN
Jl. Manila No. 37 Sumberece, Kec. Pesantren, Kota Kediri, Jawa Timur 64133

DATA DIRI

*Please contact us if you are not an Indonesian citizen


IDENTITAS DIRI Peneliti Utama
NAMA Peneliti Utama :
NO. KTP/SEMENTARA :
ALAMAT (Sesuai KTP) :

NIM/NIK :
PEKERJAAN : Pilih Salah Satu Lainnya:
STRATA PENELITI : Pilih Salah Satu Lainnya:
ASAL INSTITUSI : Pilih Salah Satu Isi Nama Instansi/Lembaga.
NO. TELEPON/ FAX ASAL
INSTITUSI :
TEMPAT & TGL LAHIR :
JENIS KELAMIN :
AGAMA :
NO. HP PENELITI :
EMAIL :

IDENTITAS DIRI Anggota Peneliti (selain Peneliti Utama)


NAMA Anggota Peneliti :
NO. KTP/SEMENTARA :
ALAMAT (Sesuai KTP) :

NIM/NIK :
PEKERJAAN : Pilih Salah Satu Lainnya:
STRATA ANGGOTA : Pilih Salah Satu
PENELITI Lainnya:
ASAL INSTITUSI : Pilih Salah Satu Isi Nama Instansi/Lembaga.
TEMPAT & TGL LAHIR :
JENIS KELAMIN :
AGAMA :
IDENTITAS PENELITIAN
JENIS PENELITIAN : Pilih salah Satu
JUDUL PENELITIAN :
TITLE (Judul dalam Bahasa
Inggris) :
PEMBIMBING 1 :
PEMBIMBING 2 :

IDENTITAS DIRI Anggota Peneliti (selain Peneliti Utama)


SUMBER DANA : Pilih Salah Satu : Rp.
SUMBER DANA LAINNYA : : Rp.
INSTITUT ILMU KESEHATAN STRADA INDONESIA
KOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAN
Jl. Manila No. 37 Sumberece, Kec. Pesantren, Kota Kediri, Jawa Timur 64133

PROTOKOL ETIK PENELITIAN KESEHATAN


YANG MENGIKUTSERTAKAN MANUSIA SEBAGAI SUBYEK

A. JUDUL PENELITIAN (p-protokol No. 1)


Isi disini : Perhatikan huruf besar kecil pada kata sambung
1. Lokasi Penelitian :

2. Rencana Waktu Penelitian : Dari Sampai Atau setelah EC terbit

3. Apakah Penelitian Multi- : Pilih : Jika Ya, lampirkan persetujuan etik dari
Center instansi yang lainnya

Identifikasi (p10) :

1. Nama Peneliti Utama :

2. Asal Institusi :

Nama Anggota Peneliti : Instansi/ Lembaga Asal

Nama Sponsor (p9) : Instansi/ Lembaga/ Nama Asal Sponsor

B. RINGKASAN USULAN PENELITIAN (p-protokol No. 2)


1. Ringkasan (200-300 kata) yang mudah dipahami masyarakat :
Tulislah ringkasan penelitian Anda, yang berisi latar belakang singkat, tujuan, metode penelitian,
sampel, teknik pengambilan data dan tambahkan beberapa penelitian terkait dengan penelitian Anda

2. Mengapa penelitian ini dilakukan? Apa manfaatnya bagi masyarakat sekitar?


Jelaskan mengenai justifikasi pentingnya penelitian ini bagi sampel di lokasi Anda akan melakukan
penelitian serta manfaatnya secara general, tidak hanya untuk sampel namun untuk yang manusia lain
dengan kondisi sejenis dengan sampel
Contoh:
Penelitian mengenai pengaruh terapi musik terhadap kecemasan pasien pra operasi di RS penting
untuk dilakukan menginat banyaknya pasien yang mengalami gejala cemas pada saat menghadapi

C. ISU ETIK
operasi sehingga halSelf
(lihat ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan pasien untuk memulai operasi dan
Assesstment)
dapat berdampak pada kondisi fisik pasien saat akan menjalani operasi. Dengan demikian, jika
Pelanggaran
terapi inietik apa
berhasil yang mungkin
menurunkan terjadi
kecemasan pasien pra saat
operasi,penelitian dilaksanakan
makan dapat bermanfaat berdasarkan
bagi pasien-
pengetahuan peneliti,
pasien lainnya yangdan
akanbagaimana cara mencegah
menjalani operasi ataudapat
sehingga pasien menanganinya
lebih mengontrol (Jika tidak
ada, tuliskan alasannya!):
kecemasaannya.
Peneliti menjelaskan mengenai isu etik yang digunakan dalam penelitian ini, dan kemungkinan adanya
pelanggaran etik jika ada (dapat dijelaskan 3 prinsip etik yang diterapkan dalam penelitian ini, dan
penerapan 7 standar). (Jelaskan juga 7 standar sesuai dengan isi protokol)
Contoh:
Penelitian quasi eksperimental mengenai pengaruh intervensi aromaterapi terhadap kecemasan pasien
pra operasi di RS. Salah satu isu etik yang mungkin dilanggar adalah standar pemerataan manfaat dan
risiko, dimana pada kelompok kontrol hanya mendapatkan perawatan rutin. Namun cara
mengananinya adalah dengan memberikan pada responden dan keluarga intevernsi terbaru yang
terbukti efektif tersebut selanjutnya.

D. RINGKASAN DAFTAR PUSTAKA

Jelaskan hasil ringkasan studi sebelumnya, seperti arikel-artikel penelitian yang terkait dengan
penelitian yang akan saudara lakukan.
Judul Artikel Penulis Hasil/Kesimpulan

E. KONDISI LAPANGAN

1. Gambaran singkat lokasi penelitian (hasil survei)

2. Ketersediaan Fasilitas Penelitian


3. Informasi demografis / epidemiologis yang relevan
Jelaskan mengenai jumlah penduduk, epidemiologi kasus-kasus tertentu terkait penelitian Anda secara
demografis

F. DESAIN PENELITIAN

1. Tujuan peneliti melakukan penelitian tersebut :

2. Hipotesa & Asumsi

3. Pertanyaan & Variabel Penelitian

4. Bila ujicoba klinis, deskripsi harus meliputi apakah kelompok treatmen


ditentukan secara random, (termasuk bagaimana metodenya), dan apakah
blinded atau terbuka. (Bila bukan ujicoba klinis cukup tulis: bukan uji coba klinis)

5. Gambar Desain Penelitian (Lampirkan)


Jelaskan secara detail desain penelitian Anda, seperti korelasi, pra eksperimental, quasi, true
eksperimental dan bagaimana cara Anda memperlakukan sampel nantinya sesuai desain yang dipilih.

G. SAMPLING

1. Jumlah dan cara penentuannya secara statistik


Jelaskan jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian, dan bagaimana cara Saudara
menentukan jumlah sampel tersebut

2. Kriteria Inklusi dan Eksklusi


Jelaskan ketentuan sampel Anda, termasuk jika ada kriteria inklusi dan eksklusi (semua jenis teknik
sampling, wajib menjelaskan kriteria dari responden yang akan dilibatkan dalam penelitian)
Inklusi Eksklusi

3. Adakah kelompok rentan ( anak-anak atau dewasa yang tidak mampu)?


Bagaimana meminimalisir risiko pada kelompok rentan tersebut?
Jika ada jelaskan, jika tidak pilih
“tidak ada”
Jelaskan apa yang menjadi alasan Anda untuk melibatkan kelompok rentan tersebut dalam penelitian
ini sebagai sampel, apa justifikasinya, dan bagaimana langkah Anda untuk meminimalisir jika terjadi
risiko
(Kelompok rentan: bayi, anak-anak, lansia, dewasa dengan penyakit kronis, ODHA)
Contoh :
Pengaruh terapi bermain puzzle terhadap kecemasan anak selama hospitalisasi alasan peneliti
melibatkan anak usia 1-3 tahun dalam penelitian ini adalah karena ana todler dirawat di RS
cenderung mengalami kecemasan selama dirawat sehingga hal ini dapat mempengaruhi keefektifan
perawatan selama di RS, sehingga peneliti ingin melakukan penelitian ini untuk mengetahui apakah
terapi bermain ini efektif untuk menurunkan kecemasan pada anak selama hospitalisasi. Adapun
risiko yang mungkin terjadi nanti adalah, anak menolak untuk ikut serta karena tidak suka dengan
permainan puzzle, maka jika hal itu terjadi, peneliti tidak akan memaksakan kehendak dan
membiarkan anak untuk tidak terlibat sebagai responden.

H. INTERVENSI

1. Deskripsikan dan jelaskan semua bentuk intervensi (metode administrasi


treatmen, termasuk rute administrasi, dosis, interval dosis, dan masa treatmen
produk yang digunakan untuk investigasi dan komparator) (Tulis “bukan
penelitian intervensi” jika data sekunder)
Jelaskan secara detail semua intervensi atau perlakuan yang akan Anda lakukan pada subjek
penelitian Anda, termasuk penelitian yang akan memberikan kuisioner : Peneliti wajib menjelaskan
bagaimana cara pemberian kuesioner, apakah online atau langsung, siapa yang mengisi, dibantu atau
responden sendiri, berapa lama responden memerlukan waktu untuk pengisian kuesioner, dimana
pengisian dilakukan.
Apabila peneliti akan memberikan intervensi perlakuan (eksperimen), dosis (jika memberikan
produk yang dikonsumsi subjek, jelaskan masa atau waktu penggunaan, berapa kali intervensi
diberikan, berapa lama, termasuk jika Anda melibatkan kelompok kontrol sebagai pembanding,
peneliti wajib menjelaskan dengan lengkap. Jelaskan perlakuan Anda kepada seluruh subjek penelitian.
Pada penelitian kualitatif, peneliti juga wajib menjelaskan secara rinci bagaimana proses wawancara
dilakukan, berapa lama, dimana, apa yang akan dilakukan jika terjadi sesuatu selama wawancara, cara
menjaga privacy partisipan, dan peralatan yang akan digunakan. Jelaskan secara rinci.

2. Apakah peneliti merencanakan untuk meneruskan atau menghentikan standar


terapi selama penelitian? Jelaskan!
Jelaskan jastifikasi Anda, pada kondisi bagaimanakah penelitian Anda dapat diteruskan atau
dihentikan (standar terapi dari penelitian Anda), Misal : jika terjadi penurunan kondisi terhadap subjek
penelitian, maka penelitian ini akan dihentikan. Atau jika subjek penelitian tampak tidak mengalami
penurunan kondisi dan terjadi pebaikan kondisi, maka penelitian akan tetap dilanjutkan hingga akhir.

Adakah treatmen/pengobatan lain yang mungkin diberikan atau diperbolehkan,


3.
atau menjadi kontraindikasi, selama penelitian?
Jika ada jelaskan, jika tidak pilih
“tidak ada”
Jelaskan jika pasien dapat mengonsumsi obat lain dalam penelitian Anda, misal : sampel adalah lansia
dengan hipertensi. Anda akan memberikan intervensi berupa senam lansia, namun subjek juga tetap
diijinkan untuk mengonsumsi obat Antihipertensi selama penelitian berlangsung.

Adakah test klinis atau lab atau test lain yang harus dilakukan?
4.
Jika ada jelaskan, jika tidak pilih
“tidak ada”
Jelaskan jika ada test lab yang harus dilakukan subjek, misalkan pemeriksaan darah lengkap.

I. MONITOR HASIL

Sampel dari form laporan kasus yang sudah distandarisir, metode pencatatan respon
teraputik (deskripsi dan evaluasi metode dan frekuensi pengukuran), prosedur follow-
up, dan, bila mungkin, ukuran yang diusulkan untuk menentukan tingkat kepatuhan
subyek yang menerima treatmen, (Prosedur monitoring hasil, metode, maupun
pengukuran)
Jelaskan mengenai form laporan kasus seperti lembar observasi subjek penelitian yang telah
terstandarisir untuk mencatat respon pasien terhadap intervensi yang diberikan, termasuk frekuensi
pengukuran, termasuk prosedur follow up pasien.
Misalkan penelitian Anda berupa intervensi yang diberikan selama beberapa hari sehingga Anda wajib
melakukan pemantauan atau monitoring terhadap kondisi responden. Maka peneliti wajib memiliki
lembar observasi terhadap perkembangan kondisi responden.
J. PENGHENTIAN PENELITIAN & ALASANNYA

Penyebab yang mungkin dapat menghentikan penelitian


Jelaskan jika ada hal yang membuat penelitian dihentikan atau jika penelitian multicenter, kapan
lembaga dinonaktifkan dalam kerjasama

K. ADVERSE EVENT & KOMPLIKASI (KEJADIAN YANG TIDAK


DIHARAPKAN)

1. Bagaimana peneliti mencatat, melaporkan, dan menangani adverse event:


Jelaskan!
Jelaskan bahwa Anda mempersiapkan metode pencatatan jika terjadi kejadian yang
tidak diharapkan selama penelitian berlangsung, misalkan subjek mengalami
penurunan kondisi secara tiba-tiba, atau meninggal dunia. Jelaskan juga cara Anda
dalam menangani kejadian tersebut.

2. Resiko yang diketahui dari adverse events, termasuk resiko yang terkait
dengan masing-masing rencana intervensi, dan terkait dengan obat, vaksin,
atau terhadap prosudur yang akan diuji cobakan
Jelaskan jika ada risiko yang peneliti ketahui dari intervensi yang akan diberikan,
misalkan misalkan pemberian ekstrak daun X dapat menyebabkan terjadinya gangguan
saraf pada dosis tertentu, atau intervensi senam lansia dapat menyebabkan kelelahan
pada lansia.

L. PENANGANAN KOMPLIKASI (p-14)

Jelaskan mengenai rencana Anda terhadap responden jika terjadi komplikasi, misalkan memfasilitasi
asuransi kesehatan subjek sehingga subjek segera mendapat penanganan atau subjek penelitian
Anda telah memiliki asuransi kesehatan sebagai salah satu kriteria responden Anda.

1. Perencanaan detail bila ada risiko minimal/ luka fisik


2. Apakah ada asuransi ?

3. Pertanggungjawaban peneliti terhadap pengobata

4. Kompensasi jika terjadi disabilitas atau kematian

M. MANFAAT

Jelaskan mengenai manfaat dari penelitian yang Anda lakukan terhadap subjek
penelitian secara pribadi dan bagi subjek lainnya misal dengan kondisi yang sama.
Contoh:
Pengaruh senam lansia terhadap tekanan darah lansia, dapat bermanfaat untuk mengontrol tekanan
darah lansia sehingga kondisi kesehatan lansia sebagai subjek dapat tetap terjaga. Hal ini juga
bermanfaat bagi lansia lainnya yang menerapkan senam lansia untuk menjaga kesehatannya.

1. Bagi Peneliti, bagi subyek, dan pihak lain

2. Bagi masyarakat, atas temuan yang mungkin selama penelitian

N. KEBERLANJUTAN MANFAAT

Jelaskan kemungkinan upaya Anda untuk mempertahankan keberlanjutan intervensi yang Anda
terapkan jika bermanfaat. Misalkan : Anda akan mengedukasi subjek untuk meneruskan intervensi
dan melakukan advokasi ke pihak terkait untuk dapat melanjutkan intervensi tersebut kepada para
responden yang memiliki kondisi serupa.

1. Apabila ada keberlanjutan atas hasil yang signifikan dari penelitian

2. Ketersediaan modal bagi keberlanjutan manfaat

3. Pihak mana saja yang mendapatkan keberlansungan pengobatan? Adakah pihak yang akan
menanggung biayanya? dan berapa lama?

O. INFORMED CONSENT

1. Cara/prosedur untuk menjelaskan dan mendapatkan informed consent


Jelaskan mengenai langkah yang akan Anda lakukan untuk mendapatkan informed consent dari subjek
penelitian termasuk wali dari subjek. Jelaskan juga bagaimana cara Anda untuk menyamarkan nama
subjek penelitian.
2.Khusus Ibu Hamil: adanya perencanaan untuk memonitor kesehatan ibu dan kesehatan
anak jangka pendek maupun jangka panjang
Jika subjek penelitian Anda adalah ibu hamil, maka Anda harus merencanakan bahwa Anda akan
melakukan pemantauan yang berkelanjutan terhadap kondisi kesehatan ibu hamil tersebut hingga
anaknya dilahirkan.

P. WALI

Berikan Alasan mengapa IC diberikan kepada Wali


Jelaskan jika subjek penelitian Anda menggunakan wali untuk ttd Informed consent, misal: anak-anak,
lansia (yang tidak mampu menandatangani)

Q. BUJUKAN

1. Insentif apa yang akan diberikan calon subyek (Jenis barang, harga)
Jelaskan insentif apa yang akan Anda berikan kepada subjek penelitian sebagai bentuk kompensasi
atas keikutsertaannya dalam penelitian Anda. Insentif sebaiknya diberikan sewajarnya dan tidak
berlebihan. Semua penelitian yang melibatkan manusia sebagai responden dan menyita waktu dan
pikiran responden wajib diberikan kompensasi sewajarnya oleh peneliti.
Bentuk kompensasi bisa dalam bentuk, barang, uang, ataupun edukasi yang dapat disesuaikan
dengan kebutuhan pasien dan pengorbanan pasien untuk terlibat dalam penelitian saudara.

2. Adakah penjelasan mengenai rencana dan prosedur, dan orang yang betanggung jawab
untuk menginformasikan bahaya atau keuntungan peserta, atau tentang riset lain tentang
topik yang sama, yang bisa mempengaruhi keberlansungan keterlibatan subyek dalam
penelitian
Jika ada jelaskan, jika tidak pilih ”tidak ada”

Jelaskan rencana Anda untuk memberitahukan informasi mengenai proses penelitian, jika ada terjadi
perubahan, keuntungan atau hal yang membahayakan subjek nantinya, termasuk jelaskan jika Anda
menggunakan enumerator dalam penelitian nanti yang akan kontak dengan subjek penelitian dalam
menginformasikan subjek.

R. PENJAGAAN KERAHASIAAN

1.Bagaimana cara mendapatkan sampel/responden/subyek dan menjaga rahasia selama


proses tersebut?
Jelaskan proses rekrutmen Anda saat menentukan seseorang menjadi subjek penelitian, serta
jelaskan langkah Anda untuk menjaga privasi subjek penelitian.
2.Apa yang dilakukan peneliti demi menjaga kerahasiaan semua data pribadi yang didapatkan
selama proses rekruitmen dan penelitian?
Jelaskan cara Anda untuk mempertahankan data pribadi subjek penelitian.

3. Adakah sistem pengkodean bagi identitas subyek? Bagaimana peneliti menyimpan data
tersebut? Kapan dan oleh siapa saja boleh dibuka disaat darurat?
Jika ada jelaskan, jika tidak jelaskan

Jelaskan cara Anda menjaga identitas subjek, termasuk cara menyimpan data subjek

4. Adakah kemungkinan penggunaan lebih jauh dari data personal atau material biologis ?
Jika ada jelaskan

Jelaskan jika Anda menggunakan material biologis atau data personal lainnya

S. RENCANA ANALISIS

Jelaskan rencana analisis data yang akan Anda lakukan terhadap sampel nantinya
1. Rencana analisa statistik

2. Rencana analisa interim (saat penelitian)

3. Kriteria penghentian prematur keseluruhan penelitian

T. MONITOR KEAMANAN

1. Rencana peneliti untuk memonitor keberlansungan keamanan obat atau intervensi lain
yang dilakukan dalam penelitian atau trial :
Jika Anda melakukan penelitian dengan menggunakan obat-obatan, jelaskan cara Anda memonitor
keamanan intevensi yang Anda akan terapkan termasuk keterlibatan komite pengawas.
2. Perlukah dibentuk komite/tim safety monitoring?
Pilih salah satu

U. KONFLIK KEPENTINGAN

Bagaimana peneliti mengatur adanya konflik? (conflict of interest)


Jika ada jelaskan, jika tidak pilih ”tidak ada”

Jelaskan jika ada konflik kepentingan dalam penelitian Anda.

V. MANFAAT SOSIAL

1. Apa manfaat riset tersebut bagi pengetahuan masyarakat? Apakah sudah sesuai dengan
nilai dan harapan para partisipan dan komunitas yang berada di lokasi penelitian?
Jika penelitian Anda melibatkan masyarakat dengan sumberdaya lemah (misal: sosial ekonomi lemah,
masyarakat etrtimpa bencana) dan melibatkan sponsor, maka jelaskan mengenai kontribusi yang
diberikan sponsor untuk membangun kapasitas masyarakat setempat agar sesuai dengan harapan
dan kebutuhan masyarakat

2. Protokol penelitian (dokumen) yang dikirim ke komite etik harus meliputi deskripsi rencana
pelibatan komunitas, dan menunjukkan sumber-sumber yang dialokasikan untuk aktivitas
aktivitas pelibatan tersebut. Dokumen ini menjelaskan apa yang sudah dan yang akan
dilakukan, kapan dan oleh siapa, untuk memastikan bahwa masyarakat dengan jelas
terpetakan untuk memudahkan pelibatan mereka selama riset, untuk memastikan bahwa
tujuan riset sesuai kebutuhan masyarakat dan diterima oleh mereka. Bila perlu masyarakat
harus dilibatkan dalam penyusunan protokol atau dokumen ini (Guideline 7) (p44)2
Pilih salah satu lalu jelaskan

Jelaskan bahwa protokol yang Anda kirimkan sudah menggambarkan keterlibatan masyarakat
sebagai subjek penelitian secara lengkap, termasuk cara pelibatan subjek dan penerapan intervensi
kepada subjek penelitian.
W. HAK ATAS DATA

Siapa yang berhak atas data penelitian? Adakah kontrak atas kepemilikan data? Terutama jika
menggunakan sponsor industri
Jelaskan bila peneliti tidak memiliki hak atas
data

Jelaskan mengenai siapa saja yang memiliki hak atas data-data dari riset Anda, misal Anda, subjek
penelitian, dan pembimbing

X. PUBLIKASI

Rencana publikasi hasil pada bidang tertentu (seperti epidemiology, generik, sosiologi) yang bisa
beresiko berlawanan dengan kemaslahatan komunitas, masyarakat, keluarga, etnik tertentu, dan
meminimalisir resiko kemudharatan kelompok ini dengan selalu mempertahankan kerahasiaan data
selama dan setelah penelitian, dan mempublikasi hasil hasil penelitian sedemikian rupa dengan selalu
mempertimbangkan martabat dan kemuliaan merek
1. Apakah Hasil penelitian bertentangan dengan kemaslahatan komunitas, masyarakat,
keluarga, atau etnik tertentu?

2. Apa rencana peneliti untuk publikasi hasil penelitian (seperti epidemiology, generik,
sosiologi)? Sertakan alasan jika tidak publikasi!

3. Apa rencana tindakan peneliti apabila hasil penelitian negatif? Apakah tetap di publikasi?

Y. PENDANAAN

Sumber dan jumlah dana riset; lembaga funding, dan deskripsi komitmen finansial sponsor pada
kelembagaan penelitian, pada para peneliti, para subjek riset, dan, bila ada, pada komunitas
Jelaskan jika penelitian Anda mendapatkan dana hibah dan jelaskan bentuk komitmen sponsor
Z. KOMITMEN ETIK

Mohon lampirkan lembar komitmen etik

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa, jika dikemudian hari saya terbukti
memalsukan data pada penelitian tersebut diatas maka, Ethical Clearance yang saya ajukan di KEPK
STRADA dianggap TIDAK SAH

Tanda tangan Peneliti Utama


Kediri, tanggal 10 Maret 2023

(Nama Peneliti Utama)


AA. Daftar Pustaka
(Daftar referensi yang dirujuk dalam protokol)

AB. Lampiran
1. Sampel formulir laporan kasus
2. Kuesioner/pengukuran/instrumen/pemeriksaan
3. Informed Consent
4. Komitmen Etik
INSTITUT ILMU KESEHATAN STRADA INDONESIA
KOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAN
Jl. Manila No. 37 Sumberece, Kec. Pesantren, Kota Kediri, Jawa Timur 64133

SELF ASSESSMENT PROTOCOL


Penerapan 3 Prinsip ke 7 Standar:
Kriteria/ Dasar Pengambilan Keputusan Persetujuan Usulan Protokol:
Laik Etik

1. Daftar Tilik ini merupakan Catatan Telaah Protokol Penelitian yang diusulkan oleh Peneliti untuk
memperoleh Persetujuan Etik. Terdiri dari 7 butir Standar Universal.
2. Dalam setiap standar terdapat indikator-indikator, jika suatu standar dalam protokol penelitian
memenuhi indikator tersebut, maka protokol dinyatakan memenuhi standar.
3. Suatu protokol dinyatakan laik etik, dan dapat diberikan Persetujuan Etik, jika protokol tersebut
memenuhi semua (7-tujuh) Standar.
4. Standar Etik tidak formulatif atau matematis, dan tidak setiap kondisi/ aspek yang disajikan dalam
protokol selalu mengindikasikan tingkat etik dan tidak etik yang sama. Untuk itu diperlukan
kajian mendalam tim KEP.
5. Daftar Tilik ini harus diisi oleh Peneliti sebelum Peneliti mengajukan protokol ke KEP untuk
memperoleh Persetujuan Etik, untuk ditelaah oleh KEP.

YA TIDA N/
7-STANDAR KELAIKAN ETIK PENELITIAN
K A*
1. Nilai Sosial/ Klinis
2. Nilai Ilmiah
3. Pemerataan Beban dan Manfaat
4. a. Potensi manfaat > risiko
b. Potensi manfaat > risiko
c. Potensi manfaat < risiko
d. Standar risiko minimal >/=
e. Sedikit diatas standar resiko minimal
f. Risiko terhadap peneliti
5. Bujukan/ Eksploitasi/ Inducement
6. Rahasia dan Privacy
7. Informed Consent
● Tidak Berlaku/Tidak Dapat Diterapkan

N/A = Not applicable – tidak dapat diterapkan


INDIKATOR dari 7 STANDAR KELAIKAN ETIK PENELITIAN

Nilai Sosial / Klinis. YA TIDA N/


INDIKATOR STANDAR 1
K A*
Penelitian ini memenuhi standar Nilai Sosial/Klinis, minimal
terdapat satu diantara 5 (lima) nilai berikut ini :
1.1. Terdapat Novelty (kebaruan).
Dalam penelitian ini terdapat nilai kebaruan, yaitu terdapat
minimal satu dari 3 sifat berikut :
a. Potensi menghasilkan informasi yang valid
b. Memiliki relevansi bermakna dengan masalah
kesehatan
c. Memiliki kontribusi terhadap suatu penciptaan/
kebermanfaatan dalam melakukan evaluasi intervensi
kebijakan, atau sebagai bagian dari pelaksanaan
kegiatan yang mempromosikan kesehatan individu atau
masyarakat
1.2 Sebagai upaya mendiseminasikan hasil
1.3 Sebagai informasi untuk memahami intervensi
1.4 Memberikan kontribusi promosi kesehatan
1.5 Menghasilkan alternatif cara mengatasi masalah

INDIKATOR STANDAR 2 Nilai Ilmiah YA TIDA N/


K A*
Penelitian ini memenuhi standar nilai ilmiah, minimal terdapat
satu diantara 6 (enam) nilai berikut ini
2.1 Desain penelitian mengikuti kaidah ilmiah, yang
menjelaskan secara rinci meliputi :
a. Desain penelitian;
Terdapat deskripsi detail tentang desain ujicoba
atau penelitian. Bila uji coba klinis, deskripsi harus
meliputi apakah kelompok intervensi ditentukan secara
random, (termasuk bagaimana metodenya), dan apakah
blinded atau terbuka
b. Tempat dan waktu penelitian
c. Jenis sampel, besar sampel, kriteria inklusi dan
eksklusi; teknik sampling
Terdapat uraian tentang jumlah subjek yang
dibutuhkan sesuai tujuan penelitian dan bagaimana
penentuannya secara statistik
d. Variabel penelitian dan definisi operasional;
e. Instrumen penelitian/alat untuk mengambil data/ bahan
penelitian ;
f. Prosedur penelitian dan keterlibatan subjek
g. Intervensi/ cara pengumpulan data (uraikan secara
detail langkah-langkah yang akan dilakukan)
h. Tata cara pencatatan selama penelitian, termasuk efek
samping dan komplikasi bila ada;
i. Rencana analisis data
2.2 Menghasilkan informasi yang valid dan handal
2.3 Terdapat uraian tentang penelitian lanjutan yang dapat
dilakukan dari hasil penelitian yang sekarang
2.4 Hasil penelitian menyajikan data & informasi yang dapat
dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan klinis/sosial
2.5 Relevansinya bermakna dengan masalah kesehatan
2.6 Kontribusinya terhadap penciptaan atau evaluasi intervensi
a. Terdapat ringkasan hasil studi sebelumnya sesuai topik
penelitian yang diusulkan, baik yang belum
dipublikasi/diketahui peneliti dan sponsor, dan sudah
dipublikasi, termasuk kajian-kajian pada hewan
b. Terdapat gambaran singkat tentang lokasi penelitian,
informasi demografis dan epidemiologis yang relevan
tentang daerah penelitian, termasuk informasi
ketersediaan fasilitas yang laik untuk keamanan dan
ketepatan penelitian.
c. Terdapat deskripsi dan penjelasan semua intervensi
(metode perlakuan), termasuk rute administrasi, dosis,
interval dosis, dan masa perlakuan produk yang
digunakan (investigasi dan pembanding)
d. Terdapat rencana dan alasan untuk meneruskan atau
menghentikan standar terapi selama penelitian
e. Terdapat uraian jenis perlakuan/ pengobatan lain yang
mungkin diberikan atau diperbolehkan, atau menjadi
kontraindikasi, selama penelitian
f. Terdapat penjelasan tentang pemeriksaan klinis/ non
klinis yang harus dilakukan
g. Terdapat format laporan kasus yang sudah terstandar,
metode pencatatan respon terapetik (deskripsi dan
evaluasi metode dan frekuensi pengukuran), prosedur
tindak lanjut, dan, bila mungkin, ukuran yang
diusulkan untuk menentukan tingkat kepatuhan subjek
yang menerima perlakuan.
h. Terdapat aturan atau kriteria kapan subjek bisa
diberhentikan dari penelitian atau uji klinis, atau, dalam
hal studi multisenter, kapan sebuah pusat/ lembaga
dinonaktifkan, dan kapan penelitian bisa dihentikan
(tidak lagi dilanjutkan)
i. Terdapat uraian tentang metode pencatatan dan
pelaporan Adverse Events atau reaksi, dan syarat
penanganan (jika terjadi) komplikasi
j. Terdapat uraian tentang risiko yang diketahui dari
Adverse Events, termasuk risiko yang terkait dengan
masing masing rencana intervensi, dan terkait dengan
obat, vaksin, atau terhadap prosedur yang akan
diujicobakan
k. Terdapat deskripsi tentang rencana analisis statistik,
termasuk rencana analisis interim bila diperlukan, dan
kriteria bila atau dalam kondisi bagaimana akan terjadi
penghentian prematur keseluruhan penelitian
l. Terdapat rincian sumber dan jumlah dana riset;
lembaga penyandang dana, dan pernyataan komitmen
finansial sponsor pada kelembagaan penelitian, para
peneliti, para subjek riset, dan, bila ada, pada
komunitas
m.Terdapat dokumen pengaturan (financial disclosure)
untuk mengatasi konflik finansial atau yang lainnya
yang bisa mempengaruhi keputusan para peneliti atau
personil lainya; peluang adanya konflik kepentingan
(conflict of interest); dan langkah langkah berikutnya
yang harus dilakukan
n. Terdapat penjelasan jika hasil riset negatif dan
memastikan bahwa hasilnya tersedia melalui publikasi
atau dengan melaporkan ke otoritas pencatatan obat
obatan (BPOM)

INDIKATOR STANDAR 3 Pemerataan Beban dan Manfaat


Pemerataan beban dan manfaat mengharuskan peserta/ subjek
diambil dari kualifikasi populasi di wilayah geografis di mana
hasilnya dapat diterapkan.
Sehingga protokol suatu penelitian hendaknya mencerminkan
adanya perhatian atas satu diantara butir-butir di bawah ini:
3.1 Tercantum uraian bahwa manfaat dan beban didistribusikan
secara merata
3.2 Rekrutmen subjek dilakukan berdasarkan pertimbangan
ilmiah, dan tidak berdasarkan status sosial ekonomi, atau
karena mudahnya subjek dimanipulasi atau dipengaruhi
untuk mempermudah proses maupun pencapaian tujuan
penelitian. Bila pemilihan berdasarkan pada sosial ekonomi,
harus atas dasar pertimbangan etik dan ilmiah
- Terdapat rincian kriteria subjek dan alasan penentuan
yang tidak masuk kriteria dari kelompok kelompok
berdasarkan umur, sex, faktor sosial atau ekonomi, atau
alasan alasan lainnya
3.3 Dalam memilih atau tidak memilih subjek tertentu,
pertimbangkan kekhususan subjek sehingga perlu
perlindungan khusus selama menjadi subjek; hal ini dapat
dibenarkan karena peneliti mempertimbangkan
kemungkinan memburuknya kesenjangan kesehatan
3.4 Kelompok subjek yang tidak mungkin memperoleh manfaat
dari penelitian ini, dapat dipisahkan dari subjek lain, agar
terhindar dari risiko dan beban yang sama
3.5 Kelompok yang kurang terwakili dalam penelitian medis
harus diberikan akses yg tepat untuk berpartisipasi, selain
sebagai subjek/ sampel penelitian
3.6 Pembedaan distribusi beban dan manfaat juga dapat
dipertimbangkan untuk dilakukan jika berkait dengan lokasi
populasi
3.7 Jumlah/ proporsi subjek terpinggirkan dalam penelitian ini
terwakili secara seimbang dengan kelompok lain
3.8 Subjek terpilih menerima beban keikutsertaan dalam
penelitian lebih besar (>) dibanding dengan peluang
menikmati manfaat pengetahuan dan hasil dari penelitian
3.9 Kelompok rentan tidak dikeluarkan dari partisipasi dalam
penelitian, meski bermaksud melindunginya; tetap
diikutsertakan agar memperoleh manfaat secara
proporsional sebagaimana subjek dari kelompok lainnya
3.10 Penelitian tidak memanfaatkan subjek secara berlebihan
karena kemudahan memperoleh subjek, misalnya tahanan,
mahasiswa peneliti, bawahan peneliti; juga karena dekatnya
dengan lokasi penelitian, kompensasi utk subjek kecil, dan
sejenisnya
a. Terdapat pernyataan yang jelas tentang pentingnya
penelitian, pentingnya untuk pembangunan dan untuk
memenuhi kebutuhan bangsa, khususnya penduduk/
komunitas di lokasi penelitian
b. Kriteria subjek dan alasan penentuan yang tidak masuk
kriteria dari kelompok kelompok berdasarkan umur,
sex, faktor sosial atau ekonomi, atau alasan alasan
lainnya
c. Terdapat alasan melibatkan anak atau orang dewasa
yang tidak bisa mandiri, atau kelompok rentan, serta
langkah langkah bagaimana memaksimalkan manfaat
penelitian bagi mereka
d. Terdapat rencana dan alasan untuk meneruskan atau
menghentikan standar terapi selama penelitian, jika
diperlukan termasuk jika tidak memberi manfaat
kepada subjek dan populasi
e. Terdapat penjelasan tentang perlakuan lain yang
mungkin diberikan atau diperbolehkan, atau menjadi
kontraindikasi, selama penelitian, sekaligus memberi
manfaat bagi subjek karena adanya pengetahuan dan
pengalaman itu
f. Terdapat penjelasan tentang rencana pemeriksaan klinis
atau pemeriksaan laboratorium lain yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian sekaligus
memberikan manfaat karena subjek memperoleh
informasi kemajuan penyakit/ kesehatannya
g. Disertakan format laporan kasus yang sudah
distandarisasi, metode pencataran respon terapetik
(deskripsi dan evaluasi metode dan frekuensi
pengukuran), prosedur tindak lanjut, dan, bila mungkin,
ukuran yang diusulkan untuk menentukan tingkat
kepatuhan subjek yang menerima perlakuan; lengkap
dengan manfaat yg diperoleh subjek karena dapat
dipantaunya kemajuan kesehatan/ penyakitnya
h. Terdapat uraian tentang potensi manfaat/ keuntungan
dengan keikutsertaan dalam penelitian secara pribadi
bagi subjek dan bagi yang lainnya
i. Terdapat uraian keuntungan yang dapat diharapkan dari
penelitian ini bagi penduduk, termasuk pengetahuan
baru yang dapat dihasilkan
j. Terdapat uraian kemungkinan dapat diberikan
kelanjutan akses bila hasil intervensi menghasilkan
manfaat yang signifikan, modalitas yang tersedia,
pihak-pihak yang akan mendapatkan keberlangsungan
pengobatan, organisasi yang akan membayar, dan
untuk berapa lama
k. Ketika penelitian melibatkan ibu hamil, ada penjelasan
tentang adanya rencana untuk memonitor kesehatan ibu
dan kesehatan anak dalam jangka pendek maupun
jangka panjang

INDIKATOR STANDAR 4 Potensi Manfaat dan Resiko YA TIDA N/


K A*
Risiko kepada subjek seminimal mungkin dengan keseimbangan
memadai/ tepat dalam kaitannya dengan prospek potensial
manfaat terhadap individu, nilai sosial dan ilmiah suatu penelitian.
● menyiratkan ketidaknyamanan, atau beban yang merugikan mulai
dari yang amat kecil dan hampir pasti terjadi.
● potensi subjek mengalami kerugian fisik, psikologis, sosial,
material
● kerugian yang besar dan atau bermakna.

● risiko kematian sangat tinggi, belum/tidak adanya perawatan


yang efektif
4.1 Terdapat uraian potensi manfaat penelitian yang lebih besar
bagi individu/ subjek
4.2 Terdapat uraian risiko bahwa risiko sangat minimal yang
didukung bukti intervensi setidaknya menguntungkan;
Tersedia intervensi efektif (sesuai dengan golden standard)
yang harus diberikan kepada kelompok intervensi dan
kontrol;
4.3 Terdapat uraian tentang kerugian yang dapat dialami oleh
subjek, tetapi hanya sedikit di atas ambang risiko minimal
4.4 Terdapat uraian tentang tinggi rendahnya potensi risiko
penelitian terhadap peneliti
4.5 Terdapat uraian tentang tinggi rendahnya risiko penelitian
terhadap kelompok/ masyarakat
4.6 Terdapat simpulan agregat risiko dan manfaat dari
keseluruhan penelitian
4.7 Terdapat uraian tentang risiko/ potensi subjek mengalami
kerugian fisik, psikis, dan sosial yang minimal
4.8 Terdapat penjelasan tentang keuntungan yang diperoleh
secara sosial dan ilmiah; yaitu prospek dan potensi dari
hasil penelitian yang menghasilkan ilmu pengetahuan baru
sebagai media yang diperlukan untuk melindungi dan
meningkatkan kesehatan masyarakat; dibandingkan dengan
potensi kerugian / risiko yang dapat terjadi kepada subjek
4.9 Penelaah telah mempertimbangkan secara cermat, wajar,
hati-hati, bahwa risiko penelitian ini tidak cukup untuk
menolak atau menyetujui protokol dari aspek potensi risiko
dan kemanfaatan

INDIKATOR STANDAR 5 Bujukan/ Eksploitasi/ YA TIDA N/


Inducement (undue) K A*
5.1 Terdapat penjelasan tentang insentif bagi subjek, dapat
berupa uang, hadiah, layanan gratis jika diperlukan, atau
lainnya
5.2 Insentif pada penelitian yang berisiko luka fisik, atau lebih
berat dari itu, diuraikan insentif yg lebih detail, termasuk
asuransi, bahkan kompensasi jika terjadi disabilitas, bahkan
kematian
5.3 Terdapat uraian yang mengindikasikan adanya bujukan
yang tidak semestinya
INDIKATOR STANDAR 6 Rahasia dan Privacy TIDA N/
YA
K A*
6.1 Meminta persetujuan baru ketika ada indikasi munculnya
masalah kesehatan baru selama penelitian (yg sebelumnya
tidak ada)
6.2 Peneliti mengharuskan subjek agar melakukan konsultasi
lanjutan ketika peneliti menemukan indikasi penyakit
serius; dengan tetap menjaga hubungan peneliti-subjek
6.3 Peneliti harus netral terhadap temuan baru, tidak
memberikan pendapat tentang temuannya itu dan
menyerahkan kepada ahlinya
6.4 Peneliti menjaga kerahasiaan temuan tersebut, jika terpaksa
maka peneliti membuka rahasia setelah menjelaskan kepada
subjek ttg keharusannya peneliti menjaga rahasia dan
seberapa besar peneliti telah melakukan pelanggaran atas
prinsip ini dengan membuka rahasia tersebut
a. Terdapat penjelasan bagaimana peneliti menjaga
kerahasiaan subjek sejak rekrutmen hingga penelitian
selesai, bahkan jika terjadi pembatalan subjek karena
subjek tidak memenuhi syarat sbg sampel
b. Terdapat penjelasan bagaimana peneliti menjaga
privacy subjek ketika harus menjelaskan prosedur
penelitian dan keikutsertaan subjek, dimana subjek
tidak bisa berada dalam kelompok subjek oleh sebab
jadual yg tidak sesuai atau materi penjelasan yang
spesifik
c. Terdapat penjelasan bagaimana peneliti akan tetap
menjaga kerahasiaan dan privacy subjek meski subjek
diwakili, karena alasan usia, alasan budaya (seperti
misalnya sekelompok masyarakat cukup diwakili
kepala kelompok masyarakat itu, atau anggota keluarga
diwakili oleh kepala keluarga)
d. Terdapat penjelasan yang menunjukkan bahwa peneliti
memahami terdapat beberapa data/ informasi dimana
kerahasiaan/ privacy merupakan hal yang mutlak dan
karenanya harus sangat dijaga; disertai penjelasan
detail tentang begaimana menjaganya, misalnya hasil
test genetika.
e. Terdapat uraian tentang bagaimana peneliti membuat
kode identitas subjek dibuat, alasan pembuatan kode, di
mana di simpan dan kapan, serta bagaimana dan oleh
siapa kode identitas subjek bisa dibuka bila terjadi
emergensi
f. Terdapat penjelasan tentang kemungkinan penggunaan
data personal atau material biologis dari subjek untuk
penelitian lain/ penelitian lanjutan
g. Terdapat penjelasan jika hasil riset negatif dan
memastikan bahwa hasilnya tersedia melalui publikasi
atau dengan melaporkan ke otoritas pencatatan obat
obatan (BPOM)

TIDA N/
INDIKATOR STANDAR 7 Informed Consent YA
K A*
Penelitian ini dilengkapi dengan Persetujuan Setelah Penjelasan
(PSP/ Informed Consent), secara lengkap seperti berikut ini
7.1 Terdapat Lembar informed consent dengan penjelasan
(PSP) yang akan disampaikan kepada partisipan
7.2 Terdapat penjelasan proses mendapatkan persetujuan,
mempergunakan prosedur yang laik (kelaikan cara
mendapatkan persetujuan subjek)
7.3 Disertakan rincian isi naskah penjelasan yang akan
diberikan kepada calon subjek, meliputi :
a. Bahasa naskah, mudah dipahami subjek
b. Manfaat penelitian, yang dipahami subjek
c. Perlakuan yang diterima subjek penelitian, jelas bagi
subjek, tdk ada yg disembunyikan
d. Lama keikutsertaan subjek dalam penelitian; jelas
durasinya, dalam minggu, hari per minggu, jam per
hari, pagi-sore-malam per hari
e. Karakteristik subjek penelitian; jelas bagi subjek
bahwa karakter subjek cocok untuk penelitian ini
f. Jumlah subjek penelitian yang diperlukan; berapa
jumlah subjek yg dibutuhkan, termasuk subjek ybs,
risiko penelitian jika subjek ybs tidak melanjutkan
keikutsertaan dalam proses penelitian
g. Kemungkinan risiko penelitian terhadap kesehatan
subjek; dengan mengikuti penelitian ini, ada
kemungkinan subjek memperoleh dampak yg terkait
dengan kesehatan
h. Jaminan kerahasiaan data, subjek memahami bahwa
data subjek dijaga kerahasiaannya, tanpa diminta, dan
berlaku utk semua subjek
i. Kompensasi yang diberikan kepada subjek (undue-
inducement ada/ tidak), jenis-jumlah-waktu-media-
prasyarat kompensasi bisa diterima oleh subjek
j. Unsur paksaan (coercient) ada atau tidak, bagaimana
peneliti menjelaskan bahwa keikutsertaan dalam
penelitian ini tidak memaksa, tidak ada pemaksaan
k. Penjelasan pengobatan medis dan ganti rugi apabila
diperlukan, jika diantara risiko penelitian yang dapat
terjadi adalah sakit/ gangguan kesehatan, maka
dijelaskan jaminan/ wujud ganti rugi yang diberikan
kepada subjek, dari siapa berapa besar, kapan, dan
bagaimana caranya
l. Nama jelas, nomor telepon penanggung jawab
penelitian, termasuk nomor cadangan, dan alamat
kantor/ rumah penanggung jawab penelitian
m. Nama jelas, no telepon penanggung jawab medis,
termasuk nomor cadangan, dan alamat kantor/ rumah
penanggung jawab medis
n. Hak mengundurkan diri sewaktu-waktu tanpa ada
sanksi, subjek mempunyai hak mengundurkan diri
setelah memahami dan mempertimbangkan
dampaknya kepada penelitian
o. Kesediaan subjek penelitian atau wali yang sah (tanda
tangan pada lembar Persetujuan Setelah
Penjelasan/PSP), setelah subjek/ wali memahami
semua penjelasan dan makna dari tanda tangan pada
proses penelitian
p. Tanda tangan saksi
q. Pilihan pengobatan/ perlakuan selain yang disebut
dalam penelitian (yang tidak merupakan bagian dari
penelitian).
7.4 Penggunaan kalimat memudahkan subjek memperoleh
kejelasan
INSTITUT ILMU KESEHATAN STRADA INDONESIA
KOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAN
Jl. Manila No. 37 Sumberece, Kec. Pesantren, Kota Kediri, Jawa Timur 64133

INFORMED CONSENT
MENDAPATKAN PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN:
INFORMASI ESENSIAL UNTUK CALON RESPONDEN/ SUBYEK MANUSIA
(WHO-CIOMS 2016)

Judul Penelitian : (Judul Penelitian)

Jenis Penelitian :  Observasional  Uji Klinis  Intervensi

Nama Peneliti : (1. Peneliti Utama, Anggota Peneliti)

Alamat Peneliti :

Lokasi Penelitian : (Lokasi Penelitian)

Sebelum meminta persetujuan individu untuk berpartisipasi dalam penelitian, peneliti


harus memberikan informasi berikut, dalam bahasa atau bentuk komunikasi lain yang
dapat dipahami individu:
1. Tujuan penelitian, metode, prosedur yang harus dilakukan oleh peneliti dan
peserta, dan penjelasan tentang bagaimana penelitian berbeda dengan
perawatan medis rutin (Pedoman 9);

Tujuan :
Penelitian

Metode :
Penelitian

Prosedur : (Jelaskan apabila penelitian yang dilakukan


Penelitian berbeda dengan perawatan medis rutin)

2. Alasan saya memilih anda sebagai subyek penlitian ini adalah :


a. ….
b. ….
c. ….
d. Dst..

Bila anda setuju untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, anda diminta untuk
menandatangani dan menuliskan tanggal pada lembar konfirmasi persetujuan untuk
berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian ini.

Namun jika anda memutuskan untuk tidak berpartisipasi maka hal ini tidak akan
mempengaruhi perawatan medis anda. Keikutsertaan anda pada penelitian ini bersifat
sukarela. Anda memiliki hak penuh untuk mengundurkan diri atau menyatakan batal
untuk berpartisipasi kapan saja.

3. Saya akan melakukan penelitian kepada anda (subyek) selama:


Jelaskan berapa lama dan apa yang akan dilakukan terhadap subyek

4. Penelitian akan saya hentikan apabila : (Hapus jika tidak akan dihentikan)
a. …
b. …
c. dst

5. Anda akan diberikan (Sebutkan benda/barang/Uang beserta jumlahnya) sebagai


bentuk apresiasi atas keikutsertaan dalam penelitian ini. (Jelaskan alasan
seandainya tidak ada reward/imbalan bagi responden)
6. Responden bisa mendapatkan hasil dari penelitian apabila di kehendaki oleh
responden yang bersangkutan.

7. Data maupun informasi yang dapat menyelamatkan jiwa berkenaan dengan


kondisi kesehatan akan di informasikan kepada responden.

8. Hasil pemeriksaan tambahan yang diperoleh dari pemeriksaan rutin akan


disampaikan kepada anda sebagai subjek penelitian.

9. Responden/Subyek memiliki hak untuk mengakses data klinis yang relevan yang
diperoleh selama penelitian.

10.Risiko yang akan dialami responden adalah : (Jelaskan, jika tidak berisiko juga
dijelaskan mengapa risiko tersebut tidak ada/ringan)

11.Manfaat klinis yang potensial yang akan anda peroleh dari penelitian ini adalah :
(Jika ada)

12.Manfaat yang diharapkan dari penelitian kepada masyarakat atau masyarakat


luas, atau kontribusi terhadap pengetahuan ilmiah adalah:

13.Penelitian ini bersifat (Observasional/ Uji klinis/ Intervensi, Jelaskan)

14.Risiko menerima intervensi yang tidak terdaftar jika mereka menerima akses
lanjutan terhadap intervensi studi sebelum persetujuan peraturan.

15.Intervensi atau pengobatan alternatif yang tersedia saat ini adalah :

16.Dari penelitian ini dapat diperoleh informasi baru bahwa :

17.Untuk kerahasiaan informasi, peneliti akan melakukan :

18.Konsekuensi apabila kerahasiaan dilanggar adalah :


19.Apabila terjadi konflik kepentingan maka peneliti akan : (hapus apabila tidak ada
konflik kepentingan).

20.Peneliti hanya bertindak sebagai peneliti

21.Peneliti memiliki tanggungjawab sepenuhnya atas kegiatan penelitian yang


dilakukan. Apabila muncul risiko dalam proses penelitian maka, peneliti akan
bertanggungjawab atas kesehatan diri dan jiwa responden sepenuhnya.

22.Komisi Etik Penelitian Kesehatan KEP IIK STRADA INDONESIA telah menyetujui
protokol, dan responden/ subyek dapat menghubungi KEP IIK STRADA
INDONESIA apabila terjadi pelanggaran protokol etik.

Peneliti

(Nama Peneliti)
INSTITUT ILMU KESEHATAN STRADA INDONESIA
KOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAN
Jl. Manila No. 37 Sumberece, Kec. Pesantren, Kota Kediri, Jawa Timur 64133

HASIL REVIEW ETIK PENELITIAN KESEHATAN


Judul Proposal :
Ketua Peneliti :
Reviewer :

N Perihal Ya Tdk N/ Masukan


o A

1 Informed Consent

2 Nilai Sosial/ Klinik

3 Nilai Ilmiah

4 Manfaat > Resiko

5 Privacy/Rahasia

6 Pemerataan beban

7 Bujukan/
Eksploitasi/
Inducements
N/A = Not applicable – tidak dapat diterapkan

1. Disetujui sesuai usulan yang diserahkan

2. Disetujui kondisional; membutuhkan perubahan dan /atau klarifikasi (Revisi)

3. Tidak disetujui; membutuhkan informasi tambahan (Full Board )


4. Ditolak

Kediri, …………. 2023

Reviewer,

(………………………………………)

INSTITUT ILMU KESEHATAN STRADA INDONESIA


KOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAN
Jl. Manila No. 37 Sumberece, Kec. Pesantren, Kota Kediri, Jawa Timur 64133

LEMBAR PERNYATAAN KOMITMEN ETIK


PENELITIAN KESEHATAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Akan melakukan penelitian dengan judul (Sebutkan Judul cetak tebal), Dengan ini

Nama :

Instansi :

Fakultas :

Semester :

NIM/NIK/NIP :

menyatakan:
1. Sanggup mematuhi peraturan dan kebijakan yang diterapkan di lokasi penelitian
2. Sanggup mematuhi 7 standar kode etik penelitian kesehatan
3. (Ada/Tidak ada)* riwayat usulan protokol etik sebelumnya
4. Tidak akan pernah memalsukan data penelitian

Apabila saya melanggar Surat Pernyataan ini, saya siap dan sanggup menerima sanksi sesuai ketentuan
yang berlaku, dan penelitian dinyatakan tidak etis.

Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan bersifat mengikat bagi diri saya
sendiri demi kebaikan dan kemashlahatan semua pihak.

Kediri,__________________
Peneliti,

(Nama Peneliti)

Pilih salah satu, jika ada mohon dilampirkan hasilnya

Anda mungkin juga menyukai