Anda di halaman 1dari 51

HUBUNGAN PERILAKU KESEHATAN GIGI DAN MULUT TERHADAP

INDEKS KARANG GIGI PADA WARGA USIA 25-35 TAHUN


DIPERUMAHAN GRIYA BHAKTI PRAJA RT 06 RW 07
KELURAHANMANGUNJIWAN
KABUPATEN DEMAK

PROPOSAL SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan


Memperoleh Gelar Sarjana Terapan Kesehatan Gigi

BERNETA AULIA PRADITYA


P1337425218014

PROGRAM STUDI TERAPI GIGI PROGRAM SARJANA TERAPAN


JURUSUN KESEHATAN GIGI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
2022
HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal skripsi dengan judul “Hubungan Perilaku Kesehatan Gigi dan Mulut
Terhadap Indeks Karang Gigi Pada Warga Usia 25-35 Tahun di Perumahan
Griya Bhakti Praja RT 06 RW 07 Kelurahan Mangunjiwan Kabupaten
Demak”.

Nama : NIM : P1337425218014


Tahun : 2022

Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Tim Validasi Proposal Skripsi Program
Studi TerapiGigi Program Sarjana Terapan Poltekkes Kemenkes Semarang pada
Hari……………………………

Semarang, Januari 2022

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Dr. drg. Endah Aryati Ekoningtyas, MDSc Irmanita Wiradona, S.Si.T, M.Kes
NIP. 19681218 200212 2 001 NIP. 19791115 200501 2 005
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL SKRIPSI

Proposal skripsi dengan judul “Hubungan Perilaku Kesehatan Gigi dan Mulut
Terhadap Indeks Karang Gigi Pada Warga Usia 25-35 Tahun di Perumahan
Griya Bhakti Praja RT 06 RW 07 Kelurahan Mangunjiwan Kabupaten
Demak”.
Nama : Berneta Aulia Praditya
NIM : P1337425218014
Tahun : 2022
Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Tim Validasi Proposal Skripsi Program
Studi TerapiGigi Program Sarjana Terapan Poltekkes Kemenkes Semarang pada
Hari……………………………

Semarang, Januari 2022


Ketua Penguji I

Sulur Joyo Sukendro, S.SiT, M.Kes


NIP. 19740330 199403 1002

Anggota Penguji I Anggota Penguji II

Dr. drg. Endah Aryati Ekoningtyas, MDSc Irmanita Wiradona, S.Si.T, M.Kes
NIP. 19681218 200212 2 001 NIP. 19791115 200501 2 005

Ketua
Program Study Terapi Gigi Program Sarjana Terapan
Salikun, S.Pd, M.Kes
NIP. 19620406 198803 1 002
PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis
atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan
disebutkan dalam bentuk daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti baik sebagian atau keseluruhan dari skripsi ini
merupakan hasil karya orang lain, maka dengan penuh kerelaan gugur gelar
kesarjanaan saya.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dalam kondisi sehat dan
tanpa tekanan dari siapapun.

Semarang, Januari 2022

Berneta Aulia Praditya


NIM. P1337425218014
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
PROPOSAL SKRIPSI iii
PERNYATAAN iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan Penelitian 3
D. Manfaat Penelitian 3
E. Keaslian Penelitian 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7
A. Landasan Teori 7
B. Kerangka Teori 23
C. Hipotesis 23
BAB III METODE PENELITIAN 24
A. Kerangka Konsep 24
B. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian 24
C. Subjek Penelitian 25
D. Identifikasi Variabel Penelitian 26
E. Definisi Operasional 27
F. Instrument Penelitian 30
G. Langkah-Langkah Penelitian 31
H. Analisis Data 33
DAFTAR PUSTAKA 34
LAMPIRAN 36

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skor Kalkulus 20

Gambar 2.2 Kerangka Teori 23

Gambar 3.1 Kerangka Konsep 24


DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian 5

Tabel 2.1 Kriteria dan Skor CI 21

Tabel 2.2 Rumus Kalkulus indeks 22

Tabel 2.3 Kriteria Kalkulus Indeks 1 22

Tabel 3.1 Definisi Operasional 27

Tabel 3.2 Instrument Penelitian 1 30


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Penelitian


Lampiran 2 Lembar Persetujuan (Informed Consent)
Lampiran 3 Kuesioner Penelitian Perilaku Kesehatan Gigi Dan Mulut
Terhadap Indeks Karang Gigi
Lampiran 4 Kunci Jawaban Kuesioner
Lampiran 5 Lembar Pemeriksaan Kalkulus Indeks
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Semua masyarakat menginginkan kehidupan yang sehat dan terhindar dari
berbagai penyakit. World Health Organization (WHO) menjelaskan bahwa sehat
merupakan suatu kondisi terbebas dari penyakit, baik secara fisik, mental,
spiritual, maupun sosial. Kesehatan gigi dan mulut adalah bagian dari kesehatan
jasmani yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena dapat mempengaruhi
tubuh secara keseluruhan. (RISKESDAS, 2013)
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada tahun 2018
mencatat proporsi masalah gigi dan mulut sebesar 57.6%, terjadi peningkatan
prevalensi masalah kesehatan gigi dan mulut sebesar 31.7% dari hasil Riset
Kesehatan Dasar 2013. Dari hasil riset tersebut terdapat gusi bengkak sebesar
14% dan prevalensi gusi mudah berdarah sebesar 13,9%. Sedangkan di Provinsi
Jawa Tengah proporsi masalah gigi rusak/gigi berlubang/sakit sebesar 43.4% dan
masalah kesehatan mulut sebesar 13.9 %. (RISKESDAS 2018)
Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat Indonesia berawal dari
tingkat kebersihan gigi dan mulutnya. Dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut
setiap orang sangat berpengaruh pada setiap penyakit gigi dan mulut yang
berkembang. Karenam kebersihan gigi dan mulut penyebab utama terbentuknya
karang gigi. Lalum karang gigi tersebut bisa terbentuk akibat penumpukan plak
pada gigi yang dibuarkanterlalu lama dan tidak dibersihkan. Plak gigi sendiri
adalah laisan tipis yang terbentuk dari sisa makanan yang melekat di sela-sela
gigi. (Anggraeni, 2021)
Terbentuknya karang gigi bisa disebabkan oleh beberapa hal yaitu
kebersihan gigi dan mulut yang kurang terjaga, seperti jarang menyikat gigi atau
cara dan teknik menyikat gigi yang salah, tidak menggunakan benang gigi,
kebiasaan mengonsumsi makanan atau minuman manis dan melekat, kebiasaan
merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol. Karang gigi yang menumpuk
tidak dapat dibersihkan dengan menyikat gigi saja seperti biasa. Hal ini
mengakibatkan bakteri yang ada di karang gigi dapat memicu iritasi dan merusak
gusi dan gigi, iritasi yang terjadi menyebabkan penyakit gusi seperti gingivitis
dan periodontitis yang bisa berdampak serius bila tidak diobati. (Pratiwi, 2011)
Salah satu yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan gigi dan mulut
seseorang adalah perilaku. Perilaku merupakanhal yang penting yang dapat
mempengaruhi kesehatan gigi individu atau masyarakat. Menurut Notoatmodjo,
domain perilaku kesehatan terbagi atas tiga yaitu pengetahuan, sikap, dan
tindakan. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu. (Mintjelungan,dkk 2010).
Perilaku menjaga kesehatan gigi dan mulut merupakan hal yang penting
bagi setiap masyarakat. Perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut tersebut
menjadi faktor yang mempengaruhi peningkatan kesehatan gigi dan mulut.
Akibat dari kurangnya kesadaran dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut tidak
memandang usia. Pada usia 25-35 tahun sangat rentan terjadi masalah kesehatan
gigi dan mulut.
Hasil studi pendahuluan wawancara dan pemeriksaan kondisi rongga mulut
di Perumahan Griya Bhakti Praja RT 06 RW 07 Kel. Mangunjiwan Kab. Demak
10 dari 20 warga usia 25-35 tahun mereka mengatakan bahwa permukaan gigi
terasa kasar dan setelah dilihat terdapat karang gigi yang menempel pada
permukaan gigi. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di
Perumahan Griya Bhakti Praja RT 06 RW 07 Kel. Mangunjiwan Kab. Demak
karena belum pernah dilakukan penelitian tentang hubungan perilaku kesehatan
gigi dan mulut terhadap indeks karang gigi.
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti memilih judul “Hubungan
Perilaku Kebersihan Gigi dan Mulut terhadap Indeks Karang GigipadaWarga
Usia 25-35 Tahun di Perumahan Griya Bhakti Praja RT 06 RW 07 Kelurahan
Mangunjiwan Kabupaten Demak”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut : “Apakah terdapat hubungan antara perilaku kesehatan gigi dan mulut
terhadap indeks karang gigi pada warga usia 25-35 tahun di Perumahan Griya
Bhakti Praja Rt 06 Rw 07 Kelurahan Mangunjiwan Kabupaten Demak”.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku kesehatan
gigi dan mulut terhadap indeks karang gigi pada warga usia 25-35 Tahun Di
Perumahan Griya Bhakti Praja Rt 06 Rw 07 Kelurahan Mangunjiwan
Kabupaten Demak.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut warga
terhadap indeks karang gigi
b. Untuk mengetahui hubungan sikap kesehatan gigi dan mulut warga
terhadap indeks karang gigi
c. Untuk mengetahui hubungan tindakan kesehatan gigi dan mulut warga
terhadap indeks karang gigi
d. Untuk mengetahui indeks karang gigi warga usia 25-35 tahun di
Perumahan Griya Bhakti Praja RT 06 RW 07 Kelurahan Mangunjiwan
Kabupaten Demak
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi masyarakat
Untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan mengenai hubungan
perilaku warga/masyarakat dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut terhadap
indeks karang gigi.
2. Manfaat bagi institusi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dasar untuk
penelitian lanjutan tentang hubungan perilaku kesehatan gigi dan mulut
terhadap indeks karang gigi.
3. Manfaat bagi peneliti
Menambah wawasan pengetahuan tentang hubungan perilaku kesehatan
gigi dan mulut terhadap indeks karang gigi.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian sejenis yang pernah dilakukan adalah sebagai berikut :
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

Judul dan Nama Subjek


No. Variabel Metode Penelitian Hasil
Peneliti Penelitian
1. Judul : Pengaruh : Ibu hamil di Jenis penelitian ini Hasil penelitian menunjukkan
Hubungan Pengetahuan Puskesmas adalah survey analitik tingkatpengetahuan ibu hamil
pengetahuan tentang tentang Karangtengah dengan pendekatan tentang karang gigi sebagian besar
karang gigi terhadap karang gigi kabupaten cross sectional dalam kategori sedang (68%)
skor kalkulus indeks Terpengaru Demak denganskor kalkulus indeks dalam
dan gingival indeks h: kategori buruk (37%) dan skor
pada ibu hamil di Skor kalkulus gingival indeks dalam
Puskesmas indeks dan kategoriinflamasi parah (35%).
Karangtengah gingival Hasil uji bivariat menggunakan uji
kabupaten Demak indeks pada Spearman Rank Correlation
Peneliti: ibu hamil menunjukan bahwa ada hubungan
Azizah, dkk, 2019 antara pengetahuan tentang karang
gigi terhadap skor kalkulusindeks
dan gingival indeks pada ibu hamil
di Puskesmas Karangtengah
Kabupaten Demak dengan nilai p -
value 0,00 (< 0,05).

2. Judul: Pengaruh : Pasien ruang Jenis penelitian ini Hasil penelitian ini menunjukkan
Survey pengetahuan Pengetahuan gigi Puskesmas yaitu deskriptif bahwa tingkat pengetahuan tentang
dan skor karang gigi Terpengaru Kendal II kuantitatif dengan karang gigiterbanyak adalah pada
pada pasien ruang gigi h: rancangan kriteria rendah (50%). Status
Puskesmas Kendal II Skor karang observasional dan karang gigi pada kriteria buruk
Peneliti : gigipada pendekatan cross (55%).Pengetahuan yang tinggi
Saumi, dkk, 2018 pasien ruang sectional menjadikan karang gigi baik,
gigi pengetahuan rendah menjadikan
karanggigi buruk dan pengetahuan
sedang menjadikan karang gigi
sedang. Kesimpulan yang
didapatbahwa mayoritas pasien
ruang gigi di Puskesmas Kendal II
dengan tingkat pengetahuan rendah
dan status karang gigi buruk.

3. Judul : Pengaruh : Warga usia 25- Jenis penelitian


Hubungan perilaku Hubungan 35 tahun di kuantitatif bersifat
kesehatan gigi dan perilaku Perumahan survey analitik.
mulut terhadap indeks kesehatan Griya Bhakti Rancang penelitian ini
karang gigi pada gigi dan Praja RT 06 RW menggunakan
warga usia 25-35 mulut 07 pendekatan cross
tahun di Perumahan Terpengaru Mangunjiwan sectional
Griya Bhakti Praja RT h: Demak
06 RW 07 Kelurahan Indeks
Mangunjiwan karang gigi
Kabupaten Demak
Peneliti :
Berneta Aulia
Praditya

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terdapat pada variabel yang dimana pada penelitian menggunakan variabel
penelitian adalah perilaku, serta pada penelitian ini menggunakan kuantitatif yang bersifat survey analitik. Rancangan dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan cross sectional study penelitian yang bertujuan untuk mencari adanya hubungan antara variabel sebab atau resiko
serta akibat atau kasus yang terjadi pada obyek penelitian, diukur atau dikumpulkan secara stimulan (dalam waktu bersamaan)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Perilaku
a. Pengertian Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan merupakan semua kegiatan atau aktivitas atau
kegiatan manusia baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak
diamati pihak luar yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan (Nugraheni, 2017). Pemeliharaan kesehatan mencakup
mencegah atau melindungi diri dari penyakit, meningkatkan kesehatan, dan
mencari penyembuhan bila sakit atau terkena masalah kesehatan. Oleh
karena itu, perilaku kesehatan pada garis besar dikelompokkan menjadi dua
yaitu :
1) Perilaku orang yang sehat agar tetap sehat dan meningkat.
Perilaku ini disebut perilaku sehat yang mencakup perilaku mencegah
atau menghindari penyebab penyakit atau masalah kesehatan (perilaku
preventif) dan perilaku dalam mengupaya peningkatan kesehatan
(perilaku promotif)
2) Perilaku orang yang sakit atau telah terkena masalah, kesehatan, untuk
memperoleh penyembuhan atau pemecahan masalah kesehatannya.
Perilaku itu disebut perilaku pencarian pelayanan kesehatan (Health
Seek Behavior). Perilaku itu mencakup tindakan-tindakan yang diambil
seseorang bila sakit atau terkena masalah kesehatan untuk memperoleh
kesembuhan. Tempat pencarian kesembuhan ini adalah tempat atau
fasilitas pelayanan kesehatan, baik fasilitas atau tempat pelayanan
kesehatan tradisional (dukun, sinshe, paranormal), maupun pengobatan
modern atau profesional(rumah sakit puskesmas, poliklinik, dan
sebagainya).
Menurut Budiharto (2010) perilaku kesehatan adalah respons
seseorang terhadap stimulus yang berhubungan dengan7 konsep sehat,
sakit, dan penyakit. Bentuk operasional perilaku kesehatan dapat
dikelompokkan menjadi tiga wujud, yaitu:
1) Perilaku dalam wujud pengetahuan, yakni dengan mengetahui situasi
atau rangsangan dari luar berupa konsep sehat, sakit, dan penyakit.
2) Perilaku dalam wujud sikap, yakni tanggapan batin terhadap rangsangan
dari luar yang dipengaruhi faktor lingkungan: fisik (kondisi alam),
biologis (berkaitan dengan makhluk hidup), lingkungan sosial
(masyarakat sekitarnya)
3) Perilaku dalam wujud tindakan, yakni berupa perbuatan terhadap situasi
atau rangsangan luar
b. Pembentukan perilaku dibagi menjadi 3 yaitu:
1) Cara pembentukan perilaku dengan keadaan atau kebiasaan
Salah satu cara pembentukan perilaku dapat ditempuh dengan
kondisioning atau kebisingan. Dengan cara membiasakan diri untuk
berperilaku seperti yang diharapkan, akhirnya akan terbentuklah
perilaku tersebut.Cara ini didasarkan atas teori belajar keadaan yang
dikemukakan oleh Pavlov maupun oleh Thorndike dan Skinner
mempunyai pendapat yang tidak seratus persensama.
2) Pembentukan perilaku dengan pengertian (insight)
Cara ini berdasarkan atas teori belajar kognitif, yaitu belajar dengan
disertai dengan adanya pengertian.
3) Pembentukan perilaku dengan menggunakan model
Pemimpin dijadikan model atau contoh oleh yang dipimpinnya. Cara ini
didasarkan atas teori belajar sosial (Social Learning Theory) atau
Observational Learning Theory(Walgito, 2010).
2. Domain Perilaku
Menurut Blom dalam (Notoatmodjo, 2012) membagi domain menjadi 3
bentuk, yaitu :
a. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah
orangmelakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaanterjadi melalui panca indera manusia yaitu indera
penglihatan,pendengaran, penciuman, peraba dan perasa. Sebagian besar
pengetahuanmanusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuanmerupakan domain yang sangat penting dalam membentuk
tindakanseseorang (Notoatmodjo, 2012).
1) Tingkat Pengetahuan
Menurut (Notoatmodjo, 2012) tingkat pengetahuan adalah:
a) Tahu (Know)
Tahu diartikan seseorang dapat mengingat kembali sesuatu dari
bahan yang dipelajari. Untuk dapat mengukur bahwa seseorang
dikatakan tahu apa yang dipelajari antara lainmampu menyebutkan,
menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan dan sebagainya.
Contohnya : Mengingat kembali fungsi gigi selain untuk mengunyah
adalah untuk berbicara dan estetika.
b) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan materi
materi yang telah dipelajari sebelumnya secara jelas dan benar.
Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan, dan menyimpulkan objek yang sudah dipelajari.
Contohnya: Mampu menjelaskan tanda-tanda radang gusi.
c) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi yang nyata. Contohnya : Memilih
sikat gigi yang benar untuk menggosok gigi dari sejumlah model
sikat gigi yang ada, setelah diberi penjelasan dengan contoh.
d) Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam
suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama
lain. Contohnya : Mampu menjabarkan struktur jaringan periodontal
dengan masing-masing fungsinya.
e) Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru. Dengan kata lain sintesis ini suatu kemampuan untuk
menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
Contohnya yaitu individu mampu menggabungkan diet makanan
yang sehat untuk gigi menggosok gigi, yang tepat waktu, serta
mengambil tindakan yang tepat bila ada kelainan gigi, untuk usaha
mencegah penyakit gigi.
f) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini berdasarkan
suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-
kriteria yang sudah ada. Contohnya, mampu menilai kondisi
kesehatan gusi anaknya pada saat tertentu.
b. Sikap
Sikap merupakan rekasi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap sesuatu stimulasi atau objek. Batasan-batasan tersebut
dapat disimpulkan bahwa manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat
tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup.
Sikap secara nyata menunjukan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap
stimulus tertentu dalam kehidupan sehari hari yang bersifat emosional
terhadap stimulus sosial (Notoatmodjo, 2012).
1) Tingkatan Sikap
Menurut (Notoatmojo, 2012) sikap juga terdiri dari berbagai
tingkatan, antara lain:
a) Menerima (Receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan objek
b) Merespon (Responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya mengerjakan dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi orang
menerima ide tersebut.
c) Menghargai (Valuing)
Menghargai dapat diartikan sebagai mampu menerima ide atau
masukan dari orang lain yang mungkin berbeda dengan ide kita,
kemudian mendiskusikan hasil dari dua ide yang berbeda tersebut
adalah suatu indikasi sikap.
d) Bertanggung jawab (Responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya
dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.
c. Keterampilan (Tindakan)
Keterampilan merupakan tindakan akibat adanya suaturespon
(Notoatmodjo, 2012). Keterampilan adalah tindakan pesertadidik
sehubungan dengan materi pendidikan yang diberikan.
1) Tingkat Tindakan
Menurut Budiharto 2013 Praktik atau tindakan ini dapat dibedakan
menjadi 4 tingkatan, yaitu:
a) Persepsi merupakan tindakan tingkat pertama yaitu: memilih dan
mengenal objek sehubungăn dengan tindakan yang akan diambil
contohnya mengambil sikat gigi yang benar dari sejumlah sikat gigi
yang disajikan dengan berbagai bentuk dan kekerasan bulu sikat dari
lunak, sedang dan keras untuk menggosok gigi.
b) Respons terpimpin adalah jika seorang mampu melakukan sesuatu
sesuai dengan urutan yang benar, sesuai dengan contoh yang
diberikan. Contohnya mendidik menggosok gigi untuk anak
berumuran dibawah lima tahun cara dengan posisi ibu belakang
anaknya, dan anak serta ibu yang diberikan. Contohnya mendidik
menggosok gigi untuk anak berumuran dibawah lima tahun cara
dengan posisi ibu belakang anaknya, dan anak serta ibu bisa
mengurangi jumlah gula dalam susunya dan segera membersihkan
gigi anak dengan kain bersih yang dibasah, sebab akan sangat sulit
untuk langsung menggosok gigi anak, lebih-lebih dalam keadaan
tidur atau setengah tidur.
3. Usia 25-35 / Usia Dewasa Awal (Muda/Dini)
a. Pengertian Dewasa
Istilah dewasa menggambarkan segala organisme yang telah matang,
tetapi lazimnya merujuk pada manusia dewasa adalah orang yang bukan
lagi anak-anak dan telah menjadi pria atau wanita seutuhnya. Seseorang
dapat saja dewasa secara biologis, dan memiliki karakteristik perilaku
dewasa, tetapi tetap diperlakukan sebagai anak kecil jika berada di bawah
umur secara hukum. Sebaliknya, seseorang dapat secara legal di anggap
dewasa, tetapi tidak memiliki kematangan dan tanggung jawab yang
mencerminkan karakter dewasa.
Setelah mengalami masa kanak-kanak dan remaja yang panjang,
seorang individu akan mengalami masa dimana ia telah menyelesaikan
pertumbuhannya dan mengharuskan dirinya untuk berkecimpung dengan
masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya, dibandingkan dengan
masa-masa sebelumnya, masa dewasa adalah waktu yang paling lama
dalam rentang kehidupan.
Masa dewasa biasanya dimulai sejak usia 18 tahun hingga kira-kira
usia 40 tahun dan biasanya ditandai dengan selesainya pertumbuhan
pubertas dan organ kelamin anak telah berkembang dan mampu
berproduksi. Pada masa ini, individu akan mengalami perubahan fisik dan
psikologis tertentu bersamaan dengan masalah-masalah penyesuain diri dan
harapan-harapan terhadap perubahan tersebut (Jahja, 2011)
b. Pembagian Masa Dewasa
Menurut Elizabeth B. Hurlock membagi masa dewasa menjadi tiga
bagian:
1) Masa dewasa awal (Masa Dewasa Dini/Young Adult)
Masa dewasa awal adalah masa pencarian kemantapan dan masa
reproduktif yaitu suatu masa yang penuh dengan masalah dan
ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen dan
masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreatifitas dan penyesuaian
diri pada pola hidup yang baru. Kisaran antara 21 sampai 40 tahun.
2) Masa dewasa madya (Middie Adulthood)
Masa dewasa madya ini berlangsung dari umur 40 sampai 60 tahun.Ciri-
ciri yang menyangkut pribadi dan sosial antara lain; masa dewasa
madya merupakan masa transisi, di mana pria dan wanita meninggalkan
ciri-ciri jasmani dan perilaku masa dewasanya dan memasuki suatu
periode dalam kehidupan dengan ciri-ciri jasmani dan perilaku yang
baru. Perhatian terhadap agama lebih besar dibandingkan dengan masa
sebelumnya, dan kadang-kadang minat dan perhatiannya terhadap
agama ini dilandasi kebutuhan pribadi dan sosial.
3) Masa dewasa lanjut ( masa tua/older adult )
Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang.
Masa ini dimulai dari umur 60 tahun sampai akhir hayat,yang ditandai
dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang
semakin menurun. Adanya ciri-ciri yang berkaitan dengan penyesuaian
pribadi dan sosialnya sebagai berikut; perubahan yang menyangkut
perubahan motorik, kekuatan fisik, perubahan dalam fungsi psikologis,
perubahan dalam sistem saraf, dan penampilan (Jahja, 2011).
c. Ciri-ciri Manusia Dewasa
Masa dewasa adalah masa awal seseorang dalam menyesuaikan diri
terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Pada
masa ini, seseorang di tuntut untuk memulai kehidupan-kehidupanya
memerankan peran ganda seperti peran sebagai suami/istri dan peran dalam
dunia kerja.
Masa dewasa dikatakan sebagai masa sulit bagi individu karena pada
masa ini seseorang dituntut untuk melepaskan ketergantungannya terhadap
orang tua dan berusaha untuk dapat mandiri. Ciri-ciri masa dewasa dini
yaitu:
1) Masa pengaturan (Settle Down)
Pada masa ini, seseorang akan “mencoba-coba” sebelum ia
menentukan mana yang sesuai, cocok, dan memberi kepuasan
permanen. Ketika ia telah menemukan pola hidup yang diyakini dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya, ia akan mengembangkan pola-pola
perilaku, sikap, dan nilai-nilai yang cenderung akan menjadi
kekhasannya sealma sisa hidupnya.
2) Masa usia produktif
Dinamakan sebagai masa produktif karena pada rentang usia ini
merupakan masa-masa yang cocok untuk menentukan pasangan hidup,
menikah, dan berproduksi/menghasilkan anak. Pada masa ini, organ
reproduksi sangat aktif dalam menghasilkan keturunan(anak).
3) Masa bermasalah
Masa dewasa dikaitkan sebagai masa yang sulit dan bermasalah.
Halini dikarenakan seseorang harus mengadakan penyesuaian dengan
peran barunya (perkawinan dan pekerjaan). Jika ini tidak dapat
mengatasinya, maka akan menimbulkan masalah.
4. Karang Gigi (Kalkulus)
a. Pengertian Karang Gigi (Kalkulus)
Karang gigi atau Kalkulus merupakan suatu endapan keras dari hasil
pengendapan garam mineral (kalsium fosfat, kalsium karbonat, dan
magnesium fosfat) berwarna kuning-kekuningan, kecoklatan, hingga
kehitaman, dan memiliki permukaan kasar yang melekat erat mengelilingi
mahkota dan akar gigi. Struktur permukaan kalkulus yang kasar dan tidak
beraturan memudahkan timbunan plak melekat pada permukaan
permukaan kalkulus. Menurut Houwink dalam Artawa 2011, karang gigi
adalah merupakan plak yang diklasifikasikan, karang gigi sulit dibersihkan
apabila hanya menggunakan sikat gigi. Karang gigi biasanya melekat
cukup kuat pada permukaan gigi dan biasanya terdapat pada bagian gigi
yang sulit terjangkau oleh pembersih gigi
Karang gigi adalah salah satu penyebab terjadinya penyakit
kesehatan gigi dan mulut. Jika terdapat karang gigi dan tidak langsung
dibersihkan maka akan mengakibatkan gigi goyang, gingivitis, dan
periodontitis, serta bau mulut yang tidak sedap, ketika gosok gigi sering
berdarah, dan memicu penyakit jantung.
b. Jenis Karang gigi atau Kalkulus
Jenis kalkulus dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu :
1) Supragingiva
Supragingiva kalkulus adalah kalkulus yang melekat pada
permukaan mahkota gigi mula dari puncak gingiva margin dan dapat
dilihat. Kalkulus ini berwarna putih kekuning-kuningan, atau bisa juga
kecoklat-coklatan. Warna kalkulus ini dapat disebabkan oleh pigmen
sisa-sisa makan atau efek dari merokok. Konsistensi kalkulus keras dan
seperti tanah liat, karena kalkulus memperoleh garam mineral dari
sekresi saliva. Kalkulus biasanya paling banyak terdapat pada
permukaan lingual gigi anterior dan mandibula.
2) Subgingiva
Subgingiva kalkulus merupakan kalkulus yang berada dibawah
batas margin gingiva biasa terdapat didaerah saku gusi, dan tidak dapat
dilihat ketika pemeriksaan langsung untuk mengetahui lokasi dan
kedalaman harus dilakukan probing. Konsistensi kalkulus subgingiva
yaitu padat dan keras, berwarna coklat tua atau hijau kehitam-hitaman,
dan melekat erat pada permukaan gigi. Tidak seperti kalkulus
supragingiva, kalkulus sublingual terdapat disetiap prmukaan akar gigi
dan didalam saku gusi
c. Pembentukan Karang Gigi
Pembentukan karang gigi atau kalkulus didahului dengan
pembentukan plak. Plak gigi adalah endapan lunak, tidak berwarna, dan
mengandung aneka ragam bakteri yang melekat pada permukaan gigi.
Plak dapat digambarkan sebagai lapisan yang tebalnya mencapai 2 mm
pada semua permukaan mulut. Plak gigi paling sering terdapat pada
permukaan gigi, permukaan gingiva dan juga lidah. Plak tidak terlihat
kecuali dengan menggunakan larutan disclosing atau sudah terwarnai oleh
pigmen-pigmen yang ada pada rongga mulut. Plak tidak bisa dibersihkan
hanya dengan berkumur, semprotan air, atau udara, tetapi plak hanya bisa
dibersihkan hanya dengan cara mekanis seperti menyikat gigi (Ilyas dan
Putri, 2012). Plak dapat menyebabkan terjadinya kerusakan gigi karena
dari lapisan yang mengandung bakteri dapat mengubah karbohidrat atau
gula menjadi asam sehingga dapat merusak jaringan gigi (Ramadhan,
2010).
Terdapat beberapa tahapan dalam pembentukan plak gigi. Tahap
pertama merupakan tahap pembentukan Acquired pellicle, tahap kedua
adalah tahap kolonisasi mikroorganisme dantahap ketiga adalah tahap
maturasi plak gigi. Acquired pellicle ataupelikeldidefinisikan sebagai
lapisan tipis atau kutikel/selaput. Lapisan ini tipis, licin, tidak berwarna,
dan translusen. Acquired pellicle terbentuk pada permukaan enamel gigi
yang baru saja dibersihkansehingga gigi berkontak langsung dengan
saliva dan disebut acquired enamel pellicle. Pelikel ini berasal dari
komponen saliva dan cairan crevicular, bakteri dan produk sel jaringan
host serta debris(Listyasari, 2012).
Fase pembentukan pelikel dimulai dengan pelikel awal dimana
sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa acquired enamel pellicle
terbentuk dengan cepat (dalam waktu 2 jam) pada permukaan gigi yang
bersih. Pelikel ini disebut pelikel awal dan dikarakteristikan dengan tidak
adanya bakteri dan produk-produknya. Fungsi pelikel yaitu sebagai barier
proteksi, memberikan lubrikasi permukaan, dan mencegah desikasi
jaringan. Permukaan gigi yang terdapat acquired peliclle awalnya
berwarna transparan dan berubah menjadi kekuningan karenabakteri yang
menempel dan berproliferasi.
Setelah pembentukan pelikel, terjadi pembentukan plak gigi.
Pembentukan plak gigi tahap pertama, meliputi perlekatan bakteri pada
gigi, dan tahap kedua, pematangan plak, meliputi penggandaan atau
pertumbuhan bakteri yang melekat dan pergantian bakteri. Mengikuti
hubungan awal, perlekatan bakteri pada pelikel email terjadi dalam dua
perbedaan tapi mekanismenya saling melengkapi. Tahap kedua,
pembentukan plak meliputi pertumbuhan, penggandaan, dan penitipan
mikroorganisme lapisan pelikel pada permukaan gigi, diikuti dengan
rangkaian mikroba. Disini saliva bertindak sebagai sumber nutrisi sebagai
protein saliva spesifik yang terdegradasi oleh bakteri tertentu untuk
memenuhi kebutuhan asam amino mereka untuk pertumbuhan. Plak gigi
dapat dilihat setelah 1 sampai 2 hari dengan tidak menjaga kebersihan
mulut. Plak berwarna putih, abu-abu atau kuning dan nampak globular.
Perkembangbiakanbakteri membuat lapisan plak bertambah tebal karena
adanya adhesidari bakteri dan adanya hasil metabolisme pada permukaan
luar plakyang menyebabkan lingkungan bagian dalam berubah
menjadianaerob sehingga bakteri plak gigi tersebut dapat
menyebabkanpenyakit pada jaringan gigi dan sekitarnya (Ladytama, dkk,
2014).
Pergerakan jaringan dan material makanan pada gigi menyebabkan
penghilangan mekanis plak, penghilangan efektif khususnya pada 2/3
gingival permukaan gigi. Jadi, plak biasanya diamati pada 1/3 gingival
permukaan gigi, dimana telah terakumulasi tanpa gangguan pergerakan
makanan dan jaringan pada permukaan gigi selama mastikasi. Matriks
interseluler plak, jumlahnya diperkirakan 20% sampai 30% dari massa
plak, terdiri dari material organik dan anorganik yang berasal dari saliva,
cairan gingival crevicular, dan produk bakteri. Unsur pokok bahan
organik matriks seperti polisakarida, protein, glikoprotein, dan material
lipid. Glikoprotein yang berasal dari saliva merupakan komponen penting
pelikel yang awalnya melapisi permukaan gigi yang bersih, tapi juga
berikatan dalam perkembangan lapisan biofilm plak. Dengan tidak
menjaga kebersihan mulut, plak selanjutnya akan terakumulasi sampai
tercapai keseimbangan antara penghilangan plak dan pembentukan plak
tersebut.
Terakhir yaitu pembentukan kalkulus. Kalkulus merupakan plak gigi
yang mengalami proses mineralisasi. Plak lunak lama-kelamaan akan
mengeras oleh karena adanya deposit garam mineral, proses ini biasanya
terjadi antara hari pertama dan hari ke-14 pembentukan plak. Proses
klasifikasi dilaporkan terjadi setidaknya membutuhkan waktu 4-8 jam.
Klasifikasi plak 50% akan demineralisasi dalam 2 hari dan 60-90%
demineralisasi dalam 12 hari. Tidak semua plak mengalami kalsifikasi.
Derajat pembentukan kalkulus tidak hanya bergantung pada jumlah plak
bakteri yang tampak tapi juga sekresi dari kelenjar saliva. Pada awalnya
plak terdiri dari bahan anorganik dalam jumlah sedikit, yang bertambah
pada saat plak berkembang menjadi kalkulus. Plak tidak akan berkembang
menjadi kalkulus apabila kandungan maksimal mineral tidak tinggi selama
2 hari(Putri, dkk 2010).
d. Faktor terbentuknya karang gigi
1) Menyikat gigi yang tidak baik dan benar
2) Kondisi pH saliva yang basa (pH tinggi) akan lebih cenderung
mempercepat pengendapan air liur
3) Gigi geligi yang tidak pernah dipakai untuk mengunyah akan cenderung
mempunyai endapan karang gigi
4) Gigi geligi yang berantakan, berjejal, akan mengakibatkan sisa makanan
tertinggal di sela-sela atau permukaan gigi
5) Pemakai kawat gigi yang kurang memperhatikan kebersihan gigi dan
mulutnya juga cenderung lebih cepat terjadinya endapan karang gigi
6) Pada penderita gagal ginjal yang memiliki kandungan amonium yang
tinggal dalam air liurnya yang akan meningkatkan pH air liurnya
sehingga membuat endapan air liur
e. Pengukuran Kalkulus Indeks
Kalkulus indeks adalah indeks yang digunakan untuk mengukur
tingkat keparahan kalkulus. Kalkulus indeks termasuk dalam salah satu
indeks yang digunakan untuk mengukur tingkat kebersihan gigi dan mulut
seseorang. Berikut merupakan syarat gigi indeks untuk mengukur kalkulus
indeks :
1) Gigi mahkotanya telah tumnuh sempurna
2) Apabila salah satu gigi indeks telah hilang atau tinggal sisa akar, maka
penilaian dilakukan pada gigi pengganti. Minimal ada 2 gigi yang dapat
diperiksa.
Gigi Indeks CI (Calculus Indeks) atau gigi penentu kalkulus indeks adalah :
1) Pada rahang atas : gigi 6 kanan dan kiri permukaan bukal dan gigi 1
kanan permukaan labial
2) Pada rahang bawah : gigi 6 kanan dan kiri permukaan lingual dan gigi 1
kiri permukaan labial
16 11 26
46 31 36
Cara pengukuran setiap permukaan gigi indeks dibagi menjadi 3 bagian
secara horizontal, yaitu :
1) 1/3 bagian gingva
2) 1/3 bagian tengah
3) 1/3 bagian insisal

Gambar 2.1 Skor Kalkulus


Cara penilaian CIS (Calculus Index Simplified)
Explorer ditempatkan pada bagian distal celah gingival lalu ditempatkan di
bagian subgingival, lalu explorer digerakkan dari area kontak distal kearah
kontak mesial gigi indeks.
1) Diberi nilai 3 bila :
a) Terlihat dan teraba dengan sonde, ada karang gigi subgingival yang
menutupi atau melingkari seluruh bagian servikal gigi
b) Terlihat ada karang gigi supragingival yang menutupi > 2/3
permukaan dari tepi gingiva
2) Diberi nilai 2 bila
a) Terlihat dan teraba dengan sonde, ada karang gigi subgingival yang
menutupi atau melingkari sebagian servikal gigi
b) Terlihat ada karang gigi supragingival yang menutupi <1/3 karang
gigi <2/3 permukaan dari tepi gingiva
3) Diberi nilai 1 bila :
Bila pada permukaan gigi yang diperiksa terdapat karang gigi
supragingival yang menutupi < 1/3 permukaan dari tepi gingiva
4) Di beri nilai 0 bila :
Bila pada permukaan gigi tidak ada karang gigi. Kriteria dan skor CI
(Calculus Indeks)
Tabel 2.1 Kriteria dan Skor CI 1

Kriteria Nilai
Tidak ada karang gigi 0
Pada permukaan gigi terlihat ada karang gigi supragingival
1
yang menutupi < 1/3 permukaan dari tepi gingiva
Pada permukaan gigi terlihat ada karang gigi supragingival <
2/3 permukaan dari tepi gingiva atau sekitar servikal gigi 2
terdapat sedikit karang gigi subgingival
Pada permukaan gigi terlihat ada karang gigi supragingival >
2/3 permukaan dari tepi gingiva atau terdapat karang gigi
3
subgingival yang menutupi dan melingkari seluruh servikal
gigi
Penentuan kalkulus indeks yaitu dengan rumus sebagai berikut :

Jumlah penilaian Kalkulus


Kalkulus Indeks =
Jumlah gigi indeks yang diperiksa

Penghitungan tersebut akan menghasilkan kriteria Calculus Index,


sebagai berikut :

Tabel 2.2 Kriteria Kalkulus Indeks.

Baik 0 – 0,6
Sedang 0,7 – 1,8
Buruk 1,9 – 3,0
B. Kerangka Teori
Pengetahuan
Perilaku
Kesehatan Gigi Sikap
dan Mulut
Tindakan

Host

Mikroorganisme
Faktor Klinis
Substrat

Waktu
Status karang gigi

Perilaku

Lingkungan
Faktor Non
Klinis
Pelayanan
Kesehatan

Keturunan
Gambar 2.2 Kerangka Teori

C. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban dari penelitian yang kebenarannya akan
dibuktikan dalam penelitian tersebut. Hipotesis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :

H0 : Tidak ada hubungan perilaku kesehatan gigi dan mulut terhadap indeks
karang gigi pada warga usia 25-35 tahun di Perumahan Griya Bhakti
Praja RT 06 RW 07 Kelurahan Mangunjiwan Kabupaten Demak.
H1 : Ada hubungan perilaku kesehatan gigi dan mulut terhadap indekskarang
gigi pada warga usia 25-35 tahun di Perumahan Griya Bhakti Praja RT
06 RW 07 Kelurahan Mangunjiwan Kabupaten Demak.

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan perilaku kesehatan
gigi dan mulut terhadap indekskarang gigi pada warga usia 25-35 tahun di
Perumahan Griya Bhakti Praja RT 06 RW 07 Kelurahan Mangunjiwan
Kabupaten Demak tahun 2022.

Variabel Pengaruh Variabel Terpengaruh


Perilaku memelihara Indeks karang gigi
kesehatan gigi dan mulut

Variabel Terkendali
Variabel Tak
Usia warga
Terkendali
Jenis kelamin dan
pendidikan

Gambar 3.1 Kerangka Konsep


Keterangan :
: Variabel yang di teliti
------------------- : Variabel yang tidak di teliti

B. Jenis Peelitian dan Rancangan Penelitian


Jenis penelitian ini merupakan penelitiankuantitatif dengan
pendekatansurvey analitik.Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan
cross sectional study yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk mencari adanya
hubungan antara variable sebab atau resiko serta akibat atau kasus yang terjadi
pad aobyek penelitian, diukur atau dikumpulkan secara stimulan (dalam waktu
bersamaan). (Notoatmojo, 2012). Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui
hubungan perilaku kesehatan gigi dan mulut terhadap indekskarang gigi pada
warga usia 25-35 tahun di Perumahan Griya Bhakti Praja RT 06 RW 07
Kelurahan Mangunjiwan Kabupaten Demak tahun 2022.

C. Subjek Penelitian
1. Populasi
Populasi merupakan sekelompok subjek atau objek yang mempunyai
karakteristik serta kualitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan disimpulkan (Sugiyno, 2017). Berdasarkan definisi diatas yang
menjadi populasi penelitian dalam penelitian ini adalah warga usia 25-35
tahun di Perumahan Griya Bhakti Praja RT 06 RW 07 Kelurahan
Mangunjiwan Kabupaten Demak dengan jumlah 35 warga.
2. Sampel
Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh
populasi tesebut (Notoatmoodjo, 2010). Sampel pada penelitian ini adalah
seluruh populasi warga usia 25-35 tahun di Perumahan Griya Bhakti Praja RT
06 RW 07 Kelurahan Mangunjiwan Kabupaten Demak.Pengambilan sampel
pada penelitian ini menggunakan total sampling sehingga sampel yang
didapatkan yaitu seluruh warga usia 25-35 tahun di Perumahan Griya Bhakti
Praja RT 06 RW 07 Kelurahan Mangunjiwan Kabupaten Demak.

D. Identifikasi Variabel Penelitian


1. VariabelPengaruh
Perilaku kesehatan gigi dan mulut yang menjadi variabel pengaruh pada
penelitian ini.
2. Variabel Terpengaruh
Indeks karang gigi warga usia 25-35 tahun yang menjadi variabel terpengaruh
dalam penelitian ini.
3. Variabel Terkendali
Usia warga yang menjadi variabel terkendali pada penelitian ini.
4. Variabel Tak Terkendali
Jenis kelamin dan pendidikan warga yang menjadi variabel tak terkendali
pada penelitian ini.

E. Instrumen Penelitian
Tabel 3.2Instrumen Penelitian.

Variabel Metode Instrumen


Perilaku pemeliharaan Angket Kuesioner
kesehatan gigi dan mulut
Status karang gigi (kalkulus) Pemeriksaan Lembar pemeriksaan
a. Diagnostik set
b. Nierbeken
c. Senter
d. Masker dan handscoon
e. Kapas dan alkohol 70%
f. Kartu status
g. Alat tulis
Untuk mengetahui apakah kuesioner yang kita susun tersebut valid dan
mampu mengukur apa yang kita ukur, maka perlu adanya uji validitas dan
reliabilitas.
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur tersebut
apakah benar-benar bisa mengukur apa yang diukur begitu juga dengan
kuesioner menurut (Notoatmodjo,2018). Instrumen merupakan alat ukur yang
harus mengukur apa yang harus diukur. Langkah-langkah uji sebagai berikut:
a. Menyiapkan kuisioner
b. Membagikan kuisioner kepada sasaran untuk diuji
c. Menentukan kode skor yaitu jawaban benar skor 1 dan jawaban salah
dengan skor 0.
d. Melakukan korelasi antara skor masing-masing pertanyaan dengan skor
total. Teknik korelasi yang dilakukan adalah korelasi product moment (r).
Suatu variabel (pertanyaan) dikatakan valid bila skor tersebut berkorelasi
secara signifikan dengan skor totalnya.
e. Membandingkan skor I tabel dengan tingkat kepercayaan 5% Jika r tabel &
r hitung maka dikatakan valid. Membandingkan dengan nilai alfa (a).
Dengan tingkat kepercayaan 95% maka tingkat kesalahan ditolerir alfa (a):
5% atau 0,05. Apabila nilai r<alpha (α), dapat diinterprestasikan soal valid.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan sebuah indeks yang menunjukan sejauh mana
alat ukur tersebut dapat dipercaya atau diandalkan, serta seberapa jauh hasil
pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan
menggunakan alat yang sama (Notoatmodjo, 2018). Langkah-langkah uji
reliabilitas adalah sebagai berikut:
a. Memulai dengan uji validitas terlebih dahulu.
b. Apabila pertanyaan tidak valid, maka pertanyaan tersebut dibuang atau
diperbaiki dan diuji ulang.
c. Setelah seluruh pertanyaan valid maka seluruh butir pertanyaan tersebut
secara bersama-sama diukur reliabilitasnya.
d. Interpretasi hasil dimana nol dikatakan reliabel dilakukan dengan cara
membandingkan dengan nilai alfa (a) cronbach. Soal yang memiliki tingkat
nilai reliabel tinggi adalah yang nilai (a) > 0,06

F. Definisi Operasional
Tabel 3.2 Definisi Operasional.

No
Variabel Definisi Cara Ukur Skala
.
1. Variabel Yang dimaksud dengan Pengukuran Ordinal
Pengaruh perilaku kesehatan gigi pengetahuan diukur
Perilaku kesehatan dan mulut adalah menggunakan alat
gigi dan mulut pengetahuan, sikap, dan berupa Kuesioner. Yang
tindakan warga dalam terdiri dari masing-
menjaga kesehatan gigi masing 10 pertanyaan,
dan mulut, yang soal berbentuk pilihan
meliputi : ganda. Nilai 1 untuk
1. Menggosok gigi jawaban benar, salah
(waktu, cara, diberi nilai 0.
frekuensi, pemilihan Pengukuran Sikap
sikat gigi dan pasta diukur dengan skala
gigi) likert (setuju, kurang
2. Mengatur pola makan setuju, tidak setuju).
atau diet makanan Yang terdiri dari 10
kariogenik (makanan pertanyaan,
yang baik untuk Pengukuran Tindakan
kesehatan gigi dan diukur dengan
mulut) menggunakan ceklist
3. Pemeriksaan gigi keterampilan. Yang
(kunjungan 6 bulan terdiri dari 10
sekali ke pelayanan pertanyaan.
kesehatan gigi) Hasil pengukuran pada
4. Cara menjaga variabel ini berupa baik,
kesehatan gigi dan sedang, buruk. Kriteria
mulut, serta akibat menurut Riwidikdo
apabila tidak (2013) hasil sebagai
menjaganya berikut :
a. Baik : X > (Mean
+ 1 SD) <
b. Cukup : (Mean – 1
SD) <X <Mean + 1
SD
c. Kurang : X <Mean
– 1 SD
Keterangan :
X : Skor
M : Mean
SD : Standar Deviasi

2. Variabel Skor atau nilai dari Pemeriksaan Status Ordinal


Terpengaruh endapan keras (karang karang gigi
Status karang gigi gigi) terjadi karena Calculus Indeks (CI),
(kalkulus) adanya plak dan debris dengan kriteria :
yang mengalami 0 = tidak ada kalkulus
pengapuran yang melekat 1 = kalkulus
pada gigi dalam jangka supragingiva menutupi
waktu yang lama. tidak lebih dari 1/3
permukaan gigi
2 = kalkulus
supragingiva menutuoi
lebih dari 1/3
permukaan gigi tetapi
tidak lebih dari 2/3
permukaan gigi atau
kalkulus subgingiva
berupa bercak hitam di
sekitar leher gigi atau
terdapat keduanya
3 = kalkulus
supragingiva menutupi
lebih dari 2/3
permukaan gigi atau
kalkulus subgingiva
berupa cincin hitam di
sekitar leher gigi atau
terdapat di keduanya.
dengan kriteria
penilaiannya :
0 – 0,6 = (Baik)
0,7 – 1,8 = (Sedang)
1,9 – 3,0 = (Buruk)

G. Langkah-Langkah Penelitian
Langkah-langkah penelitian ini sebagai berikut :
1. Perizinan
a. Perizinan ke Kelurahan Mangunjiwan
b. Perizinan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Demak
c. Perizinan kepada ketua RW 07 Mangunjiwan
d. Perizinan kepada ketua RT 06 RW 07 Perumahan Griya Bhakti Praja
Mangunjiwan Demak
2. Persiapan
a. Menyiapkan perizinan
b. Menyiapkan alat dan bahan
c. Menyiapkan instrument penelitian
d. Menyiapkan ethical clearance
3. Pelaksanaan
a. Peneliti melakukan perizinan ke Kelurahan Mangunjiwan menjelaskan
maksud dan tujuan penelitian
b. Peneliti selanjutnya melakukan perizinan kepada ketua RW 07
Mangunjiwan, serta ketua RT 06 RW 07 Perumahan Griya Bhakti Praja
Mangunjiwan Demak.
c. Meminta persetujuan tindakan medis (informed consent) pada responden
d. Memberikan penjelasan singkat mengenai jalannya pemeriksaan pada
responden
e. Melakukan pengumpulan data secara langsung pada objek yang akan
diteliti
f. Melakukan pemeriksaan gigi dan mulut pada responden serta pemeriksaan
indeks karang gigi kemudian melakukan pencatatan. Pemeriksaan pada
responden dilakukan sesuai dengan protokol kesehatan, yaitu :
1) Peneliti menggunakan gown atau baju pelindung
2) Peneliti menggunakan masker dan face shield
3) Peneliti menggunakan sarung tangan /handscoon
4) Peneliti menyiapkan hand sanitazer
5) Peneliti mempersiapkan alkohol 70% untuk sterilisasi alat
g. Pemberian kuesioner pada responden
h. Pengisiankuesioner pada responden
i. Mencatat hasil pengisian kuesioner responden

4. Pengolahan Data
Pengolahan data menurut (Notoatmodjo, 2018)
a. Editing
Melakukan pengecekan kelengkapan data kuesioner perilaku yang
terkumpul, dan memeriksa jawaban responden. Meliputi pengetahuan,
sikap, dan tindakan warga usia 25-35 tahun tentang kesehatan gigi dan
mulut.
b. Coding
Melakukan pengkodean data kuesioner perilaku warga usia 25-35
tahun tentang kesehatan gigi dan mulut. Merubah data yang berbentuk
yang lebih sederhana.
c. Memasukkan data (data entry)
Memasukkan data hasil observasi yang sudah di kode ke dalam
program analisis komputer, kemudian dilakukan analisis data dan
pengecekan ulang.
d. Tabulasi data
Memasukkan data-data penelitian ke dalam tabel excel yang
ditentukan
e. Cleaning
Melakukan pengecekan kembalidata yang telah dimasukkan kedalam
komputer untuk menghindari kesalahan dalam memasukkan kode ataupun
skor dan ketidaklengkapan data.

H. Analisis Data
1. Analisa Univarat
Menurut Notoatmodjo (2012) mengatakan analisa univariat merupakan
analisis data yang dilakukan terhadap setiap variabel pengaruh (tingkat
perilaku kesehatan gigi dan mulut) dan variabel terpengaruh (indeks karang
gigi atau kalkulus).

2. Analisa Bivariat
Pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara
variabel pengaruh (Perilaku kesehatan gigi dan mulut) dan variabel
terpengaruh (indeks karang gigi/kalkulus). Analisa bivariat adalah analisis
data untuk mengetahui hubungan antara variabel pengaruh dan variabel
terpengaruh yang dianalisis dengan uji chi-square (×2) dengan taraf signifikan
(a) = 0.05.
a. Jika p value <nilai a adalah (0,05). Maka ada hubungan antara variabel
pengaruh terhadap variabel terpengaruh
b. Jika p value > nilai a (0,05). Maka tidak ada hubungan bermakna
(Signifikan) antara variabel pengaruh dengan variabel terpengaruh.
(Notoatmodjo, 2012)
DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, D. M & Saryono. (2013). Metodelogi Penelitian Kualitatif dan


Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka


Cipta.

Azizah, R. D. A. (2019). Hubungan Pengetahuan Tentang Karang Gigi Terhadap


Skor Kalkulus Indeks dan Gingival Indeks Pada Ibu Hamil di Puskesmas
Karangtengah Kabupaten Demak.

Bimo, Walgito. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: C.V Andi.

Budiharto, (2010). Pengantar Perilaku dan Pendidikan Kesehatan Gigi.Jakarta:


EGC.

Fajjrin, W. (2019). Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Karang Gigi Dengan


Minat Pembersihan Karang Gigi Pada Siswa Di Mts N 1 Sleman (Doctoral
dissertation, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Jurusan Keperawatan Gigi).

Jahja, Yudrik. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Prenada Media.

Mumpuni, Y. dan Pratiwi, E., (2013). 45 Masalah dan Solusi Penyakit Gigi dan
Mulut. Yogyakarta: Rapha Publising.

Notoatmodjo, S. (2010). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Edisi Revisi,


Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta

Putri, dkk, (2013). Imu Pencegahan Penyakit Jaringan Keras Dan Jaringan
Pendukung Gigi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Ramadhan, A.D (2010). Serba-Serbi Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta: Bukune.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). (2013). Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementerian RI tahun 2013.
http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas
%20 2013.pdf.- Diakses Desember 2021
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). (2018). Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementerian RI tahun 2018.
http://www.depkes.go.id/resources/download/infoterkini/materi_rakorpop_
20 18/Hasil%20Riskesdas%202018.pdf – Diakses Desember 2021.
Riwidikdo, H (2013). Statistik Kesehatan Dengan Aplikasi SPSS Dalam Prosedur
Penelitian, Yogyakarta: Rohima Press
Sari, D. S., Arina, Y. M. D., & Ermawati, T. Hubungan Pengetahuan Kesehatan
Gigi Mulut Dengan Oral Hygiene Index-Simplified (Ohi-S) Pada Lansia Di
Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember (The correlation
between knowledge oral health and Oral Hygiene Index-Simplified (OHI-S)
in the elderly in Public Health Kalisat Jember).

Saumi, dkk (2018).Survey Pengetahuan dan Skor Karang Gigi Pada Pasien Ruang
Gigi Puskesmas Kendal II. Skripsi: Poltekkes Kemenkes Semarang.

Sugiyono, (2017). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Worotitjan, I. Minjelungan, C, N. dan Gunawan, P. (2013). Pengalaman Karies


Gigi Serta Pola Makan dan Minum Pada Anak Sekolah DasarDi Desa
Kiawa Kecamatan Kawangkoan Utara. Jurnal e-gigi. 1 (1):59-68.
Tersedia di: http://journal.ums.ac.id - Diakses Desember 2021.

_____________ (2014). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta


LAMPIRAN
Lampiran 1

JADWAL PENELITIAN

Pelaksanaan
Kegiatan Desember Januari Februari Maret April Mei Juni
2021 2022 2022 2022 2022 2022 2022
Pengajuan Judul
Penyusunan Proposal
Ujian Proposal
Proses Revisi Proposal
Pengambilan Data Penelitian
Proses Bimbingan Hasil
Ujian hasil Skripsi
Proses Revisi Skripsi
Penyerahan skripsi
Yudisium
Lampiran 2
LEMBAR PERSETUJUAN
(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertandatangan dibawah ini :


Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Menyatakan bahwa bersedia menjadi responden dalam penelitian dengan
judul “Hubungan antara perilaku kesehatan gigi dan mulut terhadap indeks
karang gigi pada warga usia 25-35 tahun di Perumahan Griya Bhakti Praja
Rt 06 Rw 07 Kelurahan Mangunjiwan Kabupaten Demak”. Saya memutuskan
setuju untuk ikut berpartisipasi pada penelitian ini secara sukarela tanpa paksaan.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan penuh rasa
tanggung jawab.

Yang menyatakan Demak, 2022


Responden Peneliti

(Berneta Aulia Praditya)


Lampiran 3
KUESIONER PENELITIAN
PERILAKU KESEHATAN GIGI DAN MULUT
TERHADAP STATUS KARANG GIGI

A. Data Umum
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
No. Telpon :
Alamat :
B. Pertanyaan pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memilih salah satu jawaban
yang menurut Anda paling benar!
1. Apa tujuan menjaga kesehatan gigi dan mulut?
a. Agar kebersihan gigi dan mulut terjaga sehingga terbebas dari berbagai
penyakit gigi dan mulut
b. Agar makanan mudah melekat pada gigi
c. Agar karang gigi tidak tumbuh
d. Agar mulut tidak berbau
2. Bagaimana cara menjaga kesehatan gigi dan mulut dibawah ini yang
benar?
a. Menggosok gigi 2 × sehari
b. Memakai sikat gigi secara bersamaan
c. Mengkonsumsi makanan yang berserat
d. Mengkonsumsi minuman yang mengandung alkohol
3. Kapankah waktu menggosok gigi yang tepat?
a. Setiap mandi
b. Pada saat setelah sarapan pagi dan malam sebelum tidur
c. Saat mandi pagi dan mandi sore
d. Setelah bangun tidur dan mandi sore
4. Bagaimana syarat-syarat sikat yang baik?
a. Tangkainya lurus, bulu sikat halus, ujung sikat bulat dan kecil
b. Tangkainya membentuk sudut, bulu sikatnya kasar
c. Kepala sikat besar, bulu sikatnya kasar
d. Sikat giginya yang mahal
5. Lapisan kerak berwarna kuning atau hijau yang melekat pada permukaan
gigi terasa kasar dan keras disebut?
a. Gigi berlubang
b. Karang gigi
c. Sakit gigi
d. Sariawan
6. Bagaimana cara mengurangi terjadinya karang gigi?
a. Mengonsumsi air garam
b. Mengonsumsi makanan manis dan lengket
c. Mengonsumsi buah dan sayur
d. Mengunyah satu sisi
7. Bagaimana cara menggosok gigi yang benar?
a. Bagian depan digosok dengan gerakan maju mundur
b. Bagian samping digosok dengan gerakan maju mundur
c. Yang penting bersih
d. Bagian depan digosok dengan gerakan naik turun sedikit memutar, dan
semua permukaan tersikat
8. Berapa banyak pasta gigi yang Anda butuhkan ketika menyikat gigi?
a. Sepenuh bulu sikat
b. Sebesar biji jagung atau kacang tanah
c. Setengah bulu sikat
d. Secukupnya
9. Apa akibat bila malas menggosok gigi?
a. Bau mulut
b. Karang gigi
c. Gigi berlubang
d. Semua jawaban benar
10. Kapan sebaiknya kita kontrol gigi ke klinik gigi?
a. Setiap 3 bulan sekali
b. Ketika sakit gigi saja
c. Bila sempat
d. Setiap 6 bulan sekali
C. Pertanyaan sikap tentang kesehatan gigi dan mulut
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan cara memberi tanda checklist () pada jawaban yang sesuai dengan yang Anda lakukan!

No. Pertanyaan Pilihan Jawaban

Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju

1. Saya mau ke dokter gigi/klinik gigi dalam enam


bulan sekali untuk memeriksakan gigi.
2. Saya lebih suka menyikat gigi sewaktu masih pagi
dan sore karena lebih praktis.
3. Saya tidak memakai sikat gigi yang sama secara
bergantian.
4. Saya menyikat gigi dengan prinsip 3T (Tekun, Teliti,
Teratur)
5. Saya pernah mengalami karang gigi
6. Saya mengonsumsi buah-buahan untuk menjaga
kesehatan gigi dan memelihara kesehatan gigi
7. Mengunyah makanan sebaiknya menggunakan kedua
sisi rahang secara bergantian
8. Saya akan mengganti sikat gigi minimal 3 bulan
sekali
9. Saya mengganti sikat gigi jika sudah rusak
10. Saya menggunakan obat kumur dan tidak perlu lagi
menggosok gigi
D. Pertanyaan Tindakan tentang Kesehatan gigi dan mulut
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan cara memberi tanda checklist () pada jawaban yang sesuai dengan yang Anda lakukan!

Pilihan Jawaban
No. Pertanyaan
Iya Kadang-kadang Tidak Pernah

1. Apakah anda menggosok gigi minimal 2× sehari?


2. Apakah anda menggosok gigi pagi setelah sarapan
dan sebelum tidur?
3. Apakah anda menggunakan tusuk gigi untuk
membersihkan sisa makanan pada sela-sela gigi?
4. Apakah anda mempunyai kebiasaan mengunyah satu
sisi?
5. Apakah anda sudah mengurangi makanan manis dan
melekat?
6. Apakah anda rutin menggosok gigi menggunakan
pasta gigi?
7. Apakah anda menggunakan pasta gigi yang
mengandung flour?
8. Apakah anda mempunyai kebiasaan merokok?
9. Apakah anda memeriksakan gigi meskipun gigi anda
sedang tidak sakit?
10. Apakah anda menyimpan sikat gigi dengan posisi
bulu sikat berada diatas?
Lampiran 4
KUNCI JAWABAN KUESIONER
Pengetahuan
1. A
2. A
3. B
4. A
5. B
6. C
7. D
8. B
9. D
10. D
Lampiran 5
LEMBAR PEMERIKSAAN KALKULUS INDEKS

Kode Responden :
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :

Gigi Indeks Skala CI

16 11 26

46 31 36

jumlah Kalkulus
CI =
Jumlah gigi Indeks

Kriteria :
a. Baik = 0 – 0,6
b. Sedang = 0,7 – 1,8
c. Buruk = 1,9 – 3,0

Anda mungkin juga menyukai