PROPOSAL SKRIPSI
DI SUSUN OLEH :
NIM : 21161100
2023
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Disetujui pada.
Hari :
Tanggal :
Pembibmbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Jurusan
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT. atas segala
proposal skripsi dengan judul “Hubungan Tingkat Karies Gigi Pada Anak
Peneliti sadar bahwa proposal skripsi ini masih jauh dari kesempurnan, oleh
karenanya peneliti berharap masukan dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga
membuat proposal skripsi ini menjadi lebih baik. Peneliti juga berharap proposal
skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya serta memberikan
Peneliti
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PENGESAHAN ii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL vi
BAB I : PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 4
D. Manfaat Penelitian 5
A. Deskripsi Teori 6
B. Kajian Pustaka 23
C. Kerangka Berpikir 25
D. Kerangka Teori 26
A. Jenis Penelitian 27
B. Desain Penelitian 27
E. Variabel Penelitian 28
G. Hipotesis 29
H. Prosedur Penelitian 29
DAFTAR PUSTAKA 33
LAMPIRAN 34
vi
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap manusia untuk
dapat melakukan berbagai aktivitas baik secara fisik, mental dan kesejahteraan
sosial secara lengkap dan bukan hanya sekedar tidak mengidap penyakit atau
kelemahan (WHO 2009). Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari
kesehatan tubuh secara keseluruhan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang
lainnya. Secara umum, seseorang dikatakan sehat bukan juga karena tubuhnya yang
sehat melainkan juga sehat rongga mulut dan giginya . (Netty dan Relintan, 2017)
struktur dalam sistem pencernaan, rongga mulut berperan sebagai pintu masuk
utama asupan nutrisi bagi tubuh. Rongga mulut dapat mencerminkan gaya hidup
dan perilaku kesehatan individu. Berbagai kondisi sistemik pun dapat terlihat dari
Kondisi kesehatan rongga mulut, asupan makanan (diet), status gizi dan status
KS,2019)
Status gizi adalah keseimbangan antara asupan makanan dan penggunaan zat-
zat gizi dari makanan untuk memenuhi kebutuhan fisiologis tubuh dan integrasi
1
2
sangat pendek dan pendek pada anak usia prasekolah sebesar 11.5% dan 19.3%.
Periode emas lima tahun awal adalah masa yang paling penting untuk
diperlukan harus terpenuhi dan seimbang. Kekurangan nutrisi pada masa ini dapat
pembentukan pola prilaku dan sikap. Selain itu, kekurangan nutrisi juga
Ariati,2018)
kali dicerna secara mekanik di mulut menggunakan gigi geligi, ketika adanya karies
gigi, fungsi dari gigi tersebut akan mengalami penurunan sehingga dapat
2021)
hilang kualitas hidup anak. Masalah karies gigi pada anak usia prasekolah cukup
berbahaya yaitu gigi menjadi keropos, berlubang, bahkan patah sehingga membuat
afrinis,dkk,2020).
Kebanyakan karies pada anak pra sekolah tidak dirawat, khususnya di negara
berkembang. Padahal jika ditelusuri lebih lanjut karies gigi membuat anak
3
pertumbuhan kurang maksimal. Anak yang mengalami karies gigi akan mengalami
Anak yang mengurangi konsumsi makan dalam jangka waktu yang lama,akan
Menurut Gusgus,dkk (2022) bahwa anak yang berstatus gizi kurus lebih
dengan anak yang memiliki tingkat keparahan karies dengan kategori rendah. Hal
ini disebabkan karena karies gigi menyebabkan rasa sakit pada anak, seperti rasa
sakit spontan maupun karena adanya rangsang mekanis dari makanan itu sendiri.
Karies gigi ini pada akhirnya akan mengganggu fungsi pengunyahan. Anak-anak
akan menjadi trauma dengan rasa sakit sehingga kemampuan untuk dapat
mengkonsumsi berbagai jenis makanan yang kaya akan sumber gizi menjadi
Karies gigi merupakan salah satu penyakit rongga mulut yang paling sering
dialami pada anak, terdapat 60-90% anak-anak yang mengalami karies diseluruh
dunia (So M,2017). Hasil Riset Kesehatan Dasar atau RISKESDAS tahun 2018
dari populasi anak balita. Jenis karies pada gigi sulung yang paling umum terjadi
tahun 2011 menyebutkan bahwa di provinsi Maluku Utara prevalensi anak usia 5-
9 tahun yang bermasalah gigi dan mulutnya sebanyak 28,9%. Dapat dilihat adanya
4
prevalensi anak usia 5-9 tahun yang mengalami karies di provinsi Maluku Utara
Tidore Kepulauan sebanyak 46,47 %. Peneliti juga telah melakukan penelitian awal
kesehatan gigi yaitu karies. Hasil pemeriksaan juga didapatkan 4 anak memiliki
Oleh karena itu, berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Kepulauan.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Institusi
anak balita guna menjaga kesehatan gigi dan mulut agar tidak terjadi karies
2. Bagi Akademik
3. Bagi Masyarakat
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
yang lainnya. Gigi memiliki struktur yang berlapis-lapis yang di mulai dari
email yang sangat keras, dentin didalamnya, pulpa yang berisi pembuluh darah,
pembuluh saraf, dan bagian lainnya yang memperkokoh gigi. Namun demikian,
gigi merupakan jaringan tubuh yang mudah sekali mengalami kerusakan. Hal
ini terjadi ketika gigi tidak memperoleh perawatan semestinya, struktur dari
Karies gigi merupakan penyakit jaringan keras gigi yang terjadi pada
email, dentin dan sementum. Proses kerusakan dimulai dari enamel yaitu
dikelompokan menjadi :
a. Karies email
yang berasal dari makanan dan minuman yang dingin akan terasa ngilu.
b. Karies denti
6
7
Gigi terasa sakit secara terus menerus yang sifatnya tiba- tiba atau
muncul dengan sendirinya. Rasa sakit akan hilang sejenak ketika diberi obat
struktur gigi dan saliva, mikroorganisme, substrat dan waktu. Selain itu, ada
juga faktor tidak langsung yang disebut juga sebagai faktor dari luar mulut.
Struktur gigi adalah salah satu faktor yang bisa melindungi atau
yang masuk ke dalam tubuh melalui mulut. Proses pelumatan oleh gigi
dibantu saliva. Saliva merupakan suatu cairan oral yang kompleks yang
terdiri atas campuran sekresi dan kelenjar ludah besar dan kecil yang ada
pada mukosa oral. Saliva yang terbentuk di rongga mulut, sekitar 90%
kelenjar ludah yang kecil. Sebagian besar saliva ini dihasilkan saat makan,
8
makanan. Jumlah bakteri ini dijumpai pada pagi hari atau setelah sarapan
(Tarigan, 2015).
2) Mikroorganisme
dapat dilihat oleh mata biasa. Bakteri tersebut berperan dalam proses awal
terdiri dari mikroorganisme (70%) dan bahan antar sel (30%). Plak akan
tumbuh jika ada karbohidrat. Dan karies akan terjadi bila ada plak dan
terbentuk dan melengket erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan.
karies. Setelah menyikat gigi akan terlihat suatu lapisan tipis plak. Lapisan
inilah yang dinamakan plak dan berisi berbagai macam bakteri. Makanan
4) Waktu
gigi dalam hitungan hari atau minggu, melainkan bulan atau tahun
(Hongini, 2012).
10
1) Keturunan
gigi yang baik, terlihat bahwa anak-anak dari 12 pasang orang tua
memiliki gigi yang cukup baik. Selain itu, dari 46 pasang orang tua
dengan presentasi karies yang tinggi, hanya 1 pasang yang memiliki anak
dengan keadaan gigi yang baik, 5 pasang dengan presentasi karies tinggi.
Tapi dengan teknik pencegahan karies yang demikian maju pada akhir-
2) Usia
- geligi pada rahang sering tumbuh tak teratur. Dengan keadaan gigi yang
tidak teratur ini akan mempersulit pembersihan gigi, dan ini akan
3) Jenis kelamin
dengan pria. Demikian pula pada anak-anak, prevalensi karies gigi susu
gigi anak perempuan berada lebih lama di dalam mulut. Akibatnya gigi
11
mengubah gula dan karbohidrat yang dimakan menjadi asam. Bakteri ini ada
yang membentuk suatu lapisan lunak dan lengket yang disebut sebagai plak
yang menempel pada gigi. Plak ini biasanya sangat mudah menempel pada
permukaan kunyah gigi, sela-sela gigi, keretakan pada permukaan gigi, dan
batasan antara gigi dan gusi. Proses hilangnya mineral dari struktur gigi
Asam yang merusak dalam bentuk plak yang menyerang mineral pada
permukaan luar email gigi akan menimbulkan plak yang akan menciptakan
lubang kecil pada permukaan email yang awalnya tidak terlihat. Jika email
berhasil ditembus, maka dentin yang lunak dibawahnya dapat terkena. Bila
nyeri. Karies gigi pada manusia merupakan penyakit yang sangat luas
penduduk dewasa dan lanjut usia. Secara umum diterima alasan bahwa
(Ramadhan, 2015).
Proses terjadinya karies gigi dipengaruhi oleh tiga faktor utama. Faktor
faktor tersebut sangat berperan dalam proses terjadinya karies. Ketiga faktor
dalam waktu 30-60 menit, dan jika pH turun maka plak ini terjadi secara terus
inilah yang sangat disukai oleh bakteri kariogenik yang berada di rongga
didapatkan hasil yang maksimal dari tindakan preventif dan restorasi. Pada
saat ini, sebagian besar anak-anak usia 4 tahun masih banyak yang belum
mendorong dan membawa anak mereka untuk check up kesehatan gigi segera
mungkin setelah anak memiliki gigi, yaitu biasanya pada usia 6 bulan.
a. Penyuluhan diet
b. Pemberian flour
kemudian dibuang.
penyakit gigi dan mulut salah satunya adalah penilaian karies gigi
15
(Riskesdas, 2018). Status kesehatan gigi dan mulut dalam hal ini karies
populasi, yang memiliki resiko lebih tinggi pada penilaian karies gigi
indeks angka DMF-T untuk gigi permanen dan def-t untuk gigi
sulung.(WHO,2013)
sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi (WHO, 2013).
Penilaian karies gigi pada suatu populasi dapat dinilai dengan kriteria
keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutrisi dari
variable tertentu.
Zat gizi setiap orang berbeda-beda. Hal ini dikarenakan berbagai faktor
antara lain, umur, jenis kelamin, dan jenis pekerjaan. Asupan zat gizi yang
berasal dari makanan yang dimakan setiap hari harus dapat memenuhi
status gizi seseorang. Status gizi yang baik terjadi bila tubuh memperoleh
asupan zat gizi yang cukup sehingga dapat digunakan oleh tubuh untuk
serta daya tahan tubuh terhadap infeksi secara optimal (Hermawati, 2015).
17
1. Faktor internal
a. Konsumsi makanan
diukur dengan jumlah bahan makanan atau jumlah kalori dan zat gizi.
harus memiliki kualitas yang baik yaitu mengandung asam amino yang
b. Penyakit infeksi
Antara status gizi kurang dan infeksi terdapat interaksi yang saling
Anak yang mengalami gizi yang kurang akan mengalami daya tahan tubuh
2. Faktor Eksternal
18
Semakin tinggi pendidikan orang tua, maka semakin baik pula status gizi
meningkatkan risiko status gizi rendah pada anak. Pendidikan orang tua
akan berpengaruh terhadap pengetahuan orang tua terkait gizi dan pola
pengasuhan anak, dimana pola asuh yang tidak tepat akan meningkatkan
seorang ibu. Ada pendapat yang mengatakan status pekerjaan ibu dapat
dan biofisik;
19
satunya yaitu dengan status gizi yang dapat diukur melalui penilaian
digunakan untuk mengetahui prevalensi status gizi anak sekolah dan remaja
menentukan kategori gizi buruk, gizi kurang, gizi baik, berisiko gizi lebih,
gizi lebih dan obesitas. Menghitung status gizi berdasarkan IMT/U dapat di
Berat Badan
Indeks Masa Tubuh =
Tinggi badan2
3. Gizi Baik = -2 SD sd +1 SD
4. Gizi lebih = + 1 SD sd +2 SD
5. Obesitas = > + 2 SD
c. Pengukuran Antropometri
ini biasanya dapat dilihat dari pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan
tubuh seperti lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh. Keunggulan
dalam jumlah sampel yang besar. Kelemahan antropometri antara lain yaitu
tidak sensitif, artinya tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu singkat
(Kemenkes, 2016).
status gizi anak dengan membandingkan hasil pengukuran berat badan dan
status gizi pada WHO Child Growth Standards untuk anak usia 0-5 tahun dan
Antropometri penting untuk masyarakat dan juga secara klinis yang dapat
macam dimensi tubuh dan komposisi dari berbagai tingkat umur dan tingkat
sebayanya. Jajanan merupakan salah satu makanan yang sangat disukai anak
prasekolah, hal ini karena makanan dan minuman mengandung gula yang
makanan ataupun minuman yang manis, yang tidak diiringi dengan perilaku
terhadap penyakit gigi dan mulut hal ini karena umumnya anak-anak
mulai pada saat gigi anak pertama erupsi. Karies sangat berhubungan erat
dengan kebersihan rongga mulut, terlebih lagi pada anak-anak. Anak yang
tidak dibiasakan menyikat gigi sejak dini oleh orang tua dapat
lain :
(Mansur,2019)
menimbulkan rasa sakit sehingga anak menjadi malas untuk makan dan juga
Anak yang mengalami karies gigi akan mengurangi porsi makannya dan dalam
jangka waktu yang lama akan berdampak pada status gizi anak yang kurang.
(Asriawal,2020)
B. Kajian Pustaka
Terdapat beberapa rujukan penelitian yang sejalan dengan penelitian ini, yaitu
sebagai berikut :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Gusgus dkk (2022) yang berjudul status gizi
pada anak usia sekolah yang mengalami karies gigi di SDN Cimanganten
bertatus gizi kurus lebih banyak menderita tingkat keparahan karies dengan
karies dengan kategori rendah. Hal ini disebabkan karena karies gigi
menyebabkan rasa sakit pada anak, berupa rasa sakit spontan maupun
karena adanya rangsang mekanis dari makanan itu sendiri, yang pada
analisis hubungan status gizi dan karies gigi pada anak usia 10-11 tahun di
antara karies dengan status gizi anak dengan tingkat keeratan yang kuat
yang didapat dari uji korelasi Kendall Tau. Terdapat karies yang kategori
tinggi sebanyak 10 orang dan tidak terdapat anak pada karies sangat tinggi
status gizi sangat kurus dan tidak terdapat anak pada status gizi gemuk dan
perbedaan status gizi pada anak sekolah dasar yang terkena karies gigi dan
tidak karies gigi di Sekolah Dasar Negeri Sumber Sekar 01 Kecamatan Dau
penelitian dapat di simpulkan bahwa status gizi anak dapat dipengaruhi oleh
25
karies gigi, bahwa anak yang mengalami karies gigi sulit untuk mencerna
dan mengunyah makanan, dan anak yang mengalami karies gigi tidak dapat
kejadian karies gigi dengan konsumsi makanan kariogenik dan status gizi
ini didapatkan bahwa ada hubungan antara karies gigi dan status gizi yakni
semakin rendah indeks karies gigi pada responden, maka status gizinya akan
semakin baik. Kondisi status kesehatan gigi yang baik atau karies gigi yang
C. Kerangka Berpikir
= Variabel independen
= Variabel dependen
D. Kerangka Teori
Struktur gigi
dan saliva
Mikroorganisme
Faktor dari dalam
mulut
Substrat atau diet
Waktu
Karies Gigi
Keturunan
Konsumsi
maknanan
Faktor internal
Penyakit infeksi
Status gizi
Pendidikan
orang tua
Faktor eksternal
Pekerjaan
orang tua
Bagan 2.2 Kerangka Teori
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
terjadi pada saat sekarang, dimana penelitian ini dilakukan dengan tujuan
2012).
B. Desain Penelitian
periode tertentu, setiap subjek, studinya hanya satu kali pengamatan selama
1. Populasi
2. Sampel
27
28
E. Variabel Penelitian
Variabel independen pada penelitian ini yaitu karies gigi pada anak
prasekolah.
Variabel dependen pada penelitian ini yaitu status gizi pada anak
prasekolah.
G. Hipotesis
prasekolah
H1 : Tidak ada hubungan karies gigi dengan status gizi pada anak
prasekolah
H. Prosedur Penelitian
2. Prosedur Penelitian
gigi.
1. Data Primer
2. Data sekunder
1. Editing
2. Pengkodean Data
(Sibagarian, 2019).
3. Skoring
4. Tabulasi
tabel.
5. Cleaning
yaitu analisis bivariat dimana analisis ini adalah analisis yang dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
Afrinis Nur. 2021. Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Karies Gigi
Anak Usia Dini. Riau. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Ahmad. 2016. Karies dan Perawatan Pulpa Pada Anak secara Kompherentif.
Makassar. Bimer.
Ariati NN, Fetria A, Padmiari IAE, Purnamawati AAP, Sugiani PPS, Suarni NN.
karies-gigi.html
Asriawa, Jumriani. 2020. Hubungan Tingkat Karies Gigi Anak Pra Sekolah
Kabupaten Maros. Maros. Media Kesehatan Gigi Vol. 19 No. 1 Tahun 202
catatan kesehatan peserta didik tingkat SD/MI. Jakarta: Kemenkes RI; p.44-7.
34
Madhussudhan, M.R. Pallavi. 2019. Malnutrition - A Risk For Oral Health. International
Fankari, F. 2018. Hubungan Tingkat Kejadian Karies Gigi Dengan Status Gizi Anak
Gunawan, P. N., & Kawengian, S. E. S. (n.d.) 2019. Hubungan Status Gizi dengan
Karies pada Gigi Molar Pertama Bawah Permanen pada Anak Usia 6-8
Hongini. 2012. Kesehatan Gigi dan Mulut; Buku Lanjutan Dental Terminology.
Irma. 2018. Penyakit Gigi, Mulut dan THT. Yogyakarta: Nuha Medika.
dengan Status Nutrisi pada Anak Usia Pra Sekolah. Bandung. Prosiding
Kedokteran. http://dx.doi.org/10.29313/kedokteran.v7i1.26479
35
http://www.depkes.go.id/resources/download/infoterkini/materi_rakor
pop_2018/Hasil%20Riskesdas%202018.pdf.
Kemenkes RI.2020. Standar Antropometri Anak. Diakses pada tanggal 8 April 2023.
Kusumawati, R. (2010). Hubungan Tingkat Keparahan Karies Gigi Dengan Status Gizi
Siswa Kelas Dua Sdn 01 Ciangsana Desa Ciangsana Kabupaten Bogor Tahun
2010.Jakarta.
2012.
Par’i, Holil; Wiyono, Sugeng ; Harjatmo, Titus Priyo. 2017. Bahan Ajar Gizi
nutritional status and dental caries among school children attending out reach
program: retrospective study. SM Prev Med Public Health. 2019; 3(1): 1028
Ramadhan. 2015. “Serba Serbi Kesehatan Gigi dan Mulut”. Bukune, Jakarta.
Ramdhanie, G.G. 2022. Status Gizi pada Anak Usia Sekolah yang Mengalami
Ramadhan, A., & dkk. (2016). Hubungan Tingkat Pengetahuan Kesehatan Gigi dan
1(2), 176.
https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/dentino/article/view/56.
Bandung.
Suyuti. Pengaruh Makanan Serba Manis dan Lengket Terhadap Terjadinya Karies Gigi
Kesehatan Gigi. [serial online] 2010 Nov [diunduh 8 Maret 2023]; (2): 14-18.Available
from URL:http://isjd.lipi.go.id/admin/jurnal/ed2nov101418_2087-0051.pdf
Trihono, Atmarita, Tjandrarini DH, Irawati A, Utami NH, Tejayanti T, et al. Pendek
2015; p. 19.
LAMPIRAN
39
1. Nama :
2. Umur : tahun bulan
3. Jenis kelamin :
B. PENGUKURAN BERAT BADAN / TINGGI BADAN
Tabel Pengukuran
BB/TB
NO. Berat Badan Tinggi Badan
V IV III II I I II III IV V
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
V IV III II I I II III IV V
(INFORMED CONSENT)