Anda di halaman 1dari 46

HUBUNGAN SIKAP DAN MOTIVASI DENGAN PENERAPAN PERILAKU

HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA KELUARGA DI WILAYAH


KERJA DESA TONGKONUNUK KECAMATAN PAGIMANA

PROPOSAL

NURHAINA SALINGGAN

201801270

PROGRAM STUDI S1 NERS


UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA PALU
2022
LEMBAR PERSETUJUAN

HUBUNGAN SIKAP DAN MOTIVASI DENGAN PENERAPAN PERILAKU


HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA KELUARGA DI WILAYAH
KERJA DESA TONGKONUNUK KECAMATAN PAGIMANA

PROPOSAL

NURHAINA SALINGGAN

20180120

Tanggal 18 November 2022

Pembimbing I Pembimbing II

Evi Setyawati, S.KM., M.Kes Ns. Ni Nyoman Udiani, S.Kep.,M.Kep


NIK. 20110901015 NIK. 20200902022

Mengetahui,
Ketua Prodi
UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA

Ns. Yulta Kadang, S.Kep., M.Kep


NIK. 2022090114
iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR iv
DAFTAR LAMPIRAN v
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan Penelitian 4
D. Manfaat Penelitian 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5
A. Tinjaun Teori 5
B. Kerangka Konsep 5
C. Hipotesis 21
BAB III METODE PENELITIAN 21
A. Desain Penelitian 22
B. Tempat Waktu Penelitian 22
C. Populasi Data Sampel 22
D. Variabel Penelitian 23
E. Definisi Operasional 23
F. Instrument Penelitian 25
G. Teknik Pengumpulan Data 26
H. Analisa Data 26
I. Bagan Alur Penelitian 29
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konsep 21

Gambar 2.2 Bagan Alur Penelitian 29


v

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Pengambilan Data Awal v

2. Surat Balasan Pengambilan Data Awal vi

3. Lembar Persetujuan vii

4. Kuesioner Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) viii

5. Kuesioner Sikap dan Motivasi ix

6. Lembar Konsultasi Pembimbing I x

7. Lembar Konsultasi Pembimbing II xi

8. Kartu Kontrol xii


BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dipengaruhi oleh
sikap keluarga yang memiliki sikap positif, lebih cenderung akan
melakukan perilaku hidup bersih dan sehat. Semua perilaku kesehatan yang
dapat dilakukan atas dasar kesadaran, sehingga anggota keluarga dapat
menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan
kesehatan masyarakat (Bella Andini, 2018).
Dampak dari perilaku terhadap derajat kesehatan cukup besar maka,
diperlukan berbagai upaya untuk mengubah perilaku yang tidak sehat
menjadi sehat (Zitty A.R Koem, 2016). Salah satunya melalui program
perilaku hidup bersih dan sehat tidak terdapat perbedaan indikator penilaian
unntuk wilayah kerja masyarakat penduduk desa menggunakan 10 indikator
yang harus di anggap mewakili atau dapat mencerminkan keseluruhan
perilaku hidup bersih dan sehat, indikator tersebut adalah: pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan, bayi di beri ASI ekslusif, menimbang
balita setiap bulan, ketersediaan air bersih, memcuci tangan dengan air
bersih dan sabun, jaman sehat, makan buah dan sayur, beraktifitas fisik
setiap hari. Beberapa kepala keluarga yang tidak melakukan aktifitas fisik
seperti mencuci tangan dengan sabun, makan buah dan sayur, dan merokok
dalam rumah (Yuliana N. Salmon, 2019).
Menurut World Health Organization (WHO). (Husna, 2018), Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat ini akan sangat berpengaruh kepada derajat
kesehatan pada masyarakat. Banyak penyakit yang bisa dicegah, antara lain
munculnya penyakit akibat kuman dan juga seperti penyakit infeksi menular
lainnya. Penyakit ini dapat dicegah dengan menerapkan perilaku hidup
besih dan sehat yang dimulai dari dalam tatanan rumah tangga (Yaslina,
2018).
Perilaku hidup bersih dan sehat adalah upaya memberikan pengalaman
belajar dan menciptakan suatu kondisi bagi perorangan/individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat, dengan cara membuka jalur komunikasi,

1
memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan pimpinan, bina suasana
dan pemberdayaan masyarakat. Sehingga pada akhirnya masyarakat mampu
mengenali dan mengetahui masalah kesehatannya sendiri terutama pada
tatanan rumah tangga, agar dapat menerapkan cara-cara hidup bersih dan
sehat (Bella Andini, 2018).
Dampak negatif tidak melakukan perilaku hidup bersih dan sehat dari 6
langkah mencuci tangan, pencegahan penyakit. Dalam kepala keluarga dan
anggota keluarga sering mengabaikan kebiasaan mencuci tangan dengan
sabun, memberantas jentik nyamuk, kebiasaan merokok dalam rumah.
pengetahuan kelapa keluarga dalam memperoleh dan mencerna informasi
untuk menentukan pilihan dalam menerapkan hidup bersih dan sehat (Veni
Mornalita, 2021).
Dampak positif perilaku sehat yang akan dirasakan pada tubuh, karena
makan dan minum yang sehat serta menghindari berbagai kebiasaan negatif,
seperti merokok, bergadang, dan akan meningkatkan kesehatan (Veni
Mornalita, 2021). Keluarga mempunyai peran penting dalam meningkatkan
kualitas sehat masyarakat, karena dalam keluarga terjadi komunikasi dan
interaksi antara anggota keluarga yang menjadi awal penting dalam suatu
proses pendidikan perilaku. Pelaksanaan perilaku hidup besrsih dan sehat
sejak dalam dapat menciptakan keluarga. PHBS adalah semua perilaku yang
dilakukan atas dasar kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga
dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif
dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat, dan PHBS di rumah
tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota keluarga agar tahu,
mau, dan mampu mempraktekan perilaku hidup bersih dan sehat serta
berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Mengumpulkan 10
indikator perilaku hidup bersih dan sehat indikator rumah tangga (Wisnatul
Izzati, 2020).
Menurut (Notoatmodjo, 2018), faktor penyebab seseorang melalukan
perilaku hidup bersih dan sehat yaitu : faktor predisposisi (pengetahuan,
sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, motivasi, pendidikan, umur, dan
3

pekerjaan). Sikap merupakan kecendurungan individu untuk melakukan


respon tertutup atau stimulus ataupun objek tertentu di lingkungan tersebut
(Musriyati, 2019). Tahap perilaku hidup bersih dan sehat. terdampak pada
jumlah penyakit seperti demam berdarah, penyakit tidak menular (PTM),
hipertensi diabetes mellitus, penyakit jantung obesitas, dan tinggi angka
diare jika diterapkan PHBS sikap dan motivasi. Motivasi adalah
memberikan pengaruh pada fase akhir PHBS. Sikap adalah kesiapan atau
ketersediaan seseorang untuk tindakan individu keluarga, sedangkan
motivasi adalah dorongan atau alasan yang mendasari sebuah perbuatan
yang dilakukan oleh seseorang individu keluarga (Nunun Nurhajati, 2011).
Menurut informasi Data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah
(2021) jumlah Kabupaten atau kota dengan presentase perilaku hidup bersih
dan sehat adalah Kabupaten Banggai yaitu sebesar 3,03%. Sedangkan
menurut data Dinas Kabupaten Banggai (2022) jumlah di Kecamatan
Pagimana yaitu 2,590 perilaku hidup bersih dan sehat presentase jumlah
perilaku perokok dalam rumah yang berusia kurang dari 15 tahun sebesar
37,6%. Tindakan merokok tidak hanya didapatkan pada kelompok orang
dewasa melainkan juga di kelompok remaja.
Kejadian ini pada umumnya sikap didorong oleh tingginya rasa ingin
tahu pada usia remaja (Rotua Sumihar, 2021). Masa remaja adalah
memelihara perkembangan sejak masa anak-anak ke masak dewasa yang
ditandai oleh perubahan-perubahan fisik umum serta perkembangan remaja
dan sosial (Rizsanti Meirina Satar, 2013). Pada perilaku hidup bersih dan
sehat salah satu cara peningkatan jati diri dimana banyak aspek yang
mempengaruhi remaja tersebut yaitu, kedewasaan mental, emosi dan fisik
paparan asap rokok di rumah akan mengakibatkan penyakit seperti stroke,
bayi berat lahir rendah dan serta kanker trakea bronkus dan paru (Muh.
Fajaruddin Natsir, 2019). Tidak merokok dalam rumah perilaku hidup
bersih dan sehat pada masyarakat Di Wilayah Kerja Desa Tongkonunuk
yang di peroleh dari sebesar 29,52%. Persentase ini menunjukan kesadaran
untuk tidak merokok dalam rumah masih snagat rendah. Merokok di dalam
rumah tidak hanya merugikan diri sendiri, juga sangat merugikan seluruh
anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah (Kadar Ramadhan, 2017).
Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan oleh Chandra, (Wisnatul
Izzati, 2020). Mengenai Hubungan Sikap dan Motivasi Dengan Penerapan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pada Keluarga Di Wilayah Kerja
Desa Tongkonunuk Kecamatan Pagimana tahun 2022, ada Hubungan
Signifikan Antara Sikap Dengan Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat PHBS pada keluarga (Hendri Hadiyanto, 2017). Menurut
Kementerian Kesehatan ada 10 indikator PHBS pada keluarga terdiri dari
persalinan di tolong tenaga kesehatan, melahirkan memberi bayi ASI
eksklusif, penimbang bayi balita setiap bulan. menggunakan jamban sehat,
berantasan jentik nyamuk dirumah, makan dalam rumah sayur setiap hari,
melakukan aktifitas fisik, tidak merokok dalam rumah (Depertemen
Kesehatan Ri, 2018).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 20 Juni
2022, berdasarkan Data Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai dan
mendapatkan dari Kecamatan Pagimana sejumlah penduduk 5,29%.
Menurut wawancara tentang penerapan PHBS di Desa Tongkonunuk
memiliki 10 orang warga. 3 orang mengatakan masih ada anggota keluarga
yang merokok di dalam rumah, dan 7 orang lainnya mengaku tahu apa itu
PHBS tetapi responden mengaku belum memenuhi 10 indikator PHBS yang
telah ditetapkan karenakan malas untuk melakukan PHBS. Berdasarkan
latar belakang dari Dinas Kesehatan Hubungan Sikap dan Motivasi Dengan
Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pada Keluarga Di
Wilayah Kerja Desa Tongkonunuk Kecamatan Pagimana.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka perumusan yang tepat di
ambil yaitu sebagai berikut : Bagimana Hubungan Sikap dan Motivasi
Dengan Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pada Keluarga
Di Wilayah Kerja Desa Tongkonunuk Kecamatan Pagimana
5

C.Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Penelitian Untuk Menganalisis Hubungan Sikap dan Motivasi
Dengan Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pada
Keluarga Di Wilayah Kerja Desa Tongkonunuk Kecamatan Pagimana.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi Sikap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) Pada Keluarga Di Wilayah Kerja Desa Tongkonunuk
Kecamatan Pagimana.
b. Untuk Mengidentifikasi Motivasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) Pada Keluarga Di Wilayah Kerja Desa Tongkonunuk
Kecamatan Pagimana.
c. Untuk mengidentifkasi Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) Pada Keluarga Di Wilayah Kerja Desa Tongkonunuk
Kecamatan Pagimana.
d. Menganalisis Hubungan Sikap dan Motivasi Dengan Penerapan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pada Keluarga Di
Wilayah Kerja Desa Tongkonunuk Kecamatan Pagimana.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Dapat di jadikan sebagai referensi penelitian selanjutnya dan
sebagai dapat pemikiran dalam perpuskataan Universitas Widya
Nusantara.
2. Bagi Masyarakat
Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai tambahan
mengidentifikasi Sikap dan Motivasi Dengan Penerapan Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS).
3. Bagi Tempat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
mengenai Sikap dan Motivasi Dengan Penerapan Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS).

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori
1. Tinjauan Umum Tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)
a. Definisi perilaku hidup dan sehat
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan
sekumpulan perilaku yang dilakukan atas dasar kesadaran sebagai
hasi pembelajaran yang menjadikan seseorang dapat menolong diri
sendiri dibidang kesehatan dan berperan aktid dalam mewujudkan
kesehatan masyarakat (Hendri Hadiyanto, 2017).
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan upaya
untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu
kondisi bagi orang/individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
dengan cara membuka saluran komunikasi, memberikan informasi
tentang melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap
dan perilaku melalui pendekatan dengan masyarakat, sehingga
dengan mengetahui masalah kesehatannya sendiri yang terutama
pada rumah tangga, agar dapat cara hidup bersih dan sehat (Depkes,
2013).
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku hidup bersih dan sehat
Perilaku manusia dalam hal kesehatan dipengaruhi oleh dua
faktor perilaku, yaitu faktor perilaku (behavioral factors) dan faktor
non perilaku (non behavioral fatcors) Notoatmodjo, (Nining
Istighosah, 2020). Menganalisis bahwa faktor perilaku sendiri
ditentukan oleh tiga faktor, yaitu:
1) Faktor Predisposisi
Faktor-faktor yang mempermudah atau terjadinya perilaku
seseorang, antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan,
7

kepercayaan, nilai-nilai tradisional dan beberapa sebagianya


(Nining Istighosah, 2020).

2) Faktor pemungkin
Faktor Pemungkin adalah faktor yang memungkinkan
mempermudah perilaku dan kegiatan yang dimaksud oleh faktor
tersebut yaitu sarana prasarana perilaku kesehatan (Nining
Istighosah, 2020).
3) Faktor penguat
Faktor penguat yaitu yang mendorong dan memperkuat
terjadinya perilaku.
c. Tujuan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di rumah tangga
Menurut Maryunani, (Depkes, 2013). Tujuan perilaku hidup
bersih dan sehat di keluarga yaitu :
1) Meningkatkan sikap dan peran aktif petugas kesehatan, kualitas
sector, media, organisasi sosial, masyarakat, lembaga swadaya
masyarakat, tokoh, masyarakat, tim masyarakat, penggalang
pembangunan kesejahteraan keluarga (PKK) dan dunia usaha
untuk perilaku hidup bersih dan sehat keluarga.
2) Meningkatkan kemampuan keluarga untuk melaksanakan
perilaku hidup bersih dan sehat berperan aktif mereka dalam
menggerakkan kesehatan di masyarakat.
d. Manfaat dilaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
Berapa manfaat bagi masyarakat atas dilaksanakan perilaku
hidup bersih dan sehat menurut (Depertemen Kesehatan Ri, 2018),
yakni tercipta keluarga yang bersih dan sehat sehingga perawat dan
masyarakat lingkungan keluarga terlindungi dari berbagai gangguan
atau ancaman penyakit (Depkes, 2013).
1) Manfaat bagi rumah tangga
a) Dalam setiap anggota keluarga akan menjadi sehat dan
tidak mudah sakit.
b) Anak akan menjadi tumbuh menjadi sehat dan cerdas
c) Pengeluaran dari biaya rumah tangga yang tadinyaa untuk
berobat ditujukan untuk memenuhi pendidikan atau modal
usaha untuk bertambah pendapatan keluarga.
2) Manfaat bagi masyarakat
a) Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat.
b) Masyarakat bisa mencegah atau menggurangi masalah-
masalah kesehatan yang ada.
c) Masyarakat dapat memmanfaatkan pelayanan kesehatan
yang ada
d) Mampu mengembangkan upaya kesehatan yang bersumber
posyandu desa dan lain-lain.
e. Indikator PHBS tatanan Rumah Tangga
Perilaku bersih dan sehat rumah tangga merupakan rumah
tangga yang memenuhi 10 indikator PHBS Rumah Tangga, secara
rumah tangga tidak ada ibu yang melahirkan, dan tidak ada bayi
balita, pengertian rrumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat
merupakan rumah tangga yang hanya menenuhi 10 indikator.
Menurut (Dinas kesehatan, dan Maryunani).
1) Pertolongan pesalinan oleh tenaga kesehatan
Merupakan ibu bersalin dan mendapatkan pertolongan
dalam persalinan oleh tenaga kesehatan atau kebidanan,
(kedokteran umum dan bidan).
2) Memberi Asi eksklusif
Merupakan usia 0-6 bulan dapat ASI sejak lahir sampai
usia 6 tahun
3) Menimbang balita setiap bulan
Merupakan balita menjadi (umur 12-60 bulan) dapat di
timbang setiap tahuntercatat di kartu menujusehat atau buku
kesehatan ibu dan Anak.
4) Menggunakan Air Bersih
9

Merupakan rumah tangga yang menggunakan air bersih


untuk kebutuhan sehari-hari yang berasal dari : air kemasan,
mata air terlindung dengan penampungan air hujan serta dapat
menemui syarat air bersih tidak dapat berbau dan berwarna.

5) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun


Merupakan penduduk 10 tahun keatas mencuci tangan
sebelum makan atau sesudah buang air besar, atau sebelum
memegang anak bayi, sebeluum menyiapkan makanan
menggunakan air bersih yang mengalir dan sabun.
6) Menggunakan jamban sehat
Merupakan anggota keluarga yang dapat mengggunakan
leher angsa atau lubang penampungan kotoran sebagai
penambungan akhir dan pelihara kebersihan untuk di daerah yng
sulit air dapat menggunakan jamban cemplung.
7) Memberantas jentik di rumah
Merupakan anggota keluarga melakukan pemberantasan
jentik nyamuk dalam atau di luar rumah dalam seminggu sekali
flu/abatisasi cara lain dilanjurkan.
8) Makan buah dan sayur setiap hari
Sayur dan buah mengandung vitamin dan mineral yang
mengantur pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh serta
mengandung serat.
9) Melakukan aktifitas fisik setiap hari
Anggota yang menyebabkan komsumsi energi yang sangat
penting untuk kesehatan fisik dan mental serta melindungi
kualitas hidup tetap sehat dan buah setiap hari.
10) Tidak merokok di dalam rumah
Penduduk di atas 10 tahun yang tidak merokok selama 1
bulan dalam perokok aktif atau pasif adalah menyebabkan
kerontokan rambut, katarak, hilangan pendengaran dini,
penyakit paru-paru kronis, dapat merusak gigi, stroke, kanker
kulit dini, impotensi, kanker Rahim, dan keguguran aborsi.
f. Indikator PHBS Tatanan Lingkungan
Lingkungan menurut Dinkes, menurut maryunani, dalam
PHBS Yaitu :
1) Terdapat jamban, termasuk pemggunaan dan pemeliharaannya
2) Terdapat air bersih dengan manfaatan untuk kesehatan
3) Dapat tempat sampah dan pengelolaannya
4) Saluran pembungan air limbah dan pengelolaan
5) Ventilasi
6) Kepadatan penghuni
7) Lantai bukan tanah
2. Tinjauan Tentang Sikap
a. Definisi Sikap
Merupakan Sikap yang dapat memberiwarna atau corak tingkah
laku atau apapun prbuatan individu yang bersangkutan dengan
mengetahui sikap indivitu dapat diperkirakan oleh para ahli
(Notoatmodjo, 2018). Ialah sebagai berikut :
1) Sikap reaks
Merupakan reaksi atau respon yang tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus objek.
2) Sikap organisasi
Adalah organisasi dapat yakin bahwa seseorang mengenai
objek atau situasi yang relative tetap, disertai adanya perasaan
tentu dan memberikan dasar orang tersebut untuk membuat
respon yang perilaku dengan cara dipilih.
3) Sikap tingkatan
Adalah tingkatan kecenderungan yang bersih positif dan
negatif berhubungan dengan objek psikologis. Meliputi symbol.
4) Sikap pandangan
Merupakan sikap perasaan, namun sikap tersebut disertai
dengan cenderungan untuk bertindsk sesuai dengan objek.
11

5) Sikap menurut secord & backnman


Merupakan keteraturan dalam hal perasaan (efeksif),
pemikiran (kognisi), tindakan (konasi) seseorang suatu objek di
lingkungan sekitarnya.

b. Fungsi Sikap
Merupakan memiliki sikap beberapa fungsi seperti
mengemukakan para ahli yaitu :
1) Fungsi Instrument
Merupakan fungsi sikap yang dikaitkan dengan alasan
praktis atau manfaat dan menggambarkan keadaan, keinginan,
kita dapat memahami bahwa untuk mencapai tujuan, perlukan
suatu sarana yang disebut sikap. Dan akan sebaliknya positif
terhadap objek sikap tersebut.
2) Fungsi Pertahanan Ego
Merupakan sikap dalam rangka melindungi diri dari
kecemasan atau ancaman harga dirinya.
3) Fungsi Ekspresi
Merupakan sikap atau sistem nilai yang dapat dilihat dari
sikap yang diambil bersangkutan terdapat nilai tertentu.
4) Fungsi Pengetahuan
Merupakan sikapa yang membantu untuk memahami bahwa
keterraturan di dalam macam-macam informasi untuk
memdapatkan banyak pengalaman dan pengetahuan.
5) Fungsi Penyesuaian Sosial
Merupakan membantu individu untuk merasa menjadi
bagian dari masyarakat.
c. Tingkatan Sikap
Menurut Notoadmodjo (Edwina Rudyarti1, Ermaya Sari Bayu
Ningsih, 2019), sikap dapat memiliki empat tingkatan, mulai dri
yang rendah hingga tertinggi, ialah menerima respon tanggung
jawab.
1) Menerima adalah memperhatiakan rangsangan (stimulus) yang
diberikan.
2) Merespon adalah dapat memberikan jawaban apabila ditanya
mengerjakan yang diberikan.
3) Menghargai sikap akan bertanggung jawab menanggungsegala
resiko suatu yang telah dipilih.
d. Determinan Sikap
Mengungkapkan bahwa terdapat tiga hal yang penting menjadi
faktor penentu, faktor fisiologis dan komunikasi sosial.
1) Faktor fisiologis, yaitu yang dalam faktor adalah umur dan
kesehatan, menentukan sikap individu.
2) Faktor pengalaman langsung terhadap objek, pengalaman yang
dialami individu menghadapi sikap tersebut. Misalnya pernah
mengalami peristiwa kerusuhan etnis bersikap negatif terhadap:
pasien yang dirawat sangat baik oleh perawat atau sikap positif
akan perawat.
3) Faktor komunikasi sosial, merupakan informasi diterima akan
dapat menyebabkan perubahan sikap pada indivdu.
e. Ciri-ciri Sikap
Memilki beberapa ciri yang tersendiri, pada prinsip menurut ahli
kesamaan (Mitha Musdalifah, Firdaus Daud, 2016), gerungan yaitu :
1) Sikap tidak dibawa sejak lahir, merupakan (learnability) dan
dibentuk berdasarkan pengalamnan dan latihan sepanjang
perkembangan individu dalam hubungan dnegan objek.
2) Sikap dapat berubah-ubah dalam situasi yang memenuhi syarat
untuk itu sehingga dapat dipelajari.
3) Sikap Tidak Berdiri Sendiri namun selalu berhubungan dengan
objek sikap
4) Sikap dapat tertuju pada satu objek atau pun dapat tertujuu pada
sekumpulan atau banyak objek
13

5) Sikap dapat berlangsung lama atau sebentar


6) Sikap mengandung faktor perasaan dan motivasi sehingga
berbeda dengan pengalaman.
f. Pembentukan dan Perubahan Sikap
Sikap mengungkapkan bahwa ada beberapa cara untuk
membentuk atau mengubah sikap individu, yaitu adopsi, diferesiasi,
integrasi, trauma dan generalisasi kesehatan masyarakat (Mitha
Musdalifah, Firdaus Daud, 2016).
1) Adopsi, merupakan suatu pembentukan dan perubahan sikap,
melalu suatu peristiwa yang terjadi secara berulang dan terus
menerus sehingga lama kelamaan secara berlahan-lahan akan
menjadi hal tersebut akan diserap oleh individu, dan akan
memengaruhi pembentukan dan perubahan sikap individu
2) Difenrensiasi, merupakan suatu pembentukan dan perubahan
sikap karena adanya pengetahuan, penglaman, inteligasi, dan
pertambahan umur pada individu18. Karena sebab itu, hal-hal
yang tadinya dianggap sejenis, dipandang sendiri dan lepas dari
jenisnya. Sememntara itu, objek yang tadi, sikap tersendiri dapat
terbentuk.
3) Integrasi, merupakan suatu pembentukan dan perubahan sikap
yang terjadi secara bertahap, diawali dari bermacam-macam
pengetahuan dan pengalaman yang berhubungan dengan objek
sikap tertnetu hingga akhirnya terbentuk sikap objek tersebut.
4) Trauma, merupakam cara pembentukan dan perubahan sikap
melalui suatu kejadian secara tiba-tiba dan mengejutkan
sehingga meninggalkan kesan dalam diri individu tersebut.
Kejadian akan membentuk dan mengubah sikap pada diri
individu terhadap kejadian sejenis.
5) Generalisasi, merupakan cara untuk pembentukan dalam
perubahan sikap karena pengalaman traumatik pada diri individu
terhadap hal tertentu sehinggadapat menimbulkan sikap negatif
terhadap semua hal yang sejenis atau sebaliknya.
g. Indikator Sikap
1) Indikator spiritual
a) Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan
b) Menjalankan ibadah sesuai agama yang dianut
c) Memberikan slam pada saat awal dan akhir kegiatan
d) Bersyukur atas nikmat dan karunia tuhan maha Esa
e) Menyukuri kemampuan manusia dalam mengendalikan diri
f) Ketika berhasil mengerjakan sesuatu
g) Menjaga lingkungan hidup di sekitar satuan pendidikan
h) Memlihara hubungan baik dengan sesame umat ciptaan
tuhan
i) Menghormati orang lain yang menjalankan ibadah sesuai
dengan agama yang dianut.
2) Sikap sosial
a) Sikap jujur merupakan perilaku yang dipercaya dalam
perkataan, tindakan dan pekerjaan yaitu sebagai berikut:
(a) Tidak menyontek dalam mengerjakan tugas/ujian
(b) Mengungkapkan perasaan apa adanya
(c) Dapat memberikan kepada yang mempunyai barang
yang ditemukan
(d) Dapat membuat laporan berdasarkan data informasi apa
adanya.
b) Sikap disiplin merupakan tindakan yang menunjukkan
perilaku yang patuh pada berbagai ketentuan dan sikap
peraturan yaitu sebagai berikut:
(a) Datang tepat waktu
(b) Patuh pada aturan yang mengerjakan tugas sesuai waktu
yang ditentukan baik dan benar
c) Tanggung jawab merupakan sikap perilaku untuk
melakasanakan tugas yang diberikan terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan sosail dan budaya yaitu. sebagai
berikut berikut :
(a) Menerima resiko dari tindakan yang dilakukan
15

(b) Tidak menyalahkan dan tidak menuduh orang lain tanpa


bukti yang akurat
(c) Minta maaf atas kesalahan yang dilakukan
(d) Apa yang pernah dilakukan tanpa harus di suruh atau
diminta.

3. Tinjauan Teori Tentang Motivasi


a. Definisi Motivasi
Motivasi berarti sesuatu yang mendorong untuk berbuat atau
beraksi. Menurut Stevenson (Sri Rezeki, Aras Mulyadi, 2013),
motivasi adalah semua hal verbal, fisik, atau psikologis yang
membuat seseorang melakuka sesuatu sebagai respon Sementara itu,
Sarwono, dalam Sunaryo, mengungkapkan bahwa motivasi
menunjuk pada proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong
dan timbul dalam diri individu, serta tingkah laku yang ditimbulkan
oleh situasi tersebut dan tujuan atau akhir dari gerakan atau
perbuatan.
Motif adalah suatu penggerak, keinginan, stimulus, hasrat,
pembangkit tenaga dan dorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan mereka berbuat suatu cara singkat dalam diri individu
yang mendasari atau menentukan perilaku memberikan tujuan da
arah pada perilaku individu kata lain merupakan motif energy dasr
yang terdapat dalam diri individu menentukan perilaku memberi
tujuan dan arah kepada perilaku manusia (Ni Komang Lisa
Anggraeni, 2018).
Berdasarkan uraian yang di atas, yang dimaksud dengan
motivasi penelitian merupakan suatu kondisi psikologis keadaan
dalam diri seseorang yang akan membangkitkan dan menggerakan
untuk tetap tertarik dalam melakukan kegiatan, baik itu internal
maupun eksternal untuk mencapai suatu tujuan yang diharapakan (Ni
Komang Lisa Anggraeni, 2018).
b. Tujuan Motivasi
Tujuan merupakan untuk menggerakkan seseorang agar timbul
keinginan dan kemauanuntuk melakukan sesuatu sehinggan dapat
memperoleh hasil mencapai tujuan setiap tindakan motivasi
mempunyai yang akan dicapai, maka semakin jelas pula diharapkan
atau tercapai bagimana tindakan motivasi itu dilakukan (Nurul
Huriah Astuti 2019).
Apabila tujuannya jelas memberikan motivasi pada seseorang
harus mengenal dapat memahami benar-bena dari latar belakang
yang termotivasi kehidupan, butuhan, dan kepribadian orang yang
akan di motivasikan.
c. Fungsi Motivasi
Menurut para ahli, (Laila Jamil Faikhotul Jannah, 2019).
Motivasi mempunyai enem fungsi yaitu :
1) motivasi seperti dirumuskan oleh Terry G, merupakan
keinginan yang terdapat pada diri seseorang individu yang
mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan, tindakan,
tingkah laku atau perilaku.
2) Stooner, mendefinisikan bahwa motivasi adalah suatu hal yang
neyebabkann dan yang mendukung tindakan atau perilaku
seseorang.
3) Floppo, merumuskan bahwa motivasi adalah suatu arahan
pegawai dalam suatu organisasi agar mau bekerja sama
dalammencapai keinginan para pegawai dalam rangka
pencapaian keberhasilan organisasi.
4) Duncan, mengemukakan bahwa motivasi adalah setiap usaha
yang didasarkan untuk mempengaruhi perilaku seseorang dalam
meningkatkan tujuan organisasi semaksimal mungkin.
5) Knootz, Merumuskan bahwa motivasi mengacu pada dorongan
dan usaha untuk memuaskan kebutuhan atau suatu tujuan.
17

6) Hasibuan, merumuskan bahwa motivasi adalah suatu


perangsang keinginan (want) dan daya penggerak kemauan yang
akhirnya seseorang bertindak atau berprilaku.
Manusia memiliki sifat yang unik sehingga untuk memotivasi
mereka satu dengan yang lainnya tidak harus sama melalu selain
jenis motivator tersebut, Ada beberapa cara yang dapat diterapkan
untuk memotivasikan seseorang, yaitu :
a) (Motivating by force) memotivasi dengan kekerasan, adalah
cara memotivasi dengan menggunakan ancaman hukuman dan
kekerasan agar individu yang dimotivasi melakukan apa yang
harus dilakukan.
b) (Motivating by enticement) memotivasi dengan bujukkan,
adalah cara memotivasi dengan bujukan atau memberi hadiah
agar individu melakukan sesuatu sesuai harapan individu atau
organisasi yang memberikan motivasi.
c) (Motivating by identification ego-involvment) memotivasi
dengan identifikasi, yaitu cara memotivasi dengan menanamkan
kesadaran sehingga individu berbuat sesuatu kerena adanya
keinginan yang timbul dari dalam dirinya sendiri dalam
mencapai sesuatu.
d. Faktor Mempengaruhi Motivasi
Motivasi adalah dapat memahami bila pada iindividu terdapat
bermacam-macam motif yang mendorong, mengerakkan manusia
untuk melakukan kegiatan dalam pencapaian tujuan serta memenuhi
kebutuhan hidup dalam rangka pertahankan (Ilham Akhsanu Ridlo,
2020). Motivasi pengaruhi oleh:
1) Energi adalah sumber energi yang mendorong tingkah laku,
sehingga seorang mempunyai kekuatan untuk mampu
melakukan suatu tindakan tertentu.
2) Belajar motivasi adalah belajar dalam tingkah laku, semakin
banyak orang mempelajari suatu maka akan lebih termotivasi
untuk tingkat kesesuaian.
3) Interasi sosial merupakan individu akan mempengaruhi motivasi
tindakan, semakin sering berinterasi dengan seseorang atau
orang maka akan motivasi untuk melakukan tindakan.
4) Proses Kognitif merupakan informasi masuk pada seorang
diserap kemudian proses dan untuk berpengaruh dengan tingkah
laku.

e. Jenis – jenis Motivasi


1) Motivasi Instrinsik
Menurut Syaiful Bahri, (Sri Rukaiyah, 2018). Motivasi
intrinsik yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya
tidak memerlukan rangsangan dari luar, karena dalam diri setiap
individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sejalan
dengan pendapat diatas, dalam artikelnya menyebutkan bahwa
motivasi intrinsik merupakan motivasi yang muncul dari dalam
diri seseorang.
Sedangkan Sobry Sutikno mengartikan motivasi intrinsik
sebagai motivasi yang timbul dari dalam diri individu sendiri
tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar
kemauan sendiri. Dari beberapa pendapat tersebut, dapat
disimpulkan, motivasi intrinsik adalah motivasi yang muncul
dari dalam diri seseorang tanpa memerlukan rangsangan dari
luar.
Menurut Taufik, (Sitti Aminah, 2019). Faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi intrinsik yaitu :
a) Kebutuhan (need)
Seseorang melakukan aktivitas (kegiatan) karena ada
faktor-faktor kebutuhan baik biologis maupun psikologis.
b) Harapan (Exprectancy)
19

Motivasi karena berhasilan dan adanya harapan yang


bersifat pemuasan diri, meningkatkan diri, dan
menggerakkan kearah pencapaian tujuan.
2) Motivasi Ekstrinsi
Menurut Ahmad Sardiman (Aswadi, Muharti Suktifitrianty,
2020), motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan
berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Sedangkan
Rosjidan, menganggap motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang
bertujuan terletak di luar pengetahuan, yakni tidak terkandung
didalam perbuatan itu sendiri Sobry Sutikno, berpendapat bahwa
motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul akibat pengaruh
dari luar individu. apakah karena ajakkan, suruhan atau paksaan
dari orang lain sehingga dengan keadaan seseorang mau
melakukan sesuatu. Dari beberapa pendapat di atas, dapat
disimpulkan, motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul
dan berfungsi karena adanya pengaruh dari luar.
Menurut Taufik (Aswadi, Muharti en Suktifitrianty, 2020),
faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ekstrinsik yaitu :
a) Dorongan keluarga
Merupakan salah satu faktor doronagan (Einforcing
faktor) yang dapat berperilaku dengan pasien dalam
dukungan keluarga untuk mengupayakan tanggung jawab
dalam anggota keluarga.
b) Lingkungan
Merupakan tempat seseorang tinggal sehingga dapat
termotivasi untuk melakukan suatu, selain keluarga,
lingkungan mempunyai peran yang besar dalam merubah
tingkah laku. Lingkungan yang bersih dan sehat membantu
meningkatkan kesehatan.
3) Indikator motivasi
Indikator motivasi kerja menurut notoatmodjo (Aswadi,
Muharti en Suktifitrianty, 2020), sebagai berikut :
a) Tanggung jawab
Merupakan salah satu tanggung jawab indikator yang
menilai keberhasilan pemerintah daerah kabupaten di
bidang kesehatan.
b) Prestasi kesehatan
Merupakan identitas masyarakat desa tongkonunuk
masih kurang menggunakkan motivasi untuk penerapan
perilaku hidup bersih dan sehat secara individu Desa
Tongkonunuk Kecamtan Pagimana.

c) Tenaga kerja kesehatan


Adalah salah satu tenaga kerja kesehatan dapat
mendorong masyarakat agar tetap melakukan perilaku
hidup besih dans sehat.
Pelayanan kesehatan yaitu sebagai berikut :
a) Primer
Adalah untuk mengindikator lingkungan tempat kerja
yang akan diubah oleh perilaku yaitu seluruh aspek yang
ada dalam suatu perusahaan akan bermaslah.
b) Sekunder
Merupakan salah satu sasaran dapat mempengaruhi
masalah lingkungan tempat kerja.
c) Tersier
Dapat diharapkan dapat menjadi unsur pembantu dalam
suaru dukungan pendanaan, kegiatan untuk tercapainya
pelaksanaan (PHBS), yaitu kepala desa, lurah, camat, tokoh
masyarakat dan kepala puskesmas.
4. Tinjauan Tentang Penerapan
a. Definisi Penerapan
Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan
sekumpulan perilaku yang dilakukan hubungan kesadaran sebagai
hasil yang menjadikan seseorang yang dapat menolong diri sendiri
21

di bidang kesehatan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan


masyarakat (Mitha Musdalifah, Firdaus Daud, 2016).
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan upaya
memberikan pengalaman belajar dengan menciptakan suatu kondisi
bagi seorang individu, keluarga kelompok dan masyarakat, secara
membuka jalur komunikasi memberikan informasi melakukan
edukasi untuk meningkatkan mengidentifikasi sikap dan perilaku
melalui pendekatan pimpinan, bina suasana berdayaan masyarakat,
sehingga pada saat akhir masyarakat mampu mengenali dan
mengetahui masalah kesehatan sendiri terutama pada rumah
tangga, agar dapat menerapakan cara-cara hidup bersih dan sehat
(Mitha Musdalifah, Firdaus Daud, 2016).
b. Tujuan Penerapan
Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat adalah tanggung
jawb setiap anggota rumah tangga, pemerintah serta jajaran yang
terkait dengan fasilitas kegiatan PHBS agar dapat berjalan secara
efektif.
Terbagi menjadi dua tujuan program binaan dan program
perilaku hidup bersih dan sehat yaitu :
1) Tujuan Program Binaan
Merupakan perilaku hidup bersih dan sehat yang
cadangkan pemerinttah sudah jalan selama 15 tahun, tetap
berhasil masih jauh dari harapan. Sedangkan pada riskesdas
tahun 2018 menunjukkan bahwa tercapainya perilaku hidup
bersih dan sehat rumah tangga mengalami peningkatan, namun
belum sesuai dengan target yang telah ditetapkan oleh
pemerintah (Aswadi, Muharti Suktifitrianty, 2020).
2) Tujuan Program Perilaku hidup bersih dan sehat
Merupakan tindakan dalam mencegah penularan penyakit
yang miliki dampak cukup besar bagi kesehatan upaya untuk
mengubah perilaku tidak sehat menjadi perilaku sehat.
c. Faktor Mempengaruhi Penerapan
Faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku hidup bersih dan
sehat dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
1) Faktor predisposisi
Merupakan (umur, tingkat pengetahuan masyarakat dan
tingkat pendidikan masyarakat).
2) Faktor pemungkin merupakan (fasilitas dan sarana)
3) Faktor penguat
Merupakan (dukungan tokoh masyarakat, perilaku petugas
kesehatan, dan tersampaikan, tindaknya promosi kesehatan
PHBS terhadap masyarakat). Sedangkan menurut peningkatan
sikap penerapan masyarakat nyata sangat terpengaruh perilaku
hidup bersih dan sehat.
B. Kerangka Konsep
Kerangka konsep dapat menjelaskan tentang teori keterkaitan antara
variabel yang diteliti. Dalam suatu penelitian kerangka konsep dapat
membantu peneliti menghubungkan suatu aspek dalam penelitian. Adapun
kerangka konsep peneliti yaitu Hubungan Sikap dan Motivasi Dengan
Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pada Keluarga Di
Wilayah Kerja Desa Tongkonunuk Kecamatan Pagimana (Husni Abdul
Gani, Erdi Istiaji, 2015).

Sikap
Penerapan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS)
Pada Keluarga
Motivasi

Gambar 2.1. Kerangka Konsep

Keterangan :
: Variabel yang akan diteliti
: Mecari Hubungan
23

C. Hipotesis
Berdasarkan kerangka penelitian di atas, maka hipotesis yang diajuhkan
dalam penelitian ini adalah :
Ha : Ada Hubungan Sikap dan Motivasi Dengan Penerapan
Perilaku HidupBersih dan Sehat (PHBS) Pada Keluarga Di
Wilayah Kerja Desa Tongkonunuk Kecamatan Pagimana.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang di gunakan oleh peneliti adalah metode penelitian
kuantitatif yaitu menghubungkan antar variabel dengan menggunakan
pendekatan cross sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan waktu
pengukuran/observasi data variabel independen dan dependen hanya satu
kali pada satu saat dimana variabel independen adalah sikap dan motivasi,
sedangkan variabel dependen adalah penerapan perilaku hidup bersih dan
sehat (Husni Abdul Gani, Erdi Istiaji, 2015).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Penelitian ini akan dilakasanakan Di Wilayah Kerja Desa
Tongkonunuk Kecamatan Pagimana.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni tahun 2023.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi penelitian
Populasi keseluruhan sumber data subjek penelitian yang
diperlukan dalam suatu penelitian. Populasi dalam penelitian ini
Merupakan perilaku hidup bersih dan sehat jumlah data penduduk
kepala keluarga 270 orang KK Di Wilayah Kerja Desa Tongkonunuk
Kecamatan Pagimana (Husni Abdul Gani, Erdi Istiaji, 2015).
2. Sampel
Sampel tersebut merupakan sebagian objek/subjek dari populasi
yang diteliti yang dianggap dapat mewakili keseluruhan populasi
jumlah sampel 73 orang keluarga yang dapat membantu peneliti dalam
melakukan penelitian dengan menggunakan rumus slovin (Husni Abdul
Gani, Erdi Istiaji, 2015).
N
Rumus : n= 2
1+ N ( e )
270
n=
1+270 x (0,01) 2
270
n=
1+270 x (0,01)
270
n=
3,70
n=72,97 dibulatkan menjadi 73
Berdasarkan rumus diatas didapatkan jumlah sampel 73 responden.
Keterangan :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
e = Tingkat Kepercayaan 10%
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Non Probality Sampling yaitu Maksimal Sampling dimana
pengambilan sampel berdasarkan pada unit pengamatan yang dijumpai
sampai sampel yang dibutuhkan terpenuhi (Musriyati, 2019). Adapun
kriteria dalam penelitian terdiri atas.
a. Kriteria inklusi
1) Semua keluarga di Dusun I dan Dusun II Di Wilayah Kerja
Desa Tongkonunuk Kecamatan Pagimana, di bagi menjdi dua
dusun yaitu :
a) Kepala Dusun I
25

b) Kepala Dusun II
2) Keluarga yang bersedia menjadi responden dan Informed
consent.
b. Kriteria Eksklusi
1) keluarga yang tidak berada di tempat saat melakukan penelitian.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat ataupun nilai dari
objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Penelitian ini
menggunakan dua variabel (Husni Abdul Gani, Erdi Istiaji, 2015), yaitu :

1. Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang sering disebut variabel
stimulus, predikator, dan merupakan variabel bebas dan variabel ini
sering disebut variabel yang mempengaruhi variabel dependen (terikat).
Variabel independen dalam penelitian ini merupakan sikap dan motivasi
(Nursakinah Hayati, 2020).
2. Veriabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang sering disebut variabel
output, kriteria, dan kuesioner. Variabel ini juga sering disebut variabel
terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
karena adanya variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini
merupakan perilaku hidup bersih dan sehat pada keluarga (Nursakinah
Hayati, 2020).
E. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah uraian tentang batas variabel atau tentang
apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan,(Ilham Akhsanu Ridlo,
2020). Definisi operasional dari variabel-variabel yang digunakan dalam
penelitian adalah sebagai berikut :
1. Variabel dependen : perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
a. Definisi penerapan perilaku PHBS ini merupakan suatu rangkain
kegiatan perilaku hidup bersih dan sehat yang sangat penting untuk
ditetapakn guna untuk meningkatkan keluarga serta masyarakat
akan masalah kesehatan mereka dapat menerapkan serta menjaga
kesehatan dan kebersihan lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Alat ukur : Kuesioner
c. Cara ukur : Kengisi kuesioner
d. Skala ukur : Ordinal
e. Hasil ukur : 1. Baik jika > mean/median
2. Tidak baik jika < mean/median
2. Variabel independen : Sikap
a. Definisi salah satu sikap memberikan upaya keluarga yang
berkeyakinan untuk seseorang agar adanya perasaan dalam
keluarga baik secara positif, memberikan semangat pada keluarga
agar terlihat diri sendiri percaya.
b. Alat ukur : Kuesioner
c. Cara ukur : Mengisi kuesioner
d. Skala ukur : Ordinal
e. Hasil ukur : 1. Baik jika > mean/median
2. Kurang baik < mean/median
3. Variabel dependent : Motivasi
a. Definisi merupakan sebuah dorongan seseorang untuk melakukan
sesuatu, dorongan itu bisa bersifat primer dan sekunder.
b. Alat ukur : Kuesioner
c. Cara ukur : Mengisi kuesioner
d. Skala ukur : Ordinal
e. Hasil ukur : 1. Tinggi jika > mean/median
2. Rendah jika < mean/median
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian pengumpulan data primer dalam penelitian ini
untuk diperoleh informasi dari respoden, kuesioner yang digunakan dalam
penelitian ini tersusun secara terstruktur dan berisikan pernyataan yang
27

dijawab responden (Hendri Hadiyanto, 2017). Adapun kuesioner yang


digunakan dalam penelitian ini terdiri dari.
1. Kuesioner hubungan pada keluarga
Kuesioner perilaku hidup bersih dan sehat pada keluarga di ambil
dari telah baku yang terdiri dari 10 pernyataan dengan indikator
(PHBS) 10 item dan penerapan item sebanyak 10 pernyataan (Bella
Andini, 2018).
Skala yang digunakan dalam kuesioner ini skala likert pembuatan
kuesioner ini termasuk dalam item yang dipergunakan untuk mengukur
sikap, pendapat dan persepsi seseorang mengenai tentang suatu
kejadian yang terjadi pertanyaan positif yang dari semua pertanyaan.

2. Kuesioner motivasi
Kuesioner sikap adalah mmendorong keluarga agar dapat
mengikuti penerapanP hidup bersih dan sehat PHBS Penelitian terdiri
dari 10 item yaitu : keluarga selalu mendamping, keluarga memberi
support, tetap mencintai dalam keadaan sakit, memberikan ASI
tambahan dan keluarga tidak bisa merokok dalam rumah 10 item
pernyataan. Sedangkan motivasi intrinsik adalah sesuatu adanya
kemauan melakukan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat dalam
rumah tangga ada 7 yaitu: dorongan keluarga, lingkungan keluarga,
tanggung jawab, prestasi kesehatan, tenaga kerja kesehatan, komunikasi
masih kurang, sumber air yang terdiri dari item yang termotivasi
ekstrinsik 5 item pertnyaan motivasi instrinsik dan ekstrinsik
pertanyaan (Bella Andini, 2018).
Skala yang digunakan dalam kuesioner ini adalah skala likert.
Pembuatan kuesioner ini termasuk dalam item atau pernyataan atau
pertanyaan positif yang terdiri dari semua pertanyaan.
G. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini diperolah dari sumber data primer dan data
sekunder.
1. Data primer
Data primer adalah data yang diambil langsung dari objek yang
akan diteliti. Data primer dalam penelitian ini didapatkan melalui
pembagian kuesioner kepada keluarga Di Wilayah Kerja Desa
Tongkonunuk Kecamatan Pagimana.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang dipakai untuk membantu data
primer, dalam penelitian ini data sekunder yaitu data dari penduduk
masyarakat Desa Tongkonunuk.
H. Analisis Data
Analisis data merupakan bagian yang penting dalam penelitian dengan
maksud untuk memcapai tujuan utama penelitian, Nursalam (2022). Tujuan
utama penelitian yaitu menjawab semua pertanyaan yang mengungkapkan
penelitian tersebut :
1. Editing (Pengecekan Data)
Yaitu untuk dilakukan dengan cara mengamati kembali data yang
telah dikumpulkan agar diketahui apakah ada kekeliruan atau tidak.
2. Coding (Pengkodean data)
Adalah dilakukan dengan cara memeberikan kode atau nilai pada
peneliti untuk memalukkan data pada komputer.
3. Tabulating (Tabulasi)
Adalah dilakukan setelah pemeriksaan dan pemberian kode.
Dalam tahap ini data disusun dalam bentuk tabel agar lebih
mempermudah dalam menganalisis data sesuai dengan tujuan
penelitian.
4. Entry (Data)
Adalah memasukan data kedalaman program computer untuk
mempermudah proses perhitungan dalam analisis.
5. Cheaning (Pembersihan Data)
yaitu untuk melihat variabel yang digunakan apakah datanya suah
benar atau belum, oleh karena itu dilakukan pembersihan data.
6. Describing (Memasukkan Data)
29

Adalah data diolah maka data ditampilkan dan diberi keterangan.


7. Scoring (Penilaian) adalah petunjuk jumlah skor
Setelah itu, akan dilakukan analisis data secara univariat dan bivariate
menggunakan program komputer.
1. Analisis Univariat
Analisis univariat adalah analisis yang dipakai untuk melihat
sikap dan motivasi yang merupakan variabel independen dengan
penerapan perilaku hidup bersih dan sehat PHBS pada variabel
dependen. Tujuannya untuk mendapatkan gambaran tentang dari
masing-masing variabel, setelah itu dtentukan rumus distribusi
frekuensi dengan mengunakan.
f
Rumus : P= 100%
n
Keterangan :
P : Prensentas
f : Frekuensi
n : Jumlah Sampel
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat yaitu dilakukan untuk terhadap dua variabel
yang diduga berhubungan atau berkolerasi. Analisis bivariat dalam
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Sikap dan
Motivasi Dengan Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dalam
PHBS pada keluarga di wilayah kerja puskesmas pagimana. Penelitian
menggunakan tabel 2x2 sehingga Uji Chi Square. Adapun rumus uji
chi square sebagai berikut:
2
(0−E )
Rumus : X 2=
∑ E

Keterangan :
X2 : Chi Square
O : Nilai observasi
E : Hasil yang diharapkan
Data yang menggunakan derajat bermakna Asyimp Signifikan hasil
analisis chi square dibandingkan dengan makna secara statistik
bermakna apabilam secara statistik tidak bermakna sedangkan variabel-
variabel tersebut akan dianalisis melalui tahap model analisis
multivariat.
Persyaratan penggunaan Uji Chi Square
a) Sampel ≥ 30
b) Tidak ada sel yang dinilai observasi bernilai nol
c) Nilai yang diambil “continutity correction”
d) Semua expected lebih dari 5 boleh expexted kurang dari 5 asalkan
maksimal 20% dari jumlah sel.
e) Tabel 3x3 maksimal 2 sel
f) Tabel 2x3 maksimal 2 sel
Jika syarat Uji Chi Square tidak terpenuhi, digunakan alternatif lain
diantaranya:
1) Untuk tabel 2x2, alternatif Uji Chi Square adalah fishers
2) Untuk tabel 2x2 adalah uji Kolmogorov-sminorw
3) Penggabungan sel adalah langkah alternatif uji chi square tabel 2x2
sehingga terbentuk suatu tabel yang baru, setelah dilkukan
penggabungan sel, uji hipotesis di pilih sesuai dengan tabel yang baru
tersebut.
31

I. Bagan Alur Penelitian


Studi Pendahuluan Studi Literatur

Identifikasi Masalah

Lokasi penelitian
Di Wilayah Kerja Desa Tongkonunuk Kecamatan
Pagimana
Populasi
Populasi dalam penelitian ini merupakan julmlah data 270 KK
Di Wilayah Kerja Desa Tongkonunuk Kecamatan Pagimana

Sampel
Sampel dalam penelitian ini sebanyak 72 orang
oorang
Sampling
Non Probality Sampling

Desain Penelitian
Cross Sectional

Pengumpulan Data
Peneliti menggunakan kuesioner
Variabel Dependen Variabel Independen
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Sikap dan Motivasi
(PHBS) Pada Keluarga

Pengelohan Data
Editing, Coding, Tabulating, Entry, Cheaning, Desribung,

Univariat Bavariat
Distribusi Frekuensi Uji Chi Square

Kesimpulan

Gambar 2.2 Bagan Alur Penelitian


DAFTAR PUSTAKA

Aswadi, Muharti, S. En Suktifitrianty, S. (2020) “Strategi Promosi Kesehatan


Dalam Peningkatan Program Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Tatanan Rumah
Tangga Di Puskesmas Polombangkeng Selatan Kabupaten Takalar”, Higiene,
6(1), Bll 30–36.
Bella Andini (2018) “Hubungan Sikap Dan Motivasi Dengan Penerapan
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) Pada Keluarga Di Wilayah Kerja
Puskesmas Gulai Bancah Kota Bukittinggi Tahun 2018”, Nursing Bachelor
Study Program, 6(1), Bll 1–77.
Depkes (2013) “Perilaku Hidup Sehat Di Masyarakat”, Journal Of Chemical
Information And Modeling, 53(9), Bll 1–4.
Edwina Rudyarti (2019) “Tingkat Pengetahuan Perilaku Hidup Bersih Sehat
(Phbs) Terhadap Sikap Kebersihan Diri Pada Remaja Di Yayasan Lentera
Harapan Karawang”, Jurnal Ilmiah Kesehatan Institut Medika Drg.Suherman,
1(1), Bll 2716–2745.
Hendri Hadiyanto (2017a) “Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) Tatanan
Keluarga Di Posdaya Al-Fadillah”, Surya : Jurnal Seri Pengabdian Kepada
Masyarakat, 2(1), Bll 89–92. Doi:10.37150/Jsu.V2i1.54.
Hendri Hadiyanto (2017b) “Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) Tatanan
Keluarga Di Posdaya Al-Fadillah”, Surya : Jurnal Seri Pengabdian Kepada
Masyarakat, 2(1), Bll 89–92. Doi:10.37150/Jsu.V2i1.54.
Husna, L. (2018) “Analisa Faktor Prilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) Di
33

Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Iv Sipin Kota Jambi Tahun 2017”, Jurnal
Ilmiah Dikdaya, 8(2), Bl 298.
Husni Abdul Gani, Erdi Istiaji, P.E.P. (2015) “Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
(PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga Masyarakat Using (Studi Kualitatif Di
Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi)”, Jurnal IKESMA,
11(1), Bll 25–35.
Ilham Akhsanu Ridlo (2020) “Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada
Masyarakat Di Kelurahan Rangkah Kota Surabaya”, Jurnal Promkes, 8(1), Bl
47. Doi:10.20473/Jpk.V8.I1.2020.47-58.
Kadar Ramadhan (2017) “Hubungan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Larangan
Merokok Di Rumah Keberhasilan Berhenti Merokok”, Jurnal Profesi Medika :
Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan, 11(1), Bll 26–31.
Doi:10.33533/Jpm.V11i1.209.
Kesehatan, D. (2018) “Panduan Pembinaan Dan Penilaian Perilaku Hidup Dan
Sehat Dirumah Tangga Memulai Tim Tatanan Pkk , Kementerian Kesehatan Ri,
Jakarta. Nursing Baclelor Studi Program”, Depertemen Kesehatan, 2(5), Bll 171.
Laila Jamil Faikhotul Jannah (2019) “Hubungan Antara Perilaku Hidup Bersih
Dan Sehat (PHBS) Tatanan Rumah Tangga Dengan Kejadian Diare Pada
Balita”, ARKESMAS (Arsip Kesehatan Masyarakat), 4(1), Bll 125–133.
Doi:10.22236/Arkesmas.V4i1.3144.
Mitha Musdalifah, Firdaus Daud, H.P. (2016) “Analisis Perilaku Hidup Bersih
Dan Sehat (PHBS) Masyarakat Desa Nelayan Di Kabupaten Takalar”, Prosiding
Seminar Nasional Biologi VI, 1(10), Bll 407–416.
Muh. Fajaruddin Natsir (2019) “Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada
Tatanan Rumah Tangga Masyarakat Desa Parang Baddo”, Jurnal Nasional Ilmu
Kesehatan (JNIK ), 1(3), Bll 54–59.
Musriyati, S. (2019) “Perilaku Masyarakat Dalam Menggunakan Jamban Bersih
Dan Sehat Di Dusun Banglandek, Desa Gunung Kesan, Kecamatan Karang
Penang”, Wiraraja Medika, 9(1), Bll 11–16. Doi:10.24929/Fik.V9i1.690.
Ni Komang Lisa Anggraeni (2018) “Hubungan Pengetahuan Dan Sikap
Keluarga Denagn Penerapan Hidup Bersih Dan Sehat Payangan Wilayah Kerja
Puskesmas Marga 1 Tabanan”, BMJ (Online), 5(2), Bll 144–156.
Nining Istighosah (2020) “Minat Keluarga Dalam Melaksanakan Perilaku”,
Media Informasi Kesehatan, 7(2), Bll 1–13.
Notoatmodjo (2018) “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi
Petugas Promosi Kesehatan Puskesmas Dalam Melaksanakan Program PHBS Di
Sekolah Dasar”, Persada Husada Indonesia, 5(18), Bll 1–12.
Nunun Nurhajati (2011) “Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Masyarakat
Desa Samir Dalam Meningkatkan Kesehatan Masyarakat”, Kesehatan
Masyarakat, 3(1), Bll 1–18.
Nursakinah Hayati, R.H. (2020) “Upaya Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
(PHBS) Menuju Adaptasi Kebiasaan Baru Di Kecamatan Binjai Barat Kelurahan
Sukaramai”.
Rizsanti Meirina Satar (2013) “Peningkatan Derajat Kesehatan Melalui Promosi
Kesehatan Pola Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) Di Dusun Sawahan Desa
Pendowoharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul”, Khazanah, 6(1), Bll 27–
33. Doi:10.20885/Khazanah.Vol6.Iss1.Art3.
Rotua Sumihar, R.F. (2021) “Penyuluhan Tentang Pola Hidup Sehat Di
Kelurahan Tanjung Gusta”, Jurnal Mitra Keperawatan Dan Kebidanan Prima,
1(2), Bl 7.
Sitti Aminah (2019) “Pengetahuan Dan Sikap Keluarga Dalam Pelaksanaan
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Di Wilayah Kerja Puskesmas Sombaopu
Gowa”, Kemenkes, 53(9), Bll 1689–1699.
Sri Rezeki, Aras Mulyadi, N. (2013) “Strategi Promosi Kesehatan Terhadap
Peningkatan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Individu Pada Masyarakat
Perkebunan Di Wilayah Puskesmas Sei Kijang Kabupaten Pelalawan”, Ilmu
Lingkungan, 7(1), Bll 38–48.
Sri Rukaiyah (2018) “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Perilaku
Hidup Bersih Dan Sehat Pada Tatanan Rumah Tangga Di Wilayah Kerja
Puskesmas Poned X”, Jurnal Ilmu Kesehatan, 14(1), Bll 7–14.
Veni Mornalita, S.K.D. (2021) “Pengetahuan Dan Sikap Ibu Rumah Tangga
Tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) Di Desa Palamaki Kecamatan
Kulawi Selatan Kabupaten Sigi”, Kesmas, 2(1), Bll 58–64.
Wisnatul Izzati, D.O.B. (2020) “Hubungan Sikap Dan Motivasi Dengan
Penerapan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) Pada Keluarga”, Prosiding
Seminar Kesehatan Perintis, 3(2), Bll 12–18.
Yaslina, N. (2018) “Hubungan Sikap Dan Motivasi Dengan Penerapan Perilaku
Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs)Pada Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas
Gulai Bancah Kota Bukittinggi Tahun 2018”, Jurnal Kesehatan Perintis
(Perintis’s Health Journal), 5(1), Bll 65–72. Doi:10.33653/Jkp.V5i1.97.
Yuliana N. Salmon (2019) “Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Dengan
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs)Tatanan Rumah Tangga Di Kelurahan
Kima Atas Kota Manado”, Kesmas, 8(6), Bll 455–464.
Zitty A.R Koem (2016) “Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Dengan
Perilaku Hiup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Kecamatan Air Madidi
Kabupaten Minahasa Utara”, Revista CENIC. Ciencias Biológicas, 152(3), Bll
1–28. Available At:
35

KUESIONER HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN MOTIVASI DENGAN PENERAPAN


PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA KELUARGA DI WILAYAH
KERJA DESA TONGKONUNUK KECAMATAN PAGIMANA

A. Identitas Responden

1. Inisial Responden :

2. Jenis kelamin : 1 Perempuan 2 Pria

3. Pendidikan terakhir : 1 SD/Sederajat 2 SMP/Sederajat

3 SMA/Sederajat 4 D3

5 S1/S2 6 Diplomwra

4. Umur : 1 35-39

2 40-56

3 60-76

5. Pekerjaan : 1 Petani 3 PNS

2 Swasta 4 Pelajaran/Mahasiswa
6. Alamat :

B. Petunjuk Pengisian
1. Tunjukkan hasil anda pada setiap pernyataan berikut dengan memberi
check (√) salah satu pilihan pada kotak jawaban dengan ketentuan
sebagai berikut:
2. Tidak ada jawaban benar atau salah untuk pernyataan berikut, Anda
bebas memilih jawaban yang tersedia menurut terhadap pernyataan-
pernyataan berikut. pada dirimu yang sebenarnya.

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)


NO PERTANYAAN YA TIDAK
1. Jika anda sedang hamil, apakah anda datang ke puskesmas
untuk melakukan pemeriksaan kebidanaan ?
2. Jika anda memiliki anak, apakah anda hanya menyusui
anak usia 0-6 bulan ?
3. Jika ibu memiliki anak, apakah ibu selalu menimbang anak
dan balita setiap bulan ?
4. Apakah keluarga menggunakan air sungai/sumur/PAM
untuk memasak dan minum ?
5. Apakah keluarga selalu mencuci tangan dengan air bersih
dan sabun sebelum beraktivitas ?
6. Apakah keluarga buang air besar dengan menggunakan
jamban/WC keluarga yang menggunakan sumur dan
tengkuk/ toilet ?
7. Apakah keluarga selalu mengosongkan dan menyikat
tangki air secara teratur ?
8. Apakah keluarga selalu berolahraga setiap hari?
9. Apakah keluarga ada makan buah dan sayur setiap hari?
37

10. Apakah keluarga merokok di rumah?

Sumber : Bella Andini

KUESIONER SIKAP DAN MOTIVASI DENGAN PENERAPAN PERILAKU


HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA KELUARGA

A. Petunjuk pengisian
1. Nyataan pendapat anda terhadap setaip pernyataan dengan memberi
check (√) salah satu pilihanpada lembar jawaban dengan ketentuan
sebagai berikut.
a. Selalu (SL) Jika pernyataan tersebut merupakan tindakan sikap
untuk memperkenalkan pola hidup bersih dan sehat ke dalam
keluarga, yang selalu dilakukan dalam bulan terakhir.
b. Kadang-kadang (KK) Jika pernyataan merupakan kegiatan sikap
penerapan PHBS keluarga dilakukan selama 3 bulan terakhir.
c. Jarang (JR) Jika ada pernyataan merupakan kegiatan yang dilakukan
selama 1-2 bulan terakhir.
d. Tidak pernah (TP) Jika ada pernyataan merupakan kegiatan yang
tidak pernah dilakukan sama sekali.
2. Tidak ada jawaban yang benar atau terhadap pernyataan berikut ini yang
bebas pilihan jawaban yang dapat tersedia, sesuai dengan keadaan diri
yang sebenarnya.
SIKAP

NO PERNYATAAN SL KK JR TP

1. Persalinan harus dibantu oleh tenaga kesehatan


bidan

2. Memberikan ASI tambahan dengan makanan


sebelum bayi berusia 0-6 bulan

3. Keluarga sering ditimbang berat badannya secara


teratur (untuk balita lihat KMSnya minimal
menimbang balita 4 bulan terakhir)

4. Keluarga harus mengunakan sumber air


sumur/PAM untuk memasak air minum

5. Keluarga memcuci tangan tidak sering


mengunakan sabun

6. Kelaurga mengunakan jamban keluarga


sendiri/umum mengunakan septic tank dan leher
angsa/toilet
39

7. Anggota keluarga menguras dan menyikat tempat


penampungan air secara rutin

8. Keluarga biasa memberikan suplemen gizi pada


keluarga

9. Keluarga sering beraktifitas fisik/berolahraga


setiap hari

10. Keluarga sering merokok dalam rumah akan


menyebabkan kerusakan jantung merusak paru-
paru, kanker bagi yang merokok dalam peghuni
rumah

Sumber : Bella Andini

MOTIVASI

1. Tunjukan pendapatan anda di setiap pernyataan birutdengan check (√) salat


satu opsi yang tersedia di bawah kondisi berikut.
2. Tidak ada jawaban benar atau salah untuk peryataan berikut, anda bebas
memilih jawaban yang sesuai dengan diri anda sebenarnya.

NO PERTANYAAN YA TIDAK

Motivasi Instrinsik

1. Saya selalu ada kemauan untuk melakukan dorongan


motivasi keluarga ?

2. Saya selalu mengikuti motivasi perilaku hidup dan sehat


sehat dalam keluarga ?

3. Saya merasa senang jika saya mengikuti motivasi anggota


keluarga ?

4. Saya ada keinginan untuk melakukan aktifitas fisik setiap


hari olahraga ?
5. Saya piker anggota keluarga harus menggunakan sumber
air karena untuk mencegah diare ?

6. Saya merasa air yang saya konsumsi masih kurang bersih


tidak layak di pakai ?

7. Anggota keluarga sering mengeluh tentang air ?

Motivasi Ekstrinsik

NO PERTANYAAN YA TIDAK

1. Keluarga memberikan support kepada saya setiap saya


selesai membersihkan tempat penampungan air secara rutin
agar terhindar dari DBD?

2. Apakah saya tidak mengizikan keluarga saya merokok di


rumah karena dapat membahayakan kesehatan anggota
keluarga?

3. Anggota keluarga agar dapat membantu perawat


dianjurkan oleh tenaga kesehatan?

4. Anggota keluarga agar dapat membantu perawat


dianjurkan oleh tenaga kesehatan?

5. Saya harus memberikan pemahaman agar salah satu


keluarga saya terhindar dari penyakit covid?

PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

NO PERTANYAAN YA TIDAK

1. Apakah saya datang ke pelayanan kesehatan untuk


pertolongan persalinan?

2. Saya punya anak, apakah bayi dibawah 5 tahun selalu


41

ditimbang setiap bulan?

3. Keluarga saya selalu mencuci tangan dengn air bersih dan


sabun secara rutin?

4. Anggota keluarga saya selalu berolahraga setiap hari?

5. Saya selalu menguras tempat penampungan air secara


rutin?

6. Saya selalu menguras tempat penampungan air secara


rutin?

7. Keluarga saya selalu menerapakan mencuci tangan


sebelum makan?

8. Saya dan anggota keluarga selalu melakukan


pembersihan dalam setiap minggu membersihkan jentik
nyamuk lingkungan masyarakat?

9. Keluarga selalu menjaga kebersihan rumah?

10. Keluarga selalu minum air putih yang secukupnya agar


dapat menjaga kesehatan?

Sumber : Bella Andini

Anda mungkin juga menyukai