Anda di halaman 1dari 48

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MENGGUNAKAN

METODE MIND MAPPING TERHADAP PENINGKATAN


PENGETAHUAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN
PADA ANAK DI SD NEGERI 24 PALU

PROPOSAL

NURANISA AMBOLOLO
201601081

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
2020
LEMBAR PERSETUJUAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MENGGUNAKAN


METODE MIND MAPPING TERHADAP PENINGKATAN
PENGETAHUAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN
PADA ANAK DI SD NEGERI 24 PALU

PROPOSAL

NURANISA AMBOLOLO
201601081

Proposal ini telah Disetujui


Untuk Diseminarkan

Tanggal Mei 2020

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Katrina Feby Lestari, S.Kep., M.P.H Nelky Suriawanto, S.Si.,M.Si


NIK. 20120901027 NIK.

Mengetahui,
Ketua Prodi Ners
STIKes Widya Nusantara Palu

Ns. Hasnidar, S.Kep., M.Kep


NIK. 20110901016

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR iv

DAFTAR LAMPIRAN v

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan Penelitian 3
D. Manfaat Penelitian 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6

A. Tinjauan Teori 6
B. Kerangka Konsep 13
C. Hipotesis 14
BAB III METODE PENELITIAN 15

A. Desain Penelitian 15
B. Tempat dan Waktu Penelitian 16
C. Populasi dan Sampel 16
D. Variabel Penelitian 17
E. Definisi Operasional 18
F. Instrumen Penelitian 19
G. Teknik Pengumpulan Data 19
H. Analisis Data 20
I. Bagan Alur Penelitian 23

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Langkah-langkah cuci tangan pakai sabun 13

Gambar 2.2 Kerangka Konsep 14

Gambar 3.1 Rancangan Penelitian 15

Gambar 3.2 Bagan Alur Penelitian 23

iii
DAFTAR LAMPIRAN

1. Lembar SAP Cuci Tangan Pakai Sabun


2. Lembar Kuesioner Pengetahuan tentangan Cuci Tangan Pakai Sabun
3. Gambar Mind Mapping

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

BUAT KALIMAT PERTAMA KENAPA HARUS MEMBAHAS


CUCI TANGAN PAKAI SABUN. JANGAN MEMULAI DENGAN
DEFINISI ATO PENGERTIAN. Cuci tangan pakai sabun merupakan
proses membuang kotoran dan debu secara mekanis dari kulit kedua
tangan dengan memakai air dan sabun, cuci tangan pakai sabun merupakan
cara yang sederhana, mudah, dan bermanfaat untuk mencegah berbagai
penyakit penyebab kematian, yang dapat dicegah dengan cuci tangan yang
benar, seperti MASA HANYA DIARE DAN ISPA? penyakit Diare dan
ISPA yang sering menjadi penyebab kematian anak-anak.1
Anak usia sekolah memiliki kesadaran yang kurang mengenai
perilaku cuci tangan pakai sabun yang baik dan benar. Biasanya anak usia
sekolah hanya mengerti bahwa cuci tangan yang penting tangannya basah
saja, padahal cuci tangan saja atau tidak menggunakan sabun masih
meninggalkan kuman atau kurang bersih. KEMBANGKAN TENTANG
ANAK USIA SEKOLAH DAN CUCI TNGAN PAKE SABUN 2
Menurut data Word Health Organization (WHO) mencuci tangan
menggunakan sabun dapat mengurangi prevalensi resiko diare sebesar
40% dan resiko infeksi saluran pernapasan akut sebesar 20%. DATA
TENTANG CUCI TNGAN PAKAI SABUN BUKAN DATA DIARE
DAN ISPA. Dari data KEMENKES RI bahwa rerata nasional proposi
penduduk di Indonesia berperilaku cuci tangan pakai sabun yang benar
meningkat sebanyak 23,8% dari 23,2% tahun 2007 menjadi 47,0% pada
tahun 2013. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, secara
nasional di Sulawesi tengah masyarakat yang berperilaku benar dalam cuci
tangan pakai sabun (CTPS) sebesar 19,9%, angka tersebut terbilang sangat
kurang pengetahuan dimasyarakat tentang pentingnya cuci tangan pakai
sabun (CTPS) DATA TERLALU TUA 2007 2013. CARI DATA WHO

1
2

DAN KEMENKES DAN SULTENG 2018 2019. KEMBANGAKN


LEBIH DARI SATU PARAGRAF. 3
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka
kejadian penyakit yang disebabkan tidak cuci tangan pakai sabun adalah
dengan didasari oleh pengetahuan yang baik mengenai cara mencuci
tangan pakai sabun dengan baik dan benar. JELASKAN TENTANG
PENGETAHUAN TENTANG CUCI TNGAN PAKAI SABUN.
PERLUAS PARAGRAFMU. Faktor resiko yang dimaksud seperti tidak
menerapkan kebiasaan mencuci tangan pakai sabun, yang didukung oleh
kemampuan dalam menanggap dan memahami informasi mengenai
pengetahuan tentang mencuci tangan pakai sabun. 4
BUAT KALIMAT PENYAMBUNG ANTARA PENGETAHUAN
DAN PENDIDIKAN KESEHATAN. Pendidikan kesehatan merupakan
suatu penerapan konsep pendidikan berupa kumpulan pengalaman dimana
saja dan kapan saja dapat mempengaruhi pengetahuan sikap dan kebiasaan
5
sasaran pendidikan. Pendidikan kesehatan menggunakan metode Mind
mapping merupakan cara mencatat yang kreatif, efektif dan harfiahkan
memetakan suatu pikiran-pikiran seseorang. Catatan yang dibuat dalam
bentuk gagasan yang saling berkaitan, dengan topik utamanya berada di
tengah dan sub topik serta perincian menjadi cabang-cabangnya.
KENAPA HARUS PAKE METODE MIND MAPPING DAN BUKAN
METODE LAIN. APA KELEBIHANNYA?6
Berdasarkan penelitian Widi Nurwanti (2017) “Pengaruh
Pembinaan PHBS terhadap Pengetahuan dan Praktik Cuci Tangan Pakai
Sabun pada Siswa Tunanetra SLB Se-Kota Tasikmalaya Tahun 2017”
dengan jumlah responden 10 siswa berjenis kelamin laki-laki dan 18 siswa
berjenis kelamin perempuan dengan menggunakan kuesioner diketahui
bahwa hasil pretest pengetahuan cuci tangan pakai sabun dengan
presentase paling besar adalah 21 siswa (75%) termasuk kategori cukup
dan hasil posttest pengetahuan cuci tangan pakai sabun dengan presentase
paling besar adalah 22 siswa (79%) termasuk kategori baik.7
3

Hasil studi penelitian yang dilakukan oleh Putri Nurvita Dwi


Fatma (2015) “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Metode Mind Mapping
Terhadap Kemampuan Anak Usia Sekolah Dalam Merawat Kesehatan
Gigi Dan Mulut Di SD Tepos Kabupaten Situbondo” Data responden
jenis kelamin responden didapatkan jumlah responden laki-laki 18 siswa
dan responden perempuan sebesaar 20 siswa. Sebelum diberikan
pendidikan kesehatan dengan menggunakan metode mind mapping pada
kognitif memiliki rata-rata (6,84 %), rata-rata afektif (7,05 %), dan rata-
rata psikomotor (4,26 %). Setelah diberikan pendidikan kesehatan dengan
menggunakan metode mind mapping pada kognitif memiliki nilai rata-rata
(8,61 %) dengan peningkatan nilai rata-rata (1,77 %), nilai rata-rata afektif
(8,39 %) dengan peningkatan nilai rata-rata (1,34 %), dan nilai rata-rata
psikomotor (6,08 %) dengan peningkatan nilai (1,82 %). 8
Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan di SD Negeri
24 Palu pada bulan Maret 2020 didapatkan data bulan Desember 2019
jumlah keseluruhan siswa SD Negeri 24 Palu sebanyak 366. SD Negeri 24
Palu merupakan salah satu sekolah yang berada di Kelurahan Talise
Kecamatan Mantikulore Kota Palu. Menurut kepala sekolah dan salah satu
guru yang telah diwawancarai beliau mengatakan bahwa di SD Negeri 24
Palu belum pernah di lakukan pendidikan kesehatan tentang cuci tangan
pakai sabun. Selain itu Peneliti juga melakukan wawancara dengan salah
satu siswa mengatakan bahwa tidak mengetahui kapan waktu penting
untuk cuci tangan pakai sabun di lakukan dan mengapa cuci tangan pakai
sabun itu penting bagi kesehatan. Jumlah total siswa kelas 3 sebanyak 55
anak., dan jumlah siswa kelas 4 sebanyak 69 anak. Di sekolah tersebut
belum pernah dilakukan penyuluhan tentang cuci tangan pakai sabun dari
instansi terkait.
Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penilitian
megenai Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Menggunakan Metode
Mind Mapping terhadap Peningkatan Pengentahuan Cuci Tangan Pakai
Sabun Pada Anak Di SD Negeri 24 Palu.
4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka pertanyaan dalam penelitian ini


yaitu ”Apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan dengan menggunakan
metode mind mapping terhadap peningkatan pengetahuan cuci tangan
pakai sabun pada anak di SD Negeri 24 Palu ?”

C. Tujuan

1. Tujuan Umum
Menunjukkan pengaruh pendidikan kesehatan dengan
menggunakan metode mind mapping terhadap peningkatan
pengetahuan cuci tangan pakai sabun pada anak di SD Negeri 24 Palu.
2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan cuci tangan pakai sabun

pada anak di SD Negeri 24 Palu sebelum dilakukan pendidikan

kesehatan dengan menggunakan metode mind mapping.

b. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan cuci tangan pakai sabun

pada anak di SD negeri 24 Palu sesudah dilakukan pendidikan

kesehatan dengan menggunakan metode mind mapping.

c. Membuktikan pengaruh pendidikan kesehatan dengan

menggunakan metode mind mapping terhadap peningkatan

pengetahuan cuci tangan pakai sabun pada anak di SD Negeri 24

Palu.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi STIKes Widya Nusantara Palu


Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi terhadap
peningkatan ilmu pengetahuan keperawatan khususnya mengenai
5

pendidikan kesehatan tentang cuci tangan pakai sabun. APA HANYA


INI? KARENA SUDAH BNYAK JUGA PENELITIAN SEPERTI
INI. COBA CARI MANFAAT LAIN
2. Bagi Siswa Sekolah Dasar
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan belajar dan masukan
untuk menumbuhkan kesadaran pentingnya perilaku cuci tangan dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Bagi SD Negeri 24 Palu
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai data dasar atau
informasi awal bagi siswa dan guru-guru di SD Negeri 24 Palu tentang
pentingnya mencuci tangan pakai sabun supaya kedepannya pihak
sekolah bisa menyusun program untuk meminta pihak petugas
kesehatan setempat agar secara berkala melakukan penyuluhan
kesehatan tentang cuci tangan pakai sabun.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori tentang Pendidikan Kesehatan

1. Pengertian
Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep
pendidikan dalam bidang kesehatan. Di lihat dari segi pendidik,
pendidikan kesehatan adalah konsep yang di aplikasikan pada bidang
kesehatan. Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang
berarti dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan
atau perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang
dari pada individu kelompok atau masyarakat. 9
Kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental,
spiritual, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup
produktif secara sosial dan ekonomi, dan menurut WHO yang paling
baru ini memang lebih luas dan dinamis di bandingkan dengan batasan
sebelumnya yang mengatakan, bahwa kesehatan adalah keadaan
sempurna, baik fisik maupun mental dan tidak hanya bebas dari
penyakit dan cacat. 10
2. Tujuan
Apabila pendidikan kesehatan dalam mencapai perubahan perilaku
masyarakat di tekankan pada faktor predisposisi perilaku, dengan
pemberian informasi atau pengetahuan dan sikap. Promosi kesehatan
upaya perubahan perilaku hidup sehat masyarakat tidak hanya di
tujukan pada faktor predisposisi atau peningkatan dan pengetahuan
sikap saja, tetapi terhadap faktor lain yakni enabling (pemungkin) dan
reinforcing (penguat). dapat disimpulkan bahwa promosi kesehatan
merupakan pendidikan kesehatan. Upaya perubahan perilaku kesehatan
bukan hanya di tekankan pada upaya penyuluhan atau pemberian
informasi kesehatan guna meningkatkan pengetahuan dan sikap positif
terhadap kesehatan saja. Promosi kesehatan juga memandang penting

6
7

upaya meningkatkan faktor lain seperti sarana dan prasarana atau


fasilitas untuk terwujudnya perilaku hidup sehat tersebut.11
3. Metode yang digunakan dalam Pendidikan Kesehatan (JELASKAN
SEMUA KEUNTUNGAN DAN KEKURANGANNYA)
4. Pengertian Metode Mind Mapping
Mind Mapping adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan
secara harfiahkan memetakkan pikiran-pikiran seseorang. Catatan yang
dibuat tersebut kemudian membentuk gagasan yang saling berkaitan,
yaitu dengan topik utama berada di tengah dan sub topik serta
perincian yang menjadi cabang-cabangnya. Manfaat gambar dan teks
seseorang mencatat atau mengeluarkan ide yang ada di dalam pikiran,
maka kita telah menggunakan dua belahan otak secara sinergis.
Apalagi jika dalam peta pemikiran itu kemudian ditambahkan dengan
warna dan hal-hal yang dapat memperkuat emosi.12
Simbol dan gambar seringkali lebih berdaya untuk
mengungkapkan pikiran maupun mengingat suatu hal. Karena otak
memiliki kemampuan alami untuk pengenalan visual, bahkan
sebenarnya pengenalan yang sempurna. Oleh karena itu, symbol dan
ilustrasi dapat ditambahkan pada Mind Mapping yang dibuat untuk
memperkuat ingatan yang lebih baik. Selain itu, Mind Mapping dapat
dibuat pula dengan cara mengkombinasikan beberapa warna sehingga
terkesan berwarna-warni dan tidak monoton.13
5. Manfaat Metode Mind Mapping
Peta pemikiran memberikan pandangan menyeluruh pada setiap
aspek permasalahan dan memberikan sudut pandang pada area yang
luas, memungkinkan kita merencanakan rute atau membuat pilihan-
pilihan dan mengetahui kemana kita akan pergi dan dimana kita
berada. Untuk anak-anak, peta pemikiran memiliki manfaat yaitu
membantu dalam mengingat, mendapatkan ide, menghemat waktu,
berkonsentrasi, mendapatkan nilai yang lebih bagus, mengatur pikiran
dan hobi, media bermain, bersenang-senang dalam menuangkan
imajinasi yang tentunya dapat memunculkan kreativitas seseorang. 14
8

6. Langkah-langkah membuat Mind Mapping


Sebelum membuat sebuat peta pemikiran diperlukan beberapa
bahan, yaitu kertas kosong tidak bergaris, pena, dan pensi warna.
Mengemukakan ada tujuh langkah untuk membuat Mind Mapping
(peta pikiran), yaitu15 :
a. Memulai dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya
diletakkan dengan cara mendatar. Hal itu dikarenakan apabila
dimulai dari tengah akan memberikan kebebasan pada otak untuk
menyebar ke segala arah untuk mengungkapkan dirinya secara
lebih bebas dan alami.
b. Menggunakan gambar atau foto untuk ide sentral. Karena sebuah
gambar atau foto akan mempunyai seribu kata yang dapat
membantu otak dalam menggunakan imajinasi yang akan
diungkapkan. Sebuah gambar sentral akan lebih menarik,
membuat otak tetap focus, membantuk otak untuk berkonsentrasi,
dan mengaktifkan otak.
c. Menggunakan warna yang menarik. Karena bagi otak, warna
sama menariknya dengan gambar. Warna dapat membuat Mind
Mapping (peta pikiran) lebih hidup, menambah energy pada
pemikiran yang kreatif dan menyenangkan.
d. Menghubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan
hubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tingkat tiga ke satu
dan dua seterusnya. Karena otak bekerja menurut asosiasi, otak
senang mengaitkan dua, tiga atau empat hal sekaligus. Apabila
cabang-cabang dihubungkan akan lebih mudah diingat dan
dimengerti.
e. Membuat garis hubung yang melengkung, bukan garis lurus.
Karena garis lurus akan membosankan otak. Cabang-cabang yang
melengkung dan organis seperti cabang-cabang pohon jauh lebih
menarik bagi mata.
9

f. Menggunakan satu kata kunci untuk setiap garis. Karena dengan


kata kunci tunggal memberi lebih banyak daya dan fleksibilitas
pada peta pikiran.
g. Menggunakan gambar. Karena setiap gambar sentral bermakna
seibut kata.

B. Tinjauan Teori tentang Pengetahuan

1. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia atau hasil
tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata,
hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu
penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian
besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran
(telinga), dan indera penglihatan (mata).16
Pengetahuan seseorang tentang suatu objek yang mengandung
dua aspek, yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek ini yang akan
menentukan sikap seseorang semakin banyak aspek positif dan objek
yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap
objek tertentu.17
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah
pendidikan, informasi atau media massa, pekerjaan, lingkungan,
pengalaman, usia, sosial, budaya dan ekonomi.JELASKAN DETAIL18
3. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan yang cukup didalam domain kognitif mempunyai
tingkatan, yaitu19 :
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan yaitu mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Yang termasuk ke dalam pengetahuan
tingkat ini adalah mengingat kembal (recall) sesuatu yang spesifik
dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah
10

diterima. Oleh karena itu tahu merupakan tingkat pengetahuan


yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu
tentang apa yang telah dipelajari, yaitu menyebutkan,
menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.
b. Memahami (Comprehention)
Memahami diartikan yaitu suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah
paham terhadap objek atau materi harus dapat melakukan yaitu
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan,
dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
c. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan yaitu sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi
real (sebenarnya). Aplikasi yang dimaksud adalah aplikasi atau
penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan
sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
d. Analisis (Analysis)
Analisis merupakan kemampuan untuk menjabarkan suatu
objek atau materi ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di
dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya antara satu
dan lainnya. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan
kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan),
membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis merupakan menunjuk kepada suatu kemampuan
untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam
suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis
adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari
formulasi-formulasi yang ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
11

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk


melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau
objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang
ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah
ada.
4. Skala Ukur Pengetahuan
Menurut Arikunto (2013), hasil ukur pengetahuan dapat di
kelompokkan menjadi 3 kategori, yaitu20 :
a. Baik dengan presentase 76%-100%
b. Cukup dengan presentase 56%-75%
c. Kurang dengan presentase kurang dari ≤ 55%

C. Tinjauan Teori Tentang Cuci Tangan Pakai Sabun

1. Pengertian
Cuci tangan pakai sabun adalah satu indikator perilaku hidup
bersih dan sehat di sekolah. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
merupakan perilaku seseorang dalam meningkatkan kesehatan
berdasarkan kesadaran, sehingga mampu berperan aktif untuk
mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat.21
Cuci tangan pakai sabun merupakan salah satu tindakan yang
dilakukan untuk menjaga kebersihan dengan cara menggosok tangan
dengan sabun pada seluruh permukaan tangan dengan kuat dan
ringkas kemudian dibilas dengan air yang mengalir.22
Cuci tangan pakai sabun adalah tindakan sanitasi dalam
membersihkan tangan dan jari-jari dengan menggunakan sabun dan air
agar tangan menjadi bersih dan dapat memutuskan mata rantai kuman
penyakit.23
Cuci tangan pakai sabun yang baik membutuhkan beberapa
peralatan seperti sabun anti septic, air bersih, handuk atau lap untuk
mendapatkan hasil yang maksimal di sarankan mencuci tangan selama
20-30 detik.24
2. Tujuan
12

Cuci tangan pakai sabun bertujuan untuk menghilangkan


kuman-kuman yang dapat menularkan kepada orang lain. Cuci tangan
pakai sabun adalah kunci yang paling penting dalam pencegahan
penularan penyakit karena dengan mencuci tangan pakai sabun dan air
lebih efektif menghilangkan debu dan kotoran secara mekanis dan
dapat mengurangi jumlah mikroorganisme penyebab dari penyakit
seperti virus, parasite dan bakteri lainnya yang berada di tangan.25
3. Manfaat
Menurut Wirawan (2013) mengatakan bahwa manfaat mencuci
tangan pakai sabun yaitu26 :
a. Mencegah resiko tertular flu, demam dan penyakit menular lainnya
sampai 50%.
b. Mencegah tertularnya penyakit serius seperti hepapatitis A,
meningitis dan lain-lain.
c. Menurunkan resiko terkena diare dan penyakit pencernaan lainnya
sampai 59%.
d. Jika mencuci tangan sudah menjadi kebiasaan yang tidak bisa
dilupakan, maka sejuta kematian bisa dicegah setiap tahun.
e. Dapat menghemat uang karena anggota keluarga jarang ada yang
sakit.
4. Waktu yang Efektif dalam Cuci Tangan Pakai Sabun
Waktu yang efektif dalam mencuci tangan pakai sabun yaitu
sebelum atau sesudah makan, sebelum menyiapkan makanan, setelah
menceboki bayi, setelah BAB atau BAK, dan setelah memegang
binatang dan unggas.27
5. Langkah-langkah dalam Cuci Tangan Pakai Sabun
Menurut KEMENKES RI (2014) terdapat 6 langkah dalam
mencuci tangan pakai sabun yang baik dan benar, yaitu28 :
a. Basahi kedua tangan dengan air mengalir, ambil sabun kemudian
gosok dan ratakan pada kedua telapak tangan.
b. Gosok kedua punggung tangan dan sela-sela jari secara
bergantian dengan bersih.
13

c. Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari.


d. Gosok punggung jari kedua tangan dengan posisi tangan saling
mengunci.
e. Gosok ibu jari kiri dengan memutar dalam genggaman telapak
tangan kanan, begitupun sebaliknya.
f. Gosok ujung kuku tangan kiri dengan memutar pada genggaman
telapak tangan kanan, begitupun sebaliknya. Kemudian bilas
seluruh tangan dengan air mengalir dan bersih, lalu keringkan
dengan tisu, handuk atau lap.

Berikut gambar di bawah ini :

Gambar 2.1. Langkah-langkah Cuci Tangan Pakai Sabun

D. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan abstraksi dari suatu realitas agar dapat

dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan

keterkaitan antara variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti.

Kerangka konsep akan membantu peneliti untuk menghubungkan hasil

penemuan dengan teori.29


14

Faktor-faktor yang mempengaruhi


faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah pendidikan,
keberhasilan pendidikan informasi/media massa, pekerjaan,
kesehatan (TAMBAHKAN lingkungan, pengalaman, usia, sosial,
JUGA DI TINJAUAN TEORI) budaya dan ekonomi.

Variabel Independent

Pendidikan Kesehatan Peningkatan Pengetahuan Cuci


Dengan Menggunakan Tangan Pakai Sabun Pada
Metode Mind Mapping Anak di SD Negeri 24 Palu

KAMU MAU MENELITI


SAMPAI TINGKAT
PENGETAHUAN YANG
MANA?

Variabel Dependent

2.2. Gambar Kerangka Konsep


Keterangan :
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
TIDAK PERLU GARIS DICETAK TEBAL

E. Hipotesis

Terdapat pengaruh pendidikan kesehatan dengan menggunakan


metode mind mapping terhadap peningkatan pengetahuan cuci tangan
pakai sabun pada anak di SD Negeri 24 Palu.
15
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain pre-


eksperimental design yaitu rancangan penelitian pre-pasca test dalam satu
kelompok (one group pretest-post test design).30
Metode kuantitatif merupakan metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, yang digunakan untuk meneliti
pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data awal menggunakan
instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan
tujuan untuk menguji hipotesis yang ditetapkan.31
Penelitian ini menggunakan desain penelitian Pre-Eksperimen,
dengan pendekatan one grup pre test dan post test design, yaitu rancangan
penelitian yang menggunakan satu kelompok subjek dengan cara
melakukan pengukuran sebelum dan setelah perlakuan. Efektifitas
perlakuan ini dinilai dengan cara membandingkan nilai post test dengan
pre test.32

O1 X O2

3.1. Gambar Rancangan Penelitian

Keterangan :

O1 : Pre-Test. Pengukuran yang dilakukan menggunakan kuesioner untuk


mengukur pengetahuan cuci tangan pakai sabun pada siswa sebelum
pemberian pendidikan kesehatan dengan menggunakan metode mind
mapping.

X : Perlakuan/Eksperimen. Pemberian pendidikan kesehatan dengan


menggunakan metode mind mapping.
17

O2 : Post-Test. Pengukuran yang dilakukan menggunakan kuesioner


untuk mengukur pengetahuan cuci tangan pakai sabun pada siswa setelah
dilakukan pendidikan kesehatan dengan menggunakan metode mind
mapping.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SD Negeri 24 Palu.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni 2020.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti. 33 Populasi


dalam penelitian ini adalah 124 anak di SD Negeri 24 Palu yang aktif
selama penelitian berlangsung. BUKAN KELAS 3 TAPI KELAS 4
DAN 5
2. Sampel
Sampel adalah objek yang diteliti dan di anggap mewakili seluruh
populasi.34 Sampel dalam penelitian ini adalah kelas 3 berjumlah 55
siswa dan kelas 4 berjumlah 69 siswa di SD Negeri 24 Palu.
Besar sampel diambil dengan menggunakan rumus Slovin :

N
n= 2
1+ N ( e )
124
n=
1+124 × ( 0,05 )2
124
n=
1+124 × 0,0025
124
n=
1+124 × 2,5
124
n=
3 ,5
18

n=35,7
Keterangan :
n : Ukuran sampel/Jumlah responden
N : Ukuran populasi/Besar populasi
e : Perkiraan proporsi
Dengan perhitungan berdasarkan rumus diatas, didapatkan nilai
n = 35,7 yang jika dibulatkan menjadi 36 sampel.
Tekhnik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
random sampling. Random sampling adalah pengambilan anggota
sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan
strata yang ada dalam populasi itu.35
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian dalam
suatu populasi yang akan diteliti.36 Kriteria inklusi dalam penelitian ini
adalah :
a. Siswa kelas 3 dan kelas 4
b. Bersedia menjadi responden
Kriteria eksklusi adalah yang tidak memenuhi kriteria inklusi dari
penelitian karena dapat mengganggu pengukuran maupun interpretasi
hasil.37 Kriteria ekslusi dalam penelitian ini adalah :
a. Siswa yang tidak hadir atau sakit saat penelitian berlangsung.
BERDASARKAN HASIL RUMUS SAMPEL, KAMU BAGI
LAGI KELAS 4 DIAMBIL BERAPA ORANG DAN KELAS 5
DIAMBIL BERPA?
D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu atribut/sifat/nilai dari


orang, obyek/kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan. 38 Penelitian ini
terdapat dua variabel yaitu variabel bebas (Independent Variabel) dan
variabel terikat (Dependent Variabel).
1. Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat
19

(dependen).39 Variabel bebas atau variabel yang mempengaruhi pada


penelitian ini adalah pendidikan kesehatan dengan menggunakan
metode mind mapping.
2. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah adalah variabel yang dipengaruhi atau
menjadi akibat karena adanya variabel independen.40 Variabel terikat
atau variabel yang dipengaruhi pada penelitian ini, adalah peningkatan
pengetahuan cuci tangan pakai sabun.
E. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah karakteristik yang diamati dari sesuatu


yang didefinisikan tersebut. Karakteristik yang dapat diamati atau diukur
itulah yang merupakan kunci definisi operasional. Dapat diamati artinya
memungkinkan bagi peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran
secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena yang kemudian dapat
diulangi oleh orang lain.41
1. Pendidikan Kesehatan dengan Menggunakan Metode Mind Mapping
Definisi : Sebuah kegiatan KEGIATAN APA ?yang dilakukan dengan
memberikan obyek berupa gambar dan tulisan sehingga
mudah dimengerti oleh responden.
Alat ukur : Satuan Acara Penyuluhan (SAP) cuci tangan pakai sabun
2. Peningkatan Pengetahuan Cuci Tangan Pakai Sabun
Definisi : Segala sesuatu yang di ketahui dan di pahami tentang cuci
tangan pakai sabun mulai dari cara mencuci tangan,
manfaat, tujuan, penyakit yang dapat timbul apabila tidak
mencuci tangan pakai sabun, waktu dan langkah-langkah
mencuci tangan dengan baik dan benar.
Cara ukur : Pengisian Kuesioner

Alat ukur : Kuesioner

Skala : Ordinal

Hasil : Baik dengan presentase 76-100 %

Cukup dengan presentase 56-75%


20

Kurang dengan presentase ≤ 55%

F. Instrument Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk


mengumpulkan data dalam penelitian. Instrumen yang digunakan adalah
kuesioner. Pengisian lembar kuesioner dilakukan oleh responden.
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan yang dapat mengatur variabel yang
diukur sehingga memiliki makna dalam pengujian hipotesis penelitian.42
Dalam penelitian ini digunakan lembar kuesioner untuk mengukur
tingkat pengetahuan cuci tangan pakai sabun pada siswa sekolah dasar.
Kuesioner pengetahuan dari penelitian Arlya Sari Waruwu (2018).
Kuesioner berjumlah 20 pertanyaan menggunakan multiple choice jika
responden menjawab Benar mendapat skor 1 dan bila jawaban Salah
mendapat skor 0.43

G. Teknik Pengumpulan Data


44

a. Pra Intervensi
Memberikan penjelasan tentang tujuan, manfaat, dan
prosedur-prosedur dalam penelitian ini. Kemudian responden
melakukan pengisian lembar kuesioner untuk mengetahui tingkat
pengetahuan cuci tangan pakai sabun pada siswa. KAPAN
KUESIONER DIBAGIKAN APAKAH 1 HARI SEBELUM
PENYULUHAN ATO BERAPA JAM SBELUM PENYULUHAN
b. Intervensi
Pemberian metode Mind Mapping dilakukan setelah selesai
mata pelajaran di pagi hari kepada responden. DILAKUKAN
BERAPA KALI APAKAH HANYA SEKALI SAJA ATO?
SEKALI PERTEMUAN BERAPA LAMA?... MENIT ATO …
JAM
c. Post Intervensi
21

Setelah pemberian metode Mind Mapping, maka dilakukan


kembali pengisian kuesioner untuk mengetahui tingkat
pengetahuan cuci tangan pakai sabun pada siswa. KAPAN
KUESIONER DIBAGIKAN APAKAH 1 HARI SETELAH
PENYULUHAN ATO BERAPA JAM ATO MENIT SETELAH
PENYULUHAN

1. Jenis data yang dikumpulkan


a. Data Primer
Data primer adalah data penelitian yang diperoleh secara
langsung dari sumber aslinya baik secara langsung dari sumber
aslinya, baik secara wawancara, jajak pendapat dari individu atau
kelompok, maupun hasil observasi dari suatu obyek, kejadian, atau
hasil pengujian. Dalam hal ini peneliti mengumpulkan data dengan
cara memberikan kuesioner atau dengan cara mengamati atau
observasi.45
Data primer dari penelitian ini adalah kuesioner pengetahuan
cuci tangan pakai sabun yang diisi responden.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh secara
tidak langsung, misalnya melalui buku, catatan, buku yang telah
ada atau arsip (baik yang dipublikasikan maupun yang tidak
dipublikasikan secara umum). Dalam hal ini peneliti
mengumpulkan data dengan cara berkunjung ke perpustakaan,
pusat kajian, pusat arsip atau membaca buku yang berhubungan
dengan penelitiannya.46
Data sekunder dari penelitian ini adalah data yang diperoleh
dari SD Negeri 24 Palu.

H. Analisa Data

1. Pengolahan Data
22

Prosedur pengolahan data dalam penelitian ini awalnya


dilakukan dengan cara meminta surat pengantar dari pihak kampus
untuk disampaikan ke pihak SD Negeri 24 Palu dan kemudian peneliti
akan melakukan penyebaran kuesioner kepada responden dengan
memberikan informed consent terlebih dahulu.
Data yang telah dikumpulkan diolah secara manual dan
menggunakan sistem komputerisasi. Tahapan yang dilakukan dalam
pengolahan data adalah :
a. Editing Data : Pada tahap ini peneliti memeriksa kelengkapan isian
kuesioner, kejelasan penulisan jawaban, relevansi, dan konsisten
dengan pertanyaan. Setelah peneliti melakukan pengecekan
pengisian kuesioner maka kuesioner yang tidak lengkap, tidak
jelas, tidak relevan atau tidak konsisten dengan pertanyaan akan
diklarifikasi kepada responden. Tujuannya untuk memudahkan
peneliti dalam menganalisa data.
b. Coding Data : Mengklafikasikan data dengan cara memberi kode
untuk memudahkan peneliti pada saat entry data.
c. Entry Data : Pada tahap ini peneliti memproses data dengan cara
melakukan entry data dari masing-masing responden ke dalam
program computer. Data dimasukkan sesuai nomor responden pada
kuesioner dan nomor pada lembar jawaban responden, kemudian
dimasukkan ke dalam program komputer dalam bentuk angka
sesuai dengan skor jawaban yang telah ditentukan ketika coding.
d. Cleaning Data : Kegiatan mengecek kembali data yang sudah di
entry apakah ada kesalahan atau tidak
e. Describing Data: Menggambarkan data atau menerangkan data
f. Tabulating : Kemudian dilakukan perhitungan / tabulasi dengan
menggunakan program komputerisasi.
Data yang telah diolah dengan menggunakan program komputer
kemudian dianalisa sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan
kesimpulan dan keputusan.47 Adapun analisa data dalam penelitian ini
23

menggunakan analisis univariat dan bivariat yang diolah dalam komputer


menggunakan software analisis yaitu SPSS.
2. Analisa Univariat
Data dianalisis secara univariat. Analisa data dilakukan terhadap
tiap variabel penelitian. Analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan
presentase dari tiap variabel. Analisa data dilakukan dengan formulasi
distribusi frekuensi dengan rumus sebagai berikut48 :
Rumus :
F
P= x 100%
N

Keterangan :
P = Persentase
F = Frekuensi (jumlah jawaban benar)
N = Sampel
3. Analisa Bivariat
Analisis bivariat adalah analisis secara simultan dari dua variabel.
Hal ini biasanya dilakukan untuk melihat apakah satu variabel terkait
dengan variabel lain. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah menggunakan tabel silang untuk melihat dan menganalisis
pengaruh antara dua variabel. Menguji ada tidaknya pengaruh metode
Mind Mapping terhadap peningkatan pengetahuan cuci tangan pakai
sabun pada anak. Uji hipotesis yang digunakan jika memenuhi asumsi
normalitas maka digunakan uji parametris yang sesuai yaitu rumus uji
“T-Test”, dan apabila tidak memenuhi maka dapat digunakan uji
Wilcoxon dengan tingkat kemaknaan α = 0,05. Hasil dari analisis yang
diperoleh dari pada analisis dengan menggunakan program computer
yaitu nilai p, kemudian dibandingkan dengan α= 0,05 maka ada
pengaruh antar variabel independen dan dependen, tapi jika nilai p
lebih besar dari α= 0,05 maka tidak ada pengaruh variabel independen
dan dependen.49
Rumus uji T-Test :
24

x 1−x 2

s 1 ( 2) s 2( 2) 2 r ( s 1) ( s 2)
t=
√ nl
+
n2

√ n 1√ n 1

Keterangan
x1 = Rata-rata sampel 1
x2 = Rata-rata sampel 2
s1 = Simpangan baku sampel 1
s2 = Simpangan baku sampel 2
s1 (2) = variasi sampel 1
s2 (2) = variasi sampel 2
2 = korelasi antar dua sampel

I. Alur Penelitian

Proposal Penelitian

Mengurus Surat Izin Penelitian

Populasi
Siswa kelas 4 dan 5 berjumlah 124 di SD
Negeri 24 Palu PERBAIKI

Teknik Sampling
Random Sampling
Jumlah Sampel 36

Informed Consent
Menjelaskan dan meminta persetujuan responden

Pengumpulan Data
Menggunakan Data Primer dan Data Sekunder
25

Variabel Independen Variabel Dependen


Peningkatan Pengetahuan Cuci
Pendidikan Kesehatan dengan Tangan Pakai Sabun
menggunakan Metode Mind Mapping

Pengolahan Data dan Analisis Data


Analisis Univariat dan Analisis Bivariat
PAKE UJI STATISTIK APA

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

3.2 Bagan Alur Penelitian


DAFTAR PUSTAKA (INI SEPERTINYA BUKAN PAKE

STYLE VANCOUVER. INI PAKE MANUAL. PERBAIKI)

KENAPA BANYAK REFERENSI YANG DOUBLE. TOLONG

DIPERHATIKAN

1. Umaroh AK.2016. Gambaran Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)


Di Wilayah Kerja Puskesmas Bulu Kabupaten Sukoharjo Bulan Januari-
Maret 2015. Jurnal Kesehatan. 9 (1).
2 Proverawati. 2012. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.Yogyakarta (ID):
Nuha Medika
3 Kemenkes RI. 2014. Perilaku mencuci tangan dengan sabun di Indoneisa.
Jakarta (ID): Pusat data dan informasi Kemenkes RI.
4 Afany. 2017. Hubungan Pengetahuan Mencuci Tangan dengan Kejadian
Diare pada Siswa Kelas IV-VI SDN 11 Lubuk Buaya Padang. Jurnal
Kesehatan Andalas. 6 (2).
5 Setyabudi. 2012. Diktat ajar ilmu dasar keperawatan VI. 6 th. Purwokerto
(ID): Fakultas Ilmu Kesehatan.
6 Nurika. 2014. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Metode Mind
Mapping Terhadap Kemampuan Anak Merawat Skabies Di Yayasan
Pondok Pesantren Darul Istiqomah Azainiyah Antirogo – Jember. Jurnal
Kesehatan Universitas Muhamadiyah.
7 Tita. 2017. Pengaruh Pembinaan PHBS terhadap Pengetahuan dan Praktik
Cuci Tangan Pakai Sabun pada Siswa Tunanetra SLB Se-Kota
Tasikmalaya. Jurnal Keperawatan. 2 (2).
8 Putri. 2015. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Metode Mind Mapping Terhadap
Kemampuan Anak Usia Sekolah Dalam Merawat Kesehatan Gigi Dan Mulut Di
SD Tepos Kabupaten Situbondo. Jurnal Kesehatan UNMUH Jember.
9 Notoadmojo. 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta (ID):
Rineka Cipta.
10 Notoatmodjo. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta
(ID). Rineka Cipta.
11 Notoatmodjo. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta
(ID). Rineka Cipta.
12 Nurika. 2014. Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Metode Mind
Mapping terhadap Kemampuan Anak dalam Merawat Skabies di Yayasan
Pondok Pesantren Darul Istiqomah Azainiyah Antirogo-Jember. Jurnal
Kesehatan Universitas Muhamadiyah.
13 Buzan. 2012. Buku pintar Mind Map. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka
Utama.
14 Jumanto. 2010. Peningkatan Kemampuan Menulis Cerita Melalui Metode
(Mind Mapping)pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sondakan No. 11
Surakarta. Skripsi. Surakarta: Tidak Diterbitkan. Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
15 Buzan. 2012. Buku pintar Mind Map. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka
Utama.
16 Notoatmodjo. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya. Jakarta
(ID): Rineka Cipta.
17 Wawan. 2010. Teori Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
Manusia. Yogyakarta (ID): Nuha Medika.
18 Fatkhurrohman. 2016. Hubungan Antara Pengetahuan dengan Sikap
Masyarakat Dalam Mencegah Leptospirosis Di Desa Pabelan Kecamatan
Kartasura Kabupaten Sukoharjo. Jurnal Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
19 Notoatmodjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-prinsip Dasar.
Jakarta (ID): Rineka Cipta.
20 Arikunto. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendidikan Praktik. Jakarta
(ID): Rineka Cipta.
21 Notoatmodjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta (ID):
Rineka Cipta.
22 Setiawan. 2014. Peran Orang Tua Dalam Memotivasi Anak Mencuci
Tangan dengan Benar dan Memakai Sabun Pada Anak Usia Pra Sekolah
Di TK Aisyiyah Blimbing Kabupaten Sukoharjo. STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
23 Kemenkes RI. 2014. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.
Jakarta (ID). H 1-7.
24 Setiawan. 2014. Peran Orang Tua Dalam Memotivasi Anak Mencuci
Tangan dengan Benar dan Memakai Sabun PADA ANAK USIA PRA
Sekolah Di TK Aisyiyah Blimbing Kabupaten Sukoharjo. STIKes Kusuma
Husada Surakarta.
25 Rachmayanti. 2009. Penggunaan Media Panggung Boneka dalam
Pendidikan Personal Hygiene Cuci Tangan Menggunakan Sabun di Air
Mengalir. Jurnal Promosi Kesehatan. 1 (1) 1-3.
26 Anggraeini. 2016. Perbedaan Pendidikan Kesehatan. Fakultas Ilmu
Kesehatan UMP.
27 Kemenkes RI. 2014. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.
Jakarta (ID). H 1-7.
28 Kemenkes RI. 2014. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.
Jakarta (ID). H 1-7.
29 Nursalam. 2014. Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik
Keperawatan Profesional. Jakarta (ID): Salemba Medika.
30 Hidayat. 2014. Metode Penelitian Keperawatan dan Teoritis Analisis.
Jakarta (ID): Salemba Medika.
31 Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung
(ID): Alfabeta.
32 Notoatmodjo. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta (ID): Edisi
Revisi. Rineka Cipta.
33 Nursalam. 2011. Proses dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta (ID): Salemba Medika.
34 Notoatmodjo. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta (ID): Edisi
Revisi. Rineka Cipta.
35 Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitif, dan R & D. Bandung (ID): Alfabeta.
36 Nursalam. 2011. Proses dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta (ID): Salemba Medika.
37 Nursalam. 2011. Proses dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta (ID): Salemba Medika. KENAPA SAMA SEMUA

38 Sugiyono. 2017. Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan


Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Jakarta (ID): Alfabeta.
39 Sugiyono. 2017. Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung (ID): Alfabeta.
40 Sugiyono. 2017. Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung (ID): Alfabeta.
41 Sugiyono. 2017. Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung (ID): Alfabeta. KENAPA
SAMA SEMUA
42 Notoatmodjo. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta (ID): Edisi
Revisi. Rineka Cipta.
43 Waruwu. 2018. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Cuci
Tangan Pakai Sabun (CTPS) pada Siswa SD Swasta Al Ulum Kecamatan
Medan Area Tahun 2018. Universitas Sumatera Utara.
44 Arikunto. 2011. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta
(ID): Edisi Revisi. Rineka Cipta.
45 Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Manajemen. Bandung (ID): Alfabeta.
46 Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Manajemen. Bandung (ID): Alfabeta.
KENAPA SAMA SEMUA
47 Setiadi. 2013. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta (ID):
Graha Ilmu.
48 Notoatmodjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta (ID):
Rineka Cipta.
49 Dahlan. 2013. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan: Deskriptif,
Bivariat, dan Multivariat Dilengkapi Aplikasi denga Menggunakan SPSS.
Jakarta (ID): Salemba Medika.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar SAP Cuci Tangan Pakai Sabun

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA ANAK DI SD NEGERI


24 PALU

Oleh

Nama : Nuranisa Ambololo

Nim : 201601081Val

PROGRAM STUDI NERS

STIKes WIDYA NUSANTARA PALU

2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

Pokok Pembahasan : Cuci tangan pakai sabun pada Anak

Sub pokok pembahasan : Tujuan, manfaat, waktu cuci tangan dan 6


langkah cuci tangan pakai
sabun

Sasaran : Siswa kelas 4 dan 5 SD Negeri 24 Palu

Hari/tanggal : Juni 2020

Tempat : Ruang kelas

Pukul : 09.00-09.30 WITA

Penyuluh : Nuranisa Ambololo

A. Tujuan
 Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit tentang cuci tangan pakai
sabun dan menggunakan metode mind mapping diharapkan anak-anak
dapat mengetahui tentang tujuan, manfaat, dan langkah dari cuci tangan.
 Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan anak-anak
mampu :
1. Menjelaskan pengertian dan tujuan cuci tangan
2. Mengetahui manfaat cuci tangan
3. Mengetahui saat-saat cuci tangan
4. Mengetahui 6 langkah cuci tangan
B. Materi (terlampir)
Materi penyuluhan yang akan disampaikan meliputi :
1. Pengertian dan tujuan cuci tangan
2. Manfaat cuci tangan
3. Waktu cuci tangan
4. 6 langkah cuci tangan
C. Media
 Gambar Mind Mapping
D. Metode Penyuluhan
 Ceramah
 Tanya jawab

E. Setting Tempat

: Moderator

: Gambar
Mind Mapping

: Penyuluh

: Responden

F. Pengorganisasi
 Moderator: -Wayan Triati
 Penyuluh : Nuranisa Ambololo
Pembagian Tugas
 Moderator : Mengarahkan seluruh jalannya acara penyuluhan dari
awal sampai akhir
 Penyuluh : Menyajikan materi penyuluhan

G. Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon Peserta

1 Pembukaan 1. Memberi salam 1. Menjawab salam


(3 menit) 2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan dan
3. Menggali memperhatikan
pengetahuan anak tentang 3. Menjawab
cuci tangan pertanyaan
4. Menjelaskan tujuan 4. Mendengarkan dan
Penyuluhan memperhatikan
5. Membuat kontrak 5. Menyetujui kontrak
waktu waktu

2 Kegiatan 1. Menjelaskan 1. Mendengarkan dan


Inti menggunakan mind memperhatikan
(20 menit) mapping tentang penjelasan Penyuluh
 Pengertian dan
tujuan cuci tangan
 Manfaat cuci
tangan
 Saat-saat cuci
tangan
 6 langkah cuci 2. Aktif bertanya

tangan
2. Memberikan
kesempatan untuk 3. Mendengarkan
bertanya
3. Menjawab
pertanyaan peserta

3 Penutup 1. Menyimpulkan 1. Mendengarkan dan


(7 menit) materi yang Memperhatikan
disampaikan oleh
penyuluh
2. Mengevaluasi 2. Menjawab
peserta atas pertanyaan yang
penjelasan yang diberikan
disampaikan dan
penyuluh
menanyakan kembali
mengenai materi
penyuluhan
3. Salam Penutup
3. Menjawab salam

H. Evaluasi Lisan
1. Apa pengertian dan manfaat cuci tangan ?
2. Apa manfaat cuci tangan ?
3. Pada saat-saat apa saja cuci tangan?
4. Bagaimana cara 6 langkah cuci tangan ?

I. Materi
Cuci tangan pakai sabun dan air mengalir
1. Pengertian
Mencuci tangan dengan sabun merupakan salah satu tindakan yang
dilakukan dengan tujuan menghilangkan kuman dan bakteri yang
menempel pada tangan, jari, serta kuku-kuku kita.
Tangan merupakan salah satu tempat utama masuknya kuman penyebab
penyakit, ke mulut, hidung dan anggota tubuh lainnya. Bisa melalui
makanan dan minuman atau benda-benda yang menempel ditangan kita
baik secara sengaja atau tidak sengaja. Selain untuk diri sendiri tangan
juga sebagai sumber penyaluran kuman dari satu orang ke orang lainnya.
2. Manfaat cuci tangan pakai sabun
• Dapat menghilangkan dan kotoran yang menempel di tangan
• Dapat menghilangkan kuman dan bakteri yang menempel/ bersarang di
tangan
• Dapat mencegah timbulnya berbagai penyakit yang disebabkan oleh
kuman, seperti radang tenggorokan, diare, iritasi kulit, mata merah,
tipus, cacingan
• Dapat mencegah terjadinya penularan penyakit dari satu orang ke
orang lainnya
• Tangan menjadi lebih bersih dan harum

3. Saat-saat cuci tangan pakai sabun


 Sebelum dan sesudah makan
 Sebelum dan sesudah buang air kecil dan air besar
 Setelah bersin dan batuk
 Setelah bermain
4. 6 langkah cuci tangan
a. Basahi kedua telapak tangan setinggi pertengahan lengan memakai air
yang mengalir, ambil sabun kemudian usap dan gosok kedua telapak
tangan secara lembut

b. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian


c. Jangan lupa jari-jari tangan, gosok sela-sela jari hingga bersih

d. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan mengatupkan

e. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian

f. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan


Kemudian bersihkan kedua pergelangan tangan secara bergantian
dengan cara memutar, kemudian diakhiri dengan membilas seluruh
bagian tangan dengan air bersih yang mengalir lalu keringkan
memakai handuk atau tisu.
Lampiran 2. Lembar Kuesioner Pengetahuan Cuci Tangan Pakai Sabun
Pada Anak

KUESIONER PENELITIAN

“PENGETAHUAN TENTANG CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA


SISWA DI SD NEGERI 24 PALU”

A. Identitas Responden
1. Nomor Responden :
2. Nama :
3. Umur :
4. Jenis kelamin :
5. Kelas :
B. Petunjuk
1. Bacalah terlebih dahulu pertanyaan yang ada.
2. Berilah Tanda (√) pada jawaban yang dipilih.
3. Jika ada pertanyaan yang kurang jelas tanyakan kepada petugas.
C. Kuesioner Pengetahuan
1. Penyakit apa saja yang dapat ditimbulkan bila kita tidak mencuci
tangan ? DI LATAR BELAKANG KAMU TULIS ISPA BISA
KARENA TIDAK CUCI TANGAN.
a. Sakit perut (Diare)
b. Demam
c. Batuk dan pilek
2. Menurut adik-adik diare dapat menular melalui ?
a. Kotoran
b. Udara
c. Air
3. Kecacingan biasa kita cegah dengan cara ?
a. Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir
b. Tidak main kotor
c. Cuci tangan saja
4. Apakah adik-adik tahu pengertian cuci tangan pakai sabun ?
a. Mencuci tangan menggunakan air mengalir (bersih) dan sabun
sampai kepergelangan tangan dengan menggunakan 6 langkah cuci
tangan.
b. Mencuci tangan dengan air saja
c. Mencuci tangan dengan air sampai kebagian siku
5. Apakah adik tahu kepanjangan CTPS ?
a. Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir
b. Cuci tangan dengan air saja
c. Cuci tangan tanpa sabun
6. Apa saja langkah cuci tangan pakai sabun yang benar ?
a. Mencuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun sampai
kepergelangan tangan sampai dengan membilas sampai kering.
b. Mencuci tangan dengan air sampai bagian siku
c. Mencuci tangan dengan air saja
7. Apakah adik-adik tahu tujuan dari cuci tangan pakai sabun ?
a. Agar tangan terbebas dari kotoran dan kuman
b. Agar tangan bisa terlihat basah dan menjadi dingin
c. Agar tangan menjadi wangi
8. Kenapa kita harus melakukan cuci tangan ?
a. Agar terhindar dari kuman
b. Karena mudah
c. Agar murah
9. Menurut adik-adik, apakah manfaat membiasakan mencuci tangan
pakai sabun ?
a. Agar kita terbiasa menjaga kebersihan tangan
b. Agar tangan kita harum dan bersih
c. Agar kita tidak dimarahi guru
10. Dengan apa kita membilas tangan setelah cuci tangan dengan sabun ?
a. Air mengalir
b. Air hangat
c. Air dingin
11. Menurut adik-adik perlengkapan apa saja yang diperlukan untuk
mencuci tangan ?
a. Air mengalir (bersih) dan sabun
b. Air di bak
c. Kapas dan betadine
12. Menurut Pengetahuan adik, berapa lama waktu mencuci tangan pakai
sabun yang baik ?
a. 20-30 detik
b. 10 detik
c. 5 detik
13. Untuk apa kita mencuci tangan pakai sabun ?
a. Agar bersih dan terhindar dari kuman
b. Agar terserang penyakit
c. Agar tidak dimarahi ibu guru
14. Mencuci tangan dengan ?
a. Air mengalir dan sabun
b. Air bersih
c. Air sabun
15. Mengapa kita harus mencuci tangan dengan air yang mengalir ?
a. Agar larutan sabun dapat hilang
b. Karena air mengalir itu sejuk
c. Agar kuman di tangan berkurang
16. Setelah bersin atau batuk yang mana paling baik untuk dilakukan ?
a. Mencuci tangan dengan sabun
b. Mengelap tangan dengan tisu
c. Mengelap tangan ke baju
17. Selain sesudah buang air kecil, kapan lagi kita harus mencuci tangan ?
a. Setelah bermain
b. Setelah memegang adik
c. Setelah belajar
18. Setelah memegang binatang/hewan peliharaan kita sebaiknya
melakukan ?
a. Cuci tangan pakai sabun
b. Mengelap tangan dengan tisu
c. Mengelap tangan ke baju
19. Bagian mana yang harus digosok pertama kali saat mencuci tangan ?
a. Telapak tangan
b. Sela-sela jari
c. Kuku-kuku jari
20. Setelah mencuci tangan pakai sabun, sebaiknya kita mengeringkannya
dengan ?
a. Memakai handuk kering
b. Memakai tisu basah
c. Membiarkannya kering sendiri

kuesionermu malah tidak ada langkah cuci tangan. beda

kuesioner dan sap dan definisi operasional dan gambar metode

mind mapping. tolong disamakan


Cuci tangan pakai sabun adalah tindakan dalam
membersihkan tangan/jari-jari dengan menggunakan Cuci tangan pakai sabun berguna
Diare untuk mencegah penyebaran
sabun dan air mengalir agar tangan menjadi bersih dan
dapat menghilangkan kuman penyakit. penyakit menular.
Cacingan

Bakteri/kuman ini
bukan penyakit
MANFAAT CUCI TANGAN
AKIBAT TIDAK PAKAI SABUN
MENCUCI APA ITU CTPS ?
TANGAN
Sebelum/sesudah makan,
sebelum menyiapkan
makanan, setelah BAB atau
TUJUAN MENCUCI BAK, dan setelah
TANGAN AYOO CUCI TANGAN memegang binatang
PAKAI SABUN !! WAKTU
MENCUCI
Agar dapat TANGAN YANG
menghilangkan BENAR
kuman yang dapat Cuci tangan
6 LANGKAH CUCI
menularkan pada 20-30 detik
orang lain. TANGAN

Gosok ujung kuku tangan kiri


dengan memutar pada telapak
tangan kanan, begitupun
Gosok ibu jari kiri
Basahi tangan pada air Gosok kedua punggung Gosok kedua Gosok punggung jari kedua sebaliknya. Kemudian bilas
memutar dalam
mengalir, ambil sabun, gosok, tangan/sela-sela jari secara telapak tangan/sela- tangan dengan posisi dengan air mengalir lalu
genggaman telapak
ratakan pada kedua telapak bergantian dengan bersih. sela jari. tangan saling mengunci. keringkan dengan tisu, handuk
tangan kanan,
tangan. atau lap.
begitupun sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai