Anda di halaman 1dari 29

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MENGGUNAKAN

METODE MIND MAPPING TERHADAP PENINGKATAN


PENGETAHUAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN
PADA ANAK DI SD NEGERI 24 PALU

PROPOSAL

NURANISA AMBOLOLO
201601081

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
2020
LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH METODE MIND MAPPING TERHADAP PENINGKATAN


PENGETAHUAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA ANAK
DI SD NEGERI 24 PALU

PROPOSAL

NURANISA AMBOLOLO
201601081

PEMBIMBING I

Ns. Katrina Feby, S.Kep.,MPH (…………………….)


NIK. 20120901027

PEMBIMBING II

Nelky Suriawant, S.Si.,M.Si (…………………….)


NIK.

Mengetahui,
Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Widya Nusantara Palu

DR. Tigor H Situmorang, MH.,M.Kes


NIK. 20080901001

i
ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pentingnya membudayakan mencuci tangan pakai sabun dengan


baik dan benar dapat didukung oleh oleh World Health Organization
(WHO) hal ini dapat dilihat dengan diperingatinya hari mencuci tangan
pakai sabun sedunia pada tanggal 15 Oktober. Setiap tahun rata-rata 100
ribu anak meninggal dunia karenaa Diare. World Health Organization
(WHO) mengatakan mencuci tangan pakai sabun dapat mengurangi diare
hingga 47 %, penyebab utama dari diare adalah masih kurangnya perlikau
hidup bersih dan sehat dimasyarakat, salah satunya masih kurangnya
pengetahuan mengenai bagaimana cara mencuci tangan pakai sabun secara
baik dan benar dengan menggunakan air bersih yang mengalir.1

Menurut Depkes (2010) Perilaku mencuci tangan pakai sabun


yang tidak baik dan benar masih tinggi ditemukan pada anak-anak dan
orang dewasa sehingga sangat dibutuhkan cara untuk peningkatan
pengetahuan dan kesadaran pada mereka bagaimana pentingnya cuci
tangan pakai sabun dan daopat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Anak-anak adalah yang paling rentan terhadap penyakit akibat perilaku
atau kebiasaan yang dilakukan tidak sehat. Anak-anak adalah penerus
bangsa yang sangat berperan bagi generasi yang akan datang.2

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, perilaku mencuci tangan


pakai sabun di Indonesia masih rendah dan anak usia sekolah dasar hanya
17 % yang melakukan cuci tangan pakai sabun dan air bersih. Riskesdas
2013 pada proporsi umur ≥10 Tahun yang mampu mencuci tangan dengan
baik dan benar yaitu 46,7 %.3
Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, secara nasional
di Sulawesi tengah masyarakat yang berperilaku benar dalam cuci tangan
pakai sabun (CTPS) sebesar 19,9 %, angka tersebut terbilang sangat

1
2

kurang pengetahuan dimasyarakat tentang pentingnya cuci tangan pakai


sabun (CTPS).3

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah sebuah upaya untuk
memberikan pola hidup sehat dengan pemberdayaan individu, kelompok
dan masyarakat dengan menggunakan jalur komunikasi sebagai media
berbagi informasi.4

Menjaga kesehatan tubuh, memelihara kebersihan tangan adalah


hal yang sangat penting. Saat melakukan aktivitas dalam sehari-hari,
tangan adalah organ tubuh yang sering terkontaminasi dengan kuman atau
mikroba sehingga dapat menjadi perantara untuk masuknya kuman ke
dalam tubuh. Tangan adalah salah satu organ yang utama untuk kuman
penyakit dan praktek mencuci tangan pakai sabun dapat mencegah
terjadinya kematian anak. Cara paling sederhana yang dapat dilakukan
untuk menjaga kebersihan tangan yaitu mencuci tangan menggunakan
sabun. Mencuci tangan menggunakan sabun merupakan tindakan dengan
membersihkan jari-jari dengan menggunakan air yang bertujuan agar
menjadi bersih.5

Perilaku mencuci tangan yang masih kurang tepat yaitu ditemukan


pada anak, remaja, dewasa dan lansia. Pendidikan kesehatan melalui
promosi kesehatan dapat mempengaruhi sikap seseorang dalam mencuci
tangan agar dapat menjadi kebiasaan dan diterapkan dalam kehidupan atau
aktivitas sehari-hari.6
Berdasarkan penelitian Widi Nurwanti (2017) “Pengaruh
Pembinaan PHBS terhadap Pengetahuan dan Praktik Cuci Tangan Pakai
Sabun pada Siswa Tunanetra SLB Se-Kota Tasikmalaya Tahun 2017”
diketahui bahwa hasil pretest pengetahuan cuci tangan pakai sabun dengan
presentase paling besar adalah 21 siswa (75 %) termasuk kategori cukup
dan hasil posttest pengetahuan cuci tangan pakai sabun dengan presentase
paling besar adalah 22 siswa (79 %) termasuk kategori baik.7
Hasil studi penelitian yang dilakukan oleh Putri Nurvita Dwi Fatma
(2015) “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Metode Mind Mapping Terhadap
3

Kemampuan Anak Usia Sekolah Dalam Merawat Kesehatan Gigi Dan


Mulut Di SD Tepos Kabupaten Situbondo” sebelum diberikan
pendidikan kesehatan dengan menggunakan metode mind mapping pada
kognitif memiliki rata-rata (6,84 %), rata-rata afektif (7,05 %), dan rata-
rata psikomotor (4,26 %). Setelah diberikan pendidikan kesehatan dengan
menggunakan metode mind mapping pada kognitif memiliki nilai rata-rata
(8,61 %) dengan peningkatan nilai rata-rata (1,77 %), nilai rata-rata afektif
(8,39 %) dengan peningkatan nilai rata-rata (1,34 %), dan nilai rata-rata
psikomotor (6,08 %) dengan peningkatan nilai (1,82 %).8

Anak-anak lebih menyukai sesuatu yang menarik, atraktif dan


langsung dipraktekan sehingga mudah untuk mereka ingat dan muda
diterima. Metode pendidikan kesehatan melalui skema dan gambar sering
kali lebih disenangi oleh anak-anak sehingga mudah ditangkap. Metode itu
disebut dengan metode Mind mapping. Metode Mind mapping merupakan
cara mencatat yang kreatif, efektif dan harfiahkan memetakan suatu
pikiran-pikiran seseorang. Catatan yang dibuat dalam bentuk gagasan yang
saling berkaitan, dengan topik utamanya berada di tengah dan sub topik
serta perincian menjadi cabang-cabangnya.9

Metode Mind mapping adalah suatu teknik mencatat yang dapat


mengembangkan gaya belajar visual dengan menggunakan kata-kata,
warna, garis, dan gambar dengan dipadukan dan mengembangkan potensi
otak yang memudahkan seseorang untuk mengatur dan mengingat segala
bentuk informasi sehingga mempermudah otak dalam menyerap informasi
yang diterima.10

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan Maret


2020 di sekolah SD Negeri 24 Palu, dari hasil wawancara dengan salah
satu guru di sekolah SD 24 Palu merupakan salah satu SD yang berada di
Kelurahan Talise Kecamatan Mantikulore Kota Palu. Jumlah total siswa
sebanyak 55 anak terdiri dari kelas 3A dan 3B. Jumlah siswa kelas 4A dan
4B sebanyak 69. Di sekolah tersebut belum pernah dilakukan penyuluhan
tentang cuci tangan pakai sabun dari instansi terkait.
4

Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penilitian


megenai Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Menggunakan Metode
Mind Mapping terhadap Peningkatan Pengentahuan Cuci Tangan Pakai
Sabun Pada Anak Di SD Negeri 24 Palu.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka pertanyaan dalam penelitian ini


yaitu ”Apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan dengan menggunakan
metode mind mapping terhadap peningkatan pengetahuan cuci tangan
pakai sabun pada anak di SD Negeri 24 Palu ?”

C. Tujuan

1. Tujuan Umum
Menunjukkan pengaruh pendidikan kesehatan dengan
menggunakan metode mind mapping terhadap peningkatan
pengetahuan cuci tangan pakai sabun pada anak di SD Negeri 24 Palu.
2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan cuci tangan pakai sabun

pada anak di SD Negeri 24 Palu sebelum dilakukan pendidikan

kesehatan dengan menggunakan metode mind mapping.

b. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan cuci tangan pakai sabun

pada anak di SD negeri 24 Palu sesudah dilakukan pendidikan

kesehatan dengan menggunakan metode mind mapping.

c. Membuktikan pengaruh pendidikan kesehatan dengan

menggunakan metode mind mapping terhadap peningkatan

pengetahuan cuci tangan pakai sabun pada anak di SD Negeri 24

Palu.
5

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi STIKes Widya Nusantara Palu


Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan penelitian yang
terkait agar lebih beragam dan dapat dijadikan acuan untuk
dikembangkan dalam dunia pendidikan mengenai peningkatan
pengetahuan cuci tangan pakai sabun maupun bagi peneliti berikutnya,
khususnya pada penelitian metode mind mapping dengan tingkat
pengetahuan cuci tangan.
2. Bagi Siswa Sekolah Dasar
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan dasar untuk
peningkatan pengetahuan cuci tangan pakai sabun.
3. Bagi SD Negeri 24 Palu
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk
meningkatkan pengetahuan tentang cuci tangan pakai sabun pada
siswa SD Negeri 24 Palu dengan menggunakan metode Mind
Mapping.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori tentang Pengetahuan

1. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia atau hasil
tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata,
hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu
penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian
besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran
(telinga), dan indera penglihatan (mata).11
Pengetahuan seseorang tentang suatu objek yang mengandung
dua aspek, yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek ini yang akan
menentukan sikap seseorang semakin banyak aspek positif dan objek
yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap
objek tertentu.12
2. Proses Perilaku (Tahu)
Menurut Rogers (1974) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003),
perilaku merupakan semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang
dapat diamati langsung maupun tidak dapat diamati oleh pihak luar.12
Sedangkan sebelum mengadopsi perilaku baru didalam diri
orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yaitu :
a. Awareness (Kesadaran)
Yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih
dahulu terhadap stimulus (objek).
b. Interest (Merasa tertarik)
Dimana seseorang mulai menaruh perhatian dan tertarik pada
stimulus.
c. Evaluation (menimbang-nimbang)
8

Seseorang akan mempertimbangkan baik buruknya tindakan


terhadap stimulus tersebut bagi dirinya, hal ini dikarenakan sikap
responden sudah baik lagi.
d. Trial
Dimana seseorang mulai mencoba perilaku yang baru. Adopsi,
subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
3. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan yang cukup didalam domain kognitif mempunyai
tingkatan, yaitu13 :
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan yaitu mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Yang termasuk ke dalam pengetahuan
tingkat ini adalah mengingat kembal (recall) sesuatu yang spesifik
dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima. Oleh karena itu tahu merupakan tingkat pengetahuan
yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu
tentang apa yang telah dipelajari, yaitu menyebutkan,
menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.
b. Memahami (Comprehention)
Memahami diartikan yaitu suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah
paham terhadap objek atau materi harus dapat melakukan yaitu
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan,
dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
c. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan yaitu sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi
real (sebenarnya). Aplikasi yang dimaksud adalah aplikasi atau
penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan
sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
9

d. Analisis (Analysis)
Analisis merupakan kemampuan untuk menjabarkan suatu
objek atau materi ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di
dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya antara satu
dan lainnya. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan
kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan),
membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis merupakan menunjuk kepada suatu kemampuan
untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam
suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis
adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari
formulasi-formulasi yang ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau
objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang
ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah
ada.
4. Skala Ukur Pengetahuan
Menurut Arikunto (2013), hasil ukur pengetahuan dapat di
kelompokkan menjadi 3 kategori, yaitu14 :
a. Baik jika nilainya 76%-100%
b. Cukup jika nilainya 56%-75%
c. Kurang jika nilainya <55%

B. Tinjauan Teori Tentang Cuci Tangan Pakai Sabun

1. Pengertian
Cuci tangan adalah satu indikator perilaku hidup bersih dan
sehat di sekolah. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan
perilaku seseorang dalam meningkatkan kesehatan berdasarkan
10

kesadaran, sehingga mampu berperan aktif untuk mewujudkan


lingkungan yang bersih dan sehat.15
Cuci tangan merupakan salah satu tindakan yang dilakukan
untuk menjaga kebersihan dengan cara menggosok tangan dengan
sabun pada seluruh permukaan tangan dengan kuat dan ringkas
kemudian dibilas dengan air yang mengalir.16
Cuci tangan pakai sabun adalah tindakan sanitasi dalam
membersihkan tangan dan jari-jari dengan menggunakan sabun dan air
agar tangan menjadi bersih dan dapat memutuskan mata rantai kuman
penyakit.17
Cuci tangan yang baik membutuhkan beberapa peralatan
seperti sabun anti septic, air bersih, handuk atau lap untuk
mendapatkan hasil yang maksimal di sarankan mencuci tangan selama
20-30 detik.16
2. Tujuan
Cuci tangan bertujuan untuk menghilangkan kuman-kuman
yang dapat menularkan kepada orang lain. Cuci tangan adalah kunci
yang paling penting dalam pencegahan penularan penyakit karena
dengan mencuci tangan pakai sabun dan air lebih efektif
menghilangkan debu dan kotoran secara mekanis dan dapat
mengurangi jumlah mikroorganisme penyebab dari penyakit seperti
virus, parasite dan bakteri lainnya yang berada di tangan.18
3. Manfaat Cuci Tangan
Salah satu anggota tubuh manusia yang paling sering
berhubungan dengan mulut, hidung adalah tangan. Tangan merupakan
pembawa paling utama kuman penyakit, jika tangan kotor maka tubuh
akan beresiko akan masuknya mikroorganisme. Cuci tangan pakai
sabun terbukti secara ilmiah berguna untuk mencegah penyebaran
penyakit menular.19
4. Waktu yang Efektif dalam Cuci Tangan
Waktu yang efektif dalam mencuci tangan yaitu sebelum atau
sesudah makan, sebelum menyiapkan makanan, setelah menceboki
11

bayi, setelah BAB atau BAK, dan setelah memegang binatang dan
unggas.17
5. Langkah-langkah dalam Cuci Tangan
Menurut KEMENKES RI (2014) terdapat 6 langkah dalam
mencuci tangan yang baik dan benar, yaitu17 :
a. Basahi kedua tangan dengan air mengalir, ambil sabun kemudian
gosok dan ratakan pada kedua telapak tangan.
b. Gosok kedua punggung tangan dan sela-sela jari secara
bergantian dengan bersih.
c. Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari.
d. Gosok punggung jari kedua tangan dengan posisi tangan saling
mengunci.
e. Gosok ibu jari kiri dengan memutar dalam genggaman telapak
tangan kanan, begitupun sebaliknya.
f. Gosok ujung kuku tangan kiri dengan memutar pada genggaman
telapak tangan kanan, begitupun sebaliknya. Kemudian bilas
seluruh tangan dengan air mengalir dan bersih, lalu keringkan
dengan tisu, handuk atau lap.

C. Tinjauan Teori Metode Mind Mapping

1. Pengertian Metode Mind Mapping


Mind Mapping adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan
secara harfiahkan memetakkan pikiran-pikiran seseorang. Catatan
yang dibuat tersebut kemudian membentuk gagasan yang saling
berkaitan, yaitu dengan topik utama berada di tengah dan sub topik
serta perincian yang menjadi cabang-cabangnya. Manfaat gambar dan
teks seseorang mencatat atau mengeluarkan ide yang ada di dalam
pikiran, maka kita telah menggunakan dua belahan otak secara
sinergis. Apalagi jika dalam peta pemikiran itu kemudian
ditambahkan dengan warna dan hal-hal yang dapat memperkuat
emosi.9
12

Simbol dan gambar seringkali lebih berdaya untuk


mengungkapkan pikiran maupun mengingat suatu hal. Karena otak
memiliki kemampuan alami untuk pengenalan visual, bahkan
sebenarnya pengenalan yang sempurna. Oleh karena itu, symbol dan
ilustrasi dapat ditambahkan pada Mind Mapping yang dibuat untuk
memperkuat ingatan yang lebih baik. Selain itu, Mind Mapping dapat
dibuat pula dengan cara mengkombinasikan beberapa warna sehingga
terkesan berwarna-warni dan tidak monoton.20
2. Manfaat Metode Mind Mapping
Peta pemikiran memberikan pandangan menyeluruh pada
setiap aspek permasalahan dan memberikan sudut pandang pada area
yang luas, memungkinkan kita merencanakan rute atau membuat
pilihan-pilihan dan mengetahui kemana kita akan pergi dan dimana
kita berada. Untuk anak-anak, peta pemikiran memiliki manfaat yaitu
membantu dalam mengingat, mendapatkan ide, menghemat waktu,
berkonsentrasi, mendapatkan nilai yang lebih bagus, mengatur pikiran
dan hobi, media bermain, bersenang-senang dalam menuangkan
imajinasi yang tentunya dapat memunculkan kreativitas seseorang.21
3. Langkah-langkah Membuat Mind Mapping
Sebelum membuat sebuat peta pemikiran diperlukan beberapa
bahan, yaitu kertas kosong tidak bergaris, pena, dan pensi warna.
Mengemukakan ada tujuh langkah untuk membuat Mind Mapping
(peta pikiran), yaitu20 :
a. Memulai dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya
diletakkan dengan cara mendatar. Hal itu dikarenakan apabila
dimulai dari tengah akan memberikan kebebasan pada otak untuk
menyebar ke segala arah untuk mengungkapkan dirinya secara
lebih bebas dan alami.
b. Menggunakan gambar atau foto untuk ide sentral. Karena sebuah
gambar atau foto akan mempunyai seribu kata yang dapat
memabntu otak dalam menggunakan imajinasi yang akan
diungkapkan. Sebuah gambar sentral akan lebih menarik,
13

membuat otak tetap focus, membantuk otak untuk berkonsentrasi,


dan mengaktifkan otak.
c. Menggunakan warna yang menarik. Karena bagi otak, warna
sama menariknya dengan gambar. Warna dapat membuat Mind
Mapping (peta pikiran) lebih hidup, menambah energy pada
pemikiran yang kreatif dan menyenangkan.
d. Menghubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan
hubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tingkat tiga ke satu
dan dua seterusnya. Karena otak bekerja menurut asosiasi, otak
senang mengaitkan dua, tiga atau empat hal sekaligus. Apabila
cabang-cabang dihubungkan akan lebih mudah diingat dan
dimengerti.
e. Membuat garis hubung yang melengkung, bukan garis lurus.
Karena garis lurus akan membosankan otak. Cabang-cabang yang
melengkung dan organis seperti cabang-cabang pohon jauh lebih
menarik bagi mata.
f. Menggunakan satu kata kunci untuk setiap garis. Karena dengan
kata kunci tunggal memberi lebih banyak daya dan fleksibilitas
pada peta pikiran.
g. Menggunakan gambar. Karena setiap gambar sentral bermakna
seibut kata.

D. Kerangka Konsep

Variabel Independent Variabel Dependent

Peningkatan Pengetahuan Cuci


Metode Mind Mapping
Tangan Pakai Sabun
Keterangan :
Diteliti :
14

E. Hipotesis

Terdapat pengaruh pendidikan kesehatan dengan menggunakan


metode mind mapping terhadap peningkatan pengetahuan cuci tangan
pakai sabun pada anak di SD Negeri 24 Palu.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, yaitu penelitian yang


berlandaskan pada filsafat posistivisme, digunakan untuk meniliti pada
populasi atau sampel tertentu, dengan rancangan deskriptif analitik, yaitu
suatu metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi
gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah
dikumpul sebagaimana adanya.22
Penelitian ini menggunakan desain penelitian Pre-Eksperimen,
dengan pendekatan one grup pre test dan post test design, yaitu rancangan
penelitian yang menggunakan satu kelompok subjek dengan cara
melakukan pengukuran sebelum dan setelah perlakuan. Efektifitas
perlakuan ini dinilai dengan cara membandingkan nilai post test dengan
pre test.23

O1 X O2

Keterangan :

O1 : Pre-Test. Pengukuran yang dilakukan menggunakan kuisioner untuk


mengukur pengetahuan cuci tangan pakai sabun pada siswa sebelum
pemberian pendidikan kesehatan dengan menggunakan metode mind
mapping.
X : Perlakuan/Eksperimen. Pemberian pendidikan kesehatan dengan
menggunakan metode mind mapping.
O2 : Post-Test. Pengukuran yang dilakukan menggunakan kuisioner untuk
mengukur pengetahuan cuci tangan pakai sabun pada siswa setelah
dilakukan pendidikan kesehatan dengan menggunakan metode mind
mapping.
16

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SD Negeri 24 Palu.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni 2020.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti. 24 Populasi


dalam penelitian ini adalah 124 anak di SD Negeri 24 Palu yang aktif
selama penelitian berlangsung.
2. Sampel
Sampel adalah objek yang diteliti dan di anggap mewakili seluruh
populasi.23 Sampel dalam penelitian ini adalah kelas 3 dan kelas 4 di
SD Negeri 24 Palu.
Tekhnik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
random sampling. Random sampling adalah pengambilan anggota
sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan
strata yang ada dalam populasi itu.22
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian dalam
suatu populasi yang akan diteliti.24 Kriteria inklusi dalam penelitian ini
adalah
a. Siswa kelas 3 dan kelas 4
b. Bersedia menjadi responden
Kriteria ekslusi adalah yang tidak memenuhi kriteria inklusi dari
penelitian karena dapat mengganggu pengukuran maupun interpretasi
hasil.24 Kriteria ekslusi dalam penelitian ini adalah
a. siswa yang tidak hadir atau sakit saat penelitian berlangsung.

D. Variabel Penelitian
17

Variabel penelitian adalah segala sesuatu atribut/sifat/nilai dari


orang, obyek/kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan. 22 Penelitian ini
terdapat dua variabel yaitu variabel bebas (Independent Variabel) dan
variabel terikat (Dependent Variabel).
1. Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat
(dependen).22 Variabel bebas atau variabel yang mempengaruhi pada
penelitian ini adalah pendidikan kesehatan dengan menggunakan
metode mind mapping.
2. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah adalah variabel yang dipengaruhi atau
menjadi akibat karena adanya variabel independen.22 Variabel terikat
atau variabel yang dipengaruhi pada penelitian ini, adalah peningkatan
pengetahuan cuci tangan pakai sabun
E. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah karakteristik yang diamati dari sesuatu


yang didefinisikan tersebut. Karakteristik yang dapat diamati atau diukur
itulah yang merupakan kunci definisi operasional. Dapat diamati artinya
memungkinkan bagi peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran
secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena yang kemudian dapat
diulangi oleh orang lain.22
1. Pendidikan Kesehatan dengan Menggunakan Metode Mind Mapping
Definisi : Sebuah kegiatan yang dilakukan dengan memberikan obyek
berupa gambar dan tulisan sehingga mudah dimengerti oleh
responden.

2. Peningkatan Pengetahuan Cuci Tangan Pakai Sabun


Definisi : Segala sesuatu yang di ketahui dan di pahami tentang cuci
tangan pakai sabun mulai dari cara mencuci tangan,
18

manfaat, waktu dan langkah-langkah mencuci tangan


dengan baik dan benar.
Alat ukur : Kuesioner

Cara ukur : Pengisian Kuesioner

Skala : Ordinal

Hasil : Baik jika nilainya 76%-100%

Cukup jika nilainya 56%-75%


Kurang jika nilainya <55%

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk


mengumpulkan data dalam penelitian. Instrumen yang digunakan adalah
kuesioner. Pengisian lembar kuesioner dilakukan oleh responden.
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan yang dapat mengatur variabel yang
diukur sehingga memiliki makna dalam pengujian hipotesis penelitian.23
Dalam penelitian ini digunakan lembar kuesioner untuk mengukur
tingkat pengetahuan cuci tangan pakai sabun pada siswa sekolah dasar.
Kuesioner pengetahuan dari penelitian Arlya Sari Waruwu (2018).
Kuesioner berjumlah 20 pertanyaan menggunakan multiple choice jika
responden yang menjawab pilihan a diberi nilai 3, pilihan jawaban b diberi
nilai 2 dan pilihan jawaban c diberi nilai 1.25

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Data Primer
Data primer adalah data penelitian yang diperoleh secara langsung
dari sumber aslinya baik secara langsung dari sumber aslinya, baik
secara wawancara, jajak pendapat dari individu atau kelompok,
maupun hasil observasi dari suatu obyek, kejadian, atau hasil
pengujian. Dalam hal ini peneliti mengumpulkan data dengan cara
memberikan kuisioner atau dengan cara mengamati atau observasi.26
19

Data primer dari penelitian ini dari hasil observasi yang dilakukan di
SD Negeri 24 Palu, Maret 2020. Peneliti melakukan penelitian dengan
memberikan pengaruh metode mind mapping terhadap peningkatan
pengetahuan cuci tangan pakai sabun pada anak di SD Negeri 24 Palu.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh secara tidak
langsung, misalnya melalui buku, catatan, buku yang telah ada atau
arsip (baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan
secara umum). Dalam hal ini peneliti mengumpulkan data dengan cara
berkunjung ke perpustakaan, pusat kajian, pusat arsip atau membaca
buku yang berhubungan dengan penelitiannya.26
Data sekunder dari penelitian ini adalah data yang diperoleh dari
WHO (World Health Organization), Depkes, Riskesdas, dan jurnal
penelitian.

H. Pengolahan Data

Prosedur pengolahan data dalam penelitian ini awalnya dilakukan


dengan cara meminta surat pengantar dari pihak kampus untuk
disampaikan ke pihak SD Negeri 24 Palu dan kemudian peneliti akan
melakukan penyebaran kuesioner kepada responden dengan memberikan
informed consent terlebih dahulu.
Data yang telah dikumpulkan diolah secara manual dan
menggunakan sistem komputerisasi. Tahapan yang dilakukan dalam
pengolahan data adalah :
1. Editing Data : Pada tahap ini peneliti memeriksa kelengkapan isian
kuesioner, kejelasan penulisan jawaban, relevansi, dan konsisten
dengan pertanyaan. Setelah peneliti melakukan pengecekan pengisian
kuesioner maka kuesioner yang tidak lengkap, tidak jelas, tidak relevan
atau tidak konsisten dengan pertanyaan akan diklarifikasi kepada
responden. Tujuannya untuk memudahkan peneliti dalam menganalisa
data.
2. Coding Data : Mengklafikasikan data dengan cara memberi kode
untuk memudahkan peneliti pada saat entry data.
20

3. Entry Data : Pada tahap ini peneliti memproses data dengan cara
melakukan entry data dari masing-masing responden ke dalam
program computer. Data dimasukkan sesuai nomor responden pada
kuesioner dan nomor pada lembar jawaban responden, kemudian
dimasukkan ke dalam program komputer dalam bentuk angka sesuai
dengan skor jawaban yang telah ditentukan ketika coding.
4. Cleaning Data : Kegiatan mengecek kembali data yang sudah di entry
apakah ada kesalahan atau tidak
5. Describing Data: Menggambarkan data atau menerangkan data
6. Tabulating : Kemudian dilakukan perhitungan / tabulasi dengan
menggunakan program komputerisasi.

I. Analisa Data

Data yang telah diolah dengan menggunakan program komputer


kemudian dianalisa sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan
kesimpulan dan keputusan.27 Adapun analisa data dalam penelitian ini
menggunakan analisis univariat dan bivariat yang diolah dalam komputer
menggunakan software analisis yaitu SPSS.
1. Analisa Univariat
Data dianalisis secara univariat. Analisa data dilakukan terhadap
tiap variabel penelitian. Analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan
presentase dari tiap variabel. Analisa data dilakukan dengan formulasi
distribusi frekuensi dengan rumus sebagai berikut28:
Rumus :
F
P= x 100%
N

Keterangan :
P = Persentase
F = Frekuensi (jumlah jawaban benar)
N = Sampel
2. Analisa Bivariat
21

Analisis bivariat adalah analisis secara simultan dari dua variabel.


Hal ini biasanya dilakukan untuk melihat apakah satu variabel terkait
dengan variabel lain. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah menggunakan tabel silang untuk melihat dan menganalisis
pengaruh antara dua variabel. Menguji ada tidaknya pengaruh metode
Mind Mapping terhadap peningkatan pengetahuan cuci tangan pakai
sabun pada anak. Uji hipotesis yang digunakan jika memenuhi asumsi
normalitas maka digunakan uji parametris yang sesuai yaitu rumus uji
“T-Test”, dan apabila tidak memenuhi maka dapat digunakan uji
Wilcoxon dengan tingkat kemaknaan α = 0,05. Hasil dari analisis yang
diperoleh dari pada analisis dengan menggunakan program computer
yaitu nilai p, kemudian dibandingkan dengan α= 0,05 maka ada
pengaruh antar variabel independen dan dependen, tapi jika nilai p
lebih besar dari α= 0,05 maka tidak ada pengaruh variabel independen
dan dependen.29
Rumus uji T-Test :
x 1−x 2

s 1 ( 2) s 2( 2) 2 r ( s 1) ( s 2)
t=
√ nl
+
n2

√ n 1√ n 1

Keterangan
x1 = Rata-rata sampel 1
x2 = Rata-rata sampel 2
s1 = Simpangan baku sampel 1
s2 = Simpangan baku sampel 2
s1 (2) = variasi sampel 1
s2 (2) = variasi sampel 2
2 = korelasi antar dua sampel

J. Bagan Alur Penelitian

Proposal Penelitian
22

Mengurus Surat Izin Penelitian

Populasi
Siswa kelas 3 dan 4 di SD Negeri 24 Palu

Teknik Sampling
Random Sampling

Informed Consent
Menjelaskan dan meminta persetujuan responden

Pengumpulan Data
Menggunakan Data Primer dan Data Sekunder

Variabel Independen Variabel Dependen


Peningkatan Pengetahuan Cuci
Pendidikan Kesehatan dengan Tangan Pakai Sabun
menggunakan Metode Mind Mapping

Pengolahan Data dan Analisis Data


Analisis Univariat dan Analisis Bivariat

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran


DAFTAR PUSTAKA
1
WHO. Guidelines on Hand Hygiene in Health Care. Library Cataloguing-inPublication Data ;
2009.

2
Depkes. 2010. Buku Panduan Peringatan Hari Cuci Tangan Sedunia, Ketiga. Jakarta.

3
Riset Kesehatan Dasar. 2007. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
Departemen Kesehatan, Republik Indonesia.

4
Glanz, K., Rimer, B. K., & Viswanath, K. (Eds.). 2008. Health behavior and health education:
theory, research, and practice. John Wiley & Sons.

5
Desiyanto, F A. 2013. Efektivitas Mencuci Tangan Menggunakan Cairan Pembersih Tangan
Antiseptik (Hand Sanitizer) Terhadap Jumlah Angka Kuman. Jurnal Kesehatan Masyarakat
Nasional 7(2) : 72-82.

6
Susilaningsih, E. Z. 2013. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Perilaku Mencuci Tangan
Siswa Sekolah Dasar. Prodising Konferensi nasional PPNI Jawa Tengah.

7
Widi Nurwanti. 2017. Pengaruh Pembinaan PHBS terhadap Pengetahuan dan Praktik Cuci
Tangan Pakai Sabun pada Siswa Tunanetra SLB Se-Kota Tasikmalaya Tahun 2017.

8
Putri Nurvita Dwi Fatma. 2015. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Metode Mind Mapping
Terhadap Kemampuan Anak Usia Sekolah Dalam Merawat Kesehatan Gigi Dan Mulut Di SD
Tepos Kabupaten Situbondo.

9
Nurika, Della D. 2014. Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Metode Mind Mapping terhadap
Kemampuan Anak dalam Merawat Skabies di Yayasan Pondok Pesantren Darul Istiqomah
Azainiyah Antirogo-Jember.

10
Buzan, T 2008. Mind Mapping Untuk Meningkatkan Kreativitas. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.

11
Notoatmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan teori dan aplikasinya. Jakarta : Rineka Cipta.

12
Wawan, A dan Dewi, M. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika.

13
Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta (ID) : Rineka
Cipta.
14
Arikunto, S. 2012. Prosedur Penelitian: Suatu Pendidikan Praktik. Jakarta (ID): Rineka Cipta.

15
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.

16
Setiawan, Indro. 2014. Peran Orang Tua Dalam Memotivasi Anak Mencuci Tangan Dengan
Benar Dan Memakai Sabun Pada Anak Usia Pra Sekolah Di Tk Aisyiyah. Stikes Kusuma Husada,
Surakarta.

17
Kementerian Kesehatan RI. 2014. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Jakarta,
H 1-7.

18
Rachmayanti. 2009. Penggunaan Media Panggung Boneka dalam Pendidikan Personal Hygiene
Cuci Tangan Menggunakan Sabun di Air Mengalir, Jurnal Promosi Kesehatan, 1(1), 1-3,
Universitas Airlangga, Surabaya.

19
Kusbiantoro, Dadang., 2015. Pemberian Health Education Meningkatkan Kemampuan Mencuci
Tangan Pada Anak Pra Sekolah, Surya, Vol 7, No 2

20
Buzan, Tony. 2012. Buku pintar Mind Map. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

21
Jumanto. 2010. Peningkatan Kemampuan Menulis Cerita Melalui Metode (Mind Mapping)pada
Siswa Kelas IV SD Negeri Sondakan No. 11 Surakarta. Skripsi. Surakarta: Tidak Diterbitkan.

2222
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitif, dan R & D.
Bandung (ID) : Alfabeta

2323
Notoatmodjo. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta (ID). Edisi Revisi. Rineka Cipta.

2424
Nursalam. 2011. Proses dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta (ID) :
Salemba Medika.

2525
Waruwu, Arlya Sari. 2018. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Cuci Tangan
Pakai Sabun (CTPS) pada Siswa SD Swasta Al Ulum Kecamatan Medan Area Tahun 2018.

2626
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Manajemen. Bandung (ID): Alfabeta).
2727
Setiadi. 2013. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta (ID) : Graha Ilmu.

2828
Notoatmodjo S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

2929
Dahlan, M.S. 2013. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan: Deskriptif, Bivariat, dan
Multivariat Dilengkapi Aplikasi denga Menggunakan SPSS. Jakarta: Salemba Medika.

LENGKAPI LAMPIRAN
BUAT SAP NYA/ SATUAN ACARA PENYULUHAN

Anda mungkin juga menyukai