Anda di halaman 1dari 15

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambar Umum Lokasi Penelitian


SD Negeri 24 Palu, terletak di jalan Ahmad Yani No 56 Kelurahan
Talise Kecamatan Palu Timur Kota Palu dengan luas 1,584 m 2. Sekolah
tersebut memiliki 1 ruangan UKS, 1 ruangan perpustakaan, serta 1 ruangan
kantor. Untuk jumlah siswa keseluruhan sebanyak 319 siswa. Lokasi
sekolah masih di daerah perkotaan.

B. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 24 Palu yang dilakukan pada
tanggal 03 September sampai dengan 05 September tahun 2020. Jumlah
sampel pada penelitian ini adalah 10. Penelitian ini dilakukan dengan cara
memberikan Pendidikan kesehatan dengan menggunakan metode video
terhadap peningkatan perilaku cuci tangan pakai sabun pada anak. Tetapi
sebelumnya meminta persetujuan kepada responden dengan cara
menandatangani informen consent dan memberikan tata cara pengisian dari
kuesioner. Berdasarkan pengumpulan data yang dilakukan, di dapatkan hasil
sebagai berikut :
1. Karakteristik Responden
a. Usia
Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada
tabel 4.1 sebagai berikut.
Tabel 4.1 distribusi frekuensi responden berdasarkan usia
Umur Frekuensi (f) Persentase (%)
10 Tahun 5 50
11 Tahun 5 50
Total 10 100
Sumber : Data Primer 2020
Berdasarkan tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa
responden yang berumur 10 Tahun yaitu sebanyak 5 orang (50
%), dan responden yang berumur 11 Tahun yaitu sebanyak 5
orang (50 %).

1
b. Jenis Kelamin
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat
pada tabel 4.2 sebagai berikut.
Tabel 4.2 distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis
kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi (f) Persentase (%)
Laki-laki 1 10
Perempuan 9 90
Total 10 100
Sumber : Data Primer 2020
Berdasarkan tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa sebagian
besar responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 9
orang (90 %).
c. Kelas
Karakteristik responden berdasarkan kelas dapat dilihat pada
tabel 4.3 sebagai berikut.
Tabel 4.2 distribusi frekuensi responden berdasarkan kelas
Kelas Frekuensi (f) Persentase (%)
Kelas IV 5 50
Kelas V 5 50
Total 10 100
Sumber : Data Primer 2020
Berdasarkan tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa
responden kelas IV berjumlah 5 orang (50 %) dan kelas V yaitu
sebanyak 5 orang (50 %).

2. Analisis Univariat
Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan terhadap
variabel penelitian dengan mendeskripsikan hasil penelitian dalam
bentuk distribusi frekuensi. Hasil analisis univariat dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
a. Distribusi frekuensi pengetahuan responden sebelum dan setelah
diberikan pendidikan kesehatan tentang perilaku cuci tangan
pakai sabun.
Tabel 4.4 distribusi frekuensi pengetahuan sebelum diberikan
pendidikan kesehatan tentang perilaku cuci tangan pakai sabun
Pengetahuan Frekuensi (f) Persentase (%)
Baik 0 0
Cukup 7 70
Kurang 3 30
Total 10 100
Sumber : Data Primer 2020
Berdasarkan tabel 4.4 diatas menunjukkan pengetahuan
sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang cuci tangan
pakai sabun bahwa sebagian besar responden memiliki
pengetahuan cukup yaitu berjumlah 7 orang (70 %).
Tabel 4.5 distribusi frekuensi pengetahuan setelah diberikan
pendidikan kesehatan tentang perilaku cuci tangan pakai sabun
Pengetahuan Frekuensi (f) Persentase (%)
Baik 10 100
Cukup 0 0
Kurang 0 0
Total 10 100
Sumber : Data Primer 2020
Berdasarkan tabel 4.5 diatas menunjukkan pengetahuan
setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang cuci tangan
pakai sabun bahwa semua responden memiliki pengetahuan baik
yaitu berjumlah 10 orang (100 %).
b. Distribusi frekuensi sikap responden sebelum dan setelah
diberikan pendidikan kesehatan tentang perilaku cuci tangan
pakai sabun.
Tabel 4.6 distribusi frekuensi sikap sebelum diberikan pendidikan
kesehatan tentang perilaku cuci tangan pakai sabun
Sikap Frekuensi (f) Persentase (%)
Baik 0 0
Cukup 6 60
Kurang 4 40
Total 10 100
Sumber : Data Primer 2020
Berdasarkan tabel 4.6 diatas menunjukkan sikap sebelum
diberikan pendidikan kesehatan tentang cuci tangan pakai sabun
bahwa sebagian besar responden memiliki sikap cukup yaitu
berjumlah 6 orang (60 %).
Tabel 4.7 distribusi frekuensi sikap setelah diberikan pendidikan
kesehatan tentang perilaku cuci tangan pakai sabun
Sikap Frekuensi (f) Persentase (%)
Baik 10 100
Cukup 0 0
Kurang 0 0
Total 10 100
Sumber : Data Primer 2020
Berdasarkan tabel 4.7 diatas menunjukkan sikap setelah
diberikan pendidikan kesehatan tentang cuci tangan pakai sabun
bahwa semua responden memiliki sikap baik yaitu berjumlah 10
orang (100 %).
c. Distribusi frekuensi tindakan responden sebelum dan setelah
diberikan pendidikan kesehatan tentang perilaku cuci tangan
pakai sabun.
Tabel 4.8 distribusi frekuensi tindakan sebelum diberikan pendidikan
kesehatan tentang perilaku cuci tangan pakai sabun
Tindakan Frekuensi (f) Persentase (%)
Baik 0 0
Cukup 0 0
Kurang 10 100
Total 10 100
Sumber : Data Primer 2020
Berdasarkan tabel 4.8 diatas menunjukkan tindakan
sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang cuci tangan
pakai sabun bahwa semua responden memiliki tindakan kurang
yaitu berjumlah 10 orang (100 %).
Tabel 4.9 distribusi frekuensi tindakan setelah diberikan pendidikan
kesehatan tentang perilaku cuci tangan pakai sabun
Tindakan Frekuensi (f) Persentase (%)
Baik 10 100
Cukup 0 0
Kurang 0 0
Total 10 100
Sumber : Data Primer 2020
Berdasarkan tabel 4.9 diatas menunjukkan tindakan
setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang cuci tangan
pakai sabun bahwa semua responden memiliki tindakan baik
yaitu berjumlah 10 orang (100 %).
3. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dalam penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dengan menggunakan
metode video terhadap peningkatan perilaku cuci tangan pakai sabun
pada anakterhadap di SD Negeri 24 Palu.
Menjawab rumusan masalah yang diajukan maka uji statistik
yang dilakukan adalah uji Wilcoxon dengan tujuan untuk mengetahui
pengaruh pendidikan kesehatan dengan menggunakan metode video
terhadap peningkatan perilaku cuci tangan pakai sabun pada anak.
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakkan aplikasi pada
komputer.
a. Pengetahuan
Tabel 4.10 Pengaruh pendidikan kesehatan dengan menggunakan
metode video terhadap peningkatan pengetahuan cuci tangan pada
anak
N Mean (Min- ρ
Max) value
Pengetahuan sebelum 10 6,90 (6-8)
dilakukan pendidikan
kesehatan
Pengetahuan setelah 10 9,90 (9-11) 0,004
dilakukan pendidikan
kesehatan
Sumber : Uji statistik Wilcoxon
Pada tabel 4.10 diatas menunjukan perbedaan sebelum
dilakukan pendidikan kesehatan dengan menggunakan metode
video terhadap peningkatan pengetahuan cuci tangan pakai
sabun pada anak dengan setelah dilakukan pendidikan kesehatan
dengan menggunakan metode video terhadap peningkatan
pengetahuan cuci tangan pakai sabun pada anak. Hasil uji test
statistik Wilcoxon signed rank menunjukkan bahwa nilai ρ value
0,004. Berdasarkan kriteria penerimaan hipotesis dengan nlai ρ
value ≤ 0,05 maka H0 ditolak yang artinya ada pengaruh
pendidikan kesehatan dengan menggunakan metode video
terhadap peningkatan pengetahuan cuci tangan pakai sabun pada
anak di SD Negeri 24 Palu.
b. Sikap
Tabel 4.11 Pengaruh pendidikan kesehatan dengan menggunakan
metode video terhadap peningkatan sikap cuci tangan pada anak
N Mea (Min- ρ value
n Max)
Sikap sebelum 1 12,10 (10-11)
dilakukan pendidikan
0
kesehatan
Sikap setelah dilakukan 1 16,90 (16-19) 0,005
pendidikan kesehatan
0
Sumber : Uji statistik Wilcoxon
Pada tabel 4.11 diatas menunjukan perbedaan sebelum
dilakukan pendidikan kesehatan dengan menggunakan metode
video terhadap peningkatan sikap cuci tangan pakai sabun pada
anak dengan setelah dilakukan pendidikan kesehatan dengan
menggunakan metode video terhadap peningkatan sikap cuci
tangan pakai sabun pada anak. Hasil uji test statistik Wilcoxon
signed rank menunjukkan bahwa nilai ρ value 0,005.
Berdasarkan kriteria penerimaan hipotesis dengan nlai ρ value ≤
0,05 maka H0 ditolak yang artinya ada pengaruh pendidikan
kesehatan dengan menggunakan metode video terhadap
peningkatan sikap cuci tangan pakai sabun pada anak di SD
Negeri 24 Palu.
c. Tindakan
Tabel 4.12 Pengaruh pendidikan kesehatan dengan menggunakan
metode video terhadap peningkatan tindakan cuci tangan pada anak
N Mean (Min-Max) ρ value
Tindakan sebelum 1 0,20 (0-1)
dilakukan pendidikan
0
kesehatan
Tindakan setelah 1 5,40 (5-6) 0,003
dilakukan pendidikan
0
kesehatan
Sumber : Uji statistik Wilcoxon
Pada tabel 4.12 diatas menunjukan perbedaan sebelum
dilakukan pendidikan kesehatan dengan menggunakan metode
video terhadap peningkatan tindakan cuci tangan pakai sabun
pada anak dengan setelah dilakukan pendidikan kesehatan
dengan menggunakan metode video terhadap peningkatan
tindakan cuci tangan pakai sabun pada anak. Hasil uji test
statistik Wilcoxon signed rank menunjukkan bahwa nilai ρ value
0,003. Berdasarkan kriteria penerimaan hipotesis dengan nlai ρ
value ≤ 0,05 maka H0 ditolak yang artinya ada pengaruh
pendidikan kesehatan dengan menggunakan metode video
terhadap peningkatan tindakan cuci tangan pakai sabun pada
anak di SD Negeri 24 Palu.

C. Pembahasan
1. Pengaruh pendidikan kesehatan dengan menggunakan metode
video terhadap peningkatan pengetahuan cuci tangan pakai
sabun pada anak di SD Negeri 24 Palu.

a. Pengetahuan sebelum dilakukan pendidikan kesehatan dengan


menggunakan metode video terhadap peningkatan pengetahuan
cuci tangan pakai sabun pada anak di SD Negeri 24 Palu.
Berdasarkan data hasil penelitian, dengan jumlah
responden 10 orang yang semuanya diberikan pendidikan
kesehatan dengan menggunakan metode video terhadap
peningkatan pengetahuan cuci tangan pakai sabun pada anak.
Sebelum diberikan pendidikan kesehatan dengan menggunakan
metode video, responden terlebih dahulu dilakukan pre test
dengan menggunakan kuesioner pengetahuan tentang cuci
tangan pakai sabun pada anak. Dari tabel 4.5 di dapatkan hasil
bahwa responden dengan kategori cukup berjumlah 7
responden, kurang berjumlah 3 responden.
Menurut peneliti, pengetahuan yang dimiliki oleh
responden berkaitan dengan informasi yang kurang efektif,
pengaruh usia dan pengaruh pendidikan karena berdasarkan
hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa pengetahuan kurang
3 responden kelas 4 dengan usia 10 tahun. Hal ini sejalan
dengan teori yang mengatakan bahwa informasi berkaitan erat
dengan pengetahuan, semakin banyak informasi yang diterima
maka pengetahuan seseorang akan meningkat dan juga teori
mengatakan bahwa umur seseorang yang bertambah dapat
membuat perubahan pada aspek psikologis dan kejiwaan dalam
aspek psikologis taraf berfikir seseorang semakin matang dan
dewasa. Berdasarkan pengaruh pendidikan teori mengatakan
bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang makan
semakin mudah untuk menerima informasi tentang obyek atau
yang berkaitan dengan pengetahuan.24
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
sebelumnya yaitu penelitian dengan judul “Faktor-faktor Yang
Berhubungan Dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Dalam
Penanganan Demam Pada Anak Di Puskesmas 1 Kembaran
Kabupaten Banyumas” didapatkan hasil bahwa ada hubungan
antara pengetahuan dan informasi terhadap pengetahuan ibu.42
Penelitian lain yang sejalan dengan ini adalah penelitian yang
berjudul “Pengaruh Penyuluhan CTPS Terhadap Peningkatan
Pengetahuan Siswa SDN 169 Bonto Parang Kabupaten
Jeneponto” didapatkan hasil bahwa ada terdapat pengaruh
Penyuluhan CTPS terhadap peningkatan pengetahuan siswa.43
Pengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia atau
hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang
dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan
sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan
pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi intensitas perhatian
dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan
seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga), dan
indera penglihatan (mata).22
b. Pengetahuan setelah dilakukan pendidikan kesehatan dengan
menggunakan metode video terhadap peningkatan pengetahuan
cuci tangan pakai sabun pada anak di SD Negeri 24 Palu.
Berdasarkan data hasil penelitian, dengan jumlah
responden 10 orang yang semuanya diberikan pendidikan
kesehatan dengan menggunakan metode video terhadap
peningkatan pengetahuan cuci tangan pakai sabun pada anak.
Setelah diberikan pendidikan kesehatan dengan menggunakan
metode video terhadap peningkatan pengetahuan cuci tangan
pakai sabun pada anak, responden terlebih dahulu dilakukan
post test dengan menggunakan kuesioner pengetahuan tentang
cuci tangan pakai sabaun pada anak. Dari tabel 4.5 di dapatkan
hasil bahwa responden dengan kategori baik berjumlah 10
responden.
Menurut peneliti, pengetahuan yang dimiliki responden
berkaitan dengan pendidikan, informasi atau media massa, dan
usia. Hal ini sejalan dengan teori yang mengatakan bahwa
pendidikan sangat erat kaitannya dengan pengetahuan,
pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang
sangat diperlukan untuk pengembangan diri. Semakin tinggi
tingkat pendidikan seseorang, maka akan semakin mudah untuk
menerima, serta mengembangkan pengetahuan dan teknologi.24
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
sebelumnya yaitu penelitian dengan judul “Hubungan
Pengetahuan Dan Sikap Terhadap Perilaku Cuci Tangan Pada
Masyarakat Kelurahan Pegirian” didapatkan hasil bahwa
penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara
pengetahuan dengan tindakan cuci tangan.44 Penelitian lain yang
sejalan dengan ini adalah penelitian dengan judul “Pengaruh
Pembinaan PHBS terhadap Pengetahuan dan Praktik Cuci
Tangan Pakai Sabun pada Siswa Tunanetra SLB Se-Kota
Tasikmalaya Tahun 2017” didapatkan hasil bahwa ada terdapat
pengaruh pembinaan PHBS terhadap Pengetahuan dan Praktik
Cuci Tangan Pakai Sabun pada siswa.45
Pengetahuan seseorang tentang suatu objek yang
mengandung dua aspek, yaitu aspek positif dan negatif. Kedua
aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang semakin
banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan
menimbulkan sikap makin positif terhadap objek tertentu.23
2. Pengaruh pendidikan kesehatan dengan menggunakan metode
video terhadap peningkatan sikap cuci tangan pakai sabun pada
anak di SD Negeri 24 Palu.

a. Sikap sebelum dilakukan pendidikan kesehatan dengan


menggunakan metode video terhadap peningkatan sikap cuci
tangan pakai sabun pada anak di SD Negeri 24 Palu.
Berdasarkan data hasil penelitian, dengan jumlah
responden 10 orang yang semuanya diberikan pendidikan
kesehatan dengan menggunakan metode video terhadap
peningkatan sikap cuci tangan pakai sabun pada anak. Sebelum
diberikan pendidikan kesehatan dengan menggunakan metode
video, responden terlebih dahulu dilakukan pre test dengan
menggunakan kuesioner sikap tentang cuci tangan pakai sabun
pada anak. Dari tabel 4.6 di dapatkan hasil bahwa responden
dengan kategori cukup berjumlah 6 responden, kurang 4
responden.
Menurut peneliti, sikap yang dimiliki responden masih
minim mengenai cuci tangan pakai sabun diakibatkan karena
kurangnya kesadaran sehingga berefek pada sikap seseorang.
Hal ini sejalan dengan teori yang mengatakan bahwa sikap
adalah juga respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau
objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan
emosi yang bersangkutan (senang atau tidak senang, setuju atau
tidak setuju, baik atau tidak baik, dan sebagainya).21
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
sebelumnya yaitu penelitian dengan judul “Hubungan Tingkat
Pengetahuan, Sikap Terhadap Perilaku Cuci Tangan Pakai
Sabun (CTPS) Pada SMPN 1 Surakarta dan SMPN 6 Surakarta”
didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan perilaku cuci tangan
berdasarkan sikap terhadap cuci tangan dengan sabun.46
b. Sikap setelah dilakukan pendidikan kesehatan dengan
menggunakan metode video terhadap peningkatan sikap cuci
tangan pakai sabun pada anak di SD Negeri 24 Palu.
Berdasarkan data hasil penelitian, dengan jumlah
responden 10 orang yang semuanya diberikan pendidikan
kesehatan dengan menggunakan metode video terhadap
peningkatan sikap cuci tangan pakai sabun pada anak. Setelah
diberikan pendidikan kesehatan dengan menggunakan metode
video terhadap peningkatan sikap cuci tangan pakai sabun pada
anak, responden terlebih dahulu dilakukan post test dengan
menggunakan kuesioner pengetahuan tentang cuci tangan pakai
sabaun pada anak. Dari tabel 4.7 di dapatkan hasil bahwa
responden dengan kategori baik berjumlah 10 responden.
Menurut peneliti, sikap yang dimiliki responden menjadi
lebih baik setelah diberikan pendidikan kesehatan dengan
menggunakan metode video. Hal ini sejalan dengan teori yang
mengatakan bahwa saat pemutaran video tentang Cuci tangan
Pakai Sabun, responden menjadi lebih paham dan lebih mudah
menangkap apa yang dimaksud oleh peneliti atau narasumber
karena disertai dengan gambar bergerak, suara dan contoh nyata
di lapangan sehingga materi yang diterima akan lebih lama
tersimpan dalam ingatan.47
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
sebelumnya yaitu penelitian dengan judul “Pengaruh Pendidikan
Kesehatan Dengan Menggunakan Media Audiovisual Terhadap
Pengetahuan Dan Sikap Remaja Mengenai Upaya Pencegahan
Penyakit Menular Seksual” didapatkan hasil bahwa ada
pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap
remaja mengenai upaya pencegahan penyakit menular seksual.48
3. Pengaruh pendidikan kesehatan dengan menggunakan metode
video terhadap peningkatan tindakan cuci tangan pakai sabun
pada anak di SD Negeri 24 Palu.

a. Tindakan sebelum dilakukan pendidikan kesehatan dengan


menggunakan metode video terhadap peningkatan tindakan cuci
tangan pakai sabun pada anak di SD Negeri 24 Palu.
Berdasarkan data hasil penelitian, dengan jumlah
responden 10 orang yang semuanya diberikan pendidikan
kesehatan dengan menggunakan metode video terhadap
peningkatan tindakan cuci tangan pakai sabun pada anak.
Sebelum diberikan pendidikan kesehatan dengan menggunakan
metode video, responden terlebih dahulu dilakukan pre test
dengan menggunakan observasi tindakan tentang cuci tangan
pakai sabun pada anak. Dari tabel 4.8 di dapatkan hasil bahwa
responden dengan kategori kurang berjumlah 10 responden.
Menurut peneliti, responden yang melakukan tindakan
cuci tangan pakai sabun masih kurang hal ini diakibatkan karena
faktor pengetahuan, yang mana rata-rata pengetahuan siswa
tentang cuci tangan pakai sabun masih sangat minim.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
sebelumnya yaitu penelitian dengan judul “Hubungan
Pengetahuan Dengan Tindakan Tentang Pemeliharaan
Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Anak Usia 11–12 Tahun Di
Sdn 020583 Kota Binjai Tahun 2016” didapatkan hasil bahwa
pengetahuan yang dimiliki sangat menentukan tindakan anak.49
b. Tindakan setelah dilakukan pendidikan kesehatan dengan
menggunakan metode video terhadap peningkatan tindakan cuci
tangan pakai sabun pada anak di SD Negeri 24 Palu.
Berdasarkan data hasil penelitian, dengan jumlah
responden 10 orang yang semuanya diberikan pendidikan
kesehatan dengan menggunakan metode video terhadap
peningkatan tindakan cuci tangan pakai sabun pada anak.
Sebelum diberikan pendidikan kesehatan dengan menggunakan
metode video terhadap peningkatan tindakan cuci tangan pakai
sabun pada anak, responden terlebih dahulu dilakukan pre test
dengan menggunakan observasi tindakan tentang cuci tangan
pakai sabun pada anak. Dari tabel 4.9 di dapatkan hasil bahwa
responden dengan kategori kurang berjumlah 10 responden.
Menurut peneliti, responden yang mampu melakukan
tindakan cuci tangan pakai sabun menjadi lebih baik dan mampu
mempraktikkan setelah diberikan perlakuan tentang cuci tangan
pakai sabun. Hasil ini sejalan dengan teori yang mengatakan
untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata
diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang
memungkinkan, antara lain adalah fasilitas dan faktor
pendukung (support).18
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
sebelumnya yaitu penelitian dengan judul “Pengetahuan, Sikap,
Dan Tindakan Mencuci Tangan Yang Benar Siswa Kelas 1 Dan
2 Di SDN 2 Karanglo, Klaten Selatan” didapatkan hasil bahwa
tindakan mencuci tangan pada siswa kelas 1 dan 2 (97 %)
dikategorikan baik.50
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SD Negeri 24
Palu mengenai pengaruh pendidikan kesehatan dengan menggunakan
metode video terhadap peningkatan perilaku cuci tangan pakai sabun pada
anak, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Ada pengaruh pendidikan kesehatan dengan menggunakan metode
video terhadap peningkatan pengetahuan cuci tangan pakai sabun pada
anak di SD Negeri 24 Palu.
2. Ada pengaruh pendidikan kesehatan dengan menggunakan metode
video terhadap peningkatan sikap cuci tangan pakai sabun pada anak
di SD Negeri 24 Palu.
3. Ada pengaruh pendidikan kesehatan dengan menggunakan metode
video terhadap peningkatan tindakan cuci tangan pakai sabun pada
anak di SD Negeri 24 Palu.

B. Saran
1. Bagi Ilmu Pengetahuan (Pendidikan)
Saran bagi peneliti selanjutnya untuk bisa meneliti lagi lebih dari 10
responden tentang pendidikan kesehatan dengan menggunakan
metode video.
2. Bagi Masyarakat
Saran bagi masyarakat terutama bagi siswa dan guru di SD Negeri 24
Palu agar perilaku cuci tangan pakai sabun dan 6 langkah cuci tangan
pakai sabun dapat menjadi kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Bagi Tempat Meneliti
Saran bagi tempat penelitian yaitu siswa dan guru-guru yang di SD
Negeri 24 Palu agar lebih memperhatikan tentang pentingnya cuci
tangan pakai sabun dan cara 6 langkah cuci tangan pakai sabun.

14

Anda mungkin juga menyukai