TUJUAN KHUSUS
Para ibu balita dapat memahami pentingnya CTPS serta memahami cara
melakukan CTPS yang benar serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
MANFAAT KEGIATAN
HASIL KEGIATAN
Masih rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat pada masyarakat di Dusun
Muntigunung, memerlukan sebuah intervensi untuk dapat mengubah perilaku yang
tidak
sehat menjadi perilaku sehat. Hal ini akan mendukung upaya pemberantasan
kecacingan di wilayah ini juga. Upaya perubahan perilaku dapat terjadi apabila
masyarakat memiliki pengetahuan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat.
Meningkatnya pengetahuan, akan mempengaruhi sikap dan persepsi seseorang dan
natinya akan mengarah pada terbentuknya perilaku yang baru (Notoadmodjo, 2010).
Berdasarkan hal tersebut, maka bentuk intervensi yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan pengetahuan adalah dengan sosialisasi edukasi kesehatan terkait PHBS.
Sebuah upaya edukasi, apabila dilakukan hanya sekedar memberikan ceramah
saja tentunya hanya akan membentuk ingatan sementara saja. Edgar Dale dalam
Looper (1999) di artikelnya yang berjudul Succesfull Learning Comes from Doing,
menyebutkan bahwa upaya yang dapat dilakukan dalam edukasi agar ingatan peserta
dapat bertahan lama adalah strategi partisipasi yang dapat melibatkan semua indra
peserta. Kerucut pengalaman dari Edgar Dale menyebutkan bahwa, dalam 2 minggu
setelah edukasi, apabila edukasi tersebut dilakukan dengan membaca saja maka
hanya menyisakan 10% materi dalam ingatan peserta; 20% materi akan diingat bila
penyampaian dilakukan hanya melalui indra pendengaran; 30 % materi diingat bila
penyampaian dilakukan dengan memberikan tontonan gambar, video atau demontrasi;
50% materi tersisa dalam ingatan bila peserta terlibat dalam diskusi; 70% maateri
masih diingat bila peserta melakukan presentasi dan 90% materi dapat iingat dalam 2
minggu berikutnya bila peserta ikut mengerjakan, melakukan simulasi atau bermain
peran (Widiari & Kurniati, 2013).
METODE KEGIATAN
Persiapan
Persiapan kegiatan ini dimulai dengan melakukan koordinasi kepala desa dan ketua-
ketua
kelompok di wilayah Muntigunung Kauh. Serta meminta ijin kepada aparat yang
berwenang di daerah ini. Selain itu, dilakukan juga koordinasi dengan puskesmas dan
bidan desa setempat. Pengurusan ijin dan koordinasi dilaksanakan pada tanggal 14 Juli
2015.
Setelah mendapatkan ijin, kemudian pelaksana kegiatan mempersiapkan diri dan
mempersiapkan sarana dan prasarana untuk pengumpulan specimen/feses. Termasuk
10
menghubungi Bagian Parasitologi FK, Unud untuk bekerjasama dalam pemeriksaan
telur
dan cacing dewasa dalam feses balita. Juga mempersiapkan materi sosialisasi CTPS
dilakukan agar kegiatan berjalan lancar dan menyenangkan dengan menggunakan
edutainment.
Pelaksanaan
Dengan bantuan bidan desa setempat, berhasil dikumpulkan 47 buah specimen feses
dari
bayi dan balita di desa ini dengan memberi penjelasan kepada ibu bayi dan balita
tentang
bagaimana cara mengumpulkan spesimen pada wadah yang telah disediakan.
Diperlukan
beberapa kali pengambilan sehingga diperlukan pula proses pengawetan feses
sebelum
akhirnya diperiksa di Laboratorium Parasitologi, FK Unud. Pengumpulan feses
dilakukan
pada tanggal 8 September 2016 pada saat pelaksanaan sosialisasi tentang CTPS dan
PHBS. Sosialisasi tentang CTPS ini dilaksanakan saat diadakan posyandu. Awalnya
ibu-
ibu balita ditanyakan mengenai apa yang mereka ketahui tentang PHBS dan CTPS
(pretest) secara lisan, mengingat sebagian besar ibu bayi dan balita tidak bisa
membaca
dan menulis. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian materi dan iakhiri dengan diskusi
serta tanya jawab. Kegiatan ini melibatkan dan bekerja sama dengan bidan desa
setempat
dan puskesmas.
Selain post-test yang dilakukan secara lisan juga, evaluasi kegiatan ini juga dilakukan
dengan menghitung jumlah ibu balita yang hadir, jumlah balita yang diperiksa feses dan
dinyatakan positif kecacingan serta jumlah yang mendapat pengobatan.
Materi sosialisasi, pemeriksaan dan pengobatan kecacingan:
Metode kegiatan yang akan dilakukan adalah dengan edu-entertainment. Materi
edukasi akan diberikan dengan bahasa yang sederhana, dikemas dengan guyonan
(permainan) sederhana terkait materi yang akan membuat peserta menikmatinya dan
tidak bosan serta praktek.
Materi yang akan diberikan adalah tentang hal-hal yang terkait dengan perilaku
hidup bersih di rumah, termasuk CTPS. Bagaimana melakukan CTPS yang benar serta
kapan saja dilakukan. Dengan hal ini diharapkan ibu balita dapat menjadi pelopor
penggerak pelaksanaan CTPS di keluarga dan masyarakat atas dasar kesadaran
sebagai
hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit termasuk
kecacingan, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan
11
lingkungan sehat termasuk mencegah infeksi dan reinfeksi kecacingan. Ada beberapa
indikator yang ditekankan sebagai ukuran untuk menilai PHBS di rumah yaitu : 1.
Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun; 2. Menggunakan
jamban yang bersih dan sehat; 3. Membuang sampah pada tempatnya (Media
Pendidikan Indonesia, 2014).
Simulasi yang akan diberikan dan diikuti oleh peserta adalah cara mencuci tangan
pakai
sabun dengan benar mengikuti langkah-langkah yang sudah diterapkan World Health
Organization (WHO), yaitu ada 7 langkah mencuci tangan (Depkes RI, 2014).
Berikut ini adalah langkah-langkah cuci tangan pakai sabun:
1. Menggosok telapak tangan secara bersamaan
2. Menggosok punggung tangan
3. Jalinkan kedua telapak tangan lalu digosok-gosokkan
4. Tautkan jari-jari antara kedua telapak tangan secara berlawanan
5. Gosok ibu jari secara memutar dilanjutkan dengan daerah antara jari
telunjuk dan ibu jari secara bergantian
6. Gosok ujung jari pada telapak tangan secara bergantian
7. Gosok kedua pergelangan tangan dengan arah memutar, bilas dengan air
dan keringkan
KENDALA
Tingkat kesadaran yang masih rendah akan pentingnya menjaga
kebersihan tubuh.
d. Mengatur para siswa untuk tertip dalam melakukan praktek mencuci
tangan dengan benar di halaman msekolah, karena para siswanya
kurang lebih tujuh puluh tuju siswa.
Pemecahan
Pemateri menanyakan kata-kata dalam bahasa Madura yang tidak
dipahami, memberi kesempatan untuk langsung bertanya apabila ada kata- kata
atau materi yang belum dipahami.
a. Menggunakan alat peraga seperti gambar
b. Memberikan materi menggunakan sedikit bahasa Madura.
c. Memberikan leaflet kepada para siswa – siswi perserta penyuluhan
d. Memanfaatkan waktu yang ada semaksimal mungkiN
DAFTAR PUSTAKA
Lembaga Pengabdian kepada Siswa siswi Universitas Jember. 2008. “Pedoman Kuliah
Kerja Mahasiswa Universitas Jember”. Jember : LPM UNEJ.
Syamsur Manda, SKM, dkk. 2006. “Pedoman Pengembangan Kabupaten /Kota
Percontohan Program Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)”. Makassar :
Dinas Kesehatan Pemerintah Propinsi Sulawesi Selatan.
http://duarasa.wordpress.com/2008/11/09/peningkatan-perilaku-hidup-bersih-dan-sehat-
phbs/
http://www.powerpoint-search.com/images/powerpoint/perilaku-hidup-bersih-dan-sehat/