Anda di halaman 1dari 5

PROGRAM PROMOSI KESEHATAN

CUCI TANGAN PAKAI SABUN

Disusun oleh :

SEKOLAH TINGGI LIMU KESEHATAN


JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI
PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN
2019
A. JUDUL PROGRAM

“Ayo lawan kuman dengan cuci tangan pakai sabun”

B. LATAR BELAKANG

Sekolah selain berfungsi sebagai tempat pembelajaran juga dapat menjadi

ancaman penularan penyakit jika tidak dikelola dengan baik. Lebih dari itu, usia

sekolah bagi anak juga merupakan masa rawan terserang berbagai penyakit.

Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah merupakan

kebutuhan mutlak seiring munculnya berbagai penyakit yang sering menyerang

anak usia sekolah (6-10 tahun), yang ternyata umumnya berkaitan dengan PHBS,

khususnya berkaitan dengan praktek cuci tangan pakai sabun, sebagai salah satu

indikator PHBS di institusi pendidikan. Meski kelihatan sepele, cuci tangan

sebelum makan pakai sabun mampu memberi kontribusi pada peningkatan status

kesehatan masyarakat. Cuci Tangan Pakai Sabun di 5 waktu penting: sebelum

makan, sesudah buang air besar, sebelum memegang bayi, sesudah menceboki

anak, dan sebelum menyiapkan makanan; akan dapat mengurangi hingga 47%

angka kesakitan karena diare dan 30% infeksi saluran pernafasan akut atau ISPA

(infeksi saluran pernapasan atas) (Depkes RI, 2008).

Perilaku cuci tangan pakai sabun merupakan cara yang paling efektif,

sederhana dan murah untuk mencegah penyakit-penyakit tersebut. Jika

dikombinasikan dengan peningkatan pengetahuan, praktik cuci tangan pakai

sabun merupakan pendekatan kesehatan preventif yang efektif dan telah terbukti

menurunkan risiko tidak hanya diare, tetap juga penyakit lain seperti kolera dan

disentri sebanyak 48-49 % (Depkes RI, 2008).

Mencuci tangan dengan sabun merupakan kebiasaan yang seharusnya

ditanamkan sejak dini mengingat anak-anak umumnya lebih rawan mengalami


gangguan kesehatan dibandingkan dengan orang dewasa, di samping itu akan

lebih mudah mulai menanamkan kebiasaan ini pada anak-anak dibandingkan

mengubah perilaku orang dewasa. Pemberian pengetahuan dan pembentukan

kesadaran tentang perilaku hidup bersih dan sehat dirasa sangat efektif ketika

dilakukan semenjak usia dini.

Perilaku cuci tangan pakai sabun adalah tindakan sanitasi yang sangat

sederhana dan merupakan bagian dari PHBS. PHBS di sekolah adalah upaya

untuk memberdayakan siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar

tahu, mau dan mampu mempraktikan PHBS, dan berperan aktif dalam

mewujudkan sekolah sehat.

Upaya dalam mensosialisasikan pentingnya mencuci tangan pakai sabun

dapat dilakukan dengan pendidikan kesehatan melalui media audio visual. Media

audio visual merupakan salah satu media yang digunakan dalam pembelajaran di

sekolah. Media audio visual yaitu jenis media yang mempunyai kemampuan yang

lebih baik dalam menyampaikan pesan karena media ini memiliki unsur suara dan

gambar (Setiawati, 2012). Media ini sangat efektif dan tidak membosankan untuk

kegiatan pembelajaran pada anak sekolah karena biasanya anak akan berperilaku

sesuai apa yang dilihat dan didengar. Dengan video cuci tangan diharapkan anak

mampu memahami dan berperilaku hidup sehat, salah satunya dengan mencuci

tangan pakai sabun dengan benar.

C. TUJUAN PROGRAM

1. Memberikan penyuluhan terhadap anak sekolah dasar untuk meningkatkan

pengetahuan di bidang kesehatan.

2. Menerapkan kebersihan mencuci tangan terhadap anak sekolah dasar supaya

bisa meningkatkan kesadaran akan kebiasaan menjaga kebersihan.


D. MANFAAT PROGRAM

Secara praktis, dapat meningkatkan pengetahuan anak sekolah dasar kelas 3-

5 SD tentang perilaku hidup bersih dan sehat, khususnya terhadap kemampuan

cuci tangan pakai sabun dengan benar melalui media audio visual cuci tangan,

sehingga anak lebih mampu menjaga personal hygiene di sekolah dan terhindar

dari penyakit. Bagi guru dan kepala sekolah, dapat meningkatkan pengetahuan

dan masukkan dalam pembelajaran terkait masalah pengaruh media audio visual

cuci tangan terhadap kemampuan cuci tangan pakai sabun pada anak sekolah

dasar kelas 3-5 SD.

E. SASARAN

Sasaran program ditujukan kepada anak Sekolah Dasar kelas 3-5 SD

F. PELAKSANA PROGRAM

Mahasiswa program studi magister Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Jenderal Achmad Yani 2019

G. METODE PELAKSANAAN PROGRAM

Metode yang digunakan dalam program ini yaitu metode video. Pada metode

ini, fasilitator akan memberikan pengarahan dan gambaran mengenai apa saja

yang akan dibahas kemudian memutarkan video terkait dengan pembahasan Cuci

Tangan Pakai Sabun (CTPS). Setelah itu fasilitator akan meminta anak untuk

mengulang beberapa hal penting dan diminta partisipasinya untuk mau

menyebutkan apa saja hal yang mampu diingatnya.

Adapun tujuan menggunakan media video ini adalah :

1. Memaksimalkan penerimaan pesan yang disampaikan pada anak.

2. Memaksimalkan pemahaman dan ingatan anak dengan gambar dan suara

yang ditampilkan melalui video.


3. Merangsang munculnya keaktifan dan partisipasi anak.

4. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.

Adapun materi yang akan disampaikan pada media video berisi tentang:

a. Pengertian CTPS

b. Tujuan CTPS

c. Waktu yang tepat untuk CTPS

d. Akibat tidak cuci tangan dengan sabun

Adapun mekanisme pelaksanaannya adalah :

1. Fasilitator memperkenalkan diri, maksud dan tujuannya

2. Dilakukan pretest kepada siswa dengan menanyakan langsung pertanyaan

yang terdapat didalam kuesioner dilakukan oleh tim fasilitator

3. Pemberian pengarahan mengenai materi yang akan dibahas dan pemutaran

video mengenai CTPS dengan menggunakan infokus, loudspeaker dan laptop

4. Fasilitator akan mengulang kembali materi yang telah diberikan saat

pemutaran video, kemudian beberapa anak akan diminta untuk menyebutkan

hal-hal yang mampu diingatnya berdasarkan materi yang telah mereka

saksikan

5. Melakukan praktik cuci tangan bersama

6. Melakukan posttest kepada anak dengan menanyakan secara langsung

pertanyaan dan jawaban yang menurut anak benar

H. TEKNIK EVALUASI

Teknik evaluasi dilakukan secara kognitif dan praktik. Secara kognitif, siswa

akan diberikan pertanyaan seputar CTPS secara langsung oleh fasilitator. Secara

praktik, siswa akan mempraktikkan CTPS didampingi oleh fasilitator.

Anda mungkin juga menyukai