Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

DESAIN STUDI PENELITIAN KUANTITATIF


(EKSPERIMENTAL)

Diajukan untuk memenuhi salah Satu Tugas Ujian Tengah Semester 1


Mata Kuliah Metodologi Penelitian

Disusun oleh :
Ns. Rozi Buana, S.Kep

SEKOLAH TINGGI LIMU KESEHATAN


JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI
PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-Nya

makalah yang berjudul “Desain Studi Penelitian Kuantitatif (Eksperimental)”

dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan

arahan dalam proses pembuatan makalah ini.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu

saya mengharapkan adanya kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini.

Saya berharap makalah ini dapat memberikan manfaat dan mampu menjawab tujuan

pembelajaran.

Bogor, November 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................2

DAFTAR ISI.................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................4

A. Latar Belakang....................................................................................................4

B. Tujuan Penulisan................................................................................................4

BAB II ISI DAN PEMBAHASAN..............................................................................5

A. Dimensi Desain Penelitian Kuantitatif...............................................................5

B. Desain Penelitian Eksperimental Murni (True Experiment)..............................7

BAB III PENUTUP....................................................................................................13

A. Kesimpulan.......................................................................................................13

B. Saran.................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Metodologi penelitian kuantitatif dengan teknik statistiknya diakui

mendominasi analisis penelitian sejak abad ke-18 sampai abad ini. Dengan

semakin canggihnya teknologi komputer, berkembang teknik-teknik analisis

statistik yang mendukung pengembangan penelitian kuantitatif.

Secara garis besar, dapat dijelaskan bahwa metodologi penelitian

kuantitatif dimulai dengan menetapkan objek studi yang spesifik, dieliminasikan

dari totalitas atau konteks besarnya sehingga menjadi ekplisist atau jelas objek

studinya. Kemudian penentuan desain penelitian kuantitatif yang akan digunakan

juga menjadi hal penting bagi seorang peneliti sebelum melakukan penelitian agar

nantinya peneliti tidak kehilangan arah.

Selain itu juga dapat ditentukan rancangan metodologik lainnya seperti

penetapan batas signifikansi, teknik-teknik penyesuaian jika ada kekurangan atau

kekeliruan di dalam hal data, adminstrasi, analisis, dan semacamnya. Dengan kata

lain, semua dirancang dan direncanakan secara matang sebelum peneliti terjun ke

lapangan untuk melakukan kegiatan penelitiannya.

B. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini, yaitu untuk memahami desain studi penelitian

kuantitatif eksperimental
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN

A. Dimensi Desain Penelitian Kuantitatif


Dalam desain penelitian kuantitatif, biasanya peneliti akan menetapkan beberapa

keputusan terkait metode penelitian yang akan dilakukan dalam menjawab pertanyaan

penelitian atau menguji hipotesis peneliti. Keputusan-keputusan yang harus diambil

dalam desain penelitian kuantitatif meliputi beberapa aspek, yaitu (Losielle, 2011) :

a. Apakah akan ada intervensi yang dilakukan ?

Dalam beberapa penelitian kuantitatif, peneliti ingin melihat efek dari intervensi

yang telah dilakukan terhadap suatu variabel. Misalnya, perawat ingin melihat

lama waktu luka sembuh pada pasien yang dilakukan perawatan luka

menggunakan metcovazin dan hidrokoloid dressing

b. Jenis perbandingan apa yang akan diambil ?

Beberapa peneliti biasanya melibatkan perbandingan variabel untuk

meningkatkan interpretabilitas hasil. Misalnya perbandingan kondisi emosional

antara perempuan yang melakukan aborsi dengan perempuan yang melahirkan.

Tanpa kelompok pembanding, peneliti tidak akan tahu apakah status emosional

pada perempuan yang melakukan aborsi normal atau tidak

c. Bagaimana variabel asing dikendalikan ?

Adanya kompleksitas hubungan variabel yang akan diteliti dengan variabel lain

yang tidak diteliti akan membuat peneliti kesulitan dalam menguji hipotesis,

kecuali terdapat upaya untuk mengendalikan faktor perancu atau variabel asing

tersebut
d. Kapan dan berapa lama atau berapa kali data akan dikumpulkan ?

Pada beberapa penelitian kuantitatif, data dikumpulkan dari para responden

dalam satu waktu. Namun, terdapat juga data penelitian kuantitatif yang didapat

dengan beberapa kali pertemuan dengan responden. Misalnya penelitian tingkat

caring mahasiswa keperawatan sebelum menjalani program profesi dan setelah

menjalani program profesi

e. Seting tempat seperti apa yang akan diambil dalam melakukan penelitian ?

Terkadang data penelitian kuantitatif didapat dengan mengumpulkan seluruh

responden di satu tempat. Studi kuantitatif lainnya dilakukan di lingkungan yang

sangat terkendali untuk tujuan penelitian, misalnya di laboratorium

Tabel 1. Dimensi Desain Penelitian Kuantitatif


NO DIMENSI DESAIN CIRI UTAMA
Manipulasi variabel independen (+), grup kontrol (+),
Experimental
Kontrol terhadap randomisasi (+)
1 variabel Manipulasi variabel independen (+), grup kontrol (-),
Quasi eksperimental
independen randomisasi (-)
non eksperimental Manipulasi variabel independen (-)

Subjek yang dibandingkan dalam penelitian adalah


Between-subjects
orang yang berbeda
Tipe grup
2 Subjek yang dibandingkan dalam penelitian adalah
pembanding
Within-subjects orang yang sama dalam waktu atau kondisi yang
berbeda

Cross-sectional Data penelitian diambil dalam satu waktu


3 Jangka waktu Data penelitian diambil beberapa kali dalam kurun
Longitudinal
waktu tertentu

Pengamatan Penelitian dimulai dengan variabel dependen dan


Retrospective
terhadap variabel melihat ke masa lalu terkait penyebab dan pengaruhnya
4 dependen dan Penelitian dimulai dengan variabel independen dan
variabel Prospective melihat ke masa depan terkait efek yang mungkin
independen ditimbulkan
Naturalistic setting data diambil di suatu tempat di masyarakat
5 Seting tempat data diambil di tempat yang sangat dikontrol, seperti
Laboratory
laboratorium
Sumber : Loiselle (2011)
Berdasarkan aspek kontrol terhadap variabel independen, rancangan penelitian

kuantitatif terbagi ke dalam tiga desain penelitian utama, yaitu penelitian

eksperimental murni (true experiment), penelitian eksperimental semu (quasi

experiment), dan penelitian non eksperimen. Adapun pada makalah ini yang akan

dibahas yaitu desain penelitian eksperimental murni (true experiment)

B. Desain Penelitian Eksperimental Murni (True Experiment)


Penelitian eksperimen merupakan penelitian dengan tingkat kontrol paling tinggi

jika dibandingkan dengan desain penelitian kuantitatif lainnya. Hal utama yang

membedakan penelitian eksperimen dengan penelitian non eksperimen, yaitu peneliti

dalam penelitian kuantitatif berperan sebagai seorang yang aktif, bukan hanya sebagai

observer yang pasif. Sebuah penelitian kuantitatif dikatakan sebagai penelitian

eksperimen jika memenuhi tiga syarat, yaitu (Losielle, 2011) :

a. Manipulasi

Dengan menggunakan manipulasi, peneliti secara sadar memvariasikan

variabel independen dan kemudian mengamati pengaruhnya terhadap variabel

dependen. Peneliti memanipulasi variabel independen dengan memberikan

perlakuan eksperimental atau intervensi kepada beberapa subjek penelitian,

sedang subjek lainnya tidak dilakukan intervensi. Sebagai ilustrasi, peneliti ingin

meneliti pengaruh aktivitas fisik terhadap suasana hati pada orang dewasa yang

sehat.

Dalam penelitian ini, terdapat dua kelompok. Pertama, kelompok eksperimen

yang diberikan intervensi, yaitu mereka dituntut untuk melakukan latihan fisik

secara rutin. Sedangkan kelompok kedua, yaitu kelompok kontrol yang

melakukan aktivitas seperti biasa. Desain penelitian ini memungkinkan peneliti


untuk mengobservasi perubahan variabel dependen, yaitu suasana hati atau mood

yang disebabkan oleh manipulasi variabel independen, yaitu aktifitas fisik

b. Kontrol

Kelompok kontrol adalah subjek dalam penelitian yang tidak dilakukan

intervensi oleh peneliti dan dapat dijadikan sebagai bahan dasar evaluasi

terhadap kelompok eksperimen yang diberikan intervensi sebagai pembanding.

Pada contoh di atas, kelompok kontrol yang dimaksud adalah kelompok yang

tidak diberikan intervensi latihan fisik secara rutin.

c. Randomisasi (random assignment)

Penelitian eksperimental juga melibatkan penempatan subjek dalam

kelompok yang dilakukan secara acak. Melalui randomisasi, setiap subjek atau

partisipan penelitian memiliki peluang yang sama untuk berada di

kelompokmanapun. Perbedaan yang timbul dalam kelompok dapat dijadikan

sebagai salah satu analisis dalam melaporkan hasil penelitian. Randomisasi dapat

dilakukan dengan cara sederhana, misalnya membalik koin atau menulis nama

peserta pada secarik kertas, lalu diambil satu per satu.

Terdapat lima tipe desain penelitian eksperimental murni, yaitu (Losielle, 2011) :

a. After only (post test only) design

Desain penelitian eksperimental yang paling dasar yaitu dengan melibatkan

pengelompokkan subjek untuk kelompok yang berbeda dan selanjutnya peneliti

mengukur variabel dependen setelah dilakukan intervensi. Sebagai contoh,

peneliti ingin meneliti mengenai pengaruh pakaian seragam perawat terhadap

sikap positif pasien anak yang dirawat di rumah sakit. Pada penelitian ini, dua

kelompok perawat memakai warna seragam yang berbeda lalu merawat pasien
anak selama 24 jam. Setelah itu, dilakukan pengukuran sikap positif pasien anak

setelah diberikan perawatan selama 24 jam

b. Before-after (pre test-post test) design

Desain penelitian eksperimental yang umum digunakan yaitu pre test-post

test design. Desain penelitian melibatkan pengumpulan data dasar atau pre-test

mengenai variabel dependen sebelum dilakukan intervensi, lalu pengumpulan

data hasil atau post-test setelah dilakukan intervensi. Before-after design ini dapat

dikembangkan menjadi solomon four group design, misalnya subjek penelitian

dibagi ke dalam empat grup, yaitu dua kelompok eksperimen yang melakukan

pre-test dan yang tidak melakukan pre-test. Sedangkan dua kelompok lainnya,

yaitu kelompok kontrol yang melakukan pre-test dan yang tidak melakukan pre-

test

c. Factorial design

Peneliti terkadang memanipulasi dua atau lebih variabel secara simultan.

Sebagai contoh, peneliti ingin meneliti perbandingan dua intervensi

keperawatan : stimulasi auditori dan stimulasi taktil terhadap perkembangan bayi

prematur. Peneliti juga ingin meneliti apakah lama waktu stimulasi tersebut

memengaruhi progres perkembangan bayi prematur atau tidak.

Gambar 1. Skema factorial design

Sumber : Losielle (2011)


Berdasarkan skema penelitian di atas, peneliti memungkinkan untuk dapat

menjawab tiga pertanyaan penelitian :

1) Apakah stimulasi auditori memiliki pengaruh yang berbeda dibandingkan

stimulasi taktil terhadap perkembangan bayi prematur ?

2) Apakah lama waktu stimulasi yg diberikan berhubungan dengan perkembangan

bayi prematur ?

3) Apakah stimulasi auditori dan stimulasi taktil lebih efektif jika diberikan dalam

kurun waktu tertentu ?

Poin pertanyaan ke tiga merupakan salah satu kekuatan dari factorial design,

yaitu memungkinkan peneliti untuk tidak hanya mengevaluasi efek utama dari

manipulasi variabel independen, tetapi juga mampu mengevaluasi efek interaksi

sebagai hasil gabungan perlakuan terhadap subjek penelitian. Dalam eksperimen

faktorial, subjek secara acak dimasukkan ke dalam kelompok perlakuan tertentu.

Misalnya, bayi prematur akan ditempatkan di salah satu kotak pada gambar di

atas, sedangkan bayi lainnya ditempatkan di kotak yang lain (between-subjects

design). Gambar di atas dapat dideskripsikan sebagai 2x3 factorial design.

d. Repeated measures design / crossover design

Desain penelitian ini memberikan lebih dari satu perlakuan kepada subjek

yang sama (within-subjects design). Sebagai contoh pada penelitian bayi

prematur di atas, crossover design membuat sebagian subjek secara acak

mendapat perlakuan stimulasi auditori terlebih dahulu, kemudian stimulasi taktil.

Desain penelitian ini memiliki kelebihan dalam memastikan kesetaraan antara

subjek penelitian. Namun, beberapa penelitian lain tidak sesuai jika

menggunakan crossover design. Misalnya, penelitian mengenai pemberian obat-


obatan pada subjek penelitian, dimana pemberian obat A terlebih dahulu,

kemudian pemberian obat B mungkin akan memiliki efek yang berbeda

dengan pemberian obat B terlebih dahulu, kemudian pemberian obat A.

e. Randomized clinical trials

Desain penelitian ini biasanya menggunakan before-after design atau after-

only design untuk menilai suatu tindakan klinis. Subjek dipilih secara acak,

dalam jumlah besar, heterogen, multisite, dan tersebar luas secara geografis.

Kelebihan dan Kelemahan Desain Penelitian Eksperimen Murni

Desain penelitian eksperimen murni merupakan desain penelitian terkuat untuk

melakukan uji coba hipotesis terhadap hubungan sebab akibat antara variabel.

Lazarsfeld (1955) dalam Losielle (2011) mengidentifikasi tiga kriteria agar antara

variabel dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan sebab akibat (kausalitas) :

a. Suatu penyebab harus mendahului suatu akibat.

Sebagai contoh, untuk menguji hipotesis bahwa sakarin menyebakan kanker

kandung kemih, peneliti harus memastikan bahwa subjek tidak memiliki kanker

kandung kemih sebelum terpajan sakarin

b. Adanya hubungan secara empiris antara penyebab yang diduga dengan akibat

yang diduga

Peneliti perlu menunjukan hubungan antara konsumsi sakarin dengan munculnya

kanker, yaitu orang yang mengkonsumsi sakarin memiliki insiden kanker yang

lebih tinggi dibandingkan orang yang tidak mengkonsumsi sakarin

c. Suatu akibat tidak boleh disebabkan oleh variabel lain sebagai penyebabnya

Sebagai contoh, orang yang mengonsumsi sakarin cenderung juga minum kopi

lebih banyak dibandingkan orang yang tidak mengkonsumsi sakarin. Hal ini
dapat menyebabkan penelitian menjadi bias karena bisa saja kausalitas ini terjadi

antara kopi dan kanker

Tiga kriteria inilah yang membuat penelitian eksperimen menjadi desain penelitian

yang sangat kuat dibandingkan desain penelitian kuantitatif lainnya.

Namun, penelitian eksperimen juga memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya :

a. Tidak semua variabel dapat dimanipulasi

Banyak perilaku atau kebiasaan kesehatan manusia yang tidak dapat diberikan

kepada orang secara acak

b. Terdapat beberapa variabel yang dapat dimanipulasi secara teknis, namun tidak

memenuhi kaidah etik legal

Misalnya, jika peneliti ingin meneliti efek merokok pada kanker paru-paru,

maka peneliti harus memilih subjek secara acak untuk merokok ataupun untuk

tidak merokok

c. Hawthorne effect

Istilah hawthorne effect mengacu pada subjek penelitian yang sadar bahwa

dirinya sedang dalam menjalani proses penelitian memiliki kecenderungan untuk

mengubah perilaku sesuai dengan yang diinginkan oleh peneliti. Untuk

meminimalisasi hawthorne effect dapat dilakukan double-blind experiment,

dimana tidak ada subjek yang mengetahui siapa yang termasuk kelompok

eksperimen, dan siapa yang termasuk kelompok kontrol.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Desain penelitian adalah suatu rencana tentang cara melakukan penelitian itu.

Karena itu desain penelitian hubungannya sangat erat sekali dengan proses

penelitiannya. Berdasarkan aspek kontrol terhadap variabel independen, rancangan

penelitian kuantitatif terbagi ke dalam tiga desain penelitian utama, yaitu penelitian

eksperimental murni (true experiment), penelitian eksperimental semu (quasi

experiment), dan penelitian non eksperimen.

B. Saran
1. Tanpa desain penelitian yang benar, seorang peneliti tidak akan dapat

melakukan penelitian dengan baik karena peneliti tidak mempunyai pedoman

arah yang jelas. Sehingga peneliti harus mampu membuat rancangan dengan

baik dan benar.

2. Peneliti diharapkan mampu mencari metode yang tepat bagi penelitiannya dan

relevan dengan penelitian yang diteliti.

DAFTAR PUSTAKA
Loiselle, C. G., Profetto-McGrath, J., Polit, D. F., & Beck, C. T. (2011). Canadian
essentials of nursing research (3rd ed.). Philadelphia, PA: Lippincott, Williams
& Wilkins.

Denise, F. Polit. 2017. Nursing Research, Generating and Assessing Evidence for
Nursing Practice, 10 ed.Wolter Kluwer

Gerrish, Kate. 2015. The Research Process in Nursing, 7th ed. John Wiley and Sons.

Anda mungkin juga menyukai