Ringan : bergejala tanpa bukti pneumonia di foto thoraks, gejala tidak spesifik (nyeri
tnggorokan, sakit kepala, diare, mual muntah. Demam batuk, myalgia, fatigue, gejala atipikal
pada pasien lansia / immuco compromise
Sedang : tanda klinis pneumonia (demam, batuk, sesak, takipneu), SpO2 >= 93% (tanpa
pneumonia berat)
Berat : pneumonia
Kritis : px dg nards, sepsis, syok sepsis, kita tahu tingkat mortalitas pada pasien kritis sangat
tinggi, > 80%, apalagi jika ada komorbid
SLIDE 7
Suspek :
Probable : masuk sesuai gejala covid, belum sempat diperiksa, atau justru sudah kebru
meninggal
Konfirmsi : + covid
Kontak erat : ODP, kontak pasien + kurang dari 1 m, lebih dari 15 menit. Pada tenaga Kesehatan,
disebut kontak erat yaitu merawat pasien covid tanpa apd yang tepat
SLIDE 17 EWS
Komorbid pada EWS : prinsip nya harus simple sehingga mudah tatalaksana. komorbid akan
bermanifestasi pada TTV yg abnormal
SLIDE 20
Pasien yg masuk k area kritis : pasien berat & kritis. Ada juga px berat yg sudah masuk ICU.
Kriteria pasien berat. Di slide
Pasien sudah harus mendapat terapi oksigen karena Spo2 < 93%
Pada px kritis, selain kriteria klinis pneumonia, kriteria bertambah disertai penyakit ards, sepsis,
syok sepsis. Dimana kita tahu kriteria ards nya pao2/fio2 < 300, < 200 ards sedang, < 100 ards
berat,
Atau bisa juga pasien dalam kondisi berat sebenrnya sudah jatuh dalam kondisi ards karena pf
ratio < 300,
yg masuk kritis tidak harus px ards berat, ards ringan asal pf ration sesuai sudah masuk kritis.
Dan mungkin sekali butuh ruang icu, walaupun saat kondisi pandemic ini sering terpaksa pasien
masih d rawat ruang bangsal / igd karena tidak tersedia tempat di icu.
SLIDE 21 early intervention
Terdapat 3 intervensi utama yang dapat dilakukan pada pasien covid dengan gejala berat-kritis,
yaitu : terapi oksigen (karena memang masalah utama px covid ini pada oksigenasinya),
pembatasan resusitsi cairan karena pemberian cairan yang terlalu agresif dapat memperberat
dister pernapasan atau oksigenasi
dan prone position, yg pada akhirnya jika dengan intervensi tersebut pasien tetap memburuk,
maka harus dilakukan intubasi untuk pemasangan ventilator
Algoritma sebelah kanan mrupakan tatalaksana oksigenasi pada pasien covid berat & kritis, yg
Dikeluarkan oleh perhimpinan dr anestesi dn perhimpunan dr lainnya
Jadi sebenarnya, sebisa mungkin pasien dihindari dilakukan intubasi karena Tindakan intubasi
itu punya efek aerosolize, sehingga bisa berakibat buruk ke staf yang mengerkan proses tersebut,
sehingga muncul algoritma ini
SLIDE 26 algoritma
Harus menjawab 4 pertanyaan dan dan jawabannya harus ya jika akan dilakukan pemasangan
HFOT. Harus melihat apakah tersedia alatnya di rs. Kalau di rs2 rujukan pasti tersedia, karena ini
sudah masuk ke dalam salah satu prosedur yang dianjurkan oleh guideline
SLIDE 27 jelas
SLIDE 28 algoritma
Jika tidak terpenuhi maka px harus mendapat ventilasi mekanik. Kecuali untuk poin 2 ini jadi
perbatasan, yaitu rr > 30 menit, rr 36/40x/menit masih bisa dicoba karena bila dia diberikan
HFNC rr bisa menurun memenuhi kriteria.
SLIDE 29 algoritma
Jika terpenuhi, maka bisa diberikan hfnc 30-60 lpm atau bila tidak ada, pakai niv dengan fraksi
inspirasi/fio2 40-100% + posisi telungkup / prone positioning, titrasi dan evaluasi dalam 2 jam
tercapai tidak saturasinya 92-96%
SLIDE 30 gambar HFNC
Sekarang kita akan masuk pada alat hfnc itu sendiri. Kita lihat, ini nasal kanul masuk ke hidung,
selangnya besar seperti selang ventilator karena flow nya bisa mencapai 30-60 lpm, tidak seperti
nasal kanul biasa yg hanya 5 lpm. HFNC lebih sederhana, setiap orang bisa memasang karena
seperti nasal kanul. Harus rapat betul untuk menghindari efek aeorosl. Rekomendasi diberikan 30
lpm
Alat ini memiliki beberapa komponen
Active humidifier : menghangatkan dan mencampurkan oksigen, oksigen dicampur di air
oksigen blender bisa dibantu oleh pompa d dalam active humidieer untuk menghasilkan flow yg
diinginkan
Flow meter nya tidak bisa pakai yg 15 lpm, tapi yg sampai 60 lpm, bisa diatur kecepatanya,
diberikan air yg akan menghangatkan dijadikan uap pemanas, sehingga udara yg masuk ke sini
akan hangat
SLIDE 31 gambar hfnc & niv
HFNC akan terlihat seperti ini. Kalo NIV kyk gtu
jika tidak ada HFNC pakai niv. HFNC bisa mnghasilkan CPAP 5 cmh2o walaupun tidak d
setting karena dengan flow yg kuat akan menghasilkan CPAP 5 cmh2o. sedangkan NIV bisa
mnghasil > 5 cm h2o, 5, 7-10 cmh2o. Bahkan bisa memberikan tambahan bantuan tekanan napas
setiap pasien menarik napas, namnaya pressure support, o2 tetap bisa dititrasi 100% seperti
HFNC
SLIDE 32 gambar NIV
Karena alatnya namanay non invasif, walaupun pakai ventilator, tidak ada ETT yang
dimasukkan, tapi harus menggunakan masker seperti ini, yg atas dipasang di dahi tidak boleh
bocor
SLIDE 33 gambar NIV
NIV bukan hanya sungkup muka, tetapi berupa sungkup full face seperti ini. Namun penggunaan
yg masih populer sekarng adalah HFNC
SLIDE 34 studi literatur. Hfnc bisa membantu overload ICU
SLIDE 35 studi literatur
NHF mengurangi reintubasi pada psien yg sudah terkstubasi dibandingkan terapi oksigen
konvensional
SLIDE 36 baca slide
Karena risiko pengngkatan aerosol, tempatkan pasien pada ruangan isolasi tekanan negatif
SLIDE 37 evaluasi hfnc
Selama pemasangan hfnc pada pasien harus dievaluasi, salah satu jawaban ya, maka pasien
butuh intubasi.
SLIDE 38 ROX
ROX yaitu suatu indeks untuk memprediksi apakah pemasangan HFNC akan berhasil atau gagal
pada pasien yg mbgalami gagal napas / hipoksemia akut, didapatkan dengan rumus SpO2 /
(FiO2 x RR dlm 1 menit), dimana dikatakan berhasil jika ROX indeks >= 4,88, kemungkinan
pasien akan sembuh dari covid tanpa pemasanagn ventilator. Jika ROX < 3,85 menandakan
risiko tinggi untuk kebutuhan intubasi, artinya hfnc tidak efektif pada pasien
Yg paling penting pada factor pasien yaitu RR pada pasien, jika RR turun kemungkinan pasien
cocok dengan pemasangan hfnc. Supaya RR turun : pasien harus tenang/emosional tenang, latih
bernapas dalam
Ada 3 prediktor kegagalan hfnc yang mengharuskan pemasangan intubasi. Harus dieavlasui
selama 3 x, seiring waktu berjalan maka syaratny semakin tinggi
Setelah HFnc dimulai, kita harapkan pasien tidak perlu diintubasi dengan anggap fio2 yang
diberikan 100% flow 60 lpm, saturasi tercapai 94% dengan RR harus kurang dari 24x/menit,
kelihatan nya seperti takipneu, tapi berdasarkan riset pasien ini akan survive dengan hfnc tanpa
harus bantuan ventilator
Catatan saja. Menghitung fio2 : berdasrkan rumus kadar oksigen di atmosfer (21%) + 4% untuk
setiap pertambahan 1 lpm