Tutor:
Waktu: 2 x 60 menit
Submateri pertemuan:
1. Terapi Oksigen dan Nebulizer
2. Pemasangan OPA
3. Suction
4. Pemasangan NGT dan Pemberian Makan Lewat NGT
Pengertian
Terapi oksigen diindikasikan bagi penderita yang mengalami kondisi hipoksemia (PaO2 <60
mmHg atau SaO2 <90%) dan diperuntukkan bagi berbagai kondisi yang memberikan gejala
hipoksemia kronis dan peningkatan kerja kardiovaskular.
Tujuan
1. Mengatasi hipoksemia
2. Menurunkan usaha napas
3. Mengurangi kerja miokardium
Metode Pemberian
Pengertian
Proses memencarkan obat cair menjadi partikel-partikel mikroskopik (aerosol) dan
memasukkannya ke dalam paru-paru ketika pasien melakukan inspirasi.
Tujuan
1. Memberikan obat langsung ke saluran pernapasan untuk mengeluarkan sputum.
2. Mengurangi kesulitan mengeluarkan sekret pernapasan yang kental dan lengket.
3. Meningkatkan kapasitas vital.
4. Meringankan sesak napas.
Prosedur
1. Identifikasi pasien dan periksa instruksi dokter dan rencana asuhan keperawatan.
2. Pantau denyut jantung sebelum dan sesudah terapi pada pasien yang memakai obat
bronkodilator.
3. Jelaskan prosedur pada pasien. Terapi ini bergantung pada usaha pasien.
4. Posisikan pasien pada posisi duduk yang nyaman atau posisi semi fowler.
5. Tambahkan obat dan NaCl atau air steril sesuai dosis yang diresepkan ke dalam
nebulizer. Sambungkan selang ke kompresor. Akan terlihat uap halus keluar dari
alat.
6. Pasang sungkup pada wajah pasien untuk menutupi mulut dan hidungnya serta
instruksikan pasien untuk menarik napas dalam dan perlahan lewat mulut, tahan
napas kemudian hembuskan napas beberapa kali.
7. Amati pengembangan dada untuk memastikan pasien menarik napas dalam.
8. Instruksikan pasien untuk bernapas perlahan dan dalam sampai semua obatnya
habis dinebulisasi.
9. Setelah selesai terapi, anjurkan pasien untuk batuk setelah beberapa tarikan napas
dalam.
10. Amati pasien apakah ada efek samping akibat terapi tadi atau tidak.
11. Catat obat-obat yang digunakan dan jelaskan sekret yang dikeluarkan.
12. Bongkar dan bersihkan nebulizer setiap selesai digunakan. Simpan alat di kamar
pasien. Selang diganti setiap 24 jam.
13. Cuci tangan.
Tujuan
1. Membuka Jalan napas
2. Terapi Oksigen
2. NPA
a. Usahakan memasukkan NPA dengan lembut untuk menghindari terjadinya
Pengertian
Penghisapan lendir atau suction adalah aspirasi lendir (sekret) melalui sebuah kateter yang
dihubungkan ke mesin penghisap atau saluran penghisap dengan tekanan tertentu.
Tujuan
1. Membantu pengeluaran sekret pasien yang tidak mampu mengeluarkan sekret
sendiri
2. Membersihkan dan memelihara jalan napas agar tetap bersih
3. Memenuhi suplai oksigen dengan jalan napas yang adekuat
2. Pengaturan Tekanan
- Dewasa: 100- 120 mmHg
- Anak : 95 – 110 mmHg
- Bayi : 50 50 -95 mmHg
c. Acianotik
- Dilakukan tidak lebih 15 Detik
- Kateter suction tidak menutup total ETT
- Oksigenisasi 100% sebelum dan sesudah tindakan
Pengertian
Memasukkan selang berlubang ke dalam lambung lewat nasofaring.
Tujuan
1. Dekompresi lambung (mengeluarkan cairan dan gas).
2. Mencegah atau meredakan mual dan muntah pasca operasi atau trauma dengan
cara mendekompresi lambung.
3. Menentukan jumlah tekanan dan aktivitas motorik saluran pencernaan (tujuan
diagnostik).
4. Mencuci lambung (mengirigasi lambung pada kasus perdarahan aktif atau
keracunan)
5. Mendapatkan bahan (bahan lambung) untuk pemeriksaan laboratorium
6. Memberikan obat
Prosedur
1. Identifikasi pasien
2. Periksa instruksi dokter untuk perhatian khusus seperti posisi atau pergerakan
tertentu.
3. Pastikan tingkat kesadaran dan kemampuan untuk mengikuti instruksi
4. Periksa riwayat medis pasien apakah ada lesi nasal, polip berdarah, atau deviasi
septum nasal.
5. Cuci tangan
6. Jelaskan prosedurnya pada pasien.
7. Posisikan pasien pada posisi fowler tinggi, pasien koma pada posisi semifowler.
8. Letakkan perlak dan handuk di atas dada pasien.
9. Potong plester sepanjang 10 cm dan siapkan untuk memfiksasi selang.
10. Gunakan handscoon.
11. Ukur panjang selang, dari ujung hidung ke ujung daun telinga dan ke ujung prosesus
xiphoideus dan tandai dengan pita.
12. Lumasi ujung selang sekitar 15-20 cm dengan pelumas yang larut dalam air,
menggunakan potongan kassa.
13. Masukkan selang lewat lubang hidung kiri ke bagian belakang tenggorokan, dengan
mengarahkan ke belakang dan ke bawah menuju telinga.
14. Fleksikan kepala pasien ke arah dada setelah selang melewati nasofaring.
15. Anjurkan pasien untuk menelan dengan memberikan seteguk air jika
Pengertian
Pemberian makan secara langsung ke dalam lambung lewat selang yang dimasukkan ke
dalam lambung melalui hidung (nasogastrik).
Tujuan
1. Memberikan nutrisi yang adekuat kepada pasien yang tidak dapat makan sendiri.
2. Memberikan obat
3. Memberikan nutrisi kepada pasien yang tidak dapat diberi makan lewat mulut, misal
operasi rongga dalam keadaan tidak sadar atau koma.
Indikasi
1. Cedera kepala dan leher
2. Koma
3. Obstruksi esofagus atau orofaring
4. Anoreksia nervosa berat
5. Episode aspirasi berulang
6. Peningkatan kebutuhan metabolik-luka bakar, kanker, dll.
Prosedur
1. Identifikasi pasien dan jelaskan prosedur
2. Periksa apakah ada alergi makanan, waktu makan terakhir, bising usus, dan hasil
pemeriksaan laboratorium