Anda di halaman 1dari 18

PERTEMUAN CLUSTER II

7
Tutor:
Ns. Raden Roro Atih Utari Rizky, S.Kep
Ns. Rizka Fajriani, S.Kep

Waktu: 2 x 60 menit

Submateri pertemuan:
1. Prosedur Pemasangan Infus
2. Komplikasi Pemasangan Infus
3. Tindakan Mengatasi Komplikasi Pemasangan Infus
4. Prosedur Transfusi Darah
5. Reaksi Alergi Transfusi Darah
6. Tindakan Emergensi Mengatasi Reaksi Transfusi
7. Prosedur Injeksi Intramuskular
8. Prosedur Injeksi Intracutan
9. Prosedur Injeksi Subcutan
10. Prosedur Injeksi Intravena

Bimbel Intensif D3 Keperawatan Appskep


https://ukom.appskep.id
1. PROSEDUR PEMASANGAN INFUS

Definisi :
Pemberian cairan ke dalam aliran darah lewat kateter intravena/jarum bersayap yang
dimasukkan ke dalam vena perifer untuk mengganti cairan yang hilang, memberikan
intake kalori atau sebagai larutan pembawa obat.

Tujuan :
1. Memberikan cairan dan elektrolit untuk menjaga keseimbangan di dalam tubuh
2. Memberikan glukosa yang dibutuhkan untuk metabolisme
3. Memberikan vitamin dan mineral yang larut dalam air
4. Memberikan pertolongan pada kasus gawat darurat
5. Memberikan obat
6. Memberikan darah dan produk darah

Prosedur
1. Cuci tangan.
2. Dekatkan alat, tempatkan standard infus di sisi ekstremitas (lokasi insersi) dengan
tinggi 90 cm dari bed.
3. Buka infus set, periksa kelengkapan dan fungsi bagian-bagiannya, letakkan klem 1/3
atas dalam posisi terkunci dan biarkan ujung selang tertutup dengan penutup yang
tersedia.
4. Hubungan selang infus dengan botol cairan, gantungkan pada standard infus, isi
tabung 1/2 bagian, keluarkan udara dari selang infus dengan mengalirkan cairan dan
kunci kembali klem. Tutup ujung selang infus dengan jarum penutup, letakkan pada
standard infus.
5. Pilih vena yang akan diinsersi dan letakkan pengalas di daerah yang akan ditusuk
6. Lakukan pembendungan dengan tourniquet 10 – 12 cm di atas area penusukan dan
anjurkan pasien untuk menggenggam.
7. Pasang handscoon, desinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan swab alkohol secara
melingkar dari dalam ke luar dengan diameter 5 cm.
8. Buka IV cath, lalu tusukkan pada vena dengan posisi jarum mengarah ke atas, dengan
sudut 20 – 30 derajat.
9. Bila jarum berhasil masuk ke pembuluh vena, akan terlihat darah mengalir masuk pada
IV cath, tarik jarum perlahan sambil mendorong kanul ke dalam vena. Ketika kanul
sudah berada dalam vena, sambungkan pangkal IV cath dengan selang infus,
longgarkan tourniquet.
10. Alirkan/atur tetesan infus sesuai dengan program terapi.
11. Observasi bila ada edema pada ujung kanul yang sudah masuk ke vena.

Bimbel Intensif D3 Keperawatan Appskep


https://ukom.appskep.id
12. Fiksasi pangkal IV cath dengan plester secara menyilang, tutup tempat penusukan
dengan IV dressing (balutan) transparan atau kassa steril*. Tulis tanggal pemasangan
infus dan tempelkan di area penusukan.
13. Pada anak, anggota gerak yang dipasang infus dipasangkan bidai (spalk) supaya jarum
tidak mudah bergeser.
14. Bereskan alat dan lepaskan handscoon.
15. Cuci tangan
16. Dokumentasikan tindakan, seperti waktu cairan infus dimulai, jumlah, jenis, dan
tetesan cairan yang diberikan, ukuran jarum, serta respons pasien.
17. Periksa secara berkala apakah ada bengkak, nyeri, kepucatan, dingin pada kulit sekitar,
kebocoran atau perdarahan dari lokasi penusukan dan perubahan kecepatan tetesan
atau tidak.

*) Dalam praktik profesional, penggunaan kassa sebagai dressing area insersi tidak dianjurkan lagi,
karena dapat menyebabkan bersarangnya kuman. Penggunaan dressing yang dianjurkan adalah
IV dressing transparan, tujuannya jika terjadi eritema atau phlebitis pada pasien, perawat bisa
lebih cepat mengetahuinya.

Referensi:
Jacob, A. et al. 2014. Buku ajar : clinical nursing procedures. Edisi II. Diterjemahkan oleh : Estrada,
R. Tangerang : Binarupa Aksara.
Mubarak, W.I. & Chayatin, N. 2007. Buku ajar kebutuhan dasar manusia, teori dan aplikasi dalam
praktik. Jakarta : EGC.

Bimbel Intensif D3 Keperawatan Appskep


https://ukom.appskep.id
2. KOMPLIKASI PEMASANGAN INFUS DAN TINDAKAN MENGATASI KOMPLIKASI

KOMPLIKASI IDENTIFIKASI TINDAKAN


1. Infiltrasi - Terjadi ketika kanul IV keluar - Infus dihentikan dan jarum IV
Masuknya cairan dari pembuluh darah atau dicabut
infus / obat non melubangi pembuluh darah. - Pasang infus di tempat baru
vesikan secara tidak - Ditandai dengan edema di - Kompres hangat dapat
sengaja ke jaringan sekitar lokasi insersi, diterapkan jika terjadi infiltrasi
sekitar. kebocoran cairan, rasa tidak cairan dalam waktu lama, dan
nyaman dan lokasi infiltrasi ekstremitas harus dielevasikan
Non vesikan : terasa lebih dingin, serta untuk meningkatkan
sifatnya tidak penurunan laju aliran infus. penyerapan cairan.
merusak jaringan - Jika infiltrasi baru terjadi,
kompres dingin dapat
diterapkan.

2. Phlebitis - Ditandai dengan area yang - Cabut jarum IV dan pasang infus
Peradangan vena memerah, hangat di sekitar di tempat baru.
yang berkaitan lokasi insersi atau sepanjang - Kompres hangat dan lembab di
dengan iritasi bahan jalur vena, nyeri di lokasi lokasi yang terkena karena
kimia atau mekanik, insersi atau sepanjang jalur kompres hangat dapat
atau keduanya. vena, dan bengkak. menyebabkan vasodilatasi
pembuluh darah, sehingga
menambah pemasukan oksigen,
nutrisi, dan leukosit darah yang
menuju ke jaringan tubuh. Hal
ini dapat memperkecil inflamasi,
menurunkan kekakuan otot,
serta mempercepat
penyembuhan jaringan lunak.

3. Thrombophlebitis - Ditandai dengan nyeri lokal, - Cabut jarum IV


Adanya bekuan kemerahan, hangat, bengkak - Terapkan kompres dingin
(trombus) disertai di sekitar tempat insersi atau terlebih dahulu untuk
peradangan pada sepanjang jalur vena, mengurangi aliran darah dan
vena. imobilitas ekstremitas karena meningkatkan agregasi
ketidaknyamanan dan trombosit, lalu diikuti dengan
pembengkakan, laju aliran kompres hangat, elevasi
infus lambat, demam, ekstremitas
malaise, dan leukositosis. - Pasang infus di ekstremitas yang
berlawanan

Bimbel Intensif D3 Keperawatan Appskep


https://ukom.appskep.id
KOMPLIKASI IDENTIFIKASI TINDAKAN
4. Hematoma - Terjadi akibat perforasi - Lepaskan jarum atau kanul dan
Terjadi akibat dinding vena yang berlawanan terapkan tekanan menggunakan
bocornya darah ke selama penusukan, jarum balutan steril
jaringan di sekitar tergelincir keluar dari vena, - Terapkan es selama 24 jam pada
lokasi insersi. dan tekanan yang tidak tepat lokasi hematoma untuk
ketika mengeluarkan jarum. menghindari perluasan
- Ditandai dengan ekimosis, hematoma dan kemudian
pembengkakan segera di kompres hangat untuk
lokasi insersi, dan kebocoran meningkatkan penyerapan
darah. darah
- Pasang infus di ekstremitas lain

Referensi :
Smeltzer, S.C.O. & Bare, B.G. 2004. Brunner and Suddarth’s Textbook of Medical – Sugical Nursing,
Ed 10th. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins.

Bimbel Intensif D3 Keperawatan Appskep


https://ukom.appskep.id
3. PROSEDUR PEMBERIAN TRANSFUSI DARAH

Definisi :
Pemberian darah utuh atau komponen apapun dari darah dari donor yang cocok untuk
mengoreksi atau untuk terapi kondisi klinis apapun.

Tujuan :
1. Mengembalikan volume darah dalam sirkulasi
2. Mengoreksi defisiensi trombosit dan faktor koagulasi darah
3. Mengoreksi anemia

Prosedur :
1. Periksa instruksi dokter, kondisi pasien, dan riwayat transfusi/reaksi infus, alasan
transfusi saat ini, dll.
2. Periksa persediaan darah pada bank darah.
3. Identifikasi pasien dan jelaskan prosedurnya kepada pasien, perlunya transfusi, produk
darah yang akan diberikan, perkiraan waktu yang dibutuhkan, hasil yang diharapkan,
dll. Tekankan perlunya pasien untuk segera melaporkan gejala yang tidak biasa.
Mintalah izin dari pasien.
4. Ambil darah dari bank darah sesuai peraturan institusi, lakukan identifikasi produk
darah dengan petugas bank darah (identifikasi 1). Jika transfusi tidak dapat segera
dilakukan, kembalikan ke bank darah. Darah yang berada di luar lemari es selama lebih
dari 30 menit, di atas 10 derajat Celcius tidak dapat digunakan kembali.
5. Setelah produk darah tiba di ruangan, identifikasi kantong darah oleh 2 perawat
sebelum membawa kantong darah ke sisi pasien (identifikasi 2), meliputi:
a. nomor identifikasi
b. kelompok dan tipe darah
c. tanggal kadaluarsa
d. kompatibilitas
e. nama pasien
f. warna yang tidak normal, bekuan, sisa udara, dll
6. Anjurkan pasien untuk buang air serta bantu kembali ke posisi nyaman. Tampung
bahan urin (dapat digunakan sebagai data dasar untuk mengidentifikasi bila terjadi
reaksi transfusi).
7. Berikan privasi
8. Cuci dan keringkan tangan.
9. Periksa tanda vital dan catat.
10. Pakai handscoon sekali pakai.

Bimbel Intensif D3 Keperawatan Appskep


https://ukom.appskep.id
11. Pastikan kanul IV dalam keadaan baik. Jika belum terpasang sebelumnya, masukkan
kanul IV ke dalam vena perifer yang besar dan mulai infus cairan NaCl 0,9% dengan
menggunakan set transfusi darah.
12. Pasang blood warmer jika ada, jika tidak ada pastikan suhu produk darah sudah sama
dengan suhu ruangan.
13. Cocokkan kembali kantong darah dengan identitas pasien dengan menanyakan nama
pasien dan mengecek pada gelang identitas (identifikasi 3).
14. Jika produk darah sudah benar, hentikan aliran NaCl dengan menutup klem rol.
Pindahkan taji penusuk dari wadah NaCl dan tusukkan taji ke kantong darah.
15. Mulai infus produk darah secara perlahan, dengan kecepatan 25 – 50 mL per jam
selama 15 menit pertama. Tetaplah bersama pasien selama waktu tersebut. Periksa
tanda vital setiap 15 menit selama 30 menit pertama atau sesuai peraturan institusi.
16. Tingkatkan kecepatan infus bila tidak ada efek samping. Kecepatan infus tetap harus
berada dalam batas aman.
17. Periksa kondisi pasien setiap 30 menit. Bila timbul efek samping, hentikan transfusi
dan mulai alirkan kembali NaCl. Kirimkan bahan urin, bahan darah, dan sisa produk
darah dalam kantong darah dengan set transfusi kembali ke bank darah.
18. Jika tidak ada efek samping yang timbul, selesaikan transfusi, ganti infus set, dan
berikan NaCl (sesuai instruksi dokter).
19. Buang kantong dan set produk darah pada tempat yang seharusnya.
20. Cuci tangan.
21. Dokumentasi tindakan yang telah dilakukan, produk dan volume yang ditransfusi,
nomor identifikasi, dan kelompok darah. Waktu pemberian (waktu mulai dan selesai),
nama dan tanda tangan staf perawat yang melakukan prosedur, dan kondisi pasien.

Referensi :
Jacob, A. et al. 2014. Buku ajar : clinical nursing procedures. Edisi II. Diterjemahkan oleh : Estrada,
R. Tangerang : Binarupa Aksara

Bimbel Intensif D3 Keperawatan Appskep


https://ukom.appskep.id
4. REAKSI TRANSFUSI DAN TINDAKAN EMERGENSI

REAKSI TRANSFUSI TANDA DAN GEJALA PENATALAKSANAAN


1. Reaksi Hemolitik - demam atau a. Hentikan transfusi segera
Ketidakcocokan antara menggigil b. Ganti giving set dengan yang baru
darah resipien dengan - nyeri panggul dan c. Pertahankan patensi jalur IV dengan
pendonor (ABO atau Rh) urin kemerahan atau normal saline
kecoklatan d. Beritahu dokter terkait reaksi
- takikardi transfusi yang terjadi
- hipotensi e. Pantau tanda-tanda vital
f. Pantau intake dan output cairan
g. Kirim sisa produk darah dan sampel
urin ke laboratorium
h. Kolaborasi pemberian obat-obatan
emergensi sesuai order dokter atau
SPO
- Atasi syok dengan vasopressor dan
inotropik sampai tekanan darah
sistolik > 100 mmHg dan perfusi jari
terasa hangat
- Bila urin <1cc/kgBB/jam, maka
segera berikan diuretik (furosemide
IV) untuk memper-tahankan urin
>100cc/jam.
- Atasi demam dengan antipiretik

2. Reaksi Demam Non - demam a. Hentikan transfusi segera


Hemolitik - menggigil b. Pertahankan aliran vena dengan
Sensitivitas darah - panas normal saline
resipien terhadap sel - kulit kemerahan c. Beritahu dokter
darah putih, platelet, - sakit kepala d. Berikan antipiretik sesuai order
atau protein plasma - ansietas
pendonor, yang tidak - mual
menyebabkan
hemolitik.

3. Reaksi Alergi Ringan - kemerahan, a. Hentikan transfusi segera


Sensitivitas terhadap - urtikaria dengan b. Pertahankan aliran vena dengan
protein plasma yang atau tanpa rasa normal saline
diinfuskan gatal c. Beritahu dokter
d. Berikan obat-obatan sesuai order
(antihistamin, steroid IV untuk
menetralkan sebagian respons alergi)

Bimbel Intensif D3 Keperawatan Appskep


https://ukom.appskep.id
REAKSI TRANSFUSI TANDA DAN GEJALA PENATALAKSANAAN
4. Reaksi Alergi Berat - dispnea a. Hentikan transfusi segera
Reaksi antibodi – - stridor b. Pertahankan aliran vena dengan
antigen - penurunan saturasi normal saline
oksigen c. Beritahu dokter
- nyeri dada d. Pantau tanda-tanda vital, berikan
- kemerahan resusitasi kardipulmonal jika
dibutuhkan
e. Berikan obat-obatan (antihistamin IV)
dan/atau oksigen sesuai order

5. Overload Sirkulasi - dispnea a. Hentikan transfusi segera


Aliran transfusi lebih - hipoksia b. Posisikan pasien dalam posisi tegak
cepat dari pada yang - ortopnea c. Beritahu dokter
dikompensasi oleh - krakels d. Berikan diuretik (furosemide) IV,
tubuh. - distensi vena digitalis IV, dan oksigen sesuai order
jugularis
- takikardi
- hipertensi

6. Sepsis - demam tinggi a. Hentikan transfusi segera


Pemberian darah yang - menggigil b. Pertahankan aliran vena dengan
terkontaminasi - muntah normal saline
- diare c. Beritahu dokter
- hipotensi d. Berikan cairan IV, antibiotic
- oliguria e. Ambil specimen darah pasien untuk
kultur
f. Kirim sisa produk darah ke
laboratorium

Referensi
Wilkinson, J.M, et al. 2015. Fundamentals of Nursing: Theory, Concepts, and Applications. Volume
1. Philadelphia : FA Davis Company.

Bimbel Intensif D3 Keperawatan Appskep


https://ukom.appskep.id
5. PROSEDUR TINDAKAN INJEKSI INTRAMUSKULAR

Definisi :
Pemberian obat secara parenteral, dimana obat disuntikkan ke dalam jaringan otot
dalam.

Prosedur :
1. Periksa instruksi dokter dan identifikasi pasien.
2. Jelaskan prosedurnya kepada pasien, tujuan pengobatan, lokasi penyuntikan, hasil
yang diharapkan dan apa yang harus dilakukan pasien.
3. Cuci tangan.
4. Siapkan obat dari ampul/vial. Pastikan obat dan dosisnya sudah benar.
5. Pastikan obat tidak menetes dan mengenai jarum sebelum disuntikkan. Bila menetes,
ganti jarum.
6. Cuci tangan.
7. Posisikan pasien:
bantu pasien ke posisi telentang, lateral, atau telungkup tergantung lokasi yang dipilih.
Jika ventrogluteal, posisikan pasien telentang dengan lutut ditekuk (fleksi) atau posisi
lateral dengan tungkai atas ditekuk atau telungkup dengan posisi jari kaki mengarah ke
dalam.
8. Pilih, cari, dan bersihkan lokasi
a. Pilih lokasi yang bebas dari lesi kulit, nyeri tekan, pembengkakan, kekerasan,
inflamasi lokal, dan yang belum sering dipakai
b. Tentukan apakah ukuran otot cukup untuk jumlah obat yang akan disuntikkan
c. Cari lokasi yang tepat untuk penyuntikan
d. Pakai handscoon
e. Bersihkan dengan swab alkohol dengan gerakan melingkar mulai dari bagian tengah
ke perifer-mengarah ke luar sampai 5 cm
f. Pindahkan dan pegang swab alkohol di antara jari ketiga dan keempat tangan yang
tidak dominan atau letakkan di nampan. Biarkan area tersebut mengering
9. Buka tutup jarum tanpa mengkontaminasi jarum dengan cara menariknya secara
cepat.
10. Suntikkan obatnya
a. Genggam dan cubit area yang mengelilingi lokasi penyuntikan atau regangkan kulit
pada lokasi tersebut sesuai kebutuhan
b. Pegang spuit di antara ibu jari dan jari telunjuk seperti memegang pena dan
tusukkan jarum pada kulit dengan sudut 90 derajat
c. Aspirasi dengan menahan spuit dengan tangan yang tidak dominan dan tarik
pendorong spuit dengan tangan dominan
d. Tarik jarum bila muncul darah dalam spuit, buang dan siapkan injeksi baru

Bimbel Intensif D3 Keperawatan Appskep


https://ukom.appskep.id
e. Suntikkan obat secara perlahan dan stabil jika darah tidak muncul dalam spuit saat
aspirasi
11. Tarik jarum secara perlahan dan stabil sambil menahan pada bagian penghubung
antara tabung spuit dan jarum. Dengan tangan yang tidak dominan, tahan permukaan
kulit dengan kapas usap untuk memberikan tarikan yang netral pada lokasi tersebut
12. Tekan lokasi tersebut secara ringan dengan spons kering dan bila ada perdarahan,
lanjutkan penekanan sampai perdarahan berhenti. Jangan dipijat.
13. Buang jarum tanpa tutup dan spuit pada tempat yang seharusnya
14. Lepaskan handscoon dan cuci tangan
15. Catat prosedurnya termasuk nama obat, dosis, lokasi, dan respons pasien
16. Periksa efektivitas obat.

Referensi:
Jacob, A. et al. 2014. Buku ajar : clinical nursing procedures. Edisi II. Diterjemahkan oleh : Estrada,
R. Tangerang : Binarupa Aksara.

Bimbel Intensif D3 Keperawatan Appskep


https://ukom.appskep.id
6. PROSEDUR TINDAKAN INJEKSI INTRACUTAN

Definisi:
Pemberian obat ke dalam lapisan dermis kulit.

Tujuan:
1. Melakukan uji sensitivitas
2. Melakukan uji tuberkulin
3. Memberikan vaksinasi

Prosedur:
1. Periksa instruksi dokter dan identifikasi pasien.
2. Jelaskan prosedurnya kepada pasien, tujuan pengobatan, lokasi penyuntikan, hasil
yang diharapkan dan apa yang harus dilakukan pasien.
3. Cuci tangan
4. Tarik obat dari dalam ampul atau vial sesuai yang diinstruksikan.
5. Kumpulkan semua peralatan termasuk obat yang sudah dimasukkan ke dalam spuit di
dekat tepi ranjang pasien dan tutup tirai.
6. Posisikan pasien dan cari lokasi penyuntikan intradermal (bagian dalam lengan bawah,
dada atas atau punggung atas di bawah skapula).
7. Pasang handscoon, bersihkan area tersebut dengan swab alkohol dengan gerakan
melingkar yang semakin mengarah ke luar. Biarkan kulit mengering.
8. Buka penutup jarum dengan tangan yang tidak dominan dengan menariknya secara
cepat.
9. Gunakan tangan yang tidak dominan untuk meregangkan pada lokasi penyuntikan.
10. Posisikan jarum hampir sejajar dengan kulit pasien (15 derajat) dan tusukkan jarum ke
dalam kulit sehingga ujung jarum dapat dilihat lewat kulit. Masukkan jarum hanya
sekitar 3 mm.
11. Suntikkan obat secara perlahan (0,01 – 0,1 mL). Amati timbulnya lepuh/blister. Jika
tidak timbul, tarik jarum sedikit dan suntikkan obatnya.
12. Tarik jarum dengan cepat dalam sudut yang sama dengan ketika jarum ditusukkan. Jika
ada darah, usap menggunakan kassa steril.
13. Jangan memijat area tersebut.
14. Jangan tutup jarum kembali. Buang spuit dan jarum pada tempat yang seharusnya.
15. Bantu pasien kembali ke posisi nyaman.
16. Lepas handscoon dan cuci tangan.
17. Catat pemberian obat: nama obat yang diberikan, jumlah, dosis, lokasi, dan respons
pasien.
18. Gambar sebuah lingkaran mengelilingi lokasi penyuntikan menggunakan pena biru
hitam. Catat tanggal dan waktu penyuntikan obat dan nama obat pada sehelai plester

Bimbel Intensif D3 Keperawatan Appskep


https://ukom.appskep.id
dan tempelkan didekat lokasi penyuntikan. Periksa reaksinya dalam waktu yang telah
ditentukan. Jika tidak muncul reaksi alergi, obat dapat diinjeksikan kepada pasien.
Namun, bila muncul reaksi alergi seperti kemerahan, gatal-gatal, dan kulit di sekitar
lokasi penyuntikan teraba hangat, berarti pasien alergi terhadap obat tersebut.

Referensi:
Jacob, A. et al. 2014. Buku ajar : clinical nursing procedures. Edisi II. Diterjemahkan oleh : Estrada,
R. Tangerang : Binarupa Aksara.

Bimbel Intensif D3 Keperawatan Appskep


https://ukom.appskep.id
7. PROSEDUR TINDAKAN INJEKSI SUBKUTAN

Definisi :
Pemberian obat ke dalam jaringan subkutan.

Prosedur :
1. Kumpulkan peralatan dan periksa instruksi dokter
2. Identifikasi pasien dengan seksama.
3. Jelaskan prosedurnya pada pasien obat yang akan diberikan lokasi penyuntikan dan
apa yang harus pasien lakukan.
4. Cuci tangan
5. Tarik obat dari dalam ampul atau vial sesuai yang diinstruksikan.
6. Kumpulkan semua peralatan termasuk obat yang sudah dimasukkan ke dalam spuit di
dekat tepi ranjang pasien.
7. Tutup tirai
8. Bantu pasien untuk berada dalam posisi sesuai lokasi penyuntikan yang dipilih
a. Bagian luar lengan atas : tangan direlaksasikan dan berada di samping badan
b. Paha anterior : duduk atau berbaring dengan otot direlaksasikan
c. Perut : pasien pada posisi setengah berbaring
9. Periksa area penyuntikan. Periksa apakah ada benjolan, nodul, nyeri tekan, kekerasan,
pembengkakan, jaringan parut, gatal, sensasi terbakar, dan inflamasi terlokalisir atau
tidak.
10. Gunakan handscoon.
11. Bersihkan area di sekitar lokasi penyuntikan dengan swab alkohol. Gunakan gerakan
melingkar sambil terus mengarah ke luar (diameter 5 cm). Biarkan lokasi tersebut
mengering. Biarkan swab alkohol di dalam nampan untuk digunakan kembali ketika
menarik jarum.
12. Buka penutup jarum dengan menariknya secara cepat dengan tangan yang tidak
dominan.
13. Genggam dan cubit area yang mengelilingi lokasi penyuntikan atau renggangkan kulit
pada lokasi penyuntikan.
14. Pegang spuit dengan tangan yang dominan di antara ibu jari dan jari telunjuk. Suntikan
jarum secara cepat pada sudut 45 - 90 derajat tergantung jumlah jaringan, turgor
jaringan, dan panjang jarum. Pada orang yang kurus, lebih disukai sudut 45 derajat.
Ketika menggunakan spuit insulin dengan jarum 26G, dapat digunakan sudut 90
derajat pada orang normal dan obesitas.
15. Setelah jarum disuntikkan, lepaskan jaringan dan segera pindahkan tangan yang tidak
dominan untuk menstabilkan ujung bawah spuit. Geser tangan yang dominan ke
bagian atas tabung spuit.

Bimbel Intensif D3 Keperawatan Appskep


https://ukom.appskep.id
16. Aspirasi jika direkomendasikan, dengan menarik pendorong spuit secara perlahan
untuk menentukan apakah jarum berada dalam pembuluh darah atau tidak. Jika
muncul darah, tarik jarum dan buang. Siapkan obat lagi. Jangan mengaspirasi heparin
atau insulin.
17. Suntikan obat secara perlahan bila tidak muncul darah.
18. Tarik jarum dengan cepat pada sudut yang sama seperti ketika menyuntikkan pertama
kali sambil memberikan tarikan penetral di sekitar lokasi penyuntikan dengan tangan
yang tidak dominan.
19. Pijat area tersebut dengan lembut dengan swab alkohol. Jangan memijat lokasi
penyuntikan heparin atau insulin.
20. Buang spuit dan jarum pada tempat yang seharusnya.
21. Bantu pasien kembali ke posisi nyaman.
22. Cuci tangan setelah melepas handscoon.
23. Catat pemberian obat beserta tanggal, waktu, dosis, rute, lokasi, dan tanda tangan
perawat.
24. Evaluasi respons pasien terhadap pemberian obat.

Referensi:
Jacob, A. et al. 2014. Buku ajar : clinical nursing procedures. Edisi II. Diterjemahkan oleh : Estrada,
R. Tangerang : Binarupa Aksara.

Bimbel Intensif D3 Keperawatan Appskep


https://ukom.appskep.id
Bimbel Intensif D3 Keperawatan Appskep
https://ukom.appskep.id
8. PROSEDUR TINDAKAN INJEKSI INTRAVENA

Definisi :
Penusukan vena dengan jarum, menggunakan teknik aseptik.

Tujuan :
1. Memberikan obat secara intravena
2. Mengambil bahan pemeriksaan darah

Prosedur :
1. Periksa instruksi dokter dan identifikasi pasien.
2. Jelaskan prosedurnya kepada pasien, tujuan pengobatan, dan lokasi penyuntikan.
3. Cuci tangan 6 langkah (WHO) dan siapkan obat dengan prinsip enam benar ke dalam
spuit.
4. Kumpulkan semua peralatan termasuk obat yang sudah dimasukkan ke dalam spuit di
dekat tepi ranjang pasien dan tutup tirai.
5. Atur posisi pasien dalam posisi nyaman.
6. Pilih lokasi penusukan dan pasang perlak pengalas di bawah lokasi penusukan.
7. Lakukan pembendungan 10 – 15 cm di atas lokasi penusukan.
8. Gunakan handscoon.
9. Bersihkan area penusukan dengan swab alkohol. Pegang swab alkohol dengan tangan
non dominan.
10. Buka tutup jarum dan tarik kulit ke bawah kurang lebih 2,5 cm di bawah area
penusukan dengan tangan non dominan
11. Pegang jarum pada posisi 30 derajat sejajar vena yang akan ditusuk, lalu tusuk
perlahan dan pasti
12. Rendahkan posisi jarum sejajar kulit dan teruskan jarum ke dalam vena.
13. Lakukan aspirasi dengan tangan non dominan menahan barel dari spuit dan tangan
dominan menarik plunger.
14. Observasi adanya darah pada spuit, jika ada darah, lepaskan tourniquet dan injeksikan
obat perlahan-lahan.
15. Cabut jarum dari pembuluh darah dengan sudut yang sama ketika jarum dimasukkan,
sambil melakukan penekanan dengan menggunakan swab alkohol pada area
penusukan.
16. Tutup area penusukan dengan menggunakan band aid atau kassa steril yang diberi
betadine.
17. Kembalikan posisi pasien.
18. Buang spuit dan jarum pada tempat yang seharusnya.
19. Buka handscoon
20. Cuci tangan 6 langkah (WHO)

Bimbel Intensif D3 Keperawatan Appskep


https://ukom.appskep.id
21. Dokumentasikan pemberian obat meliputi nama obat, dosis, rute, waktu pemberian,
dan respon pasien

Referensi:
Riyadi, Sujono, dan Harmoko. 2012. Standar Operating Procedure dalam Praktik Klinik
Keperawatan Dasar Edisi Kedua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bimbel Intensif D3 Keperawatan Appskep


https://ukom.appskep.id

Anda mungkin juga menyukai