Anda di halaman 1dari 14

Pertemuan 7

Tutor : Ns. Siti Aisyah Dwi Asri, S.Kep


Sub Materi :
1. Pemasangan infus (SOP, komplikasi, tindakan mengatasi komplikasi) dan jenis
cairan untuk terapi tertentu
2. Transfusi darah (SOP, komplikasi, reaksi alergi, tindakan emergency)
3. SOP Injeksi (IM, IC, SC, IV), komplikasi, beberapa obat-obatan khusus yang perlu
diingat (insulin, heparin, dll)

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 1


1. PROSEDUR PEMASANGAN INFUS

Definisi:
Menyiapkan jalur masuk ke dalam pembuluh darah vena perifer untuk pemberian cairan, obat-
obatan, dan produk darah.

Tujuan:
1. Memberikan cairan dan elektrolit untuk menjaga keseimbangan di dalam tubuh
2. Memberikan glukosa yang dibutuhkan untuk metabolisme
3. Memberikan vitamin dan mineral yang larut dalam air
4. Memberikan pertolongan pada kasus gawat darurat
5. Memberikan obat
6. Memberikan darah dan produk darah

Prosedur
1. Identifikasi pasien menggunakan minimal 2 identitas (nama lengkap/tanggal lahir/no RM)
2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan (handscoon bersih, turniket, IV cath sesuai ukuran,
swab alkohol, transparent dressing atau kassa, plester, set infus, cairan infus, pengalas,
bengkok)
4. Lakukan hand hygiene 6 langkah
5. Siapkan cairan infus
a. Sambungkan set infus dengan wadah cairan infus
b. Pastikan rol klem terkunci dan isi setengah chamber infus dengan cairan infus
c. Alirkan cairan infus hingga seluruh selang terisi cairan infus
d. Pastikan tidak ada gelembung udara di sepanjang selang infus
6. Atur posisi senyaman mungkin
7. Pilih vena yang akan diinsersi
a. Vena pada ekstremitas non-dominan, kecuali kontraindikasi (seperti terdapat luka,
fistula, untuk dialysis, riwayat mastektomi)
b. Vena yang lurus, cukup besar, dapat dipalpasi, dan jauh dari persendian
8. Letakkan pengalas di bawah lengan pasien
9. Pasang handscoon bersih
10. Dilatasikan vena dengan memasang turniket 15 – 20 cm di atas vena yang akan diinsersi,
dan/atau beberapa metode ini

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 2


a. Posisikan area insersi lebih rendah dari jantung
b. Kepalkan telapak tangan
c. Ketuk-ketuk dengan lembut menggunakan ujung jari
d. Masase dari arah distal ke proksimal di bawah vena yang akan diinsersi
e. Kompres hangat pada area insersi
11. Bersihkan daerah yang akan diinsersi dengan menggunakan swab alkohol
12. Regangkan kulit di bawah vena yang akan diinsersi dengan menggunakan tangan yang
tidak dominan
13. Insersikan IV cath pada vena dengan sudut 10 – 30o dengan tangan dominan
14. Rendahkan sudut insersi saat terlihat darah pada ruang IV cath dan tarik sedikit stilet
15. Dorong IV cath hingga mencapai pangkalnya
16. Lepaskan turniket
17. Tekan ujung kateter yang berada di dalam vena dan lepaskan stilet dari kateter
18. Sambungkan IV cath dengan selang infus
19. Pasang transparent dressing pada area insersi
20. Berikan label pada dressing dan tuliskan tanggal dan waktu pemasangan
21. Rapikan pasien dan peralatan yang telah digunakan
22. Lepaskan handscoon
23. Lakukan hand hygiene 6 langkah
24. Dokumentasikan prosedur yang telah dilakukan dan respons pasien.

Ref: Pedoman Standar Prosedur Operasional Keperawatan (PPNI Edisi 1)

2. KOMPLIKASI PEMASANGAN INFUS DAN TINDAKAN MENGATASI KOMPLIKASI


KOMPLIKASI IDENTIFIKASI TINDAKAN
1. Infiltrasi - Terjadi ketika kanul IV - Infus dihentikan dan jarum IV
Masuknya cairan keluar dari pembuluh darah dicabut
infus / obat non atau melubangi pembuluh - Pasang infus di tempat baru
vesikan secara tidak darah. - Kompres hangat dapat
sengaja ke jaringan - Ditandai dengan edema di diterapkan jika terjadi infiltrasi
sekitar. sekitar lokasi insersi, cairan dalam waktu lama, dan
kebocoran cairan, rasa tidak ekstremitas harus dielevasikan
nyaman dan lokasi infiltrasi untuk meningkatkan
penyerapan cairan.

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 3


KOMPLIKASI IDENTIFIKASI TINDAKAN
Non vesikan : terasa lebih dingin, serta - Jika infiltrasi baru terjadi,
sifatnya tidak penurunan laju aliran infus. kompres dingin dapat
merusak jaringan diterapkan.

2. Phlebitis - Ditandai dengan area yang - Cabut jarum IV dan pasang


Peradangan vena memerah, hangat di sekitar infus di tempat baru.
yang berkaitan lokasi insersi atau - Kompres hangat dan lembab
dengan iritasi sepanjang jalur vena, nyeri di lokasi yang terkena karena
bahan kimia atau di lokasi insersi atau kompres hangat dapat
mekanik, atau sepanjang jalur vena, dan menyebabkan vasodilatasi
keduanya. bengkak. pembuluh darah, sehingga
menambah pemasukan
oksigen, nutrisi, dan leukosit
darah yang menuju ke
jaringan tubuh. Hal ini dapat
memperkecil inflamasi,
menurunkan kekakuan otot,
serta mempercepat
penyembuhan jaringan lunak.

3. Thrombophlebitis - Ditandai dengan nyeri lokal, - Cabut jarum IV


Adanya bekuan kemerahan, hangat, - Terapkan kompres dingin
(trombus) disertai bengkak di sekitar tempat terlebih dahulu untuk
peradangan pada insersi atau sepanjang jalur mengurangi aliran darah dan
vena. vena, imobilitas ekstremitas meningkatkan agregasi
karena ketidaknyamanan trombosit, lalu diikuti dengan
dan pembengkakan, laju kompres hangat, elevasi
aliran infus lambat, demam, ekstremitas
malaise, dan leukositosis. - Pasang infus di ekstremitas
yang berlawanan

4. Hematoma - Terjadi akibat perforasi - Lepaskan jarum atau kanul


Terjadi akibat dinding vena yang dan terapkan tekanan
bocornya darah ke berlawanan selama menggunakan balutan steril
penusukan, jarum

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 4


KOMPLIKASI IDENTIFIKASI TINDAKAN
jaringan di sekitar tergelincir keluar dari vena, - Terapkan es selama 24 jam
lokasi insersi. dan tekanan yang tidak pada lokasi hematoma untuk
tepat ketika mengeluarkan menghindari perluasan
jarum. hematoma dan kemudian
- Ditandai dengan ekimosis, kompres hangat untuk
pembengkakan segera di meningkatkan penyerapan
lokasi insersi, dan darah
kebocoran darah. - Pasang infus di ekstremitas
lain

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 5


3. JENIS CAIRAN UNTUK TERAPI TERTENTU

Cairan intravena dapat dikelompokkan menjadi:


CAIRAN ISOTONIK CAIRAN HIPOTONIK CAIRAN HIPERTONIK

Cairan ini memiliki Cairan ini memiliki Cairan ini memiliki


osmolaritas yang sama osmolaritas yang lebih osmolaritas yang lebih
dengan plasma darah, rendah dibandingkan tinggi dibanding plasma
sehingga tetap berada di plasma darah, sehingga larut darah, sehingga menarik
dalam pembuluh darah. dalam plasma darah dan cairan dan elektrolit dari
menurunkan osmolaritas jaringan dan sel ke dalam
plasma darah. Hal ini pembuluh darah.
menyebabkan cairan di
pembuluh darah ditarik
menuju ke luar jaringan
sekitar.

Cairan ini dapat diberikan Cairan ini dapat diberikan Cairan ini dapat digunakan
pada pasien dengan pada pasien yang mengalami untuk menstabilkan tekanan
hipovolemia (kondisi dehidrasi pada bagian sel darah serta mengurangi
penurunan tekanan darah seperti pasien cuci darah dan bengkak.
terus menerus yang pasien hiperglikemia.
mengakibatkan penurunan
cairan tubuh).

Contoh: Contoh: Contoh:


- NaCl 0,9% (NS) - NaCl 0,45% - D5NS
- RL - NaCl 0,33% - D5 1/2NS
- D5W - D5RL
- Albumin 5% - Albumin 25%
- NaCl 3%
- D10W

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 6


4. PROSEDUR PEMBERIAN TRANSFUSI DARAH

Definisi:
Mempersiapkan dan memberikan produk darah dengan menggunakan set transfusi.

Tujuan:
1. Mengembalikan volume darah dalam sirkulasi
2. Mengoreksi defisiensi trombosit dan faktor koagulasi darah
3. Mengoreksi anemia

Prosedur
1. Identifikasi pasien menggunakan minimal 2 identitas (nama lengkap/tanggal lahir/no RM)
2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan (produk darah sesuai kebutuhan, handscoon
bersih, set transfusi (blood set), cairan NaCl 0,9%, IV cath, spuit 3 cc, swab alkohol, pengalas,
bengkok, plester, gunting)
4. Lakukan hand hygiene 6 langkah
5. Pasang handscoon bersih
6. Lakukan pengecekan ganda (double check) pada label darah (golongan darah, rhesus,
tanggal kadaluarsa, nomor seri, jumlah, dan identitas pasien)
7. Pasang akses intravena, jika belum terpasang
8. Periksa kepatenan akses intravena, flebitis, dan tanda infeksi local
9. Berikan NaCl 0,9% 50 – 100 ml sebelum transfusi dilakukan
10. Sambungkan kantong darah dengan set tranfusi
11. Atur kecepatan tranfusi 2 ml/menit pada 15 menit pertama dan jika tidak terjadi respons
alergi maka tranfusi dapat dipercepat sesuai target dan kondisi pasien
12. Berikan tranfusi dalam waktu maksimal 4 jam (untuk WB, PRC, PRC-LD, WE), 2 jam (untuk
TC), atau 6 jam (untuk FFP dan cryoprecipitate)
13. Bilas selang dengan mengalirkan cairan NaCl 0,9% 50 – 100 ml
14. Monitor TTV dan adanya tanda/gejala respons alergi (saat transfusi dimulai, 15 menit
setelah transfusi dimulai, saat transfusi selesai, 4 jam setelah transfusi selesai)
15. Hentikan transfusi jika terdapat reaksi transfusi
16. Rapikan pasien dan alat-alat yang digunakan
17. Lepaskan handscoon
18. Lakukan hand hygiene 6 langkah
19. Dokumentasikan prosedur yang telah dilakukan dan respons pasien.

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 7


Ref: Pedoman Standar Prosedur Operasional Keperawatan (PPNI Edisi 1)

5. REAKSI TRANSFUSI DAN PENATALAKSANAAN

REAKSI TRANSFUSI TANDA & GEJALA PENATALAKSANAAN


1. Reaksi Hemolitik - demam atau a. Hentikan transfusi segera
Ketidakcocokan antara menggigil b. Ganti giving set dengan yang baru
darah resipien dengan - nyeri panggul dan c. Pertahankan patensi jalur IV
pendonor (ABO atau urin kemerahan dengan normal saline
Rh) atau kecoklatan d. Beritahu dokter terkait reaksi
- takikardi transfusi yang terjadi
- hipotensi e. Pantau tanda-tanda vital
f. Pantau intake dan output cairan
g. Kirim sisa produk darah dan sampel
urin ke laboratorium
h. Kolaborasi pemberian obat-obatan
emergensi sesuai order dokter atau
SPO
- Atasi syok dengan vasopressor
dan inotropik sampai tekanan
darah sistolik > 100 mmHg dan
perfusi jari terasa hangat
- Bila urin <1cc/kgBB/jam, maka
segera berikan diuretik
(furosemide IV) untuk memper-
tahankan urin >100cc/jam.
- Atasi demam dengan antipiretik

2. Reaksi Demam Non - demam a. Hentikan transfusi segera


Hemolitik - menggigil b. Pertahankan aliran vena dengan
Sensitivitas darah - panas normal saline
resipien terhadap sel - kulit kemerahan c. Beritahu dokter
darah putih, platelet, - sakit kepala d. Berikan antipiretik sesuai order
atau protein plasma - ansietas

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 8


REAKSI TRANSFUSI TANDA & GEJALA PENATALAKSANAAN
pendonor, yang tidak - mual
menyebabkan
hemolitik.

3. Reaksi Alergi Ringan - kemerahan, a. Hentikan transfusi segera


Sensitivitas terhadap - urtikaria dengan b. Pertahankan aliran vena dengan
protein plasma yang atau tanpa rasa normal saline
diinfuskan gatal c. Beritahu dokter
d. Berikan obat-obatan sesuai order
(antihistamin, steroid IV untuk
menetralkan sebagian respons
alergi)

4. Reaksi Alergi Berat - dispnea a. Hentikan transfusi segera


Reaksi antibodi – - stridor b. Pertahankan aliran vena dengan
antigen - penurunan saturasi normal saline
oksigen c. Beritahu dokter
- nyeri dada d. Pantau tanda-tanda vital, berikan
- kemerahan resusitasi kardipulmonal jika
dibutuhkan
e. Berikan obat-obatan (antihistamin
IV) dan/atau oksigen sesuai order

5. Overload Sirkulasi - dispnea a. Hentikan transfusi segera


Aliran transfusi lebih - hipoksia b. Posisikan pasien dalam posisi tegak
cepat dari pada yang - ortopnea c. Beritahu dokter
dikompensasi oleh - krakels d. Berikan diuretik (furosemide) IV,
tubuh. - distensi vena digitalis IV, dan oksigen sesuai
jugularis order
- takikardi
- hipertensi

6. Sepsis - demam tinggi a. Hentikan transfusi segera


Pemberian darah yang - menggigil b. Pertahankan aliran vena dengan
terkontaminasi - muntah normal saline

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 9


REAKSI TRANSFUSI TANDA & GEJALA PENATALAKSANAAN
- diare c. Beritahu dokter
- hipotensi d. Berikan cairan IV, antibiotic
- oliguria e. Ambil specimen darah pasien untuk
kultur
f. Kirim sisa produk darah ke
laboratorium

6. PROSEDUR PEMBERIAN OBAT INTRAMUSKULAR

Definisi:
Mempersiapkan dan memberikan agen farmakologis yang diprogramkan melalui jalur
intramuskular.

Prosedur
1. Identifikasi pasien menggunakan minimal 2 identitas (nama lengkap/tanggal lahir/no RM)
2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan (handscoon bersih, spuit sesuai kebutuhan, obat
intramuskular, swab alkohol, plester, safety box)
4. Lakukan prinsip 6 benar (pasien, obat, dosis, waktu, rute, dan dokumentasi)
5. Lakukan hand hygiene 6 langkah
6. Pasang handscoon
7. Tarik obat ke dalam spuit dari ampul/vial
8. Pilih area injeksi yang sesuai (seperti vastus lateralis, ventrogluteal, deltoid)
9. Hindari area yang mengalami memar, radang, edema, lesi, atau perubahan warna
10. Desinfeksi area injeksi dengan swab alkohol
11. Gunakan teknik Z-track untuk mencegah obat keluar dari jaringan subkutan dan kulit
12. Tusukkan jarum dengan sudut 90o
13. Lakukan aspirasi dan pastikan tidak ada darah
14. Injeksikan obat secara perlahan
15. Cabut jarum
16. Hindari melakukan masase pada area penusukan
17. Tutup area penusukan dengan plester

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 10


18. Rapikan pasien dan alat-alat yang digunakan
19. Lepaskan handscoon
20. Lakukan hand hygiene 6 langkah
21. Dokumentasikan prosedur yang telah dilakukan dan respons pasien

Ref: Pedoman Standar Prosedur Operasional Keperawatan (PPNI Edisi 1).

7. PROSEDUR INJEKSI INTRACUTAN

Definisi:
Pemberian obat ke dalam lapisan dermis kulit.

Prosedur
1. Periksa instruksi dokter dan identifikasi pasien.
2. Jelaskan prosedurnya kepada pasien, tujuan pengobatan, lokasi penyuntikan, hasil yang
diharapkan dan apa yang harus dilakukan pasien.
3. Cuci tangan
4. Tarik obat dari dalam ampul atau vial sesuai yang diinstruksikan.
5. Kumpulkan semua peralatan termasuk obat yang sudah dimasukkan ke dalam spuit di
dekat tepi ranjang pasien dan tutup tirai.
6. Posisikan pasien dan cari lokasi penyuntikan intradermal (bagian dalam lengan bawah,
dada atas atau punggung atas di bawah skapula).
7. Pasang handscoon, bersihkan area tersebut dengan swab alkohol dengan gerakan
melingkar yang semakin mengarah ke luar. Biarkan kulit mengering.
8. Buka penutup jarum dengan tangan yang tidak dominan dengan menariknya secara cepat.
9. Gunakan tangan yang tidak dominan untuk meregangkan pada lokasi penyuntikan.
10. Posisikan jarum hampir sejajar dengan kulit pasien (15 derajat) dan tusukkan jarum ke
dalam kulit sehingga ujung jarum dapat dilihat lewat kulit. Masukkan jarum hanya sekitar
3 mm.
11. Suntikkan obat secara perlahan (0,01 – 0,1 mL). Amati timbulnya lepuh/blister. Jika tidak
timbul, tarik jarum sedikit dan suntikkan obatnya.
12. Tarik jarum dengan cepat dalam sudut yang sama dengan ketika jarum ditusukkan. Jika
ada darah, usap menggunakan kassa steril.
13. Jangan memijat area tersebut.

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 11


14. Jangan tutup jarum kembali. Buang spuit dan jarum pada tempat yang seharusnya.
15. Bantu pasien kembali ke posisi nyaman.
16. Lepas handscoon dan cuci tangan.
17. Catat pemberian obat: nama obat yang diberikan, jumlah, dosis, lokasi, dan respons pasien.
18. Gambar sebuah lingkaran mengelilingi lokasi penyuntikan menggunakan pena biru/hitam.
Catat tanggal dan waktu penyuntikan obat dan nama obat pada sehelai plester dan
tempelkan didekat lokasi penyuntikan. Periksa reaksinya dalam waktu yang telah
ditentukan. Jika tidak muncul reaksi alergi, obat dapat diinjeksikan kepada pasien. Namun,
bila muncul reaksi alergi seperti kemerahan, gatal-gatal, dan kulit di sekitar lokasi
penyuntikan teraba hangat, berarti pasien alergi terhadap obat tersebut.

Ref : Buku Ajar Clinical Nursing Procedures (Edisi I)

8. PROSEDUR PEMBERIAN OBAT SUBCUTAN

Definisi:
Mempersiapkan dan memberikan agen farmakologis melalui subkutan untuk mendapatkan
efek lokal maupun sistemik.

Prosedur
1. Identifikasi pasien menggunakan minimal 2 identitas (nama lengkap/tanggal lahir/no RM)
2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan (handscoon bersih, obat sesuai program, spuit
dan jarum sesuai kebutuhan, swab alkohol, bak suntik, bengkok)
4. Lakukan prinsip 6 benar pemberian obat (pasien, obat, dosis, waktu, rute, dan
dokumentasi)
5. Lakukan hand hygiene 6 langkah
6. Pasang handscoon bersih
7. Pilih lokasi penyuntikan yang bebas dari luka, nyeri, bengkak, dan inflamasi
8. Bersihkan area penyuntikan dengan swab alkohol
9. Genggam dan cubit area yang mengelilingi lokasi penyuntikan (pada pasien kurus) atau
meregangkan kulit (pada pasien gemuk)
10. Pegang spuit dengan tangan yang dominan di antara ibu jari dan jari telunjuk
11. Tusuk jarum secara cepat dengan sudut 45 – 90o

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 12


12. Lakukan aspirasi dan injeksikan obat secara perlahan, jika tidak tampak darah
13. Tarik jarum dan jangan memijat area penyuntikan
14. Usap dengan swab alkohol
15. Rapikan pasien dan alat-alat yang digunakan
16. Lepaskan handscoon
17. Lakukan hand hygiene 6 langkah
18. Dokumentasikan prosedur yang telah dilakukan dan respons pasien

Ref: Pedoman Standar Prosedur Operasional Keperawatan (PPNI Edisi 1)

9. PROSEDUR PEMBERIAN OBAT INTRAVENA

Definisi:
Mempersiapkan dan memberikan agen farmakologi yang diprogramkan melalui pembuluh
darah vena.

Tujuan:
1. Memberikan obat secara intravena
2. Mengambil bahan pemeriksaan darah

Prosedur
1. Identifikasi pasien menggunakan minimal 2 identitas (nama lengkap/tanggal lahir/no RM)
2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan (handscoon bersih, obat IV sesuai order, swab
alkohol, spuit sesuai kebutuhan, cairan pelarut jika perlu, turniket, pengalas, bengkok,
safety box)
4. Campurkan obat dengan cairan pelarut, sesuai kebutuhan
5. Lakukan prinsip 6 benar (pasien, obat, dosis, waktu, rute, dan dokumentasi)
6. Lakukan hand hygiene 6 langkah
7. Pasang handscoon bersih
8. Pilih area vena yang akan dilakukan penusukan
9. Pasang pengalas di bawah area vena yang dipilih
10. Lakukan pembendungan dengan memasang turniket 5 – 10 cm di atas area penusukan

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 13


11. Anjurkan pasien membuka dan mengepalkan tangan beberapa kali untuk membantu
vena berdilatasi
12. Bersihkan area penusukan dengan swab alkohol
13. Lakukan penusukan dengan sudut 20 – 30o dengan bevel menghadap ke atas
14. Tarik sedikit plunger spuit sampai terlihat darah masuk ke dalam spuit
15. Lepaskan turniket
16. Injeksikan obat intravena
17. Keluarkan jarum dari vena secara perlahan
18. Lakukan penekanan pada area penusukan
19. Buang jarum dan spuit ke dalam safety box tanpa recapping (menutup kembali jarum)
20. Berikan balutan dengan kassa steril pada area penusukan, jika perlu
21. Pasang plester pada area penusukan jika darah telah berhenti
22. Rapikan pasien dan alat-alat yang digunakan
23. Lepaskan handscoon
24. Lakukan hand hygiene 6 langkah
25. Dokumentasikan prosedur yang telah dilakukan dan respons pasien

Ref: Pedoman Standar Prosedur Operasional Keperawatan (PPNI Edisi 1)

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 14

Anda mungkin juga menyukai