Materi 2 PPPK-Mba Atih
Materi 2 PPPK-Mba Atih
Kontributor Materi:
1. Ns. Rr. Atih Utari Rizky, S. Kep, CWCCA
2. Ns. Rizka Fajriani, S. Kep
3. Ns. Fadlah, S. Kep
Definisi:
Menyiapkan jalur masuk ke dalam pembuluh darah perifer untuk pemberian cairan,
obat-obatan, dan produk darah.
Tujuan:
1. Memberikan cairan dan elektrolit untuk menjaga keseimbangan di dalam tubuh
2. Memberikan glukosa yang dibutuhkan untuk metabolisme
3. Memberikan vitamin dan mineral yang larut dalam air
4. Memberikan pertolongan pada kasus gawat darurat
5. Memberikan obat
6. Memberikan darah dan produk darah
Persiapan Alat
1. Handscoen bersih
2. Torniquet
3. Abocath/ IV cath sesuai ukuran
4. Alkohol Swab
5. Kassa* (sudah tidak dianjurkan)/ Plester Transparan
6. Plester
7. Infus Set atau injection plug
8. Cairan Infus sesuai instruksi
9. Perlak
10. Gunting
11. Nierbekken/ bengkok
Prosedur
1. Identifikasi pasien minimal menggunakan minimal dua identitas (nama, tanggal
lahir, dan/atau nomor rekam medis
2. Jelaskan tujuan dan Langkah langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
4. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
5. Siapkan cairan infus (jika diindikasikan untuk mendapatkan terapi cairan)
▪ Sambungkan set infus dengan wadah cairan
▪ Pastikan rol klem terkunci dan isi setegah bilik (chamber) infus dengan cairan
infus
▪ Alirkan cairan infus hingga seluruh selang terisi cairan infus
▪ Pastikan tidak ada gelembung udara di sepanjang selang infus
Definisi:
Mempersiapkan dan memberikan produk darah dengan menggunakan set transfusi.
Tujuan:
1. Mengembalikan volume darah dalam sirkulasi
2. Mengoreksi defisiensi trombosit dan faktor koagulasi darah
3. Mengoreksi anemia
Persiapan Alat
1. Produk darah sesuai kebutuhan
2. Handscoen bersih
3. Blood Set
4. Kateter IV
5. Spuit 3 cc
6. Alcohol Swab
7. Pengalas
8. Bengkok
9. Plester
10. Gunting
Prosedur
1. Identifikasi pasien minimal menggunakan minimal dua identitas (nama, tanggal
lahir, dan/atau nomor rekam medis
2. Jelaskan tujuan dan Langkah langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
4. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
5. Pasang sarung tangan bersih
6. Lakukan pengecekan ganda pada label darah (golongan darah, rhesus, tanggal
kadaluarsa, nomor seri, jumlah, dan identitas pasien
7. Pasang akses intravena jika belum terpasang
8. Periksa kepatenan akses intravena, flebitis, dan tanda infeksi lokal
9. Berikan NaCl 0,9 % 50 – 100 ml sebelum transfusi dilakukan
10. Sambungkan kantung darah dengan set transfusi.
11. Atur kecepatan 2 mL/ menit pada 15 menit pertama dan jika tidak terjadi respon
alergi maka transfusi dapat dipercepat sesuai target dan kondisi pasien
12. Berikan transfusi dalam waktu maksimal 4 jam (untuk WB, PRC, PRC-LD, WE), 2
jam (untuk TC), atau 6 jam (untuk FFP dan cryoprecipitate)
Definisi:
Mempersiapkan dan memberikan agen farmakologis yang diprogramkan melalui jalur
intramuskuler.
Persiapan Alat
1. Handscoen bersih
2. Obat sesuai order
3. Kapas Alkohol
4. Spuit berbagai ukuran sesuai kebutuhan
5. Pengencer obat, sesuai kebutuhan
Prosedur
1. Identifikasi pasien minimal menggunakan minimal dua identitas (nama, tanggal
lahir, dan/atau nomor rekam medis
2. Jelaskan tujuan dan Langkah langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
4. Lakukan prinsip 6 benar (pasien, obat, dosis, waktu, rute, dan dokumentasi)
5. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
6. Pasang sarung tangan bersih
7. Posikan pasien
8. Pilih area yang akan dilakukan penusukan
9. Bersihkan area penusukan dengan alkohol swab
10. Lakukan penusukan dengan sudut 900
11. Lakukan aspirasi dan pastikan tidak ada darah
12. Injeksikan obat secara perlahan
13. Cabut jarum
14. Hindari melakukan masase pada area penusukan
15. Tutup area penusukan dengan plester
16. Rapikan pasien dan alat alat yang digunakan
17. Lepaskan sarung tangan
18. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
19. Dokumentasikan prosedur yang telah dilakukan dan respon pasien
Definisi:
Mempersiapkan dan memberikan agen farmakologis yang diprogramkan melalui jalur
dermis kulit.
Persiapan Alat
1. Spuit berbagai ukuran sesuai kebutuhan
2. Obat sesuai order
3. Pengencer obat, sesuai kebutuhan
4. Kapas Alkohol
5. Bengkok
6. Perlak
7. Handscoen
Prosedur
1. Identifikasi pasien minimal menggunakan minimal dua identitas (nama, tanggal
lahir, dan/atau nomor rekam medis
2. Jelaskan tujuan dan Langkah langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
4. Lakukan prinsip 6 benar (pasien, obat, dosis, waktu, rute, dan dokumentasi)
5. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
6. Posisikan pasien dan cari lokasi penyuntikan intradermal (bagian dalam lengan
bawah, dada atas atau punggung atas di bawah skapula)
7. Lakukan desinfeksi pada area penusukan
8. Buka penutup jarum dengan tangan yang tidak dominan dengan menariknya
secara cepat
9. Gunakan tangan yang tidak dominan untuk meregangkan pada lokasi penyuntikan.
10. Posisikan jarum hampir sejajar dengan kulit pasien (15 derajat) dan tusukkan jarum
ke dalam kulit sehingga ujung jarum dapat dilihat lewat kulit. Masukkan jarum
hanya sekitar 3 mm.
11. Suntikkan obat secara perlahan (0,01 – 0,1 mL). Amati timbulnya lepuh/blister.
Jika tidak timbul, tarik jarum sedikit dan suntikkan obatnya.
12. Tarik jarum dengan cepat dalam sudut yang sama dengan ketika jarum ditusukkan.
Jika ada darah, usap menggunakan kassa steril. Jangan memijat area tersebut. Jangan
tutup jarum kembali. Buang spuit dan jarum pada tempat yang seharusnya.
13. Gambar sebuah lingkaran mengelilingi lokasi penyuntikan menggunakan pena
biru/hitam. Catat tanggal dan waktu penyuntikan obat dan nama obat pada sehelai
plester dan tempelkan didekat lokasi penyuntikan. Periksa reaksinya dalam waktu
yang telah ditentukan. Jika tidak muncul reaksi alergi, obat dapat diinjeksikan kepada
Definisi:
Mempersiapkan dan memberikan agen farmakologis melalui subkutan untuk
mendapatkan efek lokal maupun sistemik.
Persiapan Alat
1. Handscoen bersih
2. Obat sesuai order
3. Spuit berbagai ukuran sesuai kebutuhan
4. Kapas Alkohol
5. Bak Suntik
6. Bengkok
Prosedur
1. Identifikasi pasien minimal menggunakan minimal dua identitas (nama, tanggal
lahir, dan/atau nomor rekam medis
2. Jelaskan tujuan dan Langkah langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan\
4. Lakukan prinsip 6 benar (pasien, obat, dosis, waktu, rute, dan dokumentasi)
5. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
6. Pasang sarung tangan bersih
7. Pilih lokasi penyuntikan yang bebas luka, nyeri, bengkak, dan inflamasi
8. Genggam dan cubit area yang mengelilingi lokasi penyuntikan (pada pasien kurus)
atau regangkan kulit (pada pasien gemuk)
9. Pegang spuit dengan tangan dominan di antara ibu jari dan jari telunjuk
10. Tusukkan jarum secara cepat dengan sudut 45 – 90 0
11. Lakukan aspirasi dan injeksikan obat secara perlahan, jika tidak tampak darah
12. Tarik jarum dan jangan memijat area penyuntikan
13. Usap dengan alkohol swab
14. Rapikan pasien dan alat alat yang digunakan
15. Lepaskan sarung tangan
16. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
17. Dokumentasikan prosedur yang telah dilakukan dan respon pasien
Persiapan Alat
1. Handscoen bersih
2. Obat sesuai order
3. Kapas Alkohol
4. Spuit berbagai ukuran sesuai kebutuhan
5. Cairan pelarut, jika perlu
6. Tornikuet
7. Pengalas
8. Bengkok
9. Safety box
Prosedur
1. Identifikasi pasien minimal menggunakan minimal dua identitas (nama, tanggal
lahir, dan/atau nomor rekam medis
2. Jelaskan tujuan dan Langkah langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
4. Campurkan obat dengan cairan pelarut, sesuai kebutuhan
5. Lakukan prinsip 6 benar (pasien, obat, dosis, waktu, rute, dan dokumentasi)
6. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
7. Pasang sarung tangan bersih
8. Pilih area vena yang akan dilakukan penusukan
9. Pasang pengalas di bawah area vena yang dipilih
10. Lakukan pembendungan dengan memasang tornikuet 5 – 10 cm di atas area
penusukan
11. Anjurkan membuka dan mengepalkan tangan beberapa kali untuk membantu vena
berdilatasi
12. Bersihkan area penusukan dengan alkohol swab
13. Lakukan penusukan dengan sudut 20 – 300 dengan bevel menghadap ke atas
14. Tarik sedikit plunger spuit sampai terlihat darah pada plunger spuit
15. Lepaskan tornikuet
16. Injeksi obat intravena
17. Keluarkan jarum dari vena secara perlahan
18. Buang jarum dan spuit ke dalam safetybox tanpa recapping (tutup kembali jarum)
19. Lakukan penekanan pada area penusukan
20. Berikan balutan dengan kassa steril, jika perlu
Penyembuhan luka merupakan respon tubuh terhadap berbagai cedera dengan proses
pemulihan yang kompleks dan dinamis yang menghasilkan pemulihan anatomi dan
fungsi secara terus menerus.
• Penyembuhan terjadi pada luka yang dibuat secara aseptik dengan kerusakan
jaringan minimal yang ditutup dengan benar (jahitan untuk mempertautkan luka)
dengan sedikit reaksi jaringan .
• Jaringan granulasi tidak tampak dan pembentukkan jaringan parut minimal.
Penyembuhan terjadi pada luka yang mengalami infeksi (terbentuk abses) atau
tepi luka tidak saling merapat. Terjadi pembentukkan jaringan granulasi, untuk
menutupi jaringan yang hancur.
Penyembuhan membutuhkan waktu lama dan terbentuk jaringan parut yang
lebih kasar.
Penyembuhan terjadi pada luka dalam yang belum dijahit atau jahitan terlepas
dan kemudian dijahit kembali, dua permukaan granulasi yang berlawanan
disambungkan.
Terbentuk jaringan parut yang lebih dalam dan luas.
Definisi :
Mengidentifikasi dan meningkatkan penyembuhan luka serta mencegah terjadinya
komplikasi luka.
Tujuan :
1. Melindungi luka dari kontaminasi mikroorganisme
2. Merangsang granulasi dan penyembuhan luka
3. Menopang atau membidai lokasi luka
4. Merangsang insulasi termal pada permukaan luka
5. Menjaga kelembaban tinggi antara luka dan perban
6. Memberikan kenyamanan fisik, psikis, dan aestetik
Persiapan Alat
1. Handscoen steril
2. Hadscoen non steril
3. Cairan antiseptik sesuai kebutuhan
4. Set perawatan luka
5. Alat cukur rambut, bila perlu
Prosedur:
1. Identifikasi pasien minimal menggunakan minimal dua identitas (nama, tanggal
lahir, dan/atau nomor rekam medis
2. Jelaskan tujuan dan Langkah langkah prosedur
a. Wet dressing
Secara tradisional untuk lesi akut, lesi yang sangat basah, dan lesi inflamasi dengan
penerapan kompres basah pada kulit. Balutan ini mulai ditinggalkan karena
banyaknya produk perawatan luka baru yang tersedia.
Kompres basah juga dapat digunakan untuk gangguan vesikuler, bulosa, pustular,
dan ulseratif, serta untuk kondisi peradangan. Sebelum menerapkan balutan ini,
perawat harus harus melakukan hand hygiene dan mengenakan handscoon steril atau
b. Moisture-retentive dressing
Versi baru, balutan tahan lembab diproduksi secara komersil untuk dapat melakukan
fungsi yang sama dengan kompres basah, tetapi lebih efisien dalam menghilangkan
eksudat karena tingkat transmisi uap airnya lebih tinggi, beberapa memiliki
reservoir (ruang) yang dapat menampung eksudat yang berlebih.
Balutan tahan lembab biasanya sudah terdapat larutan saline, petrolatum, larutan
zinc- saline, hidrogel, atau agen antimikroba, dengan demikian dapat menghindari
maserasi. Keuntungan balutan ini dibanding kompres basah yaitu dapat mengurangi
nyeri, infeksi lebih sedikit, jaringan parut lebih sedikit, autolisis debridemen yang
lembut karena memiliki kandungan kelembaban yang tinggi, dan penurunan
frekuensi pergantian balutan. Balutan ini semi-transparan, memungkinkan untuk
pemeriksaan luka tanpa harus mengganti balutan.
c. Occlusive dressing
Balutan oklusif dapat diproduksi secara komersil atau dibuat dengan mudah
menggunakan kassa persegi steril atau bersih atau dibungkus. Balutan oklusif
meliputi obat topikal yang diterapkan pada dermatosis, seperti lesi kulit abnormal.
Daerah ini dijaga kedap udara dengan menggunakan plastik film (misal plastik
wrap). Plastik film tipis dan mudah beradaptasi dengan semua ukuran, bentuk tubuh,
dan permukaan kulit. Plester bedah plastik yang mengandung kortikosteroid di
lapisan perekat dapat dipotong sesuai ukuran dan diterapkan pada lesi. Umumnya,
plastik wrap tidak boleh digunakan lebih dari 12 jam.
Definisi:
Mempersiapkan dan memasang selang yang dimasukkan melalui hidung, melewati
tenggorokan sampai ke dalam lambung.
Tujuan:
1. Dekompresi lambung (mengeluarkan cairan dan gas).
2. Mencegah atau meredakan mual dan muntah pasca operasi atau trauma dengan cara
mendekompresi lambung.
3. Menentukan jumlah tekanan dan aktivitas motorik saluran pencernaan (tujuan
diagnostik).
4. Mencuci lambung (mengirigasi lambung pada kasus perdarahan aktif atau
keracunan)
5. Mendapatkan bahan (bahan lambung) untuk pemeriksaan laboratorium
6. Memberikan obat dan diet
Persiapan Alat:
1. Sarung tangan bersih
2. Selang nasogastrik sesuai ukuran
3. Jeli
4. Catheter tip atau spuit sesuai kebutuhan
5. Stetoskop
6. Plester
7. Tisu
8. Bengkok
9. Pengalas
10. Kertas pH, jika perlu
Prosedur
1. Identifikasi pasien minimal menggunakan minimal dua identitas (nama, tanggal
lahir, dan/atau nomor rekam medis)
2. Jelaskan tujuan dan Langkah langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
4. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
5. Pasang sarung tangan bersih
6. Posisikan semi fowler
7. Letakkan pengalas di atas dada pasien
8. Tentukan panjang selang nasogastrik dengan mengukur dari ujung hidung ke
Tujuan:
1. Memberikan nutrisi yang adekuat kepada pasien yang tidak dapat makan sendiri.
2. Memberikan obat
3. Memberikan nutrisi kepada pasien yang tidak dapat diberi makan lewat mulut, misal
operasi rongga dalam keadaan tidak sadar atau koma.
Indikasi:
1. Cedera kepala dan leher
2. Koma
3. Obstruksi esofagus atau orofaring
4. Anoreksia nervosa berat
5. Episode aspirasi berulang
6. Peningkatan kebutuhan metabolik seperti luka bakar, kanker
Persiapan Alat:
1. Catheter tip atau spuit 20 – 50 cc sesuai kebutuhan
2. Sarung tangan bersih
Prosedur
1. Identifikasi pasien minimal menggunakan minimal dua identitas (nama, tanggal
lahir, dan/atau nomor rekam medis)
2. Jelaskan tujuan dan Langkah langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
4. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
5. Pasang sarung tangan bersih
6. Posisikan semifowler
7. Letakkan pengalas di dada pasien
8. Periksa posisi dan kepatenan NGT serta residu lambung
9. Tunda pemberian makanan jika residu lebih dari 50 cc
10. Buka penutup ujung NGT dan sambungkan dengan catheter tip atau spuit
11. Masukkan makanan cair dalam catheter tip
12. Alirkan makanan perlahan tanpa mendorong
13. Bilas selang dengan air minum
14. Tutup kembali ujung selang
15. Pertahankan posisi semifowler seama 30 menit setelah makan
16. Rapikan pasien dan alat alat yang digunakan
17. Lepaskan sarung tangan
18. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
19. Dokumentasikan prosedur yang telah dilakukan dan respon pasien
Definisi:
Memasukkan selang kateter urine ke dalam kandung kemih melalui uretra pada pasien
laki laki
Tujuan:
Kateterisasi Intermitten
1. Menghilangkan distensi kandung kemih
2. Untuk menilai sisa urin pasca pengosongan kandung kemih
3. Mendapatkan bahan pemeriksaan steril
4. Mengosongkan kandung kemih sebelum proses melahirkan atau operasi abdomen
Kateterisasi Menetap
1. Memudahkan pengeluaran urin pada pasien inkontinensia
2. Memudahkan drainase kandung kemih kontinu pasca trauma/operasi pada
saluran kemih atau operasi besar
3. Untuk membidai uretra untuk mempercepat pemulihan pasca operasi urologi
4. Meredakan retensi urin akut atau kronis
5. Mencegah kontak urin dengan insisi pasca operasi perineum
Persiapan Alat:
1. Sarung tangan steril
2. Kateter urine sesuai ukuran
3. Urine bag dan penggantungnya
4. Spuit yang berisi 20 ml aquades
5. Jeli lidocain 2%
6. Cairan antiseptik
7. Sarung tangan bersih
8. Kom bersih
9. Wadah sampel urine jika perlu
10. Kapas/ kassa
11. Pengalas
12. Bengkok
13. Sampiran
Prosedur
1. Identifikasi pasien minimal menggunakan minimal dua identitas (nama, tanggal
lahir, dan/atau nomor rekam medis)
2. Jelaskan tujuan dan Langkah langkah prosedur
Definisi:
Memasukkan selang kateter urine ke dalam kandung kemih melalui uretra pada pasien
perempuan.
Persiapan Alat:
1. Sarung tangan steril
2. Kateter urine sesuai ukuran
3. Urine bag dan penggantungnya
4. Spuit yang berisi 20 ml aquades
5. Jeli lidocain 2%
6. Cairan antiseptik
7. Sarung tangan bersih
8. Kom bersih
9. Wadah sampel urine jika perlu
10. Kapas/ kassa
11. Pengalas
12. Bengkok
13. Sampiran
Prosedur
1. Identifikasi pasien minimal menggunakan minimal dua identitas (nama, tanggal
lahir, dan/atau nomor rekam medis)
2. Jelaskan tujuan dan Langkah langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
4. Jaga privasi dengan memasang sampiran
5. Atur posisi dorsal recumbent
6. Letakkan pengalas di bawah bokong
7. Tutup area pinggang dengan selimut
8. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
9. Pasang sarung tangan bersih
10. Bersihkan area perineum dengan kapas/ kassa dan cairan antiseptik
11. Bilas dan keringkan, kemudian lepaskan sarung tangan bersih
12. Buka set kateter steril dan alat alat steril lainnya dan tempatkan alas steril dengan
tetap mempertahankan teknik aseptik
13. Pasang sarung tangan steril
14. Sambungkan kateter dengan urine bag
15. Lumasi ujung kateter 2,5 – 5 cm dengan jely
16. Buka kedua labia minora dengan ibu jari dan telunjuk tangan nondominan
Definisi:
Membersihkan atau membilas kandung kemih untuk mencegah bekuan darah,
memberikan obat, dan mengeluarkan benda asing dari kandung kemih.
Tujuan:
1. Membilas bekuan darah dan sedimen keluar dari kateter dan kandung kemih
2. Memasukkan obat ke dalam kandung kemih
3. Mengembalikan patensi kateter
Persiapan Alat:
1. Larutan irigasi steril, sesuaikan suhu dalam kantung dengan suhu ruangan
2. Selamg irigasi dengan klem (dengan atau tanpa konektor)
3. Sarung tangan bersih
4. Tiang infus
5. Alcohol swab
6. Wadah metrik
7. Konektor Y
8. Selimut mandi
Prosedur
1. Identifikasi pasien minimal menggunakan minimal dua identitas (nama, tanggal
lahir, dan/atau nomor rekam medis)
2. Jelaskan tujuan dan Langkah langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
4. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
5. Pasang sarung tangan
6. Periksa abdomen bawah untuk tanda distensi kandung kemih
7. Hubungkan ujung selang irigasi ke dalam kantung larutan irigasi dengan
menggunakan teknik aseptik
8. Tutup kelm selang drainase dan buka klem selang irigasi
9. Alirkan cairan sebanyak yang diprogramkan ke dalam kandung kemih
10. Tutup klem irigasi dan buka klem selang drainase
11. Hitung kecepatan tetesan dan atur klem pada selang irigasi secara tepat, jika irigasi
kontinu
12. Rapikan pasien dan alat alat yang digunakan
13. Lepaskan sarung tangan bersih
14. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
15. Dokumentasikan prosedur yang telah dilakukan dan respon pasien.
.
Tujuan
1. Untuk mempertahankan kepatenan kateter urine.
kateter
2. Mencegah terjadinya distensi kandung kemih karena adanya penyumbatan urine,
misalnya oleh darah dan pus.
3. Untuk membersihkan kandung kemih.
4. Untuk mengobati infeksi lokal.