Anda di halaman 1dari 4

PEMASANGAN INFUS

DESKRIPSI
Pemasangan infus adalah suatu tindakan memasukkan cairan elektrolit, obat atau nutrisi ke dalam pembuluh
darah vena dalam jumlah dan waktu tertentu dengan menggunakan set infus.

INDIKASI
 Pasien yang mengalami dehidrasi.
 Pasien yang akan diberikan transfusi.
 Pasien yang akan dilakukan tindakan operasi dan pasca bedah.
 Untuk pasien yang tidak bisa atau tidak boleh makan dan minum.

TUJUAN
 Sebagai pengobatan.
 Mencukupi kebutuhan tubuh akan cairan dan elektrolit.
 Memberi zat makanan pada pasien yang tidak dapat atau tidak boleh makan melalui mulut.

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN


 Ganti lokasi tusukan setiap 48-72 jam dan gunakan set infus baru.
 Observasi tanda/reaksi alergi terhadap infus atau komplikasi lain.
NO. PROSEDUR PELAKSANAAN
I. Persiapan Perawat:
Memahami prosedur kerja tindakan yang akan dilakukan
Memeriksa kelengkapan alat yang akan digunakan
Meneliti terhadap alat steril
II. Persiapan Pasien:
Jelaskan kepada pasien tentang tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
III. Persiapan Lingkungan:
Lingkungan yang nyaman, pertahankan privasi pasien
IV. Persiapan Alat:
Infus set steril
Abocath/surflo, ukuran sesuai kebutuhan
Tiang infus
Alkohol swab
Torniquet
Plester (yang telah dipotong dan siap diguanakan, minimal 4)
Perlak
Nierbeken
Handscoon bersih
Cairan infuse sesuai kebutuhan (NaCl 0,9%/RL/D5%, dll)
Kasa steril
Papan tangan (untuk bayi)
Gunting plester
V. Langkah – langkah: Rasional

1. Mencuci tangan. Menghindari transmisi mikroorganisme.

2. Cek cairan IV dan cairan tambahan lain yang Cairan IV adalah obat dan harus dicek
diresepkan, menggunakan 7 benar pemberian secara hati-hati oleh dua perawat untuk
obat. mengurangi risiko kesalahan.

3. Cek warna, kejernihan dan tanggal kadaluarsa Cairan yang berubah warna, mengandung
cairan. Cek kebocoran kantung, yang lebih baik partikel atau kadaluarsa tidak boleh
dilakukan sebelum ke klien. digunakan. Kebocoran kantung
memungkinkan terjadinya infeksi dan
tidak boleh digunakan.

4. Buka set infus, jaga sterilitas ujung-ujung Mencegah bakteri masuk ke dalam
selang. peralatan infus dan aliran darah.

5. Tempatkan roda klem sekitar 2-5 cm di bawah Mendekatkan roda klem ke ruang tetesan
ruang tetesan dan pindahkan klem roda pada membuat pengaturan kecepatan aliran
posisi terkunci. lebih akurat. Memindahkan klem ke
posisi terkunci mencegah terbuangnya
cairan secara tidak sengaja dan
mengurangi jumlah terbentuknya
gelembung udara ketika mengisi selang.

6. Buka tutup pelindung set pemberian IV pada Memberikan akses insersi selang ke
kantung cairan IV plastik. Untuk cairan botol, cairan.
lepas tutup botol cairan
7. Masukkan set infus ke dalam kantung/botol Mencegah kontaminasi cairan dari ujung
cairan. Buka tutup ujung selang insersi (jaga insersi yang terkontaminasi.
ujung selang tetap steril) dan masukkan ujung
selang infus IV ke dalam kantung IV melalui
selang insersi.
8. Isi selang dengan cairan IV. Tekan ruang tetesan Memberikan efek sedot, cairan masuk ke
dan lepas sampai terisi sepertiga sampai dalam chamber tetes untuk mencegah
setengah penuh. udara masuk ke dalam selang.

9. Kendurkan klem roda secara perlahan agar Mengisi selang secara perlahan
cairan mengalir dari ruang tetesan melalui meminimalkan turbulen dan terjadinya
selang ke ujung jarum atau adapter kateter. pembentukan gelembung.
Selang dapat diisi tanpa membuka ujung
penutup selang. Kembalikan roda klem pada Menutup klem mencegah terbuangnya
posisi terkunci setelah selang terisi penuh cairan secara tidak sengaja.
dengan cairan.

10. Pastikan selang bebas udara dan gelembung Gelembung udara besar dapat menjadi
udara. Untuk menghilangkan gelembung air emboli.
kecil, tepuk selang IV dimana gelembung udara
berada. Cek di sepanjang selang untuk
menghilangkan gelembung udara.
11. Pasang sarung tangan bersih. Mengurangi transmisi mikroorganisme.
12. Meletakkan perlak di bawah lengan pasien.

13. Identifikasi vena yang akan dipasang IV. Pasang Torniket harus cukup kencang untuk
torniquet 10-15 cm di atas area insersi (vena mencegah aliran balik vena tetapi tidak
yang akan dipungsi). mengganggu aliran arteri.

14. Pilih vena. Penusukan vena harus dilakukan dari


a. Pilih area paling distal pada tangan non- distal ke proksimal, yang bertujuan
dominan, jika memungkinkan. meningkatkan ketersediaan area lain
b. Hindari: untuk terapi IV selanjutnya.
 Area-area yang nyeri ketika dilakukan
palpasi.
 Area-area yang menggaanggu aktivitas
harian klien atau prosedur yang telah
direncanakan.
 Vena yang mengeras dan kaku.
 Area infiltrasi atau pembuluh darah
yang mengalami phlebitis, memar, dan
area katup vena atau bifurkasi.
 Vena dorsal yang rapuh pada dewasa
tua dan pembuluh darah pada
ektremitas dengan pembuluh darah
terkompromi (contoh pada kasus-kasus
mastektomi, transplantasi dialisis atau
paralisis).
c. Pilih vena yang cukup besar untuk
pemasangan kateter.
d. Palpasi vena dengan menekan kebawah dan
terasa lembut saat tekanan dilepaskan.
Selalu gunakan untuk mempalpasi.
e. Tingkatkan distensi vena dengan meminta
klien membuka dan menutup kepalan
tangan beberapa kali, menurunkan lengan
pada posisi tertahan, menggosok atau
menarik lengan klien dari distal ke
proksimal di
bawah area yang akan ditusuk.
15. Memasang torniquet 10-12 cm di atas vena yang Lama waktu torniket harus sesingkat
akan dipungsi. mungkin. Hindari penggunaan torniket
pada area-area dengan sirkulasi
terkompromi. Torniket tidak boleh
mengganggu aliran darah arteri ke
ekstremitas.

16. Desinfeksi kulit secara sirkuler (dari tengah ke Mengurangi bakteri pada permukaan
arah luar) dengan kapas alkohol dan biarkan kulit.
kering.
17. Fiksasi vena dengan meletakkan ibu jari di atas
vena dan regangkan kulit area insersi.
18. Untuk menusuk vena, kateter dipegang dengan
tangan dominan. Dengan bevel menghadap ke
atas kulit ditusuk pada sudut 200 300
19. Sesaat setelah masuk ke dalam vena, sudut
kateter dikurangi sampai hampir
paralel/menyentuh dengan kulit). Jika vena
terlihat bergerak, berikan tekanan pada kulit
tepat di bawah area penusukan menggunakan
tangan non dominan.
20. Kateter dimasukkan terus ke dalam vena sampai
terlihat darah pada chamber belakang kateter.
21. Setelah masuk fiksasi jarum dan kateter plastik
(yang menutupi jarum) dimasukkan terus ke
dalam dengan mudah dan tidak boleh dipaksa
masuk ke dalam vena dan tekan perlahan di atas
vena proksimal area penusukan sambil
mengeluarkan jarum dari kateter dan
membuangnya ke tempat sampah tajam.
22. Lepaskan torniquet dan minta pasien untuk
membuka kepalan tangan
23. Menyambungkan dengan selang infuse dengan
kuat.
24. Meletakkan kasa steril dibawah kanula dan
bersihkan daerah insersi dan sekitarnya dengan
kasa steril.
25. Membuang kasa ke dalam nierbekken.

26. Menutup dengan plester transparan/plester


coklat/hipafix.
27. Memfiksasi selang dengan plester antialergi.

28. Berikan label pada area IV dengan tanggal,


waktu pemasangan dan inisial.
29. Mengatur tetesan infus sesuai program terapi
dokter.
30. Bereskan alat-alat yang terpakai dan buang
sampah ke wadah yang tepat.
31. Mencuci tangan.

VI. Pencacatan dan Pelaporan:

Catat tanggal dan waktu, ukuran jarum dan


kateter dan area penusukan IV dan balutan.
Catat respons klien terhadap cairan IV, jumlah
cairan yang masuk pada laporan per shift;
kelancaran dan kepatenan system setiap jam.
Laporkan pada perawat pada shift selanjutnya:
jenis cairan, kecepatan aliran, status area
penusukan vena, jumlah cairan yang tersisa pada
infus yang terpasang, waktu yang diharapkan
untuk pemberian kantung atau botol IV
berikutnya dan adanya efek samping.

Anda mungkin juga menyukai