Anda di halaman 1dari 10

MONITORING PENGINGAT DIGITAL WAKTU GANTI CAIRAN INFUS PASIEN

DALAM EFESIENSI ASUHAN KEPERAWATAN DIRUANG RAWAT INAP


RUMAH SAKIT PETROKIMI GRESIK

Oleh:

Ainul Rokip,S.Kep,Ns

K16019

Pembimbing:

PT PETRO GRAHA MEDIKA

RUMAH SAKIT PETROKIMIA GRESIK

2022
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan
gawat darurat (UU. No. 44 tahun 2009). Rumah sakit merupakan institusi pelayanan
kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh
perkembangan pengetahuan ilmu kesehatan, kemajuan teknologi dan kehidupan sosial
ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih
bermutu dan aman bagi pasien.
Teknologi banyak dimanfaatkan untuk membantu kegiatan manusia, salah satunya
dalam bidang kesehatan. Perawatan medis diantaranya terdapat proses pemberian infus
pada pasien. Jika pemberian infus pasien tidak tepat, akan berdampak buruk pada pasien.
Maka dari itu, perawat memeriksa terhadap cairan infus diruangan pasien yang masih
dilakuakan secara manual.
Penggunaan infus ini yang digunakan pada rumah sakit sebenarnya tidak begitu
bermasalah bila pasien dapat diawasi dan dikontrol secara periode dalam waktu tertentu.
Namun kebanyakan rumah sakit jumlah pasien tidak seimbang dengan jumlah tenaga
medisnya, khususnya pada bagian pelayanan keperawatan yang bertugas 24 jam
memantau kondisi pasien rawat inap satu per satu. Akibat keterbatasan itu kemungkinan
kelalaian petugas jaga sangat bisa terjadi, terutama pada pemantuan kondisi infus pasien
biasanya perawat harus memeriksa kondisi infus pasien secara berkala yang telah
diperkirakan sebelumnya, sehingga perawat harus memeriksa keadaan infus pasien setiap
saat ke ruangan pasien satu per satu. Kondisi ini dapat merugikan baik dari pasien
maupun perawat.
Berdasarkan permasalah tersebut muncul ide dan solusi untuk melakukan inovasi
dalam hal pengingat penggantian cairan infus yaitu dengan memodifikasi alat pengingat
penggantian cairan infus pasien berupa apilikasi alarm yang diaplikasikan pada komputer,
dengan harapan akan menurunkan angka kejadian ketelmbatan penggantian cairan infus
pasien sehingga akan memberikan kepuasan pada pasien, meningkatakan mutu dan
respon perawat dalam melakukan proses pelayanan prima kepada pasien di Ruang Rawat
Inap Rumah Sakit Petrokimia Gresik.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana cara merancang dan mengimplementasikan sistem pemantauan cairan infus
untuk mengirimkan informasi atau alarm ke ruangan perawat?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat diketahui tujuannya, antara lain:
1. Menurunkan angka kejadian ketidakefektifan pemberian cairan
2. Menurunkan waktu penggantian cairan
3. Menurukan ketidakpuasan pasien akibat terlambat mengganti cairan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

Infus merupakan suatu alat yang digunakan untuk memberikan makanan


ataupun obat dalam bentuk cairan kepada pasien secara periodik. Cairan, obat atau
nutrisi yang dimasukkan menggunakan infus langsung melalui pembuluh darah (vena)
secara intravena, untuk mengetahui kecepatan aliran cairan yang masuk ke dalam
tubuh, dapat diamati pada jumlah tetasan pada chamber infus Di beberapa rumah
sakit, pemberian cairan infus masih dilakukan secara manual dimana memberi cairan
infus yang akan diberikan kepada pasien, petugas medis harus menghitung jumlah
tetesannya sambil melihat jam tangan selama satu menit. Dengan keterbatasan
kemampuan petugas medis juga dapat melakukan kesalahan dalam pemberian cairan
infus menjadi suatu hal yang mungkin saja terjadi. Kesalahan dalam pemasangan
infus yang sering terjadi, seperti penyumbatan atau kehabisan isi cairan tanpa
diketahui oleh tenaga medis dan apabila tidak segera ditangani dapat berbahaya bagi
pasien (Muljodipo dkk., 2015). Komplikasi Pemasangan Infus (Elearning, 2007)
1. Komplikasi lokal
a. Flebitis
Inflamasi vena yang disebabkan oleh iritasi kimia maupun mekanik. Kondisi
ini dikarakteristikkan dengan adanya daerah yang memerah dan hangat di
sekitar daerah insersi/penusukan atau sepanjang vena, nyeri atau rasa lunak
pada area insersi atau sepanjang vena, dan pembengkakan. Insiden flebitis
meningkat sesuai dengan lamanya pemasangan jalur intravena, komposisi
cairan atau obat yang diinfuskan (terutama pH dan tonisitasnya, ukuran dan
tempat kanula dimasukkan, pemasangan jalur IV yang tidak sesuai, dan
masuknya mikroorganisme saat penusukan).
b. Infiltrasi
Infiltrasi terjadi ketika cairan IV memasuki ruang subkutan di sekeliling
tempat pungsi vena. Infiltrasi ditunjukkan dengan adanya pembengkakan
(akibat peningkatan cairan di jaringan), palor (disebabkan oleh sirkulasi yang
menurun) di sekitar area insersi, ketidaknyamanan dan penurunan kecepatan
aliran secara nyata. Infiltrasi mudah dikenali jika tempat penusukan lebih besar
daripada tempat yang sama di ekstremitas yang berlawanan. Suatu cara yang
lebih dipercaya untuk memastikan infiltrasi adalah dengan memasang torniket
di atas atau di daerah proksimal dari tempat pemasangan infus dan
mengencangkan torniket tersebut secukupnya untuk menghentikan aliran
vena. Jika infus tetap menetes meskipun ada obstruksi vena, berarti terjadi
infiltrasi.
c. Iritasi vena
Kondisi ini ditandai dengan nyeri selama diinfus, kemerahan pada kulit di atas
area insersi. Iritasi vena bisa terjadi karena cairan dengan pH tinggi, pH rendah
atau osmolaritas yang tinggi (misal: phenytoin, vancomycin, eritromycin, dan
nafcillin).
d. Hematoma
Hematoma terjadi sebagai akibat kebocoran darah ke jaringan di sekitar area
insersi. Hal ini disebabkan oleh pecahnya dinding vena yang berlawanan
selama penusukan vena, jarum keluar vena, dan tekanan yang tidak sesuai
yang diberikan ke tempat penusukan setelah jarum atau kateter dilepaskan.
Tanda dan gejala hematoma yaitu ekimosis, pembengkakan segera pada
tempat penusukan, dan kebocoran darah pada tempat penusukan.
e. Tromboflebitis
Tromboflebitis menggambarkan adanya bekuan ditambah peradangan dalam
vena. Karakteristik tromboflebitis adalah adanya nyeri yang terlokalisasi,
kemerahan, rasa hangat, dan pembengkakan di sekitar area insersi atau
sepanjang vena, imobilisasi ekstremitas karena adanya rasa tidak nyaman dan
pembengkakan, kecepatan aliran yang tersendat, demam, malaise, dan
leukositosis.
f. Trombosis
Trombosis ditandai dengan nyeri, kemerahan, bengkak pada vena, dan aliran
Infus berhenti. Trombosis disebabkan oleh injuri sel endotel dinding vena,
pelekatan platelet
g. Occlusion
Occlusion ditandai dengan tidak adanya penambahan aliran ketika botol
dinaikkan, aliran balik darah di selang infus, dan tidak nyaman pada area
pemasangan/insersi. Occlusion disebabkan oleh gangguan aliran IV, aliran
balik darah ketika pasien berjalan, dan selang diklem terlalu lama.
h. Spasme vena
Kondisi ini ditandai dengan nyeri sepanjang vena, kulit pucat di sekitar vena,
aliran berhenti meskipun klem sudah dibuka maksimal. Spasme vena bisa
disebabkan oleh pemberian darah atau cairan yang dingin, iritasi vena oleh
obat atau cairan yang mudah mengiritasi vena dan aliran yang terlalu
i. Reaksi vasovagal
Kondisi ini digambarkan dengan klien tiba-tiba terjadi kollaps pada vena,
dingin, berkeringat, pingsan, pusing, mual dan penurunan tekanan darah..
Reaksi vasovagal bisa disebabkan oleh nyeri atau kecemasan
j. Kerusakan syaraf, tendon dan ligament
Kondisi ini ditandai oleh nyeri ekstrem, kebas/mati rasa, dan kontraksi otot.
Efek lambat yang bisa muncul adalah paralysis, mati rasa dan deformitas.
Kondisi ini disebabkan oleh tehnik pemasangan yang tidak tepat sehingga
menimbulkan injuri di sekitar syaraf, tendon dan ligament.

2. Komplikasi sistemik

a. Septikemia/bakteremia

Adanya susbtansi pirogenik baik dalam larutan infus atau alat pemberian dapat
mencetuskan reaksi demam dan septikemia. Perawat dapat melihat kenaikan suhu tubuh
secara mendadak segera setelah infus dimulai, sakit punggung, sakit kepala, peningkatan
nadi dan frekuensi pernafasan, mual dan muntah, diare, demam dan menggigil, malaise
umum, dan jika parah bisa terjadi kollaps vaskuler. Penyebab septikemi adalah
kontaminasi pada produk IV, kelalaian tehnik aseptik. Septikemi terutama terjadi pada
klien yang mengalami penurunan imun.

b. Reaksi alergi

Kondisi ini ditandai dengan gatal, hidung dan mata berair, bronkospasme, wheezing,
urtikaria, edema pada area insersi, reaksi anafilaktik (kemerahan, cemas, dingin, gatal,
palpitasi, paresthesia, wheezing, kejang dan kardiak arrest). Kondisi ini bisa disebabkan
oleh allergen, misal karena medikasi.

c. Overload sirkulasi
Membebani sistem sirkulasi dengan cairan intravena yang berlebihan akan menyebabkan
peningkatan tekanan darah dan tekanan vena sentral, dipsnea berat, dan sianosis. Tanda
dan gejala tambahan termasuk batuk dan kelopak mata yang membengkak. Penyebab
yang mungkin termasuk adalah infus larutan IV yang terlalu cepat atau penyakit hati,
jantung dan ginjal. Hal ini juga mungkin bisa terjadi pada pasien dengan gangguan jantung
yang disebut dengan kelebihan beban sirkulasi.

d. Embolisme udara

Emboli udara paling sering berkaitan dengan kanulasi vena-vena sentral. Manifestasi
klinis emboli udara adalah dipsnea dan sianosis, hipotensi, nadi yang lemah dan cepat,
hilangnya kesadaran, nyeri dada, bahu, dan punggung bawah.

Peran Perawat Dalam Terapi Intravena (Wordpress, 2006)

1. Memastikan tidak ada kesalahan maupun kontaminasi cairan infus maupun


kemasannya.
2. Memastikan cairan infus diberikan secara benar (pasien, jenis cairan, dosis, cara
pemberian dan waktu pemberian).
3. Memeriksa dan memelihara jalur intravena tetap paten.
4. Mengobservasi tempat penusukan (insersi) dan melaporkan abnormalitas.
5. Mengatur kecepatan tetesan sesuai dengan instruksi.
6. Monitor kondisi pasien dan melaporkan setiap perubahan.

Proses Pelayanan Pemberian Infus Secara Manual

Asesment Pasien

Program cairan oleh


tim dokter

Pembuatan program Pendelegasian Pemasangan


cairan infus pemasangan cairan infus cairan infus

Pengawasan cairan
infus
Pelaporan infus yang
habis
Penggantian Identifikasi
Oleh karena itu dirancang alarm untuk mendeteksi pengingat bahwa cairan infus yang
cairan infus jenis cairan
dibutuhkan pasien hampir habis atau habis. Dimana cairan infus yang dibutuhkan pasien
hampir habis alarm peringatan melalui komputer berbunyi sesuai nama pasien serta kamar
pasien yang sudah diinput dikomputer menjadi pusat kendali di ruang perawat (Nurse
station).

Pemilihan solusi digitalis penganti cairan infus efektif dalam meningkatkan efesiensi
proses penyelenggaran perawatan dan meningkatkan efesiensi proses penyelenggaraan
perawatan dan meningkatkan mutu pelayanan di Rawat Inap Rumah Sakit Petrokimia Gresik
merupakan inovasi yang dibuat tidak hanya mengurangi angka kejadian ketidakefektifan
penggantian cairan infus, tetapi infus rimender mampu memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Infus rimender mampu menfgingatkancairan infus yang akan habis beserta jenis cairan yang
akan digunakan untuk mengganti.
2. Infus rimender mampumeningkatkan kepuasan pasien akibat dari keterlambatan penggantian
infus.
3. Infus rimender mampu meminimalkan pemborosan waktu akibat faktor-faktor yang
mempengaruhi.
A. Tahap dalam proses pembuatan pengingat digital waktu ganti cairan infus ini adalah :
1. Koordinasi dengan tim IT Rumah Sakit
2. Menetapkan alur pengantian infus
3. Membuat rancangan sistem oleh tim IT Rumah Sakit
4. Uji coba oleh tim IT Rumah Sakit
5. Sosialisasi sitem kepada ruang rawat inap
6. Melakukan proses install pada komputer ruang rawat inap
7. Uji coba sistem diruang rawat inap
8. Implementasi sistem digitalis pengangantian cairan infus
9. Monitoring dan evaluasi.
B. Alur Penggantian Infus

Asesment pasien

Program cairan Pembuatan Pemasangan Masuk keaplikasi


oleh tim dokter program cairan cairan infus infus reminding
infus

Masukan identitas
pasien :
1. Masukan jenis cairan
infusyang diberikan 1. Nama Pasien
30 menit sebelum 2. Nomor RM
2. Masukan jumlah kebutuhan
cairan infus habis 3. Tanggal Lahir
cairan yang dibutuhkan
alarm akan bunyi 4. Kamar dan
selama 24 jam
sesuai identitas pasien Bed pasien

Pengantian cairan infus

C. Tahap Implementasi
Tahap implementasi dimulai dengan :

KEGIATAN MINGGU MINGGU MINGGU MINGGU


PERTAMA KEDUA KETIGA KEEMPAT
Analisa akar masalah
Kumpulkan ide
Pilih ide dan solusi
Implementasi
Evaluasi
Stabilisasi dan Standaarisasi
Finising
D. Pihak Yang Terlibat
1. Perawat rawat inap Rumah Sakit Petrokimia Gresik
2. Tim IT Rumah Sakit Petrokimia Gresik
3. Management Rumah Sakit Petrokimia Gresik.

Anda mungkin juga menyukai