Anda di halaman 1dari 3

Panduan Praktik Klinis

Bedah Mulut dan Maksilofasial


2018

Abses Odontogenik
No. ICD 10 : K12.2 Cellulitis and abscess of mouth

1 Definisi Kumpulan pus pada rongga patologis akibat infeksi


yang berasal dari kelainan gigi geligi seperti karies
dan penyakit periodontal.
2 Patofisiologi Hasil interaksi antara polimicrobial bakteri, host, dan
lingkungan.
3 Hasil anamnesis Pembengkakkan yang nyeri, membesar dalam
hitungan hari, demam
4 Gejala Klinis dan Pemeriksaan Pembengkakkan yang nyeri, permukaan licin,
konsistensi keras, warna lebih merah dari sekitar,
suhu lebih hangat dari sekitar, batas tidak tegas,
limitasi bukaan mulut, kesulitan menelan,
pengumpulan saliva, fluktuasi
Laboratorium darah: leukositosis netrofil
5 Diagnosis Banding
6 Klasifikasi Terapi ICD 9 CM 27.0 Drainage of face and floor of mouth
7 Prosedur tindakan Insisi Abses
1. Pasien posisi supine dalam general anestesia
2. Pengaturan posisi pasien dan operator
3. A dan antisepsis daerah operasi
4. Identifikasi area yang paling fluktuan dan lakukan
aspirasi secara transkutaneus ataupun transmukosa
dengan syringe, untuk tes kultur dan tes resistensi
antibiotik.
5. Lakukan insisi di atas area abses yang paling
fluktuan dengan panjang sesuai dengan kebutuhan
operator untuk memasukkan dan menggerakan
instrument. Diseksi tajam melalui kulit, platysma
dan fascia servikal dalam, dilanjutkan dengan
diseksi tumpul ke spasia fasial. Jari telunjuk dapat
digunakan untuk menembus lokus-lokus kavitas
abses.
Submandibular abses : insisi dilakukan 2 – 4 cm di
bawah mandibular mengikuti garis leher sampai
ke area paling bawah dari pembengkakan.
Masukkan mosquito bengkok sampai batas bawah
mandibula.
Abses vestibular dan kaninus : masukkan
mosquito bengkok atau elevator periostal melalui
insisi vestibular hingga mencapai korteks bukal
maksila atau mandibular.
Abses faring lateral : insisi dilakukan 2 – 4 cm di
bawah sudut mandibular mengikuti garis leher
sampai ke area paling bawah dari pembengkakan,
lalu lakukan diseksi dengan jari dengan arah
superomedial di antara bagian inferior muskulus
digastrikus dan muskulus sternokleidomastoideus.
Abses retrofaringeal : insisi dilakukan 2 – 4 cm di
bawah sudut mandibular mengikuti garis leher
sampai ke area paling bawah dari pembengkakan,
lalu lakukan diseksi dengan jari sampai teraba
prosesus vertebra transversal kontralateral dan
posterior endotracheal tube.
6. Drainase cairan abses, masukkan drain handscoon
pada kavitas abses sampai menjuntai keluar
melalui garis insisi.
7. Lakukan ekstraksi semua gigi yang terinfeksi.
8. Cuci area operasi dengan NaCl 0,9%
9. Kontrol perdarahan dengan tampon kassa steril
10.Pemberian instruksi post operasi
8 Peralatan dan bahan/obat - alat dan bahan anestesi umum
- alat standar
- gagang scalpel
- blades (no 15)
- gunting jaringan
- hemostat berujung bengkok
- drain handscoon
- bein dan forsep
- suture needle (jenis yang banyak digunakan adalah
nonresorbable silk ukuran 3-0)
- needle holder
- gunting benang
- pinset cirrhugis
- suction
- spuit 3cc
- obat anestesi lokal dengan vasokonstriktor
- kassa steril
- povidon iodine
9 Lama perawatan 5 hari
10 Faktor penyulit - Pernyakit comorbid (DM, immunocompromised)
11 Prognosis Baik
12 Keberhasilan perawatan Penurunan jumlah leukosit, hilangnya bengkak, tidak
ada lagi pus discharge
13 Persetujuan tindakan Tertulis
14 Faktor sosial yang perlu Rasa cemas pada pasien
diperhatikan Kembalinya fungsi mastikasi
15 Tingkat pembuktian Grade B

Anda mungkin juga menyukai