100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
223 tayangan3 halaman
Panduan ini menjelaskan tentang abses odontogenik, yaitu kumpulan pus di rongga mulut yang disebabkan oleh infeksi gigi atau periodontium. Gejalanya adalah pembengkakan dan nyeri di mulut serta demam. Diagnosanya didasarkan pada pemeriksaan fisik dan laboratorium. Pengobatannya meliputi insisi dan drainase abses secara kirurgi di bawah anestesi umum disertai ekstraksi gigi penyebab dan antibiotik. Progn
Panduan ini menjelaskan tentang abses odontogenik, yaitu kumpulan pus di rongga mulut yang disebabkan oleh infeksi gigi atau periodontium. Gejalanya adalah pembengkakan dan nyeri di mulut serta demam. Diagnosanya didasarkan pada pemeriksaan fisik dan laboratorium. Pengobatannya meliputi insisi dan drainase abses secara kirurgi di bawah anestesi umum disertai ekstraksi gigi penyebab dan antibiotik. Progn
Panduan ini menjelaskan tentang abses odontogenik, yaitu kumpulan pus di rongga mulut yang disebabkan oleh infeksi gigi atau periodontium. Gejalanya adalah pembengkakan dan nyeri di mulut serta demam. Diagnosanya didasarkan pada pemeriksaan fisik dan laboratorium. Pengobatannya meliputi insisi dan drainase abses secara kirurgi di bawah anestesi umum disertai ekstraksi gigi penyebab dan antibiotik. Progn
Abses Odontogenik No. ICD 10 : K12.2 Cellulitis and abscess of mouth
1 Definisi Kumpulan pus pada rongga patologis akibat infeksi
yang berasal dari kelainan gigi geligi seperti karies dan penyakit periodontal. 2 Patofisiologi Hasil interaksi antara polimicrobial bakteri, host, dan lingkungan. 3 Hasil anamnesis Pembengkakkan yang nyeri, membesar dalam hitungan hari, demam 4 Gejala Klinis dan Pemeriksaan Pembengkakkan yang nyeri, permukaan licin, konsistensi keras, warna lebih merah dari sekitar, suhu lebih hangat dari sekitar, batas tidak tegas, limitasi bukaan mulut, kesulitan menelan, pengumpulan saliva, fluktuasi Laboratorium darah: leukositosis netrofil 5 Diagnosis Banding 6 Klasifikasi Terapi ICD 9 CM 27.0 Drainage of face and floor of mouth 7 Prosedur tindakan Insisi Abses 1. Pasien posisi supine dalam general anestesia 2. Pengaturan posisi pasien dan operator 3. A dan antisepsis daerah operasi 4. Identifikasi area yang paling fluktuan dan lakukan aspirasi secara transkutaneus ataupun transmukosa dengan syringe, untuk tes kultur dan tes resistensi antibiotik. 5. Lakukan insisi di atas area abses yang paling fluktuan dengan panjang sesuai dengan kebutuhan operator untuk memasukkan dan menggerakan instrument. Diseksi tajam melalui kulit, platysma dan fascia servikal dalam, dilanjutkan dengan diseksi tumpul ke spasia fasial. Jari telunjuk dapat digunakan untuk menembus lokus-lokus kavitas abses. Submandibular abses : insisi dilakukan 2 – 4 cm di bawah mandibular mengikuti garis leher sampai ke area paling bawah dari pembengkakan. Masukkan mosquito bengkok sampai batas bawah mandibula. Abses vestibular dan kaninus : masukkan mosquito bengkok atau elevator periostal melalui insisi vestibular hingga mencapai korteks bukal maksila atau mandibular. Abses faring lateral : insisi dilakukan 2 – 4 cm di bawah sudut mandibular mengikuti garis leher sampai ke area paling bawah dari pembengkakan, lalu lakukan diseksi dengan jari dengan arah superomedial di antara bagian inferior muskulus digastrikus dan muskulus sternokleidomastoideus. Abses retrofaringeal : insisi dilakukan 2 – 4 cm di bawah sudut mandibular mengikuti garis leher sampai ke area paling bawah dari pembengkakan, lalu lakukan diseksi dengan jari sampai teraba prosesus vertebra transversal kontralateral dan posterior endotracheal tube. 6. Drainase cairan abses, masukkan drain handscoon pada kavitas abses sampai menjuntai keluar melalui garis insisi. 7. Lakukan ekstraksi semua gigi yang terinfeksi. 8. Cuci area operasi dengan NaCl 0,9% 9. Kontrol perdarahan dengan tampon kassa steril 10.Pemberian instruksi post operasi 8 Peralatan dan bahan/obat - alat dan bahan anestesi umum - alat standar - gagang scalpel - blades (no 15) - gunting jaringan - hemostat berujung bengkok - drain handscoon - bein dan forsep - suture needle (jenis yang banyak digunakan adalah nonresorbable silk ukuran 3-0) - needle holder - gunting benang - pinset cirrhugis - suction - spuit 3cc - obat anestesi lokal dengan vasokonstriktor - kassa steril - povidon iodine 9 Lama perawatan 5 hari 10 Faktor penyulit - Pernyakit comorbid (DM, immunocompromised) 11 Prognosis Baik 12 Keberhasilan perawatan Penurunan jumlah leukosit, hilangnya bengkak, tidak ada lagi pus discharge 13 Persetujuan tindakan Tertulis 14 Faktor sosial yang perlu Rasa cemas pada pasien diperhatikan Kembalinya fungsi mastikasi 15 Tingkat pembuktian Grade B