Panduan Praktek Klinik Bedah Plastik

Panduan Praktis Klinis
SMF Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik

Rumah Sakit Stella Maris Makassar
2013-2015
Celah Bibir Unilateral (ICD 10:Q36.9)
1. Pengertian (Definisi) Kelainan bawaan lahir berupa celah bibir satu sisi
2. Anamnesis 1. Apakah celah bibir bawaan lahir?
2. Apakah ada keluarga lain yang menderita kelainan yang sama?
3. Apakah ada gangguan menyusui/minum per oral?
3. Pemeriksaan Fisik 1. Adanya celah bibir satu sisi
2. Disertai/tidak disertai celah pada dasar hidung
3. Adanya kelainan/infeksi pada pendengaran
4. Kriteria Diagnosis 1. Memenuhi ketiga parameter anamnesis diatas
2. Memenuhi ketiga pemeriksaan fisik diatas
5. Diagnosis Celah bibir unilateral, kanan atau kiri, komplit atau inkomplit
6. Diagnosis banding -
7. Pemeriksaan Penunjang 1. Darah lengkap
2. Faal hemostatis
3. Foto thorax AP
8. Terapi 1. Cheiloraphy unilateral
2. Nasoraphy (bila diperlukan)
9. Edukasi 1. Cara minum tidak boleh memakai dot/menetek (tidak boleh
mengisap)
2. Perawatan luka
10. Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
11. Tingkat Evidens IV
12. Tingkat Rekomendasi C
13. Penelaah Kritis
14. Indikator Medis 80% luka operasi tidak infeksi selama 4 hari perawatan
15. Kepustakaan 1. Converse, ed.. Reconstructive Surgery Vol.4. WB Saunders Co.,
Philadephia, 1997.
2. Marzoeki D., Jailani M. Tehnik Pembedahan Celah Bibir dan
Langit-langit. Jakarta, 2002.
3. Marzoeki D. Repositioning of the nose in primary unilateral cleft
lip closure. Disertasi. 1989.
4. Sallyer, K.E Primary correction of the unilateral cleft lip nose.
Plast. Reconstr. Surg., 77:558, 1986.
5. Kernahan, Bayer: Functional cleft lip repair-A Sequential layered
closure with orbiculair muscle realigment. Plast. Reconstr. Surg.,
72:459, 1983.
Ketua Komite Medik Ketua SMF Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik
…………………….. ………………………………………………………
Direktur Rumah Sakit Stella Maris
…………………………………………………
2013-2015
Celah Bibir Bilateral (ICD 10:Q36.0)
1. Pengertian (Definisi) Kelainan bawaan lahir berupa celah bibir di kedua sisi
2. Anamnesis 1. Apakah celah bibir bawaan lahir?
3. Pemeriksaan Fisik 1. Adanya celah bibir di kedua sisi
5. Diagnosis Celah bibir bilateral, komplit dan/ atau inkomplit
2. Faal hemostatis
3. Foto thorax AP
8. Terapi Cheiloraphy Bilateral
mengisap)
2. Perawatan luka
13. Penelaah Kritis
Philadephia, 1997.
72:459, 1983.
…………………….. ………………………………………………………
…………………………………………………
2013-2015
Celah Langit-langit (ICD 10:Q35.1, Q35.3, Q35.5)
1. Pengertian (Definisi) Kelainan bawaan lahir berupa celah langit-langit
2. Anamnesis 1. Apakah celah langit-langit bawaan lahir?
4. Apakah ada gangguan berbicara?
3. Pemeriksaan Fisik 1. Adanya celah langit-langit (palatum durum dan/atau palatum
molle), satu sisi atau dua sisi
2. Kelainan/infeksi pada pendengaran
4. Kriteria Diagnosis 3. Memenuhi keempat parameter anamnesis diatas
4. Memenuhi kedua pemeriksaan fisik diatas
5. Diagnosis Celah langit-langit, palatum durum dan/atau palatum molle, kanan
dan/atau kiri, komplit dan/atau inkomplit
2. Faal hemostatis
3. Foto thorax AP
8. Terapi Palatoraphy
mengisap)
2. Perawatan luka
13. Penelaah Kritis
Philadephia, 1997.
72:459, 1983.
…………………….. ………………………………………………………
…………………………………………………
2013-2015
Celah Langit-langit dan Celah Bibir Unilateral (ICD 10:Q37.1, Q37.5)
1. Pengertian (Definisi) Kelainan bawaan lahir berupa celah bibir satu sisi dan celah langit-
langit disertai deformitas hidung pada sisi yang sama
2. Anamnesis 1. Apakah celah bibir dan celah langit-langit bawaan lahir?
3. Pemeriksaan Fisik 1. Adanya celah bibir satu sisi
3. Adanya celah langit-langit (palatum durum dan/atau palatum
2. Memenuhi keempat pemeriksaan fisik diatas
5. Diagnosis Celah bibir unilateral, kanan atau kiri, komplit atau inkomplit;
disertai celah langit-langit, palatum durum dan/atau palatum molle,
kanan dan/atau kiri, komplit dan/atau inkomplit
2. Faal hemostatis
3. Foto thorax AP
8. Terapi 1. Cheiloraphy Unilateral
2. Nasoraphy (bila diperlukan)
3. Palatoraphy
mengisap)
2. Perawatan luka
13. Penelaah Kritis
Philadephia, 1997.
72:459, 1983.
…………………….. ………………………………………………………
…………………………………………………
2013-2015
Celah Langit-langit dan Celah Bibir Bilateral (ICD 10:Q37.0, Q37.4)

1. Pengertian (Definisi) Kelainan bawaan lahir berupa celah bibir di kedua sisi dan celah
langit-langit
2. Anamnesis 1. Apakah celah bibir dan celah langit-langit bawaan lahir?
3. Pemeriksaan Fisik 1. Adanya celah bibir di kedua sisi
3. Adanya celah langit-langit (palatum durum dan/atau palatum
5. Diagnosis Celah bibir bilateral, komplit dan/atau inkomplit, disertai celah
langit-langit, palatum durum dan/atau palatum molle, kanan dan/atau
kiri, komplit dan/atau inkomplit
2. Faal hemostatis
3. Foto thorax AP
8. Terapi 1. Cheiloraphy Unilateral
2. Palatoraphy
mengisap)
2. Perawatan luka
13. Penelaah Kritis
Philadephia, 1997.
72:459, 1983.
…………………….. ………………………………………………………
…………………………………………………
2013-2015
Melanocytic nevi of ear and external auricular canal (ICD 10:D22.2)
1. Pengertian (Definisi) Tumor jinak yang berasal dari melanosit berwarna kehitaman,
berbatas tegas pada telinga, dan saluran telinga luar
2. Anamnesis 1. Kapan mulai timbul?
2. Apakah ada gangguan fungsi di sekitar lesi?
3. Pemeriksaan Fisik 1. Benjolan permukaan rata, warna kehitaman, tidak mudah
digerakkan, lekat dasar, batas tegas
2. Tidak ada tanda-tanda infeksi
4. Kriteria Diagnosis 1. Memenuhi kedua parameter anamnesis diatas
5. Diagnosis Melanocytic nevi of ear and external auricular canal
6. Diagnosis banding Melanoma maligna
2. Faal hemostatis
3. Foto thorax AP
8. Terapi 1. Eksisi
2. Eksisi dan skin grafting
3. Eksisi dan flap
9. Edukasi Perawatan luka
13. Penelaah Kritis
15. Kepustakaan 1. Charles H. Thorne, ed. Grabb & Smith’s Plastic Surgery, 6th eds.,
Philadelphia, Lippincott Williams & Wilkins, 2007
2. Stephen J. Mathes, ed. Plastic surgery, 2nd eds., Volume I-VIII,
Philadelphia, Elsevier-Saunders, 2006
3. Alan D. McGregor, Ian A. McGregor, ed. Fundamental
Techniques of Plastic Surgery and Their Surgical Applications,
10th eds. Churchill Livingstone, 2000
4. Bahman Guyuron, Elof Erikkson, John A. Persing, ed. Plastic
Surgery: Indications and Practice. Volume I-II, Philadelphia,
Elsevier-Saunders, 2009
…………………….. ………………………………………………………
…………………………………………………

2013-2015
Melanocytic nevi of eyelid, including canthus (ICD 10:D22.1)
berbatas tegas pada kelopak mata, termasuk kanthus
5. Diagnosis Melanocytic nevi of eyelid, including canthus
2. Faal hemostatis
3. Foto thorax AP
8. Terapi 1. Eksisi
3. Eksisi dan flap
13. Penelaah Kritis
15. Kepustakaan 1. Charles H. Thorne, ed. Grabb & Smith’s Plastic Surgery, 6 th eds.,
…………………….. ………………………………………………………
…………………………………………………

2013-2015
Melanocytic nevi of lip (ICD 10:D22.0)
berbatas tegas pada bibir
5. Diagnosis Melanocytic nevi of lip
2. Faal hemostatis
3. Foto thorax AP
8. Terapi 1. Eksisi
3. Eksisi dan flap
13. Penelaah Kritis
…………………….. ………………………………………………………
…………………………………………………

2013-2015
Melanocytic nevi of lower limb, including hip (ICD 10:D22.7)
berbatas tegas pada anggota gerak bawah termasuk pinggul
5. Diagnosis Melanocytic nevi of lower limb, including hip
2. Faal hemostatis
3. Foto thorax AP
8. Terapi 1. Eksisi
3. Eksisi dan flap
13. Penelaah Kritis
…………………….. ………………………………………………………
…………………………………………………

2013-2015
Melanocytic nevi of scalp and neck (ICD 10:D22.4)
berbatas tegas pada kulit kepala dan leher
5. Diagnosis Melanocytic nevi of scalp and neck
2. Faal hemostatis
3. Foto thorax AP
8. Terapi 1. Eksisi
3. Eksisi dan flap
13. Penelaah Kritis
…………………….. ………………………………………………………
…………………………………………………

2013-2015
Melanocytic nevi of trunk (ICD 10:D22.5)
berbatas tegas pada dada dan punggung
5. Diagnosis Melanocytic nevi of trunk
2. Faal hemostatis
3. Foto thorax AP
8. Terapi 1. Eksisi
3. Eksisi dan flap
13. Penelaah Kritis
…………………….. ………………………………………………………
…………………………………………………

2013-2015
Melanocytic nevi of upper limb, including shoulder (ICD 10:D22.6)
berbatas tegas pada anggota gerak atas termasuk bahu
5. Diagnosis Melanocytic nevi of upper limb, including shoulder
2. Faal hemostatis
3. Foto thorax AP
8. Terapi 1. Eksisi
3. Eksisi dan flap
13. Penelaah Kritis
…………………….. ………………………………………………………
…………………………………………………

2013-2015
Contusion of eyelid and periocular area (ICD 10:S00.1)
1. Pengertian (Definisi) Memar akibat trauma pada kelopak mata dan daerah sekitar mata
3. Apakah ada riwayat trauma?
3. Pemeriksaan Fisik 1. Memar pada kelopak mata dan area sekitar mata, nyeri
5. Diagnosis Contusion of eyelid and periocular area
6. Diagnosis banding Kelainan kelopak mata dan area sekitar mata non trauma
7. Pemeriksaan Penunjang -
8. Terapi Kompres dingin dan medikamentosa
9. Edukasi Hindari penekanan pada area lesi
13. Penelaah Kritis
…………………….. ………………………………………………………
…………………………………………………
2013-2015
Benign lipomatous neoplasm of skin and subcutaneous tissue of head, face and neck
(ICD 10:D17.0)
1. Pengertian (Definisi) Tumor jinak jaringan lemak sub kutis kepala, wajah dan leher
2. Apakah ada gangguan fungsi di kepala, wajah, leher?
3. Pemeriksaan Fisik 1. Benjolan permukaan rata, mudah digerakkan, tidak lekat dasar
5. Diagnosis Benign lipomatous neoplasm of skin and subcutaneous tissue of head,
face and neck
6. Diagnosis banding Atheroma
2. Faal hemostasis
3. Foto thorax AP
8. Terapi Eksisi
13. Penelaah Kritis
…………………….. ………………………………………………………
…………………………………………………
2013-2015
Benign lipomatous neoplasm of skin and subcutaneous tissue of limb (ICD 10:D17.2)
1. Pengertian (Definisi) Tumor jinak jaringan lemak sub kutis pada anggota gerak atas dan
bawah
5. Diagnosis Benign lipomatous neoplasm of skin and subcutaneous tissue of limb
2. Faal hemostasis
3. Foto thorax AP
8. Terapi Eksisi
13. Penelaah Kritis
…………………….. ………………………………………………………
…………………………………………………
2013-2015
Benign lipomatous neoplasm of skin and subcutaneous tissue of other and unspecified sites
(ICD 10:D17.2)
1. Pengertian (Definisi) Tumor jinak jaringan lemak sub kutis pada tubuh selain kepala,
wajah, leher, dada, punggung dan anggota gerak atas dan bawah,
pada tempat yang tidak spesifik
5. Diagnosis Benign lipomatous neoplasm of skin and subcutaneous tissue of other
and unspecified sites
2. Faal hemostasis
3. Foto thorax AP
8. Terapi Eksisi
13. Penelaah Kritis
…………………….. ………………………………………………………
…………………………………………………
2013-2015
Benign lipomatous neoplasm of skin and subcutaneous tissue of trunk (ICD 10:D17.1)
1. Pengertian (Definisi) Tumor jinak jaringan lemak sub kutis pada dada dan punggung
5. Diagnosis Benign lipomatous neoplasm of skin and subcutaneous tissue of trunk
2. Faal hemostasis
3. Foto thorax AP
8. Terapi Eksisi
13. Penelaah Kritis
…………………….. ………………………………………………………
…………………………………………………
2013-2015
Benign lipomatous neoplasm of skin and subcutaneous tissue of head, face and neck
(ICD 10:D17.0)
1. Pengertian (Definisi) Tumor jinak jaringan lemak sub kutis kepala, wajah dan leher
5. Diagnosis Benign lipomatous neoplasm of skin and subcutaneous tissue of head,
face and neck
2. Faal hemostasis
3. Foto thorax AP
8. Terapi Eksisi
13. Penelaah Kritis
…………………….. ………………………………………………………
…………………………………………………
2013-2015
Other and unspecified superficial injuries of eyelid and periocular area (ICD 10:S00.2)
1. Pengertian (Definisi) Luka dan/atau memar akibat trauma lain yang tidak spesifik pada
permukaan kelopak mata dan daerah sekitar mata
3. Pemeriksaan Fisik 1. Luka dan/atau memar pada bagian lain permukaan kepala, nyeri
5. Diagnosis Other and unspecified superficial injuries of eyelid and periocular
area
6. Diagnosis banding Luka pada bagian lain kelopak mata dan area sekitar mata non trauma
2. Faal hemostasis
3. Foto thorax AP
8. Terapi 1. Penyembuhan luka per sekunder
2. Skin grafting
13. Penelaah Kritis
…………………….. ………………………………………………………
…………………………………………………
2013-2015
Superficial injury of other parts of head (ICD 10:S00.8)
1. Pengertian (Definisi) Luka dan/atau memar akibat trauma pada bagian lain di permukaan
kepala
5. Diagnosis Superficial injury of other parts of head
6. Diagnosis banding Luka pada bagian lain permukaan kepala non trauma
2. Faal hemostasis
3. Foto thorax AP
2. Skin grafting
13. Penelaah Kritis
…………………….. ………………………………………………………
…………………………………………………
2013-2015
Superficial injury of ear (ICD 10:S00.4)
1. Pengertian (Definisi) Luka dan/atau memar akibat trauma pada permukaan telinga
3. Pemeriksaan Fisik 1. Luka dan/atau memar pada bibir dan rongga mulut, nyeri
5. Diagnosis Other and unspecified superficial injuries of ear
6. Diagnosis banding Luka pada telinga non trauma
2. Faal hemostasis
3. Foto thorax AP
2. Skin grafting
13. Penelaah Kritis
…………………….. ………………………………………………………
…………………………………………………
2013-2015
Superficial injury of lip and oral cavity (ICD 10:S00.5)
1. Pengertian (Definisi) Luka dan/atau memar akibat trauma pada permukaan bibir dan
rongga mulut
3. Pemeriksaan Fisik 1. Luka dan/atau memar pada bibir dan rongga mulut, nyeri
5. Diagnosis Other and unspecified superficial injuries of lip and oral cavity
6. Diagnosis banding Luka pada bibir dan rongga mulut non trauma
2. Faal hemostasis
3. Foto thorax AP
2. Skin grafting
13. Penelaah Kritis
…………………….. ………………………………………………………
…………………………………………………
2013-2015
Superficial injury of nose (ICD 10:S00.3)
1. Pengertian (Definisi) Luka dan/atau memar akibat trauma pada permukaan hidung
3. Pemeriksaan Fisik 1. Luka dan/atau memar pada hidung, nyeri
5. Diagnosis Other and unspecified superficial injuries of nose
6. Diagnosis banding Luka pada hidung non trauma
2. Faal hemostasis
3. Foto thorax AP
2. Skin grafting
13. Penelaah Kritis
…………………….. ………………………………………………………
…………………………………………………
2013-2015
Superficial injury of other parts of head (ICD 10:S00.8)
1. Pengertian (Definisi) Luka dan/atau memar akibat trauma pada bagian lain di permukaan
kepala
5. Diagnosis Other and unspecified superficial injuries of other parts of head
6. Diagnosis banding Luka pada bagian lain permukaan kepala non trauma
2. Faal hemostasis
3. Foto thorax AP
2. Skin grafting
13. Penelaah Kritis
…………………….. ………………………………………………………
…………………………………………………
2013-2015
Superficial injury of scalp (ICD 10:S00.0)
1. Pengertian (Definisi) Lesi akibat trauma tajam maupun tumpul pada permukaan kulit
kepala
3. Apakah ada perdarahan aktif?
3. Pemeriksaan Fisik 1. Luka terbuka dan/atau memar pada kulit kepala, nyeri
5. Diagnosis Superficial injury of scalp
6. Diagnosis banding Kelainan kulit kepala non trauma
2. Faal hemostasis
3. Foto thorax AP
2. Skin grafting
13. Penelaah Kritis
…………………….. ………………………………………………………
…………………………………………………
2013-2015
Kontusio jari-jari tanpa kerusakan kuku (ICD 10:S60.0)
1. Pengertian (Definisi) Cedera pada bagian dalam kulit atau jaringan di bawah jari disertai
adanya perdarahan tanpa ada luka terbuka atau kerusakan kuku
2. Anamnesis 1. Bagaimana mekanisme trauma?
2. Adakah gangguan fungsi misalnya mati rasa, nyeri, kelemahan
sendi?
3. Pemeriksaan Fisik 1. Memar pada jari-jari
2. Tidak didapatkan kerusakan kuku
5. Diagnosis Kontusio jari-jari tanpa kerusakan kuku
2. Faal hemostasis
3. Foto manus AP/oblique
8. Terapi Insisi-drainase (82.09)
13. Penelaah Kritis
…………………….. ………………………………………………………
…………………………………………………
2013-2015
Fracture of first metacarpal bone (ICD 10:S62.2)
1. Pengertian (Definisi) Fraktur os metacarpal I
2. Anamnesis 1. Kapan terjadinya trauma?
2. Apakah ada gangguan menggerakkan pergelangan tangan?
3. Pemeriksaan Fisik 1. Nyeri pada pergelangan tangan
2. Deformitas pada pergelangan tangan
3. Teraba krepitasi
5. Diagnosis Fracture of first metacarpal bone
2. Faal hemostasis
3. Foto thorax AP
8. Terapi 1. Pemasangan intramedullary pinning
2. Pemasangan plate dan screw
3. Pemasangan lumbrical splint
9. Edukasi Pasif mobilisasi jari-jari tangan
13. Penelaah Kritis
…………………….. ………………………………………………………
…………………………………………………
2013-2015
Fracture of navicular (scaphoid) bone of wrist (ICD 10:S62.0)
1. Pengertian (Definisi) Fraktur os naviculare (schapoid)
3. Teraba krepitasi
5. Diagnosis Fracture of navicular (scaphoid) bone of wrist
2. Faal hemostasis
3. Foto thorax AP
13. Penelaah Kritis
…………………….. ………………………………………………………
…………………………………………………
2013-2015
Fracture of other and unspecified carpal bone (s) (ICD 10:S62.1)
1. Pengertian (Definisi) Fraktur os carpalia
3. Teraba krepitasi
5. Diagnosis Fracture of other and unspecified carpal bone (s)
2. Faal hemostasis
3. Foto thorax AP
13. Penelaah Kritis
…………………….. ………………………………………………………
…………………………………………………
2013-2015
Fracture of other and unspecified metacarpal bone (s) (ICD 10:S62.3)
1. Pengertian (Definisi) Fraktur os metacarpal II, III, IV, V
3. Teraba krepitasi
5. Diagnosis Fracture of other and unspecified metacarpal bone (s)
2. Faal hemostasis
3. Foto thorax AP
13. Penelaah Kritis
…………………….. ………………………………………………………
…………………………………………………
2013-2015
Fracture of thumb (ICD 10:S62.5)
1. Pengertian (Definisi) Fraktur pada tulang ibu jari
3. Teraba krepitasi
5. Diagnosis Fracture of thumb
2. Faal hemostasis
3. Foto thorax AP
13. Penelaah Kritis
…………………….. ………………………………………………………
…………………………………………………
2013-2015
Open wound of hand (ICD 10:S61.4)
1. Pengertian (Definisi) Luka terbuka pada tangan
2. Apakah ada gangguan menggerakkan jari-jari tangan?
3. Pemeriksaan Fisik 1. Luka terbuka pada tangan
2. Tendon, tulang tidak eksposed
5. Diagnosis Open wound of hand
2. Faal hemostasis
3. Foto thorax AP
8. Terapi Repair wound
13. Penelaah Kritis
…………………….. ………………………………………………………
…………………………………………………
2013-2015
Open wound of other finger without damage to nail (ICD 10:S61.2)
1. Pengertian (Definisi) Luka terbuka pada tangan
3. Pemeriksaan Fisik 1. Luka pada jari tangan
2. Kuku dan nail bed intak
5. Diagnosis Open wound of other finger without damage to nail
2. Faal hemostasis
3. Foto thorax AP
13. Penelaah Kritis
…………………….. ………………………………………………………
…………………………………………………
2013-2015
Open wound of thumb with damage to nail (ICD 10:S61.1)
1. Pengertian (Definisi) Luka pada ibu jari dengan kerusakan kuku
2. Apakah ada gangguan menggerakkan ibu jari tangan?
3. Pemeriksaan Fisik 1. Luka pada ibu jari
2. Kuku dan nail bed tidak intak
5. Diagnosis Open wound of thumb with damage to nail
2. Faal hemostasis
3. Foto thorax AP
13. Penelaah Kritis
…………………….. ………………………………………………………
…………………………………………………
2013-2015
Open wound of thumb without damage to nail (ICD 10:S61.1)
1. Pengertian (Definisi) Luka pada ibu jari tanpa kerusakan kuku
3. Pemeriksaan Fisik 1. Luka pada ibu jari
2. Kuku dan nail bed tidak intak
5. Diagnosis Open wound of thumb without damage to nail
2. Faal hemostasis
3. Foto thorax AP
13. Penelaah Kritis
…………………….. ………………………………………………………
…………………………………………………
2013-2015
Open wound of wrist (ICD 10:S61.5)
1. Pengertian (Definisi) Luka terbuka pada pergelangan tangan
3. Pemeriksaan Fisik 1. Luka terbuka pada pergelangan tangan
2. Tendon, tulang tidak eksposed
5. Diagnosis Open wound of wrist
2. Faal hemostasis
3. Foto thorax AP
13. Penelaah Kritis
…………………….. ………………………………………………………
…………………………………………………
2013-2015
Subluxation and dislocation of other finger (s) (ICD 10:S63.2)
1. Pengertian (Definisi) Dislokasi sendi pada jari-jari tangan
3. Pemeriksaan Fisik 1. Nyeri pada jari-jari tangan
2. Deformitas pada jari-jari tangan
3. Tidak teraba krepitasi
5. Diagnosis Subluxation and dislocation of other finger (s)
2. Faal hemostasis
3. Foto thorax AP
4. Foto manus AP/Oblique
8. Terapi 1. Reposisi sendi
13. Penelaah Kritis
…………………….. ………………………………………………………
…………………………………………………
2013-2015
Subluxation and dislocation of thumb (ICD 10:S63.1)
1. Pengertian (Definisi) Dislokasi sendi pada ibu jari tangan
3. Pemeriksaan Fisik 1. Nyeri pada ibu jari tangan
2. Deformitas pada ibu jari tangan
5. Diagnosis Subluxation and dislocation of thumb
2. Faal hemostasis
3. Foto thorax AP
13. Penelaah Kritis
…………………….. ………………………………………………………
…………………………………………………
2013-2015
Subluxation and dislocation of wrist and hand joints (ICD 10:S63.0)
1. Pengertian (Definisi) Dislokasi sendi pada tangan dan pergelangan tangan
2. Apakah ada gangguan menggerakkan tangan dan pergelangan
tangan?
3. Pemeriksaan Fisik 1. Nyeri pada tangan dan pergelangan tangan
2. Deformitas pada tangan dan pergelangan tangan
5. Diagnosis Subluxation and dislocation of wrist and hand joints
2. Faal hemostasis
3. Foto thorax AP
13. Penelaah Kritis
…………………….. ………………………………………………………
…………………………………………………
2013-2015
Ulkus Dekubitus (ICD 10:L89)
1. Pengertian (Definisi) Luka yang disebabkan karena penekanan yang lama pada daerah
penonjolan tulang
3. Apakah ada jaringan nekrosis di sekitar lesi?
3. Pemeriksaan Fisik 1. Luka pada daerah penonjolan tulang
2. Terdapat jaringan nekrosis
5. Diagnosis Ulkus Dekubitus
2. Faal hemostasis
3. Foto thorax AP
8. Terapi 1. Perawatan Luka
2. Debridement dan tutup defek
13. Penelaah Kritis
…………………….. ………………………………………………………
…………………………………………………
2013-2015
Hemangioma (ICD 10:D18.0)
1. Pengertian (Definisi) Tumor jinak yang berasal dari pembuluh darah, berbatas tegas,
kompressible dan berwarna kemerahan
3. Apakah ada perdarahan?
3. Pemeriksaan Fisik 1. Benjolan permukaan rata, warna kemerahan, tidak mudah
digerakkan, lekat dasar, kompressible
5. Diagnosis Hemangioma
6. Diagnosis banding Arterio venous malformation
2. Faal hemostasis
3. Foto thorax AP
4. Arteriografi (bila diperlukan)
8. Terapi Eksisi
13. Penelaah Kritis
…………………….. ………………………………………………………
…………………………………………………
2013-2015
Lymphangioma (ICD 10:D18.1)
1. Pengertian (Definisi) Tumor jinak yang berasal dari pembuluh limfe
3. Pemeriksaan Fisik 1. Benjolan permukaan rata, warna sesuai kulit sekitar, tidak mudah
digerakkan, lekat dasar, batas tidak tegas
5. Diagnosis Lymphangioma
6. Diagnosis banding Limfedema
2. Faal hemostasis
3. Foto thorax AP
8. Terapi Eksisi
13. Penelaah Kritis
…………………….. ………………………………………………………
…………………………………………………
2013-2015
Limfedema (ICD 10:Q82.0)
1. Pengertian (Definisi) Akumulasi cairan limfe terlokalisasi akibat tersumbatnya saluran
limfe
3. Pemeriksaan Fisik 1. Benjolan permukaan rata, warna sesuai kulit sekitar, tidak mudah
digerakkan, lekat dasar, batas tidak tegas
5. Diagnosis Limfedema
6. Diagnosis banding Lymphangioma
7. Pemeriksaan Penunjang 1. Limfoskintigrafi/Limfangiografi
2. CT Angiografi
8. Terapi 1. Penekanan dengan compressive garment
2. Eksisi
13. Penelaah Kritis
…………………….. ………………………………………………………
…………………………………………………
2013-2015
Epispadias (ICD 10:Q64.0)
1. Pengertian (Definisi) Kelainan congenital muara urethtra tidak pada tempat seharusnya
2. Anamnesis 1. Apakah ada keluarga lain yang menderita kelainan yang sama?
2. Apakah ada gangguan fungsi berkemih?
3. Pemeriksaan Fisik 1. Lubang kencing terletak di daerah dorsal penis
5. Diagnosis Epispadias
6. Diagnosis banding 1. Ekstrofia buli
2. Hypospadia
2. Faal hemostatis
3. Foto thorax AP
8. Terapi Urethroplasty
13. Penelaah Kritis
…………………….. ………………………………………………………
…………………………………………………
2013-2015
Ekstrofia buli (ICD 10:Q64.0)
1. Pengertian (Definisi) Defek sebelah ventral sinus urogenitalis system muskuloskletal
2. Apakah ada gangguan fungsi di saluran kemih?
3. Pemeriksaan Fisik 1. Jarak tulang pubis melebar
2. Defek perut berbentuk segitiga yang memperlihatkan selaput
kandung kemih
3. Ukuran penis lebih kecil dari normal, testis belum turun ke
kantung kemaluan
4. Epispadia
5. Diagnosis Ekstrofia buli
6. Diagnosis banding 1. Patent Urachus
2. Persistent Cloaca
2. Faal hemostatis
3. Foto thorax AP
4. Foto Pelvis AP
8. Terapi 1. Memperbaiki kandung kemih
2. Melekatkan tulang pelvis satu sama lain
13. Penelaah Kritis
…………………….. ………………………………………………………
…………………………………………………
2013-2015
Epispadias (ICD 10:Q64.0)
1. Pengertian (Definisi) Kelainan congenital muara urethtra tidak pada tempat seharusnya
2. Anamnesis 1. Apakah ada keluarga lain yang menderita kelainan yang sama?
2. Apakah ada gangguan fungsi berkemih?
3. Pemeriksaan Fisik 1. Lubang kencing terletak di daerah dorsal penis
5. Diagnosis Epispadias
6. Diagnosis banding 1. Ekstrofia buli
2. Hypospadia
2. Faal hemostatis
3. Foto thorax AP
8. Terapi Urethroplasty
13. Penelaah Kritis
…………………….. ………………………………………………………
…………………………………………………
2013-2015
Burns involving 10-19% of body surface (ICD 10:T31.1)
1. Pengertian (Definisi) Kerusakan kulit dan atau jaringan lainnya akibat panas
2. Anamnesis 1. Umur penderita
2. Waktu kejadian
3. Tempat kejadian
4. Mechanism of Injury
5. Trauma penyerta
6. Penyakit penyerta
7. Pertolongan di tempat kejadian dan perjalanan ke RS
3. Pemeriksaan Fisik 1. Primary survey
a) Airway: trauma inhalasi? C-spine injury?
b) Breathing: gangguan ventilasi akibat eskar tebal di rongga
dada? Pneumothoraks
c) Circulation: syok?
d) Disability: Kesadaran (GCS)?
e) Exposure: gangguan perfusi distal ektrimitas akibat eskar
tebal? Trauma lain?
2. Secondary survey
a) Luas luka bakar
i. Dewasa (rule of 9 of Wallace/rule of palm)
ii. Anak-anak (Lund and Browder/rule of palm)
b) Dalam luka bakar
4. Kriteria Diagnosis Derajat keparahan luka bakar
 Ringan (<10% anak-anak, <15% dewasa)
 Berat (>10%-<30% anak-anak, >15%-<35% dewasa)
 Critical (>30% anak-anak, >35% dewasa)
5. Diagnosis Luka bakar
2. Albumin
3. SGOT/SGPT
4. BUN/SK
5. Faal hemostatis
6. Foto thorax AP
8. Terapi 1. Resusitasi cairan luka bakar
2. Analgesik
3. Antibiotik sesuai antibiogram terbaru
4. Profilaktik stress ulcer
5. Debridemant cuci luka bakar
6. Roborantia
7. Tranfusi albumin
8. Tranfusi PRC/WB/TC
9. Dopamin/dobutamin
10. Skin graft/flap
11. Fisioterapi
9. Edukasi 1. Perawatan luka
2. Fisioterapi pasca MRS
13. Penelaah Kritis
4. Rajiv sood, Bruce M. Achauer, ed. Achauer and Sood’s Burn
Surgery: Reconstruction and Rehabilitation. Elsevier-Saunder,
2006
5. Juan P. Barret-Nerin, David N. Herndon, ed. Principles and
Practice of Burn Surgery. Marcel Decker, 2005
6. John A.D. Settle, ed. Principles and Practice of Burns
Management. Churchill Livingstone, 1996.
…………………….. ………………………………………………………
…………………………………………………
2013-2015
2. Waktu kejadian
3. Tempat kejadian
5. Trauma penyerta
dada? Pneumothoraks
tebal? Trauma lain?
2. Secondary survey
a) Luas luka bakar
b) Dalam luka bakar
2. Albumin
3. SGOT/SGPT
4. BUN/SK
5. Faal hemostatis
6. Foto thorax AP
2. Analgesik
6. Roborantia
7. Tranfusi albumin
10. Skin graft/flap
11. Fisioterapi
13. Penelaah Kritis
2006
…………………….. ………………………………………………………
…………………………………………………
2013-2015
2. Waktu kejadian
3. Tempat kejadian
5. Trauma penyerta
dada? Pneumothoraks
tebal? Trauma lain?
2. Secondary survey
a) Luas luka bakar
b) Dalam luka bakar
2. Albumin
3. SGOT/SGPT
4. BUN/SK
5. Faal hemostatis
6. Foto thorax AP
2. Analgesik
6. Roborantia
7. Tranfusi albumin
10. Skin graft/flap
11. Fisioterapi
13. Penelaah Kritis
2006
…………………….. ………………………………………………………
…………………………………………………
2013-2015
Fraktur Maxilla (ICD 10:S02.6)
1. Pengertian (Definisi) Cidera apapun yang menyebabkan terputusnya tulang maxilla dan
atau hubungan antara maxilla dengan tulang-tulang kraniofasial di
dekatnya
2. Anamnesis 1. Bagaimana mekanisme cidera (lokasi, arah, berat-ringannya,
penyebab)?
2. Kapan terjadinya cidera?
3. Apakah ada kelainan deformitas dan fungsi (hipoestesi, nyeri,
diplopia, maloklusi)?
3. Pemeriksaan Fisik 1. Inspeksi (Deformitas, disfungsi)
2. Palpasi (Disfungsi)
4. Kriteria Diagnosis 1. Memenuhi anamnesis diatas
2. Memenuhi pemeriksaan fisik diatas
3. Memenuhi pemeriksaan penunjang
5. Diagnosis Fraktur Maxilla
2. Faal hemostatis
3. Foto skull AP/Lat, Waters
4. Foto CT-Scan 3D
8. Terapi 1. Arch Bar Bawah
2. Arch Bar Atas
3. Circumferential Wiring
4. Bonegraft
5. ORIF
9. Edukasi 1. Diit lunak non chewing
2. Oral hygiene
3. Perawatan luka
13. Penelaah Kritis
3. Craniomaxillofacial Trauma, David DJ, Churchill Livingstone,
1995
…………………….. ………………………………………………………
…………………………………………………
2013-2015
Fraktur Nasal (ICD 10:S02.2)
1. Pengertian (Definisi) Cidera apapun yang menyebabkan terputusnya tulang nasal dan atau
hubungan antara nasal dengan tulang-tulang kraniofasial di dekatnya
penyebab)?
5. Diagnosis Fraktur Nasal
2. Faal hemostatis
4. Foto CT-Scan 3D
8. Terapi 1. Reposisi Nasal
2. ORIF
3. Medial canthopexy
4. Septoplasty
5. Costochondral graft
6. Silikon
7. Gips Hidung
13. Penelaah Kritis
1995
…………………….. ………………………………………………………
…………………………………………………
2013-2015
Fraktur Zygoma (ICD 10:S02.6)
1. Pengertian (Definisi) Cidera apapun yang menyebabkan terputusnya tulang zygoma dan
atau hubungan antara zygoma dengan tulang-tulang kraniofasial di
dekatnya
penyebab)?
5. Diagnosis Fraktur Zygoma
2. Faal hemostatis
4. Foto CT-Scan 3D
8. Terapi 1. ORIF
2. Bone graft
9. Edukasi 1. Diit lunak non chewing
2. Oral hygiene
3. Perawatan luka
13. Penelaah Kritis
1995
…………………….. …………………………………………………
…………………………………………………

Panduan Praktek Klinik Bedah Plastik

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Panduan Praktek Klinik Bedah Plastik

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

Panduan Praktis Klinis

SMF Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik

Direktur Rumah Sakit Stella Maris

Direktur Rumah Sakit Stella Maris

Direktur Rumah Sakit Stella Maris

Direktur Rumah Sakit Stella Maris

Celah Langit-langit dan Celah Bibir Bilateral (ICD 10:Q37.0, Q37.4)

Direktur Rumah Sakit Stella Maris

Direktur Rumah Sakit Stella Maris

Panduan Praktis Klinis

Direktur Rumah Sakit Stella Maris

Panduan Praktis Klinis

Direktur Rumah Sakit Stella Maris

Panduan Praktis Klinis

Direktur Rumah Sakit Stella Maris

Panduan Praktis Klinis

Direktur Rumah Sakit Stella Maris

Panduan Praktis Klinis

Direktur Rumah Sakit Stella Maris

Panduan Praktis Klinis

Direktur Rumah Sakit Stella Maris

Panduan Praktis Klinis

Direktur Rumah Sakit Stella Maris

Direktur Rumah Sakit Stella Maris

Direktur Rumah Sakit Stella Maris

Direktur Rumah Sakit Stella Maris

Direktur Rumah Sakit Stella Maris

Direktur Rumah Sakit Stella Maris

Direktur Rumah Sakit Stella Maris

Direktur Rumah Sakit Stella Maris

Direktur Rumah Sakit Stella Maris

Direktur Rumah Sakit Stella Maris

Direktur Rumah Sakit Stella Maris

Direktur Rumah Sakit Stella Maris

Direktur Rumah Sakit Stella Maris

Direktur Rumah Sakit Stella Maris

Direktur Rumah Sakit Stella Maris

Direktur Rumah Sakit Stella Maris

Direktur Rumah Sakit Stella Maris

Direktur Rumah Sakit Stella Maris

Direktur Rumah Sakit Stella Maris

Direktur Rumah Sakit Stella Maris

Direktur Rumah Sakit Stella Maris

Direktur Rumah Sakit Stella Maris

Direktur Rumah Sakit Stella Maris

Direktur Rumah Sakit Stella Maris

Direktur Rumah Sakit Stella Maris

Direktur Rumah Sakit Stella Maris

Direktur Rumah Sakit Stella Maris

Direktur Rumah Sakit Stella Maris

Direktur Rumah Sakit Stella Maris

Direktur Rumah Sakit Stella Maris

Direktur Rumah Sakit Stella Maris

Direktur Rumah Sakit Stella Maris

Direktur Rumah Sakit Stella Maris

Direktur Rumah Sakit Stella Maris

Direktur Rumah Sakit Stella Maris

Direktur Rumah Sakit Stella Maris

Direktur Rumah Sakit Stella Maris

Direktur Rumah Sakit Stella Maris

Direktur Rumah Sakit Stella Maris

Direktur Rumah Sakit Stella Maris

Anda mungkin juga menyukai