1). Konsep Perawatan yang sebaiknya dianut adalah perawatan terpadu (integrated care) untuk
meningkatkan efisiensi pemanfaatan ruang.
Keseluruhan ruang-ruang ini harus terlihat jelas dalam kebutuhan jumlah & jenis pasien yang akan dirawat.
PRINSIP PERENCANAAN INSTALASI RAWAT INAP
4). Ruang-ruang rawat inap sebaiknya dikelompokkan dalam bagian sebagai berikut :
a). Ruang VIP terkletak dalam 1 blok, jendela-jendela kamar berorientasi ke pandangan luar yang
lapang / ke taman dengan jumlah pasien VIP 1 orang dengan fasilitas KM/WC di dalam.
b). Ruang kelas I dan II digabung dalam 1 blok :
(1). Kelas I untuk 2 tempat tidur
(2). Kelas II untuk 4 tempat tidur
c). Kelas III a dan III b boleh digabung dalam 1 blok dan dapat pula dipisahkan .
(1). Klas III a untuk 6 tempat tidur.
(2). Klas III b untuk 8 tempat tidur.
Setelah pengelompokan ruang berdasarkan kelas, dikelompokan pula berdasarkan fungsi sesuai Unit
Pelaksana Fungsional (UPF/SMF), sebagai contoh di kelompok kelas III ada UPF bedah, penyakit
dalam dan umum. Unit isolasi dibuat terpisah dengan kelas tersendiri. Demikian pula dengan unit
kebidanan dan anak.
PRINSIP PERENCANAAN INSTALASI RAWAT INAP
5). Stasiun perawat (nurse station) maksimum 1 nurse station melayani 40 tempat tidur, letak stasiun perawat
harus terletak di pusat blok yang dilayani agar perawat dapat mengawasi pasiennya secara efektif,
kebutuhan lain adalah ruang untuk kepala instalasi, administrasi dan kantor
6). Bila ruang perawatan tidak di lantai dasar harus ada akses yang mudah bagi pelayanan dengan roda atau
lift khusus.
7). Akses pencapaian ke setiap ruangan/blok harus dapat dicapai dengan mudah.
8). Jumlah kebutuhan ruang harus disesuaikan dengan kebutuhan jumlah pasien yang akan ditampung.
9). Sinar matahari pagi sedapat mungkin masuk ruangan.
10). Alur petugas dan pengunjung dipisah
11). Masing-masing ruang rawat 4 spesialis dasar mempunyai ruang isolasi
12). Ruang Rawat: anak disiapkan juga 1 ruangan neonatus. Terkait dengan persyaratan, ruang bayi
(neonatus) terbagi tiga, ruang bayi sehat, bayi patologis dan observasi, pada umumnya berdekatan
dengan bagian kandungan
13) Ruang administrasi pulang berbeda dengan admission
14) Ruang konsultasi penerimaan complaint pasien
POLA PELAYANAN
Pasien yang dirawat adalah pasien yang membawa surat pengantar rawat (Admission Note)
dari IRJ dan IGD. Berkas status/catatan medik beserta pasien yang akan dirawat dibawa
oleh petugas dari mana pasien tersebut berasal dan diserahkan kepada petugas penerima
pasien Rawat Inap (Admission Rawat Inap).
Bila pasien akan dioperasi dan persiapan operasi telah selesai, maka pasien dikirim oleh perawat ke
ruang OK. Setelah selesai dilakukan operasi, maka petugas OK memberitahukan perawat ruangan untuk
menjemput pasien tersebut agar dibawa kembali ke kamar rawat semula.
Setelah pasien sembuh dan dinyatakan boleh pulang, maka keluarga pasien mengurus rincian biaya
perawatannya (akomodasi dll termasuk biaya operasi bila dioperasi) melalui petugas billing ruangan yang
akan membuat semua rincian biaya perawatan tersebut. Setelah semua rincian biaya perawatan tersebut
diterima dan perhitungannya cocok, maka pasien/keluarga pasien melakukan pembayaran rawat inap
tersebut pada loket/kassa rawat inap yang telah ditentukan. Jika proses pembayaran selesai maka
pasien diperbolehkan keluar ruangan dengan membawa surat pengantar pulang dan surat kontrol.
Pasien
Orang • Pasien Rumah
Skrining • Petugas RS Petugas RS
individu Sakit
(ARK 1) • Pengunjung
Pengunjung
7
8
(DirjenYanKesKemKes,KebijakanPelayanan KesehatandanAkreditasidiIndonesiapadaEraNewNormal,WSOLPATD, 16Juni2020)
Gambar 2.1 Alur dan Zonasi Ruangan di Rumah Sakit Pada Masa Adaptasi Kebiasaan Baru
(Pedoman Teknis Pelayanan Rumah Sakit Pada Masa Adaptasi Kebiasaan Baru, Dit Yan Kes Rujukan – Dit-Jen Yan Kes, KemKes, 92020)
AKB, Pelayanan RS,Kemkes Pedoman Covid-19, PDPI,
PERKI, PAPDI, PERDATIN, IDAI
10
(Panduan Teknis Pelayanan Rumah Sakit Pada Masa Adaptasi Kebiasaan Baru, Dit Yan Kes Rujukan,
Kemkes, November 2020.) (Pedoman Tatalaksana COVID-19 edisi 3, PDPI, PERKI, PAPDI, PERDATIN, IDAI,
Desember 2020).
PELAYANAN RS PADA MASA ADAPTASI KEBIASAAN BARU
1. Alur Pasien
A. Pengaturan Alur Layanan 2. Skrining
3. Triase
C. Penerapan Prinsip PPI Dalam Masa Adaptasi Kebiasaan Baru 1. Protokol bagi Pasien
2. Protokol bagi Petugas
MPP
Pasien
Pasien *Harapan/ Sasaran
/ Case Mgr
Sistem Pasien*
Pendukung
Keluarga,Teman,
RT-Tetangga dsb
*Sasaran *Harapan
PPA* / Sasaran
(+BPIS)
Pasien*
Harapan/Sasaran terkait
1. Diagnosis
*Sasaran
MPP* 2. Terapi, Obat, Tindakan
1. Pemahaman Pasien ttg asuhan
3. Fungsi Fisik, Mental
(penyakit,tindakan) 4. Lain2
2. Kepuasan pasien
3. Kemampuan mengambil keputusan
terkait asuhan
4. Keterlibatan & pemberdayaan
5. Kepatuhan thd PPA
6. Kemandirian pasien
7. Dukungan keluarga/yg lain pasien
8. Pemulangan aman
9. Kesesuaian asuhan dgn kebutuhannya
10.Kesinambungan pelayanan
MPP (Manajer Pelayanan Pasien)
-Agar kesinambungan asuhan pasien tidak terputus, rumah sakit harus menciptakan
proses untuk melaksanakan kesinambungan dan koordinasi pelayanan diantara PPA,
MPP, Pimpinan unit dan staf lain sesuai regulasi Rumah sakit mencakup :
a) Pelayanan darurat dan rawat inap
b) Pelayanan diagnostik dan tindakan Area
c) Pelayanan bedah dan non-bedah kerja
MPP
d) Pelayanan rawat jalan
e) Ke Organisasi lain atau bentuk pelayanan lainnya di luar RS
17
Manajer pelayanan pasien (MPP), bukan merupakan PPA aktif, dalam menjalankan
manajemen pelayanan pasien mempunyai :
DPJP
PPJA
PPJA Apoteker
Clinical Leader :
• Kerangka pokok
asuhan Pasien,
• Koordinasi Keluarga
• Kolaborasi
• Sintesis
• Interpretasi Lainnya Dietisien
• Review
• Integrasi asuhan
MPP
/ RS Lain PPA aktif)
(*Pemandu, *Laison/
Penghubung/“Jembatan”) • RS
Pasien • PPA
Keluarga • Rohaniwan
• Unit2
• Keuangan
21
I. Asesmen
MPP
-Pengumpulan data :
anamnesa, alloanamnesa,
1.Informasi
Sasaran Pasien, Sasaran
dikumpulkan
PPA
- Stratifikasi Risiko
2.Analisis Identifikasi Masalah, Sasaran
Informasi MPP
Langkah 2 Pencapaian
3.Rencana MPP
Sasaran MPP
II. - Pelaksanaan langkah2
Pemberian pencapaian Sasaran MPP
Pelayanan - Monitoring, evalusi
&
Monitoring
MnPP
22
“Manajemen Pelayanan
Pasien akan menjadi bagian
tak terpisahkan dari
pelayanan kesehatan. Tidak
ada model pelayanan
kesehatan yang akan
berhasil tanpa komponen
manajemen pelayanan
pasien” !!!
63
(The Commission for Case Manager Certification’s Case Management Body of Knowledge®. (CMBOK®), 2011)