Anda di halaman 1dari 23

PELAYANAN RAWAT INAP

OLEH : DR SUGIHARTO TANTO


DISAMPAIKAN PADA MATA KULIAH MANAJEMEN OPERASIONAL
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA KUPANG
LINGKUP KEGIATAN/FUNGSI RUANG

 Instalasi Rawat Inap adalah tempat dimana diselenggarakannya


pelayanan kesehatan dengan menginap dan pemberian
pelayanan dilaksanakan secara terus menerus selama 24 jam
dengan standar yang telah ditentukan.

 Lingkup kegiatan adalah pelayanan medis, asuhan keperawatan,


gizi, administrasi, rekam medik dan kegiatan pelayanan
kebutuhan keluarga (konsultasi medis, doa, dapur kecil, toilet,
ruang tunggu)

 Jumlah tempat tidur disesuaikan dengan kelas rumah sakit


BEBAN KERJA
 Cara menghitung jumlah tempat tidur ada dalam kajian master plan,
realisasi dan perkembangannya disesuaikan dengan :
- Nilai BOR
- Jumlah Pertumbuhan penduduk
- Jumlah tempat tidur di rumah sakit lain / ratio perbandingan jumlah
tempat tidur : jumlah penduduk
- Faktor lain yang diterapkan dalam perencanaan rumah sakit.
PRINSIP PERENCANAAN INSTALASI RAWAT INAP
 Dalam merencanakan Unit rawat Inap perlu ditetapkan dulu prinsip-prinsip dalam perencanaan instalasi rawat inap.

1). Konsep Perawatan yang sebaiknya dianut adalah perawatan terpadu (integrated care) untuk
meningkatkan efisiensi pemanfaatan ruang.

2). Standar luas ruangan adalah sbb :


- Luas kamar VIP + 21,5 m2/tempat tidur
- Luas kamar kelas I + 15 m2/tempat tidur
- Luas kamar kelas II + 10 m2/tempat tidur
- Luas kamar kelas III + 8 m2/tempat tidur

3). Khusus untuk pasien-pasien tertentu harus dipisahkan seperti :


- Pasien yang menderita “penyakit menular”
- Pasien atau penyakit dan pengobatan yang menimbulkan bau (seperti penyakit tumor), ganggren,
diabetes.
- Pasien yang menderita (mengeluarkan suara/dalam ruangan).
- Pasein Anak dan Dewasa
- Pasien Maternitas

Keseluruhan ruang-ruang ini harus terlihat jelas dalam kebutuhan jumlah & jenis pasien yang akan dirawat.
PRINSIP PERENCANAAN INSTALASI RAWAT INAP
4). Ruang-ruang rawat inap sebaiknya dikelompokkan dalam bagian sebagai berikut :
a). Ruang VIP terkletak dalam 1 blok, jendela-jendela kamar berorientasi ke pandangan luar yang
lapang / ke taman dengan jumlah pasien VIP 1 orang dengan fasilitas KM/WC di dalam.
b). Ruang kelas I dan II digabung dalam 1 blok :
(1). Kelas I untuk 2 tempat tidur
(2). Kelas II untuk 4 tempat tidur
c). Kelas III a dan III b boleh digabung dalam 1 blok dan dapat pula dipisahkan .
(1). Klas III a untuk 6 tempat tidur.
(2). Klas III b untuk 8 tempat tidur.

 Setelah pengelompokan ruang berdasarkan kelas, dikelompokan pula berdasarkan fungsi sesuai Unit
Pelaksana Fungsional (UPF/SMF), sebagai contoh di kelompok kelas III ada UPF bedah, penyakit
dalam dan umum. Unit isolasi dibuat terpisah dengan kelas tersendiri. Demikian pula dengan unit
kebidanan dan anak.
PRINSIP PERENCANAAN INSTALASI RAWAT INAP
5). Stasiun perawat (nurse station) maksimum 1 nurse station melayani 40 tempat tidur, letak stasiun perawat
harus terletak di pusat blok yang dilayani agar perawat dapat mengawasi pasiennya secara efektif,
kebutuhan lain adalah ruang untuk kepala instalasi, administrasi dan kantor
6). Bila ruang perawatan tidak di lantai dasar harus ada akses yang mudah bagi pelayanan dengan roda atau
lift khusus.
7). Akses pencapaian ke setiap ruangan/blok harus dapat dicapai dengan mudah.
8). Jumlah kebutuhan ruang harus disesuaikan dengan kebutuhan jumlah pasien yang akan ditampung.
9). Sinar matahari pagi sedapat mungkin masuk ruangan.
10). Alur petugas dan pengunjung dipisah
11). Masing-masing ruang rawat 4 spesialis dasar mempunyai ruang isolasi
12). Ruang Rawat: anak disiapkan juga 1 ruangan neonatus. Terkait dengan persyaratan, ruang bayi
(neonatus) terbagi tiga, ruang bayi sehat, bayi patologis dan observasi, pada umumnya berdekatan
dengan bagian kandungan
13) Ruang administrasi pulang berbeda dengan admission
14) Ruang konsultasi penerimaan complaint pasien
POLA PELAYANAN
 Pasien yang dirawat adalah pasien yang membawa surat pengantar rawat (Admission Note)
dari IRJ dan IGD. Berkas status/catatan medik beserta pasien yang akan dirawat dibawa
oleh petugas dari mana pasien tersebut berasal dan diserahkan kepada petugas penerima
pasien Rawat Inap (Admission Rawat Inap).

 Keluarga pasien mengurus administrasi di bagian pendaftaran rawat inap. Pasien di


tempatkan pada kelas dan ruangan yang sesuai dengan permintaan pasien/keluarganya
serta jenis penyakitnya dan perawat memberikan penjelasan atas tata tertib rumah sakit
serta tugas meliputi:
a. Lapor kepada dokter jaga ruangan;
b. Tindakan-tindakan pemasangan infus, kateter, dll;
c. Persiapan operasi/tindakan post operasi;
d. Membuat informed consent apabila pasien akan dioperasi/ada tindakan khusus;
e. Mengkoordinasikan ke Instalasi Gizi.
POLA PELAYANAN
 Dokter jaga ruangan setelah menerima laporan dari perawat, melakukan pemeriksaan terhadap pasien
yang bersangkutan. Untuk pemerikaan penunjang medik dilakukan oleh perawat atas petunjuk dokter ke
penunjang medik dan untuk keperluan obat/alat dimintakan ke Instalasi Farmasi, selanjutnya obat/alat
dipergunakan oleh pasien.

 Bila pasien akan dioperasi dan persiapan operasi telah selesai, maka pasien dikirim oleh perawat ke
ruang OK. Setelah selesai dilakukan operasi, maka petugas OK memberitahukan perawat ruangan untuk
menjemput pasien tersebut agar dibawa kembali ke kamar rawat semula.

 Setelah pasien sembuh dan dinyatakan boleh pulang, maka keluarga pasien mengurus rincian biaya
perawatannya (akomodasi dll termasuk biaya operasi bila dioperasi) melalui petugas billing ruangan yang
akan membuat semua rincian biaya perawatan tersebut. Setelah semua rincian biaya perawatan tersebut
diterima dan perhitungannya cocok, maka pasien/keluarga pasien melakukan pembayaran rawat inap
tersebut pada loket/kassa rawat inap yang telah ditentukan. Jika proses pembayaran selesai maka
pasien diperbolehkan keluar ruangan dengan membawa surat pengantar pulang dan surat kontrol.
Pasien
Orang • Pasien Rumah
Skrining • Petugas RS Petugas RS
individu Sakit
(ARK 1) • Pengunjung

Pengunjung

7
8
(DirjenYanKesKemKes,KebijakanPelayanan KesehatandanAkreditasidiIndonesiapadaEraNewNormal,WSOLPATD, 16Juni2020)
Gambar 2.1 Alur dan Zonasi Ruangan di Rumah Sakit Pada Masa Adaptasi Kebiasaan Baru

(Pedoman Teknis Pelayanan Rumah Sakit Pada Masa Adaptasi Kebiasaan Baru, Dit Yan Kes Rujukan – Dit-Jen Yan Kes, KemKes, 92020)
AKB, Pelayanan RS,Kemkes Pedoman Covid-19, PDPI,
PERKI, PAPDI, PERDATIN, IDAI

10

(Panduan Teknis Pelayanan Rumah Sakit Pada Masa Adaptasi Kebiasaan Baru, Dit Yan Kes Rujukan,
Kemkes, November 2020.) (Pedoman Tatalaksana COVID-19 edisi 3, PDPI, PERKI, PAPDI, PERDATIN, IDAI,
Desember 2020).
PELAYANAN RS PADA MASA ADAPTASI KEBIASAAN BARU

1. Alur Pasien
A. Pengaturan Alur Layanan 2. Skrining
3. Triase

B. Pembagian Zona Risiko Penularan COVID-19 di RS 1. Zona COVID-19


2. Zona Non COVID-19

C. Penerapan Prinsip PPI Dalam Masa Adaptasi Kebiasaan Baru 1. Protokol bagi Pasien
2. Protokol bagi Petugas

D. Pengembangan Sistem Inovasi Pelayanan Kesehatan dan 1. Registrasi Online


2.Dit Yan Kes
(Pedoman Teknis Pelayanan RS Pada Masa Adaptasi Kebiasaan Baru,
Penguatan Rujukan di Masa Kenormalan Baru Telemedicine
Rujukan – Dit-Jen Yan Kes, KemKes,2020. (Edisi 2, N11ov))

3. Optimalisasi e-Resep, pengiriman obat melalui jasa kurir

• Sistem Rujukan Terintegrasi (SISRUTE).


• RS ONLINE dan ASPAK (versi terbaru)
• E - Medical Record / E- Resume Medis
E. Penguatan Rujukan di Masa Adaptasi Kebiasaan Baru • SIRULI Kontes (Sistem Rujuk Balik Komprehensif dan Terpadu)
• Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu (NCC 119, Rujukan Pra
Hospital).
• SIRANAP, SIRAJAL dan SIRS Online
• Tracking Ambulans
• Komunikasi Rujukan
*Asuhan Pasien Terintegrasi
*The Indonesian model of PCC
❑ Integrasi Intra-Inter PPA : Horizontal
(AP 4, SKP 2, TKRS 3.2, MKE 5)
❑ Integrasi Inter Unit : Vertikal
(PAP 2, ARK 3.1, TKRS 3.2, MKE 5)
❑ Integrasi PPA-Pasien : Horizontal
(HPK 2, 2.1, 2.2, AP 4, MKE 6)

1.Patient Engagement & Empowerment. (HPK, ARK, PAP, MKE)


2. DPJP sbg Clinical Leader. (PAP, AP) Asuhan Gizi
3. PPA sbg Tim, Kolaborasi (+Kompetensi) Interprofesional. (AP,PAP, MKE) Terintegrasi,
4. CPPT – Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi. (AP,PAP) PAP 5

5. Manajer Pelayanan Pasien / Case Manager. (ARK, PAP)


6. Segitiga Sasaran PCC – Triple Aim PCC (HPK, ARK, AP, PAP)
7. Kolaborasi Pendidikan Pasien. (MKE)
8. Integrated Clinical Pathway. (PMKP, TKRS)
9. Integrated Discharge Planning. (ARK)
10.Budaya Keselamatan. (TKRS, PMKP)
Asuhan Pasien Terintegrasi :
Triple Aim PCC
PPA
*Sasaran
PPA* Kebutuhan

MPP
Pasien
Pasien *Harapan/ Sasaran
/ Case Mgr
Sistem Pasien*
Pendukung
Keluarga,Teman,
RT-Tetangga dsb

1. Pemahaman Pasien ttg asuhan


(penyakit,tindakan)
2. Kepuasan pasien
3. Kemampuan mengambil keputusan • Penerapan PCC >
*Sasaran terkait asuhan
4. Keterlibatan & pemberdayaan
• Kolaborasi PPA >
MPP* 5. Kepatuhan thd PPA • Kendali mutu asuhan
6. Kemandirian pasien • Kendali biaya asuhan
7. Dukungan keluarga/yg lain pasien • Kendali safety asuhan ✓ MPP bukanlah PPA aktif
8. Pemulangan aman ✓ Shift pagi
9. Kesesuaian asuhan dgn ✓ Ratio 1 : 25 Pasien
kebutuhannya - Kompleksitas Pasien
10. Kesinambungan pelayanan - Kebutuhan RS
Segitiga Sasaran PCC
“Triple Aim PCC”

*Sasaran *Harapan
PPA* / Sasaran
(+BPIS)
Pasien*

Harapan/Sasaran terkait
1. Diagnosis
*Sasaran
MPP* 2. Terapi, Obat, Tindakan
1. Pemahaman Pasien ttg asuhan
3. Fungsi Fisik, Mental
(penyakit,tindakan) 4. Lain2
2. Kepuasan pasien
3. Kemampuan mengambil keputusan
terkait asuhan
4. Keterlibatan & pemberdayaan
5. Kepatuhan thd PPA
6. Kemandirian pasien
7. Dukungan keluarga/yg lain pasien
8. Pemulangan aman
9. Kesesuaian asuhan dgn kebutuhannya
10.Kesinambungan pelayanan
MPP (Manajer Pelayanan Pasien)
-Agar kesinambungan asuhan pasien tidak terputus, rumah sakit harus menciptakan
proses untuk melaksanakan kesinambungan dan koordinasi pelayanan diantara PPA,
MPP, Pimpinan unit dan staf lain sesuai regulasi Rumah sakit mencakup :
a) Pelayanan darurat dan rawat inap
b) Pelayanan diagnostik dan tindakan Area
c) Pelayanan bedah dan non-bedah kerja
MPP
d) Pelayanan rawat jalan
e) Ke Organisasi lain atau bentuk pelayanan lainnya di luar RS

-Proses koordinasi dan kesinambungan pelayanan dibantu dengan penunjang lain


seperti panduan praktik klinik, alur klinis/clinical pathways, rencana asuhan, format
rujukan, daftar tilik /check list lain dan sebagainya.

17
Manajer pelayanan pasien (MPP), bukan merupakan PPA aktif, dalam menjalankan
manajemen pelayanan pasien mempunyai :

Peran minimal adalah sbb:


f. memfasilitasi pemenuhan kebutuhan asuhan pasien
g. mengoptimalkan terlaksananya pelayanan berfokus pd pasien
h. mengoptimalkan proses reimbursemen
dan dengan Fungsi sbb:
i. Asesmen utk manajemen pelayanan pasien,
j. Perencanaan utk manajemen pelayanan pasien,
k. Komunikasi dan koordinasi
l. Edukasi dan advokasi
m. Kendali mutu dan biaya pelayanan pasien
18
Edisi II (Revisi)
Febr 2017
72 hal
MANAJER PELAYANAN PASIEN / CASE MANAGER

DPJP
PPJA
PPJA Apoteker
Clinical Leader :
• Kerangka pokok
asuhan Pasien,
• Koordinasi Keluarga
• Kolaborasi
• Sintesis
• Interpretasi Lainnya Dietisien
• Review
• Integrasi asuhan

Yan Kes (MPP bukan

MPP
/ RS Lain PPA aktif)

✓ MPP bukanlah PPAaktif Yan Case Manager


✓ Shift pagi Keuangan/
Billing Asuransi Dokter
✓ Ratio 1 : 25 Pasien
Perusahaan/ Keluarga
- Kompleksitas Pasien Employer BPJS
- Kebutuhan RS
• Pembayar
• Perusahaan
• Asuransi
Output CM : MPP :
▪ Kontinuitas Pelayanan • ARK 3.1. – MPP
▪ Pelayanan dgn Kendali • PAP 2 – Integrasi Inter Unit
Mutu dan Biaya • AP 4 – Integrasi inter PPA
▪ Pelayanan yg memenuhi
MPP
• ARK 2.2. – Kelola Alur Pasien
kebutuhan Pasien-Kel pd • PAP 2.4. – KTD
ranap s/d dirumah • ARK 3.3. – Transfer
▪ Good Patient Care Case • MIRM 13.1. – Transfer
Manager • PAP 1 – Keseragaman Asuhan

(*Pemandu, *Laison/
Penghubung/“Jembatan”) • RS
Pasien • PPA
Keluarga • Rohaniwan
• Unit2
• Keuangan
21
I. Asesmen
MPP
-Pengumpulan data :
anamnesa, alloanamnesa,
1.Informasi
Sasaran Pasien, Sasaran
dikumpulkan
PPA
- Stratifikasi Risiko
2.Analisis Identifikasi Masalah, Sasaran
Informasi MPP
Langkah 2 Pencapaian
3.Rencana MPP
Sasaran MPP
II. - Pelaksanaan langkah2
Pemberian pencapaian Sasaran MPP
Pelayanan - Monitoring, evalusi
&
Monitoring
MnPP
22
“Manajemen Pelayanan
Pasien akan menjadi bagian
tak terpisahkan dari
pelayanan kesehatan. Tidak
ada model pelayanan
kesehatan yang akan
berhasil tanpa komponen
manajemen pelayanan
pasien” !!!

63
(The Commission for Case Manager Certification’s Case Management Body of Knowledge®. (CMBOK®), 2011)

Anda mungkin juga menyukai