Anda di halaman 1dari 16

Pertemuan 12

Tutor : Ns. Siti Aisyah Dwi Asri, S.Kep


Kontributor : Ns. Rizka Fajriani, S.Kep
Sub Materi :
1. Pemasangan Infus & Komplikasi
2. Jenis Cairan untuk Terapi Tertentu
3. Transfusi Darah dan Reaksi Alergi
4. Injeksi

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 1


1. PROSEDUR PEMASANGAN INFUS

Definisi:
Menyiapkan jalur masuk ke dalam pembuluh darah vena perifer untuk pemberian cairan, obat-
obatan, dan produk darah.

Tujuan:
1. Memberikan cairan dan elektrolit untuk menjaga keseimbangan di dalam tubuh
2. Memberikan glukosa yang dibutuhkan untuk metabolisme
3. Memberikan vitamin dan mineral yang larut dalam air
4. Memberikan pertolongan pada kasus gawat darurat
5. Memberikan obat
6. Memberikan produk darah

Prosedur
1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengkap, tanggal lahir,
dan/atau nomor rekam medis).
2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur.
3. Siapkan alat dan bahan diperlukan
a. Sarung tangan bersih
b. Tourniquet
c. Kateter intravena sesuai ukuran (bayi/anak no 24, dewasa no 20 atau 22, geriatric no
22 atau 24).
d. Alcohol swab
e. Balutan transparan (transaparent dressing) atay kasa
f. Plester
g. Set infus atau injection plug
h. Cairan infus, jika perlu
i. Pengalas
j. Bengkok
4. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
5. Siapkan cairan infus (jika akan diberikan terapi cairan):
a. Sambungkan set infus dengan wadah cairan
b. Pastikan rol klem terkunci dan isi setengah bilik (chamber) infus dengan cairan infus.
c. Alirkan cairan infus hingga seluruh selang terisi cairan infus

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 2


d. Pastikan tidak ada gelembung udara di sepanjang selang infus
6. Atur posisi senyaman mungkin
7. Pilih vena yang akan diinsersi:
a. Vena pada ekstremitas non dominan, kecuali kontraindikasi (seperti terdapat luka,
fistula, untuk dialysis, Riwayat masektomi).
b. Vena yang lurus, cukup besar, dapat dipalpasi, dan jauh dari persendian.
8. Letakkan pengalas di bawah lengan pasien
9. Pasang sarung tangan bersih
10. Dilatasikan vena dengan memasang tourniquet 15-20 cm di atas vena yang akan diinsersi,
dan/atau beberapa metode ini:
a. Posisikan area insersi lebih rendah dari jantung
b. Kepalkan telapak tangan
c. Ketuk-ketuk dengan lembut menggunakan ujung jari
d. Masase dari arah distal ke proksimal di bawah vena yang akan diinsersi
e. Kompres hangat pada area insersi
11. Bersihkan daerah yang akan diinsersi dengan menggunakan alcohol swab
12. Regangkan kulit di bawah vena yang akan diinsersi dengan menggunakan tangan yang
tidak dominan.
13. Insersikan kateter pada vena dengan sudut 100-300 dengan tangan dominan
14. Rendahkan sudut insersi saat terlihat darah pada ruang kateter dan Tarik sedikit stilet.
15. Dorong kateter hingga mencapai pangkalnya
16. Lepaskan tourniquet
17. Tekan ujung kateter yang berada di dalam vena dan lepaskan stilet dari kateter
18. Sambungkan kateter intravena dengan set infus atau injection plug
19. Pasang balutan transparan (transparent dressing) pada area insersi
20. Berikan label pada dressing dan tuliskan tanggal dan waktu pemasangan
21. Rapikan pasien dan peralatan yang telah digunakan
22. Lepaskan sarung tangan
23. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
24. Dokumentasikan prosedur yang telah digunakan dan respon pasien.
(sumber: Pedoman Standard Prosedur Operasional Keperawatan PPNI Edisi 1, 2021)

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 3


2. KOMPLIKASI PEMASANGAN INFUS DAN TINDAKAN MENGATASI KOMPLIKASI
KOMPLIKASI IDENTIFIKASI TINDAKAN
1. Infiltrasi - Terjadi ketika kanul IV - Infus dihentikan dan jarum IV
Masuknya cairan keluar dari pembuluh darah dicabut
infus / obat non atau melubangi pembuluh - Pasang infus di tempat baru
vesikan secara tidak darah. - Kompres hangat dapat
sengaja ke jaringan - Ditandai dengan edema di diterapkan jika terjadi infiltrasi
sekitar. sekitar lokasi insersi, cairan dalam waktu lama, dan
kebocoran cairan, rasa tidak ekstremitas harus dielevasikan
Non vesikan : nyaman dan lokasi infiltrasi untuk meningkatkan
sifatnya tidak terasa lebih dingin, serta penyerapan cairan.
merusak jaringan penurunan laju aliran infus. - Jika infiltrasi baru terjadi,
kompres dingin dapat
diterapkan.

2. Phlebitis - Ditandai dengan area yang - Cabut jarum IV dan pasang


Peradangan vena memerah, hangat di sekitar infus di tempat baru.
yang berkaitan lokasi insersi atau - Kompres hangat dan lembab
dengan iritasi sepanjang jalur vena, nyeri di lokasi yang terkena karena
bahan kimia atau di lokasi insersi atau kompres hangat dapat
mekanik, atau sepanjang jalur vena, dan menyebabkan vasodilatasi
keduanya. bengkak. pembuluh darah, sehingga
menambah pemasukan
oksigen, nutrisi, dan leukosit
darah yang menuju ke
jaringan tubuh. Hal ini dapat
memperkecil inflamasi,
menurunkan kekakuan otot,
serta mempercepat
penyembuhan jaringan lunak.

3. Thrombophlebitis - Ditandai dengan nyeri lokal, - Cabut jarum IV


Adanya bekuan kemerahan, hangat, - Terapkan kompres dingin
(trombus) disertai bengkak di sekitar tempat terlebih dahulu untuk
peradangan pada insersi atau sepanjang jalur mengurangi aliran darah dan
vena. vena, imobilitas ekstremitas meningkatkan agregasi

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 4


KOMPLIKASI IDENTIFIKASI TINDAKAN
karena ketidaknyamanan trombosit, lalu diikuti dengan
dan pembengkakan, laju kompres hangat, elevasi
aliran infus lambat, demam, ekstremitas
malaise, dan leukositosis. - Pasang infus di ekstremitas
yang berlawanan

4. Hematoma - Terjadi akibat perforasi - Lepaskan jarum atau kanul


Terjadi akibat dinding vena yang dan terapkan tekanan
bocornya darah ke berlawanan selama menggunakan balutan steril
jaringan di sekitar penusukan, jarum - Terapkan es selama 24 jam
lokasi insersi. tergelincir keluar dari vena, pada lokasi hematoma untuk
dan tekanan yang tidak menghindari perluasan
tepat ketika mengeluarkan hematoma dan kemudian
jarum. kompres hangat untuk
- Ditandai dengan ekimosis, meningkatkan penyerapan
pembengkakan segera di darah
lokasi insersi, dan - Pasang infus di ekstremitas
kebocoran darah. lain

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 5


3. JENIS CAIRAN UNTUK TERAPI TERTENTU

Cairan intravena dapat dikelompokkan menjadi:


CAIRAN ISOTONIK CAIRAN HIPOTONIK CAIRAN HIPERTONIK

Cairan ini memiliki Cairan ini memiliki Cairan ini memiliki


osmolaritas yang sama osmolaritas yang lebih osmolaritas yang lebih
dengan plasma darah, rendah dibandingkan tinggi dibanding plasma
sehingga tetap berada di plasma darah, sehingga larut darah, sehingga menarik
dalam pembuluh darah. dalam plasma darah dan cairan dan elektrolit dari
menurunkan osmolaritas jaringan dan sel ke dalam
plasma darah. Hal ini pembuluh darah.
menyebabkan cairan di
pembuluh darah ditarik
menuju ke luar jaringan
sekitar.

Cairan ini dapat diberikan Cairan ini dapat diberikan Cairan ini dapat digunakan
pada pasien dengan pada pasien yang mengalami untuk menstabilkan tekanan
hipovolemia (kondisi dehidrasi pada bagian sel darah serta mengurangi
penurunan tekanan darah seperti pasien cuci darah dan bengkak.
terus menerus yang pasien hiperglikemia.
mengakibatkan penurunan
cairan tubuh).

Contoh: Contoh: Contoh:


- NaCl 0,9% (NS) - NaCl 0,45% - D5NS
- RL - NaCl 0,33% - D5 1/2NS
- D5W - D5RL
- Albumin 5% - Albumin 25%
- NaCl 3%
- D10W

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 6


4. PROSEDUR PEMBERIAN TRANSFUSI DARAH

Definisi:
Mempersiapkan dan memberikan produk darah dengan menggunakan set transfusi.

Tujuan:
1. Mengganti volume darah dalam sirkulasi yang hilang
2. Mengoreksi defisiensi trombosit dan faktor koagulasi darah
3. Mengoreksi anemia

Prosedur
1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengkap, tanggal lahir,
dan/atau nomor rekam medis).
2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
a. Produk darah, sesuai kebutuhan
b. Sarung tangan bersih
c. Set transfusi (blood set)
d. Cairan NaCl 0.9%
e. Kateter IV
f. Spuit 3 cc
g. Alcohol swab
h. Pengalas
i. Bengkok
j. Plester
k. gunting
4. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
5. Pasang sarung tangan bersih
6. Lakukan pengecekan ganda (double check) pada label darah (golongan darah, rhesus,
tanggal kadaluwarsa, nomor seri, jumlah dan identitas pasien)
7. Pasang akses intravena, jika belum terpasang
8. Periksa kepatenan akses intravena, flebitis dan infeksi local
9. Berikan NaCl 0.9% 50-100 ml sebelum transfusi dilakukan
10. Sambungkan kantung darah dengan set transfusi
11. Atur kecepatan transfusi 2ml/menit pada 15 menit pertama dan jika tidak terjadi
respons alergi maka transfusi dapat dipercepat sesuai target dan kondisi pasien.

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 7


12. Berikan transfusi dalaam waktu maksimal 4 jam (untuk WBC, PRC, PRC-LD, WE), 2 jam
(untuk TC) atau 6 jam (untuk FFP dan cryoprecipitate)
13. Bilas selang dengan mengalirkan cairan NaCl 50-100ml
14. Monitor TTV dan adanya tanda/gejala respons alergi (saat transfusi dimulai, 15 menit
setelah transfusi dimulai, saat transfusi selesai, 4 jam setelah transfusi selesai)
15. Hentikan transfusi jika terdapat reaksi transfuse
16. Rapikan pasien dan alat-alat yang digunakan
17. Lepaskan sarung tangan
18. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
19. Dokumentasikan prosedur yang telah dilakukan dan respons pasien.
(sumber: Pedoman Standard Prosedur Operasional Keperawatan PPNI Edisi 1, 2021)

5. REAKSI TRANSFUSI DAN PENATALAKSANAAN

REAKSI TRANSFUSI TANDA & GEJALA PENATALAKSANAAN


1. Reaksi Hemolitik - demam atau a. Hentikan transfusi segera
Ketidakcocokan antara menggigil b. Ganti giving set dengan yang baru
darah resipien dengan - nyeri panggul dan c. Pertahankan patensi jalur IV
pendonor (ABO atau urin kemerahan dengan normal saline
Rh) atau kecoklatan d. Beritahu dokter terkait reaksi
- takikardi transfusi yang terjadi
- hipotensi e. Pantau tanda-tanda vital
f. Pantau intake dan output cairan
g. Kirim sisa produk darah dan sampel
urin ke laboratorium
h. Kolaborasi pemberian obat-obatan
emergensi sesuai order dokter atau
SPO
- Atasi syok dengan vasopressor
dan inotropik sampai tekanan
darah sistolik > 100 mmHg dan
perfusi jari terasa hangat
- Bila urin <1cc/kgBB/jam, maka
segera berikan diuretik
(furosemide IV) untuk memper-
tahankan urin >100cc/jam.

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 8


REAKSI TRANSFUSI TANDA & GEJALA PENATALAKSANAAN
- Atasi demam dengan antipiretik

2. Reaksi Demam Non - demam a. Hentikan transfusi segera


Hemolitik - menggigil b. Pertahankan aliran vena dengan
Sensitivitas darah - panas normal saline
resipien terhadap sel - kulit kemerahan c. Beritahu dokter
darah putih, platelet, - sakit kepala d. Berikan antipiretik sesuai order
atau protein plasma - ansietas
pendonor, yang tidak - mual
menyebabkan
hemolitik.

3. Reaksi Alergi Ringan - kemerahan, a. Hentikan transfusi segera


Sensitivitas terhadap - urtikaria dengan b. Pertahankan aliran vena dengan
protein plasma yang atau tanpa rasa normal saline
diinfuskan gatal c. Beritahu dokter
d. Berikan obat-obatan sesuai order
(antihistamin, steroid IV untuk
menetralkan sebagian respons
alergi)

4. Reaksi Alergi Berat - dispnea a. Hentikan transfusi segera


Reaksi antibodi – - stridor b. Pertahankan aliran vena dengan
antigen - penurunan saturasi normal saline
oksigen c. Beritahu dokter
- nyeri dada d. Pantau tanda-tanda vital, berikan
- kemerahan resusitasi kardipulmonal jika
dibutuhkan
e. Berikan obat-obatan (antihistamin
IV) dan/atau oksigen sesuai order

5. Overload Sirkulasi - dispnea a. Hentikan transfusi segera


Aliran transfusi lebih - hipoksia b. Posisikan pasien dalam posisi tegak
cepat dari pada yang - ortopnea c. Beritahu dokter
- krakels

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 9


REAKSI TRANSFUSI TANDA & GEJALA PENATALAKSANAAN
dikompensasi oleh - distensi vena d. Berikan diuretik (furosemide) IV,
tubuh. jugularis digitalis IV, dan oksigen sesuai
- takikardi order
- hipertensi

6. Sepsis - demam tinggi a. Hentikan transfusi segera


Pemberian darah yang - menggigil b. Pertahankan aliran vena dengan
terkontaminasi - muntah normal saline
- diare c. Beritahu dokter
- hipotensi d. Berikan cairan IV, antibiotic
- oliguria e. Ambil specimen darah pasien untuk
kultur
f. Kirim sisa produk darah ke
laboratorium

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 10


6. PROSEDUR INJEKSI INTRAMUSKULAR
Definisi:
Mempersiapkan dan memberikan agen farmakologis yang diprogramkan melalui jalur
intramuskuler.

Prosedur
1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengkap, tanggal lahir,
dan/atau nomor rekam medis).
2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan:
a. Sarung tangan bersih
b. Spuit, sesuai kebutuhan
c. Obat intramuskular
d. Alcohol swab
e. Plester
f. Safety box
4. Lakukan prinsip 6 benar pemberian obat (pasien, obat, dosis, waktu, rute dan
dokumentasi)
5. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
6. Pasang sarung tangan bersih
7. Tarik obat ke dalam spuit dari ampul/vial
8. Pilih area injeksi yang sesuai (vastus lateralis, ventrogluteal, deltoid)
9. Hindari area yang mengalami memar, radang, edema, lesi, atau perubahan warna
10. Desinfeksi area injeksi dengan alcohol swab
11. Gunakan teknik z-track untuk mencegah obat keluar ke jaringan subkutan dan kulit
12. Tusukkan jarum dengan sudut 900
13. Lakukan aspirasi dan pastikan tidak ada darah
14. Injeksikan obat secara perlahan
15. Cabut jarum
16. Hindari melakukan massase pada area penusukan
17. Tutup area penusukan dengan plester
18. Rapikan pasien dan alat-alat yang digunakan
19. Lepaskan sarung tangan
20. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
21. Dokumentasikan prosedur yang telah dilakukan dan respons pasien

(sumber: Pedoman Standard Prosedur Operasional Keperawatan PPNI Edisi 1, 2021)

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 11


7. PROSEDUR INJEKSI INTRACUTAN
Definisi:
Pemberian obat ke dalam lapisan dermis kulit.

Prosedur
1. Periksa instruksi dokter dan identifikasi pasien.
2. Jelaskan prosedurnya kepada pasien, tujuan pengobatan, lokasi penyuntikan, hasil yang
diharapkan dan apa yang harus dilakukan pasien.
3. Cuci tangan
4. Tarik obat dari dalam ampul atau vial sesuai yang diinstruksikan.
5. Kumpulkan semua peralatan termasuk obat yang sudah dimasukkan ke dalam spuit di
dekat tepi ranjang pasien dan tutup tirai.
6. Posisikan pasien dan cari lokasi penyuntikan intradermal (bagian dalam lengan bawah,
dada atas atau punggung atas di bawah skapula).
7. Pasang handscoon, bersihkan area tersebut dengan swab alkohol dengan gerakan
melingkar yang semakin mengarah ke luar. Biarkan kulit mengering.
8. Buka penutup jarum dengan tangan yang tidak dominan dengan menariknya secara cepat.
9. Gunakan tangan yang tidak dominan untuk meregangkan pada lokasi penyuntikan.
10. Posisikan jarum hampir sejajar dengan kulit pasien (15 derajat) dan tusukkan jarum ke
dalam kulit sehingga ujung jarum dapat dilihat lewat kulit. Masukkan jarum hanya sekitar
3 mm.
11. Suntikkan obat secara perlahan (0,01 – 0,1 mL). Amati timbulnya lepuh/blister. Jika tidak
timbul, tarik jarum sedikit dan suntikkan obatnya.
12. Tarik jarum dengan cepat dalam sudut yang sama dengan ketika jarum ditusukkan. Jika
ada darah, usap menggunakan kassa steril.
13. Jangan memijat area tersebut.
14. Jangan tutup jarum kembali. Buang spuit dan jarum pada tempat yang seharusnya.
15. Bantu pasien kembali ke posisi nyaman.
16. Lepas handscoon dan cuci tangan.
17. Catat pemberian obat: nama obat yang diberikan, jumlah, dosis, lokasi, dan respons pasien.
18. Gambar sebuah lingkaran mengelilingi lokasi penyuntikan menggunakan pena biru/hitam.
Catat tanggal dan waktu penyuntikan obat dan nama obat pada sehelai plester dan
tempelkan didekat lokasi penyuntikan. Periksa reaksinya dalam waktu yang telah
ditentukan. Jika tidak muncul reaksi alergi, obat dapat diinjeksikan kepada pasien. Namun,
bila muncul reaksi alergi seperti kemerahan, gatal-gatal, dan kulit di sekitar lokasi
penyuntikan teraba hangat, berarti pasien alergi terhadap obat tersebut..

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 12


8. PROSEDUR INJEKSI SUBCUTAN

Definisi:
Mempersiapkan dan memberikan agen farmakologis melalui subkutan untuk mendapatkan
efek lokal maupun sistemik.

Prosedur
22. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengkap, tanggal lahir,
dan/atau nomor rekam medis).
23. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
24. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan:
g. Sarung tangan bersih
h. Obat sesuai program
i. Spuit dan jarum sesuai kebutuhan
j. Alcohol swab
k. Bak suntik
l. Bengkok
25. Lakukan prinsip 6 benar pemberian obat (pasien, obat, dosis, waktu, rute dan
dokumentasi)
26. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
27. Pasang sarung tangan bersih
28. Pilih lokasi penyuntikan yang bebas dari luka, nyeri, bengkak, dan inflamasi
29. Bersihkan area penyuntikan dengan alcohol swab
30. Genggam dan cubit area yang mengelilingi lokasi penyuntikan (pada pasien kurus) atau
meregangkan kulit (pada pasien gemuk).
31. Pegang spuit dengan tangan yang dominan di antara ibu jari dan jari telunjuk
32. Tusukkan jarum secara cepat dengan sudut 450-900
33. Lakukan aspirasi dan injeksikan obat secara perlahan, jika tidak tampak darah
34. Tarik jarum dan jangan memijat area penyuntikan
35. Usap dengan alcohol swab
36. Rapikan pasien dan alat-alat yang digunakan
37. Lepaskan sarung tangan
38. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
39. Dokumentasikan prosedur yang telah dilakukan dan respon pasien.

(sumber: Pedoman Standard Prosedur Operasional Keperawatan PPNI Edisi 1, 2021)

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 13


9. PROSEDUR INJEKSI INTRAVENA

Definisi:
Mempersiapkan dan memberikan agen farmakologis yang diprogramkan melalui pembuluh
darah vena.

Prosedur
1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengkap, tanggal lahir,
dan/atau nomor rekam medis).
2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan:
a. Sarung tangan bersih
b. Obat intravena sesuai order
c. Alcohol swab
d. Spuit sesuai kebutuhan
e. Cairan pelarut, jika perlu
f. Torniket
g. Pengalas
h. Bengkok
i. Safety box
4. Campurkan obat dengan cairan pelarut, sesuai kebutuhan
5. Lakukan prinsip 6 benar (pasien, obat, dosis, waktu, rute, dan dokumentasi)
6. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
7. Pasang sarung tangan bersih
8. Pilih area vena yang akan dilakukan penusukan
9. Pasang pengalas di bawah area vena yang dipilih
10. Lakukan pembendungan dengan memasang torniket 5-10 cm di atas area penusukan.
11. Anjurkan membuka dan mengepalkan tangan beberapa kali untuk membantu vena
bersilatasi.
12. Bersihkan area penusukan dengan alcohol swab
13. Lakukan penusukan dengan sudut 200-300 dengan bevel menghadap ke atas.
14. Tarik sedikit plunger spuit sampai terlihat darah pada plunger spuit.
15. Lepaskan torniket
16. Injeksikan obat intravena
17. Keluarkan jarum dari vena secara perlahan
18. Buang jarum dan spuit ke dalam safety box tanpa recapping (menutup kembali jarum)

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 14


19. Lakukan penekanan pada area penusukan
20. Berikan balutan dengan kasa steril, jika perlu
21. Pasang plester pada area penusukan jika darah telah berhenti
22. Rapikan pasien dan alat-alat yang digunakan
23. Lepaskan sarung tangan
24. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
25. Dokumentasikan prosedur yang telah dilakukan dan respon pasien.
(sumber: Pedoman Standard Prosedur Operasional Keperawatan PPNI Edisi 1, 2021)

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 15


10. PROSEDUR INJEKSI INTRAVENA MELALUI SELANG INFUS
Definisi:
Mempersiapkan dan memberikan agen farmakologis yang diprogramkan melalui kateter
intravena.

Prosedur
1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengkap, tanggal lahir,
dan/atau nomor rekam medis).
2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan:
a. Sarung tangan bersih
b. Obat intravena sesuai order
c. Alcohol swab
d. Spuit sesuai kebutuhan
e. Cairan pelarut, jika perlu
f. Safety box
4. Campurkan obat dengan cairan pelarut, sesuai kebutuhan
5. Lakukan prinsip 6 benar (pasien, obat, dosis, waktu, rute, dan dokumentasi)
6. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
7. Pasang sarung tangan bersih
8. Pastikan ketepatan dan kepatenan akses IV
9. Lakukan double check, terutama untuk obat high alert
10. Bersihkan akses IV dengan menggunakan alcohol swab
11. Sambungkan spuit dengan injection site selang infus
12. Hentikan aliran infus dengan mengunci roller clamp pada selang infus
13. Tarik sedikit plunger spuit sampai terlihat darah pada selang infus
14. Injeksikan obat dengan kecepatan yang direkomendasikan
15. Monitor respon pasien selama injeksi obat
16. Lepaskan spuit dari injection site selang infus
17. Buang jarum dan spuit ke dalam safety box tanpa recapping (menutup kembali jarum)
18. Atur kecepatan tetesan infus seperti semula atau sesuai kebutuhan.
19. Rapikan pasien dan alat-alat yang digunakan
20. Lepaskan sarung tangan
21. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
22. Dokumentasikan prosedur yang telah dilakukan dan respon pasien.
(sumber: Pedoman Standard Prosedur Operasional Keperawatan PPNI Edisi 1, 2021)

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 16

Anda mungkin juga menyukai