Anda di halaman 1dari 5

BUKU SKILL LAB

PROGRAM PROFESI NERS : KDP

PEMASANGAN INFUS

Disusun oleh:
Sofiana Nurchayati, M. Kep

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU

2019
BUKU SKILL LAB
Profesi Ners : KDP

Copyright®2019 oleh Fakultas Keperawatan Universitas Riau


Desain oleh Tim Mata ajar
Desain sampul oleh Tim Mata ajar
Diterbitkan oleh Fakultas Keperawatan Universitas Riau

Penerbitan ini dilindungi oleh undang-undang hak cipta dan harus ada izin oleh penerbit
sebelum memperbanyak, disimpan, atau disebar dalam bentuk elektronik, fotokopi,
rekaman atau bentuk lainnya

TIM PENYUSUN

Ns. Sofiana Nurchayati, M. Kep


PROSEDUR PEMASANGAN INFUS

1. Definisi
Infus yaitu suatu tindakan pemasangan selang yang dihubungan ke pembuluh darah
tepatnya pembuluh darah vena guna memenuhi kebutuhan kebutuhan nutrisi, cairan
dan elektrolit. Infus set juga ada 3 jenis yaitu infus set makro, mikro dan transfusi.

2. Indikasi pemasangan infus


 Kekurangan cairan dan eletrolit (adanya tanda-tanda dehidrasi)
 Anoreksia (tidak nafsu makan)
 Pasien tidak sadar

3. Bahaya pemasangan infus


 Perdarahan
 Resiko infeksi
 Plebitis

4. Tujuan pemasangan infus


 Mengganti/mempertahankan cairan tubuh yang hilang
 Hemostasi (keseimbangan asam basa)
 Transfusi darah
 Sebagai alternatif dalam pemberian obat
 Serta memperbaiki komponen darah

5. Acuan dalam pemilihan vena


 Sebaiknya gunakan vena distal dahulu
 Pasang di lengan pasien yang tidak jarang dipakai/tidak dominan
 Sangat disarankan untuk memilih vena yang besar
 Pilih area pemasangan yang tidak mengganggu prosedur pengobatan ataupun
pembedahan yang akan direncanakan
 Palpasi/raba vena untuk mengetahui kondisi vena
 Usahakan vena tidak didekat daerah persendian
6. Jenis-jenis vena yang tidak patut di infus
 Vena yang sebelumnya sudah digunakan
 Vena yang telah infiltrasi atau plebitis
 Vena yang kaku atau keras
 Vena pada bagian kaki karena sirkulasi lamat dan sering terjadi komplikasi
 Vena yang dekat area infeksi

7. Jenis-jenis cairan infus


 Cairan resusitasi berupa kristaloid (isotonik, hipotonik, hipertonik seperti RL,
NaCl, dan lain-lain) dan koloid (albumin) guna mengganti kehilangan
akut/mendadak.
 Cairan rumatan/pemeliharaan berupa elektrolit dan nutrisi guna memelihara
keseimbangan biasanya dilakukan setelah mengetahui balance cairan klien.

8. Alat-alat dan bahan yang diperlukan


 Infus set
 Cairan infus
 Kapas alcohol/alcohol swab
 Abocath sesuai ukuran
 Perlak dan pengalas
 Torniquet
 Hand scoon steril
 Plester
 Gunting plester
 Bengkok
 Kassa steril/ IV dressing
9. Pelaksanaan
 Salam, perkenalkan diri, menjelaskan TWT (tempat, waktu dan topik)
 Inform consent, cuci tangan
 Siapkan infus set serta cairan infus yang sudah disambungkan dengan selang infus
guna mempermudah saat pemasangan infus nanti
 Cari pembuluh darah vena yang tampak atau jelas oleh mata agar mudah dilakukan
infus, sangat disarankan jangan melakukan infus dibagian vena yang bercabang
atau tidak lurus.
 Pasang perlak, pakai hand scoon lalu oleskan kapas alkohol pada daerah yang akan
di infus, pasang torniquet.
 Lalu tangan kiri memegang tangan klien yang akan di infus dengan menekan
bagian atas vena agar vena tidak lari.
 Tusuk vena secara perlahan jika sudah dirasa masuk tarik sedikit bagian jarum dari
aboket lihat jika ada darah yang keluar berarti infus masuk, selanjutnya jarum pada
aboket tetap ditarik sedikit dan masukkan aboket secara perlahan lalu sambungkan
dengan selang infus alirkan tetesa infus
 Fiksasi dengan plester, tuliskan tanggal pemasangan infus dan atur tetesan infus.
·
10. Terminasi
Evaluasi subjektif (tanyakan respon klien) dan objektif (infus sudah terpasang),
RTL (instruksikan kepada klien kurangi pergerakan pada tangan yang di infus agar
infus tidak cepat rusak atau macet) dan kontrak selanjutnya (jelaskan kepada klien
mengenai kontrak waktu, tempat dan tujuan selanjutnya).

Anda mungkin juga menyukai